c1b010126 Artikel

22
Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan 1 JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WILAYAH JAMBI Disusun Oleh: MUHAMMAD NURMAWAN C1B010126 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2015

description

pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja

Transcript of c1b010126 Artikel

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    1

    JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN PT. TELEKOMUNIKASI

    INDONESIA WILAYAH JAMBI

    Disusun Oleh:

    MUHAMMAD NURMAWAN

    C1B010126

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS JAMBI

    2015

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    2

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN PT. TELEKOMUNIKASI

    INDONESIA WILAYAH JAMBI

    Muhammad Nurmawan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Melihat Gambaran Budaya Organisasi, Motivasi dan

    Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Inonesia Wilayah Jambi. 2). Menganalisis Pengaruh

    Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia

    Wilayah Jambi. Penelitian ini menggunakan metode skala Likert. Sampel yang diambil

    sebanyak 51 orang responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan gambaran bahwa

    Budaya Organisasi dan Motivasi memiliki pengaruh terhadap Kinerja Karyawan PT.

    Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi. Hasil analisis regresi linier berganda yang

    digunakan didapatlah Y= 6,510 + 0,537 X1 + 0,460 X2 dengan P-Value < 0,05 yang berarti

    ada pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan. Dari hasil uji F,

    nilai Fhitung = 154,666 dan Ftabel pada signifikansi 5% (0,000 Ftabel (154,666>3,191) maka Ho

    ditolak dan H1 diterima. Artinya koefisien Budaya Organisasi dan Motivasi memiliki

    kontribusi secara signifikan terhadap kinerja pada taraf signifikansi = 0,05. Hal ini

    mengartikan bahwa hipotesis menyatakan bahwa budaya organisasi dan motivasi memiliki

    pengaruh terhadap kinerja pegawai.

    Kata Kunci : Budaya Organisasi, Motivasi, Kinerja

    I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Organisasi muncul dalam masyarakat dan diciptakan oleh masyarakat, dalam sebuah

    masyarakat, banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas sebuah organisasi dan

    manajemen harus responsif terhadap factor-faktor tersebut. Setiap organisasi harus memenuhi

    kebutuhan konsumen atau klien mereka, menaati batasan politik dan hukum, dan merespon

    perubahan perubahan dan perkembangan ekonomi dan teknologi (Ivancevich 2007).

    Dalam organisasi juga dilakukan pengaturan personil guna memudahkan pencapaian

    beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Sejalan

    dengan hal ini sebuah organisasi diperlukan pengelolaan manajemen diantaranya adalah

    manajemen sumber daya manusia.

    Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya manusia, orang-orang

    yang memberikan tenaga bakat kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi (Handoko

    2008). Oleh karena itu, karyawan merupakan kunci penentu keberhasilan perusahaan. Untuk

    itu setiap karyawan selain dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan

    kemampuan juga harus mempunyai pengalaman, motivasi, disiplin diri dan semangat kerja

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    3

    tinggi sehingga jika kinerja karyawan perusahaan baik maka kinerja perusahaan juga akan

    meningkat yang menuju pada pencapaian tujuan perusahaan. keberhasilan perusahaan dinilai

    dari suksesnya perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

    Keberhasilan suatu perusahaan ini dipengaruhi oleh kinerja karyawan (job

    performance) atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugas

    sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya

    yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat

    dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya.

    Kinerja pegawai penting artinya dalam usaha mengembangkan kualitas kerja,

    pembinaan dan perbaikan atas pekerjaan yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan serta

    keperluan yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan yang lainnya (Mangkunegara

    2001)

    Dalam membangun kinerja yang efektif dan optimal perlu adanya budaya di dalam

    suatu organisasi. Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu

    pengetahuan, keyakinan atau kepercayaan, seni, moral, hokum, adat istiadat dan berbagai

    kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota masyarakat. Manusia

    merupakan makhluk yang berbudaya setiap aktifitasnya mencerminkan sistem kebudayaan

    yang berintegrasi dengan dirinya baik cara berpikir, memandang sebuah permasalahan,

    pengambilan keputusan dan lain sebagainya.

    Setiap organisasi memiliki budaya organisasi yang berfungsi untuk membentuk

    aturan atau pedoman dalam berpikir dan bertindak dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Hal ini berarti budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu

    memicu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik, selain itu tekanan utama dalam

    perubahan dan pengembangan budaya organisasi adalah mencoba untuk mengubah nilai-nilai

    sikap dan perilaku dari anggota organisasi secara keseluruhan.

    (Robbins 2002) mendefinisikan budaya organisasi (organizational culture) sebagai

    suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota anggota yang membedakan organisasi

    tersebut dengan organisasi lain. Lebih lanjut Robbins menyatakan bahwa sebuah sistem

    pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan

    organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai

    nilai organisasi a system of shared meaning held by members that distinguishes the

    organization. This system of shared meaning is, on closer examination, a set of key

    characteristics that the organization values.

    Kinerja karyawan yang memuaskan akan terwujud jika para karyawan mempunyai

    kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung

    jawab masing masing. Oleh karena itu pimpinan harus dapat memberikan suatu dorongan

    atau motivasi pada karyawan.

    Motivasi sebagaimana didefinisikan oleh (Robbins 2002) merupakan kemampuan

    untuk menggunakan usaha tingkat tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh

    kemampuan usaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu. Dalam definisi ini ada tiga

    elemen penting yaitu: Usaha, Tujuan dan Kebutuhan. Elemen usaha merupakan pengukuran

    intensitas. Usaha yang diarahkan menuju dan konsisten dengan tujuan organisasi merupakan

    jenis usaha yang seharusnya dicari, dan Motivasi merupakan proses pemenuhan kebutuhan.

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    4

    PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan badan usaha milik negara dan penyedia

    layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di indonesia telkom menyediakan

    layananinfokom telepon kabel tidak bergerak fixed werlin dan telepon nirkabel tidak

    bergerak fixed wireless layanan telepon seluler data dan internet broadband serta jaringan dan

    interkoneksi baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan pt telekomunikasi

    indonesia tergolong perusahaan penyedia jasa untuk melihat kualitas jasa yang diberikan

    dalam hal ini kualitas jasa yang tercipta merupakan hasil dari jam kerja pegawai dapat kita

    lihat dari jumlah target dan realisasi pencapaian jumlah pelanggan yang menggunakan jasa

    yang telah disediakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.

