CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK...

163
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF), BIAYA OPERASIONAL TERHADAPA PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP LABA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE SEPTEMBER 2009 DESEMBER 2013 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : RENDY KAMAL 109084000004 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M

Transcript of CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK...

Page 1: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF), BIAYA

OPERASIONAL TERHADAPA PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO),

CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK

INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP LABA PERBANKAN

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE SEPTEMBER 2009 – DESEMBER

2013

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

RENDY KAMAL

109084000004

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435H/2014M

Page 2: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Page 3: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Page 4: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Page 5: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Page 6: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Rendy Kamal

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 20 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Kp. Ciekek Masjid 1 RT/RW 02/01 No. 1

Kecamatan Majasari, Pandeglang - Banten

Telepon/Handphone : 0856-9565-5933

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Email : [email protected]

[email protected]

Facebook : Kemel Renz

Twitter : @keemmeell

PENDIDIKAN

1. 1997 – 2003 : SD Negeri 4 Pandeglang

2. 2003 – 2009 : MTS Darul Arqam Muhammadiyah Garut

3. 2006 – 2009 : MA Darul Arqam Muhammadiyah Garut

4. 2009 – 2014 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

ii

Abstract

This study aimed to analyze the influence of non-performing financing

(NPF), operating expenses to operating income (BOPO), capital adequacy ratio

(CAR) and the Indonesian sharia bank certificates (SBIS) against income of

Islamic Banking in Indonesia. The data used in this study are monthly time series

data from the period 2009 to 2013 published by Bank Indonesia from Indonesian

Financial Statistics Report. The method of analysis used in this study is Ordinary

Least Square (OLS).

These results indicate that the variable non-performing financing (0.0187)

and operating expenses to operating income (0.0313) had a significant effect on

the profit Islamic banking in Indonesia. While the variable capital adequacy ratio

(0.1902) and the Indonesian sharia bank certificates (0.8955) had no significant

effect on the profit of Islamic banking in Indonesia.

Keywords: Non-Performing Financing (NPF), Operating Expenses to Operating

Income (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) The Indonesian

Sharia Bank Certificates (SBIS) and Islamic Banking Income.

Ordinary Least Square (OLS).

Page 8: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

iii

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh non performing

financing (NPF), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO),

capital adequacy ratio (CAR) dan sertifikat bank indonesia syariah (SBIS)

terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data runtun waktu bulanan dari periode tahun 2009 sampai

tahun 2013 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dari Laporan Statistik

Ekonomi Keuangan Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Ordinary Least Square (OLS).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel non performing

financing (0.0187) dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(0.0313) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba perbankan syariah di

Indonesia. Sedangkan variabel capital adequacy ratio (0.1902) dan sertifikat bank

indonesia syariah (0.8955) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

laba perbankan syariah di Indonesia.

Kata Kunci : Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Laba Perbankan

Syariah. Ordinary Least Square (OLS)

Page 9: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah Hirabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga masih dapat

merasakan nikmat Iman, nikmat Islam, nikmat panjang umur dan nikmat sehat

wal’afiat serta telah menurunkan Islam sebagai tuntunan kehidupan yang

membawa kepada kesejahteraan, keadilan, keberkahan dan kesempurnaan.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW

sebagai pembawa risalah, panglima besar islam, penyampai amanah dan pemberi

nasihat kepada umat manusia serta para sahabat, keluarga dan orang-orang sholeh

maupun sholehah yang diridhoi Allah SWT.

Hanya karena rahmat, karunia dan keridhaan-Nya penulis memiliki

kekuatan, kemauan, kesabaran, kesempatan dan kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF),

Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital

Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode September 2009 –

Desember 2013”, dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Namun, didalam lubuk hati yang paling mendalam penulis berharap semoga

skripsi ini sedikit banyaknya mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi banyak

orang.

Page 10: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

v

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini :

1. Spesial untuk kedua orang tua saya tercinta yaitu Papah dan Mamah yang

tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, cinta, doa, nasihat dan motivasi

untuk putramu selama ini. Tetesan keringat, air mata dan helaan nafas kalian

merupakan dukungan terbesar untuk memberikan yang terbaik kepada Papah

dan Mamah. Mudah-mudahan atas izin Allah SWT Rendi selalu dapat

menjadi anak kebanggaan Papah dan Mamah, dapat selalu mengukir senyum

Papah dan Mamah. Doa Papah dan Mamah lah yang selama ini mengiringi

langkah rendi mengarungi kehidupan. Terima kasih pah, mah, rendi sayang

papah mamah dan ingin membuat bahagia papah mamah dengan cara rendi

sendiri. Semoga lindungan kasih semesta bersama papah mamah dan juga

selalu mendapat kesehatan dan keberkahan dari Allah SWT. Amin

2. Terima kasih kepada orang tua “kedua” saya, Abdullah Rofiq di Garut.

Terima kasih telah mengurus Rendi selama 6 tahun di Garut. Walaupun

hampir setiap hari mendengar kenakalan dari rendi tapi mamang tidak pernah

sekalipun marah dan hanya memberi nasehat agar tidak mengulangi lagi.

Mamang suka kasih pesan kalau bandel berkelas itu bandel yang tidak

narsistik. Berani bertanggung jawab dan tidak merugikan yang lemah. Terima

kasih mang opiq, semoga selalu mendapat kesehatan dan keberkahan dari

Allah SWT. Amin

3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat serta sekaligus sebagai dosen

metodologi penelitian yang sangat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.

4. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Bapak Zuhairan Y.

Yunan, SE, M.Sc. Semoga bapak bisa membawa IESP menjadi lebih baik

lagi dari segala sisi ke depannya. Amin

5. Ibu Fitri Amalia S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan informasi akademik dan sabar dalam menghadapi saya. Maaf bu

Page 11: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vi

kalau selama ini saya selalu buat ibu jengkel maupun kesel bahkan setiap

bimbingan akademik selalu telat. Semoga bu fitri selalu mendapat kesehatan

dan keberkahan dari Allah SWT. Amin

6. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM selaku Dosen Pembimbing I

yang dengan sabar dan mau meluangkan waktunya untuk membimbing,

memberi arahan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi serta

sebagai penggagas @Sinlammim dan @tujuhqur’an. Terima kasih banyak

Pak Roy, Semoga Allah SWT selalu melimpahkan nikmat iman, nikmat

Islam, nikmat sehat wal’afiat dan nikmat panjang umur serta kebahagiaan di

dunia dan akhirat kelak. Amin Ya Allah

7. Bapak Ali Rama, M.Ec selaku Dosen Pembimbing II yang sudah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dan saran

dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak Pak Ali semoga Allah

SWT selalu melimpahkan nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal’afiat

serta nikmat panjang umur dan selalu mendapat kebahagiaan di dunia dan

akhirat kelak. Amin Ya Allah

8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang

saya tidak dapat sebut satu persatu namanya. Namun tidak mengurangi rasa

hormat saya, yang selama ini telah sabar dan banyak membantu perjalanan

akademis selama di UIN, mudah-mudahan segala kebaikan Bapak Ibu

dibalas oleh Allah SWT.

9. Kepada kakak-kakak dan adikku yang selalu membuat ramai suasana rumah.

Kepada a Toni yang selalu melindungi saya dari marahnya papah, cepet nikah

biar ada yang ngurus, buat teh Pipi dan keluarga kecilnya, dede AL dan a

Alfan, buat Dea moga lulus kedokteran tahun ini buat bangga mamah papah.

10. Kepada keluarga besar beasmartfriend 1426 Darul Arqam Garut. Hatur nuhun

telah mewarnai hidup kemel dengan tawa dan canda selama ini. Selalu ada

ruang buat keluarga seperti kalian, sampai nanti, sampai mati. Semesta tak

pernah salah mengumpulkan manusia gila dalam satu kelompok.

Page 12: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vii

11. Kepada barudak IKADAM Jabodetabek. Terima kasih telah banyak memberi

masukan dan informasi untuk bisa hidup di Jakarta selama ini. Semoga makin

sering lagi maen futsal dan diskusi bareng lagi kaya dulu.

12. Kepada para berandalan tak tau diri yang selalu menggangu waktu santai

dikosan : Mawan abul (bos kepala suku), Candra (ladang pembantaian PES

dikosan), Sarul Pras (insiden CNI bergoyang ga akan terlupakan), Alvin sang

penghujat kepalsuan, Kokoh panda, Wildan (penemu tas warung), Rifqi

GEDE, Andre kibo, Armen hercules, Sandy somay, Udin beksi, Jeki animal,

Ajis, Nanda awak (si pemburu predator), Diki jhon (buronan dosen), Alfi

galers, Nyamer, Tora, Fikri Boxir dan sang veteran Hafa. Percuma ganteng

atau cantik kalo belum berkawan dengan komplotan rampok yang penuh

kasih sayang ini.

13. Kepada para Celup Girl’s : Nisa, Dila, Iyta, Yanne, Dita, Wida. Semoga paras

tak bertopeng dan hati secantik bidadari memenuhi senja abadi kalian

14. Kepada seluruh teman-teman IESP 2009 yang tidak dapat saya sebutkan

namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya kepada

teman-teman. Kita dulu punya slogan “We Will Always Together”.

Saya berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi serta menambah

pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Kritik dan saran dari

para pembaca untuk skripsi ini sangatlah diharapkan. Kurang lebihnya mohon

maaf, terima kasih.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 8 Juni 2014

Rendy Kamal

Page 13: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

v

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 16

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 17

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 19

A. Konsep Dasar Ekonomi Islam .................................................................... 19

B. Perbankan Syariah ......................................................................................... 22

1. Definisi Bank Syariah ......................................................................... 22

2. Tujuan Bank Syariah ............................................................................ 23

3. Prinsip Bank Syariah ............................................................................ 25

4. Fungsi dan Peranan Bank Syariah ......................................................... 25

5. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional .......................... 26

6. Akad – Akad Dalam Perbankan Syariah .............................................. 28

7. Produk dan Jasa Dalam Perbankan Syariah ........................................... 30

C. Laba ............................................................................................................ 39

D. Non Performing Financing (NPF) .............................................................. 45

E. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ................................ 48

F. Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................................. 49

Page 14: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vi

G. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) .................................................. 50

H. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................................... 55

1. Keterkaitan Antara Non Performing Financing (NPF) Dengan Laba .. 55

2. Keterkaitan Antara Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) Dengan Laba .......................................................................... 57

3. Keterkaitan Antara Capital Adequacy Ratio (CAR) Dengan Laba .... 58

4. Keterkaitan Antara Sertifikat Bank Indonesia Bank Syariah (SBIS)

Dengan Laba ....................................................................................... 60

I. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 61

J. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 69

K. Hipotesis ..................................................................................................... 72

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 73

A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................... 73

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 73

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 74

D. Metode Analisis Data .................................................................................. 75

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 77

a. Uji Normalitas ............................................................................... 77

b. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 78

c. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 79

d. Uji Autokorelasi ............................................................................ 80

2. Pengujian Hipotesis Statistik ............................................................... 83

a. Uji Parsial (Uji-t) .......................................................................... 83

b. Uji Signifikansi Stimultan (Uji Statistik F) .................................. 84

3. Uji Koefisiean determinasi (R2) ........................................................... 84

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 85

1. Variabel Dependen ............................................................................... 85

2. Variabel Independen ............................................................................ 85

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 86

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 86

1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia ................................... 86

2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ........................................... 89

Page 15: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vii

3. Visi dan Misi Perbankan syariah ......................................................... 92

4. Perkembangan Laba ............................................................................. 93

5. Perkembangan Non Performing Financing (NPF) .............................. 96

6. Perkembangan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ... 98

7. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................... 100

8. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)................... 102

B. Hasil Analisis dan Pembahasan .................................................................. 104

1. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi .............................................. 104

a. Uji Normalitas ............................................................................... 105

b. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 107

c. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 108

d. Uji Autokorelasi ............................................................................ 109

2. Pengujian Hipotesis Statistik ............................................................... 111

a. Uji Parsial (Uji t) ........................................................................... 113

b. Uji F .............................................................................................. 118

3. Koefisien Determinasi (R2) .................................................................. 118

C. Analisis Ekonomi ........................................................................................ 119

1. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Laba .............. 119

2. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Terhadap Laba ...................................................................................... 119

3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Laba ................. 121

4. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Laba .. 122

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................ 124

A. Kesimpulan ................................................................................................. 124

B. Implikasi ..................................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ix

LAMPIRAN........................................................................................................... xvi

Page 16: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vi

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

1.1 Komposisi Laba, NPF, BOPO, CAR & SBIS Periode 2009 – 2013 di Indonesia ........ 7

2.1 Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional................................................. 26

2.2 Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan Bayar Nasabah (Debitur) di Bank

Syariah.......................................................................................................................... 46

2.3 Penelitian Terdahulu..................................................................................................... 65

4.1 Uji Normalitas Jarque-Bera ........................................................................................ 106

4.2 Hasil Uji Correlaion matrix ....................................................................................... 107

4.3 Hasil Uji White Heterokedasticity .............................................................................. 109

4.4 Hasil Uji Langrange Multiple Test (LM-Test) ........................................................... 110

4.5 Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square ............................................................ 111

Page 17: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

vii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal

1.1 Perkembangan Aset Periode Oktober 2008 – Maret 2009 .............................. 4

1.2 Perkembangan Laba Periode 2009 – 2013 ..................... ............................... 9

1.3 Perkembangan NPF Periode 2009 – 2013 ..................... ................................ 11

1.4 Perkembangan BOPO Periode 2009 – 2013 ..................... ............................. 12

1.5 Perkembangan CAR Periode 2009 – 2013 ..................... ................................ 13

1.6 Perkembangan SBIS Periode 2009 – 2013 ..................... ................................ 15

2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 69

4.1 Perkembangan Laba Periode 2009 – 2013 ........................................................ 94

4.2 Perkembangan Non Performing Financing (NPF) Periode 2009 – 2013. .......... 96

4.3 Perkembangan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Periode 2009 – 2013 ......................................................................................... 99

4.4 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode 2009 – 2013 ........... 101

4.5 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Periode

2009 – 2013 ...................................................................................................... 103

Page 18: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal

1 Data Penelitian September 2009 – Desember 2013 .......................................... xvi

2 Uji Normalitas ................................................................................................... xix

3 Uji Multikolinearitas ......................................................................................... xix

4 Uji Heterokedastisitas ....................................................................................... xx

5 Uji Autokorelasi ................................................................................................ xx

6 Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square ................................................. xxii

Page 19: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut Ekonomi Islam, semakin

populer bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

barat. Banyak kalangan melihat, islam dengan sistem nilai dan tatanan

normatifnya sebagai faktor hambatan dalam pembangunan. Penganut paham

liberalisme menilai bahwa kegiatan ekonomi dan keuangan akan semakin

meningkat dan berkembang bila dibebaskan dari nilai-nilai normatif dan rambu-

rambu ilahi (Antonio, 2001; 5).

Menurut Mochamad (2010 ; 8) kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam

merupakan kebutuhan dan tuntutan kehidupan disamping itu juga terdapat

dimensi ibadah. Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam bertujuan untuk :

1. Memenuhi kebutuhan hidup individu secara cukup dan sederhana

2. Memenuhi kebutuhan keluarga

3. Memenuhi kebutuhan jangkan panjang

4. Memberikan sumbangan dan bantuan sosial menurut jalan Allah

SWT

Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

nasional dapat diharapkan mendorong perkembangan perekonomian suatu negara.

Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah kesejahteraan

ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi

yang optimum, keadilan sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan

Page 20: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2

yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang

menjamin adanya pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif (Setiawan,

2006; 16).

Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan

mengembangkan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi

keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.

Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan,

perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem

perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Sitem perbankan

konvensional seperti yang kita ketahui menggunakan bunga (interest) sebagai

landasan operasionalnya. Berbeda halnya dengan perbankan konvensional yang

menggunakan bunga sebagai landasan operasionalnya, sistem perbankan syariah

menggunakan prinsip bagi hasil sebagai landasan dasar bagi operasionalnya

secara keseluruhan. Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah mudhrabah.

Berdasarkan prinsip ini, bank syariah akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan

penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Antara keduanya

diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-

masing pihak. Sedangkan, pengertian mudharabah pada pasal 1 butir 5 PBI

tersebut adalah “perjanjian antara penanaman dana dan pengelola dana untuk

melakukan kegiatan usaha guna memperoleh keuntungan, dan keuntungan

tersebut akan dibagikan kepada kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah

disepakati sebelumnya”.

Page 21: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

3

Melihat perkembangan perbankan syariah di Indonesia maka perlu

dibentuk sebuah regulasi baru untuk mengaturnya. Pemerintah Indonesia telah

menetapkan UU no.21 tahun 2008 yang mengatur tentang perbankan syariah.

Sedangkan untuk menilai kesehatan bank syariah, bank indonesia menetapkan

regulasi yang mengatur bagaimana cara menilai kesehatan sebuah bank syariah.

Bank indonesia telah menetapkan peraturan bank indonesia no. 9/1PBI/2007

tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank syariah. Faktor-faktor yang di

nilai antara lain : permodalan (capital), kualitas aset (assetquality), manajemen

(management), rentabilitas (earning) likuIditas (liquidity) sensitivitas terhadap

resiko pasar ( sensitivity to market risk). (Edhi Satriyo Wibowo, 2012:3).

Krisis global dunia yang terjadi pada tahun 2008 pun memberi dampak

pada dunia perbankan Indonesia, dikarenakan eksposure pembiayaan perbankan

yang masih lebih diarahkan kepada aktivitas perekonomian domestik. Akan tetapi

perbankan syariah tidak terlalu terkena dampak dari krisis global 2008. Ada dua

faktor yang dinilai telah „menyelamatkan‟ bank syariah dari dampak langsung

guncangan sistem keuangan global yaitu belum memiliki tingkat integritas yang

tinggi dengan sistem keuangan global dan belum memiliki tingkat sofistikasi

transaksi yang tinggi. Terbukti selama 2 bulan pertama di tahun 2009 jaringan

pelayanan bank syariah mengalami penambahan sebanyak 45 jaringan kantor.

Hingga saat ini sudah ada 1492 kantor cabang bank konvensional yang memiliki

layanan syariah (Bank indonesia, 2009). Ini bisa dilihat dari pertumbuhan aset

perbankan syariah selama periode oktober 2008 – maret 2009.

Page 22: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

4

Grafik 1.1

Perkembangan Aset Perbankan Syariah (Milyar Rp) Periode

Oktober 2008 – Maret 2009

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah

Dijelaskan pada grafik di periode oktober 2008 sampai februari 2009 aset

perbankan syariah terus mengalami peningkatan walaupun sedikit menurun pada

bulan maret. Hal ini membuktikan bahwa krisis global pada 2008 tidak terlalu

mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Kinerja pertumbuhan pembiayaan bank syariah tetap tinggi sampai dengan

februari 2009 dengan kinerja pembiayaan yang baik (NPF, Non Performing

Financing di bawah 5%). Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah per

februari 2009 secara konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan

33,3% pada februari 2008 menjadi 47,3% pada februari 2009. Sementara itu, nilai

pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp 40,2 triliun.

Page 23: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

5

NPF adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan

kepada bank, dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada

bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non lancar

terhadap total pembiayaan. Apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan

semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPL tinggi bank tersebut

akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.

Kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar,

diragukan dan macet. (Purwanto, 2011:32)

Menurut Dendawijaya (2000:23) Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional. Semakin rendah

BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya

operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh

bank akan semakin besar. Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak

mudharabah salah satunya bergantung pada pendapatan bank.

Bank diharuskan untuk efisien dalam biaya operasional agar tingkat

pendapatan laba semakin tinggi. Selain itu juga bank harus efisien agar bunga

kredit ke nasabah rendah. Otomatis jika bank efisien bunga yang dibebankan akan

semakin rendah, artinya semakin banyak kredit yang disalurkan kepada pelaku

dunia usaha untuk melakukan ekspansi usahanya.

Faktor internal yaitu variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat

mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah, semakin tinggi CAR maka

Page 24: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

6

semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap

aktiva yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu

membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar

bagi profitabilitas. Tingginya rasio modal dapat melindungi depposan dan

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank, dan pada akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan suatu bank.

Sedangkan kebijakan moneter dalam perekonomian modern merupakan

variabel ekonomi yang signifikan dalam menciptakan kestabilan ekonomi suatu

negara. jika dihubungkan dengan instrumen perbankan, dimana fungsi Sertifikat

Bank Indonesia (SBI) sebagai instrumen pengendali moneter melalui pengawasan

terhadap kinerja bank umum. Hanya saja dikarenakan bahwa perbankan syariah

umumnya berusaha untuk menghindari semaksimal mungkin berbagai unsur

magrib (Maysir, Gharar, Ribawi) dimana SBI yang menggunakan sistem bunga

yang berdasarkan atas diskonto, maka muncullah yang dianamakan dengan

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

berfungsi untuk menyerap kelebihan likuiditas (memenuhi kewajiban jangka

pendek) didalam perbankan, tetapi pada tanggal 31 maret 2008 diganti dengan

Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS) yang menggunakan akad juallah

(Statistik Perbankan Syariah).

Disamping SBIS bank syarih juga memberikan kepada masyarakat luas

untuk menyimpan dana dan memperoleh pembiayaan serta perbankan lainnya

berdasarkan prinsip syariah.

Page 25: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

7

Jika diamati, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia memang cukup

mengesankan dibandingkan sejak awal berdirinya bank syariah pertama di

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu Laba, NPF, BOPO,

CAR dan SBIS berdasarkan data Bank Indonesia pada periode September 2009

sampai dengan Desember 2013 perkembangan instrument laba perbankan syariah

mengalami peningkatan setiap tahunnya dan dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Perkembangan Laba, Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional

Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR)

dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) periode September 2009 –

Desember 2013

Tahun Laba

(Milyar Rp)

NPF

(%)

BOPO

(%)

CAR

(%)

SBIS

(Milyar Rp)

2009 791 4,01

84,39 10,77 3076

2010 1051 3,02

80,54 16,25 5408

2011 1475 2,52

78,41

16,63

9244

2012 2645 2,22

74,75

14,13

4993

2013 3230

3,08

78,21

14,20

6699

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah

Page 26: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

8

Dapat dilihat dari Tabel 1.1 diatas perkembangan laba bank syariah

di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya walaupun

masih. Hal ini menunjukkan indikasi positif yang ditinjau dari kemajuan

pencapaian visi pengembangan yang ditetapkan Bank Indonesia.

Sehingga percepatan peningkatan laba bank syariah akan lebih mudah

untuk tercapai. Kemudian perkembangan laba yang cukup stabil dengan

pola kenaikan yang konsisten menunjukkan perkembangan laba bank

syariah merupakan keunggulan bagi performa bank syariah di Indonesia.

Jika dilihat, pada tahun 2009 merupakan tahun yang penuh

tantangan bagi perbankan syariah akibat dampak dari kenaikan harga

minyak dunia serta krisis keuangan yang bermula dari permasalahan

subrime mortgage telah mengganggu stabilitas keuangan, baik di negara-

negara maju maupun negara berkembang yang terjadi di tahun 2008.

Walaupun telah memberikan imbas terhadap ketahanan sistem keuangan

dan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mempengaruhi industri

perkembangan syariah. Disamping itu, industri perkembangan syariah

dapat mengahadapi tekanan yang cukup berarti dengan daya tahan sangat

baik hingga dapat menigkatkan fungsi intermediasi perbankan syariah

yang terus berjalan efektif. Terbukti dari kenaikan laba perbankan

syariah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari akhir tahun 2009

dimana laba perbankan syariah dari 791 milyar rupiah hingga mencapai

1.475 milyar rupiah pada tahun 2011.

Page 27: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

9

Pada tahun 2013, laba perbankan syariah meningkat menjadi 3.230 milyar

rupiah. Hal ini disebabkan oleh kinerja sektor riil yang membaik dan aktivitas

industri perbankan syariah yang semakin meningkat. Selain itu dengan mulai

ekspansinya bank umum syariah baru yang berdiri ditahun sebelumnya..

Grafik 1.2

Perkembangan Laba Perbankan Syariah Tahun 2009 – 2013

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah

Pergerakan laba perbankan syariah ini tidak lepas dari beberapa indikator

yang mempengaruhinya yaitu Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio

(CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Perkembangan laba

perbankan syariah tidak lepas dari variabel NPF untuk melihat bagaimana kinerja

kesehatan kredit macet perbankan syariah, maka dapat digunakan indikator NPF

sebagai acuan. Besar kecilnya NPF dapat mempengaruhi kinerja perbankan

Page 28: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

10

syariah. Semakin rendah nilai NPF maka kinerja perbankan syariah semakin baik.

Sebaliknya, jika nilai NPF semakin tinggi maka kinerja perbankan syariah

semakin buruk. Rata-rata NPF pada perbankan syariah mencapai 3-4% (BI,

Desember 2011:36). Ini menunjukkan bahwa NPF menurun maka akan

meningkatkan laba perbankan syariah yang sangat menggembirakan dalam

menjalankan kegiatan perbankan syariah.

Pada kolom Non Performing Financing (NPF) terlihat bahwa nilai NPF

semakin mengecil setiap tahunnya. Besar kecilnya NPF dapat mempengaruhi

kinerja perbankan. Rata-rata NPF pada perbankan syariah di Indonesia mencapai

3-4% (BI, Januari 2013:38). Dengan nilai NPF yang rendah membuat kinerja

perbankan syariah meningkat karena pembiayaan bermasalah yang terjadi pada

bank syariah hanya sedikit sehingga dengan meningkatnya kinerja perbankan

tersebut akan membuat laba yang dihasilkan menjadi ikut meningkat. Nilai

pembiayaan non lancar yang paling besar terjadi pada akhir tahun 2009 yang

mencapai 4,01% dan terendah pada 2012 mencapai angka 2,22%. Berdasarkan

nilai tersebut, dapat dijelaskan bahwa NPF sangat mungkin untuk mengalami

peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah pembiayaan yang disalurkan. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap risiko pembiayaan menemukan pembiayaan non

lancar, jika ingin meningkatkan pembiayaan kepada masyarakat, pembiayaan

yang tergolong non lancer pun sangat mungkin untuk ikut meningkat. Oleh karena

itu, Bank Indonesia menetapkan standar berupa perbandingan persentase kategori

tingkat pembiayaan non lancar dengan maksud, agar bank tidak perlu ragu dalam

Page 29: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

11

meningkatkan layanan jasa pembiayaan kepada masyarakat, karena yang

diperhatikan adalah bukan nominal melainkan perbandingannya yang kecil

Grafik 1.3

Perkembangan NPF Perbankan Syariah Tahun 2009 – 2013

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah

Dalam kolom Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dapat

dilihat masih adanya fluktuasi. Perkembangan BOPO terus menurun namun

cenderung stabil dengan kisaran persentase sekitas 85% hinggan 74%. Rasio

BOPO sempat meningkat hingga 84,39% pada bulan akhir 2009 . Hal ini

dikarenakan tingkat efisiensi pada biaya operasional bank yang kurang efisien

yang kemudian akan berdampak pada laba perbankan. BOPO dalam Perbankan

syariah terus mengalami penurun setiap tahunnya dikarenakan perbankan syariah

mulai menerapkan efisiensi yang efektif pada pengeluaran operasional sehingga

meningkatkan pula laba perbankan syariah. BOPO sempat mencapai angka

terendah pada periode 2012 sebesar 74,75% terlihat karena pendapatan

Page 30: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

12

operasional perbankan syariah dalam periode laporan menunjukkan peningkatan

yang cukup signifikan, namun sempat mengalami kenaikan hingga sebesar

78,21% dikarenakan bank syariah banyak melakukan pembiayaan untuk

meningkatkan laba perbankan syariah, seperti biaya anggaran promosi dan

penambahan jumlah unit bank syariah.

Grafik 1.4

Perkembangan BOPO Perbankan Syariah Tahun 2009 – 2013

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah

Dalam kolom CAR terlihat permodalan yang dikelola oleh perbankan

cenderung stabil, bahkan sempat mencapai 16,63% pada 2011. Seperti diketahui

peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 8% hal ini yang

mengakibatkan bank-bank selalu menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai

ketentuan. Saat CAR mencapai diatas 20% pada bulan Maret 2011 hal ini

disebabkan karena adanya penambahan modal untuk mengantisipasi

Page 31: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

13

perkembangan skala usaha yang berupa ekspansi kredit (pembiayaan).

(www.indonesiafinancetoday.com)

Jika dilihat CAR terendah mencapai 10,77% dan terus mengalami

kenaikan setiap tahunnya hingga mencapai 16,63%. Hal ini disebabkan tingkat

pembiayaan pada periode tersebut ditingkatkan sehingga bank pun harus memiliki

tingkat kecukupan modal yang semakin tinggi pula. Pada periode 2012 sampai

2013 CAR mengalami penurunan yang stabil hingga mencapai 14,20%. Hal ini

memperlihatkan perbankan berusaha menjaga ketersediaan modalnya dengan

cukup baik dan mulai sedikit mengurangi pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah.

Grafik 1.5

Perkembangan CAR Perbankan Syariah Tahun 2009 – 2013

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah

Page 32: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

14

Variabel selanjutnya yang akan mempengaruhi laba perbankan syariah

yaitu SBIS. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada periode

2009 sampai dengan Akhir 2013 dapat diketahui bahwa perkembangan SBIS

setiap tahunnya sangat berfluktuatif sekali. Perkembangan SBIS yang berfluktatif

ini disebabkan antara lain karena Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah

juga berfluktuatif, sehingga penyerapan dana DPK yang ditempatkan pada SBIS

juga mengalami penurunan. Pada periode ini tercatat bahwa SBIS terendah

tercatat pada 2009 yaitu sebesar 3.076 milyar. Penurunan jumlah SBIS ini

disebabkan karena menurunnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah

yang ditempatkan pada SBIS, pada periode ini DPK perbankan syariah cenderung

digunakan untuk pembiayaan atau ditempatkan pada sektor rill.

Periode selanjutnya SBIS selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

hingga mencapai 9.244 milyar. Setahun kemudian tepatnya yaitu pada 2012 SBIS

kembali mengalami penurunan, namun penurunan ini tidak lebih rendah

dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada 2009 yaitu sebesar 4.933

milyar. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2012 dikarenakan suku bunga yang

menjadi acuan fee untuk SBIS menurun, penurunan suku bunga ini dilakukan

Bank Indonesia untuk menumbuh kembangkan sektor riil dan peningkatan

investasi. (www.indonesiafinancetoday.com)

Page 33: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

15

Grafik 1.6

Perkembangan SBIS Tahun 2009 – 2013

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas bahwa NPF, BOPO, CAR

dan SBIS mempunyai dampak atau pengaruh terhadap Laba Perbankan Syariah di

Indonesia. Oleh karena itu penulis memilih judul “ANALISIS PENGARUH

NON PERFORMING FINANCING (NPF), BIAYA OPERASIONAL

TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), CAPITAL

ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA

SYARIAH (SBIS) TERHADAP LABA PERBANKAN SYARIAH DI

INDONESIA PERIODE SEPTEMBER 2009 – DESEMBER 2013”.

Page 34: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

16

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena

langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan

masalah pada dasarnya adalah merumuskan pertanyaan yang jawabannya akan

dicari melalui penelitian berdasarkan seputar keadaan Jumlah Non Performing

Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),

Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia periode September 2009 –

Desember 2013.

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, pembahasan yang akan

dilakukan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap laba

perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember 2013

secara parsial ?

2. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September

2009 – Desember 2013 secara parsial ?

3. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap laba

perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember 2013

secara parsial ?

Page 35: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

17

4. Bagaimana pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap

laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember

2013 secara parsial ?

5. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba

perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember 2013

secara simultan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian dapat menggambarkan arah dari penulisan

serta konsisten dalam masalah, jadi merupakan solusi dari permasalahan yang

ada.

Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan

penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap

laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember

2013.

2. Untuk menganalisis pengaruh Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode

September 2009 – Desember 2013.

Page 36: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

18

3. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR)) terhadap

laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember

2013.

4. Untuk menganalisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 –

Desember 2013.

5. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba

perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember 2013

secara simultan

D. Manfaat Penelitian

Solusi yang terpilih diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu penulis, lembaga, maupun masyarakat luas.

Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan

penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Untuk mengimplementasikan ilmu yang penulis peroleh selama kuliah

pada program S1 Prodi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi Ekonomi Islam.

2. Bagi Bank Syariah

Page 37: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

19

Penulis ingin memberikan sumbangan pikiran dari hasil penelitian ini dan

semoga dapat dijadikan gambaran serta menambah wawasan dalam bidang

Laba Perbankan Syariah.

3. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini akan menambahkan ke perpustakaan dibidang ilmu ekonomi

dan studi pembangunan konsentrasi Ekonomi Islam dan dapat dijadikan

sebagai bahan bacaan yang berisikan suatu studi perbandingan yang

bersifat karya ilmiah untuk menambah wawasan dan pengetahuan,

khususnya tentang Laba Perbankan Syariah.

Page 38: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Ekonomi Islam

Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata

yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang

berarti “peraturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan

rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang

terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang

berarti Allah, dan “mim” yang berarti ibadah, kemudian bila digabung

menjadi “sinlammim” bermakna “alam dicipta Allah untuk

ibadah” (Mochamad Aziz, 2010;5).

Artinya: Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah

kepada-Ku. (QS Adz-Dzariat [51]: 56)

Kata “islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang berbeda.

Kata Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran.

1.

Artinya : ”Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam” (QS. Ali

Imran [3]: 19).

Page 39: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

20

2. QS. Ali Imran [3]: 85.

3. QS. Al-Shaf [61]: 7.

4. QS. Al-Maidah [5]: 3.

Sedangkan berdasarkan kata jadian “salama” bermakna

“keselamatan, kedamaian”. Sehingga jika digabungkan maka kata

“Ekonomi Islam” secara harfiah berarti “aturan rumah tangga untuk

keselamatan”. Di dalam filosofinya Ekonomi Islam terkandung tiga hal

yaitu Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan

Aksologi Ekonomi Islam (Mochamad Aziz, 2009).

Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi

Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam.

Sesuai dengan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, keluarga,

lingkungan, dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan terdiri dari 3

unsur yaitu manusia, Allah, dan ibadah. Kemudian perpaduan 3 hal ini

membentuk alasan besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari

Ekonomi Islam adalah Islam.

Artinya: Sesungguhnya Din (sistem) di sisi Allah adalah Islam. (QS. Ali-

Imran [3]: 19).

Page 40: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

21

Sesuai dengan firman Allah tersebut bahwa sistem atau Din yang

diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga sistem ekonomi yang ada

seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem Islam. (Mochamad Aziz,

2009;8).

Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu

sistem yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang

menjadi epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang sedang

berkembang yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah muncul sebagai

konsep dasar ekonomi dengan batasan Islam sebagai suatu sistem.

Artinya: Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam

secara kafah. (QS. Al-Baqarah [2]: 208).

Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat Al-

Baqarah [2] ayat 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan

oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan

menyeluruh atau kaffah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka

dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia

diciptakan Allah untuk ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbagai

aspek termasuk ekonomi (Mochamad Aziz, 2010;11).

Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kafah

ini perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan

mikro ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam

bentuk aksiologi yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari 2

Page 41: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

22

hal misalnya antara penawaran dan permintaan. Secara analogis, gambaran

tentang keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai

hubungan antara hal yang baik dan hal yang buruk (Mochamada Aziz,

2010;14).

Artinya: dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia

seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

peringatan (QS. Saba [34]: 28).

B. Perbankan Syariah

1. Definisi Bank Syariah

Definisi bank menurut Rodoni (2006:21) adalah suatu badan usaha

yang tugas utamanya sebagai perantara (financial intermediary) untuk

menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang

ditentukan.

Definisi bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik

dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya

memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah. (Rodoni

dan Hamid, 2008:14)

Bank Islam atau bank syariah menurut M. Syafi’i Antonio

(2002:13) adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga.

Bank syariah atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga

Page 42: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

23

keuangan atau perbankan uang operasional dan produknya dikembangkan

berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW.

Menurut Rivai dan Veithzal (2008;21), Islamic Banking adalah

bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran

islam,berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan dana dari dan

kepada masyarakat atau sebagai perantara keuangan. Prinsip islam yang

dimaksud adalah perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank, pihak

lain untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha.

Perkembangan bank syariah di beberapa Negara memberikan

pengaruh positif terhadap perbankan syariah di Indonesia karena

mengingat Indonesia merupakan dengan penduduk muslim terbesar di

dunia. Upaya intensif pendirian bank syariah di Indonesia dapat

ditelusuri jejaknya sejak tahun 1988, para ulama waktu itu telah berusaha

untuk mendirikan bank bebas bunga dan akhirnya dengan undang-

undang no.7 tahun 1992 tentang perbankan, dimana perbankan bagi hasil

di akomodasikan, maka Bank Mualamat Indonesia merupakan bank

umum syariah pertama yang beroperasi di Indonesia. (Zainul Arifin,

2008:26).

2. Tujuan Bank Syariah

Menurut Zainul Arifin (2008;15) Di dalam pembentukannya bank

islam memilik tujuan yaitu :

Page 43: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

24

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara

islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan,

agar terhindar dari praktik riba atau jenis-jenis usaha atau

perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana

jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam islam, juga telah

menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi umat.

b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan

meratakan pendapatan melalui investasi, agar tidak terjadi

kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal (orang kaya)

dengan pihak yang membutuhkan dana (orang miskin).

c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka

peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok

miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif,

menuju terciptanya kemandirian berusaha (berwirausaha).

d. Untuk membantu menanggulangi (mengentaskan) masalah

kemiskinan, yang pada umunya merupakan program utama negara-

negara sedang berkembang.

e. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter pemerintah. Dengan

aktivitas-aktivitas bank islam yang diharapkan mampu menghindari

inflasi akibat penerapan sistem bunga, menghindari persaingan yang

tidak sehat antara lembaga keuangan.

Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank

non-islam (konvensional) yang menyebabkan umat islam berada di bawah

Page 44: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

25

kekuasaan bank, sehingga umat islam tidak bisa melaksanakan ajaran

agama secara penuh, terutama di bidang kegiatan bisnis dan

perekonomiannya (Warkum Sumitro, 2000 ; 18).

3. Prinsip Bank Syariah

Menurut Rodoni (2009:123) prinsip syariah adalah aturan atau

perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

menyimpan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan

lainnya yang sesuai dengan syariah. Bank syariah didirikan dengan

tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-

prinsip Islam ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis

lain yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank Islam itu adalah :

a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.

b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan

keuntungan yang sah.

c. Memberikan zakat.

