BUSINESS MODEL CANVAS PADA SOCIAL...

244
BUSINESS MODEL CANVAS PADA SOCIAL ENTERPRISE DI LAZ DOMPET DHUAFA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Irfan Ilmi NIM: 11150860000032 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019

Transcript of BUSINESS MODEL CANVAS PADA SOCIAL...

BUSINESS MODEL CANVAS PADA SOCIAL ENTERPRISE

DI LAZ DOMPET DHUAFA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Irfan Ilmi

NIM: 11150860000032

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019

ii

BUSINESS MODEL CANVAS PADA SOCIAL ENTERPRISE

DI LAZ DOMPET DHUAFA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Irfan Ilmi

NIM: 11150860000032

Pembimbing I

Prof. Dr. Muhammad Said

NIP. 197109242000031003

Pembimbing II

RR Tini Anggraeni, M.Sc

NIDN. 2010088001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019 M

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Selasa, 9 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas

Mahasiswa:

1. Nama : Irfan Ilmi

2. NIM : 11150860000032

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : “Business Model Canvas Pada Social Enterprise Di LAZ

Dompet Dhuafa”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 April 2019

1. Ahmad Tirbizi Soni Wicaksono, S.E, M.E ( )

NIP. 19900713219031013 Penguji I

2. Nurul Ichsan, M.A ( )

NIP. 197311282005011004 Penguji II

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Pada hari Jum’at, 18 Oktober 2019 telah diadakan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Irfan Ilmi

2. NIM : 11150860000032

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : “Business Model Canvas Pada Social Enterprise Di LAZ

Dompet Dhuafa”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa Mahasiswa

tersebut diatas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 18 Oktober 2019

1. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si (__________________ )

NIP. 19811013 200801 1 006 Ketua

2. Prof. Dr. Muhammad Said ( __________________ )

NIP. 19710924 200003 1 003 Sekretaris

3. Dwi Nur’aini Ihsan, M.M. ( __________________ )

NIP. 197710212 201411 2 001 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Muhammad Said ( __________________)

NIP. 19710924 200003 1 003 Pembimbing I

5. RR. Tini Anggraeni, M.Si ( __________________ )

NIDN. 2010088001 Pembimbing II

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irfan Ilmi

NIM : 11150860000032

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 18 Oktober 2019

Yang Menyatakan,

Irfan Ilmi

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Irfan Ilmi

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki

3. Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 01 Mei 1995

4. Kewarganegaraan : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Perumahan Palem Ganda Asri 1 Blok C8

No.14 RT 01 RW 16 Karang Tengah,

Tangerang

7. No. HP : 085719330111

8. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. 2000 – 2001 : TK Nur As Sholihat

2. 2001 – 2007 : SDI Ar Rahman Karang Tengah

3. 2007 – 2010 : MTsN 13 Jakarta Selatan

4. 2010 – 2014 : Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo

5. 2014 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam Gontor

Ponorogo

6. 2015 – 2019 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. KAMMI UIN Jakarta (2015) Ketua Forum Angkatan

2. Remaja Musholla As Shobirin Ciledug Tangerang (2015 – sekarang)

Ketua Remaja

ix

3. LDK Komda FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2015 – 2016)

Anggota Departemen PSDM

4. KAMMI UIN Jakarta (2015 – 2016) Anggota Departemen Kaderisasi

5. LDK Komda FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016 – 2017) Ketua

Divisi Keilmuan

6. KAMMI UIN Jakarta (2017 – 2018) Ketua Departemen Kaderisasi

7. Madrasah Qur`an Mazaya Madaniyyah (2015 – sekarang) Ketua Dewan

Pengasuh

IV. PENGALAMAN KERJA

1. Pondok Modern Gontor 3 Darul Marifat, Sumbercangkring, Gurah, Kediri

(2014 – 2015) Guru dan Staf KMI

2. Cahaya Agency Book Store (2015-2016) Staff Marketing

3. Travel Umroh (2016-2017) Marketing Agency

4. Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Desa Benda

Baru, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, 2018.

5. Primago School (2019) Wali Kelas

V. PRESTASI

1. Delegasi UIN Jakarta & Indonesia dalam kegiatan Internasional, Global

Entrepreneur Summit 2017, Malaysia

2. Indonesian Platinum Award Winner Category CreativePreneur,

International Youth Entreprenuer Summit 2017, Malaysia

3. Duta Pengusaha Kampus UIN Jakarta 2017 - 2018

4. Juara 11 dari Top 20 Best Start Up, Kompetisi Start Up, Global

Ideapreneur Week 2018, Malaysia

5. Juara 1 Indonesian Team, Kompetisi Ide Bisnis, Youth Entrepreneur

Symposium 2018, Singapore

x

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Abd Rosyid S

2. Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 15 November 1958

3. Pekerjaan : Karyawan Swasta

4. Ibu : Cucu Suryati

5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

6. Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 31 Januari 1964

7. Alamat : Perumahan Palem Ganda Asri 1 Blok C8 No.14

RT 01 RW 16 Karang Tengah, Tangerang

8. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara

xi

ABSTRACT

This research aims to determine the fundraising strategy of zakat funds on

LAZ Dompet Dhuafa, as well as the strategy of collecting zakat funds with the

Business Model Canvas approach, also the strengths factors of LAZ Dompet

Dhuafa's zakat fundraising strategy. In this research, the researcher used a

descriptive qualitative approach, with a grounded theory method. The data

collection technique used in this study sourced from the results of the interview

with the relevant informant, gathering documentation, and observing the research

site. The results showed that LAZ Dompet Dhuafa took 3 approaches as a

fundraising strategy, there are, making target segmentation of donors, establishing

good relations with donors, and multiplying digital channels. Besides, LAZ

Dompet Dhuafa's zakat fundraising strategy is elaborated using the 11 elements

approach in Business Model Canvas for Social Enterprise, there are, Mission,

Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer Relationship,

Revenue Streams, Key Activities, Key Resources, Key Partners, Cost Structures,

and Social Impact. The Channel element (distribution channel) is the element

which becomes the main factor in fundraising the LAZ Dompet Dhuafa zakat

fund strategy by using the Business Model Canvas approach. LAZ Dompet

Dhuafa has many distribution channels to raise zakat funds. The purpose of this

channel element is to introduce people about LAZ Dompet Dhuafa. The more

people know about LAZ Dompet Dhuafa, the more people interested to pay their

zakat to LAZ Dompet Dhuafa, and will have a positive impact on the fundraising

of LAZ Dompet Dhuafa's zakat funds.

Keyword: Zakat, Fundraising Strategy, BMC, Social Enterprise, Dompet Dhuafa

xii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi fundraising dana zakat

pada LAZ Dompet Dhuafa, serta strategi penghimpunan dana zakat tersebut

dengan pendekatan Business Model Canvas, dan juga dan juga faktor-faktor apa

saja yang menjadi kekuatan dari strategi penghimpunan dana zakat LAZ Dompet

Dhuafa. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif, dengan metode grounded theory. Sebagai teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini , data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari

hasil wawancara langsung dengan narasumber terkait, pengumpulan dokumentasi,

serta observasi ke tempat penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa LAZ

Dompet Dhuafa melakukan 3 pendekatan sebagai strategi fundraising, yaitu

membuat target segmentasi donatur, menjalin hubungan baik dengan donatur, dan

memperbanyak kanal-kanal digital. Selain itu, strategi fundraising dana zakat

LAZ Dompet Dhuafa juga dijabarkan dengan menggunakan pendekatan 11

elemen yang ada di Business Model Canvas for Social Enterprise yaitu Mission,

Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer Relationship,

Revenue Streams, Key Activities, Key Resources, Key Partners, Cost Structure,

dan Social Impact. Elemen Channel (saluran distribusi) merupakan elemen yang

menjadi faktor utama strategy fundraising dana zakat LAZ Dompet Dhuafa

dengan pendekatan Business Model Canvas for Social Enterprise. LAZ Dompet

Dhuafa memiliki banyak saluran distribusi untuk menghimpun dana zakat. Tujuan

dari elemen channel ini adalah agar orang semakin banyak mengetahui tentang

LAZ Dompet Dhuafa. Dengan banyaknya masyarakat yang tahu tentang LAZ

Dompet Dhuafa, maka orang pun akan tertarik untuk menunaikan zakatnya

kepada LAZ Dompet Dhuafa, dan akan berdampak positif terhadap fundraising

dana zakat LAZ Dompet Dhuafa.

Kata Kunci : Zakat, Fundraising Strategi, BMC, Social Enterprise, Dompet

Dhuafa

xiii

ن ٱلرحيم م ٱلله ٱلرح بس م KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang selalu melimpahkan hidayah

dan seluruh nikmat beserta karunia Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan

Skripsi yang berjudul: “Business Model Canvas Pada Social Enterprise Di LAZ

Dompet Dhuafa”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

Strata Satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada jurusan

Ekonmi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang

terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terimakasih yang tulus atas

segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan baik berupa kritik,

masukan, dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan pemikiran

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimaksih kepada :

1. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, BKP selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

2. Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah (UIN) Jakarta

3. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta

4. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta

xiv

5. Ibu Dr.Erika Amelia, SE, M.Si selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah dan Ibu

Dwi Nur’aini Ihsan, M.M selaku Sekertaris Prodi Ekonomi Syariah.

6. Bapak Prof. Muhammad M.Ag. & Ibu RR. Tini Anggraini, M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, dan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi.

7. Bapak Ady Cahyadi SE, M.Si selaku Dosen Akademik yang telah meluangkan

waktunya untuk selalu memberikan ilmu dan motivasi yang bermanfaat dari

awal semester sampai perkuliahan berakhir. Semoga Allah senantiasa

memberkahi dan membalas kebaikan bapak.

8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis. Serta karyawan dan

staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan

terbaik dan membantu selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan pahala

yang banyak atas kebaikan bapak dan ibu semua.

9. Teristimewa untuk orangtua penulis, Ayahanda Abd Rosyid S dan Ibunda

Cucu Suryati tersayang yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga

seperti sekarang ini, dengan penuh do’a, kasih sayang, kesabaran , keikhlasan

dan penuh perjuangan hidup demi kelansungan pendidikan dan masa depan

putra-putrinya.

10. Saudara kandung penulis, Fikriyyah Hanifah, yang telah memberikan

dukungan berupa moril dan materil kepada penulis.

11. Salah satu orang yang sangat berjasa dalam penelitian ini, Rifka Humairah

Shalihah, yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya kepada

penulis.

12. Om Ade dan Bunda Fitri yang selalu memberikan bimbingan, semangat, dan

juga motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

13. Pak Bambang sebagai Direktur Fundraising LAZ Dompet Dhuafa dan juga

Pak Arya sebagai Supervisor Data dan Komunikasi Internal LAZ Dompet

Dhuafa yang telah memberikan informasi kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

xv

14. Segenap jajaran dan pengurus amil zakat LAZ dompet Dhuafa Pusat yang

telah memberikan arahan, masukan, saran dalam penulisan skripsi ini.

15. Komunitas eksyar ciledug, Sofy Mubarok dan Choirul Rahman. Juga kerabat

eksyar yang selalu menjadi penyemangat dan mendukung penulis selama

menjalani perkuliahan di UIN Jakarta, Nadhifa, Azizah, Rahmi, Arika, Fitri

dan Hilal.

16. Seluruh para guru TPQ Mazaya Madaniyyah, Kak Aida, Kak Devi, Kak

Fauzi, Kak Anna, dan Kak Dina.

17. Seluruh teman-teman Jurusan Ekonomi Syariah A-B Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta terkhurus untuk rekan-rekan konsentrasi

ZISWAF yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

18. Seluruh rekan rekan LDK Komda FEB 2015 Misyakatul Jadiid.

19. Seluruh rekan rekan KAMMI UIN Jakarta 2015 Siraajul Faiz.

20. Sahabatku Zacky Mubarok yang sudah bersedia membantu penelitian skripsi

ini

21. Teruntuk Putri Yandriani dan Ulfah Khoiriyah sebagai Adik kelas yang sudah

membantu penelitian skripsi ini.

22. Seluruh rekan rekan LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

23. Seluruh rekan rekan KAMMI UIN Jakarta.

24. Seluruh rekan rekan KKN 69 “Brave and Great” UIN Jakarta.

25. Seluruh Asatidz dan asatidzah PR1MAGO School

26. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per-satu. Terima kasih banyak

atas motivasi, dukungan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman

yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran

serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 18 Oktober 2019

IRFAN ILMI

xvi

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................................... xi

ABSTRAK ....................................................................................................................... xii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI................................................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................... 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 13

1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13

2. Manfaat Penelitian ................................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 15

A. Strategy Fundraising Dana Zakat Dengan BMC .......................................... 15

1. Peran dan Fungsi Zakat ........................................................................... 15

2. Fundraising Strategy ................................................................................. 18

3. Bisnis Dalam Ekonomi Islam.................................................................... 19

4. Social Enterprise ....................................................................................... 24

5. Business Model Canvas for Social Enterprise ............................................ 25

B. Literature Review .......................................................................................... 37

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 42

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 42

B. Sumber Data ................................................................................................ 43

xvii

1. Data Primer ............................................................................................. 43

2. Data Sekunder.......................................................................................... 43

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 43

1. Wawancara .............................................................................................. 44

2. Observasi ................................................................................................. 44

3. Dokumentasi ............................................................................................ 45

D. Metode Analisis Data ................................................................................... 45

1. Editing ...................................................................................................... 45

2. Klasifikasi ................................................................................................ 46

3. Verifikasi .................................................................................................. 46

4. Analisis ..................................................................................................... 46

5. Penarikan Kesimpulan ............................................................................. 53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 54

A. Gambaran Umum LAZ Dompet Dhuafa ...................................................... 54

1. Sejarah LAZ Dompet Dhuafa .................................................................. 54

2. VISI, MISI, dan Tujuan LAZ Dompet Dhuafa ......................................... 56

3. Potensi Penghimpunan LAZ Dompet Dhuafa ........................................... 59

B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................. 61

1. Strategy Fundraising LAZ Dompet Dhuafa .............................................. 61

2. BMC for Social Enterprise Strategi fundraising Dompet Dhuafa .............. 71

a. Mission ............................................................................................ 74

b. Customer Segment ........................................................................... 76

c. Value Proposition ............................................................................ 83

d. Channel ........................................................................................... 90

e. Costumer Relationship ..................................................................... 97

f. Revenue Stream ............................................................................. 105

g. Key Resources ................................................................................ 109

h. Key Activities ................................................................................. 114

i. Key Partners .................................................................................. 117

j. Cost Structure ................................................................................ 126

k. Social Impact ................................................................................. 131

3. Hasil Analisa BMC dengan Software Atlas.Ti ........................................ 134

a. Hasil Analisis Narasumber Bapak Arya ....................................... 135

xviii

b. Hasil Analisis Narasumber Bapak Bambang ................................ 137

c. Hasil Analisis Gabungan .............................................................. 140

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 154

A. Kesimpulan ................................................................................................ 154

B. Saran ......................................................................................................... 157

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 159

LAMPIRAN................................................................................................................... 162

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Penghimpunan LAZNAS Tahun 2016 ……………………… 6

Tabel 2.1 Bagian Dasar Elemen BMC ………………………………………. 28

Tabel 2.2 Literature Review …………………………………………………. 37

Tabel 3.1 Daftar Informan …………………………………………………... 44

Tabel 4.1 Hasil Analisis Atlas.Ti Narasumber Pak Arya …………………. 133

Tabel 4.2 Hasil Urutan Elemen BMC Narasumber Pak Arya ……………. 134

Tabel 4.3 Hasil Analsisis Atlas.Ti Narasumber pak Bambang …………… 135

Tabel 4.4 Hasil Urutan Elemen BMC Narasumber Pak Bambang ………. 136

Tabel 4.5 Hasil Analisis Atlas.Ti Gabungan ……………………………….. 137

Tabel 4.6 Hasil Gabungan Urutan Elemen BMC …………………………. 139

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Business Model Canvas ……………………………………...…. 27

Gambar 2.2 Modifikasi Business Model Canvas for Social Enterprise ...…. 36

Gambar 4.1 Data Penghimpunan Dana Zakat LAZ Dompet Dhuafa 2014 -

2018 ……………………………………………………………...…. 59

Gambar 4.2 Laporan Keuangan LAZ Dompet Dhuafa 2014 – 2018 ….…... 60

Gambar 4.3 Kanal Digital Fundraising LAZ Dompet Dhuafa …………...... 68

Gambar 4.4 Business Model Canvas Strategi Fundraising LAZ Dompet

Dhuafa …………………………………………………………..…. 70

Gambar 4.5 Business Model Canvas for Social Enterprise Strategy

Fundraising LAZ Dompet Dhuafa …………………….………..... 73

Gambar 4.6 Kolom Mission LAZ Dompet Dhuafa ………………….……... 75

Gambar 4.7 Kolom Customer Segment LAZ Dompet Dhuafa ……….……. 78

Gambar 4.8 Kolom Value Proposition LAZ Dompet Dhuafa …………….... 84

Gambar 4.9 Kolom Channels LAZ Dompet Dhuafa ……………………….. 92

Gambar 4.10 Kolom Customer Relationship LAZ Dompet Dhuafa …........ 99

Gambar 4.11 Kolom Revenue Streams LAZ Dompet Dhuafa ……………. 105

Gambar 4.12 Kolom Key Resources LAZ Dompet Dhuafa ………………. 109

Gambar 4.13 Kolom Key Activities LAZ Dompet Dhuafa ……………….. 114

Gambar 4.14 Kolom Key Partner LAZ Dompet Dhuafa …………………. 118

Gambar 4.15 Kolom Cost Structure LAZ Dompet Dhuafa ………………. 127

Gambar 4.16 Kolom Sosial Impact LAZ Dompet Dhuafa ……….………... 130

xxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 41

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkip Wawancara …………………………………….….... 162

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian …………………………….…………….. 210

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ………………………….……………. 211

Lampiran 4 Hasil Analisa Atlas.Ti ………...……………………………….. 214

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini, salah satu permasalahan yang menempati pokok

pembahasan yang pelik dibanding permasalahan lainnya di Indonesia ialah

permasalahan ekonomi. Menurut Yusuf Qardhawi (2005: 2) manusia akan

terus bersaing untuk mendapatkan berbagai macam sumber kehidupan. Salah

satu bentuk permasalahan ekonomi yang perlu segera diatasi ialah kemiskinan.

Dalam Laporan Profil Kemiskinan di Indonesia pada Maret 2017 versi BPS

menyebutkan bahwa angka kemiskinan mencapai 10,64 % dari total penduduk

Indonesia. Meskipun terdapat penurunan angka kemiskinan dari tahun

sebelumnya yang mencapai 0,52%, namun setidaknya masih ada sekitar 27,77

juta jiwa masyarakat Indonesia yang memiliki penghasilan di bawah garis

kemiskinan versi BPS, yaitu rata-rata sebesar Rp. 374.478 per kapita perbulan

(Baznas, 2018: 87).

Sebagai komponen terbesar bangsa Indonesia, umat Islam harus

berkiprah dalam kancah pemberdayaan dan peningkatan ekonomi di Indonesia.

Zakat yang merupakan rukun Islam ketiga memiliki peran, fungsi, dan posisi

yang penting dalam ajaran Islam. Dibanding instrument fiskal yang kini ada,

zakat memiliki banyak keunggulan (Ali Sakti, 2007: 192).

Zakat merupakan ibadah yang dapat mengukuhkan hubungan vertikal

antara seorang Muzakki (pembayar zakat) dengan Tuhannya (Muhammad dan

2

AbuBakar, 2011: 1). Bukan hanya sebagai pengugur kewajiban, zakat juga

memiliki dimensi sosial. Zakat mampu hadir sebagai jawaban untuk membantu

menanggulangi permasalahan kemiskinan.

Data yang terdapat dari Baznas (2018: 3) menyebutkan bahwa sudah

ada beberapa study terkait potensi zakat di Indonesia. Diantaranya : Pertama,

studi PIRAC menunjukan bahwa potensi zakat di Indonesia memiliki

kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan survey yang dilakukan

di 10 kota besar di Indonesia, PIRAC menunjukan bahwa potensi rata-rata

zakat per muzakki mencapai Rp.684.550 pada tahun 2007. Kedua, penelitian

yang dilakukan oleh Pusat Budaya dan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bekerjasama dengan Ford Foundations menunjukkan potensi zakat mencapai

Rp. 19,3 Triliun setiap tahunnya. Ketiga, pada tahun 2015 baznas melakukan

penelitian tentang potensi zakat di Indonesia, dan berdasarkan penelitian

tersebut, potensi zakat di Indonesia sudah mencapai Rp. 286 Triliun.

Potensi zakat tersebut tentu saja belum maksimal dalam

penghimpunannya. Dilihat dari data penghimpunan ZIS Nasional oleh OPZ

resmi pada tahun 2016, total dana zakat yang berhasil dikumpulkan baru

mencapai sekitar Rp. 5 Triliun (Baznas, 2018: 3).

Jadi dapat disimpulkan bahwa zakat memiliki potensi yang cukup besar

di Indonesia. Jika dilihat dari pertumbuhannya, zakat mengalami

perkembangan yang pesat. Akan tetapi, pertumbuhan zakat masih jauh dari

potensi zakat sebenarnya. Untuk mewujudkan fungsi zakat dalam

menanggulangi kemiskinan, prasayarat yang tidak boleh ditinggalkan ialah

3

pengelolaan zakat yang professional. Manajemen yang baik, dan sesuai

undang-undang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf) sebagai dana umat yang produktif.

Dan salah satu komponen manajemen tersebut ialah strategi penghimpunan

dana zakat.

Dalam menciptakan manajemen pengelolaan zakat yang baik, zakat

harus dikelola secara melembaga sesuai dengan perundang undangan yang

berlaku yaitu, UU N0.23 tahun 2011 tentang pengelolaan ZIS, bahwa yang

dimaksud pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan

zakat. Dan juga harus sesuai dengan syariat Islam yang amanah, kemanfaatan,

keadilan, memenuhi kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas.

Penghimpunan dana zakat (fundraising) boleh dikatakan selalu menjadi

tema besar dalam organisasi amil zakat. Pengaturan penghimpunan zakat

sebenarnya begitu sederhana serta tidak memerlukan pengetahuan khusus.

Pelaksanaan penghimpunan dan zakat secara semestinya, secara ekonomi dapat

menghapus tingkat perbedaaan kekayaan yang mencolok, serta sebaliknya

dapat menciptakan redistribusi yang merata (M. Abdul Mannan, 1997: 28).

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun atau

menggalang dana zakat, infaq, dan shadaqah serta sumber daya lainnya dari

masyarakat, baik individu, kelompok, organisasi, dan perusahaan yang akan

disalurkan dan didayagunakan untuk mustahiq (Didin Hanifudin dan Ahmad

Juwaeni, 2006: 47). Kegiatan penghimpunan dana zakat (fundraising) memiliki

4

setidaknya lima tujuan pokok, yaitu menghimpunan dana, menghimpun

donatur, menghimpun simpatisan atau pendukung, membangun citra lembaga

(brand image), dan memberikan kepuasan pada donatur (M. Anwar Sani, 2010:

25).

