Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

7
Tugas Kelompok PKN Disusun oleh : MUHAMMAD ASSIDDIQI ADE KRISNANDI MENTARA WIDYA VERONICA NUR LINDATU JANNAH

Transcript of Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

Page 1: Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

Tugas Kelompok

PKN

Disusun oleh :

MUHAMMAD ASSIDDIQI ADE KRISNANDI MENTARA WIDYA VERONICA NUR LINDATU JANNAH

Page 2: Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

1. MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA

Globalisasi merupakan sebuah realita yang mau tak mau harus dihadapi bila Bangsa Indonesia ingin tetap hidup sebagai bangsa yang berdaulat di dunia.

Cara untuk menghadapi dampak globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional.

2. MENINGKATKAN KUALITAS NILAI KEIMANAN DAN MORALITAS MASYARAKAT

Globalisasi membuat budaya antar bangsa saling mempengaruhi. Karenanya keberadaan nilai-nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai-nilai keimanan dan moralitas itulah yang mampu mengatasi dampak negatif dari globalisasi.

Sebagai kaum Muslim, kita hendaknya menanamkan nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari. Kita hendaknya menjalankan syariat Islam. Mengetahui mana yang halal dan haram. Sehingga kita dapat memilah-milah pengaruh dari luar.

Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam era globalalisasi ini, moralitas bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

3. MENDORONG DAN MENDUKUNG UPAYA PEMERINTAH INDONESIA UNTUK MEMPERJUANGKAN KEADILAN ANTARBANGSA

Salah satu dampak globalisasi adalah saling berkaitannya antara satu negara dengan negara lainnya. Baik dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan global.

Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan keadilan dan keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong dan didukung oleh setiap warga negaranya.

Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang memberikan permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini membuktikan kepedulian bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa. Maka sebagai warga negara, hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.

Page 3: Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

4. MENDORONG DAN MENDUKUNG UPAYA PEMERINTAH INDONESIA UNTUK MENDESAK NEGARA MAJU AGAR MEMBERIKAN DANA PERBAIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Negara maju sangat diuntungkan dengan adanya globalisasi, sebab negara maju banyak yang memiliki perusahaan transnasional. Perusahaan tersebut biasanya berdiri di berbagai negara terutama di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Aktifitas perusahaan tersebut membuat lingkungan hidup menjadi rusak oleh pencemaran limbah atau asap pabriknya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah negara-negara maju menyisihkan uang guna mendanai upaya-upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup.

Tindakan ini sangat pantas diambil oleh Indonesia, karna buktinya banyak sekali hutan yang dijadikan perindustrian. Lahan hijau pun semakin sulit ditemukan di saerah perindustrian. Untuk memulihkan keadaan, Indonesia butuh dana dari perusahaan asing tersebut.

5. MENINGKATKAN JIWA DAN SEMANGAT PERSATUAN, KESATUAN, DAN NASIONALISME

Adanya globalisasi menjadi suatu tantangan yang berat bagi negara berkembang yang belum maju dan kuat. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai jiwa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang kuat akan dengan mudah dipermainkan oleh negara-negara maju. Oleh karna itu, semangat dan jiwa persatuan, kesatuan dan nasionalisme harus terus ditingkatkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara yang kuat dan maju.

6. MELESTARIKAN KEBUDAYAAN DAN ADAT ISTIADAT DAERAH

Globalisasi membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya daerah sendiri.

Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap melestarikan kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja seiring dengan waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa lain. Betapa malunya kita?

Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap berpegang teguh kepada adat istiadat. Apalagi kita sebagai masyarakat Minangkabau, dimana “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai”.

7. MENJAGA KEASRIAN OBJEK WISATA DALAM NEGERI

Salah satu ciri-ciri globalisasi adalah perjalanan dan perlancongan antarbangsa yang semakin meningkat. Indonesia sebagai begara yang kaya akan objek-objek wisata yang

Page 4: Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

indah hendaknya memanfaatkannya dengan seoptimal mungkin. Salah satu usaha adalah menjaga keasrian objek wisata tersebut.

Sebenarnya selain Bali, banyak lagi pulau-pulau di Indonesia yang memiliki tempat yang sangat indah untuk dikunjungi. Namun banyak lokasi yang tidak terjaga keasriannya sehingga tidak menarik untuk dikunjungi. Maka seharusnya masyarakat selalu menjaga keasrian objek wisata di daerah masing-masing.

Cara-cara menjaga keasrian objek wisata dalam negeri seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencoret-mencoret tembok, melakukan penghijauan disekitar pegunungan, tidak membuang sampah ke sungai yang nantinya bermuara ke laut, melestarikan terumbu karang, dan sebagainya.

