Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

26
www.futurumcorfinan.com Page 1 Capital Budgeting untuk Investasi (Anggaran) Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik Bagian Pertama : Suatu Pengantar Artikel ini merupakan bagian pertama dari pembahasan mengenai Capital Budgeting untuk Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik. Nantinya akan ada tiga bagian untuk pembahasan Capital Budgeting untuk Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik. Bagian pertama adalah Pengantar, dalam bagian ini akan dibahas capital budgeting untuk lembaga nonprofit secara umum. Bagian kedua merupakan pembahasan mengenai metode yang biasa dipakai dalam analisa capital budgeting untuk lembaga nonprofit (Cost Benefit Analysis, Cost Effectiveness Analysis, dan Multi Criteria Analysis). Bagian ketiga akan menyorot bagaimana cara mengidentifikasi dan melakukan penilaian terhadap cost dan benefit. Muhammad Putrawal DILARANG MENG-COPY, MENYALIN, ATAU MENDISTRIBUSIKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI PENULIS Untuk pertanyaan atau komentar bisa diposting melalui website www.futurumcorfinan.com

Transcript of Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

Page 1: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 1

Capital Budgeting untuk Investasi (Anggaran)

Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik

Bagian Pertama : Suatu Pengantar

Artikel ini merupakan bagian pertama dari pembahasan mengenai Capital Budgeting untuk

Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik. Nantinya akan ada tiga bagian untuk pembahasan

Capital Budgeting untuk Lembaga Nonprofit dan Sektor Publik.

Bagian pertama adalah Pengantar, dalam bagian ini akan dibahas capital budgeting untuk

lembaga nonprofit secara umum.

Bagian kedua merupakan pembahasan mengenai metode yang biasa dipakai dalam analisa

capital budgeting untuk lembaga nonprofit (Cost Benefit Analysis, Cost Effectiveness Analysis,

dan Multi Criteria Analysis).

Bagian ketiga akan menyorot bagaimana cara mengidentifikasi dan melakukan penilaian

terhadap cost dan benefit.

Muhammad Putrawal

DILARANG MENG-COPY, MENYALIN,

ATAU MENDISTRIBUSIKAN

SEBAGIAN ATAU SELURUH TULISAN

INI TANPA PERSETUJUAN TERTULIS

DARI PENULIS

Untuk pertanyaan atau komentar bisa

diposting melalui website

www.futurumcorfinan.com

Page 2: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 2

Pengantar

Ketika akan melakukan suatu investasi khususnya dalam jumlah yang besar, tentu kita akan

membutuhkan pertimbangan yang matang mengenai baik buruknya investasi yang dilakukan.

Suatu investasi yang dilakukan harus memiliki NILAI TAMBAH yang dapat dirasakan

manfaatnya. Untuk proyek swasta pekerjaan yang ini biasa dikenal Capital Budgeting. Lalu

bagaimana dengan lembaga nonprofit ataupun sektor publik? Apakah evaluasi seperti ini sudah

umum dilakukan. Mengingat lembaga profit dan nonprofit memiliki karakteristik berbeda yang

dimana lembaga nonprofit lebih bertujuan melayani masyarakat tanpa mengejar maksimalisasi

laba. Apabila kita mengacu kepada negara lain, ternyata evaluasi proyek semacam ini sudah

lumrah dilakukan. Evaluasi yang dilakukan juga dilakukan dengan melihat banyak aspek

tergantung dengan kompleksitas dari investasi yang dijalankan. Lalu mengapa hal ini dirasa

perlu dilakukan? Apa tujuan dari dilakukan evaluasi ini. Berikut kami kutip beberapa alasan

mengapa perlu dilakukan evaluasi investasi khususnya proyek investasi dari dengan mengacu

dari guideline evaluasi investasi di beberapa Negara.

United Kingdom1

The Government is committed to continuing improvement in the delivery of public services. A

major part of this is ensuring that public funds are spent on activities that provide the

greatest benefits to society, and that they are spent in the most efficient way.

1 HM Treasury. The Green Book: Appraisal and Evaluation in Central Government. 2011. Preface.

Halaman v.

Page 3: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 3

Canada2

The Regulatory Cost-Benefit Analysis Guide is provided for the use of federal departments and

agencies as they perform cost-benefit analysis to support regulatory decisions. The guide

incorporates the evolution of regulatory policy and developments in the analysis of the impacts

of regulations in Canada and elsewhere over the past decade. In November 1999, the

Government of Canada instituted the policy that a cost-benefit analysis must be carried out for

all significant regulatory proposals to assess their potential impacts on the environment,

workers, businesses, consumers, and other sectors of society. Regulatory authorities must

make a convincing case that the regulatory approach recommended is superior to non-

regulatory alternatives. They must demonstrate not only that the benefits to Canadians

outweigh the costs, but also that they have structured the regulatory program so that the

excess of benefits over costs is maximized.