Menurut Atik Abidah (2006: 168) fundraising merupakan kegiatan

yang sangat penting bagi lembaga atau organisasi sosial seperti lembaga zakat,

dan lain-lain. Dalam upaya mendukung jalannya program dan jalannya roda

operasional agar lembaga atau organisasi sosial tersebut dapat mencapai

maksud dan tujuan yang telah digariskan. Begitu penting peran penghimpunan

(fundraising) dapat dikatakan sebagai faktor pendukung lembaga dalam

membiayai program dan membiayai kegiatan operasional lembaga.

Fundraising berhubungan dengan kemampuan perorangan, organisasi,

badan hukum untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga

menimbulkan kesadaran dan kepedulian mereka. Dalam hal ini lembaga perlu

membangun etika fundraising dengan mengacu pada misi lembaga (Darwina

Widjajanti, 2006: 4).

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia yang berbentuk Badan

Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki peluang yang

baik untuk menghimpun dana zakat sebesar-besarnya karena tingginya potensi

zakat. Dan juga seiring dengan disahkannya UU No. 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat yang menggantikan UU No.38 Tahun 1999.

Sesuai dengan UU No.23 Tahun 2011 BAZNAS menjadi koordinator

dalam mengelola zakat tingkat nasional, termasuk mengkoordinir laporan

5

secara berkala oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ). Keputusan Menteri Agama

(KMA) No.333/2015 berisi tentang Pedoman Pemberian Izin Lembaga Amil

Zakat (LAZ), sehingga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memiliki

wewenang dalam merekomendasikan Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk

memiliki izin resmi maupun tidak memiliki izin resmi (Baznas, 2017: 64).

Berdasarkan KMA No. 333/2015 tersebut, Lembaga Amil Zakat (LAZ)

dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu LAZ Nasional (LAZNAS), LAZ Provinsi,

dan LAZ Kabupaten atau Kota. Saat ini, Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang

telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

terdiri dari 16 LAZ Nasional (LAZNAS), 7 LAZ Provinsi, dan 10 LAZ

Kabupaten atau Kota (Baznas, 2017: 64).

Adapun 16 LAZ Nasional (LAZNAS) terdiri dari LAZ Rumah Zakat,

Dompet Peduli Umat (DPU) Daarut Tauhid, Yayasan Baitul Maal

Hidayatullah, LAZ Dompet Dhuafa Republika, LAZ Nurul Hayat, LAZ IZI,

Yatim Mandiri, Yayasan Lembaga Manajemen Infaq Ukhuwah Islamiyah,

Yayasan Dana Sosial Al Falah, Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, Yayasan

Baitul Maal Muamalat, LAZIS NU, LAZ Global Zakat, LAZIS

Muhammadiyah, LAZIS Dewan Dakwah dan LAZ PZU (Persis).

Salah satu potensi dana zakat secara nasional diantaranya berasal dari

LAZ tersebut. Sejauh ini, dana yang di himpun oleh LAZ mengalami kenaikan.

Contohnya, pada tahun 2010 LAZ Rumah zakat berhasil menghimpun dana

zakat sebesar Rp. 135,081 miliar dan pada tahun 2014 LAZ Rumah Zakat

mengalami kenaikan hingga Rp. 198,331 miliar. Kemudian ada LAZ Dompet

6

Dhuafa Republika yang pada tahun 2014 berhasil mengumpulkan dana zakat

sebesar Rp. 195,75 miliar (Baznas, 2017: 65).

Pada tahun 2016, total penghimpunan yang diperoleh LAZ mengalami

kenaikan. Untuk lebih lengkap terkait data penghimpunan dana zakat pada

LAZNAS ada di Tabel. 1.1

Tabel. 1.1 Data Penghimpunan LAZNAS Tahun 2016

OPZ

Penghimpunan Total

Penghimpunan

2016 Zakat Infaq/Shadaqah DSKL

LAZ Rumah

Zakat Indonesia

109,189,570,539 72,756,519,550 43,061,515,208 225,007,605,297

LAZ Daarut

Tauhid

18,702,004,053 38,748,544,004 25,200,383,265 82,650,931,322

LAZ Baitul

Maal

Hidayatullah

40,211,978,000 78,815,137,000 11,100,069,000 130,127,184,000

LAZ Dompet

Dhuafa

Republika

139,848,950,846 27,152,321,608 46,134,562,135 213,135,834,589

LAZ Nurul

Hayat

8,724,118,020 53,341,674,028 6,015,094,995 68,080,887,043

LAZ Inisiatif

Zakat Indonesia

36,922,170,276 4,066,922,339 18,013,292,541 59,002,385,156

7

LAZ Yatim

Mandiri

Surabaya

10,073,724,104 65,023,959,252 9,665,844,723 84,763,528,079

LAZ Lemabaga

Manajemen

Infak Ukhuwah

Islamiyah

10,948,749,742 14,578,062,920 14,960,534,330 40,487,346,992

LAZ Dana

Sosial Al Falah

Surabaya

7,800,040,673 42,662,498,474 668,620,423 51,131,159,570

LAZ Pesantren

Islam Al Azhar 14,665,318,380 7,253,057,712 14,874,889,340 36,793,265,432

LAZ Baitul

Maal Muamalat 20,120,716,140 8,587,995,094 3,813,173,794 32,521,885,028

LAZIS NU 56,842,207,442 1,524,144,342 1,540,159,094 59,906,510,878

LAZ

Muhammadiyah 41,615,679,645 14,347,790,868 8,694,609,461 64,658,079,974

LAZ Dewan

Dakwah

Islamiyah

Indonesia

8,115,135,166 11,658,553,222 4,501,551,127 24,275,239,515

LAZ

Perkumpulan

Persatuan Islam

5,593,060,574 1,715,191,463 25,451,237,019 32,759,489,056

LAZ Rumah

Yatim Ar

Rohmah

Indonesia

19,794,426,549 52,768,516,280 1,899,316,657 74,462,259,486

Sumber : Baznas Outlook 2018

8

Pada tabel 1 menjelaskan tentang data penghimpunan dana zakat, infaq,

shodaqah, beserta dana sosial dan keagamaan lainnya pada tahun 2016 yang

berhasil dihimpun oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) seluruh

Indonesia.

Dalam segi penghimpunan dana zakat, ada 2 LAZNAS yang berhasil

menghimpun dana zakat di atas Rp. 100 miliar, yaitu LAZ Dompet Dhuafa dan

LAZ Rumah Zakat. LAZ Dompet Dhuafa menempati posisi sebagai LAZNAS

yang berhasil menghimpun dana zakat terbanyak yaitu dengan total dana zakat

mencapai lebih dari Rp.139,8 miliar di tahun tersebut. Kemudian LAZ Rumah

Zakat dengan total dana zakat yang berhasil dihimpun mencapai lebih dari Rp.

109 miliar. Selain 2 LAZ tersebut, LAZIS NU menempati peringkat

selanjutnya dengan total dana zakat yang berhasil di himpun mencapai Rp.

56,8 miliar.

Adapun LAZNAS lainnya bervariasi, dalam segi penghimpunan dana

zakat, mulai dari yang terendah yaitu LAZ Perkumpulan Persatuan Islam yang

berhasil mengumpulkan dana zakat mencapai lebih dari Rp. 5,5 miliar di tahun

2016. Sampai yang tertinggi di bawah LAZIS NU, yaitu LAZIS

Muhammadiyah dengan total dana zakat sebesar Rp. 41,6 miliar.

Peran Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang terbentuk dari

masyarakat yang terhimpun dalam ormas maupun yayasan-yayasan, dalam

menghimpun dana zakat muzakki di Indonesia sangat penting, mengingat

potensi dana zakat yang berhasil di himpun seluruh LAZNAS bisa mencapai

Rp. 551 miliar di tahun 2016 (Baznas, 2018: 98).

9

Potensi dana zakat yang cukup besar yang berhasil dikumpulkan oleh

Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) harus bisa tersalurkan dengan baik

kepada masyarakat yang membutuhkan.

Apabila ada dana yang tersisa, lembaga zakat harus mampu

menyalurkan dana tersebut untuk diproduktifkan sebagai penunjang dana sosial

yang akan dimanfaatkan oleh lembaga zakat. Dana yang diproduktifkan inilah

salah satu bentuknya adalah dengan membuat kewirausahaan sosial yang

bertujuan untuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh lembaga zakat. Disinilah

posisi lembaga zakat juga sebagai social enterprise (Akmalur Rijal dkk., 2018:

51).

Social enterprise merupakan sebuah istilah turunan dari kata

entrepreneurship. Gabungan dari dua kata, yaitu “social” yang berarti

kemasyarakatan, dan “enterprise” yang berarti kewirausahaan (Irma Paramita

Sofia, 2015: 4). Social enterprise merupakan lembaga yang ingin

menyelesaikan masalah sosial dengan mengembangkan dari sisi

kewirausahaan.

Social enterprise memiliki tujuan untuk menyelesaikan masalah sosial

yang ada di masyarakat. Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang

paling membutuhkan perhatian untuk segera ditangani. Lembaga zakat sebagai

lembaga yang menghimpun dan menyalurkan zakat kepada kaum miskin

memiliki peran yang sangat besar, dan kehadirannya sangat diharapkan oleh

masyarakat miskin (Akmalur Rijal dkk., 2018: 52).

10

Zakat yang diberikan oleh muzakki kepada lembaga zakat belum tentu

mampu untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Penyaluran zakat terus-

menerus sangat dibutuhkan oleh masyarakat miskin, sehingga diperlukan cara

lain untuk membantu kehidupan ekonomi masyarakat miskin tersebut

(Akmalur Rijal dkk., 2018: 53).

Social enterprise berfokus kepada sektor sosial yang seharusya

berjalan, belum bekerja dengan baik, dan memecahkan permasalahan tersebut

dengan mengubah sistem, menawarkan solusi, dan mengajak masyarakat untuk

melakukan lompatan baru dalam menghadapi permasalahan mereka.

LAZ Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga zakat terbesar, dan

juga merupakan LAZNAS yang mengumpulkan dana zakat terbanyak di

Indonesia telah mengubah langkah dari pemberdayaan ke social enterprise.

(www.dompetdhuafa.org/post/detail/8034/dari-pemberdayaan-ke-social-enterprise di

akses pada 6 Februari 2019, pukul 3.36 WIB)

Wujud social enterprise yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa

ialah dengan berdirinya PT. Dompet Dhuafa Social Enterprise. Terdapat

beberapa unit usaha di dalam perusahaan yang dikelola secara professional

tersebut, antara lain Tebar Hewan Kurban, DD Travel, DD Medika, dan DD

Kontruksi. Social enterprise yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa mampu

menyelaraskan konsep bisnis dan juga sosial secara bersamaan. Keuntungan

sebagai penopang utama bisnis tetap didapatkan, dan kemiskinan sebagai salah

satu masalah sosial perlahan LAZ Dompet Dhuafa menunjukan penyelesaian

masalah tersebut (Akmalur Rijal dkk., 2018: 53).

11

Selain itu, untuk membiayai operasional lembaga zakat Dompet Dhuafa

diperoleh dari hasil social enterprise yang selama ini sudah dijalankan

sehingga mampu membuat LAZ Dompet Dhuafa bertahan sampai sekarang

dan menjadi LAZNAS yang mampu menghimpun dana zakat terbanyak di

Indonesia.

Penerapan dan implementasi model bisnis yang tepat pada suatu

perusahaan dapat memberikan manfaat utama dan sangat membantu bagi

perusahaan khususnya untuk menyampaikan misi sosial pada lembaga sosial

enterprise.

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2009: 14) model bisnis adalah

sebuah model bisnis yang menggambarkan tentang dasar pemikiran bagaimana

suatu organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai suatu

perusahaan.

Model bisnis digunakan untuk mempermudah menggambarkan suatu

konsep bisnis. Model bisnis juga di gunakan bukan hanya untuk perusahaan,

tapi juga diterapkan untuk social enterprise. Pada zaman yang penuh dengan

inovasi dan perkembangan yang begitu cepat, model bisnis sangat dibutuhkan

oleh perusahaan untuk bisa mengetahui efesiensi dan melakukan evaluasi

dengan cepat. Salah satu model bisnis yang berkembang saat ini adalah

Business Model Canvas (BMC).

Business Model Canvas (BMC) adalah bahasa yang sama dalam sebuah

model bisnis untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan

mengubah model bisnis dalam satu lembar canvas. Business Model Canvas

12

memiliki 9 elemen, yaitu: Customer Segment, Value Proposition, Channels,

Customer Relationship, Key Activities, Key Resources, Key Partnership,

Revenue Streams, dan Cost Structure (Osterwalder dan Pigneur, 2009: 15).

Pada praktiknya BMC bukan hanya di gunakan untuk perusahaan dan

entrepreneur, bahkan digunakan untuk mengetahui strategi, nilai lebih dari

suatu organisasi, komunitas pendidikan, bahkan ada yang digunakan untuk

pengembangan suatu perpustakaan. Penerapan Business Model Canvas (BMC)

bukan merupakan hal yang baru dalam dunia akademisi, dan sudah banyak

praktisi yang menggunakan BMC karena relevan, praktis, dan mudah

dipahami.

Menurut Annisa (2015: 8) seiring dengan berkembangnya model bisnis,

Busniess Model Canvas yang umumnya digunakan untuk perusahaan profit,

berkembang menjadi Business Model Canvas for Social Enterprise. Adaptasi

model bisnis ini diambil dari Business Model Canvas yang memiliki 9 elemen,

ditambahkan menjadi 11 elemen sesuai dengan kebutuhan pada Social

Enterprise. Kedua elemen tersebut ialah elemen Mission dan Impact and

Measurements.

Berdasarkan penulisan di atas, penulis ingin meneliti lebih dalam

tentang bagaimana strategi penghimpunan dana zakat yang dilakukan oleh

LAZ Dompet Dhuafa yang selalu berhasil menghimpun dana zakat lebih dari

Rp. 100 Milyar pertahunnya. LAZ Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang

berperan juga menjadi Social Enterprise bisa memaksimalkan seluruh program

yang berdamBapak pada masyarakat luas, penulis menggunakan pendekatan

13

Business Model Canvas for Social Enterprise yang merupakan tools untuk

mengetahui strategi penghimpunan yang terdiri atas 11 elemen. Penelitian ini

nantinya akan dijadikan skripsi dengan judul “BUSINESS MODEL CANVAS

FOR SOCIAL ENTERPRISE PADA LAZ DOMPET DHUAFA”

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi penghimpunan dana zakat pada LAZ Dompet Dhuafa?

2. Bagaimana strategi penghimpunan dana zakat pada LAZ Dompet Dhuafa

dengan pendekatan Business Model Canvas for Social Enterprise?

3. Faktor apa yang menjadi kekuatan dari strategi penghimpunan dana zakat

LAZ Dompet Dhuafa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisa bagaimana strategi fundraising dana zakat pada LAZ

Dompet Dhuafa

b. Untuk menganalisa bagaimana strategi fundraising dana zakat pada LAZ

Dompet Dhuafa dengan pendekatan Business Model Canvas for Social

Enterprise

c. Untuk menganalisa faktor apa yang menjadi kekuatan dari strategi

penghimpunan dana zakat LAZ Dompet Dhuafa

2. Manfaat Penelitian

14

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk :

a. Manfaat Akademisi

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu

bagi civitas akademik Pendidikan khususnya tentang strategi fundraising

LAZ Dompet Dhuafa.

b. Manfaat Praktisi

Diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan bagi

penggiat ilmu sosial secara umum, dan lembaga amil zakat, juga penggiat

kewirausahaan sosial (Social Enterprise) secara khususnya. Penelitian ini

juga diharapkan mampu menjadi bahan perbandingan dalam strategi

fundraising untuk lembaga amil zakat di Indonesia dalam menghimpun

dana zakat, sehingga nantinya mampu mengoptimalkan dan

memaksimalkan potensi dana zakat yang cukup besar di Indonesia.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu khususnya tentang

strategi fundraising dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya zakat dalam membantu meminimalisir berbagai masalah

perekonomian Indonesia, khususnya kemisikan.

15

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategy Fundraising Dana Zakat Dengan BMC

1. Peran dan Fungsi Zakat

a.) Peran dan Fungsi Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan

Salah satu peran dan fungsi zakat yaitu mengentaskan

kemiskinan. Namun, pada umumnya masih banyak masyarakat yang

menganggap bahwa zakat hanya memiliki tujuan yaitu mengentaskan

kemiskinan dan membantu fakir miskin, namun belum mengetahui

gambarannya secara menyeluruh.

Agama Islam mulai mengkonsenterasikan pengentasan

kemiskinan dengan mencari pemecahannya dari berbagai aspek. Walau

pada dasarnya, dalam pandangan Islam, zakat bukan merupakan satu

satunya cara yang bisa dilakukan untuk mengentaskan kemisikinan.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa zakat tidak hanya terbatas pada

pengentasan kemiskinan. Lebih dari itu, tujuan zakat yaitu untuk

mengatasi permasalahan permasalahan kemasyarakatan lainnya.

Dalam hal ini, zakat juga turut memberikan kontribusi kepada

bidang lainnya yang semua itu bisa membantu membawa perubahan

pada masyarakat yang membutuhkan. Dan dari semua itu, dapat

dikatakan bahwa sasaran utama dari zakat yaitu mengentaskan

kemiskinan secara keseluruhan (Yusuf Qardhawi, 2015: 30).

16

b.) Peran dan fungsi zakat dalam bidang ekonomi

Zakat memiliki potensi yang sangat penting dalam

membangun dan mendukung upaya pemerintah untuk memberdayakan

ekonomi masyarakat. Peran dan fungsi zakat dalam bidang ekonomi

salah satunya yaitu untuk mencegah penumpukan harta pada sebagian

kecil orang dan mempersempit kesenjangan ekonomi dari masyarakat.

Zakat juga berfungsi sebagai effort to flowing yang difungsikan sebagai

pengendalian terhadap sifat manusia yang cenderung senang terhadap

akumulasi kekayaan (Muhammad dan AbuBakar, 2011: 16).

Secara ekonomik, zakat merupakan alat transfer of income

(pemindahan kekayaan) dari orang-orang yang termasuk golongan kaya

(the have) kepada orang-orang yang termasuk golongan yang tidak

berpunya (the have not). Pengalihan kekayaan berarti pengalihan

sumber-sumber ekonomi yang akan berdamBapak pada perubahan yang

bersifat ekonomis bagi kaum yang lemah (Muhammad dan AbuBakar,

2011: 18).

Secara matematis, melihat dari jumlah penduduk Indonesia,

potensi zakat profesi berkisar sekitar 6,3 triliyun pertahun. Dari seluruh

potensi zakat maal yang ada, bisa terhimpun dana zakat mencapai 19,6

triliyun pertahun. Sumber-sumber ekonomi yang sangat luar biasa

tersebut, menghasilkan nilai material yang sangat tinggi, yang dapat

17

mengubah keseimbangan perekonomian yang ada secara menakjubkan,

khususnya untuk tujuan kepentingan masyarakat miskin.

Triclke down effect merupakan cara pendistribusian kekayaan

yang merata pada mayoritas masyarakat. Akumulasi modal yang

beredar dapat menjadi sumbu ekonomi produktif bagi kelompok

masyarakat miskin. Zakat maal yang dihimpun dengan maksimal, dan

juga dengan distribusi yang tepat sasaran, akan berdamBapak pada

pembebasan masyarakat miskin dari eksploitasi rentenir yang awalnya

memberikan dana yang menggiurkan, namun ternyata sebaliknya, yaitu

mencekik mereka (Muhammad dan AbuBakar, 2011: 22).

c.) Peran dan Fungsi Zakat dalam Bidang Pendidikan

Zakat merupakan salah satu instrumen dalam ekonomi Islam

yang berperan untuk meningkatkan sosio-ekonomi masyarakat Islam

pada umumnya dan golongan asnaf pada khususnya. Peningkatan

tersebut termasuk kebutuhan dasar asnaf, terutama golongan fakir dan

miskin. Disamping kebutuhan penting seperti keperluan makanan,

tempat perlindungan dan Bapakaian, pendidikan juga sangat penting

karena pendidikan dapat meningkatkan kemampuan golongan asnaf

fakir dan miskin serta masyarakat Islam dalam meningkatkan faktor

produksinya agar dapat berpindah dari yang awalnya mustahiq menjadi

muzakki (Zakaria Bahari, 2016: 176).

Pendistribusian dana zakat pada bidang pendidikan dan

pelatihan, disadari atau tidak, pada hakikatnya merupakan langkah

18

tepat. Karena pendidikan dalam perspektif Islam memiliki peran

penting bagi pembentukan kepribadian seseorang. Pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan merpukan investasi

penting dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa dan negara

(Muhammad dan AbuBakar, 2011: 24).

Pendidikan dan pelatihan akan memberikan kesempatan

(espace ouvert) pada masyarakat untuk memperoleh keterampilan

(skill) dan keahlian (expertise) yang relevan untuk membantu

masyarakat dalam pengembangan sosial dan ekonominya. Dalam

jangka menengah, dana zakat yang dialokasikan untuk pendidikan dan

pelatihan merupakan gejala ekonomi yang mempersoalkan keterkaitan

antara hasil pendidikan dengan kebutuhan angkatan kerja sehingga akan

berpengaruh kepada asnaf golongan fakir miskin untuk bisa

berkembang menjadi sumber daya manusia yang produktif (Muhammad

dan AbuBakar, 2011: 29)

2. Fundraising Strategy

a) Pengertian Fundraising

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun atau

menggalang dana dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi, dan

perusahaan yang akan disalurkan dan digunakan untuk yang membutuhkan

(Atik Abidah, 2006: 164).

Kegiatan fundraising memiliki setidaknya lima tujuan pokok, yaitu

menghimpun dana, menghimpun donatur, menghimpun simpatisan atau

19

pendukung, membangun citra lembaga (brand image), dan memberikan

kepuasaan kepada donatur (Atik Abidah, 2006: 165).

Dalam kamus bahasa Inggris fundraising bisa di artikan juga

sebagai pengumpulan uang. Dalam sebuah lembaga, pengumpulan uang

sangat penting dan dilakukan untuk membiayai program kerja dan

operasional. Organisasi nirlaba atau lembaga-lembaga nonkomersil biasanya

yang menggunakan aktivitas fundraising (Ali Jaya, 2017: 38).

b) Pengertian Strategy

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

(kbbi.kemdikbud.go.id di akses pada tanggal 1 september 2019 pukul 21.00

WIB), strategi ialah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus. Menurut Malayu (2009: 102), strategi pada

dasarnya adalah penentuan cara yang harus dilakukan agar memungkinkan

memperoleh hasil yang optimal, efektif, dalam waktu yang singkat serta

tepat menuju sasaran yang telah ditetapkan.

Adapun yang dimaksud strategi dalam penelitian ini ialah

penentuan cara yang dilakukan agar dalam suatu kegiatan bisa mencapai

tujuan yang sudah di susun sebelumnya dan agar mendapatkan hasil yang

optimal.

