CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah...

114
1 KAPABILITASAPARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)DI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN TAKALAR CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP) INSPECTORATE OF TAKALAR DISTRICT TESIS Oleh : BAKRI NIM : 105031101515 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Transcript of CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah...

Page 1: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

1

KAPABILITASAPARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)DI INSPEKTORAT DAERAH

KABUPATEN TAKALAR

CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP) INSPECTORATE OF TAKALAR

DISTRICT

TESIS

Oleh :

BAKRI

NIM : 105031101515

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

2

KAPABILITASAPARAT PENGAWASAN INTERN

PEMERINTAH (APIP) DI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN TAKALAR

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Derajat Magister

Program Studi

Magister Administrasi Publik

Disusun dan Diajukan Oleh:

BAKRI

NIM : 105031101515

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2019

Page 3: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

3

PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul : Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar

Nama Mahasiswa : BAKRI

Nomorstambuk : 105031101515

Program studi : Magister Administrasi Publik

Menyetujui :

Komisi Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdul Mahsyar, M.Si. Dr. Hj. Ihyani Malik,

S.Sos,.M.Si

Mengetahui:

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Magister Administrasi

Publik

Dr.H. Darwis Muhdina, M.Ag. Dr. Hj, Fatmawati, M.Si. NBM. 483 523 NBM. 1076424

Page 4: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

4

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : BAKRI

Nomor Pokok : 105031101515

Program Studi : Magister Administrasi Publik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil

alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti

atau dapat dibuktikan bahwa sebagaian atau keseluruhan tesis ini hasil

karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 08 Januari 2019

Yang menyatakan,

BAKRI

Page 5: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

5

KATA PENGANTAR

“ Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh “

Dengan memanjatkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kadirat

Allah Swt. Atas rahmat dan taufik-Nya jualah sehingga penulisan tesis

yang berjudul“ Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) Di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar “dapat diselesaikan.

Tesis ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi

syarat untuk mencapai Magister Administrasi Publik (M.AP). Pada

Program Pascasarjana Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga terkhusus kepada Bapak Dr. Abdul Mahsyar,

M.Si. sebagai pembimbing I dan Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik M.Si sebagai

Pembimbing II, yang dengan tulus membimbing penulis, melakukan

koreksi dan perbaikan yang amat berharga sejak dari awal penulisan

proposal sampai selesainya tesis ini. Gagasan-gagasan beliau merupakan

kenikmatan intelktual yang tak ternilai harganya. Teriring Do’a semoga

Allah Tuhan Yang Maha Esa menggolongkan upaya-upaya beliau sebagai

amal kebaikan.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada

Page 6: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

6

semua pihak yang telah memberikan bantuannya terutama kepada:

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M., sebagai Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, yang telah membina Universitas ini dengan

sebaik - baiknya. Dr.H. Darwis Muhdina, M.Ag Direktur Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membina

Program Pascasarjana ini dengan sebaik–baiknya dan selalu memberi

perhatian dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini. Dr. Hj, Fatmawati,

M.Si. Ketua Program Administrasi Publik Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar, beliau telah banyak memberikan motivasi bagi

penulis. Segenap Dosen, Program Administrasi Publik Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu

kepada penulis selama menempuh pendidikan di lembaga ini. Segenap

staf tata usaha, yang telah memberikan pelayananan administrasi dan

bantuan kepada penulis dengan baik.

Kepada seluruh pegawai Kantor Inspektorat.Kedua orang tua

tercinta atas segala bimbingan, kasih sayang yang tulus, jasa dan

pengorbanannya sepanjang masa sehingga tesis ini bisa saya kerjakan

dengan baik, penghargaan, simpuh dan sujud serta do’a semoga Allah

Swt. memberinya umur panjang, kesehatan dan selalu dalam

lindungannya, dan kepada seluruh keluarga yang sabar menemani

aktifitas perkulihan dan senantiasa memberikan motivasi selama penulis

menempuh pendidikan sampai pada penyelesaian tesis ini.

Segenap rekan akademika Program Administrasi Publik

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang membantu

Page 7: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

7

dalam melengkapi data penelitian penulis di tengah kesibukannya, dan

kepada seluruh pihak yang tidak sempat disebutkan namanya satu per

satu yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir ini.

Demi kesempurnaantesisini, saran dankritik yang

sifatnyamembangunsangatpenulisharapkan.

Semogatesisinibermanfaatdanatasbantuansertabimbingansemuapihaksen

antiasamendapatkanpahala yang berlipatgandadari Allah

SubhanahuWataala. Amin YaRabbalAlamin.

Makassar, 08 Januari 2019

BAKRI

Page 8: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

8

ABSTRAK

BAKRI. 2019. Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

Di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar(dibimbing oleh Abdul Mahsyar

dan Ihyani Malik)

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan informan dari

Jajaran struktural dalam kantor Inspektorat kabupaten Takalar. Informasi

didapatkan dari wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan

bahwa Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten Takalar. Hasil

analisis menemukan lemahnya Peran dan Layanan Pengawasan Intern,

Pengelolaan SDM yang belum optimal dan maksimal, Praktik kurang

Profesional, Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja, Hubungan dan Budaya

Organisasi yang masih perlu ditingkatkan.

Adapun kendala yang dihadapi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) dalam meningkatkan kapabilitas yaitu: 1).Kualitas dan Kuantitas

SDM yang masih rendah. 2). Anggaran Pengawasan yang terbatas 3).

Manajemen Organisasi yang kurang maksimal dan 4). Perubahan Metode

Kerja. Dan adapun Upaya inspektorat untuk meningkatkan kapabilitas

(APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar, dapat dilakukan dengan:

1) Mengikutsertakan pegawai (auditor) dalam workshop atau diklat yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan keretampilan auditnya. 2)

Memberikan alokasi anggaran untuk kegiatan diklat, wrokshop untuk

pengembangan skill audit bagi auditor.

Kata Kunci: Kapabilitas APIP; Pengawasan internal, Inspektorat

Page 9: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

9

ABSTRACT BAKRI. 2019. Capability of Government Intern Control Apparatus (APIP) Inspectorate of Takalar District.(dibimbing by Abdul Mahsyar dan Ihyani Malik). This study uses qualitative methods, with informants from the structural ranks in the Takalar district Inspectorate office. Information is obtained from in-depth interviews. The results of the study found that the APIP capability at the Takalar District Inspectorate. The results of the analysis found the weakness of the Role and Internal Oversight Service, the management of human resources that were not optimal and maximal, the practice of lack of professionalism, Management and Accountability of Performance, Relations and Organizational Culture that still needed to be improved. The obstacles faced by the Government Internal Supervisory Apparatus (APIP) in improving capabilities are: 1) Quality and Quantity of HR that is still low. 2). Limited Oversight Budget 3). Organizational management that is not maximal and 4). Changes to Working Methods. And as for the efforts of the inspectorate to increase capability (APIP) at the Regional Inspectorate of Takalar Regency, it can be done by: 1) Including employees (auditors) in workshops or training that can improve their knowledge and audit skills. 2) Provide budget allocations for training activities, workshops for the development of audit skills for auditors

Keywords: APIP capability; Intern Control; Inspectorate

DAFTAR ISI

Page 10: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

10

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN TESIS ................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................ iv

ABSTRACT ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................ vi

DAFTAR ISI ..................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian.................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian.................................................................. 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 8

A. Konsep Kapabilitas................................................................. 8

B. Kompetensi Auditor ................................................................ 13

C. Pengawasan Inspektorat ........................................................ 22

D. AparatPengawasan Intern Pemerintah (APIP) ....................... 36

E. Kerangka Pikir ........................................................................ 39

F. Deskripsi Fokus Penelitian ..................................................... 41

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................... 43

A. Pendekatan Penelitian ........................................................... 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 43

C. Unit Analisis dan Penentuan Informan ................................... 44

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 45

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 46

F. Pengecekan Keabsahan data ................................................ 48

Page 11: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 49

A. Deskripsi Wilayah Penelitian .................................................. 49

B. Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar .............................. 58

C. Kendala-kendala yang dihadapi Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP)di Inspektorat Kabupaten Takala .... 80

D. Upaya inspektorat untuk meningkatkan kapabilitas (APIP)

di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar............................. 85

E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 87

BAB V PENUTUP ............................................................................ 95

A. Kesimpulan ............................................................................ 95

B. Saran ...................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 97

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tahapan-Tahapan Pemeriksaan ............................... 32

Page 12: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

12

Tabel 2 : Indikator Kinerja Pengawasan Auditor Inspektorat .... 90 Tabel 3: Hasil Validasi Penjaminan Kualitas Kapabilitas ............ 92

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : BidangkompetensiOrganisasi .................................... 21 Gambar 2 : Kerangka Pikir ........................................................... 40 Gambar 3: Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) di Kabupaten Takalar, 2016...... ................................... 52

Page 13: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

13

Gambar 4 : Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Takalar, 2016 .......................................... 53 Gambar 5 : Persentase Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenjang Pendidikan di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar, 2016 ............................. 53

Gambar 6 : Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Takalar,

2010, 2015, dan 2016 ................................................... 55

Gambar 6 : Struktur Organisasi Inspektorat Kab. Takalar ............ 56

RIWAYAT HIDUP

Bakri, S.Sos lahir di Sompu Raya Kabupaten

Takalar Sulawesi Selatan, tanggal 15Februari

1981. Lahir dari pasangan Mattu Dg. Bani dan

Dalima Dg. Ti’no, ia anak kelima dari lima

bersaudara, menyelesaikan pendidikan formal

tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri Inpres No.113

Inpres Paririsi pada tahun 1993. Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri No.2 Takalar

pada tahun 1996. Sekolah Menengah Atas di

SMA Negeri No. 3 Takalar pada tahun 1999.

Ia menyelesaikan Pendidikan Sarjana S1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik dengan jurusan Ilmu Komunikasi pada tahun 2009. Ia

Page 14: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

14

mendapat kesempatan mengikuti pendidikan Program Pascasarjana

Unismuh Makassar, Magister Ilmu Administrasi Publik (M.AP) tahun 2015.

Berkarier,. sebagai Pegawai Negeri Sipil/Aparat Sipil Negara di

Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia memiliki misi

terbesar dalam hal penataan dan penguatan administrasi dan

organisasi termasuk dalam tata kelola pelaksanaan tugas, manajemen

sumber daya manusia aparatur pemerintahan, pengawasan publik,

akuntabilitas, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan yang

terpenting yaitumind set dan culture set dilingkup organisasi

pemerintahan. Tentu, yang menjadi harapan dari konsep ini ialah

penyelenggaran pemerintah berdasarkan prinsip-prinsip good

governance salah satunya yaitu meningkatnya kapabilitas dan

kompetensi aparatur pemerintah dengan menjunjung transparansi.

Misi yang tertuang dalam Grand Design Reformasi Birokrasi

Indonesia juga beriringan dengan tuntutan masyarakat Indonesia

secara universal yaitu menginginkan penyelenggaran pemerintahan

Page 15: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

15

yang transparan, bersih, adil, akuntabel dan memperhatikan

kesejahteraan masyarakatnya. Sebagai wujud komitmen pemerintah

maka kinerja atas penyelenggaraan organisasi pemerintah menjadi

perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem

pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan peran dan fungsi dari

Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP).

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah atau biasa disingkat

(APIP) dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor XXX tahun 2015, dijelaskan bahwa APIP

merupakan instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas

melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat

Jenderal Kementerian, Inspektorat/unit pengawasan intern pada

Kementerian Negara,Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga

Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat/unit pengawasan intern pada

Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara,

Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan unit pengawasan intern pada

Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Semakin meningkatnya fungsi dan kewenangan yang diemban

oleh Inspektorat selaku Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),

maka kinerja APIP juga menjadi fokus perhatian pemerintah. Seperti

yang dilansir dalam laman web Inspektorat kab. Banjar (2015) bahwa

Page 16: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

16

Presiden Jokowi dalam pengarahan Rapat Koordinasi Nasional

Pengawasan Intern Pemerintah di Aula Ghandi BPKP, mengungkapkan

masih rendahnya kapabilitas APIP bila diukur dengan Internal Audit

Capability Model (IA-CM). Dari lima level skala IA-CM, 85,23 % APIP

masih berada di level 1, sementara 14,56 % berada di level 2 dan

hanya 0,21 % di level 3. Tidak ada satupun APIP di level 4 dan 5.

Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kinerja, tata kelola dan

sumberdaya APIP belum kapabel. Oleh karenanya presiden

memerintahkan agar di akhir RPJMN periode 2015-2019, komposisi

kapabilitas APIP harus meningkat dengan 85 % di level 3.

Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan

transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan

umpan balik bagi semua pihak yang terkait dengan organisasi baik

internal maupun eksternal. Oleh karena itu agar diperoleh hasil audit

yang berkualitas tinggi, proses audit harus dilakukan secara hati-hati

dan konsisten dengan standar profesi dan kode etik yang mengaturnya.

Tujuannya adalah agar audit yang khususnya dilakukan untuk

menemukan dan melaporkan adanya suatu penyelewengan atau

kecurangan dalam suatu organisasi dapat tercapai dengan baik.

Guna memperkuat kapabilitas APIP, pemerintah telah

mengeluarkan kebijakan terkait hal tersebut. Kebijakan yang ditetapkan

pemerintah dalam pemberdayaan APIP sebetulnya telah lama

dilakukan melalui peraturan perundang-undangan pada era setelah

reformasi. Dimulai dengan diterbitkannya Undang-undang nomor 28

Page 17: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

17

Tahun 1999 mengenai Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya pemerintah

menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 mengenai

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mempertegas

peran APIP dalam melakukan pengawasan intern melalui audit, reviu,

evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya. Kebijakan untuk lebih

mengefektifkan peran APIP juga muncul dalam grand design reformasi

birokrasi melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 dan road

map reformasi birokrasi nasional yang menetapkan area peningkatan

pengawasan sebagai sasaran reformasi birokrasi secara nasional.

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kapabilitas pada 474 APIP

Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah daerah per 31 Desember

2014, sebanyak 404 APIP atau 85,23% berada pada Level-1, 69 APIP

atau 14,56% Level-2, dan baru 1 APIP atau 0,21% yang berada pada

Level-3. Untuk itu diharapkan seluruh APIP telah berada pada Level-3

pada tahun 2019, sesuai dengan target RPJMN 2015-2019 (Inspektorat

Takalar, 2015). Sebagai upaya meningkatkan kompetensi SDM agar

mampu melaksanakan pengembangan kapabilitas APIP (ability to

perform), BPKP menyediakan diklat-diklat JFA dan diklat teknis

substansi yang didukung dengan modul diklat e-learning bagaimana

melakukan: compliance auditing; performance audit/value for money

audit, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja (ekonomis, efisien,

dan efektif); serta pemberian layanan practice advisory untuk perbaikan

Page 18: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

18

governance process, risk, kontrol organisasi. Termasuk pola

penyediaan diklat teknis peningkatan kapabilitas bagi seluruh APIP.

Inspektorat Kab. Takalar termasuk kabupaten yang ada di

Sulawesi Selatan yang mulai berbenah meningkatkan kapabilitas

aparat pengawas, dengan mengadakan kegiatan peningkatan

kapabilitas APIP dilaksanakan selama 4 (empat) hari mulai tanggal 21

sampai dengan 23 Februari 2016 di Aula Kantor Inspektorat Daerah

Kab. Takalar. Peran Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawasan

Internal Pemerintah( APIP ), Inspektorat Daerah memiliki peran dan

posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi

manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-

program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia

mempunyai kedudukan yangsetara dengan fungsi perencanaan atau

fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan

program-programpemerintah, Inspektorat Daerah menjadi pilar yang

bertugas sebagai pengawas sekaligus pengawal dalampelaksanaan

program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dilingkungan Inspektorat Kabupaten Takalar

mengenai Komptensi Auditor yang diberi judul penelitian “Kapabilitas

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)di Inspektorat Daerah

Kabupaten Takalar”

B. Rumusan Masalah

Page 19: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

19

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka penulis menarik

sebuah rumusan masalah penelitian sebagai Berikut:

1. Bagaimana Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP)di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar?

2. Bagaimana Kendala-kendala yang dihadapiAparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP)dalam meningkatkan kapabilitas di

Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar?

3. Bagaimana upaya inspektorat untuk meningkatkan kapabilitas

(APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah Penelitian yang telah

dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian ini untuk :

1. Mengetahui dan Mengevaluasi Kapabilitas Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP)di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar.

2. MengetahuiKendala-kendala apa yang dihadapi Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam meningkatkan

kapabilitasdi Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar.

3. Mengetahui bagaimana upaya inspektorat untuk meningkatkan

kapabilitas (APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

bentuk :

1. Manfaat Secara Teoretis

Page 20: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

20

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuandan wawasan yang berkaitan dengan pembinaan dan

pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan daerah terutama dalam

mengoptimalkan peran aparat pengawasan internal dalam

meningkatkan APIP.