Jadi bisa dikatakan bahwa prinsip syariah adalah aturan atau

perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

menyimpan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan

lainnya yang sesuai dengan syariah.

4. Fungsi dan Peranan Bank Syariah

Menurut Sudarsono (2008:43) fungsi dan peranan bank syariah

yang tercantum dalam pembukuan standar akuntansi yang dikeluarkan

Page 45: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

26

oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organizing for Islamic Financial

Institution), yaitu sebagai berikut :

a) Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

b) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya

maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c) Penyedia jasa keuangan dan lalu-lintas pembayaran, bank syariah dapat

melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana

mestinya.

d) Pelaksaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,

mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

5. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Berikut ini beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank

konvensional seperti ditunjukkan pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

No. Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional

1. Bunga Berbasis revenue/profit

loss sharing (bagi hasil)

Berbasis Bunga

2. Risiko Risk sharing Anti Risk

Page 46: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

27

3. Operasional Beroperasi dengan

menggunakan sektor riil

Beroperasi dengan

pendekatan sektor-sektor

keuangan, tidak terkait

langsung dengan sektor riil.

4. Produk Multi produk (jual beli,

bagi hasil, jasa)

Produk tunggal (kredit)

5. Pendapatan Pendapatan yang diterima

deposan terkait langsung

dengan pendapatan yang

diperoleh bank dari

pembiayaan

Pendapatan yang diterima

deposan tidak terkait

dengan pendapatan yang

diperoleh bank dari kredit

6. Tidak mengenal negative

spread

Mengenal negative spread

7. Dasar

hukum

Al-Qur’an, Sunnah, Fatwa

ulama, Bank Indonesia dan

Pemerintah

Bank Indonesia dan

Pemerintah

8. Falsafah Tidak berdasarkan bunga

(riba), spekulasi (maisir)

dan ketidak jelasan

(gharar)

Berdasarkan atas bunga

(riba)

9. Operasional Dana masyarakat (Dana

Pihak Ketiga/DPK)

berupa titipan

Dana Masyarakat (Dana

Pihak Ketiga/DPK)

berupa titipan simpanan

Page 47: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

28

(wa’diah) dan investasi

(mudharabah) yang

baru akan mendapatkan

hasil jika “diusahakan”

terlebih dahulu

Penyaluran dana

(financing) pada usaha

yang halal dan

menguntungkan

yang harus dibayar

bunganya pada saat

jatuh tempo

Penyaluran dana pada

sektor yang

menguntungkan dan

aspek halal tidak

menjadi prioritas utama

10. Aspek

social

Dinyatakan secara eksplisit

dan tegas yang tertuang

dalam misi dan visi

Tidak diketahui secara

tegas

11. Organisasi Memiliki Dewan

Pengawas Syariah (DPS)

Tidak memiliki Dewan

Pengawas Syariah (DPS)

12. Uang Uang bukan komoditi,

tetapi hanya alat

pembayaran

Uang adalah komoditi

selain sebagai alat

pembayaran

Sumber : (Rodoni dan Hamid, 2008:15)

6. Akad – Akad Dalam Bank Syariah

Fiqh muamalat Islam membedakan antara wa’ad dengan akad.

Wa’ad adalah janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya,

sementara akad adalah kontrak antara dua belah pihak. Wa’ad hanya

Page 48: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

29

mengikat satu pihak, yakni pihak yang memberi janji berkewajiban untuk

melaksanakan kewajibannya. Sedangkan pihak yang diberi janji tidak

memikul kewajiban apa-apa.

Di lain pihak, akad mengikat kedua belah pihak yang saling

bersepakat, yakni masing-masing pihak terikat untuk melaksanakan

kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati terlebih dahulu.

Dalam akad, terms and condition-nya sudah ditetapkan secara rinci dan

spesifik (sudah well-defined). Bila salah satu atau kedua belah pihak yang

terikat dalam kontrak itu tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka ia

atau mereka menerima sanksi seperti yang sudah disepakati dalam akad.

a. Akad Tabarru’

Akad tabarru’ adalah segala macam perjanjian yang

menyangkut not-for profit transaction (transaksi nirbala). Transaksi

ini pada hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari

keuntungan komersil. Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong

menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru’,

pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan

imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad tabarru’

adalah dari Allah SWT, bukan dari manusia. Namun demikian

pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada

counter-part-nya untuk sekedar menutupi biaya (cover the cost)

yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’ tersebut.

Page 49: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

30

b. Akad Tijarah

Seperti yang telah kita singgung di atas, berbeda dengan akad

tabarru’, maka akad tijarah/mu’awadah (compensational contract)

adalah segala macam perjanjian yang menyangkut for profit

transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan mencari

keuntungan, karena itu bersifat komersial. Contoh akad tijarah

adalah akad-akad investasi, jual-beli, sewa menyewa, dan lain-lain.

7. Produk Dan Jasa Dalam Perbankan Syariah

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar

produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang

dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :

a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli

b. Pembiayaan dengan prinsip sewa

c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

d. Pembiayaan dengan akad pelengkap

Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditunjukkan untuk memiliki

barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk

mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang

ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus.

Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan

di depan dan menjadi bagian harta atas barang atau jasa yang dijual. Produk

yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip

Page 50: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

31

jual-beli seperti Mudharabah, Salam, dan Istisnha serta produk ysng

menggunakan prinsip sewa, yaitu Ijarah dan IMBT.

Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan

dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi-hasil. Pada

produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang

disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk dalam kelompok ini

adalah Musyarakah dan mudharabah. Sedangkan pembiayaan dengan akad

pelengkap ditunjukkan untuk memperlancar pembiayaan dengan

menggunakan tiga prinsip di atas. Kita akan membahas masing-masing

produk ini dengan lebih rinci pada uraian berikut.

a. Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer or property).

Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian

harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk

pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai

berikut :

1) Pembiayaan Murabahah

Murabahah lebih dikenal sebagai murabahah saja.

Murabahah,yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah

transaksi jual-beli dimana bank menyebut jumlah

keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara

Page 51: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

32

nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank

pemasok ditambah keuntungan (margin).

Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan

jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad

jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama

berlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan

dengan cara pembayaran cicilan ( bi tsaman ajil, atau muajjal).

Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad,

sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.

2) Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jusl beli dimana barang yang

diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan

secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. Bank

bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.

Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi

ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus

ditentukan secara pasti.

Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan

kepada bank, maka bank akan menjualnya kepada rekanan

nasabah atau kepada nasabah itu sendiri secara tubai atau secara

cicilan. Harga jual yang ditetapkan oleh bank adalah harga beli

bank dari nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal bank

menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan

Page 52: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

33

(bridging financing). Sedangkan dalam hal bank menjualnya

secara cicilan, kedua pihak harus menyepakati harga jual dan

jangka waktu pembayaran.

3) Pembiayaan Istishna’

Produk istishna menyerupai produk salam, tapi dalam

istishna pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa

kali (termin) pembayaran. Skim Istishna dalam bank syariah

umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan

konstruksi.

Ketentuan umum pembiayaan Istishna adalah

spesifikasi barang pesenan harus jelas seperti jenis, macam

ukuran, mutu dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati

dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah

selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan harga setelah

akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung

nasabah.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi

pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi

perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli

objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya

adalah jasa.

Page 53: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

34

Pada masa akhir sewa, bank dapat saja menjual barang yang

disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah

dikenal ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan

berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati

pada awal perjanjian.Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal

perjanjian.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk Pembiayaaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil

adalah sebagai berikut.

1) Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah

(syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya

keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan

nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua

bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana

mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk

sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja

sama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),

kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian (skill),

kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible

asset (seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi

Page 54: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

35

(credit worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai

dengan uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari

bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa

batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.

2) Pembiayaan Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang

popular dalam produk perbankan syariah yaitu mudharabah.

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu

perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja

sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-

maal dan keahlian dari mudharib.

Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil

shahib al-maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang

kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan

bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi akibat

kelalaian. Sedangkan sebagai wakil shahib al-maal dia

diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk

menciptakan laba yang optimal.

Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan

mudharabah terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen

dan keuangan atau salah satu diantara itu. Dalam mudharabah,

Page 55: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

36

modal hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam

musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih.

Musyarakah dan mudharabah dalam literature fiqih

berbentuk perjanjian kepercayaan (uqud al-amanah) yang

menuntut tingkat kejujuran yang tinggi dan menjunjung

keadilan. Karenanya masing-masing pihak harus menjaga

kejujuran untuk kepentingan bersama dan setiap usaha-usaha

dari masing-masing pihak untuk melakukan kecurangan dan

ketidakadilan pembagian pendapatan betul-betul akan merusak

ajaran islam.

d. Akad Pelengkap

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya

diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak

ditunjukkan untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk

mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan

untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan

untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

melakasanakan akad ini. Besarnya biaya pengganti ini sekadar untuk

menutupi biaya yang benar-benar timbul. Akad pelengkap ini adalah

akad-akad tabarru.

Page 56: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

37

1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu

supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan

produksinya. Bank mendapat ganti-biaya atas jasa pemindahan

piutang. Untuk mengantisipasi risiko kerugian yang akan timbul,

bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang

berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan

piutang dengan yang berutang.

2) Rahn (Gadai)

Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan

pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan

pembiayaan.

Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria :

Milik nasabah sendiri

Jelas ukuran, sifat, dan niali ditentukan berdasarkan nilai riil

pasar.

Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.

Atas izin bank, nasabah dapat menggunakan barang

tertentu yang digadaikan dengan tidak mengurangi nilai dan

merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang

digadaikan rusak atau cacat, nasabah harus bertanggung jawab.

Apabila nasabah wanpretasi, bank dapat melakukan

penjualan barang yang digadaikan atas perintah hakim.

Page 57: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

38

Nasabah mempunyai hak untuk menjual barang tersebut

dengan seizing bank. Apabila hasil penjualan melebihi

kewajibannya, kelebihan tersebut menjadi milik nasabah.

Dalam hasil penjualan tersebut lebih kecil dari kewajibannya,

maka nasabah harus menutupi kekurangannya.

3) Qarh

Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam

perbankan biasanya dalam empat hal:

Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji

diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat

penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan

melunasinya sebelum keberangkatan ke haji.

Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) di produk kartu

kredit syariah, dimana nasabah diberi keleluasaan untuk

menarik uang tunai milik bank malalui ATM. Nasabah akan

mengembalikannya sesuai waktu yang ditentukan.

Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut

perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila

diberikan pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah, atau

bagi hasil.

Sebagai pinjaman kepada pengurus bank dimana bank

menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya

kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan

Page 58: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

39

mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan melalui

potongan gajinya.

4) Wakalah (Perwakilan)

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila

nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya

melakukan pekerjaan jasa tertentu seperti pembukuan L/C,

inkaso dan transfer uang.

Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad

pemberian kuas harus cakap hukum. Khusus untuk pembukaan

L/C, apabila dana nasabah ternyata tidak cukup, maka

penyelesaian L/C dapat dilakukan dengan pembiayaan

murabahah, salam, ijarah, mudharabah, atau musyarakah.

5) Kafalah (Garansi Bank)

Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk

menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank

dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana

untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana

tersebut dengan prinsip wadiah. Untuk jasa-jasa ini, bank

mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan.

C. Laba

1. Definisi Laba

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Yang

pertama laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai

Page 59: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

40

peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya,

setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman

modal tersebut (termasuk didalamnya biaya kesempatan). Sementara itu

laba dalam akutansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan

dengan biaya produksi. Perbedaan di antara keduanya dalam segi

pendefinisian. (www.wikipedia.org)

Menurut Baridwan (1992:55) laba adalah kenaikan modal (aktiva

bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang

terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain

yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul

dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik. Dan pengertian laba

secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam

jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu

dasar untuk pengenaan pajak. Kebijakan deviden, pedoman investasi serta

pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003 : 444).

Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi

pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba

menurut akutansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba

sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam

akutansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi

yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997:45).

Page 60: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

41

Setiap pendirian suatu organisasi atau badan usaha memiliki tujuan.

Tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan oleh pemilik perusahaan

adalah untuk menciptakan laba. Termasuk di dalamnya adalah pendirian

sebuah bank, baik itu bank konvensional maupun bank syariah. Laba juga

dapat diartikan sebagai opportunity cost bagi seseorang yang

menginvestasikan dana yang dimiliki.

Menurut Sastradipoera dalam Gumayantika (2008:82) laba adalah

jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari

penerimaan bank, kelebihan pendapatan (income) di atas pengeluaran

(expenditure) bank. Laba yang diperoleh suatu perusahaan menunjukan

sejauh mana manajemen perusahaan berhasil mengorganisasi bisnis atau

sebaliknya. Laba dapat dilihat dari neraca bank, yaitu daftar yang memuat

mengenai keuntungan (laba), total pendapatan dan total pengeluaran

(expenditure) bank. Dengan rumus total aset adalah sebagai berikut :

2. Komponen – Komponen Yang Menetukan Besarnya Laba

Komponen – komponen yang menetukan besarnya laba, sebagai berikut :

(www.wikipedia.org)

Laba = Pendapatan + Pengeluaran

Page 61: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

42

a) Penyimpangan laba kotor

Penyimpangan antar realisasi penghasilan dan biaya diluar usaha

dibandingkan dengan anggaran penghasilan dan biaya diluar usaha

b) Biaya pemasaran

Biaya pemasaran meliputi semua biaya dalam rangka

menyelenggarakan kegiatan pemasaran, yaitu :

Biaya untuk memperoleh atau menimbulkan pesanan

Biaya untuk memenuhi atau melayani pesanan

c) Biaya administrasi

Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang terjadi dan

berhubungan dengan fungsi adminitrasi dan umum, meliputi biaya

dalam rangka penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengarahan, dan

pengawasan terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan.

3. Laba pada Perbankan Syariah

Laba dalam akutansi secara operasional didefinisikan sebagai

perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi

selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan

tersebut. (www.wikipedia.org)

Laba merupakan ringkasan hasil aktivitas kegiatan operasi suatu

bank. Untuk menghitung seberapa besar laba yang diperoleh dalam

suatu periode tertentu, bank pada umumnya membuat suatu laporan

yang kita kenal dengan laporan laba-rugi dengan tujuan untuk :

Page 62: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

43

1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan

pajak yang akan diterima negara

2. Menghitung deviden yang akan dibagikan kepada

pemilik dan yang akan diterima oleh perusahaan

3. Menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan

investasi dan pengambilan keputusan

4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian

ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan datang

5. Menjadi dasar penghitungan penilaian efisiensi

Pengertian laba menurut pendapat ulama-ulama fiqih adalah

pertambahan pada modal pokok pertambahan pada modal pokok

perdagangan atau dapat juga dikatakan sebagai tambahan nilai yang timbul

karena barter atau ekspedisi dagang.

Berikut ini beberapa aturan tentang laba dalam konsep islam :

1. Adanya harta (uang) yang dikhususkan untuk

perdagangan.

2. Mengoperasikan modal tersebut secara interaktif dengan

unsur-unsur yang lain terkait untuk produksi, seperti

usaha dan sumber-sumber alam.

3. Memposisikan harta sebagai obyek dalam pemutarannya

karena adanya kemungkinan pertambahan atau

pengurangan jumlah

Page 63: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

44

4. Selamatnya modal pokok yang berarti modal bisa

dikembalikan

Dalam penghitungan laba yang dimungkinkan terjadi perubahan

laba, yaitu kenaikan atau penurunan laba dari tahun ke tahun. Laba yang

digunakan adalah relatif. Digunakan angka relative didasari alasan angka

laba tersebut lebih representatif dibandingkan laba absolute. Dasar

perhitungan laba adalah laba sebelum pajak.

Penentuan target laba ini penting untuk mencapai tujuan

perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, dengan adanya target yang

harus dicapai, pihak manajemen termotivasi untuk bekerja secara optimal.

Hal ini penting karena pencapaian laba ini merupakan salah satu ukuran

keberhasilan sebuah bank dalam menjalankan aktivitasnya, sekaligus

ukuran kinerja pihak manajemen ke depan. Kemudian bagi pihak

manajemen, perolehan laba suatu bank tidak hanya sekedar laba saja,

tetapi harus memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya ada jumlah

angka baik dalam unit maupun dalam rupiah yang harus dicapai oleh

manajemen suatu bank setiap periodenya.

Pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini dihitung

dari selisih jumlah laba tahun yang bersangkutan dengan jumlah laba

tahun sebelumnya dibagi dengan jumlah laba tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut (Usman dalam

Hapsari, 2007:37) :

Page 64: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

45

Dimana : pertumbuhan laba bank i pada periode t

laba bank i pada periode t

laba bank i pada periode t-1

Di bank konvensional, laba diperoleh dari hasil total bunga yang

didapatkan melalui simpanan nasabah. Sedangkan bank syariah

memperoleh laba dari sistem bagi hasil antara pihak bank dengan nasabah.

Dalam bank konvensional, manajemen tidak ikut menanggung resiko

kerugian jika bank tersebut bermasalah, sedangkan pada bank syariah

manajemen ikut menanggung beban kerugian jika usahanya tidak mampu

dioperasikan lagi. Karena selain bertanggung jawab penuh terhadap

kelangsungan hidup perusahaan, bank syariah memberikan persentase laba

bersih yang lebih kepada manajemen jika kinerjanya dalam mengelola

perusahaan dinilai layak untuk diperhitungkan. Jadi selain memperoleh

gaji, manajemen juga memperoleh deviden dari laba bersih akhir tahun.

D. Non Performing Financing (NPF)

1. Pengertian Non Performing Financing (NPF)

Pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang dalam

pelaksaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan

pihak bank seperti : pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah,

pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian

Page 65: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

46

hari bagi bank, pembiayaan yang termasuk golongan perhatian khusus,

diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi terjadi

penunggakan dalam pengembalian (Veithzal , 2007;34).

Menurut Sudarsono (2007;16) pembiayaan non lancar atau yang

juga dikenal dengan istilah NPF dalam perbankan syariah adalah jumlah

kredit yang tergolong lancar yaitu jumlah kredit yang tergolong lancar

yaitu dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.

NPF = Pembiayaan Non Lancar x 100%

Total Pembiayaan

Tabel 2.2

Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan Bayar Nasabah (Debitur)

di Bank Syariah

Jenis

Pembiayaan

Kategori yang Diperhitungkan Dalam NPF

Kurang Lancar Diragukan Macet

Murabahah,

Istshna,

Ijarah, Qard

Tunggakan lebih

dari 90 hari s.d.

180 hari

Tunggakan lebih

dari 180 hari s.d. 270

hari

Tunggakan lebih

270 hari

Salam Telah jatuh

Tempo s.d. 60 hari

Telah jatuh tempo

s.d. 90 hari

Lebih dari 90 hari

Page 66: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

47

Sumber : (Ihsan, 2011:23)

2. Penilaian Kesehatan Non Performing Financing (NPF)

Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah

maksimal 5%, jika melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat

kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang

diperoleh. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, skor nilai NPF

ditentukan sebagai berikut :

Lebih dari 8%, skor nilai = 0

Antara 5% - 8%, skor nilai = 80

Antara 3% - 5%, skor nilai = 90

Kurang dari 3%, skor nilai = 100

Bila resiko pembiayaan meningkat, margin/bunga kredit akan

meningkat pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam sektor perbankan

tidak mengenal instrumen bunga, sistem keuangan Islam menerapkan

sistem pembagian keuntungan dan kerugian, bukan kepada tingkat bunga

yang telah menetapkan tingkat keuntungan dimuka.

