Cara Menentukn Awal Bulan Bagian Pertama
Transcript of Cara Menentukn Awal Bulan Bagian Pertama
Memaksakan Pendapat?
Percakapan 1:
A: "Kenapa kamu melakukan ibadah itu, apa alasannya?"B: "Oh kata guru saya ... bla...bla...bla... ."A: "Tapi ulama folan sudah membantah pendapat gurumu dengan hujah bla...bla...bla ."B: "Oh tidak tepat keterangan ulama folan. Ada bagian yang ketinggalan, maksud guru kami seperti ini ... bla...bla...bla ."A: "Ulama folin sudah membantah pendapat itu, dan ini hujahnya ... bla...bla...bla... ."B: "Kamu belajar agama dari mana? Udah pernah belajar bahasa Arab, kitab-kitab ini, dsb. Hati-hati jangan baca buku sembarangan, jadi sesat nanti."A: "Loh yang saya sampaikan bukan pendapat saya kok, tapi hasil kajian ulama-ulama itu berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah."B: "Jangan memaksakan pendapat dan merasa benar sendiri."A: "Lah dimana memaksakan pendapat????"
Percakapan 2:A: "Hi B kesini dulu, kenapa kamu melakukan ibadah seperti itu?B: "Ya begitulah yang kami dapat dari guru-guru kami."A: "Itu salah, kamu harus merubah ke cara yang akan saya kasih tahu ini."B: "Apa alasannya?"A: "Tidak ada alasan-alasan atau hujah-hujah, pokoke kamu ikut pendapat saya ini. Haqqul yaqin ini pendapat yang lebih benar. Kalau tidak mau ikut pendapat ini, maka tinggalkan Indonesia sekarang juga"B: "Seenakmu saja...memaksa-maksakan pendapat."
Apa Itu Konjungsi atau Ijtima'
● Bulan dan matahari terlihat kira-kira pada lokasi yang sama di langit ketika diamati dari bumi.
● Pada saat tertentu, konjungsi ini dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari.
● Perubahan bentuk-bentuk bulan sangat akurat.
● Pengukuran yang terbaik dilakukan sesaat sebelum matahari terbit.
● And the moon – We have determined for it phases, until it returns [appearing] like the old date stalk - Yasin ayat 39 (36: 39)
Hilaal atau Bulan Sabit
● Hilaal - penampakan bulan yang paling awal terlihat menghadap bumi setelah bulan mengalami konjungsi/ijtimak.
● Bulan awal ini (bulan sabit tentunya) akan tampak di ufuk barat (maghrib) saat matahari terbenam.
Menentukan Kemunculan Hilaal:Hisab atau Rukyat?
● Hisab bermakna “Perhitungan”
Metode perhitungan matematik astronomi untuk memperki-rakan posisi matahari dan bu-lan terhadap bumi.
Mampu menetapkan tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal hingga berpuluh tahun men-datang.
Menentukan Kemunculan Hilaal:Hisab atau Rukyat?
● Rukyat adalah aktifitas mengamati penampakan hilaal.
Dapat dilakukan dengan mata telanjang atau teleskop.
Dilakukan saat menjelang terbenamnya matahari setelah ijti-mak.
Apabila hilaal terlihat, maka petang waktu setempat telah memasuki tanggal 1 atau awal bulan baru
Menentukan Kemunculan Hilaal:Hisab atau Rukyat?
● Kelemahan Rukyat
Semakin ketimur posisi suatu tempat, semakin kecil peluang orang di tempat itu untuk merukyat penampakan Hilaal yang pertama.
Orang di benua Afrika punya peluang besar untuk merukyat dibandingkan orang di Selandia Baru, Indonesia atau Jepang.
Pertanyaannya kalau Hilaal berhasil di rukyat di Afrika, bolehkah umat Islam di Selandia Baru menggunakan itu?
Ada dua pendapat:
Rukyat berlaku untuk seluruh dunia (Rukyat Global)
Rukyat lokal: batas solat sebelum di qasar, dalam satu negeri, negeri-negeri yang berdekatan, dll.
Menentukan Kemunculan Hilaal:Hisab atau Rukyat?
● Kelemahan Rukyat
Semakin ketimur posisi suatu tempat, semakin kecil peluang orang di tempat itu untuk merukyat penampakan Hilaal yang pertama.
Orang di benua Afrika punya peluang besar untuk merukyat dibandingkan orang di Selandia Baru, Indonesia atau Jepang.