    Dapat lihat bahwa dari tahun 2008 2012 hampir semua target yang ditetapkan

    tercapai hanya priode 2011 saja dengan persentase pencapaian 99%, tahun selebihannya

    dengan tingkat pencapaian diatas 100% dengan nilai rata rata 109 %.

    Performance = ability x motivation (Mitchell 1978). Dari pernyataan tersebut jelas

    bahwa untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja seseorang, maka diperlukan pengkajian

    khusus tentang kemampuan dan motivasi.

    (Robbins 2002) mendefinisikan budaya organisasi (organizational culture) sebagai

    suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi

    tersebut dengan organisasi yang lain. Lebih lanjut robbins menyatakan bahwa sebuah sistem

    pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan

    organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai

    nilai organisasi. PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi memiliki nilai nilai dasar

    perusahaan atau yang biasa disebut dengan The New Telkom way 5 c, yaitu

    1. komitmen jangka panjang (Commitment to Long Term);

    2. prioritas terhadap pelanggan (Customer Firts);

    3. perhatian terhadap penghargaan (Caring Meritocracy);

    4. penciptaan kemitraan yang saling menguntungkan (Co-creation of win win

    partnership);

    5. kolaborasi inovasi (Collaborative Innovation);

    (Ivanevich 2007) menuliskan bagian-bagian dalam ilmu perilaku organisasi organisasi yaitu ;

    1. Bagian perilaku organisasi, mencakup ; perilaku organisasi dan budaya organisasi. 2.

    Bagian perilaku individu yang mencakup ; perbedaan individu, perilaku kerja, persepsi,

    atribut, emosi, motivasi, rancangan pekerjaan, pekerjaan dan motivasi, evaluasi, umpan balik

    dan penghargaan, pengelola perilaku yang buruk serta mengelola stress individu.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, fakta dan uraian yang telah diungkapkan diatas,

    maka dapat dirumuskan masalah penelitian (research Question) yaitu Bagaimana pengaruh

    Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi

    Indonesia Wilayah Jambi ?

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    5

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk meliaht gambaran Budaya Organisasi, Motivasi dan Kinerja Karyawan PT.

    Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi.

    2. Untuk menganalisis pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja

    Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Organisasi, Diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi

    organisasi mengenai peningkatan kinerja pegawai.

    2. Bagi Pembaca, Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat semakin menambah

    wawasan dan referensi yang berhubungan dengan isu-isu Sumberdaya Manusia, baik

    bagi kalangan umum maupun kalangan akademis, khususnya akademisi Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

    3. Bagi Penulis, Sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan menganalisis masalah-

    masalah aktual yang terjadi khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

    Sumberdaya Manusia.

    II. Tinjauan Pustaka

    A. Kinerja

    Secara garis besar kinerja dapat dipahami sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh

    seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

    tanggung jawab masing masing guna mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara

    legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

    (Hasibuan 2000) yang menyebutkan kinerja sebagai prestasi kerja mengungkapkan

    bahwa Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

    tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

    kesungguhan serta waktu

    Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja pelaksanaan

    kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja (L.A.N 1992).

    Performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja, namun sebenarnya kinerja mempunyai

    makna yang lebih luas bukan hanya sekedar hasil kerja tetapi termasuk bagaimana proses

    pekerjaan berlangsung.

    Kinerja dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia yang

    ada dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun karyawan. Banyak sekali faktor yang

    dapat mempengaruhi sumberdaya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Terdapat faktor

    yang berasal dari dalam diri sumber daya manusia itu sendiri maupun dari luar dirinya.

    Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil pekerjaannya dan

    mengharapkan imbalan yang adil. Penilaian kinerja perlu dilakukan secara subjektif mungkin

    karena akan memotivasi karyawan dalam melakukan kegiatannya. Di samping itu, penilaian

    kinerja dapat memberikan informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan

    pengawasan terhadap perilaku karyawan.

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    6

    Menurut (Hasibuan 2000), kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari

    beberapa hal yaitu;

    1. Kesetiaan, Kinerja dapat diukur dari kesetiaan pegawai terhadap tugas dan tanggung

    jawabnya dalam organisasi. Menurut (Syuhanda 1994) kesetiaan adalah tekad dan

    kesanggupan, mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan

    penuh kesadaran dan tanggung jawab.

    2. Prestasi kerja, Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas dapat

    menjadi tolak ukur kinerja. Pada umumnya prestasi kerja seseorang pegawai

    dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesanggupan pegawai

    dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

    3. Kedisiplinan, Sejauh mana pegawai dapat mematuhi peraturan peraturan yang ada dan

    melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya.

    4. Kreativitas, Merupakan kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreativitas dan

    mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga

    bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.

    5. Kerjasama, Dalam hal ini kerjasama diukur dari kemampuan pegawai untuk bekerja

    sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga

    hasil pekerjaannya akan semakin baik.

    6. Kecakapan, Dapat diukur dari tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan dengan

    pekerjaan yang menjadi tugasnya.

    7. Tanggung jawab, Yaitu kesanggupan seorang pegawai menyelesaikan pekerjaan yang

    diserahkan kepadanya dengan sebaik baiknya dan tepat pada waktunya serta berani

    memikul resiko pekerjaan yang dilakukan.

    B. Budaya Organisasi

    Robbins 2002 mendefinisikan budaya organisasi (organizational culture) sebagai

    suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi

    tersebut dengan orgnaisasi yang lain. Lebih lanjut, Robbins menyatakan bahwa sebuah sistem

    pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan

    organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-

    nilai organisasi (a system ofshared meaning held by members that distinguishes the

    organization from other organization. This system of shared meaning is on closer

    examination, a set of key characteristics that the organization values).

    Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh

    anggota-anggota oragnisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi

    masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah-masalah internal.

    Menurut (Stephen P Robbins 2002) budaya organisasi terbentuk karena adanya ;

    1. Stories, Cerita turun-temurun tentang perusahaan, bagaimana peraturan,

    perusahaan bagaimana reaksi terhadap kesalahan yang pernah dilakukan

    perusahaan tersebut

    2. Ritual, Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

    3. Materia symbol, Barang barang yang digunakan untuk melakukan kegiatan

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    7

    perusahaan.