Mudharabah,

Musyarakah

Tunggakan s.d. 90

realisasi bagi hasil

diatas 30% s.d.

90% dari proyek

pendapatan.

Tunggakan lebih

dari 90 hari s.d. 180

hari realisasi bagi

hasil kurang dari 3%

Tunggakan lebih dari

180 hari, realisasi

pendapatan kurang

dari 30% dari

proyeksi pendapatan

lebih dari 3 periode

pembayaran

Page 67: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

48

E. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

1. Pengertian Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)

BOPO termasuk rasio (earnings). Keberhasilan bank didasarkan

pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan

menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(Kuncoro dan Suhardjono, 2002:64)

Menurut Dendawijaya (2009:120), rasio biaya operasional

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

melakukan kegiatan operasinya. Rasio biaya operasional terhadap

pendapatan pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi

digunakan untuk menukur kemampuan manajemen bank dalam

mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

Semakin kecil rasio ini berrati semakin efisien biaya operasional yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan. BOPO dinyatakn dengan rumus :

BOPO =

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan total beban

bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah

penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional

lainnya.

Page 68: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

49

BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko

operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank.

Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan

keuntungan yang dipegaruhi oleh struktur biaya operasional, dan

kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk. Biaya

dana bagi bank merupakan biaya operasional bank dengan jumlah terbesar.

Menurut Muhammad (2006;37) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi besarnya biaya dana, yaitu struktur sumber dana, tingkat bagi

hasil dan cadangan wajib.

F. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang

mencakupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,

mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat

berpengaruh terhadap besarnya modal bank. (Suhardjono,2002:40)

Rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko

(Dendawijaya,2001:34).

CAR diukur dengan membagi modal dengan aktiva tertimbang

menurut resiko (ATMR)

CAR =

x 100%

Page 69: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

50

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka

pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi

CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung

resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi

(sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasi

bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan

kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Suhardjono,2002:73).

Menurut Zainul Arifin (2006:138) dalam menelaah CAR bank

syariah, terlebih dahulu harus mempertimbangkan bahwa aktiva bank syariah

dapat dibagi atas :

Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/kewajiban atau hutang

(wadiah atau qardh dan sejenisnya)

Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (profit and loss sharing

investment account) yaitu mudharabah (general investment

account/mudharabah mutlaqah, restricted investment account/mudharabah

muqayyadah)

G. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI tanggal 31

Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah adalah surat berharga

Page 70: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

51

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah

yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Menurut Arifin (2009:198), yang dimaksud Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai

bukti penitipan dana jangka pendek. SBIS merupakan piranti moneter yang

sesuai prinsip pada bank syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan

pengendalian moneter. Bank Indonesia menerbitkan instrumen moneter

berdasarkan prinsip syariah dan dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk

mengatasi bila terjadi kelebihan pada tingkat likuiditas.

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) diterbitkan oleh Bank

Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka

pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah dengan

menggunakan akad ju‟ alah. Akad ju‟ alah adalah janji atau komitmen

(iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu („Iwadh/ju‟ l) atas pencapaian

hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan.

2. Karakteristik SBIS

a) Menggunakan akad jualah (berdasarkan fatwa Dewan Syariah

Nasional dan Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat

diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah, musyarakah,

wadiah, qardh, dan wakalah).

b) Diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Page 71: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

52

c) Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12

(dua belas) bulan.

d) Diterbitkan tanpa warkat (scripless).

e) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia.

f) Merupakan instrumen kebijakan moneter dan saran penitipan dana

sementara.

g) Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. (www.bi.go.id).

Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan instrumen moneter berbasis

syariah yaitu SBIS yang menjadi alternatif tambahan bank syariah, Badan

Usaha Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) dalam pengelolaan

dana investasinya. Dengan adanya instrumen tersebut, bank syariah tidak

perlu takut menerima dana pihak ketiga dari individu atau kelompok dalam

jumlah besar. Saat ini banyak bank umum ataupun Unit Usaha Syariah (UUS)

yang tidak mau menerima dana masyarkat yang bernilai besar karena ragu

tidak mampu menyalurkannya. Bila hal tersebut dipaksakan, akibatnya bagi

hasil yang diterima pemilik dana justru akan mengecil dan tingkat

pembiayaan bermasalah pun akan meningkat. Kehadiran SBIS dan

pemberlakuan UU Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan pemberlakuan

UU Perbankan Syariah maka akan mendorong optimalisasi pengembangan

bisnis treasury lembaga keuangan dna perbankan syariah. Penerbitan SBIS

tidak akan menggangu perekonomian akibat perbankan lebih senang

menempatkan dananya di SBIS dibanding menyalurkannya.

Page 72: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

53

3. Ketentuan Hukum SBIS

Menurut Zulkifli (2008:67) ketentuan hukum SBIS yaitu :

a) SBIS sebagai instrumen pengendalian moneter boleh diterbitkan

untuk memenuhi kebutuhan Operasi Pasar Terbuka (OPT).

b) Bank Indonesia memberikan imbalan kepada pemegang SBIS

sesuai dengan akad yang dipergunakan.

c) Bank Indonesia wajib mengembalikan dana SBIS kepada

pemegangnya pada saat jatuh tempo.

d) Bank Syariah boleh memiliki SBIS untuk memanfaatkan dananya

yang belum dapat disalurkan ke sektor riil.

4. Mekanisme Penerbitan SBIS

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI dan peraturan Bank Indonesia, yang

instrumen SBIS dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme lelang

sebagaimana hal ini pun diberlakukan bagi SBI konvensional. Berdasarkan

surat edaran Bank Indonesia No. 10/40/DPM Tanggal 17 November 2008

tentang tata cara penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Berikut ini adalah penjelasan atas hal-hal yang berkaitan dengan peraturan

di atas. Berkaitan dengan penatausahaan SBIS, sebagaimana yang telah

dioperasikan terhadap SBI konvensional, BI menggunakan sistem

pencatatan dan penatausahaan secara elektrolis yang dikenal dengan

sistem BI-SSSS (Scripless Securities Settlement System) atau sistem

penyelesaian surat berharga tanpa warkat, yaitu transaksi dengan Bank

Page 73: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

54

Indonesia termasuk penatausahaannya dan penatausahaannnya surat

berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta,

penyelenggara dan sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS).

5. Pihak – Pihak Lelang Dalam SBIS

a) Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau

pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS atau UUS.

b) BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun tidak

langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio

(FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia (Soemitra, 2009:217).

6. Pembatalan Hasil dan Transaksi Lelang SBIS

a) Hasil lelang SBIS dapat dibatalkan oleh Bank Indonesia.

b) Transaksi SBIS (settlement lelang SBIS, Settlement first leg Repo

SBIS dan Settlement Second leg Repo SBIS) dinyatakan batal

apabila saldo rekening giro dan saldo rekening surat berharga BUS

atau UUS di Bank Indonesia tidak mencukupi (www.bi.go.id).

7. Sanksi SBIS

Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/18/PBI/2010. Bank Indonesia

mengenakan sanksi kepada BUS dan UUS atas transaksi SBIS yang

dinyatakan batal berupa (www.bi.go.id) :

a) Teguran tertulis

Page 74: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

55

b) Kewajiban membayar sebesar 0,01% (satu per sepuluh ribu) dari

nilai transaksi SBIS yang dinyatakan batal, paling sedikit sebesar

Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak sebesar

Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk setiap transaksi

yang dinyatakan batal. Dengan tidak mengurangi sanksi tersebut

diatas, dalam hal BUS atau UUS melakukan transaksi SBIS dan

atau transaksi operasi moneter syariah lainnya sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur

mengenai operasi moneter syariah, yang dinyatakan batal sebanyak

tiga kali dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, maka BUS atau UUS

dikenakan sanksi berupa penghentian sementara untuk mengikuti

kegiatan operasi moneter syariah selama 5 hari kerja berturut-turut.

H. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Non Perfoming Finance (NPF) terhadap Laba

Kegiatan utama bank adalah memberikan kredit kepada

nasabahnya. Pemberian kredit yang sehat berimplikasi pada

kelancaran pengembalian kredit oleh nasabah atas pokok pinjaman

dan bunga secara langsung dapat mempengaruhi kinerja bank.

(Darmawi, 2006:38)

Jika non performing financing (NPF) mengalami kenaikan maka

akan mempengaruhi pada penurunan probabilitas bank karena

Page 75: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

56

besarnya rasio NPF menunjukkan bahwa kemampuan manajemen

bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank

kepada nasabah. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan

semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit

bermasalah semakin besar, yang nantinya akan berdampak pada laba

perbankan syariah. Oleh karena itu peran pemerintah dalam mengatur

kebijakan hal seperti ini melalui Bank Indonesia menetapkan nilai

maksimal NPF pada perbankan adalah sebesar 5%.

NPF sebagai indikator tingkat kualitas laba, dimana NPF sebagai

cakupan komponen dan kualitas aktiva produktif yang berpedoman

pada ketentuan Bank Indonesia dan dihitung dengan membandingkan

aktiva produktif bermasalah dan aktiva produktif dari bank itu sendiri.

Semakin kecil rasio NPF suatu bank, maka dapat dikatakan bank

tersebut sehat. Dalam penelitian menurut Agung dan Hidayah

(2008:22) dalam penilitiannya mengenai credit crunch, tingginya NPL

(Non Performing Loan) merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan perbankan enggan memberikan kredit. Hal ini

dikarenakan semakin tingginya NPL suatu bank maka akan

berpengaruh buruk terhadap permodalannya.

Menurut Dea Naufal Kharisma (2011:9) variabel NPF secara

individu terhadap profitabiltas menghasilkan niali signifikansi uji t

sebesar 0.516 > 0.05, dengan demikian berarti non performing

financing tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan

Page 76: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

57

dengan arah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat tingkat non

performing financing maka mengakibatkan menurunnya profitabilitas.

Sebab dalam kenyataanya, yang mendominasi kegiatan operasional

bank syariah adalah prinsip jual beli (murabahah), padahal yang

menjadi ciri khas bank syariah adalah prinsip bagi hasil. Hal itu

disebabkan oleh prinsip kehati-hatian bank syariah yang belum

memadai sehingga dianggap berbahaya apabila terlalu banyak

menyalurkan pembiayaan bagi hasil.

2. Hubungan Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Laba

Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan

usaha pokoknya terutama kredit, dimana kredit menjadi pendapatan

terbesar perbankan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh

bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan

terbesar bagi bank syariah. Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut

mempengaruhi pencapaian laba bank (Suhada, 2009). Semakin kecil

BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan

aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1

sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO nya lebih dari 1.

Semakin tinggi biaya pendapatan bank berarti kegiatan operasionalnya

semakin tidak efisien sehingga pendapatannya juga makin kecil.

Page 77: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

58

Dengan kata lain BOPO berhubungan negatif terhadap profitabilitas

bank.

Dalam penelitian Erros Daniariga untuk mengetahui pengaruh rasio

keuangan CAMEL secara simultan dan pertumbuhan laba di respon

parsial terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek.

Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa secara parsial

pertumbuhan laba yang dinyatakan dalam rasio-rasio keungan yang

terdiri dari variabel CAR, RORA, NPM, BOPO, dan LDR setelah

dilakukan pengujian variabel CAR, RORA, dan NPM mempunyai

tingkat signifikasi t lebih besar dari 5% maka H gagal ditolak

sehingga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

keuangan perbankan, sedangkan variabel BOPO dan LDR mempunyai

tingkat signifikasi t lebih kecil dari 5% maka H ditolak sehingga

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.

3. Hubungan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Laba

Capital Adequacy ratio adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang

mencukupi dan kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur,

mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat

berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Mudrajad Kuncoro dan

Suhardjono:2002). Semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi

sebuah bank (Tarmidzi Achmad, 2003). Jika nilai CAR tinggi berarti

Page 78: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

59

bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang

menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang

cukup besar bagi profitabilitas. (Mudrajad Kuncoro dan

Suhardjono:2002).

Menurut hasil penelitian dari Hasil penelitian ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kartika Wahyu Sukarno dan

Muhamad Syaichu (2006) dalam penelitiannya diperoleh hasil yang

menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap laba

perbankan.. Hasil ini mengindikasikan kecukupan modal belum tentu

menyebabkan besar kecilnya keuntungan bank. bank memiliki modal

besar namun tidak mampu menggunakan modal itu secara efektif

untuk menghasilkan laba, maka modal yang besar tersebut tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas bank.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kondisi bank syariah

di Indonesia mulai mengarah ke arah yang baik setelah terjadinya

krisis ekonomi. Tingkat CAR sangat mempengaruhi kepercayaan

masyarakat terhadap bank, dimana kepercayaan masyarakat

merupakan modal dasar bagi kelangsungan lembaga keuangan ini.

Tingkat CAR yang ideal akan sangat menguntungkan bagi bank dan

dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemilik dana

sehingga masyarakat akan memiliki keinginan yang lebih untuk

menyimpan dananya di bank (Kartika Wahyu Sukarno dan Muhamad

Syaichu 2006:53)

Page 79: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

60

4. Hubungan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba

Sektor moneter dalam perekonomian modern merupakan variabel

ekonomi yang signifikan dalam menciptakan kestabilan ekonomi

suatu negara. Dalam hal ini Bank Sentral memegang peran perbankan

dalam perekonomian, salah satu fungsinya adalah sebagai tempat

meminjam uang bagi bank-bank komersial termasuk bank syariah

yang sedang mengalami kesulitan likuiditas ataupun menempatkan

dananya dalam kondisi over likuiditas (lender of the last resrot).

Fungsi ini sangat penting untuk dilakukan guna meningkatkan

kestabilan sistem keuangan atau perekonomian dan pada akhirnya

mempertahankan tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap

sistem perbankan.

Selama ini kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia

dalam rangka pengendalian uang beredar ditempuh dengan operasi

pasar terbuka. Agar operasi pasar terbuka berdasarkan prinsip syariah

dapat dilaksanakan, maka dalam rangka pengendalian moneter

diciptakan suatu piranti yang sesuai dengan prinsip syariah dalam

bentuk sertifikat bani indonesia bank syariah (SBIS) yang pada

akhirnya akan berdampak pada kinerja bank syariah khususnya laba.

Hasil penelitian Sri Widyastuti dan Deki Anwar (2009:13) yang

menjelaskan bahwa instrumen SWBI (Sertifikat Wadiah Bank

Indonesia) memberikan dampak yang lebih baik dari pada instrumen

moneter syariah PUAS terhadap peningkatan jumlah laba pada

Page 80: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

61

perbankan syariah. Dengan demikian penempatan dana menganggur

(idle fund) perbankan syariah di Indonesia sebaiknya diletakkan pada

instrumen moneter syariah SWBI. Karena memiliki dampak dan

resiko yang lebih minimal terhadap kinerja perbankan syariah

khususnya aset bila dibandingkan dengan instrumen moneter syariah

PUAS. Ini pula mempengaruhi peningkatan laba di perbankan syariah

dimana semakin banyak orang yang melakukan transaksi di pasar

uang semakin tinggi pula laba perbankan syariah.

I. Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa

Non Performing Financing, Biaya Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) mempengaruhi Laba Perbankan Syariah. Diantaranya :

1. Erros Daniariga (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Erros Daniariga untuk mengetahui

pengaruh rasio keuangan CAMEL secara simultan dan pertumbuhan laba

di respon parsial terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa

efek. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa secara parsial

pertumbuhan laba yang dinyatakan dalam rasio-rasio keungan yang terdiri

dari variabel CAR, RORA, NPM, BOPO, dan LDR setelah dilakukan

pengujian variabel CAR, RORA, dan NPM mempunyai tingkat signifikasi

Page 81: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

62

t lebih besar dari 5% maka H gagal ditolak sehingga tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan,

sedangkan variabel BOPO dan LDR mempunyai tingkat signifikasi t lebih

kecil dari 5% maka H ditolak sehingga mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

2. Rizki Syahfandi dan Siti Mutmainah (2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Syahfandi dan Siti

Mutmainah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perataan

laba penyisihan penghapusan aktiva produktif. Hasil penelitian tersebut

menemukan bahwa jumlah pembiayaan, non perfoming finance (NPF),

probabilitas, ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap

variabel perataan laba. Sedangkan CAR dan umur perusahaan (age)

yang merupakan variabel kontrol tidak berpengaruh terhadap variabel

perataan laba.

3. Rina Ani Sapariyah (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ani Sapariyah mengetahui

pengaruh rasio capital, asset, earning dan liquidity terhadap pertumbuhan

laba pada perbankan di Indonesia. Hasil penelitian tersebut menemukan

bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)dan Non Performing Loan

(NPL)berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba,

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Page 82: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

63

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan

Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

4. Endri (2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Endri menganalisis kinerja

pengaruh sertifikat bank indonesia, SWBI dan indikator kinerja keuangan

Bank Syariah. Hasil penelitian yang didapatkan dimana SWBI memiliki

hubungan yang positif terhadap laba bank syariah. Terdapatnya hubungan

yang positif antara SWBI dengan laba bank syariah mengandung makna

bahwa semakin tinggi SWBI semakin tinggi pula laba yang diperoleh oleh

bank syariah..

5. Sigit Setiawan dan Winarsih (2011)

Penelitiannya yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Laba Bank Syariah di Indonesia”. Variabel yang terkait yaitu

Permodalan, Pembiayaan, Dana Msayarakat, Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional dan Laba Bank Syariah. Tujuan utama

penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan laba pada bank syariah. Teknis analisis data menggunakan

metode purposive sampling dengan periode pengamatan tahun 2005

sampai dengan tahun 2010 dan diperoleh sebanyak 3 bank syariah sebagai

sampel, sehingga terdapat 15 pengamatan. Hasil penelitian ini adalah

Page 83: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

64

dengan pengujian secara simultan (uji F) diperoleh hasil bahwa

permodalan, pembiayaan, non perfoming finance, dana masyarakat, dan

biaya operasional secara serentak mempengaruhi pertumbuhan laba bank

syariah di Indonesia. Di sisi lain, hasil pengujian secara parsial (uji t)

membuktikan bahwa permodalan, pembiayaan, dan dana masyarakat

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan non perfoming

finance dan biaya operasional memberikan pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan laba.

6. Suci Ayu Lestari (2012)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh ROA, CAR, LDR, DAN BOPO

Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Bank Umum Tahun 2007-2011”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengaruh ROA, CAR,

LDR, DAN BOPO Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Bank Umum Tahun

2007-2011. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan

uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t yang sebelumnya telah dilakukan

uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

variabel ROA dan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Sedangkan variabel CAR berpengaruh positif, tetapi

tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba dan LDR berpengaruh negatif,

tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dan variabel yang

memiliki pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan laba adalah

variabel BOPO.

Page 84: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

65

J. Ringkasan Pemikiran Terdahulu

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Variabel Metodologi dan Hasil Penelitian

1. Erros

Daniariga

(2010)

Pengaruh Rasio

CAMEL

Terhadap

Pertumbuhan

Laba (Pada

Perusahaan

Perbankan Yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia)

Variabel

Independen :

CAR, RORA,

NPM,BOPO,

LDR,

Variabel

Dependen:

Pertumbuhan

Laba.

