Cara Pemberian Obat

14
CARA PEMBERIAN OBAT BENTUK SEDIAAN OBAT SEDIAAN PADAT TABLET KAPLET KAPSUL PIL GRANULA BOLI BENTUK SEDIAAN OBAT SEDIAAN SEMI PADAT SALEP KRIM GEL SUPOSITORIA BENTUK SEDIAAN OBAT SEDIAAN CAIR SIRUP LARUTAN SUSPENSI EMULSI SISTEM SAL. CERNA 1. ENTERAL Rongga mulut-poros usus contoh:oral,sublingual, bukal, rektal 2. PARENTRAL (Diluar sal cerna) Contoh : topikal, inhalasi, suntikan SISTEM KARDIOVASKULER 1. INTRAVASKULER (lgs ke pemb.darah) Contoh : intravena, intratekal, intrakardial 2. EKSTRAVASKULER Contoh : i.m. (intramuskuler=otot), s.c (subkutan= dibawah kulit)., i.p. (intraperitoneal= rongga perut), peroral, inhalasi CARA ORAL KEUNTUNGAN: Relatif aman Praktis Ekonomis Kerugian cara oral Timbulnya efek lambat Tidak bermanfaat utk pasien: sering muntah, diare, tdk sadar, tdk kooperatif Utk obat iritatif dan rasa tdk enak penggunaannya terbatas Obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/usustidak bermanfaat (penisilin G, insulin)---- ELP (Efek Lintas Pertama) Obat absorbsi tidak teratur SUBLINGUAL Cara: Obat diletakkan di bawah lidah yg kaya akan pembuluh darah KEUNTUNGAN ??? 1. Efek obat cepat 2. Kerusakan obat di saluran cerna & metabolisme di dinding usus dan hati dpt dihindari (tdk lewat vena porta) CONTOH: Nitrogliserin (angina pektoris Isoprenalin (asma bronkial) CARA REKTAL Tujuan: 1. Efek lokal 2. Efek sistemik KAPAN???

Transcript of Cara Pemberian Obat

Page 1: Cara Pemberian Obat

CARA PEMBERIAN OBAT

• BENTUK SEDIAAN OBAT

SEDIAAN PADAT

• TABLET

• KAPLET

• KAPSUL

• PIL

• GRANULA

• BOLI

• BENTUK SEDIAAN OBAT

SEDIAAN SEMI PADAT

• SALEP

• KRIM

• GEL

• SUPOSITORIA

• BENTUK SEDIAAN OBAT

SEDIAAN CAIR

• SIRUP

• LARUTAN

• SUSPENSI

• EMULSI

• SISTEM SAL. CERNA

1. ENTERAL

Rongga mulut-poros usus

contoh:oral,sublingual,

bukal, rektal

2. PARENTRAL (Diluar sal cerna)

Contoh : topikal, inhalasi, suntikan

• SISTEM KARDIOVASKULER

1. INTRAVASKULER

(lgs ke pemb.darah)

Contoh : intravena, intratekal, intrakardial

2. EKSTRAVASKULER

Contoh : i.m. (intramuskuler=otot), s.c (subkutan= dibawah

kulit)., i.p. (intraperitoneal= rongga perut), peroral, inhalasi

• CARA ORAL

KEUNTUNGAN:

• Relatif aman

• Praktis

• Ekonomis

• Kerugian cara oral

• Timbulnya efek lambat

• Tidak bermanfaat utk pasien: sering muntah, diare,

tdk sadar, tdk kooperatif

• Utk obat iritatif dan rasa tdk enak penggunaannya

terbatas

• Obat yang inaktif/terurai oleh cairan

lambung/usustidak bermanfaat (penisilin G,

insulin)---- ELP (Efek Lintas Pertama)

• Obat absorbsi tidak teratur

• SUBLINGUAL

Cara: Obat diletakkan di bawah lidah yg kaya akan

pembuluh darah

KEUNTUNGAN ???

1. Efek obat cepat

2. Kerusakan obat di saluran cerna & metabolisme di

dinding usus dan hati dpt dihindari (tdk lewat vena

porta)

CONTOH:

Nitrogliserin (angina pektoris

Isoprenalin (asma bronkial)

• CARA REKTAL

Tujuan:

1. Efek lokal

2. Efek sistemik

KAPAN???

