c Isi Makalah

24
22 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium adalah sebuah tempat yang biasa digunakan oleh praktikan untuk melakukan berbagai macam kegiatan ilmiah, dari kegiatan tersebut tentunya akan memberikan dampak bagi ingkungan internal maupun eksternal. Dampak yang sering ditimbulkan dari kegiatan eksperimen adalah limbah. selain itu dalam melakukan percobaan tentunya menggunakan alat-alat laboratorium dalam hal ini sering terjadi kesalahan dan kelalaian praktikan dalam menggunakan alat sebelum dan sesudah digunakan. Sudah banyak di laboratorium lain yang menerapkan prinsip safety di laboratorium, tetapi di laboratorium pendidikan yaitu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sosialisasi mengenai cara bekerja, dan mengelola laboratorium masih kurang sehingga belum bisa di terapkan. Oleh karena itu makalah ini di buat untuk mengetahui seberapa jauh kita sebagai praktikan mampu menggunakan laboratorium dengan baik, dan menerapkan prinsip safety, managemen alat dan bahan, serta managemen limbah ketika melakukan eksperimen. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat di temukan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah praktikan memanfaatkan dan menggunakan laboratorium dengan baik? 2) Apakah pengelolaan laboratorium pendidikan sudah benar? 3) Bagaimana keselamatan kerja di dalam laboratorium ? 1.3 Tujuan

Transcript of c Isi Makalah

Page 1: c Isi Makalah

22

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium adalah sebuah tempat yang biasa digunakan oleh praktikan untuk melakukan berbagai macam kegiatan ilmiah, dari kegiatan tersebut tentunya akan memberikan dampak bagi ingkungan internal maupun eksternal. Dampak yang sering ditimbulkan dari kegiatan eksperimen adalah limbah. selain itu dalam melakukan percobaan tentunya menggunakan alat-alat laboratorium dalam hal ini sering terjadi kesalahan dan kelalaian praktikan dalam menggunakan alat sebelum dan sesudah digunakan. Sudah banyak di laboratorium lain yang menerapkan prinsip safety di laboratorium, tetapi di laboratorium pendidikan yaitu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sosialisasi mengenai cara bekerja, dan mengelola laboratorium masih kurang sehingga belum bisa di terapkan. Oleh karena itu makalah ini di buat untuk mengetahui seberapa jauh kita sebagai praktikan mampu menggunakan laboratorium dengan baik, dan menerapkan prinsip safety, managemen alat dan bahan, serta managemen limbah ketika melakukan eksperimen.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di temukan rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apakah praktikan memanfaatkan dan menggunakan laboratorium dengan baik?

2) Apakah pengelolaan laboratorium pendidikan sudah benar?

3) Bagaimana keselamatan kerja di dalam laboratorium ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1) Untuk mengetahui pentingnya managemen laboratorium 2) Untuk mengetahui bagaimana proses dan pentingnya

keselamatan kerja Praktikan di dalam laboratorium.

Bab II Pembahasan

Page 2: c Isi Makalah

22

2.1 Permasalahan

Laboratorium adalah sebuah tempat yang biasa digunakan oleh praktikan untuk melakukan berbagai macam kegiatan ilmiah, dari kegiatan tersebut tentunya akan memberikan dampak bagi ingkungan internal maupun eksternal. Dampak yang sering ditimbulkan dari kegiatan eksperimen adalah limbah. selain itu dalam melakukan percobaan tentunya menggunakan alat-alat laboratorium dalam hal ini sering terjadi kesalahan dan kelalaian praktikan dalam menggunakan alat sebelum dan sesudah digunakan. Masalah tersebut seperti praktikan mampu menggunakan laboratorium dengan baik, tetapi tidak menerapkan prinsip safety, tidak disiplin dalam menggunakan dan mengelola alat dan bahan, serta managemen limbah yang belum sempurna.

2.2 Landasan Teori

Pengertian laboratorium Pendidikan

Laboratorium Pendidikan disebut, adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Kunto,2011).