3. Bisnis Dalam Ekonomi Islam

a) Hakikat Bisnis dalam Ekonomi Islam

20

Pengertian bisnis menurut Hughes dan Kapoor, bisnis merupakan

suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan (laba)

atau menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat (Ahmadi Sofyan, 2006: 2).

Pandangan lain mengatakan bahawa bisnis merupakan sejumlah

total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi,

transportasi, komunikasi, usaha jasa, dan pemerintahan yang bergerak dalam

bidang membat dan memasarkan barang dan jasa kepada konsumen. Pada

pengertian bisnis ini, tercakup tiga bagian (Ahmadi Sofyan, 2006: 2):

a. Usaha perseorangan kecil-kecilan dalam bidang barang dan jasa

b. Usaha perusahaan besar seperti pabrik, transportasi, perusahaan media,

hotel.

c. Usaha dalam bidang struktur ekonomi bangsa.

Dari uraian pengertian-pengertian bisnis di atas, menunjukan

bahwa kita semua pada dasarnya akan selalu terlibat dalam kegiatan bisnis

yang beraneka ragam jenisnya. Hal ini disebabkan karena hakekat bisnis itu

adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, organisasi, atau

masyarakat luas.

Agama Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya

untuk melaksanakan ibadah dalah kehidupan. Pedoman tersebut ialah Al-

Qur`an dan Sunnah Nabi. Keduanya merupakan sumber ajaran Islam yang

memiliki prinsip-prinsip dasar yang penerapannya dalam dunia bisnis dapat

disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi

21

ruang dalam waktu. Islam juga seringkali dijadikan model tatanan

kehidupan yang berbudaya. Termasuk tatanan kehidupan bisnis, budaya,

etos kerja bagi masyarakat pada umumnya.

Sebagian orang zaman sekarang menganggap bahwa dunia binis

adalah dunia yang tidak ada keterkaitan dengan ajaran agama. Padahal tidak

demikian, Islam telah memberikan bimbingan kepada umatnya untuk

mengikuti jejak-jejak bisnis yang dilakukan oleh pelaku bisnis sukses yang

bernama Muhammad bin Abdullah (Ahmadi Sofyan, 2006: 3).

Berbicara mengenai dunia bisnis, ketika Islam diyakini sebagai

suatu agama dan juga sebagai suatu sistem, Islam dapat memberikan

tuntunan beretika dalam bisnis karena dengan adanya tuntunan tersebut

diaharapkan mampu memberikan nuansa bisnis yang islami (Ahmadi

Sofyan, 2006: 16).

Agama Islam memiliki pedoman yaitu Al-Qur`an dan Sunnah yang

dapat digunakan dalam pengembangan tatanan kehidupan masyarakat,

termasuk tatanan kehidupan bisnis.

Islam mengajarkan para pelaku bisnis untuk tidak sekedar mencari

keuntungan dunia, tapi juga berorientasi masa depan yang gemilang

(akhirat). Karena sifat dunia yang hanya sementara, dan sifat akhirat yang

kekal. Sehingga para pelaku bisnis tidak hanya mengejar keuntungan

sementara yang akan segera habis, tapi juga selalu berorientasi masa depan.

Islam memberikan tuntunan visi bisnis yang jelas, yaitu visi bisnis masa

depan yang bukan semata-mata mencari keuntungan sesaat tapi

22

“merugikan”, melainkan mencari keuntungan yang secara hakikat baik dan

berakibat baik pula bagi kesudahannya (pengaruhnya) (Ahmadi Sofyan,

2006: 20-21).

b) Tujuan Bisnis dalam Ekonomi Islam

Bagi para pelaku bisnis, norma-norma syari’ah dalam Islam

ditempatkan sebagai kerangka dasar yang utama. Dengan berlandaskan

norma-norma syari’ah tersebut, maka bisnis yang dilakukan seseorang

diarahkan untuk mencapai empat hal (Muhammad dan Rahmad Kurniawan,

2014: 42):

a. Profit yaitu materi dan non materi

b. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan terus meningkat

c. Keberlangsungan dalam kurun waktu yang selama mungkin

d. Keberkahan atau keridhaan Allah

Keempat hal tersebut menjadi suatu karakter dasar yang

membedakan antara tujuan bisnis dan perdagangan dalam perspektif Islam

dengan tujuan bisnis secara umum. Kegiatan bisnis pada umumnya

mengarahkan individu atau organisasi pada pencapaian profit yang

tamBapak wujudnya (Tangible). Beda halnya dengan bisnis dalam

pandangan Islam yang menempatkan profit dalam dua sisi yang saling

menyatu, yaitu material dan non material (Spiritual) (Muhammad dan

Rahmad Kurniawan, 2014: 43).

23

Tujuan bisnis dalam ajaran agama Islam tidak semata-mata untuk

mencari profit sebanyak-banyaknya, tetapi juga harus dapat memberikan

benefit (manfaat atau keuntungan) non materi kepada sesama individu, atau

internal perusahaan atau organisasi, seperti terciptanya rasa persaudaran,

menciptakan keadilan sosial, dan sebagainya. Disini tujuan bisnis dalam

Islam tidak menekankan kepada seberapa banyak profit yang didapatkan,

tetapi juga seberapa banyak benefit (manfaat) yang bisa diberikan untuk

masyarakat pada umumnya (Norvadewi, 2015: 43).

c) Terma (Istilah) Bisnis dalam Ekonomi Islam

Agama Islam lebih dari sekedar agama, akan tetapi Islam

merupakan suatu sistem yang mengatur tentang kehidupan manusia.

Berbicara mengenai dunia bisnis, Islam pun memiliki sistem yang

bersumber langsung dari Al-Qur`an sebagai pedoman dan kitab suci.

Al-Qur`an dalam mengajak manusia untuk mengamalkan ajaran

agama Islam dalam segala aspek kehidupan seringkali menggunakan istilah-

istilah yang dikenal dalam dunia bisnis, seperti jual beli, untung rugi, dan

sebagainya (Ahmadi Sofyan, 2006: 17).

Al-Qur`an menggunakan beberapa terminologi (istilah) untuk

menjelaskan tentang bisnis dalam agama Islam. Terminologi tersebut

diantaranya al-Tijarah, al-bai’u, tadayantum, dan isytara. Terminologi

tijarah berasal dari dasar kata t-j-r, tajar wa tijaratan, yang memiliki arti

berdagang atau berniaga. Dalam Al-Qur`an istilah tijarah ditemui sebanyak

delapan kali (Muhammad dan Rahmad Kurniawan, 2014: 40).

24

Adapun terminologi bai’ dari kata ba’a terdapat dalam berbagai

variasi, dan yang paling banyak digunakan adalah kata bai’ yaitu sebanyak

enam kali. Al-Bai’u memiliki arti yaitu menjual, lawan dari isytara atau

memberikan sesuatu yang berharga dan mengambil dari padanya suatu

harga dan keuntungan. Terminologi ba’iu dalam Al-Qur`an memiliki

perngertian jual beli yang halal, dan larangan untuk memperoleh harta dari

hasil riba (Muhammad dan Rahmad Kurniawan, 2014: 41).

Selain itu, Al-Qur`an menggunakan terminologi Isytara. Secara

umum, arti kata Isytara memiliki makna transaksi antara manusia dengan

Allah atau transaksi sesama manusia yang dilakukan karena dan untuk

Allah, atau juga transaksi dengan tujuan keuntungan manusia walaupun

menjual ayat-ayat Allah (Muhammad dan Rahmad Kurniawan, 2014)

4. Social Enterprise

Social entrepreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari

entrepreneurship. Gabungan dari dua kata, social yang artinya

kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian

sederhana dari social entrepreneur adalah seseorang yang mengerti

permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk

melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang

kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Agung Surya,

2018: 69).

Social Enterprise (Kewirausahaan Sosial) pada dasarnya merupakan

bentuk penggabungan antara kosep kewirausahaan yang mengedepankan

25

kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi dan

memiliki tujuan bukan hanya untuk mendapatkan profit, tetapi juga pada tujuan

sosial. Social Enterprise ini dapat menjadi jalan bagi lembaga atau organisasi

untuk dapat melakukan perubahan sosial, seperti pengurangan kemiskinan

dengan cara atau pendekatan kewirausahaan (Nur Firdaus, 2014: 59).

Social Enterprise berbeda dengan konsep CSR, pada umumnya

perusahaan ketika melaksanakan program CSR juga bertujuan untuk lebih

mengenalkan perusahaan tersebut kepada masyarakat bisa dikatakan juga

bertujuan untuk iklan atau branding perusahaan. Sedangkan Social Enterprise

merupakan sebuah konsep yang murni bergerak dibidang sosial dan digagas

oleh masyarakat sendiri, dan keberhasilannya diukur dari seberapa besar

manfaat yang sudah diberikan kepada masyarakat (Anis Fitria, 2018: 27).

5. Business Model Canvas for Social Enterprise

a) Pengertian Busines Model Canvas

Model bisnis adalah sebuah model bisnis yang menggambarkan

tentang dasar pemikiran bagaimana suatu organisasi menciptakan,

memberikan, dan menangkap nilai suatu perusahaan (Osterwalder dan

Pigneur, 2009: 14).

Salah satu model bisnis yang sering digunakan oleh lembaga atau

perusahaan untuk membuat dan memaksimalkan strategi adalah dengan

menggunanakan Business Model Canvas (BMC).

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2009:15) Business Model

Canvas (BMC) adalah bahasa yang sama dalam sebuah model bisnis untuk

26

menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis

dalam satu lembar canvas. Business Model Canvas memiliki sembilan blok

atau elemen, yaitu Customer Segment, Value Proposition, Channels,

Customer Relationship, Key Activities, Key Resources, Key Partnership,

Revenue Streams, dan Cost Structure.

Menurut Dian dan Achmad (2017: 261) Pengertian dari Business

Model Canvas (BMC) adalah sebuah konsep model bisnis yang ditampilkan

dalam satu lembar canvas. Pada BMC, berisikan peta sembilan elemen yang

mencakup Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer

Relationship, Key Activities, Key Resources, Key Partnership, Revenue

Streams, dan Cost Structure.

Menurut Ade (Ade, 2018: 2) Business Model Canvas (BMC)

adalah sebuah tools dalam bisnis yang dikembangkan oleh Alexander

Osterwalder, yang dipopulerkan melalui bukunya Business Model

Generation. BMC dikembangkan untuk membantu setiap organisasi, baik

itu organisasi bisnis atau lainnya, dan juga pengusaha pemula untuk

memetakan dan melakukan analisa terhadap model bisnis mereka.

Berdasarkan pernyataan yang terkandung dalam pengertian

Business Model Canvas yang dikemukakan para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian Business Model Canvas (BMC) adalah tools

yang digunakan dalam suatu organisasi, umumnya organisasi bisnis atau

perusahaan yang menggambarkan dan memvisualisasikan seluruh gambaran

besar yang terdiri dari sembilan elemen dalam satu lenbar canvas.

27

Fungsi Business Model Canvas (BMC) dapat mengambarkan

secara sederhana dari 9 elemen penting yang akan diwakili oleh masing-

masing kolom dalam 1 halaman atau canvas, namun dalam satu canvas ini

memberikan kemudahan dalam membaca dan memahami sebuah model

bisnis secara utuh. (Ade, 2018: 2)

Business Model Canvas memiliki sembilan blok atau elemen, yaitu

Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer Relationship,

Key Activities, Key Resources, Key Partnership, Revenue Streams, dan Cost

Structure.

Gambar 2.1 Business Model Canvas (BMC)

28

Sumber: https://www.strategyzer.com/canvas/business-model-canvas

diakses pada 18 Februari 2019 pada pukul 05.23 WIB.

Dalam Business Model Canvas (BMC) yang memiliki

sembilan elemen tersebut, dapat dibagi menjadi 4 bagian dasar, yaitu :

a. Bagian Infrastuktur

b. Bagian Penawaran

29

c. Bagian Pelanggan

d. Bagian Keuangan

Dalam setiap bagian tersebut, terdapat elemen BMC yang dapat

dilihat pada tabel 2.2 (Ade, 2018: 4)

Tabel 2.1 Bagian Dasar Elemen BMC

Bagian Dasar Elemen BMC

Bagian Infrasktur

(Infrastucture)

a. Key Activities (Kegiatan Utama)

b. Key Resources (Sumber Daya Utama)

c. Key Partner (Jaringan Mitra)

Bagian Penawaran

(Offering)

Value Proposition (Proposi Nilai)

Bagian Pelanggan

(Customer)

1.) Customer Segment (Segmentasi Pelanggan)

2.) Channel (Saluran)

3.) Customer Relationship (Hubungan Pelanggan)

Bagian Keuangan

(Finance)

1.) Cost Structure (Struktur Biaya)

2.) Revenue Stream (Aliran Pendapatan)

a. Bagian Infrastuktur (Infrastucture)

1.) Key Activities (Kegiatan Utama)

Kegiatan yang paling penting dalam melaksanakan

proposisi nilai perusahaan.

30

2.) Key Resources (Sumber Daya)

Sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan

nilai bagi pelanggan. Mereka dianggap aset untuk perusahaan

yang diperlukan untuk mempertahankan dan mendukung

bisnis. Sumber daya ini bisa manusia, keuangan, fisik dan

intelektual. Selain itu zaman sekarang juga sudah dikenal

dengan istilah aset digital. Dan aset digital itu juga termasuk

kedalam elemen key resources.

3.) Key Partner (Jaringan Mitra)

Untuk mengoptimalkan operasi dan mengurangi

risiko model bisnis, organisasi biasanya mengembangkan

hubungan pembeli-pemasok sehingga mereka dapat fokus pada

kegiatan inti mereka. Aliansi bisnis pelengkap juga dapat

dipertimbangkan melalui usaha patungan atau aliansi strategis

antara pesaing atau non-pesaing.

b. Bagian Penawaran

Value Proposition (Preposisi Nilai)

Kumpulan produk dan layanan yang ditawarkan bisnis

untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Proposisi nilai

perusahaan adalah apa yang membedakannya dari para

pesaingnya. Proposisi nilai memberikan nilai melalui berbagai

elemen seperti kebaruan, kinerja, penyesuaian, "menyelesaikan

31

pekerjaan", desain, merek / status, harga, pengurangan biaya,

pengurangan risiko, aksesibilitas, dan kenyamanan / kegunaan.

c. Bagian Pelanggan

1.) Customer Segment

Untuk membangun model bisnis yang efektif,

perusahaan atau lembaga harus mengidentifikasi pelanggan

mana yang coba dilayani. Berbagai set pelanggan dapat

disegmentasi berdasarkan kebutuhan dan atribut mereka yang

berbeda untuk memastikan penerapan strategi perusahaan yang

tepat untuk memenuhi karakteristik kelompok klien yang

dipilih.

Dalam Customer Segment, di bagi menjadi 5 bagian :

a.) Segmen Pasar Luas

Tidak ada segmentasi khusus bagi perusahan untuk

mengikuti pasar massa yang jumlahnya banyak. Segmentasi

pelanggan yang umum.

b.) Pasar Niche

Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhan

khusus dan karakteristik kliennya.

c.) Tersegmentasi

Segmentasi pelanggan dengan tambahan dalam

segmen pelanggan yang ada. Dalam situasi tersegmentasi,

32

bisnis dapat lebih membedakan kliennya berdasarkan jenis

kelamin, usia, dan / atau penghasilan.

d.) Diversifikasi

Segmentasi pelanggan berasarkan kebutuhan dan

karakter yang berbeda.

e.) Platform/Pasar multi Side

Segmentasi pelanggan yang saling bergantung.

Contoh Gojek yang mempertemukan antara driver dan

pengguna aplikasi. Keduanya saling ketergantungan.

2.) Channel

Perusahaan atau lembaga dapat memberikan

proposisi nilai kepada pelanggan yang ditargetkan melalui

saluran yang berbeda. Saluran yang efektif akan

mendistribusikan proposisi nilai perusahaan dengan cara yang

cepat, efisien, dan hemat biaya. Suatu organisasi dapat

menjangkau kliennya melalui salurannya sendiri (depan toko),

saluran mitra (distributor utama), atau kombinasi keduanya.

Saluran bisa disebut juga cara perusahaan atau

lembaga memberitahukan tentang value kepada customer.

Semakin banyak customer mengetahui value perusahaan atau

lembaga, dapat berpengaruh positif terhadap perusahaan atau

lembaga tersebut.

3.) Customer Relationship

33

Hubungan dengan pelanggan biasa digunakan

perusahaan atau lembaga untuk menciptakan pelanggan baru.

Untuk memastikan kelangsungan dan keberhasilan bagi

perusahaan atau lembaga, perusahaan harus mengidentifikasi

jenis hubungan yang ingin mereka ciptakan dari segmentasi

pelanggan mereka. Berbagai bentuk hubungan pelanggan

meliputi :

a.) Bantuan Pribadi

Bantuan dalam bentuk interaksi antara karwan

dengan pelanggan. Bantuan diberikan selama penjualan,

atau setelah penjualan (after sales).

b.) Bantuan Khusus

Bantuan pribadi paling khusus, dimana

perwakilan penjualan ditugaskan khusus menangani

semua kebutuhan sekumpulan klien khusus.

c.) Layanan Mandiri

Jenis hubungan yang diterjemahkan dari interaksi

tidak langsung antara perusahaan dan klien. Di sini,

perusahaan atau lembaga menyediakan alat yang

dibutuhkan bagi pelanggan untuk melayani diri mereka

sendiri dengan mudah dan efektif.

d.) Layanan Otomatis

34

Sistem yang mirip dengan layanan mandiri tetapi

lebih dipersonalisasi karena memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasi pelanggan individu dan preferensi

mereka.

e.) Komunitas

Membuat komunitas memungkinkan interaksi

langsung di antara berbagai klien dan perusahaan.

Platform komunitas menghasilkan skenario di mana

pengetahuan dapat dibagi dan masalah diselesaikan antara

klien yang berbeda.

f.) Co-Creation

Hubungan pribadi dibuat melalui input langsung

pelanggan ke hasil akhir dari produk atau layanan

perusahaan.

d. Bagian Keuangan

1.) Cost Structure

Struktur biaya pada elemen ini menjelaskan

menjelaskan konsekuensi moneter yang paling penting saat

beroperasi di bawah model bisnis yang berbeda. Atau dengan

kata lain, biaya biaya apa saja yang dikeluarkan oleh

perusahaan atau lembaga.

Struktur biaya dibagi menjadi 4 bagian :

a.) Biaya Tetap

35

Biaya yang wajib dikeluarkan dan jumlahnya tidak

berubah.

b.) Biaya Variabel

Biaya yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari

jumlah produksi barang dan jasa.

c.) Economic of Scale

Biaya turun karena jumlah barang yang dipesan

atau diproduksi

d.) Economic of Scope

Biaya turun karena menggabungkan bisnis lain

yang memiliki hubungan langsung dengan produk asli

2.) Revenue Stream

Aliran pendapatan pada elemen BMC ini menunjukan

cara perusahaan mendapatkan pemasukan dari setiap segment

pelanggan. Beberapa cara untuk menghasilkan aliran

pendapatan (Ade, 2018: 6-7) :

a.) Pendapatan penjualan aset

Menjual hak kepemilikan atas barang fisik.

Misalnya perusahaan ritel.

b.) Pendapatan penggunaan

Uang yang digunakan dari penggunaan layanan

tertentu. Misalnya jasa expedisi seperti JNE atau TIKI.

c.) Pendapatan berlangganan

36

Pendapatan yang dihasilkan dengan menjual akses

ke pelanggan secara berkelanjutan. Misalnya Indihome,

XL Home, dan lainnya.

d.) Pendapatan menyewa/pinjaman

Memberikan hak ekslusif untuk suatu aset.

e.) Pendapatan lisensi

Pendapatan yang dihasilkan dari pembebanan untuk

penggunaan properti intelektual terlindungi

f.) Pendapatan pialang

Pendapatan yang dihasilkan dari layanan antara 2

pihak. Misalnya ERA, Ray White, mendapatkan komisi

dari penjualan rumah.

g.) Pendapatan iklan

Pendapatan yang dihasilkan dari mengenakan biaya

untuk iklan produk. Misalnya adalah perusahaan

advertising.

Menurut Annisa (Annisa, 2015: 8) Business Model Canvas (BMC)

yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder belum melengkapi model

bisnis untuk social enterprise , berdasarkan hasil penelitian, Busniess Model

Canvas for Social Enterprise harus bisa menggambarkan tentang bagaimana

social enterprise itu membuat, menyampaikan tujuan dari value yang diberikan.

37

Karena itu, dalam Business Model Canvas for Social Enterprise menambahkan

2 elemen yaitu Mission dan Social Impact.

Gambar 2.2 Modifikasi Business Model Canvas for Social Enterprise

Sumber: Business Model Canvas for Social Enterprise Adaptasi dari Annisa

Rahmani Qastharin

B. Literature Review

Dalam melakukan penelitian terhadap strategi fundraising dengan

pendekatan Business Model Canvas (BMC) pada LAZ Dompet Dhuafa, maka

perlu kiranya dilakukan telaah terhadap penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat relevansi dan sumber-sumber yang

38

akan dijadikan rujukan dalam penelitian ini sekaligus untuk upaya menghindari

duplikasi penelitian ini.

Tabel 2.2 Literatur Review

1

Identitas

Dian Purnamasari, Achmad Firdaus (Jurnal

Human Falah, 2017)

Judul

Analisis Strategi Penghimpunan Zakat Dengan

Pendekatan Business Model Canvas

Substansi

Penelitian ini menjelaskan tentang

penghimpunan dana zakat yang dilakukan oleh

BAZNAS dengan menggunakan metode

Business Model Canvas (BMC)

Perbedaan

Objek kajian yang dibahas, yaitu penelitian saya

membahas strategi fundraising di LAZ Dompet

Dhuafa. Sedangkan penelitian ini membahas

strategi fundraising di BAZNAS

2

Identitas

Ali Jaya (Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2017)

Judul

Strategi Penghimpunan Dana Zakat di

Singapura

39

Substansi

Penelitian ini menjelaskan tentang model

pengelolaan penghimpunan dana zakat di negara

Singapura

Perbedaan

Metode dan objek kajian yang dibahas. Peneltian

saya menggunakan metode Business Model

Canvas (BMC) sebagai strategi fundraising dana

zakat. Dan juga objek kajian penelitian saya pada

LAZ Dompet Dhuafa, sedangkan objek

penelitian ini adalah negara Singapura.

3

Identitas Atik Abidah ( Jurnal Kodifikasia, 2016)

Judul

Analisis Strategi Fundraising Terhadap

Peningkatan Pengelolaan ZIS Pada Lembaga

Amil Zakat Kabupaten Ponorogo

Substansi

Penelitian ini menjelaskan tentang manajemen

fundraising dana zakat yang dilakukan oleh

Lembaga Amil Zakat (LAZ) Kabupaten

Ponorogo.

Perbedaan

Metode dan objek kajian yang dibahas. Peneltian

saya menggunakan metode Business Model

Canvas (BMC) sebagai strategi fundraising dana

zakat. Dan juga objek kajian penelitian saya pada

40

LAZ Dompet Dhuafa, sedangkan objek

penelitian ini adalah LAZ Kabupaten Ponorogo.