New Zealand3

Like all countries, New Zealand has limited resources. The public sector is a major user of the

country’s available resources, and as such, should ensure that it makes a significant positive

contribution to the economy and society in relation to the resources it consumes. The

efficient use of resources has a major impact on the welfare and living standards of

citizens.

Australia:

Negara Bagian Commonwealth4

Cost-benefit analyses can provide guidance on the efficient allocation of resources in areas,

of which there are many in the public sector, where no markets exist to provide this information

‘automatically’.

Negara Bagian – Queensland5

2 Jenkins, Glenn. P.; dan Chun-Yan Kuo. Canadian Regulatory Cost-Benefit Analysis Guide. 2007. Bab 1:

Introduction. Halaman 1. 3 New Zealand Treasury. Cost Benefit Analysis Primer. 2005. Bab 1: Introduction. Halaman 6.

4 Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit

Analysis. 2006. Executive Summary. Halaman xi. 5 Department of Infrastructure and Planning – Queensland Government. Project Assurance Framework:

Cost Benefit Analysis. 2010. Bab 1: Overview. Halaman 2.

Page 4: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 4

The government provides services to the community in an increasingly complex and challenging

fiscal and economic environment. In order to provide the highest quality outcomes,

government seeks to optimize value for money in its use of resources.

Dari beberapa alasan di atas terlihat bahwa kata kalimat yang sering digunakan adalah:

Jadi apabila kita rangkai kata tersebut dapat ditarik bahwa alasan utama melakukan evaluasi

adalah dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya yang kita miliki sehingga hal tersebut

harus dimanfaatkan secara efisien agar mencapai manfaat yang semaksimal mungkin.

Pemerintah melakukan pelayanan kepada publik dengan berbagai macam tantangan yang

kompleks, salah satunya adalah dalam kemampuan fiskal dan ekonomi. Dengan harapan untuk

menyediakan kualitas pelayanan yang terbaik. Pemerintah perlu mencari penggunaan terbaik

dari sumber daya yang dimiliki dengan manfaat yang paling baik.

Investasi yang dilakukan pemerintah sangatlah penting tidak hanya karena jumlahnya yang

besar, namun juga karena hal ini menyediakan infrastruktur sosial dan ekonomi untuk

masyarakat untuk pertumbuhan ke depannya. Sangatlah penting untuk mengevaluasi proposal

pengadaan investasi untuk memastikan bahwa sumber daya yang dipakai digunakan untuk

kepentingan yang sebaik mungkin.

Efficient Benefit

Limited Resources

Optimize Value for Money

Page 5: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 5

Pengerjaan evaluasi yang telah kami sebutkan diatas biasa dikenal dengan Economic

Evaluation. Tiga hal penting yang ditunjukkan dalam Economic Evaluation antara lain6:

Whether the benefits of a proposed project are likely to exceed its costs;

Which among a range of options to achieve an objective has the highest net benefit; or

Which option is the most cost effective, where benefits are equivalent.

Economic Evaluation antara lain bisa digunakan untuk mengevaluasi peraturan, pengerjaan

proyek, pengadaan aset, ataupun keputusan penting lainnya. Detailnya adalah sebagai berikut7:

Apabila dikaitkan dengan proposal investasi. Pengerjaan economic evaluation membantu kita

mengidentifikasi beberapa isu yang mesti kita jawab dalam proposal investasi. Umumnya,

sebuah proposal investasi dapat diajukan setelah menjawab beberapa pertanyaan seperti8 :

• Apa manfaat spesifik yang dapat diberikan oleh investasi ini?

• Apakah ada opsi lain yang bisa dilakukan untuk mencapai manfaat tersebut?

6 New South Wales TREASURY. NSW Government Guidelines for Economic Appraisal. 2007. Part 1:

Overview and Reporting Requirements. Halaman 6.

7 New Zealand Treasury. Cost Benefit Analysis Primer. 2005. Bab 1: Introduction. Halaman 6.

8 New Zealand Treasury. Cost Benefit Analysis Primer. 2005. Bab 1: Introduction. Halaman 3.

Page 6: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 6

• Apakah ada cara yang lebih baik untuk mengalokasikan sumber daya yang digunakan

dalam investasi ini?

• Apakah investasi ini harus dilakukan oleh pemerintah atau bisa dialihkan kepada pihak

swasta?