Pengelolaan

Pengertian pengelolaan adalah

KEGIATAN MENGGERAKKAN SEKELOMPOK ORANG (SDM), KEUANGAN, PERALATAN, FASILITAS DAN ATAU SEGALA OBYEK FISIK LAINNYA SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN UNTUK MENCAPAI TUJUAN ATAU SASARAN TERTENTU YANG DI HARAPKAN SECARA OPTIMAL

Pengelolaan (management) meliputi :

Managemen Laboratorium yang di bahas pada makalah ini meliputi: Managemen Safety, ALat dan Bahan, dan Limbah.

Keamanan dan Keselamatan di Laboratorium Pendidikan IPA

Keamanan dan keselamatan laboratorium, serta keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam pengelolaan (manajemen) laboratorium. Hal ini perlu perhatian dari penanggung jawab kegiatan laboratorium. Penanggung jawab pelaksana kegiatan tidak boleh membiarkan praktikan melakukan kegiatan tanpa

Page 3: c Isi Makalah

22

pengawasan dan bimbingannya; terutama kepada murid-murid yang masih hijau dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab pelaksana kegiatan laboratorium harus bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan laboratorium pada umumnya serta keselamatan kerja praktikan.

Penyimpanan, pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium Pendidikan IPA

Pemeliharaan alat-alat laboratorium berkaitan erat dengan penyimpanan alat-alat laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab pelaksana kegiatan setelah praktikum selesai, sebaiknya memerintahkan kepada laboran untuk membersihkan alat-alat percobaan dan menyimpannya ke dalam tempat-tempat yang telah disediakan. Jangan lupa, juga memerintahkan kepada laboran untuk membersihkan ruang laboratorium.

Uraian tersebut menggambarkan betapa eratnya penyimpanan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-alat laboratroium. Oleh karena itu, kerjasama, dan saling tanggung jawab antara penanggung jawab kegiatan, laboran, dan teknisi laboratorium Pendidikan IPA harus dijaga dan dilestarikan.

Penyimpanan, pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium Pendidikan IPA meliputi :

1) Penyusunan jadwal pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

2) Pembersihan peralatan dan bahan ( sebelum digunakan)

3) Penataan peralatan dan bahan ( setelah digunakan)

4) Penyimpanan peralatan dan bahan ( jika tidak digunakan/ setelah digunakan)

5) Melakukan kalibrasi alat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat:1. bahan dasar pembuat alat (kaca, logam atau kayu)2. bobot alat3. kepekaan alat terhadap lingkungan4. pengaruh alat yang lain5. kelengkapan perangkat alat dalam satu set.

Managemen Limbah

Limbah adalah zat yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia (Ahmad,2011).

Limbah laboratorium berasal daria) Penelitian

Page 4: c Isi Makalah

22

b) Praktikumc) Analisisd) Pengujiane) Produksi

Penanganan dan pembuangan limbahAturan pembuangan limbah

a) Baca MSDSb) Jangan membuang bahan pelarut organik, logam berat,

sianida, sulfida, asam/basa, bahan-bahan padat kedalam saluran pembuangan air.

c) Sampah berbahaya dibuang dalam wadah khusus dan berlabel.

Apabila limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan, maka limbah dapat disimpan terlebih dahulu,kemudian di buang

ke tempat pembuangan limbah untuk di daur ulang.

Penyimpanan limbah

Penyimpanan dalam drum syarat nya:

1. Drum tertutup2. Diletakkan di lantai dasar dengan posisi tegak3. Drum di gedung tertutup berventilasi4. Drum beralaskan papan5. Limbah yang berpotensi reaksi,terbakar, meledak mengeluarkan

beracun harus dipisahkan.

Penyimpanan dalam tangki

Syarat :a) Tangki harus tertutup dan terpelihara, digunakan hanya untuk

jenis limbah yang sesuaib) Harus ada pengukur volume dan alarmc) Terlindung dari hujan

Teknologi pengolahan limbahSecara fisik :Pemisahan dan mengkonsentrasikan dengan proses pengendapan dan penyaringan.Secara kimia :Dilakukan reaksi redok serta Limbah dinetralkan dan Diendapkan.Secara biologi:Limbah diuraikan oleh mikroorganisme.

