Cara Pemeriksaan Pendengaran

31
CARA PEMERIKSAAN PENDENGARAN Untuk memeriksa pendengaran diperlukan hantaran melalui udara dan melalui tulamh dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan hantaran melalui udara ,emyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan telinga luar atau telinga tengah, seperti atresia liang telinga, eksostosis liang telinga, serumen, sumbatan tuba Eustachius serta raddang telinga tengah. Kelainan ditelinga tengah dalam menyebabkan tuli sensorineural koklea atau retrokoklea. Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20 sampai 18.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2000 Hz. Olehh karena itu untuk memeriksa pendengaran dipakai garputala 512, 1024 dan 2048 Hz. Penggunaan ketiga garputala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila salah satu frekuennsi ini terganggu penderita akan sadar adanya gangguan pendengaran. Bila tidak mungkin menggunakan ketiga garputala itu, maka diabil 512 Hz karena penggunaan garpu tala ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising di sekitarnya. Pemeriksaan pendengaran dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan garputala dan kuantitatif dengan menggunakan audiometer. 1. Tes Penala 1

description

pn

Transcript of Cara Pemeriksaan Pendengaran

CARA PEMERIKSAAN PENDENGARANUntuk memeriksa pendengaran diperlukan hantaran melalui udara dan melalui tulamh denganmemakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan hantaran melalui udara ,emyebabkantuli konduktif, berarti ada kelainan telinga luar atau telinga tengah, seperti atresia liang telinga,eksostosis liang telinga, serumen, sumbatan tuba Eustachius serta raddang telinga tengah.Kelainan ditelinga tengah dalam menyebabkan tuli sensorineural koklea atau retrokoklea. Secarafisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20 sampai 18.000 !. Untuk pendengaran sehari"hari yang paling efektif antara #00"2000 !. $lehh karena itu untuk memeriksa pendengarandipakai garputala #12, 102%dan20%8!. &enggunaanketiga garputala ini pentinguntukpemeriksaansecarakualitatif. 'ilasalahsatufrekuennsi ini terganggupenderitaakansadaradanyagangguanpendengaran. 'ilatidakmungkinmenggunakanketigagarputalaitu, makadiabil #12! karena penggunaangarputala ini tidakterlaludipengaruhi suara bisingdisekitarnya.&emeriksaan pendengaran dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan garputala dankuantitatif dengan menggunakan audiometer.1. (es &enala&emeriksaan ini merupakan tes kualitatif. (erdapat berbagai macam tes panala, seperti tes)inne, tes *eber, tes Sch+abach, tes 'ing dan tes Stenger.- Tes Rinne,alah untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang padatelinga yang diperiksa- Tes Weber,alahtespendengaranunntukmembandingkanhantarantulangtelingakiri dengantelinga kanan- Tes Schwabach-embandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan peeriksa yangpenengarannya normal.- Tes Bing (tes O!"si#1.arapemeriksaan/ (ragustelingayangdiperiksaditekansampai menutupliangtelinga, sehingga terdapat tuli konduktif kira"kira 001b. &enala digetarkandandiletakan pada pertengahan kepala 2seperti pada tes *eber3.&enilaian / 'ila terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup, berarti telinga tersebutnormal.'ila bunypadatelingayang ditutuptidak bertambah keras,berartitelingatersebut menderita tuli konduktif. " Tes Stenger/ digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik 2simulasi atau pura"puratuli3. .ara &emeriksaan menggunakan prinsip masking.