Uraian di atas kami ambil dari panduan yang diterbitkan oleh pihak yang berwenang pada

masing-masing negara (pada umumnya adalah departemen keuangan). Sayangnya penulis

belum bisa menemukan panduan dari dalam negeri, hal ini bisa dimengerti mengingat tidak

semua panduan semacam ini dipublikasikan secara umum untuk masyarakat. Namun tentu

lembaga pemerintahan kita sudah memiliki kriteria khusus dalam tata cara melakukan investasi

baik untuk barang dan jasa.

Salah satunya adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia No 80 tahun 2003 mengenai

pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah. Meski jika diperhatikan pedoman

ini juga tidak terlalu banyak menyinggung masalah pemanfaatan dari pengadaaan suatu

barang/jasa. Dalam panduan ini tidak terlalu banyak disinggung mengenai bagaimana

mendefinisikan alasan pengadaaan investasi, manfaat yang akan diperoleh, dan bagaimana

cara mendefinisikan manfaat tersebut ke dalam sebuah angka. Panduan ini lebih fokus kepada

bagaimana tahap melakukan pengadaan seperti bagaimana tata cara pelaksanaanya,

pembiayaan, dam metode pemilihan penyedia barang/jasa. Namun bukan berarti manfaat

pengadaan tidak disinggung sama sekali dalam panduan ini. Pada pasal 3 dijelaskan prinsip

dasar tentang pengadaan barang. Detail lengkapnya adalah:

Prinsip Dasar

Pasal 3

Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip:

a. efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan

daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-

singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;

b. efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah

ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan

sasaran yang ditetapkan;

c. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia

barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di

Page 7: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 7

antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu

berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

d. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa,

termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,

penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia

barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya;

e. adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon

penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak

tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;

f. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi

kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai

dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

Dalam pasal 3 diatas terdapat kata-kata efisien dan efektif meskipun masih dalam pengertian

yang masih umum. Untuk lebih mempertajam definisi tersebut bisa dilakukan dengan Economic

Evaluation. Economic evaluation dapat menjelaskan secara detail dampak positif ataupun

negatif dari investasi yang dilakukan, dampak tersebut juga dapat diterjemahkan dalam suatu

angka, dan tidak hanya bersifat deskriptif saja.

Meskipun Economic Evaluation bukanlah satu-satu faktor yang berpengaruh dalam mengambil

keputusan. Namun pengerjaan ini menyediakan informasi yang penting mengenai dampak

positif ataupun negatif sari setiap opsi yang tersedia.

Economic Evaluation menyediakan beberapa opsi yang bisa dapat diambil dalam menghadapi

suatu masalah. Contohnya proyek untuk membangun gedung bisa dicari alternatif lain seperti

memilih opsi lain, membatalkan, atau renovasi. Economic Evaluation menekankan bahwa opsi

yang harus diambil tidaklah harus membangun gedung namun bisa juga alternatif lain yang

penting tujuannya tercapai. Apablila dirasa cukup hanya dengan melakukan renovasi maka

tidak perlu melakukan pembangunan gedung yang tentu akan memakan biaya yang lebih

besar. Ingatlah prinsip “do more with less”.

Page 8: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 8

1. Lembaga Nonprofit

Arti sederhana dari lembaga nonprofit adalah sebuah lembaga yang menyediakan produk/jasa

tanpa disertai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Mereka tidak memiliki kepemilikan

saham yang dapat diperdagangkan atau dipindahtangankan ataupun mengambil keuntungan

dari kegiatan usaha mereka guna memperbesar kegiatan usaha yang dilakukan. Pendanaan

untuk lembaga nonprofit bisa berasal dari donatur ataupun kontribusi pajak (untuk lembaga

pemerintahan). Jasa atau produk yang diberikan oleh lembaga nonprofit bukan didasarkan

kepada kemungkinan laku atau tidaknya jasa atau produk yang akan mereka berikan namun

berdasarkan kebutuhan yang ada dan nyata pada masyarakat pada umumnya.

Lembaga nonprofit bisa dibagi menjadi beberapa kelompok seperti tabel dibawah9 :

9 Shim, Jae, K. Financial Essentials for Nonprofit Managers. Bab 1: What Every Nonprofit Manager

Should Know About Accounting and Finance. Halaman 9.

Page 9: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 9

Kegiatan dalam sebuah lembaga nonprofit sendiri dapat bergerak seperti halnya kegiatan bisnis

pada perusahaan yang berorientasi pada profit, meski ada beberapa hal yang berbeda antara

lembaga profit dan nonprofit seperti antara lain:

1. Sebuah lembaga nonprofit pada umumnya tidak memiliki pemilik atau pemegang saham,

dan struktur lembaga diatur oleh dewan direksi atau pihak berwenang lainnya yang tidak

mengambil keuntungan secara langsung dari lembaga nonprofit yang dipimpinnya. Dalam

lembaga nonprofit biasanya tidak terjadi transfer kepemilikan. Untuk alasan ini, lembaga

nonprofit juga biasa disebut perusahaan non-saham.