2.3 Analisis

Sebelum membahas mengenai kesalahan yang serting terjadi di dalam laboratorium pendidikan IPA, sudah ada penjelasan tentang bagaimana cara menerapkan keselamatan dan keamanan bekerja di laboratorium, cara penyimpanan dan pemeliharaan alat-alat laboratorium, serta pengolahan limbah. Berikut ini adalah

Page 5: c Isi Makalah

22

beberapa data yang saya kumpulkan, tentang hal-hal di atas, berkaitan dengan kesalahan yang sering terjadi di Laboratorium Pendidikan IPA.

Kesalahan mengenai keselamatan dan keamanan di Laboratorium

1) Bekerja dengan Bahan Kimia Tanpa Panduan MSDSMSDS alias Material Safety Data Sheet  adalah dokumen

pendamping suatu bahan kimia yang menjelaskan semua hal terkait dengan keselamatan dalam menggunakan bahan tersebut. Misalnya di MSDS dijelaskan mengenai Alat Pelindung Diri (APD) apa saja yang harus kita kenakan.

Saran: Biasakan sebelum melakukan praktikum membaca MSDS untuk keselamatan dalam menggunakan bahan tersebut.

2) Tidak Memakai Jas Lab Saran: Sebelum masuk Laboratorium harus menggunakan Jas

Lab untuk keselamatan kerja. Karena jas lab adalah pelindung untuk melindungi tubuh dan pakaian biasa kita dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan kimia berbahaya. Jika kita bekerja di lab tanpa mengenakan jas lab, dapat membahayakan diri sendiri dan menyebarkan bahan berbahaya ke manna-mana, kita pun akan membawanya pulang ke rumah

3) Memakai Jas Lab Kemana-mana Saran: Apabila ingin keluar dariLaboratorium sebaiknya Jas

Lab di buka, karena jas yang digunakan sudah pasti kotor, jika di bawa keluar dan masuk lagi ke lab maka kondisi Lab akan tercemar. Selain itu jika kemana-mana memakai jas lab artinya menyebarkan bahan berbahaya ke seluruh ruangan bukan lab.

4) Sarung Tangan juga Bisa Bahayao Tidak Memakai sarung Tangano Memakai sarung Tangan Berkali-kalio Memakai sarung Tangan di Luar Lab, dan menempel dimana-

mana Saran: Sebaiknya menggunakan sarung tangan, untuk

melindungi tangan dari tumpahan bahan kimia. Sarung tangan hanya di pakai untuk satu kali, karena banyak

kotoran, atau zat kimia berbahaya di sarung tangan, akan membahayakan lagi jika sarung tangan di gunakan berkali-kali.

Sama halnya dengan jas lab, jika memakai sarung tangan di luar lab, tentu akan ada kotoran-kotoran dari lab yang menempel dimana-mana. Jadi gunakan APD hanya untuk di laboratorium.

Page 6: c Isi Makalah

22

5) Tidak Memakai Masker Saran: Ketika masuk ke Laboratorium harus memakai masker.

Apabila tercium aroma yang menyengat, segeralah memakai masker, karena sebagian bahan kimia dapat membahayakan kesehatan apabila terhirup. Akan tetapi memakai masker setelah menghirup juga masih dapat membahayakan. Jadi sebelum masuk Laboratorium APD sudah di pakai.

6) Masuk Lab dengan Sepatu Kotor Saran: Saat memasuki Laboratorium, sebaiknya

menggunakan sepatu yang bersih/steril atau sepatu khusus di dalam Laboratorium.

Saran: Jangan memakai sandal, karena jika ada tumpahan bahan kimia, kaki tidak terlindung.

7) Malas Menggunakan Kacamata Pelindung (Googles) Saran: Selama kita bekerja di lab ada kemungkinan

mata kita terpercik serbuk, cairan atau asam, sebaiknya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, gunakanlah Googles.

