CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL...

130
PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: ASRI MAULIDIYAWATI NIM. 1113046000002 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL...

Page 1: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL

TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK UMUM SYARIAH PADA

TAHUN 2010 – 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (S.E)

Oleh:

ASRI MAULIDIYAWATI

NIM. 1113046000002

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL

TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK UMUM SYARIAH PADA

TAHUN 2010 – 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (S.E)

Oleh:

ASRI MAULIDIYAWATI

NIM. 1113046000002

Di bawah bimbingan

Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST., M.Si

NIDN. 2010088001

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Kamis, 28 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Asri Maulidiyawati

2. NIM : 1113046000002

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Bermasalah,

Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan

Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets

Bank Umum Syariah pada Tahun 2010 – 2015

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 September 2017

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005 (.................................)

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.

NIP. 19731215 200501 1 002 (.................................)

3. Pembimbing : Ir. Rr. Tini Anggraeni, S.T., M.Si

NIDN. 2010088001 (.................................)

4. Penguji I : Arif Fauzan, SE., MM. (.................................)

5. Penguji II : Aini Masruroh, SE.I., MM. (.................................)

Page 4: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Asri Maulidiyawati

NIM : 1113046000002

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakn karya orang laun tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 25 Juli 2017

Yang Menyatakan

Asri Maulidiyawati

Page 5: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

ABSTRACT

Asri Maulidiyawati. NIM 1113046000002. THE INFLUECE OF NON

PERFORMING FINANCING, WRITE OFF, CAPITAL ADEQUACY RATIO, AND

EFFICIENCY OPERATIONAL ON RETURN ON ASSETS IN ISLAMIC BANKS

PERIODE 2010 – 2015. Economics Sharia Program Studies, Faculty of Economy

and Bussiness, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 1438 H/2017

M. x + 111 pages + 13 pages apendix.

This research aims to analyze and find out magnitude the influence of of Non

Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio, and Efficiency

Operational on Return On Assets in Islamic Banks, and to find out the most

dominant independent variable which influence of Return On Assets in Islamic

Banks. Dependent variable used is the Return On Assets (ROA), while independent

variable is Non Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio, and

Efficiency Operational. The data used in this research is panel data because

combination of 4 Islamic Banks and time series are Bank Syariah Mandiri, Bank

Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah, and Bank BRISyariah

periode 2010 – 2015 published by Islamic Banks from official website of banks. The

analytical method used is panel data regression.

The results of this research indicate that Non Performing Financing positive

significant effect on Return On Assets. While Write Off, Capital Adequacy Ratio,

and Efficiency Operational negative significant effect on Return On Assets.

Keywords : Non Performing Financing, NPF, Write Off, CAR,

Efficiency Operational, Panel Data Regression

Supervisor : Ir. RR. Tini Anggraini, ST., M.Si

Periode of Reference : 1992 s.d. 2016

Page 6: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

ABSTRAK

Asri Maulidiyawati. NIM 1113046000002. PENGARUH PEMBIAYAAN

BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO,

DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK

UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 – 2015. Program Studi Ekonomi Syariah,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,

Jakarta, 1438 H/2017 M. x + 111 halaman + 13 halaman lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui besarnya

pengaruh pembiayaan bermasalah, penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan

efisiensi operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah, serta untuk

mengetahui variabel independen yang paling dominan mempengaruhi Return On

Assets Bank Umum Syariah. Variabel dependen yang digunakan yaitu Return On

Assets (ROA), sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu Pembiayaan

Bermasalah (NPF), Penghapusbukuan (WO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan

Rasio Efisiensi Operasional (REO). Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data panel karena gabungan antara data 4 Bank Umum Syariah yang sifatnya

time series yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa

Barat Banten Syariah, dan Bank BRISyariah pada tahun 2010 – 2015 yang telah

dipublikasikan oleh setiap bank umum syariah melalui website resminya. Metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pembiayaan Bermasalah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets. Sedangkan

Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan Rasio Efisiensi Operasional

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets.

Kata Kunci : Pembiayaan Bermasalah, NPF, Hapus Buku, CAR,

Efisiensi Operasional, Regresi Data Panel

Pembimbing : Ir. RR. Tini Anggraini, ST., M.Si

Tahun Daftar Pustaka : 1992 s.d. 2016

Page 7: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama Lengkap : Asri Maulidiyawati

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 12 Agustus 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lembang 2 Dalam RT. 003 RW. 08 No. 3

Kel. Sudimara Barat, Kec. Ciledug, Kota

Tangerang, Banten 15151

Telepon : 082213762177

Email : [email protected]

B. Latar Belakang Pendidikan Formal

2001 – 2007 : SD Negeri Sudimara 5

2007 – 2010 : SMP Negeri 3 Tangerang

2010 – 2013 : SMA Negeri 3 Tangerang

C. Pengalaman Organisasi

2016 – 2017 : Center for Islamic Economics Studies

(C.O.I.N.S)

“Anggota Departemen Media Komunikasi

dan Informasi”

2016 – 2017 : Ikatan Remaja Musholla Al-Ikhlas (IRMA)

“Bendahara”

2015 – 2016 : Center for Islamic Economics Studies

(C.O.I.N.S)

“Anggota Departemen Kewirausahaan”

2015 – 2016 : Ikatan Remaja Musholla Al-Ikhlas (IRMA)

“Wakil Ketua”

2014 – 2015 : Center for Islamic Economics Studies

(C.O.I.N.S)

“Anggota Departemen Media Komunikasi

dan Informasi”

Page 8: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,
Page 9: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBIAYAAN

BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO,

DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK

UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 – 2015”. Shalawat serta salam penulis

curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam beserta

yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan selalu diridhoi oleh Allah

Subhanahu wa Ta’ala.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

studi Ekonomi Syariah Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, kritik dan saran, doa,

semangat, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,

antara lain:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku Ketua Tim Task Force Passing Out

Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., MA., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Ir. RR. Tini Anggraini, ST., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan ilmu kepada penulis serta

Page 10: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

ii

bersedia meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

7. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi kepada penulis agar

meningkatkan prestasi dan segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

9. Segenap pimpinan dan staf Akademik, Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan fasilitas untuk mencari referensi yang dibutuhkan oleh penulis.

10. Teristimewa, kedua orang tuaku yaitu Bapak Masri Agung dan Mama Hodijah

yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, perhatian, dan

perjuangan mereka dalam membiayai kuliahku hingga mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Semoga kelulusan ini dapat membanggakan mereka.

11. Adikku, Nuraziah Zuliyanti yang selalu memberikan dukungan untuk

menyelesaikan skripsi dan lulus dengan segera agar bisa bekerja dan

mendapatkan uang jajan dari saya.

12. Khoirul Fatoni, kekasih yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,

perhatian, hiburan, dan kesabaran dalam menghadapi emosi saya ketika

penulisan skripsi ini.

13. Sahabat seperjuangan satu jurusan “Genk Motor Tetep Kece” yaitu Keke,

Almas, Nurul, Ikoh, Tata, Nina, Rahma, Dara, dan Ana yang telah memberikan

semangat, canda tawa, suka duka, dan membantu penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

14. Sahabat COBEX, PEC, YAMI, ARISAN, Para Pejuang Rabak, Gengges

Ciledug, IRMA yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis.

15. C.O.I.N.S Fighters yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan

pengalaman di luar kampus kepada penulis.

Page 11: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

iii

16. Teman-teman Muamalat 2013 yang telah memberikan bantuan, informasi,

serta motivasi secara tidak langsung mampu membangkitkan semangat penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

17. Staf PT Asuransi ASEI Indonesia Unit Syariah yang telah memberikan ilmu,

pengalaman, dan motivasi terkait penyusunan penulisan skripsi penulis.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti

selanjutnya.

Jakarta, 25 Juli 2017

Penulis

Page 12: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 8

D. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 11

A. Return on Assets (ROA) .................................................................. 11

B. Pembiayaan Bermasalah .................................................................. 13

C. Penghapusbukuan (Write Off) .......................................................... 18

D. Capital Adequacy Ratio (CAR) ....................................................... 21

E. Rasio Efisiensi Operasional ............................................................. 23

F. Keterkaitan antar Variabel Penelitian .............................................. 25

1. Keterkaitan antara Non Performing Financing (NPF) terhadap

Return On Assets (ROA) .......................................................... 25

2. Keterkaitan antara Write Off (WO) terhadap Return On Assets

(ROA) ....................................................................................... 27

3. Keterkaitan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Return On Assets (ROA) .......................................................... 28

4. Keterkaitan antara Rasio Efisiensi Operasional (REO) terhadap

Return On Assets (ROA) .......................................................... 29

G. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ....................................... 31

H. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 39

I. Hipotesis .......................................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44

Page 13: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

v

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 44

B. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 44

C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 45

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 48

1. Uji Stasioneritas ........................................................................ 48

2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 50

3. Model Regresi Data Panel ........................................................ 54

4. Pengujian Model ....................................................................... 57

5. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel ................................... 58

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 63

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 63

1. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri ............................... 63

2. Sejarah Singkat PT Bank Muamalat Indonesia ........................ 64

3. Sejarah Singkat PT Bank Jawa Barat Banten Syariah .............. 66

4. Sejarah Singkat PT Bank BRISyariah ...................................... 68

B. Analisis Deskriptif Statistik ............................................................. 69

C. Perkembangan Variabel Penelitian .................................................. 70

D. Analisis dan Pembahasan ................................................................. 74

1. Uji Stasioner ............................................................................. 74

2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 76

3. Pemilihan Model Regresi Data Panel ....................................... 79

4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel ................................... 83

E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 89

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ..................................................... 94

A. Kesimpulan ...................................................................................... 94

B. Implikasi .......................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

LAMPIRAN ....................................................................................................... 102

Page 14: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Kondisi Rasio Keuangan Bank Umum Syariah pada Tahun 2010-2015

(dalam persen) ......................................................................................................... 4

Tabel 1.2: Kondisi Aktiva Produktif yang Dihapusbuku pada Tahun 2010-2015

(dalam Miliar Rupiah) ............................................................................................. 6

Tabel 2.1: Kriteria Peringkat Komponen ROA .................................................... 13

Tabel 2.2: Kriteria Peringkat Komponen NPF ...................................................... 16

Tabel 3.1: Populasi Bank Umum Syariah ............................................................. 46

Tabel 3.2: Karakteristik Pengambilan Sampel ...................................................... 47

Tabel 3.3: Sampel Bank Umum Syariah ............................................................... 48

Tabel 4.1: Daftar Sampel Bank Umum Syariah.................................................... 70

Tabel 4.2: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap Level ............................................ 75

Tabel 4.3: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap First Difference............................ 75

Tabel 4.4: Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 76

Tabel 4.5: Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 77

Tabel 4.6: Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 78

Tabel 4.7: Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 78

Tabel 4.8: Hasil Uji Common Effect .................................................................... 79

Tabel 4.9: Hasil Uji Fixed Effect .......................................................................... 80

Tabel 4.10: Hasil Uji Chow .................................................................................. 81

Tabel 4.11: Hasil Uji Fixed Effect ........................................................................ 81

Tabel 4.12: Hasil Uji Random Effect .................................................................... 82

Tabel 4.13: Hasil Uji Haussman ........................................................................... 83

Tabel 4.14: Persamaan Regresi Linier Berganda .................................................. 83

Tabel 4.15: Hasil Uji t ........................................................................................... 86

Tabel 4.16: Hasil Uji F .......................................................................................... 87

Tabel 4.17: Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 88

Page 15: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1: Perkembangan ROA pada Tahun 2010-2015 ..................................... 70

Grafik 4.2: Perkembangan NPF pada Tahun 2010-2015 ...................................... 71

Grafik 4.3: Perkembangan WO pada Tahun 2010-2015 ....................................... 72

Grafik 4.4: Perkembangan CAR pada Tahun 2010-2015 ..................................... 73

Grafik 4.5: Perkembangan REO pada Tahun 2010-2015 ..................................... 74

Page 16: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian ................................................................. 102

Lampiran 2: Uji Stasioneritas.............................................................................. 105

Lampiran 3: Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 109

Lampiran 4: Pemilihan Model Regresi Data Panel ............................................. 111

Page 17: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997/1998

membuat beberapa bank konvensional mengalami kebangkrutan. Hal itu terjadi

karena nilai tukar rupiah terhadap dollar semakin menurun. Pada saat itu juga

masyarakat semakin banyak membeli dollar sehingga permintaan dollar pun

meningkat. Hal itu pun berdampak pada bank konvensional yang meminjam

dana dari luar sehingga mereka harus menghadapi biaya yang sangat besar

dalam melunasi pembayaran utang tersebut dan pada akhirnya mereka

mengalami kebangkrutan. Namun demikian, bank syariah merupakan bank

yang tahan terhadap krisis moneter. Dengan adanya polemik ekonomi yang

terjadi pada saat itu, bank syariah mulai dikenal masyarakat terhadap

ketanggguhannya dalam menghadapi krisis. Mulailah bank konvensional

mencari solusi dan alternatif melalui perbankan dengan sistem syariah. Pada

tahun 1999, berdirilah bank syariah kedua di Indonesia yaitu Bank Syariah

Mandiri, anak perusahaan Bank Mandiri.1

Kemunculan bank syariah sebagai suatu institusi bisnis keuangan

berlandaskan prinsip-prinsip yang dianut dalam syariah Islam, menghadirkan

nuansa baru dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat dunia termasuk

Indonesia.2 Dalam kurun waktu 17 tahun, bank syariah mengalami

perkembangan yang sangat signifikan, meskipun secara nasional market share

bank syariah masih rendah dibandingkan dengan bank konvensional.3 Dengan

semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank

konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang

bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di

Indonesia. Selain itu Bank Indonesia juga semakin memperketat dalam

1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011, Cet. Pertama), h. v 2 Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah Memahami Praktik

Proses Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), h. 1 3 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011, Cet. Pertama), h. v

Page 18: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

2

pengaturan dan pengawasan perbankan nasional. Karena Bank Indonesia tidak

ingin mengulangi peristiwa di awal krisis ekonomi pada tahun 1997 di mana

banyak bank dilikuidasi karena kinerjanya tidak sehat, yang pada akhirnya

merugikan masyarakat.4

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank

pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dananya. Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan

dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya.5 Penilaian kinerja

bagi manajemen merupakan penilaian terhadap prestasi yang dicapai. Hal ini

penting dilakukan oleh pemegang saham, manajemen, pemerintah, maupun

pihak lain yang berkepentingan. Ukuran dari prestasi yang dicapai dapat dilihat

dari profitabilitasnya. Bank perlu menjaga profitabilitas yang tinggi, prospek

usaha yang berkembang, membagikan deviden dengan baik, dan memenuhi

ketentuan prudential banking regulation dengan baik agar kinerjanya dinilai

bagus.6

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba

yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.7 Penggunaan rasio

profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara

berbagai komponen yang ada di laporan keuangan.8 Salah satu indikator yang

digunakan untuk melihat kinerja keuangan dari sisi profitabilitas adalah Return

on Assets (ROA).9 Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan

4 Yunanto Adi Kusumo, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 –

2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007)”, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No. 1

(Juli 2008): h. 110 5 Lyla Rahma Adyani, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)

(Studi pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di BEI Periode Desember 2005-September 2010)”,

Universitas Gadjah Mada (2011), h. 2 6 Rida Hermina & Edy Suprianto, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, dan BOPO terhadap

Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di BEI 2008

– 2012), Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, h. 130 7 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 115 8 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 196 9 Nur Mawaddah, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah”, Jurnal

Etikonomi Volume 14 (2), Oktober 2015, h. 245

Page 19: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

3

hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga

merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola

investasinya.10 Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran

kinerja bank syariah. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, ROA

dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik kemampuan bank dalam

mengatur aset yang dimilikinya secara keseluruhan. Rasio ini sekaligus

merupakan indikator efisiensi manajerial bank yang mengindikasikan

kemampuan manajeman dalam mengelola aset-asetnya untuk memperoleh

keuntungan. Kedua, ROA dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar

bank dari suatu periode ke periode yang lain.11 Kasmir menyatakan bahwa

semakin kecil (rendah) rasio ini, maka semakin kurang baik, demikian pula

sebaliknya.12

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank

syariah, yaitu Pembiayaan Bermasalah (NPF), Penghapusbukuan (Write-off),

Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Rasio Efisiensi Operasional (REO).

Pembiayaan bermasalah merupakan risiko pembiayaan yang disebabkan oleh

adanya kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya.13 Dalam

penelitian ini, indikator yang digunakan dalam pembiayaan bermasalah yaitu

Non Performing Financing (NPF) di mana rasio ini digunakan untuk mengukur

tingkat permasalahan Pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi

rasio ini, menunjukkan kualitas Pembiayaan bank syariah semakin buruk.

Dalam penghapusbukuan pembiayaan bermasalah, jumlah pembiayaan debitur

dihapus dari pencatatan neraca, sedangkan kewajiban debitur kepada bank tetap

berjalan.14 Hal itu dilakukan karena untuk menghindari NPF yang tinggi serta

menjaga tingkat profitabilitas agar stabil. Capital Adequacy Ratio (CAR)

10 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 115 11 Kuntari Dasih, “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return on Asset Perbankan (Studi

pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013)”, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2014, h. 4-5 12 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 202 13 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), h. 260 14 Djoko Retnadi, Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya, (Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2006), h. 188

Page 20: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

4

merupakan rasio yang berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang

diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari

penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko serta

untuk membiayai penanaman dana dalam benda dan invetaris.15 Rasio Efisiensi

Operasional (REO) atau lebih dikenal dengan sebutan BOPO merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

melakukan kegiatan operasionalnya.16 Adapun data mengenai kondisi rasio

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010 – 2015 secara umum

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1: Kondisi Rasio Keuangan Bank Umum Syariah pada Tahun 2010-

2015 (dalam persen)

Tahun ROA NPF CAR REO

2010 1.67 3.02 16.25 80.54

2011 1.79 2.52 16.63 78.41

2012 2.14 2.22 14.13 74.97

2013 2.00 2.62 14.42 78.21

2014 0.41 4.95 15.74 96.97

2015 0.49 4.84 15.02 97.01

Sumber: Statistik Perbankan Syariah (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat kita cermati pergerakan rasio ROA Bank

Umum Syariah terjadi fluktuasi dari tahun ke tahun. Rasio ROA mengalami

penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2014 sebesar 1.59% yang

mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kemampuan bank dalam

15 Wiji Nurastuti, Teknologi Perbankan, Edisi Pertama Cetakan PertamaI, (Yogyakarta:

GRAHA ILMU, 2011), h. 44 16 Boy Loen dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa, (Jakarta, Grasindo,

2007), h. 121

Page 21: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

5

menghasilkan laba dan tergolong rendah yaitu terdapat pada peringkat 4 karena

nilai ROA terletak 0% < 0.41% ≤ 0.5% sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia.