Bila obat oral sulit/tdk dpt dilakukan krn:

• Iritasi lambung

• Terurai di lambung

• Tjd efek lintas pertama

• Contoh : Asetosal, parasetamol, indometasin,

teofilin, barbiturat

FAKTOR YG MEPENGARUHI ABSORBSI???

1. Btk sediaan

2. Basis suppo

3. Materi tinja

4. Pelepasan obat

• CARA PARENTRAL

(Obat dimasukkan ke dlm tubuh selain sal cerna)

KEUNTUNGAN:

1. Dpt utk pasien yg tidak sadar, sering muntah

diare,, yg sulit menelan/pasien yang tdk kooperatif

2. Dpt utk obat yg mengiritasi lambung

Page 2: Cara Pemberian Obat

3. Dpt menghindari kerusakan obat di sal cerna dan

hati

4. Bekerja cepat dan dosis ekonomis

KELEMAHAN

1. Kurang aman

2. Tidak disukai pasien

3. Berbahaya( suntikan---infeksi)

• KULIT

TUJUAN:

• EFEK LOKAL (Jaringan sasaran)

• EFEK SISTEMIK ---tempat kerja sistemik.

(Transdermal therapeutic system)

contoh :

skopolamin---mabuk jalan

nitrogliserin----angina pektoris

Absorbsi tergantung:

• Sifat fisika kimia obat

• Kondisi kulit

• Jenis bahan pembawa

Penghalang Absorbsi: STRATUM KORNEUM

• kulit

JENIS PEMBERIAN

1. TRANSEPIDERMAL (menembus epidermis)----

intraseluler dan interseluler

2.TRANSAPENDAGEAL (lewat alat tambahan kulit)----

transfolikuler, klj minyak,kelenjar keringat

• INHALASI

(memasukkan obat ke sal. nafas)

TUJUAN : EFEK LOKAL& SISTEMIK

KEUNTUNGAN:

1. Absorbsi tjd cepat & homogen---perm. Absorbsi

luas

2. Kadar obat dpt dikontrol

3. Terhindar dari efek lintas pertama

4. Dpt diberikan lgs pd bronkus-----asma bronkial

• inhalasi

KERUGIAN

• Diperlukan alat & metoda khusus

• Sukar mengatur dosis

• Sering mengiritasi epitel paru ---sekresi sal nafas

• Toksisitas pd jantung. paru--- v. pulmunal---atrium

kiri

CONTOH:

GAS: oksigen----anoksia

UAP: eter---- anestesi, amilnitril---angina

AEROSOL : Adrenalin ----asma

SUNTIKAN (INJEKSI)

Diberikan bila:

• Obat tidak diabsorbsi di sal. Cerna

• Dibutuhkan kerja cepat

• suntikan

1. Intradermal (mll dermis)

2. Subkutan (dibawah kulit)

• syarat : tdk iritatif

• Absorbsi S.C< I.M krn suplai darah dlm jaringan

kulit lbh sedikit drpd jar otot.

3. Intravena (lewat vena). Berguna utk obat iritatif dan lar

hipertonis ---efek cepat.

4. Intraarterial ( lewat p.d arteri)

5. Intra tekal (lewat R. subarachnoid)

6. Intramuskuler (Lewat otot)

• SUNTIKAN

6. INTRAMUSKULER (LEWAT OTOT)

Tempat penyuntikan

• Pantat (gluteus maximus)

• Lengan bag. Atas (deltoid)

• Paha (vastus lateralis)

Sakit---oki dipilih yg tidak dekat syaraf

7. INTRAPERITONEUM( lewat rongga perut)

8. INTRAMEDULER (lewat sumsum tulang)

9. INTRAARTIKULER (LEWAT SENDI)

Page 3: Cara Pemberian Obat

BENTUK SEDIAAN OBAT

• FARMAKOLOGI

• FAKULTAS KEDOKTERAN

• UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

• 2011

Defenisi Yang Berhubungan dengan Obat

• Obat adalah zat aktif berasal dari nabati,

hewani, kimiawi alam maupun sintesis dalam

dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan

untuk preventif (profilaksis), rehabilitasi, terapi,

diagnosa terhadap suatu keadaan penyakit pada

manusia maupun hewan.