    4. Language, Sikap kelompok biasanya memiliki bahasa khusus yang hanya

    dimengerti oleh setiap kelompok tersebut.

    (Pembudi 2006) dalam bukunya Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja

    Perusahaan menyatakan terdapat 10 fungsi utama budaya organisasi. Pertama, sebagai batas

    pembeda terhadap lingkungan organisasi maupun kelompok lain. Batas pembeda ini karena

    adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok lain. Kedua,

    Sebagai perekat bagi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan bagian

    dari komitmen kolektif dari anggota organisasi. Mereka bangga sebagai seorang pegawai

    suatu organisasi atau perusahaan para pegawai mempunyai rasa memiliki, partisipatif dan

    memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaan

    Ketiga, mempromosikan stabilitas sistem social. Hal ini tergambarkan dimana

    lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung dan konflik serta perubahan diatur secara

    efektif. Keempat, sebagai mekanisme dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku

    anggota-anggota organisasi. Dengan di lebarkan nya mekanisme control, didatarkannya

    struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya anggota organisasi oleh organisasi,

    maka bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang

    diarahkan ke arah yang sama.

    Kelima, sebagai integrator, budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena

    adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-

    perusahaan besar di mana setiap unit terdapat sub budaya baru. Keenam, membentuk perilaku

    bagi anggota-anggota organisasi. Dimaksudkan agar anggota-anggota organisasi dapat

    memahami bagaimana mencapai suatu tujuan organisasi. Ketujuh, sebagai sarana untuk

    menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. Budaya organisasi diharapkan dapat

    mengatasi masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.

    Kedelapan, Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi pasar,

    penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut. Kesembilan, sebagai alat

    komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan

    bawahan atau sebaliknya, serta antar anggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi

    tercermin pada aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang

    bersifat material dan perilaku Kesepuluh, sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi

    bisa menjadi penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak

    mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan integrasi

    internal

    Robbins 2002 memberikan karakteristik budaya organisasi sebagai berikut :

    1) Inovasi dan pengambilan resiko, Tingkat daya pendorong karyawan untuk

    bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.

    2) Perhatian terhadap detail, Tingkat tuntunan terhadap karyawan untuk mampu

    memperlihatkan ketepatan, analisa dan perhatian terhadap detail.

    3) Orientasi terhadap hasil, Tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih

    memusatkan perhatian pada hasil, dibandingkan perhatian pada teknik dan

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    8

    proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

    4) Orientasi terhadap individu, Tingkat keputusan manajemen dalam

    mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap individu yang ada dalam

    organisasi.

    5) Orientasi terhadap tim, Tingkat aktivitas pekerja yang diatur dalam tim, bukan

    secara perorangan

    6) Agresivitas, tingkat tuntutan terhadap orang orang agar berlaku agresif dan

    bersaing dan tidak bersikap santai.

    7) Stabilitas, Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan

    status quo berbanding pertumbuhan.

    Hofstede 1991 menyatakan bahwa budaya organisasi secara mendasar memiliki sifat-

    sifat berikut (1) Holistik (menyeluruh dan menjangkau dimensi waktu yang panjang), (2)

    Historicallydetermined (ditentukan atau mencerminkan catatan historis perusahaan), (3)

    berhubungan dengan sesuatu yang bersifat ritual dan simbolikt, (4) dihasilkan dan

    dipertahankan oleh kelompok-kelompok yang bersama-sama membentuk organisasi (sosally

    constructed), (5) halus (soft) dan (6) sukar berubah.

    C. Motivasi

    Menurut (Robbins 2002) menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah keinginan untuk

    melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan

    individu. Suatu kebutuhan (need), yang berarti suatu kekurangan secara fisik atau psikologi

    yang membuat keluaran tertentu terlihat menarik.

    Suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi menciptakan ketegangan, sehingga merangsang

    dorongan dalam diri individu. Dorongan-dorongan ini menghasilkan suatu pencarian untuk

    menemukan tujuan-tujuan tertentu, yang jika tercapai akan memuaskan kebutuhan dan

    menyebabkan penurunan tegangan.

    Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan yang mendorong seseorang

    untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah tercapainya tujuan tertentu (Munandar

    2001).

    Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan motivasi merupakan kemampuan untuk

    menggunakan usaha tingkat tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh

    kemampuan perusahaan untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu. Dalam definisi ini

    ada tiga elemen penting yaitu : usaha tujuan dan kebutuhan. Elemen usaha merupakan

    pengukuran intensitas usaha yang diarahkan menuju dan konsisten dengan tujuan organisasi

    merupakan jenis usaha yang seharusnya dicari dan motivasi merupakan proses pemenuhan

    kebutuhan.

    Gambaran teori hirarki kebutuhan maslow atas dasar sebagai berikut (Hasibuan 2001)

    1. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Iya selalu menginginkan

    lebih banyak, keinginan ini terus menerus dan hanya akan berhenti bila akhir

    hayatnya tiba.

    2. Suatu kebutuhan yang telah di puaskan tidak menjadi alat motivator bagi

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    9

    pelakunya, banyak kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi

    motivator.

    3. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang atau hirarki yang di mulai dari

    tingkat kebutuhan yang terendah physiological, safety and security, affiliation

    or acceptance, esteem or status terakhir self actualization.

    (Robbins 2002) pendekatan terkenal yang telah diterima secara luas berkaitan dengan

    motivasi adalah teori hirarki kebutuhan abraham maslow. Maslow membuat hipotesis

    bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima tingkatan kebutuhan yaitu :

    1. Kebutuhan Fisik : meliputi lapar, haus, tempat bernaung, seks dan kebutuhan

    tubuh lainnya.

    2. Kebutuhan Rasa Aman : meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik

    dan emosi.

    3. Kebutuhan Sosial : meliputi kasih saying, rasa memiliki, penerimaan dan

    persahabatan.

    4. Kebutuhan Penghargaan : meliputi factor-faktor internal seperti harga diri,

    otonomi dan prestasi serta faktor faktor eksternal seperti status pengakuan dan

    perhatian

    5. Kebutuhan Aktualisasi Diri : dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia

    lakukan, meliputi ; pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan pemenuhan

    kebutuhan diri sendiri.