Rasio NPF Bank Umum Syariah mengalami kenaikan pada tahun 2014

dengan nilai NPF sebesar 2.33%. Hal yang perlu diperhatikan dalam pergerakan

tahun 2013 ke tahun 2014 adalah kenaikan NPF yang berdampak pada

menurunnya ROA. Fakta ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

tingginya NPF dapat terjadi penurunan pada ROA, sehingga semakin tinggi

nilai NPF akan mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi

profitabilitas atau rentabilitas bank.

Rasio CAR pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup

signifikan sebesar 2.5% yang diikuti dengan kenaikan rasio ROA sebesar

0.35%. Namun pada tahun 2014, rasio CAR mengalami kenaikan sebesar

1.32% dari tahun sebelumnya yang diikuti dengan penurunan rasio ROA yang

cukup signifikan sebesa 1.59%. Fakta yang terjadi di lapangan bertentangan

dengan teori dan tidak sesuai dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya. Padahal dalam penelitian yang dilakukan oleh Lina Trisnawati

dan Kuntari Dasih menyatakan bahwa variabel CAR berpengaruh positif

terhadap ROA yang berarti bahwa semakin tinggi CAR, ROA akan mengalami

peningkatan.

Rasio Efisiensi Operasional (REO) pun mengalami kenaikan yang

cukup signifikan pada tahun 2014 sebesar 18.76%. Dalam Surat Edaran Internal

Bank Indonesia, rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya

kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan

pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank

kurang efisien dalam mengelola usahanya. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Lina Trisnawati yang menyatakan bahwa variabel BOPO

berpengaruh negatif terhadap ROA. Karena REO pada tahun 2014 mengalami

peningkatan, maka pada tahun yang sama ROA mengalami penurunan yang

cukup signifikan, sehingga berbanding lurus dengan teori dan penelitian yang

ada.

Page 22: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

6

Tabel 1.2: Kondisi Aktiva Produktif yang Dihapusbuku pada Tahun 2010-2015

(dalam Miliar Rupiah)

Tahun Bank Umum

Syariah

Keterangan Bank

Konvensional

Keterangan

2010 1.941

115.970

2011 2.350 Naik 1,82% 132.218 Naik 1,60%

2012 2.419 Naik 0,31% 159.833 Naik 2,72%

2013 3.615 Naik 5,33% 180.184 Naik 15,04%

2014 4.878 Naik 5,63% 195.932 Naik 1,55%

2015 7.238 Naik 10,52% 230.274 Naik 3,39%

Sumber: Statistik Perbankan Syariah dan Statistik Perbankan Indonesia (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat kita cermati bahwa kondisi aktiva produktif

yang dihapusbuku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika

dibandingkan dengan hapusbuku yang dilakukan oleh bank konvensional, bank

umum syariah mengalami kenaikan yang cukup besar pada tahun 2015 ketika

bank konvensional hanya mengalami kenaikan sebesar 3,39%. Tingginya nilai

hapusbuku disebabkan oleh peningkatan rasio pembiayaan bermasalah (NPF)

akibat dari pembiayaan yang tidak tumbuh sehingga NPF akan naik.

Dengan dihapusbukukannya sebuah pembiayaan yang sudah macet,

maka angka pembiayaan bermasalah bank (Non Performing Financing/ NPF)

secara langsung akan menurun. Angka NPF yang rendah jelas akan

meningkatkan tingkat kesehatan bank tersebut, karena dianggap memiliki

risiko kredit macet lebih rendah. Selain itu, angka tingkat pengembalian

terhadap aset (Return On Assets/ROA) bank tersebut juga akan membaik,

karena nilai pembagi di dalam ROA menjadi semakin berkurang sedangkan

nilai pembilang (return) konstan. ROA ini akan terus membaik, khususnya

ketika pembiayaan yang telah dihapusbukuan ternyata menghasilkan tingkat

Page 23: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

7

recovery yang tinggi. Hasil dari recovery pembiayaan yang telah

dihapusbukukan ini akan menjadi pendapatan operasional lainnya yang jelas

akan sangat membantu mengangkat angka ROA.17

Dengan demikian, berdasarkan fenomena di atas dan adanya temuan

yang berbeda terhadap faktor penentu ROA Bank Umum Syariah dalam

meningkatkan rasio profitabilitas Bank Umum Syariah, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Bermasalah,

Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan Efisiensi Operasional

terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun 2010 – 2015”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah tersebut cukup

luas untuk dibahas dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk

membatasi permasalahan yang akan dibahas. Oleh karena itu, pembahasan

hanya akan dibatasi sebagai berikut:

a. Variabel independen yang digunakan adalah pembiayaan bermasalah

(NPF), penghapusbukuan (Write-off), Capital Adequacy Ratio (CAR)

dan Rasio Efisiensi Operasional (REO)

b. Variabel dependen yang digunakan adalah Return On Assets (ROA).

c. Objek penelitian yang digunakan adalah empat Bank Umum Syariah di

Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank

Jabar Syariah, dan BRI Syariah.

d. Data yang digunakan berdasarkan Laporan Tahunan 4 (empat) Bank

Umum Syariah mulai tahun 2010 hingga tahun 2015.

17 Djoko Retnadi, Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya, (Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2006), h. 188

Page 24: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

8

2. Perumusan Masalah

a. Apakah pengaruh NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi

operasional secara simultan terhadap Return On Assets Bank Umum

Syariah pada Tahun 2010 – 2015?

b. Apakah pengaruh NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi

operasional secara parsial terhadap Return On Assets Bank Umum

Syariah pada Tahun 2010 – 2015?

c. Variabel mana di antara pembiayaan bermasalah, penghapusbukuan,

Capital Adequacy Ratio, dan efisiensi operasional yang paling dominan

mempengaruhi Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun 2010

– 2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bermasalah,

penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan efisiensi operasional

secara simultan terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah pada

Tahun 2010 – 2015.

b. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bermasalah,

penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan efisiensi operasional

secara parsial terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah pada

Tahun 2010 – 2015.

c. Untuk mengetahui variabel independen yang paling dominan

mempengaruhi Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun

2010 – 2015.

Page 25: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

9

2. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan

dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

dengan judul yang sejenis dalam memahami mengenai tingkat

rentabilitas/profitabilitas Bank Umum Syariah berdasarkan rasio Return

On Assets.

b. Bagi Instansi Terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi

yang baik tentang tingkat rentabilitas/profitabilitas Bank Umum Syariah

di Indonesia serta diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dalam

pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan nilai ROA, NPF,

penghapusbukuan, REO serta CAR yang ideal bagi Bank Umum

Syariah.

c. Bagi Bank Syariah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada Bank

Syariah dalam meminimalisir pembiayaan bermasalah dan

pertimbangan dalam melakukan penghapusbukuan yang akan

berdampak pada tingkat rentabilitas/profitabilitas Bank Umum Syariah.

d. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk

memperluas wawasan dan pengetahuan tentang tingkat profitabilitas

Bank Umum Syariah bukan hanya dilihat berdasarkan rasio Return On

Assets saja, melainkan rasio yang berkaitan dengan peningkatan tingkat

profitabilitas Bank Umum Syariah.

Page 26: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

10

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan masalah dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang

berisikan teori-teori mengenai pengertian Return On Assets, Non Performing

Financing, Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio dan Rasio Efisiensi

Operasional, keterkaitan antara variabel independen dengan dependen, review

studi terdahulu, kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya yang

berisi ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber

data, metode analisis data yang terdiri dari uji stasioneritas, uji asumsi klasik,

model regresi data panel, pengujian model, pengujian hipotesis regresi data

panel, dan definisi operasional variabel penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi informasi mengenai Bank Syariah Mandiri, Bank

Muamalat Indonesia, Bank Jabar Syariah, dan BRI Syariah, analisis deskriptif

statisik, perkembangan variabel penelitian, Selain itu, pada bab ini juga

dipaparkan hasil analisis statistik dengan menggunakan regresi data panel

berupa uji stasioneritas, uji asumsi klasik, pemilihan model regresi data panel,

pengujian hipotesis regresi data panel, serta analisis deskriptif komparatif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan berupa jawaban-jawaban dari

permasalahan penelitian yang telah dikemukan sebelumnya dan memberikan

saran yang membangun sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Page 27: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Return on Assets (ROA)

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah

kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan.18 Manajemen dituntut untuk

meningkatkan imbal hasil (return) bagi pemilik perusahaan, sekaligus juga

meningkatkan kesejahteraan karyawan. Selain bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio

ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam

menjalankan operasional perusahaan. Kinerja yang baik akan ditunjukkan melalui

keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi

perusahaan.19

Return on Assets (ROA) merupakan rasio rentabilitas yang menunjukkan

perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini

menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang

bersangkutan.20 Di samping itu, hasil pengembalian menunjukkan produktivitas

dari seluruh dana bank, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil

(rendah) rasio ini, maka semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.21

Hasil pengembalian atas asset merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Semakin tinggi

hasil pengembalian atas asset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang

18 M. Nur Rianto Al Arif & Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta:

UIN PRESS, 2015), h. 251 19 Hery, Analisis Kinerja Manajemen, (Jakarta: PT Grasindo, 2014), h. 192 20 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2013), h. 101 21 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 202

Page 28: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

12

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Sebaliknya,

semakin rendah hasil pengembalian atas asset berarti semakin rendah pula jumlah

laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total

asset.22

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, standar ROA yang baik adalah

sekitar 1.5%. Semakin besar ROA menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

semakin baik, karena return semakin besar.23 ROA digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari

total aktiva yang dimiliki.24 Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian

besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas lebih

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang

dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat.25 Perhitungan

ROA terdiri dari:

1. Menghitung Earning Before Tax (EBT) laba perusahaan (bank) sebelum

dikurangi pajak.

2. Menghitung keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank yang terdiri dari aktiva

lancar dan aktiva tetap.

Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA = Laba Sebelum Pajak

Total Asset x 100%

22 Hery, Analisis Kinerja Manajemen, (Jakarta: PT Grasindo, 2014), h. 193 23 Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Profitabilitas (ROA), (Jurnal Universitas Diponogoro, 2011), h. 4 24 M. Nur Rianto Al Arif & Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta:

UIN PRESS, 2015), h. 252 25 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 119

Page 29: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

13

Tabel 2.1: Kriteria Peringkat Komponen ROA

Rasio Peringkat

ROA > 1.5% 1

1.25% < ROA ≤ 1.5% 2

0.5% < ROA ≤ 1.25% 3

0% < ROA ≤ 0.5% 4

ROA ≤ 0% 5

B. Pembiayaan Bermasalah

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan deficit unit.26 Pembiayaan dapat dibagi menjadi beberapa jenis

pembiayaan yang berlaku umum baik di bank syariah maupun di bank

konvensional.

a. Pembiayaan dilihat dari tujuannya, antara lain:

(1) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk tujuan

konsumtif yang hanya dinikmati oleh pemohon.

(2) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang dimanfaatkan untuk

kegiatan produksi yang menghasilkan suatu barang atau jasa.

(3) Pembiayaan Perdagangan, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk

pembelian barang sebagai persediaan untuk dijual kembali.

b. Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya, antara lain:

(1) Pembiayaan jangka pendek (short term financing), yaitu pembiayaan

yang berjangka waktu maksimal 1 tahun.

26 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,

2001), h. 160

Page 30: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

14

(2) Pembiayaan jangka menengah (medium term financing), yaitu

pembiayaan yang berjangka waktu 1 – 3 tahun.

(3) Pembiayaan jangka panjang (long term financing), yaitu pembiayaan

yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.

c. Pembiayaan dilihat dari penggunaannya, antara lain:

(1) Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan jangka pendek dan

menengah yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja bagi

kelancaran kegiatan usaha, antara lain untuk pembelian bahan baku,

bahan penolong, dan biaya produksi seperti upah tenaga kerja, biaya

distribusi, dan sebagainya.

(2) Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan jangka menengah dan

panjang untuk melakukan investasi seperti pembelian barang-barang

modal, serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi maupun ekspansi

usaha yang sudah ada dengan pembelian mesin dan peralatan, dan

pembangunan pabrik.

(3) Pembiayaan Multi Guna, yaitu pembiayaan jangka pendek dan

menengah bagi perorangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan

seperti biaya pendidikan, pembelian aneka peralatan rumah

tangga,dan sebagainya.27

Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan

pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang

kelangsungan usaha bank. Sebaliknya, bila pengelolaannya tidak baik akan

menimbulkan permasalahan dan berhentinya usaha bank. Oleh karena itu

diperlukan adanya suatu manajemen pembiayaan syariah yang baik sehingga

27 Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2009), h. 23

Page 31: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

15

penyaluran dan atau dalam hal ini pembiayaan kepada nasabah bisa efektif dan

efisien sesuai dengan tujuan dari perusahaan maupun syariat Islam itu sendiri.28

2. Non Performing Financing (NPF)

Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia,

pembiayaan bermasalah diterjemahkan sebagai Non Performing Financing

(NPF) atau Amwal Mustamirah Ghairu Najihah. 29 Namun, dalam Statistik

Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank

Indonesia dijumpai istilah Non Performing Financings (NPF) atau dalam

kamus Perbankan Syariah disebut duyuunun ma’duumah yang diartikan

sebagai “Pembiayaan non lancar mulai dari kurang lancar sampai dengan

macet”. Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan

yang kualitasnya berada dalam golongan kurang lancar (golongan III),

diragukan (golongan IV), dan macet (golongan V).30

Berdasarkan kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, NPF bertujuan untuk mengukur tingkat

permasalahan Pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini,

menunjukkan kualitas Pembiayaan bank syariah semakin buruk. Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut (sesuai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank)

NPF = Pembiayaan (KL, D, M)

Total Pembiayaan

Cakupan komponen pembiayaan dan kolektabilitas pembiayaan

berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva

28 Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Deepublish,

2014), h. 137 29 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012), h. 89) 30 Ibid, h. 90

Page 32: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

16

Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah

yang berlaku.

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

Tabel 2.2: Kriteria Peringkat Komponen NPF

Rasio Peringkat

NPF < 2% 1

2% ≤ NPF < 5% 2

5% ≤ NPF < 8% 3

8% ≤ NPF < 12% 4

NPF ≥ 12% 5

3. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah (NPF)

Menurut Sutan Remi Sjahdeini, pembiayaan bermasalah disebabkan

karena nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank karena

faktor-faktor intern nasabah, intern bank, dan atau ekstern bank dan nasabah.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:31

a. Faktor-faktor Intern Bank

Faktor-faktor intern bank yang dapat menyebabkan pembiayaan

bermasalah, antara lain:

(1) Kemampuan dan naluri bisnis analisis pembiayaan belum memadai.

(2) Analis pembiayaan tidak memiliki integritas yang baik.

(3) Para anggota komite pembiayaan tidak mandiri.

(4) Pemutus pembiayaan “takluk” terhadap tekanan yang datang dari

pihak eksternal.

(5) Pengawasan bank setelah pembiayaan diberikan tidak memadai.

31 Ibid, h. 92

Page 33: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

17

(6) Pemberian kredit yang kurang cukup atau berlebihan jumlahnya

dibandingkan dengan kebutuhan sesungguhnya.

(7) Bank tidak memiliki sistem dan prosedur pemberian dan pengawasan

kredit yang baik.

(8) Bank tidak mempunyai perencanaan kredit yang baik.

(9) Pejabat bank, baik yang melakukan analis pembiayaan maupun yang

terlibat dalam pemutusan pembiayaan, mempunyai kepentingan

pribadi terhadap usaha/proyek yang dimintakan pembiayaan oleh

calon nasabah.

(10) Bank tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai watak calon

debitur.

b. Faktor-faktor Intern Nasabah

Faktor-faktor intern nasabah yang dapat menyebabkan pembiayaan

bermasalah, antara lain:

(1) Penyalahgunaan pembiayaan oleh nasabah yang tidak sesuai dengan

tujuan perolehan.

(2) Perpecahan di antara para pemilik/pemegang saham.

(3) Key person dari perusahaan sakit atau meninggal dunia yang tidak

dapat digantikan oleh orang lain dengan segera.

(4) Tenaga ahli yang menjadi tumpuan proyek/perusahaan meninggalkan

perusahaan.

(5) Perusahaan tidak efisien, yang terlihat dari overhead cost yang

tertinggi sebagai akibat pemborosan.

c. Faktor-faktor Ekstern Bank dan Nasabah

Faktor-faktor ekstern bank dan nasabah yang dapat menyebabkan

pembiayaan bermasalah, antara lain:

Page 34: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

18

(1) Feasibility study yang dibuat konsultan, yang menjadi dasar bank

untuk mempertimbangkan pemberian pembiayaan, telah dibuat tidak

benar.

(2) Laporan yang dibuat oleh akuntan public yang menjadi dasar bank

untuk mempertimbangkan pemberian pembiayaan tidak benar.

(3) Kondisi ekonomi/bisnis yang menjadi asumsi pada waktu pembiayaan

diberikan berubah.

(4) Terjadi perubahan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku

menyangkut proyek atau sektor ekonomi nasabah.

(5) Terjadi perubahan politik di dalam negeri.

(6) Terjadi perubahan di Negara tujuan ekspor dari nasabah.

(7) Perubahan teknologi dari proyek yang dibiayai dan nasabah tidak

menyadari terjadinya perubahan tersebut atau nasabah tidak segera

melakukan penyesuaian.

(8) Munculnya produk pengganti yang dihasilkan oleh perusahaan lain

yang lebih baik dan murah.

(9) Terjadinya musibah terhadap proyek nasabah karena keadaan kahar

(force majeure).

(10) Kurang kooperatifnya pihak perusahaan asuransi yang tidak cepat

memenuhi tuntutan ganti rugi nasabah yang mengalami musibah.

C. Penghapusbukuan (Write Off)

1. Pengertian Penghapusbukuan (Write Off)

Penghapusbukuan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan sistem

pembiayaan dalan suatu bank dengan memindahkan pembiayaan-pembiayaan

bermasalah (macet) yang sulit untuk ditangani dari neraca bank

menjadi ekstrakomtable sehingga tidak membebani kinerja bank lagi, namun tidak

menghapus hak bank untuk menagih pelunasan kepada Debitur.

Page 35: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

19

Mekanisme penghapusbukuan pada dasarnya merupakan upaya terakhir

yang dapat dipilih perbankan apabila upaya-upaya penyelamatan pembiayaan yang

lain seperti penagihan intensif, reconditioning, rescheduling, restructuring dan

penjualan agunan tidak memberikan hasil yang memadai, atau debitur melarikan

diri, menghilang, dan tidak bisa dihubungi lagi. Mekanisme hapus buku pada

umumnya kurang populer bagi para pemegang saham karena dapat mengurangi

laba bank dan deviden bagi pemegang saham serta mencerminkan kekurang hati-

hatian manajemen bank dalam mengelola portofolio pembiayaannya.