8) Melongokkan Kepala ke Fume Hood atau Laminar Air Flow Hood Saran: Sebaiknya melihat dari bagian atas, atau dari

luar saja, karena kalau kepala kita masuk ke fume hood, kepala kita jadi tidak terlindungi dari bahan-bahan berbahaya, sementara kalau saat bekerja dengan laminar air flow, eksperimen akan jadi korbannya karena tercemari kontaminan dari kepala.

9) Makan-minum di dekat meja Praktikum Saran: Sebelum praktikum sebaiknya makan terlebih

dahulu, agar tidak makan di laboratorium ketika sedang praktikum. Makan-minum umumnya dilarang keras saat kita berada di lab. Meski kita yakin aman-aman saja makan-minum di meja lain yang dekat dengan meja kerja lab, tapi apakah kita yakin tak ada uap atau serbuk halus bahan kimia/mikroba yang berterbangan .

10) Memakai Googles tapi Tidak Anti-UV Saran: Hati-hati jika hendak bekerja dengan sinar UV.

Meski mata kita dilindungi googles, tapi cek dulu apakah googles kita memiliki pelindung dari sinar UV atau tidak. Jika kita menengok langsung hasil elektroforesis gel yang divisualisasi dengan UV transilluminator tanpa googles yang anti UV, yang jadi korban adalah retina mata kita.

11) Memakai Googles Anti UV, tapi Tangan Telanjang Saran: Tanpa kita sadari, meski mata dilindungi googles tapi

kita sering lupa memakai sarung tangan, padahal saat memotong gel, tangan kita akan terpajang (terekspos) sinar

Page 7: c Isi Makalah

22

UV. Mata selamat tapi tangan terbakar UV. Jadi jangan lupa untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap.

12) Membuka Tutup Botol Penyimpanan Bahan Kimia tidak di balik

Saran: Membuka tutup botol yang benar adalah tutupnya di balik, bagian terluar tutup di letakkan di bawah, jika di atas maka bahan kimia yang menempel di tutup akan tercecer di tempat itu.

13) Mengocok Larutan dengan Tabung Reaksi dan Menutupnya dengan Ibu Jari

Saran: Seharusnya tabung reaksi di tutup dengan karet penutup, jika dengan jari bisa saja terjadi kecelakaan karena sifat dari bahan kimia tersebut.

Kesalahan Mengenai Managemen Alat dan Bahan

1) Lab Menjadi DapurPerbedaan antara lab dan dapur hanya tipis saja, di lab ada

microwave oven, ada kulkas/referigerator dan aja juga air putih (aquadest).

Saran: Sebaiknya alat-alat tersebut digunakan hanya untuk kepentingan praktikum, bukan untuk kepentingan pribadi atau praktikan.

2) Menyimpan alat-alat laboratorium di lemari tidak beraturan

Saran: Sebaiknya tempat penyimpanan alat laboratorium diperbanyak.

Almari (tempat peralatan) harus dilengkapi dengan daftar alat yang tersimpan di dalamnya.

Kelompokkan alat berdasarkan :

Jenis Alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu

Jenis bahan pembuat, misalnya kaca, porselin, logam dan kayu

Buat skala prioritas, alat-alat yang sering digunakan dan jarang digunakan, tujuannya untuk memudahkan jangkaun, dan susunannya tetap rapih.

Yang sering digunakan misalnya: gelas kimia

Page 8: c Isi Makalah

22

Yang jarang digunakan misalnya: lumpang & alu Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil

sendiri oleh Praktikan dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah.

Pengaturan perabot laboratorium Prinsip keamanan Prinsip Kemudahan

Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat , perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).

Prinsip Keleluasaan Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan

perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Prinsip Keindahan

3) Menyimpan alat setelah digunakan di meja praktikum

Saran: Memperbanyak tempat penyimpanan alat laboratorium, karena ada dua hal yang menyebabkan praktikan menaruhnya begitu saja di meja praktikum: Kurangnya tempat peniympananan dan ketidakrapihan praktikan.

4) Tidak Mencuci alat Sebelum digunakan

Saran: Biasakan untuk mencuci alat sebelum digunakan, dengan sabun.

Bila perlu alat di sterilkan.

5) Tidak Mencuci Alat setelah digunakan

Saran: Biasakan untuk mencuci alat sebelum digunakan, dengan sabun.