2. Manfaat Secara Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

PemerintahDaerah dengan mengoptimalkan peran kapabilitas aparat

dalam meningkatkan kapabilitas APIP

Page 21: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kapabilitas

Istilah kapabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang

dimiliki olehseseorang. Kemampuan merupakan kapasitas seorang

individu untukmelakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan

(Robbins,2012). Kapabilitasnya untuk mengambil keputusan dan

tindakan yang diperlukan untuk menciptakan nilai.

Kapabilitas menurut pandangan Hagell III dan Brown dalam

(Hartanto,2012), merupakan kemampuan untuk memobilisasi sumber

daya untuk menghasilkan nilai yang melebihi ongkos. Sumber daya

yang dimaksud mencakup sumber daya yang memiliki wujud fisik

(tangible resources) dan yang memiliki sifat nirwujud (intangible

resources). Sumber daya yang memiliki sifat wujud yang kongkrit

antara lain adalah sumber daya financial, sumber daya manusia, dan

sumber daya fisik. Sedangkan yang biasanya dianggap merupakan

sumber daya yang nirwujud antara lain adalah talenta, hak milik

intelektual, jejaring kerja sama, dan merk (Brands), ada juga seperti

potensi atau kekuatan karakternya, kompetensi yang dimilikinya.

Tujuan lembaga ataupun perusahaan mengembangkan

kapabilitas karyawan secara berkelanjutan, supaya karyawan dapat

berprestasi secara optimal dan memberikan kontribusi yang maksimal

8

Page 22: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

22

bagi perusahaan. Dengan meningkatkan kapabilitas, baik lembaga

ataupun perusahaan berusaha agar karyawan mempunyai; 1). Peran

dan Layanan Pengawasan Intern, 2). Pengelolaan SDM, 3). Praktik

Profesional,4) Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja,5) Hubungan dan

6) Budaya Organisasi dan Struktur Tata Kelola.Hagell III dan Brown

dalam (Hartanto,2012).

Jika individu mempunyai kompetensi dan kinerja yang baik, dia

juga akan kompetitif dalam pasar tenaga kerja. Jika suatu saat

perusahaan terpaksa melakukan perubahan dan harus melepaskan

Sumber Daya Manusianya, SDM tersebut akan menjadi kompetitif

dalam pasar tenaga kerja.

Pada penelitian ini, kapabilitas yang dimaksudkan sebagai objek

penelitian adalah kapabilitas APIP dalam menjalankan fungsi autornya

di lembaga inspektorat. Di dalam konsep IA-CM terdapat lima

tingkat/level kapabilitas (Peraturan Kepala BPKP No. XXX Tahun

2015), yaitu :

1. Initial

2. Infrastructure

3. Integrated;

4. Managed

5. Optimizing.

Setiap tingkat kapabilitas menggambarkan karakteristik dan

kapabilitas suatu APIP pada tingkatan tersebut. Sesuai dengan ukuran

atau kompleksitas sebuah Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah

Page 23: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

23

atau risiko yang terkait dengan meningkatnya kegiatan maka

membutuhkan kapabilitas pengawasan intern yang lebih baik lagi.

Model ini mencoba untuk menyesuaikan sifat dan kompleksitas

organisasi dengan kemampuan pengawasan intern yang diperlukan

untuk mendukungnya. Dengan kata lain, jika organisasi memerlukan

tingkat yang lebih baik dalam praktik pengawasan intern, kegiatan

pengawasan intern biasanya akan berada pada tingkat kapabilitas yang

lebih tinggi. Tingkat kapabilitas pengawasan intern seringkali terkait

dengan struktur tata kelola organisasi.

1. Level 1 (Initial), mempunyai karakteristik:

a. Ad hoc atau tidak terstruktur;

b. Hanya melakukan audit saja atau reviu dokumen dan transaksi

untuk akurasi dan kepatuhan;

c. Hasil pengawasan bergantung pada keterampilan orang tertentu;

d. Tidak ada praktik profesional yang dilaksanakan;

e. Persetujuan anggaran oleh manajemen K/L/P, sesuai dengan

kebutuhan;

f. Tidak ada infrastruktur;

g. Keberadaan APIP kurang diperhitungkan; serta

h. Kemampuan kelembagaan tidak dikembangkan.

2. Level 2 (Infrastructure), mempunyai karakteristik:

a. APIP membangun dan memelihara proses secara berulang-ulang

dengan demikian kemampuan akan meningkat;

Page 24: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

24

b. APIP telah memiliki aturan tertulis mengenai pelaporan kegiatan

pengawasan intern, infrastruktur manajemen dan administrasi,

serta praktik profesional dan proses yang sedang dibangun;

c. Perencanaan audit ditentukan berdasarkan prioritas manajemen;

d. Masih ketergantungan pada keterampilan dan kompetensi dari

orang-orang tertentu; serta

e. Penerapan standar masih parsial.

3. Level 3 (Integrated), mempunyai karakteristik:

a. Kebijakan, proses, dan prosedur di APIP telah ditetapkan,

didokumentasikan, dan terintegrasi satu sama lain, serta

merupakan infrastruktur organisasi;

b. Manajemen serta praktik profesional APIP telah mapan dan

seragam diterapkan di seluruh kegiatan pengawasan intern;

c. Kegiatan pengawasan intern mulai diselaraskan dengan tata

kelola dan risiko yang dihadapi;

d. APIP berevolusi dari hanya melakukan kegiatan secara tradisional

menjadi mengintegrasikan diri sebagai kesatuan organisasi dan

memberikan saran terhadap kinerja dan manajemen risiko;

e. Memfokuskan untuk membangun tim dan kapasitas kegiatan

pengawasan intern, independesi serta objektivitas; serta

f. Pelaksanaan kegiatan secara umum telah sesuai dengan Standar

Audit.

4. Level 4 (Managed), mempunyai karakteristik:

a. Adanya keselarasan harapan APIP dan stakeholder utama;

Page 25: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

25

b. Memiliki ukuran kinerja kuantitatif untuk mengukur dan memantau

proses dan hasil pengawasan intern;

c. APIP diakui memberikan kontribusi yang signifikan bagi

organisasi;

d. Fungsi pengawasan intern sebagai bagian integral dari tata kelola

organisasi dan manajemen risiko; dan dikelola secara kuantitatif;

serta

e. Adanya persyaratan keterampilan dan kompetensi dengan

kapasitas untuk pembaruan dan berbagi pengetahuan (dalam

APIP dan seluruh organisasi).

5. Level 5 (Optimizing), mempunyai karakteristik:

a. APIP adalah organisasi pembelajar dengan proses perbaikan

yang berkesinambungan dan inovasi;

b. APIP menggunakan informasi dari dalam dan luar organisasi

untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan strategis;

c. Kinerja kelas dunia (world-class)/recommended/best practice;

d. APIP adalah unit usaha yang dikelola dengan baik. Risiko diukur

e. APIP adalah bagian penting dari struktur tata kelola organisasi

K/L/Pemda;

f. APIP masuk kategori organisasi top-level yang profesional dan

memiliki keterampilan terspesialisasi; serta

g. Ukuran kinerja individu, unit, dan organisasi sepenuhnya

terintegrasi untuk mendorong peningkatan kinerja.

Page 26: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

26

B. Konsep Kompetensi Auditor

1. Kompetensi

Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari

seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja

superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif,

sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana

kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah

laku akan menghasilkan kinerja (Kamus Kompetensi LOMA dalam

Kurnia, 2014).

Pengertian kompetensi auditor ialah kemampuan auditor

untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliknya melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit

dengan teliti, cermat, intuitif dan obyektif (Achmad, dkk, 2011).

Menurut SPAP, PSA No.04, 2001, kompetensi terbagi dalam

4(empat) komponen yaitu pengetahuan, pengalaman, pendidikan

dan pelatihan (Kurnia, 2014).

Lee dan Stone (dalam Irawati, 2011), mendefinisikan

kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit

dapat digunakan untuk melakukan audit yang obyektif. Susanto

(2000), definisi tentang kompetensi yang sering dipakai adalah

karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk mencapai

kinerja superior.

Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan

kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta

11

Page 27: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

27

kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.

Definisi kompetensi dalam bidang auditing pun sering diukur

dengan pengalaman (Mayangsari, 2003). Dalam audit

pemerintahan, auditor dituntut untuk memiliki dan meningkatkan

kemampuan atau keahlian bukan hanya dalam metode dan teknik

audit, akan tetapi segala hal yang menyangkut pemerintahan

seperti organisasi, fungsi, program dan kegiatan pemerintah.

Standar Umum Pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001)

menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau

lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup

sebagai auditor sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230

dalam SPAP 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit

dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan kemahiran

profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional

care). Pernyataan tersebut sama halnya dengan pernyataan

standar umum pertama dalam SKPN yaitu pemeriksa secara

kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk

melaksanakan tugas pemeriksaan. Pencapaian keahlian dimulai

dengan pendidikan formal yang selanjutnya diperluas melalui

pengalaman dalam praktek audit. Selain itu, auditor harus

menjalani pelatihan teknis yang cukup dan mencakup aspek teknis

maupun pendidikan umum (SPAP, SA Seksi 210,PSA No. 04,

2001).

Page 28: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

28

Pernyataan standar umum kedua SKPN yaitu “dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi

pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan

penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang

dapat mempengaruhi independensinya.”

2. Pengetahuan

Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang harus

dimiliki oleh seorang auditor (Kusharyanti, 2003), yaitu :

a. Pengetahuan pengauditan umum,

b. Pengetahuan area fungsional,

c. Pengetahuan mengenai isuisu kuntansi yang paling

baru

d. Pengetahuan mengenai industry khusus

e. Pengetahuan mengenai bisnis umum serta

penyelesaian masalah

Berdasarkan Murtanto dan Gudono (Irawati, 2011)

terdapat 2 (dua) pandangan mengenai keahlian. Pertama,

pandangan perilaku terhadap keahlian yang didasarkan pada

paradigma einhorn. Pandangan ini bertujuan untuk

menggunakan lebih banyak kriteria objektif dalam

mendefinisikan seorang ahli. Kedua, pandangan kognitif yang

menjelaskan keahlian dari sudut pandang pengetahuan.

Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman langsung

Page 29: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

29

(pertimbangan yang dibuat di masa lalu dan umpan balik

terhadap kinerja) dan pengalaman tidak langsung (pendidikan).

3. Pengalaman

Menurut Loeher (Elfarini, 2007), pengalaman merupakan

akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui

berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan

sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan.

Pengetahuan auditor tentang audit akan semakin berkembang

dengan bertambahnya pengalaman kerja. Pengalaman kerja

akan meningkat seiring dengan meningkatnya kompleksitas

kerja (Herliansyah dan Meifida, 2006).

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi.

Keahlian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan

formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi antara lain

adalah pengalaman. Menurut Tubbs (Mayangsari,2003) auditor

yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal :

a. Mendeteksi kesalahan

b. Memahami kesalahan secara akurat

c. Mencari penyebab kesalahan.

Libby dan Frederick (dalam Kusharyanti, 2002)

menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai

pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu

memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-

kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat

Page 30: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

30

mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan

struktur dari sistem akuntansi yang mendasari (Libby dalam

Mayangsari 2003).

4. Kompetensi Auditor

a. Ruang Lingkup

Standar Kompetensi Auditor tidak menguraikan

kemampuan dan kompetensi secara menyeluruh yang

diperlukan oleh suatu tim kegiatan pengawasan. Standar ini

juga tidak menguraikan kemampuan dan kompetensi yang

diperlukan untuk melaksanakan suatu penugasan

pengawasan tertentu yang secara khusus memerlukan

kompetensi yang relevan. Untuk dapat melaksanakan

penugasan pada suatu area atau industri yang spesifik

secara kompeten, auditor memerlukan pendidikan dan

pelatihan yang lebih spesifik yaitu yang terkait dengan teknis

substansi pengawasan tertentu dan teknis substansi spesifik

karakteristik unit. Standar kompetensi spesialis teknis

substansi pengawasan tertentu dan standar kompetensi

spesialis teknis substansi spesifik karakteristik unit akan

diterbitkan tersendiri oleh organisasi profesi auditor spesialis

yangbersangkutan.(Peraturan Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan).

Page 31: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

31

b. Prinsip-Prinsip Dasar

Prinsip-prinsip dasar Standar Kompetensi Auditor

adalah asumsi-asumsi dasar, prinsip-prinsip yang diterima

secara umum, dan persyaratan yang digunakan dalam

mengembangkan kompetensi auditor sesuai dengan

jenjangjabatannya.

Prinsip-prinsip dasar ini dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga kategori sebagai berikut:

1) Kewajiban Auditor

a. Memenuhi Standar Kompetensi yang dipersyaratkan

Auditor wajib memiliki kompetensi yang mencakup

aspek pengetahuan (Knowledge), keterampilan

/keahlian (Skill), dan sikap perilaku (Attitude). Seiring

perjalanan karir jenjang jabatannya, auditor dituntut

untuk melaksanakan tugas pengawasan yang

semakin kompleks, sehingga membutuhkan

kompetensi yang semakin tinggipula.

b. Mempertahankan Kompetensi melalui Pendidikan

dan Pelatihan Profesional Berkelanjutan (Continuing

Professional Education)

2) Kewajiban APIP

a) Memastikan Setiap Penugasan Pengawasan

Dilaksanakan oleh Tim yangKompeten

b) Meningkatkan Kompetensi Auditor sesuai dengan

Page 32: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

32

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di

Bidang Pengawasan.Kerangka Konseptual Standar

Kompetensi Auditor

a) Definisi Standar Kompetensi Auditor

b) KompetensiUmum

c) Kompetensi TeknisPengawasan

Kompetensi teknis pengawasan meliputi 7 bidang

kompetensi yang dikategorikan dalam kompetensi inti,

kompetensi pendukung, dan kompetensi manajerial.

Ketujuh bidang kompetensi yang dimaksud adalah:

(1) Kompetensi Bidang Manajemen Risiko,

Pengendalian Internal, dan Tata Kelola

SektorPublik;

(2) Kompetensi Bidang StrategiPengawasan;

(3) Kompetensi Bidang Pelaporan HasilPengawasan;

(4) Kompetensi Bidang SikapProfesional;

(5) Kompetensi BidangKomunikasi;

(6) Kompetensi Bidang LingkunganPemerintahan;

(7) Kompetensi Bidang ManajemenPengawasan

Gambar berikut menunjukkan hubungan ketujuh bidang

kompetensi yang dimaksud terhadap tujuanorganisasi.

Page 33: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

33

G a m b a r 1

Tujuan Organisasi

Tujuan Pengawasan: memberikan Nilai

Tambah dan Memperbaiki Operasi

Organisasi

Tujuan Organisasi Tujuan Organisasi

Kompetensi Auditor

Kompetensi Inti

- Bidang Manajemen Resiko, Pengendalian Internal, dan Tata Kelola Sektor Publik

- Bidang Strategi Pengawasan - Bidang Pelaporan Hasil Pengawasan

- Bidang Sikap Profesional

Komptensi Pendukung

- Bidang Komunikasi - Bidang Lingkungan Pemerintahan

Kompetensi Manajerial

- Bidang Manajemen Pengawasan

Page 34: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

34

Kompetensi teknis pengawasan merupakan satu

kesatuan antara semua unsur kompetensi pada suatu

jenjang jabatan dengan gradasi kompetensinya.

Beberapa jenjang jabatan sangat mungkin memiliki

unsur kompetensi yang sama, akan tetapi tingkat

kompetensi yang diinginkan akan bergradasi sesuai

dengan kompleksitas dari tugas pengawasan di

setiapjenjang.

d) KompetensiKumulatif

Kompetensi teknis pengawasan disusun per jenjang

jabatan auditor dan dibuat berdasarkan premis auditor

pada tingkat atau jenjang jabatan yang lebih tinggi

sudah memenuhi kompetensi kumulatif dari tingkat

atau jenjang jabatan sebelumnya.

c. Standar Kompetensi Auditor Terampil

Standar kompetensi auditor terampil dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut

1) Standar Kompetensi AuditorPelaksana

2) Standar Kompetensi Auditor PelaksanaLanjutan

3) Standar Kompetensi AuditorPenyelia

d. Standar Kompetensi Auditor Ahli

Standar kompetensi auditor ahli dapat diklasifikasikan

ke dalam empat kategori sebagai berikut:

1) Standar Kompetensi AuditorPertama

Page 35: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

35

Auditor pertama wajib memiliki kompetensi

auditor pertama agar dapat melaksanakan tugas-tugas

pengawasan dengan kompleksitastinggi.

2) Standar Kompetensi AuditorMuda

Auditor muda wajib memiliki kompetensi auditor

muda agar dapat memimpin pelaksanaanpengawasan.

3) Standar Kompetensi AuditorMadya

Auditor madya wajib memiliki kompetensi auditor

madya agar dapat mengendalikan teknis

pelaksanaanpengawasan.

4) Standar Kompetensi AuditorUtama

Auditor utama wajib memiliki kompetensi auditor

utama agar dapat mengendalikan mutu

pelaksanaanpengawasan.

