CA Nasofaring
-
Upload
mardiyyah-wahab -
Category
Documents
-
view
41 -
download
7
description
Transcript of CA Nasofaring
Ca Nasofaring
Sholichatus sa’diyah2007.04.0.0138
Soal 1 :Sastrawan, 20 tahun pemuda dari sebuah desa di Banyuwangi datang dengan keluhan utama benjolan di leher kanan sejak 2 bulan, tidak nyeri. (lihat foto). Sejak 3 bulan penderita pilek dengan ingus bercampur darah, hidung buntu terutama yang kanan. Seminggu terakhir ini penderita merasa sakit kepala yang tidak menghilang meskipun diberi ponstan.
Perlu diketahui dokter umum :
Sering dijumpai di IndonesiaTumor ganas terbanyak di bidang THTSebagian besar awalnya gejala dini datang
pada dokter umumSebagian besar datang sudah dalam kondisi
stadium lanjut / terlambat
Karsinoma NasofaringAdalah : tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa
nasofaring yang melapisi permukaan nasofaring.
Insidensi:
• ♂ : ♀ = 3:1• Umur rata-rata= 30-50 tahun• Banyak pada etnis Asia (Cina)
EtiologiPenyebab belum jelas, diduga dipengaruhi : Faktor genetik Faktor virus : Epstein Barr Virus (EBV)
buktinya dengan ditemukan :1. antibody terhadap antigen EBV dalam serum.2. antigen inti EBV dalam sel tumor nasofaring3. DNA EBV pada jaringan kanker nasofaring4. mRNA – EBV di sel kanker nasofaring
EtiologiFaktor lingkungan
karsinogen lingkungan dapat sebagai kofaktor atau promotor timbulnya KNF- ikan atau udang yang diawetkan- rokok (49,38%), alkohol- makanan yang pedas atau panas - jamu, kondisi lingkungan yang buruk- gizi yang kurang (defisiensi vit A,B,C,E)
Anatomi :Nasofaring = Rinofaring = Epifaring :
Ruang yang terletak - di bawah tengkorak, - di belakang kavum nasi, - di atas palatum.
Batas :Anterior : koane / nares
posteriorPosterior : setinggi
kolumna vertebra C1-2Inferior : dinding atas
palatum moleSuperior : basis kranii (os
occipital & sfenoid)Lateral : fossa
Rosenmülleri, tuba eustachius kanan & kiri
fossa Rossenmülleri – resesus faringealis epitel peralihan : epitel berlapis pipih & epitel
silindris bersilia.foramen laserum, lubang Infiltrasi ke
endocraniumForamen jugulare, sindrom Jackson
penyebaran ke kelenjar faring lateral di dan sekitar selubung karotis atau jugularis pada ruang retroparotis akan menyebabkan kerusakan saraf otak ke IX, X, XI dan XII
aliran limfe menyilang melewati garis tengah tubuh,komplek dan membentuk pleksus yng saling menyilang – metastasis ke leher kontralateral/bilateral
Histologi :Mukosa nasofaring dibentuk oleh epitel :Epitel berlapis silindris bersilia yang ke arah
orofaring akn berubah menjadi epitel gepeng berlapis.
Epitel gepeng berlapis pada sebagian besar dinding belakang nasofaring, sisanya epitel selapis silindris bersilia.
Epitel peralihan (transitional ephitelium)didapatka diantara epitel-epitel diatas dan terutama didinding lateral didaerah fosa rosenmuller.