Penghapusbukuan merupakan mekanisme resmi yang memiliki dasar

hukum, dapat dilakukan kalangan perbankan pada umumnya dalam menangani

portofolio pembiayaan bermasalahnya di mana dana yang dipergunakan untuk

hapus buku tersebut sebenarnya telah disiapkan dengan pembentukan cadangan

penghapusan aktiva produktif sesuai Peraturan Bank Indonesia.32

Hal itu diperkuat dengan adanya dasar hukum mengenai hapus buku, sebagai

berikut:

(1) Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 54 ayat

(1) huruf d yang berbunyi “Dalam hal Bank Syariah mengalami kesulitan yang

membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia berwenang

melakukan tindakan dalam rangka tindak lanjut pengawasan antara lain

meminta Bank Syariah menghapusbukukan penyaluran dana yang macet dan

memperhitungkan kerugian Bank Syariah dengan modalnya”.33

(2) Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas

Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip

Syariah yang tercantum dalam BAB IV mengenai hapus buku.34

32 Bagaskara, “Permasalahan Hapus Buku Kredit Bank Pemerintah”, diakses pada tanggal 17

November 2016 dari: https://legalbanking.wordpress.com/2013/10/01/permasalahan-hapus-buku-

kredit-bank-pemerintah/ 33 Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah 34 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank

Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah

Page 36: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

20

2. Syarat dan Prosedur Penghapusbukuan (Write Off)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang

Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah, dijelaskan sebagai berikut.

Pasal 48

(1) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis mengenai hapus buku dan

hapus tagih Pembiayaan, sebagai berikut:

a. Kebijakan hapus buku dan hapus tagih wajib disetujui oleh Komisaris;

b. Prosedur hapus buku dan hapus tagih wajib disetujui paling kurang oleh

Direksi;

c. Komisaris wajib melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan

kebijakan hapus buku dan hapus tagih;

d. Kebijakan dan prosedur hapus buku dan hapus tagih merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari kebijakan manajemen risiko Bank sebagaimana

diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

(2) Hapus buku dan/atau hapus tagih hanya dapat dilakukan terhadap pembiayaan

yang memiliki kualitas Macet.

(3) Hapus buku tidak dapat dilakukan terhadap sebagian Pembiayaan (partial

write off).

(4) Hapus tagih dapat dilakukan baik untuk sebagian atau seluruh Pembiayaan.

(5) Hapus tagih terhadap sebagian Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) hanya dapat dilakukan dalam rangka Restrukturisasi Pembiayaan atau

dalam rangka penyelesaian Pembiayaan.

Pasal 49

(1) Hapus buku dan/atau hapus tagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 hanya

dapat dilakukan setelah Bank melakukan berbagai upaya untuk memperoleh

kembali Aktiva Produktif yang diberikan.

Page 37: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

21

(2) Bank wajib mendokumentasikan upaya yang dilakukan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) serta dasar pertimbangan pelaksanaan hapus buku dan/atau hapus

hak tagih.

(3) Bank wajib mengadministrasikan data dan informasi mengenai Aktiva

Produktif yang telah dihapus buku dan/atau dihapus tagih.

D. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan aspek yang penting bagi suatu unit usaha khususnya

bank syariah. Karena suatu bank dapat menjalankan operasionalnya dan dapat

dipercaya oleh masyarakat, salah satunya dipengaruhi oleh tingkat kecukupan

modal bank yang dapat menggambarkan kemampuan bank dalam melakukan

seluruh kegiatan operasionalnya. Hal itu juga menjadi dasar bagi bank sebagai

penentu kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya demi eksistensi bank itu sendiri.

Dalam penelitian ini tingkat kecukupan modal diukur dengan menggunakan

Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum

yang harus dimiliki oleh bank.35 Rasio ini menunjukkan bahwa seberapa jauh

seluruh aktiva yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank sendiri, selain memperoleh

dana dari sumber-sumber di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain-

lain.36

Capital Adequacy dapat diartikan jumlah modal minimal yang harus

dimiliki oleh suatu bank sehingga kepentingan para penitip uang dapat terlindungi

dari ancaman terjadinya insolvensi kegiatan usaha perbankan.37 CAR merupakan

indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai

35 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2013), h. 93 36 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: GHALIA INDONESIA, 2009), h. 121 37 Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum, (Jakarta: BUMI

AKSARA, 1999), h. 92

Page 38: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

22

akibat dair kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.38

Capital Adequacy Ratio (CAR) bertujuan untuk mengukur kecukupan modal bank

dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, Capital Adequacy Ratio (CAR)

mempunyai nilai minimal 8%. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa bank

semakin solvable.39

Rumus untuk menghitung CAR sebagai berikut:

CAR = Modal Inti + Pelengkap

ATMR

Modal bank terdiri dari dua komponen yaitu modal inti dan modal

pelengkap. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang

terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba

ditahan. Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,

penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan pinjaman

subordinasi. Kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan ATMR

(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) yang merupakan penjumlahan ATMR aktiva

neraca dan ATMR aktiva administratif. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan

cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko

masing-masing aktiva. ATMR aktiva administratif diperoleh dengan cara

mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan

risiko.40

38 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: GHALIA INDONESIA, 2009), h. 121 39 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, h. 230 40Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Profitabilitas (ROA), (Jurnal Universitas Diponogoro, 2011), h. 5

Page 39: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

23

E. Rasio Efisiensi Operasional

1. Pengertian Efisiensi

Efisiensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk

memaksimalkan output dengan menggunakan input tertentu atau

menggunakan input secara minimal untuk menghasilkan output tertentu.

Ukuran ini mengacu pada efisiensi teknis atau operasional (TE) yang

mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh output yang

optimal dari suatu input yang digunakan, atau sebaliknya, kemampuan

perusahaan untuk memanfaatkan setidaknya suatu input untuk menghasilkan

jumlah tertentu dari output.41

Bank dapat dikategorikan efisien tergantung dari cara manajemen

memproses input menjadi output.42 Begitu pentingnya efisiensi pada bank,

selain dapat memperlihatkan bahwa bank tersebut sehat, efisiensi juga dapat

menarik investor atau masyarakat untuk menginvestasikan dananya di bank.

Efisiensi juga diperlukan dalam hal persaingan antar bank, semakin efisien

sebuah bank, maka bank tersebut akan menghasilkan profit yang optimal,

sehingga bank yang efisien akan lebih unggul dari bank yang inefisien. Sebagai

lembaga intermediasi, dunia perbankan harus bertindak rasional dan efisiensi

merupakan salah satu kata kunci yang harus selalu diperhatikan.43

41 Dadang Muljawan, dkk, Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia serta

Dampaknya terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit, (Working Paper Bank Indonesia, Desember

2014), h. 6 42 Daris Purba, Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap

Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 37 43 Asep Saepullah, Efisiensi Perbankan Indonesia: Komparasi, Evaluasi, dan Solusi, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 3

Page 40: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

24

2. Rasio Efisiensi Operasional (REO)

Rasio Efisiensi Operasional (REO) atau lebih dikenal dengan sebutan

BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.44 Rasio yang

sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional

yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 45 Rasio ini dirumuskan sebagai

berikut (sesuai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank)

REO = BO

PO

Data biaya operasional yang digunakan adalah beban operasional

termasuk kekurangan PPAP. Sedangkan data pendapatan operasional yang

digunakan adalah data pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil.

Dengan kriteria penilaian peringkat sebagai berikut:

Rasio Peringkat

REO ≤ 83% 1

83% < REO ≤ 85% 2

85% < REO ≤ 87% 3

87% < REO ≤ 89% 4

REO > 89% 5

44 Boy Loen dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa, (Jakarta, Grasindo,

2007), h. 121 45 Iswi Hariyani, Restrukturisasi & Penghapusan Kredit Macet, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2010), h. 55

Page 41: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

25

REO suatu upaya bank untuk meminimalkan risiko operasional, yang

merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Risiko operasional

berasal dari kerugian operasional jika terjadi penurunan keuntungan yang

dipengaruhi oleh struktur biaya operasional, dan kemungkinan terjadinya

kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk. Biaya dana bagi bank merupakan

biaya operasional dengan jumlah terbesar.46

Baiknya kinerja keuangan tersebut diperoleh karena efisiensi

operasional yang berhasil diterapkan. Dengan jumlah cabang yang banyak dan

luas tetap mampu mempertahankan operasional dengan efisiensi yang tinggi.

Biaya operasional masih jauh di bawah pendapatan nasional. Efisiensi juga

dilakukan cukup baik terhadap asset sehigga mampu mengimbangi

pertumbuhan asset dan modal yang berakibat pada tingginya perolehan

rentabilitas.47

F. Keterkaitan antar Variabel Penelitian

1. Keterkaitan antara Non Performing Financing (NPF) terhadap Return

On Assets (ROA)

Rasio ini mengukur tingkat pembiayaan bermasalah yang terdapat pada

suatu bank syariah yang merupakan salah satu indikator kunci dalam menilai

kinerja keuangan bank. NPF tinggi merupakan indikasi adanya masalah dalam

bank tersebut, jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak

pada bank, di antaranya dapat mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh

46 Rendy Kamal, Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia periode September 2009 –

Desember 2013, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.

49 47 Rizky Aryo Wichaksono, Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Perbankan

Syariah terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan Syariah periode 2010 – 2014, (Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 32

Page 42: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

26

bank.48 Menurut teori, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas

Pembiayaan bank syariah semakin buruk.

Lukman Dendawijaya mengemukakan bahwa akibat dari timbulnya

pembiayaan bermasalah dapat berupa:

- Dengan adanya pembiayaan bermasalah bank akan kehilangan

kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang

diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh

buruk bagi profitabilitas atau rentabilitas bank.

- Return On Assets (ROA) mengalami penurunan.

Mahmoedin mengatakan bahwa jika terjadi pembiayaan bermasalah yang

mengarah kepada pembiayaan macet dan merugikan, maka tingkat

profitabilitas pasti terganggu.49 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin

tinggi nilai NPF suatu bank syariah dapat mengakibatkan menurunnya tingkat

profitabilitas, sehingga NPF berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas

bank itu sendiri.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Amrina Rosyada (2015)

menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif anara NPF dan besarnya Return

On Asset (ROA). Apabila NPF semakin kecil maka besarnya nilai ROA

semakin besar, begitupun sebaliknya. Kedua, Melinda Sulistyo Rini (2016)

menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA Bank Umum

Syariah di Indonesia periode 2011 – 2015, jika bank mempunyai NPF yang

tinggi, hal itu menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam

pengelolaan pembiayaannya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat

risiko atas pemberian pembiayaan pada bank tersebut cukup tinggi. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Financing

48 Edy Setiadi, Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta,

Edisi 1 – 2013), h. 217 49 Mahmoeddin, Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002), h. 20

Page 43: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

27

(NPF) memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan variabel Return On

Assets (ROA).

2. Keterkaitan antara Write Off (WO) terhadap Return On Assets (ROA)

Penghapusbukuan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan

sistem pembiayaan dalan suatu bank dengan memindahkan pembiayaan-

pembiayaan bermasalah (macet) yang sulit untuk ditangani dari neraca bank

menjadi ekstrakomtable sehingga tidak membebani kinerja bank lagi, namun

tidak menghapus hak bank untuk menagih pelunasan kepada Debitur. Jika

jumlah penghapusbukuan meningkat, akan sedikit mempengaruhi

pengurangan atau peningkatan laba dikarenakan pada saat terjadinya beban

pencadangan kerugian telah dibebankan terlebih dahulu ketika pembiayaan

macet tersebut tergolong dalam pembiayaan bermasalah.50 Dengan

dihapusbukukannya sebuah pembiayaan yang sudah macet, maka angka

pembiayaan bermasalah bank (NPF) secara langsung akan menurun. Angka

NPF yang rendah jelas akan meningkatkan tingkat kesehatan bank tersebut,

karena dianggap memiliki risiko pembiayaan macet lebih rendah. Selain itu,

angka tingkat pengembalian terhadap aset (ROA) bank tersebut juga akan

membaik, khususnya ketika pembiayaan yang telah dihapusbukukan ternyata

menghasilkan tingkat recovery yang tinggi. Hasil dari recovery pembiayaan

yang terlah dihapusbukukan ini akan menjadi pendapatan operasional lainnya

yang jelas akan sangat membantu meningkatkan angka ROA.51 Dengan

demikian, penhapusbukuan berpengaruh negatif terhadap ROA.

50 Raden Cahya Rahmadiansyah, Pengaruh Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dan

Penghapusan Kredit Bermasalah terhadap Net Profit Margin (Studi Kasus pada Bank Umum yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, 2012), h.

40 51 Djoko Retnadi, Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya, (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2006), h. 190-191

Page 44: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

28

Namun, penelitian yang dilakukan oleh Raden Cahya Rahmadiansyah

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

penghapusan kredit terhadap NPM. Karena penghapusan kredit hanya

berpengaruh terhadap menurunnya kualitas kredit, adapun penyisihan kredit

yang digunakan pada saat penghapusan berasal dari pencadangan kerugian

kredit yang telah dibentuk sebelumnya. Sehingga penghapusan kredit

bermasalah tidak berpengaruh secara langsung dan signifikan. Penelitian lain

juga menunjukkan bahwa penghapusan kredit tidak berpengaruh terhadap

perubahan NPM Bank BRI, di mana NPM bank BRI tetap meningkat walaupun

penghapusan kredit mengalami fluktuasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa variabel Write Off (WO) memiliki keterkaitan dan ketergantungan

dengan variabel Return On Assets (ROA) meskipun tidak secara langsung.

3. Keterkaitan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On

Assets (ROA)

Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami oleh bank-

bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat

bersumber dari dua hal, pertama karena modal yang jumlahnya kecil, kedua

karena kualitas modal yang buruk. Rasio ini merupakan perbandingan antara

jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini,

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya

sebesar 8%.52 Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa bank semakin

solvable. Dengan semakin meningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka

secara tidak langsung akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja bank,

karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal

yang dimiliki bank tersebut. Semakin kecil risiko maka semakin meningkat

52 M. Nur Rianto Al Arif & Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta:

UIN PRESS, 2015), h. 246

Page 45: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

29

keuntungan yang diperoleh, sehingga CAR berpengaruh positif terhadap

perubahan laba.53

Pernyataan tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan

oleh Lina Trisnawati yang menyatakan bahwa variabel CAR berpengaruh

positif terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia periode

2010 – 2014. Berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan

yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup

besar bagi profitabilitas. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Kuntari

Dasih (2014) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2007 – 2013, yang berarti bahwa faktor permodalan memainkan peranan

penting dalam menunjang keuntungan bank. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki

keterkaitan dan ketergantungan dengan variabel Return On Assets (ROA).

4. Keterkaitan antara Rasio Efisiensi Operasional (REO) terhadap Return

On Assets (ROA)

Rasio efisiensi operasional ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional

yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Seperti yang dikemukan oleh Endang

Hugraheni, Lukman Dendawijaya menyatakan bahwa setiap peningkatan biaya

operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada

akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang

53 Nur Aini, Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap

Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI) Tahun 2009 –

2011), (Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 2, No. 1, Mei 2013), h. 18

Page 46: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

30

bersangkutan. Dalam Surat Edaran Internal Bank Indonesia, rasio yang

semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam

menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya

yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam

mengelola usahanya. Sebaliknya menurut Veithzal, semakin kecil rasio biaya

(beban) operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat

menutup biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasionalnya.54

Hal ini didukung oleh penelitian Lina Trisnawati yang menyatakan

bahwa variabel BOPO secara parsial berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal

ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya

berpengaruh terhadap pendapatan yang dihasilkan oleh bank tersebut. Selain

itu, penelitian yang dilakukan oleh Rendy Kamal dan Ismah Wati juga

menyatakan bahwa BOPO berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

laba dan menunjukkan bahwa menurunnya nilai BOPO akan membuat laba

pada bank syariah meningkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

variabel Rasio Efisiensi Operasional (REO) memiliki keterkaitan dan

ketergantungan dengan variabel Return On Assets (ROA).

54 Endang Hugraheni, “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit

Ratio (FDR), Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing

(NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri”, Master Thesis, Program

Pasca Sarjana UIN-SU, 2015, h. 25

Page 47: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

31

G. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

No.

Judul

Penelitian/Peneliti

/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Pengaruh Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Non

Performing

Financing (NPF),

Net Interest

Margin (NIM),

Biaya Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO), dan

Inflasi terhadap

Return On Asset

(ROA) Studi Kasus

pada Bank Umum

Syariah Devisa di

Indonesia Periode

2010-2014 (Lina

Trisnawati, 2016)

Menggunakan

variabel CAR,

NPF dan BOPO

sebagai variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

1. Menggunakan

variabel Write

off sebagai

pengganti

variabel

inflasi.

2. Menggunakan

metode

analisis regresi

data panel

dengan

program

eviews.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa CAR, NPF,

NIM, BOPO dan

Inflasi secara

simultan

berpengaruh

terhadap ROA.

Sedangkan secara

parsial, CAR dan

NPF yang

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap ROA dan

BOPO berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

ROA. Sedangkan

NIM dan inflasi

tidak berpengaruh

terhadap ROA.

2. Analisis Pengaruh

Non Performing

1. Menggunakan

variabel CAR,

1. Menggunakan

variabel Write

Hasil penelitian

menunjukkan

Page 48: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

32

Financing (NPF),

Biaya Operasional

terhadap

Pendapatan

Operasional

(BOPO), Capital

Adequacy Ratio

(CAR) dan

Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS) terhadap

Laba Perbankan

Syariah di

Indonesia periode

September 2009 –

Desember 2013

(Rendy Kamal,

2014)

NPF dan

BOPO sebagai

variabel

independen.

2. Menggunakan

Eviews

sebagai alat

analisis.

off sebagai

pengganti

variabel SBIS.

2. Menggunakan

variabel ROA

sebagai

variabel

dependen.

3. Menggunakan

metode

analisis regresi

data panel.

bahwa variabel NPF

dan BOPO

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

laba perbankan

syariah di Indonesia.

Sedangkan CAR

dan SBIS tidak

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

laba perbankan

syariah di Indonesia.

3. Pengaruh Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Financing

to Deposit Ratio

(FDR), dan Non

Performing

Financing (NPF)

terhadap

Profitabilitas Bank

Umum Syariah di

Menggunakan

variabel CAR dan

NPF sebagai

variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

1. Menggunakan

variabel Write

off sebagai

pengganti

variabel FDR.