Pertanyaannya kalau Hilaal berhasil di rukyat di Afrika, bolehkah umat Islam di Selandia Baru menggunakan itu?
Ada dua pendapat:
Rukyat berlaku untuk seluruh dunia (Rukyat Global)
Rukyat lokal: batas solat sebelum di qasar, dalam satu negeri, negeri-negeri yang berdekatan, dll.
Menentukan Kemunculan Hilaal:Wujudul Hilal
● Muhammadiyah menggunakan Wujudul Hilal
perintah melihat hilal dengan mata kepala bukanlah bersifat wajib.
hanya untuk meyakinkan bahwa hilal sudah ada.
● Apabila dengan perhitungan yang akurat diyakini hilal sudah ada pada saat matahari terbenam, maka malamnya sudah masuk tanggal 1.
● Karena itu, kriteria wujudul hilal tidak bisa bersatu dengan rukyat.
Apabila tinggi hilal saat matahari terbenam masih sangat rendah sehingga tidak bisa dilihat, dengan metode rukyat malam itu belum masuk tanggal 1, tetapi dengan wujudul hilal malam itu sudah masuk tanggal 1.
Penyebab Perselisihan:Hadist Nabi SAW
“Berpuasalah kamu ketika melihat hilal dan beridulfitrilah ketika melihat hilal pula; jika Bulan terhalang oleh awan
terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Syakban tiga puluh hari.”
[HR al-Bukhari dan juga diriwayatkan Muslim]
“Janganlah kamu berpuasa sebelum melihat hilal dan janganlah kamu beridulfitri sebelum melihat hilal; jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka estimasikanlah.”
[HR al-Bukhari dan Muslim].
Penyebab Perselisihan:Fiqh Nusus vs Fiqh Maqasyid
● Fiqh Nusus → Fiqh Rukyat
Mengikuti hadith secara literal (harfiyah)
Hisab falaqi bertentangan dengan nash.
Rasulullah SAW dan para sahabat tidak menggunakan ilmu falaq.
Para ulama ber-ijma' tidak menggunakan hisab falaqi.
● Fiqh Maqasyid → Fiqh Hisab
Metode takwil dan maqasid yang terkandung dalam hadith.
Penentuan awal bulan tidak termasuk masalah ibadah
Metode apa saja untuk memastikan hari pertama berpuasa atau hari raya.
Imkanur Rukyat: Jalan Tengah Antara Hisab dan Rukyat
● Kriteria hisab yang bisa menghubungkan hisab dengan rukyat.
● Bila posisi hilal sangat rendah - dekat dengan matahari, cahaya lemahnya akan kalah oleh terangnya langit, maka hilal tidak akan bisa dilihat bahkan dengan alat optik paling canggih sekalipun.
● Diperlukan batas minimum tinggi hilal dan jarak bulan-matahari.
● Penelitian bertahun-tahun dilakukan sehingga ditemukan kriteria-kriteria tertentu yang memungkinkan hilal bisa dilihat.
Imkanur Rukyat
● Di dunia internasional, dua kriteria imkanur rukyat yang paling populer:
Kriteria Shaukat
Kriteria Odeh
● Di Asia Tenggara
Kriteria MABIMS (Menteri-menteri Agama Brunei, In-donesia, Malaysia dan Singapura).
Kriteria Lapan
Imkanur Rukyat:Kriteria MABIMS
● Ketinggian (altitude) bulan di atas cakrawala minimum 2°.
● Sudut elongasi (jarak lengkung) bulan-matahari minimum 3°.
● Usia bulan minimum 8 jam sejak Ijtimak.
Imkanur Rukyat:Kriteria LAPAN
● Umur hilaal harus > 8 jam.
● Jarak sudut bulan-matahari harus > 5,6°.
● Beda tinggi > 3° (tinggi hilal > 2°) untuk beda azimut ~ 6°.
Bila beda azimut < 6°, beda tinggi lebih besar lagi.
Bila beda azimut 0°, beda tinggi > 9°.
● Pembaharuan Kriteria MABIMS yang tidak memperhitung azimut
Supaya lebih mendekati kriteria imkanur rukyat internasional.
