Capital Asset Pricing Model

30
Capital Asset Pricing Model (CAPM) BAB I PENDAHULUAN CAPM pertama kali diperkenalkan oleh Sharpe, Lintner, dan Mossin pada pertengahan tahun 1960-an. Menurut Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, CWM, CAPM adalah Model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari suatu aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang. Capital Asset Pricing Model (CAPM) bukanlah satu- satunya teori yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaiman menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT). Kalau pada CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodal membentuk portofolio yang efisien ( karena market portfolio yang mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien), maka APT mendasarkan diri konsep satu harga (the law of one price ). APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda ( hukum satu harga). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dijual dengan harga yang berbeda maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage, yaitu dengan membeli aktiva yang berharga murah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi pada saat yang sama sehingga dapat diperoleh laba tanpa resiko. Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhadap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas- sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atau faktor-faktor yang sama. Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar

Transcript of Capital Asset Pricing Model

Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital Asset Pricing Model (CAPM)BAB IPENDAHULUANCAPM pertama kali diperkenalkan oleh Sharpe, Lintner, dan Mossin pada pertengahan tahun 1960-an. Menurut Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, CWM, CAPM adalah Model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari suatu aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang.Capital Asset Pricing Model (CAPM) bukanlah satu-satunya teori yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaiman menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT). Kalau pada CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodal membentuk portofolio yang efisien ( karena market portfolio yang mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien), maka APT mendasarkan diri konsep satu harga (the law of one price ).APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda ( hukum satu harga). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dijual dengan harga yang berbeda maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage, yaitu dengan membeli aktiva yang berharga murah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi pada saat yang sama sehingga dapat diperoleh laba tanpa resiko.Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhadap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas- sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atau faktor-faktor yang sama. Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut tidak menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi korlelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama- sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko.Rumusan MasalahDari latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana mengaplikasikan model-model keseimbangan (CAPM (Capital Asset Pricing Model) dan APT (Arbitrage Pricing Theory)).BAB IILANDASAN TEORI2.1.Capital Asset Pricing Model(CAPM)Capital Asset Pricing Model(CAPM)merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkann, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas (A model that describes the relationship between risk and expected return and that is used in the pricing of risky securities) Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun 1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi penting.Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.Risiko dan ReturnKeinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan meningkatkan perolehan (minimize risk and maximize return). Asumsi umum bahwa investor individu yang rasional adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk aversive), sehingga investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat perolehan yang tinggi (higher rates of return), oleh karena itu investor sangat membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, Peter S., dan Marquis, Milton H. 2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition, p 277-280):1.Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.2.Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset.3.Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi.4.Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh aset.5.Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan penguasa.Suku bunga bank sentral tentunya masih berpotensi memiliki semua risiko, akan tetapi diasumsikan negara tidak mungkin gagal membayar (walaupun ada juga kemungkinannya), oleh karena itu biasanya return dari risk free aset (Rf) digunakan suku bunga bank sentral.Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba untuk menjelaskan hubungan antara risk dan return. Dalam penilaian mengenai risiko biasanya saham biasa digolongkan sebagai investasi yang berisiko. Risiko sendiri berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential fluctuation).Saham berisiko dapat dikombinasi dalam sebuah portfolio menjadi investasi yang lebih rendah risiko daripada saham biasa tunggal. Diversifikasi akan mengurangi risiko sistematis (systematic risk), tetapi tidak dapat mengurangi risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Unsystematic risk adalah bagian dari risiko yang tidak umum dalam sebuah perusahaan yang dapat dipisahkan. Systematic risks adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan yang berhubungan dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tidak dapat dihindari.Informasi keuangan mengenai sebuah perusahaan dapat membantu dalam menentukan keputusan investasi. Investor biasanya menghindari risiko, investor menginginkan perolehan tambahan (additional returns) untuk menanggung risiko tambahan (additional risks). Oleh karena itu saham berisiko tinggi (High-risk securities) harus mempunyai harga yang menghasilkan perolehan lebih tinggi daripada perolehan yang diharapkan dari saham berisiko lebih rendah.Persamaan CAPMPersamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) adalah :

