Cakupan Asi Eksklusive Di Unit Perinatologi Rsup n Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta

5
CAKUPAN ASI EKSKLUSIVE DI UNIT PERINATOLOGI RSUP N DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA Fahmiatun Fauzillah Fajrin*, Luthfianti Diana Maulidiyah*, Y. Endang Budiwiarti* *Instalasi Gizi RSUP N Dr. Cipto Mangunkusumo ABSTRAK ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Definisi ASI eksklusif berbeda-beda tergantung pada metode pengumpulan data yang digunakan. Salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif 24 jam yang dilakukan dengan metode recall 24 jam. Menurut Widodo, Yekti (2011), penelitian tentang cakupan ASI eksklusif yang dilakukan oleh Mercy Coprs 2007, Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menggunakan metode tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif bayi usia 0-5 bulan adalah 28,9%, 32%, dan 68,9%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cakupan pemberian ASI eksklusif pada pasien Perinatologi bulan Agustus 2012 hingga Juli 2013 di RSCM dengan menggunakan metode recall 24 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif hanya 10,92%, sedangkan cakupan pemberian ASI dengan tambahan susu formula 9,71% serta cakupan pemberian susu formula 79,37%. Rendahnya angka cakupan pemberian ASI eksklusif pada pasien Perinatologi mungkin disebabkan oleh distribusi pasien Perina yang sebagian besar merupakan bayi premature (59,57%) dan bayi dengan berat badan lahir lebih rendah dari normal (63,03%). WHO (2009) menyatakan bahwa pemberian susu formula boleh dilakukan pada bayi apabila kondisi bayi atau kondisi ibu tidak memungkinkan untuk pemberian ASI eksklusif. Salah satu kondisi tersebut adalah bayi premature dan bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Perlu

description

Cakupan Asi Eksklusif

Transcript of Cakupan Asi Eksklusive Di Unit Perinatologi Rsup n Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta

Page 1: Cakupan Asi Eksklusive Di Unit Perinatologi Rsup n Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta

CAKUPAN ASI EKSKLUSIVE DI UNIT PERINATOLOGI RSUP N DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

Fahmiatun Fauzillah Fajrin*, Luthfianti Diana Maulidiyah*, Y. Endang Budiwiarti*

*Instalasi Gizi RSUP N Dr. Cipto Mangunkusumo

ABSTRAK

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Definisi ASI eksklusif berbeda-beda tergantung pada

metode pengumpulan data yang digunakan. Salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif 24 jam yang

dilakukan dengan metode recall 24 jam. Menurut Widodo, Yekti (2011), penelitian tentang cakupan ASI

eksklusif yang dilakukan oleh Mercy Coprs 2007, Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menggunakan metode tersebut. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif bayi usia 0-5 bulan adalah 28,9%, 32%, dan 68,9%.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cakupan pemberian ASI eksklusif pada pasien

Perinatologi bulan Agustus 2012 hingga Juli 2013 di RSCM dengan menggunakan metode recall 24 jam.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif hanya 10,92%, sedangkan cakupan

pemberian ASI dengan tambahan susu formula 9,71% serta cakupan pemberian susu formula 79,37%.

Rendahnya angka cakupan pemberian ASI eksklusif pada pasien Perinatologi mungkin disebabkan oleh

distribusi pasien Perina yang sebagian besar merupakan bayi premature (59,57%) dan bayi dengan berat

badan lahir lebih rendah dari normal (63,03%). WHO (2009) menyatakan bahwa pemberian susu

formula boleh dilakukan pada bayi apabila kondisi bayi atau kondisi ibu tidak memungkinkan untuk

pemberian ASI eksklusif. Salah satu kondisi tersebut adalah bayi premature dan bayi dengan berat

badan lahir sangat rendah. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang alasan rendahnya cakupan

pemberian ASI ekslusif di Perina sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan

cakupan ASI eksklusif.

Kata Kunci : ASI eksklusif, recall 24 jam, perinatologi

Page 2: Cakupan Asi Eksklusive Di Unit Perinatologi Rsup n Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta

CAKUPAN ASI EKSKLUSIVE DI UNIT PERINATOLOGI RSUP N DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

F.F. Fajrin, L.D. Maulidiyah, Y. E. Budiwiarti. Instalasi Gizi RSUP N Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

LATAR BELAKANG : ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Pemberian ASI ekslusif sampai bayi usia 6

bulan sangat menguntungkan karena akan melindungi bayi dari berbagai penyakit penyebab kematian

bayi. Menurut WHO, definisi pemberian ASI ekslusif adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak

memberikan makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin, atau

mineral tetes. Di Indonesia, target pemberian ASI ekslusif adalah 80%. Walaupun demikian, target

tersebut sulit untuk dicapai meskipun metode yang digunakan berbeda-beda. Unit Perinatologi RSCM

memberikan pelayanan kesehatan bagi semua bayi baru lahir (usia 0-28 hari) terutama dengan risiko

tinggi, seperti bayi dengan gawat napas, bayi prematur dan berat lahir ekstrim rendah, infeksi berat,

kelainan bawaan termasuk yang memerlukan tindakan pembedahan.