C. Pengawasan Inspektorat

1. Pengertian Pengawasan

Kata “Pengawasan” berasal dari kata “awas” berarti

“penjagaan”.Istilah pengawasan dikenal dalam ilmu manajemen

dengan ilmu administrasi yaitu sebagai salah satu unsur dalam

kegiatan pengelolaan. George R Terry berpendapat bahwa istilah

“control” sebagaimana dikutip Muchsan, artinya :“control is to

determine what is accomplished, evaluate it, and apply corrective

measures,if needed to ensure result in keeping with the plan “

(Pengawasan adalah menentukan apa yang telah dicapai,

Page 36: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

36

mengevaluasi dan menerapkan tindakan korektif, jika perlu

memastikan sesuai dengan rencana) (Muchsan dalam Indarwati,

2013). Muchsan berpendapat bahwa pengawasan adalah kegiatan

untuk menilai suatu pelaksanaan tugas secara de facto, sedangkan

tujuan pengawasan hanya terbatas pada pencocokkan apakah

kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan tolok ukur yang

telah ditetapkan sebelumnya (dalam hal ini berwujud suatu

rencana/plan)

Menurut Admosudirdjo, (2001) pengawasan adalah

keseluruhan dari pada aktivitas-aktivitas dan tindakan-tindakan

untuk menjamin agar semua pelaksanaan dan penyelenggaraan

berlangsung secara berhasil sesuai dengan yang direncanakan

diputuskan dan diperintahkan. Lebih lanjut dikatakan Pengawasan

sebagai pengamatan yang dilakukan oleh pimpinan agar aktivitas-

aktivitas dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan tujuan

organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pendapat lain

dikemukakan Siagian (2005), bahwa pengawasan sebagai proses

pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi

untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya.

Berdasarkan pendapat disimpulkan bahwa pengawasan

adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan apakah

tindakaan yang dilakkukan sesuai yang direncanakan.pengawasan

Page 37: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

37

dilakukan bukan untuk mencari kesalahan seseorang tetapi untuk

mengkonfirmasikan antara hasil dan rencana kerja, dengan

demikian diperoleh informasi yang sesuai realitas. Oleh karena itu

pengawasan dilakukan bukan mencari kesalahan tetapi lebih

bersifat pembinaan.

2. Metode Pengawasan

Metode pengawasan yang dapat dilaksanakan dengan cara

pengawasan preventif dan represif. Pengawasan preventif

dimaksudkan adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu

kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan sehingga dapat

mencegah terjadinya penyimpangan. Sedangkan Pengawasan

refresif dimaksudkan adalah pengawasan yang dilakukan terhadap

suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Agar fungsi

pengawasan menda-tangkan hasil yang diharapkan, pimpinan

suatu organisasi harus mengetahui ciri-ciri suatu proses

pengawasan, dan yang lebih penting lagi, dan berusaha memenuhi

sebanyak mungkin ciri-ciri itu dalam pelaksanaannya (Siagian,

2003).

Disamping itu di dalam melaksanakan pengawasan harus

melalui prosedur tertentu yang harus dilakukan yaitu observasi,

pemberian contoh, catatan dan laporan, pembatasan wewenang,

menentukan peraturan-peraturan, pemerintah-pemerintah dan

prosedur, anggaran, sensor dan tindakan disiplin (Soewarno,

2001).

Page 38: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

38

Di Indonesia dikenal bermacam-macam pengawasan yang

secara teoretis dibedakan atas pengawasan langsung dan tidak

langsung, pengawasan preventif dan represif, pengawasan internal

dan eksternal. Bentuk pengawasan tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung

Pengawasan langsung adalah pengawasan yang

dilakukan secara pribadi oleh pemimpin atau pengawas dengan

mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara on

the spot di tempat pekerjaan, dan menerima laporan-laporan

secara langsung dari pelaksana.

b. Pengawasan Preventif dan Represif

Arti pengawasan preventif adalah pengawasan yang

bersifat mencegah. Mencegah artinya menjaga jangan sampai

suatu kegiatan itu jangan sampai terjerumus pada kesalahan.

Pengawasan preventif adalah pengawasan yang bersifat

mencegah agar pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan

yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Pengawasan represif adalah pengawasan yang

berupa penangguhan atau pembatalan terhadap kebijakan yang

telah ditetapkan daerah baik berupa Peraturan Daerah,

Peraturan Kepala Daerah, Keputusan DPRD maupun

Keputusan Pimpinan DPRD dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Page 39: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

39

c. Pengawasan Internal dan Eksternal

Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan

oleh aparat dalam organisasi itu sendiri (Viktor S dalam

Indarwati, 2013). Pengawasan intern lebih dikenal dengan

pengawasan fungsional. Pengawasan fungsional adalah

pengawasan terhadap pemerintah daerah, yang dilakukan

secara fungsional oleh lembaga yang dibentuk untuk

melaksanakan pengawasan fungsional, yang kedudukannya

merupakan bagian dari lembaga yang diawasi seperti

Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi, Inspektorat

Kabupaten/Kota. Sementara pengawasan eksternal adalah

pengawasan yang dilakukan oleh aparat dari luar organisasi itu

sendiri seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Produk dari pengawasan menurut Sujanto (Indarwati,

2013) : Produk langsung dari pengawasan hanyalah berupa

data dan informasi maka hasil akhir atau manfaat dari

pengawasan itu hanya akan dapat terlihat atau dirasakan

apabila data dan informasi itu telah dimanfaatkan oleh manajer

sehingga melahirkan tindakan-tindakan yang nyata.

Page 40: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

40

3. Tujuan Pengawasan

Pengawasan dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu.

Menurut Suganda (2001) tujuan dilaksanakan pengawasan sebagai

berikut :

a. Pengawasan yang dilakukan mempunyai maksud dan tujuan

tertentu.

b. Untuk mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar ataupun

tidak.

c. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh

pegawai dan mengusahakan pencegahan agar supaya tidak

terulang kembali kesalahan yang sama atau timbulnya

kesalahan yang lain.

d. Untuk mengetahui apakah penggunaan budget (anggaran),

yang telah ditetapkan dalam perencanaan terarah kepada

sasaran dan sesuai dengan yang direncanakan.

e. Mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

program (acara) seperti yang telah ditentukan dalam

perencanaan atau tidak.

f. Untuk mengetahui apakah hasil pekerjaan dilihat dari kualitas

(mutu) dan jumlah sesuai dengan mutu dan jumlah (standart)

yang telah ditentukan dalam rencana.

g. Untuk mengetahui apakah biaya, waktu, tenaga kerja dan

bahan dipergunakan secara efektif atau tidak.

Page 41: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

41

Pengawasan atas suatu pekerjaan atau kegiatan dilakukan

dengan maksud agar kegiatan tersebut dilaksanakan dan

terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Rachman, Arifin Abdul (2001) mengatakan, maksud diadakan

pengawasan adalah:

a. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan

b. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai

dengan instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan

c. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelamahan serta

kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalannya, sehingga

dapat diadakan perubahan-perubahan untuk memperbaiki serta

mencegah pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah

d. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan

apakah tidak dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut,

sehingga mendapat efisiensi yang lebih benar

4. Pengawasan Inspektorat

Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dilaksanakan oleh pemerintah yang meliputi pengawasan atas

pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pengawasan

terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah (Siswanto

Sunarno, 2005).Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

pemerintah daerah Lembaga yang diberi wewenang untuk

melakukan pengawasan intern pada tingkat pusat adalah

Page 42: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

42

Inspektorat Jendral Departemen. Menurut Permendagri Nomor 130

Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam

Negeri, Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di

lingkungan Departemen. Untuk melaksanakan tugas tersebut,

Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi :

1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional;

2. Pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal.

Insepektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri, selain

mempunyai tugas membantu Menteri Dalam Negeri, dalam

melakukan pengawasan terhadap tugas-tugas pokok Departemen

Dalam Negeri, lembaga tersebut berkewajiban melakukan

pengawasan umum terhadap pemerintahan daerah. Lembaga

pengawasan internal pada tingkat daerah, adalah Inspektorat

provinsi dan Inspektorat kabupaten/kota, yang pembentukannya

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, dan

Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

Inspektorat Provinsi, menurut ketentuan Pasal 1 angka (1)

Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 adalah aparat pengawas

fungsional yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Page 43: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

43

gubernur. Inspektorat provinsi mempunyai tugas melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah

provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan

pemerintahan di daerah kabupaten/kota. Untuk melaksanakan

tugasnya, maka Inspektorat Provinsi menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan program pengawasan;

2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas

pengawasan

Inspektorat Kabupaten/Kota menurut ketentuan Pasal 1

angka 2 Permendagri Nomor 64 Tahun 2007, adalah aparat

pengawas fungsional yang berada dibawah dan bertanggungjawab

kepada bupati/walikota, yang mempunyai tugas melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah

kabupaten/kota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa, dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Inspektorat

Kabupaten/Kota menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan program pengawasan;

2. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

3. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan.

Page 44: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

44

Inspektorat provinsi, kabupaten/kota melakukan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah

dengan ruang lingkup pengawasan sebagaimana diatur dalam

Pasal 2 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007. Ketentuan Pasal 2

tersebut menyebutkan pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah meliputi admininstrasi umum pemerintahan

dan urusan pemerintahan.

Administrasi umum pemerintahan meliputi kebijakan daerah;

kelembagaan; pegawai daerah; keuangan daerah; dan barang

daerah. Sedangkan pengawasan terhadap urusan pemerintahan

daerah adalah pengawasan terhadap urusan wajib; urusan pilihan;

dana Dekonsentrasi; tugas pembantuan dan kebijakan pinjaman

hibah luar negeri.

Adapun mekanisme atau tahapan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan daerah diawali dengan penyusunan

PKPT sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Permendagri Nomor 23

Tahun 2007 yang menentukan bahwa :

(1) Penyusunan rencana pengawasan tahunan atas

(2) penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten dan Kota

dikoordinasikan oleh Inspektur Provinsi.

(2) Rencana pengawasan tahunan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disusun dalam bentuk PKPT dengan berpedoman pada

kebijakan pengawasan.

Page 45: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

45

(3) Penyusunan PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, menghindari

tumpang tindih dan pemeriksaan berulang-ulang serta

memperhatikan efisiensi dan efekstifitas dalam penggunaan

sumber daya pengawasan.

(4) Rencana pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Adapun mekanisme atau tahapan pemeriksaan atas

penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam Permendagri

Nomor 23 Tahun 2007 dan dapat dijelaskan pada tabel sebagai

berikut :

TABEL 1. Tahapan-tahapan pemeriksaan

No Tahapan Uraian

1 Tahapan I Persiapan Pemeriksaan a. Koordinasi Rencana pemeriksaan

Sebelum memprogramkan pemeriksaan terlebih dahulu dilakukan koordinasi mengenai waktu dan objek yang akan diperiksa

b. Pengumpulan dan penelaahan insformasi umum mengenai objek yang diperiksa: 1. Menghimpun data dan informasi yang berkaitan

dengan objek yang diperiksa antara lain : a) Peraturan perundang-undangan b) Data umum objek yang diperiksa c) Laporan pelaksanaan program/kegiatan dari

objek yang akan diperiksa d) Laporan Hasil Pemeriksaan Aparat

sebelumnya e) Sumber informasi lain yang dapat memberi

kejelasan mengenai pelaksanaan program/kegiatan objek yang akan diperiksa

2. Menelaah data dan informasi yang dikumpulkan untuk bahan pemeriksaan

c. Penyusunan Program Kerja Pemeriksaan ( PKP)

Page 46: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

46

Penyusunan Program Kerja Pemeriksaan meliputi kegiatan : 1. Penentuan personil 2. Penentuan jadwal waktu pemeriksaan 3. Penentuan objek, sasaran dan ruang lingkup

pemeriksaan 4. Menyusun langkah-langkah pemeriksaan

2 Tahap II Pelaksanaan Pemeriksaan

a. Pertemuan awal ( Entry Briefing ) Tim Pemeriksa bertemu dengan Pimpinan Instansi/Unit Kerja atau yang mewakili untuk menyampaikan maksud dan tujuan pemeriksaan

b. Kegiatan Pemeriksaan 1. Tim Pemeriksa melaksanakan tugas

pemeriksaan pada objek-objek yang akan diperiksa sesuai dengan program kerja pemeriksaan

2. Tim Pemeriksa bertemu dengan Pimpinan Instansi/Unit Kerja atau yang mewakili untuk menyampaikan maksud dan tujuan pemeriksaan

c. Kegiatan Pemeriksaan 1. Tim Pemeriksa melaksanakan tugas

pemeriksaan pada objek-objek yang akan diperiksa sesuai engan program kerja pemeriksaan

2. Kertas Kerja Pemeriksaan ( KKP) a) Setiap auditor wajib menuangkan hasil

pemeriksaan kedalam Kertas Kerja Pemeriksaan ( KKP)

b) KKP direview secara berjenjang oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Inspektur Wilayah dengan memberikan paraf pada KKP

c) Kertas Kerja Pemeriksaan disusun dalam satu berkas diserahkan oleh Ketua Tim kepada Sub Bagian Tata Usaha Wilayah untuk diarsipkan

3. Konfirmasi Temuan Hasil Pemeriksaan Temuan hasil pemeriksaan harus dikonfirmasikan kepada pimpinan objek yang diperiksa untuk meminta tanggapan. Hasil konfirmasi harus ditandatangani oleh kedua belah pihak.

4. Penyusunan Pokok-pokok Hasil Pemeriksaan (P2HP) Pokok-pokok Hasil Pemeriksaan merupakan himpunan hasil pemeriksaan yang terdiri dari temuan-temuan strategis tanpa rekomendasi yang mempunyai dampak bagi pemerintah daerah dan masyarakat yang perlu segera mendapat perhatian disusun oleh Ketua Tim dan Pengendali Teknis serta diketahui

Page 47: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

47

Inspektur Wilayah. d. Pertemuan akhir ( exit Briefing ) Tim Pemeriksa

bertemu dengan Pimpinan Instansi/unit Kerja atau yang mewakili untuk menyampaikan maksud dan tujuan

Terkait dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

selanjutnya dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

LHP berisi temuan, kondisi, penyebab, akibat dan saran

rekomendasi yang wajib ditindaklanjuti oleh SKPD yang diperiksa

guna memperbaiki kesalahan dalam pelaksanaan penyelenggaraan

administrasi umum pemerintah maupun urusan pelaksanaan

pemerintahan yang terjadi pada SKPD yang diperiksa.

LHP Inspektorat Kabupaten disampaikan kepada Bupati dan

SKPD yang diperiksa dengan tembusan kepada Gubernur dan BPK

RI Perwakilan. Tembusan LHP yang disampaikan kepada Gubernur

dan BPK RI Perwakilan dimaksudkan agar Gubernur dan BPK RI

Perwakilan mengetahui mengenai perkembangan pemeriksaan yang

telah dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten, dan juga menghindari

pemeriksaan tumpang tindih. Tindak lanjut hasil pemeriksaan

memiliki peranan yang strategis dalam siklus pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan, karena berhasil atau tidaknya

pengawasan dapat dilihat atau diukur dari perkembangan tindak

lanjut.

Tindak lanjut adalah bukti bahwa SKPD yang diperiksa memiliki

komitmen untuk memperbaiki kesalahan dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terjadi pada SKPD. Hal

Page 48: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

48

ini sesuai dengan Pasal 18 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 yang

telah diubah dengan Permendagri Nomor 8 tahun 2009, Pasal 18

Permendagri Nomor 23 tahun 2007 menyebutkan bahwa SKPD yang

tidak menindaklanjuti rekomendasi Pejabat Pengawas Pemerintah

sebagaimana pasal 17 ayat (1) dapat dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Guna mengetahui perkembangan tindak lanjut hasil

pengawasan maka diadakan evaluasi pengawasan melalui rapat

pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan yang

diselenggarakan 2 (dua) kali dalam setahun, hal ini sebagaimana

diatur dalam Pasal 20 Permendagri 23 tahun 2007 yang

menyebutkan bahwa pemutakhiran hasil pengawasan Pejabat

Pengawas Pemerintah dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam

setahun.

Organisasi pengawasan sebagai sarana organisasi dalam

mengelola unit kerja APIP maka objektivitas aparat pengawas,

pembagian tugas dan pemisahan fungsi dalam pengawasan sangat

penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang dapat

dipadukan dalam metode kerja. APIP dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya mempunyai pedoman dan aturan yang harus ditaati.

Aturan perilaku aparat pengawasan dituangkan dalam Kode Etik

yang mengatur nilai-nilai dasar dan pedoman perilaku bagi aparat

pengawasan dalam menjalankan profesinya dan sebagai sarana

Page 49: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

49

dalam mengevaluasi perilaku aparat pengawasan. Tujuan

penyusunan Kode Etik Auditor, antara lain :

1. Mendorong sebuah budaya etis dalam profesi APIP

2. Memastikan bahwa seorang auditor professional akan bertingkah

laku pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pegawai

Negeri Sipil lainnya.

3. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis agar terpenuhi

prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian

audit sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kerja yang

optimal.

D. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

1. Kondisi APIP saat Ini

Dalam (Peraturan Kepala BPKP No. XXX Tahun 2015)

Kondisi APIP di Indonesia terkait dengan gambaran indikator

pelaksanaan sektor manajemen pemerintahan di Indonesia.

Beberapa data yang menunjukkan perlu peningkatan kinerja dan

perbaikan pada aspek-aspek good governance, yaitu:

a. Data Tranparency International pada tahun 2014 menunjukkan

bahwa Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK) masing rendah

(34 dari 100).

b. Survei integritas oleh KPK pada tahun 2014 menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan publik Indonesia baru mencapai 7,22

untuk instansi pusat.

Page 50: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

50

c. Opini BPK atas laporan keuangan K/L dan Pemda masih

banyak yang perlu ditingkatkan menuju opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

d. Bank Dunia menilai government effectiveness Indonesia

memperoleh skor -0,28 (2009), -0,20 (2010), -0,25 (2011), -0,29

(2012), -0,24 (2013) dari skala -2,5 sampai dengan 2,5.

e. Hasil evaluasi atas laporan kinerja pada tahun 2013

menunjukkan bahwa jumlah instansi pemerintah yang dinilai

akuntabel baru mencapai 39,67%.

Kondisi tersebut menggambarkan peran APIP perlu

ditingkatkan efektifitasnya. Hal tersebut selaras dengan hasil

assessment tingkat kapabilitas APIP di seluruh Indonesia, yang

dilaksanakan oleh BPKP tahun 2010 sampai tahun 2014.

Metodologi pemetaan mengacu kepada Internal Audit

Capability Model (IA-CM) yang dikembangkan oleh The Institute of

Internal Auditor (IIA) dengan beberapa penyesuaian. Dengan

model tersebut, tingkat kapabilitas APIP dikelompokkan ke dalam

lima tingkatan (level), yaitu Level 1 (Initial), Level 2 (Infrastructure),

Level 3 (Integrated), Level 4 (Managed), dan Level 5 (Optimizing).

Hasil assessmentmenunjukkan bahwa 85,23% APIP

Indonesia masih berada pada Level 1 (Initial). Rendahnya

kapabilitas APIP ini disebabkan:

a. Independensi dan objektivitas APIP belum dapat diterapkan

sepenuhnya.

Page 51: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

51

b. Lemahnya manajemen APIP.

c. Tidak terpenuhinya kebutuhan formasi Auditor.

d. Kurangnya alokasi anggaran belanja APIP dibandingkan

dengan total belanja dalam APBN/APBD.

e. Struktur organisasi dan pola hubungan kerja belum sepenuhnya

sesuai dengan strategi dalam mencapai tujuan APIP yang

efektif.

f. Kurangnya kegiatan pengembangan kompetensi dan lemahnya

manajemen SDM APIP terutama rekrutmen, pola karier, dan

pola mutasi/rotasi.

2. Kondisi yang diharapkan

Hasil pemetaan tersebut perlu segera ditindaklanjuti dengan

meningkatkan kapabilitas APIP ke level yang lebih tinggi.

Peningkatan kapabilitas APIP sangat diperlukan agar terwujud

pengawasan intern yang efektif. Dengan kondisi APIP saat ini yang

mayoritas masih berada pada level 1 dan level 2, seluruh APIP

diharapkan berada pada level 2 (Infrastructure), selanjutnya dapat

ditingkatkan pada level 3 (Integrated). (Peraturan Kepala BPKP No.

XXX Tahun 2015)

Dengan capaian kapabilitas APIP pada level 3 (Integrated),

APIP mampu memberikan layanan compliance auditing,

performance auditing dan practice advisory sehingga APIP

diharapkan mempunyai karakteristik:

Page 52: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

52

a. APIP mampu memberikan keyakinan yang memadai atas

ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian

tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

(assurance activities);

b. APIP mampu memberikan peringatan dini dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan

fungsi Instansi Pemerintah (anti corruption activities); dan

c. APIP mampu memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

(consulting activities).

E. Kerangka Pikir

Tujuan lembaga ataupun perusahaan mengembangkan

kapabilitas karyawan secara berkelanjutan, supaya karyawan dapat

berprestasi secara optimal dan memberikan kontribusi yang maksimal

bagi perusahaan. Dengan meningkatkan kapabilitas, baik lembaga

ataupun perusahaan berusaha agar karyawan mempunyai; (1) Peran dan

Layanan Pengawasan Intern, (2) Pengelolaan SDM (3) Praktik Profesional

(4) Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja (5) Hubungan dan Budaya

Organisasi dan (6) Struktur Tata Kelola. Hagell III &Brown dalam

(Hartanto,2012).

Semakin meningkatnya fungsi dan kewenangan yang diemban

oleh Inspektorat selaku Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),

maka kinerja APIP juga menjadi fokus perhatian pemerintah untuk

Page 53: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

53

meningkatkan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern. Dan untuk

mengetahui bagaimana kapabilitas aparat pengawasan intern Pemerintah

(APIP)di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalarpada penelitian ini

ditelusuri dengan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2

Kerangka Pikir

Inspektorat Kabupaten

Takalar

Hagell III & Brown

(dalam Hartanto,2012) Indikator Kapabilitas

Aparat : 1. Peran dan Layanan

Pengawasan Intern 2. Pengelolaan SDM 3. Praktik Profesional 4. Manajemen dan

Akuntabilitas Kinerja 5. Hubungan dan

Budaya Organisasi

6. Struktur Tata Kelola

Kendala yang dihadapi:

1. Kualitas dan Kuantitas SDM yang masih rendah.

2. Anggaran Pengawasan yang terbatas

3. Manajemen Organisasi yang kurang maksimal

4. Perubahan Metode

Kerja

Upaya Meningkatkan

Kapabilitas APIP:

1. Mengikuti workshop atau diklat.

2. Memberikan alokasi anggaran pengembangan skill auditor

Tercapainya Kapabilitas

APIP Inspektorat

Kabupaten Takalar

Page 54: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

54

Deskripsi Fokus Penelitian.

Adapun Fokus penelitian ini adalah sebagai Berikut:

1. Untuk MengetahuiKapabilitas Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP)di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar.

a. Peran dan Layanan Pengawasan Intern, yaitubagaimana

meningkatkan praktik dan prosedur aparat pengawasan

inspektorat daerah Takalar memperhatikan jasa audit yang

menekankan pada aspek ketaatan/kepatuhan (compliance).

b. Pengelolaan SDM agar dapat mengatur dan mengurus

berdasarkan visi organisasi sehingga tujuan tercapai.

c. Praktik Profesional dalam hal ini adalah kerangka kerja yang

mengidentifikasi aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan

untuk pengawasan yang efektif.

d. Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja sebagai tingkat

pertanggungjawaban aparat inspektorat Takalar yang

berkaitan dengan sistem administrasi yang dimilikinya.

e. Hubungan dan Budaya Organisasi diperkenalkan pada

aparat inspektorat melalui sosialissi agar budya organisasi

dapat berfungsi secara optimal.

f. Struktur Tata Kelola bertujuan untuk memperoleh hasil kerja

aparat inspektorat yang efektif, efesien dan konsisten di

Kabupaten takalar

Page 55: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

55

2. Untuk MengetahuiKendala-kendala yang dihadapi Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)di Inspektorat Kabupaten

Takalar.

3. Untuk mengetahui upaya inspektorat untuk meningkatkan

kapabilitas (APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar

Page 56: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam peneltian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian

Kualitatif yaitu Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.(Sugiyono, 2007).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena

permasalahan bersifat kompleks dan penuh makna, dan menggunakan

tipe deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran secara spesifik

mengenai Optimalisasi Kompetensi Auditor dalam Meningkatkan

Kapabilitas APIP pada Inspektorat kabupaten Takalar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Inspektorat Kabupaten

Takalar yang beralamatkan di Jalan Jendral Sudirman No 26,

Kelurahan Kalabirang Kecamatan Patallassang Kabupaten Takalar

sedangkan waktu penelitian ini dilaksanakanselama kurang lebih 2

43

Page 57: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

57

bulan, dimulai setelah proposal penelitian ini dinyatakan memenuhi

syarat dan telah diseminarkan.

C. Unit Analisis dan Penentuan Informan

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

oleh Spradley (Sugiyono, 2009) dinamakan social situation atau situasi

sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku

(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Informan dalam penelitian ini, dipilih Jajaran struktural dalam

kantor Inspektorat kabupaten Takalar disetiap divisi yang ada, dengan

pertimbangan bahwa mereka adalah pihak-pihak ahli yang memiliki dan

memberikan informasi mengenai sesuatu yang diteliti yaitu kapabilitas

aparat pengawasan interen pemerintah (APIP) di Inspektorat daerah

Kabupaten Takalaar. Informan-informan tersebut terdiri dari unsur

jabatan sebagai berikut:

1. Inspektur (1 orang)

2. Sekretaris (1 orang)

3. Kasubag Evaluasi dan Pelaporan (1 orang)

4. Inspektur Pembantu Wilayah 1 (2 orang)

5. Pengawas Pemerintahan Muda (2 orang)

6. Pengawas Pemerintahan Madya (2 orang)

7. Auditor Ahli Muda (1 orang)

8. Fungsional Umum (1 orang)

Jumlah Informan sebanyak = 11 Orang

Page 58: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

58

Informasi dan data yang diperoleh dari informan-informan tersebut

kemudian dapat digunakan untuk membantu peneliti dalam

menggunakan teknik triangulasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan wawancara mendalam (in-depth

interview), observasi, kuesioner, studi dokumentasi, dan triangulasi

dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini, dengan

penjabaran sebagai berikut:

1. Wawancara mendalam

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk

dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih

bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara

lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,

dan ide-idenya.

2. Observasi

Peneliti melakukan observasi partisipasi pasif (passive

participation). Partisipasi pasif berarti peneliti dalam kegiatan

pengamatannya tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh para pelaku yang diamatinya, dan juga tidak melakukan sesuatu

Page 59: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

59

bentuk interaksi sosial dengan pelaku atau para pelaku yang diamati

(Imam Gunawan, 2013)

Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang

diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti

mempelajari dan melihat bagaimana kemampuan kerja pada pegawai

da staff yang ada di Kantor Inspektorat kabupaten Takalar dalam

melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya.

3. Studi dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti

catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek

penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara

jelas yang berkaitan dengan masalah kapabilitas aparat pengawasan

interen pemerintah (APIP) di inspektorat daerah Kabupaten Takalar.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan secara

induktif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berusaha mengumpulkan

fakta dari fenomena atau peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus,

kemudian berdasarkan fenomena atau peristiwa yang khusus tadi,

diambil kesimpulan yang bersifat umum. (Kholil, 2006).

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumen serta angket disusun secara sistematis serta kemudian

dipilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

Page 60: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

60

lain. Dengan melakukan analisis kualitatif, peneliti dapat menfokuskan

pada penunjukan makna, deskripsi, dan penempatan data pada

konteksnya masing - masing. Untuk mendapatkan yang sesuai, maka

teknik-teknik yang dilakukan adalah:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data ini berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal

yang penting, untuk kemudian dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang terkumpul memberikan gambaran yang lebih jelas

dan selanjutnya dapat mempermudah peneliti dalam mencari data yang

diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

3. Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

Page 61: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

61

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap.

F. Pengecekan Keabsahan data

Data-data atau temuan dalam penelitian kualitatif dinyatakan

valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk

itu diperlukan uji kebenaran (uji kredibilitas) terhadap data yang

didapatkan. Pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan dengan

cara:

1. Triangulasi

Pengujian kredibilitas data penelitian ini menggunakan

triangulasi teknik dan triangulasi sumber data. Triangulasi teknik

dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang

berbeda, yaitu dengan wawancara mendalam, observasi, kuesioner,

dan dokumentasi. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara

menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda.

2. Diskusi dengan pembimbing

Hasil penelitian yang masih bersifat sementara didiskusikan

dengan dosen pembimbing. Melalui diskusi ini banyak pertanyaan dan

saran berkenaan dengan data yang didapat. Bila pertanyaan yang

berkaitan tersebut belum mampu terjawab, maka peneliti kembali ke

lapangan untuk mencarikan jawabannya. Dengan demikian datanya

akan menjadi lengkap dan kredibel.

Page 62: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

Pada bagian bab IV ini akan mendeskripsikan secara umum

Kab. Takalar sebagai dan Inspektorat Takalar sebagai lokasi dan fokus

penelitian, deskripsi meliputi:

1. Profil Umum Kab. Takalar

Implementasi otonomi daerah telah berjalan sejak Tahun 2001

yang membawa konsekuensi pada tanggungjawab daerah dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat, dan bermakna bahwa pembiayaan

dan penyelenggaraan pelayanan umum dan pembangunan telah

didelegasikan kepada pemerintah daerah. Pendelegasian tugas dan

fungsi ini dimaksudkan agar kebutuhan masyarakat dapat lebih tepat

dialokasikan, jika sejak awal pelaksanaan pembangunan yaitu tahapan

perumusan kebijakan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan

memperhatikan aspirasi masyarakat.

Untuk dapat secara cermat memenuhi kebutuhan dan harapan

masyarakat, para perencana dan perancang program dan strategis

pembangunan khususnya di Kabupaten Takalar, telah menetapkan visi

pembangunan yaitu “Terwujudnya Masyarakat Mandiri, Demokratis

Berkeadilan Sosial, Sejahtera Lahir Bathin”.

Dari visi pembangunan daerah ini disusun strategis dan program

pembangunan yang harus mampu menangkap dan merespon aspirasi

41

49

Page 63: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

63

masyarakat. Karena itu, perencana dan pembuat kebijakan

pembangunan harus memiliki kemampuan melakukan perumusan

kebijakan yang tepat dan objektif.

Untuk mewujudkan Visi Kabupaten Takalar, maka dirancang

beberapa misi sebagai penjabaran langkah strategis dalam

perwujudannya, yaitu sebagai berikut:

1) Menerapkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih,

akuntabel, demokratis dan terpercaya

2) Mewujudkan pembangunan secara komprehensif yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan

penguatan pada desa

3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan

produktifitas rakyat, menjadi unggul dan berdaya saing

4) Meningkatkan pendapatan dan menurunkan beban hidup

masyarakat

5) Mendorong terciptanya iklim investasi yang sehat,

berkualitas dan berkelanjutan

6) Mewujudkan kehidupan yang agamais, demokratis, aman

dan tertib

a. Letak Geografis

Kabupaten Takalar adalah sebuah kabupaten di provinsi

Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Pattallassang. Kab.

Takalar terdiri dari sembilan kecamatan, yaitu Pattallassang,

Polombangkeng Selatan, Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong

Page 64: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

64

Selatan, Galesong Utara, Sanrobone, Mappakasunggu dan

Manggarabombang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 566,51 km²

dan berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa.

Secara geografis, Kabupaten Takalar terletak di bagian Selatan

Sulawesi Selatan dengan posisi antara 5o30’ – 5o38’ Lintang Selatan

dan 119o22’ – 119o39’ Bujur Timur.Kabupaten Takalar memiliki batas –

batas: di sebelah timur, berbatasan Kabupaten Gowa dan Jeneponto.

Di sebelah utara, berbatasan dengan Kabupaten Gowa. Sedangkan di

sebelah barat dan selatan dibatasi oleh Selat Makassar dan Laut

Flores.

Keadaan geografis wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari pantai,

daratan dan perbukitan. Di bagian barat adalah daerah pantai dan

dataran rendah dengan kemiringan 0-3 derajat sedang ketinggian ruang

bervariasi antara 0–25 m, dengan batuan penyusun geomorfologi

dataran didominasi endapan alluvial, endapan rawa pantai, batu

gamping, terumbu dan tufa serta beberapa tempat batuan lelehan

basal.

Sebagian dari wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah

pesisir pantai, yaitu sepanjang 74 Km meliputi Kecamatan

Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan

SandraBone, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong

Kota dan Kecamatan Galesong Utara. Kabupaten Takalar dilewati oleh

4 buah sungai,yaitu Sungai Jeneberang, Sungai Jenetallasa, Sungai

Page 65: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

65

Pamakkulu dan Sungai Jenemarrung. Pada keempat sungai tersebut

telah dibuat bendungan untuk irigasi sawah seluas 13.183 Ha

Gambar 3 Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) di Kabupaten Takalar,

2016

Sumber: BPS Takalar dalam angka 2018.

b. Kab. Takalar Secara Administrasi

Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar dibentuk berdasarkan

Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959 (LN Nomor 74 Tahun 1959)

tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan.

Dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Takalar No. 7 Tahun

1990 menetapkan Tanggal 10 Pebruari sebagai Hari Jadi Kabupaten

Takalar.Secara administrasi, Kabupaten Takalar terdiri dari 9

(sembilan) kecamatan, 76 desa dan 24 kelurahan.

