Cara Membuat Batik

15
cara membuat batik tulis o Cara Membuat Batik tulis Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis : Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun) Canting sebagai alat pembentuk motif, Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain) Lilin (malam) yang dicairkan Panci dan kompor kecil untuk memanaskan Larutan pewarna Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini: Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian- bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu . Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk

description

b

Transcript of Cara Membuat Batik

cara membuat batiktulis Cara Membuat Batik tulisBerikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis : Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun) Canting sebagai alat pembentuk motif, Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain) Lilin (malam) yang dicairkan Panci dan kompor kecil untuk memanaskan Larutan pewarna

Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini: Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu . Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.1. Sehelai kain putih

Pada awal kemunculannya, kain yang digunakan sebagai bahan batik adalah kain hasil tenunan sendiri. Kain putih import baru dikenal sekitar abad ke-19. sekarang ini anda dapat dengan mudah mendapatkan kain putih dengan harga terjangkau. Jenis kain yang dapat digunakan pun beraneka ragam, dari jenis kain mori sampai jenis sutera. Ukuran pun tidak harus lebar, cukup dengan ukuran kecil.

2. Canting

Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin malam cair sebagai tintanya. Bentuk canting beraneka ragam, dari yan berujun satu hingga beberapa ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi untuk membuat titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan canting yang berujung satu berfungsi untuk membuat garis, lekukan dan sebagainya. Canting terdiri dari tiga bagian. Pegangan canting terbuat dari bamboo. Terdapat mangkuk sebagai tempat lilin malam, serta ujung yang berlubang sebagai ujung pena tempat keluarnya lilin malam.

3. lilin malam dan pemanas

Sebelum digunakan, lillin malam harus dicairkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan di atas kompor atau pemanas lain. Lilin malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi lilin.

4. Pewarna batik

Pewarna batik yang digunakan setiap daerah berbeda-beda. Pewarna tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di daerah tersebut. Di Kebumen misalnya,pewarna batik yang digunakan adalah pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. Di Tegal digunakan pace atau mengkudu, nila, dan soga kayu.Teknik Pembuatan BatikTulisProses pembuatan batik tulis adalah proses yang membutuhkan tehnik, ketelitian, dan kesabaran yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh segala sesuatu proses pembuatannya dikerjakan manual dengan menggunakan tangan terampil manusia (ditulis) tanpa menggunakan mesin. Karena tehnis segala sesuatunya dilakukan secara manual maka harga batik tulis merupakan salah satu jenis batik yang termahal dari semua jenis batik yang ada di Indonesia. Apabila bahan kain yang digunakan adalah kain sutera, maka kain batik sutera tulis menjadi yang termahal dari seluruh kain batik yang ada di dunia.Kombinasi antara kain sutera yang sudah dikenal mahal dengan tehnik proses pembuatan secara ditulis manual tanpa menggunakan mesin, menjadikan batik tulis sutera ini diburu oleh kalangan eksekutif untuk menunjukkan kelas gengsinya. Proses pembuatan batik tulis tidak jarang membutuhkan waktu hingga 1 bulan pengerjaan. Terutama jika kain yang digunakan adalah kain sutera, yang membutuhkan perlakuan tehnik khusus karena karakteristik bahan kainnya. Sebelum kita belajar tehnik pembuatan batik tulis, ada baiknya kita ketahui dahulu bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan batik tulis.Bahan pembuatan batik tulis1. Canting, adalah alat tulis lilin yang digunakan untuk menutupi pola dan motif batik. Jadi fungsinya seperti pensil untuk lilin2. Pensil pola3. Kain mori putih yang biasanya kain sutera atau kain katun4. Lilin malam (wax)5. Kompor atau alat pemanas lilin malam (wax)6. Bahan pewarna kain

Gambar diatas adalah canting. Canting merupakan Alat untuk menulis/ menggambar diatas kain dalam proses membatik. Canting terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu. Ujung dari canting atau biasa disebut cucuk, mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan besar kecilnya motif.

Gambar diatas ini adalah wajan/nyamplung. Tempat ini sebagai tempat menampung canting disebut sebagai nyamplung. Nyamplung sebagai tempat cairan malam/ lilin.

