Cara Menyusun Kisi-kisi

download Cara Menyusun Kisi-kisi

of 22

Transcript of Cara Menyusun Kisi-kisi

TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KOGNITIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1. Pendahuluan Pembelajaran yang efektif menghendaki digunakannya alat evaluasi yang tepat untuk mengetahui apakah suatu suatu hasil belajar yang diinginkan telah benar-benar dapat tercapai. Kita tidak memberikan penilaian yang tepat terhadap suatu proses dan hasil pembelajaran tanpa menggunakan alat evaluasi yang tepat dan handal. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:24) ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran (KBM), dan evaluasi. Triangulasi itu dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Tujuan

KBM a. Hubungan antara tujuan dengan KBM

Evaluasi

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh guru mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula KBM haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.Di sisi lain dalam menyusun alat evaluasi guru harus mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.1

c.

Hubungan antara KBM dengan evaluasi Selain mengacu pada pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu kepada pada kegiatan KBM yang dilaksanakan. Sebagai contoh, apabila kegiatan pembelajaran menitikberatkan pada keterampilan maka evaluasinya juga harus dapat mengukur keterampilan siswa, demikian pula untuk domain yang lain.Kecendrungan yang terjadi saat ini adalah evaluasi hasil belajar hanya dilakukan dengan tes tertulis saja sehingga hanya mengukur aspek kognitif saja. Sehingga aspek afektif dan psikomotor kurang mendapat perhatian. Dengan demikian evaluasi harus dilakukan sesuai denga tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mengukur hasil belajar dengan tepat dan handal diperlukan alat evaluasi yang

tepat yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran.

2. Alat Evalusi Menurut Suharsimi Arikunto (2009:25) alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat biasa disebut istilah instrumen.Dengan demikian alat evaluasi juga dikenal dengan istilah intrumen evaluasi. Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengukur sesuatu seperti keadaan yang sebenarnya. Demikian pula halnya untuk mengukur prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan ranah/domain kognitif. Ada dua alat evaluasi yang biasa digunakan di dalam pendidikan yaitu tes dan non tes. Ditinjau dari segi kegunaannya, Suharsimi Arikunto (2009:33) membedakan tes menjadi 3 macam berdasrkan kegunaannya yaitu : tes diagnostik, tes pormatif, dan tes sumatif. Sedangkan alat evaluasi non tes yang biasa digunakan antara lain: wawancara, kuesioner, skala bertingkat, daftar cocok, pengamatan dan daftar riwayat hidup. Untuk mengukur prestasi belajar kognitif

2

diperlukan intrumen evaluasi kognitif. Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan (kognitif) siswa inilah yang biasa disebut dengan tes prestasi belajar kognitif.

3. Hakikat Tes Seorang guru yang baik, tentu akan merasa bahagia apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Untuk mengetahui kemajuan ataupun keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran perlu diadakan tes. Dalam hubungannya dengan hal ini Suharsimi Arikunto (2009:32) mengatakan, Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa disebut dengan tes kognitif. Nurkancana dan Sunartana (1992:34) mengatakan bahwa, tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau keompok. Sebelum mengadakan tes kognitif, guru perlu menyusun atau mengembangkan instrumen tes kognitif tersebut agar dapat berfungsi dan mampu mengukur kemampuan siswa dengan tepat.3

Prosedur yang perlu ditempuh untuk menyusun tes prestasi belajar adalah: 1. Menentukan bentuk tes yang akan disusun, yaitu kegiatan yang dilaksanakan guru untuk memilih dan menentukan bentuk tes yang akan disusun dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dimyati (1999:210) mengatakan bahwa, Bentuk tes ada dua yaitu tes objektif dan tes esai. 2. Membuat kisi-kisi butir soal, yaitu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru untuk membuat suatu tabel yang memuat tentang perincian aspek isi dan aspek perilaku beserta imbangan / proporsi yang dikehendakinya. 3. Menulis butir soal, merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru setelah membuat kisi-kisi soal. Berdasarkan kisi-kisi soal inilah guru menulis soal.

4.

Hakikat Prestasi Belajar

Menurut W.J.S Purwadarminto (1987:767) rnenyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan. Sunartana dan Nurkancana mengatakan bahwa, Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan.(1992: 25) Lebih lanjut Sunartana dan Nurkancana mengatakan: Prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai4

prestasi. Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan ke dalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability). Sehubungan dengan hal tersebut di atas Poerwanto (1996:28) memberikan pengertian prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh seorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan sorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17), prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu: kognitif, apektif dan psikomotor, sebaliknya.

Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

5.

Aspek-aspek Pembelajaran Matematika di SD

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan yang pesat dibidang teknologi komunikasi dan informasi ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dibidang komunikasi dan informasi di masa-masa yang akan datang diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

5

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk memberikan bekal kemampuan berpikir kritis, logis, analitis, sistematis dan kreatif serta memiliki kemampuan bekerja sama dengan sesama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk dapat bertahan hidup pada dinamika kehidupan yang kompetitif di segala bidang.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang di susun oleh BSNP merupakan landasan pembelajaran untuk mengembangkan berbagai kemampuan seperti yang telah disebutkan di atas. Selain itu pula standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut juga berguna untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah serta mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lainnya.

Pendekatan

pemecahan

masalah

merupakan

fokus

dalam

pembelajaran

matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal. Masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk itulah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukan permasalahan yang kontekstual peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan

6

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga dan media lainnya. Menurut BSNP (2006:417), Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Ketiga aspek tersebut kemudian dijabarkan lagi menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diterjemahkan dan diaplikasikan menjadi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

6. Aspek-aspek Penilaian Matematika Menurut Rahmah Zulaiha (2008:19), aspek yang dinilai dalam matematika dibagi menjadi tiga yaitu: pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah. Ketiga aspek tersebut dapat dinilai dengan menggunakan penilaian tertulis, penilaian kinerja, penilaian produk, penilaian proyek maupun penilaian portofolio. Adapun kriteria dari ketiga sapek tersebut adalah: a. Pemahan konsep Menyatakan ulang sebuah konsep. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

b. Penalaran dan Komunikasi

7

-

Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram.

-

Mengajukan dugaan. Melakukan manipulasi matematika Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau buktiterhadap kebenaran solusi.

-

Menarik kesimpulan dari pernyataan. Memeriksa kesahihan suatu argumen. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

c. Pemecahan Masalah Menunjukkan pemahaman masalah. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah. Menyajikan masalah secara matematis dalam berbagai bentuk. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat. Mengembangkan strategi pemecahan masalah. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

7. Penilaian Matematika secara Tertulis Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test), Rahmah Zulaiha (2008:3). Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam penyusunan soal tes tertulis, selain

8

memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal yang dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Hal ini dapat dilakukan guru dengan cara: - Materi yang ditanyakan mengukur perilaku pemahaman, penerapan, sintesis, analisis, atau evaluasi. Perilaku ingatan juga diperlukan tetapi kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum guru dapat mengukur perilaku lain. - Setiap soal diberikan dasar pertanyaan (stimulus), misalnya dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti soal cerita, grafik, tabel dan lain-lain. - Mengukur kemampuan berpikir kritis. - Mengukur keterampilan pemecahan masalah. Sebelum menyusun tes prestasi belajar matematika, guru harus menyusun kisi-kisi yang berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan tes prestasi belajar matematika. Menurut Rahmah Zulaiha (2008:3), Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-soal yang akan disusun. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan tes, sehingga memungkinkan terjadinya kisi-kisi yang berrvariasi. Kisi-kisi tes prestasi belajar harus memenuhi beberapa persyaratan. Menurut Rahma Zulaiha (2008:3) persyaratan yang harus dipenuhi oleh kisi-kisi tes prestasi belajar adalah: - Mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan. - Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami. - Dapat dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan. Komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi sangat ditentukan oleh tujuan tes yang hendak disusun. Komponen-komponen ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas biasanya memuat identitas jenjang sekolah, mata pelajaran yang diujikan, kurikulum yang diacu, jumlah

9

dan bentuk soal serta tahun pembuatan kisi-kisi. Sedangkan komponen matriks merupakan penjabaran kompetensi dapat berupa kompetensi dasar standar kompetensi lulusan yang akan diujikan, materi, indikator soal, dan nomor soal.

8. Penutup Setiap kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran di sekolah harus selalu memperhatikan setiap kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari evaluasi itu sendiri. Dimana hasil evaluasi mampu memberikan gambaran yang sebenarnya tentang keadaan subjek yang dievaluasi. Untuk dapat memenuhi fungsi dan tujuan dari diadakannya evaluasi seorang guru perlu membuat alat/instrumen evaluasi dengan memperhatikan kaidah-kaidah tentang pembuatan alat/instrumen evaluasi. Pembuatan alat evalusi (tes) harus disesuaikan dengan karakteristik materi dan tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula halnya dengan pembuatan atau pengembangan alat evaluasi kognitif harus selalu berpegang teguh pada prinsif-prinsif pembuatan tes prestasi belajar kognitif.