Bila perlu alat di sterilkan.

6) Tidak Melakukan Kalibrasi Alat

Saran: Sebaiknya sebelum menggunakan alat, lakukan kalibrasi terlebih dahulu, jika tidak akan berdampak pada hasil eksperimen, bisa baik bisa buruk.

7) Melakukan Kalibrasi Neraca dengan Tangan Langsung

Page 9: c Isi Makalah

22

Saran: Sebaiknya melakukan kalibrasi dan menggeser timbel Neraca O’haus dengan menggunakan alat bantu seperti spatula. Agar tidak merusak alat tersebut dengan beban tangan.

8) Tidak Memeriksa keadaan Alat yang digunakan

Saran: Biasakan untuk teliti dalam bekerja, periksa semua alat yang akan digunakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium.

9) Tidak Mengelompokkan Alat dan Bahan yang sering digunakan

Saran: Ikuti panduan umum ini saat menyimpan bahan kimia dan peralatan bahan kimia:

Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.

Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.

Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan ini utamanya penting dikawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya.

Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari. Jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari kepala sprinkler.

Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).

Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau

bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.

Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris.

Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.

Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.

Page 10: c Isi Makalah

22

Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar yang disetujui.

Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari langsung.

Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad. Untuk mendapatkan gambaran metode pengodean warna untuk penyusunan bahan kimia.

Setiap wadah bahan kimia harus dilengkapi dengan label karakteristik bahan.

Penempatan bahan harus terklasifikasi sesuai tingkat bahayanya dan rak penyimpanan bahan dilengkapi dengan label tanda bahaya

10) Menyimpan Alat dan Bahan yang Sering digunakan di luar Jangkauan

Saran: Sebaiknya alat dan bahan yang sering digunakan di simpan di tempat yang mudah di jangkau, sehingga tidak menyulitkan pada saat akan digunakan.

11) Membawa Bahan Kimia keluar dengan Terbuka

Saran: Membawa bahan kimia harus dengan wadah tertutup, seperti pada gambar di atas. Saat memindahkan bahan kimia di lokasi kerja, gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti kaleng karet, untuk membawa bahan kimia yang disimpan dalam botol.

12) Menyimpan zat yang bersifat asam di lemari asam

Saran: Kelompokkan bahan kimia sesuai dengan karakteristiknya, dan simpan di tempat khusus untuk bahan tersebut, sifat asam jangan di simpan bersamaan dengan sifat basa.

13) Tidak ada tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan

Page 11: c Isi Makalah

22

Saran: Memperbanyak unit penyimpanan alat dan bahan.

14) Tidak ada label kelompok penyimpanan bahan

Saran: Meskipun sudah di simpan rapih, perlu adanya label untuk memudahkan praktikan dalam mencari lokasi bahan tersebut, dan mengetahui karakteristik zat.

15) Pancuran air atau sistem penyiram (sprinkler)di Laboratorium tidak di rawat

Saran: Meskipun jarang digunakan tetapi harus dirawat agar ketika dibutuhkan alat dapat digunakan, minimal setiap hari dinyalakan agar besi atau pipa nya tidak berkarat, jika berkarat dan digunakan untuk menyiram mata maka akan menambah bahaya si korban

16) Alat Pemadam Kebakaran tidak diganti

Saran: Setiap dua tahun sekali alat pemadam kebakaran harus diganti, meskipun jarang digunakan bahkan tidak pernah digunakan.

Kesalahan Mengenai Managemen Limbah

Kesalahan mengenai managemen limbah yang saya temui di Laboratorium adalah: Membuang bahan kimia setelah praktikum langsung ke wastafel, sehingga limbah tidak di olah dengan baik.

Saran: Sebelum mengolah limbah kan lebih baik jika seorang praktikan mampu mencegah Limbah

Pengurangan bahan yang digunakan di setiap langkah eksperimen penting untuk pencegahan limbah, serta untuk keselamatan dan keamanan laboratorium.