4

Identitas

Annisa R. Qastharin ( The 7th

Indonesia

International Conference on Innovation,

Entrepreneurship, and Small Business, 2015)

Judul Business Model Canvas for Social Enterprise

Substansi

Penelitian ini menjelaskan tentang penerapan 9

elemen Business Model Canvas (BMC) pada

lembaga Kewirausahaan Sosial (Social

Enterprise)

Perbedaan

Penelitian ini untuk membuktikan bahwa

Business Model Canvas (BMC) bisa diterapkan

dalam lembaga Kewirausahaan Sosial (Social

Enterprise). Sedangkan penelitian saya adalah

penggunaan metode BMC sebagai strategi

fundraising pada Lembaga Amil Zakat (LAZ)

yang juga berperan sebagai Social Enterprise.

5

Identitas Rizka Yasin Yusuf

Judul

Strategi Fundraising di LAZNAS Dompet

Dhuafa Jawa Tengah

41

C. Kerangka Pemikiran

Grafik 2.1 Kerangka Pemikiran

Substansi

Penelitian ini menjelaskan tentang strategi

fundraising yang dilakukan oleh LAZNAS

Dompet Dhuafa Jawa Tengah. Hasil penelitian

ini ialah menganalisis pelaksanaan manajemen

strategi fundraising, dan juga menganalisis

faktor pendukung dan faktor penghambat

LAZNAS Dompet Dhuafa dalam menghimpun

dana zakat

Perbedaan

Metode dan objek kajian yang dibahas. Peneltian

saya menggunakan metode Business Model

Canvas (BMC) sebagai strategi fundraising dana

zakat. Dan juga objek kajian penelitian saya pada

LAZ Dompet Dhuafa Pusat, sedangkan objek

penelitian ini adalah LAZ Dompet Dhuafa Jawa

Tengah

Strategy Fundraising LAZ Dompet Dhuafa

Grounded Theory

42

Penjabaran Business

Model Canvas

Analisa dengan Software

ATLAS Ti

Kesimpulan

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah strategi penghimpunan dana

zakat dengan menggunakan pendeketan Business Model Canvas (BMC) for

Social Enterprise yang dilakukan pada salah satu Lembaga Amil Zakat

Nasional (LAZNAS) yaitu LAZ Dompet Dhuafa.

Penelitian ini memfokuskan kepada bagaimana strategi yang dilakukan

oleh LAZ Dompet Dhuafa untuk menghimpun dana zakat dari Muzakki dengan

11 elemen pada Business Model Canvas for Social Enterprise dan seberapa

besar potensi dana zakat yang terhimpun dengan strategi tersebut, kemudian

meneliti juga apa keunggulan strategi fundraising dana zakat LAZ Dompet

Dhuafa dari 11 elemen pada Business Model Canvas for Social Enterprise.

Dengan pendekatan Business Model Canvas dan juga menggunakan

metode analisis Grounded Theory, penelitian ini diharapkan dapat

memeberikan informasi terhadap seberapa optimal strategi penghimpunan dana

zakat yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa dalam mencapai tujuan untuk

menghimpun dana zakat dari muzakki di seluruh Indonesia.

43

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data utama yang bersumber dari data-data dan

informasi yang diperoleh langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini kami

akan menghubungi langsung pihak LAZ Dompet Dhuafa untuk

mendapatkan data yang kami butuhkan dari penelitian ini.

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu :

a. Metode wawancara

b. Metode observasi

c. Metode dokumentasi

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber

penelitian kepustakaan. Dalam penelitian ini, peneliti akan meminta data

langsung kepada LAZ Dompet Dhuafa.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data-data

yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai alat pendukung pembuktian

jawaban penelitian.

Tahapan pengumpulan data yang digunakan dalam penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

44

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi komunikasi yang

dilakukan oleh setidaknya minimal dua orang, atas dasar ketersediaan dan

dalam setting alamiah, serta arah pembicaraan mengacu kepada tujaun

dengan mengutamakan kepercayaan sebagai landasan utama (Haris

Herdianysah, 2015).

Tabel 3.1 Daftar Informan

No. Nama Jabatan

1

Muhammad Arya

Kurniawan

Supervisor Pusat Data dan Komunikasi

Internal LAZ Dompet Dhuafa Pusat

2 Bambang Suherman

Direktur Fundraising Dompet Dhuafa

2017

Direktur Program Dompet Dhuafa 2018

3 Hasan Ali

Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Observasi

Observasi adalah perilaku tamBapak dan juga dengan adanya

tujuan yang ingin di capai. Perilaku yang tamBapak ini dapat berupa

perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, juga dapat

di hitung, dan dapat di ukur (Haris Herdianysah, 2015).

45

Untuk mendapatkan data penelitian, penulis melakukan survey

lokasi penelitian yaitu pada LAZ Dompet Dhuafa Philantrophy Building

yang berlokasi di Jl. Warung Jati Barat No. 14 Jakarta Selatan.

3. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang dokumen,

arsip, ataupun catatan yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki

keterkaitan dengan tema penelitian.

D. Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, penulis menggunakan metode

penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus

pada penelitian ini yaitu pada Lembaga Zakat Nasional (LAZNAS) Dompet

Dhuafa.

Metode yang akan dilakukan peneliti setelah mendapatkan data yaitu

dengan mengolah data tersebut untuk mendapatkan hasil data yang akurat.

Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Editing

Tahap editing atau bisa disebut juga tahap pemeriksaan data, adalah

proses yang dilakukan oleh peneliti untuk memeriksa kembali data yang

sudah dikumpulkan aBapakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat

diolah dengan baik.

Dalam penelitian ini, peneliti memeriksa kembali data-data yang

sudah di dapat dari informan tentang strategi dana zakat LAZ Dompet

46

Dhuafa. Tujuannya untuk memastikan kembali aBapakah data-data tersebut

sudah lengkap dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. Klasifikasi

Setelah melakukan proses editing, peneliti melakukan proses

klasifikasi data yaitu dengan mengelompokkan data berdasarkan kategori-

kategori agar lebih memudahkan dalam proses analisis data.

3. Verifikasi

Verifikasi data ialah pembuktian kebenaran data yang di gunakan

untuk menjamin keaslian data. Tahapan verifikasi ini dilakukan dengan cara

menemui informan dan memperlihatkan hasil wawancara aBapakah sudah

sesuai dengan yang diinformasikan.

4. Analisis

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis yang

bersifat kualitatif deskriptif dengan pendekatan Business Model Canvas dan

dengan menggunakan metode Grounded Theory dan software Atlas.ti versi

8 untuk mengolah data.

Secara umum sebuah Business Model Canvas adalah

menggambarkan secara sederhana 9 elemen penting keberhasilan

sebuah bisnis yang akan diwakili oleh masing-masing kolom dalam 1

halaman atau canvas namun hal ini memberikan kemudahan dalam

membaca dan memahami sebuah model bisnis secara utuh. Elemen-

elemen Business Model Canvas tersebut antara:

47

a. Mission

Kolom ini menjelaskan tentang tujuan atau misi dari sebuah

lembaga social enterprise. Umumnya, semua sebuah social enterprise

memiliki misi yang juga akan berdamBapak kepada jangkauan

masyrakat yang lebih luas.

b. Customer Segment (CS)

Kolom ini sangat berperan penting dan akan berpengaruh

dengan kolom yang lain. Dengan segmen yang tertarget dapat

memudahkan perusahaan atau lembaga untuk bertemu dengan orang-

orang yang membutuhkan produk atau jasa dari perusahaan atau

lembaga tersebut.

Dalam perusahaan sosial (social enterprise), terdapat tiga jenis

segmen, yaitu pelanggan sebagai yang membuat keputusan dan

membayar ke perusahaan, pengguna akhir yang mendapatkan produk

atau layanan, dan orang atau kelompok penerima manfaat.

Kolom ini menentukan segmen customer yang akan menjadi

target bagi lembaga atau perusahaan. Pada elemen ini, setiap

perusahaan atau lembaga memiliki segmen yang bervariatif. Karena itu

elemen ini diisi dengan siapa saja yang akan menjadi target perusahaan.

Pada fundraising strategy dana zakat, kolom ini digunakan

untuk mengetahui segmentasi muzakki yang akan menjadi target dari

lembaga zakat.

48

c. Value Proposition (VP)

Kolom ini akan menggambarkan solusi atau manfaat apa yang

perusahaan atau lembaga tawarkan ke konsumen. Apa yang menarik

dari solusi? Apa yang membuat konsumen mau memilih, membeli, dan

menggunakan value dari perusahaan atau lembaga?

Kolom ini sangatlah bergantung kepada kolom Customer

Segment yang sudah terpetakan dengan jelas dan Value

Propositions (Proposisi Nilai) adalah elemen yang paling sulit dan

paling disalahartikan dari Business Model Canvas karena harus dapat

mewakili motif tersembunyi namun kuat dari pelanggan yang tertarget.

Value proposition menunjukan nilai apa yang dibutuhkan oleh

customer yang sebelumnya sudah ada dan diidentifikasi pada kolom

Customer Segment. Pada kolom ini juga merupakan kolom yang

berisikan nilai lebih (keunggulan) yang dimiliki oleh suatu lembaga

atau perusahaan.

Pada fundraising strategy dana zakat, kolom value proposition

ini digunakan untuk mengetahui nilai lebih apa saja yang dimiliki oleh

lembaga zakat dan juga untuk menyediakan kebutuhan dan kemudahan

muzakki dalam membayar zakat.

d. Channels (CH)

Dalam Business Model Canvas kolom Channel adalah entitas

yang digunakan oleh organisasi bisnis dalam menyampaikan Value

Proposition yang sudah dibuat itu bisa sampai kepada konsumen.

49

Kolom Channel ini merupakan jalur antara perusahaan dengan

customer. Kolom Channel menjelaskan bagaimana value yang dimiliki

oleh perusahaan bisa tersampaikan kepada customer yang sudah

tersegmentasi.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom ini digunakan

sebagai saluran bagi LAZ untuk mendakwahkan zakat kepada

masyarakat. Baik saluran yang dimiliki sendiri oleh LAZ tersebut

ataupun saluran yang bekerja sama dengan mitra. Kolom channel juga

digunakan untuk bagaimana LAZ mendapatkan muzakki baru.

e. Customer Relationship (CR)

Kolom ini bagian customer relationship diisi tentang

bagaimana kita berinteraksi kepada konsumen setelah terjadi

transaksi, untuk memastikan konsumen puas dengan value yang

kita tawarkan sepanjang hingga akhir life cycle nya.

Yaitu mendefinisikan bagaimana cara perusahaan untuk

mempertahankan loyalitas customer. Berbagai cara dilakukan

perusahaan agar customer mereka tetap kembali menggunakan barang

atau jasa dan value yang diberikan oleh perusahaan.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom Customer

Relationship ini di gunakan oleh LAZ untuk bagaimana menjaga

silahturahmi dengan seluruh muzakki.

Baik muzakki yang lama maupun muzakki yang baru, agar

muzakki pada LAZ tersebut menjadi loyal dalam membayar zakat.

50

f. Key Activities (KA)

Kolom key activities menjelaskan aBapakah aktivitas kunci

atau strategi kompetitif yang dilakukan perusahaan atau lembaga untuk

menciptakan value proposition nya.

Elemen ini menjelaskan kegiatan utama apa saja yang

dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk

dapat memaksimalkan tujuan perusahaan dan dapat beroperasi dengan

sukses.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom Key Activities

ini menjelaskan apa saja yang menjadi kegiatan utama LAZ dalam

menghimpun dana zakat.

g. Key Resources (KR)

Key resources adalah sumber daya strategis yang diandalkan

oleh perusahaan atau lembaga untuk menunjang key activities agar bisa

berjalan lancar dan merupakan unsur unik yang tidak bisa digantikan

atau dihilangkan.

Kolom ini menjelaskan apa saja sumber daya utama yang

dimiliki oleh perusahaan seperti aset, karyawan, dan lainnya. Hal ini

diperlukan karena akan berhubungan dalam menentukan value

perusahaan.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom Key resources

ini menjelaskan tentang sumber daya apa saja yang dimiliki LAZ dalam

menghimpun dana zakat dari muzakki.

51

h. Key Partner (KP)

Karena sebuah organisasi bisnis tentunya tidak bisa berjalan

hanya mengandalkan dirinya sendiri. Ketimbang mengembangkan dan

menjalankan semuanya sendiri, ada baiknya untuk bekerjasama dengan

mereka yang telah expert di bidangnya masing-masing.

Kolom key partner menjelaskan dengan siapa saja sebuah

perusahaan memiliki mitra untuk efisiensi aktivitas utama perusahaan.

Perusahaan membentuk mitra untuk optimalisasi model bisnisnya,

mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom key partner di

gunakan untuk mengetahui siapa saja yang telah menjalin kerjasama

sebagai mitra LAZ dalam menghimpun dana zakat.

i. Revenue Stream (RS)

Revenue stream merupakan representasi dari jalur penerimaan

yang diterima oleh perusahaan. Kolom ini menjelaskan dari mana saja

perusahaan mendapatkan revenue yang merupakan salah satu elemen

terpenting untuk kegiatan operasional perusahaan.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom revenue stream

digunakan untuk mengetahui dari mana saja pendapatan yang diterima

oleh LAZ.

52

j. Cost Structure (CS)

Cost structure adalah daftar biaya yang dikeluarkan oleh

organisasi bisnis dalam rangka menciptakan value proposition kepada

konsumen.

Kolom cost structure menjelaskan tentang struktur biaya yang

menggambarkan seluruh biaya apa saja yang dikeluarkan perusahaan

dalam mengoperasikan model bisnis.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom cost structure

menjelaskan tentang seluruh biaya yang digunakan oleh LAZ dalam

menghimpun dana zakat dari muzakki.

k. Social Impact

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom social impact

menjelaskan tetnat damBapak sosial apa saja yang bis adirasakan oleh

masyarakat luas dari hasil strategy fundraising dana zakat LAZ Dompet

Dhuafa

Grounded Theory adalah metode penelitian kualitatif yang berusaha

membangun teori berdasarkan data yang dikumpulkan dan dianalisis. Teori

dalam metode ini adalah teori tingkat menengah. Jadi, teori yang dibangun

hanyalah teori yang mampu menjelaskan secara ilmiah suatu fenomena yang

diamati dan teori yang dihasilkan bukan teori besar (Grand Theory) seperti

teori relativitas Einsten (Samiaji, 2012: 139).

53

Grounded theory merupakan pendekatan penelitian kualitatif

dimana teknik dan prosuder sistematisnya memungkinkan bagi peneliti

untuk mengembangkan teori mendasar. Salah satu unsur yang penting

dalam analisa grounded theory ini adalah kreativitas. Kreativitaslah yang

memungkinkan peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan data dan menciptakan teori baru yang sederhana.

(Anselm dan Juliet, 2015: 21)

Beberapa prinsip dalam grounded theory yaitu, tujuan Grounded

Theory adalah menemukan atau merumuskan teori. Teori diturunkan dari

wawancara, pengamatan, dan telah dokumen. Teori menyatakan adanya

hubungan antar konsep. Analisis data berlangsung dari open coding ke axial

coding dan kemudian berkembang ke teori. Teori yang dihasilkan dapat

berupa narasi atau preposisi. (Samiaji, 2012: 139)

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dari 11 elemen yang ada

pada Business Model Canvas for Social Enterprise, elemen manakah yang

menjadi kekuatan utama strategi penghimpunan dana zakat LAZ Dompet

Dhuafa.

5. Penarikan Kesimpulan

Dalam proses terakhir ini, peneliti akan mengambil kesimpulan dari

data yang sudah di dapat dan juga di analisa dari tahap-tahap sebelumnya.

54

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum LAZ Dompet Dhuafa

1. Sejarah LAZ Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam bersumber dari

dana zakat, infaq, sedekah, dan waqaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya

yang berkhidmat pada kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui

kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik (propethic

socio-technopreneurship) (Dompet Dhuafa, 2018: 2)

Pada tanggal 23 Juni 1993, BaBapak Parni Hardi yang saat itu

menjabat sebagai Pimpinan Harian Umum Republika, meminta karyawan

Republika untuk menunaikan zakat mereka secara bersama dan

berkesinambungan bertajuk “Dompet Dhuafa”, dan terbitlah sebuah rubrik

baru halaman muka Harian Umum Republika. Kemudian kegiatan ini

dikoordinatori oleh Bapak Erie Sudewo sebagai Pimpinan Redaksi Harian

Umum Republika (Dompet Dhuafa, 2018: 3).

Kolom “Dompet Dhuafa Republika” diliris pada tanggal 2 Juli

1993, berupa kolom kecil disudut halaman, berisikan daftar para donatur

dan nominal uang yang disumbangkan untuk kegiatan kemanusiaan

Republika dengan dana terhimpun sejumlah Rp.425.000 dari zakat dan

donasi pembaca. Pada akhir tahun pertama, total dana terkumpul sebanyak

Rp. 300.000.000. Dan pada tanggal 2 Juli inilah diperingati sebagai hari jadi

Dompet Dhuafa Republika (Dompet Dhuafa, 2018: 4).

55

Pada tanggal 14 September 1994 Yayasan Dompet Dhuafa

Republika diresmikan dengan akta nomor 41 tanggal 14 September 1994 di

hadapan Notaris H. Abu Yusuf, S.H. Empat orang sebagai pendiri Dompet

Dhuafa Republika yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, Sinasari Ecip dan Erie

Sudewo (Dompet Dhuafa, 2018: 4).

Yayasan Dompet Dhuafa Republika dikukuhkan sebagai Lembaga

Amil Zakat Nasional (LAZNAS) pada tanggal 10 Oktober 2001 oleh

Departemen Agama RI berdasarkan SK Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 439 Tahun 2001 (Dompet Dhuafa, 2018: 4).

Kemudian pada tanggal 10 Juni 2010, Dompet Dhuafa melakukan

pemekaran organisasi. Pelaksana kegiatan Yayasan dibagi menjadi dua

badan otonom. Kedua badan otonom itu adalah Dompet Dhuafa Filantropi

(DDF) dan Dompet Dhuafa Corpora (DDC) yang pada tahun 2016

bertransformasi menjadi Dompet Dhuafa Social Enterprise (DDSE) yang

bertujuan untuk menguatkan semangat prinsip ketuntasan dan keberlanjutan

(Dompet Dhuafa, 2018: 5).

Dompet Dhuafa kemudian terus mendapatkan banyak kepercayaan

di masyarakat Indonesia, selain sebagai lembaga filantropi dan lembaga

corporate, Dompet Dhuafa juga mendapatkan pengakuan dari Badan Wakaf

Indonesia (BWI). Pada tanggal 16 Juni 2011, Dompet Dhuafa mendapa

pengakuan dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai Nazhir Wakaf

(Dompet Dhuafa, 2018: 5).

56

2. VISI, MISI, dan Tujuan LAZ Dompet Dhuafa

a. VISI LAZ Dompet Dhuafa

Dalam menjalankan amanah dana ZISWAF dari seluruh

masyarakat Indonesia, Dompet Dhuafa memiliki visi “Terwujudnya

masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan

pemberdayaan yang berbasis pada sistem yang berkeadilan” (Dompet

Dhuafa, 2018: 8).

b. MISI LAZ Dompet Dhuafa

MISI LAZ Dompet Dhuafa yaitu:

1. Menjadi gerakan masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai

kebaikan.

2. Mewujudkan masyarakat berdaya melalui pengembangan ekonomi

kerakyatan.

3. Terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan dunia melalui penguatan

jaringan global.

4. Melahirkan kader pemimpin berkarakter dan berkompetensi global.

5. Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan sistem yang

berkeadilan.

6. Mengembangkan diri sebagai organisasi global melalui inovasi,

kualitas pelayanan, transparansi, akuntabilitas, indepedensi, dan

kemandirian lembaga (Dompet Dhuafa, 2018: 9).

57

c. Tujuan LAZ Dompet Dhuafa

Berawal dari kolom “Dompet Dhuafa Republika” yang diliris

pada tanggal 2 Juli 1993, yaitu berupa kolom kecil disudut halaman,

berisikan daftar para donatur dan nominal uang yang disumbangkan

untuk kegiatan kemanusiaan, dan terus mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat Indonesia.

Dengan diresmikannya menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional

(LAZNAS) pada tanggal 10 Oktober 2001 oleh Departemen Agama RI

berdasarkan SK Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 439 Tahun

2001, LAZ Dompet Dhuafa memiliki beberapa tujuan yang secara umum

bukan hanya sebagai organisasi penghimpun dan pendisttribusi dana

zakat semata. Tujuan LAZ Dompet Dhuafa adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya organisasi DD dengan standar Organisasi Global

2. Terwujudnya jaringan dan aliansi strategis dunia yang kuat

3. Terwujudnya perubahan sosial melalui advokasi multi stakeholder

dan program untuk terciptanya kesejahteraan masyarakat dunia

4. Menjadi lembaga Filantropi Silam Internasional yang transparan dan

akuntabel

5. Membangun sinergi dan jaringan global

6. Terwujudnya jaringan dan aliansi strategis dunia yang kuat

7. Menjadi lembaga rujukan di tingkat global dalam program

kemanusiaan dan pemberdayaan

58

8. Meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhdap program

pelayanan, pembelaan, dan pemberdayaan

9. Mengokohkan peran advokasi untuk mewujudkan sistem yang

berkeadilan

10. Menguatkan volunteerism dan kewirausahaan sosial dimasyarakat

11. Menumbuhkan kepemilikan aset di masyarakat melalui

pengembangan industri kerakyatan

12. Terwujudnya tata kelola organisasi berstandar internasional

13. Terwujudnya kemandirian organisasi melalui intensifikasi,

ekstensifikasi & diversifikasi sumber daya organisasi

14. Terpeliharanya independensi lembaga dari intervensi pihak lain dan

conflict of interest dalam pengelolaan lembaga

15. Menumbuh kembangkan semangat inkusifitas dan altruisme

16. Membangun komunitas berbasis masjid

17. Melahirkan kader dakwah

18. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan nilai dasar

Islam dalam kehidupan sehari-hari (http://www.dompetdhuafa.org)

59

3. Potensi Penghimpunan LAZ Dompet Dhuafa

Gambar 4.1 Data Penghimpunan Dana Zakat LAZ Dompet Dhuafa

2014 – 2018

Sumber : Profile Dompet Dhuafa , 2018 : 13

60

Gambar 4.2 Laporan Keuangan LAZ Dompet Dhuafa 2014 – 2018

Sumber : Dompet Dhuafa , 2018

61

B. Analisis dan Pembahasan

1. Strategy Fundraising LAZ Dompet Dhuafa

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun atau

menggalang dana dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi, dan

perusahaan yang akan disalurkan dan digunakan untuk yang membutuhkan

(Atik Abidah, 2006: 164).

Menurut Malayu (2009: 102), strategi pada dasarnya adalah

penentuan cara yang harus dilakukan agar memungkinkan memperoleh hasil

yang optimal, efektif, dalam waktu yang singkat serta tepat menuju sasaran

yang telah ditetapkan.

