Cara Memilih Masalah Penelitian

78
CARA MEMILIH MASALAH PENELITIAN Munculnya ide penelitian dari berbagai sumber tempat dierolehnya ide penelitian bisa jadi tidak hanya satu melainkan muncul beberapa ide dan masalah yang dapat diteliti. Hal ini akan membuat peneliti merasa kebingungan dalam memilih sebuah ide penelitian, tentang apakah masalah itu benar-benar penting dan layak untuk diteliti atau sebaliknya. Peneliti harus focus tentang topic yang akan ditelitinya. Oleh karena itu, penelti harus memahami cara memilih sebuah masalah penelitian. Hal ini kan lebih memudahkan peneliti. Selain itu, proes pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan sebelum melakukan rumusan suatu masalah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih sebuah masalah penelitian, di antaranya : 1. Masalah yang akan diteliti harus bersifat orisinal dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Selainitu masalah juga harus bersifat up to date, hal ini berarti sebaiknya menghindari penggunaan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai sebuah penelitian juga harus berdasrkan tingkat kepentingan masalah dan kemudahannya untuk diaplikasikan dalam penelitian terapan. Kriteria lainnya adalah, masalah tersebut harus merujuk pada fakta yang ada, selain itu masalah yang dinilai juga harus dapat dikaji, dapat dijawab, dan diuji kebenarannya. Terpenuhinya

description

rdd

Transcript of Cara Memilih Masalah Penelitian

CARA MEMILIH MASALAH PENELITIAN

Munculnya ide penelitian dari berbagai sumber tempat dierolehnya ide penelitian bisa jadi tidak hanya satu melainkan muncul beberapa ide dan masalah yang dapat diteliti. Hal ini akan membuat peneliti merasa kebingungan dalam memilih sebuah ide penelitian, tentang apakah masalah itu benar-benar penting dan layak untuk diteliti atau sebaliknya. Peneliti harus focus tentang topic yang akan ditelitinya. Oleh karena itu, penelti harus memahami cara memilih sebuah masalah penelitian. Hal ini kan lebih memudahkan peneliti. Selain itu, proes pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan sebelum melakukan rumusan suatu masalah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih sebuah masalah penelitian, di antaranya : 1. Masalah yang akan diteliti harus bersifat orisinal dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Selainitu masalah juga harus bersifat up to date, hal ini berarti sebaiknya menghindari penggunaan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai sebuah penelitian juga harus berdasrkan tingkat kepentingan masalah dan kemudahannya untuk diaplikasikan dalam penelitian terapan. Kriteria lainnya adalah, masalah tersebut harus merujuk pada fakta yang ada, selain itu masalah yang dinilai juga harus dapat dikaji, dapat dijawab, dan diuji kebenarannya. Terpenuhinya kritreria tersebut di atas akan lebih memudahkan seorang peneliti untuk melakukan penelusuran dalam proses atau langkah selanjutnya ketika memecahnan suatu masalah.2. Sebuah masalahharus mempunyai fisiabilitas, yang bermakna bahwa masalah harus dapat dipecahkan, memiliki fakta dan data lengkap , mempunyai metode yang tepat untuk proses pemecahannya, memiliki instrument, dan kondsi yangmemungkinkan. Hal lain yang penting adalah adanya biaya untuk memecahkan masalah, didukung oleh sponsor dan tidak bertentangan dengan hukum dan adat.3. Masalah harus sesuai dengan kualfikasi dan minat peneliti seperti menarik bagi peneliti dan sesuai dengan kemampuannya. Hal ini berarti sukar dan tidaknya masalah penelitian yang ingin dipecahkan harus sesuai dengan derajat ilmiah dan dana yang dipunyai oleh peneliti.PENTINGNYA STUDI PENDAHULUAN

Studi pendahuluan merupakan langkah awal yang digunakan sebelum melakukan penelitian. Keuntungan melakukan studi pendahuluan adalah dapat mengetahui : 1. Besarnya masalah penelitian secara jelas 2. Dimana informasi diperoleh dan diberikan kepada siapa informasi tersebut 3. Cara untuk memperoleh data4. Cara menganalisa data5. Car amembuat suatu kesimpualn

Selain itu dengan dilakukannya studi pendahuluan seorang peneliti dapat mengukur kemampuannya, baik kemampuan menguasai permasalahan. Hal ini penting mengingat kemampuan mereka berpengaruh pada proses dan hasil penelitian.

Pada studi pendahuluan, masalah yang akan diteliti dapat secara pasti dan jelas diketahui oleh calon peneliti saat menentukan masalah tersebut. Hal ini terlihat ketika calon peneliti mencari masalah yang ada untuk kemudian dibandingkan dengan yang ada, sehingga masalahnya akan tampak jelas.

CARA STUDI PENDAHULUAN

Dalam melakkan studi pendahuluan, peneliti dapat menggali data-data yang berhubungan dengan penelitian, baik sampel yang akan digunakan maupun data tentang landasan teori yang ada. Cara yang dapat digunakan dalam studi pendahulaun adalah : 1. Studi literature, dengan caramembaca literature yang ada, baik literature teori maupun hasil kajian atau penelitian terdahulu. Literatur merupakan salah satu sumber acuan penlti dalam memahami beberapa masalah penelitian. Literature juga mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat menguatkan menguatkan data penelitian yang akan digunakan. Studi literature dapat dilaksanakan dengan membaca buku, majalah, jurnal penelitian, surat kabar, atau artikel ilmiah.2. Konsultasi ahli, dengan konsultasi kepada ahli akan didapatkan informasi yang jelas dan detail tetnang penelitian yang akan digunakan, baik masalah, tujuan, manfaat, landasan teori, serta metodologi yang akan digunakan, sehingga peneliti akan lebih leluasa untuk mengembangkan alur penhelitian yang akan digunakan. Konsultasi ahli merupakan sarana untuk memperdalam proses penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan di awal penelitian atau selama proses penelitian.3. Tinjauan tempat penelitian, studi pendahuluan dapat dilkukan dengan mengadakan tinjauan terhadap tempat atau lokasi penelitian. Kegiatan ini akan memberikan gambaran secara mendalam terhadap penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, penelitian juga dapat mengukur, apakah penelitian tersebut mudah dicapai atau sukar dicapai, karena tempatpenelitian dapat dijadikan dasar hasil tidaknya tujuan penelitian itu tercapai.

GUNA STUDI PENDAHULUAN

Studi pendahuluan dalam penelitian dapat memberikan beberapa kemudhan bagi peneliti. Berikut ini adalah manfaat dari studi pendahuluan : 1. Memperjelas pokok permasalaha, studi pendahuluan dapat memperdalam masalah yang akan diteliti karena kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan mencakup beberapa hal diantaranya, mencdari pemecahan masalah yang sedang dibahas untuk kemudian dibuktikan dengan fakta atau teori yang ada.2. Pengembangan penelitian lanjut, dengan adanya studi pendahuluan, peneliti dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut dan mendalam dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berdasarkan studi literature yang dilakukan oleh peneliti.3. Memecahkan masalah yang belum terpecahkan, kegunaan dari studi pendahuluan ini mengetahui penelitian yang sudah dilakkukan tetapi masalahnya belum terpecahkan. Untuk diselesaikan, maka hal tersebut dapat diketahui melalui studi pendahuluan.

CARA MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

Merumuskan masalah penelitian dilakukan setelah identifikasi masalah. Rumusan masalah penelitian merupakan rangkaian berpikir deduktif berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikumpulkan dari berbagai data empiris serta landaasn teori yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti, sehingga akhirnya dapat disimpulkan menjadi sebuah rumusan masalah.pada

Pada prinsipnya tidak ada ketentuan baku tetnang cara penulisan rumusan masalah. Namun disarankan, rumusan masalah dituliskan dalam bentuk interogratif atau dalam bentuk pertanyaan yang jelas, tepat dan ringkas atau persoalan yang diinvestigasi untuk menemukan jawaban, atau solusi. Masalah dirumuskan berdasarkan hubungan antara dua variable yang memungkinkan data dapat menjawab pertanyaan yang terkandung dalam masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Ada beberapa penggolongan rumusan msalah sesuai dengan jenis penelitian atau permasalahan yang hendak diteliti diantaranya : 1. Masalah Dskriptif Merupakan masalah penelitian yang berhubungan dengan variable yang ada tanpa membuat suatu perbandingan atau pun menghubungkan. Rumusan masalah deskriptif ini hanya menggambarkan masalah apa yang ingin dicapai dalam penelitian, seperti : Contoh : Judul penelitian Studi tantang perilaku menyusul pada ibu yang tinggal diwilayah Puskesmas A2. Masalah komparatif Merupakan msalah penelitin kebidanan yang ingin membandingkan antara variable satu dengan variable lainnya. Penelitian ini membandingkan antar perbedaan variable yang akan diukur, seperti :

Contoh : Judul penelitian Studi Perbedan Perilaku Menyusui pada Ibu-ibu yang Tinggal di Wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B

Rumusan masalah : Adakah perbedaan perilaku menyusui pda ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B ?

3. Masalah Asositif Merupakan msalah penelitian kebidanan yang bersifat menghubungkan antara dua variable dalam penelitian. Masalah ini terdiri atas hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan interaktif (Sugiyono, 2001).