2. Sebuah lembaga nonprofit dibentuk untuk menjalankan misi khusus ataupun tujuan tertentu

dan memiliki peraturan pajak tersendiri. Untuk beberapa lembaga nonprofit ada yang

mendapat fasilitas perpajakan dari pemerintah, atau mendapatkan dukungan dana langsung

dari pemerintah, dan juga bisa mendapatkan perlakuan khusus dalam transaksi jual beli

ataupun dalam urusan aset bangunan.

3. Lembaga nonprofit dapat menghasilkan surplus keuangan tetapi tidak mendistribusikan

surplus tersebut ke pihak tertentu seperti halnya pembagian dividen kepada pemegang

saham di perusahaan yang berorientasi pada profit.

4. Tingkat kesuksesan dari lembaga nonprofit tidak diukur dari berapa besarnya profit yang

mereka peroleh, tetapi dari berapa banyak layanan dan kualitas layanan yang mereka telah

berikan.

2. Capital Budgeting dalam Lembaga Nonprofit

Di dalam lembaga yang berorientasi pada profit, capital budgeting biasa digunakan untuk

menentukan layak atau tidak layaknya suatu proyek akan dijalankan. Analisa capital budgeting

yang dilakukan dapat berguna untuk melihat pengaruh dari investasi (baik investasi alat

produksi ataupun investasi pada suatu proyek) terhadap peningkatan penjualan, laba, ataupun

nilai ekuitas pemegang saham (shareholders’ value). Contoh pertanyaan-pertanyaan dasar

yang dapat dijawab dengan bantuan analisa capital budgeting antara lain:

Apakah proyek ini dapat kita jalankan sehingga dapat mengembalikan modal yang sudah

ditanamkan plus memberikan tingkat imbal hasil yang memadai?

Apakah investasi proyek ini memiliki pengembalian yang bagus?

Berapa lama waktu pengembalian dari investasi proyek ini?

Page 10: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 10

Sedangkan manfaat [capital] budgeting dalam lembaga nonprofit lebih berguna sebagai alat

kontrol keuangan. Pada lembaga yang berorientasi pada profit, seorang manajer keuangan

dapat mengusulkan perubahan anggaran sehubungan dengan perkembangan perusahaan di

tahun yang berjalan, dengan analisa bahwa penambahan anggaran tersebut dapat

meningkatkan profit yang akan diperoleh.

Di lembaga nonprofit sendiri hal ini sulit untuk dilakukan sehingga diperlukan adanya

perencanaan anggaran yang matang dan kontrol yang lebih baik untuk mengawasi biaya yang

akan dibelanjakan. Kontrol dalam anggaran diperlukan untuk melihat apakah biaya yang

dikeluarkan selama ini sudah melewati limit anggaran atau tidak. Lembaga nonprofit juga dapat

mempertimbangkan berbagai program atau investasi yang perlu dijalankan atau bahkan

dihentikan di tengah jalan.

Capital budgeting pada perusahaan umumnya dilakukan dengan menghitung berapa nilai

surplus [nilai kini] arus kas masuk neto yang akan dihasilkan dari investasi tersebut. Lalu

bagaimana dengan situasi lembaga nonprofit, dimana investasi yang dilakukan tidak selalu

bertujuan untuk menghasilkan arus kas masuk? Bagaimana cara menerapkan analisa capital

budgeting dalam situasi seperti ini?

Berdasarkan riset atas berbagai buku pedoman (guidelines) dan artikel yang telah kami

lakukan, untuk sektor publik di berbagai negara, dalam menganalisa berbagai opsi investasi

maka yang umumnya dipakai adalah Evaluasi Ekonomis (Economic Evaluation) dengan alat

analisa utamanya Analisa Manfaat-Biaya (Cost Benefit Analysis). Yang dilakukan dalam

Economic Evaluation adalah mengukur seberapa besar manfaat dan biaya dari suatu investasi

yang dijalankan. Dampak yang diukur tidak hanya dampak secara finansial tetapi juga dampak

secara sosial dan ekonomi secara keseluruhan.

Perlu diperhatikan bahwa dalam lembaga nonprofit pengertian manfaat sangatlah luas. Berbeda

jika dibandingkan dengan lembaga profit yang hanya melihat arus kas sebagai suatu nilai

tambah.

Page 11: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 11

Page 12: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 12

Contoh salah satu skema digunakannya Economic Evaluation dalam analisa investasi proyek

adalah sebagaimana ditunjukkan di bawah ini10:

Contoh di atas merupakan flow chart evaluasi di negara bagian New South Wales di Australia,

dari skema tersebut terlihat bahwa Economic Evaluation merupakan bagian dari Feasibility

Study terhadap suatu investasi, khususnya melihat dampak secara finansial, dan sosial

ekonomi.