Page 66: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

66

Gambar 4

Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Takalar, 2016

Sumber: BPS Takalar dalam angka 2018

Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar juga memiliki PNS yang

berjumlah sebanyak 6.325 orang, dengan komposisi laki-laki 2.775

orang (43,87%) dan perempuan 3.550 orang (56,13%).Jumlah PNS di

lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar didominasi oleh

mereka yang berpendidikan Sarjana. Angkanya sebanyak 4.027 orang

(63,67%).

Gambar 5 Persentase Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenjang Pendidikan di

Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar, 2016

Sumber: BPS Takalar dalam angka 2018

c. Struktur Pemerintahan Daerah Takalar

Berdasarkan Peraturan daerah kabupaten Takalar maka struktur

pemerintahan kabupaten Takalar dipimpin oleh seorang bupati dan

Page 67: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

67

dibantu oleh wakil bupati. Dalam menjalankan roda pemerintahan

bupati dibantu oleh sekretaris daerah yang membawahi 3 asisten .

Ketiga asisten tersebut antara lain:

1) Asisten Pemerintahan, meliputi:

a) Bagian tata Pemerintahan yang

b) Bagian Hukum

c) Bagian Humas sandi telekomunikasi dan PDE

2) Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan

Rakyat, meliputi:

a) Bagian Perekonomian

b) Bagian Administrasi Pembangunan

c) Bagian Kesejahteraan Rakyat

3) Asisten Administrasi, meliputi:

a) Bagian organisasi dan tatalaksana

b) Bagian Umum

d. Kependudukan

Dalam analisis sosial ekonomi penduduk, masalah

kependudukan yang mencakup mengenai jumlah, umur, dan jenis

kelamin menjadi dasar pijakan. Jumlah penduduk akan

menggambarkan permasalahan yang mungkin ada, sementara itu

jumlah dan jenis kelamin berkaitan dengan berbagai karakteristik

penduduk.

Penduduk Kabupaten Takalar berdasarkan proyeksi penduduk

tahun 2016 sebanyak 289.978 jiwa yang terdiri atas 139.381 jiwa

Page 68: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

68

penduduk laki-laki dan 150.597 jiwa penduduk perempuan.Kepadatan

penduduk di Kabupaten Takalar tahun 2016 mencapai 511 jiwa/km2 .

Kepadatan Penduduk di 9 kecamatan cukup beragam dengan

kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Galesong Utara

dengan kepadatan sebesar 2.596 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan

Polombangkeng Utara sebesar 232 jiwa/Km2.

Gambar 6

Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Takalar, 2010, 2015, dan 2016

Sumber: BPS Takalar dalam angka 2016

Dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten

Takalar mempengaruhi jumlah pencari kerja. Jumlah pencari kerja

terdaftar di Kabupaten Takalar Pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Takalar pada Tahun 2016 sebesar 470 orang.

2. Profil Inspektorat Kab. Takalar

Organisasi Inspektorat Kabupaten Takalar dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 07 tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang merupakan

penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah. Dalam pembentukannya sesuai dengan Peraturan

Page 69: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

69

Daerah tersebut, berikut ini struktur organisasi Inspektorat Daerah

Kabupaten Takalar terdiri dari :

a) Inspektur

b) Sekretariat

1) Sub. Administrasi Umum dan Perencanaan.

2) Sub. Bagian Evaluasi dan Pelaporan

c) Inspektur Pembantu Wilayah I

d) Inspektur Pembantu Wilayah II

e) Inspektur Pembantu Wilayah III

f) Jabatan Fungsional Auditor

g) Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan

Daerah (P2UPD)

Gambar 7 Struktur Organisasi Inspektorat Kab. Takalar

Sumber : Inspektorat Kabupaten Takalar, 2018.

INSPEKTUR

SEKRETARIAT KELOMPOL JABATAN

FUNGSIONAL

SUBAG EVALUASI

DAN PELAPORAN SUBAG ADM DAN

UMUM SUBAG

PERENCANAAN

INSPEKTUR

PEMBANTU

WILAYAH II

INSPEKTUR

PEMBANTU

WILAYAH I

INSPEKTUR

PEMBANTU

WILAYAH III

Page 70: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

70

Tugas pokok Inspektorat Kabupaten Takalar adalah membantu

bupati membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh

perangkat daerah, dalam melaksanakan tugas pokok tersebut dirinci

sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan INspektorat sebagai Pedoman

dalam pelaksanaan tugas;

b) Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas

sehingga berjalan lancer;

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan

tugas dalam lingkungan Inspektorat untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan tugas;

d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas;

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

f) Menyusun rencana program, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan;

g) Menetapkan pedoman, norma, standard an prosedur

pengawasan;

h) Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan di

bidang pemerintahan;

i) Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan di

bidang pembangunan;

Page 71: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

71

j) Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan di

bidang kemasyarakatan;

k) Menyelenggarakan sosialisasi tentang kebijakan

pengawasan;

l) Melakukan pembinaan jabatan fungsional;

m) Membina dan mengembangkan karir pegawai serta

pelayanan kepada masyarakat sesuai bidang tugasnya

maupun dalam rangka kepentingan pemerintah daerah;

n) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengembangan karir;

o) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan

saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

perumusan kebijakan; dan

p) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

B. Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)di

Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar.

Guna memperkuat kapabilitas APIP, pemerintah telah

mengeluarkan kebijakan terkait hal tersebut. Kebijakan yang ditetapkan

pemerintah dalam pemberdayaan APIP sebetulnya telah lama

dilakukan melalui peraturan perundang-undangan pada era setelah

reformasi. Dimulai dengan diterbitkannya Undang-undang nomor 28

Tahun 1999 mengenai Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya pemerintah

Page 72: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

72

menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 mengenai

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mempertegas

peran APIP dalam melakukan pengawasan intern melalui audit, reviu,

evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya. Kebijakan untuk lebih

mengefektifkan peran APIP juga muncul dalam grand design reformasi

birokrasi melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 dan road

map reformasi birokrasi nasional yang menetapkan area peningkatan

pengawasan sebagai sasaran reformasi birokrasi secara nasional.

Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan

transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan

umpan balik bagi semua pihak yang terkait dengan organisasi baik

internal maupun eksternal. Oleh karena itu agar diperoleh hasil audit

yang berkualitas tinggi, proses audit harus dilakukan secara hati-hati

dan konsisten dengan standar profesi dan kode etik yang mengaturnya.

Tujuannya adalah agar audit yang khususnya dilakukan untuk

menemukan dan melaporkan adanya suatu penyelewengan atau

kecurangan dalam suatu organisasi dapat tercapai dengan baik. Dan

untuk mengetahui bagaimana kapabilitas aparat pengawasan intern

Pemerintah (APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalarpada

penelitian ini dapat dijelaskan dan ditelusuri melalui 6 (enam) indikator

kapabilitas menurut Hagell III & Brown dalam (Hartanto,2012). yaitu;

(1) Peran dan Layanan Pengawasan Intern, (2) Pengelolaan SDM (3)

Praktik Profesional (4) Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja (5)

Hubungan dan Budaya Organisasi dan (6) Struktur Tata Kelola. Hagell

Page 73: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

73

III & Brown dalam (Hartanto,2012). Berikut Pembahasan dan Hasil

penelitian:

1. Peran dan Layanan Pengawasan Intern.

Untuk meningkatkan kapabilitas APIPmaka Inspektorat Kab.

Takalar perlu meningkatkan praktik dan prosedur aparat pengawasan

Instansi Pemerintah berkesinambungan dan berulang, juga

memperhatikan jasa audit yang menekankan pada aspek ketaatan.

Misalnya, pengawasan intern telah menekankan aspek

ketaatan/kepatuhan (compliance) pada area, proses atau sistem tertentu

terhadap kriteria tertentu dan memastikan bahwa pengawasan aspek

ketaatan/kepatuhan (compliance) tersebut telah dicantumkan dalam

Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter) dan PKPT.

Pada aspek ketaatan atau kepatuhan, APIP Kab. Takalar belum

dapat memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai peraturan dan

belum dapat berbuat banyak dalam mencegah tindak pelanggaran. Sikap

ini dibenarkan oleh auditor ahli muda Inspektorat Daerah Kab. Takalar,

berikut kutipan wawancaranya:

“Dalam melakukan audit atau pengawasan, prosedur yang digunakan kadang tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Tapi, kita tetap memperhatikan kode etik sebagai APIP, kita akan tingkatkan lagi”.(Hasil wawancara MR, tanggal, 3 Agustus, 2018)

Peningkatan kapabilitas APIP untuk mencapai level 2

(Infrastructure) bertujuan agar APIP dapat melaksanakan perannya

dalam mencegah, menangkal, dan mendeteksi tindakan penyimpangan

dari ketentuan. Fungsional umum Inspektorat daerah Kab. Takalar,

Page 74: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

74

menyatakan sikap APIP yang dalam mencegah tindak pelanggaran.

Berikut sajian hasil wawancaranya:

“Pengawasan APIP sebenarnya ini sangat membantu mengurangi penyimpangan, atau mencegah tindak pelanggaran di daerah Takalar. Tapi, APIP belum sepenuhnya melakukan pengawasan secara cermat dan profesional. Ini mungkin faktor rencana dan program kerja audit yang tidak terencana dengan baik dan kurang memprioritaskan pedoman audit yang berlaku”. (Hasil wawancara HT, tanggal, 7 Agustus, 2018)”

Seharusnya setiap tim yang melaksanakan penugasan

pengawasan intern telah menyusun rencana dan program kerja audit

sesuai dengan Pedoman Audit. Karena untuk dapat melaksanakan

audit kinerja dengan baik dan untuk memudahkan pelaksanaan

penugasan sehingga proses audit menjadi efektif dan efisien maka

dibutuhkan program kerja audit yang jelas sebagai panduan.

Pelaksanaan proses pengawasan / audit juga sangat perlu mengikuti

Standar Operasional Prosedur (SOP) atau pedoman.

Sebagaimana yang di harapkan Pengawas Pemerintahan Madya

Kabupaten Takalar, dalam meningkatkan peran dan layanan

pengawasan bahwa:

“Sebagai APIP dalam melaksanakan tugas audit perlu mendokumentasikan prosedur audit yang dilakukan untuk menguji kesesuaian dan kepatuhan antara kondisi dengan kriteria yang ada (seperti prosedur analitis, konfirmasi, cek fisik) pada setiap penugasan pengawasan intern. Setelah itu, menyusun laporan untuk mengomunikasikan hasil penugasan pengawasan intern. (Hasil wawancara KS, tanggal, 2februari, 2019).”

Dari hasil wawancara diatas dapat dikatan bahwa APIP perlu

mengembangkan dan memelihara sistem pemantauan tindak lanjut dan

rekomendasi yang ditetapkan dalam Standar Operating Procedures

Page 75: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

75

(SOP) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit (TLHA) dan

mengembangkan SIM HP. Hal penting dari elemen tugas ini adalah

pengawasan yang dilakukan telah memberikan keyakinan yang

memadai bahwa area, proses atau subyek telah dilaksanakan sesuai

dengan peraturan dan memberikan nilai tambah bagi organisasi

Kementerian/Lembaga/Pemda.

Berbicara APIP sebagai pengawas daerah sangat strategis,

sehingga diharapkan Jabatan Fungfional Auditor bisa menjembatani

dalam meningkatkan kapasitas dan terobosannya dalam melaksanakan

tugas-tugas pengawasan. Tugas pengawasan sekarang ini tidak seperti

dahulu (watchdog) menjaga/mencari kesalahan, sekarang ini tugas

BPKP sudah bergeser menjadi konsultan, (advise) nasehat,

rekomendasi yang sifatnya solutif bagi pimpinan. Dengan demikian

diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

2. Pengelolaan SDM

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat sentral

dalam organisasi. Apapun bentuk dan tujuannya, organisasi dibuat

berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia. Begitu pula

dalam pelaksanaan misinya maka dikelola dan diurus oleh manusia.

Dengan demikian manusia merupakan faktor yang sangat strategis

dalam semua kegiatan organisasi. Agar dapat mengatur dan mengurus

sumber daya manusia berdasarkan visi organisasi sehingga tujuan

organisasi tercapai maka dibutuhkan ilmu, metode dan pendekatan

Page 76: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

76

pengelolaan sumber daya manusia atau yang sering disebut dengan

manajemen sumber daya manusia.

Kapabilitias APIP menentukan kualitas kompetensi auditor,

olehnya itu pengelolaan SDM yang baik akan sangat membantu dalam

mencapai visi dan misi meningkatkan level APIP kab. Takalar.

a) Program Pengembangan Sertifikasi Auditor

Setiap aktivitas audit internal harus memiliki program pelatihan

yang mampu untuk meningkatkan terus kualitas pekerjaan audit.

Program pelatihan yang dirancang ini harus mampu untuk memberikan

manfaat yang memadai baik kepada auditor itu sendiri maupun

organisasi audit secara keseluruhan. Pendidikan dan pelatihan untuk

pengembangan profesi auditor dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu:

diklat sertifikasi dan diklat teknis substansi. Diklat sertifikasi

dimaksudkan untuk menempatkan auditor pada standar minimal

persyaratan untuk menjadi seorang auditor profesional.

Inspektorat Kabupaten Takalar merencanakan program

pengembangan sertifikasi auditor yang secara rutin setiap tahun,

mengikutsertakan aparatnya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

sertifikasi auditor, baik itu diklat pembentukan anggota tim, diklat

penjenjangan ketua tim dan pengendali teknis, maupun diklat teknis

substansi.

Komitmen pengembangan SDM auditor ini diungkapkan oleh

Inspektur Inspektorat Kab. Takalar, dalam wawancaranya beliau

mengungkapkan bahwa:

Page 77: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

77

“Posisi APIP yang masih berada dilevel 1 tidak menyusutkan

semangat para auditor dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu,

kami merencanakan mengikutsertakan auditor dalam program

pendidikan dan pelatihan sertifikasi auditor, supaya ada

peningkatan kompetensi dari auditor”. (Hasil wawancara SF,

tanggal, 3 Agustus, 2018)”

Permasalah yang terjadi selama ini adalah terbatasnya anggaran

pada program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan

aparatur pengawasan di Kab. Takalar. Sedang dengan adanya

pelatihan dan pengembangan sebagai usaha untuk mengurangi atau

menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan auditor

dengan tujuan APIP. Permasalahan ini diungkapkan oleh Sekretaris

Inspektorat, berikut kutipan wawancaranya:

“wajar saja kalau tingkat profesionalisme kerja tenaga pemeriksa

dan aparatur pengawasan di Inspektorat Takalar ini belum higt

quality. Ini karena minimnya dana pada program peningkatan

profesionalisme seperti pendidikan dan pelatihan”(Hasil

wawancara SK, tanggal, 3 Agustus, 2018)

Adapun fungsi utama dari inspektorat Kabupaten Takalar adalah

penyusunan kebijakan teknis dibidang Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan, Pembangunan, serta Pengelolaan Keuangan dan

Kekayaan Daerah. Untuk melihatterkait aspek fungsi ini maka dilakukan

penelusuran wawancara dengan informanSekretaris Inspektorat

Kabupaten Takalaryang mengatakan bahwa :

“wujud nyata pelaksanaan pakta integritas sebagai bentuk pengembangan kapasitas aparatsebagai komitmen melakukan pengawasan dapat dilhat dari komitmen pada saat pegawai Inspektorat melaksanakan penandatangan pakta integritas dalam rangkapencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela yang

Page 78: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

78

dapat melanggar perjanjian pada pakta integritas yang telah kita sepakati”(Hasil wawancara SK, tanggal, 2 februari, 2019).

Penjelasan lebih spesifik pengembangan kapabilitas auditor

pengawasan terkait fungsi inspektorat dikemukakan oleh Kasubag

Evaluasi & Pelaporan Inspektorat Takalar yang mengatakan bahwa :

“mengenai fungsi auditor inspektorat yang dilaksanakan dalam pengembangan kapabilitas auditor memiliki pengaruh yang besar terutama dalam pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan kita harus selalu berpegang teguh pada janji yang telah kita sepakati walaupun ini bersifat moril tetapi ini sangat penting karena secara etika kita sudah terikat”(Hasil wawancara HD, tanggal, 2 februari, 2019)”. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa

pengembangan kapabilitas auditor terkait fungsi inspektorat dalam

pengawasan penyelenggaraan pemerintahan menjadi lebih terkontrol

secara moril dan etika. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan

kapabilitas auditor dapat menjaga hal positif dalam pengawasan yang

dilakukan inspektorat tanpa adanya pengawasan melekat dalam artian

sebagai langkah pencegahan agar fungsi inspektorat tidak meleceng dari

fungsi yang semestinya yaitu melakukan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan, Pembangunan, serta Pengelolaan Keuangan dan

Kekayaan Daerah di Kabupaten Takalar.