• zat aktif tersebut tidak dapat dipergunakan

begitu saja, sebagai obat terlebih dahulu harus

dibuat dalam bentuk sediaan. Oleh karena itu

muncul sediaan pil, tablet, kapsul, sirup,

suspensi, supositoria, salap dan lain-lain.

• Obat jadi yaitu suatu obat yang telah melalui

seluruh tahap proses pembuatan.

• Bentuk sediaan obat adalah sediaan farmasi

dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan,

mengandung satu zat aktif atau lebih dalam

pembawa yang digunakan sebagai obat dalam

ataupun obat luar.

• Obat paten atau specialite adalah obat milik

perusahaan tertentu dengan nama khas yang

diberikan produsennya dan dilindungi hukum,

yaitu merek terdaftar (proprietary name).

• Obat generik (generic name) adalah obat dengan

nama umum tanpa melanggar hak paten obat

bersangkutan.

• Obat generik berlogo yaitu obat yang diprogram

oleh pemerintah dengan nama generik yang

dibuat secara CPOB (Cara Pembuatan Obat yang

Baik). Harga obat disubsidi oleh pemerintah. Logo

generik menunjukkan persyaratan mutu yang

ditetapkan oleh MenKes RI.

• Obat esensial adalah obat yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat banyak dengan nama generik

atau resmi untuk pelayanan kesehatan masyarakat

banyak, terutama di rumah sakit atau puskesmas,

tercantum dalam DOEN dan ditetapkan oleh

MenKes RI.

Manfaat Bentuk Sediaan Obat

Bentuk sediaan obat sangat bermanfaat, yaitu antara lain :

• Menjaga stabilitas bahan berkhasiat yang

dikandungnya

• Ketetapan takaran/dosis pemakaian obat setiap

kali pemberian

• Praktis, aman dan menyenangkan dalam

pemakaian, karena BSO disesuaikan dengan rute

pemberian

• Menentukan angka bioavailabilitas

• Menentukan onset of action and duration of action

• Dokter bebas menentukan pilihan sediaan untuk

pasien

• Dapat ditentukan mutunya dan mudah diawasi

• Dapat dijadikan komoditi ekonomi.

Bentuk sediaan obat (BSO), dapat dibagi dalam

beberapa bentuk, sebagai berikut :

A. Sediaan Padat, terdiri dari :

1. Serbuk

Serbuk adalah obat-obat baik tunggal ataupun

merupakan campuran obat-obat yang halus, terbagi rata,

kering dan digunakan baik untuk pemakaian dalam maupun

pemakaian luar.

Syarat-syarat serbuk adalah :

• Halus

• Homogen

• Kering

Serbuk dapat dibedakan atas :

a. Pulvis

Pulvis adalah serbuk yang tidak dibagi-bagi

digunakan untuk pemakaian dalam maupun pemakaian

luar. Pulvis untuk pemakaian dalam hanya terbatas pada

obat yang relatif tidak poten

b. Pulveres

Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam

bungkus-bungkus sebagai dosis pemakaiannya dan hanya

digunakan untuk pemakaian dalam. Serbuk terbagi

dibungkus dengan kertas perkamen.

Keuntungan sediaan serbuk :

Page 4: Cara Pemberian Obat

• Bahan dan dosis obat dapat divariasi agar cocok

dengan pasien tertentu

• Lebih stabil dibandingkan sediaan cair

• Penyebaran dan absorpsi berlangsung lebih cepat

Kerugian :

• Rasa dan bau tidak dapat ditutupi

• Tidak semua obat dapat diberikan dalam bentuk

serbuk misalnya obat yang saling bereaksi satu

sama lain.

2. Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat

dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut . Dalam

praktek pelayanan resep di apotik, kapsul cangkang keras di

isi dengan tangan.

Keuntungan sebagai berikut :

-.Pembebasan dan absorpsi obat dalam saluran

pencernaan cepat

-.Obat-obat dapat bervariasi untuk kepentingan pasien

-.Dapat diberikan dosis yang tepat untuk suatu pengobatan.

