c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran,...

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2008) pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orangmelakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo,2007). Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut : 1) Kesadaran (awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek (stimulus). 2) Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus atau objek tertentu. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. 7

Transcript of c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran,...

Page 1: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2008) pengetahuan

(knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orangmelakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo,2007).

Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan dan orang

yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi

proses sebagai berikut :

1) Kesadaran (awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek (stimulus).

2) Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus atau objek tertentu.

Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

7

Page 2: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

8

3) Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya

terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

responden sudah tidak baik lagi.

4) Trial dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adopsi (adaption) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoadmodjo, 2007).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2007), yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasi materi tersebut secara benar.

Page 3: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

9

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode dan adanya prinsip terhadap objek yang

dipelajari.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek ke dalam komponen–komponen tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lainnya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003 dikutip

oleh Wawan, 2010) adalah sebagai berikut :

Page 4: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

10

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang dikemukakan

oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta

empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan

Page 5: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

11

oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh

Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan

penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

d. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dipengaruhi beberapa faktor antara

lain:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak

pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan

sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan

bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh

pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang suatu

objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek

Page 6: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

12

negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif

dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap objek tersebut.

2) Mass media / informasi

Informasi yangdiperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-

lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi adalah hal yang dilakukan orang–orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

Page 7: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

13

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang

berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan

profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah

dan etik yang bertolakbelakang dari masalah nyata dalam bidang

kerjanya.

Page 8: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

14

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu orang usia madya

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

e. Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat–tingkat

tersebut diatas (Notoadmodjo, 2007).

Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan diberikan

pertanyaan–pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian. Kemudian

digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik (76%-100%), cukup(56%-

75%), dan kurang (>56%) (Menurut Arikunto dikutip oleh Wawan,

2010).

Page 9: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

15

2. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

(Hanifah, 2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan

dibagi dalam 3 triwulan, triwulan pertama dimulai dari konsepsi

sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6

bulan, triwulan ketiga dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan

(Saifudin, 2008).

b. Lama Kehamilan

Proses kehamilan itu sendiri terdiri dari 3 masa yang disebut

trimester. Trimester pertama adalah minggu pertama sampai 11

minggu 6 hari, trimester kedua adalah minggu ke-12 hingga 27 minggu

6 hari, dan trimester ketiga adalah minggu ke-28 hingga si buah hati

lahir dalam waktu yang cukup (40 minggu) (Andriana, 2011).

Trimester pertama adalah awal kehamilan, saat ibu mulai

merasakan perubahan tubuh yang cukup drastis, seperti mual dan

muntah, pusing, cepat lelah, rasa sakit pada payudara, dan

bertambahnya nafsu makan. Gejala-gejala tersebut adalah gejala yang

paling umum terjadi pada trimester pertama, yang disebabkan oleh

perubahan hormon pada tubuh ibu hamil (Andriana, 2011).

Page 10: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

16

Pada trimester kedua, gejala umum trimester pertama yang

membuat ibu tidak nyaman biasanya mulai berkurang, bahkan hilang

sama sekali. Walaupun berat badan ibu belum bertambah cukup

banyak, nafsu makan mulai muncul karena tidak ada gejala mual dan

muntah lagi. Pada trimester ini janin mulai memenuhi kantung rahim

sehingga kantung bertambah besar, yang membuat ibu mulai terlihat

hamil.Saat pemeriksaan, dokter kandungan sudah dapat melihat jenis

kelamin janin dengan menggunakan USG (ultrasonografi) (Andriana,

2011).

Pada trimester ketiga, biasanya ibu makin merasa tidak

nyaman akibat berbagai gangguan, seperti sakit pinggang, sembelit,

sulit tidur, sulit bernafas, dan keinginan buang air kecil yang makin

kerap. Segala bentuk ketidaknyamanan ini disebabkan oleh

berkembangnya janin dalam kandungan (Andriana, 2011) Pada

trimester III terjadi lebih mengarah kepada keselamatan dirinya dan

bayinya, dimana muncul rasa takut terhadap nyeri, kekhawatiran

tentang perilakunya dan kemungkinan ia kehilangan kendali diri

selama persalinan (Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004).