Hubungan simetris Hubungan ini berdasarkan pada sifatkesamaan bukan pda hubungan sebab akibat atau saling mempengaruhi Contoh : Adakah Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Asuhan Persalinan Normal (APN) di Wilayah Puskesmas A?

Hubungan Kausal Merupakan hubunga sebab akibat yang saling mempengaruhi antara variable yang digunakan dalam penelitian Contoh : Adakah Pengaruh Cara Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu Postpartum Yang Dirawat Di Rumah Bersalin A?

Hubungan Interaktif Merupakan hubunga antaravariabel yang diuur di mana terdapat interaksi tetapi belumdiketahui mana variabgel independen dan dependen.

Contoh : Adakah hubungan antara motivasi dan prestasi kerja bidan yang bekerja di rumah bersalin A?

CARA MENULIS TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan setelah masalah selesai dirumuskan. Tujuan penelitian ini penting untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, memprediksi alternative pemecahann penelitian, dan menentukan arah dari rencana penelitian yang akan dilakukan. Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan penelitian harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Adanya tujuan yang jelas akan mempermudah peneliti untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, dan ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti, mengidentifikasi, mempelajari, mencari, menganalisis, membuktikan, mengembangkan, dan lain-lain. Penulisan tujuan umum yan gdigunakan dalah untuk menggambarkan judul yang hendak dicapai secara umum.

Contoh 1 : Judul penelitian Studi perbedan perilaku menyusui pada ibu yang tinggal di wilayah Puekesmas A dan Puskesmas B, maka tujuannya adalah sebagai berikut :

Tujuan Umum : Untuk mempelajari perbedaan perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B.

Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas A2. Mengidentifikasi perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas B3. Menganalisis perbedaan perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B.

Contoh 2 : Judul penelitian Studi tentang Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Asuhan Persalinan Normal di Wilayah Puskesmas A, maka tujuannya adalah sebagai berikut :

Tujuan Umum : Untuk mempelajari pengetahuan dan sikap bidan dalam asuhan persalinan normal, di wilayah Puskesmas A

Tujuan Khusus : 1. Mengidentifikasi pengetahuan bidan dalam asuhan persalinan normnal di wilayah Puskesmas A2. Mengidendtifikasi sikap para bidan dalam asuhan persalinan normal d wlayan Puskesmas A

Contoh 3 Judl penelitian Pengaruh Cara Perawtan Payudara terhadap Kelancara Pengetahuan ASI pada Ibu Postpartum yang di rawti di Rumah Bersalin A, maka tujuannya adalah sebagai berikut :

Tujuan Umum : Untuk mempelajari pengaruh cara perawatan payudara terhadap proses pengeluaran ASI pada ibu postpartum yag di rawat di Rumah bersalin A.

Tujuan Khusus :1. Mengidentifikasi cara perawatan payudara pada ibu postpartum yang dirawati di Rumah Bersalin A2. Mengidentifikasi kelancaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum yang dirawati di Rumah Bersalin A3. Menganalisa pengaruh cara perawatan pauyudara terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum yang di rawat di Rumah Bersalin A.

STUDI KEPUSTAKAAN

Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penleiti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalah penelitian. Selain itu studi kepustakaan juga jmerupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dari nonpublikasi, sehingga peneliti bisa memastikan bahwa tidak ada variable penting di masa lalu yang ditemukan berulang kali mempunyai pengaruh atas masalah, yang terlewatkan. Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoritis yang komperhensif di mana hipotesis dapat dibuat untuk diuji (Sekaran, 2006).

Tujuan studi kepustakaan adalah untuk memastikan bahwa ; 1. Variable penting yang kemungkinan besar mempengaruhi situasi masalah tidak terlewatkan dalam penelitian 2. Gagasan yanglebih jelas akan muncul, misalnya variable apa yang paling penting untuk dipertimbangkan (sifat hemat), mengapa variable tersebut dianggap penting, dan bagaimana variable diinvestiasi untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, survey literature membantu penyusunan kerangka teoritis dan hipotesis untuk pengujian.3. Pernyataan masalah dapat dibuat dengan tepat dan jelas4. Sifat dapat diuji dan dapat ditiru dari temuan penelitian saat ini meningkat 5. Peneliti tidak mengalami risiko menemukan kembali roda yang memboroskan usaha dengan mencoba menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui.6. Masalah yang diselidiki diterima oleh komunitas ilmiah sebagai hal yang relevan dan penting (Sekaran, 2006).

Penelaahan pustaka hendaknya menampilkan semua informasi yang relevan dengan cara yang meyakinkan dan logis, alih alih menampilkan semua studi dalam dalam urutan kronologis dengan kepingan dan potongan informasi yang tidak beraturan. Telaah pustaka yang baik juga membawa peneliti secara logis pada pernyataan yang baik. Sebagian besar kegiatan telaah pustaka adalah membaca dan menyarikan informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti berdasarkan berbagai bahan publikasi dan nonpublikasi kepustakaan yang tersedia mengenai topic penelitian (Sekaran, 2006).

MACAM PUSTAKA

Ada 2 macam pustaka yang dapat dijadikan bahan pustaka dalam penelitian, di antaranya : 1. Pustaka Primer Merupakan daftar bacaan dari hasil penelitian atau studi pustaka yang diperoleh dari jurnal penelitian / jurnal ilmiah 2. Pustaka Sekunder Pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku teks, indeks, ensiklopedia, dan lin-lain.

Kedua bahan pustaka tersebut dpat digunakan, tetapi yang terpenting adalah harus mempertimbangkan aspek kemutakhiran dan relevanssi. Aspek kemutakhiran berkaitan dengan penggunaan sumber bacaan yang up to date. Hal ini disebabkan karena sumber informasi yang lama, kebenarannya telah dibantah oleh teori yang lebih baru. Aspek relevansi berhubungan dengan keterkaitan sumber bacan dengan maaslah yang diteliti.

KERANGKA KONSEP

Kerangka konsp merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana sorang penlti menyusun teori atau menghubungkan secaralogis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Singkatnya, kerangka konsep membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika sitausi atau hal yag sedang atau akan diteliti (sekaran, 2006). Penyusunan kerangka konsep akan membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu, dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau variable (Nursalam, 2003).

Contoh : Dalam menyusun sebuah kerangka konsep, peneliti hendaknya memahami varibel konsep yang hendak diukur. Karena kerangka kosep memberikan dasar konseptual bagi penelitian. Kerangka konsep juga mengidentifikasi jaringan hubungan antara variable yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi msalah apapun, sehingga sangat penting untuk memahami apa arti varibabel dari apa saja jenis variable yang ada (Sekaran, 2006). Contohnya adalah pada penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI. Berdasarkan judul tersebut maka peneliti harus memahami teori konsep perilaku, variabelnya apa saja yang masuk dalam kategori factor yang mempengaruhi.

Factor Predisposisi PendidikanPengetahuanPersepsi

Perilaku pemberian ASIFactor Pendukung Pendapatan keluargaKetersedian waktu

Factor Pendorong Sikap petugas Sikap orang tua

Gambar 1Contoh bagan Kerangka Konsep dari Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASIBerdasarkan kerangka konsep tersebut, ada empat konsp utama, yaitu konsep tentang factor predisposisi, factor penduung terhadap terjadinya perilaku, factor pendorong, dan konsep factor perilaku pemberian ASI. Setiap konsep mempunyai variable sebagai indikasi pengukuran konsep tersebut. Pengukuran factor predisposisi dilakukan melalui variable pengetahuan, pendidikan, sikap dan persepsi, factor pendukung diukur dengan tingkat pendapatan keluarga dan ketersedian waktu, factor pendorong di diukur dari sikap petugas dan sikap orang tua. Sedangkan konsep perilaku pemberian ASI sebgai variable dependen (variable tergantung) dapat diukur melalui variable praktek menyusui. Parameter yang dapat diukur pada penelitian di mna ibu memberikan ASI kepada anak atau bayi mereka, adalah berup pertanyaan, apakah mereka memberikan ASI kepad abayinya atau tidak. Pertanyaan selanjutnya adalah, bila memberikan, bagaimana frekuensi dan caranya.

MERUMUSKAN HIPOTESIS PENELITIAN

Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan), yaitu suatu pernyataan yang msih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkn dalam penelitian. Hipotesis juga merupakan sebuah pernyataan tentang hubunggan yang diharapkan antara dua variable atau lebih yang dapat diuji secara empiris.

Bisanya hipotesis terdiri atas pernyataan terhadap adany atau tidak adanya hubungan antara dua variable, yakni variable bebas (independent bariabel) dan variable terikat (dependen variable). Variable bebas ini merupakan variable penyebabnya atau variable pengaruh, sedang variable terikat adalah merupakan variable akibat atau variable terpengaruh. Jadi hipotesis itu merupakan suatu kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003).

Penyusunan dan pengujian hipotesis sangat penting bagi suatu penelitan. Hiptesis disusun sebelum penelitian diaksanakan, karena hipotesis dapat mengarhkan penelitian, memperkecil jangkuan penelitian, memberipetunjuk pada tahap pengumpulan data, pandun dalam pengujian antara dua variable atau lebih, dan membantu mengarahkan mengidentifikasi variable yang akan diteliti.