Di samping pendidikan sertifikasi untuk internal auditor, dalam

rangka untuk pendidikan dan pelatihan para auditor internal juga perlu

diklat teknis substansi. Pendidikan dan pelatihan ini merupakan

pengembangan kemampuan dan pengetahuan teknis di bidang audit,

khususnya audit internal. Diharapkan diklat teknis substansi ini dapat

Page 79: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

79

mampu meningkatkan kompetensi, keahlian dan kemampuan auditor di

dalam pelaksanaan penugasan auditnya.

b) Reward/Kompensasi

Kompensasi biasa diartikan sebagai pemberian penghargaan.

Penghargaan diberikan sebagai bentuk balas jasa atau apresiasi atas

konstribusi aparat terhadap lembaga atau organisasi. Kompensasi bisa

berwujud pemberian imbalan secara langsung maupun tidak langsung,

berupa finansial maupun non finansial. Takaran kompensasi yang

diberikan disesuaikan berdasarkan hasil kinerja aparatnya dalam atas

kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Untuk mengetahui pemberian penghargaanatas peran yang

dilakukan auditor maka dilakukan wawancara dengan informan MR,

Auditor Madya Inspektorat Kabupaten Takalar yang mengatakan

bahwa:

“Bagi Inspektorat Takalar, apa yang dilakukan terkait pemberian

kompensasi sangat kami sadari bisa menjadi salah satu

penunjang meningkatnya kapabilitas APIP dan kompetensi

auditor di Inspektorat Kab. Takalar, karena kompensasi

mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan

meningkatkan kesejahteraan aparatnya serta pemantik untuk

meningkatkan kualitas SDM.”(Hasil wawancara KS, tanggal,

2februari, 2019).”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa

Secara akademik, sudah banyak hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi

kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja pegawai, bahkan dapat

Page 80: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

80

menyebabkan pegawai yang potensial keluar dari organisasi. Dalam

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Martoyo (1994)

mengatakan Fungsi Kompensasi adalah Penggunaan SDM secara

lebih efektif dan lebih efisien, dan Mendorong stabilitas dan

pertumbuhan Ekonomi. Olehnya itu, pemberian kompensasi kepada

aparat sebagai bentuk penghargaan dapat meningkatkan kualitas kerja.

Selain pemberian kompensasi, Inspektorat juga perlu

mempertimbangkan dalam rotasi internal. Melalui mutasi dan rotasi

diharapkan terjadi penyegaran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

yang akhirnya bermuara pada peningkatan kapasitas organisasi. Mutasi

dan rotasi adalah suatu hal biasa dalam perjalanan karier seorang

pegawai negeri.Rotasi adalah sebagai salah satu bentuk

pengembangan potensi pegawai yang efektif. Selain bisa dijadikan

sarana evaluasi, rotasi diyakini bisa meningkatkan produktivitas kerja,

melahirkan kreatifitas dan mengobarkan kembali semangat kerja yang

hampir padam.

3. Praktik Profesional

Model Peningkatan Kapabilitas APIP mengacu ke praktik yang

berlaku internasional dari IIA yang disebut Internal Audit Capability

Model (IACM), yaitu suatu kerangka kerja yang mengindentifikasi

aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan untuk pengawasan intern

yang efektif di sektor publik. IA-CM menggambarkan jalur evolusi untuk

organisasi sektor publik dalam mengembangkan pengawasan intern

yang efektif untuk memenuhi persyaratan tata kelola organisasi dan

Page 81: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

81

harapan profesional. IA-CM menunjukkan langkah-langkah untuk maju

dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang

kuat dan efektif.

Salah satu model dari enam model IA-CM adalah praktik

pofesional, berdasarkan Laporan Kinerja Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

tahun 2016 Kabupaten Takalar masih berada pada level 1. Keadaan

APIP Kabupaten Takalar pada level 1 tidak terlepas dari praktik

profesional yang belum dijalankan dimana pengendalian mutu

pengawasan belum sesuai dengan Standar Audit Asosiasi Auditor

Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI), belum adanya koordinasi dengan

AAIPI secara berkala, dan belum dilaksanakannya kegiatan Quality

Assurance and Improvement Program (QAIP).

Praktik profesional yang masih belum dijalankan dengan baik

oleh inspektorat daerah Kabupaten Takalar dibenarkan oleh Pengawas

Pemerintahan Madya Kabupaten Takalar, sebagaimana petikan

wawancara di bawah ini:

“Peningkatan auditor di lingkungan Inspektorat Daerah

Kabupaten Takalar khususnya peningkatan praktik profesional

memang kami sadari masih dalam tahap pengembangan

profesionalisme, banyak yang menjadi kendala sehingga kami

tidak mampu mengembangkan hal tersebut. salah satu

diantaranya adalah standar profesionalisme yang ditetapkan oleh

pemerintah pusat yang kami rasa perlu waktu yang cukup untuk

sampai pada tahapan menuju profesionalisme yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. (Hasil wawancara KS, tanggal, 7

Agustus, 2018).”

Page 82: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

82

Tahapan pembenahan untuk peningkatan praktik profesional

dalam lingkup Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar juga dikonfirmasi

kebenarannya oleh Pengawas Pemerintahan Muda Inspektorat Daerah

Kabupaten Takalar sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

“Kami memang sangat menyadari bahwa APIP Kabupaten

Takalar, masih perlu pembenahan termasuk diantaranya

peningkatan praktik profesional, dalam peningkatan praktik

profesional mengalami banyak kendala bukan hanya yang

dialami Kabupaten Takalar tetapi juga daerah lainnya. Namun

tentu keadaan ini tidak akan menjadi persoalan, selagi masih

ada keinginan untuk berbenah (Hasil wawancara MA, tanggal, 3

Agustus, 2018)”.

Upaya peningkatan praktik profesional sebagai usaha

peningkatan praktik profesional APIP Kabupaten Takalar masih dalam

tahapan pembenahan. Artinya, praktik profesional tidak diterapkan

secara spesfik sebagaimana yang ditetapkan oleh asosiasi profesional.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan praktik profesional

diantaranya adalah standar profesionalisme yang dianggap terlalu

tinggi untuk dicapai.

Pengetahuan dan pengalaman auditor di Inspektorat Kabupaten

Takalar berkaitan dengan praktik profesional menjadi bahan evaluasi

oleh setiap sumber daya manusia di lingkungan Inspektorat Kabupaten

Takalar. Kedua komponen tersebut menjadi faktor penunjang dalam

peningkatan praktik profesional. Kendala-kendala yang dihadapi oleh

Auditor di Inspektorat Kabupaten Takalar adalah ketidaktahuan standar

Page 83: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

83

praktik profesional yang telah ditetapkan oleh asosiasi profesional.

Sehingga dalam cakupan pengetahuan praktik profesional menjadi

terhambat.

Pelaksanaan tugas pokok inspektorat Kabupaten Takalar yaitu

melaksanakan penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang

pengawasan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.

praktik profesional dalam pelaksanaan tugas membantu demi

kelancaran dan keefektifan serta netralisasi pemeriksa (Auditor) di

dalam pengawasan hal ini dikemukakan oleh Sekretaris Inspektorat

Kabupaten Takalar yang mengemukakan bahwa :

“praktik profesional sangat membantu demi kelancaran dan keefektifan serta netralisasi pemeriksaan di dalam pengawasan hal ini dapat memiliki pengaruh karena tugas yang ada diinspektorat adalah pengawasan yang mengedepan integritas dan profesionalisme” (Hasil wawancara SK, tanggal, 2 februari, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa untuk

kelancaran dan efektifnya pengawasan yang dilakukan Auditor Inspektorat

Kabupaten Takalar bahwa profesional dalam melaksanakan tugas

sebagai auditor sangat membantu karena akan berpengaruh pada

pekerjaan yang dilakukan mengingat pengawasan yang dilakukan

mengedepankan integritas dan profesionalisme.

Sebagaimana dalam Standar Umum Pertama (SA seksi 210

dalam SPAP 2001) menyebutkan bahwa dalam melakukan auditor

harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor sedangkan Standar Umum

Ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP 2001) menyebutkan bahwa dalam

Page 84: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

84

pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan

seksama (due professional care). Pernyataan tersebut sama halnya

dengan pernyataan standar umum pertama dalam SKPN yaitu

pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang

memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. Pencapaian

keahlian dimulai dengan pendidikan formal yang selanjutnya diperluas

melalui pengalaman dalam praktek audit. Selain itu, auditor harus

menjalani pelatihan teknis yang cukup dan mencakup aspek teknis

maupun pendidikan umum (SPAP, SA Seksi 210,PSA No. 04, 2001).

Berdasarkan Murtanto dalam (Irawati, 2011) terdapat 2 (dua)

pandangan mengenai profesionalItas. Pertama, pandangan perilaku

terhadap profesionalitas yang didasarkan pada paradigma einhorn.

Pandangan ini bertujuan untuk menggunakan lebih banyak kriteria

objektif dalam mendefinisikan seorang ahli. Kedua, pandangan kognitif

yang menjelaskan keahlian dari sudut pandang pengetahuan.

Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman langsung (pertimbangan

yang dibuat di masa lalu dan umpan balik terhadap kinerja) dan

pengalaman tidak langsung (pendidikan).

4. Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas secara teoritis dimaknai sebagai tingkat

pertanggung jawaban seseorang atau lembaga tertentu yang berkaitan

dengan sistem administrasi yang dimilikinya. Akuntabilitas juga

merupakan konsep etika atau pertanggun jawaban dari pemerintah

Page 85: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

85

yang memiliki kewenangan dalam mengatur tatanan administrasi publik

seperti lembaga ekskutif, legislatif dan yudikatif. Sedangkan

manajemen kerja merupakan aktivitas untuk memastikan bahwa

sasaran organisasi telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara

yang efektif dan efesien.

Akuntabilitas dan manajemen kerja sebagai salah satu elemen

dalam APIP memiliki dua indikator penting yang terdiri dari

perencanaan kegiatan APIP (IA business plan) dan anggaran

operasional kegiatan APIP (IA operating budgeting). Kedua indikator

tersebut merupakan standar yang dimiliki oleh level 2. Sedangkan

Inspektorat Kabupaten Takalar masih berada pada level 1. Tentu,

kedua indikator tersebut tidak tercapai dengan maksimal dengan

beberapa alasan dan kendala yang dimiliki oleh Inspektorat Kabupaten

Takalar.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Inspektorat Kabupaten

Takalar yang berhubungan dengan akuntabiitas dan manajemen kerja.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Pengawas Pemerintahan Muda

berikut ini:

“Sebenarnya upaya-upaya yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Takalar menurut penilaian kami secara subkejtif sudah cukup memadai. Perihal akuntabilitas menurut kami juga sudah pertanggung jawabkan secara institusi, manajemen kerja kami nilai pun demikian, bahwa kami telah melaksanakan sesuai dengan prosedur. Namun, tentunya kami banyak memiliki kendala-kendala teknis di lapangan untuk mewujudkan dean meningkatkan level APIP Autor Inspektorat Kabupaten Takalar yang lebih baik(Hasil wawancara MR, tanggal, 3 Agustus, 2018)”

Page 86: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

86

Beberapa alasan yang dikemukakan oleh informan berkaitan

dengan akuntabilitas dan manajemen kerja yang belum maksimal. Hal

tersebut dikonfirmasi kebenarannya oleh Inspektur Pembantu Wilayah

.Berikut ini hasil wawancaranya:

“Job description sudah kami lakukan dengan cukup baik, setiap

orang sudah dibagikan tugas dan melaksanakannya dengan

baik. Namun tentu pembagian tugas dan teknisnya di lapangan

tidak seperti apa yang telah disepakati sebelumnya. Sama

dengan beberapa indikator lain sebelumnya. Kami merasa sudah

cukup baik dalam pertanggung jawaban dan manajemen kerja

namun posisi Inspektorat Kabupaten Takalar nyatantanya masih

berada pada level 1 (Hasil wawancara SY, tanggal, 3 Agustus,

2018)”

Ada banyak penelitian sosial yang membuktikan adanya

hubungan dan pengaruh akuntabilitas dengan kualitas pekerjaan.

Massier dan Qualliam (1992) mengungkapkan bahwa akuntabilitas

yang dimiliki oleh auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor

dalam mengambil keputusan. Tetclok dan Kim (1987) juga mengkaji

tentang permasalahan akuntabilitas dalam menyelesaikan sebuah

pekerjaan. Apa dan bagaimana tingkat akuntabilitas individu

mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan dan interaksinya dengan faktor

atau variabel lain, pada dasarnya masih belum jelas dan debatable.

Kennedy (1992) memperoleh hasil penelitian bahwa tinggi rendahnya

akuntabilitas seseorang dapat mengurangi terjadinya perbedaan

persepsi untuk pelajar namun tidak pada auditor.

Page 87: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

87

Auditor di Inspektorat Kabupaten Takalar jika dibenturkan

dengan teori dan penelitian sebelumnya hubungannya akuntabilitas dan

manajemen kerja maka ditemukan beberapa kendala teknis.

Akuntabilitas auditor Inspektorat Kabupaten Takalar yang menurut

pengamatan peneliti masih tergolong rendah dengan kompleksitas

pekerjaan yang berat sangat berpengaruh dengan capaian kerja. Jika

merujuk pada penelitian Tan dan Alison (1999) yang membagi kualitas

hasil pekerjaan berdasarkan tingkat kompleksitasnya, yaitu kualitas

hasil kerja untuk jenis pekerjaan dengan kompleksitas rendah , sedang

dan tinggi serta menambahkan variabel kemampuan pemecahan

masalah sebagai salah satu variabel yang juga mempengaruhi interaksi

akuntabilitas individu dengan kualitas kerja.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa untuk

kompleksitas kerja yang rendah tidak mempengaruhi kualitas

hasilpekerjaan auditor. Untuk kompleksitas pekerjaan menengah (lebih

rumit) akuntabilitas dapat meningkatkan hasil pekerjaan jika didukung

dengan pengetahuan yang tinggi. Sedangkan untuk kompleksitas

pekerjaan yang sangat tinggi akuntabilitas dapat meningkatkan hasil

pekerjaan jika didukung dengan pengetahuan kemampuan

memecahkan masalah yan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa

akuntabilitas, pengetahuan dan kompleksitas kerja mempunyai

pengaruh terhadap capian kerja.

Kompleksitas pekerjaan di Inspektorat Kabupaten Takalar

dengan sumber daya yang tidak memadai menyebabkan rendahnya

Page 88: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

88

pencapaian kerja untuk meningkatkan kapabilitas APIP oleh auditor.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Inspektur Pembantu Wilayah 1

berikut ini:

“Beban kerja kami sangat tinggi dengan ketersediaan pegawai

yang tidak memadai, belum lagi ditambah dengan pengetahuan

dan pengalaman setiap auditor dengan permasalahan dan

pembagian pekerjaan yang telah ditetapkan. Kompelksitas

tersebut tentu mejadi pengaruh akan hasil pekerjaan kami yang

berat. (Hasil wawancara SY, tanggal, 3 Agustus, 2018)”

Jika merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Tan dan Alison

(1999) yang dibenturkan dengan kondisi yang terjadi di Inspektorat

Kabupaten Takalar menjadi tesis yang benar. Bahwa kompleksitas dan

beban kerja yang tinggi akan berpengaruh lurus dengan akuntabilitas

dan capian kerja. Inspektorat Kabupaten Takalar mengalami capian

kerja yang belum maksimal diakibatan oleh akuntabilitas dan

kompleksitas serta pengetahuan auditor yang rendah.

5. Hubungan dan Budaya Organisasi

Robbins dan Judge (2008) mengartikan budaya organisasi

sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota

yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.

Menurut Robbins dan Judge (2008) budaya organisasi mewakili sebuah

persepsi yang sama dari para anggota organisasi. Oleh karena itu,

diharapkan bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang

berbeda atau berada pada tingkatan yang tidak sama dalam organisasi

dapat memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.

Hofstede (1986, dalam Koesmono, 2005) menyatakan bahwa budaya

Page 89: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

89

merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang

mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam lingkungannya.

Agar budaya organisasi dapat berfungsi secara optimal, maka

budaya organisasi harus diciptakan, dipertahankan, dan diperkuat serta

diperkenalkan kepada karyawan melalui proses sosialisasi (Nurtjahjani

dan Masreviastuti, 2007). Melalui sosialisasi ini, karyawan

diperkenalkan tentang tujuan, strategi, nilai-nilai, dan standar perilaku

organisasi serta informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.

Demikian pentingnya budaya organisasi dalam menciptakan

capaian kinerja yang efektif. Hal demikian juga terjadi dalam lingkungan

Inspekorat Kabupaen Takalar. Hubungan antar auditor dan budaya

organisasi juga mempunyai pengaruh terhadap hasil kerja yang dicapai.