    D. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan

    Karyawan secara konstan dikelilingi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi

    membentuk latar belakang yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi kerja, sikap, perilaku,

    serta persepsi karyawan pada organisasi tempat mereka bekerja. Behavior atau perilaku

    merupakan bagian dari budaya yang berkaitan dengan kinerja sebab dengan berperilaku

    seseorang akan dapat memperoleh yang ia kehendaki dan ia harapkan.

    Performance = ability x motivation (Sedarmayanti 2009). Dari pernyataan tersebut

    jelas bahwa untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja. Dalam literatur perilaku

    organisasi, berbagai penelitian mengindikasikan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif

    terhadap kinerja.

    Kemudian hubungan antara budaya organisasi dan motivasi dengan kinerja karyawan

    ditunjukkan pula pada penelitian yang dilakukan oleh Koesmono 2005 mengenai Pengaruh

    Budaya Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada

    Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur. Hasil penelitian

    tersebut menyatakan bahwa budaya organisasi, motivasi dan kepuasan kerja memiliki

    pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

    E. Kerangka Pemikiran

    Budaya organisasi yang kuat akan membantu organisasi dalam memberikan kepastian

    kepada seluruh pegawai untuk berkembang bersama, tumbuh dan berkembangnya instansi.

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    10

    Pemahaman tentang budaya organisasi perlu ditanamkan sejak dini kepada pegawai. Bila

    pada waktu permulaan masuk kerja mereka masuk ke instansi dengan berbagai karakteristik

    dan harapan yang berbeda-beda, maka melalui training, orientasi dan penyesuaian diri

    pegawai akan menyerap budaya organisasi yang kemudian akan berkembang menjadi budaya

    kelompok, dan akhirnya diserap sebagai budaya pribadi. Bila proses internalisasi budaya

    organisasi menjadi budaya pribadi telah berhasil, maka pegawai akan merasa identik dengan

    instansi nya mereka menyatu dan tidak ada halangan untuk mencapai kinerja yang optimal.

    Ini adalah kondisi yang saling menguntungkan, baik bagi instansi maupun pegawai.

    Hal tersebut diatas diperkuat pula berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh marlina

    winanti yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja

    Pegawai Pada PT ATRI Distributinon diperoleh hasil bahwa R square sebesar 0,46 artinya

    54,6% perubahan kinerja karyawan pada PT. ATRI Distribution dipengaruhi (dapat

    dijelaskan) oleh budaya organisasi dan motivasi, hal ini berarti berdasarkan hasil penelitian

    maka budaya organisasi (X1) dan motivasi (X2) secara simultan atau bersama sama

    berpengaruh nyata (signifikan) terhadap kinerja karyawan.

    Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti menyusun suatu kerangka pemikiran pada

    penelitian ini, gambaran kerangka pemikiran mengenai hubungan antara budaya organisasi

    dan motivasi kerja terhadap kinerja adalah sebagai berikut :

    F. Perumusan Hipotesis

    Dari paparan paparan yang ada di atas penulis dapat mengajukan hipotesis dalam

    penelitian ini yaitu : Diduga bahwa Budaya Organisasi Dan Motivasi Berpengaruh Secara

    Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia

    Wilayah Jambi.

    III. Metodologi Penelitian

    A. Desain Penelitian

    Dalam sebuah penelitian haruslah menggunakan metode survei telah banyak dijumpai

    pada riset riset sumber daya manusia (Isjianto 2010) metode survey merupakan metode

    pengambilan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan ataupun tulisan. Metode ini

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    11

    dilakukan dengan cara kontak ke hubungan peneliti dengan subjek penelitian untuk

    memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian

    deskriptif yaitu menggambarkan karakteristik atau variabel yang ada.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

    memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2008). Populasi pada penelitian ini adalah

    seluruh karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi.

    Populasi dalam penelitian ini berjumlah 103 orang mencakup seluruh karyawan PT.

    Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi.

    2. Sampel

    Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu

    populasi yang akan diteliti. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis

    non probability sampling. Non probability sampling jenis sampel ini tidak dipilih secara acak,

    tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih

    menjadi sampel. Teknik non probability sampling yang dipilih yaitu dengan Convenience

    Sampling yaitu responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

    kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan

    ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono 2004). Keuntungan dari teknik ini adalah

    terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti

    (Arikunto 2002).

    Dari populasi yang ada, ukuran sampel minimum diperoleh dengan menggunakan

    rumus Slovin (Umar 2003) sebagai berikut :

    Keterangan :

    n = Ukuran Sampel

    N = Ukuran Populasi

    e = Persen kelonggaran ketidak pastian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih

    dapat ditolerir, maksimum sebesar 10%.

    Berdasarkan rumus slovin di atas, maka ukuran sampel minimum pada masing masing

    cabang adalah sebagai berikut :

    = 50,7 = 51

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    12

    C. Definisi Operasional Variabel

    1. Kinerja

    Adalah prestasi kerja Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

    dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

    kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan 2000), aspek/dimensi

    pengukuran Kinerja adalah sebagai berikut :

    a. Kesetiaan meliputi indikator : Loyalitas dan Beban Moral

    b. Prestasi Kerja Meliputi indikator : Kualitas dan Kuantitas

    c. Kedisiplinan Meliputi indikator : Kepatuhan dan Keteladanan

    d. Kreatifitas meliputi indikator : Inovasi dan Kompetensi

    e. Kerjasama meliputi indikator : Kerja Tim dan Kolaborasi

    f. Kecakapan meliputi indikator : Keterampilan dan Pengalaman

    g. Tanggung Jawab meliputi indikator : Pengambilan Resiko dan Kesanggupan

    2. Budaya Organisasi

    Budaya Organisasi Merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-

    anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain (Robbins 2002),

    aspek/dimensi pengukuran Budaya Organisasi adalah sebagai berikut :

    a. Inovasi dan Pengambilan Resiko, meliputi indikator : Berinovasi dan Berani

    Mengambil Resiko

    b. Perhatian terhadap Detail meliputi indikator : Analisa dan Usaha

    c. Orientasi terhadap Hasil meliputi indikator : Fokus dan Valid

    d. Orientasi terhadap Individu meliputi indikator : Efek Hasil dan Perhatian

    e. Orintasi terhadap Tim meliputi indikator : Keinginan Bekerjasama dan

    Kerjasama Tim

    f. Agresifitas meliputi indikator : Kompetitif dan Persaingan Jenjang Karier

    g. Stabilitas meliputi indikator : Situasi Kerja dan Perubahan Tuntunan Pekerjaan