Rs = Expected Return on a given risky securityRf = Risk-free rateRp = Risk premiumBila nilai = 1 artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur oleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poors 500-stock-index. adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham. Bila > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar. < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum (general market index).Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan memasukan faktor dinyatakan sebagai:

Rs = Expected Return on a given risky securityRf = Risk-free rateRm = Expected return on the stock market as a wholes = Stocks beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentuCAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher s) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah (lower s). Riset empiris mendukung argumen mengenai s sebagai prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices).Resiko Sistematis Dan Resiko Tidak SistematisDalam teori portofolio modern telah diperkenalkan bahwa risiko investor toral dapat dipisakan menjadi dua reiko, atas dasar apakah suatu jenis resiko tertentu dapat dihilangkan dengan sistematis dan resiko tidak sistematis. Esiko sisematis atau dikenal dengan resiko pasar beberapa penyebut menyebut sebagai resiko umum merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dipasar recara keseluruhan. Perubahan asar tersebut akn mempengaruhi variabilitasretur suatu investasi. Dengan kata lain, resiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi.Sedangkan resiko yang tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik (resiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Resiko perusahaan lebih terkait pada perubahan posisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa resiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi asset dalam suatu portofolio.2.1.1.Garis Pasar Modal (Capital Market Line)Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis pasar sekuritas modal (capital market line, CML), sementara hubungan antra risiko dan return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security market line, CML).Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dengan resiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Berdasarkan Gambar 6.1 di atas, terlihat bahwa titik M merupakan titik persinggungan antara garis RF-L dengan kurvaefficient frontier. Asumsinya, pada pasar yang seimbang semua investor akan berinvestasi pada portofolio M, karena porotofolio M merupakan portofolio aseet berisiko yang optimal. Selanjutnya jika kita tarik garis dari titik RFke titik L dan menyinggung titik M, maka pilihan investor akan berada pada titik tertentu di sepanjang garis RF-M. Pilihan masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung dari kombinasi porsi dana yang akan diinvestasikan pada asset berisiko dan asset yang bebas resiko. Jika pilihan investor berada pada titik RF, berarti 100% dana investor akan diinvestasikan pada asset bebas risiko. Sebaliknya, jika pilihan investor berada pada titik M, berarti 100% dana investor diinvestasikan pada asset berisiko. Sedangkan jika pilihan investor berada pada titik-titik setelah titik M (antara titik M dan L), bearti investor menginvestasikan lrbih dananya pada asset berisiko dengan porsi yang melebihi 100%. Tindakan ini sering disebut sebagaishort selling, yaitu meminjamkan sejumlah dana sebagai tambahan dana untuk diinvestasikan pada asset berisiko (sehingga total dana yang diinvestasikan adalah 100% plus porsi pinjaman).Jika kurvaefficient frontierdalam gambar 6.1. di atas kita hilangkan, dan hanya kita ambil titik M saja sebagai portofolio asset berisiko yang optimal, maka akan kita dapatkan garis RF-L, yang selanjutnya akan disebut sebagai garis CML. Dengan demikian, garis pasar modal (CML) bisa digambarkan seperti dalam Gambar berikut iniGambar di atas merupakan gambar garis padar modal dengan tidak menampilkanefficient frontier. Garis CML tersebut memotong sumbu vertical pada titik RF. Selisi antara tingkat return harapan dari portofolio pasar (E(RM)) denagn tingkat return bebas risiko merupakan tingkat return tambahan yang bisa diperoleh investor, sebagai kompensasi atas risiko portofolio pasar (M) yang harus ditanggungnya. Selisi return pasar dan return bebas risiko ini disebut juga dengan premi risiko portofolio pasar (E(RM)-Rf). Besarnya risiko portofolio pasar ditunjukan oleh garis putus-putus horizontal dari RFsampaiM.Kemiringan (slope) CML pada gambar di atas, menunjukkan harga pasar risiko (market price of risk) untuk portofolio yang efisien atau harga keseimbangan return yang disyaratkan pasar untuk setiap 1% kenaikan risiko portofolio. Slope CML dapat dihitung dengan menggunakan rumus :E(RM) - RF= Slope CML MBeta PortofolioBeta sebuah portofolio dapat dihitung sepeti menghitung return harapan portofolio. Return harapan portofolio [E(2.1.2.Garis Pasar SekuritasGaris pasar sekuritas atausecurity market line(SML) adalah garis yang menghubungkan tingkat retun harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). SML digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu (beta). Sedangkan CML, seperti telah dijelaskan sebelumnya, bisa dipakai untuk meniali tingkat return diharapkan dari suatu portofolio yang efisien, pada suatu tingkat risiko portofolio efisien tertentu (P).