• Kerugian :

Sukar diberikan kepada anak-anak dan

pasien yang sukar menelan

Obat bentuk kapsul perlu untuk :

• Mencegah bau yang tidak enak

• Mencegah rasa yang tidak enak

• Mencegah kerusakan obat karena udara

3. Tablet

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan

obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Keuntungan (bila diformulasi dengan baik) :

• Dosis obat teliti dan stabil

• Memenuhi sifat fisika dan kimia untuk waktu

yang diperlukan

• Pembebasan yang khas dapat diberikan

• Rasa dan iritasi pada lambung dapat dihindari

• Praktis dalam penggunaan dan penyimpanan.

Kerugian :

• Tidak dapat diberikan pada anak-anak dan

pasien yang parah

• Kadang-kadang sifat-sifat umum suatu obat

tidak dapat diharapkan efektif.

Tablet per oral

Diabsorpsi pada saluran pencernaan, yang

termasuk golongan ini adalah :

Tablet umum

Tablet untuk penggunaan per oral, baik yang

dihancurkan dalam air atau langsung ditelan, yang bahan

aktifnya dalam saluran pencernaan diabsorpsi atau bekerja

local (antasida).

Tablet kunyah

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah,

memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut,

mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak

enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet

untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan

antibiotik tertentu.

Tablet berlapis banyak

Tablet dengan beberapa lapisan atau tablet dalam

tablet, lapisan dalam menjadi inti dan lapisan luarnya

disebut kulit.

Tujuan tablet berlapis banyak :

-.Untuk memisahkan bahan obat berbeda satu

sama lain karma tidak tersatukan.

-.Untuk menyediakan obat dan pelepesannya

dalam dua tingkatan atau lebih untuk

mendapatkan suatu kerja diperpanjang.

Tablet berbuih (tablet efervesen)

Kombinasi utama dari tablet efervesen adalah

kombinasi antara senyawa asam yakni asam sifrat atau

asam tartat ataupun kombinasi dari keduanya dengan

senyawa basa yakni Natrium Bikarbonat. Tablet efervesen

sebelum ditelan dilarutkan dalam air, sehingga

menghasilkan gas karbondioksida (CO2).

Tablet bersalut

Yang termasuk tablet bersalut antara lain :

• Tablet salut biasa

Umumnya tablet disalut dengan gula, tetapi

penyalutan dengan gula mempunyai beberapa kelemahan

sehingga menyebabkan penggunaan salut selaput lebih

diterima.

Page 5: Cara Pemberian Obat

• Tablet selut-enterik

Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan

lambung atau dapat mengeritasi mokosa lambung,

diperlukan bahan penyalut enterik, yang bertujuan untuk

menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.

• Tablet depo

Termasuk tablet yang pelepasan obatnya

dikendalikan dengan tujuan untuk memperpanjang efek

terapi (kerja obat) dengan cara merancang tablet

melepaskan obatnya secara perlahan-lahan.

Tablet Oral

Tablet oral dapat dibedakan :

a. Yang diabsorpsi secara langsung melalui mukosa

mulut dan menghasilkan efek sistematik

b. Umumnya bekerja lokal sekitar mulut atau

tenggorokan, tetapi dapat juga ditujukan untuk

absorpsi sistematik setelah ditelan.

Yang termasuk tablet oral adalah :

Tablet hisap (Lozenges)

Tablet umumnya ditujukan untuk pengobatan

iritasi atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat

juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk

absorpsi sistematik setelah ditelan. Kebanyakan tablet

hisap mengandung anti septik, anestesi lokal,

ekspetoransia. Yang termasuk juga tablet hisap adalah

pastiles dan trockes.

Tablet sublingual

Tablet sublingual digunakan dengan cara

meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif diserap

secara langsung melalui mukosa mulut. Cara ini berguna

untuk penyerapan obat yang dirusak saluran pencernaan

atau sedikit sekali diabsorpsi oleh saluran pencernaan.

Contoh: Nitrogliserin. Tablet ditaruh dibawah lidah akan

melarut segera untuk memberikan efek obat dengan cepat.

Tablet bukal

Tablet bukal digunakan dengan cara meletakan

tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap

langsung melalui mukosa mulut.

Contoh yang penting diberikan dengan cara ini senyawa

hormon steroid (seperti tablet progesteron).

