Candi Jawi 14

13
KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahm Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Arkeologi Klasik yang dimana dalam makalah ini saya mengamil salah satu !andi di daerah "a#a T yaitu !andi "a#i$ %alam kesempatan ini pula saya menyadari dalam penyusunan makalah ini mas jauh dari kata sempurna $ &leh karena itu, saya mengharapkan sar yang memangun demi kesempurnaan penyusunan makalah saya ini %enpasar, '( Mei ')*( ii

description

candi

Transcript of Candi Jawi 14

KATA PENGANTARPuji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Arkeologi Klasik yang dimana dalam makalah ini saya mengambil salah satu Candi di daerah Jawa Timur yaitu Candi Jawi.Dalam kesempatan ini pula saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah saya ini

Denpasar, 25 Mei 2015

ii

DAFTAR ISIHalamanCover... iKata Pengantar iiDaftar Isi. iiiBab I Pendahuluan1.1 Latar Belakang.. 11.2 Tujuan 21.3 Rumusan Masalah.. 2Bab II Pembahasan2. Letak Candi Jawi. 32.1 Seni Bangunan Candi Jawi 42.2 Sifat Keagamaan dan Arca-Arca.. 52.3 Masa Pembangunan Candi Jawi 6Bab III PenutupA. Kesimpulan. 7B. Daftar Pustaka 8Lampiran.. 9iii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMenurut para ahli, suatu Bangsa atau suatu Negara baru dapat dikatakan mulai mempunyai sejarah setelah ada catatan-catatan atau peninggalan-peninggalan yang tertulis. Sejarah Indonesia dimulai dengan keadaan di Kepulauan ini sebelum bangsa Hindu datang walaupun dari jaman itu tak ada peninggalan-peninggalan tertulis.Peninggalan purbakala nampaknya hanyalah berwujud benda belaka yang tidak berbicara. Tetapi kita menyadari bahwa tidak ada satu bendapun di dunia ini dibuat dengan tujuan tertentu. Salah satu diantara sekian banyaknya peninggalan masa lampau itu, ialah apa yang kita kenal dengan nama CANDI. Para ahli telah banyak yang menyelidiki arti kata candi ini. Menurut mereka kata itu berasal dari nama sebutan Bhatari Durgha sebagai Dewi Maut. Dan memang Candi itu sebenarnya adalah bangunan untuk pemakaman para Raja ataupun kaum kerabatnya dan orang terkemuka lainnya. Dengan nama Candika ini sehingga Candi itu hubungannya adalah dengan Dewi Maut.Di dalam Bahasa Kawi kata candi berarti dikuburkan. Yang dimakam bukanlah mayatnya, melainkan sisa-sisa pembakaran mayat ( abu )yang dimasukkan kedalam peripih yaitu peti dari batu yang di dalamnya berisi benda-benda yang dianggap keramat. Kemudian peripih itu ditanamkan di lubang Candi kemudian diatasnya didirikan Arca Dewa yang dianggap telah menjelma kedalam tubuh orang yang telah dimakamkan itu dimasa hidupnya. Arca tersebut dinamakan Arca Perwujudan yang biasanya menjadi Arca Induk atau Arca Pusat dari suatu komplek Candi tempat semua upacara dilangsungkan di masa lampau. Maka dari itu saya akan membahas mengenai Candi yang merupakan suatu peninggalan dari sebuah kerajaan terbesar kala itu yaitu Candi Jawi.

11.2 TujuanTujuan secara umum adalah untuk lebih mengenal apa itu Candi, apa saja yang terdapat pada Candi itu serta digunakan untuk apa pada jaman pembuatannya dahulu dan untuk menambah wawasan mahasiswa pada jaman modern ini yang terlihat masih enggan melihat jaman dahulu sehingga di harapkan mampu untuk semakin mencintai bagian sejarah dari Negaranya sendiri

1.3 Rumusan MasalahA. Apa itu Candi ?B. Kapan Candi Jawi didirikan ?C. Candi Jawi penganut ajaran apa ?

A. Apa itu Candi ?Candi adalah sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat ibadahagamaHindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namunistilah Candi tidak hanya digunakan masyarakat untuk menyebut sebagai tempatibadah saja. Banyak situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha,baik sebagai Istana, pemandian/petirtaan, Gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah Candi.Candi juga berasal dari kata Candikayang artinya nama salah satu Dewakematian (Durga).