3. Kenapa melakukan Economic Evaluation?

Sudah sejatinya kita harus melakukan analisa terlebih dahulu terhadap investasi yang akan kita

jalankan. Dua alasan utamanya adalah investasi yang dilakukan melibatkan jumlah sumber

daya yang besar dan manfaat yang akan diperoleh baru akan kita nikmati di kemudian hari.

Economic Evaluation mendorong organisasi agar dapat mengalokasikan sumber daya yang

10 New South Wales TREASURY. NSW Government Guidelines for Economic Appraisal. 2007. ANNEX 3.

Halaman 84.

Page 13: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 13

dimilikinya dengan tepat agar pemanfaatannya menjadi lebih maksimal bagi organisasi

tersebut, dan masyarakat sekitarnya.

Beberapa alasan lain melakukan Economic Evaluation adalah:

Alokasi sumber daya yang kita miliki melibatkan banyak pilihan/alternatif/opsi.

Dampaknya luas, baik untuk lembaga itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat pada

umumnya.

Anggaran terbatas sehingga pemanfaatannya harus memberi manfaat yang maksimal.

4. Langkah – Langkah Melakukan Economic Evaluation

Secara garis besar langkah-langkah yang harus kita kerjakan dalam melakukan Economic

Evaluation adalah11:

11 Department of Treasury and Finance - Victoria. Economic Evaluation for Business Cases Technical

Guidelines. 2013. Appendix B : Summary of the steps in an economic evaluation. Hal 41-42

Page 14: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 14

5. Metode dalam Economic Evaluation

Dalam melakukan Economic Evaluation ada 3 metode yang bisa dilakukan, yaitu Cost Benefit

Analysis (CBA), Cost Effectiveness Analysis (CEA), dan Multi Criteria Analysis (MCA).

Penjelasan rinci mengenai masing-masing metode akan dibahas pada artikel – artikel

selanjutnya.

Page 15: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 15

5.1 Pro dan Kontra

Cost Benefit Analysis (CBA) Cost Effectiveness Analysis

(CEA)

Multi Criteria Analysis

(MCA)

PROS

Menghitung dampak

keseluruhan baik yang bisa

dihitung ataupun tidak

Berguna untuk melihat

efektivitas biaya yang

terhadap satu output yang

diharapkan

Berguna melengkapi CBA

atau CEA

Menyediakan perbandingan

antara beberapa opsi

Sistematis, memaksa kita

untuk memberikan analisa

yang detail dalam

merencanakan program

CONS

Terlalu kompleks dan

membutuhkan banyak

informasi dalam membangun

CBA

Hanya fokus ke satu dampak

spesifik saja, tidak melihat

secara keseluruhan (ruang

lingkup terbatas)

Sangat kompleks apabila

dibandingkan dengan

CBA/CEA, karena melibatkan

pembobotan

Bias dalam penilaian Apabila digunakan sebagai

alat pembanding, hanya bisa

digunakan untuk output yang

sama

Sangat judgmental

Tingkat akurasi dalam

mengkonversi hal yang

kualitatif ke dalam rupiah

Page 16: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 16

5.2 Metode Utama dalam Economic Evaluation

Dalam melakukan Economic Evaluation dianjurkan menggunakan CBA sebagai metode utama,

meski tidak menutup kemungkinan menggunakan CEA dan MCA sebagai metode pelengkap

dan ketika dihadapkan pada situasi tertentu dimana CBA terlalu kompleks untuk dilakukan.

Beberapa alasan mengapa dianjurkan untuk menggunakan CBA adalah:

• Mengevaluasi biaya dan manfaat (baik yang bisa dikuantifikasi atau tidak).

• Memperhitungkan dampak yang tidak bisa dihitung.

• Tujuan dari investasi pemerintah untuk memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.

• Metode standar yang digunakan di banyak negara.

• Bisa memfasilitasi perbandingan berbagai alternatif.

• Baik sebagai suatu program manajemen dengan memperhitungkan dampak ke berbagai

pihak, termasuk pihak yang paling berkepentingan.

• Mendorong pemikiran analis ke “Nilai Tambah”.

• Bisa digabungkan dengan strategi evaluasi dan monitoring.

• Cakupannya luas, memperhitungkan dampak untuk berbagai macam pihak, dan

dampak jangka panjang.

• Mengukur manfaat yang diperoleh dalam bentuk Rupiah, sehingga dapat mudah

dipahami dan bisa dipakai untuk membandingkan dengan alternatif lain.

• Membuat kita lebih teliti dalam mengambil keputusan, dengan proses pencarian

informasi terhadap identifikasi biaya dan manfaat yang akan diperoleh.