Return harapn dari sekuritasiterdiri dari dua komponenutama penyusun tingkat return yang disayaratkan investor (required rate of return), yaitu tingkat return yang bebas risiko dan premi risiko. Tingkat retun yang diharapkan adalah dalam jumlah yang minimum. Retun yang diharapkan investsor untuk berinvestasi pada suatu sekuritas tertentu. Secara sistematis, hubungan tersebut bisa digambarkan persamaan berikut:Ki =tingkat risiko asset bebas risiko + premi risiko = RF+i[E(RM) Rf]Dalam hal iniKi = tingkat return yang diserahkan investor pada sekuritas iE(RM) = return portofolio pasar yang diharapkani= koefisien beta sekuritas iRF = tingkat return bebas risikoDari rumus di atas kita dapat mengetahui besarnya premi risiko untuk sekuritasi(risk premium). Premium risiko sekuritasidapat dihitung dengan mengalihkan beta sekuritas tersebut dengan premium risiko pasar (market risk premium). Sedangkan premium risiko pasar adalah selisi antara return harapan pada portofolio pasar E(RM) dengan tingkat return bebas risiko (RF).Premi risiko sekuritasi= i(market risk premium) = i(E(RM) Rf)BAB IIIPEMBAHASANAplikasi CAPMRs = Rf + s (Rm Rf)

Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang diharapkan adalah penjumlahan dari return aset bebas risiko dan premium risiko. Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang diharapkan dikurangi dengan tingkat return aset bebas risiko. Bentuk matematika CAPM.Rf biasanya didekati dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di Indonesia umumnya risk free aset didekati dengan tingkat return suku bunga Bank Indonesia. s didekati dengan menghitung data time series saham dengan data return pasarnya.Rm didapatkan dengan meramalkan return IHSG. Banyak mahasiswa yang bingung mendapatkan nilai Rm yang negatif, biasanya mereka menghitung IHSG dengan cara memprediksi historisnya yaitu dengan membandingkan return IHSG tahun x dengan return IHSG tahun x-1. Dari definisi CAPM bahwa Rm adalah tingkat return pasar yang diharapkan, bukan tingkat return pasar yang periode yang lalu. Untuk mendapatkan nilai Rm tentunya harus dapat memprediksi berapa tingkat return IHSG yang diharapkan. Salah satu cara memprediksi IHSG adalah dengan cara analisis faktor. Di sini anda harus melakukan studi empiris, anda harus menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, kemudian membuat persamaan regresi dari IHSG dan faktor yang mempengaruhinya. Dan terakhir anda harus memprediksi nilai dari faktor yang mempengaruhi IHSG untuk x periode yang anda tentukan. Cara lainnya adalah menggunakan nilai IHSG dari hasil penelitian empiris dari peneliti lain.Aplikasi Menghitung RsSuatu sekuritas x yang mempunyai Expected Return 0.27 (27% per tahun) dan nilai betanya 1.2, apakah sekuritas x ini layak di beli atau tidak?Rs = Rf + s (Rm Rf)Rf = misal SBI 1 bulan saat ini adalah 0.06 (6% per tahun)Rm = misal return IHSG yang diharapkan saat ini adalah 0.26 (26% per tahun, didapatkan dengan cara memprediksi return) s = 1.2 SehinggaRs = 0.06 + 1.2 (0.26 0.06)Rs = 0.06 + 1.2 (0.2)Rs = 0.06 + 0.24Rs = 0.3 (30%)Kesimpulan, dengan nilai beta 1.2, apabila return yang diperoleh hanya 27%, maka harga sekuritas terlalu mahal, karena return wajarnya adalah 30%Aplikasi BetaNilai dapat dihitung sendiri menggunakan data time series suatu saham/industri dan time series return suatu pasar (misalnya IHSG, NYSE, dll),Contoh perhitungan:Return saham X dibandingkan dengan pasartahun 1-return saham X = -0.05, return pasar -0.12tahun 2-return saham X = 0.05, return pasar = 0.01tahun 3-return saham X = 0.08, return pasar = 0.06tahun 4-return saham X = 0.15, return pasar = 0.10tahun 5-return saham X = 0.10, return pasar = 0.05Sehingga rata-rata return saham X adalah 0.066 dan Rata-rata return pasar adalah 0.02Menghitung deviasi return saham Xtahun 1 = -0.1160tahun 2 = -0.0160tahun 3 = 0.0140tahun 4 = 0.0840tahun 5 = 0.0340Menghitung deviasi return pasar X:tahun 1 = -0.14000tahun 2 = -0.0100tahun 3 = 0.0400tahun 4 = 0.0800tahun 5 = 0.0300Kalikan masing masing deviasi return saham dengan deviasi return pasar:tahun 1 = -0.1160 x -0.14000 = 0.0162tahun 2 = -0.0160 x -0.0100 = 0.0002tahun 3 = 0.0140 x 0.0400 = 0.0006tahun 4 = 0.0840 x 0.0800 = 0.0067tahun 5 = 0.0340 x 0.0300 = 0.0010Jumlah = 0.0247Pangkat duakan deviasi return pasartahun 1 = -0.14000^2 = 0.0196tahun 2 = -0.0100^2 = 0.0001tahun 3 = 0.0400^2 = 0.0016tahun 4 = 0.0800^2 = 0.0064tahun 5 = 0.0300^2 = 0.0009Jumlah = 0.0286Sehingga Beta untuk saham X adalah 0.0247/0.0286 = 0.86Aplikasi Garis Pasar Modal (Capital Market Line)Dalam kondisi pasar yang seimbang, terurn harapan pada portofolio pasar adalah 15% dengan deviasi standar sebesar 20%. Tingkat return bebas risiko sebesar 8%. Slope CML akan sebesar:(0,15 0,08) : 0,20 = 0,35Dengan demikian, slope CML sebesar 0,35 ini dapat diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan 1% risiko portofolio, maka tambahan return yang disyaratkan oleh pasar 0,35%. Dengan mengetahui slope CML dan garis intersep (RF) tersebut, maka kita dapat membentuk persamaan CML tersebut menjadi :E(RP) = RF+E(RM) - RF MDalam hal ini :E(RM) = Tingkat return harapan untuk suatu portofolio yang efisien pada CMLRF = Tingkat return pada asset yang bebas yang risikoE(RM) = Tingkat return portofolio pasar (M)M= Deviasi standar return pada portofolio pasarP = Deviasi standar portofolio efisien yang ditentukanDari persamaan tersebut, terlihat bahwa tingkat return harapan dari setiap portofolio yang efisien pada CML adalah penjumlahan tingkat retun bebas risiko (RF) dengan hasil perkalian antara harga pasar resiko (slope CML) dan risiko portofolio (P) tersebut.Dari uraian di atas, beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari penjelasan mengenai garis pasar modal (CML) adalah sebagai berikut :1.Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan kombinasi dari asset berisiko dan asset bebas risiko.Portofolio M, merupakan portofolio yang terdiri dari asset berisiko, atau disebut dengan portofolio pasar. Sedangkan titik RF, merupakan pilihan asset bebas risiko. Kombinasi atau titik-titik portofolio di sepanjang garis RF-M ini, selanjutnya merupakan portofolio yang efisien bagi investor.2.Slope CML akan cenderung positif karena adanya asumsi bahwa investor bersifatrisk averse. Artinya investor hanya akan mau berinvestasi pada asset yang berisiko, jika mendapatkan kompensasi berupa retun harapan yang lebih tinggi. Dengan demikian, semakin besar risiko suatu investasi, semakin besar pula return harapan.3.Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return actual dan return harapan akan bisa menyebabkan slope CML yang negative. Slope negative ini terjadi bila tingkat return actual portofolio pasar lebih kecil dari tingkat keuntungan bebas risiko.4.Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return harapan untuk setip risiko portofolio yang berbeda.Garis Pasar SekuritasKi =tingkat risiko asset bebas risiko + premi risiko = RF+i[E(RM) Rf]Dalam hal iniKi = tingkat return yang diserahkan investor pada sekuritas iE(RM) = return portofolio pasar yang diharapkani= koefisien beta sekuritas iRF = tingkat return bebas risikoDari rumus di atas kita dapat mengetahui besarnya premi risiko untuk sekuritasi(risk premium). Premium risiko sekuritasidapat dihitung dengan mengalihkan beta sekuritas tersebut dengan premium risiko pasar (market risk premium). Sedangkan premium risiko pasar adalah selisi antara return harapan pada portofolio pasar E(RM) dengan tingkat return bebas risiko (RF).Premi risiko sekuritasi= i(market risk premium) = i(E(RM) Rf)Diasumsikan Beta saham PT Gudang garam adalah 0,5 dan tingkat return bebas resiko (Rf) adalah 1,5 %. Tingkat return pasar yang diharapkan diasumsikan sebesar 2%. Dengan demikian, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan investor untuk saham PT Gudang Garam:Ki = 0,015 + 0,5 (0,02 0,015) = 1,75%2.2. Teori Penetapan Harga ArbitrasiSalah satu alternatif teori model keseimbangan selain CAPM adalahArbitrage Pricing Theory(APT). Seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan return, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Estiasi return harapan dari suatu sekuritas dengan menggunakan APT, tidak terlalu dipengaruhi portofolio pasar seperti hanya dalam CAPM. Pada CAPM, portofolio pasar sangat berpengaruh karena diasumsikan bahwa risiko yang relevan adalah risiko sistematis yang diukur dengan beta (enunjukan sensivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar). Sedangkan pada APT, return sekuritas tidak hanya dipengaruhi oleh portofolio pasar karena adanya asumsi bahwa return harapan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh beberapa sumber risiko lainnya.Di samping itu, APT juga tidak menggunakan asumsi-asumsi yang diapaki dalam CAPM, seperti:1.Adanya suatu periode waktu tertentu, misalnya satu tahun;2.Tidak ada pajak;3.Investor bisa meminjam dan menginvestasikan dananya pada tingkat return bebas risiko (Rf); serta4.Investor memilih portofolio berdasarkan return harapan dan variannya.Asumsi-asumsi CAPM yang masi digunakan adalah :1.Investor mempunyai kepercayaan yang bersifat homogen;2.Investor adalahrisk-averseyang berusaha untuk memaksimalkan utilitas;3.Pasar dalam kondisi sempurna;4.Return diperoleh dengan menggunakan model factorialAPT didasari oleh pandangan bahwa return harapan untuk suatu sekuritas akan dipengaruhi oleh beberapa factor risiko. Faktor-faktor risiko tersebut akan menunjukkan kondisi ekonomi secara umum, dan bukan merupakan karakteristik khusus perusahaan. Faktor-faktor risiko tersebut harus mempunyai karakteristik seperti berikut :1.Masing-masing factor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return saham-saham di pasar. Kejadian-kejadian khusus yang berkaitan dengan kondisi perusahaan, bukan merupakan fakto risiko APT.2.Faktor-faktor risiko tersebut harus mempengaruhi return harapan. Untuk itu perlu dilakukan pengujian secara empiris, dengan cara menganalisis return saham statistic, untuk melihat bagaimana faktor-faktor risiko tersebut berpengaruh secara luas terhadap return saham.3.Pada awal periode, factor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh padar karena faktor-faktor risiko tersebut mengandung infomasi yang tidak diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (ada perbedaan antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang sebenarnya)Dengan demikian, hal penting yang perlu diamati adalah besarnya penyimpangan (deviasi) nilai actual faktor risiko tersebut dari yang diharapkan. Sebagai contoh, jika suku bunga diperkirakan naik 19% per tahun, dan ternyata kenaikan tingkat suku bunga yang terjadi adalah 30%, maka penyimpangan sebesar 11% inilah yang akan mempengaruhi return actual selama periode tersebut.Resiko sistematis dan tidak sistimatisBagian keuntungan yang tidak terantisipasi yang berasal dari surprise, merupakan resiko yang dihadapi oleh para pemodal. Meskipun demikian sumber resiko tersebut dapat berasal dari faktor yang mempengaruhi semua atau banyak perusahaan, tetapi ada pula yang spesifik perusahaan tertentu. Dengan demikian sumber resiko dapat dibagi dua koleompok yaitu :Systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan.Unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu (sekelompok kecil ) perusahaan.Formulanya adalah :R = E ( R ) + U = E ( R ) + m + dimana : m = resiko sistematis = resiko tidak sistematisResiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko tidak sistematis dari perusahaan B maka korelasi (A, B) = 0BAB IVKESIMPULANCAPM dikritik sebagai penyebab masalah kompetisi di Amerika Serikat. Manajer di sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang menggunakan CAPM terpaksa membuat investasi yang aman dalam jangka pendek dan perolehannya dapat diprediksi dalam jangka pendek daripada investasi yang aman dan perolehan dalam jangka panjang. Para peneliti telah menggunakan CAPM untuk menguji hipotesa yang berhubungan dengan hipotesa pasar efisien.Daftar PustakaBurton, Jonathan. 