Berbagai Macam CaraMenentukan Hilaal
● Hisab
Wujudul Hilaal
● Rukyat
Rukyat global
Rukyat lokal
Batas solat sebelum di qasar
Sebuah negeri
Beberapa negeri● Imkanur Rukyat
Kriteria Odeh
Kriteria Shaukat
Kriteria MABIMS
Kriteria LAPAN
Imkanur Rukyat27/07/14 Lhoknga, Banda Aceh
Awal Bulan Syawwal 1435 H/2014
Ijtimak Minggu, 27 Juli 2014, 5:41:49 WIB
Matahari terbenam (Ghurub) 18:57:19 WIB
Ketinggian hilal 2º 19’ 30.5” di atas ufuk mar’iy
Sudut elongasi Matahari – Bulan 7º 41’ 9.28”
Umur Bulan ketika Ghurub13 Jam 15 menit 29.9 detik
Azimut Bulan282º 48’ 30”
Azimut Matahari289º 21’ 05”
Sehingga Bulan terletak 6º 32’ 35” Sebelah kiri Matahari
Dari hasil hisab di atas terlihat bahwa ketinggian hilal sudah sampai 2º dan malah lebih, Sehingga hilal sudah memungkinkan untuk dirukyat (sudah imkan rukyat). Oleh karena itu: 1 Syawwal 1435 H akan jatuh pada hari Senin 28 Juli 2014 (kenyataannya Hilaal belum terlihat di Indonesia, baca bagian “Klaim Indonesia Salah?”)
Sumber: http://usmaniy.wordpress.com/2014/05/30/awal-bulan-ramadhan-dan-syawwal-1435-h2014-tu-di-indonesia/
Imkanur RukyatKlaim Indonesia Salah?
● Indonesia mengklaim melihat Hilaal tanggal 27 Juli 2014?
Tetapi tidak ada bukti visual dalam bentuk photo
Hanya sedikit sekali dari 100 pengorservasi yang mengk-laim melihat Hilaal
Tidak terlihat di Observatorium Tgk. Chik Kutakarang Lhoknga. http://aceh.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=204127
Tidak terlihat di Pantai Desa Ambat, Tlanakan, Jawa Timur
Kemungkinan besar pemerintah Indonesia memutuskan lebaran tanggal 28/07/2014, karena keputusan politik.
Wujudul Hilaal MuhammadiyahAnalisa
● Pada tanggal 27/07/2014, konjungsi sudah terjadi jam pukul 5:41:49 WIB.
Karena jam 5:41 WIB sudah memasuki pagi hari tanggal 27/07/2014, maka 1 Syawal 1435H dimulai setelah Maghrib tanggal 27/07/2014.
Dengan demikian sholat 'Ied Fitr dilakukan pada hasi Senin tanggal 28/07/2014
● Lihat halaman selanjutnya untuk menentukan konjungsi atau ijtimak untuk wilyah Indonesia tanggal 27/07/2014
Imkanur RukyatAdelaide
● Konjungsi terjadi pada jam 8:12am hari Minggu 27/07/2014
● Kalau menurut Kriteria Lapan 27/07/2014
Adelaide seharusnya sudah bisa melihat Hilaal pada Maghrib hari tanggal 27/07/2014 (tanggal 29 Ramadhan)
Tapi kenyataannya tidak
Lalu kenapa Adelaide berlebaran tanggal 28/07/2014?
Tidak heran ada beberapa mesjid di Australia yang menolak berlebaran tanggal
● Menurut Kriteria Shaukat 27/07/2014
Tanggal 27/07/2014, Adelaide belum bisa melihat Hilaal.
Sehingga lebaran seharusnya tanggal hari Selasa tanggal 29/07/2014
Buktinya bisa dilihat di Kriteria Shaukat tanggal 28/07/2014
Imkanur RukyatKesimpulan
● Menurut Kriteria Shaukat tanggal 28/07/2014
Hilaal sudah terlihat di kebanyakan tempat di belahan bumi, termasuk Indonesia dan Australia.
Jadi sholat Hari Raya dilaksanakan pada hari Selasa 29/07/2014
● Bisa dimengerti dengan keputusan pemerintah Indonesia berhari raya tanggal 28/07/2014, karena mengikuti Kriteria LAPAN.
● Tapi Adelaide ikut kriteria apa berhari raya tanggal 28/07/2014?
Jelas bukan Kriteria Shaukat.
Jelas bukan kalender Hisab seperti Wujudul Hilaal.
Kemungkinan ikut keputusan Indonesia.
Berarti Adelaide mengikuti “global rukyat”.