Hubungan dan budaya organisasi di lingkungan Inspektorat Kabupaten

Takalar sangat baik sebagaimana hasil wawancara dengan Inspektur

Pembantu Wilayah 1 berikut ini:

“Hubungan antar auditor di kantor kami sangat baik, kami saling

memahami satu sama lain, komunikasi yang cair dan

kekeluargaan diantara kami sangat hangat. Tetapi kami sangat

profesional jika itu berkaitan dengan pekerjaan namun tentu tidak

kaku, sehingga kita menikmati setiap pekerjaan yang dibebankan

kepada setiap auditor. Jadi, iklim organisasi kami sangat sejuk,

sehingga kami pun bekerja seakan tanpa beban meskipun kami

menyadari bahwa beban kerja sangat kompleks”.(Hasil

wawancara SY, tanggal, 3 Agustus, 2018)”

Budaya organisasi berkaitan dengan konteks perkembangan

organisasi, artinya budaya berakar pada sejarah organisasi, diyakini

Page 90: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

90

bersama-sama dan tidak mudah dimanipulasi secara langsung

(Schenieder, 1996, dalam Cahyono 2005). Menurut Stoner (1996)

dalam Waridin & Masrukhin (2006) budaya (culture) merupakan

gabungan kompleks dari asumsi, tingkah laku , cerita, mitos, metafora

dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti

menjadi anggota masyarakat tertentu. Budaya organisasi atau

corporate culture sering diartikan sebagai nilai-nilai, simbol-simbol yang

dimengerti dan dipatuhi bersama, yang dimiliki suatu organisasi

sehingga anggota organisasi merasa satu keluarga dan menciptakan

suatu kondisi anggota organisasi tersebut merasa berbeda dengan

organisasi lain.

Jadi, tingkah laku Auditor Inspektorat Kabupaten Takalar sangat

mendukung untuk meningkatkan kapabilitas APIP auditor Inspektorat

Kabupaten Takalar. Hanya saja yang terjadi APIP Inspektorat

Kabupaten Takalar masih berada pada level 1. Pada elemen hubungan

dan budaya organisasi sudah sangat baik tetapi tidak ditunjang oleh

elemen lain. Hal tersebut juga sebenarnya dengan tersirat diakui oleh

Pengawas Pemerintahan Madya Kabupaten Takalar, sebagaimana

petikan wawancara di bawah ini:

“Kami dalam lingkup Inspektorat Kabupaten Takalar sudah

seperti rumah kedua untuk kami. Kami bekerja dengan

menikmati setiap pekerjaan kami, meski beban kerja yang berat

namun kadang akan terasa lebih ringan jika diselingi dengan

bercanda untuk mengurangi tekanan pekerjaan. Suasana yang

bersahabat tentu akan bepengaruh dengan hasil pekerjaan kami,

namun jika ditanyakan perihal prestasi kami, tentu lingkungan

Page 91: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

91

pekerjaan bukan menjadi satu-satunya indikator untuk

menunjang prestasi dan capaian kerja. Masih banyak indikator

lainnya yang juga tidak kalah pentingnya yang masih belum

terlalu optimal.”(Hasil wawancara KS, tanggal, 3 Agustus, 2018)”

Organisasi sebagai sistem yang terbuka dapat dipandang

sebagai homogeneous culture dan heterogeneous culture.

homogeneous culture adalah menekankan pada profesional culture

yang secara bersama-sama membentuk komitmen jangka panjang

terhadap kemajuan organisasi. Sedangkan hetergenous culture

dibentuk dan dikembangkan oleh struktur yang tumbuh dalam unit yang

berbeda dalam suatu organisasi. Inspektorat Kabupaten Takalar

memiliki budaya organisasi yang mampu menciptakan komitmen dari

setiap auditor agar semakin profesional.

6. Struktur Tata Kelola.

Pelaporan Ikhtisar Hasil Pengawasan Menurut Suwanda dan

Dailibas (2016:155), SOP adalah serangkaia instruksi tertulis yang

dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi

pemerintahan, yaitu bagaimana, kapan, di mana, dan siapa yang harus

melaksanakannya. SOP dibuat untuk mendukung pelaksanaan tugas

dan fungsi serta memastikan suatu aktivitas berjalan sesuai dengan

standar yang diharapkan. SOP merupakan dokumen yang berkaitan

dengan standar prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk dapat

menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil

kerja yang lebih efektif, efisien dan konsisten. Dengan adanya SOP,

penyelenggaraan kegiatan dapat berjalan dengan pasti, berbagai

Page 92: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

92

bentuk penyimpangan dapat dihindari, atau bahkan meskipun terjadi

penyimpangan tersebut, maka dapat ditemukan penyebabnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengawas Pemerintahan

Muda Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar perihal struktur tata kelola

SOP di bawah ini:

“Kami bekerja sudah sesuai dengan SOP, setiap poin demi poin

kami berusaha dengan keras agar tidak keluar dari jalur tersebut.

Hal itu kami sadari tidak lain untuk mengefektifkan capaian kerja

kami. Namun jika tetap disangkutpautkan dengan prestasi kerja

kami yang masih berada pada level 1, maka kami dengan tegas

menjawab bahwa indikator-indikator lainnya masih belum

dengan maksimal kami garap baik”.(Hasil wawancara MR,

tanggal, 3 Agustus, 2018)”

Menyadari pentingnya bekerja sesuai dengan SOP agar setiap

poin demi poin yang ada dalam aturan baku tersebut

diimplementasikan dengan baik guna mencapai prestasi kerja yang

terbaik. Oleh sebab itu Pengawas Pemerintahan Madya Kabupaten

Takalar berpendapat bahwa:

“SOP menjadi pedoman dalam bekerja harus patuh untuk

dilaksanakan. Karena setiap langkah dalam melaksanakan hal

apapun harus sesuai dengan standar baku tersebut. Jadi apabila

ada hal yang keliru dalam kegiatan pelaksanaan program kerja

misalnya maka akan kembali merujuk pada apa yang telah

tertera di SOP .(Hasil wawancara MR, tanggal, 3 Agustus, 2018)”

Kesadaran setiap auditor di Inspektorat Kabupaten Takalar akan

pentingnya bekerja sesuai dengan SOP menjadi sangat penting untuk

Page 93: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

93

menunjang prestasi kerja. Dalam wawancara beberapa informan di

atas, pelaksanaan elemen terakhir sudah dilaksanakan dengan baik.

Namun jika dibenturkan dengan kapabilitas APIP Inspektorat

Kabupaten Takalar, maka dapat disimpulkan bahwa masih ada

beberapa hal yang harus dilakukan pembenahan agar setiap bekerja

selalu berpedoman pada SOP.

Bukan hanya persoalan SOP yang dihadapi oleh inspektorat

Tetapi akumulasi dari semua elemen untuk meningkatkan kapabilitas

APIP di Inspektorat Kabupaten Takalar diperlukan untuk

memaksimalkan capaian kerja. Peningkatan kapabiitas APIP bukan

merupakan pekerjaan yang mudah, hal itu disadari oleh beberapa

pernyataan informan yang mengalami banyak kendala teknis hingga

sistem. Meningkatkan kapabilitas APIP diperlukan kesinambungan dari

6 elemen yang menjadi indikator penilaian APIP. Mulai dari peran dan

layanan; manajemen SDM; praktik profesional; akuntabilitas dan

manajemen kerja; hubungan dan budaya organisasi; dan struktur tata

kelola menjadi satu kesatuan yang utuh.

C. Kendala-kendala yang dihadapi Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP)dalam meningkatkan kapabilitas di Inspektorat

Kabupaten Takalar.

Dalam meningkatkan kapabilitas dan kompetensi auditor di

Inspektorat, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) mengalami

banyak kendala-kendala. Hasil penelitian ini menemukan beberapa

kendala tersebut, yaitu:

1. Kualitas dan kuantitas Kuantitas SDM yang terbatas.

Page 94: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

94

Sumber daya manusia yang terbatas pada jabatan fungional

khususnya auditor terampil atau auditor pelaksana, menjadi hambatan

dan tantangan bagi Inspektorat Kab. Takalar. Inspektur Inspektorat

Kab. Takalar dalam wawancaranya mengatakan bahwa:

“ Inspektorat Takalar ini, jumlah auditor madya dan auditor muda

yang lebih banyak dibandingkan auditor terampil atau pelaksana

biasanya memperngaruhi tidak maksimalnya kualitas audit yang

kami lakukan”. (Hasil wawancara Sn, tanggal, 7 Agustus, 2018)”.

APIP berperan penting dalam pengelolaan keuangan negara,

oleh karenanya peran APIP harus dikuatkan dari segala segi baik dari

segi SDM, keorganisasian/kelembagaan, proses bisnis, regulasi,

anggaran, standar, dan sebagainya. Penguatan peran APIP dari segi

SDM dilakukan dengan merekrut auditor yang berkompeten di bidang

pengawasan dan terus menjaga kompetensinya dari waktu ke waktu

dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Dari sisi

kelembagaan, APIP harus independen dari institusi auditinya sebagai

syarat agar pengawasan yang dilakukan dapat lebihobjektif. Disamping

hal tersebut, dukungan penguatan anggaran juga sangat diperlukan

bagi pengembangan institusi APIP saat ini dan kedepan, tanpa adanya

dukungan anggaran, maka peran APIP tidak mungkin optimal.

2. Anggaran Pengawasan Yang Terbatas.

Aspek pendukung lain yang masih menjadi kendala adalah

terkait dengan alokasi anggaran belanja APIP yang jumlahnya kecil.

Page 95: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

95

Alokasi anggaran belanja merupakan salah satu aspek yang penting

dalam memenuhi terciptanya kegiatan pengawasan oleh APIP pada

Inspektorat.Tanpa dukungan anggaran yang memadai, maka mustahil

Inspektorat dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan optimal,

untuk memenuhi kebutuhan manajemen mengawal jalannya tata kelola

dan akuntabilitas keuangan di pemerintah daerah.Dibenarkan oleh

Pengawas Pemerintahan Madya Kabupaten Takalar. Berikut kutipan

wawancaranya:

“Yah, kita memiliki banyak kendala-kendala baik dari internal

organisasi Inspektorat itu sendiri maupun kendala personal para

pegawai. Contoh saja, kualitas dan jumlah SDM kita masih

sangat jauh dari harapan. Belum lagi, kadang kita mau mengirim

pegawai atau aparat untuk ikut pelatihan tapi tidak ada anggaran

untuk itu. Alokasi anggaran pengawasan dalam APBD juga dari

tahun ke tahun selalu terbatas”. (Hasil wawancara KS, tanggal,

7 Agustus, 2018)”

Akibat yang ditimbulkan dari kurangnya porsi anggaran belanja

langsung yang diberikan terkait dengan tugas pengawasan, maka

auditor tidak memilki pengalaman audit yang lebih banyak.Selain itu

pelatihan teknis substantif untuk peningkatan kompetensi SDM auditor

menjadi terhambat karena terbatasnya anggaran belanja yang

tersedia.Independensi dan objektivitas ini merupakan faktor kunci

dalam menjalankan fungsi dan peran Inspektorat sebagai APIP di

daerah. Selama ini independensi lembaga dan objektivitas auditor

Inspektorat, masih lemah dan minim karena berada dalam satu struktur

organisasi dan berada dibawah pihak yang diawasi.

Page 96: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

96

3. Manajemen Organisasi yang kurang maksimal

Penguatan peran APIP sudah semestinya terus menerus

dilakukan oleh pimpinan manajemen di daerah.Peran APIP dapat

menjadi optimal apabila upaya yang dilakukan untuk mendukung

penguatan peran APIP membangun tata kelola yang lebih baik dapat

terlaksanan.Harapan yang melambung tinggi terkait dengan perubahan

peran APIP menjadi penjamin mutu dan konsultan masih banyak

menyisakan permasalahan, sehingga tidak serta merta tugas berat

yang diemban dapat memberikan nilai tambah bagi manajemen.

Sekretaris Inspektorat Kab. Takalar menegaskan dalam

wawancaranya bahwa:

“Selama ini, Inspektorat Takalar sudah menjalankan tugas dan

fungsinya sesuai proporsinya. Tetapi, pola manajemen

organisasinya belumnya dijalankan secara maksimal. Masalah

kualitas SDM dan Anggaran selalu menjadi alasannya

penyebab kurang maksimalnya manajemen organisasi ini”.

(Hasil wawancara AB, tanggal, 7 Agustus, 2018)”

Demikian juga yang terjadi dengan Inspektorat Takalar sebagai

APIP, belum memiliki secara maksimal beberapa aspek yang

menentukan sebagai pendukung yang menjadi faktor-faktor kendala

terhadap penguatan perannya di daerah Takalar.

4. Perubahan Metode Kerja

Perubahan metode kerja dalam pemerintahan juga menjadi

salah satu penghambat dalam pengawasan keuangan dan

Page 97: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

97

pembangunan. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab dimana

aparat-aparat yang sudah terbiasa dengan tempat nyaman dalam

pemerintahan tidak ingin pindah. Padahal dengan tuntutan pekerjaan

yang lebih maju sangat mempengaruhi kinerja pemerintahan.

Metode kerja yang sekarang diterapkan oleh Inspektorat adalah

metode kerja yang menuntut SDM tidak hanya memiliki keahlian di

dalam satu bagian saja, melainkan dibutuhkan integritas dari SDM

untuk memahami tuntutan zaman. SDM yang telah terbiasa dengan

metode kerja yang lama menjadi kendala dalam lembaga Inspektorat

Takalar karena ketika perubahan metode kerja diperlukan untuk

perbaikan kinerja, main setting SDM sulit untuk dirubah.

Fungsional umum Inspektorat daerah Kab. Takalar, terkait

Perubahan metode kerja menegaskan dalam wawancaranya bahwa:

“tidak jarang kinerja Inspektorat Takalar menjadi menurun

akibat proses perubahan tersebut. SDM yang masih belum

menerima perubahan kerja kadang kala terjadi penolakan

terhadap apa yang dikerjakannya sehingga dapat

menyebabkan performance yang dimilikinya menurun seiring

menurunnya kepuasan kerja. (Hasil wawancara HT, tanggal, 7

Agustus, 2018)”

Dapat dikatan bahwa perubahan kerja pada sebuah lembaga

menyebabkan kinerja pada bagian tersebut juga mengalami

kemunduran jika SDM tersebut berpengaruh secara signifikan. Bahkan

bisa jadi pada skala Inspektorat Takalar itu sendiri akan menyebabkan

kinerjanya menurun.

Page 98: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

98

D. Upaya Inspektorat untuk Meningkatkan Kapabilitas (APIP) di

Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar

Untuk meningkatkan kapabilitas APIP diperlukan dukungan dan

komitmen dari seluruh pimpinan kementerian, lembaga, pemerintah

daerah sebagai shareholders APIP, serta pimpinan APIP sendiri.

Mengingat, terdapat tiga variabel utama yang mempengaruhi

kapabilitas APIP, yaitu aktivitas audit internal, lingkungan organisasi di

mana unit audit internal bernaung, dan lingkungan sektor publik di

suatu negara/pemerintahan.

Setiap Inspektorat memiliki kewajiban untuk meningkatkan

kapabilitas APIP, termasuk Inspektorat Kab. Takalar. Untuk

mewujudkan hal ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti berikut

ini:

1. Mengikutsertakan pegawai (auditor) dalam workshop atau diklat

yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keretampilan SDM.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti bersama

Inspektur Daerah Kab. Takalar menuturkan bahwa:

“Kami selalu berupaya meningkatkan Skill aparat kami.

Termasuk jika ada info-info tentang pelatihan atau diklat maka

akan kami ikutkan.Kami jugamengharapkan dan mendorong

semua pihak untuk mendukung kegiatan ini untuk mewujudkan

Kapabilitas APIP yang lebih berkompeten”. (Hasil wawancara

SN, tanggal, 7 Agustus, 2018)”.

Sebagai upaya meningkatkan kompetensi SDM agar mampu

melaksanakan pengembangan kapabilitas APIP (ability to perform),

Page 99: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

99

Inspektur Inspektorat Takalar mengikut sertakan aparatnya pada diklat

yang dilaksanakan oleh BPKP yang menyediakan diklat-diklat JFA dan

diklat teknis substansi yang didukung dengan modul diklat e-

learning bagaimana melakukan: compliance auditing; performance

audit/value for money audit, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja

(ekonomis, efisien, dan efektif); serta pemberian layanan practice

advisory untuk perbaikan governance process, risk, kontrol organisasi.

Termasuk pola penyediaan diklat teknis peningkatan kapabilitas bagi

seluruh APIP.

2. Memberikan alokasi anggaran untuk kegiatan diklat, workshop

untuk pengembangan skill audit bagi auditor.

Komitmen ini disampaikan kembali oleh sekretaris Inspektorat

Kab. Takalar dalam wawancaranya bersama peneliti. Berikut ini kutipan

wawancaranya:

“Yah, Inspektur sangat menyadari bahwa rendahnya kualitas

kerja-kerja inspektorat karena banyak dipengaruhi oleh

berbagai hal. Salah satunya skill audit bagi auditor yang

senantiasa perlu diupdate melalui diklat-diklat atau pelatihan

semacamnya. Tahun-tahun yang lalu kita terbatas dana untuk

penganggaran pengawasan dalam APBD Takalar. Di tahun

2019 ini, Inspektur akan mengusulkan agar porsi anggaran

diklat bagi auditor atau aparat kami di tingkatkan.” (Hasil

wawancara AB, tanggal, 7 Agustus, 2018)”.