1998.Revisiting The Capital Asset Pricing Model.Dow Jones Asset Manager,May/June 1998, pp. 20-28[Also Available athttp: //www.stanford.edu/~wfsharpe/art/djam/djam.htm](Investopedia, http://www.investopedia.com/terms/c/capm.asp)Chapter 4 Pasar Efisien(Efficient Securities Market) Organization of chapter 4 (Scott, 2000:98) Full disclosure Information asymmetry, insider trading, adverse selection A capital asset pricing model Implications for financial reporting Meaning of efficiency PENDAHULUAN Teori pasar sekuritas efisien dapat memberikan prediksi bahwa harga-harga sekuritas yang merupakan hasil interaksi memiliki beberapa karakteristik menarik. Pada dasarnya, harga-harga tersebut mencerminkan secara tepat (properly reflect) pengetahuan kolektif dan kemampuan memproses informasi yang dimiliki investor. Sesungguhnya proses yang terjadi terhadap harga sekuritas cukup kompleks dan tidak mudah dimengerti. Namun, secara umum gambaran tentang proses tersebut mudah untuk dilihat dan hal tersebut merupakan inti pembahasan di dalam bab ini. Efisiensi pasar sekuritas memiliki implikasi yang penting di dalam akuntansi keuangan. Salah satunya adalah bahwa efisiensi pasar sekuritas membawa implikasi secara langsung terhadap konsep full disclosure. Efisiensi berimplikasi bahwa informasi mengandung disclosure, bukan dalam bentuk disclosure itu sendiri, tetapi yang bermanfaat bagi pasar. Sehingga, informasi dapat di sampaikan dengan mudah dalam bentuk catatan kaki (footnotes) dan mengungkapkan tambahan (supplemantary disclosure) seperti halnya yang terdapat di dalam laporan keuangan itu sendiri. Sesungguhnya, di dalam teori pasar efisien informasi akuntansi berada pada posisi bersaing (competition) dengan sumber-sumber informasi lainnya seperti berita-berita dalam media (new media), analis keuangan (financial analysts), dan bahkan harga pasar itu sendiri. Sebagai suatu alat atau sarana untuk menyampaikan imformasi kepada infestor, informasi akuntansi akan bermanfaat hanya apabila infomarmasi tersebut relevan (relevant), dapat di percaya (reliabel), tepat waktu (timely), dan hemat (cost-effective), relatif dibandingkan dengan sumber informasi lainnya. Teori pasar sekuritas efisien juga memberikan petunjuk penting mengenai alasan teoritis utama tentang keberadaan akuntansi yang disebut information asymmetry. Ketika beberapa partisipan pasar mengetahui lebih banyak dibandingkan partisipan yang lain, maka akan terjadi tekanan untuk menemukan mekanisme dalam rangka mendapatkan informasi yang lebih baik, ada pihak-pihak tertentu yang akan melakukan dengan lebih cepat, dan ada pihak-pihak tertentu yang dengan kredibel mengkomunikasi informasi yang cukup untuk dapat melindungi diri mereka sendiri kemungkinan eksploitasi untuk mendapatkan informasi yang lebih baik. Insider trading merupakan contoh mengenai terjadinya eksploitasi. Berdasarkan penjelasaan di atas, selanjutnya dapat di simpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu mekanisme untuk memungkinkan terjadinya komunikasi mengenai informasi relevan dari pihak yang ada di dalam (inside) kepada pihak di luar perusahaan (outside). Selain itu dengan adanya akuntansi juga memungkinkan untuk dapat dilakukan pengambilan keputusan yang lebih baik, karena akuntasi memiliki manfaat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kegiatan operasi pasar sekuritas. Situasi sesungguhnya yang terjadi di dalam kenyataan adalah tidak sederhana, karena adanya anomalies yang terjadi di dalam pasar sekuritas yang tidak konsisten dengan teori. Dalam bagian selanjutnya akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan anomalies dan alasan-alasan yang mendukung keberadaan anomalies tersebut. (Scott, 2000 : 98-99) 1. Pasar Efisien Arti dari efisiensi Menurut scott, 2000 : 99 jika terdapat informasi gratis dalam kondisi ideal, maka semua investor akan memanfaatkannya dan nilai pasar perusahaan menyesuaikan untuk mencerminkan ekspektasi aliran kas revisian. Dengan kata lain, semua informasi yang didapat tersebut benar benar terlihat pada keadaan di pasar perusahaan tersebut, dan semua investor akan mendapatkan informasi yang sama dan return yang normal. Sebagai misal, di dalam kondisi yang ideal, setiap investor akan berusaha untuk mengetahui bagaimana cara melakukan realisasi terhadap aliran kas dan dividen yang akan datang. Dalam asumsi tersebut, informasi adalah bersifat bebas dan dalam kondisi yang ideal, sehingga publik dapat dengan sungguh-sungguh melakukan kegiatan observasi. Dalam keadaan demikian, semua investor akan menggunakan informasi tersebut dan proses arbitrasi akan dapat memberikan jaminan bahwa nilai pasar perusahaan secara otomatis akan mengalami penyesuaian yang mencerminkan tentang harapan atau ekspektasi atas aliran kas yang telah direvisi. Sayangnya dalam kenyataan, informasi tidak bersifat bebas atau dalam kondisi yang tidak ideal. Setiap investor harus melakukan estimasi subjektif sendiri-sendiri dalam melakukan penilaian terhadap profitabilitas (profitability), aliran kas (cash flows), dan dividen (dividend) perusahaan yang akan datang. Selanjutnya, estimasi-estimasi tersebut akan selalu mengalami revisi (penyempurnaan) apabila ditemukan informasi baru. Dalam menghadapi situasi tersebut, biasanya setiap investor akan menggunakan pertimbangan cost-benefit dalam menentukan pertimbangan seberpa besar pengorbanan(biaya) yang akan dilakukan dan seberapa besar manfaat (informasi) dapat diperoleh. Terdapat sejumlah sumber-sumber informasi yang relevan, misalnya: financial press, masukan informasi dari teman dan asosiasi, perubahan