• Turut mempertimbangkan manfaat kualitatif. Sehingga dapat menjabarkan bahwa

manfaat yang diberikan sesuai dengan visi dan misi suatu lembaga.

Page 17: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 17

5.3 Beberapa Pro dan Kontra dalam CBA:

Kritik yang umumnya disampaikan mengenai CBA adalah12

1. Kritik: Pengerjaan CBA sangat kompleks dan memberatkan.

Tanggapan: Iya benar, tetapi tujuan dari kompleksitas pengerjaan yang dilakukan

adalah untuk mendorong tingkat akurasi dalam pemahaman masalah, dan tujuan yang

ingin dicapai. Sekarang tergantung analis, sejauh mana tingkat akurasi yang analis

harapkan. CBA tidaklah harus kompleks, hal ini bisa tergantung kepada skala dari

investasi yang akan dijalankan.

2. Kritik: Bisa terjadi bias dalam pemakaian asumsi sehingga proposal yang dibuat bisa

terlihat bagus.

Tanggapan: Iya itu bisa terjadi, tapi kritik ini lebih cocok ditujukan kepada pembuat

analisa, dan bukan konsep CBA itu sendiri. CBA justru mendorong untuk menjabarkan

asumsi dengan jelas dan transparan.

6. Memberikan Nilai pada Manfaat dan Biaya

Salah satu tantangan dalam melakukan CBA adalah bagaimana cara memberi nilai pada

manfaat suatu investasi. Yang perlu diperhatikan ketika memberikan nilai pada manfaat dan

biaya adalah13:

12 Australian Government – Civil Aviation Safety Authority. Cost Benefit Analysis Methodology Procedures

Manual. 2007. Bab 3 : Principles of Cost Benefit Analysis.

13 HM Treasury. The Green Book : Appraisal and Evaluation in Central Government. 2011. Bab 5 :

Appraising the Options. Halaman 23.

Page 18: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 18

Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk memberi nilai pada manfaat dan biaya,

baik mengacu kepada nilai pasar ataupun bukan berdasarkan nilai pasar. Pendekatan ini akan

dibahas pada artikel - artikel berikutnya.

7. Alat Pengambil Keputusan dan Tingkat Diskonto

Alat pengambil keputusan yang biasa dipakai dalam Cost Benefit Analysis adalah Net Present

Value (NPV). Hal ini disebabkan bahwa NPV dapat memunculkan nilai present value dari

manfaat dan biaya yang kita bandingkan.

Page 19: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 19

Formula NPV adalah14

Dimana:

B = Benefit

K = Biaya Investasi

C= Biaya Operasional

D =Tingkat diskonto

T = Tahun

Didalam NPV diperlukan informasi mengenai tingkat diskonto. Untuk itu kita perlu menetapkan

berapa tingkat diskonto yang akan dipakai jika melakukan Cost Benefit Analysis. Tingkat

diskonto yang ditetapkan untuk suatu investasi tidaklah harus sama dan bisa berbeda

tergantung dari kategori investasi tersebut.

7.1 Dasar dari Penggunaan Tingkat Diskonto

Menentukan tingkat diskonto yang tepat selalu menjadi aspek yang krusial dalam pengerjaan

Economic Evaluation. Istilah tingkat diskonto sendiri mengacu kepada time value untuk manfaat

dan biaya dari sudut pandang keseluruhan stakeholders. Hal ini kurang lebih sama dengan

konsep dari opportunity cost of capital pada pihak swasta, yang melakukan pendiskonan

terhadap arus kas dari proyeksi suatu investasi. Dalam Economic Evaluation implikasi

penerapan tingkat diskonto bisa lebih kompleks. Tingkat diskonto pada Economic Evaluation

sendiri dikenal dengan Social Discount Rate.

Social Discount Rate merefleksikan keinginan masyarakat untuk memperoleh manfaat pada

saat ini dibandingkan saat masa depan. Memilih tingkat diskonto yang tepat juga memiliki

implikasi yang penting dalam alokasi sumber daya. Memakai tingkat diskonto yang terlalu tinggi

akan menghalangi kemungkinan dijalankan suatu proposal investasi, sedangkan tingkat

14 Department of Treasury and Finance. Economic Evaluation for Business Cases Technical Guidelines.

2013. Bab 7 : Choosing a quantitative assessment tool. Halaman 29.

Page 20: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 20

diskonto yang terlalu rendah bisa menimbulkan masalah kurang efisiennya anggaran yang

dikeluarkan.

