C

15
C. INTERVENSI PROMOTIF , PREVENTIF DAN KURATIF 1. Promotif dan Preventif (tidak dilakukan) 2. Tindakan Kuratif Pada kondisi spondylolisthesis dapat dilakukan dengan modalitas fisioterapi yang terdiri dari: a. Short Wave Diathermy. SWD merupakan modalitas terapi yang memancarkan gelombang pendek yang digunakan untuk pemanasan pada jaringan dalam dan pembuluh darah agar peredaran darah menjadi lancar dengan merubah energi electromagnet menjadi energi panas. Tujuan SWD : melancarkan sirkulasi, menurunkan nyeri, menurunkan spasme dan melenturkan jaringan lunak. Aplikasi : Posisi pasien tidur terlentang, kemudian letakkan electrode dengan metode kondensor dengan teknik coplanar yaitu; satu

description

tebak isinya

Transcript of C

C. INTERVENSI PROMOTIF , PREVENTIF DAN KURATIF 1. Promotif dan Preventif (tidak dilakukan) 2. Tindakan KuratifPada kondisi spondylolisthesis dapat dilakukan dengan modalitas fisioterapi yang terdiri dari:a. Short Wave Diathermy.SWD merupakan modalitas terapi yang memancarkan gelombang pendek yang digunakan untuk pemanasan pada jaringan dalam dan pembuluh darah agar peredaran darah menjadi lancar dengan merubah energi electromagnet menjadi energi panas. Tujuan SWD : melancarkan sirkulasi, menurunkan nyeri, menurunkan spasme dan melenturkan jaringan lunak. Aplikasi : Posisi pasien tidur terlentang, kemudian letakkan electrode dengan metode kondensor dengan teknik coplanar yaitu; satu kondensor diletakan pada pinggang( lumbal), kemudian satu kondensor pada telapak kaki. Dosis : F : 2 x 1 mingguI : 160 mAT : 20 menitT : Continous

b. Ultrasound Lumbal.US merupakan modalitas terapi dengan menggunakan getaran mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam Fisioterapi adalah 0,5-5 MHz dengan tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik melalui proses tertentu.Efek US : Efek Mekanik.Bila gelombang US masuk kedalam tubuh maka akan menimbulkan pemampatan dan peregangan dalam jaringan sama dengan frekuensi dari mesin US sehingga terjadi variasi tekanan dalam jaringan atau biasa disebut dengan micromassage sehingga pada daerah micro tissue damage baru yang memacu proses inflamasi fisiologis. Efek Panas.Micromassage pada jaringan akan menimbulkan efek friction yang hangat. Area yang paling banyak mendapatkan panas adalah jaringan interface yaitu antara kulit dan otot serta periosteum. Efek FisiologisEfek biologis merupakan refleks fisiologis dari pengaruh mekanik dan pengaruh panas. Efek biologis yang ditimbulkan oleh US antara lain : Meningkatkan sirkulasi darah. Rileksasi otot. Meningkatkan Permeabilitas membrane. Mempercepat proses penyembuhan jaringan Mengurangi nyeri.Aplikasi : Ultrasound diterapkan dengan menggunakan transduser yang memancarkan sinar ultrasonic. Bergerak terus menerus pada kulit sesuai dengan rumus dosis yaitu; Luas area yang akan diobati dibagi luas ERA pada transducer.