kondisi ekonomi, saran analis dan pialang, dan lain-lain. Pada umumnya investor secara terus menerus akan melakukan revisi atau penyempurnaan terhadap pertimbangan probabilitas subjektif yang mereka gunakan setelah menerima berbagai macam informasi. Dari berbagai kemungkinan informasi tersebut, yang pada umumnya dipertimbangkan sebagai sumber utama informasi yang bersifat cost-efektive adalah laporan keuangan tahunan perusahaan. Terdapat sejumlah investor yang menghabiskan waktu dan uang mereka untuk menggunakan berbagai sumber infomasi tersebut sebagai dasar yang memberikan pedoman di dalam pemilihan pengambilan keputusan. Investor yang mempunyai informasi lebih banyak (informed) biasanya akan bergerak lebih cepat setelah menerima informasi baru. Apabila mereka tidak bertindak demikian, maka investor lain akan mendahuluinya dan nilai pasar sekuritas akan segera mengalami penyesuaian dalam mengeliminasi manfaat informasi baru. Apabila investor dalam jumlah yang cukup signifikan berperilaku dengan cara seperti di atas, maka pasar akan menjadi efisien. Terdapat beberapa definisi pasar sekuritas efisien. Definisi yang digunakan di sini adalah pasar sekuritas efisien dalam bentuk semi-strong form, yaitu: Suatu pasar sekuritas efisien adalah apabila harga-harga sekuritas yang diperdagangkan di dalam pasar pada setiap waktu benar-benar mencerminkan (properly reflect) semua informasi yang terpublikasi mengenai sekuritas tersebut. Implikasi yang jelas mengenai keberadaan pasar sekuritas akan berfluktuasi secara acak (fiuctuate rondomly) sepanjang waktu. (Scott, 2000:99-101) Bagaimana Harga Pasar Mencerminkan Semua Informasi Yang Tersedia? Berjalannya proses tersebut tidak begitu jelas atau tidak transparan. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa investor yang rasional dan memiliki informasi yang cukup akan berusaha untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai sekuritas yang diperdagangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa seseorang (individu) akan dengan tepat menginterpretasi informasi tersebut (Scott, 2000: 102). Suatu model mengenai teori pengambilan keputusan akan memberikan suatu cara untuk memproses informasi, tetapi tidak ada jaminan bahwa pemprosesannya akan berjalan dengan benar. Sebagai akibatnya, untuk investor yang berbeda akan bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap informasi yang sama, meskipun mereka semua menerima informasi secara rasional. Hal tersebut dimungkinkan terjadi, karena setiap individu memiliki keyakinan dasar awal yang berbeda (different prior beliefs). Dengan demikian di dalam pasar sekuritas efisien, harga-harga dengan cepat dan tepat mencerminkan semua informasi yang tersedia dan harga pasar sekuritas yang terdapat di dalam pasar tersebut akan berfluktuasi secara random pada setiap saat. Efisiensi didefinisi secara relatif terhadap sejumlah informasi, artinya jika kumpulan informasi yang tersedia tidak lengkap, sehingga dapat di katakan terdapat adanya inside information atau informasi yang salah (wrong), maka harga-harga sekuritas yang terjadi juga akan mengalami kesalahan. Sehingga, efisiensi pasar tidak dapat memberikan jaminan bahwa harga sekuritas adalah akurat. Namun, investor individual mungkin memiliki keyakinan awal yang berbeda, sehingga mereka akan menginterpretasi dengan cara yang berbeda terhadap informasi yang sama. Kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia secara publik dapat ditingkatkan melalui pelaporan yang cepat (prompt) dan penuh (full). (Scott, 2009 : 101-106) Model CAPM Capital Market Theory : Overview CAPM merupakan kelanjutan dari teori portofolio Markowitz (diversifikasi pada aset-aset berisiko). Dalam Capital asset pricing model (CAPM) investor juga diberikan pilihan investasi pada aset bebas risiko. CAPM ; model yang menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu aset berisiko dengan risiko aset tersebut pada kondisi pasar seimbang. Asumsi CAPM 1. Semua investor melakukan divesifikasi untuk memilih portofolio optimal dengan target garis efisiensi Markowitz. 2. Investors dapat meminjam dan meminjamkan sejumlah uang pada tingkat return bebas risiko - the risk-free rate of return (RFR) 3. Semua investor mempunyai ekspektasi yang homogen ; mereka mempunyai estimasi akan return dengan distribusi probabilitas yang identik ( informasi akan return dan varians yang sama ). 4. Semua investors mempunyai periode holding/time horizon yang sama misalkan satu tahun atau satu bulan dll. 5. Terdapat banyak sekali investor yang tidak satupun dapat mempengaruhi harga ( price taker ) 6. Tidak ada biaya transaksi dan pajak pendapatan dalam membeli dan menjual aset. 7. Tidak ada perubahan tingkat harga ( inflasi ) atau tingkat suku bunga. 8. Pasar modal berada dalam keseimbangan. Beberap asumsi terlihat tidak realistis. Model CAPM digunakan untuk melihat dengan sederhana bagaimana hubungan antara return dan risiko dalam dunia nyata yang komplek. CAPM dilihat dari kemampuannya menjelaskan perilaku investor dalam menentukan aset optimal dan bukan dari kebenaran asumsi. Dalam kondisi kesimbangan maka tidak ada investor yang akan medapatkan abnormal return karena alokasi aset yang efisien hanyalah portofolio pasar. Capital Market Line (CML) Garis yang menghubungkan return dengan yang diharapkan dengan risiko dari portofolio pada kondisi pasar seimbang. Pilihan portofolio sepanjang garis Rf-M ditentukan oleh proporsi dana yang diinvestasikan ke dalam portofolio M dan Rf. CML menggambarkan kemiringan _ seberapa besar tambahan risiko yang harus dihadapi untuk setiap tambahan return yang diharapkan. CML merupakan kombinasi aset berisiko (M=portofolio pasar) dg aset bebas risiko (Rf). Pilihan portofolio sepanjang garis Rf-M merupakan garis efisien yang ditentukan oleh proporsi dana yang diinvestasikan ke dalam portofolio M dan Rf. - Slope CML cenderung