CANDInya Reyhan
-
Upload
agita-raka -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
Transcript of CANDInya Reyhan
REYHAN AKMAL HABIBI / 4A / 16
CANDI
Kata "candi" mengacu pada berbagai
macam bentuk dan fungsi bangunan, antara
lain empat beribadah, pusat pengajaran agama,
tempat menyimpan abu jenazah para raja,
tempat pemujaan atau tempat bersemayam
dewa, petirtaan (pemandian) dan gapura.
Walaupun fungsinya bermacam-macam, secara
umum fungsi candi tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan keagamaan, khususnya agama Hindu
dan Buddha, pada masa yang lalu. Oleh karena
itu, sejarah pembangunan candi sangat erat
kaitannya dengan sejarah kerajaan-kerajaan dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di
Indonesia, sejak abad ke-5 sampai dengan abad ke-14.
Di Indonesia, candi dapat ditemukan di pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan,
akan tetapi candi paling banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kebanyakan orang Indonesia mengetahui adanya candi-candi di Indonesia yang termasyhur
seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut.
Beberapa candi yang bercorak Hindu di Indonesia adalah Candi Prambanan, Candi
Jajaghu (Candi Jago), Candi Gedongsongo, Candi Dieng, Candi Panataran, Candi Angin, Candi
Selogrio, Candi Pringapus, Candi Singhasari, dan Candi Kidal. Candi yang bercorak Buddha
antara lain Candi Borobudur dan Candi Sewu. Candi Prambanan di Jawa Tengah adalah salah
satu candi Hindu-Siwa yang paling indah. Candi itu didirikan pada abad ke-9 Masehi pada
masa Kerajaan Mataram Kuno.
CANDI BOROBUDUR
Candi Borobudur berbentuk punden
berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk
bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar
melingkar dan sebuah stupa utama sebagai
puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-
tingkatannya beberapa stupa. Borobudur adalah
nama sebuah candi Buddha yang terletak di
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat
daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para
penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra.
CANDI MENDUT
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut
berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan
ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara
dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang
agama Buddha. Candi ini terletak di desa Mendut,
kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi
Borobudur. Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di
dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah
membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang
ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.
CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan salah satu candi
yang terbesar agama Hindu. terletak di 13km
arah Klaten, dan 17km dari arah
Yogyakarta. Kompleks Candi Prambanan
mempunyai 3 halaman, yaitu halaman
pertama berdenah bujur sangkar, merupakan
halaman paling suci karena halaman tersebut
terdapat 3 candi utama (Siwa, Wisnu,
Brahma), 3 candi perwara, 2 candi apit, 4 candi kelir, 4 candi sudut/patok. Halaman kedua juga
berdenah bujur sangkar, letaknya lebih rendah dari halaman pertama. Pada halaman ini terdapat
224 buah candi perwara yang disusun atas 4 deret dengan perbandingan jumlah 68, 60, 52, dan
44 candi. Susunan demikian membentuk susunan yang konsentris menuju halaman pusat.
CANDI SEWU
Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada
di dalam kompleks candi Prambanan (hanya beberapa
ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi
Sewu (seribu) ini diperkirakan dibangun pada saat
kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran
(746 – 784). Candi Sewu merupakan komplek candi
Buddha terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi
bercorak Hindu. Menurut legenda rakyat setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat
oleh seorang tokoh sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malam saja,
sebagai prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang. Namun keinginannya itu gagal
karena pada saat fajar menyingsing, jumlahnya masih kurang satu.
CANDI MUARA TAKUS
Candi yang berada di daerah Riau Sumatra Barat,
candi agama Budha ini tepatnya terletak di daerah muara
takus Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya
kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak
antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus
sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar
Kanan. Umat Budha setempat bersembahyang rutin di candi
itu. Sejak beberapa tahun belakang ini, candi tersebut
dijadikan sebagai lokasi upacara peringatan hari suci Waisak.
Masyarakat non-Budha, termasuk dari luar Provinsi Riau,
banyak yang berwisata ke candi ini. Gugusan candi dikelilingi
tembok setinggi satu meter seluas berukuran 74 x 74 meter.
Setelah masuk ke kompleks candi, segera nampak keunikan lainnya. Candi-candi di sana, seperti
juga candi di Muaro Jambi dan di kawasan Padanglawas Utara, Sumatera Utara, dibangun
dengan batu bata merah, bukan batu andesit seperti kebanyakan candi di Jawa.
CANDI LUMBUNG
Disebut Candi Lumbung karena
bentuk candi ini menyerupai lumbung padi.
Berbeda dengan Candi Prambanan yang
merupakan Candi Hindu, Candi Lumbung ini
merupakan candi Budha. Candi ini
diperkirakan dibangun pada abad ke-9 pada
zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi
Lumbung terdiri dari sebuah candi induk yang
dikelilingi oleh 16 buah candi kecil (Candi
Perwara) yang keadaannya masih relatif baik. Adalah candi yang berada di dalam kompleks
Taman wisata Candi Prambanan, tepatnya berada di sebelah Candi Bubrah. Jaraknya dari Candi
Prambanan adalah sekitar 500 meter ke arah utara. Dari Kota Klaten jaraknya kurang lebih 15
km ke arah barat.