Analisis Regresi Linier Berganda

berdasarkan model kuadrat terkecil

biasa Ordinary Least Square (OLS),

Hasil :

Secara parsial pertumbuhan laba yang

dinyatakan dalam rasio-rasio keungan

yang terdiri dari variabel CAR,

RORA, NPM, BOPO, dan LDR

setelah dilakukan pengujian variabel

CAR, RORA, dan NPM mempunyai

tingkat signifikasi t lebih besar dari

5% maka H gagal ditolak sehingga

tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja keuangan

perbankan, sedangkan variabel BOPO

dan LDR mempunyai tingkat

signifikasi t lebih kecil dari 5% maka

Page 85: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

66

H ditolak sehingga mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan laba

2. Rizki

Syahfandi dan

Siti

Mutmainah

(2012)

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Perataan Laba

Penyisihan

Penghapusan

Aktiva Produktif

(Praktik

Manajemen

Laba Pada

Perbankan

Syariah Di

Indonesia)

Variabel

Independen :

NPF,

Probabilitas,

Ukuran

Perusahaan

(size), CAR,

umur

perusahaan

(age)

Variabel

Dependen :

Perataan Laba

Analisis Regresi Liniear Berganda

Koefisien Eckel

Hasil :

Bahwa jumlah pembiayaan, non

perfoming finance (NPF), probabilitas,

ukuran perusahaan (size) berpengaruh

positif terhadap variabel perataan laba.

Sedangkan CAR dan umur perusahaan

(age) yang merupakan variabel kontrol

tidak berpengaruh terhadap variabel

perataan laba.

3. Rina Ani

Sapariyah

(2010)

Pengaruh Rasio

Capital, Assets,

Earning dan

Liquidity

terhadap

Pertumbuhan

laba pada

Perbankan di

Variabel

Independen :

CAR, NPL,

LDR, BOPO,

Variabel

Analisis Regresi Liniear Berganda

Hasil :

Hasil penelitian tersebut menyatakan

bahwa CAR dan NPL berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan laba, BOPO berpengaruh

Page 86: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

67

Indonesia

Dependen :

Pertumbuhan

Laba

negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Sedangkan LDR

berpengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

4. Endri (2008) Analisis

pengaruh

sertifikat bank

indonesia, SWBI

dan indikator

kinerja

keuangan Bank

Syariah

Variabel

Independen :

SBI, SWBI,

FDR, NPF,

CAR, ROA,

ROE

Variabel

Dependen :

Laba

Perbankan

Syariah

Analisis Regresi Liniear Berganda

Hasil :

Hasil penelitian tersebut menyatakan

bahwa variabel FDR, CAR, dan ROA

berpengaruh signifikan terhadap Laba,

sedangkan variabel Suku Bunga,

SWBI, NPF dan ROA berpengaruh

tidak signifikan terhadap Laba

5. Sigit Setiawan

dan Winarsih

(2011)

Faktor yang

Mempengaruhi

Pertumbuhan

Laba Bank

Syariah di

Indonesia

Variabel

Independen :

Permodalan,

Pembiayaan

NPF, Dana

Masyarakat,

BOPO

Analisis Regresi Liniear Berganda

Hasil :

Hasil penelitian ini adalah dengan

pengujian secara simultan (uji F)

diperoleh hasil bahwa permodalan,

pembiayaan, non perfoming finance,

dana masyarakat, dan biaya

Page 87: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

68

Variabel

Dependen :

Pertumbuhan

Laba

operasional secara serentak

mempengaruhi pertumbuhan laba bank

syariah di Indonesia. Di sisi lain, hasil

pengujian secara parsial (uji t)

membuktikan bahwa permodalan,

pembiayaan, dan dana masyarakat

berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan laba. Sedangkan non

perfoming finance dan biaya

operasional memberikan pengaruh

negatif terhadap pertumbuhan laba.

6. Suci Ayu

Lestari (2012)

Pengaruh ROA,

CAR, LDR,

DAN BOPO

Terhadap

Pertumbuhan

Laba Pada Bank

Umum Tahun

2007-2011

Variabel

Independen :

CAR, LDR,

DAN BOPO

Variabel

Pertumbuhan

Laba pada

bank umum

Regresi Linier Berganda

Hasil :

Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa variabel ROA dan BOPO

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

Sedangkan variabel CAR berpengaruh

positif, tetapi tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba dan LDR

berpengaruh negatif, tetapi tidak

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Dan variabel yang memiliki pengaruh

Page 88: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

69

Sumber : Diolah dari berbagai referensi

K. Kerangka Pemikiran

Salah satu parameter yang paling umum dijadikan landasan

pengukuran pertumbuhan perbankan adalah laba perbankan. Kenaikan laba

perbankan merupakan indikasi utama pertumbuhan perbankan dengan

perkembangan bank syariah di Indonesia sejak berdirinya menunjukkan

tingginya kenaikan laba bank syariah didalam kehidupan perekonomian

Indonesia. Oleh karena itu, peneliti juga dikuatkan dengan penelitian

terdahulu untuk meneliti lebih lanjut dengan judul Analisis Pengaruh Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia

Periode September 2009 – Desember 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel

independen bebas yaitu Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional

Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR)

dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS terhadap variabel dependen

yaitu Laba Perbankan Syariah yang dalam realisasinya tidak lepas dari

kondisi internal maupun eksternal. Data dari masing-masing variabel dari

paling dominan terhadap pertumbuhan

laba adalah variabel BOPO

Page 89: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

70

situs resmi Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah yang

dipublikasikan Laporan Publikasi Bank Indonesia.

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, berikut ini adalah

kerangka pemikiran dari penelitian yang akan dilakukan. Untuk mewujudkan

kerangka pemikiran dalam penelitian ini jika divisualisasikan dalam bentuk

skema atau model sederhana adalah sebagai berikut :

Page 90: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

71

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode

September 2009 – Desember 2013

NPF

(X1)

SBIS

(X4)

Laba

(Y)

(

Model Ekonometrika

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Regresi Berganda

Uji t

Uji f

Uji Adj

Hasil dan Interpretasi

Kesimpulan dan Implikasi

BOPO

(X2)

CAR

(X3)

Page 91: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

72

L. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empiris

kebenarannya. Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a) H0 : Diduga Non Performing Financing tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode

September 2009 – Desember 2013.

H1 : Diduga Non Performing Financing berpengaruh secara signifikan

terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode Periode

September 2009 – Desember 2013.

b) H0 : Diduga Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di

Indonesia Periode September 2009 – Desember 2013.

H1 : Diduga Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

berpengaruh secara signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di

Indonesia Periode Periode September 2009 – Desember 2013.

c) H0 : Diduga Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode

September 2009 – Desember 2013.

H1 : Diduga Capital Adequacy Ratio bepengaruh secara signifikan

terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode September 2009

– Desember 2013.

Page 92: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

73

d) H0 : Diduga Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di

Indonesia Periode September 2009 – Desember 2013.

H1 : Diduga Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) bepengaruh

secara signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode

September 2009 – Desember 2013.

e) H0 : Diduga Non Perfoming Finance (NPF), Biaya Operasional

Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio

(CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode

September 2009 – Desember 2013 secara simultan.

H1 : Diduga Non Perfoming Finance (NPF), Biaya Operasional

Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio

(CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh

secara signifikan terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode

September 2009 – Desember 2013 secara simultan.

Page 93: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

73

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen yaitu

Laba Perbankan Syariah dan variabel independennya difokuskan pada Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS). Penelitian ini merupakan penelitian analisis

pengaruh, karena tujuan penelitian ini adalah meneliti hubungan pengaruh

antara dua variabel, yaitu variabel independen (NPF, BOPO, CAR dan SBIS)

dengan variabel dependen (Laba).

Data operasionalnya yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

data runtun waktu (time series). Semua data dalam bulanan yaitu periode

bulan September 2009 hingga Desember 2013 yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia serta dari sumber-sumber lainnya yang terkait.

B. Teknik Penentuan Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang

diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Sampel yang baik umumnya

memiliki karakteristik sebagai berikut : (Kuncoro, 2009:105)

1) Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil

keputusan yang berhubungan dengan besarnya sampel untuk

memperoleh jawaban yang dikehendaki.

Page 94: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

74

2) Sampel yang baik mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit

analisis untuk menjadi sampel.

3) Sampel yang baik dengan menghitung akurasi dan pengaruh

(misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel.

4) Sampel yang baik dengan menghitung derajat kepercayaan yang

diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel

statistika.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Laba pada Perbankan

Syariah di Indonesia periode September 2009 hingga Desember 2013. Sampel

yang dipilih adalah Non Performing Financing (NPF), Biaya Pendapatan

Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR)

dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Field Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

sekunder yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua

atau data yang sudah dipublikasikan untuk menjelaskan gejala suatu

fenomena, seperti pusat referensi Bank Indonesia (BI).

Page 95: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

75

2) Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari membaca literatur, buku, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan

dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang

valid.

3) Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di

perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa

(keilmuannya), karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan teknologi

yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh

merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahui analisis pengaruh Non

Performing Financing (NPF), Biaya Pendapatan Terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia,

dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data yang

digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan menggunakan alat

analisis Ordinary Least Square digunakan untuk mencapai penyimpangan

atau error yang minimum dengan menggunakan analisis regresi berganda

yaitu digunakan lebih dari dua variabel bebas.

Page 96: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

76

Menurut Ajija (2011:23) Ordinary Least Square merupakan metode

estimasi yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi

dari fungsi regresi sampel. Untuk analisis data akan dilakukan dengan

bantuan aplikasi komputer yaitu program Excel 2007 dan program Eviews 6.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data di log karena untuk

penyertaan data dari variabel tersebut satuan datanya berbeda dan juga

sebagai pemecahan persamaan yang tidak diketahuinya merupakan perangkat

dari variabel lain. Hubungan variabel laba dengan variabel NPF, BOPO, CAR

dan SBIS diformulasikan sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3, X4 e)

Sedangkan model ekonometrika ditulis :

Dimana :

β0 = Constanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi dari masing-masing variabel yang

mempengaruhi Laba

LNLABA = Log Laba

NPF = Non Performing Financing

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 e

LABA = β0 + β1 NPF + β2 BOPO + β3 CAR + β4 SBIS e

LNLABA = β0 + β1 NPF + β2 BOPO + β3 CAR + β4 LNSBIS e

Page 97: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

77

BOPO = Biaya Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional

CAR = Capital Adequacy Ratio

LNSBIS = Log Sertifikat Bank Indonesia Bank Syariah

e = Error Terms (variabel diluar model tetapi tidak ikut

berpengaruh terhadap variabel terikat.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji

asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier

tidak bias dengan varian yang minimum BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Untuk

itu diperlukannya pendeteksian lebih lanjut diantaranya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi antara variabel dependen, variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji

normalitas menjadi sangat populer dan tercangkup dibeberapa komputer

statistik. (Gujarati, 2006:164)

Uji normalitas residual metode Ordinary Least Square secara

formal dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-

Page 98: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

78

Bera (JB). Deteksi dengan melihat Jarque-Bera yang merupakan

asimtotis (sampel besar dan didasarkan atas residual Ordinary Least

Square). Uji ini dengan melihat probabilitas Jarque-Bera (JB) sebagai

berikut : (Gujarati, 2006:165)

Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut :

Hipotesis : H0 : Model berdistribusi normal

H1 : Model tidak berdistribusi normal

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna

atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan

(independen) dari model regresi. (Gujarati, 2006:184)

Sedangkan menurut Nachrowi (2006:95) jika tidak korelasi

antara kedua variabel tersebut, maka koefisien pada regresi majemuk

akan sama dengan koefisien pada regresi sederhana. Hubungan linier

antar variabel bebas inilah yang disebut dengan multikolinearitas.

Dalam penelitian ini penulis akan melihat mulkolinearitas

dengan menguji koefisien korelasi (r) berpasanagan yang tinggi

diantara variabel-variabel penjelas. Sebagai aturan main yang kasar

Page 99: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

79

(rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas

0.8 maka diduga terjadinya multikolinearitas dalam model. Sebaliknya

jika koefisien korelasi rendah maka diduga model tidak mengandung

multikolinearitas.

Uji koefisien korelasinya yang mengandung unsur kolinearitas,

misalnya variabel X1 dan X2. Langkah-langkah pengujian sebagai

berikut :

Bila r < 0.8 (model tidak terdapat multikolinearitas)

Bila r > 0.8 (model terdapat multikolinearitas)

Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah adanya

multikolinearitas, antara lain : melihat informasi sejenis yang ada,

mengeluarkan variabel dan mencari data tambahan. (Nachrowi,

2006:104)

c. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau

sering berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel

independen (Gujarati, 2006:146)

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah

Page 100: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

80

disebut denfan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. (Nachrowi,

2008:108)

Untuk melacak keberadaan heterokedastisitas dalam penelitian

ini digunakan uji white. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai

berikut :

Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Heterokedastisitas

H1 : Model terdapat Heterokedastisitas

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak

Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model

tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Sebaliknya jika probabilitas

Obs*R2 lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut dipastikan terdapat

heterokedastisitas. Jika model tersebut harus ditanggulangi melalui

transformasi logaritma natural dengan cara membagi persamaan regresi

dengan variabel independen yang mengandung heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi diantara

anggota observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala)

atau ruang (seperti data lintas-sektoral)”. (Gujarati,2006:147)

Page 101: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

81

Menurut Nachrowi (2006:183) dalam berbagai studi

ekonometrika, data time series sangat banyak digunakan. Namun

dibalik pentingnya data tersebut, ternyata data time series menimpan

berbagai permasalahan, salah satunya yaitu autokorelasi. Autokorelasi

merupakan penyebab yang akibat data menjadi tidak stasioner, sehingga

bila data dapat distasionerkan maka autokorelasi akan hilang dengan

sendirinya, karena metode transformasi data untuk membuat data yang

tidak stasioner sama dengan tranformasi data untuk menghilangkan

autokorelasi.

Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga

digunakan uji Langrange Multiplier (LM Test) atau yang disebut Uji

Breusch-Goldfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared

dengan α = 0.05. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut (Gujarati,

2006:147)

Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Autokorelasi

H1 : Model terdapat Autokorelasi

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, H0 diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak

Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model

tersebut tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih

kecil dari 0.05 maka model tersebut terdapat autokorelasi.

Page 102: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

82

Selain itu, ada salah satu cara lagi yang digunakan untuk

mendeteksi autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (D-W). Deteksi

adanya autokorelasi dapat menggunakan besaran Durbin-Watson (D-

W). Berikut ini tabel yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya

autokorelasi dengan uji Durbin-Watson. ( Gujarati, 2006:147) :

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) Angka D-W dibawah -2 sampai +2, sampai tidak ada autokorelasi.

3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 3.1

Menentukan ada tidaknya autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Ada

autokorelasi

positif

Tidak dapat

diputuskan

(ragu-ragu)

Tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

(ragu-ragu)

Ada

autokorelas

i negatif

0 dL du 2 4-du 4-dt 4

1.10 1.54 2.46 2.90

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

Hipotesis : H0 : Model tidak terdapat Autokorelasi

H1 : Model terdapat Autokorelasi

Bila nilai D-W tidak berada antara 1.54 – 2.46 → H0 ditolak

Bila nilai D-W berada antara 1.54 – 2.46 → H0 diterima

Page 103: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

83

2. Uji Statistik

Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-

variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan Excel 2007 dan

Eviews 6. Dalam pengujian ini menggunakan Uji Statistik meliputi Uji-t

dan Uji-F.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas

(independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada

tingkat signifikan 0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas

bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t

yaitu dengan pengujian, yaitu : (Nachrowi, 2006:17)

Hipotesis : H0 : βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas

tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

terikat.

H1 : βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada

pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.

Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 terima, H1 tolak)

Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai

pengaruh terhadap variabel terikat (H0 tolak, H1 terima).

Page 104: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

84

b. Uji Fisher (Uji-F)

Uji Fisher (Uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah seluruh

variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan 0.05 (5%).

Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan

dengan uji-F dengan pengujian, yaitu (Nachrowi, 2006:16)

Hipotesis : H0 : βi = 0 artinya secara bersama-sama tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

terhadap variabel terikat.

H1 : βi ≠ 0 artinya secara bersama-sama ada

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

terhadap variabel terikat.

Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai

pengaruh terhadap variabel terikat.

3. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Ajija (2011:34) Uji koefisien determinasi koefisien R2

(adjusted R-squared). Koefisien determinasi ini menunjukkan

kemampuan garis regresi menerangkan variasi variabel terikat Y yang

Page 105: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

85

dapat dijelaskan oleh variabel bebas X. Nilai koefisien R2 (adjusted R-

squared) berkisar antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1, semakin baik

.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen (Y)

Laba Perbankan adalah peningkatan kekayaan seorang investor

sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang

berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya

biaya kesempatan). Data yang operasional yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan

Syariah berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari tahun 2009-2013

yang dinyatakan dalam milyar rupiah.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas, explanatory

variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai variabel prediktor atau

penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen

(Kuncoro,2009). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

sebagai berikut :

a. Non Performing Financing (X1)

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan

yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil

dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu Statistik

Page 106: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

86

Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari

September 2009 hingga Desember 2013 yang dinyatakan dalam persen.

b. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2)

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) merupakan salah satu rasio untuk mengukur rentabilitas

BPR atau efisiensi, di hitung dengan rumus :

BOPO =

BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko

operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan

usaha bank. Resiko operasional berasal dari kerugian operasional

bila terjaadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur

biaya operasional, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas

jasa-jasa dan produk-produk. Data operasional yang digunakan

dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia, yaitu statistic Perbankan Syariah berdasarkan

perhitungan bulanan, dari September 2009 hingga Desember 2013

yang dinyatakan dalam persen.

Page 107: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

87

c. Capital Adequacy Ratio (X3)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang

mencakupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,

mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang

dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. ( Suhardjono, 2002).

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yaitu statistik Perbankan

Syariah berdasarkan perhitungan bulanan, dari September 2009 hingga

Desember 2013 yang dinyatakan dalam persen.

d. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (X4)

Menurut Arifin (2009:198), yang dimaksud Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) adalah sertifikat yang diterbitkan Bank

Indonesia sebagai bukti penitipan dana jangka pendek. SBIS merupakan

piranti moneter yang sesuai prinsip pada bank syariah yang diciptakan

dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter. Bank Indonesia

menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah dan dapat

dimanfaatkan oleh bank syariah untuk mengatasi bila terjadi kelebihan

pada tingkat likuiditas. Data yang diambil berdasarkan data Bank

Indonesia periode September 2009 hingga Desember 2013 dengan

milyar rupiah.

Page 108: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

86

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia

Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan

memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat

islam pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah

menjadi bagian dari tradisi umat islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-

praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan

konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang

telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw. Dengan demikian,

fungsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit,

menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang

tidak terpisahkan umat islam, bahkan sejak zaman Rasulullah Saw.

(Adiwarman Karim, 2004:18).

Bank Syariah atau juga disebut bank Islam adalah bank yang

beroperasi yang menggunakan tata cara Islam yaitu mengacu pada ketentuan

yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist. Oleh karena itu, bank syariah tidak

Page 109: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

87

beroperasi berbasis bunga tetapi dengan sistem bagi hasil. Hal ini disebabkan

Islam melarang adanya riba dan dalam Islam bunga bank termasuk riba.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278-279 :

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan

tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang

yang beriman. Maka, jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa

riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.

Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok

hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Al-

Qur’an, Surah 2:278-279).

Kegiatan perbankan selain dilakukan oleh bangsa Arab ternyata juga

dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Eropa. Pada mulanya dalam

menjalankan praktik perbankan bangsa Eropa menggunakan sistem bunga.

Seiring dengan semakin majunya peradaban mereka, bangsa Eropa mulai

melakukan penjelajahan dan penjelajahan. Sebagai akibatnya, perekonomian

di seluruh dunia mulai di dominasi oleh bangsa Eropa. Adanya ketidakadilan

dalam perekonomian ini membuat beberapa Negara muslim di dunia

membuat alternatif lembaga keuangan yang terbebas dari bunga.

Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah, perbankan syariah

dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern :

Page 110: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

88

neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan

berdasarkan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum musilimin untuk

mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berdasarkan Al-Qur’an dan

As-Sunnah.

Upaya awal penerapan sistem profit and loss sharing tercatat di

Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-am, yaitu adanya upaya mengelola

dana jamaah haji secara non konvensional. Rintisan perbankan syariah

lainnya berwujud di Mesir pada decade 1960-an dan beroperasi sebagai

rural-social (semacam lembaga keuangan unit desa di Indonesia) di

sepanjang delta sungai Nil. Lembaga dengan nama Mith Ghamr tersebut

hanya beroperasi di pedesaan Mesir dan berskala kecil, namun isntitusi

tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat berarti bagi perkembangan

sistem finansial dan ekonomi Islam.

Beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun

1963 merupakan tonggak sejarah perkembangan sistem perkembangan

Islam. Pada tahun 1967 pengoperasian Mit Ghamr diambil alih oleh National

Bank of Egpt dan Bank Sentral Mesir disebabkan karena adanya kekacauan

politik. Di Yordania, berdiri Bank Islam Yordania dan kemudian disusul

beridirinya Bank Sosial Nasser di Mesir. Pada tahun 1975 berdiri juga IDB

(Islamic Bank Development) dan Bank Islam Dubai di Arab Saudi beridiri

atas prakarsa dari sidang menteri luar negeri dalam sidang tersebut diusulkan

Page 111: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

89

penghapusan sistem keuangan berdasarkan bunga dan menggantinya dengan

sistem bagi hasil.

Pada Perkembangan selanjutnya di era 1970-an, usaha-usaha untuk

mendirikan bank islam mulai menyebar ke banyak Negara. Beberapa Negara

seperti Pakistan, Sudan, dan Iran, bahkan merubah seluruh system keuangan

dinegara itu menjadi sistem nir-bunga, sehingga semua lembaga keuangan di

Negara tersebut beroperasi tanpa menggunakan bunga. Di Negara Islam lain

seperti Malaysia dan Indonesia, bank nir-bunga beroperasi berdampingan

dengan bank-bank konvensional. (Karim:2004:24).

2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Pendirian Bank Syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1998,

yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto)

yang mengatur deregulasi industri perbankan di Indonesia.Para Ulama juga

telah berusaha mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun

perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari

peraturan perundang-undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja

menetapkan bunga sebesar 0 persen. Setelah adanya lokakarya Ulama

tentang bunga bank dan perbankan di Bogor Agustus 1990, kemudian diikuti

dengan diundangkannya UU No.7/1992 tentang perbankan dimana

Page 112: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

90

perbankan bagi hasil mulai diakomodasi, maka berdirilah Bank Muamalat

Indonesia (BMI), yang merupakan Bank Umum Islam pertama di Indonesia.

(Arifin, 1999:26)

Menurut Soemitra (2009:62) Pada tahun 1998 keluar UU No. 10

Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 yang mengakui

keberadaan Bank Syariah dan Bank Konvensional serta memperkenalkan

Bank Konvensional membuka kantor cabang syariah. Hingga pada tahun

2008 tentang Perbankan Syariah disahkan yang memberikan landasan

hukum industri perbankan syariah nasional dan diharapkan mendorong

perkembangan bank syariah yang selama lima tahun terakhir asetnya tumbuh

65% per tahun namun pasarnya (market share) secara Nasional masih

dibawah 5%. Undang-undang secara khusus mengenai perbankan syariah,

baik secara kelembagaan maupun kegiatan usaha. Beberapa lembaga hukum

baru diperkenalkan dalam UU No. 21/2008, antara lain yakni menyangkut

pemisahan (spin-off) UUS baik secara sukarela maupun wajib dan Komite

Perbankan Syariah. Terdapat beberapa PBI (Peraturan Bank Indonesia) yang

secara khusus merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang No. 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan telah diundangkan hingga saat

ini antara lain :

1) PBI No. 10/16/PBI/2008 tentang Perubahan Atas PBI No.

9/19/PBI/2007 tentang Pelaksaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan

Page 113: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

91

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank

Syariah.

2) PBI No. 10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah.

3) PBI No.10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank

Syariah.

4) PBI No. 10/23/PBI/2008 tentang Perubahan Kedua Atas PBI No.

6/21/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum dalm Rupiah dan Valuta

Asing bagi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah.

5) PBI No. 10/24/PBI/2008 tentang Perubahan Kedua Atas PBI No.

8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang

Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

6) PBI No. 10/32/PBI/2008 tentang Komite Perbankan Syariah.

7) PBI No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah.

Kini Perbankan Syariah telah mengalami perkembangan Perbankan

Syariah Bank Indonesia, pertumbuhan bank syariah saat ini menunjukkan

besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan syariah. Hal ini

tercermin dari pertumbuhan jumlah bank yang signifikan dari jaringan

kantor maupun kinerja keuangan perbankan syariah selama tahun 2011,

Page 114: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

92

jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

mengalami peningkatan.

Kondisi perbankan syariah pada tahun mendatang diperkirakan akan

terus membaik. Ini terbukti dari masih tingginya minat masyarakat terhadap

perbankan syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui

kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan dapat

memberikan pengaruh pada minat masyarakat. Disisi lain, secara

Internasional peluang memanfaatkan investasi asing, khususnya dari Timur

Tengah ke dalam sistem perekonomian Indonesia masih terbuka lebar.

3. Visi dan Misi Perbankan Syariah

Konsep pengembangan perbankan syariah dimasa depan harus

disusun dengan visi, misi, dan strategi yang tepat. Visi yang harus dibangun

kedepan adalah bagaimana menjadikan perbankan syariah sebagai urat nadi

perekonomian nasional yang berkah. Artinya perbankan syariah mampu

memerankan fungsinya yang utama sebagai lembaga intermediasi dan setiap

aktivitasnya selalu menambah kebaikan bagi semua pihak.

Untuk mencapai visi tersebut, diperlukan misi yang jelas dan misi

perbankan syariah kedepan adalah :

a. Menjadi lembaga keuangan yang professional dan dapat dipercaya

sehingga menjadi tempat bagi proses akumulasi capital masyarakat.

Page 115: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

93

b. Menjadi fasilitator dalam pengembangan ekonomi umat dan masyarakat

Indonesia melalui perannya sebagai sumber permodalan yang mudah

dan murah dan menjadi mitra sejati bagi para pelaku ekonomi lainnya.

c. Menjadi lokomotif perekonomian yang berdasarkan syariah. perbankan

syariah diharapkan dapat menolong berkembangnya sektor ekonomi lain

berlandaskan syariah seperti asuransi, reksadana, dan perusahaan

pembiayaan.

d. Membina jaringan networking yang luas, baik dalam skala nasional

maupun global.

4. Perkembangan Laba Perbankan Syariah

laba adalah jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel

dikurangkan dari penerimaan bank, kelebihan pendapatan (income) di atas

pengeluaran (expenditure) bank. Laba yang diperoleh suatu perusahaan

menunjukan sejauh mana manajemen perusahaan berhasil mengorganisasi

bisnis atau sebaliknya. Laba dapat dilihat dari neraca bank, yaitu daftar yang

memuat mengenai keuntungan (laba), total pendapatan dan total pengeluaran

(expenditure) bank. Di bawah ini adalah gambar perkembangan laba dari

periode di Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

Page 116: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

94

Gambar 4.1

Perkembangan Laba Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2009 -

2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Dapat dilihat dari gambar 4.1 diatas perkembangan laba bank syariah

di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya walaupun masih.

Hal ini menunjukkan indikasi positif yang ditinjau dari kemajuan pencapaian

visi pengembangan yang ditetapkan Bank Indonesia. Sehingga percepatan

peningkatan laba bank syariah akan lebih mudah untuk tercapai. Kemudian

perkembangan laba yang cukup stabil dengan pola kenaikan yang konsisten

menunjukkan perkembangan laba bank syariah merupakan keunggulan bagi

performa bank syariah di Indonesia.

791 1051

1475

2645

3230

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

2009 2010 2011 2012 2013

Laba

LABA

Page 117: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

95

Jika dilihat, pada tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan

bagi perbankan syariah akibat dampak dari kenaikan harga minyak dunia

serta krisis keuangan yang bermula dari permasalahan subrime mortgage

telah mengganggu stabilitas keuangan, baik di negara-negara maju maupun

negara berkembang yang terjadi di tahun 2008. Walaupun telah memberikan

imbas terhadap ketahanan sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi

Indonesia juga mempengaruhi industri perkembangan syariah. Disamping

itu, industri perkembangan syariah dapat mengahadapi tekanan yang cukup

berarti dengan daya tahan sangat baik hingga dapat menigkatkan fungsi

intermediasi perbankan syariah yang terus berjalan efektif. Terbukti dari

kenaikan laba perbankan syariah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dari akhir tahun 2009 dimana laba perbankan syariah dari 791 milyar rupiah

hingga mencapai 1.475 milyar rupiah pada tahun 2011.

Pada tahun 2013, laba perbankan syariah meningkat menjadi 3.230

milyar rupiah. Hal ini disebabkan oleh kinerja sektor riil yang membaik dan

aktivitas industri perbankan syariah yang semakin meningkat. Selain itu

dengan mulai ekspansinya bank umum syariah baru yang berdiri ditahun

sebelumnya.

Page 118: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

96

5. Perkembangan Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan

yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia

kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar,

diragukan dan macet. Dibawah ini adalah gambar perkembangan Non

Performing Financing (NPF) di Indonesia dari periode di Indonesia tahun

2009 sampai dengan tahun 2013.

Gambar 4.2

Perkembangan Non Performing Financing (NPF) di Indonesia periode

2009 - 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

4.01%

3.02%

2.52% 2.22%

3.08%

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

3.00%

3.50%

4.00%

4.50%

2009 2010 2011 2012 2013

NPF

NPF

Page 119: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

97

Pembiayaan non lancar merupakan hal yang selalu ditemukan dalam

setiap kegiatan lembaga keuangan syariah. Pembiayaan non lancar bukan

merupakan suatu hal yang harus dihindari, karena setiap nasabah

menjalankan kegiatan ekonominya dengan kondisi dan tingkat keberhasilan

yang berbeda-beda.

Nilai pembiayaan non lancar yang paling besar terjadi pada akhir

tahun 2009 yang mencapai 4,01% dan terendah pada 2012 mencapai angka

2,22%. Berdasarkan nilai tersebut, dapat dijelaskan bahwa NPF sangat

mungkin untuk mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah

pembiayaan yang disalurkan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap risiko

pembiayaan menemukan pembiayaan non lancar, jika ingin meningkatkan

pembiayaan kepada masyarakat, pembiayaan yang tergolong non lancer pun

sangat mungkin untuk ikut meningkat. Oleh karena itu, Bank Indonesia

menetapkan standar berupa perbandingan persentase kategori tingkat

pembiayaan non lancar dengan maksud, agar bank tidak perlu ragu dalam

meningkatkan layanan jasa pembiayaan kepada masyarakat, karena yang

diperhatikan adalah bukan nominal melainkan perbandingannya yang kecil.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

non lancar bank syariah di Indonesia mengalami fluktuasi yang cukup

terlihat seperti yang tergambar dalam kurva diatas. Namun, dalam

perkembangannya pembiayaan non lancar bank syariah di Indonesia masih

menunjukkan angka yang terkontrol (dibawah 5%). Dengan kata lain,

Page 120: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

98

pembiayaan non lancar bank syariah di Indonesia menunjukkan performa

yang terkontrol dan bukan merupakan ukuran yang menyebabkan kondisi

bank menjadi tidak sehat sampai sejauh ini.

6. Perkembangan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)

Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan

usahanya terutama kredit, dimana kredit menjadi pendapatan terbesar

perbankan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank mengingat

fungsi pembiayaan sebagai penyumbang terbesar bagi bank syariah. dibawah

ini adalah grafik perkembangan BOPO periode tahun 2009 – tahun 2013 :

Page 121: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

99

Gambar 4.3

Perkembangan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) periode 2009 – 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Berdasakan gambar 4.3 di atas dapat kita lihat perkembangan BOPO

terus menurun namun cenderung stabil dengan kisaran persentase sekitas

85% hinggan 74%. Rasio BOPO sempat meningkat hingga 84,39% pada

bulan akhir 2009 . Hal ini dikarenakan tingkat efisiensi pada biaya

operasional bank yang kurang efisien yang kemudian akan berdampak pada

laba perbankan. BOPO dalam Perbankan syariah terus mengalami penurun

setiap tahunnya dikarenakan perbankan syariah mulai menerapkan efisiensi

yang efektif pada pengeluaran operasional sehingga meningkatkan pula laba

perbankan syariah. BOPO sempat mencapai angka terendah pada periode

84.39%

80.54%

78.41%

74.75%

78.21%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

82.00%

84.00%

86.00%

2009 2010 2011 2012 2013

BOPO

BOPO

Page 122: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

100

2012 sebesar 74,75% terlihat karena pendapatan operasional perbankan

syariah dalam periode laporan menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan, namun sempat mengalami kenaikan hingga sebesar 78,21%

dikarenakan bank syariah banyak melakukan pembiayaan untuk

meningkatkan laba perbankan syariah, seperti biaya anggaran promosi dan

penambahan jumlah unit bank syariah.

7. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan

kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan

mengkontrol resiko-resiko yang timbul dan berpengaruh terhadap besarnya

modal bank .Berikut adalah gambar grafik perkembangan CAR periode

2009 – 2013 :

Page 123: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

101

Gambar 4.4

Perkembangan Capital Adequancy Ratio (CAR) di Indonesia periode

2009 – 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Dari gambar diatas terlihat permodalan yang dikelola oleh perbankan

cenderung stabil, bahkan sempat mencapai 16,63% pada 2011. Seperti

diketahui peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 8%

hal ini yang mengakibatkan bank-bank selalu menjaga agar CAR yang

dimiliki sesuai ketentuan. Saat CAR mencapai diatas 20% pada bulan Maret

2011 hal ini disebabkan karena adanya penambahan modal untuk

mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa ekspansi kredit

(pembiayaan). (www.indonesiafinancetoday.com)

10.77%

16.25% 16.63%

14.13% 14.20%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

2009 2010 2011 2012 2013

CAR

CAR

Page 124: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

102

Jika dilihat pada gambar 4.5 CAR terendah mencapai 10,77% dan

terus mengalami kenaikan setiap tahunnya hingga mencapai 16,63%. Hal ini

disebabkan tingkat pembiayaan pada periode tersebut ditingkatkan sehingga

bank pun harus memiliki tingkat kecukupan modal yang semakin tinggi pula.

Pada periode 2012 sampai 2013 CAR mengalami penurunan yang stabil

hingga mencapai 14,20%. Hal ini memperlihatkan perbankan berusaha

menjaga ketersediaan modalnya dengan cukup baik dan mulai sedikit

mengurangi pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

8. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Salah satu instrumen kebijakan moneter yang berpengaruh terhadap

perkembangan laba perbankan syariah adalah Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS). Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan surat

berharga berdasarkan prinsip syariah yang berjangka waktu pendek dalam

mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Dibawah ini adalah

perkembangan sertifikat bank indonesia syariah di Indonesia periode 2009 -

2013 :

Page 125: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

103

Gambar 4.5

Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) di

Indonesia periode 2009 – 2013

Sumber : Bank Indonesia (Diolah)

Berdasarkan gambar 4.5 diatas tentang perkembangan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) pada periode 2009 sampai dengan Akhir 2013 dapat

diketahui bahwa perkembangan SBIS setiap tahunnya sangat berfluktuatif

sekali. Perkembangan SBIS yang berfluktatif ini disebabkan antara lain

karena Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah juga berfluktuatif,

sehingga penyerapan dana DPK yang ditempatkan pada SBIS juga mengalami

penurunan. Pada periode ini tercatat bahwa SBIS terendah tercatat pada 2009

yaitu sebesar 3.076 milyar. Penurunan jumlah SBIS ini disebabkan karena

3076

5408

9244

4993

6699

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

2009 2010 2011 2012 2013

SBIS

SBIS

Page 126: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

104

menurunnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah yang ditempatkan

pada SBIS, pada periode ini DPK perbankan syariah cenderung digunakan

untuk pembiayaan atau ditempatkan pada sektor rill.

Periode selanjutnya SBIS selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya hingga mencapai 9.244 milyar. Setahun kemudian tepatnya yaitu

pada 2012 SBIS kembali mengalami penurunan, namun penurunan ini tidak

lebih rendah dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada 2009 yaitu

sebesar 4.933 milyar. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2012 suku bunga

yang menjadi acuan fee untuk SBIS menurun, penurunan suku bunga ini

dilakukan Bank Indonesia untuk menumbuh kembangkan sektor riil dan

peningkatan investasi. (www.indonesiafinancetoday.com)

B. Analisis Data dan Pembahasan

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret

waktu (time series) yang berbentuk manual mulai September tahun 2009 –

Desember tahun 2013. Penelitian mengenai laba perbankan syariah disini

menggunakan data pada perbankan syariah di Indonesia sebagai variabel

dependen (variabel tidak bebas). Sedangkan variabel independen terdiri dari Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Capital

Adequacy Ratio (CAR). Keseluruhan dari data yang digunakan sebagai bahan

penelitian diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.

Page 127: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

105

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang digunakan

oleh peneliti sebagai alat analisis regresi berganda adalah Ordinary Least Square

(OLS). Model OLS merupakan metode estimasi yang sering digunakan untuk

mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel (Ajija, 2011:23).

Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Microsoft

Excel 2003 dan Eviews 6 untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan

variabel-variabel yang akan diteliti. Pembahasan dilakukan dengan uji asumsi

klasik, uji statistik dan uji determinasi.

1. Uji Asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji Jarque Bera dengan melihat nilai probability. Jika

probability lebih besar dari nilai derajat α = 0.05, maka penelitian ini

tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data

terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari

nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka dalam penelitian ini ada

permasalahan normalitas atau dengan kata lain data tidak terdistribusi

normal.

Tabel 4.1

Uji Normalitas Jarque-Bera

Page 128: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

106

Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwa data dalam

penelitian ini berdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar

0.079075 yang lebih besar dari derajat kepercayaan 0.05 (5%) sehingga

dapat dinyatakan signifikan. Menurut Winarno (23:2009) menyatakan

Probability bernilai lebih dari 0.05 (5%) maka data dapat dikatakan

hasil regresi tersebut sudah berdistribusi normal dan H0 diterima. Jika

sudah dikatakan normal, maka data tersebut menghasilkan estimasi

liniet tidak bias atau biasa disebut BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator).

