Cara Mengendalikan Pikiran - AdiWGunawan

1
Kualitas pikiran seseorang dapat dilihat dari kualitas hidupnya. Pikiran yang tenang, terkendali, damai, dan bahagia menghasilkan hidup yang tenang, terkendali, damai, dan bahagia. Sebaliknya pikiran yang tidak tenang, tidak terkendali, dipenuhi rasa cemas dan gelisah menghasilkan hidup yang sama dengan kondisi pikiran ini. Kita bukanlah pikiran kita. Kita dapat mengendalikan pikiran kita. Caranya dengan berlatih mengenali dan mengendalikan pikiran. Liarnya pikiran, sulitnya mengendalikan pikiran, dapat dialami saat Anda duduk diam, menutup mata, dan mengarahkan fokus pikiran Anda ke satu objek, misalnya napas. Coba pertahankan fokus Anda pada napas selama 5 menit saja. Dan catat berapa kali pikiran Anda lari dari objek ini dan justru memikirkan hal lain yang sebenarnya tidak ingin Anda pikirkan. Bila pikiran ini benar-benar adalah milik kita maka ia haruslah patuh dan tunduk pada keinginan kita. Namun nyatanya, tidak. Ia nakal, binal, punya keinginan dan kebiasaan sendiri. Untuk itulah ia perlu dikenali, dilatih, dan dijinakkan sehingga patuh menjalankan yang kita inginkan dan membantu kita mencapai kualitas hidup yang baik.

description

cara mengendalikan pikiran

Transcript of Cara Mengendalikan Pikiran - AdiWGunawan

  • Kualitas pikiran seseorang dapat dilihat dari kualitas hidupnya. Pikiran yang tenang, terkendali, damai, dan bahagia menghasilkan hidup yang tenang, terkendali, damai, dan bahagia. Sebaliknya pikiran yang tidak tenang, tidak terkendali, dipenuhi rasa cemas dan gelisah menghasilkan hidup yang sama dengan kondisi pikiran ini. Kita bukanlah pikiran kita. Kita dapat mengendalikan pikiran kita. Caranya dengan berlatih

    mengenali dan mengendalikan pikiran.

    Liarnya pikiran, sulitnya mengendalikan pikiran, dapat dialami saat Anda duduk diam,

    menutup mata, dan mengarahkan fokus pikiran Anda ke satu objek, misalnya napas.

    Coba pertahankan fokus Anda pada napas selama 5 menit saja. Dan catat berapa kali

    pikiran Anda lari dari objek ini dan justru memikirkan hal lain yang sebenarnya tidak ingin

    Anda pikirkan.

    Bila pikiran ini benar-benar adalah milik kita maka ia haruslah patuh dan tunduk pada keinginan kita. Namun nyatanya, tidak. Ia nakal, binal, punya keinginan dan kebiasaan sendiri. Untuk itulah ia perlu dikenali, dilatih, dan dijinakkan sehingga patuh menjalankan yang kita inginkan dan membantu kita mencapai kualitas hidup yang baik.