-isalnya pada seseorang yang berpura"pura tuli pada telinga kiri. 1ua buah penalayang identic digetarkan dan masing"masing diletakan didepan telinga kiri dan kanan,dengancaratidakkelihatanolehyangdiperiksa. &enalapertama digetarkandandiletakan didepan telinga kanan 2yang bormal3 sehingga 4elas terdengar. Kemudianpenalayangkeduadigetarkanlebihkerasdandiletakandidepantelingakiri2yangpura"pura tuli3. 5pabila kedua telinga normal karena efek masking , hanya telinga kiriyangterdengar bunyi6 4adi telinga kanantidakmendengarkanbunyi. (etapi bilatelinga kiri tuli, elinga kanan tetap mendengar bunyi.-acam"macam &enala&enala terddiri dari 1 set 2# buah3 dengan frekuensi 128 !, 2#7 !, #12 !, 102% ! dan 20%8!. &ada umumnya dipakai 0 macam penala / #12 !, 102% !, 20%8 !. 8ika akan memakaihanya 1 penala, digunakan #12 !. Untuk mempermudah interpretasi secara klinik, dipakai tes)inne, tes *eber dan tes Sch+abach secara bersamaan.Cara Pe$erisaan(es )inne /&enaladigetarkan, tangkainyadiletakandi prosesus mastoid, setelahtidakterdengarpenala dipegang di depan telinga kira"kira 2 9 cm. 'ila masih terdengar disebut )inne positi 2:3,bila tidak terdengar disebut )inne negati;e 2"3.(es *eber /2&enala digetarkan dan tangkai penala diletakan digaris tengah kepala 2di ;erte5=EUntukmemperolehambangdengar hantarantulangyangakurat diperlukanstimulushantaran tulang 2bone conduction3 yang diberikan melalui bone ;ibrator 2dipasang pada prosesusmastoid3. &emeriksaan 'E)5 hantaran tulang dilakukan bila terdapat peman4angan masa latenpadapemeriksaan'E)5 clickatautoneburst, 4ugapadakondisi yangtidakmemungkinkanuntuk pemberian stimulus melalui liang telinga, misalnya pada stenosis atau atresia liang telinga.1apatdisimpulkanbah+auntukmemperolehgambaransensiti;itasauditorikpadabayidan anak idealnya dilakukan pemeriksaan 'E)5 yang komprehensif, meliputi 213 clickhantaranundarauntuk menilai respons auditorik frekuensi tinggi terutama 2 I % Kh!, 223 toneburst #00!untuk mengetahui respon frekuensi rendah dan 203 .lick hantaran tulang, yang dapatmembedakan tuli konduktif dengan sensorinueral.5U($-5(E1 5U1,($)J ')5,=S(E- )ES&$=SE 255')35utomated 5')adalahpemeriksaan 'E)5 otomatissehinggatidak diperlukan analisisgelombang e;oked potential karena hasil pencatatannya sangat mudah dibaca, hanya berdasarkankriteria lulus 2pass3 atau tidak lulus 2refer3. 1igunakan stimulus click, untuk pencatatan respondiperlukan elektroda permukaan yang sama dengan 'E)5 kon;ensional. -erupakanpemeriksaan elektrofisiologik sistim auditorik yang obyektif, mudah, praktis, tidak in;asif dancepat 2#I10menit3. Sensiti;itas55')mencapai DD.D7KsedangkanspesifitasnyaD8,CK.Karena sangat praktis dan memiliki sensiti;itas yang tinggi maka 55') ditetapkan sebagai bakuemas 2gold stadard3 untuk skrining pendengaran pada bayi.55') hanya dapat menggunakan intensitas stimulus yang terbatas yaitu 00 I %0 d'.18DETEKSI DINI GANGG7AN PENDENGARAN PADA BA6I Untuk dapat melakukan deteksi dini pada seluruh bayi dan anak relatif sulit, karena akanmebutuhkan +aktu yang lama dan biaya yang besar. &rogram skrining sebaiknya diprioritaskanpadabayi dananakyangmempunyai risikotinggi terhadapgangguanpendengaran. Untukmaksudtersebut'oing(ommiteeon)nant *earing220003 menetapkanpedomanregistrasiresiko tinggi terhadap ketulian sebagai berikut/Untuk bayi 0 I 28 hari1. Kondisi atau penyakit yang memerlukan pera+atan =,.U 2+eonatal )(,3 selama %8 4amatau lebih2. Keadaan atau stigmata yang berhubungan dengan sindroma terntentu yang diketahuimempunyai hubungan dengan tuli sensorineural atau konduktif0. )i+ayat keluargadengangangguanpendengaransensorineural yangmenetapse4akmasaanak I anak%. 