Kebaikan tablet sublingual dan bukal :

• Terhindar dari ²First pass effect”.

• Angka bioavailabilitas tinggi, efek terapi mudah

tercapai.

Keburukan tablet sublingual dan bukal:

• Kemungkinan salah dalam cara pemakaian, yaitu

obat tidak didiamkan terlebih dahulu di dalam

mulut tapi langsung ditelan sehingga akibatnya

efek terapi sulit dicapai.

• Rasa dan bau kurang enak sulit dihindarkan.

Tablet Dengan Pelepasan Terkendali

Tablet dengan pelepasan terkendali terdiri dari

tablet depo dan bentuk kerja diperlambat.

A. Tablet depo dapat dibedakan

a. Sustained – release (sustained-action atau

pembebasan bahan aktif berlanjut)

Keunggulan tipe bentuk sediaan ini

menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa

perlu mengulangi pemberian unit dosis, pengaruhnya

biasanya berlangsung 8 sampai 12 jam. Obat sustained –

release cocok untuk pengobatan penyakit kronik dari

penyakit yang akut.

b. Repeat – release (repeat-action atau bentuk kerja

berulang)

Berupa tablet khusus dibuat sedemikian

rupa supaya dosis awal dari obatnya dilepaskan dari kulit

tablet, sedangkan dosis kedua dari inti tablet. Yang diantara

keduanya dipisahkan oleh salut penyekat yang perlahan-

lahan tenbus air. Tablet semacam ini memungkinkan

pelepasan dua dosis obat dari sebuah tablet, sehingga

mengurangi makan obat yang berulang kali.

c. Prolonged – release (prolonged-action atau

pembebasan bahan aktif diperpanjang)

Bentuk sediaan prolonged-release yang

menahan pelepasan obat, frekuensi penggunaan harus

lebih sedikit dari pada bentuk obat dengan bentuk sediaan

biasa.

B. Bentuk kerja diperlambat (delayed-release)

Tablet salut enterik

Pelepasan obat dari sediaannya dapat dengan

sengaja diperlambat supaya obat dapat sampai pada usus

mengingat beberapa alasan :

• Untuk obat yang dirusak pada cairan lambung

Page 6: Cara Pemberian Obat

• Untuk obat yang menimbulkan rangsang (iritasi)

yang berlebihan pada lambung

• Obat yang menimbulkan rasa mual

• Obat yang diabsorpsi lebih baik dalam usus dari

pada dalam lambung.

4. SUPOSITORIA

Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai

bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina

atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut

pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai

pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat

terapetik yang bersifat lokal atau sistematik.

Keuntungan :

• Dapat diberikan pada pasien muntah-muntah dan

tidak sadar

• Dapat menghindari kerusakan oleh enzim

pencernaan

• Dapat menghindari biotrasformasi dihepar

• Dapat menghindari iritasi lambung oleh obat

• Lebih sesuai untuk digunakan oleh pasien dewasa,

anak-anak dan bayi yang tidak dapat atau tidak

mau menelan obat.

Kerugian :

• Kurang cocok untuk daerah tropik

• Dapat menimbulkan iritasi

Supositoria diberikan apabila :

• Pemberian per oral tidak mungkin

• Pasien tidak dapat minum obat itu

• Diinginkan kerja yang lama dari obat.

Macam Supositoria :

• Supositoria memberikan efek lokal dan sistemik

(dubur)

• Ovula memberikan efek lokal (vagina)

• Beccilla memberikan efek lokal (urethra)

B. SEDIAAN SETENGAH PADAT ( SEMI SOLID )

Unguenta = ointment = salep

a. Penggolongan salep menurut konsistensinya

• Salep : adalah sediaan dengan konsistensi kuat

yang jika dioleskan diatas kulit akan melunak dan

membentuk suatu lapisan penutup pada

permukaan kulit

• Cream : - Adalah salep yang banyak mengandung

air tidak kurang dari 60%

- Mempunyai konsistensi lebih lembut

dan halus dari salep asli

-.Berupa emulsi dan biasanya dari tipe yang

mudah dicuci dengan air

-.Biasanya digunakan pada daerah yang

terangsang dan sensitif.