Berikut ini adalah teknisperumusan hipotesis yang baik : a. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement), bukan dalam bentuk kalimat Tanyab. Hipotesis harus muncul dari ilmu pengetahuan yang diteliti, Karena berkaitan dengan bidang ilmu pengathuan yang sedang atau akan diteliti c. Hipotesis harus dapat diuji, karena suatu hipotesis harus terdiri atas variable-variabel yang dapat diukur dan dapat dibandingkan. Hipotesia yang tidak jelas cara pengukuran variabelnya akan sulit mencpai hasil yang objektif.d. Hipotesis harus sederhana, jelas, tegas, dan terbatas, artinya hipotesis tidak boleh menimbulkan perbedan-perbedaan dalam pengertian dan tidak terlalu luas sifatnya (Notoatmodjo. S, 2003) Meskipun demikian tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis. Penelitian survey, deskriptif, sejarah, dan lain-lainnya adalah contoh penelitian yang tidak memerlukan perumusan hipotesis.

JENIS HIPOTESIS

Dalam penelitian terdapat beberpa jenis hipotesis, diantaranya : 1. Hipotesis Kerja Hipotesis ini merupakan suatu rumusn hipotesis dengan rujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi bila suatu gejala muncul. Hipotesis ini bisaanya menggunakan rumusan pernyataan, jika.., maka.., artinya, jika suatu factor atau variable terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka aa akibat yang dapat ditimbulkannya.Contoh : a. Jka persalinan dilakukan oleh dukun yang belumdialtih, maka angka kematian bayi di daearah tersebut tinggi b. Jika status gizi ibu hamil buruk, maka berat badan lahir anak akan rendah2. Hipotesis Nola tau Hipotsis Statistik Hipotesisi ini dapat dilambangkan dengan Ho adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang definitive dan tepat diatnara di variable. Secara umum hipotesis nol diungkapkan sebgai tidak terdapatnya hubungan (signifikan) antara dua variable atau tidak ada perbedan signifikan antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Di dalam analisis statistic untuk menolah kebenaran hipotesis nol. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternative yang bisaa dilambngkan Ha.Hipotesis alternative (Ha) menyatakan adanya hubungan antara dua variable atau lebih, bisa juga menyatakan adanya perbedan dalam hal tertentu pada kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistic yang digunakan adalah jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis, maka hipotesis nol di tolak dan hipotesis alternative diterima. Sementara jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai kritis maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternative ditolak (Sekaran, 2006).Contoh : a. Adanya hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahi b. Adanya pengaruh cara perawatan payudara dengan lancaran pengeluaran ASI.3. Hipotesis Hubungan dan Hipotesis PerbedaanHipotesis ini digunakan untuk menentukan atau membedakan hubunan atau perbedan antara dua variable atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubunan antara dua variable.Contoh : Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir.Maka hipotesis ini dapat diperjelas menjadi : Makin baik status gizi ibu hamil, makin bik pula berat badan bayi baru lahir.JENIS-JENIS PENELITIAN

Dalam disiplin ilmu kesehatan, terdapat berbaga jenis penelitian. Secara umum jenis penelitian tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan ruang lingkup, tempat, cara pengumpulan data, ada tidaknya perlakuan, waktu pengumpulan dta, tujuan penelitian dan sumber data.

Penelitian berdasarkan ruang lingkupnya terdiri atas penelitian kasus dan inferensial. Pada penelitian kasusu, objeknya hany satu kasus tertentu dan kesimpulannya hanya berlaku pada kasus yang diteliti. Sedangkan pada penelitian inferensial objeknya adalah populasi kasus, meluas, dan kesimpulannya di generalisasi untuk populasi.

Jenis penelitian berdasarkan tempat terbagi menjadi dua, yakni penelitian lpangan dan laboraotrium. Penelitian lapangan dilakukan di lingkungan alami dimana kegiatan dilakukan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih kelompok diberikan perlakuan tertentu. Pada penltiain lapangan bisaanya mustahil untuk mengontrol semua variable pengganggu, karena ada hal-hal tertentu yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti. Penelitian laboratorium bertempat di laboratorium dengan kondisi yang ideal dan kondisi yang dapat dikendalikan oleh peneliti.

Penelitian berdasrkan waktu terdiri atas penelitian longitudijal dan cross sectional. Pada penelitian longitudinal, populasi yang diteliti adalah sama dan diamati selama periode aktu tertentu dan satu populasi yang beragam dimati dalam waktu yang sama, penelitian longitudinal bis bersifat retrospektif atau prospektif. Sedangkan penelitia cross sectional adalah penelitian pada beberapa populasi yang diamati pada aktu yang sama. Penelitian jenis ini sangat cocok untuk penelitian deskriptif dan tidak cocok untuk penelitian yag bersifat analitis / eksplanatif maupun kausaltias.

Berdasarkan cara pengumpulan data, terdapat jenis penelitian yakni penelitian observasional dan survey. Penelitian obsrevasionl melkukan pengamatan atas perilaku objek dan bersifat partisipatif dan nonpartisipatif. Sedangkan penelitian survey dilakukan dengan memberikan kuesioner, wawancara berlangsung atau tidak langsung.

Berdasarkan ada tidaknya perlakuan maka penelitian terbagi menajdi penelitian eksperimental dan noeksperimental (expost facto). Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang memberikn perlakuan kepada objek yang dapat mengendalikan variable dan secara tegas menyatakan adanya hubungan sebab akibat. Sedangkan penelitian noneksperimental adalah penelitian yang tidak memberikan intervensi kepada objek dan hanya mengamati kejadian yang sudah ada dan penelitian ini sulit menyatakan hubungan sebab akibat.

Berdasarkan tujuannya, penelitian terbagi menajdi penelitian deskriptif dan analitis / eksplanatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang didalamnya tidak da analisis hubungan antaravariabelk tidak ada variable bebas dan terikat, bersifat umum yang membutuhkan jawaban di mana, kapan, berapa banyak, siapa, dimana, dan analisis statistic yang digunakan dalah deskriptif. Penelitian analitis terdiri atas varaibel bebas dan terikat, membutuhkan jawaban mengapa dan bagaimana, penelitian ini bisaanya menggunakan analisis statistic inferensial.

Berdasarkan sumber datanya, penelitian terbagi menjadi penelitian primer dan penelitian sekunder. Pada penltian primer, data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian, sedangkan penelitian sekunder data telah dikumpulkan oleh pihak lin dan data sudah ada.

Selain itu berdasarkan jenis datanya, terdapat penelitian kuantitatif dan kualitatif. Jenis penelitian yang termasuk dalam pnelitan kuantitatif adalah penelitian deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian tindkan, penelitian perbandingan, kausl atau komparatif, penelitian korelasional, penelitian eksperimental dan lain-lain.

Sedangkan contoh penelitian kualitatif adalah penelitian fenomenologi, grounded, etnografi, historis, kasus, filosofi dan lain-lain. Pad apenelitian kualitatif, pross pengumpulan data dapat diperoleh melalui cerita, gambar, atau dokumen lainnya. Penelitianfenomenologi ini dapat bersifat deskriptif yang mmpelajari fenomena tentang respons keberadaan manusia yang bertujuan untuk menjelaskan pengalaman seseorang dalam kehidupannya termasuk didalamnya adalah interaksi social yang dilakukannya. Penelitian grounded merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk menemukan masalah-masalah yang muncul pad asituasi atau aplikasi dari masalah yang ada dengan menekankan praktik hubungan antara variabel. Penelitian etnografi merupakan penelitian yang mempelajari budaya yang ada dimasyarakat dan dapat dikembangkan untuk mempelajari periaku budaya sehingga dapat digunakan dalam pengembangan masyarakat. Penelitian hstoris digunakan untuk mempelajari perjalanan masa lampau secara objektif, sistematis, dan akurat, sehingga bukti yang dikumpulkan dapat digunakan sebgai data untuk menelusuri perkembagnan ilmu atau teknologi dan penelitian kasus digunakan untuk mempelajari masalah kasus yang terjadi dan subjek yang dapat dijadikan penelitian dapat berupa individu, kelompok atau institusi.

Secara umum desain penelitan yang akan dibuat sangat ditentukan oleh rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian, tujuan yang ingin dicpai sesuai dengan rumusan masalah. Tujuan penelitin pada umumnya ada lima, pertama mengidentifikasi dan karakterisasi fenomenal, kedua mengembangkan model, ketiga mengeksplorasi factor, keempat, membuktikan hubungan antara variable dan kelima membuktikan pengaruh suatu variable terhadap vairabel lain. Untuk tujuan satu sampai empat memerlukan desain penelitian noneksperimental sedangkan tujuankelima memerlukan desin penelitian eksperimental. Akan tetapi, ada yang menyebut penelitian noneksperimental adalah penelitian observasionl, sehingga jenis tujuan satu sampi tiga adalah penelitian observasonal yang bersifat deskriptif eksploratif nonhipotesis. Sedangkan tujun keempat desainnya adalah penelitian observasional yang bersifat analitis inferensial hipotesis. Kemudian, untuk jenis observasional apabila yang diteliti berkaitan dengan distribusi penyakit menurut demografis, geografis, sosiokultural, serta factor resiko, maka penelitiannya menggunakan pendekatan epidemiologis, baik deskriptif maupun analitis. Selain itu desin yang telah dipilih dapat menentukan perlu tidaknya penggunaan metode sampling, apabila perlu maka dapat ditentukan perlu tidaknya alokasi random untuk mempertahankan validitas internal.