Menurut Nachrowi (2006:71) yang berarti model regresi tidak

mengandung masalah dan bisa dilanjutkan pada uji selanjutnya.

b. Uji Multikolinearitas

0

4

8

12

16

20

-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Series: Residuals

Sample 1 52

Observations 52

Mean -5.70e-15

Median 0.238106

Maximum 1.328697

Minimum -1.799316

Std. Dev. 0.740553

Skewness -0.762779

Kurtosis 3.121859

Jarque-Bera 5.074716

Probability 0.079075

Page 129: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

107

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel

independen.Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel

independen dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas atau

tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel

independen.Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas,

dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas

antar variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian

multikolinearitas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Hasil Uji Correlation Matrix

Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat hasil analisis uji multikolinearitas

dengan Correlation Matrix menunjukkan bahwa korelasi antar variabel

NPF BOPO CAR LNSBIS NPF 1.000000 0.393855 -0.321114 -0.535033

BOPO 0.393855 1.000000 -0.370231 -0.246047

CAR -0.321114 -0.370231 1.000000 0.412760

LNSBIS -0.535033 -0.246047 0.412760 1.000000

Page 130: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

108

independen NPF dan BOPO maupun sebaliknya sebesar 0.393855,

antara NPF dan LNSBIS maupun sebaliknya sebesar - 0.535033, antara

NPF dan CAR maupun sebaliknya sebesar -0.321114, antara BOPO

dan LNSBIS maupun sebaliknya sebesar -0.246047, dan antara BOPO

dan CAR maupun sebaliknya sebesar -0.370231, dan antara LNSBIS

dan CAR maupun sebaliknya sebesar 0.412760.

Terlihat dari tabel 4.2 diatas nilai korelasi dari masing-masing

variabel independen dibawah atau lebih kecil dari 0.8 sehingga dapat

disimpulkan H0 diterima, bahwa data tersebut terbebas dari

multikolinieritas dan model Ordinary Least Square (OLS) yang

dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinieritas.

Sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya yaitu uji

Heteroskedastisitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas

dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut Denfan

Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas

atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Nachrowi, 2008:109).

Page 131: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

109

Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah Uji White.

Tabel 4.3

Hasil Uji White Heteroskedasticity Test

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.591157 Prob. F(4,47) 0.6707

Obs*R-squared 2.490867 Prob. Chi-Square(4) 0.6463

Scaled explained SS 2.158868 Prob. Chi-Square(4) 0.7066

Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah

Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R2 sebesar

2.490867 dan Probabilitas Chi-Square sebesar 0.6463 yang lebih besar

dari tingkat kepercayaan sebesar 0.05 (5%) sehingga dapat disimpulkan

bahwa data tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas atau H0 diterima.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada

korelasi antara kesalahan pada periode waktu yang lain. Untuk

mendeteksi masalah autokorelasi digunakan uji Langrange Multiplier

(LM-Test). Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah

autokorelasi tidak hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga

digunakan pada tingkat derajat.

Page 132: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

110

Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square.Jika

probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikan 5% maka

tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika probabilitas Chi-Square

lebih kecil dari 5% maka terdapat autokorelasi.

Tabel 4.4

Hasil Uji Langrange Multiple Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.242666 Prob. F(34,13) 0.0606

Obs*R-squared 44.42582 Prob. Chi-Square(34) 0.1087

Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukan bahwa Obs*R-squared sebesar

44.42582. Nilai probabilitas Chi-Square adalah 0.1087 yang berarti

nilainya lebih besar dari α = 5% yaitu (0.05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam model tidak ada masalah heteroskedastisitas.

Hal ini menginformasikan model OLS yang diajukan dapat dikatakan

terbebas dari heteroskedastisitas sehingga bisa dilanjutkan kepengujian

selanjutnya.

2. Uji Statistik

Page 133: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

111

Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan

menggunakan program aplikasi komputer Eviews 6 dengan menggunakan

metode regresi linier berganda atau Ordinary Least Square (OLS) yang

ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: LNLABA

Method: Least Squares

Date: 05/31/14 Time: 06:39

Sample: 1 52

Included observations: 52 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF -29.05347 11.92446 -2.436460 0.0187

BOPO -8.338904 3.756054 -2.220123 0.0313

CAR -7.980407 6.004527 -1.329065 0.1902

LNSBIS 0.046531 0.352222 0.132108 0.8955

C 34.84170 10.52434 3.310582 0.0018 R-squared 0.284784 Mean dependent var 27.47153

Adjusted R-squared 0.223915 S.D. dependent var 0.875665

S.E. of regression 0.771423 Akaike info criterion 2.410051

Sum squared resid 27.96937 Schwarz criterion 2.597670

Log likelihood -57.66132 Hannan-Quinn criter. 2.481980

F-statistic 4.678614 Durbin-Watson stat 0.826272

Prob(F-statistic) 0.002920

Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah

Dari tabel 4.5 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut :

LNLABA = 34.84170 - 29.05347 NPF – 8.338904 BOPO -7.980407 CAR +

0.046531 LNSBIS

Page 134: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

112

1) Jika segala sesuatu variabel independen dianggap konstan atau

bernilai nol, artinya variabel independen tidak terjadi kenaikan atau

penurunan maka besarnya nilai laba adalah sebesar 34.84170 persen

2) Nilai koefisien regresi non performing financing (NPF) sebesar -

29.05347 persen yang berarti setiap peningkatan NPF sebesar 1

persen maka akan menurunkan laba sebesar 29.05347 persen.

3) Nilai koefisien regresi biaya operasional terhadap pendapatan

operasional (BOPO) sebesar – 8.338904 persen yang berarti setiap

peningkatan BOPO sebesar 1 persen maka akan menurunkan laba

sebesar 8.338904 persen.

4) Nilai koefisien regresi capital adequacy ratio (CAR) sebesar --

7.980407 persen yang berarti setiap peningkatan capital adequacy

ratio (CAR) 1 persen maka akan menurunkan laba sebesar 7.980407

persen.

5) Nilai koefisien regresi sertifikat bank indonesia syariah (LNSBIS)

sebesar 0.046531 persen yang berarti setiap peningkatan sertifikat

bank indonesia syariah 1 persen maka akan meningkatkan laba

sebesar 0.046531 persen.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Page 135: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

113

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)

variabel-variabel independen (NPF, BOPO, CAR, dan SBIS) terhadap

variabel dependen yaitu LABA. Salah satu cara untuk melakukan uji-t

adalah dengan melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistik t.

Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan α = 0.05

berarti variabel independen secara parsial (individu) mempengaruhi

variabel dependen.

Dari hasil tabel 4.5 bahwa didapatkan dari uji statistik t yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Pengaruh t-statistik untuk non performing financing (NPF) terhadap

laba.

Berdasarkan pada tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar

- 2.436460 dengan tingkat signifikan 0.0187. Karena tingkat

signifikan lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial NPF berpengaruh

secara signifikan dan negatif terhadap laba.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berjudul “Faktor

yang mempengaruhi laba Perbankan Syariah” oleh Sigit Setiawan

dan Winarsih (2011) mengatakan bahwa non performing financing

terhadap laba bank syariah menghasilkan nilai signifikansi 0.001 >

0.05. Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh dari

koefisien sebesar -0.220951 dengan tingkat signifikansi 0.0008. Hal

ini berarti Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh

Page 136: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

114

yang signifikan dengan arah negatif. Dengan kata lain semakin kecil

NPF maka akan membawa dampak pada peningkatan Laba. Tingkat

kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba

bank (Suhada,2009). Apabila suatu bank kondisi NPF-nya tinggi

akan mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk memperoleh

pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, dan menambah biaya

pencadangan aktiva produktif. Semakin tinggi NPF akan menurunkan

profitabilitas bank. Hal ini menunjukkan ancaman bank dari kredit

bermasalah semakin besar atau kecil kemungkinan suatu bank dalam

kondisi sehat. Sebuah lembaga perbankan harus dapat meminimalisir

kredit bermasalah, sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga.

b) Pengaruh t-statistik untuk biaya operasional terhadap pendapatan

operasional (BOPO) terhadap laba.

Hasil Regresi menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh dari

koefisien sebesar - 2.220123 dengan tingkat signifikansi sebesar

0.0313. Hal ini berarti BOPO berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap Laba dan menunjukkan bahwa menurunnya nilai

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) akan

membuat Laba pada bank syariah meningkat. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi tingkat beban pembiayaan bank maka laba

bank yang diperoleh bank semakin kecil. Tingginya beban biaya

Page 137: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

115

operasional yang menjadi tanggungan bank pada umunya akan

dibebankan pada pendapatan yang diperoleh dari alokasi

pembiayaan. Beban atau biaya kredit semakin tinggi akan

mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki oleh bank.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya

yang berjudul “Analisis pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO,

NPF terhadap probabilitas bank syariah” yang dilakukan oleh Edhi

Satriyo Wibowo dan Muhammad Syaichu (2013) yang menyatakan

bahwa BOPO berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

laba bersih bank. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

beban pembiayaan bank maka laba yang diperoleh bank akan

semakin kecil. Tingginya beban biaya operasional bank yang menjadi

tanggungan bank umumnya akan dibebankan pada pendapatan yang

diperoleh dari alokasi pembiayaan. Beban atau biaya kredit yang

semakin tinggi akan mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki

bank.

Artinya beban operasional harus ditekan seminimal mungkin,

serta mengefisienkan pendapatan operasional yang didapat antara lain

dari tabungan sehingga laba atau keuntungan yang diperoleh suatu

bank dapat kembali meningkat.

.

Page 138: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

116

c) Pengaruh t-statistik untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Laba.

Hasil regresi CAR menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh

dari koefisien sebesar -1.329065 dengan tingkat signifikansi sebesar

0.1902. Hal ini berarti CAR berpengaruh secara negatif dan tidak

signifikan terhadap laba dan menunjukkan CAR yang tinggi tidak

menjamin peningkatan laba yang tinggi. Hasil penelitian ini

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhian Dayinta

Pratiwi dan Kholiq Mahfud yang berjudul “Pengaruh CAR, BOPO,

NPF dan FDR Terhadap ROA Bank Umum Syariah” (2011) dalam

penelitiannya diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa CAR

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap laba perbankan.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kondisi bank

syariah di Indonesia mulai mengarah ke arah yang baik setelah

terjadinya krisis ekonomi. Semakin efisien modal bank bank yang

digunakan untuk aktivitas operasionalnya mengakibatkan bank

mampu untuk meningkatkan labanya. Pihak manajemen bank sangat

perlu untuk memperhatikan besarnya CAR yang ideal, jangan terlalu

tinggi karena akan meningkatkan dana yang idle dan juga jangan

terlalu rendah karena akan dapat menyebabkan permasalahan bagi

bank antara lain bank akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat,

Page 139: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

117

sehingga dana pihak ketiga bank sangat dimungkinkan akan

mengalami penurunan yang drastis.

Tingkat CAR sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat

terhadap bank, dimana kepercayaan masyarakat merupakan modal

dasar bagi kelangsungan lembaga keuangan ini. Tingkat CAR yang

ideal akan sangat menguntungkan bagi bank dan dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat sebagai pemilik dana sehingga masyarakat

akan memiliki keinginan yang lebih untuk menyimpan dananya di

bank (Kartika Wahyu Sukarno dan Muhamad Syaichu 2006:53).

d) Pengaruh t-statistik untuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Laba.

Berdasarkan pada tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar

0.352222 dengan tingkat signifikan 0.8955. Karena tingkat signifikan

lebih besar dari 0.05 maka secara parsial SBIS berpengaruh secara

positif dan tidak signifikan terhadap laba.

Hal ini didukung pula oleh penelitian Endri (2008) dengan

penelitiannya yang berjudul “Analisis pengaruh sertifikat bank

indonesia, SWBI dan indikator kinerja keuangan Bank Syariah”.

Hasil penelitian yang didapatkan dimana SWBI memiliki hubungan

yang positif terhadap laba bank syariah. Terdapatnya hubungan yang

positif antara SWBI dengan laba bank syariah mengandung makna

Page 140: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

118

bahwa semakin tinggi SWBI semakin tinggi pula laba yang diperoleh

oleh bank syariah.

b. Uji Fisher (Uji-F)

Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen (NPF, BOPO, CAR dan SBIS) secara simultan (bersama-

sama) terhadap variabel dependen yaitu Laba.

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil F-statistik sebesar 4.678614

dengan nilai probabilitas (F-stat) sebesar 0.002920. Karena probabilitas

(F-stat) lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa NPF,

BOPO, CAR dan SBIS secara bersama-sama mempunyai pengaruh

secara signifikan terhadap Laba.

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R2 yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model

regresi terbaik. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih

darisatu variabel independen.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa

nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.223915, hal ini menunjukkan

bahwa variasi variabel dependen (laba) secara bersama-sama mampu

dijelaskan oleh variasi variabel independen (NPF, BOPO, CAR dan

Page 141: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

119

SBIS) sebesar 22.39 persen. Sedangkan sisanya sebesar 77.61 persen

dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.

C. Pembahasan Analisis Ekonomi

Dari hasil analisis regresi berganda menunjukkan dari keempat variabel

tersebut yaitu Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba perbankan syariah yang

berpengaruh signifikan ada variabel NPF dan BOPO. Dimana NPF Non

Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

laba perbankan syariah. Ini artinya semakin tinggi tingkat non performing

financing (NPF) pada bank syariah maka akan menurunkan laba pada bank

syariah. Hal ini terjadi dikarenakan non performing financing atau kredit macet

yang tinggi maka akan memperbesar biaya, sehingga pada nantinya akan

berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin

buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan non

lancar semakin besar dan karena itu bank syariah harus menanggung kerugian

dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba

yang diperoleh bank syariah.

Sedangkan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh signifikan dan bernilai negatif terhadap laba perbankan syariah. Ini

Page 142: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

120

artinya bahwa menurunnya nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) akan membuat Laba pada bank syariah meningkat. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat beban pembiayaan bank maka laba

bank yang diperoleh bank semakin kecil. Tingginya beban biaya operasional

yang menjadi tanggungan bank pada umunya akan dibebankan pada pendapatan

yang diperoleh dari alokasi pembiayaan. Beban atau biaya kredit semakin tinggi

akan mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki oleh bank.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

berjudul “Analisis pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO, NPF terhadap

probabilitas bank syariah” yang dilakukan oleh Edhi Satriyo Wibowo dan

Muhammad Syaichu (2013) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh secara

negatif dan signifikan terhadap laba bersih bank. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat beban pembiayaan bank maka laba yang diperoleh bank

akan semakin kecil. Tingginya beban biaya operasional bank yang menjadi

tanggungan bank umumnya akan dibebankan pada pendapatan yang diperoleh

dari alokasi pembiayaan. Beban atau biaya kredit yang semakin tinggi akan

mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki bank.

Artinya beban operasional harus ditekan seminimal mungkin, serta

mengefisienkan pendapatan operasional yang didapat antara lain dari tabungan

sehingga laba atau keuntungan yang diperoleh suatu bank dapat kembali

meningkat.

Page 143: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

121

Sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap laba perbankan syariah. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa

besar kecilnya modal bank (CAR) bisa menyebabkan besar kecilnya keuntungan

bank. Bank yang memiliki modal besar namun tidak dapat menggunakan

modalnya itu secara efektif untuk menghasilkan laba, maka modal yang besar

pun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas bank. Selain itu

peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 8% mengakibatkan

bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan

ketentuan.

Lebih daripada itu, jika dilihat kondisi empiris dari obyek penelitian maka

akan tampak bahwa sebagian besar bank syariah mempunyai CAR diatas 8%

bahkan sampai angka 20%. Hal ini karena adanya penambahan modal untuk

mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa ekspansi kredit

(pembiayaan). Namun pada kenyataannya sampai saat ini bank belum dapat

melempar pembiayaan sesuai dengan yang diharapkan (Diah Aristya,2010).

Upaya untuk meningkatkan kinerja keuangan dengan angka CAR yang

tinggi perlu diimbangi dengan kemampuan bank dalam pengelolaaan modal

perbankan. Pengelolaan modal tersebut terkait dengan berbagai rencana bisnis

bank dalam memperkuat usahanya dalam persaingan bank syariah. Dalam hal ini

bank perlu menetapkan skala prioritas dalam menganani persaingan apakah

dengan memperbanyak divisi pembiayaan syariah atau dengan memperbesar

Page 144: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

122

kapasitas penghimpunan dana nasabah. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan

modal yang ada, bank syariah perlu melakukan pemetaan terhadap karakteristik

kegiatan ekonomi masyarakat sehingga modal yang ada dapat dialokasikan

sebagian untuk kegiatan bank yang prospektif mendatangkan keuntungan yang

besar.

Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak berpengaruh

signifikan terhadap laba perbankan syariah. Hal ini didukung pula oleh penelitian

Endri (2008) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis pengaruh sertifikat

bank indonesia, SWBI dan indikator kinerja keuangan Bank Syariah”. Hasil

penelitian yang didapatkan dimana SWBI memiliki hubungan yang positif

terhadap laba bank syariah. Terdapatnya hubungan yang positif antara SWBI

dengan laba bank syariah mengandung makna bahwa semakin tinggi SWBI

semakin tinggi pula laba yang diperoleh oleh bank syariah. Hal ini dikarenakan

kelebihan atas likuiditas dana yang tersedia untuk disalurkan pada nasabah yang

membutuhkan, dalam hal ini adalah pihak defisit unit. Atas sejumlah dana yang

ditanamkan bank syariah pada SBIS akan mendapatkan bonus yang merupakan

keuntungan bagi bank syariah. Dengan demikian semakin besar bonus yang

dihasilkan dari SBIS, maka akan semakin menarik bagi perbankan syariah untuk

menyimpan dananya di SBIS sehingga akan menurunkan jumlah pembiayaan

yang disalurkan oleh bank syariah, maka sertifikat bank indonesia syariah di

tahun 2009 – 2013 berpengaruh positif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

Page 145: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

123

dilakukan Widyastuti dan Anwar (2009) dampak yang ditimbulkan akibat

instrumen moneter syariah yaitu SBIS akan menurunkan (perubahan)

pembiayaan. Dengan menempatkan kelebihan atas sejumlah dana pada instrumen

moneter syariah yaitu SBIS yang memiliki dampak dan resiko yang lebih minim

terhadap kinerja perbankan syariah bila dibandingkan dengan isntrumen moneter

syariah lainnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak terdapat dana yang

menganggur (idle fund) sehingga dana pada perbankan syariah dapat tersalurkan

secara optimal.

Hanya saja bank syariah kurang dalam promosi yang dilakukan masih

sangat kurang, sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengerti

bagaimana mengakses sertifikat bank indonesia syariah. Aspek pendanaan

memang menjadi kendala utama dalam melakukan promosi di bank syariah,

minimnya anggaran promosi yang dimiliki menyebabkan kurang gencarnya

promosi yang dilakukan oleh bank syariah. Sementara anggaran promosi di bank

konvensional relatif lebih besar dibandingkan dengan di bank syariah, akhirnya

menyebabkan gaung perbankan syariah masih kalah dibandingkan dengan

perbankan konvensional.