• Pasta :

-.Adalah salep kental kaku, biasanya tidak meleleh

pada suhu tubuh

-.Membentuk lapisan pelindung didaerah yang

dioleskan

-.Mengandung zat padat lebih besar dari 50%.

• Jelly :

- Adalah selep yang lebih halus, umumnya cair

- Mengandung sedikti atau tanpa lilin

- Dipergunakan terutama pada membran mukosa, sebagai

pelicin atau basis.

b. Penggolongan salep menurut terapi berdasarkan daya

penetrasinya

Salep epidermis

– Dimaksudkan hanya bekerja dipermukaan

kulit untuk menghasilkan efek lokal

– Diharapkan tidak diserap dan berlaku

sebagai pelindung, antiseptik,

adstringens, parasiticed, counterirritant.

– Dasar salep yang kerap dipakai ialah

vaselin.

Salep endodermis

-. Dimaksudkan untuk melepaskan obat agar memasuki

kulit tetapi tidak menembus kulit

-. Diserap sebagian saja dan berlaku sebagai emollient,

stimulant, anodyna dan lokal irritant

-. Dasar salep yang terbaik adalah minyak tumbuh-

tumbuhan dan lemak alami.

Salep deadermis

-. Dimaksudkan untuk melepaskan obat menembus kulit

dan menimbulkan efek konstitusi (yang mendasar)

Penggolongan salep menurut terapi tidak dapat dipastikan

karena akan dipengaruhi oleh faktor-faktor :

• Keadaan kulit penderita

Page 7: Cara Pemberian Obat

• Ukuran penggunaan

• Lama kontak salep dengan kulit

• Tingkat gesekan yang dilakukan dalam

penggunaan

Oculenta = salep mata

Adalah salep steril untuk pengobatan mata

menggunakan dasar salep yang cocok.

• Kebaikan :

• Waktu kontak zat aktif obat

dengan mata bertambah

dibandingkan dengan guttae

• Harga lebih murah

• Sediaan lebih stabil

• Keburukan :

• Pandangan kabur karena

pengaruh dasar salap

• Kurang nyaman di mata

Tujuan pemberian obat bentuk pasta adalah :

a. Menyerap eksudat dari kulit yang luka/infeksi,

karena adanya bahan porous yang dapat

menyerap cairan.

b. Mengurangi atau menghilangkan rasa gatal pada

kulit.

c. Menfixer/melengketkan obat pada kulit, sehingga

dapat terlaksana kontak obat dengan kulit.

d. Dapat memberikan rasa sejuk karena mengandung

air.

C. SEDIAAN CAIR

Sediaan cair dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Solutiones (larutan)

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung

satu atau lebih bahan obat yang larut. Biasanya dilarutkan

dalam air. Sediaan ini dapat digunakan untuk pemakaian

dalam atau pemakaian luar.

Solusio terbagi dua, yaitu solusio obat dalam (per-

oral) dan solusio obat luar. Bila disebutkan solusio saja,

yang dimaksudkan adalah solusio obat dalam.

• Keuntungan :

Merupakan campuran homogen

Dosis mudah dirubah-rubah

dalam pengobatan

Dapat diencerkan bila

mengiritasi lambung

Absorpsi cepat dan onset

tercapai cepat

Cocok untuk anak-anak dan bayi

Mudah diberi deodorant

Untuk pemakaian luar mudah

dipakai.

• Kerugian :

Volume lebih besar

Ada obat yang tak stabil dalam

larutan

Ada obat yang rasa dan bau

sukar ditutupi dalam larutan.

Contoh larutan untuk obat luar :

Collutoria = kolutorium = obat

cuci mulut.

Collyria = obat cuci mata.

Collyria adalah sediaan berupa larutan steril,

jernih, bebas partikel asing, Isotonis, yang digunakan untuk

mencuci mata, dapat ditambahkan bufer dan pengawet.

Gargarisma = Gargle = Obat Kumur

Obat kumur adalah sediaan berupa

larutan, umumnya dalam pekat yang

harus di encerkan dahulu sebelum

digunakan, dimaksudkan untuk digunakan

sebagai pencegahan atau pengobatan

Infeksi tenggorok.