3. Sikap

a. Pengertian sikap

Secara bahasa, Oxcord Advanced Learner Dictionary

mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia

Page 11: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

17

attitudine yaitu berarti sikap adalah cara menempatkan atau cara

merasakan, jalan pikiran dan perilaku (Wawan, 2010).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmodjo, 2007).

Manifestasi sikap itu tidak langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Menurut New

Comb sikap merupakan suatu kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

dan hukum merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum

merupakan tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi

terhadap perilaku. Sikap merupakan reaksi tertutup.Sikap adalah

kesiapan untuk beraksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai

suatu pengharapan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Gerungan (1966) menyatakan bahwa sikap adalah sikap

pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap disertai oleh

kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek. Jadi

lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan terhadap sesuatu

hal. Pendapat yang agak berbeda dikemukakan oleh Triandis, (1974)

bahwa sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong

dilakukannya tindakan-tindakan tertentu dalam suatu situasi sosial, ide

yang merupakan predisposisi tersebut berkaitan dengan emosi (dalam

Wawan, 2010).

Page 12: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

18

b. Komponen pokok sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap

itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan

penting.

Sedangkan Baron Byrne dan Myers Gerungan menyatakan

bahwa ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu :

1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal

yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap

sikap.

2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek

sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa

tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini

menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negatif.

3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component),

yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan

Page 13: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

19

bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan

intensitas sikap yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan

bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap

(Notoadmodjo, 2007).

c. Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan menurut Soekidjo

Notoadmodjo (1996) (Wawan, 2010) yakni :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu

benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga.

4) Bertanggungjawab (responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Page 14: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

20

d. Fungsi sikap

Sikap mempunyai empat fungsi Menurut Katz (Iih. Second

dan Backman, 1994) dalam Azwar (2005) yaitu :

1) Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat

Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana dan tujuan.Disini sikap

merupakan sarana mencapai tujuan.Orang memandang sejauh

mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau sebagai alat

dalam rangka mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu

seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap

positif terhadap objek tersebut, demikian sebaliknya bila objek

sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan

bersikap negatif terhadap objek sikap yang bersangkutan. Karena

itu fungsi ini juga disebut fungsi manfaat (ultility), yaitu sampai

sejauh mana manfaat objek sikap dalam rangka pencapaian tujuan.

Fungsi ini juga disebut fungsi penyesuaian karena dengan sikap

yang diambil oleh seseorang akan dapat menyesuaikan diri dengan

secara baik terhadap sekitarnya.

2) Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk

mempertahankan ego atau akunya.Sikap ini diambil oleh seseorang

pada waktu orang yang bersangkutan terancam keaadan dirinya

atau egonya.Demi untuk mempertahankan egonya, orang yang

bersangkutan mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan

Page 15: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

21

egonya, dalam keadaan terdesak pada waktu diskusi dengan

anaknya.

3) Fungsi ekspresi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu

untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan

mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat

menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap

tertentu terhadap nilai tertentu, ini menggambarkan keadaan sistem

nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. Sistem nilai apa

yang ada pada diri individu dapat dilihat dari nilai yang diambil

oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

4) Fungsi Pengetahuan

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan

pengalaman-pengalamannya dan untuk memperoleh pengetahuan.

Elemen-elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan

apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau

diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti

bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek,

menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap objek

sikap yang bersangkutan (Azwar, 2005).

e. Sifat sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat

negatif (Wawan, 2010):

Page 16: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

22

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu

f. Ciri – ciri sikap

Ciri-ciri sikap menurut Purwanto (dalam Wawan, 2010)

antara lain :

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya.

Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti

lapar, haus dan kebutuhan akan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah-ubah pada orang-orang apabila terdapat

keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah

sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senatiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,

dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

Page 17: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

23

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan yang dimiliki seseorang.

g. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor - faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek

sikap antara lain (Azwar, 2005) :

1) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan

keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap

penting tersebut.

3) Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah

sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang

memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat

asuhannya.

Page 18: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

24

4) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral, ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan

jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego.

h. Cara pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap objek. Secara tidak langsung dapat

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian

ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner. Kemudian

digolongkan menjadi 4 kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju

dan sangat tidak setuju (Notoadmojo, 2007).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan

sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang

Page 19: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

25

mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap.

Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif

mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau

memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan

yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-

hal negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung

maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan seperti ini disebut

dengan pernyataan tidak favourable. Suatu skala sikap sedapat

mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan tidak

favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan

yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang

seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali

objek sikap (Azwar, 2005).

i. Teknik pengukuran sikap

Metode pengungkapan sikap dengan menggunakan daftar-

daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala

sikap. Beberapa teknik pengukuran sikap antara lain :

1) Skala Thurstone

Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada

rentangan kontinum dari yang sangat unfavourable hingga sangat

favourableterhadap suatu objek sikap. Caranya dengan

memberikan orang tersebut sejumlah item sikap yang telah

ditentukan derajat favourabilitasnya. Tahap yang paling kritis

Page 20: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

26

dalam menyusun alat ini seleksi awal terhadap persyaratan sikap

dan perhitungan ukuran yang mencerminkan derajat favorabilitas

dari masing-masing pernyataan. Derajat (ukuran) favorabilitas ini

disebut nilai skala.

Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan

sikap, pembuat skala perlu membuat sampel pernyataan sikap

sekitar 100 buah atau lebih. Pernyataan itu kemudian diberikan

kepada beberapa orang penilai. Penilai itu bertugas untuk

menentukan derajat favorabilitasnya masing-masing pernyataan.

Favorabilitas penilai itu diekspresikan melalui titik skala ranting

yang memiliki rentang 1-11.Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 sangat setuju. Rata – rata perbedaan penilaian antar penilai

terhadap item ini kemudian dijadikan sebagai nilai skala masing-

masing item. Pembuat skala kemudian menyusun item mulai dari

item yang memiliki skala terendah hingga tertinggi. Dari item

tersebut, kemudian pembuat skala memilih item untuk kuesioner

skala sikap yang sesungguhnya (Wawan, 2010).

2) Skala Likert

Skala Thurstone yang terdiri dari 11 poin disederhanakan

menjadi dua kelompok yaitu yang favourable dan yang

unfavourable.Sedangkan item yang netral tidak disertakan. Untuk

mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan teknik

konstruksi tes yang lain. Masing-masing responden diminta

Page 21: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

27

melakukan agreement dan disagreement untuk masing-masing item

dalam 5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat

tidak setuju).Semua item yang favourable kemudian diubah

nilainya dalam angka yaitu untuk sangat setuju nilainya 5

sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya,

untuk item yang unfavorable nilai skala untuk sangat setuju

nilainya 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5

(Azwar, 2005).

4. Hipnosis

a. Pengertian Hipnosis

Hipnosis merupakan suatu metode komunikasi yang efektif

untuk memasukkan informasi atau ide baru ke dalam pikiran bawah

sadar seseorang termasuk diri sendiri (Adiyanto, 2010). Pada hipnosis

diri kita memiliki tujuan yang khusus, yakni menanamkan niat positif

pada alam bawah sadar (Andriana, 2011). Secara ilmiah, hipnosis

merupakan upaya membawa pasien ke keadaan rileks sehingga otak

bekerja di gelombang alfa (Danuatmaja, 2004).

b. Gelombang Otak Manusia

Para ahli kejiwaan berpendapat bahwa relaksasi yang

mendalam, pemusatan perhatian (fokus), dan hipnosis berguna untuk

lebih banyak mengistirahatkan alam bawah sadar kita dan

memasukkan “paham” pada alam bawah sadar sehingga tindakan

sehari – hari kita lebih banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar

Page 22: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

28

ketimbang alam sadar. Hal ini akan menjadikan jiwa seseorang lebih

tenang, terpusat, dan tidak stress.Dari sejumlah penelitian ilmiah

diketahui bahwa getarannya masing – masing. Getaran otak dapat

direkam dengan mesin EEG (Electroencephalograph). Dengan mesin

ini, kita mengenal 4 kelompok gelombang otak manusia :

1) Gelombang Beta

Gelombang ini memiliki frekuensi 14 – 30 Hertz (Hz). Pada

kondisi ini, otak kita berada dalam kondisi sepenuhnya sadar,

beraktifitas, berfikir, berkonsentrasi, tertawa, berkelahi, dan lain –

lain.

2) Gelombang Alfa

Gelombang ini memiliki frekuensi 8 – 13,9 Hz. Pada kondisi ini

otak kita rileks, santai, antara sadar dan tidak, dan nyaris tertidur,

saat tubuh mulai mengeluarkan hormon serotonin dan endrofin.

Kondisi ini juga merupakan saat awal untuk memasuki alam bawah

sadar.

3) Gelombang Teta

Gelombang ini memiliki frekuensi 4 – 7,9 Hz. Pada kondisi ini,

otak berada dalam keadaan tidur aktif yang disebut sebagai Rapid

Eye Movement/REM Sleep. Tepat pada saat ini, otak tertidur sangat

mudah untuk dihipnosis dan dipengaruhi. Umumnya, pada

gelombang ini manusia mulai mengalami mimpi.

Page 23: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

29

4) Gelombang Delta

Gelombang ini memiliki frekuensi 0,1 – 3,9 Hz. Pada

kondisi ini, otak bekerja paling minimal, yaitu saat kita mengalami

tidur yang sangat nyenyak dan tidak mengalami mimpi. Periode ini

termasuk dalam kategori NREM (Non-REM). Di bawah kondisi

inilah kita sama sekali tidak sadr, tubuh kita tidak bergerak, dan

otak kita beristirahat total.

Hipnosis memampukan seseorang mengatur aktivitas

otaknya menuju frekuensi alfa, tanpa tertidur. Pada kondisi alfa,

alam sadar seseorang akan terbuka bagi masukan, konsep, atau

sugesti baru sementara alam sadar manusia tidak dapat menerima

masukan atau sugesti dan merekamnya dengan baik (Andriana,

2011).

c. Klasifikasi Hipnosis

Hipnosis dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, masing –

masing adalah :

1) Formal Hipnosis

Aktivitas hipnosis yang di gambarkan dengan melambaikan

tangan, mengayunkan pendulum, memandu relaksasi merupakan

bentuk dari hipnotis formal atau directhypnosis terkadang disebut

juga sebagai genuine hypnosis.

Page 24: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

30

2) Informal Hipnosis

Hipnosis informal, atau indirecthypnosis biasanya berupa pola

komunikasi alamiah sehari – hari, tetapi dapat membuat filter

seseorang menjadi terbuka. Teknik hipnotis informal ini biasa

diterapkan dalam kehidupan sehari – hari, walaupun mungkin

secara tidak disadari, misalkan oleh para penjual handal yang

mampu menggerakkan calon pembeli yang dari semula tidak

tertarik menjadi mempertimbangkan, dan akhirnya melakukan

pembelian. Pada saat ini hipnosis informal juga mulai

dikembangkan di bidang – bidang nontherapeutic, misalkan

hipnosis for selling, hynosis for parenting, dan lain – lain.

d. Syarat Subyek yang Dihipnosis

Secara umum setiap orang dapat dihipnosis, akan tetapi jika

mengacu kepada informasi informal hipnosis, maka mereka yang dapat

dihipnosis harus memenuhi 3 syarat utama, yaitu :

1) Tidak menolak

Filter pikiran bawah sadar secara otomatis akan tertutup jika

seseorang dalam kondisi tidak nyaman. Oleh karena itu seseorang

yang menolak dihipnosis maka tidak dapat dihipnosis. Dengan kata

lain informal hipnosis membutuhkan kerjasama yang baik antara

hinosis dengan pihak yang akan dihipnosis.