B. Kapan Candi Jawi didirikan ?Candi Jawi didirikan oleh Raja Kertanegara. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Candi Jawi ddirikan pada periode akhir Singasari (abad XIII).

C. Candi Jawi penganut ajaran apa ?Karena didirikan oleh Raja Kertanegara yang mana beliau menganut ajaran Siwa-Buddha, maka Candi Jawi juga menganut ajaran Siwa-Buddha dan juga banyak masyarakatnya menganut ajaran tersebut dan sangat setia kepada raja.

2BAB II Pembahasan2. Letak Candi JawiCandi Jawi terletak di Prigen tidak jauh dari Pandaan (Malang) di kaki Gunung Welirang. Candi ini dibangun diatas tanah datar yang tinggi dengan pintu masuk ada disebelah timur. Candi Jawi menempati lahan yang cukup luas, sekitar 40x60 m2, yang dikelilingi oleh parit yang saat ini dihias oleh bunga teratai. Ketinggian candi ini sekitar 24,5m dengan panjang 14,2m dan lebar 9,5m. posisi Candi Jawi menghadap ke timur membelakangi Gunung Penanggungan yang semakin menguatkan dugaan bahwa candi ini bukan tempat pemujaan, karena candi sebagai pemujaan biasanya menghadap kearah gunung tempat bersemayamnya Dewa. Namun sebagian ahli juga berpendapat bahwa Candi Jawi juga sebagai tempat pemujaan karena posisi pintu yang tidak menghadap ke gunung dianggap sebagai akibat pengaruh ajaran Buddha. Di dalam naskah Negarakrtagama, gubahan Prapanca pada tahun 1365 yaitu dimana pemerintahan raja Hayam Wuruk di tahun 1350-1389 dari Majapahit disebut sebuah candi bernama Candi Jajawa tempat pemakaman Raja Kertanegara yaitu raja terakhir Singasari. Pada tahun 1914 mulai diadakan pendokumentasian dan pada tahun 1938-1941 dimulailah penyelidikan seksama dan usaha untuk melakukan pemugaran, Namun tidak dituntaskan karena banyak batu yang hilang. Barulah pada tahun 1975-1980 bangunan candi disempurnakan lagi.

32.1 Seni Bangunan Candi JawiBentuk bangunannya tinggi dan ramping. Kaki candi dihias dengan serangkaian relief yang rupa-rupanya menggambarkan suatu cerita, namun sampai saat ini identifikasi cerita belum jelas. Namun menurut para ahli relief inii menceritakan tentang petapa wanita. Relief yang dipahat agak tipis sehingga beberapa diantaranya telah rusak. Pada sisi tubuh candi terdapat relung-relung yang dihias dengan kepala kala sebagai ambang atas. Di bagian tengah tubuh candi ada bingkai persegi mendatar.Puncak candi berbentuk dagobha. Jenis batu bagian atap berlainan dengan jenis batu di bagian bawah (bagian kaki candi). Batu bagian atap sebagian besar adalah batu putih sedangkan batu bagian kaki candi adalah batu hitam (andesit). Batu-batu bagian atap ini berasal dari masa yang berlainan, di dalam kitab Negarakrtagama menjelaskan bahwa pada tahun saka 1253 Candi Jawi pernah disambar petir yang mengakibatkan keruntuhan pada bagian atasnya yang kemudian diperbaiki pada tahun berikutnya. Hal ini menjadi jelas dari temuan pada tahun 1938 sewaktu diadakan penyelidikan didapatkan batu candi yang berangka tahun 1254 saka. Angka tahun tersebut mungkin sebagai perigatan dibangunannya kembali Candi Jawi.

42.2 Sifat Keagamaan dan Arca-ArcaKitab Negarakrtagama menyebutkan bahwa arca utama di dalam bilik candi adalah arca Siwa, dengan tambahan keterangan bahwa ada arca Aksobhya di atas mahkota-mahkota. Selama diadakan penyelidikan ternyata arca-arca yang ditemukan bersifat Siwa, antara lain seperti arca Nandiswara, Durgha, Brahma, Ganesha, dan juga fragmen Ardhanari. Diantar temuan-temuan itu tidak ada arca Aksobhya. Prapanca sendiri menyatakan bahwa arca Aksobhya telah hilang dari Candi Jawi pada tahun saka 1253, ada raca Aksobhya namun bukan berasal dari Candi Jawi yaitu arca Mahaksobhya yang terkenal dengan sebutan arca Joko Dolok.Sifat keagamaan Candi Jawi diterangkan oleh Prapanca bahwa Candi Jawi memiliki dua sifat keagamaan, bagian bawah bersifat Saiwa sedangkan bagian atas bersifat Buddha :cihneng candi risor kasaiwan apucak kaboddhan I ruhur (Nag.56:2:1). Percampuran dua agama antara agama Hindu dan Buddha di Jawa Timur ketika itu memang sangat menonjol lebih-lebih pada jamannya Kertanegara. Sehingga pada wafatnya terkenal dengan gelar Bhatara sang lumah ri Ciwabuddha atau Sang lina ring Ciwabuddhalaya. Pararaton menyebutnya Sri Ciwabuddha, dan Bhatara Ciwabuddha.