• Contoh Larutan untuk obat

dalam :

Elixira = Eliksir

• Sebagai pelarut utama

digunakan etanol yang

dimaksudkan untuk

mempertinggi kelarutan obat.

Kadar etanol dalam eliksir adalah

5-10%. Bila kadar alkohol dalam

eliksir adalah 10-12% dalam

sediaan, maka fungsi alkohol

selain meningkatkan kelarutan

juga berfungsi sebagai pengawet

Page 8: Cara Pemberian Obat

sehingga tidak perlu lagi

dibubuhi pengawet yang lain.

Sirupsi = Sirup

Sirup adalah sediaan cair berupa Larutan yang mengandun

sakarosa. Kecuali dinyatakan lain kadar sakarosa tidak

kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.

Dalam perdagangan sediaan larutan dapat dibedakan :

- Berupa larutan sudah jadi dan dibuat tersedia bagi ahli

farmasi untuk diserahkan kepada pasiennya.

- Campuran kering untuk larutan, terutama sekali antibiotik

diberikan dalam bentuk bubuk kering atau ganul untuk

diracik kembali dengan jumlah air suling yang dicantumkan,

segera sebelum diserahkan kepada pasien. Larutan ini stabil

7-14 hari.

2. Suspensi

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat

padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam

cairan pembawa.

Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat

mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, endapan

harus segera terdispersi kembali.

Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin

stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus

menjamin sediaan mudah digojog dan dituang

Pada etiket harus tertera “kocok dahulu” dan disimpan

dalam wadah tertutup baik dan disimpan di tempat sejuk.

Kebaikan dan Keburukan sediaan suspensi :

Kebaikan

a. Bentuk sediaan lebih mudah ditelan

dibandingkan dengan sediaan padat

lainnya secara oral.

b. Mudah diberikan kepada bayi dan anak-

anak serta dosisnya mudah diatur.

c. Rasa dan bau yang tidak enak dapat

ditutupi dengan korigensia.

Keburukan

a. Pada beberapa zat aktif, rasa dan

baunya sulit diatasi dengan

korigensia

b. Beberapa zat aktif tidak stabil

dalam bentuk sediaan cair

sehingga akan rusak bila

disimpan lebih lama

c. Bisa terjadi reaksi penggumpalan

dalam penyimpanan yang agak

lama.

Sirup dan suspensi kering adalah sediaan obat yang dalam

perdagangan berada dalam keadaan kering (powder), bila

hendak diberikan kepada pasien harus ditambahkan

aquadest sampai garis tanda kalibrasi yang diinginkan.

Setelah menjadi sirup atau suspensi cair, waktu

penggunaan amat terbatas yaitu 7-10 hari. Kalau waktu

pemakaian lebih lama potensi obat menurun atau hilang.

3. Emulsi

Sediaan emulsi dapat digunakan untuk

pemakaian :

a. Per oral

b. Per injeksi

c. Pada kulit atau membran

mukosa seperti lotion, linimen,

cream dan salep.

Tipe Emulsi

Tipe Emulsi terdiri dari :

a. Emulsi tipe O/W (Oil/Water =

minyak dalam air)

b. Dapat diencerkan dengan air

secara kontinyu. Umumnya

digunakan sebagai obat dalam.

c. Emulsi tipe W/O (Water/Oil = air

dalam minyak)

d. Tidak dapat diencerkan dengan

air. Umumnya digunakan sebagai

obat luar.

4. Beberapa sediaan cairan untuk penggunaan khusus

• Lotion = Lasio = Bedak Kocok

Adalah suatu sediaan dengan medium air

yang digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya

mengandung substansi tak larut yang tersuspensi, dapat

pula berupa larutan dan emulsi dimana mediumnya adalah

air. Biasanya ditambah gliserin untuk mencegah efek

pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering

pada waktu dipakai dan memberikan efek menyejukkan.

Lotion dipakai untuk efek menyejukkan, mengeringkan,

Page 9: Cara Pemberian Obat

antipruritik, dan efek protektif dalam pengobatan

dermatoses akut. Jangan digunakan pada luka yang berair

sebab akan terjadi “caking” dan runtuhan kulit serta bakteri

dapat tetap tinggal di bawah lotion yang menjadi cake.