Untuk mencegah limbah, ikuti strategi berikut:o Pikirkan cara penggunaan produk reaksi dan buat

sejumlah keperluan saja.o Pikirkan biaya pembuatan dan penyimpanan bahan

yang tidak dibutuhkan. DUA BELAS PRINSIP BAHAN KIMIA RAMAH LINGKUNGAN

o Cegah limbah. Rancang sintesis kimia yang tidak menyisakan limbah apa pun yang harus diolah atau dibersihkan.

o Rancang bahan kimia dan produk yang lebih aman. Rancang produk kimia yang sangat efektif, namun hanya mengandung sedikit racun atau tidak sama sekali.

Page 12: c Isi Makalah

22

o Rancang sintesis bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya. Rancang sintesis untuk menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak beracun sama sekali bagi manusia dan lingkungan.

o Gunakan bahan mentah yang dapat diperbarui. Hindari menghabiskan bahan mentah dan bahan mentah untuk industri. Bahan mentah untuk industri yang dapat diperbarui dibuat dari produk pertanian atau limbah dari proses lainnya. Bahan mentah untuk industri yang tidak dapat diperbarui ditambang atau terbuat dari bahan bakar fosil (yaitu, minyak tanah, gas alam, batu bara).

o Gunakan katalis, bukan reagen stoikiometrik. Katalis digunakan dalam jumlah kecil dan dapat melakukan reaksi tunggal beberapa kali. Katalis tersebut sebaiknya reagen stoikiometrik, yang digunakan dalam jumlah berlebihan dan hanya bekerja sekali.

o Hindari derivatif kimia. Derivatif menggunakan reagen tambahan dan menghasilkan limbah. Hindari menggunakan kelompok penghambat atau pelindung atau modifi kasi apa pun.

o Maksimalkan ekonomi atom. Rancang sintesis sehingga produk akhir mengandung proporsi maksimal bahan awal. Hanya boleh ada sedikit, jika ada, atom yang terbuang.

o Gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman. Hindari menggunakan pelarut, bahan pemisah, atau bahan kimia tambahan lainnya. Jika bahan ini diperlukan, gunakan bahan kimia yang tidak berbahaya.

o Tingkatkan efi siensi energi. Jalankan reaksi kimia pada suhu ruang dan tekanan bila memungkinkan.

o Rancang bahan kimia dan produk agar terurai setelah digunakan. Produk kimia yang terurai menjadi zat yang tidak berbahaya setelah digunakan tidak berakumulasi di lingkungan.

o Cari cara untuk mengurangi jumlah langkah dalam eksperimen.

o Tingkatkan hasil.o Daur ulang dan gunakan ulang bahan jika mungkin.o Koordinasikan pekerjaan dengan rekan kerja yang

mungkin menggunakan beberapa bahan kimia yang sama.

o Gunakan metode analitik paling sensitif yang ada saat melakukan analisis.

Page 13: c Isi Makalah

22

o Pertimbangkan jumlah reagen, pelarut, dan bahan berbahaya yang digunakan dengan peralatan laboratorium otomatis saat membeli sistem baru.

o Pisahkan limbah tidak berbahaya dari limbah berbahaya.

o Pertimbangkan penggunaan sistem pemurnian kolom untuk mendaur ulang pelarut yang digunakan.

Menggunakan Pelarut dan Bahan Lainnya yang Lebih Aman Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan lain yang

memiliki potensi bahaya lebih kecil bagi pelaku eksperimen dan lainnya?

Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan yang mengurangi atau meniadakan limbah berbahaya serta biaya pembuangannya?

Langkah-langkah Pengelolaan LimbahLangkah-langkah utama pengelolaan limbah adalah sebagai berikut.

Mengidentifi kasi limbah dan bahayanya. Mengumpulkan dan menyimpan limbah dengan cara yang

tepat. Mempertimbangkan pengurangan bahaya jika bisa. Membuang limbah dengan baik.

