cara cara pemecahan
-
Upload
kirenius-wadu -
Category
Education
-
view
540 -
download
3
Transcript of cara cara pemecahan
CARA-CARA PEMECAHAN MASALAH
Zerra Yordano“Konseling Pastoral II”
PENDAHULUAN
Ada tujuh (7) cara yang hendak disampaikan oleh Anthony Yeo di dalam pembahasan tema ini, yaitu:
1. Penamaan/Pembingkaian Kembali2. Mengangkat Simtom3. Mengendalikan Perubahan4. Penempatan5. Mengawasi Perilaku Simtomatis6. Metafora7. Rencana Terstruktur
TUJUAN PEMBAHASAN
7 CARA
MENGALAMIPERUBAHAN
GO
AL
PENAMAAN/PEMBINGKAIAN KEMBALI
Ini merupakan cara memandang suatu situasi sedemikian rupa sehingga klien akan memberi reaksi berbeda terhadap situasi itu dan dengan demikian mengalami perubahan
TUJUANMengubah bingkai dari perilaku atau situasi klien dan pertama-tama melihatnya secara positif
PENGARUH-PENGARUH DARI PEMBINGKAIAN/PENAMAAN KEMBALI
Ada tujuh (7) hal pengaruh yang berkenaan dengan sub topik ini, diantaranya:
1. Mengurangi beratnya masalah2. Mengubah perilaku negatif menjadi positif3. Mengubah cara pandang terhadap
masalah4. Mempermudah memberikan tanggapan
berbeda5. Mendorong klien untuk meneruskan
konseling6. Mengurangi dampak atau seriusnya
masalah7. Belajar mengubah sebutan
MENGANGKAT SIMTOM
Menurut Victor Frankl (1975), mengangkat simtom harus dengan menggunakan strategi terapeutis.
TUJUANAgar simtom naik ke permukaan dan dapat di enyahkan. Dan di sinilah peran dari klien mampu mengendalikan perilaku tersebut alih-alih membiarkan perilaku tersebut mengendalikan klien.
YANG PERLU DIPERHATIKAN
Bagi para konselor menggunakan cara ini harus diperhatikan bahwa:
1. Mengangkat simtom membuat klien mampu mengendalikan
2. Strategi ini efektif untuk menangani sikap menolak
3. Mengangkat simtom juga bisa dilakukan dengan cara memodifikasi simtom.
MENGENDALIKAN PERUBAHAN
Perubahan sangat diharapkan menjadi klimaks dalam konseling. Sebagai seorang konselor, yang harus di perhatikan adalah bisa menjaga “frekuensi” kita sebagai konselor. Sebab, kalau kita yang lebih keras ketimbang klien ini akan mengakibatkan klien akan bergantung penuh kepada konselor.
KUTIPANRohrbaugh dan kawan-kawannya (1977) menegaskan : agar dapat terjadi perubahan, bertahanlah dalam situasi yang sama atau menyerah sama sekali.
TUJUANMencegah klien dari perubahan, kita secara nyata membuat situasinya sedemikian parah dan dengan demikian malahan mendorong klien untuk menginginkan perubahan mengendalikan klien dalam menghadapi perubahan yang ia lakukan.
Cara-cara untuk mengendalikan perubahan
Ada tiga (3) cara, yaitu:1. Dampak negatif perubahan2. Menahan dan melarang
perubahan3. Meramalkan kegagalan
PENEMPATANDalam pendekatan ini, konselor mengubah posisi problematis dengan menerima dan membesar-besarkan keadaan masalah. Pendekatan ini dimulai dengan mendengarkan apa yang dikatakan klien tentang masalahnya.
TUJUANUntuk “mengalahkan” pesimisme klien dengan merumuskan masalahnya sebagai sesuatu yang bahkan lebih buruk daripada apa yang ia bayangkan.
MENGAWASI PERILAKU SIMTOMATIS
Untuk bisa dikatakan mengawasi perilaku simtomatis Anthony Yeo beranggapan bahwa melakukan pendekatan ini adalah dengan cara melakukan intervensi.
TUJUANBisa diawasi dan dikendalikan situasinya. Melalui pengawasan ini maka akan ada perubahan terstruktur. Yaitu perilaku simtomatis diangkat ke permukaan.
METAFORA
Metafora adalah kata atau gagasan yang biasa dipakai untuk menjelaskan kata atau gagasan lain. Kerap kali, metafora dipergunakan oleh para klien untuk menggambarkan masalah mereka.
RENCANA TERSTRUKTUR
Ketika klien menyadari masalah yang ada di dirinya besar, ini akan berujung kepada suatu perancangan kegiatan yang tidak terstruktur (berantakan). Maka dari itu, Konselor menolong klien merencanakan hidup kesehariannya kembali dengan membicarakan kegiatan normalnya setiap hari agar tersusun kembali seperti semula.
PERINGATAN DAN KONTRA INDIKASI
Berikut adalah 12 metode yang harus diperhatikan perihal “cara memecahkan masalah” untuk mencegah kegagalan dalam penggunaan metode ini, yaitu:
1. Hindarilah pendekatan yang “teoritik”2. Bangunlah relasi terlebih dahulu 3. Manfaatkan jalinan pendukung klien4. Waspadalah terhadap sikap menolak5. Perhatikan keadaan mental klien6. Jangan digunakan untuk klien yang membahayakan diri sendiri
atau orang lain7. Jangan digunakan untuk klien yang ada dalam krisis8. Model keluarga yang kurang memberi respons yang baik9. Keluarga berantakan10. Keluarga yang kenak-kanakan11. Keluarga impulsif12. Keluarga yang melempar tanggung jawab