calsium urin.docx

8
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium sangat penting bagi diagnosis suatu penyakit. Dengan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui lebih spesifik suatu penyakit. Biasanya untuk melakukan diagnosa suatu penyakit diperlukan sampel atau spesimen dari pasien. Sampel atau spesimen tersebut bisa berupa darah, urine, sputum, feses, dan puss. Urine merupakan sampel atau spesimen yang paling sering diminta oleh dokter atau petugas perawatan kesehatan lainnya karena persiapannya tak membebani pasien dan proses keluarnya urine dari dalam tubuh itu terjadi secara alamiah, sehingga dapat dengan mudah memperoleh sampel urine tersebut untuk pemeriksaan laboratorium. Urinalisis merupakan salah satu tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit atau menggambarkan keadaan patologik didalam tubuh.Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tapi juga mengenai anatomi berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, kortex adrenal, dll. Kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urin dari seseorang dengan tidak menentukan waktu siang atau malam, maka akan kita lihat bahwa susunan sampel urin dapat berbeda jauh dari sampel lain. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami teknik pemeriksaan kalsium pada sampel urine. 1.2.2 Tujuan Percobaan

Transcript of calsium urin.docx

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangPemeriksaan laboratorium sangat penting bagi diagnosis suatu penyakit. Dengan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui lebih spesifik suatu penyakit. Biasanya untuk melakukan diagnosa suatu penyakit diperlukan sampel atau spesimen dari pasien. Sampel atau spesimen tersebut bisa berupa darah, urine, sputum, feses, dan puss. Urine merupakan sampel atau spesimen yang paling sering diminta oleh dokter atau petugas perawatan kesehatan lainnya karena persiapannya tak membebani pasien dan proses keluarnya urine dari dalam tubuh itu terjadi secara alamiah, sehingga dapat dengan mudah memperoleh sampel urine tersebut untuk pemeriksaan laboratorium.Urinalisis merupakan salah satu tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit atau menggambarkan keadaan patologik didalam tubuh.Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tapi juga mengenai anatomi berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, kortex adrenal, dll. Kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urin dari seseorang dengan tidak menentukan waktu siang atau malam, maka akan kita lihat bahwa susunan sampel urin dapat berbeda jauh dari sampel lain.1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan1.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami teknik pemeriksaan kalsium pada sampel urine.1.2.2 TujuanPercobaanMengetahui dan menentukan ada tidaknya kalsium pada sampel urine yang diperiksa.1.3. Prinsip PercobaanMengidentifikasi adanya kalsium pada sampel urine dengan menggunakan urine 24 jam dengan penggunaan reagen Sulkowitch dan mengamati kekeruhan yang terjadi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 Teori UmumGinjal melakukan banyak fungsi metabolik dan ekskretorik serta mempermudah pengeluaran produk sampingan nitrogenosa dan metabolik lain dari tubuh. Ginjal mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan status asam-basa. Setiap satuan fungsional ginjal disebut nefron, masing-masing ginjal mengandung 1 sampai 1,5 juta nefron. Setiap nefron terdiri dari berkas kapiler, glomerulus, dan saluran berlapis epitel yang disebut tubulus. Tubulus memiliki segmen-segmen yang secara anatomis dan fungsional berbeda dan diberi nama tubulus kontortus proksimalis, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distalis. Dibagian ujungnya, tubulus distalis melebar membentuk wadah yang disebut duktus koligentes, yang mengalirkan isinya ke sistem penampungan ginjal. (1:589)Air dan mineral terlarut dengan ukuran molekul kecil, terutama elektrolit, bebas melewati saringan glomerulus. Saringan menahan lewatnya protein. Proses pemisahan koloid dari Kristal ini disebut ultrafiltrasi. Filtrasi sangat bergantung pada tekanan darah sistemik, yang memungkinkan perfusi yang lebih besar dan ditahan oleh tekanan osmotik koloid dan resistensi perifer pori-pori glomerulus ( sel endotel, membrane basal, dan sel epitel ) ; kedua hal terakhir ini menahan lewatnya sel dan molekul besar. Karena itu, sel darah dan sebagian besar protein dalam sirkulasi dicegah masuk ke dalam filtrat glomerulus. Sekitar 125 mL filtrat dihasilkan setiap menit, atau sekitar 140 L air per hari. (1:590)Apabila jumlah dan fungsi semua bagian konstituen ginjal normal, fungsi ginjal dapat dipahami berdasarkan komponen fungsional nefron. Glomerulus menyingkirkan zat-zat yang perlu diekskresikan dan mencegah keluarnya protein dan sel ke dalam urine. Tubulus mereabsorpsi zat-zat terlarut yang harus di hemat; mengatur konsentrasi natrium, kalium, dan bikarbonat; dan mengekskresikan atau menahan ion hydrogen sesuai kebutuhan. Duktus koligentes, di medulla yang hipertonik, mengatur jumlah air yang ditahan atau diekskresikan. (1:590)