Opsi Pembuangan

InsinerasiInsinerasi adalah metode pembuangan limbah laboratorium yang umum. Insinerasi biasanya dilakukan di oven berputar pada suhu tinggi (649-760°C). Teknologi ini sepenuhnya menghancurkan sebagian besar bahan organik dan secara signifi kan mengurangi residu bahan yang harus dibuang di tempat sampah. Namun, opsi ini mahal karena memerlukan volume bahan bakar yang banyak untuk mencapai suhu yang diperlukan. Selain itu, beberapa bahan, seperti merkuri dan garam merkuri, mungkin tidak dapat diinsinerasi karena peraturan dan pembatasan kemampuan penghancurannya.

Pembuangan di Pipa Drainase Pembuangan di sistem drainase (melewati pipa

pembuangan) dulunya umum dilakukan, tetapi praktik ini telah sangat berubah.

Banyak fasilitas laboratorium industri dan akademik telah sepenuhnya meniadakan pembuangan ke saluran drainase. Sebagian besar pembuangan ke saluran drainase dikendalikan secara lokal, dan sebaiknya konsultasikan dengan fasilitas drainase setempat untuk mengetahui apa saja yang diperbolehkan.

Pertimbangkan pembuangan sebagian bahan limbah kimia di pipa drainase jika fasilitas drainase memperbolehkannya. Bahan kimia yang mungkin diizinkan untuk dibuang di pipa drainase meliputi larutan

Page 14: c Isi Makalah

22

air yang terurai secara alami dan larutan toksisitas rendah dari zat-zat anorganik. Cairan mudah terbakar yang tercampur air sering kali dilarang untuk dibuang di sistem drainase. Bahan kimia bercampur air tidak boleh masuk ke saluran drainase.

Buang limbah yang tepat di saluran drainase yang mengalir ke fasilitas drainase, tidak ke sistem pembuangan air hujan (storm drain) atau septik (kakus).

Alirkan limbah dengan air yang jumlah seratus kali lebih banyak.Periksa secara berkala apakah saluran keluar air limbah di laboratorium tidak melebihi batas konsentrasi.

Pelepasan ke Atmosfer Pelepasan uap ke atmosfer, seperti melalui saluran

keluar evaporasi atau tudung asap yang terbuka, bukan metode pembuangan yang diperbolehkan.

Pasang perangkat perangkap yang tepat di semua alat untuk pengoperasian yang diperkirakan akan melepaskan uap.

Tudung asap dirancang sebagai perangkat pengaman untuk menjauhkan uap dari laboratorium jika terjadi keadaan darurat, tidak sebagai sarana rutin untuk membuang limbah yang menguap. Sebagian laboratorium memiliki unit yang berisi filter penyerap, tetapi kapasitas serapnya terbatas.

Pengaturan arah tudung asap ke perangkat perangkap biasa bisa sepenuhnya meniadakan pelepasan uap ke atmosfer.

Pembuangan Limbah yang Tidak Berbahaya Jika aman dan diperbolehkan oleh peraturan setempat,

pembuangan sampah yang tidak berbahaya melalui cara pembuangan sampah biasa atau saluran drainase bisa sangat mengurangi biaya pembuangan. Namun, ada banyak risiko yang terkait dengan bahan-bahan yang mungkin tidak dilabeli atau diuraikan secara benar. Selain itu, peraturansetempat mungkin membatasi pembuangan limbah di sistem perkotaan.

Periksalah peraturan dan ketentuan kewenangan manajemen limbah padat setempat. Kembangkan daftar bahan limbah yang dapat dibuang dengan aman dan sah di tempat pembuangan biasa.

Limbah biasa yang tidak ditetapkan sebagai berbahaya oleh aturan meliputi garam tertentu (msl, kalium klorida, natrium karbonat),berbagai produk alami (msl, gula, asam amino), dan bahan lembam yang digunakan di laboratorium (msl, resin dan gel kromatografi yang tidak terkontaminasi).

Di beberapa tempat, vendor limbah berbahaya mungkin membantu pembuangan bahan lembam.