5nomali kraniofasila termasuk kelainan morfologi pinna atau liang telinga#. ,nfeksi intrauterin seperti toksoplasma, rubella, ;irus cytomegalo, herpes, sifilisUntuk bayi 2D hari I 2 tahun1. Kecurigaan orang tua atau pengasuh tentang gangguan pendengaran, keterlambatan bicara,berbahasa dan atau keterlambatan perkembangan. 192. )i+ayat keluarga dengan gangguan pendengaran yang menetap se4ak masa anak I anak.0. Keadaan atau stigmata yang berhubungan dengan sindroma tertentu yang diketahuimempunyai hubungandengan tulis sensorineural, konduktif ataugangguan fungsi tubaEustachius.%. ,nfeksi post"natal yang menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural termasukmeningitis bakterialis.#. ,nfeksi intrauterin seperti toksoplasma, rubella, ;irus cytomegalo, herpes, sifilis.7. 5danya faktor risiko tertaentu pada masa neonatus, terutama hiperbilirubinemia yangmemerlukan transfusi tukar, hipertensi pulmonal yang membutuhkan ;entilator serta kondisilainnya yang memerlukan e-tracorporeal membrane o-ygenation 2E.-$3.C. Sindroma tertentu yang berhubungan dengan gangguan pendengaran yang progresif sepertiusher syndrome, neurofibromatosis, osteopetrosis.8. 5danya kelainan neurodegeneratif seperti*unter syndorme,dan kelainan neuropatisensomotorik misalnya .riederich/s ata-ia, (harrot01arie $ooth sundrome.D. (rauma kapitis10. $titis media yang berulang atau menetap disertai efusi telinga tengah minimal 0 bulan.'ayi yang mempunyai salah satu faktor risiko tersebut mempunyai kemungkinanmengalami ketulian 10,2 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak memiliki faktorrisiko. 'ila terdapat 0 buah faktor risiko kecenderungan menderita ketulian diperkirakan 70 kalilebih besar dibandingkan bayi yang tidak mempunyai faktor risiko tersebut. &ada bayi baru lahiryang dira+at di ruangan intensif 2,.U3 risiko untuk mengalami ketulian 10 kali lipatdibandingkan dengan bayi normal. =amunindikatorrisikogangguanpendengarantersebut hanyadapat mendeteksi sekitar#0Kgangguanpendengarankarenabanyaknyabayi yangmengalami gangguanpendengarantanpa memiliki faktor risiko dimaksud. 'erdasarkan pertimbangan tersebut maka saat ini upayamelakukan deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi ditetapkan melalui program NewbornHearin !"reenin (N8S#. 20Saat ini baku emas pemeriksaan skrining pendengaran pada bayi adalah pemeriksa"toacousti #mission 2$5E3 dan Automated ABR 255')3.1ikenal 2 macam program =S, yaitu/1. ,niversal +ewborn *earing !creening (,+*!)U=Sbertu4uanmelakukandeteksi dini gangguanpendengaranpadase$"abayibarulahir. Upaya skriningpendengaranini sudahdimulai pada saat 2hari atausebelummeninggalkanrumahsakit. Untukbayi yanglahirpadafasilitaskesehatanyang tidak memiliki program U=S paling lambat pada usia 1 bulan sudah melakukanskrining pendengaran. 2. $argeted +ewborn *earing !creening1i negaraberkembangprogramU=Smasihsulit dilakukankarenamemerlukanbiaya danS1-yangcukupbesar danharus didukungolehsuatuperaturandaripemerintah setempat. 5tas pertimbangan tersebut kita dapat melakukan programskrining pendengaran yang lebih selektif, dan terbatas pada bayi yang memiliki faktorrisiko terhadap gangguan pendengaran. &rogram ini dikenal sebagai$argeted+ewborn *earing !creening. 21DA'TAR P7STAKA1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi Keenam. Balai Penerbit K!I. Jakarta" #$$%22