Lokalisasi :
• Fossa Rossenmülleri (tersering)• Sekitar tuba Eustachius• Dinding belakang nasofaring• Atap nasofaring
Klasifikasi WHO (1982)• Tipe WHO 1 : (17,91%)
1. Termasuk Squamous Cell Carsinoma (SCC)
2. Diferensiasi baik sampai sedang
3. Sering exophitik• Tipe WHO 2 :
(10,45%)1. Termasuk
KarsinomaNon Keratinisasi (KNK)
2. Paling banyak variasi
3. Menyerupai karsinoma transisional
Tipe WHO 3 : (71,64%)Karsinoma Tanpa Diferensiasi (KTD)Termasuk, antara lain : karsinoma anaplastik,
“clear cell ca”, varian sel spindelLebih radiosensitif prognose lebih baik
T : menggambarkan keadaan tumor (Primarry Tumor)T1 : terbatas pada nasofaringT2 : meluas ke orofaring dan/atau fossa nasalT2a : tanpa perluasan ke parafaringT2b : dengan perluasan ke parafaringT3 : invasi ke struktur tulang dan/atau sinus
paranasalT4 : tumor meluas ke intrakranial dan/atau
mengenai saraf otak, fossa intratemporal, hipofaring atau orbita
KLASIFIKASI TNMKLASIFIKASI TNM
N : menggambarkan keadaan kelenjar limfe regionalN0 : tidak ada pembesaran kelenjarN1 : pembesaran kelenjar ipsilateral < 6cmN2 : pembesaran kelenjar bilateral < 6cmN3 : pembesaran kelenjar > 6cm atau
ekstensi ke supraclavicular
M : menggambarkan metastasis jauhM0 : tidak ada metastasis jauhM1 : terdapat metastasis jauh
Stadium :STADIUM TNM
Stadium I T1, N0, M0
Stadium II A T2a, N0, M0
Stadium II B T1, N1, M0T2a, N1, M0T2b, NO-1, MO
Stadium III T1-2, N2, M0T3, N0-2, M0
Stadium IV A T4, N0-2, M0
Stadium IV B Semua T, N3, M0
Stadium IV C Semua T, semua N, M1
STADIUM TNM
Stadium I T1, N0, M0
Stadium II A T2a, N0, M0
Stadium II B T1, N1, M0T2a, N1, M0T2b, NO-1, MO
Stadium III T1-2, N2, M0T3, N0-2, M0
Stadium IV A T4, N0-2, M0
Stadium IV B Semua T, N3, M0
Stadium IV C Semua T, semua N, M1
Gejala KlinisGejala dini : Gejala hidung,berupa flu kronis, ingus
berbau+bercampur darah, epistaksis. Gejala telinga, berupa grebeg-grebeg,
pendengaran berkurang(tipe konduksi), tinnitus, nyeri, dll.
Gejala lanjut : Gejala tumor leher, berupa pembesaran KGB
leher dapat tunggal, multipel/berdungkul, kecil sampai besar.khasnya benjolan terletak dibawah prosesus mastoid, dibelakang angulus mandibula dan sebelah medial M.sternokleidomastoid
Gejala klinis
Gejala saraf kranialSebelum kelumpuhan saraf:
sakit kepala hebathipaestesi daerah pipi dan hidungsulit menelan makanan (disfagi)
Gejala mata, diplopia akibat perluasan tumor melalui foramen laserum ke endokranial, kelumpuhan N III, IV, VISindrom Jackson, kelumpuhan N IX, X, XI, XII
Metastase jauh, sering ke tulang, paru dan hepar secara hematogen.
Gejala TelingaGejala HidungTumor Leher
Gejala TelingaGejala HidungGejala Intrakranial
Trias Gejala Ca Nasofaring
Gejala IntrakranialGejala HidungTumor Leher
Diagnosa Anamnesa : Usia , Gejala klinik Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi : wajah, mata, rongga mulut, leher Palpasi : pembesaran KGB leher RA, RP, Laryngoscopi
Pemeriksaan Penunjang : X-foto, CT-scan, MRI
Diagnosa pasti : Biopsi
Diagnosa Banding
TBC Nasofaring Adenoid persistent Angiofibroma Nasofaring JuvenillisTumor neurogenik
Penatalaksanaan Radiasi Kemoterapi Pembedahan untuk metastasenya (N)yg tdk
dapat hilang pada radioterapi
Tambahan Vaksin dan anti virus
Prognosa Umumnya penderita datang pada stadium
III/ IV prognosa buruk. Stadium dini 5 ysr : 70-80% Stadium lanjut 5 ysr : 15-25% , 50%
meninggal dalam tahun pertama pengobatan.
Angka bertahan hidup dlm 1 tahunI : 100%II : 86,73%III :71,67%IV : 41,60%