2. Menambahkan

variabel REO

sebagai

variabel

independen.

Hasil penelitian ini

secara simultan

variabel CAR, FDR

dan NPF

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

ROA pada Bank

Umum Syariah di

Indonesia.

Page 49: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

33

Indonesia periode

2011 – 2015

(Melinda Sulistyo

Rini, 2016)

3. Menggunakan

metode

analisis regresi

data panel

dengan

program

eviews.

Sedangkan secara

parsial, hanya

variabel NPF yang

berpengaruh

terhadap ROA pada

Bank Umum

Syariah di

Indonesia.

4. Pengaruh Kredit

Bermasalah (Non

Performing Loan)

dan Penghapusan

Kredit Bermasalah

terhadap Net Profit

Margin (Studi

Kasus pada Bank

Umum yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia)

(Raden Cahya

Rahmadiansyah,

2012)

Menggunakan

variabel NPF dan

Penghapusan

Kredit

Bermasalah

sebagai variabel

independen.

1. Menambahkan

variabel CAR

dan BOPO

sebagai

variabel

independen.

2. Variabel ROA

sebagai

variabel

dependen.

3. Menggunakan

metode

analisis regresi

data panel

dengan

program

eviews.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa secara

parsial, kredit

bermasalah

memiliki pengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

NPM. Sedangkan

penghapusan kredit

tidak memiliki

pengaruh yang

signifikan terhadap

NPM.

Page 50: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

34

5. Analisis Kredit

Bermasalah dan

Penghapusan

Kredit Bermasalah

terhadap

Peningkatan Net

Profit Margin

(Studi Kasus pada

PT. Bank Rakyat

Indonesia

(Persero), Tbk

Tahun 2011-2013)

(Herry Goenawan

Soedarsa dan Apri

Irianti Raharjo,

2015)

Menggunakan

variabel NPF dan

Penghapusan

Kredit

Bermasalah

sebagai variabel

independen.

1. Menambahkan

variabel CAR

dan BOPO

sebagai

variabel

independen.

2. Variabel ROA

sebagai

variabel

dependen.

3. Menggunakan

metode

analisis regresi

data panel

dengan

program

eviews.

Hasil penelitian

menunjukkan kredit

bermasalah

berpengaruh positif

terhadap

peningkatan NPM

dan penghapusan

kredit bermasalah

tidak berpengaruh

terhadap

peningkatan NPM.

6. Analisis Pengaruh

Inflasi, Nilai

Tukar, Capital

Adequacy Ratio,

Biaya Operasional

dan Pendapatan

Operasional

terhadap

Profitabilitas pada

Perbankan Syariah

periode 2010 –

Menggunakan

variabel CAR dan

BOPO sebagai

variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

1. Penambahan

variabel NPF

dan Write Off

sebagai

variabel

independen.

2. Menggunakan

metode

analisis regresi

data panel

dengan

Hasil penelitian

menunjukkan

variabel Kurs dan

BOPO berpengaruh

signifikan secara

parsial terhadap

ROA sedangkan

variabel inflasi dan

CAR tidak

berpengaruh secara

Page 51: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

35

2014 (Muhamad

Rafi Maulana,

2015)

program

eviews.

parsial terhadap

ROA.

7. Pengaruh Capital

Adequacy Ratio,

Non Performing

Financing, dan

Financing to

Deposito Ratio

terhadap Return On

Asset dan Return

On Equity pada

Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah

(Studi pada BPRS

di Wilayah

Jabodetabek)

(Nuke Wulandari,

2016)

Menggunakan

variabel NPF dan

CAR sebagai

variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai salah satu

variabel

dependen.

1. Penambahan

variabel BOPO

dan Write Off

sebagai

variabel

independen.

2. Melakukan

pengujian

asumsi klasik.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa variabel

CAR dan NPF tidak

mempengaruhi

ROA dan ROE.

Sedangkan variabel

FDR mempengaruhi

ROA dan ROE.

8. Analisis Pengaruh

Efisiensi

Operasional

terhadap Kinerja

Profitabilitas pada

Sektor Perbankan

Syariah (Studi

Kasus pada Bank

Menggunakan

variabel CAR,

NPF dan BOPO

sebagai variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

1. Menggunakan

variabel Write

off sebagai

pengganti

variabel FDR.

2. Menggunakan

metode

analisis regresi

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa pengaruh

CAR dan NPF

terhadap ROA tidak

signifikan.

Sedangkan BOPO

dan FDR

Page 52: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

36

Umum Syariah di

Indonesia Tahun

2007 – 2010)

(Ishmah Wati,

2012)

data panel

dengan

program

eviews.

berpengaruh

signifikan terhadap

ROA. Dalam

hubungannya

dengan ROE, hanya

CAR dan BOPO

yang berpengaruh

signifikan,

sedangkan NPF dan

FDR tidak

berpengaruh secara

signifikan.

9 Pengaruh

Kecukupan Modal,

Likuiditas, dan

Efisiensi

Operasional

terhadap

Profitabilitas pada

PT Bank Muamalat

Indonesia, Tbk

periode 2005 –

2010 (Daris Purba,

2011)

Menggunakan

variabel CAR dan

BOPO sebagai

variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

1. Penambahan

variabel NPF

dan Write Off

sebagai

variabel

independen.

2. Menggunakan

metode analisis

regresi data

panel dengan

program

eviews.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa CAR, FDR

dan BOPO

berpengaruh secara

signifikan terhadap

ROA sebesar

89,30%. Sedangkan

secara parsial hanya

rasio FDR yang

berpengaruh secara

signifikan terhadap

ROA.

10 Faktor – Faktor

Penentu

Menggunakan

variabel BOPO

1. Menggunakan

variabel Write

Hasil penelitian

menunjukkan

Page 53: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

37

Profitabilitas Bank

Syarih di Indonesia

(Sri Muliawati,

2015)

dan NPF sebagai

variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

off dan CAR

sebagai

pengganti

variabel DPK,

FDR, dan

SWBI.

2. Menggunakan

metode analisis

regresi data

panel dengan

program

eviews.

bahwa DPK, NPF,

FDR, BOPO dan

SWBI secara

simultan

berpengaruh

terhadap

ROA

sebesar 93,2%.

Sedangkan secara

parsial, variabel

DPK, FDR dan

BOPO

berpengaruh negatif

terhadap ROA.

Sedangkan untuk

variabel NPF dan

SWBI

berpengaruh positif

terhadap ROA.

11 Pengaruh Loan To

Deposit Ratio dan

Capital Adequacy

Ratio terhadap

Profitabilitas Bank

Umum

Konvensional di

Indonesia Tahun

2010 – 2014

Menggunakan

variabel CAR dan

NPL sebagai

variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

1. Menggunakan

variabel Write

off dan BOPO

sebagai

pengganti

variabel LDR

2. Menggunakan

metode analisis

regresi data

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa LDR

berpengaruh positif

terhadap

profitabilitas

sedangkan CAR dan

NPL berpengaruh

negatif terhadap

Page 54: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

38

dengan Non

Performing Loan

sebagai

Pemoderasi (I

Wayan Suka

Negara dan Ni

Kadek Desy

Natalia, 2016)

panel dengan

program

eviews.

profitabilitas. NPL

berpengaruh negatif

dan tidak signifikan

terhadap hubungan

antara LDR dengan

profitabilitas dan

NPL berpengaruh

positif terhadap

hubungan antara

CAR dengan

profitabilitas.

12 Pengaruh Rasio

CAR, NPL, LDR,

BOPO, Dan NIM

terhadap

Kinerja Bank

Umum di

Indonesia (Dwi

Priyanto Agung

Raharjo, Bambang

Setiaji dan

Syamsudin, 2014)

Menggunakan

variabel CAR,

NPL, dan BOPO

sebagai variabel

independen dan

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

1. Menggunakan

variabel Write

off sebagai

pengganti

variabel NIM.

2. Menggunakan

metode analisis

regresi data

panel dengan

program

eviews.

Hasil penelitian in

menunjukkan

bahwa CAR, NPL,

LDR, dan BOPO

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap ROA.

Sedangkan NIM

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap ROA.

13 Pengaruh CAR,

FDR, dan BOPO

terhadap ROA

Bank Umum

Syariah Indonesia

Menggunakan

variabel CAR dan

BOPO sebagai

variabel

independen dan

1. Menggunakan

variabel Write

off dan NPF

sebagai

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa Capital

Adequacy Ratio

Page 55: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

39

(Studi Kasus Pada

Bank Syariah di

Indonesia) (Sylvia

Nurul Maulida,

2015)

variabel ROA

sebagai variabel

dependen.

pengganti

variabel FDR.

2. Menggunakan

metode analisis

regresi data

panel dengan

program

eviews.

(CAR), dan Biaya

Operasional

terhadap

pembiayaan

Operasional

(BOPO)

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap ROA,

sedangkan

Financing to

Deposit

Ratio (FDR)

bepengaruh negatif

dan tidak signifikan

terhadap ROA.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka teoritis merupakan model konsep dari suatu teori atau logika

pengertian yang saling berhubungan di antara beberapa faktor penting pada

masalah penelitian. Kerangka teoritis akan menghasilkan kerangka berpikir yang

baik. Sekaran (2003) mengungkapkan bahwa kerangka berpikir merupakan model

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir akan menyatukan

secara teoritis antar variabel yang diteliti. Kerangka berpikir yang baik akan

memuat variabel dan penjelasannya, adanya teori yang mendasari hubungan

Page 56: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

40

variabel, mampu menunjukkan posisi variabel dan hubungan (kausal dan simetris),

baiknya dinyatakan dalam diagram hubungan variabel.55

55 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

GRAHA ILMU, 2013), h. 11

Page 57: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

41

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran

Bank Umum Syariah

Laporan Keuangan

NPF (X1) CAR (X2) WO (X3) REO (X4)

Uji Stasioner Data

Pemilihan Model Estimasi Data Panel

Uji Asumsi Klasik

Uji Fixed Effect Uji Common Effect Uji Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Model Estimasi Terpilih

Uji F Uji t Uji R2

Interpretasi

Kesimpulan

ROA (Y)

Page 58: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

42

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang

ingin dicari.56 Hipotesis tidak pernah dibuktikan kebenarannya tetapi diuji

validitasnya dengan data atau fakta-fakta yang ada.57 Adapun hipotesis dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Pembiayaan Bermasalah (NPF) (X1)

H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Pembiayaan

Bermasalah terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Pembiayaan Bermasalah

terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

2. Variabel Penghapusbukuan (WO) (X2)

H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Penghapusbukuan

terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Penghapusbukuan

terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

3. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) (X3)

H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Capital Adequacy

Ratio terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Capital Adequacy Ratio

terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

56 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 151 57 Ibid, h. 161

Page 59: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

43

4. Variabel Rasio Efisiensi Operasional (REO) (X4)

H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Rasio Efisiensi

Operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Rasio Efisiensi

Operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

5. Variabel Pembiayaan Bermasalah (X1), Penghapusbukuan (X2), Capital

Adequacy Ratio (X3) dan Rasio Efisiensi Operasional (X4)

H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan secara dari Pembiayaan

Bermasalah, Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio dan

Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets Bank

Umum Syariah.

H1 : terdapat pengaruh signifikan secara dari Pembiayaan Bermasalah,

Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio dan Rasio Efisiensi

Operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

Page 60: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variabel dependen yaitu

Return On Assets (ROA) terhadap variabel independen yaitu Pembiayaan

Bermasalah (NPF), Penghapusbukuan (WO), Capital Adequacy Ratio (CAR),

dan Rasio Efisiensi Operasional (REO). Penelitian ini adalah penelitian tentang

analisis pengaruh karena bertujuan untuk meneliti hubungan pengaruh antara

dua variable atau lebih.

Objek penelitian ini yaitu 4 Bank Umum Syariah yang pernah

mengalami NPF lebih dari 5% dan melakukan Write Off / Penghapusbukuan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data panel karena

gabungan antara data 4 Bank Umum Syariah yang sifatnya time series.

Penelitian ini mencakup komponen-komponen yang terdapat dalam data

laporan keuangan tahunan bank umum syariah yang dipublikasikan oleh

masing-masing bank di website resminya.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Studi Kepustakaan (Libray Research)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari membaca literatur seperti buku, jurnal, artikel, internet dan

sumber informasi lainnya yang dapat menunjang penelitian ini untuk

memperoleh data yang valid dan dapat memecahkan permasalahan yang ada

dalam penelitian ini.

2) Penelitian Lapangan (Field Research)

Data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh dari

Laporan Keuangan Tahunan 4 Bank Umum Syariah mulai dari tahun 2010

Page 61: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

45

sampai dengan tahun 2015 yang telah dipublikasikan oleh setiap bank

umum syariah melalui website resminya.

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat

kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan

dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur

dan percobaan terkontrol.58

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif di

mana jenis data yang biasanya dinyatakan dengan satuan angka-angka, baik

diperoleh dari sumber aslinya maupun diperoleh melalui hasil pengukuran

statistik menggunakan teknik-teknik statistik yang telah dilakukan

sebelumnya.59 Data dalam penelitian ini diperoleh melali data sekunder, yaitu

data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai.

Karena data sekunder mampu memberikan informasi dalam pengambilan

keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut. 60

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di

Indonesia. Populasi didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengamatan atau

obyek yang mejadi perhatian kita, baik yang terhingga maupun yang tak

terhingga.61 Selain itu, populasi juga sebagai seluruh kumpulan elemen (orang,

kejadian,produk) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.62

Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah per Januari 2017, jumlah Bank Umum

58 Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,

(Yogyakarta: Deepublish, November 2014), h. 5 59 Muhammad Teguh, Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), h. 12 60 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013), h. 19 61 Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika Edisi ke-3, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1992), h. 6 62 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013), h. 27

Page 62: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

46

Syariah sebanyak 13 BUS. Waktu penelitian ini yaitu dari tahun 2010 sampai

dengan 2015.

Berikut ini adalah daftar nama Bank Umum Syariah di Indonesia

Tabel 3.1: Populasi Bank Umum Syariah

No. Bank Umum Syariah

1. PT. Bank Aceh Syariah

2. PT. Bank Muamalat Indonesia

3. PT. Bank Victoria Syariah

4. PT. BRISyariah

5. PT. Bank Jabar Banten Syariah

6. PT. Bank BNI Syariah

7. PT. Bank Syariah Mandiri

8. PT. Bank Mega Syariah

9. PT. Bank Panin Syariah

10. PT. Bank Syariah Bukopin

11. PT. BCA Syariah

12. PT. Maybank Syariah Indonesia

13. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2017

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil/ditentukan

berdasarkan karakterisik dan teknik tertentu.63 Dalam penelitian ini, sampel

yang diambil adalah 4 Bank Umum Syariah. Hal itu didasarkan pada

pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu sampel yang

memiliki tujuan untuk memahami informasi tertentu pada sumber tertentu.

Sampel ini dapat dikelompokkan menjadi sampel keputusan (judgment) yang

memilih anggota-anggota sampel yang sesuia dengan beberapa kriteria tertentu

tas dasar catatan yang lalu atau tujuan penelitian yang ingin dicapai.64

63 Ibid, h. 27 64 Ibid, h. 28

Page 63: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

47

Kriteria yang dipilih yaitu Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank

Indonesia, yang telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan (Annual

Report), yang pernah mengalami NPF lebih dari 5% dan yang melakukan write

off pada tahun 2010 – 2015.

Tabel 3.2: Karakteristik Pengambilan Sampel

No. Kriteria

Tidak

Masuk

Kriteria

1.

Bank Umum Syariah yang terdaftar di

Bank Indonesia pada tahun 2010 –

2015

1 12

2.

Bank Umum Syariah yang telah

mempublikasikan laporan keuangan

tahunan (Annual Report) pada tahun

2010 – 2015

1 12

3.

Bank Umum Syariah yang pernah

mengalami NPF lebih dari 5% pada

tahun 2010 – 2015

9 4

4. Bank Umum Syariah yang melakukan

write off pada tahun 2010 – 2015 9 4

5. Waktu Penelitian 6

Jumlah Sampel Penelitian (x 6 tahun) 24

Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan kriteria tersebut, maka terdapat 4 Bank Umum Syariah

yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian, antara lain:

Page 64: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

48

Tabel 3.3: Sampel Bank Umum Syariah

No. Bank Umum Syariah

1. PT. Bank Syariah Mandiri

2. PT. Bank Muamalat Indonesia

3. PT. Bank Jabar Banten Syariah

4. PT. BRISyariah

Sumber: data sekunder yang diolah

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang memiliki ciri khas

berhubungan dengan data numeric dan bersifat objektif. Fakta atau fenomena

yang diamati memiliki realitas objektif yang bisa diukur. Variabel-variabel

penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur.65 Metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data

panel. Data panel merupakan data hasil dari pengamatan pada beberapa individu

atau (unit cross-sectional) yang diamati dalam beberapa periode waktu yang

berurutan.66 Untuk analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi

Microsoft Excel 2013 dan Eviews 9. Sebelum melakukan pengujian regresi data

panel, dilakukan uji stasioneritas terlebih dahulu.

1. Uji Stasioneritas

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model

ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Data stasioner adalah

data yang menunjukkan mean, varians dan autovarians (pada variasi lag)

tetap sama pada waktu kapan saja data itu dibentuk atau dipakai, artinya

dengan data yang stasioner model time series dapat dikatakan lebih stabil.

Apabila data yang digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka

data tersebut dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena

65 Edy Supriady, SPSS + AMOS, (Jakarta: Penerbit IN MEDIA, 2014) h. 7 66 Styfanda Pangestika, Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel dengan Pendekatan

Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM),

(Skripsi, S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2015),

h. 14

Page 65: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

49

hasil regresi yang berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkan

spurious regression. Spurious regression adalah regresi yang memiliki R2

yang tinggi, namun tidak ada hubungan yang berarti dari keduanya.

Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui

stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini

merupakan pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan

Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika

suatu data time series tidak stasioner pada orde nol, I(0), maka stasioneritas

data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya sehingga diperoleh tingkat

stasioneritas pada order ke-n (first difference atau I(1), atau second

difference atau I(2), dan seterusnya.67 Beberapa model yang dapat dipilih

untuk melakukan Uji ADF:

Yt = ρYt-1 + Ut

Apabila koefisien Yt+1 (ρ) adalah 1 yang artinya terdapat masalah,

maka variabel mengandung unit root dan bersifat non-stasioner. Untuk

mengubah tren yang bersifat non-stasioner menjadi stasioner dilakukan uji

orde pertama (first difference):

∆ Yt = (ρ-1) Yt - Yt-1

Koefisien ρ akan bernilai 0, dan hipotesis akan ditolak sehingga

model menjadi stasioner. Hipotesis yang digunakan pada pengajuan ADF

adalah:

H0 : ρ = 0 (terdapat unit roots, variabel tidak stasioner)

H1 : ρ ≠ 0 (tidak terdapat unit roots, variabel stasioner)

Dengan pengambilan keputusan adalah:

a. Jika nilai Augmented Duckey-Fuller t-statistic < nilai kritis pada

derajat kepercayaan tertentu, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika nilai Augmented Duckey-Fuller t-statistic > nilai kritis pada

derajat kepercayaan tertentu, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Atau:

67 Kuntarto Purnomo, Estimasi Underground Economy di Indonesia Periode 2000 – 2009

melalui Pendekatan Moneter, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), h. 39

Page 66: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

50

a. Jika nilai probability < α = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika nilai probability > α = 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulan hasil root test diperoleh dengan membandingkan niai

thitung dengan thitung pada tabel Dickey-Fuller.68

2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik akan menghasilkan estimator yang linear,

tidak bias dan mempunyai varian yang minimum (Best Linear Unbiased

Estimator) sehingga perlu melakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui

sebuah model regresi yang memenuhi asumsi-asumsi OLS69 sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai

residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi

normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika

nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai

rata-rata. Nilai residual yang terstandarisasi yang terdistribusi normal

jika digambarkan dengan bentuk kurva akan membentuk gambar

lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya tersebar sampai tak

terhingga.70

Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan

Jarque-Bera (JB Test). Uji ini dilakukan dengan membandingkan

statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai Jarque-Bera

(JB) ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan

68 Nuke Wulandari, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non performing Financig, dan

Financing to Deposito Ratio terhada Return On Assets dan Return On Equity pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi pada BPRS di Wilayah Jabodetabek), (Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 36 69 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN (Yogyakarta:

2010), h. 75 70 Suliyanto, Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2011), h. 69

Page 67: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

51

berdistribusi normal. Untuk menghitung nilai statistika Jarque-Bera (JB)

digunakan rumus sebagai berikut:71

JB = n [S2

6+

(K−3)2

24]

Keterangan:

JB = Statistik Jarque-Bera

S = Koefisien skewness

K = Koefisien kurtosis

Berikut ini merupakan hipotesis pengujian Uji Normalitas:

H0 = data berdistribusi normal

H1 = data berdistribusi tidak normal

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika JB hitung > Chi Square tabel, maka H0 ditolak

Jika JB hitung < Chi Square tabel, maka H0 diterima

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang

sempurna di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi.72

Multikolinearitas dalam arti yang lebih luas, yaitu untuk terjadinya

korelasi linear yang tinggi di antara variabel-variabel bebas (X1, X2, …,

Xp).73 Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di

antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang

terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel

bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala

multikolinier.74

71 Ibid, h. 75 72 J.Supranto, Ekonometri, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 13 73 Setiawan & Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika, (Yogyakarta, CV. ANDI OFFSET, 2010),

h. 82) 74 Suliyanto, Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2011), h. 82

Page 68: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

52

Dalam penelitian ini pendeteksian adanya multikolnearitas

menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIP tidak lebih

dari 10, maka model tersebut dinyatakan tidak terdapat gelaja

multikolinier. Hal itu dapat dilihat pada tabel kolom Centered VIF.75

Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan OLS,

maka model regresi linier yang baik adalah yang terbebas dari adanya

multikolinieritas. Dengan demikian, model di atas telah terbebas dari

adanya multikolinieritas.76

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model

regresi yang tidak sama (konstan).77 Heteroskedastisitas terjadi pada

saat residual dan nilai prediksi memiliki korelasi atau pola hubungan.

Pola hubungan ini tidak hanya sebatas hubungan linier, tetapi dalam

pola yang berbeda juga dimungkinkan.78

Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji

White dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas, variabel

bebas kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel bebas terhadap nilai

residual kuadratnya. Jika X2 hitung lebih besar dari X2 tabel dengan

df=α, jumlah variabel bebas, maka dalam model terdapat masalah

heteroskedastisitas.79 Keputusan terjadi atau tidaknya

heteroskedastisitas pada model regresi linier adalah dengan melihat nilai

Prob. F-statistic (F-hitung) sebagai berikut:

75 Ibid, h. 90 76 Mansuri, Modul Praktikum EViews: Analisis Regresi Linier Berganda menggunakan

Eviews, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur, 2016), h. 40 77 Suliyanto, Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.

ANDI OFFSET, 2011), h. 95 78 Mansuri, Modul Praktikum EViews: Analisis Regresi Linier Berganda menggunakan

Eviews, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur, 2016), h. 40 79 Ibid, h. 107

Page 69: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

53

Apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0.05 (5%)

maka H0 diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas,

Apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari tingkat alpha 0.05 (5%)

maka H0 ditolak yang artinya terjadi heteroskedastisitas.80

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada

korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan

menurut waktu (time-series) atau ruang (cross-section). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan metode Uji Durbin Watson

(Durbin Watson Test). Uji D-W merupakan uji yang sangat populer

untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris

yang diestimasi. Rumus yang digunakan untuk uji Durbin-Watson

adalah:

DW = ∑(e−𝑒𝑡−1)2

∑ e𝑡2

Keterangan:

DW = Nilai Durbin-Watson Test

e = Nilai residual

et-1 = Nilai residual satu periode sebelumnya

Berikut ini merupakan kriteria pengujian autokorelasi dengan Uji

Durbin-Watson.81

DW Kesimpulan

< dL Ada Autokorelasi (+)

dL s.d. dU Tanpa Kesimpulan

dU s.d. 4 – dU Tidak ada autokorelasi

4 – dU s.d 4 – dL Tanpa Kesimpulan

>4 – dL Ada Autokorelasi (-)

80 Ibid, h. 43 81 Ibid, h. 127

Page 70: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

54

3. Model Regresi Data Panel

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi data panel karena setiap unit cross section memiliki data time series

yang sama.82 Regresi data panel adalah regresi yang menggunakan data

pengamatan terhadap satu atau lebih variabel pada suatu unit secara terus

menerus selama beberapa periode waktu.83 Model regresi data panel dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Yit = α + β1X1it + β2X2it + β2X2it + β3X3it – β4X4it + ℇ it

Keterangan:

α = konstanta

β = koefisien regresi

ℇ = standar kesalahan

Yit = Return On Assets

X1it = Non Performing Financing

X2it = Write Off

X3it = Capital Adequacy Ratio

X4it = Rasio Efisiensi Operasional

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengestimasi

model regresi dengan data panel. Terdapat tiga pendekatan, yaitu:

a. Common Effect Model (CEM)

Model estimasi Common Effect merupakan teknik paling

sederhana untuk mengestimasi data panel adalah hanya dengan

mengkombinasikan data time series dan cross section. Dengan hanya

menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar waktu dan

individu maka kita bisa menggunakan metode OLS untuk mengestimasi

model panel. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi

individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar

perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.

82 Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016), h. 142 83 Ni Putu Anik Mas Ratnasari, dkk, Aplikasi Regresi Data Panel dengan Pendekatan Fixed

Effect Model (Studi Kasus: PT PLN Gianyar), (E-Jurnal Matematika Vol. 3, No. 1 Januari 2014), h.

2

Page 71: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

55

Persamaan dengan menggunakan Common Effect Model dapat

ditulis dalam bentuk sebagai berikut:84

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + ℇ it

b. Fixed Effect Model (FEM)

Fixed effect model merupakan teknik estimasi data panel dengan

menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan

intersep.85 Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan variabel

dummy untuk menjelaskan perbedaan intersep yang timbul antar

individu. Istilah FEM berasal dari kenyataan bahwa meskipun intersep

berbeda antar individu namun intersep sama antar waktu (itme

invariant). Hal ini juga memberikan asumsi bahwa slope β tetap sama

antar individu dan antar waktu. 86

Persamaan dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat

ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β3D1i + β3D2i + … + ℇ it

Dengan D = (D1, D2, …, Dn) merupakan variabel dummy untuk

unit ke-i. Penggunaan variabel dummy inilah yang membuat estimasi

pada Fixed Effect Model disebut Least Square Dummy Variabel (LSDV)

model.87

c. Random Effect Model (REM)

Random Effect Model merupakan metode estimasi model regresi

data panel dengan asumsi koefisien slope dan intercept berbeda antar

84 Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016), h. 143 85 Rama Primanita Aristy, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi

Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 65 86 Ni Putu Anik Mas Ratnasari, dkk, Aplikasi Regresi Data Panel dengan Pendekatan Fixed

Effect Model (Studi Kasus: PT PLN Gianyar), (E-Jurnal Matematika Vol. 3, No. 1 Januari 2014), h.

2 87 Ibid, h. 3

Page 72: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

56

individu dan antar waktu.88 Dimasukkannya variabel dummy di dalam

fixed effect model membawa konsekuensi berkurangnya derajat

kebebasan yang pada akhirnya mengurangi parameter. Masalah ini bisa

diatasi dengan mengguakan variabel gangguan dikenal dengan metode

random effect. Di dalam model ini kita akan mengestimasi data panel di

mana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan

antar individu.89

Persamaan dengan menggunakan Random Effect Model dapat

ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

Yit = α + βXit + ℇit ℇit = ui + vt + wit

Keterangan:

ui = Komponen error cross section

vt = Komponen error time section

wit = Komponen error gabungan

Adapun asumsi yang digunakan untuk komponen error sebagai berikut:

ui ~ N (0, σu2);

vt ~ N (0, σv2);

wit ~ N (0, σw2)

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa

Random Effect Model menganggap efek rata-rata dari data cross section

dan time series direpresentasikan dalam intercept. Sedangkan deviasi

efek secara random untuk data time series direpresentasikan dalam vt

dan deviasi untuk data cross section dinyatakan dalam ui.90

88 Rama Primanita Aristy, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi

Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 65 89 Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016), h. 153 90 Styfanda Pangestika, Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel dengan Pendekatan

Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM),

(Skripsi, S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2015),

h. 22

Page 73: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

57

4. Pengujian Model

a. Uji Chow

Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi

data panel, yaitu antara model efek tetap (fixed effect model) dengan

model koefisien tetap (common effect model).91 Berikut ini merupakan

hipotesis pengujian Uji Chow:

H0 = model menggunakan pendekatan common effect

H1 = model menggunakan pendekatan fixed effect

Statistik uji yang digunakan merupakan uji F, yaitu

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = [𝑅𝑅𝑆𝑆 − 𝑈𝑅𝑆𝑆]/(𝑛 − 1)

𝑈𝑅𝑆𝑆/(𝑛𝑇 − 𝑛 − 𝐾)

Keterangan:

𝑛 = Jumlah individu (cross section)

𝑇 = Jumlah periode waktu (time series)

𝐾 = Jumlah variabel independen

𝑅𝑅𝑆𝑆 = Restricted residual sums of squares yang berasal dari

model koefisien tetap

𝑈𝑅𝑆𝑆 = Unrestricted residual sums of squares yang berasal dari

model efek tetap

Jika nilai Fhitung > F(n – 1,nT – n – K) atau p-value < α (taraf

signifikansi/alpha = 5%) maka H0 ditolak sehingga model yang terpilih

adalah model efek tetap (fixed effect model).

b. Uji Hausman

Uji ini digunakan untuk memilih model efek acak (random effect

model) dengan model efek tetap (fixed effect model). Uji ini bekerja

dengan menguji apakah terdapat hubungan antara galat pada model

(galat komposit) dengan satu atau lebih variabel penjelas (independen)

dalam model. Hipotesis awalnya adalah tidak terdapat hubungan antara

91 Ibid, h. 24

Page 74: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

58

galat model dengan satu atau lebih variabel penjelas.92 Berikut ini

merupakan hipotesis pengujian Uji Chow:

H0 = model menggunakan pendekatan random effect

H1 = model menggunakan pendekatan fixed effect

Statistik Uji Haussman ini menggunakan distribusi statistik Chi

Square dengan degree of freedom. Jika nilai statistic Haussman lebih

besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah

model fixed effect, sebaliknya jika nilai statistik Haussman lebih kecil

dari nilai kritisnya maka H0 diterima dan model yang tepat adalah model

random effect. Selain pengujian tersebut, dapat dilihat berdasarkan nilai

probabilitas cross section random dengan ketentuan sebagai berikut:93

Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak

Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima

5. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

a. Uji t

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Sebelum

melakukan pengujian, biasanya dibuat hipotesis terlebih dahulu.94

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nilai statistic t (t

hitung) untuk mengetahui pengaruh setiap variabel dependepn terhadap

variabel independen. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t

hitung adalah:

t = β̂1− β1

se (β̂1)

di mana β1∗ merupakan nilai pada hipotesis nol.

92 Ibid, h. 25 93 Rama Primanita Aristy, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi

Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 68 94 Nachrowi Djalal Nachrowi & Hardius Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri, (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 24

Page 75: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

59

Berikut ini merupakan hipotetis membandingkan nilai t hitung dengan t

kritisnya:

Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika kita menolak H0 atau menerima H1 berarti secara statistik

variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan

jika H0 diterima dan H1 ditolak berarti secara statistik variabel

independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.95

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen atau merupakan uji signifikansi

model regresi.96 Berikut ini merupakan hipotesis pengujian Uji F:

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika Fhitung > Fkritis maka H0 ditolak, yang berarti bahwa secara bersama-

sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

Jika Fhitung < Fkritis maka H0 diterima, yang berarti bahwa secara bersama-

sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

Selain menggunakan Fkritis, uji F ini dapat dilihat berdasarkan nilai

probabilitasnya, yaitu:97

Jika nilai Fhitung < nilai probabilitas maka H0 ditolak

Jika nilai Fhitung < nilai probabilitas maka H0 diterima

95 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan dengan Program SPSS, AMOS, dan

SMARTPLS, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 23 96 Ibid, h. 19 97 Ibid, h. 21

Page 76: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

60

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur seberapa

baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit).

Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel

dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis

regresi.98 Nilai koefisien determinasi ini terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2

≤ 1). R2 semakin mendekati 1 maka semakin baik garis regresi dan

semakin mendekati angka nol maka mempunyai garis regresi yang

kurang baik.

Nilai koefisien determinasi nilainya selalu naik jika kita terus

menambah variabel independen, walaupun variabel independen yang

ditambahkan secara teoritik tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen. Untuk menghindari kesalahan terhadap perbandingan dua

regresi yang mempunyai variabel dependen Y sama tetapi berbeda

dalam jumlah variabel independen X, maka menggunakan adjusted R2

sebagai alternatifnya.99

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional mengacu pada makna serta pengukuran dari

variabel (karakteristik yang melekat dari sebuah variabel, bisa formatif atau

reflesif). Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk

mengoperasikan konstruk sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk

melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan

cara pengukuran konstruk yang lebih baik. Defisini operasional berkaitan

dengan penyusunan alat ukur atau skala penelitian. Definisi operasional

berhubungan dengan skala yang dapat dikatakan sebagai alat atau mekanisme

yang seseorang dapat membedakan suatu variabel utama dengan variabel utama

yang lain dari penelitian yang dilakukan.100 Berdasarkan rumusan masalah dan

98 Ibid, h. 17 99 Ibid, h. 18 100 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2013), h. 14

Page 77: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

61

model regresi yang akan disusun, maka operasional variabel dalam peneitian ini

dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Return On Assets (ROA) (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Return on Assets

(ROA), merupakan rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan

antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan

tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang

bersangkutan. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA = Laba Sebelum Pajak

Total Asset x 100%

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun

2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.

2. Non Performing Financing (NPF) (X1)

Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur pembiayaan yang kualitasnya berada dalam golongan

kurang lancar (golongan III), diragukan (golongan IV), dan macet

(golongan V). Secara matematis NPF dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPF = Pembiayaan (KL, D, M)

Total Pembiayaan

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun

2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.

3. Write Off (WO) (X2)

Penghapusbukuan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan

sistem pembiayaan dalan suatu bank dengan memindahkan pembiayaan-

pembiayaan bermasalah (macet) yang sulit untuk ditangani dari neraca bank

menjadi ekstrakomtable sehingga tidak membebani kinerja bank lagi,

namun tidak menghapus hak bank untuk menagih pelunasan kepada

Page 78: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

62

Debitur. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari

tahun 2010 – 2015 yang dinyatakan dalam jutaan rupiah.

4. Capital Adequacy Ratio (CAR) (X3)

Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kewajiban pemenuhan

modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Rasio ini menunjukkan

bahwa seberapa jauh seluruh aktiva yang mengandung risiko ikut dibiayai

dari dana modal bank sendiri, selain memperoleh dana dari sumber-sumber

di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain sebagainya. Rumus

untuk menghitung CAR sebagai berikut:

CAR = Modal Inti + Pelengkap

ATMR

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun

2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.

5. Rasio Efisiensi Operasional (REO) (X4)

Rasio Efisiensi Operasional (REO) atau lebih dikenal dengan

sebutan BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (sesuai Kodifikasi Peraturan Bank

Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank)

REO = BO

PO

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun

2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.

Page 79: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri101

Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998

membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah Sistem Perbankan

Syariah di Indonesia. Di saat bank-bank konvensional terkena imbas dari

krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep

yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang

berkepanjangan.

Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,

pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger)

4 (empat) Bank milik pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu Bank yang kokoh dengan

nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan

penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan

salah satu Bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan

Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi.

Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya

merger dengan beberapa Bank lain serta mengundang investor asing.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran Pengembangan Sistem Ekonomi

Syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi

peluang bagi Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang

bertujuan untuk mengembangkan Layanan Perbankan Syariah di kelompok

perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

101 Profil Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2016 Bank Syariah Mandiri, h. 63

Page 80: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

64

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari Bank Konvensional menjadi

Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah

segera mempersiapkan sistem dan infrastruktur, sehingga kegiatan usaha

BSB berhasil bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah

Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP. DGS/

1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri

(BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank

Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab

1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi

idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh

sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan

operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah

yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya

di perbankan Indonesia.

2. Sejarah Singkat PT Bank Muamalat Indonesia102

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”)

didirikan pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H yang

digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia (ICMI), serta pengusaha muslim dengan dukungan Pemerintah

102 Profil Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2015 Bank Muamalat Indonesia, h.

14-15

Page 81: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

65

Republik Indonesia. Bank Muamalat Indonesia beroperasi pada 1 Mei 1992

atau 27 Syawal 1412 H. Sebagai bank syariah pertama di Indonesia, Bank

Muamalat Indonesia merupakan inisiator bisnis keuangan syariah lainnya

antara lain; Asuransi syariah pertama (Asuransi Takaful), Dana pensiun

lembaga keuangan Muamalat (DPLK Muamalat), multifinance syariah

pertama (Al-Ijarah Indonesia Finance).