ConToh Saat ini Jogja semakin padat merayap, salah satunya adalah di Jalan Kaliurang (Jakal), jalan yang menjadi salah satu akses utama menuju kampus UGM dan Kota Jogja. Bagi kami yang tinggal di asrama PPSDMS di Jakal km 8 merasa cukup kesusahan untuk pergi ke kampus UGM. Sisi jalan yang lebih macet lagi yaitu pada ruas Jalan Kaliurang yang ada di sebelah selatan ring road utara. Jalan yang sempit, dilalui jalur dua arah menuju ke dan dari UGM.

Jalan Kaliurang juga merupakan aset yang sangat berharga, berbagai pedagang menjajakan dagangannya di jalan ini, siapa orang Jogja yang tidak mengenal begitu banyaknya barang yang bisa didapatkan di Jakal ini, terutama dari sisi kuliner. Mulai dari pedagang angkringan sampai jajanan bertaraf internasional seperti Pizza Hut (PH), Hoka-hoka Bento(Hokben) dan Dunkin Donuts serta penjual barang lain yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari para mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.

Pasti Anda sudah bisa memiliki sedikit gambaran dari riuhnya Jakal. Boleh saja kalau pedagang-pedagang seperti itu berkembang di Jakal, hal itu merupakan dampak dari globalisasi. Sebagai anggota dari penduduk dunia, sudah selayaknya kita mendukung adanya proses globalisasi, karena globalisasi akan membuka gerbang internasionalisasi nasional. Namun disaat kita mendukung secara aktif berlangsungnya globalisasi, sikap kita harus disertai dengan memperkuat pertahanan diri berupa filter, menyaring budaya-budaya yang yang tidak sesuai dengan hakikat jiwa bangsa Indonesia sebelum masuk ke Indonesia.

Kembali lagi ke permasalahan Jakal, masalah padatnya jalan ini perlu adanya perhatian dari pihak pemerintah kota. Kebijakan-kebijakan yang dibuat haruslah mengatur perkembangan proses globalisasi di Jakal, sebagai contoh tentang keharusan disediakannya parkir luas dan dua jalur dengan pintu masuk dan keluar yang berbeda bagi para pedagang yang ingin berinvestasi di Jakal, sehingga tidak akan mengganggu perjalanan arus kendaraan di Jakal.

Page 5: Cara Menghindari Dampak Negative Globalisasi

Padatnya kendaraan di Jakal juga disebabkan oleh faktor jumlah kendaraan yang dimiliki oleh masyarakat. Ini juga merupakan dampak dari globalisasi, impor kendaraan bermotor mulai dari sepeda motor sampai dengan mobil semakin lama semakin banyak, hal itu ditunjang dari permintaan yang besar dari para konsumen. Menurut saya mungkin di masa depan perlu adanya semacam peraturan yang mengatur tentang jual-beli kendaraan bermotor, sehingga kontrol tetap ada dan masyarakat tidak akan seenaknya membeli kendaraan bermotor.

Indonesia merupakan sasaran empuk bagi produsen baik dari dalam negeri maupun terutama dari luar negeri. Jumlah penduduk yang luar biasa besarnya-Indonesia menduduki peringkat ke-empat di seluruh dunia-didukung dengan sifat konsumerisme yang begitu besar berkembang di Indonesia, menjadikan para produsen seolah-olah “betah” menginvestasikan produknya di negeri ini. Apalagi ditambah dengan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia sebagian besar rendah benar-benar merupakan “bumbu tambahan” yang menjadikan negeri ini tambah empuk di mata mereka.

Masalah padatnya Jakal sebenarnya merupakan salah satu dari banyak dampak negatif dari berkembangnya proses globalisasi, masih banyak lagi dampak lainnya yang belum ditangani. Oleh karena itu, saya mewakili masyarakat Jogja menghimbau kepada pemerintah kota Jogja khususnya dan masyarakat Jogja pada umumnya untuk mengkaji ulang tentang sistem tata kota di Jogja kita tercinta ini. Perwujudan kota Jogja yang bersih, indah dan rapi merupakan yang kita semua inginkan. Regulasi tentang jual-beli kendaraan bermotor juga harus diadakan, jumlah kendaraan bermotor perlu dikontrol, misalnya yang agak lunak dengan ditingkatkan pajak kendaraan bermotor jika sudah lebih dari jumlah normal. Selain itu untuk jangka panjang perlu diadakan sosialisasi dan penyuluhan yang membahas tentang pencegahan sifat konsumerisme yang pada dasarnya tidak mendidik masyarakat. Mari kita wujudkan kehidupan Jogja yang nyaman, teratur dan bebas dari kemacetan.