RANCANGAN PENELITIAN NONSEKPERIMENTAL

Penelitian Observasonal Bersifat Deskriptif Eksploratif nonhipotetis Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau mjenggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelmin, social ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lin-lain. Atau dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat periwtiwa atau kondisi populasi saat itu. Deskripsi tersebut dapat terjadi pada lingkup individu di suatu daerah tertentu, atau lingkup kelompok pada masyarakat di daerah teretntu. Penelitian ini dapat bersifat kuantitatif dan dapat juga kualitatif.

Contoh : Seorang peneliti ingin menelitit erhadap masalah Perilaku pemberian ASI pada ibu menyusui yang tinggal di daerah A

Apabila rancangan deskripsi ingin dibuat, maka caranya adalah sebagai berikut : 1. Deskripsikan atau gambarkan perilaku pemberian ASI, ke dalam kategori perilaku baik, cukup, atau kurang2. Deskripsikan perilaku pemberian ASI berdasarkan kategori umur, social ekonom, pekerja, pengetahuan dan lain-lain

Penelitian Obeservasional Bersifat Analitis Inferensil Hipotesis Rancangan penelitian ini bertujuan mencari hubungan antaravariabel yang sifatnya bukan hubungan sebab akibat, bisaanya dilakukan penelitian secara deskriptif terlebih dahulu untuk dicari data dasar.Contoh : Apabila peneliti ingin meneliti masalah Hubungan cara perawatan payudara terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum, maka rancngannya dapat sebagai berikut : 1. Tentukan subjek penelitian 2. Tentukan variable penelitian, antara lain : variable independen dan variable dependen 3. Lakukan pengamatan atau pengukuran pada variable independen dan variable dependen 4. Lakukan analisis kedua variable tersebut untuk dicari hubungannya.

Penelitian Observasional Pendekatan Epidemologis a. Penelitian Cross Sectional Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat b ersamaan (sekali waktu) antara factor risiko / paparan dengan penyakit. Misalnya penelitian tentang hubungan antara konsumsi zat besi (Fe) dengan terjadinya anemia pada ibu hamil, seorang peneliti melkukan pengukuran atau pengamtan terhadap bagaimana konsumsi zat besi (Fe) diukur saat bersamaan dengan bagaimana status anemia pada ibu hamil.Contoh : Apabila peneliti ingin mempelejari masalah Hubungan antara konsumsi zat besi (Fe) dengan terjadinya anemia pada ibu hamil, maka langkah dalam rancangan cross sectional adalah sebgai berikut : 1. Tentukanlah subjek penelitian 2. Tentukan variable penelitianantara lain factor resiko / paparan (variable independen) dan penyakit (variable dependen)3. Lakukan pengamatan atau pengukuran / observasi kedua variable tersebut secara bersamaan atau sekali waktu 4. Lakukan analisis kedua varaibel tersebut .

b. Penelitian ini mjerupakan rancangan penelitan yang membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok control untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan. Rancngan penelitian ini dikenal dengan sifat retrospeksi yaitu rancang bangun dengan melihat ke belakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadiankesakitan yang diteliti. Seperti peneliti yang ingin meneliti tentang ada tidaknya hubungan antara terjadinya hipertensi dengan penggunaan pil KB.Contoh : Apabila peneliti ingin mempelajari hubungan antara penggunaan pil KB dengan terjadinya hipertensi. Jika penelitian tersebut menggunakan rancngan penelitian case control, caranya adalah sebagai berikut : 1. Tentukan subjek penelitian 2. Identifikasi subjek penelitian yang mengalami hipertensi dan tidak mengalami hipertensi 3. Identifikasi factor risiko di masa lampau 4. Lakukan pengamatan atau pengukuran pada factor risiko dan penyakit / non penyakit 5. Lakukan analisis pada kedua variable tersebut.

c. Penelitian Kohort Penelitian ini merupakan rancangan penelitian dengan mengelompokkan atau mengklasifikasikn kelompok terppar dengan tidak terpapar, untuk kemudian diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada tidaknya fenomena.Contoh : Misalnya untuk masalah penelitian : Hubungan penggunaan pil KB dengan Hipertensi, maka langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Tentukan subjek penelitian2. Identifikasi subjek penelitian yang terpapar / kena risiko dan tidak terpapar (menggunakan pil KB dan tidak menggunakan pil KB)3. Lakukan pengamtan atau pengukuran terhadap kejadian hipertensi dalam kurun waktu tertentu 4. Lakukan analisis pda kedua variable tersebut.RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Penelitian eksperimen dalam bidang kebidanan meliputi preexperimental design, true experimental design, factorial design, quasy experimental design.

Preeksperimental Design Merupakan rancangan penelitian eksperiment yang paling lemah serta tidak untuk membuktikan kasual, yang terdiri atas one shto case study / posttest only design, pre test posttet design dan static group comparison / posttest only control group design sebagai berikut :One shot case study Penelitian ini dilakukn dengan memberikan intervensi / perlakuan untuk kemudian dilihat dampaknya atau pengaruhnya / hasil pengamatan seperti penelitian berikut : Pengaruh PKMRS terhadap tingkat kepatuhan control, maka caranya adalah pda subjek diberikan penyuluhan kesehatan masyarakat kemudian dilihat dampaknya terhadap tingkat kepatuhan control.

Pretest posttest design Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahlu sebelum diberikan intervensi. Setelah itu diberikan intervensi, kemudin dilkukn posttest (pengamatan akhir).

Static group Comparison / posttest only control group design Merupakan rancngan preeksperimental dengan menambah kelompok control, dengan cara setelah perlakuan dilakukan pengamatan pada kelompok perlakuan dan pada kelompok control dilakukn pengamatan saja.

Pada design preeksperimental ini kelemahannya dalah akan banyak variable-variabel luar yang berpengaruh dan sulit dikontrol sehingga tingkat validitas akan berkurang atau akan menyebabkan hasil intervensi yang didapat kurang akurat.

True Esperimental Design (Eksperimen murni)True experimental deign merupakan jenis rancngan penelitian yang mempunyai ketelitian tinggi karena sampelnya dipilih secara acak d nada kelompok kontrolnya. Pada penelitian ini semula variable luar dapat dikontrol sehingga rancangan ini dapat dikenal dengan eksperimen yang betul-betul eksperimen.

Ada tiga jenis dari true experimental design diantaranya 1) Randomized pretest posttest control group design, 2) Randomized posttest only control design, dan 3) Solomon four group design.Randomized pretest-postest control group design Model rancangan ini adalah ada dua kelompok yang dipilih secara acak, lalu diberi pretest untuk mencari perbedaan dengan kelompok control terhadap eksperimen yang akan digunakan.

Randomized Posttest Only Control Design Cara yang digunakan untuk model rancngan ini adalah ada dua kelompok yang dipilih secara ack, kemudian satu kelompok diberi treatment, sedangkan yang lainnya tidak diberi perlakuan dan kemudian langsung dimati atau diukur.

Solomon Four Group Design Cara yang digunakan dalam rancangan ini adalah mengambil sampel yang telah diacak sebelumnya, kemudian dibagi dalam empat kelompok, kelompok pertama dilakukan observasi / pengamatan, kemudin diberikan perlakuan kemudian diukur/diobservasi. Pada kelompok kedua dilakukan observasi awal tanpa perlakuan kemudian diukur/diamati. Untuk kelompok ketiga langsung diberi perlakuan dan sesudahnya dilakukan pengamatan. Sedangkan pada kelompok keempat langsung dilakukan pengamatan.

Quasy-Experimental Design (Eksperimen semu)Rancngan ini merupakan bentuk design eksperimen yang lebih baik validitas internalnya dariapda rancangan preekperimental dan lebih lemah dari true experimental. Design ini terdiri atas time series design, nonequivalent control group design, equivalent time sampel design, dan lain-lain.

Time series design Dalam randangan ini, pada sampel penelitian, sebelum dilakukanny perlakuan dilakukan observasi beberapa kali dan sesudah perlakuan juga dilakukan beberapa kali observasi.

Equivales Time Sampel Design Sampel penelitian dipilih dalam rancangan ini adalah dua sampel yang ekivalen waktunya. Sampel A diberikan perlakuan X dan sampel B tidak di berikan, keduanya kemudian diobservai dan dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk ini adalah bentuk berulang dari one group experiment, penjelasan bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

dan seterusnya Keterangan : X1 : diberi perlakuan X0: tidak diberi perlakuan O: observasi

Nonequivalent Time Sample Design Sampel pada penelitian ini diobservasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan, kemudian setelah diberikan perlakuan sampel tersebut diobservasi kembali.

POPULASI PENELITIAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).

Jadi, populasi tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimili oleh objek / subjek tersebut (Sugiyono, 2004).

Populasi dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas. Dikatakan terbatas apabila jumlah individu atau objek dalam populasi terwsebut terbatas dalam arti dapat dihitung. Sedangkan bersifat tidak terbatas dalam arti tidak dapt ditentukan jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut.

