Cara Menghasilkan Susu Sapi Perah Berkualitas

download Cara Menghasilkan Susu Sapi Perah Berkualitas

of 8

description

biologi

Transcript of Cara Menghasilkan Susu Sapi Perah Berkualitas

CARA MENGHASILKAN SUSU SAPI PERAH BERKUALITAS

Cara Menghasilkan Susu Sapi Perah Berkualitas - Di Indonesia khususnya di pedesaan banyak masyarakat yang memanfaatkan susu sapi perah untuk dijadikan sebagai salah satu sumber mata pencaharian. Selain bisa dikonsumsi secara lansung, hasil susu sapi perah kebanyakan akan dijual ke pabrik untuk dijadikan sebagai makanan, bahan kosmetik, yogurt dan masih banyak lagi.Setiap pabrik memang selalu memiliki standart kualitas susu sebelum melalui proses pengolahan dan pada intinya kualitas susu yang baik ditentukan oleh kandungan lemak dan bakteri. Untuk itu sudah seharusnya peternak sapi perah perlu memperhatikan faktor apa saja yang bisa menyebabkan hasil produksi susunya memiliki kualitas yang baik.Mungkin bagi Anda yang baru memulai beternak sapi perah tidak begitu mengetahui secara pasti tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas susu. Untuk itu heqris.com akan berbagi informasi tentang cara merawat sapi perah supaya mengasilkan susu yang berkualitas.

Faktor-faktor penyebab sapi perah memiliki kualitas susu yang baik.Faktor MakananMakanan merupakan faktor penting ketika berurusan dengan kualitas dan kuantitas susu sapi perah. Untuk idealnya pemberian makan sapi yang baik adalah dengan memberi makan dengan takaran 10% dari berat tubuh.Untuk jenis makanan, rumput gajah merupakan pilihan yang cukup baik untuk bisa menjadikan susu berkualitas bagus. Namun jika ingin lebih bertambah bagus, Anda bisa memberi makan dengan rumput kaliandra.Sebelum di makan oleh sapi, sebaiknya pemberian makan berupa rumput gajah dicacah terlebih dahulu, baik secara manual atau menggunakan mesin pemotong rumput gajah yang sering disebut dengan chopper. Pencacahan pakan ini berfungsi untuk mempermudah sapi dalam mencerna makanan.Sebisa mungkin jangan terlalu sering memberi makan sapi berupa katul, karena bukan kualitas susu yang akan di dapat. Pemberian makan berupa katul hanya akan menambah kuantitas dan akan mengurangi kualitas susu yang dihasilkan.Pemberian makan sapi juga sebaiknya tidak dilakukan pada saat sapi diperah, karena air susu sapi dapat menyerap aroma dari pakan ternak tersebut.

Faktor Proses Memerah SusuIdealnya, dalam kurun waktu sehari, sapi bisa diperah dua sampai tiga kali dengan hasil kurang lebih 15 liter dalam setiap satu kali pemerahan. Dan jika sapi tidak diperah dalam kurun waktu lebih dari sehari, puting susu sapi bisa mengalami peradangan (mastitis).Sebelum diperah, usahakan untuk selalu membersihkan paha dan puting sapi dengan kain yang dibasahi dengan air panas untuk menjaga susu tidak terkontaminasi.Untuk tenaga kerja kerja manual (tangan manusia), seseorang bisa memerah sapi hingga 7 ekor sapi. Memang berbeda jauh jika menggunakan mesin pemerah, karena mesin tersebut mampu memerah hingga ratusan sapi bahkan lebih dalam sekali proses. Disamping itu kualitas susu sapi jauh lebih terjaga dari bakteri yang merugikan.Sayangya mesin pemerah sapi masih jarang dipergunakan di Indonesia, karena selain membutuhkan tempat yang lebih luas juga memerlukan biaya yang cukup banyak.

Faktor Kondisi SapiKualitas susu juga sanagt ditentukan oleh kondisi sapi. Yang sering terjadi ketika sapi akan melahirkan, berat jenis susu akan mengalami penurunan. Di samping itu sapi yang tidak sehat juga dapat memperngaruhi kualitas susu dan bahkan penyakit pada sapi berupa TBC bisa menular ke manusia melalui susu yang dihasilkan.Selain TBC, sapi juga bisa terkena penyakit Anthrax dan Brucellosis. Ciri-ciri sapi yang terkena Anthrax ditandai dengan keluarnya darah melalui hidung. Sedangkan penyakit brucellosis bisa menyebabkan sapi mengalami keguguran.

Faktor PerawatanDari segi perawatan, yang perlu diperhatikan adalah sapi dan tempatnya (kandang). Untuk proses perawatan berupa pembersihan sapi dan kandang sebaiknya dilakukan sebelum sapi akan diperah. Tujuannya untuk meminimalisir bakteri yang dapat mempengaruhi kualitas susu.Selain itu tempat pembuangan kotoran sapi, sebisa mungkin harus dijauhkan dari dari kandang sapi.

Faktor Jenis SapiSelain beberapa faktor di atas, jenis sapi juga mempengaruhi kualitas susu. Karena 60% kualitas susu ditentukan oleh pakan dan 40% ditentukan oleh perawatan. Sedangkan untuk kuantitas susu, 60% ditentukan oleh jenis sapi dan 40% ditentukan oleh perawatan.

Faktor Usia SapiFaktor usia juga sangat penting untuk diperhatikan. Idealnya, sapi bisa diperah ketika berumur 2,5 - 3 tahun. Jika sapi sudah beranak hingga 5 kali, sudah sebaiknya proses pemerahan harap diperhatikan karena puncak produksi susu ketika laktamasi ke 3 (setelah 3x melahirkan) akan menyebabkan kuantitas susu akan berangsur menurun namun kualitas susu semakin bagus.Berikut beberapa informasi tentang cara menghasilkan susu sapi perah berkualitas yang saya dapatkan dari perbincangan malam dengan mas Mifta (Sang Pemerah).