Lalu kenapa tingkat diskonto perlu dipakai dalam pengerjaan Economic Evaluation? Perlu

diingat bahwa Economic Evaluation melibatkan perbandingan antara investasi, manfaat, dan

biaya yang timbul pada periode yang berbeda. Kenyataannya adalah investasi awal dilakukan

saat ini sedangkan manfaat dan biaya akan muncul di masa depan. Tingkat diskonto

merefleksikan bahwa penggunaan uang memiliki nilai yang berbeda. Berdasarkan time value of

money, manfaat dan biaya yang terjadi pada rentang waktu yang berbeda tidak bisa langsung

dibandingkan. Seribu rupiah hari ini akan lebih berarti dibandingkan seribu rupiah 5 tahun

mendatang. Untuk itu perlu dilakukan pendiskonan agar perbandingan yang kita lakukan

seimbang.

Ada dua alasan kenapa biaya dan manfaat dengan pada jangka waktu yang berbeda tidak akan

seimbang dibandingkan apabila tidak kita diskon terlebih dahulu. Alasan ini bisa dilihat dari

sudut pandang masyarakat yang menerima manfaat ataupun investor (pemerintah) yang

melakukan investasi.

Dari sudut pandang masyarakat, ada kecenderungan bahwa seseorang akan memilih untuk

menerima manfaat dari barang dan jasa dengan jangka waktu yang secepat mungkin

dibandingkan harus menunggu di kemudian hari. Ada dua versi yang menyebutkan kenapa hal

ini terjadi: (1) Suatu individu mengharapkan tingkat konsumsi mereka akan meningkat di masa

depan. Dengan harapan seperti ini maka seorang individu harus mengeluarkan biaya yang lebih

di masa depan untuk mengkompensasi pengorbanan (saving) pada masa sekarang. (2) Versi

kedua menyebutkan bahwa seseorang akan memiliki positif time preference. Walaupun level

konsumsi di masa depan tidak akan berubah, mereka tetap akan mendiskon masa depan. Hal

ini disebabkan bahwa masyarakat umumnya cenderung bersifat “impatient”, tidak sabar untuk

menerima manfaat. Selain itu ada juga alasan bahwa manusia tidak mungkin hidup selamanya,

sehingga seseorang akan lebih menghargai sesuatu yang pasti bisa mereka rasakan sekarang.

Mengacu kepada alasan-alasan yang telah disebutkan, tingkat dari diskonto bisa mengacu

kepada social rate of time preference (SRTP), atau dapat diartikan sebagai tingkat dimana

masyarakat rela mengorbankan konsumsi pada haru ini untuk kepentingan konsumsi di masa

depan.

Argumen kedua dari tingkat diskonto bisa dilihat dari perspektif dari si investor. Berdasarkan hal

ini, sumber daya yang digunakan untuk investasi bersifat produktif dan memiliki kemungkinan

Page 21: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 21

untuk digunakan di tempat lane, dengan menghasilkan manfaat yang berbeda. Jadi bisa

dibilang ada opportunity cost yang timbul. Untuk itu dalam melakukan suatu investasi maka

manfaat yang diperoleh harus lebih tinggi dibandingkan cost of capitalnya. Apabila lebih kecil

maka ada perlu dicari alternatif lain yang bisa menghasilkan manfaat yang lebih besar. Apabila

mengikuti logika ini maka tingkat diskonto juga bisa mengacu kepada tingkat pengembalian

investasi mengacu kepada investasi di pihak swasta.

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa salah satu faktor utama diperlukan dilakukan tingkat

diskonto adalah “Positive Time Preference”.

Dengan beberapa hal yang mempengaruhi “Positive Time Preference” antara lain15 :

(1) Manfaat di masa sekarang lebih berharga dibandingkan di masa depan (time value of

money).

(2) Masyarakat pada umumnya adalah risk averse, masyarakat akan lebih memilih

mendapatkan manfaat yang sudah pasti akan didapat saat ini dibandingkan manfaat masa

depan yang sifatnya masih belum pasti.

(3) Opportunity Cost. Ada kesempatan yang hilang ketika kita memilih mengalokasikan sumber

daya yang kita miliki pada suatu opsi dibandingkan dengan opsi lain yang kita miliki.

7.2 Tingkat Diskonto di Beberapa Negara

Berikut tingkat diskonto di beberapa negara berdasarkan data dari Asian Development Bank

tahun 200716.

15 Rao, Christopher.; Kathie A.Wong, dan Thanos Athanasiou. An Introduction to Cost-Effectiveness

Analysis. 2011. Halaman 145. 16 Zhuang, Juzhong.; Zhihong Liang, Tun Lin, dan Frank De Guzman. Theory and Practice in the Choice

of Social Discount Rate for Cost-Benefit Analysis: A survey. 2007. Bab 3: The Social Discount Rate in Practice around the World. Halaman 17-18.