MENENTUKAN SAMPEL Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti dan sebagian jumlah dari karakteristik yan dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian kebidanan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel yang tersebut digunakan.

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sample. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Nursalam, 2003).

Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara lain adalah : a. Adanya hambatan etikb. Menolah menjadi respondenc. Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukn penelitian d. Terdapat keadan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil penelitian

Penetapan kriteria sampel (inklusi dan ekslusi) diperlukan dalam upaya untuk mengendalikan variable penelitian yang tidak diteliti, tetapi memiliki pengaruh terhadap variable independen. Dengan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka tidak mungkin peneliti meneliti keseluruhan individu atau objek dalam populasi, untuk itu maka dilakukan pengambilan sampel. Sampel didefenisikan sebagia bagian dari populasi yang diambil untuk diketahui karakteristiknya. Untuk tujuan generalisasi atau penarikan kesimpulan mengenal populasi, maka sampel yang diambil harus dapat mewakili (representative) populasi. Suatu sampel dikatakan representative apabila memenuhi kriteria digunakan azaz probabilitas (random sampling), besar sample cukup, cirri-ciri populasi terwakili, dan variasi antar unit populasi dibuat sekecil mungkin.

Berikut ini adalah hl-hal yang hrus dipertimbangkan ketika peneliti akan menentukan sampel penelitiannya : 1. Probabilitas Asas ini mengandung arti bahwa setiap estimasi dan keputusan yang idhasilkan dpat mellui pengujian statistic berdasarkan data sampel, selalu mengandung resiko salah satu ketidapastian. Besar rsiko salah atau ketidakpastian dan hasil pengujian statistic dinyatakan secara probabilitas.2. Standar ErrorSecara teoritis apabila ditarik sampel denan besar tertentu dari populasinya, maka akan didapat banyak kemungkinan sampel. Masing-masing sampel akan mempunyai perhitungan yang saling berbeda besarnya. Bila perhitungan yang berbeda besarnya tersebut diambil rata-ratanya, maka diperoleh nilai yang besarnya mendekati atau sama dengan parameter. Simpangan baku (standar deviation) dari distirubusi kemungkinan statistic yang diperoleh dari masing-masing sampel disebut sebga standar error (kesalahan baku).

3. Distribusi Teoritis Dalam penentuan sampel dengan besar sampel, secara teoritis diperoleh banyak kemungkinan sampel yang masing-msing mempunyai perhitungan yang berbeda. Perhitungan nya dapat berupa nilai rata-rata, proporsi, kofesien korelasi perbedaan dua nilai rata-rata, perbedaan dua proporsi, atau nilai-nilai statistic yang lain. Statistic yang b ervariasi dari sampel ke sample, secara teoritis akan membentuk suatu distribusi yang dikenal dengan distribusi teoritis Distyirubis teoritis dari sifat yang diukur pada umumnya cenderung mengikuti distiribusi normal, namun distribusi teoritis sifat dalam sampel tidak normal, walaupun distribusi berfsifat dalam sampel tidak normalk, namun distribusi teoritis mungkin saja normal. Distribusi teoritis semakin normal merupakan distirubis yang penting dalam analisis statistic interensial. Pengujian statistic yang didasarkan atas distribusi normal disebut juga sebagai analisis statistic parametric.

Dalam menentukan besar sampel, terdapat beberapa hal yang pelu diperhatikan diantaranya adalah jeni dan rancangan penelitian, tujuan penelitian, jumlah populasi atau sampel, teknik sampling, jenis (skala pengukuran) data (variable) dependent, tingkat kepercayaan atau ketelitian penyimpangan yang masih dapat ditoleransi.

Dengan penelitian yang dipilih dalam penelitian akan menentukan perlu tidaknya penggunaan metode sampling. Hal ini berkaitan dengan perlu tidaknya menggunakan rumus untuk menentukan besar sampel.

TINGKAT SAMPLING DLAM PENELITIAN KEBIDANAN

Teknk sampling merupakan suatu proses seleksi sample yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sample akan mewakili keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua jenis pengambilan sample yakni probability sampling dan nonprobbility sampling.1. Probability sampling Teknik pengambilan sample dengan maksud untuk memberikan peluang yang sama dlam pengambilan sample, yang bertujuan untuk generalissi, dengan berasas probabilitas unit terpilih sama. Termasuk jenis pengambilan sample ini antara lain : simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, area (cluster) smpling. Sample random sampling Pengambilan sample dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan bila anggota ppopulasi dianggap homogeny, sebagai contoh bila populasinya homogeny maka diambil secara acak kemudian didcapatkan sample yang representative. Pengambilan nya dapat dilakukan lotere, akan tetapi pengambilannya diberikan nomor urut tertentu maka disebut sebgai systematic random sampling. Proportionate stratified random sampling Suatu cara pengambilan sample yang digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri kelompok yang homogeny atau berstrata secara proporsional Disproportionate stratified random sampling Suatu cara pengambilan sample yang digunakan bil anggota populasi tidak homogeny yang terdiri atas kelompok homogeny atau berstrata yang kurang secara proporsional Cluster sampling Suatu cara pengambilan sample bila objek yang diteliti atas sumber data sangat luas atau besr, yakni populasinya heterogen dan terdiri atas kelompok yang masing-masing heterogen, maka caranya adalah berdasrkan daearh dan populasi yang telah ditetapkan. Cluster dilkukan degan cara melakukan randomisasi untuk cluster / menentukan sampel daerah kemudian randomissi / menentukan orang / unit yang ada diwilayahnya / dari populasi cluster yang terpilih. Sebagai contoh populasi daerah atau wilayah yang terbesar diambil secara random untuk diambil sampel daerah kemudin dari sample daerah diambil secara random untuk dicari sampel individu. Multistage random sampling Teknik ini merupakan suatu cara pengambilan sampel, bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar, yakni populasinya heterogen, terdiri atas cluster dan strata. Caranya samplingnya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan, dengan melakukjn randomisasi cluster, kemudian dilkukan stratifikasi atas cluster tertpilih dan terakhir dilakukan randomissi unit populasi dari masing-masing strata.

2. Nonprobability sampling Teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sma dari setiap anggota populasi, yang bertujuan tidak untuk generalisasi, yang berasas pada probabiltias yang tidak sama, teknik pengambilan sistematis, sampling quota, aksidental penuh, purposive, snowball dan consecutive. Sampling sistematis Cara pengambilan sample berdasarkan urutan anggota populasi yang telah diberi nomor urut, dengan sifat dari populasiny heterogen. Cara ini bisaanya mengambil nomor urut ganjil atau nomor genap saja Sampling kuota Cara pengambiln sampel dengan menentukan cirri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang telah ditentukann Sampling aksidental Cara pengambilan sampel yang dilkukan dengan kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam menentukan sample apabila dijumapi ada, maka sample tersebut diambil dan langsung dijadkan sebagai sample utama. Purposive sampling Cara pengambilan sample ini adlah dengan mengmbil semua anggota populasi menjadi sample. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil, seperti bila samplenya kurang dari tiga puluh maka anggota populasi tersebut diambil seluruhynya untuk dijadikn sample penelitian. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sample. Snowball sampling Cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara menentukan sample dalam jumlah kecil awalnya, kemudian sampel tersebut diminta untuk mengajak temannya untuk diikutsertakan sebagai sampel pada penelitian tersebut. Consecutive sampling Cara pengambilan sample ini dilakukan dengan memilih sample yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Sumber Sugiyono, 2001).

PENGERTIAN VARIABEL

Variable menurut FN Kerlinger yang dikutp Suharsimi Arikunto, adalah sebuah konsep yang dpat dibedakan menjadi du, yakni yang bersifat kuantitaif dan kualitatif, sebagai contoh, variable kuantitatif adalah variable berat badan, umur, tinggi badan, sedangkan variable kualitatif di antaranya persepsi, respons sikp dan lain-lain.

Sedangkan menurut Sudgdo Sastroarmoro dkk, variable merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lainnya.

JENIS VARIBEL PENELITIAN

Dalam penelitian kebidnan, terdapat beberapa jenis variable diantaranya : Variable independen (variable bebas)Variable independen ini merupakan variable yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen (terikat). Variable ini juga dikenal dengan nama variable bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variable lain, variable ini punya nama lain seperti variable predictor, risiko, atau kausa.Contoh :

Variable dependen Varaibel dependen ini merupakan variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat karean variable bebas. Variable ini akan tergantung dari variable bebas terhadap perubahan. Variable ini juga disebut sebagai variable efek, hasil, outcome, atau event.Contoh :

Variable Moderator Variable moderator ini merupakan varibel yang memperkuat atau memperlemah hubungan variable independen dan dependen yang mempengaruhi kedua variable tersebut. Variable control Variable control ini merupakan varaibel yang dibuat konstan sehingga tidak akan mempengaruhi variable utama ygn diteliti. Varaibel control ini ditentukan oleh peneliti sehingga peneliti dapat melakukan penelitian perbandingan yang dijadikan sebagai control dalam penelitian. Variable Intervening Variabel intervening ini merupakan variable yang memperkuat atau memperlemah variable dependen dan independen tetapi tidak dapat diukur.