Adapun yang dimaksud strategi dalam penelitian ini ialah

penentuan cara yang dilakukan agar dalam suatu kegiatan bisa mencapai

tujuan yang sudah di susun sebelumnya dan agar mendapatkan hasil yang

optimal.

Strategy Fundraising dalam penelitian ini adalah penentuan cara

yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa untuk menghimpun atau menggalang

dana ZISWAF dari masyarakat. Dari hasil penelitian, strategy fundraising

yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa secara umum, ialah

menggunakan beberapa pendekatan, yaitu segmentasi customer (donatur),

menjalin hubungan baik dengan donatur loyal, dan memperbanyak kanal-

kanal digital.

a.) Menentukan Target Segmentasi Customer (Donatur)

62

Langkah pertama dalam melakukan strategy fundraising dana

zakat yang sudah dilakukan LAZ Dompet Dhuafa ialah dengan

menentukan target segmentasi donatur. LAZ Dompet Dhuafa memiliki

dua jenis donatur. Yang pertama yaitu donatur retail (individu), dan

yang kedua ialah donatur corporate (perusahaan).

Dari hasil wawancara menurut Bapak Bambang, strategy

fundraising yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa ialah dengan

menggunakan 4 pendekatan. Yang pertama itu dengan menargetkan

customer retail (donatur individu). Kemudian menargetkan kepada

customer corporate (donatur perusahaan). Selanjutnya yaitu menjalin

hubungan yang baik dengan donatur loyal, dan terakhir memperbanyak

kanal-kanal digital. Strategi dengan 4 pendekatan tersebut rutin

dilakukan terutama pada 2 tahun terakhir di 2018 dan 2019.

Berdasarkan pernyataan dari kedua narasumber, dalam

menghimpun dana ZISWAF, LAZ Dompet Dhuafa menargetkan

kepada dua jenis donatur. Yang pertama yaitu donatur retail (individu)

dan yang kedua yaitu donatur corporate (perusahaan). Menurut Bapak

Arya, LAZ Dompet Dhuafa juga menawarkan beberapa program

kepada perusahaan agar mau menyalurkan dana zakat perusahaan

ataupun dana CSR kepada LAZ Dompet Dhuafa.

Langkah pertama yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa

untuk menghimpun dana zakat ialah dengan membuat segmentasi

donatur. LAZ Dompet Dhuafa bukan hanya membidik pasar donatur

63

individu, namun juga membidik kepada donatur perusahaan. Dengan

mendapatkan dana zakat dan dana CSR dari perusahaan, LAZ Dompet

Dhuafa mendapatkan pemasukan dana ZISWAF yang cukup besar.

Menurut narasumber Bapak Hasan Ali selaku Kepala Prodi

Hukum Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendukung

bahwa segmentasi donatur dalam strategy fundraising dana zakat

merupakan salah satu hal yang penting. Menurut beliau, segmentasi

donatur dalam penghimpunan dana zakat memang sudah harus dimiliki

oleh setiap lembaga amil zakat.

Umat Islam yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia, pasti

memiliki karakteristik dan segmentasi yang berbeda-beda. Mulai dari

jenis kelamin, umur, domisili, jumlah penghasilan dan lain sebagainya.

Dalam menghimpun dana zakat dari umat Islam, lembaga amil zakat

sudah seharusnya memiliki “mapping” atau segmentasi muzakki untuk

memaksimalkan potensi penghimpunan dana zakat.

Setiap LAZ memiliki karakteristik muzakki yang berbeda.

Walau tugas mereka ialah menghimpun dana zakat dari seluruh

masyarakat muslim yang ada di Indonesia, namun setiap LAZ

seharusnya memiliki “mapping” atau pemetaan muzakki. Salah satu

strategy fundraising yang seharusnya dilakukan oleh lembaga amil

zakat ialah memiliki segmentasi muzakki. Hal tersebut dilakukan untuk

bisa mencapai target fundraising agar lebih terarah dan efisien.

64

Strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa secara umum yang

pertama ialah dengan menggunakan segmentasi donatur. Secara umum,

tidak ada customer atau donatur khusus yang ditargetkan oleh LAZ

Dompet Dhuafa, semua orang bisa membayarkan dana Zakat, infaq,

sedekah, dan lainnya kepada LAZ Dompet Dhuafa. Namun, LAZ

Dompet Dhuafa akan mengelompokan atau mengklasifikasikan donatur

tersebut.

Untuk customer perusahaan pun, LAZ Dompet Dhuafa tidak

memiliki kategori khusus. LAZ Dompet Dhuafa menawarkan beberapa

program untuk dilaksanakan secara bersama kepada perusahaan yang

memang memiliki visi dan misi yang sesuai dengan LAZ Dompet

Dhuafa. Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga menawarkan program-

program lainnya kepada perusahaan, agar dana CSR dari perusahaan

bisa diamanahkan kepada LAZ Dompet Dhuafa.

b.) Menjalin Hubungan Baik dengan Donatur

Selain dengan strategi membuat target segmentasi donatur

yaitu donatur individu dan donatur perusahaan, strategy fundraising

LAZ Dompet Dhuafa selanjutnya yaitu dengan menjalin hubungan

yang baik dengan seluruh donaturnya.

Menjalin hubungan dengan donatur merupakan salah satu

strategi yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa. Banyak cara yang

dilakukan LAZ Dompet Dhuafa untuk menjalin hubungan baik dengan

para donaturnya. Untuk donatur individu dan donatur perusahaan, LAZ

65

Dompet Dhuafa melakukan kegiatan berupa silahturahmi dan juga

sekaligus bertujuan untuk menawarkan program-program agar donatur

bisa membantu program tersebut dengan memberikan dana ZISWAF

kepada LAZ Dompet Dhuafa.

Selain dengan cara silahturahmi kepada donatur, untuk donatur

individu, LAZ Dompet Dhuafa juga menjalin hubungan yang baik

dengan berbagai cara, diantaranya ialah menjenguk donatur yang sakit,

memberikan ucapan selamat di hari bahagia donatur, dan juga LAZ

Dompet Dhuafa menjemput dana zakat langsung dari donatur.

Selain strategi segmentasi donatur, yaitu donatur individu dan

donatur perusahaan, yang menjadi strategi selanjutnya yaitu menjalin

hubungan yang baik dengan kedua segmentasi donatur tersebut.

Berbagai cara untuk menjalin hubungan dengan seluruh donatur

dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa kepada seluruh donatur dengan

berdasarkan kepada database yang ada di LAZ Dompet Dhuafa.

Menurut Bapak Bambang, LAZ Dompet Dhuafa memang

serius dalam menjalin hubungan dengan seluruh donatur. Hal ini

terbukti dengan cara LAZ Dompet Dhuafa membuat divisi khusus

untuk donatur yang bernama Customer Relation Management CRM.

LAZ Dompet Dhuafa membentuk departemen khusus yang

bernama customer relation manager (CRM) dengan pangkatnya yaitu

dilevel manager. CRM ini bertujuan untuk merawat dan mengawal

66

muzakki. CRM ini fokus dalam aktifitas yang berkaitan dengan seluruh

donatur.

LAZ Dompet Dhuafa sangat serius untuk bisa menjalin

hubungan yang baik kepada seluruh donaturnya, baik itu donatur

individu ataupun donatur perusahaan. Keseriusaan tersebut terbukti

dengan adanya divisi khusus yaitu CRM yang bertujuan untuk melayani

seluruh donatur dompet dhuafa.

Strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa secara umum yang

kedua ialah mengelola hubungan baik dengan seluruh donatur. Antara

donatur individu dan donatur perusahaan, semuanya mendapatkan after

sales yang sama dari LAZ Dompet Dhuafa. Kedua segmen donatur

tersebut akan dikunjungi oleh LAZ Dompet Dhuafa. Selain untuk

silahturahmi, biasanya LAZ Dompet Dhuafa juga menawarkan

program-program kepada donatur untuk bisa membantu mensukseskan

program tersebut.

Selain itu, khusus donatur individu, ada beberapa cara yang

dilakukan LAZ Dompet Dhuafa untuk menjaga hubungan baik seperti

dengan adanya layanan jemput zakat, layanan laporan konsolidasi dana

zakat, memberikan ucapan selamat pada hari bahagia donatur,

menjenguk beberapa donatur ketika sedang sakit, dan juga memberikan

ambulance jika dibutuhkan.

Kemudian LAZ Dompet Dhuafa juga membentuk divisi

khusus untuk merawat dan menjalin hubungan dengan donatur. Tujuan

67

menjaga hubungan baik dengan donatur ini dilakukan agar donatur bisa

menjadi loyal untuk membayarkan dana ZISWAF kepada LAZ Dompet

Dhuafa.

c.) Memperbanyak Kanal Digital

Perkembangan dunia digital saat ini, sudah berkembang

dengan sangat pesat. Dengan berkembangnya dunia digital, dan juga

kemudahan dalam mencari atau mengakses suatu informasi, sangat

berpengaruh terhadap semua hal, salah satunya juga dengan strategy

fundraising yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa.

Berdasarkan data dari LAZ Dompet Dhuafa ditahun 2018,

untuk kanal fundraising LAZ Dompet Dhuafa telah memiliki beberapa

kanal yaitu 80 konter, 13 kantor kas, 8 gerai, 10 orang untuk layanan

jemput zakat, 123 gerai di Hypermart, 147 store Matahari, dan 63 store

bodyshop.

68

Gambar 4.3 Kanal Fundraising LAZ Dompet Dhuafa

Sumber : Dompet Dhuafa, 2018

Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga memiliki kantor cabang

perwakilan sebanyak 17 cabang di dalam negeri, dan 5 cabang di luar

69

negeri. Lima negara tersebut yaitu Amerika, Australia, Hongkong,

Jepang dan Korea Selatan (Dompet Dhuafa, 2018 : 15).

Meskipun LAZ Dompet Dhuafa sudah memiliki kanal

fundraising yang bergitu banyak, namun fakta yang didapat dari

narasumber ialah masih banyak donatur yang menggunakan kanal

digital untuk membayar dana zakat

Menurut Bapak Bambang, beberapa tahun terakhir, kanal

digital mengalami pertumbuhan yang cukup pesat hingga mencapai

65%. Dengan berkembangnya dunia digital, LAZ Dompet Dhuafa pun

melakukan strategi dengan cara memperbanyak kanal-kanal digital.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh narasumber kedua

yaitu Bapak Arya selaku supervisor pusat data dan komunikasi internal

LAZ Dompet Dhuafa yang mengatakan bahwa LAZ Dompet Dhuafa

juga menggunakan strategi digital dalam menghimpun dana zakat.

Strategy dengan menggunakan kanal digital terus

dikembangkan oleh LAZ Dompet Dhuafa untuk menghimpun dana

zakat dari donatur. Selain kanal transfer bank, LAZ Dompet Dhuafa

juga memiliki beberapa kanal digital lainnya seperti di gopay, ovo, dan

beberapa e-commerce lainnya.

70

Gambar 4.4 Kanal Digital Fundraising LAZ Dompet Dhuafa

Sumber : Dompet Dhuafa, 2018

Berdasarkan data dari LAZ Dompet Dhuafa, saat ini LAZ

Dompet Dhuafa memiliki kanal fundraising digital yaitu 1 platform

crowdfunding bernama bawaberkah.org, 9 menu ATM dan Internet

banking, 8 menu transfer online, dan juga ada 18 menu transfer tunai

perbankan (Dompet Dhuafa, 2018: 16).

Strategy fundraising secara umum yang terakhir ialah dengan

memperbanyak kanal-kanal digital. Cara ini dilakukan dengan melihat

71

perkembangan zaman khusususnya di dunia digital. Selain dengan

kanal-kanal di bank, LAZ Dompet Dhuafa juga terus menambahkan

kanal lainnya seperti di ovo, go pay, bukalapak, tokopedia, dan

beberapa e-commerce lainnya. Hal ini juga sangat membantu

mempermudah donatur untuk membayar zakat. Pada tahun 2018, LAZ

Dompet Dhuafa juga membuka platform crowdfunding yang bernama

bawaberkah.org sebagai salah satu kanal digital untuk menghimpun

dana ZISWAF dari para donatur.

2. BMC for Social Enterprise Strategi fundraising Dompet Dhuafa

a. Business Model Canvas for Social Enterprise Strategy Fundraising

LAZ Dompet Dhuafa

Business Model Canvas (BMC) adalah sebuah tools dalam

bisnis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, yang

dipopulerkan melalui bukunya Business Model Generation. BMC

dikembangkan untuk membantu setiap organisasi, baik itu organisasi

bisnis atau lainnya, dan juga pengusaha pemula untuk memetakan dan

melakukan analisa terhadap model bisnis mereka (Ade, 2018: 2).

Berdasarkan pernyataan yang terkandung dalam pengertian

Business Model Canvas , dapat disimpulkan bahwa pengertian Business

Model Canvas (BMC) adalah tools yang digunakan dalam suatu

organisasi, umumnya organisasi bisnis atau perusahaan yang

72

menggambarkan dan memvisualisasikan seluruh gambaran besar yang

terdiri dari sembilan elemen dalam satu lenbar canvas.

Fungsi Business Model Canvas (BMC) dapat mengambarkan

secara sederhana dari 9 elemen penting yang akan diwakili oleh masing-

masing kolom dalam 1 halaman atau canvas, namun dalam satu canvas

ini memberikan kemudahan dalam membaca dan memahami sebuah

model bisnis secara utuh. (Ade, 2018: 2)

Menurut Annisa (2015: 8) seiring dengan berkembangnya model

bisnis, Busniess Model Canvas yang umumnya digunakan untuk

perusahaan profit, berkembang menjadi Business Model Canvas for

Social Enterprise. Adaptasi model bisnis ini diambil dari Business Model

Canvas yang memiliki 9 elemen, ditambahkan menjadi 11 elemen sesuai

dengan kebutuhan pada Social Enterprise. Kedua elemen tersebut ialah

elemen Mission dan Impact and Measurements.

Business Model Canvas memiliki sebelas blok atau elemen, yaitu

Mission, Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer

Relationship, Key Activities, Key Resources, Key Partners, Revenue

Streams, Cost Structure, dan Social Impact.

Dalam penelitian ini, Business Model Canvas digunakan untuk

mengetahui strategy fundraising dana zakat yang dilakukan oleh LAZ

Dompet Dhuafa dengan menggunakan 11 elemen yang ada di Business

Model Canvas for Social Enterprise. Berikut adalah hasil Business Model

73

Canvas for Social Enterprise fundraising strategy dana zakat LAZ

Dompet Dhuafa.

Gambar 4.5 Business Model Canvas for Social Enterprise Strategy

Fundraising LAZ Dompet Dhuafa

b. Penjelasan 11 Elemen BMC

Secara umum sebuah Business Model Canvas adalah

menggambarkan secara sederhana 9 elemen penting keberhasilan sebuah

bisnis atau lembaga yang akan diwakili oleh masing-masing kolom dalam

1 halaman atau canvas namun hal ini memberikan kemudahan dalam

74

membaca dan memahami sebuah model bisnis secara utuh. (Ade, 2018 :

10-28)

Dalam penelitian ini, bisnis model yang digunakan untuk

mengetahui strategy fundraising dana zakat yang dilakukan oleh LAZ

Dompet Dhuafa ialah dengan menggunakan 11 elemen yang ada di

Business Model Canvas for Social Enterprise. Berikut adalah penjabaran

hasil elemen Business Model Canvas for Social Enterprise strategy

fundraising dana zakat LAZ Dompet Dhuafa:

a.) Mission

Sebagai lembaga amil zakat yang juga memiliki peran sebagai

social enterprise, LAZ Dompet Dhufa harus memiliki tujuan yang juga

memiliki manfaat untuk sosial. Dalam menjalankan amanah dana

ZISWAF dari seluruh masyarakat Indonesia, Dompet Dhuafa memiliki

visi “Terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan,

pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem yang

berkeadilan” (Dompet Dhuafa, 2018: 8).

75

Gambar 4.6 Kolom Mission LAZ Dompet Dhuafa

MISI LAZ Dompet Dhuafa yaitu :

1. Menjadi gerakan masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai

kebaikan.

2. Mewujudkan masyarakat berdaya melalui pengembangan ekonomi

kerakyatan.

3. Terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan dunia melalui penguatan

jaringan global.

4. Melahirkan kader pemimpin berkarakter dan berkompetensi global.

76

5. Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan sistem yang

berkeadilan.

6. Mengembangkan diri sebagai organisasi global melalui inovasi,

kualitas pelayanan, transparansi, akuntabilitas, indepedensi, dan

kemandirian lembaga (Dompet Dhuafa, 2018: 9).

Bapak Bambang menjelaskan bahwa, untuk misi LAZ Dompet

Dhuafa merujuk kepada company profile LAZ Dompet Dhuafa pada

visi misi. Pada misi keenam yaitu mengembangkan diri sebagai

organisasi global melalui inovasi, kualitas pelayanan, transparansi,

akuntabilitas, indepedensi, dan kemandirian lembaga. Misi keenam ini

dijadikan sebagai acuan utama dalam misi strategy fundraising LAZ

Dompet Dhuafa.

Misi LAZ Dompet Dhuafa yaitu mengajak seluruh masyarakat

untuk bisa ikut berpartisipasi dalam pengelolaan kemiskinan melalui

ZISWAF bukan hanya di Indonesia, tapi juga bisa sampai di seluruh

dunia.

b.) Customer Segment

Untuk membangun model bisnis yang efektif, perusahaan atau

lembaga harus mengidentifikasi pelanggan mana yang coba dilayani.

Berbagai set pelanggan dapat disegmentasi berdasarkan kebutuhan dan

atribut mereka yang berbeda untuk memastikan penerapan strategi

77

perusahaan yang tepat untuk memenuhi karakteristik kelompok klien

yang dipilih.

Kolom ini menentukan segmen customer yang akan menjadi

target bagi lembaga atau perusahaan. Pada elemen ini, setiap

perusahaan atau lembaga memiliki segmen yang bervariatif. Karena itu

elemen ini diisi dengan siapa saja yang akan menjadi target

perusahaan.

Pada fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom ini di gunakan untuk mengetahui segmentasi muzakki yang

akan menjadi target dari LAZ Dompet Dhuafa. Selain itu, Customer

segment ini terbagi lagi menjadi customer sebagai penerima manfaat

dari LAZ Dompet Dhuafa.

78

Gambar 4.7 Kolom Customer Segment LAZ Dompet Dhuafa

Sebagai lembaga filantropi Islam yang bersumber dari dana

zakat, infaq, sedekah, dan waqaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya

maka pihak yang dikategorikan sebagai customer bagi LAZ Dompet

Dhuafa adalah pihak yang membayar zakat atau disebut juga dengan

muzakki.

Menurut Bapak Bambang, LAZ Dompet Dhuafa tidak

memiliki target khusus dari segi customer, semuanya bisa membayar

dana ZISWAF di LAZ Dompet Dhuafa.

79

Segmentasi customer atau donatur di LAZ Dompet Dhuafa

ialah pasar massa, yaitu semua orang yang bisa membayar dana

ZISWAF di LAZ Dompet Dhuafa. Tidak ada segmentasi khusus bagi

donatur yang ingin mengamanahkan dana zakatnya di LAZ Dompet

Dhuafa. Asalkan sudah mencapai ketentuan atau nishab, semua orang

bisa menunaikan zakat melalui LAZ Dompet Dhuafa.

Hasil pernyataan Bapak Bambang dilanjutkan dengan

pernyataan dari Bapak Arya, beliau menyebutkan bahwa LAZ Dompet

Dhuafa memiliki dua jenis muzakki.

Tidak ada segmentasi atau target khusus dalam memilih

customer atau dalam hal ini donatur. Namun dari segi pengelompokan,

donatur LAZ Dompet Dhuafa terbagi menjadi dua jenis, yang pertama

adalah donatur individu dan yang kedua yaitu donatur perusahaan.

Berdasarkan data yang dimiliki LAZ Dompet Dhuafa, total seluruh

donatur selama 25 tahun mencapai 331.212 Donatur. Jumlah donatur

individu sekitar 327.212 donatur, dan donatur perusahaan sekitar 3.000

donatur.

Segmentasi LAZ Dompet Dhuafa adalah pasar massa. Secara

keislaman, LAZ Dompet Dhuafa tidak membeda-bedakan mana yang

tingkat keislamannya tinggi atau rendah. Bagi LAZ Dompet Dhuafa,

pihak yang memberikan dana zakat disebut dengan donatur. Secara

segmentasi customer, LAZ Dompet Dhuafa memiliki 2 jenis donatur,

yaitu donatur individu dan donatur perusahaan.

80

Bapak Arya menyebutkan bahwa untuk donatur individu LAZ

Dompet Dhuafa, berdasarkan gender menunjukan angka persentasi

yang seimbang antara pria dan wanita yaitu 50 : 50. Berdasarkan

pekerjaan, hanya 6% saja yang menyebutkan pegawai swasta, 70%

tidak menyebutkan pekerjaan, dan sisanya menyebutkan lain-lain.

Berdasarkan usia, donatur individu LAZ Dompet Dhuafa didominasi

oleh usia 36 sampai 50 tahun, kemudian usia 26 sampai 35 tahun, dan

terakhir usia 51 sampai 65 tahun.

Untuk donatur individu Bapak Bambang mengatakan bahwa

LAZ Dompet Dhuafa melakukan klasifikasi terhadap donatur yang

sudah pernah melakukan transaksi di LAZ Dompet Dhuafa.

Bapak Bambang mengatakan bahwa klasifikasi donatur

individu dari segi transaksi di LAZ Dompet Dhuafa dibagi menjadi 4

macam. Yang pertama yaitu donatur yang hanya sekali membayar

dana ZISWAF di LAZ Dompet Dhuafa, istilah donatur ini disebut one

office. Selanjutnya yaitu donatur musiman, atau donatur yang

membayar dana ZISWAF hanya pada musim tertentu saja, seperti di

bulan Ramadhan atau ketika hari raya idul adha saja.

Setelah itu ada donatur aktif atau nama lainnya ialah caritabel.

Kelompok donatur inilah yang paling aktif dalam memberikan dana

ZISWAF. Dan yang terakhir ialah donatur loyal. Donatur loyal yaitu

81

kelompok orang orang yang aktif membayar dana ZISWAF dan juga

dalam jumlah yang cukup besar.

LAZ Dompet Dhuafa membuat klasifikasi berdasarkan

transaksi yang dilakukan oleh donatur kepada LAZ Dompet Dhuafa.

Ada empat klasifikasi donatur berdasarkan transaksi, yang pertama

yaitu one office, yang kedua yaitu musiman, yang ketiga yaitu

caritabel, dan yang terakhir yaitu donatur loyal. Klasifikasi ini

bertujuan untuk mengetahui segmentasi donatur berdasarkan tingkat

loyalitas.

Selain membuat klasifikasi berdasarkan transaksi, menurut

Bapak Bambang, LAZ Dompet Dhuafa juga membuat klasifikasi

donatur berdasarkan usia.

Klasifikasi donatur individu berdasarkan usia dibagi menjadi 4

kategori. Yang pertama yaitu usia 17 tahun sampai dengan 25 tahun.