2) Memahami bahasa komunikasi yang dipakai

Page 25: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

31

Hipnosis pada dasarnya adalah upaya memberikan / menanamkan

suatu informasi atau ide ke dalam pikiran bawah sadar seseorang.

Apapun bentuk komunikasinya, baik verbal maupun non verbal,

jelas ataupun kiasan harus bida dipahami yang dihipnosis.

3) Mempunyai kemampuan untuk fokus

Fokus diperlukan untuk menerima secara utuh informasi yang

diberikan. Orang dengan gangguan konsentrasi sulit untuk

dilakukan hipnosis. Diperlukan praktisi yang lebih ahli untuk

melayani klien dengan kondisi sulit konsentrasi ( Adiyanto, 2010).

e. Teknik Dasar Hipnosis

Adiyanto (2010) menyatakan bahwa ada 4 langkah teknik

dalam hypnosis, antara lain :

1) Pre – Induction

Tahap ini adalah periode persiapan hipnosis. Persiapan hipnosis

meliputi posisi klien, kenyamanan klien, pada tahap ini sebagai

proses hipnosis selanjutnya.

2) Induction

Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trans atau

hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi dimana

pikiran bawah sadar seseorang terbuka dan siap menerima

informasi atau ide atau sugesti. Dalam ukuran brain wave, klien

dipandu untuk memasuki kondisi alfa atau tetha dengan tingkat

kedalaman sesuai kebutuhan terapi.

Page 26: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

32

3) Suggestion (Sugesti)

Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi

atau ide pada pikiran bawah sadar seseorang dengan

mempergunakan kata – kata atau situasi tertentu. Kemampuan

komunikasi adalah kunci utama.

Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan adalah :

a) Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah.

b) Repetition, pengulangan dimaksudkan untuk memperkuat

penanaman sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.

c) Client Languange Preference, mempergunakan bahasa yang

mudah dimengerti atau bahasa kebiasaan klien.

d) Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih

mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah sadar. Pada

ibu hamil sugesti yang melingkupi .

Salah satu contoh sugesti yang diberikan pada ibu hamil antara

lain:

a) Pada ibu hamil TM III sugesti yang diberikan adalah :

“Aku makin yakin dan percaya diri dalam menjalani kehamilan

ini, suami tercinta dan orang – orang mendukung setulusnya.

Hari demi hari kulewati dengan sehat dan nyaman, aku makin

bersyukur dan bahagia. Bayiku dalam rahim semakin sehat dan

cerdas. Wahai anakku yang sholeh atau sholekhah, ibu dan

Page 27: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

33

ayah menantimu. wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk

jiwa orang tua”.

b) Pada ibu hamil TM II sugesti yang diberikan adalah :

“Selamat datang ruh kehidupan baruku, kehadiranmu sungguh

mempesona, kehadiranmu membahagiakan, kehadiranmu

memberikan semangat bagiku. Bersatulah dalam cinta dan

kami, tumbuhlah dalam kasih sayang ridho illahi.

c) Pada ibu hamil TM III sugesti yang diberikan adalah :

“Aku makin yakin dan percaya diri dalam menjalani kehamilan

ini, suami tercinta dan orang – orang mendukung setulusnya.

Hari demi hari kulewati dengan sehat dan nyaman, aku makin

bersyukur dan bahagia. Bayiku dalam rahim semakin sehat dan

cerdas. Wahai anakku yang sholeh atau sholekhah, ibu dan

ayah menantimu,.wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk

jiwa orang tua”.

4) Termination

Adiyanto (2010) menyatakan bahwa yang perlu diperhatikan dalam

memandu terminasi adalah dilakukan secara perlahan dan berikan

afirmasi positif. Pemberian terminasi yang terlalu tergesa – gesa

seringkali menyebabkan ibu merasa pusing setelah bangun dari

kondisi relaksasi.