DEFENISI OPERASIONAL DAN CARA PENGUKURAN

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yan diamati, memungkinkan penelti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhdap suatu objek atau fenomen. Defenisi operasional ditentukan berdasarkan paramtere yang dijadikn ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimna varibel dpat diukur dan ditentukan karakteristiknya.Contoh : Judul penelitian Faktor-faktor yang mepengaruhi terjadinya hipertensi pada ibu hamil di daerah A.Berdasarkan judul diatas variable independennya adalah factor-faktor yang mempengaruhi antara lain : obesitas, diet tinggi, garam,k genetic dan umur. Sedangkan variable dependennya adlah hipertensi, maka defenisi operasionalnya adalah sebagai berikut :NoVariableDefenisi OperasionalHasil UkurSkla

1Obesitas Kelebihan masa tubuh responden yang didapat berdsarkan perhitungan rasio berat badan dan tinggi badan pada tiga bulan terakhir 1. IMT > 27 kg/m22. IMT 27 kg/m2Nominal

2Diet tinggi garam Kebisaan respponden dalam mengonsumsi makanan yang rasanya asinIntensitas 1. Sering2. Tidak Nominal

3Genetic Factor keturunan yang dimaksud adalah adanya riwayt hipertensi dalam keluarga di masa lalu yang didapat dari keluarga yakni bapak, ibu, saudara kandung, kakek dan nenek1. Ada keluraga hipertensi 2. Tidak ada hipertensi Nominal

4Umur Usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir 1. 17 27 th2. 28 38 th3. 39 49 th4. 50 60 thOrdinal

5Hipertensi Suatu keadan dimana tekanan darah seseorang ibu hamilmelebihi batas normal ykni sistolik 150 mmHg, diastolic > 90 mmHgBorderline TS : 140-159 mmHgTD: 90-99 mmHg

Ringan : TS : 180-209 mmHgTD: 110-119 mmHg

Berat : TS : > 210 mmHgTD: > 120 mmHg

PRINSIP-PRINSIP PETUNJUK ETIKA PENELITIAN

Dalam melksnakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami antara lain : 1. Prinsip manfaat Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang dilakukn memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dekspoitasi. Penelitian yang dihasilkan dapat memberikn manfaat dan mempertimbangkan antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilemma dalam etik.2. Prinsip menghoramati manusia Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus dihoramti, karena manusia memiliki hak dlam menentun pilihan antara mu dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.3. Prinsip keadilan Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privsi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

MASALAH ETIKA PENELITIAN

Masalah etika penilitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitiahn, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikn antara lain adalah sebagai berikut :

Informed ConsentInformed consent meruakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden peneltian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka harus manandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : partisipan pasienk, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaa, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasian, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

Anonimity (tanpa nama)Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencntumkan nama Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

Kerahasian (confidentiality)Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberkan jaminan kerahasiaan hasil penelitin, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkn dijamin kerahasiaan oleh peneliti,k hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

METODE PENGUMPULAN DATA

Merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat kur pengumpulan dta agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lin dapat berupa kuesioner /angket, observasi, wawancara atau gabungan ketiganya.

Angkett / questionnaire Angket / questionnaire merupkan alat ukur berupa angkat atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlhnya besar dan dapat membca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini dengan mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan. Angket terdiri atas tiga jenis, yakni 1) angket terbuka atau tidak berstruktur yang memberikan kebebasan responden untuk mengungkapkan permasalahan, 2) angket tertutup atau berstruktuir dimana angket tersebut dibuat sedemikin rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada dan 3) checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan memberikan cek () sesuai dengan hasilnya yang diinginkan atau peneliti yang memberikan tanda () sesuai dengan hasil pengamatan.

Observasi (pengamatan) Observasi merupakan cara pengumpulan data ddngan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrument yang dapat digunakan, angara lain : lembar observasi, panduan pangamatan (observasi) atau lembar checklist.

Tes Tes ini merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan beberapa sol ujian atau tes atau inventori. Ada beberapa instrument yang digunakan dalam melakukan tes di antaranya : tes kepribadin untuk mengetahui kepribadian seseorang, tes bakat yang mengukur bakat seseorang, tes prestasi untuk mengukur pencapaian atau prestasi seseorang, tes intelegensi, dan tes sikap untuk mengukur sikap seseorang.

Dokumentasi Dokumetnasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersbut dapat berupa gambar, table atau daftar periksa, dan film dokumentar.

MENYUSUN INSTRUMEN DAN MENGENAL SKALA PENGUKURAN DATA

Dalam menyusun instrument atau alat ukur penelitian, peneliti, hendaknya memahami metode dan jenis instrument yang akan digunakan, apakah akan menggunkan angket, daftar periksa, lembar observasi, atau instrument lainnya lainnya. Setelah itu peneliti menyusun parameter / indicator yang akan digunakan dalam penelitian.Contoh : Penelitian tentang persepsi dalam pemberian ASI ekslusif, maka parameter / indicator dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut : VariableDimensiIndicator / parameterNo Pertanyaan

Persepsi Prosedur pemberian 1. Usia pemberian ASI 2. Cara pemberian3. Waktu pemberian 12,3,45,6,7

Manfaat 1. Kesehatan bayi2. Untuk ibu3. Ekonomi 8,910,11,1213,14,15

Setelah menyusun indicator atau parameter tersebut kemudian menyusun instrument sebagaimana nomor urut pertanyaan tersebut.Contoh : Indicator usia pemberian ASI, nomor pertanyaan 1, maka penyusunan instrumennya adalah sebagai berikut : PernyataanSTSTSSSS

1. Dalam pemberian ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan

1. Skala ominal Merupakan skla yang paling sederhana yang disusun sebgai pembeda atau menurut jenis kategori, seperti jenis kulit ada hitam, putih, kuning, angka 1, 2, 3, suku seperti Madura, Bugis, Sunda, dan lain-lain, agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dann lain-lain, jenis kelmin, laki-laki dan perempuan. 2. Skala Ordinal Merupkan skala berjenjang atau tingkatan, seperti kurang cukup, baik, tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, rendah, sedang, tinggi, miskin, sederhana, kaya, atau kepangkatan, dan lain-lain.3. Skala Interval Merupakan skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data lainnya yang memiliki bobot yang sama, yang tidak mempunyai nilai nol mutlak contohnya seperti temperature atau buhu, dan lain-lain4. Skala Rasio Merupakan skala pengukuran yang mempunyai nol mutlk dan mempunyai jarak yang sama seperti ukuran berat badan, umur, usia manusia, jarak, panjang, dan lain-lain.

Selain keempat skla pengukuran terdapat skala pengukuran dalam sikap yang dikembangkan dari skala interval, diantaranya :

Skala LikertSkala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persesi seseorang tentang gejla atau masalah yang ada dimasyarakat atau dialaminya. Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam kategori skla likert adalah sebagai berikut :

Pernyataan Positif Nilai Nilai Sangat Setuju : S4 Sangat setuju : S1Setuju : S3Setuju : S2Tidak setuju : TS2Tidak setuju : TS3Sangat tidak setuju : SS1Sangat tidak setuju : SS4

Pernyataan Positif Nilai Nilai Sangat Penting : SP4 Sangat Penting : SP1Penting : P3Penting : P2Tidak Penting : TP2Tidak Penting : TP3Sangat tidak Penting : STP1Sangat tidak Penting : STP4

Pernyataan Positif Nilai Nilai Sangat Puas : SP4 Sangat Puas : SP1Puas : P3Puas : P2Tidak Puas : TP2Tidak Puas : TP3Sangat tidak Puas : STP1Sangat tidak Puas : STP4

PernyataanSTSTSSSS

Dalam pemberian ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan

Cara interprestasi dapat berdasarkan prosentasi sebagaimana berikut ini : 0%25%50%7%100%STSTSSSS

Angka : 0 25%: Sangat tidak setuju (sagnat tidak baik)Angka : 26 50% : Tidak setuju (tidak baik) Angka : 51 75%: Setuju (baik) Angka : 76 100% : Sangat setuju (sangat baik)

Skala GuttmanSkala ini merupakan skala yng bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan / pernyataan : ya, dan tidak, positif dan negative, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interprestasi penilian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisanya dapat dilakukan seperti skala Likert.

Skala Diferensial SemanticMerupakan skala perbedaan semantic dengn berisi pernyataan sikap seseorang, yang memberikan jawaban tentang dan positif ke negative.

Ratting Scale Merupakan skala sikap yang memberikan pernyataan dengan jawaban yang berupa angka yang telah disediakan, yang hamper sama dengan skala Likert akan tetapi tersedia jawaban berupa interval angka.

Skala Thrustone Merupakan skala yang memberikan sejumlah pernyataan pada responden. Responden diminta untuk memilih sebagian dari pernyataan, kemudin dihitung oleh peneliti sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan.Contoh : Merekrut calon bidan dengan 3 pernyataan dari 5 pernyataan yang sesuai dengan persepsi saudara : 1. Saya memilih pekerjaan sebagai bidan karena ini adalah pekerjaan yang mulia dan terhormat 2. Apa yang bisa dibanggakan oleh seorang bidan bila gajinya hanya paspasan saja3. Semestinya gaji bidan lebih besar dari pegawai lain 4. Apakah perlu bidan berbangga diri atas kesuksesannya, mengingat ini adalah tugas mulia.