Page 146: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

124

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian yang berjudul “Analisis

Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba Perbankan Syariah

di Indonesia Periode September 2009 – Desember 2013”, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Secara parsial variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap

laba perbankan syariah di Indonesia adalah Non Performing Financing

(NPF) sebesar 0.0187 dan berpengaruh negatif, kemudian Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 0.0313

dan berpengaruh negatif, sedangkan yang tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap laba perbankan syariah di Indonesia adalah Capital

Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0.1902 dan berpengaruh negatif,

sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebesar 0.8955 dan

mempunyai pengaruh positif.

2. Secara simultan hasil F-statistik sebesar 4.678614 dengan nilai

probabilitas (F-stat) sebesar 0.002920 jadi variabel Non Performing

Financing (NPF) , Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

Page 147: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

125

(BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap laba perbankan syariah di Indonesia .

3. Nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.223915, hal ini menunjukkan bahwa

variasi variabel dependen (laba) secara bersama-sama mampu dijelaskan

oleh variasi variabel independen (NPF, BOPO, CAR dan SBIS) sebesar

22.39 persen. Sedangkan sisanya sebesar 77.61 persen dijelaskan oleh

variabel lain diluar variabel yang diteliti.

B. Implikasi

Beberapa implikasi yang ditujukan bagi Pemerintah, bank syariah dan peneliti

berikutnya dalam menjalankan kegiatan ekonomi syariah :

1. Bagi Pemerintah

Dalam hal ini sekiranya Pemerintah lebih mempertimbangkan regulasi-

regulasi tentang laba perbankan syariah di Indonesia yang diantaranya

sebagai pengontrol, menghitung, mengawasi, melihat pertumbuhan atau

perkembangan laba perbankan syariah agar market share di Indonesia

terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

2. Bagi Bank Syariah

Bagi Perbankan syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja

keuangannya dengan baik sehingga dapat memaksimalkan tingkat

profitabilitas yang diwakili oleh Laba. Dalam hal ini bank syariah harus

memperhatikan tingkat kelayakan pemberian kredit. Kredit macet yang

Page 148: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

126

tinggi maka akan memperbesar biaya, sehingga pada nantinya akan

berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan

semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah

pembiayaan non lancar semakin besar dan karena itu bank syariah harus

menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga

berpengaruh terhadap penurunan laba yang diperoleh bank syariah selain

juga mengefisienkan beban biaya operasional bank yang menjadi

tanggungan bank umumnya akan dibebankan pada pendapatan yang

diperoleh dari alokasi pembiayaan. Beban atau biaya kredit yang semakin

tinggi akan mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki bank. Dan

juga bank syariah harus lebih menfokuskan peningkatan investasi pada

Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBIS), karena seharusnya SBIS bisa

menjadi sumber laba yang besar bagi perbankan syariah, maka dari itu

manajemen perbankan harus lebih giat memperkenalkan SBIS kepada

masyarakat agar menyimpan investasi disana.

3. Bagi Peneliti

Pada kedepannya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi studi

lanjutan, khususnya penelitian mengenai laba perbankan syariah di

Indonesia sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.

Dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel

lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi kenaikan laba perbankan

syariah ke depannya. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat

Page 149: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

127

menambahkan periode yang lebih baik lagi untuk memperoleh hasil yang

lebih akurat dan bermanfaat.

Page 150: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

ix

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, ShochrulRohamtul, dkk. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Salemba

Empat, Jakarta, 2011.

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek”, Gema

Insani Press, Jakarta. 2001.

Wibowo, Edhi Satrio, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,

NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”, Jurusan Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Diponegoro, 2013.

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Edisi Revisi, Cet.

III, Pustaka Alvabet, Jakarta, 2005.

Darmawi, Herman. “Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial”,

BumiAksara, Jakarta, 2006.

Gujarati, Damodar N. “Dasar-Dasar Ekonometika”, Jilid I, Alih Bahasa

Julius Mulyadi, Erlangga, 2006.

Hamid, Abdul. Modul Perbankan Syariah“ LandasanTeori dan Praktek”,

FEIS, Jakarta, 2008.

Page 151: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

x

Hidayat, Mohamad. “Pengantar Ekonomi Islam”, Pusat Komunikasi Ekonomi

Syariah, Jakarta 2009.

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, dkk.“Ekonomi Makro Islam

:PendekatanTeoritis”, KencanaPersada Media Group, Jakarta, 2008.

Kasmir.“Manajemen Perbankan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

. “Bank danLembagaKeuanganLainnya”, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta,

2005.

Mankiw, N. Gregory. “Macroekonomics”, edisi 5, Harvard University, Edisi

Indonesia.Erlangga, Jakarta, 2003.

Mochamad Aziz, Roikhan. Modul Makro Ekonomi Tiga Dimensi, IMES

Press, UIN Jakarta, 2009.

Nachrowi D. Hardius Usman. “Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrikal Untuk Analisis Ekonomidan Keuangan”, FEUI, Jakarta, 2006.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN, Jakarta. 2012.

Rodoni, Ahmad, “Investasi Syariah”, Lembaga Penelitian UIN, Jakarta, 2009

Sasmitasiwi, Banoon dan Cahyadin Malik.“Prediksi Pertumbuhan Perbankan

Sayriah di Indonesia”, Jurnal (dipublikasikan) Fakultas Ekonomi,

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2008.

Page 152: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xi

Antonio, Muhammad Syafi’i, “Bank Syariah Bagi Bankir dan Prektisi

Keuangan”, Cetakan Pertama, Tazkia, Jakarta, 1999

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Ketiga, FEUI,

Jakarta, 2001.

Sudarsono, Heri. “Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar”, Ekonisia,

Yogyakarta, 2007.

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Ekonomi Makro”, PT. GrafindoPersada,

Jakarta, 2004.

. “MakroEkonomiTeoriPengantar”, PT. Raja GrafindoPersada,

Jakarta, 2004.

Veithzal, Rivai. “Bank dan Financial Institution Management (Conventional

and Sharia System)”, PT. GrafindoPersada, Jakarta, 2007.

Wirdyaningsih, Dkk. “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Kencana,

Jakarta, 2005.

Dendrawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta,

2003.

Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”,

BPFE, Yogyakarta, 2002.

Page 153: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xii

Kuncoro, Mudrajad. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana

,meneiliti dan menulis tesis, Erlangga, Jakarta, 2009.

Muhammad. “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, UPP AMP YKPN,

Yogyakarta, 2005.

Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”,

BPFE, Yogyakarta, 2002.

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Cet. 7, Azkia

Publisher, Tangerang, 2009.

Zulkifli, Sunarto. “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, Zikrul

Hakim, Jakarta, 2008.

Darmawi, Herman. “Pasar Financial dan Lembaga-Lembaga Financial”,

BumiAksara, Jakarta, 2006.

Daniariga, Erros. “Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Pertumbuhan Laba

(Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

2010

Widyastuti, Sri dan Deki Anwar. “Penggunaan Variabel Instrumen Moneter

Syariah untuk Menganalisis Kinerja Perbankan Syariah”, (Jurnal

dipublikasikan), Fakultas Pancasila, Jakarta, 2009.

Page 154: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xiii

Syahfandi, Rizki dan Siti Mutmainah. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perataan Laba Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (Praktik

Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia)” . 2012

Ani Sapariyah, Rina “Pengaruh Rasio Capital, Assets, Earning dan Liquidity

terhadap Pertumbuhan laba pada Perbankan di Indonesia”. 2010

Endri “Analisis pengaruh sertifikat bank indonesia, SWBI dan indikator

kinerja keuangan Bank Syariah”. 2008

Setiawan, Sigit dan Winarsih “Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Laba Bank Syariah di Indonesia”. 2011

Ayu Lestari, Suci “Pengaruh ROA, CAR, LDR, DAN BOPO Terhadap

Pertumbuhan Laba Pada Bank Umum Tahun 2007-2011 “. 2012

Karim, Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”, Raja

Grafindo, Jakarta, 2009.

Sukarno, Kartika Wahyu dan Muhamad Syaichu, “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia”. 2006

Harahap, Sofyan Syafri. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

2001

Harahap, Sofyan S. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta : LPFE Usakti.

2005

Page 155: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xiv

Setiawan, Adi. “Analisis Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Pangsa Pasar,

dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”. Semarang :

Thesis UNDIP, 2009

Tarmidzi Achmad, dan Wilyanto Kartiko Kusumo, 2003, Analisis Rasio-rasio

Keuangan Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan

di Indonesia, Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. XV 1 -Juni – 2003 FE-

UNDIP, Semarang.

Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Perbankan Syariah” BI, Jakarta,

2009.

Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Perbankan Syariah” BI, Jakarta,

2010.

Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Perbankan Syariah” BI, Jakarta,

2011.

Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Perbankan Syariah” BI, Jakarta,

2012.

Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Perbankan Syariah” BI, Jakarta,

2013.

www.bi.go.id

(www.indonesiafinancetoday.com)

Page 156: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xv

www.wikipedia.org

(baridwan, warkom sumatro, harnanto, setiawan2006, Sastradipoera dalam

Gumayantika, dea naufal, agung & yahya, suhada, Tarmidzi & ahmad, Syaichu,

soemitra,

Page 157: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xvi

Lampiran 1

Data Penelitian Periode September 2009 – Desember 2013

BULAN LABA NPF BOPO CAR SBIS

Sep '09 469000000000 5,72% 84,05% 11,50% 2635000000000

Okt '09 558000000000 5,51% 83,28% 11,50% 2835000000000

Nov '09 634000000000 5,54% 83,08% 11,17% 2142000000000

Des '09 791000000000 4,01% 84,39% 10,77% 3076000000000

Jan '10 83000000000 4,36% 84,87% 11,26% 3373000000000

Feb '10 179000000000 4,75% 79,73% 11,43% 2972000000000

Mar '10 328000000000 4,53% 76,27% 11,07% 2425000000000

Apr '10 425000000000 4,47% 77,15% 12,12% 3027000000000

Mei '10 301000000000 4,77% 85,79% 12,31% 1656000000000

Jun '10 506000000000 3,89% 79,99% 12,89% 2734000000000

Jul '10 604000000000 4,14% 79,77% 14,66% 2576000000000

Agu '10 680000000000 4,10% 80,36% 14,23% 1882000000000

Sep '10 852000000000 3,95% 79,10% 14,58% 2310000000000

Okt '10 978000000000 3,95% 78,94% 15,74% 2783000000000

Nov '10 1112000000000 7,53% 76,24% 15,40% 3287000000000

Des '10 1051000000000 3,02% 80,54% 16,25% 5408000000000

Jan '11 148000000000 3,28% 75,75% 20,23% 3968000000000

Feb '11 239000000000 7,04% 76,37% 15,17% 3659000000000

Mar '11 400000000000 3,60% 77,63% 16,57% 5870000000000

Page 158: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xvii

Apr '11 510000000000 3,79% 78,78% 19,86% 4042000000000

Mei '11 626000000000 3,76% 79,05% 19,58% 3879000000000

Jun '11 777000000000 3,55% 78,13% 15,92% 5011000000000

Jul '11 927000000000 3,75% 77,13% 15,92% 5214000000000

Agu '11 1051000000000 3,53% 77,65% 15,83% 3647000000000

Sep '11 1205000000000 3,50% 77,54% 16,89% 5885000000000

Okt '11 1319000000000 3,11% 78,03% 15,30% 5656000000000

Nov '11 1515000000000 2,74% 77,92% 14,88% 6447000000000

Des '11 1475000000000 2,52% 78,41% 16,63% 9244000000000

Jan '12 127000000000 2,68% 86,22% 16,27% #############

Feb '12 362000000000 2,82% 78,39% 15,91% 4243000000000

Mar '12 581000000000 2,76% 78,21% 15,33% 6668000000000

Apr '12 728000000000 2,85% 77,77% 14,97% 3825000000000

Mei '12 994000000000 2,93% 76,24% 14,97% 3644000000000

Jun '12 1296000000000 2,88% 75,74% 16,12% 3936000000000

Jul '12 1528000000000 2,92% 75,87% 16,12% 3036000000000

Agu '12 1751000000000 2,78% 75,89% 15,63% 2918000000000

Sep '12 2028000000000 2,74% 75,44% 14,98% 3412000000000

Okt '12 2332000000000 2,58% 75,04% 14,54% 3321000000000

Nov '12 2576000000000 2,50% 75,29% 14,82% 3242000000000

Des '12 2645000000000 2,22% 74,75% 14,13% 4993000000000

Jan '13 359000000000 2,49% 70,43% 15,29% 4709000000000

Feb '13 659000000000 2,72% 72,06% 15,20% 5103000000000

Mar '13 1044000000000 2,75% 72,95% 14,30% 5611000000000

Apr '13 1360000000000 2,85% 73,95% 14,72% 5343000000000

Page 159: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xviii

Mei '13 1636000000000 2,92% 76,87% 14,28% 5423000000000

Jun '13 1921000000000 2,64% 76,18% 14,30% 5443000000000

Jul '13 2185000000000 2,75% 76,13% 15,28% 4640000000000

Agu '13 2514000000000 3,01% 77,87% 14,71% 4299000000000

Sep '13 2894000000000 2,80% 77,98% 14,19% 4523000000000

Okt '13 3086000000000 2,96% 79,06% 14,19% 5213000000000

Nov '13 3443000000000 2,62% 78,59% 12,30% 5107000000000

Des '13 3230000000000 3,08% 78,21% 14,20% 6699000000000

Page 160: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xxix

Lampiran 2

Uji Normalitas Jarque-Bera

0

4

8

12

16

20

-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Series: Residuals

Sample 1 52

Observations 52

Mean -5.70e-15

Median 0.238106

Maximum 1.328697

Minimum -1.799316

Std. Dev. 0.740553

Skewness -0.762779

Kurtosis 3.121859

Jarque-Bera 5.074716

Probability 0.079075

Lampiran 3

Uji Multikolinearitas Correlation Matrix

NPF BOPO CAR LNSBIS NPF 1.000000 0.393855 -0.321114 -0.535033

BOPO 0.393855 1.000000 -0.370231 -0.246047

CAR -0.321114 -0.370231 1.000000 0.412760

LNSBIS -0.535033 -0.246047 0.412760 1.000000

Page 161: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xx

Lampiran 4

Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.591157 Prob. F(4,47) 0.6707

Obs*R-squared 2.490867 Prob. Chi-Square(4) 0.6463

Scaled explained SS 2.158868 Prob. Chi-Square(4) 0.7066

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 05/31/14 Time: 06:46

Sample: 1 52

Included observations: 52 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.580529 5.323801 -1.236058 0.2226

NPF^2 122.4801 126.8610 0.965467 0.3393

BOPO^2 -0.316526 2.389339 -0.132474 0.8952

CAR^2 -11.58319 20.21638 -0.572961 0.5694

LNSBIS^2 0.008785 0.006031 1.456703 0.1518 R-squared 0.047901 Mean dependent var 0.537872

Adjusted R-squared -0.033128 S.D. dependent var 0.791141

S.E. of regression 0.804139 Akaike info criterion 2.493123

Sum squared resid 30.39208 Schwarz criterion 2.680743

Log likelihood -59.82120 Hannan-Quinn criter. 2.565052

F-statistic 0.591157 Durbin-Watson stat 1.710045

Prob(F-statistic) 0.670694

Lampiran 5

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.242666 Prob. F(34,13) 0.0606

Obs*R-squared 44.42582 Prob. Chi-Square(34) 0.1087

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 05/31/14 Time: 06:44

Page 162: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xxi

Sample: 1 52

Included observations: 52

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF 40.06774 17.20765 2.328485 0.0367

BOPO -6.765547 4.827827 -1.401365 0.1845

CAR 4.101936 21.31487 0.192445 0.8504

LNSBIS 0.779831 0.668570 1.166416 0.2644

C -19.25871 20.90563 -0.921221 0.3737

RESID(-1) 0.930479 0.291888 3.187794 0.0071

RESID(-2) -0.169870 0.285163 -0.595697 0.5616

RESID(-3) 0.032259 0.347312 0.092883 0.9274

RESID(-4) -0.466165 0.392655 -1.187211 0.2564

RESID(-5) 0.338393 0.305372 1.108132 0.2879

RESID(-6) -0.104186 0.343876 -0.302976 0.7667

RESID(-7) -0.088916 0.443388 -0.200537 0.8442

RESID(-8) 0.070322 0.405384 0.173470 0.8650

RESID(-9) 0.131618 0.336297 0.391375 0.7019

RESID(-10) 0.388328 0.479587 0.809714 0.4327

RESID(-11) 0.095246 0.409022 0.232862 0.8195

RESID(-12) 0.753471 0.632797 1.190699 0.2551

RESID(-13) -0.513621 0.329924 -1.556785 0.1435

RESID(-14) 0.337912 0.516099 0.654743 0.5240

RESID(-15) -0.203983 0.469517 -0.434452 0.6711

RESID(-16) 0.584156 0.461024 1.267084 0.2274

RESID(-17) -0.303946 0.372334 -0.816325 0.4290

RESID(-18) 0.373883 0.433588 0.862300 0.4041

RESID(-19) -0.073828 0.384084 -0.192218 0.8505

RESID(-20) 0.357884 0.453236 0.789620 0.4439

RESID(-21) -0.204703 0.419822 -0.487595 0.6340

RESID(-22) -0.109091 0.423329 -0.257698 0.8007

RESID(-23) -0.165992 0.466785 -0.355607 0.7278

RESID(-24) 0.528187 0.370343 1.426209 0.1774

RESID(-25) -0.218200 0.519724 -0.419839 0.6815

RESID(-26) -0.166331 0.395319 -0.420752 0.6808

RESID(-27) 0.228200 0.383930 0.594380 0.5625

RESID(-28) 0.013842 0.394887 0.035053 0.9726

RESID(-29) -0.026131 0.528871 -0.049409 0.9613

RESID(-30) -0.275014 0.423443 -0.649472 0.5273

RESID(-31) 0.160307 0.362541 0.442176 0.6656

RESID(-32) -0.305146 0.405789 -0.751982 0.4655

RESID(-33) 0.007484 0.402432 0.018598 0.9854

RESID(-34) -0.040598 0.365501 -0.111076 0.9133 R-squared 0.854343 Mean dependent var -5.70E-15

Adjusted R-squared 0.428575 S.D. dependent var 0.740553

S.E. of regression 0.559804 Akaike info criterion 1.791244

Sum squared resid 4.073941 Schwarz criterion 3.254677

Log likelihood -7.572346 Hannan-Quinn criter. 2.352290

F-statistic 2.006596 Durbin-Watson stat 2.425191

Prob(F-statistic) 0.088399

Page 163: CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN SERTIFIKAT BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27605/1/RENDY... · Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

xxii

Lampiran 6

Uji OLS

Dependent Variable: LNLABA

Method: Least Squares

Date: 05/31/14 Time: 06:39

Sample: 1 52

Included observations: 52 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF -29.05347 11.92446 -2.436460 0.0187

BOPO -8.338904 3.756054 -2.220123 0.0313

CAR -7.980407 6.004527 -1.329065 0.1902

LNSBIS 0.046531 0.352222 0.132108 0.8955

C 34.84170 10.52434 3.310582 0.0018 R-squared 0.284784 Mean dependent var 27.47153

Adjusted R-squared 0.223915 S.D. dependent var 0.875665

S.E. of regression 0.771423 Akaike info criterion 2.410051

Sum squared resid 27.96937 Schwarz criterion 2.597670

Log likelihood -57.66132 Hannan-Quinn criter. 2.481980

F-statistic 4.678614 Durbin-Watson stat 0.826272

Prob(F-statistic) 0.002920