Pembuangan Limbah Di Luar Laboratorium

Page 15: c Isi Makalah

22

Tujuan akhir limbah mungkin fasilitas pengolahan, penyimpanan, dan pembuangan. Di sinilah limbah ditampung, diolah (biasanya melalui aksi kimiawi atau insinerasi), atau langsung dibuang. Meskipun limbah telah meninggalkan laboratorium, laboratorium tetap bertanggung jawab atas nasib jangka panjang limbah tersebut. Laboratorium harus benar-benar mempercayai dan mengandalkan fasilitas pembuangan, serta pengangkut yang membawa limbah ke fasilitas.Pembuangan Limbah Kimia Yang Perlu Diperhatikan (COC)Akhir masa pakai bahan kimia yang perlu diperhatikan (COC) adalah pada saat dipakai dalam proses di laboratorium atau saat dibuang. Kembangkan dan terapkan program pembuangan bahan kimia yang meliputi langkah-langkah berikut ini.

o Pastikan fasilitas atau proses pembuangan tersedia untuk COC.

o Kembangkan prosedur yang menguraikan bagaimana cara mengumpulkan dan menyimpan limbah

dengan aman; bagaimana limbah akan dikeluarkan dari laboratorium;

dan bagaimana cara pekerja laboratorium memberi tahu

petugaskeselamatan dan keamanan kimia (CSSO) jika mereka memiliki bahan yang tidak diinginkan yang akan dibuang.

o Selalu lakukan pencatatan untuk memenuhi ketentuan peraturan yang meliputi, setidaknya, tanggal pembuangan, jumlah yang dibuang, dan metode pembuangan.

o Simpan catatan pembuangan seluruhnya atau sesuai dengan ketentuan peraturan.

Page 16: c Isi Makalah

22

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari uraian masalah di atas serta saran-saran nya dapat di simpulkan bahwa:

1) Praktikan sudah memanfaatkan laboratorium dengan baik, namun karena kurang disiplin, maka banyak kesalahan-kesalahan yang sering terjadi di laboratorium tanpa di sadari.

2) Managemen laboratorium pendidikan masih kurang, dan perlu di tingkatkan. Terutama pada masalah safety, ketersediaan lemari dan rak penyimpanan alat dan bahan, dan pengelolaan limbah.

3) Pengurus dan praktikan kurang memperhatikan limbah yang dihasilkan,limbah hasil eksperimen sering di buang langsung ke wastafel.

4) Peraturan perlu di tegaskan lagi agar praktikan lebih disiplin ketika bekerja di laboratorium

3.2 Saran

Saran ini merupakan tindak lanjut dari kesimpulan yaitu:

1) Sebaiknya di buat jadwal dalam mengelola dan menjaga laboratorium sebelum dan sesudah digunakan.

2) Memberikan sanksi kepada yang melanggar, sanksinya harus memiliki tingkatan sesuai dengan apa yang dilakukan.

3) Ada penghargaan bagi praktikan yang disiplin walaupun hanya sederhana, agar semuanya termotivasi untuk disiplin kerja di laboratorium.

Page 17: c Isi Makalah

22

Daftar Pustaka

Anastas, Paul.dkk.1998. Green Chemistry: Theory and Practice (Bahan Kimia Ramah Lingkungan: Teori dan Praktik) . New York: Oxford University Press.

Hamid , A. Ahmad.2009. Kajian Fisika Sekolah, Diktat Kuliah. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.

Purbono, Kunto.2011.Dokumentasi Pengelolaan Laboratorium. Bandung: UPI Press.Anonim.2009.Laboratorium.http://iratralala.blogspot.com/2009/12/

lab.html . Diakses pada 4 Januari 2013 pukul 13.oo

Lampiran

Page 18: c Isi Makalah

22

Salah Benar

Page 19: c Isi Makalah

22

Seharusnya alat di simpan dalam keadaan tidak bediri, karena di khawatirkan akan jatuh dan pecah

Seharusnya alat di simpan dalam keadaan tidak bediri, karena di khawatirkan akan jatuh dan pecah

Seharusnya Alat-alat di simpan dan di kelompokkan sesuai jenisnya

Page 20: c Isi Makalah

22

Seharusnya Alat-alat di simpan dan di kelompokkan sesuai jenisnya

Seharusnya Alat-alat di simpan dan di kelompokkan sesuai jenisnya

Sumber foto: Eka Yuli Kartika, Laboratorium Pendidikan IPA.