Page 22: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 22

Page 23: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 23

Apabila menggunakan Formula Ramsey, Social Rate of Time Preference di Indonesia

dibandingkan beberapa negara Asia lainnya17

Sampai sekarang selalu ada perdebatan tentang bagaimana mencari dasar penentuan berapa

tingkat diskonto yang dipakai. Namun apabila dilihat dari penggunaan tingkat diskonto di

beberapa negara ada dua konsep utama yang dipakai dalam penentuan tingkat diskonto, yaitu

berdasarkan cost of capital dan time preference. Cost of capital bisa mengacu pada cost of

borrowing suatu negara, opportunity cost of capital dan benchmark pada rate of return suatu

project yang juga dijalankan oleh pihak swasta.

Penggunaan cost of capital berdasarkan asumsi bahwa sumber daya yang dimiliki terbatas,

kenyataan bahwa baik pihak pemerintah ataupun swasta bersaing di tempat yang sama,

investasi yang dilakukan pemerintah bisa menggantikan investasi swasta, dan begitu juga

sebaliknya investasi pemerintah bisa dialihkan kepada pihak swasta. Berdasarkan logika ini

tingkat diskonto pada investasi publik seharusnya kurang lebih sama dengan investasi swasta.

Time preference rates merefleksikan referensi konsumsi masyarakat pada saat ini. Hal ini bisa

mengacu kepada tingkat konsumsi masyarakat, pertumbuhan PDB.18 Pendekatan ini digunakan

adalah dengan mengacu kepada bahwa faktanya konsumsi saat ini akan dinilai berbeda

dengan konsumsi di masa depan.

17 Zhuang, Juzhong.; Zhihong Liang, Tun Lin, dan Frank De Guzman. Theory and Practice in the Choice

of Social Discount Rate for Cost-Benefit Analysis: A survey. 2007. Bab 2: Theoritical Foundation for The Choice of a Sosial Discount Rate. Halaman 8. 18 Department of Finance and Administration – Commonwealth of Australia. Handbook of Cost-Benefit

Analysis. 2006. Bab 5: Setting Discount Rates. Halaman 67-68.

Page 24: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 24

Appendix

Contoh Economic Evaluation Template19

Template di atas merupakan hasil akhir dari pengerjaan Economic Evaluation. Dari template

diatas terlihat bahwa analisa dibagi menjadi dua bagian yaitu: Part I: Deterministic Case dan

Part II: Dealing with Risk/Uncertainty.

Dalam Part I dilakukan dua analisa yaitu Cost Benefit Analysis (CBA) dan Cost Effectiveness

Analysis (CEA). Pada pengerjaan CBA dilakukan analisa terhadap semua manfaat dan biaya,

baik yang bisa dinilai dengan uang, tidak bisa dinilai dengan uang tetapi bisa dikuantifikasi dan

yang sama sekali tidak dikuantifikasi.

Net Benefit didapat dengan membandingkan selisih antara manfaat dan biaya yang bisa dinilai

dengan uang. Sedangkan untuk hal yang tidak bisa dikuantifikasi cukup diberikan penjelasan

secara narasi saja.

19 Jenkins, Glenn. P.; dan Chun-Yan Kuo. Canadian Regulatory Cost-Benefit Analysis Guide. 2007. Bab

5: Preparing an Accounting Statement. Halaman 48.

Page 25: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 25

Pada CEA, manfaat yang dihitung merupakan manfaat yang tidak bisa dinilai dengan uang

tetapi bisa dikuantifikasi, lalu manfaat tersebut dibandingkan dengan biaya maka sehingga

didapat Cost Effectiveness Ratio.

Part II merupakan tahapan lanjutan dari part I yang bertujuan untuk melihat dampak dari

ketidakpastian yang dihadapi. Hal ini dilakukan dengan melakukan sensitivity analysis pada

variabel kunci dan melakukan analisa simulasi menggunakan monte carlo simulation mengacu

kepada nilai yang telah didapatkan dari analisa bagian pertama.

~~~~~~ ####### ~~~~~~

Page 26: Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1

www.futurumcorfinan.com

Page 26

Disclaimer

This material was produced by and the opinions expressed are those of FUTURUM as of the date of

writing and are subject to change. The information and analysis contained in this publication have been

compiled or arrived at from sources believed to be reliable but FUTURUM does not make any

representation as to their accuracy or completeness and does not accept liability for any loss arising from

the use hereof. This material has been prepared for general informational purposes only and is not

intended to be relied upon as accounting, tax, or other professional advice. Please refer to your advisors

for specific advice.

This document may not be reproduced either in whole, or in part, without the written permission of the

authors and FUTURUM. For any questions or comments, please post it at www.futurumcorfinan.com

© FUTURUM. All Rights Reserved