Page 28: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

34

f. Hipnosis untuk Ibu Hamil

1) Definisi Hypnobirthing

Hypnobirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis

oleh pakar ginekologi Dr. Grantly Dick-Read, yang

mempublikasikan buku Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi

hypnobirthing selanjutnya dikembangkan oleh Marie Mongan,

pendiri HypnoBirthing Institute. Hypnobithing berasal dari kata

hypno dan birthing. Hypno dalam bahasa Yunani berarti tidur

sedangkan birthing berarti kelahiran mengartikan hipnosis sebagai

sebuah pengaruh yang alami terhadap konsentrasi relaksasi, dimana

disampaikannya gagasan kepada alam bawah sadar, yang akan

mempengaruhi cara berfikir, apa yang dirasakan dan pilihan yang

dibuat. Hypnobirthing adalah metode yang unik dan merupakan

kombinasi terbaik antara proses kelahiran alami dengan hipnosis

yang memberikan alat-alat dan teknik yang dibutuhkan untuk

pengalaman kelahiran bayi yang lebih mudah dan jauh lebih

nyaman. Ibu akan mampu untuk bekerja dengan tubuhnya dan

sensasi persalinan dibandingkan berjuang melawannya (Mongan,

2007).

Jadi setiap ibu hamil dapat belajar dan berlatih agar

terampil untuk meningkatkan ketenangan diri selama hamil dan

pada saat melahirkan. Hypnobirthing merupakan perkembangan

dari hipnosis, yang sama sekali bukan magic seperti anggapan yang

Page 29: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

35

berkembang di masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa

hipnosis merupakan bagian dari ilmu kedokteran dan bahkan yang

menemukannya adalah seorang dokter bernama Dr Frans Anton

Mesmer berkebangsaan Austria.

Menurut Dr. Tubagus Erwin Kusuma, SpKJ, seorang

medical hypnotherapist dan psikiater anak dan remaja yang

mendalami spiritual psychiatry, manusia ibarat bio computer

(komputer yang hidup, ciptaan Tuhan). Menurutnya, kita sebaiknya

menghayati peran manusia sebagai makhluk rohani yang

mempunyai jasmani. Peran rohani sebagai programmer yang

mempunyai kemampuan untuk memprogram (menanamkan

niat/program/sugesti) ke pikiran/jiwa bawah sadar yang berfungsi

sebagai penyimpan data. Sedangkan otak bagian limbic berperan

sebagai monitar. Hasil print out-nya tampak pada jasmani manusia.

2) Manfaat Hypnobirthing

Salah satu manfaat hypnobirthing adalah menciptakan

ketenangan diri saat proses persalinan. Emosi dan jiwa tenang

memungkinkan ibu untuk tidak berteriak/mengamuk/menjerit kala

menahan sakit akibat kontraksi. Karena ibu sudah siap secara

mental (Lany, 2007).

a) Manfaat Untuk Ibu :

(1) Menghilangkan rasa takut, tegang, dan panik saat bersalin.

Page 30: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

36

(2) Mempersingkat masa proses bersalin, pasca bersalin cepat

kembali pulih.

(3) Ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami juga jadi lebih

kuat.

(4) Meningkatkan produksi ASI, kerena relaksasi

meningkatkan vasikularisasi diseluruh tubuh.

(5) Mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.

(6) Membuat ibu mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada

saat kontraksi rahim.

(7) Mampu menghadirkan rasa nyaman, rileks, dan aman

menjelang kelahiran.

(8) Mengajarkan level yang lebih dalam dari relaksasi untuk

mengeliminasi stress serta ketakutan dan kekhawatiran

menjelang kelahiran, yang dapat menyebabkan ketegangan,

rasa nyeri, dan sakit saat bersalin (Aprillia, 2010)

b) Manfaat Untuk Janin

(1) Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang

merupakan dari perkembangan jiwa (SQ).

(2) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan

memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat

plasenta.