Yang kedua yaitu usia 25 tahun sampai dengan 35 tahun. Selanjutnya

yaitu usia 35 tahun sampai 55 tahun. Dan yang terakhir yaitu usia 55

tahun keatas.

LAZ Dompet Dhuafa membagi klasifikasi donatur individu

berdasarkan usia menjadi empat kategori. Hal ini bertujuan untuk

membuat kanal dan gaya komunikasi yang tepat kepada masing

masing donatur agar komunikasi yang dibangun oleh LAZ Dompet

Dhuafa dapat sesuai dan terarah.

82

Bagi donatur perusahaan, LAZ Dompet Dhuafa tidak

mentargetkan kepada perusahaan tertentu. Semua perusahaan dapat

membayarkan dana zakat perusahaan atau dana CSR kepada LAZ

Dompet Dhuafa. Khususnya untuk perusahaan yang memiliki

kesamaan visi misi dengan LAZ Dompet Dhuafa.

Customer segment LAZ Dompet Dhuafa termasuk dalam

kategori tersegmentasi. Karena LAZ Dompet Dhuafa memiliki

tambahan segmen untuk mengklasifikasi seluruh donatur. Donatur

individu memiliki klasifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, dan juga

tingkat loyalitas. Sedangkan donatur perusahaan, secara umum dan

yang memiliki kesamaan visi misi dengan LAZ Dompet Dhuafa.

Bapak Bambang menjelaskan bahwa Customer Segment

LAZ Dompet Dhuafa yang menjadi penerima manfaat adalah

seluruh pihak atau masyarakat secara umum. Mereka semua bisa

menerima manfaat dari strategi fundraising yangdilakukan oleh

LAZ Dompet Dhuafa, selain masyrakat secara umum, mustahik

pun turut ikut menjadi bagian dari penerima manfaat.

Dari segi penerima manfaat, LAZ Dompet Dhuafa

memiliki dua kategori customer segment yaitu masyarakat secara

umum, dan mustahik zakat. Masyarakat yang mendapatkan

informasi ZISWAF dari LAZ Dompet Dhuafa termasuk kedalam

segmen penerima manfaat. Begitu juga dengan mustahik. Bukan

hanya manfaat dari penyaluran saja, mustahik juga termasuk

83

kedalam segmentasi customer penerima manfaat dari strategi

fundraising dana zakat LAZ Dompet Dhuafa.

c.) Value Proposition

Value proposition adalah kumpulan produk dan layanan yang

ditawarkan bisnis untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Proposisi

nilai perusahaan adalah apa yang membedakannya dari para

pesaingnya. (Ade, 2018 : 4)

Value proposition menunjukan nilai apa yang dibutuhkan oleh

customer yang sebelumnya sudah ada dan diidentifikasi pada kolom

Customer Segment. Pada kolom ini juga merupakan kolom yang

berisikan nilai lebih (keunggulan) yang dimiliki oleh suatu lembaga

atau perusahaan.

Pada fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom value proposition ini digunakan untuk mengetahui nilai lebih

apa saja yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa dan juga untuk

menyediakan kebutuhan dan kemudahan muzakki dalam membayar

zakat.

84

Gambar 4.8 Kolom Value Proposition LAZ Dompet Dhuafa

Nilai keunggulan LAZ Dompet Dhuafa yang diberikan kepada

donatur sebagai customer terdiri dalam beberapa bentuk.

Value pertama yang diberikan oleh LAZ Dompet Dhuafa

kepada donatur ialah dalam bentuk kemudahan. Bapak Bambang

85

menjelaskan bahwa bentuk kemudahan tersebut ialah kemudahan

dalam proses transaksi. Donatur dapat melakukan transaksi di seluruh

konter yang tersedia di tempat-tempat umum, di gerai atau toko yang

bekerjasama dengan LAZ Dompet Dhuafa, bahkan bisa juga

melakukan pembayaran dana zakat secara digital melalui menu ATM,

transfer bank, beberapa ecommerce dan juga pembayaran digital

seperti ovo, dana, dan go pay.

Bentuk value selanjutnya ialah keramahan. Bapak Bambang

menjelaskan bahwa LAZ Dompet Dhuafa akan membangun sistem

kekeluargaan kepada seluruh pihak, baik itu dari amil dan juga

donatur. Semuanya masuk kepada keluarga besar Dompet Dhuafa.

Dalam proses melakukan transaksi, semua akan dilayani dengan penuh

keramahan. Dan ini sesuai dengan apa yang peneliti rasakan

berdasarkan fakta yang ada dilapangan.

Ketika memasuki kantor LAZ Dompet Dhuafa, peneliti

disambut dengan ramah oleh petugas di bagian parkir. Kemudian,

dengan senang hati kami diarahkan untuk menuju ke lift agar bisa tiba

di loby kantor. Sesampainya di loby, kami juga disambut ramah oleh

petugas recepsionist dan diarahkan untuk menemui narasumber yang

akan kami wawancarai.

Kemudian salah satu value yang diberikan oleh LAZ Dompet

Dhuafa kepada donaturnya ialah dengan memberikan kemudahan dan

keramahan dalam setiap aktivitas yang ada di LAZ Dompet Dhuafa.

86

Kemudahan dalam membayar zakat ditawarkan sebagai nilai lebih oleh

LAZ Dompet Dhuafa kepada seluruh donatur. Selain membayar di

konter-konter zakat yang sudah disediakan, LAZ Dompet Dhuafa juga

memiliki rekening khusus zakat yang terdapat di 14 bank di Indonesia.

Donatur juga bisa membayar zakat di LAZ Dompet Dhuafa melalui

pembayaran digital seperti e-money, dana, gopay, dan juga ovo. Dan

juga donatur bisa membayar zakat melalui beberapa e-commerce

seperti tokopedia dan bukalapak. Kemudahan membayar zakat pun

bisa didapatkan oleh donatur dengan cara membayar di kasir

minimarket, hypermart, dan juga toko toko yang sudah menjadi mitra

LAZ Dompet Dhuafa.

Donatur akan mudah untuk membayar dana ZISWAF dan juga

akan dilayani dengan ramah seperti keluarga. Tujuannya ialah untuk

menciptakan kenyamanan kepada donatur.

Bapak Arya menyebutkan bahwa value yang diberikan oleh

LAZ Dompet Dhuafa berbentuk layanan personal. Contohnya adalah

dengan mengingatkan hari-hari penting bagi donatur, selain itu LAZ

Dompet Dhuafa juga memberikan fasilitas layanan jemput zakat,

karena ada beberapa donatur yang ingin didoakan langsung di rumah

mereka. Layanan jemput zakat ini dapat dinikmati bagi yang ingin

menunaikan zakat dengan transaksi minimal satu juta rupiah.

Selain layanan personal, LAZ Dompet Dhuafa mengadakan

program untuk mengajak para donatur. Salah satunya ialah program

87

mendadak amil, program ini bertujuan untuk mengajak donatur

menjadi voluenteer dan ikut merasakan bagaimana menjadi seorang

amil zakat.

Kemudian ada juga program Care Visit yaitu mengajak

donatur ke tempat pemberdayaan mustahik. Program ini bertujuan agar

donatur ikut melihat dan merasakan bahwa dana zakat yang sudah

mereka tunaikan di LAZ Dompet Dhuafa sudah tersampaikan kepada

yang berhak menerimanya.

Value selanjutnya yang diberikan oleh LAZ Dompet Dhuafa

ialah dengan memberikan layanan personal kepada donatur, seperti

mengingatkan hari-hari penting dan juga memberikan fasilitas layanan

jemput zakat. LAZ Dompet Dhuafa juga mengadakan beberapa

program yang ditujukan untuk para donatur agar donatur bisa

merasakan menjadi amil zakat, dan juga bisa melihat langsung ke

lokasi pemberdayaan untuk melihat dan mendengar langsung manfaat

yang diterima oleh mustahik.

Bapak Arya menjelaskan terkait value untuk donatur

perusahaan yaitu dalam bentuk laporan dana zakat. Laporan dana zakat

merupakan salah satu bentuk value LAZ Dompet Dhuafa. Karena

biasanya donatur perusahaan akan meminta laporan kepada oleh LAZ

Dompet Dhuafa terkait dana zakat ataupun dana CSR yang sudah

diberikan.

88

Selain laporan, donatur juga bisa menentukan pilihan sendiri

dalam pendistribusian dana zakat. Value request penyaluran dana zakat

tersebut umunya ditujukan untuk donatur perusahaan. Perusahaan bisa

memberikan opsi untuk apa dana zakat atau dana CSR tersebut

digunakan. Namun, request penyaluran dana zakat tersebut juga bisa

digunakan untuk donatur individu. Menurut peneliti, ini merupakan

salah satu value terbaik, karena donatur dapat memilih dimana dana

zakatnya akan disalurkan.

Untuk meningkatkan rasa kepercayaan, LAZ Dompet Dhuafa

juga memiliki nilai lebih dari segi distribusi dana zakat. Dimana

donatur, baik individu maupun perusahaan bisa langsung memilih

kemana dana zakat tersebut disalurkan. Ada beberapa donatur di LAZ

Dompet Dhuafa yang sudah memiliki opsi kemana dana zakatnya

disalurkan. Bukan hanya dana zakat saja, LAZ Dompet Dhuafa juga

memberikan pilihan distribusi dari dana yang sudah diberikan donatur.

Program pemberdayaan mustahik, menjadi salah satu value

LAZ Dompet Dhuafa.

Value LAZ Dompet dhuafa yang terakhir ialah dengan

mengadakan program pemberdayaan mustahik. Program

pemberdayaan ini dibagi kedalam beberapa kategori, diantaranya ialah

dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan juga

bidang dakwah. LAZ Dompet Dhuafa berfokus kepada program

pemberdayaan dibandingkan program sosial.

89

Dalam rangka meningkatkan rasa kepercayaan seluruh donatur

yang sudah menunaikan zakatnya di LAZ Dompet Dhuafa, program

pemberdayaan mustahik menjadi salah satu program untuk

meningkatkan trustability donatur. Program pemberdayaan tersebut

dibagi menjadi lima bagian. Pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial

budaya, dan dakwah.

Bapak Hasan Ali menyampaikan bahwa dana zakat itu sudah

memiliki kriteria penerima sendiri yang disebut asnaf. Jika ingin

melakukan program pemberdayaan, harus fokus kepada delapan

golongan asnaf tersebut. Selama target pemberdayaannya ialah orang-

orang yang berhak menerima zakat, program tersebut boleh saja

dilakukan.

Program pemberdayaan mustahik yang dilakukan oleh LAZ

Dompet Dhuafa boleh saja dilakukan asal diberikan kepada golongan

yang berhak menerima dana zakat.

Berdasarkan hasil penelitian, elemen value proposition LAZ

Dompet Dhuafa yaitu kemudahan, keramahan dan kenyamanan dalam

membayar zakat. Kemudian juga ada fasilitas kalkulator dan konsultasi

zakat. Selain itu LAZ Dompet Dhuafa juga memberikan laporan

konsolidasi donasi, laporan dana zakat harian, dan layanan jemput

zakat.

Selanjutnya yaitu request program penyaluran dana zakat,

program dana CSR perusahaan, program care visit, cuti berbagi dan

90

mendadak amil, dan value proposition LAZ Dompet Dhuafa yang

terakhir yaitu program pemberdayaan mustahik.

Bapak Bambang menjelaskan bahwa value yang diberikan

kepada penerima manfaat biasanya berupa edukasi dan sosialisasi, juga

berbentuk campaign ZISWAF yang mengajak masyrakat untuk terlibat

dalam donasi.

Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga memberikan beberapa

program kepada penerima manfaat sebagai hasil dari strategy

fundraising. Program tersebut berupa program pendidikan, ekonomi,

kesehatan, dan program sosial.

d.) Channel

Perusahaan atau lembaga dapat memberikan proposisi

nilai kepada pelanggan yang ditargetkan melalui saluran yang berbeda.

Saluran yang efektif akan mendistribusikan proposisi nilai perusahaan

dengan cara yang cepat, efisien, dan hemat biaya. Suatu organisasi

dapat menjangkau kliennya melalui salurannya sendiri (depan toko),

saluran mitra (distributor utama), atau kombinasi keduanya (Ade,

2018: 5)

Saluran bisa disebut juga cara perusahaan atau lembaga

memberitahukan tentang value kepada customer. Semakin banyak

customer mengetahui value perusahaan atau lembaga, dapat

berpengaruh positif terhadap perusahaan atau lembaga tersebut (Ade,

2018 :5)

91

Dalam kolom channel, terdapat dua jenis saluran untuk

digunakan, yaitu :

a.) Saluran akuisisi, yaitu bagaimana perusahaan atau lembaga

pertama kali menemukan dan memikat customer.

b.) Saluran pengiriman, yaitu bagaimana produk atau jasa perusahaan

sampai manfaatnya kepada customer (Ade, 2018 : 18)

Kolom Channel ini merupakan jalur antara perusahaan dengan

customer. Kolom Channel menjelaskan bagaimana value yang dimiliki

oleh perusahaan bisa tersampaikan kepada customer yang sudah

tersegmentasi.

Dalam fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom ini digunakan sebagai saluran bagi LAZ untuk mendakwahkan

zakat kepada masyarakat. Baik saluran yang dimiliki sendiri oleh LAZ

tersebut ataupun saluran yang bekerja sama dengan mitra. Kolom

channel juga di gunakan untuk bagaimana LAZ Dompet Dhuafa

mendapatkan muzakki baru.

92

Gambar 4.9 Kolom Channels LAZ Dompet Dhuafa

Dalam rangka totalitas untuk menghimpun dana zakat

masyarakat Indonesia LAZ Dompet Dhuafa memiliki kantor pusat, dan

beberapa kantor cabang yang ada di 12 provinsi, hingga kantor cabang

yang ada di 5 negara. Kantor pusat LAZ Dompet Dhuafa beralamat di

93

Jalan Warung Jati Barat No.14 Jati Padang, Pasar Minggu Jakarta

Selatan. Kantor pusat ini disebut juga sebagai Philantrophy Building.

Selain kantor pusat, LAZ Dompet Dhuafa juga memiliki lima

kantor kas yang beralamat di wilayah Ciputat, Warung Buncit,

Karawaci, Bekasi, dan kantor kas Rawamangun.

Jaringan pelayanan LAZ Dompet Dhuafa juga tersebar di 12

provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi tersebut yaitu Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jogja, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Dan

Sulawesi Selatan. Bukan hanya di Indonesia, LAZ Dompet Dhuafa

juga membuka kantor cabang hingga ke beberapa negara yaitu

Australia, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika.

Sebagai salah satu lembaga amil zakat yang terbesar di

Indonesia, LAZ Dompet Dhuafa sudah memiliki beberapa kantor

cabang, kantor kas, dan jaringan pelayanan yang ada di seluruh

Indonesia bahkan di beberapa negara. Kantor tersebut berfungsi

sebagai saluran penghimpunan dimana masyarakat yang ingin

mengetahui lebih lanjut tentang LAZ Dompet Dhuafa, ataupun ingin

menunaikan zakat, bisa mengunjungi kantor tersebut.

Salah satu bentuk kampanye ZISWAF yang dilakukan oleh

LAZ Dompet Dhuafa ialah dengan cara memasang baliho di beberapa

tempat. Hal ini dilakukan bukan hanya agar masyarakat mengenal

94

tentang LAZ Dompet Dhuafa namun juga agar masyarakat teredukasi

tentang dan tergerak untuk menunaikan zakat.

Peneliti menemukan fakta yang sesuai, karena memang

banyak baliho dompet dhuafa yang bisa ditemukan di pinggir jalan

dengan gaya bahasa yang mengajak masyarakat untuk menuniakan

zakat. Menurut peneliti, cara ini cukup efektif karena beberapa baliho

ditempatkan pada jalur yang dimana sering dilewati masyrakat.

Bapak Arya juga mengatakan bahwa masyarakat juga

melakukan transaksi dana ZISWAF melalui beberapa toko yang

menjadi mitra LAZ Dompet Dhuafa. Misalnya di kasir outlet restoran,

toko Bapakaian, kasir minimarket dan hypermart.

Pemasangan baliho yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa

bukan hanya agar masyarakat mengetahui tentang LAZ Dompet

Dhuafa, namun juga berperan sebagai bentuk sosialisasi ZISWAF.

Tujuannya agar masyarakat mendapatkan edukasi dan juga tergerak

untuk menunaikan zakat.

Kemudahan transaksi juga ditawarkan oleh LAZ Dompet

Dhuafa melalui beberapa mitra seperti outlet, toko Bapakaian, dan juga

minimarket. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat yang

ingin melakukan transaksi ZISWAF kepada LAZ Dompet Dhuafa.

Bapak Bambang mengatakan bahwa saat ini, LAZ Dompet

Dhuafa memiliki dua platform. Pertama yaitu berupa platform

95

crowdfunding bernama bawaberkah.org, dan kedua yaitu berupa

landing page atau web bernama dompetdhuafa.org.

Sedangkan untuk transaksi digital, LAZ Dompet Dhuafa

bekerjasama dengan beberapa e-commerce dan marketplace seperti

tokopedia, bukalapak, dan shopee. Dengan adanya mitra transaksi di

beberapa e-commerce, selain memberikan kemudahan bagi donatur

yang ingin membayar dana ZISWAF, cara ini juga sebagai salah satu

saluran agar masyarakat lebih mengenal LAZ Dompet Dhuafa.

Bapak Arya menambahkan informasi terkait transaksi, donatur

juga bisa membayar dana ZISWAF melalui masjid-masjid yang sudah

menjadi mitra LAZ Dompet Dhuafa. Dan untuk transaksi digital,

donatur juga bisa melakukan transaksi dana ZISWAF melalui transfer

bank, dan juga bisa membayar melalui kanal kanal digital seperti ovo,

go pay, dan juga e-money.

Perkembangan dunia digital yang sangat pesat, juga

dimanfaatkan oleh LAZ Dompet Dhuafa dalam membuat saluran yang

efektif. LAZ Dompet Dhuafa membuat dua platform yang berfungsi

bukan hanya sebatas informasi tentang LAZ Dompet Dhuafa, namun

juga bisa melakukan transaksi di platform tersebut.

Transaksi secara digital pun sudah dipersiapkan LAZ Dompet

Dhuafa untuk memudahkan donatur dengan cara membayar melalui

transfer bank, e-commerce dan kanal digital seperti ovo, go pay, dan e-

money.

96

Bapak Hasan Ali menjelaskan bahwa zakat merupakan suatu

kewajiban, dan memiliki syarat-syarat tertentu. Berbeda dengan

sedekah dan infaq yang tidak ada kewajibannya. Membayar zakat atau

infaq melalui transaksi digital itu tidak ada masalah, dengan syarat

harus jelas perbedaaan dana yang dibayarkan itu termasuk kategori

zakat, infaq, atau sedekah.

Transaksi digital yang ditujukan untuk memberikan

kemudahan bagi donatur dalam membayar dana ZISWAF boleh saja

dilakukan. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu

tentang kategori dana yang dibayarkan. Karena zakat itu sendiri

berbeda dengan infaq, ataupun sedekah.

Kolom channels pada BMC LAZ Dompet Dhuafa terbagi

menjadi dua bagian utama, yaitu bagian akuisisi dan bagian

penghimpunan. Pada bagian akuisisi ini menjelaskan saluran apa saja

yang digunakan LAZ Dompet Dhuafa agar donatur mengetahui

tentang LAZ Dompet Dhuafa. LAZ Dompet Dhuafa memiliki banyak

saluran untuk akuisi, dari sisi digital yaitu social media, web, dan juga

facebook dan Instagram ads. Selain itu saluran akuisisi LAZ Dompet

Dhuafa juga terdapat di produk homebrand minimarket. Stasiun

televisi dan radio juga menjadi bagian dari saluran untuk

memperkenalkan tentang LAZ Dompet Dhuafa. Terakhir, LAZ

Dompet Dhuafa juga mengajak influencer dan endorsement untuk

mempromosikan LAZ Dompet Dhuafa.

97

Untuk saluran penghimpunan, LAZ Dompet Dhuafa memiliki

kantor pusat, cabang, kantor kas, dan juga konter-konter yang tersedia

untuk donatur yang ingin menunaikan zakat di LAZ Dompet Dhuafa.

Selain itu, donatur juga bisa membayar dana zakat melalui saluran

penghimpunan yang lain seperti outlet mitra, masjid yang menjadi

mitra, dan juga melalui saluran digital yaitu menu layanan atm,

beberapa e-commerce, dan platform yang dimiliki oleh LAZ Dompet

Dhuafa yaitu bawaberkah.org.

e.) Costumer Relationship

Hubungan dengan pelanggan biasa digunakan perusahaan atau

lembaga untuk menciptakan pelanggan baru. Untuk memastikan

kelangsungan dan keberhasilan bagi perusahaan atau lembaga,

perusahaan harus mengidentifikasi jenis hubungan yang ingin mereka

ciptakan dari segmentasi pelanggan mereka. Berbagai bentuk

hubungan pelanggan meliputi :

a.) Bantuan Pribadi

Bantuan dalam bentuk interaksi antara karwan dengan

pelanggan. Bantuan diberikan selama penjualan, atau setelah

penjualan (after sales).

b.) Bantuan Khusus

98

Bantuan pribadi paling khusus, dimana perwakilan

penjualan ditugaskan khusus menangani semua kebutuhan

sekumpulan klien khusus.

c.) Layanan Mandiri

Jenis hubungan yang diterjemahkan dari interaksi tidak

langsung antara perusahaan dan klien. Di sini, perusahaan atau

lembaga menyediakan alat yang dibutuhkan bagi pelanggan

untuk melayani diri mereka sendiri dengan mudah dan efektif.

d.) Layanan Otomatis

Sistem yang mirip dengan layanan mandiri tetapi lebih

dipersonalisasi karena memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasi pelanggan individu dan preferensi mereka.

e.) Co-Creation

Hubungan pribadi dibuat melalui input langsung

pelanggan ke hasil akhir dari produk atau layanan perusahaan

(Ade, 2018 : 5).

Dalam fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom Customer Relationship ini di gunakan oleh LAZ Dompet

Dhuafa untuk bagaimana menjaga hubungan baik dengan seluruh

muzakki.

99

Gambar 4.10 Kolom Customer Relationship LAZ Dompet Dhuafa

100

Bapak Bambang menjelaskan terkait cara LAZ Dompet

Dhuafa menjalin hubungan baik dengan donatur dilakukan dengan dua

cara. Pertama yaitu dengan cara silaturahmi, dan yang kedua yaitu

dengan mengundang donatur untuk menghadiri event-event yang

diadakan oleh LAZ Dompet Dhuafa. Untuk cara silaturahmi, biasanya

LAZ Dompet Dhuafa meminta jadwal kepada donatur untuk bisa

bertemu, tujuannya selain untuk silaturahmi juga untuk memberikan

laporan terkait program yang sudah dilaksanakan. Karena donatur

ingin mengetahui tentang program LAZ Dompet Dhuafa. Kegiatan

101

silaturahmi dengan mengunjungi donatur, juga untuk menawarkan

beberapa progam agar donatur ikut membantu program tersebut. Selain

dengan kegiatan kunjungan silaturahmi, LAZ Dompet Dhuafa

mengadakan beberapa event yang di tujukan untuk donatur LAZ

Dompet Dhuafa. Contohnya adalah “pengajian premium”. Kegiatan

tersebut memang sengaja diperuntukan untuk donatur LAZ Dompet

Dhuafa.