    3. Motivasi

    Motivasi merupakan sebuah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan

    kemampuan bertindak untuk mrmuaskan kebutuhan individu. Suatu kebutuhan (need) yang

    berarti suatu kekurangan secara fisik atau psikologi yang membuat keluaran tertentu terlihat

    menarik. (Maslow dalam Robbins : 2002), aspek/dimensi pengukuran Motivasi adalah

    sebagai berikut :

    a. Kebutuhan Fisik meliputi indikator : Balas Jasa yang Layak dan Fasilitas Pekerjaan

    yang Memadai

    b. Kebutuhan Rasa Aman meliputi indikator : Asuransi dan Keselamatan Kerja

    c. Kebutuhan Sosial meliputi indikator : Kebersamaan dan Kerjasama

    d. Kebutuhan Penghargaan meliputi indikator : Penghargaan dan Karier

    e. Kebutuhan Aktualisasi Diri meliputi indikator : Kepercayaan dan Ketersediaan

    Waktu

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    13

    4. Teknik Pengumpuln Data

    Pengumpulan data disini ditujukan untuk memperoleh skor yang berfungsi sebagai

    arah hubungan budaya organisasi, motivasi dan kinerja karyawan pada PT. Telekomunikasi

    Indonesia Wilayah Jambi.

    Data primer diperoleh melalui kuisioner, kuisioner disiapkan dalam bentuk pilihan

    jawaban yang sesuai dengan persepsi responden, yaitu berupa pertanyaan tertutup.

    Pengukuran data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skala likert pada interval

    1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut :

    a. Skor 1 = Sangat Tidak Setuju ;

    b. Skor 2 = Tidak Setuju ;

    c. Skor 3 = Kurang Setuju ;

    d. Skor 4 = Setuju ;

    e. Skor 5 = Sangat Setuju ;

    Untuk variabel penelitian ini, digunakan pengkategorian yang dimaksudkan untuk

    melihat apakah variabel tersebut termasuk dalam kategori sangat baik, kurang baik, atau

    sangat tidak baik. Untuk mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh (Umar 2001),

    dimana rentang skor dan rentang skala ditentukan sebagai berikut :

    RS = Rentang Skala

    N = Jumlah Sampel

    m = Jumlah Alternatif Jawaban Item

    RS

    = 40,80

    Karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 1 sampai 5 maka

    kategori pengklasifikasian untuk variabel kinerja, budaya organisasi dan motivasi dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

    Rentang

    Penelitian

    Klasifikasi Variabel

    Kinerja Budaya

    Organisasi Motivasi

    51 91.80 Sangat Rendah Sangat Lemah Sangat Rendah

    91.81 132.60 Rendah Lemah Rendah

    132.61 173.40 Sedang Sedang Sedang

    173.41 214.20 Tinggi Kuat Tinggi

    214.21 255 Sangat Tinggi Sangat Kuat Sangat Tinggi

    5. Metode Analisis

    a. Analisis Multivariat

    Uji Validitas

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    14

    Digunakan untuk mengukur kualitas atau tidaknya suatu indicator. Suatu

    kuesioner tingkat akan pergi jika pernyataan kuesioner mampu untuk

    mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam

    penelitian ini, pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan melihat

    angka signifikansi, yaitu membandingkan nilai r hitung (Corrected Item-Total

    Correlation) dengan r tabel untuk gegree of freedom (df) = n 2.

    Uji Reliabilitas

    Digunakan untuk mengukur kehandalan indikator. Jika angka reliabilitas Alpha

    Cronbach > 0,6 maka item variabel tersebut dinyatakan reliable, dan jika angka

    reliabilitas Alpha < 0,06 maka itu variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel

    (Nunnally 1964).

    b. Uji Analisis Kuantitatif

    Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik untuk data yang

    memerlukan pengukuran. Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

    independen terhadap variabel dependen.

    Untuk menguji pengaruh 2 (dua) atau lebih variabel independen terhadap 1 (satu) variabel

    dependen dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

    Rumus : Y = Variabel dependen, yaitu kinerja karyawan

    = Konstanta

    = Koefisien regresi variabel 1

    = Koefisien regresi variabel 2

    = Variabel independen 1

    = Variabel independen 2

    = Residual error

    6. Pengujian Hipotesis

    1. Uji F

    Digunakan untuk menguji tingkat signifikansi model riset dengan mengukur pengaruh

    pada variabel budaya organisasi terhadap kinerja, dan motivasi terhadap kinerja.

    Kriteria pengujian :

    a. Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung f table, sehingga tidak ada pengaruh yang

    signifikan dari X1 terhadap X2, serta X1 dan X2 terhadap Y.

    b. Ho diterima dan Ha diterima jika f hitung > f tabel, sehingga ada pengaruh yang

    signifikan dari X1 terhadap X2, serta X1 dan X2 terhadap Y.

    2. Koefisien Determinasi

    Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi dari variabel

    independen yang telah diteliti terhadap variabel dependen. Jika nilai R2 hitung semakin besar

    (mendekati satu) maka kontribusi dari variabel independen terhadap variabel dependen

    semakin besar. Hal ini mengindikasikan bahwa model yang digunakan semakin kuat untuk

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    15

    menerangkan variasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R2 hitung semakin kecil

    (mendekati nol) maka kontribusi dari variabel independen terhadap variabel dependen

    semakin kecil, dan model yang digunakan semakin lemah menerangkan variasi variabel

    dependen. Besarnya koefisien determinasi ganda (R2) berada di antara 0 dan 1 atau 0 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila angka probabilitas

    signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

    IV. Hasil dan Pembahasan

    1. Uji Validitas

    Uji validitas untuk mengetahui apakah instrumen indikator dari masing-masing variabel dapat

    digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Pada tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel

    sebanyak 51 orang, dari nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r product moment pearson dengan

    df (degree of fridom) = n 2, jadi df = 51 2 = 49, maka r tabel = 0,235. Dengan demikian jika suatu

    item pernyataan mempunyai nilai item-total correlation atau koefisien validitas > r tabel = 0,235

    maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika suatu item pernyataan mempunyai

    nilai iterm-total correlation atau koefisien validitas r tabel = 0,235 maka item pernyataan tersebut

    dinyatakan tidak valid atau gugur, sehingga item pernyataan tersebut tidak layak digunakan dalam

    kuesioner. Dari hasil yang diperoleh semua indikator menunjukkan nilai r hitung diatas r tabel,

    sehingga dapat disimpulkan semua indikator yang terkandung dalam variabel Kinerja, Budaya

    Organisasi dan Motivasi dapat dikatakan Valid.