Persoalan anggaran sering menjadi alasan terwujudnya suatu

misi organisasi, seperti yang dialami oleh Inspektorat Kab. Takalar.

Masalah anggaran bisa menjadi penyebab terhalangnya kesempatan

Page 100: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

100

aparat dalam mengikutsertakan dirinya dalam diklat atau workshop

pengembangan skill audit bagi auditor. Olehnya itu, di tahun

penganggaran 2019, Inspektur inspektorat berkomitmen untuk

mengusulkan agar alokasi penganggaran pengawasan dan

pengembangan skill audit bagi auditor ditingkatkan dari APBD tahun

sebelumnya.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pasal 1 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional

Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka

Kreditnya, Jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di

Daerah (P2UPD) didefinisikan sebagai jabatan fungsional yang

mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk

melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan

pemerintahan di daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Pengawas Pemerintahan, didefinisikan sebagai Pegawai Negeri Sipil yang

diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh

pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas

penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah sesuai dengan

peraturan perundangan. Kedudukan Pengawas Pemerintahan dinyatakan

dalam pasal 3 Permen PAN 15/2009 yang menyatakan bahwa Pengawas

Pemerintahan berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang

Page 101: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

101

pengawasan penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah

pada instansi pemerintah pusat dan daerah dan merupakan jabatan karier

yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Inspektorat Kabupaten Takalar merupakan lembaga pengawas

dengan aparatur fungsional yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Bupati. Hal ini berarti kegiatan pengawasan yang dilakukan

bersifat internal yakni pemeriksaan kegiatan atau urusan pemerintahan

daerah yang pembiayaannya berasal dari APBD Kabupaten Takalar. Hasil

pengawasan dan pemeriksaan (Audit) Inspektorat dipertanggungjawabkan

kepada Bupati untuk keperluan pembinaan dan pengendalian internal

urusan pemerintahan daerah kabupaten.Sebagai institusi resmi yang

diberi otoritas di bidang pengawasan dan pemeriksaan (audit) keuangan

daerah, Inspektorat memiliki peranan yang sangat penting untuk

mengawal proses pemerintahan dan pembangunan agar tetap berada

dalam konteks good governance yang mengedepankan akuntabilitas dan

transparansi.

Pemerintah Kabupaten Takalar telah membentuk lembaga

perangkat daerah yang disebut Inspektorat yang berperan dalam kegiatan

pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah sesuai pedoman teknis organisasi dan tata

kerjanya ditetapkan dengan Peraturanpemerintah daerah pada sejumlah

SKPD khususnya pada inspektorat Kabupaten Takalar sebagai sebuah

komitmen bersama dengan menunjukan itikad baik untuk

bertanggungjawab dan menjalankan tugas sesuai dengan tugas pokok

Page 102: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

102

dan fungsi masing-masing. Penerapan penandatanganan perjanjian ini

dalam penyelenggaraan pemerintah merupakan langkah untuk

memastikan bahwa aparatur sanggup untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya. Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar diharapkan dapat

meningkatkan kinerja aparatur inspektorat di Kabupaten Takalar guna

terwujudnya Aparatur dan Hasil Pengawasan Internal Yang Profesional

dan Berkualitas Untuk Peningkatan PelayananPublik dan Pemerintahan

Yang Akuntabel.

Tanggungjawab Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar yang

dilakukan auditor dilaksanakan secara berjenjang dari level bawahan

sampai pada level pimpinan kemudian untuk pengukuran kinerja

pengawasan dapat dilihat dari tindaklanjut OPD serta tingkatan yang lebih

tinggi seperti APIP, BPK dan LKPD. Adapun indikator kinerja pengawasan

auditor inspektorat dapat dilihat pada sasaran dan indikator kinerja berikut

:

Tabel2

SASARAN INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

TARGET REALISASI PERSENTASE

Page 103: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

103

Indikator Kinerja Pengawasan Auditor Inspektorat

Sumber : Inspektorat Kabupaten Takalar, 2019.

Berdasarkan data yang disajikan di atas dapat diketahui bahwa

terdapat indikator kinerja pengawasan yang dilakukan oleh auditor

inspektorat mulai dari Nilai Sakip Kabupaten, Cakupan OPD memperoleh

nilai SAKIP minimal B, Skor Penilaian Laporan Penyelenggaraan

Meningkatnya

Akuntabilitas

Kinerja

Pemerintah

Daerah.

Nilai Sakip

Kabupaten

CC CC 100%

Cakupan OPD

memperoleh nilai

SAKIP minimal B

35 %

dari

38 OPD

26,31 %

dari 38

OPD

75,17 %

Skor Penilaian

Laporan

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah (LPPD)

3,50 3,049 87,11 %

Meningkatnya

Akuntabilitas

Keuangan

Pemerintah

Daerah

Opini BPK atas

LKPD

WDP WDP 100 %

Jumlah Temuan

BPK

43 29 148,27 %

% Tindaklanjut

Temuan APIP

100 100 100

Meningkatnya

Kapasitas

APIP dan

Pengendalian

Internal

Level Kapabilitas

APIP

2 1 50 %

Tingkat Maturitas

SPIP

2,78 2,78 100 %

Skor Penilaian

Mandiri

Penyelenggaraan

Reformasi

38,64 71,08 183,95

Page 104: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

104

Pemerintahan Daerah (LPPD), Opini BPK atas LKPD, Jumlah Temuan

BPK, % Tindaklanjut Temuan APIP, Level Kapabilitas APIP, Tingkat

Maturitas SPIP, Skor Penilaian Mandiri Penyelenggaraan Reformasi.

Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan

transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan umpan

balik bagi semua pihak yang terkait dengan organisasi baik internal

maupun eksternal. Oleh karena itu agar diperoleh hasil audit yang

berkualitas tinggi, proses audit harus dilakukan secara hati-hati dan

konsisten dengan standar profesi dan kode etik yang mengaturnya.

Tujuannya adalah agar audit yang khususnya dilakukan untuk

menemukan dan melaporkan adanya suatu penyelewengan atau

kecurangan dalam suatu organisasi dapat tercapai dengan baik. Dan

untuk mengetahui bagaimana kapabilitas aparat pengawasan intern

Pemerintah (APIP) di Inspektorat Daerah Kabupaten Takalarpada

penelitian ini dapat dijelaskan dan ditelusuri melalui 6 (enam) indikator

kapabilitas menurut Hagell III & Brown dalam (Hartanto,2012). yaitu; (1)

Peran dan Layanan Pengawasan Intern, (2) Pengelolaan SDM (3) Praktik

Profesional (4) Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja (5) Hubungan dan

Budaya Organisasi dan (6) Struktur Tata Kelola

Berdasarkan hasil Validasi Penjaminan Kualitas Kapabilitas

Inspektorat Kabupaten Takalar Level 2 per November 2017 oleh

Page 105: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

105

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 8 s/d 10 November

2017, dengan hasil validasi sebagai berikut :

Tabel 3

Hasil Validasi Penjaminan Kualitas Kapabilitas

No. Elemen Hasil

Penilaian Mandiri

Validasi (QA)

1. Peran dan Layanan 2 1

2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2 1

3. Praktik Profesional 1 1

4. Akuntanbilitas dan Manajemen KInerja 2 1

5. Budaya dan Hubungan Organisasi 2 2

6 Struktur Tata Kelola 1 2

Sumber : Inspektorat Kabupaten Takalar, 2019.

Hal-hal yang perlu diimplementasikan oleh Inspektorat Daerah

Kab. Takalar sesuai hasil validasi tersebut sebagai berikut :

1) Kendali mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan belum

sepenuhnya dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa

area/proses/system yang diaudit telah sesuai dengan ketentuan/

rencana/standar, serta dapat mencegah/mendeteksi penyimpangan.

2) Penugasan pengawasan belum seluruhnya berbasis kompetensi.

Sejumlah 80 (delapan puluh) penugasan pengawasan, 28 (dua pulu

delapan) atau 35 % diantaranta dengan ketua Tim yang belum

bersertifikat.

3) Penganggaran maupun pemberian izin kepada pejabat fungsional

menjadi anggota profesi dan menghadiri acara-acara yang

diselenggarakan oleh organisasi profesi.

Page 106: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

106

4) Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar belum memiliki dan

melaksanakan kerangka kerja praktek professional berikut prosesnya,

seperti Standar Operating Prosedure (SOP) atas pelaksanaan audit

(regular maupun khusus), reviu, evaluasi dan pemantauan serta

kendali mutu.

5) Pedoman telaahan sejawat antar Irban belum dibuat sehingga

penilaian KKA dan laporan atas kesesuaian dengan standar dan

pedoman yang ditetapkan belum dapat dilakukan.

6) Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 belum dibuat

Dari berbagai kendala yang dihadapi Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP)dalam meningkatkan kapabilitas di Inspektorat

Kabupaten Takalar maka diperlukan upaya-upaya peningkatan hal-hal

yang diperlukan dalam menjelankan tugas pengawsan karena APIP

berperan penting dalam pengelolaan keuangan negara, oleh karenanya

peran APIP harus dikuatkan dari segala segi baik dari segi SDM,

keorganisasian/kelembagaan, proses bisnis, regulasi, anggaran, standar,

dan sebagainya. Penguatan peran APIP dari segi SDM dilakukan dengan

merekrut auditor yang berkompeten di bidang pengawasan dan terus

menjaga kompetensinya dari waktu ke waktu dengan menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan. Dari sisi kelembagaan, APIP harus independen

dari institusi auditinya sebagai syarat agar pengawasan yang dilakukan

dapat lebihobjektif. Disamping hal tersebut, dukungan penguatan

anggaran juga sangat diperlukan bagi pengembangan institusi APIP saat

Page 107: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

107

ini dan kedepan, tanpa adanya dukungan anggaran, maka peran APIP

tidak mungkin optimal.

PENUTUP

Page 108: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

108

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa

kesimpulan, yaitu:

1. Kapabilitas APIP pada Inspektorat Kabupaten Takalar saat ini

adalah. Hasil analisis menemukan lemahnya Peran dan Layanan

Pengawasan Intern, Pengelolaan SDM yang belum optimal dan

maksimal, Praktik kurang Profesional, Manajemen dan

Akuntabilitas Kinerja, Hubungan dan Budaya Organisasi yang

masih perlu ditingkatkan.

2. Dalam meningkatkan kapabilitas dan kompetensi auditor di

Inspektorat, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

mengalami banyak kendala-kendala. Hasil penelitian ini

menemukan beberapa kendala tersebut, yaitu: 1). APIP dan auditor

telah berkomitmen menjalankan pekerjaanya, hanya saja sikap

konsisten yang kurang dimiliki. 2) Kompetensi SDM yang masih

rendah, 3) Kuantitas SDM belum memadai, 4) Kurangnya anggaran

untuk pengembangan skill SDM. 5) Perencanaan organisasi yang

tidak terstruktur. 6) Rotasi aparat yang jarang dilakukan sehingga

banyak auditor yang kurang pengalaman kerja.

3. Upaya inspektorat untuk meningkatkan kapabilitas (APIP) di

Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar, dapat dilakukan dengan: 1)

Mengikutsertakan pegawai (auditor) dalam workshop atau diklat

yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keretampilan auditnya.

Page 109: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

109

2) Memberikan alokasi anggaran untuk kegiatan diklat, wrokshop

untuk pengembangan skill audit bagi auditor.

B. Saran

1. Untuk meningkatkan level Kapabilitas APIP pada Inspektorat

Kabupaten Takalar, maka Inspektorat Takalar wajib melakukan

pembenahan kinerja pada : Peran dan Layanan Pengawasan

Intern, Pengelolaan SDM, Praktik Profesional, Manajemen dan

Akuntabilitas Kinerja, Hubungan dan Budaya Organisasi yang

masih perlu ditingkatkan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih untuk

memperbaiki kualitas APIP dan kinerja auditor.

Page 110: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

110

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2011. Metode

Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-

Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media .

Ahmad, dkk. 2011. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pemeriksa

Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam Pengawasan

Keuangan Daerah : Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pasaman

Sumatera Barat”. Politeknik Negeri Padang.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

(Edisi.Revisi), Jakarta : Rineka Cipta.

Anonim. .Kepala Daerah Terjerat Korupsi. Diakses di

http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-

Daerah-Terjerat-Korupsi-,diakses tanggal 3 November 2017;

18:20 WITA.

Anonim. 2011. 93 Strategi nasional Untuk Peningkatan Kapabilitas APIP.

Diakses di http://pusbinjfa.bpkp.go.id/berita/93-Strategi-Nasional-

Untuk-Peningkatan-Kapabilitas-APIP. Pada tanggal 30 Oktober

2017. Pukul 17:03 WITA.

Anonim, 2017. KPK:Sulawesi Selatan Urutan ke 7 terbanyak kasus

Korupsihttps://nasional.tempo.co/read/842685/kpk-sulawesi-

selatan-urutan-7-terbanyak-kasus-korupsi, diakses pada tanggal

19 November 2017 jam 20.32 WITA .

Anonim.2014.ICW.Mayor itas Pelaku Korupsi dari Pejabat Daerah Merata

di Seluruh

Indonesia. Diakses di.http://nasional.kompas.com/read/2014/08/

03/16302581/ICW.Mayoritas.Pelaku.Korupsi.dari.Pejbat.Daerah.

Page 111: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

111

Merata.di.Seluruh.Indonesia, pada tanggal 30 Oktober 2017

Pukul 18:33 WITA.

Anonim, 2014. Kepala daerah Terjerat Korupsi. Diakses di

http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-

Daerah-Terjerat-Korupsi-, pada tanggal 25 Oktober 2017; 18:20

WITA.

Atriana, Rina. 2016. 500 oarang jadi Tersangka Kasus Korupsi sepanjang

januari-Juni 2016. Diakses

dihttps://news.detik.com/berita/3285348/icw-500-orang-jadi-

tersangka-kasus-korupsi-sepanjang-januari-juni-2016. pada

tanggal 19 November 2017 Jam 20.05 WITA.

Azhar, Susanto. 2000. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan

Pengembangannya. Linggajaya. Bandung.

Elfarini, Eunika Cristina, 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi

auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik di Jawa Tengah). Skripsi fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitiaan Kualitatif :Teori dan Pratilik.

Jakarta: Bumi Aksara Hadari Nawawi.2007.Metode Penelitian

Bidang Sosial.yogyakarta: Gajah mada University Pres.

Hartanto.H,.2012. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan. Citra

Media. Publishing, Yokyakarta.

Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap

Kualitas Audit Studi Empiris. Universias Diponegoro, Semarang.

Page 112: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

112

Herliansyah, Yudhi. Meifida Iliyas, 2006. Pengaruh Pengalaman Auditor

Terhadap penggunaan Bukti Tidak relevan Dalam Auditor

Judgment. Jurnal. SNA IX Padang .

Irawati, 2011. Pengaruh Kompetensi dan Indepensi Terhadap Kualitas

Audit pada Kantor Akuntan Publik Makassar. Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Kartika Widhi, Frianty. 2006. Pengaruh Faktor-Faktor keahlian dan

Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Universitas

Diponegoro Semarang.

Kurnia Ariati K, 2014. Pengaruh Konpetensi Auditor Terhadap Kualitas

Audit dengan Kecerdasan Spritual Sebagai variable

Oderating(Studi persepsi Auditor pada Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah). Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit Dan

Kemungkinan Topik Penelitian Di Masa Datang. Akuntansi dan

Manajemen(Desember).

Kholil, Syukur, 2006. Metodologi Penelitian Komunikasi , Citapustaka

Media, Bandung.

Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit,

Serta Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas

Laporan Keuangan. Symposium Nasional Akuntansi VI. Oktober

Made Suwandi, 2002, Pokok-Pokok Pikiran Konsepsi Dasar otonomi

Daerah di Indonesia, makalah Direktur Fasilitasi Kebijakan dan

Pelaporan Otda, Ditjen Otda Depdagri, Jakarta.

Page 113: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

113

Peraturan Kepala BPKP No. XXX Tahun 2015. Pedoman Teknis

Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) Secara mandiri (Self Inprovement).

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Nomor : PER-211/K/JF/2010. Tentang Standar Kompetensi

Auditor.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007

tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma

Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.

Robbins,. 2012 Prilaku organisasi, Manejement Eleventh Edition. Jakarta.

Standar Auditing (PSA). 2001. No. 04 (SA Seksi 210: 210.1). Tentang

Standar Umum Audit.

Page 114: CAPABILITY OF GOVERNMENT INTERN CONTROL APPARATUS (APIP… · 2020. 8. 7. · perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan

114

Sugiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, cv.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung : Alfabeta.

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844).

Wirajuang, Eka. Pentingnya Kompetensi Auditor. Magister Akuntansi UII

Wooten, T.G. 2003. It is Impossible to Know The Number of Poor-Quality

Audits that simply go undetected and unpublicized. The CPA

Journal. Januari.