positif _ investor bersifat Risk Averse - Slope CML bisa negatif, jika Rm < Rf (walaupun Rm > 0) - Penentuan tingkat return pada tingkat risiko berbeda. - Tidak ada orang akan berinvestasi pada portofolio pasar M. - Portofolio M merupakan portofolio model untuk menjawab perilaku investor. Security Market Line (SML) Jika investor memilih portofolio selain M maka kontribusi CAPM adalah untuk menilai apakah portofolio tersebut efisien atau tidak, dilihat dari apakah risikonya sebanding dengan risiko portofolio pasar M (kemiringan garis return-risiko sama). Risiko yang relevan untuk membandingkan risiko aset berisiko individu/portofolio non-M adalah covariance terhadap portofolio pasar (Covi,m). Risiko dinilai seperti perhitungan portofolio Markowitz. Untuk portofolio pasar, return-nya akan konsisten Expected Rate of Return Aset Berisiko Tingkat return yang diharpakan dari sebuah aset bersiko diperoleh dari penjumlahan tingkat return bebas risiko dengan premi risiko dari aset yang bersangkutan. Premi risiko merupakan systematic risk dari sebuah aset (beta) dan premi risiko pasar yang terjadi (RM-Rf) Expected Rate of Return Aset Berisiko Dalam kesimbangan, semua aset dan portofolio harus berada pada garis SML jika dia efisien. Semua aset/portofolio yang estimasi return-nya berada di atas garis SML berada dalam kondisi underpriced. Semua aset/portofolio yang estimasi return-nya berada di bawah garis SML berada dalam kondisi overpriced. Estimasi Security Market Line Tingkat return bebas risiko (Rf). Tingkat return yang disyaratkan investor/return pasar (Rm). Beta masing-masing sekuritas. Estimasi Beta (Caracteristic Line) Data historis. Menggunakan market model (single index model). Market model dalam bentuk excess return. Pengujian CAPM Return dan risiko berhubungan positif. Pengukuran risiko yang relevan adalah ukuran kontribusi risiko aset terhadap risiko portofolio. Pengujian dengan data empiris _ apakah sesuai dengan teori. Arbitrage Pricing Theory (APT) CAPM dikritik karena kesulitan dalam memilih apa yang menjadi proxy portofolio pasar. Beta ditentukan dengan data pergerakan harga historis Arbitrge Pricing Theory (APT). Asumsi Dalam APT 1. Pasar modal berada dalam kondisi persaingan sempurna. 2. Investor bersifat risk averse dimana selalu lebih suka dengan return yang lebih tinggi dengan tingkat ketdakpastian yang rendah. 3. Return aset dipengaruhi oleh beberapa faktor 4. Investor bersifat homogen. (Tandelilin, 2001 : 90-109) Anomali Pasar Modal Efisien Teori efisiensi pasar modal menyatakan bahwa harga sekuritas akan bereaksi cepat terhadap informasi baru. Konsekuensinya, apabila harga tidak bereaksi cepat terhadap informasi baru tetapi membutuhkan waktu lebih lama, maka keuntungan abnormal dapat terjadi. Dalam hal ini investor tidak berprilaku sesuai dengan teori efisiensi pasar modal. Investor yang tidak berprilaku sesuai dengan teori efisiensi pasar modal disebut anomali pasar modal efisien. Teori Prospek (Prospect Theory) (Kahneman dan Tversky,1979): Investor akan risk averse berkaitan dengan keuntungan dan risk taking berkaitan dengan kerugian. Penilaian terpisah antara prospek keuntungan dan kerugian menunjukkan perilaku yang irrasional. Apabila nilai investasi mulai meningkat, tingkat utilitas investor menurun dan investor berperilaku risk averse. Dalam menghadapi berita baik, investor memiliki probabilitas rendah akan semakin baiknya harga atau probabilitas tinggi harga akan semakin menurun karenanya investor merealisasi keuntungan. Dalam hal ini investor menghindari risiko. Apabila nilai investasi mulai menurun, tingkat utilitas investor meningkat dan investor berperilaku risk taking. Dalam menghadapi berita buruk, investor menahan sekuritas dan tidak mau merealisasi kerugian, bahkan membeli lebih banyak saham yang menurun karena investor memiliki probabilitas tinggi akan membaiknya sekuritas. Dalam hal ini investor menambah risiko. Post-Announcement Drift: 1. Sekali laba perusahaan diketahui, kandungan informasi tersebut seharusnya digunakan oleh investor sesuai dengan teori efisiensi pasar modal. Namun, telah diketahui lama bahwa hal ini tidak terjadi seperti itu. 2. Bagi perusahaan yang melaporkan berita baik pada laporan kuartalan, keuntungan abnormalnya cenderung tertunda (drift) hingga pada sekitar 60 hari setelah pengumuman. Begitu juga bagi perusahaan dengan pengumuman berita buruk, keuntungan abnormalnya cenderung juga tertunda sekitar 60 hari kemudian. 3. Fenomena ini merupakan suatu anomali pasar modal efisien yang disebut dengan istilah post-announcement drift. Fenomena merupakan tantangan serius dan penting dalam pasar modal efisien. Rasio Keuangan: 1. Berdasarkan teori pasar modal efisien, strategi investasi seharusnya didasarkan pada informasi yang tersedia bagi investor, yaitu informasi tentang rasio keuangan. 2. Rasio keuangan seharusnya terkait dengan harga sekuritas. Karena itu, harga sekuritas sudah merefleksikan informasi rasio keuangan. 3. Namun demikian, Ou dan Penman (1989) menemukan bukti bahwa rasio keuangan tidak segera digunakan oleh investor dan tidak segera terrefleksi dalam harga sekuritas. Hal ini merupakan suatu anomali pasar modal efisien. Accrual: 1. Teori pasar modal efisien menyatakan bahwa seharusnya pasar bereaksi lebih kuat terhadap berita baik tentang arus kas aktivitas operasi daripada berita baik tentang accrual. 2. Hal ini diyakini karena arus kas dari aktivitas operasi lebih mungkin terulang kembali periode yang akan datang dibandingkan dengan accrual. Akan tetapi, Sloan (1996) menemukan bukti bahwa pasar bereaksi lebih kuat terhadap accrual daripada terhadap arus kas dari aktivitas operasi. Temuan ini menambah panjang adanya anomali pasar modal efisien. 