c. Traksi Lumbal.Traksi lumbal adalah sebuah alat dengan tenaga mekanik ataupun manual dengan cara kerja yaitu dengan cara memisahkan atau melonggarkan sendi dan jaringan lunak.Tujuan : 1. Membebaskan sendi dari gangguan-gangguan sendi (joint distraction) 2. Mengurangi protusi diskus 3. Mengulur jaringan lunak. 4. Mobilisasi persendian.Aplikasi : Posisi pasien tidur terlentang dengan sedikit fleksi hip(paha) 85 dan eksorotasi 10-15 serta fleksi lutut 85-90. Menggunakan alat pengikat punggung berupa sabuk (pelvic belt) yang diikatkan di atas crista iliaca dan dihubungkan ke mesin traksi serta fiksasi pada tubuh bagian atas untuk menghindari tertariknya tubuh ke bawah akibat tarikan lumbal. Dosis : F : 2 x 1 mingguI : - Hold : 30 detik- Rest : 2 detik- Beban : 40 kilogramT : 15 menitT : Intermitend. Terapi Manipulasi (Massage).Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Tujuan : 1. Melancarkan peredaran darah.2. Mengurangi ketegangan/ spasme otot paravertebral yang menekan pada radiks spinalis3. Mengurangi rasa sakit/nyeri.Aplikasi : Posisi pasien adalah tidur telungkup, Dilakukan pada otot-otot paravertebral dengan teknik deep efflurageDosis :F: 2 x 1mingguI :

BAB IIIMETODE PELAKSANAANA. Hal yang akan di pelajari di Klinik Medikarya1. Sejarah, visi dan misi Klinik Medikarya2. Struktur organisasi Klinik Medikarya3. Kondisi Demografi4. Program Peayanan di Klinik Medikarya5. Jenis asuransi kesehatan yang dapat diterima untuk berobat di Klinik medikaryaB. Langkah- langkah kegiatan1. Persiapan : a. Mencari/ menulusuri tempat PBL.b. Proses pengurusan izin PBLc. Menentukan jadwal praktek dan biaya administrasi terkait.d. Memberikan laporan ke kampus tentang persetujuan tempat PBL.e. Konsultasi dengan dosen pembimbing.f. Melaksanakan kegiatan PBLg. Mengikuti sidang PBL2. PelaksanaanLangkah- langkah yang perlu dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan di Klinik Medikarya Kelapa Gading adalah:a. Memperkenalkan diri dengan pembimbing dan satf Klinik Medikarya.b. Memahami prosedur dan peraturan yang berlaku di Klinik Medikarya.c. Melaksanakan rencana kegiatan Praktek Belajar Lapangand. Bekerjasama dengan tenaga lain(fisioterapi) terkait untuk memperoleh data dan informasie. Melaporkan kegiatan harian kepada pembimbing PBL.f. Menyusun dan melaporkan hasil PBL.g. Ujian sidang PBL.C. Waktu dan Tempat1. Waktu PBL Kegiatan PBL ini di mulai pada tanggal 17 september 2014 sampai dengan 7 Januari 20152. Tempat PBL Tempat pelaksanaan PBL di Klinik Medikarya.D. Objek PBLKegiatan PBl dilakukan terhadap berbagai pasien yang ditangani dengan berbagai kondisi, terutama kondisi musculoskeletal. Baik dari lingkungan klinik maupun luar daerah.

BAB IVLAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGANDI KLINIK MEDIKARYA KELAPA GADING

A. Gambaran Umum Wilayah Klinik 1. SejarahKlinik Medikarya terletak di Jalan Summagung III Blok PB Unit 1 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240. Didirikan pada tahun 1976 , atas keinginan seorang kerabat dekat dari Dr. Lucy Irliani selaku Direktur Utama yang menginginkan adanya kesejahteraan kesehatan untuk dirinya serta masyarakat di lingkungan sekitar. Berdasarkan keinginan Beliau, Dr. Lucy beserta tujuh rekan sesama profesinya sepakat untuk mendirikan sebuah yayasan independent sebagai pusat kesehatan masyarakat yang diberi nama Klinik Medikarya. Klinik Medikarya resmi disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Bapak R. Soeprapto pada tanggal 22 Desember 1984 dengan hak izin No. PBDS.038/2.41.12.09 dan pada waktu itu hanya memiliki pelayanan medis dokter umum dan dokter jaga.