Cara yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa untuk menjaga

hubungan dengan donatur ialah melalui dua pendekatan. Pendekatan

yang pertama, yaitu dengan melakukan silaturahmi kepada donatur.

Kegitan ini juga bertujuan untuk melaporkan terkait program LAZ

Dompet Dhuafa dan untuk mengajak donatur agar kembali

berpartisipasi dengan program-program LAZ Dompet Dhuafa.

Bentuk pendekatan yang kedua, yaitu dengan membuat acara

khusus untuk donatur. Contohnya adalah dengan mengadakan acara

“pengajian premium” yang dikhususkan untuk donatur LAZ Dompet

Dhuafa.

Bapak Arya juga membenarkan tentang salah satu cara LAZ

Dompet Dhuafa dalam menjaga donaturnya khususnya donatur

individu yaitu dengan menghubungi donatur secara periodik untuk

menawarkan program-program LAZ Dompet Dhuafa. Menurut

Bapak Arya, bukan hanya menghubungi donatur, LAZ Dompet Dhuafa

juga memberikan perhatian lebih kepada donatur dengan cara

102

mengunjungi donatur yang sakit, dan juga memberikan ucapan selamat

pada hari spesial donatur.

Dalam kutipan tersebut, Bapak Arya menambahkan beberapa

cara yang dilakukan LAZ Dompet Dhuafa untuk menjaga hubungan

baik dengan seluruh donaturnya. Beliau mengatakan bahwa LAZ

Dompet Dhuafa selalu melakukan komunikasi diantaranya melalui

media sosial. Media Sosial Dompet Dhuafa selalu memberikan update

program, sosialisasi ZISWAF dan juga menjadi salah satu proses

interaksi antara donatur dan LAZ Dompet Dhuafa.

Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga memberikan majalah

internal LAZ Dompet Dhuafa yang bernama majalah “SWARA

CINTA” kepada donatur. Majalah ini berisikan laporan dan informasi

tentang program LAZ Dompet Dhuafa. Tujuan dari majalah internal

ini adalah untuk memenuhi kebutuhan donatur akan informasi tentang

LAZ Dompet Dhuafa. Majalah Swara Cinta ini dibagikan bukan hanya

dalam bentuk cetak, namun juga dalam bentuk e-book yang akan

dikirim ke email donatur. Menurut peneliti, majalah Swara Cinta ini

sangat bagus karena memang bagus, karena selain berisi laporan

tentang LAZ Dompet Dhuafa, didalamnya juga ada edukasi

keagamaan yang dikemas secara menarik.

LAZ Dompet Dhuafa memiliki laporan sejenis rekening koran

yang bernama laporan konsolidasi donasi. Laporan tersebut berisi

seluruh total transaksi donasi dan akan bertambah jika donatur terus

103

melakukan transaksi di LAZ Dompet Dhuafa. Laporan tersbut bukan

hanya ditujukan untuk individu, tapi juga donatur perusahaan bisa

menggunakan laporan konsolidasi tersebut. Laporan tersebut

digunakan agar donatur bisa melihat transaksi yang meraka lakukan di

LAZ Dompet Dhuafa. Tujuannya agar donatur semakin percaya bahwa

mereka sudah melakukan transkasi di LAZ Dompet Dhuafa.

Dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan donatur,

LAZ Dompet Dhuafa melakukan berbagai macam cara. Mulai dari

meminta jadwal kepada donatur untuk bisa saling bersilaturahmi.

Kegiatan silaturahmi tersebut juga dimanfaatkan oleh LAZ Dompet

Dhuafa untuk memberikan laporan terkait program, dan juga mengajak

kembali donatur untuk ikut berpartisipasi terhadap program-program

yang akan dilaksanakan oleh LAZ Dompet Dhuafa.

Cara selanjutnya yaitu dengan memberikan event-event

khusus donatur, diantaranya yaitu dengan mengadakan acara seperti

“pengajian premium”. Bahkan, untuk donatur individu, LAZ Dompet

Dhuafa memberikan pelayanan khsusus kepada beberapa donatur

seperti menjenguk ketika ada donatur yang sakit, memberikan ucapan

selamat di hari bahagia donatur baik melalui sms atau dengan

mengunjungi langsung.

Berkomunikasi aktif di media sosial juga merupakan salah

satu cara agar LAZ Dompet Dhuafa bisa berinteraksi dengan seluruh

donatur. Agar donatur mengatahui informasi terkait LAZ Dompet

104

Dhuafa, majalah internal Swara Cinta menjadi salah satu media

komunikasi LAZ Dompet Dhuafa yang selalu up to date memberikan

informasi kepada donatur terkait program, laporan, edukasi dan

sosialisis ZISWAF. Majalah ini juga dikirim kepada donatur baik

berupa cetakan maupun file e-book.

Kemudian, terakhir LAZ Dompet Dhuafa juga menyediakan

laporan konsolidasi donasi yang bertujuan agar donatur dalam melihat

seluruh total transaksi yang sudah dilakukan di LAZ Dompet Dhuafa.

Untuk donatur perusahaan, biasanya LAZ Dompet Dhuafa

memberikan laporan secara rutin untuk meningkatkan ras kepercayaan

donatur.

Kolom customer relationship LAZ Dompet Dhuafa terbagi

menjadi 2 macam sesuai dengan segmentasi customer LAZ Dompet

Dhuafa yaitu donatur individu dan donatur perusahaan. Cara LAZ

Dompet Dhuafa menjalin hubungan dengan donatur individu ialah

dengan melakukan silaturahmi. Tujuan silaturahmi tersebut bukan

hanya untuk menjalin hubungan yang baik dalam jangka panjang,

namun juga LAZ Dompet Dhuafa menawarkan program yang bisa

dibantu oleh donatur. Program pengajian rutin dalam rangka menjalin

hubungan baik dengan donatu juga aktif dilakukan oleh LAZ Dompet

Dhuafa.

Setelah itu ialah dengan mengingatkan hari-hari sepesial untuk

donatur yang ada di database LAZ Dompet Dhuafa. Bahkan apabila

105

ada donatur yang sakit, akan ada petugas atau amil zakat LAZ Dompet

Dhuafa yang akan menjenguk donatur tersebut. Walau berdasarkan

hasil observasi dilapangan, hanya khusus donatur loyal saja yang akan

menerima fasilitas tersebut.

Donatur individu juga akan mendapatkan majalah internal

LAZ Dompet Dhuafa yang bernama Swara Cinta. Sebagai bentuk rasa

terima kasih dari LAZ Dompet Dhuafa. Majalah internal tersebut berisi

pengetahuan agama, laporan, informasi, dan juga beberapa program

yang sudah dijalankan oleh LAZ Dompet Dhuafa.

Selanjutnya LAZ Dompet Dhuafa juga memberikan layanan

konsultasi zakat sebagai bentuk menjaga hubungan baik dengan

donatur individu. Dan terakhir, LAZ Dompet Dhuafa juga

menyediakan laporan konsolidasi donasi yang bertujuan agar donatur

dapat melihat seluruh transaksi yang pernah dilakukan di LAZ Dompet

Dhuafa. Untuk donatur perusahaan, LAZ Dompet Dhuafa juga

mengirimkan laporan baik secara rutin dan berkala, agar menambah

rasa kepercayaan donatur terhadap LAZ Dompet Dhuafa.

f.) Revenue Stream

Aliran pendapatan pada elemen BMC ini menunjukan cara

perusahaan mendapatkan pemasukan dari setiap segment pelanggan.

Beberapa cara untuk menghasilkan aliran pendapatan (Ade, 2018:6-7):

106

Revenue stream merupakan representasi dari jalur penerimaan

yang diterima oleh perusahaan. Kolom ini menjelaskan dari mana saja

perusahaan mendapatkan revenue yang merupakan salah satu elemen

terpenting untuk kegiatan operasional perusahaan.

Dalam fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom revenue stream digunakan untuk mengetahui dari mana saja

pendapatan yang diterima oleh LAZ Dompet Dhuafa.

Gambar 4.11 Kolom Revenue Streams LAZ Dompet Dhuafa

Bapak Bambang menjelaskan bahwa terkait dana zakat yang

diterima oleh amil adalah sebesar 12,5%. Namun, LAZ Dompet

Dhuafa sudah memiliki aturan sendiri dalam menentukan besaran dana

107

operasional yaitu tidak lebih dari 11,95% dari keseluruhan dana zakat

yang berhasil dihimpun.

Bapak Arya memiliki pernyataan yang sesuai dengan Bapak

Bambang tentang penerimaan dana zakat terhadap amil yaitu tidak

lebih dari angka 12,5 %. Dan juga terkait target besaran dana

operasional LAZ Dompet Dhuafa yang berkisar antara 10% sampai

dengan 12%. Bapak Arya juga menambahkan, dengan pengelolaan

dana operasional, LAZ Dompet Dhuafa mendapatkan penghargaan

sebagai LAZNAS kategori operasional terbaik BAZNAS Award pada

tahun 2017.

Dalam menggunakan dana zakat yang diterima sebagai amil,

LAZ Dompet Dhuafa memiliki acuan tersendiri untuk menggunakan

biaya operasional yaitu dikisaran angka 10% hingga 12% dari total

dana zakat yangberhasil dihimpun selama satu tahun. Penggunaan

acuan biaya operasional ini menjadikan LAZ Dompet Dhuafa sebagai

LAZ professional yang terbukti dengan diberikannya penghargaan

BAZNAS Award kategori operasional terbaik tahun 2017 kepada LAZ

Dompet Dhuafa.

Bapak Hasan Ali selaku kepala prodi jurusan hukum ekonomi

syariah fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

juga membenarkan pernyataan dari kedua narasumber yaitu Bapak

Bambang dan Bapak Arya terkait biaya yang boleh digunakan untuk

amil adalah 1/8 atau 12,5% dari dana zakat.

108

Amil merupakan salah satu dari 8 asnaf yang mendapatkan

bagian dari dana zakat. LAZ Dompet Dhuafa yang juga merupakan

amil mendapatkan bagian karena merupakan salah satu dari delapan

asnaf. Bapak Hasan Ali menyebutkan bahwa total yang diterima amil

ialah sebesar 1/8 atau sekitar 12% dari seluruh dana yang berhasil

dihimpun oleh lembaga zakat. Namun, beliau juga mengatakan bahwa

untuk dana operasional yang diambil dari dana infaq atau shodaqoh,

tidak ada ketentuan khusus, jadi lembaga zakat bisa mengambil berapa

saja asalkan sesuai dengan kebutuhan.

Lembaga amil zakat juga termasuk kedalam salah satu dari

delapan asnaf yang berhak menerima zakat yaitu amil. Amil

mendapatkan bagian 1/8 atau sekitar 12% dari total seluruh dana yang

berhasil dihimpun oleh lembaga zakat. Lembaga zakat juga bisa

menggunakan dana operasional yang bukan berasal dari dana zakat,

seperti dana infaq atau shodaqoh tanpa ada ketentuan khusus berapa

banyak yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sebuah lembaga amil

zakat.

Besarnya dana yang diterima oleh LAZ Dompet Dhuafa sudah

dijelaskan yaitu 1/8 bagian atau 12,5% dari total keseluruhan dana

zakat yang berhasil dihimpun. Jadi, LAZ Dompet Dhuafa hanya boleh

menerima dana zakat sekitar 10%-12% dari total fundraising.

109

g.) Key Resources

Sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan nilai bagi

pelanggan. Mereka dianggap aset untuk perusahaan yang diperlukan

untuk mempertahankan dan mendukung bisnis. Sumber daya ini bisa

manusia, keuangan, fisik dan intelektual. Selain itu zaman sekarang

juga sudah dikenal dengan istilah aset digital. Dan aset digital itu juga

termasuk kedalam elemen key resources (Ade, 2018 : 4)

Kolom ini menjelaskan apa saja sumber daya utama yang

dimiliki oleh perusahaan seperti aset, karyawan, dll. Hal ini diperlukan

karena akan berhubungan dalam menentukan value perusahaan.

Dalam fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom Key resources ini menjelaskan tentang sumber daya apa saja

yang dimiliki LAZ Dompet Dhuafa dalam menghimpun dana zakat

dari muzakki.

110

Gambar 4.12 Kolom Key Resources LAZ Dompet Dhuafa

Bapak Bambang mengatakan bahwa aset yang dimiliki oleh

LAZ Dompet Dhuafa ialah SDM atau dalam hal ini adalah amil zakat.

Amil zakat yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa memiliki

semangat yang tinggi, kreatif, dan juga mau berkorban untuk

kepentingan masyrakat. Kemudian aset yang dimiliki oleh LAZ

Dompet Dhuafa ialah kantor dengan berbagai fasilitas penunjang untuk

mendukung kegiatan dan ada juga kendaraan operasional. Kantor pusat

111

dan juga seluruh kantor cabang yang ada di dalam maupun di luar

negeri juga termasuk bagian dari aset LAZ Dompet Dhuafa.

Amil zakat merupakan salah satu bagian penting yang dimiliki

oleh LAZ Dompet Dhuafa. Amil yang juga merupakan aset harus bisa

memiliki semangat yang tinggi untuk menunaikan tugasnya

menghimpun dan menyalurkan dana zakat. Selain itu, LAZ Dompet

Dhuafa juga memiliki aset lainnya seperti bangunan kantor yang

tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan juga yang ada di luar

negri. Aset lainnya juga termasuk beberapa fasilitas penunjang

termasuk juga kendaraan operasional untuk memudahkan aktivitas

fundraising LAZ Dompet Dhuafa.

Bapak Arya juga mengatakan bahwa salah satu aset yang

dimiliki LAZ Dompet Dhuafa ialah amil. Meskipun mereka bertugas

bukan pada posisi yang berhubungan langsung dengan donatur, seperti

bagian keuangan, atau bagian program, tetapi semuanya memiliki

tugas yang sama yaitu bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan

tentang LAZ Dompet Dhuafa.

Bapak Arya juga menambahkan terkait aset LAZ Dompet

Dhuafa yaitu aset digital. Aset digital LAZ Dompet Dhuafa ada dua

macam. Pertama itu aset digital yang berbentuk crowdfunding yang

bernama bawaberkah.org. Kemudian yang kedua adalah aset digital

berupa aplikasi yang bernama “Mumu”. Mumu merupakan aplikasi

112

yang mempertemukan dan menghubungkan antara muzakki, mustahiq,

muaqif, dan munfiq dalam satu aplikasi.

Amil zakat yang juga sebagai aset dari LAZ Dompet Dhuafa

memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal mengkomunikasikan

terkait LAZ Dompet Dhuafa. Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga

memiliki aset lainnya yaitu aset digital. Aset digital LAZ Dompet

Dhuafa ada dua macam yaitu bawaberkah.org dan aplikasi Mumu.

Bapak Bambang menjelaskan bahwa aset LAZ Dompet

Dhuafa juga memiliki aset digital yaitu platform bawaberkah.org, dan

aplikasi Mumu. Kemudian, Bapak Bambang juga mengatakan bahwa

LAZ Dompet Dhuafa juga memiliki aset yang berupa sistem seperti

untuk human capital ada sistem yang bernama HCYS, untuk keuangan

terdapat sistem yang bernama plural, kemudian ada juga sistem Desi

Sandra untuk bagian CRM dan fundraising.

LAZ Dompet Dhuafa memiliki aset digital yaitu

bawaberkah.org dan aplikasi Mumu yang berfungsi untuk membantu

memaksimalkan strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa. Selain aset

digital, LAZ Donpet Dhuafa juga memiliki aset yang berbentuk sistem.

Aset sistem tersebut digunakan untuk memudahkan beberapa divisi

seperti human capital, keuangan, CRM dan fundraising.

Bapak Hasan Ali menjelaskan tentang kepemilikan aset digital

hukumnya boleh digunakan selagi tidak menyalahi aturan syariat

Islam. Bahkan, di zaman yang berbasis teknologi seperti sekarang ini,

113

pendekatan digital memang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan

strategy fundraising lembaga zakat.

Hukum menggunakan aset digital boleh saja asalkan tidak

melanggar ketentuan syariat Islam. Dan juga sebagai salah satu cara

untuk mengoptimalisasi strategy fundraising dana zakat, kepemilikan

aset digital sangat dianjurkan untuk lembaga amil zakat.

Pada kolom key resources BMC LAZ Dompet Dhuafa terbagi

menjadi 3 bagian. Bagian pertama yaitu aset yang dimiliki LAZ

Dompet Dhuafa. Berdasarkan hasil penelitian, untuk menghimpun

dana zakat, LAZ Dompet Dhuafa memiliki aset berupa amil zakat,

kantor dan seluruh perlengkapan, dan juga kendaraaan operasional.

Kemudian key resources yang kedua yaitu aset digital. LAZ

Dompet Dhuafa memiliki aset digital berupa satu platform

crowdfunding bernama bawaberkah.org dan satu aplikasi bernama

Mumu. Aplikasi Mumu yaitu aplikasi untuk mempertemukan antara

mustahik dan muzakki.

Key resources LAZ Dompet Dhuafa yang terakhir yaitu aset

yang berupa sistem. Misalnya HCYS yaitu sistem untuk human

capital, kemudian ada Plural yaitu sistem untuk keuangan. Untuk

sistem CRM dan fundraising LAZ Dompet Dhuafa memiliki sistem

yang bernama Desi-Sandra.

114

h.) Key Activities

Key activities ialah kegiatan yang paling penting dalam

melaksanakan proposisi nilai perusahaan (Ade, 2018: 4).

Kolom key activities menjelaskan aBapakah aktivitas kunci

atau strategi kompetitif yang dilakukan perusahaan atau lembaga untuk

menciptakan value proposition nya.

Elemen ini menjelaskan kegiatan utama apa saja yang

dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk

dapat memaksimalkan tujuan perusahaan dan dapat beroperasi dengan

sukses.

Dalam fundraising strategy dana zakat, kolom Key Activities

ini menjelaskan apa saja yang menjadi kegiatan utama LAZ dalam

menghimpun dana zakat.

115

Gambar 4.13 Kolom Key Activities LAZ Dompet Dhuafa

Bapak Bambang menyampaikan terkait aktivitas utama LAZ

Dompet Dhuafa dalam menghimpun dana zakat ialah melakukan

canvasing. Kegiatan canvasing ini merupakan kegiatan event dengan

bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan LAZ Dompet

Dhuafa. Biasanya LAZ Dompet Dhuafa melakukan kegiatan canvasing

ini di tempat yang dijadikan orang untuk berkumpul seperti di rumah

makan, atau kegiatan car free day.

116

Selain canvasing, LAZ Dompet Dhuafa juga aktif dalam

membuat campaign-campaign menggunakan media. Campaign

tersebut disebar melalui beberapa media, seperti media ruang, media

digital dan juga social media. Kegiatan ini disebut juga dengan

marketing komunikasi.

Aktivitas LAZ Dompet Dhuafa dalam menghimpun dana

zakat yang pertama yaitu melakukan canvasing di tempat yang

menjadi pusat keramaian. Tujuan dari aktivitas ini adalah mendekatkan

masyrakat dengan LAZ Dompet Dhuafa. Kemudian LAZ Dompet

Dhuafa juga aktif melakukan marketing komunikasi, yaitu membuat

campaign seperti poster, flyer, dan lainnya yang akan disebar kepada

masyrakat.

Pernyataan Bapak Bambang terkait canvasing juga didukung

oleh pernyataan dari Bapak Arya bahwa canvasing merupakan salah

satu aktivitas utama LAZ Dompet Dhuafa untuk menghimpun dana

zakat.

Bapak Arya juga menambahkan bahwa aktivitas LAZ Dompet

Dhuafa selain melakukan kegiatan di kantor yaitu melakukan kegiatan

silaturahmi kepada beberapa donaturnya baik donatur individu dan

juga donatur perusahaan.

Kemudian LAZ Dompet Dhuafa juga terus menambahkan titik

donasi berupa konter-konter penghimpunan dana zakat, dan aktif

berkampanye di sosial media untuk melakukan sosialisasi ZISWAF.

117

Selain kantor yang menjadi aktivitas utama LAZ Dompet

Dhuafa, aktivitas lainnya untuk memaksimalkan strategy fundraising

dana zakat yaitu dengan memperbanyak konter-konter zakat sebagai

titik donasi, aktif melakukan kampanye ZISWAF di media sosial, dan

memperbanyak event edukasi, serta melakukan kunjungan ke donatur

untuk silaturahmi.

Kolom key activities BMC LAZ Dompet Dhuafa secara umum

terbagi menjadi 3 kategori utama. Yang pertama ialah promosi.

Aktivitas promosi LAZ Dompet Dhuafa meliputi canvasing atau

membuat peta segmentasi. Lalu ada marketing komunikasi. Kemudian

juga memperbanyak konter-konter zakat dan titik donasi. Dan yang

terakhir yaitu membuat event-event kreatif.

Aktivitas yang kedua yaitu sosialisasi ZISWAF. Kegiatan

sosialisasi ZISWAF ini dilakukan biasanya di kantor LAZ Dompet

Dhuafa. Selain di kantor, kegiatan ini juga aktif dilakukan di social

media. Sosialisasi ZISWAF juga dilakukan dalam bentuk event

edukasi. Semua hal tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman

leboh lanjut kepada masyarakat terkait ZISWAF.

Kegiatan atau aktivitas yang terakhir yaitu pembinaan.

Kegiataan pembinaan ini berupa silaturahmi kepada beberpa donatur,

baik donatur individu maupun donatur perusahaan. Dan juga service

adaptasi atau dengan melakukan after sales kepada seluruh donatur.

i.) Key Partners

118

Mitra di gunakan untuk mengoptimalkan operasi dan

mengurangi risiko model bisnis, perusahaan atau lembaga biasanya

mengembangkan hubungan antara pembeli-pemasok sehingga mereka

dapat fokus pada kegiatan inti mereka. Aliansi bisnis pelengkap juga

dapat dipertimbangkan melalui usaha patungan atau aliansi strategis

antara pesaing atau non-pesaing (Ade, 2018: 4).

Kolom key partner menjelaskan dengan siapa saja sebuah

perusahaan memiliki mitra untuk efisiensi aktivitas utama perusahaan.

Perusahaan membentuk mitra untuk optimalisasi model bisnisnya,

mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya.

Dalam fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom key partner di gunakan untuk mengetahui siapa saja yang telah

menjalin kerjasama sebagai mitra LAZ dalam menghimpun dana

zakat.

119

Gambar 4.14 Kolom Key Partners LAZ Dompet Dhuafa

Bapak Bambang menjelaskan bahwa mitra LAZ Dompet

Dhuafa itu cukup banyak. Salah satunya yaitu perusahaan percetakan.