Bank Muamalat Indonesia mendapatkan ijin sebagai Bank Devisa

pada 27 Oktober 1994 dan merupakan perusahaan publik namun tidak

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bank Muamalat Indonesia telah

melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga

perbankan pertama di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi

Mudharabah di tahun 2003.

Dalam melakukan ekspansi bisnisnya, selain membuka kantor

cabang di seluruh wilayah Indonesia, Bank Muamalat Indonesia juga

membuka kantor cabang internasional di Kuala Lumpur, Malaysia pada

tahun 2009 dan tercatat sebagai bank pertama dan satu-satunya dari

Indonesia yang membuka jaringan bisnis di Malaysia.

Bank Muamalat Indonesia memiliki serangkaian produk dan

layanan, antara lain; produk Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004

merupakan tabungan instan pertama di Indonesia, produk Shar-e Gold Debit

Visa yang diluncurkan pada tahun 2011 dapat dipergunakan sebagai alat

pembayaran di seluruh merchant VISA dalam dan luar negeri yang

mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai

Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia serta

layanan e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash

management.

Page 82: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

66

3. Sejarah Singkat PT Bank Jawa Barat Banten Syariah103

Pendirian Bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan

Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk

menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu.

Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,

manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta

mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share

perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang

Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank

Umum Syariah.

Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal

15 Januari 2010 didirikan Bank BJB Syariah berdasarkan Akta Pendirian

Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat

pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor

AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.

Pada saat pendirian Bank BJB Syariah memiliki modal disetor

sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham

Bank BJB Syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan komposisi

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar

Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan

PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar

rupiah).

103 Profil Bank Jawa Barat Banten Syariah, diakses pada tanggal 30 Juni 2017 dari:

http://bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjb-syariah/

Page 83: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

67

Pada tanggal 6 Mei 2010 Bank BJB Syariah memulai usahanya,

setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS

tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari

Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal Bank BJB Syariah.

Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No 10

tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy Kuntari

Sutresna dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli

2011, PT Banten Global Development menambahkan modal disetor sebesar

Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya

menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan

komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar

rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000

(dua belas milyar rupiah).

Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal

Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten Global Development

menambahkan model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten

Syariah menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar

rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima

milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp

14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah)

Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah

dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03

tanggal 19 Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti

Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438

Page 84: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

68

Hingga saat ini Bank BJB Syariah berkedudukan dan berkantor

pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan)

kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54 (empat

puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di

daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan

ATM Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank bjb semakin memperluas

jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat,

Banten dan DKI Jakarta.

4. Sejarah Singkat PT Bank BRISyariah104

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan

izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya

o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.

Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah

merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional,

kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah

Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan

sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai

kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih

bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence)

dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan

prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri

perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti

logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan

masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah

yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi

104 Profil Bank BRISyariah, diakses pada tanggal 30 Juni 2017 dari:

http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah

Page 85: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

69

warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai

benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19

Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank

BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari

2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur

Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje

Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi

aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus

pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi

bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan

perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis

sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan

memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang

berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan

konsumer berdasarkan prinsip Syariah.

B. Analisis Deskriptif Statistik

Bab ini penulis menganalisis data yang digunakan. Data yang digunakan

berupa variabel Non Performing Financing (NPF), Write Off (WO), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Rasio Efisiensi Operasional (REO) dan Return On

Assets (ROA). Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah periode 2010 –

2015 dengan data laporan keuangan tahunan. Pemilihan Bank Umum Syariah

ini sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan guna penerapan operasional variabel

dengan teknik purposive sampling.

Bank Umum Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:

Page 86: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

70

Tabel 4.1: Daftar Sampel Bank Umum Syariah

No. Nama Bank Umum Syariah

1. Bank Syariah Mandiri

2. Bank Muamalat Indonesia

3. Bank Jawa Barat Banten Syariah

4. Bank BRI Syariah

Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Laporan

Tahunan Bank Umum Syariah oleh setiap Bank Umum Syariah yang dijadikan

sampel.

C. Perkembangan Variabel Penelitian

1. Return On Assets (ROA)

Grafik 4.1: Perkembangan ROA pada Tahun 2010-2015

Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah

Grafik 4.1 menunjukkan perkembangan rata-rata Return On Assets

(ROA) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2015. Rata-

rata ROA bank umum syariah mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun.

Berdasarkan grafik tersebut, ROA tertinggi dicapai oleh Bank Syariah

Mandiri pada tahun 2012 sebesar 2.25 dan yang terendah yaitu Bank Jabar

Banten Syariah pada tahun 2012 sebesar -0.59. Hal ini mengindikasikan

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2010 2011 2012 2013 2014 2015

ROA

BSM BMI BJBS BRIS

Page 87: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

71

bahwa kinerja bank umum syariah perlu ditingkatkan agar tingkat

profitabilitas yang termasuk di dalamnya ROA dapat terus meningkat setiap

tahunnya.

2. Non Performing Financing (NPF)

Grafik 4.2: Perkembangan NPF Pada Tahun 2010-2015

Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah

Grafik 4.2 menunjukkan perkembangan rata-rata Non Performing

Financing (NPF) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan

2015. Rata-rata NPF bank umum syariah mengalami fluktuatif cenderung

meningkat terutama pada tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dikatakan

kurang baik karena terdapat bank umum syariah yang melebihi angka 5%

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. NPF tertinggi dan terendah

dicapai oleh Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2015 sebesar 7.11% dan

pada tahun 2013 sebesar 1.35%. NPF yang tinggi mengindikasikan bahwa

tingginya pembiayaan dengan kategori macet karena kurangnya

kemampuan manajemen bank dalam menganalisa nasabah sehingga akan

berpengaruh pada tingkat profitabilitas bank umum syariah.

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015

NPF

BSM BMI BJBS BRIS

Page 88: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

72

3. Write Off (WO)

Grafik 4.3: Perkembangan WO pada Tahun 2010-2015

Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah

Grafik 4.3 menunjukkan perkembangan rata-rata Write Off (WO)

bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2015. Rata-rata

WO bank umum syariah mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun.

Berdasarkan grafik tersebut, WO tertinggi dicapai oleh Bank Syariah

Mandiri pada tahun 2015 sebesar Rp1,502,311,349,456. Sedangkan WO

terendah dicapai oleh Bank Jabar Banten Syariah pada tahun 2011 sebesar

Rp26,012,000. Hal itu mengindikasikan bahwa kurangnya kemampuan

bank umum syariah dalam mengelola pembiayaan bermasalah melalui

penghapubukuan karena dari tahun ke tahun cenderung mengalami

kenaikan.

Rp0

Rp200.000.000.000

Rp400.000.000.000

Rp600.000.000.000

Rp800.000.000.000

Rp1.000.000.000.000

Rp1.200.000.000.000

Rp1.400.000.000.000

Rp1.600.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

WO

BSM BMI BJBS BRIS

Page 89: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

73

4. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Grafik 4.4: Perkembangan CAR pada Tahun 2010-2015

Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah

Grafik 4.4 menunjukkan perkembangan rata-rata Capital Adequacy

Ratio (CAR) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2015.

Rata-rata CAR bank umum syariah cenderung meningkat dan stabil, namun

terjadi penurunan yang cukup signifikan pada Bank Jabar Banten Syariah

dari tahun 2011 sebesar 30.29 menjadi 21.09 % pada tahun 2012. Secara

keseluruhan CAR bank umum syariah masih tergolong baik dengan nilai

CAR yang berada di atas 8% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia

mengenai ketentuan modal minimum bagi perbankan.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015

CAR

BSM BMI BJBS BRIS

Page 90: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

74

5. Rasio Efisiensi Operasional (REO)

Grafik 4.5: Perkembangan REO pada Tahun 2010-2015

Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah

Grafik 4.5 menunjukkan perkembangan rata-rata Rasio Efisiensi

Operasional (REO) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan

2015. Rata-rata REO bank umum syariah cenderung meningkat dan stabil

dengan kisaran persentase sekitar 73% hingga 110%. Rasio REO pada Bank

Jabar Baten Syariah mengalami peningkatan hingga 110.41% pada tahun

2012. Hal ini disebabkan oleh kurangnya efisiensi pada biaya operasional

bank sehingga akan berdampak pada profitabilitas bank syariah itu sendiri.

D. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Stasioner

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel

dengan pengujian akar-akar unit yang berpatokan pada nilai batas kritis

ADF. Hasil uji akar-akar unit ini membandingkan nilai thitung dengan nilai

kritis McKinnon.

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015

REO

BSM BMI BJBS BRIS

Page 91: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

75

Tabel 4.2: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap Level

Variabel

ADF Statistic

Keterangan t-statistic

Critical

values 5% Prob.

ROA -3.345133 -2.892536 0.0121 Stasioner

NPF -4.561351 -2.892879 0.0003 Stasioner

LN_WO -3.400566 -2.892879 0.0134 Stasioner

CAR -2.336274 -2.892200 0.1629 Tidak Stasioner

REO -2.785977 -2.893589 0.0643 Tidak Stasioner

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa hanya variabel

REO dan CAR yang tidak stasioner karena nilai ADF t-statistiknya lebih

kecil dari critical valuenya yaitu sebesar -2.785977 dan -2.336274 dan nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0.05 sehingga harus melakukan uji

stasioneritas pada tahap first difference. Sedangkan variabel lainnya sudah

stasioner karena nilai ADF t-statistiknya lebih besar dari nilai critical value,

yaitu ROA, NPF dan LN_WO dengan masing-masing nilai -3.345133, -

4.561351 dan -3.400566.

Karena tidak semua variabel lolos pada uji stasioneritas tingkat

level, maka perlu dilakukan uji stasioneritas tahap first difference untuk

mengetahui apakah variabel lain stasioner atau tidak. Berikut ini adalah

tabel hasil uji stasioneritas data tahap first difference.

Tabel 4.3: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap First Difference

Variabel

ADF Statistic

Keterangan t-statistic

Critical

values 5% Prob.

ROA -7.717251 -2.892536 0.0000 Stasioner

NPF -5.990758 -2.892536 0.0000 Stasioner

LN_WO -6.510951 -2.892536 0.0000 Stasioner

CAR -8.709307 -2.892536 0.0000 Stasioner

REO -7.372935 -2.893589 0.0000 Stasioner

Page 92: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

76

Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel

penelitian yaitu ROA, NPF, LN_WO, CAR dan REO dapat dinyatakan

sudah stasioner pada tingkat first difference karena semua nilai ADF t-

stastistic > critical value sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan untuk

pengujian selanjutnya.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan

nilai Chi Square tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) ≤ Chi Square tabel maka

nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. Selain itu, uji

normalitas juga dapat diuji dengan menggunakan Probability, di mana jika

Probability > nilai signifikan (5%), maka data berdistribusi normal.

Tabel 4.4: Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: ResidualsSample 2 92Observations 88

Mean -5.25e-16Median 0.014880Maximum 0.437362Minimum -0.362150Std. Dev. 0.156122Skewness -0.308550Kurtosis 2.793805

Jarque-Bera 1.552203Probability 0.460197

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Jarque-Bera

sebesar 1.552203 sedangkan nilai Chi Square sebesar 9.487729. Hal itu

didapatkan dengan melihat jumlah variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu menggunakan 4 (empat) variabel independen dan

nilai signifikan sebesar 0.05 atau 5%. Dengan demikian, nilai Jarque-Bera

lebih kecil dari nilai Chi Square (1.552203 < 9.487729), selain itu, nilai

Page 93: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

77

Probability sebesar 0.460197 > 0.05 maka H0 diterima yang berarti bahwa

data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara

variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat

korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model

regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier. Jika nilai VIP

tidak lebih dari 10, maka model tersebut dinyatakan tidak terdapat gelaja

multikolinier. Hal itu dapat dilihat pada tabel kolom Centered VIF.

Tabel 4.5: Hasil Uji Multikolinearitas

Variable Coefficient Uncentered Centered

Variance VIF VIF

C 0.029913 340.5748 NA

DNPF 0.000886 11.59016 2.156338

DLN_WO 0.001629 127.4242 2.114427

DCAR 8.50E-05 17.10352 1.763740

DREO 2.84E-05 167.5171 1.803365

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk variabel

independen tersebut tidak lebih dari 10, yaitu dengan masing-masing nilai

sebesar 2.156338 untuk variabel NPF, 2.114427 untuk variabel WO,

1.763740 untuk variabel CAR dan 1.803365 untuk variabel REO. Karena

nilai dari keempat variabel tidak ada yang lebih besar dari 10, maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada keempat variabel

independen tersebut.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini

menggunakan uji White.

Page 94: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

78

Tabel 4.6: Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.432378 Prob. F(4,87) 0.0534

Obs*R-squared 9.253796 Prob. Chi-Square(4) 0.0551

Scaled explained SS 21.05305 Prob. Chi-Square(4) 0.0003

Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai prob. Chi-Square

sebesar 0.0551 lebih besar dari tingkat alpha 0.05 (5%), maka maka H0

diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, dan dapat dilanjutkan

dengan pengujian ke tahap selanjutnya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu

(time-series) atau ruang (cross-section). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode Uji Durbin Watson (Durbin Watson Test).

Tabel 4.7: Hasil Uji Autokorelasi

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 11:24

Sample: 1 92

Included observations: 92

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DNPF -0.018370 0.017861 -1.028513 0.3066

DLN_WO 0.037711 0.024881 1.515651 0.1333

DCAR 0.006344 0.005607 1.131544 0.2610

DREO 0.003287 0.003193 1.029237 0.3063

C -0.179685 0.106951 -1.680066 0.0966

RESID(-1) 0.834327 0.107388 7.769276 0.0000

RESID(-2) -0.019544 0.110430 -0.176977 0.8599

R-squared 0.656088 Mean dependent var -2.84E-16

Adjusted R-squared 0.631811 S.D. dependent var 0.087894

S.E. of regression 0.053333 Akaike info criterion -2.951490

Sum squared resid 0.241774 Schwarz criterion -2.759615

Log likelihood 142.7685 Hannan-Quinn criter. -2.874048

Page 95: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

79

F-statistic 27.02599 Durbin-Watson stat 1.971735

Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan tabel 4.7, nilai Durbin-Watson sebesar 1.971735. jika

dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan (n) = 92 dan jumlah

variabel independen (k = 4) maka diperoleh nilai tabel dL sebesar 1.5713

dan dU sebesar 1.7523, sehingga nilai 4-dU sebesar 4 – 1.7523 = 2.2477

sedangkan nilai 4-dL sebesar 4 – 1.5713 = 2.4287. Nilai DW = 1.971735

berada di antara dU dan 4 – dU maka dapat disimpulkan tidak ada

autokorelasi.

3. Pemilihan Model Regresi Data Panel

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi data panel karena setiap unit cross section memiliki data time series

yang sama. Untuk menentukan jenis model yang paling tepat, maka

dilakukan pengujian awal yaitu dengan melakukan Uji Chow. Uji ini

digunakan untuk menentukan metode mana yang paling tepat, apakah

common effect atau fixed effect, dengan hipotesis sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, sehingga model yang dipilih

yaitu dengan pendekatan common effect.

Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model yang dipilih yaitu

dengan pendekatan fixed effect.

Tabel 4.8: Hasil Uji Common Effect

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.187023 0.172729 12.66160 0.0000

DNPF? 0.167432 0.029751 5.627770 0.0000

DLN_WO? -0.030852 0.017497 -1.763310 0.0814

Page 96: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

80

DREO? -0.086545 0.005326 -16.25007 0.0000

DCAR? 0.000828 0.009211 0.089854 0.9286

R-squared 0.785199 Mean dependent var 0.207449

Adjusted R-squared 0.775323 S.D. dependent var 0.189633

S.E. of regression 0.089886 Akaike info criterion -1.927730

Sum squared resid 0.702918 Schwarz criterion -1.790677

Log likelihood 93.67559 Hannan-Quinn criter. -1.872414

F-statistic 79.50628 Durbin-Watson stat 0.135742

Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.9: Hasil Uji Fixed Effect

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000

DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000

DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000

DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000

DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758

Fixed Effects

(Cross)

BJBS--C -0.007299

BMI--C -0.100147

BRIS--C 0.028272

BSM--C 0.079174

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449

Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633

S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078

Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792

Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572

F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 97: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

81

Tabel 4.10: Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 25.451217 (3,84) 0.0000

Cross-section Chi-square 59.483970 3 0.0000

Berdasarkan hasil uji Chow pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa

nilai prob. Cross-section Chi-Square sebesar 0.0000 < 0.05, maka H0

ditolak, sehingga model yang dipilih dalam penelitian ini yaitu dengan

pendekatan fixed effect.

Pengujian selanjutnya yaitu dengan melakukan Uji Haussman untuk

menentukan model yang tepat dalam penelitian ini apakah fixed effect atau

random effect, dengan hipotesis sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, sehingga model yang dipilih yaitu

dengan pendekatan random effect.

Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model yang dipilih yaitu

dengan pendekatan fixed effect.

Tabel 4.11: Hasil Uji Fixed Effect

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000

DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000

DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000

DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000

DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758

Page 98: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

82

Fixed Effects

(Cross)

BJBS--C -0.007299

BMI--C -0.100147

BRIS--C 0.028272

BSM--C 0.079174

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449

Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633

S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078

Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792

Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572

F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156

Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.12: Hasil Uji Random Effect

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Wallace and Hussain estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000

DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000

DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000

DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000

DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484

Random Effects

(Cross)

BJBS--C -0.006755

BMI--C -0.098517

BRIS--C 0.028288

BSM--C 0.076984

Effects Specification

S.D. Rho

Page 99: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

83

Cross-section random 0.097543 0.7343

Idiosyncratic random 0.058678 0.2657

Weighted Statistics

R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819

Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176

S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302

F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.767983 Mean dependent var 0.207449

Sum squared resid 0.759253 Durbin-Watson stat 0.123343

Tabel 4.13: Hasil Uji Haussman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.026497 4 0.9999

Berdasarkan uji Haussman pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai

prob. Cross-section Chi-Square sebesar 0.9999 > 0.05, maka H0 diterima,

sehingga model yang dipilih dalam penelitian iniyaitu dengan pendekatan

random effect.