MENGUKUR VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN (ALAT UKUR PENELITIAN)

Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan realibilitas data. Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya.Rumus Pearson Product Moment : r hitung =

Keterangan : r hitung : koefisien korelasi Xi: Jumlah skor item Yi: Jumlah skor total (item) N : Jumlah responden

Rumus uji T

t hitung =

keterangan : t : nilai thitungr: Koefisien korelasi hasil rhitung n: Jumlah responden untuk table t = 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2) jika nilai t hitung : t table berarti valid demikian sebaliknya, jika nilai t hitungnya < t table tidak valid, apabila instrument valid maka indeks korelasinya (r) adalah sebgai berikut : 0,800 1,000 : sangat tinggi 0,600 0,799 : tinggi 0,400 0,599 : cukup tinggi 0,200 0,399 : rendah 0,000 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

TEKNIK PENYAJIAN

Teknik penyjian data merupakan cara bagaimana untuk menyajikan dta sebaik-baiknya agar mudh dipahami oleh pembaca. Penyajian data hasil penelitian haru dapat disajkan dalam tiga cara, diantaranya melalui penyajian verbal, visul, dan matematis.

Penyajian Verbal Penyjhian berval merupakan cara untuk mengomunikasikan hasil penelitan dalam bentuk uraian kjalimat yang mudah dipahamipembaca. Penyajian data secara verbal ini hendaknya memenuhi beberapa syarat sebagaimana berikut ini : Disajikan secara lugas, artinya menggunkan kata-kata dan kalimat yang secara tegas menyatakan maksud dari konsep yang digunakan, sehingga tidak memberikan kemungkinan adanya beberapa tafsiran yang berbeda. Selain itu, kita juga harus menyajikan hasil penelitian apa adanya. Disajikan secara objektif, artinya kata-kata yang dipakai sebaiknya menghindari pernyataan-pernyataan subjektif penulis tanpa disertai fakta-fakta yng mendukung, seperti penyajian yang banyak diwarnai dengan pendapat dan keinginan penulis, atau dapat dikatakan bahwa penyajian hasil penelitian hendaknya menrangkan hasil penelitian dengan apa adanya danditunjang oleh fakta dan informasi. Dikemukakan dengan jelas, artinya mudh dimengerti oleh pembaca dan menggunakan tata bahasa yang baik sesuai dengan EYD, sederhana, dan sistematis. Diuraikan dengan ringkas, mengandung arti bahwa kalimat-kalimat yang digunakan tidak berbelit-belit dan terlalu panjang Penyajian hendaknya menggunakan kata ganti yang tepat seperti penulis, dan menghindari penggunaan kata aku, saya, dan kami.

Penyajian Matematis Penyajian matematis meruapakan penyajian hasil penelitian dengan menggunakan angk-angka dalam bentuk table (menggunakan symbol-simbol bilangan matematis). Dalam penyjian matemtais ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya : Memberikan uraian atau penjelasan panjang lebar tentagn isi table, mengingat table merupakan pemadtan sejumlah besar data sehingga memudahkan untuk melihat data secara keseluruhan Hindarkan pemotongan table menjadi terpisah pada halaman yang berbeda Gunkan nomor table menjadi terpisah pada halaman yang berbeda Penulisan table dan nomornya diketik di tengah halaman, tiga spasi dibawah kalimat atau paragraph sebelumnya Keterangan table atau catatan kaki tebal ditulis dua spasi dibawah garis horizontal di bawah table.

Penyajian Matematis dalam Bentuk Tabel / datar Penyajian matematis dalam bentuk table / daftar yang ditampilkan dalmam bentuk angka (data numeric) yang disusun dalam kolom dan baris. Ini bertujuan untuk menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda. Ada tiga jenis penyajian matematis dalam bentuk table, di antaranya : 1. Tabulasi satu variable (one way frequency tables) atau tabulasi distribusi frekuensi2. Tabulasi silang (two-way frequency tables) atau text table, disebut juga table kontingensi 3. Tabulasi stratifikasi (Three way frequency tables)

Penyjian data secara matematis dalam bentuk table, memiliki beberapa persyaratan, diantaranya : 1. Memiliki nomor table 2. Judul table memberikan keterangan mandiri tentang apa /siapa yang diuraikan, dimana dan kapan dilakukan, terdiri atas bari dan kolom3. Terdapat badan data yang menerangkan tentang frekuensi distribusi kejadian. Ada jumlah kolom dan jumlah baris serta jumlah keseluruhan (total silang dari jumlah kolom dan jumlah baris)4. Ada catatan kaki (footnote) yang menrangkan sumber data diperoleh atau keterangan lain yang diperlukan untuk memperjelas penyjian table, misalnya kode atau singkatan.

Contoh umum bentuk table : Judul Table Judul barisJudul KolomJudul Baris

Jumlah KolomJumlah Total

(Sumber : ..)

Kemudian, pabila dilakukan pengklasifikasian terhadap data kuantitaif, maka perlu diperhatikan : a. Jumlah kelas (5 15) b. Pengaatan terkecil dan terbesar harus masuk, tidak ada overlapping c. Lebar kelas interval harus sama. Lebar kelas dihitung dengan menggunakan rumus sturge : i = d. Hindari bila mungkin open ended classe. Usahakan pemusatan data jatuh pada midpoint class interval

Table Distribusi Frekuensi Table distribusi frekuensi merupakan bentuk table yang sederhana, bisaanya dta terdiri atas satu variable disertai dengan frekuensi masing-masing kategori dari variable tersebut. Table distribusi frekuensi terdiri atas dua kolom : kolom pertama berisi kategori atau kelompok dari variable yang diamati dan dicatat sedangkan kolom kedua berisi frekuensi dari masing-masing kategori.

Contoh : Table 1Jumlah Jenis Pertolongan Persalinan Di Desa A tahun 2006

Jenis Pertolongan PersalinanFrekuensi

Dokter Spesialis20

Bidan 210

Perawat100

Dukun50

Jumlah 380

Untuk mempermudah interpretasi data, bisanya ditambahkan satu kolom lagi yang menunjukkan persentase.

Table 2Jumlah Persalinan Menurut Kelompok Umur tahun 2006.

Kelompok Umur Frekuensi %

17 225012,3

23 2815037,03

29 3414034,5

35 404511,1

41 46204,9

Jumlah 405100,00

Table Kontigensi atau Tabulasi Silang Untuk data yang terdiri atas dua variable atau dua factor, dimana variable yng sastu terdiri atas kategori b kategori dan variable yang lain terdiri atas k kategori, maka dapat dibuat table kontingensi atau tabulasi silang berukuran b x k dengan b menyatakan banyak baris dan k menyatakan kolom. Bisaanya proporsi suatu kejadian antar kelompok yang berbeda.

Contoh :Table 3Cakupan Persalin Oleh tenaga Kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten Y tahun 2005 dan 2006

DesaCakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (dalam %)

20052006

A56,145,0

B73,280,0

C23,444,2

D33,535,4

Penyajian Visual Penyajian visual merupakan penyajian hasil penelitian dengan menggunakan grafik, peta, gambar, dan sebagainya. Penyajian secara visual bisaanya merupakan kombinasi pelengkap sajian matematis atau sajian verbal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan penyajian visual, yakni : Penyajian visual hendaknya ditempatkan di belakang sajian verbal dan matematis Penulisan judul hendaknya ditempatkan pada bagian bawah sajian visual

Diagram Batang Diagram batang ini dapat digunakan untuk melihat kecenderungn data / pengamatan menurut waktu, dimana sumbu x berisi data waktu dan sumbu y menunjukkan frekuensi nilai dari variable data. Diagram batang ini dapat digunakan untuk membandingkan beberapa pengamatan data menurut tempat dan jenis atau kategori tertentu.Jenis diagram batang : 1. Histogram Jenis ini dapat digambarkan dengan sel-sel yang mempunyi luas area yang sama, tidak ada jarak antar sel sehingga membuat area berada dibawah suatu kurva, yang memiliki pesyaratan : Histogram tidak boleh melekat / merapat pada sumbu y (harus ada jarak) Tidak ada jarak antarsel Setiap kota dalam sel harus mempunyai nilai Harus mempunyai area concept (dibawah suatu kurva) Tidak boleh menggunakan skala semu Mempunyai kelas interval yang sama2. Polygon FrekuensiJenis ini dapat dibentuk berdasarkan histogram dengan cara menghubungkan titik tengah kelas interval pad aketinggian frekuensi distribusinya.3. Bar Chart Diagram jenis ini disajkan dalam bentuk balok yang mempunyai kolom sama lebar dan dipisahkan oleh suatu jarak yang disebut lorong. Panjang balok merupakan nilai proporsi dari frekuensi kejadian. Syarat dalam menggunakan bar chart adalah sebagai berikut : Gambar dalam bentuk balok dengan kolom sma lebar Ada lorong atau jarak yang memisahkan periode / kelas interval Panjang balok merupakan nilai proporsi dari frekuensi kejadian Dapat disajikan pada posisi vertical atau horizontal Tidak boleh menggunakan skala semu untuk menghindari salah interpretasi Boleh diawali dengan balok yang melekat pada sumbu x atau sumbu y.