    2. Uji Validitas

    Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari suatu alat ukur di dalam

    mengukur gejala yang sama atua membuat hasil yang konsisten. Dalam melakukan uji

    reliabilitas digunakan metode pengukuran Reliabilitas Alpha Cronbach () karena setiap butir

    pernyataan reliable/handal apabila memiliki nilai Alpha () lebih besar dari 0,60 (V. Wiratma

    Sujarweni, 2014 : 199).

    Hasil Uji Realibilitas Kuisioner

    NO Variabel Status

    1 Kinerja 0,852 Reliable

    2 Budaya Organisasi 0,892 Reliable

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    16

    3 Motivasi 0,818 Reliable

    Berdasarkan tabel 5.3.1 di atas maka dapat dilihat bahwa semua pernyataan adalah reliable,

    sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan.

    3. Gambaran Kinerja, Budaya Organisasi dan Motivasi pada PT. Telekomunikasi Indonesia

    wilayah Jambi.

    Penilaian kinerja perlu dilakukan secara subyektif mungkin karena akan memotivasi

    karyawan dalam melakukan kegiatannya. Disamping itu penilaian kinerja dapat memberikan

    informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan pengawasan terhadap perilaku

    karyawan.

    Variabel Kinerja Pegawai

    Indikator Rata-Rata Skor Kategori

    Kesetiaan 235 Kinerja Sangat Tinggi

    Prestasi Kerja 226 Kinerja Sangat Tinggi

    Kedisiplinan 241 Kinerja Sangat Tinggi

    Kreatifitas 220,5 Kinerja Sangat Tinggi

    Kerjasama 236 Kinerja Sangat Tinggi

    Kecakapan 218 Kinerja Sangat Tinggi

    Tanggung Jawab 223,5 Kinerja Sangat Tinggi

    Rata-rata 228,57 Kinerja Sangat Tinggi

    Sumber : Data Survey Penelitian (olah data 2014)

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan rata-rata pada

    variabel kinerja pegawai PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi memiliki kategori

    skor sangat tinggi dengan total skor rata-rata keseluruhan 228,57 karena berada pada rentang

    skala 214,21-255 (Kinerja Sangat Tinggi).

    Variabel Budaya Organisasi

    Indikator Rata-Rata Skor Kategori

    Inovasi dan Pengambilan Resiko 220 Budaya Sangat Kuat

    Perhatian terhadap Detail 224 Budaya Sangat Kuat

    Orientasi terhadap Hasil 236 Budaya Sangat Kuat

    Orientasi terhadap Individu 219,5 Budaya Sangat Kuat

    Orientasi terhadap Tim 239,5 Budaya Sangat Kuat

    Agrsivitas 220 Budaya Sangat Kuat

    Stabilitas 227 Budaya Sangat Kuat

    Rata-rata 226,57 Budaya Sangat Kuat

    Sumber : Data Survey Penelitian (olah data 2014)

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    17

    Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan rata-rata pada

    variabel budaya organisasi pada PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi memiliki

    kategori Budaya Sangat Kuat sebab memiliki rata-rata sebesar 226,57 berada pada rentang

    skala 214,21 255.

    Variabel Motivasi

    Indikator Rata-Rata Skor Kategori

    Kebutuhan Fisik 228 Motivasi Sangat Tinggi

    Kebutuhan Rasa Aman 230 Motivasi Sangat Tinggi

    Kebutuhan Sosial 226,5 Motivasi Sangat Tingi

    Kebutuhan Penghargaan 230 Motivasi Sangat Tingi

    Kebutuhan Aktualisasi Diri 218 Motivasi Sangat Tingi

    Rata-rata 226,5 Motivasi Sangat Tinggi

    Sumber : Data Survey Penelitian (olah data 2014)

    Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata skor yang diperoleh untuk variabel motivasi

    adalah 226,5 atau berada pada posisi motivasi yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan

    bahwa motivasi yang diberikan para atasan sudah sangat baik. Keadaan ini memberikan

    dampak yang positif bagi perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

    4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

    Analisis hasil penelitian mengenai pengaruh budaya dan motivasi terhadap kinerja

    pegawai PT. Telekomunikasi Indonesia wilayah Jambi dianalisis dengan menggunakan

    metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk membuktikan hipotesis

    yang diajukan dengan menggunakan model analisis regresi Berganda, sedangkan analisis

    kualitatif digunakan untuk menelaah pembuktian analisis kuantitatif. Pembuktian ini

    dimaksudkan untuk menguji variasi suatu model regresi yang digunakan dalam menerangkan

    variabel bebas (X) terhadap variabel terkait (Y) dengan cara menguji kemaknaan dari

    koefisien regresinya.

    Coefficients

    a

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 6.510 3.217 2.023 .049

    BUDAYA ORGANISASI .573 .063 .639 9.046 .000

    MOTIVASI .460 .087 .375 5.304 .000

    a. Dependent Variable: KINERJA

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    18

    5. Hasil Uji Parsial (Uji t)

    Nilai t hitung diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi software SPSS versi

    16. Selanjutnya nilai t hitung akan dibandingkan dengan tingkat kesalahan ( = 5%) derajat

    kebebasan (df) = (n-k). Kriteria pengambilan keputusan :

    H0 diterima jika thitung < ttabel

    Ha diterima jika thitung > ttabel

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 6.510 3.217 2.023 .049

    BUDAYA

    ORGANISASI .573 .063 .639 9.046 .000

    MOTIVASI .460 .087 .375 5.304 .000

    a. Dependent Variable: KINERJA

    6. Koefisien Determinasi

    Tabel 5.6.3 Model Summary

    Model Summaryb

    Model R R Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of

    the Estimate

    Durbin-

    Watson

    1 .930a .866 .860 1.668 2.235

    a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, BUDAYA

    ORGANISASI

    b. Dependent Variable: KINERJA

    7. Hasil Analisis

    a. Berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh nilai Koefisien regresi berganda