Teknik batik tulis dilakukan dengan menorehkan cairan malam/ lilin melalui media canting tulis. Proses pembuatan batik tulis malam/ lilin hamper serupa dengan proses pembuatan batik cap. Cairan malam / lilin harus tetap terjaga pada kondisi suhu 70 derajat celcius. Dengan menggunakan canting tulis cairan malam diambil dari nyamplung. Cucuk canting harus berlubang, sehingga perlu ditiup agar membran cairan terbuka. Setelah itu cairan malam baru dioleskan sesuai motif yang telah digambar di kain mori dengan pensil.

Gambar proses membatik dengan menggunakan canting.Dalam proses pembuatan batik tulis kita harus menyiapkan terlebih dahulu kain mori terbentang, mengambar sketsa motif batik yang akan dibuat dengan menggunakan pensil, kemudian menorehkan cairan malam/ lilin dengan warna dengan menggunakan canting tulis secara teliti dan hati-hati. Apabila kain mori telah selesai digambar dengan cairan malam/ lilin, selanjutnya dilakukan proses pewarnaan, lorot malam, membilas soda, dijemur, dan disetrika.Proses DetailPembuatan Batik Tulis1. Siapkan kain mori/ sutra, kemudian dibuat motif diatas kain tersebut dengan menggunakan pensil.2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan atau letakkan kain pada gawangan3. Nyalakan kompor/ anglo, letakkan malam/ lilin ke dalam wajan/ nyamplung, dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam/ lilin mencair sempurna. Untuk menjaga agar suhu kompor/ anglo stabil biarkan api tetap menyala kecil.4. Tahap selanjutnya, menutupi kain dengan malam/ lilin pada bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (sama dengan warna dasar kain). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Proses ini bertujuan agar pada saat pencelupan bahan/ kain kedalam larutan pewarna bagian yang diberi lapisan malam/ lilin tidak terkena pewarna.5. Pada proses membatik dimulai dengan mengambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas kemudian torehkan/ goreskan canting dengan mengikuti motif. Dalam proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain, karena akan mempengaruhi hasil motif batik.6. Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna atau diberi warna yang lain tertutup oleh malam/lilin, selanjutnya dilakukan proses pewarnaan. Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna. Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam/ lilin. Pewarnaan dilakukan dengan cara mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap pada tahap berikutnya.7. Setelah dicelupkan dalam pewarna, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.8. Setelah kering dilakukan proses pelorodan, proses tehnik pelorodan dilakukan dengan cara lilin dikerik dengan pisau, kemudian kain di rebus bersama-sama dengan air yang telah diberi soda abu, atau menggunakan tehnik pelepasan lilin dengan dilumuri bensin, kemudian Kain disetrika sehingga lilin menjadi meleh. Dari keempat jenis pelepasan lilin di atas, tehnik perebusan kain dengan soda abu dan tehnik setrika adalah yang lazim digunakan oleh pembatik tradisional.9. Kain yg telah berubah warna tadi direbus dalam air panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan malam/ lilin sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat jelas. Apabila diinginkan beberapa warna pada batik yg kita buat, maka proses dapat diulang beberapa kali tergantung pada jumlah warna yg kita inginkan.10. Setelah kain bersih dari malam/ lilin dan dikeringkan, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam/ lilin menggunakan alat canting untuk menahan warna berikutnya.11. selanjutnya proses pencelupan warna yang kedua, dengan memberikan malam/ lilin lagi, pencelupan ketiga dst. Misalkan dalam satu kain diinginkan ada 5 warna maka proses diatas tadi diulang sebanyak jumlah warna yg diinginkan berada dalam kain tsb satu persatu lengkap dengan proses membuka/nglorot dan menutup malam/ lilin dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.12. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke campuran air dan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.13. Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.Share this: Twitter Facebook5 Google Leave a Reply Top of Form

Bottom of FormSejarahBatik Motif KlasikMOTIF BATIK KAWUNG

Zat Pewarna : NaphtolDigunakan : Sebagai Kain Panjang, Digunakan di kalangan kerajaanUnsur Motif : GeometrisMakna Filosofi : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya. MotifKawung Picisjuga melambangkan empat penjuru (pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali perbuatan baik). Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu yang terdapat pada diri manusia, sehingga ada keseimbangan pada diri manusia.MOTIF BATIK PARANG KUSUMO