(Tahap Pembentukan urin)Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tapi juga mengenai anatomi berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, kortex adrenal, dll. Jika kita melakukan urinalisi dengan memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada seseorang ternyata susunan urin itu tidak banyak berbeda dari susunan urin 24 jam berikutnya. Tetapi kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urin dari orang itu pada saat-saat yang tidak menentu waktu siang atau malam, akan kita lihat bahwa susunan sampel urin dapat berbeda jauh dari sampel lain. Memilih sampel urin (2:69) Jenis-jenis urine yang biasa digunakan:a.Urin sewaktuUntuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus. (2:69-81)b.Urin pagiUrin pagi ialah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urin yang dikeluarkan siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dll. (2:69-81)c.Urin postprandialSampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosariak. Urin ini merupakan urin pertama kali dilepaskan 11/2- 3 jam sehabis makan. Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring terhadap adanya glukosariak. (2:69-81)d.Urin 24 jamApabila diperlukan penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urin, urin sewaktu tidak bermakna dalam menafsirkan proses-proses metabolik dalam badan. Hanya jika urin itu dikumpulkan selama waktu yang diketahui.dapat diberikan suatu kesimpulan agar angka analisa dapat di andali khususnya dipakai urin 24 jam.(2:69-81)Dalam pemeriksaan urinalisis terdiri atas tes makroskopik, tes mikroskopik, dan tes kimiawi. Tes makroskopik meliputi tes warna, volume, kejernihan, berat jenis, dan Ph. Tes mikroskopik meliputi eritrosit. leukosit, sel epitel, torak, bakteri, Kristal, jamur, dan parasit. Sedangkan tes kimiawi meliputi tes protein, glukosa, benda-benda keton, bilirubin, urobilinogen dan urobilin. (3:156)

II.2 URAIAN BAHANa.Asam asetat ( FI IV : 46 )Nama resmi : Acidum aceticum glacialeNama lain : Asam asetat glasialRM/BM : C2H4O2/60,05Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, menusuk, rasa asam jika diencerkan denganair. Mendidihpada suhu lebih kurang 1180. Bobot jenis lebihkurang 1,05.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapatb.Aquadest ( FI III : 96 )Nama resmi : Aqua destilataNama lain : Air sulingRM/BM : H2O/18,02Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

BAB IIIMETODE PERCOBAANIII.1 Alat dan BahanIII.1.1 AlatAlat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung, pot sampel dan pipet tetes.III.1.2 BahanBahan-bahan yang digunakan adalah urine 24 jam, label, air, dan tissue.III.1.3 Cara kerja1.Disediakan semua alat dan bahan yang akan digunakan.2.Dipipet sampel urine 24 jam kedalam tabung reaksi3.Dipipet masing-masing kedalam 3 tabung reaksi, 1 tabung reaksi sebagai pembanding sampel setelah ditambahkan reagen kelak.4.Ditambahkan reagen Sulkowitch pada masing-masing tabung5.Diamati perubahan yang terjadi

BAB VPEMBAHASANSampel urine dapat diambil dengan prosedur yang alami. Prosedur aliran tengah ( midstream ) atau prosedur yang steril. Spesimen urine random atau alami dapat diuji terhadap gravitasi, pH, atau kadar glukosa. Specimen urine aliran tengah digunakan untuk mengukur bakteriuria dan untuk melakukan kultur dan sensivitas. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa pembersihan parineal untuk spesimen urine aliran tengah dengan penyeka non-steril sama efektifnya dengan penyeka yang steril.Ada beberapa bau urine abnormal, hal ini disebabkan oleh :a.Makanan yang mengandung zat-zat atsiri, seperti jengkol, petai, durian, dll.b.Obat-obatan ,seperti terpentin, menthol, dll.c.Bau pada ketonuriaAda jugaterdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi hasil pada proses praktikum yaitu:1.Sampel urin sudah terkontaminasi duluan2.Sampel urin terlalu lama diperiksa sehingga bisa saja ada zat yang terurai bahkan menguap3.Alat-alat yang dipakai tidak bersih Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan yaitu mengidentifikasi kalsium pada sampel urine dengan menggunakan urine 24 jam. Pertama-tama dipipet sampel urine ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan reagenSulkowitch. Kemudian dilihat perubahan yang terjadi pada sampel. Pada sampel yang digunakan didapatkan hasil positif (+1) yang artinya terjadi kekeruhan halus.Interpretasi identifikasi kalsium pada urine:Negatif (-) : Tidak terjadi kekeruhanPositif (+1) : Kekeruhan halusPositif (++2) : Kekeruhan sedangPositif (+++3) : Kekeruhan agak berat dalam waktu