10

KISI-KISI PENYUSUNAN TES KOGNITIF (KELAS VI)Jenis Sekolah Mata Pelajaran Program Studi/Jurusan Kurikulum Alokasi Waktu Jumlah Soal Penyusun No. Aspek/Dimensi 1. Menggunakan sifat-sifatpengerjaan hitung termasuk pengerjaan hitung campuran , FPB dan KPK

: SD/MI : Matematika :: Kurikulum KTSP : 40 Menit : 20 butir : I Made Arjana Indikator1. Menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan sifat-sifat operasi hitung. 2. Menyelesaikan soal-soal hitung campuran. 3. Menentukan FPB dari dua bilangan. 4. Menentukan KPK dari dua bilangan. 5. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan FPB. 6. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan KPK. 1. Menentukan hasil pangkat tiga. 2. Menentukan akar pangkat tiga dari bilangan kubik. 1. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan penggunaan pangkat tiga. 2. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan penggunaan akar pangkat tiga 1. Menentukan hubungan antar satuan volume. 2. Menentukan hubungan antar satuan waktu. 3. Menentukan hubungan antar satuan debit. 1. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan debit. 1. Menentukan luas bangun datar sederhana 2. Menentukan luas segi banyak yang terbentuk dari bangun datar sederhana. 1. Menentukan luas lingkaran yang diketahui diameternya. 2. Menentukan luas bangun gabungan yang berkaitan dengan lingkaran. 1. Menentukan Volume prisma

DomainC1

Butir1

Jml1

C2 C3 C3 C4

1 1 1 1

2 3 4 5

2.

Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik Menyelesaikan masalah yang melibatkan pengerjaan hitung termasuk penggunaan akar pangkat.

C4 C3 C3 C4

1 1 1 1

6 7 8 9

3.

C4

1

10

4.

Mengenal satuan debit.

C3 C3 C3 C4

1 1 1 1

11 12 13 14

5.

6.

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana. Menghitung luas lingkaran.

C3 C3

1 1

15 16

7.

C3 C4 C3

1 1 1

17 18 19

8.

Menghitung Volume Prisma

11

9.

segitiga dan tabung lingkaran Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan

10.

Melakukan pengerjaan hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan

3.

Memecahkan masalah perbandingan dan skala

segitiga 2. Menentukan volume tabung 1. Mengurutkan pecahan dengan benar. 2. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal. 3. Mengubah pecahan desimal menjadi persen. 1. Menentukan hasil penjumlahan pecahan. 2. Menentukan hasil pengurangan pecahan. 3. Menentukan hasil perkalian pecahan. 4. Menentukan hasil pembagian pecahan. 5. Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan pecahan 1. Menyelesaikan masalah yang melibatkan perbandingan. 2. Menyelesaikan masalah yang melibatkan skala

C3 C1 C2 C2 C3 C3 C3 C3 C3 C3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

C4

1

30

12

Tes Prestasi BelajarMata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Ajaran : Matematika : VI / 1 : 2009/2010

1. 6 x (12-5) = (6x12) (... 5) a. 72 b. 30 c. 7 d. 5 2. 18 + (9 + 6) : 3 = .... a. 23 b. 33 c. 43 d.53 3. FPB dari 64 dan 80 adalah ... a. 12 b. 14 c. 16 d.32 4. KPK dari 60, 75, dan 90 adalah .... a. 15 b.30 c.180 d. 900 5. Nyoman memelihara 25 ekor ayam hitam, 30 ekor ayam putih dan 40 ekor ayam coklat. Ayam-ayam tersebut akan ditempatkan di beberapa kandang. Tiap kandang berisi ketiga jenis ayam dengan jumlah yang sama. Kandang yang diperlukan adalah ... a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 6. Lampu merah menyala tiap 24 detik, lampu hijau menyala tiap 36 detik, dan lampu kuning menyala tiap 18 detik. Ketiga lampu akan menyala bersama lagi pada detik ke ... a. 36 b. 68 c. 72 d. 84 7. Nilai dari 5 + 12 adalah .... a.51 b. 2.131 c. 4.913 d. 5.913 8. a. 1 : = .... b. 2 c. 3 d. 4

9. Panjang rusuk sebuah kotak berbentuk kubus adalah 7 cm, maka volumenya adalah ... a. 343 b. 344 c. 434 d. 443

10. Ani mempunyai sebuah kotak kayu berbentu kubus yang volumenya 5.832 cm. Panjang rusuk kotak kayu tersebut adalah ... cm a. 16 b. 17 c. 18 d. 19