    X1 sebesar 0,573 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai X1 akan

    meningkatkan Y sebesar 6,510. Berdasarkan secara uji persial diperoleh hasil negan

    derajat kebebasan (df) = n-2 = 49 , di dengan demikian kriteria pengambilan

    keputusannya adalah : karena besarnya thitung 9,046 > ttabel 1,667, sehingga H0

    ditolak dan H1 diterima yang dapat diartikan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri)

    X1 berpengaruh terhadap Y.

    b. Berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh nilai Koefisien regresi berganda

    X2 sebesar 0,460 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai X2 akan

    meningkatkan Y yaitu sebesar 6,510. Berdasarkan hasil Uji parsial diperoleh hasil

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    19

    dengan derajat kebebasan (df) = n-2 = 51-2 = 49, dengan demikian kriteria

    pengambilan keputusannya adalah : karena thitung 5,304 > ttabel 1,667, sehingga H0

    ditolak dan H1 yang berarti secara parsial (sendiri-sendiri) X2 mempengaruhi Y.

    c. Berdasarkan hasil analisis determinasi diperoleh hasil nilai koefisien determinasi R2

    (R Square) sebesar 0,866 atau 86,6%. Dengan kata lain pengaruh X1 dan X2, secara

    bersama-sama terhadap Y adalah sebesar 86,6% sedangkan sisanya 13,4%

    ditentukan oleh faktor-faktor lainnya, diluar X1 dan X2, terhadap Y. Dan

    berdasarkan hasil uji Silmutan (uji f) di peroleh hasil nilai fhitung sebesar 154,666.

    Pada taraf signifikansi 5% (0,000 < 0,05) diperoleh Ftabel = 3,191. Nilai fhitung > ftabel

    (154,666 > 3,191), maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan

    bahwa X1 dan X2, secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y.

    V. Penutup

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja

    Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi, maka penulis menarik kesimpulan :

    a. Berdasarkan penelitian pada kinerja karyawan memiliki skor rata-rata yang dapat

    digolongkan sangat tinggi. Hal ini menunjukkan aktivitas kerja karyawan dalam

    menjalankan aktivitas kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi telah

    optimal.

    b. Berdasarkan penelitian pada budaya organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia

    Wilayah Jambi memiliki skor rata-rata yang dapat digolongkan sebagai budaya yang

    sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang terbentuk telah

    berjalan dengan baik.

    c. Berdasarkan penelitian pada Motivasi Kerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia

    Wilayah Jambi memiliki skor rata-rata yang dapat digolongkan sebagai Motivasi yang

    sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi karyawan yang dilakukan oleh PT.

    Telekomunikasi Indonesia sudah sangat baik.

    d. Pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT.

    Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi ternyata memiliki nilai yang baik. Hal

    tersebut dapat dilihat berdasarkan analisis regresi linier berganda yang telah dihitung

    Y = 6,510 + 0,573 X1 + 0,460 X2. Jadi budaya organisasi dan motivasi yang ada pada

    karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

    Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi.

    2. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka dapat disarankan

    beberapa hal, antara lain :

    a. PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi dari hasil penelitian telah menerapkan

    budaya organisasi yang sangat baik sebagai acuan dalam bekerja. Namun demikian

    masih terdapat indikator-indikator yang dirasa peneliti perlu ditingkatkan lagi yaitu

    Indikator Berani Mengambil Resiko dengan cara karyawan perlu didorong lagi dan

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    20

    diberikan motivasi agar berani bertindak dan mengambil resiko pada setiap

    pekerjaan yang dikerjakannya. Usaha perlu adanya dorongan dari atasan agar

    karyawan berusaha lebih giat lagi dalam bekerja bisa distimulus melalui reward dan

    bonus. Efek Hasil, karyawan perlu diberikan efek hasil dari pekerjaanya oleh

    pimpinan, efek keberhasilan yang telah dicapai maupun efek dari ketidak berhasilan

    karyawan (reward and Panisment). Perhatian, pimpinan perlu lebih memperhatiakn

    lagi para karyawannya dalam setiap tindakan mereka dalam bekerja serta dievaluasi.

    Kompetitif Pimpinan perlu menciptakan kondisi kompetitif antara karyawan yang

    lain agar tercipta lingkungan yang berdaya saing. Persaingan Jenjang Karier

    Pimpinan harus lebih memperjelas jenjang karier yang harus ditempuh oleh

    karyawan agar terciptanya persaingan jenjang karier yang sportif. Disamping itu

    juga diharapkan kedepannya, penerapan budaya organisasi lebih ditingkatkan lagi

    agar benar-benar meresap dan dijiwai oleh setiap individu yang ada dalam instansi.

    b. Motovasi yang ada pada PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi tergolong

    kepada motivasi yang sangat tinggi, namun demikian dari hasil pengukuran masih

    terdapat 5 indikator yang bernilai dibawah rata-rata. Hal ini tentunya perlu menjadi

    perhatian bagi para pimpinan yaitu ; Keselamatan Kerja hal ini erlu ditingkan lagi

    oleh pimpinan dengan cara membuat SOP pelaksanaan Keselamatan Kerja serta

    menyediakan peralatan safety kepada karyawan bagian teknis dan lapangan.