4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Tabel 4.14: Persamaan Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Wallace and Hussain estimator of component variances

Page 100: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000

DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000

DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000

DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000

DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484

Random Effects

(Cross)

BJBS--C -0.006755

BMI--C -0.098517

BRIS--C 0.028288

BSM--C 0.076984

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.097543 0.7343

Idiosyncratic random 0.058678 0.2657

Weighted Statistics

R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819

Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176

S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302

F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.767983 Mean dependent var 0.207449

Sum squared resid 0.759253 Durbin-Watson stat 0.123343

Dari tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

DROA = 2.377040 + 0.161107DNPF – 0.068736DLN_WO –

0.081736DREO – 0.015770DCAR

1) Jika semua variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol,

maka hal itu berarti bahwa variabel independen tidak terjadi kenaikan

atau penurunan maka besarnya nilai ROA adalah 2.377040.

2) Nilai variabel NPF sebesar 0.16110 menunjukkan pada setiap kenaikan

1% NPF akan menyebabkan meningkatnya nilai variabel ROA Bank

Page 101: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

85

Umum Syariah sebesar 0.16110% dengan catatan variabel lain dianggap

konstan.

3) Nilai variabel LN_WO sebesar -0.068736 menunjukkan pada setiap

kenaikan 1% LN_WO akan menyebabkan menurunnya nilai variabel

ROA Bank Umum Syariah sebesar 0.068736% dengan catatan variabel

lain dianggap konstan.

4) Nilai variabel REO sebesar -0.081736 menunjukkan pada setiap

kenaikan 1% REO akan menyebabkan menurunnya nilai variabel ROA

Bank Umum Syariah sebesar 0.081736% dengan catatan variabel lain

dianggap konstan.

5) Nilai variabel CAR sebesar -0.015770 menunjukkan pada setiap

kenaikan 1% CAR akan menyebabkan menurunnya nilai variabel ROA

Bank Umum Syariah sebesar 0.015770% dengan catatan variabel lain

dianggap konstan.

b. Pengaruh Non Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy

Ratio dan Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets

secara Parsial (Uji t)

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Uji t

digunakan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel dependepn

terhadap variabel independen.

Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak dan H1 diterima

berarti secara statistik variabel independen signifikan mempengaruhi

variabel dependen dan jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H0 diterima

dan H1 ditolak berarti secara statistik variabel independen tidak

signifikan mempengaruhi variabel dependen. Berikut ini merupakan

hasil output uji t:

Page 102: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

86

Tabel 4.15: Hasil Uji t

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Wallace and Hussain estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000

DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000

DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000

DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000

DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484

Random Effects

(Cross)

BJBS--C -0.006755

BMI--C -0.098517

BRIS--C 0.028288

BSM--C 0.076984

Berdasarkan hasil output uji t pada tabel 4.15 dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Pengaruh Non Performing Financing terhadap Return On Assets

Nilai t hitung untuk variabel NPF sebesar 7.574543, sedangkan

nilai t tabel dengan nilai signifikansi 0.05 (5%) dan df = (n-k), df = 88

dengan nilai t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung >

nilai t kritis (7.574543 > 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima.

dan dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05

sehingga H0 ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel NPF secara

parsial berpengaruh positif yang signifikan terhadap variabel ROA.

2) Pengaruh Write Off terhadap Return On Assets

Nilai t hitung untuk variabel Write Off sebesar -5.269214 dengan

nilai t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung < nilai t

kritis (-5.269214 < 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima. dan

dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05

Page 103: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

87

sehingga H0 ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel Write Off

secara parsial berpengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel

ROA.

3) Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Assets

Nilai t hitung untuk variabel CAR sebesar -2.001749 dengan

nilai t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung > nilai t

kritis (-2.001749 < 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima. dan

dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0484 < 0.05

sehingga H0 ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel CAR secara

parsial berpengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel ROA.

4) Pengaruh Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets

Nilai t hitung untuk variabel REO sebesar -18.22583 dengan nilai

t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung > nilai t kritis

(-18.22583 < 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima. dan dapat

dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 sehingga H0

ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel REO secara parsial

berpengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel ROA.

c. Pengaruh Non Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy

Ratio dan Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets

secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen atau merupakan uji signifikansi

model regresi.

Tabel 4.16: Hasil Uji F

R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819

Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176

S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302

F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 104: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

88

Berikut ini merupakan hipotesis pengujian Uji F:

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Non

Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio

dan Rasio Efisiensi Operasional secara simultan terhadap

Return On Assets.

H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Non Performing

Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio dan Rasio

Efisiensi Operasional secara simultan terhadap Return On

Assets.

Berdasarkan hasil output uji F pada tabel 4.15 menunjukkan

bahwa nilai F hitung sebesar 102.3180 sedangkan nilai F kritis dengan

nilai signifikansi 0.05 (5%) dan df1 (k-1) = 3 dan df2 (n-k) = 88

diperoleh nilai F kritis sebesar 2.7081 sehingga dapat dikatakan bahwa

F hitung > F kritis (102.3180 > 2.7081). Selain itu, terlihat dalam nilai

Prob (F-statistic) sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi

0.05 (5%), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, variabel Non

Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio dan Rasio

Efisiensi Operasional secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return On Assets.

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi

variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam

garis regresi.

Tabel 4.17: Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819

Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176

S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302

F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196

Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan tabel 4.16, pengujian model yang terpilih

menghasilkan nilai Adjusted R-square sebesar 0.816633. Dengan adanya

Page 105: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

89

besaran nilai Adjusted R-square dalam penelitian tersebut yang berarti

bahwa kemampuan variabel independen yaitu NPF, Write Off, CAR dan

REO sebesar 81.66% yang dapat menjelaskan variabel independen yang

digunakan dalam Uji Random mampu menjelaskan sebesar 81.66%

terhadapa ROA. Sedangkan sisanya 18.34% dipengaruhi oleh faktor lain di

luar model regresi data panel.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Non Performing

Financing (NPF), Penghapusbukuan (Write Off), Capital Adequacy Ratio

(CAR), dan Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh terhadap Return

On Assets (ROA), berikut ini merupakan pembahasan mengenai penelitian ini,

yaitu:

1. Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Assets (ROA)

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Non Performing

Financing (NPF) berpengaruh positif yang signifikan terhadap Return On

Assets (ROA). Karena bank akan memperoleh pendapatan yang dapat

meningkatkan laba bukan hanya dari pembiayaan saja, tetapi dari

penyaluran dana juga. Penyaluran dana bank dapat berupa penempatan pada

Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga dan

penyertaan. Ismail menyatakan bahwa penempatan pada bank lain

merupakan salah satu dari aktiva produktif yang dapat menghasilkan

keuntungan sekaligus meningkatkan likuiditas.105 Sedangkan melakukan

kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan syarat harus menarik

kembali penyertaannya.106 Boy Leon dan Sonny Ericson menyatakan bahwa

penanaman dana dalam bentuk surat berharga juga dapat meningkatkan

105 Ismail, Akuntasi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, (Jakarta: PRENADAMEDIA

GROUP, 2015), h. 154 106 UU No. 21 Tahun 2008

Page 106: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

90

profitabilitas bank.107 Sebagai contoh, pendapatan pada Bank Syariah

Mandiri meningkat dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar

6.631.000.000.000 dan NPF pun mengalami kenaikan pada tahun yang

sama sebesar 4,32%. Jadi, jika NPF mengalami kenaikan, maka ROA akan

mengalami kenaikan juga karena terdapat penerimaan atau pendapatan dari

penempatan dana pada bank lain, penyertaan maupun surat-surat berharga,

sehingga NPF memiliki pengaruh positif terhadap ROA.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina

Trisnawati (2016) yang membuktikan bahwa variabel Non Performing

Financing (NPF) secara parsial berpengaruh positif terhadap Return On

Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia periode 2010

– 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan NPF tidak mengakibatkan

menurunnya ROA karena nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) masih dapat mengatur pembiayaan bermasalah. Yoga Dwidingga

(2015) juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa NPF berpengaruh

terhadap ROA pada perbankan syariah di Indonesia periode 2010 – 2013.

Hal serupa juga dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri

Muliawati (2015) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa kondisi NPF yang

lebih besar dalam satu periode tidak secara langsung memberikan

penurunan laba pada periode yang sama. Hal ini dikarenakan pengaruh yang

signifikan dari NPF terhadap ROA adalah berkaitan dengan penentuan

tingkat kemacetan pembiayaan yang diberikan oleh sebuah bank.

2. Penghapusbukuan (Write Off) terhadap Return On Assets (ROA)

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Penghapusbukuan

(Write Off) berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Return On Assets

(ROA). Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika bank syariah melakukan

penghapusbukuan, maka ROA bank syariah akan mengalami penurunan.

107 Boy Leon dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa, (Jakarta:

GRASINDO, 2007), h. 58-59

Page 107: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

91

Seperti halnya yang telah dikemukakan oleh Bagaskara penghapusbukuan

dapat mengurangi laba karena apabila terjadi jumlah pembiayaan yang

dihapusbuku melebihi jumlah cadangan penghapusan pembiayaan, maka

selisih kekurangannya akan dibebankan kepada laba bank. Dengan

berkurangnya laba bank, maka deviden yang dibagikan kepada para

pemegang saham juga akan berkurang.108 Sedangkan menurut Sutojo

Siswanto, penghapusbukuan akan berdampak pada penurunan CAR jika

PPAP untuk penghapusbukuan yang sebesar 100% tidak terbentuk secara

sempurna atau dengan kata lain tidak cukup untuk menutup jumlah

pembiayaan yang dihapusbukukan. Modal bank pun akan terkurangi untuk

memenuhi kekurangan dari pembentukan PPAP tersebut sehingga dapat

mempengaruhi jumlah laba rugi suatu bank, maka labanya akan

berkurang.109 Hal itu pun akan berdampak turunnya nilai ROA.

3. Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA)

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Capital Adequacy

Ratio (CAR) berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Return On

Assets (ROA). Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan

bahwa semakin tinggi CAR, akan berpengaruh positif pada ROA. Karena

CAR pada empat Bank Umum Syariah pada tahun 2010 – 2015 yang tinggi

tidak diikuti dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, meskipun CAR

berada di atas 8% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal ini

mengindikasikan bahwa besar kecilnya CAR belum tentu dapat

meningkatkan ROA. Karena bank yang memiliki modal cukup banyak

namun tidak dapat mengelola modalnya secara efektif untuk menghasilkan

laba maka modal tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

profitabilitas bank. Hal itu disebabkan untuk mengantisipasi perkembangan

108 Bagaskara, “Permasalahan Hapus Buku Kredit Bank Pemerintah”, diakses pada tanggal

17 November 2016 dari: https://legalbanking.wordpress.com/2013/10/01/permasalahan-hapus-

buku-kredit-bank-pemerintah/ 109 Natasya, Yunus Hesein dan Aad Rusyad Nurdin, Analisis terhadap Dampak

Penghapusbukuan dan Penghapustagihan bagi Bank dan Debitur sebagai Salah Satu Upaya

Penyelesaian Kredit Macet (Tinjauan pada Bank X), Fakultas Hukum Universitas Indonesia, h. 11

Page 108: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

92

usaha bank berupa ekspansi pembiayaan. Jadi, tingginya CAR memiliki

pengaruh negatif terhadap ROA sehingga menyebabkan nilai ROA kecil.

Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh I Wayan Suka Negara dan Ni Kadek Desy Natalia (2016) yang

menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Menurutnya, meningkatnya CAR tidak dibarengi dengan meningkatnya

profitabilitas perbankan karena tingginya rasio permodalan industri dapat

memberikan ruang bagi perbankan untuk melakukan ekspansi usaha dan

menyerap tambahan risiko akibat perlambatan ekonomi. Sylvia Murul

Maulida (2015) juga menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA. Karena bank syariah belum memanfaatkan

sumber-sumber tambahan modal lainnya sehingga pertumbuhan modal

tidak dapat mengimbangi pertumbuhan aktiva produktif yang akan

berdampak pada profitabilitas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin

tinggi CAR belum tentu dapat meningkatkan tingkat profitabilitas bank

syariah karena belum mampu memaksimalkan pemanfaatan modal yang

dapat menghasilkan keuntungan.

4. Rasio Efisiensi Operasional (REO) terhadap Return On Assets (ROA)

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Rasio Efisiensi

Operasional (REO) berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Return

On Assets (ROA). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi biaya operasional

yang dikeluarkan oleh bank syariah, maka laba yang diterima bank syariah

semakin menurun sehingga ROA pun semakin kecil. Terlihat dalam grafik

4.5 menunjukkan bahwa BOPO empat Bank Umum Syariah meningkat

sedangkan ROA empat Bank Umum Syariah rata-rata mengalami

penurunan ketika BOPO naik. Karena biaya operasional akan dibebankan

kepada pendapatan bank. Zainul Arifin menyatakan bahwa apabila tingkat

pendapatan bank semakin rendah, maka bank tidak mampu membiayai

kebutuhan operasionalnya sehingga merupakan kerugian bank dan

Page 109: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

93

membebani pemegang saham sebagai penanggung kerugian.110 Jadi, jika

biaya operasional semakin tinggi tetapi tidak dibarengi dengan pendapatan

yang diperoleh maka menyebabkan ROA menurun.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian Lina Trisnawati (2016) yang

menyatakan bahwa variabel BOPO secara parsial berpengaruh negatif

terhadap ROA. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam

menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan yang dihasilkan

oleh bank tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rendy Kamal

(2014) dan Ismah Wati (2012) juga menyatakan bahwa BOPO berpengaruh

secara negatif dan signifikan terhadap laba dan menunjukkan bahwa

menurunnya nilai BOPO akan membuat laba pada bank syariah meningkat.

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa setiap peningkatan

biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak

yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank

yang bersangkutan.

110 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Tangerang: Azkia Publisher,

2009), h. 70

Page 110: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

94

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi data panel dan pengujian hipotesis

dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi operasional secara

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Assets

Bank Umum Syariah pada Tahun 2010 – 2015. Hal ini ditunjukkan bahwa

nilai F hitung > F kritis (102.3180 > 2.7081) dan nilai Prob (F-statistic)

sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 (5%).

2. Variabel NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi operasional

berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah

pada Tahun 2010 – 2015. Berdasarkan hasil uji t maka dapat diketahui

bahwa:

a. Variabel NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel ROA

karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis (7.574543 > 1.987289865)

dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05.

b. Variabel penghapusbukuan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap variabel ROA karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis

(5.269214 > 1.987289865) dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05.

Hal ini sudah sesuai dengan teori dan dapat dijadikan sebagai acuan

dalam pengambilan keputusan untuk melakukan penghapusbukuan atau

tidak karena dapat berpengaruh pada nilai ROA.

c. Variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel

ROA karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis (2.001749 >

1.987289865) dan nilai probabilitas sebesar 0.0484 < 0.05.

d. Variabel efisiensi operasional berpengaruh negatif yang signifikan

terhadap variabel ROA karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis

(18.22583 > 1.987289865) dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05.

Page 111: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

95

Hal ini sudah sesuai dengan teori, dapat diartikan bahwa jika REO

turun, maka ROA akan naik, begitupun sebaliknya.

3. Variabel efisiensi operasional merupakan variabel independen yang paling

dominan mempengaruhi Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun

2010 – 2015 karena memiliki kontribusi paling besar sebesar 18.22583

terhadap Return On Assets.

B. Implikasi

1. Bagi Bank

a. Nilai NPF pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah Mandiri,

Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah, dan Bank

BRISyariah sekitar 1.35% - 7.11%. Hal itu menunjukkan masih terdapat

bank yang belum memenuhi kriteria Bank Indonesia dengan batasan

maksimal 5%. Sehingga bank syariah perlu memaksimalkan kinerja

yang berkaitan dengan pembiayaan untuk meminimalisir risiko yang

mengakibatkan nilai NPF tinggi.

b. Nilai Penghapusbukuan pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah

Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah,

dan Bank BRISyariah cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke

tahun. Hal ini tentu saja berkaitan dengan nilai NPF ataupun

pembiayaan bermasalah yang tinggi. Oleh karena itu, bank sebaiknya

harus lebih selektif dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah

sehingga tidak akan memberikan kerugian bagi bank itu sendiri.

c. Nilai Capital Adequacy Ratio pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank

Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten

Syariah, dan Bank BRISyariah berada di atas rata-rata 8% yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang berarti bahwa bank cukup baik

dalam mengelola cadangan permodalan. Namun, bank syariah harus

lebih memperhatikan dari sisi pertumbuhan aktiva produktif yang dapat

berpengaruh pada tingkat profitabilitas bank syariah.

Page 112: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

96

d. Nilai efisiensi operasional pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank

Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten

Syariah, dan Bank BRISyariah cenderung meningkat dan stabil dengan

kisaran persentase sekitar 73% hingga 110%. Sebaiknya bank syariah

berupaya untuk melakukan efisiensi biaya karena semakin rendah biaya

yang dikeluarkan maka akan meningkatkan keuntungan bank.

e. Nilai Return On Assets pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah

Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah,

dan Bank BRISyariah sekitar -0.59% – 2.25%. Meskipun rata-rata di

atas 1.5%, namun bank syariah perlu meningkatkan kinerja dan

perluasan usaha tapi tetap menekan biaya operasional agar nilai ROA

tetap stabil.

2. Bagi Akademisi

Sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

menggunakan data panel. Disarankan untuk menambahkan jumlah data time

series dan cross section serta variabel atau rasio keuangan yang lebih

bervariatif untuk hasil penelitian yang lebih baik dan sesuai dengan teori

yang ada.

Page 113: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

97

DAFTAR PUSTAKA

Adyani, Lyla Rahma. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

(ROA) (Studi pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di BEI Periode

Desember 2005-September 2010)”. Universitas Gadjah Mada. (2011): h. 1-

25.

Al Arif, M. Nur Rianto & Yuke Rahmawati. Manajemen Risiko Perbankan Syariah.

Jakarta: UIN PRESS, 2015.

Aini, Nur. “Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas Aktiva

Produktif terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang terdaftar di BEI) Tahun 2009 – 2011).” Jurnal Dinamika

Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 2. No. 1. (Mei 2013): h. 14-25.

Ansofino, dkk. Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Aristy, Rama Primanita. “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam,

Investasi Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum

Syariah.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2016.

Bagaskara. “Permasalahan Hapus Buku Kredit Bank Pemerintah”. Artikel diakses

pada tanggal 17 November 2016 dari:

https://legalbanking.wordpress.com/2013/10/01/permasalahan-hapus-

buku-kredit-bank-pemerintah/

Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.

Hamdi, Asep Saepul. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Deepublish, November 2014.

Hejazziey, Djawahir. Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Deepublish, 2014.

Hermina, Rida & Edy Suprianto. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, dan BOPO

terhadap Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada

Page 114: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

98

Bank Umum Syariah di BEI 2008 – 2012). Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol.

3 No. 2 (Juli 2014): h. 129-142.

Hery. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo, 2014.

Hugraheni, Endang. “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing

to Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional-Pendapatan Operasional

(BOPO), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset

(ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri”. Master Thesis, Program Pasca

Sarjana UIN-SU, 2015.

Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2013.

Ismail. Perbankan Syariah, Cet. Pertama. Jakarta: Kencana, 2011.

______. Akuntasi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP, 2015.

Kamal, Rendy. “Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba

Perbankan Syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember

2013.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

______. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2010.

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank, h. 230

Kusumo, Yunanto Adi. “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode

2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007).” La_Riba Jurnal

Ekonomi Islam. Vol. II. No. 1 (Juli 2008): h. 109-131.

Laksmana, Yusak. Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah Memahami

Praktik Proses Pembiayaan di Bank Syariah. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2009.

Latumaerissa, Julius R. Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum. Jakarta:

BUMI AKSARA, 1999.

Page 115: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

99

Loen, Boy dan Sonny Ericson. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Jakarta,

Grasindo, 2007.

_________________________. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa.

Jakarta, Grasindo, 2007.

Hariyani, Iswi. Restrukturisasi & Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2010.

Mahmoeddin. Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002.

Mansuri. Modul Praktikum EViews: Analisis Regresi Linier Berganda

menggunakan Eviews. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur,

2016.

Mawaddah, Nur. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah.”

Jurnal Etikonomi Volume 14 (2) (Oktober 2015): h. 241-256.

Muljawan, Dadang dkk. Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia

serta Dampaknya terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Working

Paper Bank Indonesia. (Desember 2014): h. 1-75.

Nachrowi, Nachrowi Djalal & Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

Natasya, Yunus Hesein dan Aad Rusyad Nurdin. “Analisis terhadap Dampak

Penghapusbukuan dan Penghapustagihan bagi Bank dan Debitur sebagai

Salah Satu Upaya Penyelesaian Kredit Macet (Tinjauan pada Bank X).”

Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2014), h. 1-20.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Pangestika, Styfanda. “Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel dengan

Pendekatan Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan

Random Effect Model (REM).” Skripsi S1 Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, 2015.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva

Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip

Syariah

Page 116: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

100

Purba, Daris. “Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas dan Efisiensi Operasional

terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.” Skripsi

S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Purnomo, Kuntarto. “Estimasi Underground Economy di Indonesia Periode 2000 –

2009 melalui Pendekatan Moneter.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,

Universitas Indonesia, 2010.

Rahmadiansyah, Raden Cahya. “Pengaruh Kredit Bermasalah (Non Performing

Loan) dan Penghapusan Kredit Bermasalah terhadap Net Profit Margin

(Studi Kasus pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).”

Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, 2012.

Ratnasari, Ni Putu Anik Mas dkk. “Aplikasi Regresi Data Panel dengan Pendekatan

Fixed Effect Model (Studi Kasus: PT PLN Gianyar).” E-Jurnal Matematika

Vol. 3. No. 1 (Januari 2014): h. 1-7.

Retnadi, Djoko. Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006.

Saepullah, Asep. Efisiensi Perbankan Indonesia: Komparasi, Evaluasi, dan Solusi.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 1-20.

Setiadi, Edy. Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah Edisi 1.

Jakarta: UIN Jakarta, 2013.

Setiawan & Dwi Endah Kusrini. Ekonometrika. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET,

2010.

Suliyanto. Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:

CV. ANDI OFFSET, 2011.

Supranto, J. Ekonometri. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010.

Supriady, Edy. SPSS + AMOS. Jakarta: Penerbit IN MEDIA, 2014.

Teguh, Muhammad. Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis.

Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Walpole, Ronald E. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1992.

Page 117: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

101

Wichaksono, Rizky Aryo. “Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal

Perbankan Syariah terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan

Syariah periode 2010 – 2014.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN, 2010.

_____________. Analisis Multivariat Terapan dengan Program SPSS, AMOS, dan

SMARTPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015.

Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.

Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2013.

Wulandari, Nuke. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non performing Financig,

dan Financing to Deposito Ratio terhada Return On Assets dan Return On

Equity pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi pada BPRS di

Wilayah Jabodetabek).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Z, A. Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2012.

Page 118: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

102

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian

Bank TRIWULAN DREO DROA DNPF DLN_WO DCAR

BSM 2010Q1

BSM 2010Q2 18,34 0,61 1,07 2,81 2,02

BSM 2010Q3 18,66 0,57 0,93 2,83 2,49

BSM 2010Q4 18,90 0,53 0,81 2,85 2,88

BSM 2011Q1 19,07 0,51 0,72 2,86 3,21

BSM 2011Q2 19,16 0,49 0,65 2,86 3,45

BSM 2011Q3 19,18 0,48 0,60 2,86 3,63

BSM 2011Q4 19,12 0,48 0,58 2,86 3,73

BSM 2012Q1 18,98 0,49 0,58 2,85 3,76

BSM 2012Q2 18,01 0,57 0,62 2,79 3,48

BSM 2012Q3 18,02 0,58 0,67 2,79 3,45

BSM 2012Q4 18,26 0,56 0,73 2,81 3,44

BSM 2013Q1 18,72 0,53 0,80 2,83 3,44

BSM 2013Q2 19,76 0,48 0,90 2,93 3,49

BSM 2013Q3 20,53 0,42 1,01 2,96 3,51

BSM 2013Q4 21,40 0,36 1,13 2,98 3,54

BSM 2014Q1 22,34 0,28 1,28 3,00 3,58

BSM 2014Q2 24,47 0,05 1,60 2,98 3,74

BSM 2014Q3 25,16 0,01 1,71 2,99 3,74

BSM 2014Q4 25,49 0,02 1,76 3,00 3,70

BSM 2015Q1 25,48 0,09 1,77 3,01 3,62

BSM 2015Q2 25,12 0,20 1,72 3,02 3,50

BSM 2015Q3 24,40 0,36 1,62 3,04 3,34

BSM 2015Q4 23,34 0,57 1,46 3,05 3,13

BMI 2010Q1

BMI 2010Q2 22,12 0,32 1,31 2,77 3,49

BMI 2010Q3 21,92 0,34 1,14 2,52 3,37

BMI 2010Q4 21,75 0,35 1,00 2,32 3,25

BMI 2011Q1 21,59 0,35 0,87 2,18 3,15

BMI 2011Q2 21,46 0,33 0,76 2,10 3,06

BMI 2011Q3 21,35 0,31 0,68 2,08 2,97

BMI 2011Q4 21,26 0,27 0,61 2,12 2,90

BMI 2012Q1 21,19 0,22 0,55 2,21 2,85

BMI 2012Q2 21,13 0,10 0,58 2,62 2,67

Page 119: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

103

BMI 2012Q3 21,11 0,06 0,54 2,73 2,68

BMI 2012Q4 21,10 0,03 0,50 2,80 2,77

BMI 2013Q1 21,12 0,02 0,46 2,83 2,91

BMI 2013Q2 20,77 0,07 0,17 2,68 3,44

BMI 2013Q3 20,99 0,07 0,22 2,68 3,59

BMI 2013Q4 21,39 0,07 0,36 2,71 3,68

BMI 2014Q1 21,98 0,06 0,59 2,75 3,71

BMI 2014Q2 23,67 0,05 1,33 2,91 3,57

BMI 2014Q3 24,25 0,04 1,58 2,95 3,52

BMI 2014Q4 24,63 0,04 1,76 2,97 3,45

BMI 2015Q1 24,83 0,04 1,87 2,97 3,37

BMI 2015Q2 24,83 0,04 1,91 2,95 3,28

BMI 2015Q3 24,64 0,05 1,87 2,91 3,16

BMI 2015Q4 24,26 0,05 1,76 2,85 3,03

BJBS 2010Q1

BJBS 2010Q2 24,95 0,00 0,68 1,98 7,52

BJBS 2010Q3 23,03 0,15 0,49 1,90 7,83

BJBS 2010Q4 21,62 0,25 0,35 1,85 8,01

BJBS 2011Q1 20,72 0,32 0,27 1,82 8,07

BJBS 2011Q2 20,33 0,35 0,24 1,81 7,99

BJBS 2011Q3 20,45 0,35 0,27 1,83 7,80

BJBS 2011Q4 21,08 0,31 0,35 1,86 7,47

BJBS 2012Q1 22,21 0,23 0,49 1,92 7,02

BJBS 2012Q2 27,12 -0,11 1,05 2,02 5,90

BJBS 2012Q3 27,97 -0,17 1,15 2,12 5,42

BJBS 2012Q4 28,03 -0,18 1,17 2,23 5,03

BJBS 2013Q1 27,28 -0,14 1,09 2,35 4,74

BJBS 2013Q2 22,35 0,15 0,45 2,64 4,75

BJBS 2013Q3 21,37 0,22 0,39 2,73 4,57

BJBS 2013Q4 20,95 0,26 0,44 2,78 4,41

BJBS 2014Q1 21,09 0,27 0,58 2,78 4,26

BJBS 2014Q2 23,55 0,20 1,20 2,61 3,81

BJBS 2014Q3 24,10 0,18 1,40 2,57 3,82

BJBS 2014Q4 24,51 0,16 1,56 2,53 3,96

BJBS 2015Q1 24,77 0,14 1,68 2,49 4,24

BJBS 2015Q2 24,89 0,11 1,74 2,46 4,66

BJBS 2015Q3 24,86 0,08 1,77 2,42 5,22

BJBS 2015Q4 24,68 0,05 1,74 2,39 5,91

BRIS 2010Q1

Page 120: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

104

BRIS 2010Q2 23,93 0,16 0,87 2,79 3,73

BRIS 2010Q3 24,58 0,10 0,82 2,78 3,54

BRIS 2010Q4 25,01 0,06 0,77 2,76 3,39

BRIS 2011Q1 25,25 0,03 0,73 2,73 3,28

BRIS 2011Q2 25,28 0,02 0,71 2,69 3,22

BRIS 2011Q3 25,10 0,03 0,69 2,64 3,19

BRIS 2011Q4 24,73 0,05 0,68 2,59 3,21

BRIS 2012Q1 24,14 0,10 0,69 2,52 3,27

BRIS 2012Q2 22,20 0,24 0,70 2,35 3,66

BRIS 2012Q3 21,67 0,29 0,72 2,30 3,68

BRIS 2012Q4 21,39 0,32 0,76 2,28 3,64

BRIS 2013Q1 21,37 0,33 0,82 2,29 3,51

BRIS 2013Q2 22,03 0,33 0,94 2,37 2,88

BRIS 2013Q3 22,36 0,31 0,99 2,41 2,78

BRIS 2013Q4 22,77 0,28 1,04 2,45 2,79

BRIS 2014Q1 23,26 0,23 1,09 2,50 2,90

BRIS 2014Q2 24,66 0,05 1,11 2,59 3,27

BRIS 2014Q3 25,01 0,01 1,14 2,64 3,52

BRIS 2014Q4 25,11 0,00 1,16 2,69 3,81

BRIS 2015Q1 24,98 0,02 1,19 2,73 4,14

BRIS 2015Q2 24,61 0,06 1,20 2,76 4,51

BRIS 2015Q3 23,99 0,13 1,21 2,78 4,91

BRIS 2015Q4 23,14 0,22 1,22 2,80 5,36

Page 121: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

105

Lampiran 2: Uji Stasioneritas

1. Return On Assets (ROA)

Tahap Level

Null Hypothesis: ROA has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.435133 0.0121

Test critical values: 1% level -3.501445

5% level -2.892536

10% level -2.583371

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Tahap First Difference

Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.717251 0.0000

Test critical values: 1% level -3.501445

5% level -2.892536

10% level -2.583371

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

2. Pembiayaan Bermasalah (NPF)

Tahap Level

Null Hypothesis: NPF has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.561351 0.0003

Test critical values: 1% level -3.502238

5% level -2.892879

10% level -2.583553

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 122: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

106

Tahap First Difference

Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.990758 0.0000

Test critical values: 1% level -3.501445

5% level -2.892536

10% level -2.583371

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

3. Penghapusbukuan (Write Off)

Tahap Level

Null Hypothesis: LN_WO has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.400566 0.0134

Test critical values: 1% level -3.502238

5% level -2.892879

10% level -2.583553

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Tahap First Difference

Null Hypothesis: D(LN_WO) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.510951 0.0000

Test critical values: 1% level -3.501445

5% level -2.892536

10% level -2.583371

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 123: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

107

4. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Tahap Level

Null Hypothesis: CAR has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.336274 0.1629

Test critical values: 1% level -3.500669

5% level -2.892200

10% level -2.583192

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Tahap First Difference

Null Hypothesis: D(CAR) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.709307 0.0000

Test critical values: 1% level -3.501445

5% level -2.892536

10% level -2.583371

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

5. Rasio Efisiensi Operasional (REO)

Tahap Level

Null Hypothesis: REO has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.785977 0.0643

Test critical values: 1% level -3.503879

5% level -2.893589

10% level -2.583931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 124: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

108

Tahap First Difference

Null Hypothesis: D(REO) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.372935 0.0000

Test critical values: 1% level -3.503879

5% level -2.893589

10% level -2.583931

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 125: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

109

Lampiran 3: Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4

Series: ResidualsSample 2 92Observations 88

Mean -5.25e-16Median 0.014880Maximum 0.437362Minimum -0.362150Std. Dev. 0.156122Skewness -0.308550Kurtosis 2.793805

Jarque-Bera 1.552203Probability 0.460197

2. Uji Multikolinearitas

Variable Coefficient Uncentered Centered

Variance VIF VIF

C 0.029913 340.5748 NA

DNPF 0.000886 11.59016 2.156338

DLN_WO 0.001629 127.4242 2.114427

DCAR 8.50E-05 17.10352 1.763740

DREO 2.84E-05 167.5171 1.803365

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.432378 Prob. F(4,87) 0.0534

Obs*R-squared 9.253796 Prob. Chi-Square(4) 0.0551

Scaled explained SS 21.05305 Prob. Chi-Square(4) 0.0003

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 11:23

Sample: 1 92

Included observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.021056 0.017087 -1.232232 0.2212

DNPF^2 -0.001191 0.002475 -0.481383 0.6315

Page 126: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

110

DLOG_WO^2 0.003560 0.001559 2.284174 0.0248

DCAR^2 1.19E-06 0.000163 0.007319 0.9942

DREO^2 1.08E-05 2.12E-05 0.507469 0.6131

R-squared 0.100585 Mean dependent var 0.007641

Adjusted R-squared 0.059232 S.D. dependent var 0.017331

S.E. of regression 0.016810 Akaike info criterion -5.280864

Sum squared resid 0.024584 Schwarz criterion -5.143810

Log likelihood 247.9197 Hannan-Quinn criter. -5.225548

F-statistic 2.432378 Durbin-Watson stat 1.114159

Prob(F-statistic) 0.053418

4. Uji Autokorelasi

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 11:24

Sample: 1 92

Included observations: 92

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DNPF -0.018370 0.017861 -1.028513 0.3066

DLN_WO 0.037711 0.024881 1.515651 0.1333

DCAR 0.006344 0.005607 1.131544 0.2610

DREO 0.003287 0.003193 1.029237 0.3063

C -0.179685 0.106951 -1.680066 0.0966

RESID(-1) 0.834327 0.107388 7.769276 0.0000

RESID(-2) -0.019544 0.110430 -0.176977 0.8599

R-squared 0.656088 Mean dependent var -2.84E-16

Adjusted R-squared 0.631811 S.D. dependent var 0.087894

S.E. of regression 0.053333 Akaike info criterion -2.951490

Sum squared resid 0.241774 Schwarz criterion -2.759615

Log likelihood 142.7685 Hannan-Quinn criter. -2.874048

F-statistic 27.02599 Durbin-Watson stat 1.971735

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 127: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

111

Lampiran 4: Pemilihan Model Regresi Data Panel

1. Model Common Effect

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.187023 0.172729 12.66160 0.0000

DNPF? 0.167432 0.029751 5.627770 0.0000

DLN_WO? -0.030852 0.017497 -1.763310 0.0814

DREO? -0.086545 0.005326 -16.25007 0.0000

DCAR? 0.000828 0.009211 0.089854 0.9286

R-squared 0.785199 Mean dependent var 0.207449

Adjusted R-squared 0.775323 S.D. dependent var 0.189633

S.E. of regression 0.089886 Akaike info criterion -1.927730

Sum squared resid 0.702918 Schwarz criterion -1.790677

Log likelihood 93.67559 Hannan-Quinn criter. -1.872414

F-statistic 79.50628 Durbin-Watson stat 0.135742

Prob(F-statistic) 0.000000

2. Model Fixed Effect

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000

DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000

DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000

DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000

DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758

Fixed Effects

(Cross)

BJBS--C -0.007299

BMI--C -0.100147

Page 128: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

112

BRIS--C 0.028272

BSM--C 0.079174

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449

Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633

S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078

Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792

Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572

F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156

Prob(F-statistic) 0.000000

3. Model Random Effect

Dependent Variable: DROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Wallace and Hussain estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000

DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000

DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000

DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000

DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484

Random Effects

(Cross)

BJBS--C -0.006755

BMI--C -0.098517

BRIS--C 0.028288

BSM--C 0.076984

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.097543 0.7343

Idiosyncratic random 0.058678 0.2657

Weighted Statistics

Page 129: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

113

R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819

Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176

S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302

F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.767983 Mean dependent var 0.207449

Sum squared resid 0.759253 Durbin-Watson stat 0.123343

4. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 25.451217 (3,84) 0.0000

Cross-section Chi-square 59.483970 3 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: DROA?

Method: Panel Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 07:12

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.187023 0.172729 12.66160 0.0000

DNPF? 0.167432 0.029751 5.627770 0.0000

DLN_WO? -0.030852 0.017497 -1.763310 0.0814

DREO? -0.086545 0.005326 -16.25007 0.0000

DCAR? 0.000828 0.009211 0.089854 0.9286

R-squared 0.785199 Mean dependent var 0.207449

Adjusted R-squared 0.775323 S.D. dependent var 0.189633

S.E. of regression 0.089886 Akaike info criterion -1.927730

Sum squared resid 0.702918 Schwarz criterion -1.790677

Log likelihood 93.67559 Hannan-Quinn criter. -1.872414

F-statistic 79.50628 Durbin-Watson stat 0.135742

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 130: CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36183/1/ASRI MAULIDIYAWATI-FEB.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,

114

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.026497 4 0.9999

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

DNPF? 0.160549 0.161107 0.000127 0.9605

DLN_WO? -0.069703 -0.068736 0.000048 0.8895

DREO? -0.081493 -0.081736 0.000006 0.9203

DCAR? -0.016090 -0.015770 0.000018 0.9398

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: DROA?

Method: Panel Least Squares

Date: 04/14/17 Time: 07:13

Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4

Included observations: 23 after adjustments

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000

DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000

DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000

DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000

DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449

Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633

S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078

Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792

Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572

F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156

Prob(F-statistic) 0.000000