5

2.3 Masa Pembangunan Candi JawiCandi Jawi didirikan oleh Raja Kertanegara. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Candi Jawi berdiri pada periode akhir Singasari (abad XIII).Raja Kertanegara adalah seorang penganut ajaran Siwa-Buddha. Selain sebagai tempat ibadah, Candi Jawi juga merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Kertanegara. Hal ini memang agak mengherankan karena letak Candi Jawi cukup jauh dari pusat kerajaan Singasari. Diduga, hal tersebut karena masyarakat sangat setia kepada raja dan banyak yang menganut ajaran Siwa-Buddha. Dugaan tersebut dinyatakan bahwa saat Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara melarikan diri setelah Raja Kertanegara dijatuhkan oleh Raya Jayakatwang dari Kediri tempat bersembunyi di daerah ini dan mengungsi ke Madura.Mengenai fungsinya atau hubungannya dengan pembuatannya masih ada perbedaan pendapat dari kalangan sarjana. Pendapat yang satu mengatakan bahwa Candi Jawi sebagai candi pemakaman Raja Kertanegara berdasarkan penjelasan dari kitab Negarakertagama bahwa candi yang dibangun oleh Kertanegara dimana ia mentasbihkan dirinya. Kelompok pendapat yang lain sebaliknnya menyatakan bahwa Candi Jawi bukan tempat makam Kertanegara. Alasannya ialah candi ini dibuat ketika Kertanegara masih hidup. Lagi pula Candi Jawi tidak diuraikan oleh Sthapaka (penjaga candi) satu kelompok dengan candi-candi Singasari yang jelas berfungsi sebagai tempat Kertanegara dicandikan.Kalau diperhatikan reliefnya orang akan melakukan pradaksina suatu upacara yang berhubungan dengan penghormatan terhadap Dewayajna. Candi-candi yang demikian ini upacaranya secara pradaksina merupakan candi tempat pemujaan.

6

Bab III PenutupA. KesimpulanCandi Jawi merupakan candi yang berada di Jawa Timur yang didirikan oleh Raja Kertanegara dan sebai tempat abu dari makam Raja Kertanegara yang berdasarkan dari kitab Negarakertagama Candi Jawi disebut Candi Jajawa yang memiliki dua sifat keagamaan yaitu Siwa-Buddha.Di dalam Candi Jawi juga ditemukan arca-arca Siwa seperti Arca Nandiswara, Durgha, Ganehsa, Brahma, dan fragmen Ardhanari. Jenis batu atas dan bawah candi berlainan karena berasal dari masa berlainan di dalam kitab Negarakertagama Candi Jawi pernah disambar petir yang mengakibatkan keruntuhan pada bagian atasnya dan di perbaiki pada tahun berikutnya.Jadi, kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknyalah menanamkan rasa kecintaan terhadap nilai-nilai sejarah agar diingat sepanjang masa oleh anak cucu kita nanti yang dapat melestarikan bangunan suci ini agar tidak punah dimakan waktu.

7B. Daftar Pustaka

www.google.com/kepustakaancandijawatimur/candijawi Buku Peninggalan Purbakala di Jolotundo, Belahan & Penanggungan Poerbatjaraka, R.Ng. 1917. Het beeld van Tjandi Djawi, O.V.-151 Stutterheim, W.F. 1941. Tjandi Djawi op een relief

8Lampiran

-Bagian candi yang menggunakan batu berlainan karena Candi Jawi pernah disambar petir

-Kaki candi berdiri diatas batur (tatakan) setinggi 2m dengan pahatan relief seorang petapa wanita.

9

NAMA : IDA AYU WEDAYANI NIM : 1401405014 PRODI : ARKEOLOGI

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA2015