(3) Membantu janin terhindar dari lilitan tali pusat dan bahkan

bisa memperbaiki posisi janin yang sungsang

Page 31: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

37

c) Manfaat Untuk Suami

Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran, dan

hubungan suami istri menjadi lebih hangat.

g. Pelaksanaan Hipnosis

Latihan relaksasi Hypnobirthing dapat dimulai kapan saja oleh

ibu hamil. Umumnya, latihan dimulai pada bulan ketujuh masa

kehamilan. Namun akan sangat baik jika latihan dimulai sejak

trimester pertama kehamilan (Andriana, 2011). Kendati demikian,

tidak tertutup kemungkinan untuk berlatih hypnobirthing secara

singkat, misal 2 minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran, mereka

tetap merasakan hasil yang efektif meskipun melaksanakan sugesti

pada minggu terakhir atau bahkan hanya beberapa saat menjelang

persalinan. Hal tersebut bisa dikarenakan sugestifitas serta penerimaan

klien yang cukup tinggi (Adiyanto, 2010). Pada saat persalinan tiba ibu

dibimbing kembali untuk melakukan relaksasi.

Pada saat penanaman sugesti yakinkan ibu untuk percaya pada

dirinya sendiri, bahwa persalinan akan berjalan normal, nyaman, cepat

dan aman. Dengan kata lain ibu menghipnosis diri sendiri pada waktu

relaksasi dirumah karena waktu dirumah lebih banyak dari pada waktu

pertemuan di klinik. Peran suami juga sangat dibutuhkan dalam proses

relaksasi ini.

Page 32: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

38

h. Teknik Pernafasan

Pada saat kondisi stress, otak manusia membutuhkan lebih

banyak pasokan nutrisi dan oksigen. Terutama pada saat seseorang

mengalami stres (terutama saat emosional meningkat) pola pernapasan

mengalami gangguan, sehingga tidak jarang pasien mengalami kepala

terasa berat, pusing serta sesak napas. Di bawah ini adalah macam –

macam teknik pernapasan yang bisa digunakan pada ibu hamil

(Adiyanto, 2010).

a) Pernapasan Tidur (Sleep Breathing)

Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di

kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan

bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali

melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan

terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya

pendalaman selanjutnya.

b) Pernapasan Lambat (Slow Breathing)

Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan,

tenang dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus paa

apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi

setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama

persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat

berkontraksi, rahim akan terangkat. Pernapasan lambat membantu

ibu untuk bekerja sama dengan gerakan ke atas rahim sewaktu

Page 33: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

39

menghirup hingga perut naik setinggi mungkin, seperti mengisi

balon di dalam perut. Hal ini memaksimalkan gelombang otot-otot

vertikal, menyebabkan otot-otot ini bekerja lebih efisien dalam

menarik ke atas otot-otot melingkar di bagian bawah, serta

menipiskan dan membuka leher rahim. Bantuan yang diberikan

kepada kedua kelompok otot ini akan memperpendek durasi

gelombang, serta durasi persalinan.

c) Pernapasan Persalinan (Birth Breathing)

Pernapasan persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar

keluar pada fase persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk

membantu Refleks Mendorong Alami (Natural Expulsive Reflex

atau NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi ke

arah luar.

Page 34: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

40

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Kerangka Teori

Sumber : Baron dan Byrne (Notoatmodjo, 2007)

Keterangan : yang diteliti = cetak tebal

1. Komponen kognitif (komponen perseptual) a. Pengetahuan b. Pandangan c. Keyakinan

 

2. Komponen konatif (komponen perilaku) a. Intensitas sikap

 

3. Komponen afektif (komponen emosional) a. Rasa senang b. Rasa tidak senang

Sikap

Page 35: c. BAB II - Unimusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl...penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

 

 

41

C. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Ha : Ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang hypnobirthing dengan

sikap terhadap terapi hypnobirthing di BPM. Ny. Mul Agus

Grobogan.

Pengetahuan tentang hypnobirthing

Sikap terhadap terapi hypnobirthing

Variabel Independen Variabel Dependen