11. 5,5 m + 8 dm = ... liter a. 6.300 b. 5.800 c. 5.508 d. 5.300

13

12. 11 jam + 47 menit + 29 detik 3 jam + 36 menit + 45 detik ----------------------------------- + a. b. c. d. 24 jam 15 menit 14 detik 15 jam 24 menit 14 detik 15 jam 14 menit 24 detik 14 jam 24 menit 15 detik

13. 72 m/jam = ... liter/detik a. 2.000 b. 200 c. 20 d.2

14. Sebuah tangki bensin berisi 15.000 liter. Bensin itu dialirkan ke dalam drum-drum selama 30 menit. Debit bensin yang dikeluarkan drum adalah ...m/jam a. 30 15. b. 359 cm 10 cm

c. 40

d.45

6 cm

Luas bangun datar di atas adalah ... cm a. 60 16. b. 75A E C12 cm 16 cm

c. 96B6 cm

d. 98

G

F

T=6 cc

Luas bangun di atas adalah ... cm a. 48 b. 84 c. 108 d. 110 17. Sebuah kebun berbentuk lingkaran dengan diameter 28 m. Luas kebun tersebut adalah ... a. 216 m b. 316 m c. 516 m d. 616 m

14

18.

27 cm

Luas bangun gabungan di atas adalah ... cm a. 31420 cm b. 368

c. 540

d. 854

19. Volume bangun di bawah ini adalah ... cm

a. 120

b. 140

c. 180

d. 240

20. Volume tabung di bawah ini adalah ... cm

a. 6.160 b. 6.060 c. 1.550 d. 1.540 21. Urutan pecahan yang benar dari yang terkecil ke terbesar adalah .... a. 75 %; 0,5; ; 1,8

c. 1,8 ; 75 %; 0,5; ; d. 1,8; ; 75 %; 0,5adalah ... d. 0,85 d. 45%

b. 75 %; 1,8; 0,5; ;22. Bentuk desimal dari

a. 0,35 b. 0,65 c. 0,75 23. Bentuk persen dari 0,75 adalah ... a. 75% b. 65% c. 55% 24. a. 25. 20 - 12 = ... a. 8 26. 7,4 x 4,6 = ... b. 8 c. 7 + = ... b. b. c.

d.

d. 7

15

a. 35,14 27. 6 : 2 = a. 3

b. 14,5

c. 15,2

d. 15,5

b. 3

c.2

d. 2

28. 4,75 + 6,15 x 0,24 = .... a. 6,225 b. 6,226 c. 7,225 d. 7,226 29. Siswa kelas VI berjumlah 45 orang. Jika banyaknya siswa laki-laki 27 orang, maka perbandingan siswa laki-laki dengan perempuan adalah .... a. 3 : 5 b. 2 : 5 c. 3 : 2 d. 2 : 3 30. Jarak dua kota pada peta yang berskala 1 : 1.500.000 adalah 6 cm. Jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah .... km a. 2,5 b. 9 c. 25 d. 9

16

VALIDASI INTERNAL INSTRUMEN MOTIVASI BERPRESTASI No. Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Relevan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V Tidak Relevan Keterangan

17

No. Soal 27. 28 29. 30. Jumlah

Relevan V V V V 30

Tidak Relevan -

Keterangan

Denpasar, 22 Januari 2010 Jadges I

I Komang Mertayasa.

18

VALIDASI INTERNAL INSTRUMEN MOTIVASI BERPRESTASI No. Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Relevan V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V Tidak Relevan Keterangan

19

No. Soal 27. 28 29. 30. Jumlah

Relevan V V V V 30

Tidak Relevan -

Keterangan

Denpasar, 22 Januari 2010 Judges II

I Made Astawa, S.Pd.

20

Rekapitulasi Hasil Jadges I dan Jadges II No. Butir 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Jadges I R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Jadges Gadges II R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

21

N = 30 C(-,+) _ B(+,-) _ D (+,+) lllll lllll lllll lllll lllll lllll = 30 A(-,-) _

Keterangan: A = Kedua penilaian jadges tidak relevan B = Penilaian jadges I relevan dan Jadges II tidak relevan C = Penilaian Jadges I tidak relevan dan Jadges II relevan D = Penilaian kedua Jadges relevan VC = Dari tabel tersebut diperoleh: VC = =1

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien content validity dari tes prestasi belajar matematika adalah 1, ini berarti Koefisien Content validitynya sangat tinggi, sehingga untuk selanjutnya layak untuk diuji cobakan guna melakukan uji eksternal atau uji empiris.

22