PERKEMBANGBIAKAN HEWANSetiap makhluk hidup mempunyai kemampuan memperbanyak jenisnya, begitu pula hewan. Hewan memiliki dua tipe perkembangbiakan, yaitu secara kawin (generatif). Hewan generatif yang telah dewasa akan membentuk sel-sel kelamin. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan hewan betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur/ovum. Tipe perkembangbiakan berikutnya secara tidak kawin (vegetatif). Perkembangbiakan secara vegetatif hanya terjadi pada hewan-hewan tingkat rendah. Perkembangbiakan secara tidak kawin dapat dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain dengan membentuk tunas dan fragmentasi.

1. Perkembangbiakan pada hewan secara kawin (generatif)Perkembangbiakan secara kawin pada hewan dibedakan menjadi tiga, yaitu ada yang dapat berkembang biak dengan melahirkan (vivipar), bertelur (ovipar) dan bertelur-melahirkan (ovovivipar).a. Hewan melahirkan atau viviparVivipar adalah hewan yang melahirkan anaknya. Pada hewan yang melahirkan anak, sel telur dibuahi oleh sperma di dalam tubuh induknya. Pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh induknya. Embrio akan berada di dalam tubuh induknya sampai waktunya dilahirkan. Ciri-ciri hewan vivipar atau hewan yang melahirkan anaknya1) Janin tumbuh di dalam rahim induk betina (masa kehamilan).2) Janin memperoleh makanan dari induknya dengan perantaraan tali pusat atau plasenta.3) Pertumbuhan janin relatif lambat.4) Bentuk tubuh anak yang lahir sama dengan bentuk tubuh induk.5) Mempunyai daun telinga.6) Induk betina menyusui anaknya.Hewan menyusui anaknya disebut mamalia. Contoh hewan melahirkan antara lain kuda, beruang, paus, lumba-lumba, kambing, gajah, kucing, singa, tikus, kerbau, kelelewar, sapi, dan sebagainya.

b. Hewan bertelur atau OviparOvipar adalah hewan yang meletakan telur di luar tubuh induk betinanya. Pada hewan bertelur, pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induknya. Embrio itu dibungkus dan dilindungi oleh cangkang. Embrio di dalam telur ini dilengkapi dengan kuning telur (yolk). Kuning telur digunakan sebagai cadangan makanan untuk perkembangan embrio. Jika embrio telah tumbuh sempurna, telur akan menetas dan keluarlah individu baru. Hewan bertelur atau ovipar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.1) Janin tumbuh di luar tubuh induk betina tetapi di dalam telur bercangkang.2) Janin memperoleh makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur.3) Janin tumbuh relatif cepat.4) Bentuk tubuh anak umumya sama dengan bentuk tubuh induknya.5) Tidak mempunyai daun telinga.6) Tidak mempuyai kelenjar susu.7) Tidak menyusui anaknya.Contoh hewan bertelur atau ovipar antara lain ayam, penyu, ular, katak, kupu-kupu, burung, ikan dan sebagainya

c. Hewan bertelur dan melahirkan atau OvoviviparKadal sebenarnya merupakan hewan bertelur, tetapi telurnya menetas di dalam tubuh induk betina kemudian anaknya keluar dari tubuh induk betina. Hewan yang demikian disebut hewan bertelur-melahirkan atau ovovivipar. Pada hewan tersebut, setelah terjadi pembuahan, telur terus berkembang di dalam tubuh induk. Makanan yang dibutuhkan embrio tidak berasal dari induk. Akan tetapi, makanan berasal dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Setelah tiba waktunya dilahirkan, anaknya akan keluar dari tubuh induknya. Contoh hewan ovovivipar antara lain kadal, paus, ikan pari, beberapa jenis ular dan ikan hiu.

2. Perkembangbiakan pada hewan secara tidak kawin (vegetatif)Perkembangbiakan secara tidak kawin hanya terjadi pada hewan-hewan tingkat rendah. Perkembangbiakan secara tidak kawin dapat dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain dengan membentuk tunas dan fragmentasi.a. TunasPerkembangbiakan dengan cara pembentukan tunas antara lain terjadi pada Hydra. Hydramerupakan hewan yang tidak bertulang belakang. Hydrahidup pada air tawar. Pada tubuh Hydradewasa akan muncul tonjolan. Tonjolan tersebut akan terus tumbuh dan membesar. Ketika setelah cukup besar, tunas itu akan terlepas dari tubuh induknya. Tunas yang terlepas akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.b. Membelah diriPerkembangbiakan terjadi pada hewan bersel satu, seperti amoeba, protozoa, paramecium, dan virus. Secara umum perkembangbiakan vegetatif pada hewan bersel satu dengan cara membelah diri. Hewan bersel satu,seperti amoeba, mempunyai inti sel. Perkembangbiakan amoeba dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua bagian. Setelah itu dikuti dengan pembelahan cairan sel dan dinding sel. Akhirnya terbentuklah dua sel amoeba baru. Kedua amoeba ini hidup mandiri dan akan membelah diri lagi.c. FragmentasiFragmentasi adalah perkembangbiakan yang berasal dari potongan tubuhnya sendiri. Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara fragmentasi adalah planaria. Cacing planaria merupakan cacing pipih. Planaria bisa kamu temukan di bawah bebatuan di sungai. Ukurannya sangat kecil. Jika kita potong salah satu bagian tubuhnya, potongan tubuh itu akan tumbuh menjadi individu baru.