Zat Pewarna : NaphtolDigunakan : Sebagai kain saat tukar cincinUnsur Motif : Parang, Mlinjon. Motif-motifnya tersusun menurut garis diagonal, motif api atau motif parang posisinya bertolak belakang dengan motif mlinjon yang berbentuk segi empat belah ketupat. Di tengahtengah motif api terdapat dua motif bunga kecil yang bertajuk tiga dan saling bertolak belakang.Ciri Khas : KerokanMakna Filosofi : Berasal dari kata kusumo yang artinya kembang atau bunga yang dikaitkan dengan kembanging ratu. Sesuai dengan namanya, batik Parangkusumo hanya dipakai oleh kalangan keturunan raja secara turun-temurun bila berada didalam keraton. Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah. Motif batik parang dikenal familiar sebagai pola pedang atau keris oleh orang luar. Panggilan jawa motif lidah api, biasa juga disebut motif parang lidah api. Motif parang dibedakan lagi menjadi 2 macam yaitu: Parang Rusak,Parang rusak sendiri diartikan sebagai pertarungan antara manusia melawan kejahatan dengan cara mengendalikan keinginan mereka sehingga mereka menjadi mulia, bijaksana dan akan menang.Parang barong Parang Baron,Parang barong pada jaman dahulu hanya dipakai oleh raja dan dianggap sebagai pola yang suci. Arti motif sendiri suapa sang raja menjadi hati-hati dalam menjaga dirinya sendiri sehingga dia akan menjadi seorang penguasa yang jujur, adil dan juga bertanggung jawab terhadap rakyatnya.MOTIF BATIK TRUNTUM

Zat Pewarna : Soga AlamDigunakan : Dipakai saat pernikahanCiri Khas : KerokanMakna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.MOTIF BATIK TAMBAL

Zat Pewarna : Soga AlamDigunakan : Sebagai Kain PanjangUnsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dllCiri Khas : KerokanMakna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru. Dengan semangat baru itu diharapkan harapan baru akan muncul sehingga kesembuhan mudah didapat.MOTIF BATIK PAMILUTO

Zat Warna : Soga AlamKegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunanganUnsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnyaFilosofi : Pamiluto berasal dari kata pulut, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut (tertarik)MOTIF BATIK SIDO MUKTI

Zat Warna : Soga AlamKegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkawinanUnsurMotif : GurdaFilosofi : Diharapkan pemakainya selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.MOTIF SIDO ASIH

Jenis Batik : Batik KratonDikenakan : Temanten Putri (digunakan pada malam pengantin)Unsur motif :Filosofi : Dua jiwa menjadi satuMOTIF WAHYU TUMURUN

Jenis Batik : Batik KratonUnsur motif : Pola mahkota terbang yang menjadi motif utama, menyimbolkan kemuliaanFilosofi : Menggambarkan pengharapan agar para pemakainya mendapat petunjuk, berkah, rahmat, dan anugerah yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Pengharapan untuk mencapai keberhasilan dalam meraih cita-cita, kedudukan ataupun pangkat. Sedangkan dalam hal khusus seperti pernikahan, motif ini menyiratkan berkah kehidupan lahir batin dalam kehidupan berumah tangga, keharmonisan dan kebahagiaan yang langgeng dan terjaga selama-lamanya. Dalamnya makna kehidupan rumah tangga inilah yang membuat motif wahyu tumurun dipilih sebagai motif khusus yang sering dikenakan dalam upacara pernikahan adat jawa.MOTIF CEPLOK, GROMPOL

Motif batik Ceplok ini mencakup berbagai macam desain geometris, biasanya didasarkan pada mawar melingkar, bintang atau bentuk kecil lainnya, membentuk pola simetris keseluruhan pada kain.MOTIF BATIK LERENG

Design motif batik lereng adalah baris diagonal pola di antara motif parang, banyak ditemukan untuk polanya hanya deretan garis diagonal sempit penuh dengan seluruh array pola kecil. Merupakan salah satu pola lama disediakan untuk keluarga istana kerajaan.MOTIF BATIK NITIK

Motif batik nitik sendiri terkenal dengan motif batik tertua karena dulunya terinspirasi oleh kain tenun dengan patola yang dibawa oleh para pedagang gujarat dari india. dengan design titik titik serta geometri. Dulunya biasanya dipakai oleh orang tua dari pasangan pernikahan orang truntum.MOTIF BATIK SEMEN

Semen, diartikan sebagai tumbuh. Polanya terinspirasi oleh alam, hal itu ditunjukkan dengan gaya daun, gunung, hewan, biasa digunakan pada acara umum, serta masyarakat umumnya juga biasa memakai dalam kesehariannya.Source: heritageofjava.com dan berbagai sumberShare this: Twitter Facebook6 Google Leave a Reply Top of Form

Bottom of FormSejarah