4. Implikasi Pasar Efisien Terhadap Pelaporan Keuangan Implikasi pasar modal efisien menurut Beaver: 1. Perubahan dari satu metoda akuntansi ke yang lain. Manajer tidak seharusnya perlu direpotkan dengan kebijakan akuntansi mana yang akan digunakan, kecuali kebijakan akuntansi tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas. Banyak alternatif kebijakan akuntansi yang diperdebatkan yang sebenarnya sepanjang : - Tidak memiliki efek terhadap aliran kas, - Kebijakan akuntansi tersebut dan cara perubahan ke metoda yang lain diungkap, - Info yang memadai diungkap, maka harga saham tidak akan berubah.Konsekuensinya: Pelaporan Keuangan harus berisi penjelasan tentang kebijakan akuntansi yang digunakan. 2. Efisiensi Securities Market berjalan bersamaan dengan pengungkapan penuh. Perusahaan harus mengungkapkan informasi sebanyak mungkin. Jika managemen memiliki info relevan dan bisa diungkapkan dengan biaya yang rendah, maka managemen harus mengungkapkan dengan segera. Hal ini dikarenakan, semua informasi yang tersedia dan relevan untuk memperbaiki prediksi digunakan oleh investor, selain itu semakin banyak info yang dipublikasi maka akan semakin banyak yang tersedia di pasar tentang perusahaan tersebut. Pasar modal efisien tidak mementingkan bentuk pengungkapan melainkan kandungan informasinya. Selain itu, pasar modal efisien lebih mengutamakan media pengungkapan yang cost-effective. 3. Perusahaan tidak perlu terlalu memperhatikan investor yang naif (sering disebut investor yang price-protected) pada waktu menentukan kebijakan dan format pengungkapan. Karena : - Jika ada cukup banyak investor yang memahami informasi yang telah diungkapkan, maka itu sudah cukup menjamin bahwa harga pasar sebuah saham telah sama dengan jika seluruh investor memahaminya. - Investor yang naif bisa : 1. Menyewa orang lain untuk menginterpretasi info, atau 2. Meniru keputusan orang lain yang lebih paham. - Investor cukup dilindungi oleh harga. 4. Pasar modal efisien tertarik pada informasi yang relevan dari berbagai sumber, tidak hanya dari laporan keuangan. Laporan keuangan hanya merupakan salah satu sumber informasi bagi pasar modal. 5. Akuntan berkompetisi dengan penyedia info yang lain. Jika tidak menyediakan info yang bermanfaat dan efektif-kos, maka kegunaan info akuntansi akan menurun. 5. Asimetris Informasi Konsep Asimetri Informasi Seorang partisipan di pasar akan mengetahui sesuatu tentang sebuah aset yang diperdagangkan yang tidak diketahui oleh partisipan lain. Dua jenis asimetri informasi: 1. Adverse selection 2. Moral hazard Disusun Dengan Penjelasan sebagai berikut: a. Adverse selection yaitu salah satu ketidaksamaan informasi di mana seorang atau sekelompokorang memperoleh keuntungan atau manfaat lebih dari informasi dibanding yang lain. b. Moral hazard yaitu salah satu ketidaksamaan informasi di mana seseorang dapat memperoleh keuntungan dari transakasi yang dilakukan. Salah satu alasan mengapa informasi asimetri berperan penting dalam teori akuntansi bahwa pasar sekuritas adalah subjek pada permasalahan informasi asimetri. Salah satu alasan mengapa informasi asimetri berperan penting dalam teori akuntansi bahwa pasar sekuritas adalah subjek pada permasalahan informasi asimetri. Dalamkondisi yang ideal, nilai pasar perusahaan sepenuhnya mencerminkan semua informasi.yaitu, harga sama dengan nilai fundamental. Ketika kondisi tidak ideal, nilai pasar sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik, jika pasar keamanan efisien. Kemampuan orang dalam untuk mendapatkan keuntungan dari keuntungan informasi mereka adalah contoh dari masalah adverse selection.kemungkinan adverse selection menciptakan risiko estimasi bagi investor, yang dapat meningkatkan biaya perusahaan terhadap modal di atas nilai-nilai CAPM mereka. Pengungkapan penuh dan tepat waktu akan mengurangi masalah ini, dengan demikian meningkatkan kerja pasar sekuritas. Sejak pelaporan semua informasi di dalamnya terlalu mahal, tapi bagaimanapun, masalah adverse selection masih akan hadir. Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: Manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan Manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan. Contoh asimetri info (moral hazard) Akerlof (1970) tentang pasar mobil bekas. Pasar mobil bekas tidak berjalan baik karena lemon yang diakui sebagai mobil bagus. Kasus ekstrem, asimetri info bisa menghancurkan pasar. Contoh membeli asuransi kemungkinan gagal pura-pura sakit menyelesaikan pendidikan agar bisa mengklaim polis asuransi dan tidak jadi menamatkan pendidikan. Contoh asimetri info (adverse selesction) Jika semua orang yang sakit berbondong-bondong mendaftar ke univ dengan harapan akan bisa disebut dengan mengklaim haknya nanti adverse selection/pilihan yang berlawan atau merugikan. Menjadi pilihan yang berlawanan atau merugikan karena orang yang kondisi kesehatannya berlawanan dengan kepentingan perusahaan memilih untuk membeli asuransi kesehatan. Efeknya, perusahaan asuransi bisa tidak mau tidak memberikan jaminan pada pasar asuransi. Asimetri info adalah salah satu sumber ketidaksempurnaan pasar. Sumber lain adalah pasar yang kendati ada namun tidak berjalan dengan baik. Jika harga tidak dengan sempurna mencerminkan harga, orang tidak bisa membeli kualitas yang ia komoditas inginkan, sehingga ia menanggung risiko melebihi apa yang ia mau. Akuntansi keuangan punya peran untuk meningkatkan kesempurnaan pasar. Pasar modal tidak bisa lepas dari masalah asimetri info karena adanya info orang dalam dan perdagangan orang dalam. Contoh lain dari adverse selection. Akuntan vs. adverse selection Pengungkapan penuh Info yang lebih luas diberikan kepada publik. Pelaporan tepat waktu/segera dan mengurangi kemampuan orang dalam untuk mengambil untung dari keunggulan informasi mereka. (Scott, 2009 :114-117) DAFTAR PUSTAKA Scott, William R.2000.Financial Accounting Theory. Prentice Hall canada Inc', Scarborough, Ontorio. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Copy and WIN :http://ow.ly/KNICZ