Diagram Pecar (scater diagram)Diagram pencar ini merupakan bentuk penuajian grafik yng diperoleh dari hasil pencaran data (titik-titik frekuensi data) yang menyebar di sekitar standar yang telah ditetapkan yang dapat digunakan untuk menyajikan hubungan (korelasi) antara dua variable yang saling berkaitan.

Pictogram Pktogram merupakan jenis penyajian visual yang menggunakan symbol-simbol atau gambar tertentu. Masing-masing symbol menggambarkan jumlah tertentu. Pictogram juga menggambarkan suatu visualisasi data bagi masyarakat yang tidak bisaa membaca data.

TATA CARA PENULISAN LAPORAN

Cara Pengetikan Dalam penulisan penelitian kebidanan sebagaimana umumnya penulisn karya ilmiah lainnya dpat diketik dlam kertas ukuran 28 x 21 cm (ukuran kuarto) dengan ukuran kertas 70 gram. Naskah diketik dengan menggunakan bentuk tulisan Times New Roman ukuran 12 atau dapat disesuaikan dengan kebijakan institusi.

Penulisan alinea diketik mulai pada ketukan keenam dan garis nskah pling kiri, emikian pula dengan catatan kaki. Untuk ukuran garis naskah 4 cm dari tepi kiri kertas, 3 cm dari tepi kanan kertas, 3 cm dari tepi bawah kertas, dan 3 cm dari tepi atas kertas.

Kutipan dan Sumber Acuan Fungsi kutipan dalampenulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai landasan teori yang memberikan dsar-dasar tulisan ilmiah yang dibuat. Selain itu kutipan dan sumber acuantersebut berfungsi memperjelas pembahasan yang dapat memperkuat argumentasi hasil tulisan dan digunakan sebagai pembanding dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh penulis-penulis lain.. penulisan kutipan perlu memerhatikan berbagai aspek yakni kita harus mengidentifikasi sipa menerbitkannyak, tempat, dan waktunya. Penulisan kutipan dan sumber acuan dalam karya ilmiah dapat mengkuti beberapa cara, baik secara konvensional maupun cara baru : 1. Cara konvensional dengan catatan kaki (foot note) ibid., op., dan loc.cit.Cara konvensional ini digunakan untuk menunjukkan kepada pembaca sebagai sumber informasi yng dibuat untuk memenuhi kode etik dalam tulisn dan sebagai referensi silang.Caranya : Penomoran catatan kaki ditulis dengan angka arab1, 2, dan seterusnya dalam bentuk superscript di akhir kalimat. Penomoran itu dapat berurutan setiap halaman, bab atau seluruh tulisan dan penmpatannya dapat secara langsung pada bagian yang diberi keterngan danditeruskan dengan teks pada bgian halaman atau pada akhir bab.Kemudian catatan kaki tersebut dipisahkan dengan uraian naskah pada halaman yag sma dengan jarak 3 spasi, dan ditulis dalam satu spasi dan dimulai beberapa ketukan dari kiri halaman. Nomor catatan kaki berikutnya dipisahkan dengan jarak dua spasi, diketik agak ke dalam sejajar dengan baris baru dalam paragraph, dan baris berikutnya sejajar dengan baris dalam naskah, diberi nomor urut dalam setiap bab, diberi angka arab, dan diketik dalambentuk superscript.Dalam pembuatan catatan kaki ada beberapa unsure yang harus ada seperti : nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku/karya, kota penerbit, penerbit, dan nomor halaman. Contoh : Dalam mencatat perkembangan pasien dapat digunakan catatan medis yang berorientasi pada masalah dengan model SOAP (IER) yang mempunyai keuntungan mudah mencatat klien kea rah pemecahan masalah.Selain itu, dalam enulisan catatan kaki dapat juga menggunakan dengan singkatan seperti ibid., op., dan loc.cit, yang saat ini sudah tidak popular lagi, karena pembaca dianggap tidak dapat secara langsung mengetahui pustaka yahng menjadi sumber acuan. Contoh : Pemakaian ibid. (ibidem) merupakan kutipan diambil dari sumber yang sama tanpa diselingi sumber lain.

Pemakaian op.cit. (opera citato) yakni kutipn dari sumber yang telah disebut sebelumnya pada halaman yang berbeda dan diselingi sumber atau catatan lain.Pemakaian loc.cit (loco citato) ini digunakan pda sumber sama dan halaman sama akan tetapi diselingi kutipan lain.

2. Cara baru dengan catatan samping (sidenote)Sumber bacaan atau rujukan ini dapat ditampilkan dengan beberapa cara, diantaranya : Jika sumber acuan dilakukan setelah kutipn, dengan menyebutkan nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua,nomor halaman di dalam kurung dn akhirnya diberi titik.Contoh : Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal maka alat permainan harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik, sederhana, dan tidak mudah rusak (Hidayat, 2005 : 60). Jika sumber acuan dilkukan sebelum kutipan, caranya adalah dengan membuat kalimat pengantar dahulu, kemudin tulis nama pengarang, kemudian cantumkan tahun terbit, titik du dan nomor haaman dalam kurugn tanda koma baru tampilan kutipan di belakangnyaContoh : Pemilihan jenis permainan pada anak adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh ibu dalam rangka memberikn stimulasi anak (Hidayat, 2005 : 60). Dalam mencatat fungsi perkembangan secara optimal maka alat permainan harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik, sederhana, dan tidak mudah rusak. Jika sumber acuan berada di tengah kutipan, maka caramenulis sumbernya adalah dengan menulis kutipan awal, kemudian tulis nama pengarang, kemudian cantumkan tahun terbit, titik dua dan nomor halaman dalam kurung tanda koma baru tampilan kutipan berikutnya.Contoh : Alat permainan edukatif anak akan sellu mengembangkan kemampuanfisik, bahasa, kognitif, dan adaptasi sosialnya (Hidayat, 2005 : 60). Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal, maka alat permainan harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik, sederhana, dan tidak mudah rusak. Jika pengarang lebih dari dua orang cukup menyebutkan pengarang pertama setelah itu diberikan tambahan kata dkk atau et al. Jika sumbernya adalah kita suci caranya tulis nama kitab suci lalu surat titik dua dan ayatnya. Jika sumbernya lebih dari dua maka penulisannya sama dengan mencantumkan kedua sumber 3. Kutipan langsung dan tidak langsungKutipan Langsung Kutipan langsung merupakan pinjaman pendapat dari seorang ahli atau pengarang dengn mengambil secara lengkap kata demi kata, kialimat demi klimat dari sebuah teks asli. Kutipan langsung tersebut terdiri atas dua macam, yaitu kutipan langsung kurang dari lima baris dan kutipan langsung lebih dari lima baris.Cara menuliskan kutipan langsung kurang dari lima baris adalah sebagai berikut : 1) kutipan diintegrasikan secara langsung dengan teks; 2) kutipan diapit dengan tanda kutip ; 3)ditulis dengan jarak spsi yang sama; 4) sesudah kutipan selesai dengan jarak spsi yang sama; 4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.Contoh : Mengingat proses keperawatan adalah slah satu alat bagi perawat untuk memecahkan masalah yang terjadi pada pasien maka, di dalamnya terdapat unsure-unsur yang bermanfaat pada perawat dan juga pada klien, di mana klien bersama perawat akan membutuhkan asuhan keperawatan, merencanakan, melaksanakan asuhan keperawatan, dan menili hasil dari asuhan keperawatan. (Hidayat, 2002, 56).

Sedangkan cara penulisan kutipan langsung yang lebih ima baris adalh sebgai berikut ; 1) kutipan harus dipishkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi; 2) jarak antara baris dengan baris kutipan adalah satu spasi; 3) kutipan itu bisa atau tidak diapit dengan tanda kutip; 4) sesudh kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalamkurung kemudian ditempatkan nama sngkat pengarang, tahun terbit dan nomor halaman tempat terdapat kutipan; 5) seluruh kutipan dimasukkan menjorok ked lam 5-7 ketukan, bila kutipan itu dimuli dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5 7 ketuk.Contoh : Hidayat berpendapat tentang alat permainan edukatif sebagai berikut : Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dpat memberikn stimulasi secara optimal bagi perkembangan anak. Melalui alat permatinan, anak akan selalu mengembangkan kemampuanfisik, bahasa, kognitif, dan adaptasi social. Selain itu, alat permainan edukatif harus memenuhi krieria seperti aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik, sederhana dan tidak mudah rusak (Hidayat, 2005 : 60).

Kutipan tidak langsungKutipan tidak langsung merupakan pinjamanpendpat dari seorang pengarang atau ahli berupa intisari dari pendapat secara tidak langsung. Cara membuat kutipan tidak langsung adalah : 1) kutipan diintegrasikan denganteks; 2) jarak antar baris dua spasi; 3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip ; 4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit dan nomor halaman dan tempat terdapat kutipan.Contoh : Data-data yang telah dikumpulkan dari hasil pengkajian kemudian divalidasi melalui berbagai tahapan dalam proses keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah. Kemudian penggunaan setiap tahap proses keperawatan, ditentukan atas dasar kebenaran, keputusan, dan tindakan keperawatan. Dokumentasi bagi setiap langkah proses keperawatan membutuhkan alas an rasional yang tepat dalam memechkan masalah, maka membuat dokumentasi adalah sangat penting dalam proses keperawatan (Hidayat, 2002 : 57).