    Kebersamaan rasa kebersamaan antar karyawan harus ditingkatkan pimpinan

    melalui kegiatan silaturrahmi antar karyawan yang dijadwalkan secara rutin,

    kemudian pimpinan juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan

    rasa kebersamaan yang erat. Karier hal ini sangat perlu diperhatikan oleh pimpinan

    karena karier adalah salah satu tujuan pegawai secara internaal jenjang karier yang

    ada harus jelas dan transparan. Kepercayaan pimpinan harus memberi ruang

    kepercayaan kepada karyawannya untuk dapat bertindak sesuai dengan

    kemampuannya, karyawan diberikan ruang dan waktu serta kepercayaan yang cukup

    untuk mengembangkan potensinya bagi perusahaan. Ketersediaan Waktu disamping

    kepercayaan yang diberikan pimpinan juga perlu mempertimbangkan waktu yang

    cukup bagi karyawan untuk bertindak dan mengembangkan potensi yang ada pada

    dirinya, semua pekerjaan butuh proses dan waktu yang cukup. Kemudian motivasi

    yang ada perlu dipertahankan sekaligus meningkatkan indikator-indikator motivasi

    yang masih lemah demi tercapainya tujuan perusahaan dengan baik.

    c. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT. Telekomunikasi

    Indonesia Wilayah Jambi bernilai sangat tinggi, namun dari beberapa indikator yang

    diukur masih terdapat 8 indikator yang berada pada nilai rata-rata tentunya indikator

    ini perlu ditingkatkan lagi. Yaitu : Kualitas, kualitas hasil kerja karyawan perlu

    ditingkatkan lagi melalui pelatihan dan diklat agar kualitas kerja yang dihasilkan

    sesuai dengan standar. Kuantitas, dalam hal kuantitas juga terkait kepada item

    kualitas diatas perlu diadakannya penidikan dan pelatihan bagi karyawan guna

    meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjanya dan disertai motivasi yang cukup.

    Inovasi, dalam hal peningkatan inovasi pimpinan perlu memperhatikan ketersediaan

    waktu dan keleluasaan bagi karyawan untuk berkembang dan berinovasi melalui

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    21

    peningkatan sarana dan prasarana yang ada, tentunya hal ini akan mempermudah

    jalan bagi karyawan untuk berkreasi dan memberikan inovasi bagi perusahaan.

    Kompetensi, sejalan dengan indikator inovasi diatas karena berada dalam satu

    dimensi yaitu kreatifitas, perlu juga diadakan study banding atau magang serta

    kerjasama yang saling menguntungkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis.

    Keterampilan dan pengalaman (Dimensi Kecakapan), dimensi kecakapan dapat

    ditingkatkan melalu peningkatan kualitas SDM yang ada baik melalui kegiatan

    pendidikan maupun pelatihan serta penelitian bagi karyawan. Dimensi Tanggung

    Jawab (Pengambilan resiko dan Kesanggupan), ini dapat ditingkatkan melalui

    pemberian kepercayaan dari pimpinan kepada bawahan untuk dapat mengeksekusi

    pekerjaanya dengan baik, semakin besar kepercayaan dan kesempatan yang

    diberikan atasan, maka akan semakin besar pula keberanian pengambilan resiko dan

    kesanggupan karyawan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Selain itu

    variabel ini juga turut dipengaruhi oleh budaya organisasi dan motivasi yang kuat

    sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai. Diharapkan kedepannya kinerja

    pegawai tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan demi tercapainya kinerja

    pegawai yang berkualitas sehingga memberikan pengaruh yang positif kepada

    instansi.

    d. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah variabel lain yang dapat

    dijadikan indikator dalam penelitian lanjutan. Hal ini karena masih adanya variabel-

    variabel yang belum ditemukan penulis yang masih memiliki hubungan yang

    berkaitan dengan budaya organisasi dan kinerja pegawai.

    DAFTAR PUSTAKA

    Administrasi Negara, Lembaga, 1992 Performance Improvement Planning. Suatu

    Pendekatan Perencanaan Peningkatan Kinerja (Prestasi Kerja). Jakarta

    Abdulloh. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi, Locus of Control dan Kepuasan Kerja

    terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Barat. Tesis

    tidak dipublikasikan. Program Studi Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.

    Semarang.

    Amnuai Phithi Sithi. 1998. How to Built a Corporation Culture. The Asian Institute

    Management.

    Angelia, Velly M. 2011. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT.

    Teekomunikasi Indonesia Regional VII Makassar. Edisi Pertama.

    Bonner and Sprinkel. 2002. The Effect Monertary Incentive on Effort & task Performance

    Theories, evidence ang framework of research Accounting, Organizational and

    Society.

    Edgar H. Shcein. 1992. Organizational Culture and Leadership. MIT Sloan Manahement

    Review.

    Erna Siregar. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan. Skripsi.

    Gouzaly, Saydam. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia. Gunung Agung . Jakarta.

  • Jurnal MSDM | Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Wilayah Jambi | M. Nurmawan

    22

    Handoko, T Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE :

    Yogyakarta

    Hasibuan, Malayu, SP. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Aksara : Jakarta.

    Hasibuan, Malayu, SP. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Aksara : Jakarta.

    Isjianto, 2010.Riset Sumberdaya Manusia. Cetakan Keempat. Gramedia Pustaka : Jakarta

    Ivancevich, Konopaske dan Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi.

    Erlangga : Jakarta

    Koesmoyo, H teman. 2005. Pengaryh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan

    Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala

    Menengah Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 7, No. 2, hal 171-

    188.

    Mathis dan Jacson. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia. Salemba Empat, Buku 1 :

    Jakarta.

    Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Perilaku dan Budaya Organisasi. PT. Retika Aditama

    : Bandung.

    Masrukin dan Waridin. 2006. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya

    Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai. Ekobis, Vol 7, No 2.

    Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Perilaku dan Budaya Organisasi. PT. Retika Aditama

    : Bandung.

    Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. PT. Retika Aditama

    : Bandung.

    Ndraha, Taliziduhu. 2003. Budaya Organisasi. Salemba Empat : Jakarta.

    Ojo, Ulu. 2009. Impact Assesment of Corporate Culture on Employee Job Performance.

    Business Intelegence Journal. Vol 2, pp. 338-397.

    Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Erlangga :

    Jakarta.

    Schemeron. 2005. Management. 8th ed. Prentice Hall : USA.

    Sedermayanti. 2009. SDM dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju : Bandung.

    Soebandi dkk. 2006. Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan Daerah.

    Bandung.

    Sujarweni, Wiratna V.2014. SPSS untuk Penelitian. Pustaka Baru Press : Yogyakarta.

    Suprihanto, Jhon. 1988. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan Karyawan.

    BPFE : Yogyakarta.

    Syuhandhak, Mokhammad. 1994. Profesionalisasi PNS melalui Program Inventarisasi dan

    Standarisasi Jabatan. Seri Kertas Kerja Puslitbang BKN Vol. 1 No 06.

    Tika, pabundu, H. Moh. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

    Bumi Aksara : Jakarta.

    Umar Husein. 2003. Riset Sumberdaya Manusia dalam Organisasi. Gramedia Pustaka

    Utama : Jakarta.