TUJUAN PENELITIAN: untuk mengetahui distribusi usia gestasi, berat badan lahir dan jenis kelamin

pasien serta mengetahui cakupan ASI Eksklusif di Unit Perinatologi RSUP N Dr. Cipto Mangunkusumo.

DESAIN PENELITIAN: penelitian Cross Sectional

METODE PENELITIAN: Penelitian ini dilakukan di Unit Perinatologi RSUP N Dr Cipto Mangunkusumo

selama satu tahun yang dimulai bulan Agustus 2012 hingga Juli 2013 dengan populasi sejumlah 1212

pasien. Dari jumlah tersebut, 1072 pasien (88%) memenuhi criteria inklusi dan dijadikan sample

penelitian. Pasien yang dalam kondisi puasa atau mendapat TPN (Total Parenteral Nutrisi) sebanyak 141

pasien (12%) dikeluarkan dari sample penelitian. Data usia gestasi, berat badan lahir dan jenis kelamin

diambil berdasarkan data kunjungan awal pasien. Sedangkan pengumpulan data jenis pemberian

makanan pasien dilakukan menggunakan metode recall 24 jam. Perhitungan cakupan pemberian ASI

eksklusif menggunakan rumus jumlah pasien yang hanya diberi asi saja selama 24 jam dibagi jumlah

pasien dikali 100 %. Hasil penelitian ini akan dibandingkan dengan angka cakupan pemberian ASI

eksklusif dari hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dan Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa metode pengumpulan data

pemberian makanan yang digunakan sama yaitu metode recall 24 jam.

HASIL PENELITIAN: Pasien di Unit Perinatologi RSUP N Dr Cipto Mangunkusumo sebagaian besar

merupakan bayi prematur (Neonatus Kurang Bulan/NKB) 59,36% dan berat badan tidak normal 63,03%

dengan proporsi jenis kelamin perempuan dan laki-laki hampir sama yaitu 52,29% dan 47,71%. Berat

badan lahir tidak normal tersebut yaitu 41,18% berat badan lahir rendah ( Low Birth Weight/LBW),

Page 3: Cakupan Asi Eksklusive Di Unit Perinatologi Rsup n Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta

16,71% berat badan lahir sangat rendah (Very Low Birth Weight/VLBW) dan 5,14% berat badan ekstrim

rendah (Extrime Low Birth Weight). Cakupan pemberian ASI saja pada pasien Perinatologi sebesar

10,93% sedangkan sisanya sebanyak 9,71% diberikan ASI dengan tambahan susu formula dan 79,37%

diberikan susu formula saja. Hasil pemberian ASI ekslusif di Perinatologi ini masih rendah bila

dibandingkan dengan hasil survey SDKI 2007 (32%), Riskesdas 2010 (68,9%) dan Mercy Corps (28,9%).

WHO (2009) menyatakan bahwa pemberian susu formula boleh dilakukan pada bayi apabila kondisi bayi

atau kondisi ibu tidak memungkinkan untuk pemberian ASI eksklusif. Salah satu kondisi tersebut adalah

bayi premature dan bayi dengan berat badan lahir sangat rendah.

KESIMPULAN: Cakupan pemberian ASI eksklusif pasien Perinatologi RSCM masih rendah bila

dibandingkan dengan hasil survey Mercy Corps 2007, SDKI 2007 dan Riskesdas 2010. Hal ini disebabkan

oleh distribusi pasien Perina yang merupakan bayi premature (59,57%) dan bayi dengan berat badan di

bawah normal (63.03%). Untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif pasien Perinatologi dapat dilakukan

dengan menggunakan donor ASI pada pasien yang masih diperbolehkan mengkonsumsi ASI. Selain itu,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab cakupan pemberian ASI eksklusi yang rendah

di Perinatologi sehingga dapat menentukan tindakan tepat untuk meningkatkan cakupan tersebut.

Kata Kunci : ASI eksklusif, recall 24 jam, perinatologi

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Yekti. 2011. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif: Akurasi dan Interpretasi Data Survei dan Laporan

Program. Gizi Indonesia. 34(2):101-108.

Fikawati, M., Syafiq, A. 2010. Kajian Implementasi Dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi

Menyusu Dini Di Indonesia. Makara Kesehatan Vol. 14 No. 1. 17-24.

WHO. 2009. Acceptable medical reasons for use of breast-milk substitutes. WHO. 7-8.