Wadah losio harus diberi label untuk

memberi petunjuk pada pasien, supaya mengocok dengan

seksama sebelum pemakaian dan juga hanya pemakaian

luar.

• Potiones = Potio

Adalah sediaan berupa cairan yang

dimaksudkan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa

hingga dapat digunakan sebagai volume dosis tunggal

dalam jumlah yang banyak, umumnya 50 ml.

• Enema / Clisma = Pompa

Adalah larutan air atau minyak atau

suspensi untuk pemberian rektal. Enema dapat digunakan

untuk :

– Efek lokal dan sistematik

– Untuk membersihkan usus besar.

• Irigasi

Irigasi adalah larutan steril yang

digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka

atau rongga-rongga tubuh. Etiket diberi tanda bahwa

sediaan ini tidak dapat digunakan untuk injeksi.

• Guttae (obat tetes)

• Adalah sediaan cair, berupa

larutan, emulsi, suspensi

• Untuk obat dalam atau obat luar

dengan cara meneteskan

Guttae untuk obat luar adalah sebagai berikut :

1. Guttae Oris (tetes mulut),

setelah diencerkan dengan air

dikumur-kumur tidak untuk

ditelan.

2. Guttae Auriculares (tetes telinga)

3. Guttae Nasales (tetes hidung)

4. Guttae Ophthalmicae (tetes

mata)

– Harus steril

– Dapat berupa larutan

dan suspensi

Kebaikan guttae per-oral :

– Pemakaian mudah, praktis dan aman

terutama bagi bayi dan anak

– Pemberian dapat dicampur dengan

makanan dan minuman untuk menutupi

rasa dan bau yang tidak enak dari obat

– Pemberian dengan bantuan pipet lebih

praktis, aman dan dosis tepat.

Keburukan guttae per-oral :

– Harga lebih mahal, karena wadah sulit

dan harus disertai penetes

– Dalam peracikan sulit dilaksanakan dan

untuk pengadaan pipet.

• Injeksi

Sediaan steril dapat berupa :

– Larutan

– Emulsi

– Suspensi

– Serbuk (untuk

dilarutkan atau di

suspensikan).

RESEP

Cara penulisan Resep

Harus diperhatikan tentang bagian-bagian dalam

penulisan resep yaitu:

1. Inscriptio à identitas dokter, kota tempat praktek,

tanggal pembuatan resep dan tanda R/

2. Ordinatio (Prescriptio) à Nama dan jumlah

masing-masing obat, serta bentuk yang dibuat

3. Singnatura à Cara pemakaian obat dan identitas

pasien

4. Subscriptio à tanda-tangan atau paraf dokter

BAHASA DALAM PERESEPAN

• TUJUAN: MAMPU BERKOMUNIKASI DENGAN

APOTEKER DENGAN MENGGUNAKAN RESEP

SEBAGAI SARANA

• BAHASA KOMUNIKASI: BAHASA LATIN:

BHS MATI, KEPASTIAN ARTI, BHS DUNIA

KEDOKTERAN.

SINGKATAN LATIN DALAM PENULISAN RESEP

Page 10: Cara Pemberian Obat

6 tahap melakukan panatalaksanaan pasien suatu penyakit

secara rasional dan ilmiah secara tertulis (resep)

• Mendefinisikan permasalahan pasien

• Menjelaskan tujuan terapi secara spesifik

• Menjelaskan kesesuaian terapi dengan obat pilihan

• Memulai suatu terapi

• Memberikan informasi, instruksi dan peringatan

• Melakukan monitoring pengobatan dan menghentikan

terapi

PRINSIP PENGOBATAN

• PENGOBATAN DILAKUKAN STLH UPAYA PENCEGAHAN

DAN PENGEND. PENYAKIT TELAH TERLAKSANA

• PERTIMBANGAN :

- DIAGNOSA DITEGAKKAN DG TEPAT

- OBAT DIBERIKAN SESUAI DG AGEN PENYAKIT

- DOSIS, CARA DAN FREKUENSI PEMBERIAN

SESUAI ATURAN

- KONTROL RESPON TERNAK THD OBAT

- DILAKUKAN HANYA APABILA MENGUNTUNGKAN.

- MENGETAHUI DAN MEMATUHI WITHDRAWL TIME UNT

HINDARI RESIDU