Bagian fisioterapi di klinik tersebut berdiri pada tahun 1986, terletak di ruang paling belakang, dengan luas area 15 x 20 meter.Dipimpin oleh Bp. Soenarno, SstFt, M.Fis. Area tersebut merupakan area yang paling luas diantara semua bagian. Seiring berjalanya waktu, bagian fisioterapi di klinik tersebut menjadi tulang punggung klinik medikarya. Pasien fisioterapi yang datang ke poli fisioterapi klinik medikarya berasal dari asien golongan PKTP, PKTS dan PKTT

2. Visi ,Misi dan Tujuan a. Visib. Misic. Tujuan

3. Sarana dan PrasaranaKelinik Medikarya di bangun pada tahun 1976 memiliki fasilitas :a. Luas tanahb. Luas gedungc. Daya listrikd. AirBangunan terdiri dari :Lantai 11. Loket pendaftaran 2. Loket pembayaran3. Apotik 4. Ruang Radiologi5. Ruang Fisioterapi4. Demografi

BAGAN ORGANISASIKLINIK MEDIKARYA 2014/2015

B. Fisioterapi 1. Sejarah Fisioterapi di Klinik Medikarya. Klinik Medikarya terletak di Jalan Summagung III Blok PB Unit 1 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240. Didirikan pada tahun 1976 , atas keinginan seorang kerabat dekat dari Dr. Lucy Irliani selaku Direktur Utama yang menginginkan adanya kesejahteraan kesehatan untuk dirinya serta masyarakat di lingkungan sekitar. Berdasarkan keinginan Beliau, Dr. Lucy beserta tujuh rekan sesama profesinya sepakat untuk mendirikan sebuah yayasan independent sebagai pusat kesehatan masyarakat yang diberi nama Klinik Medikarya. Klinik Medikarya resmi disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Bapak R. Soeprapto pada tanggal 22 Desember 1984 dengan hak izin No. PBDS.038/2.41.12.09 dan pada waktu itu hanya memiliki pelayanan medis dokter umum dan dokter jaga. Bagian fisioterapi di klinik tersebut berdiri pada tahun 1986, terletak di ruang paling belakang, dengan luas area 15 x 20 meter.Dipimpin oleh Bp. Soenarno, SstFt, M.Fis. Area tersebut merupakan area yang paling luas diantara semua bagian. Seiring berjalanya waktu, bagian fisioterapi di klinik tersebut menjadi tulang punggung klinik medikarya. Pasien fisioterapi yang datang ke klinik medikarya berasal dari pasien golongan PKTP, PKTS dan PKTT.

2. Pelayanan Kesehatan Poli Fisioterapi Klinik Medikarya. Pasien yang mendapat pelayanan Fisioterapi berasal dari :a) Rujukan Dokter.b) Tanpa Rujukan.

3. Peralatan Fisioterapi yang tersedia di Poli Fisioterapi Klinik Medikarya. a). SWD.Tujuan : melancarkan Sirkulasi, mengurangi nyeri, dan spasme b). MWD.Tujuan : mengurai spasme, melancarkan sirkulasi, dan neuralgia c). Traksi Lumbal.Tujuan : merileksasi otot, mengurai nyeri karna tekanan ,kompresi, iritasi akar saraf d). UltrasoundTujuan : mempercepat proses regenerasi jaringan dengan cara membuat radang baru yang fisiologise). Electrical StimulationTujuan :stimulasi saraf dengan metode nerve trunk, dan stimulasi otot untuk menjaga fisiologi otot. f). Nebulizer.Tujuan : untuk membantu mengencerkan sputum/ dahak yang kental dan lengket serta untuk membantu mengeluarkan sputum dari saluran nafas.4. Peran Mahasiswa selama praktek di Klinik Medikarya. Mahasiswa hanya ditugaskan didalam gedung klinik, pada bagian Fisioterapi. Mahasiswa ditugaskan melakukan observasi kepada pasien dengan pengawasan pembimbing Mahasiswa ditugaskan belajar mengaplikasikan alat-alat fisioterapi di Klinik Medikarya.