Namun dalam bermitra, LAZ Dompet Dhuafa juga memilih mitra yang

120

siap untuk bekerjasama dengan cara siap untuk merespon permintaan

LAZ Dompet Dhuafa.

Lebih lanjut Bapak Bambang menambahkan bahwa LAZ

Dompet Dhuafa juga bekerjasama dengan konsultan. Contohnya

adalah konsultan untuk menangani masalah target komunikasi.

LAZ Dompet Dhuafa memiliki beberapa mitra untuk

membantu memaksimalkan penghimpunan dana zakat. Salah satunya

yaitu LAZ Dompet Dhuafa bermitra dengan perusahaan percetakan

untuk menyediakan berbagai keperluan media cetak seperti banner,

brosur, flyer, majalah, dan lainnya. Selain itu LAZ Dompet Dhuafa

juga menjalin kerjasama dengan konsultan. Salah satunya yaitu

konsultan komunikasi. LAZ Dompet Dhuafa bekerjasama dengan

konsultan untuk menentukan target komunikasi.

LAZ Dompet Dhuafa menjalin kerjasama dengan beberapa

mitra bertujuan untuk bisa saling memberikan manfaat satu sama lain.

Contohnya adalah perusahaan Fiber Net yang menyediakan jasa

pemasangan instalasi koneksi internet melakukan kerjasama dengan

LAZ Dompet Dhuafa, bentuk kerjasama yang dilakukan ialah fiber net

memberikan potongan harga kepada LAZ Dompet Dhuafa untuk

pembayaran satu Bapaket instalasi internet, dan Dompet Dhuafa akan

menambahkan logo fiber net di situs mereka. Sehingga, keduanya

saling mendapatkan keuntungan. LAZ Dompet Dhuafa bisa

121

menghemat biaya operasional untuk internet, dan fiber net mendapat

saluran distribusi gratis melalui web Dompet Dhuafa.

Bentuk kerjasama lainnya juga dilakukan oleh LAZ Dompet

Dhuafa dengan stasiun televisi dan stasiun radio. Contohnya ialah

perusahaan MNC. Perusahaan MNC menawarkan bentuk kerjasama

dengan memberikan slot gratis kepada LAZ Dompet Dhuafa untuk

melakukan siaran, dan sebagai timbal baliknya ialah LAZ Dompet

Dhuafa mengirimkan ustadz untuk mengisi kegiatan majlis ta’lim di

perusahaan MNC.

LAZ Dompet Dhuafa juga bermitra dengan beberapa

influencer untuk membantu menyiarkan program-program LAZ

Dompet Dhuafa. Bahkan, LAZ Dompet Dhuafa juga bermitra dengan

beberapa lembaga amil zakat lainnya untuk membuat program-

program kemanusiaan. Contohnya adalah bekerjasama dengan LAZ

PKPU, LAZ Rumah Zakat, dan LAZ Nurul Hayat untuk berkolaborasi

membuat program sekolah untuk Gaza.

Selain dengan lembaga amil zakat, LAZ Dompet Dhuafa juga

bekerja sama dengan masjid-masjid sebagai mitra pengelola zakat.

Kemudian, LAZ Dompet Dhuafa juga menjalin kerjasama dengan

beberapa outlet dan juga e-commerce untuk menjadi mitra dalam

menghimpun dana zakat dari masyarakat,

Mitra yang menjalin kerjasama dengan LAZ Dompet Dhuafa

juga ikut mendapatkan manfaat. Contohnya ialah perusahaan fiber net

122

dan perusahaan MNC. Mereka juga mendapatkan manfaat dengan

menjadi mitra LAZ Dompet Dhuafa. Kemudian LAZ Dompet Dhuafa

juga menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga amil zakat lainnya

seperti LAZ PKPU, LAZ Rumah Zakat, dan LAZ Nurul Hayat untuk

berkolaborasi dalam program sekolah untuk Gaza. Peneliti juga

melihat fakta yang sesuai dilapangan, karena terdapat poster terkait

program sekolah untuk Gaza dimana program tersebut bertuliskan

merupakan hasil kerjasama LAZ Dompet Dhuafa dengan beberapa

LAZ tersebut.

Mitra selanjutnya yang menjalin kerjasama dengan LAZ

Dompet Dhuafa yaitu masjid. LAZ Dompet Dhuafa memiliki program

kerjasama dengan masjid yaitu sebagai MPZ (Mitra Pengelola Zakat).

Fungsi MPZ ini adalah penghimpun dan juga mendistribusikan dana

zakat dengan menggunakan rebrand LAZ Dompet Dhuafa. Kemudian

LAZ Dompet Dhuafa juga menjalin kerjasama dengan beberapa outlet

atau toko, dan juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan e-

commerce.

Mitra selanjutnya yang menjalin kerjasama dengan LAZ

Dompet Dhuafa ialah beberapa perusahaan marketplace dan e-

commerce dengan total 19 perusahaan yang bergabung, diantaranya

yaitu shopee, tokopedia, dan bukalapak. Kerjasama tersebut digunakan

untuk memaksimalkan kanal digital yang digunakan sebagai saluran

penghimpunan dana zakat. Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga

123

bekerjasama dengan perusahaan crowdfunding seperti kitabisa.com

untuk campaign dan transaksi zakat.

Untuk memaksimalkan transaksi zakat dalam strategi digital,

LAZ Dompet Dhuafa bekerjasama dengan perusahaan crowdfunding

kitabisa.com untuk membuat campaign dan transaksi dana ZISWAF.

Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga bekerjasama dengan beberapa e-

commerce dengan tujuan memudahkan donatur untuk melakukan

transaksi di LAZ Dompet Dhuafa.

Bapak Arya menjelaskan lebih lanjut terkait mitra LAZ

Dompet Dhuafa bahwa selain bermitra dengan beberapa toko online,

kerjasama juga dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa dengan beberapa

perusahaan fintech konvensional seperti Dana, e-money, Ovo, dan juga

Go pay. Berdasarkan hasil observasi di kantor LAZ Dompet Dhuafa

pusat, peneliti melihat beberapa flyer yang berisi kode scan untuk

melakukan transaksi digital melalui go pay, dana dan juga ovo.

Namun, peneliti belum menemukan flyer yang berisikan barcode

untuk pembayaran e-money.

Selain bermitra dengan perusahaan, LAZ Dompet Dhuafa

juga bermitra dengan individu seperti influencer. Mereka rela

mengkomunikasikan tentang LAZ Dompet Dhuafa tanpa harus

dibayar.

124

LAZ Dompet Dhuafa memiliki mitra dari kalangan influencer

yang membantu mengkomunikasikan terkait LAZ Dompet Dhuafa.

Mereka rela membantu tanpa dibayar oleh LAZ Dompet Dhuafa.

Beberapa perusahaan fintech seperti ovo, go pay, dan Dana

menjadi mitra LAZ Dompet Dhuafa untuk menghimpun dana zakat.

Perusahaan tersebut berperan untuk memudahkan pembayaran

transaksi digital dana ZISWAF dari masyarakat.

Bapak Hasan Ali menjelaskan bahwa perusahaan fintech

konvensional yang sudah bisa membedakan antara pendapatan dana

halal, dan pendapatan dana haram, boleh saja dijadikan sebagai mitra.

Hal ini perlu diketahui diawal karena harus jelas antara dana yang

halal dan dana yang haram. Walaupun sebuah lembaga atau

perusahaan masih dalam kategori konvensional atau belum berbasis

Syariah, namun harus sudah memiliki sistem yang bisa membedakan

antara transaksi halal dan haram.

Pada dasarnya bermitra dengan perusahaan fintech

konvensional boleh saja dilakukan, dengan syarat perusahaan tersebut

sudah bisa memisahkan antara dana pemasukan yang halal dan yang

haram. Apabila perusahaan tersebut sudah memilki sistem untuk

membedakan antara sumber dana yang halal dan yang haram, maka

boleh saja untuk bermitra dengan perusahaan tersebut.

Kolom key partners BMC LAZ Dompet Dhuafa secara umum

terbagi kepada dua jenis, yaitu kemitraan perusahaan dan kemitraan

125

secara individu. Untuk kemitraan perusahaan, LAZ Dompet Dhuafa

bekerja sama dengan perusahaan crowdfunding lainnya seperti

kitabisa.com untuk bersama menghimpun dana ZISWAF dari

masyarakat secara digital.

Untuk menghimpun dana zakat dari segi digital, LAZ Dompet

Dhuafa bekerjasama dengan beberapa e-commerce seperti tokopedia

dan bukalapak, serta perusahaan fintech seperti opo dan juga gopay

Setelah itu LAZ Dompet Dhuafa juga bekerjasama dengan

perusahaan percetakaan dan perusahaan penyedia layanan internet.

Dalam menghimpun dana zakat, LAZ Dompet Dhuafa sangat

membutuhkan perusahaan percetakan untuk membantu seluruh

kegiatan baik dari segi penghimpunan maupun pendistribusian.

Mitra selanjutnya adalah beberapa perusahaan di bidang retail

seperti hypermarket, minimarket, dan juga outlet atau toko-toko. LAZ

Dompet Dhuafa bekerjasama dalam hal transaksi dana ZISWAF.

Selain berbelanja, Donatur juga bisa membayar dana ZISWAF di

beberapa perusahaan ritel tersebut.

Stasiun televisi dan stasiun radio juga menjadi mitra LAZ

Dompet Dhuafa yang berperan sebagai salah satu saluran untuk

menginformasikan tentang LAZ Dompet Dhuafa. Bentuk kerjasama

antara keduanya ialah LAZ Dompet Dhuafa mendapatkan slot gratis

untuk menyiarkan di stasiun televisi ataupun radio pada jam tertentu,

126

dan sebagai timbal baliknya LAZ Dompet Dhuafa mengadakan

pengajian secara gratis di kantor stasiun televisi dan radio tersebut.

Mitra selanjutnya dalam menghimpun dana zakat yaitu

masjid-masjid dan lembaga amil zakat lainnya. Masjid berperan dalam

menghimpun dana zakat, sedangkan LAZ Dompet Dhuafa membantu

dalam pendistribusian dana zakat tersebut. Namun, ada juga masjid

yang bekerjasama dengan LAZ Dompet Dhuafa untuk meminjam

“brand” dari Dompet Dhuafa yang digunakan sebagai izin legalitas

untuk menghimpun dana zakat. Kemudian masjid tersebut juga

berperan mengelola sendiri pendistribusian dana zakat.

LAZ Dompet Dhuafa juga bermitra dengan beberapa lembaga

amil zakat lainnya biasanya untuk mengadakan program khsusus.

Misalnya bekerjasama dengan LAZ Rumah Zakat, LAZ Nurul Hayat,

dan PKPU untuk program membantu seluruh masyarakat di negara

Palestina.

Dalam menjalankan tugas untuk menghimpun dana zakat

masyarakat, LAZ Dompet Dhuafa juga memiliki banyak mitra yang

membantu dari seluruh aspek. Dengan adanya mitra tersbut, LAZ

Dompet Dhuafa sangat terbantu khususnya dalam efisiensi biaya

pengeluaran LAZ Dompet Dhuafa.

j.) Cost Structure

Struktur biaya pada elemen ini menjelaskan menjelaskan

konsekuensi moneter yang paling penting saat beroperasi di bawah

127

model bisnis yang berbeda. Atau dengan kata lain, biaya biaya apa

saja yang dikeluarkan oleh perusahaan atau lembaga (Ade,

2018:6).

Struktur biaya dibagi menjadi 2 bagian :

a.) Biaya Tetap

Biaya yang wajib dikeluarkan dan jumlahnya tidak berubah.

b.) Biaya Variabel

Biaya yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari jumlah

produksi barang dan jasa.

Cost structure adalah daftar biaya yang dikeluarkan oleh

organisasi bisnis dalam rangka menciptakan value proposition kepada

konsumen.

Kolom cost structure menjelaskan tentang struktur biaya yang

menggambarkan seluruh biaya apa saja yang dikeluarkan perusahaan

dalam mengoperasikan model bisnis.

Dalam fundraising strategy dana zakat LAZ Dompet Dhuafa,

kolom cost structure menjelaskan tentang seluruh biaya yang

digunakan oleh LAZ Dompet Dhuafa dalam menghimpun dana zakat

dari muzakki.

128

Gambar 4.15 Kolom Cost Structure LAZ Dompet Dhuafa

129

Bapak Bambang menjelaskan bahwa yang termasuk kepada

biaya yang dikeluarkan LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya untuk sumber

daya manusia, dalam hal ini merujuk kepada amil. Lebih lanjut Bapak

Bambang menjelaskan bahwa tidak semua karyawan yang bekerja di

LAZ Dompet Dhuafa termasuk kedalam kelompok amil. Misalnya

driver dan office boy tidak termasuk kedalam kelompok amil.

Selain gaji amil, biaya yang dikeluarkan oleh LAZ Dompet

Dhuafa ialah biaya operasional. Biaya operasional tersebut mencakup

kepada sewa kantor, listrik, perlengkapan kantor, dan seluruh biaya

yang digunakan untuk mejalankan operasional LAZ Dompet Dhuafa.

Selain biaya operasional, biaya selanjutnya yang dikeluarkan oleh

LAZ Dompet Dhuafa yaitu biaya komunikasi. Salah satu contoh dari

biaya komunikasi yaitu biaya untuk pemasangan baliho, dan

advertising. Selanjutnya yaitu ada biaya program.. Biaya ini

dikhususkan untuk membiayai program-progam yang berkaitan dengan

fundraising dana zakat.

Dalam menghimpun dana zakat, LAZ Dompet Dhuafa juga

mengeluarkan biaya untuk menjalankan kegiatan fundraising tersebut.

Beberapa biaya tersebut antara lain : biaya gaji untuk amil, biaya

operasional, dan biaya komunikasi.

Bapak Arya juga menambahkan terkait biaya, selain biaya

untuk gaji amil, LAZ Dompet Dhuafa juga mengeluarkan biaya untuk

kebutuhan operasional seperti biaya sewa kantor, listrik, dan lainnya.

130

Kemudian juga ada biaya komunikasi seperti biaya untuk pemasangan

spanduk yang mana peneliti melihat sendiri, bahwa spanduk LAZ

Dompet Dhuafa cukup banyak terpampang di jalan raya. Selanjutnya

juga yang termasuk kedalam biaya komunikasi ialah biaya untuk iklan.

Kolom Cost Structure LAZ Dompet Dhuafa dibagi menjadi

kepada 2 bagian. Yang pertama yaitu biaya tetap atau fixed cost dan

yang kedua adalah biaya tidak tetap atau variable cost. Biaya yang

menjadi pengeluaran tetap LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya untuk gaji

amil. Kemudian biaya operasional. Yanv ternasuk kedalam biaya

operasional adalah sewa kantor. Kantor LAZ Dompet Dhuafa

merupakan gedung dengan sistem wakaf produktif. Setiap tahunnya

LAZ Dompet Dhuafa membayar biaya untuk sewa Gedung.

Kemudian yang termasuk kedalam biaya operasional ialah

biaya untuk pembayaran listrik, telepon, bensin, dan seluruh biaya

yang digunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Dan yang

terakhir ialah biaya komunikasi. Contoh yang termasuk kedalam biaya

komunikasi adalah biaya untuk pemasangan baliho, spanduk, dan juga

biaya untuk pemasangan promosi.

Variable cost atau biaya tidak tetap LAZ Dompet Dhuafa

adalah biaya program. Program yang dilaksanakan oleh LAZ Dompet

Dhuafa ialah program yang menjadi bagian dari strategy fundraising

dana zakat. Biaya program termasuk kepada biaya tidak tetap karena

program-program yang dilaksanakan bersifat tidak tetap atau

131

fluktuatif. Jadi, biayanya pun tergantung dari berapa banyak program

yang akan dilaksanakan oleh LAZ Dompet Dhuafa.

k.) Social Impact

Dalam Business Model Canvas for Social Enterprise, elemen

social impact menjelaskan tentang damBapak sosial dari strategy

fundraising LAZ Dompet Dhuafa.

Gambar 4.16 Kolom Sosial Impact LAZ Dompet Dhuafa

132

Social Impact dari strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa

terbagi menjadi empat bagian:

1. Edukasi

DamBapak sosial ini dirasakan oleh masyrakat secara

umum dan juga penerima zakat. DamBapak sosial di bidang edukasi

antara lain bertumbuhnya pengetahuan masyarakat tentang

ZISWAF. Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga memberikan

edukasi tentang kewajiban membayar zakat kepada mustahik, serta

membimbing dan mengajak mustahik agar bisa menjadi muzakki.

133

2. Program Hasil Fundraising

Program hasil fundraising ini dirasakan oleh masyarakat

secara umum, dan juga mustahik. Beberapa program dari hasil

fundraising dana zakat terbagi kepada beberapa program, yaitu :

a. Program dana CSR (Gerakan berbagi takjil dengan telkomsel)

b. Program Kesehatan yang berupa LKC (Layanan Kesehatan

Cuma – Cuma, dan juga Rumah Sakit Wakaf)

c. Program Ekonomi (Zona Madina)

d. Program Pendidikan (Beasiswa)

e. Program Sosial (Layanan Ambulance Jenazah)

3. Agama

DamBapak ini dirasakan oleh masjid masjid yang menjadi

mitra pengelola zakat (MPZ) LAZ Dompet Dhuafa. Fungsi masjid

juga bisa berperan sebagai LAZ dan dibantu juga dalam segi

pengelolaan oleh LAZ Dompet Dhuafa.

4. Komunikasi.

LAZ Dompet Dhuafa berperan sebagai media publikasi

masyarakat untuk memberitahukan tentang siapa saja yang

membutuhkan bantuan. Bukan hanya itu, masyarakat pun bisa

menggunakan media publikasi LAZ Dompet Dhuafa untuk mencari

donatur.

134

3. Hasil Analisa BMC dengan Software Atlas.Ti

Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi kekuatan strategi

fundraising LAZ Dompet Dhuafa berdasarkan elemen Business Model

Canvas, maka hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan software

Atlas.ti.

Istilah kode dalam atlas t.i mengacu pada sembilan elemen yang ada

pada business model canvas. Jadi pada penelitian ini terdapat sembilan kode

yang mengacu pada seluruh elemen BMC.

Langkah yang dilakukan ialah dengan cara memilih berbagai kutipan

narasumber yang diambil dari hasil transkip wawancara dan memasukannya

kedalam setiap kode.

Setiap kode memiliki besaran angka. Besaran angka tersebut

menunjukan bahwa narasumber selalu memberikan jawaban terkait dengan

salah satu kode. Angka yang paling besar menunjukan bahwa kode tersebut

selalu di jadikan pembahasan oleh narasumber dan menjadikan kode

tersebut memiliki kekuatan yang tertinggi di banding kode yang lain.

Kode yang memiliki jumlah angka yang paling besar menunjukan

bahwa kode tersebut selalu menjadi topik yang sering dibahas secara terus-

menerus (intens) oleh narasumber. Dan itu menandakan bahwa kode

tersebut menurut narasumber memiliki kekuatan yang paling besar

dibandingkan dengan kode lainnya.

Dari sembilan kode tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dari kesembilan elemen yang ada di BMC Strategy Fundraising

135

LAZ Dompet Dhuafa elemen apa yang menjadi kekuatan utama strategy

fundraising LAZ Dompet Dhuafa.

Pada penelitian ini, objek penelitiannya adalah LAZ Dompet Dhuafa,

oleh karena itu narasumber yang dianalisis hasil wawancaranya adalah

narasumber yang berasal dari LAZ Dompet Dhuafa yaitu Bapak Bambang

selaku direktur fundraising LAZ Dompet Dhuafa 2018 dan Bapak Arya

selaku supervisor data dan komunikasi internal LAZ Dompet Dhuafa.

Peneliti memilih kedua narasumber tersebut karena keduanya menduduki

posisi jabatan yang berpengaruh pada strategi penghimpunan dana zakat di

LAZ Dompet Dhuafa. Berikut adalah hasil analisis dengan Atltas t.i :

a.) Hasil Analisis Narasumber Bapak Arya

Tabel 4.1 Hasil Analsisis Atlas t.i Narasumber Bapak Arya

Transkip Full -

Bapak Arya -

010719

Absolute Column-relative

● 01 Costumer Segment

6 6.12%

● 02 Value Proposition

19 19.39%

● 03 Channels

21 21.43%

136

● 04 Costumer Relationship

12 12.24%

● 05 Key Activities

3 3.06%

● 06 Key Resources

7 7.14%

● 07 Key Partners

15 15.31%

● 08 Revenue Streams

5 5.10%

● 09 Cost Structure

7 7.14%

● 10 Mission 1 1.02%

● 11 Social Impact 2 2.04%

Totals 98 100,00%

Berdasarkan hasil analisis Atlas ti. tersebut, peneliti

mengurutkan kembali seluruh elemen BMC, mulai dari elemen yang

memiliki hasil terbesar hingga hasil terkecil.

Berikut adalah urutan elemen BMC berdasarkan narasumber

Bapak Arya:

Tabel 4.2 Hasil Urutan Elemen BMC Narasumber Bapak Arya

No. Elemen Absolute

137

1 Channel 21.43%

2 Value Proposition 19.39%

3 Key Partners 15.31%

4 Customer Relationship 12.24%

5 Key Resources 7.14%

6 Cost Structure 7.14%

7 Customer Segment 6.12%

8 Revenue Streams 5.10%

9 Key Activities 3.06%

10 Social Impact 2.04%

11 Mission 1.02%

Berdasarkan tabel hasil analisis Atlas t.i dari narasumber Bapak

Arya menunjukan bahwa dari sembilan elemen BMC Strategy

Fundraising LAZ Dompet Dhuafa, elemen yang memiliki nilai terbesar

adalah elemen channels dengan total nilai mencapai 22,10%.

b.) Hasil Analisis Narasumber Bapak Bambang

Tabel 4.3 Hasil Analisis Atlas t.i Narasumber Bapak Bambang

138

Transkip full -

Bapak

Bambang

Absolute Column-

relative

● 01 Customer Segment

10 10.53%

● 02 Value Proposition

13 13.68%

● 03 Channels

20 21.05%

● 04 Customer Relationship

11 11.58%

● 05 Key Resoruces

7 7.37%

● 06 Key Activities

8 8.42%

● 07 Key Partners

10 10.53%

● 08 Revenue Streams

3 3.16%

● 09 Cost Structure

9 9.47%

● 10 Mission 2 2.11%

139

● 11 Social Impact 2 2.11%

Totals 95 100%

Berdasarkan hasil analisis Atlas ti. tersebut, peneliti

mengurutkan kembali seluruh elemen BMC, mulai dari elemen yang

memiliki hasil terbesar hingga hasil terkecil. Berikut adalah urutan

elemen BMC berdasarkan narasumber Bapak Bambang :

Tabel 4.4

Hasil Urutan Elemen BMC Narasumber Bapak Bambang

No. Elemen Absolute

1 Channel 21.05%

2 Value Proposition 13.68%

3 Customer Relationship 11.58%

4 Customer Segment 10.53%

5 Key Partners 10.53%

6 Cost Structure 9.47%

7 Key Activities 8.42%

8 Key Resources 7.37%

9 Revenue Streams 3.16%

140

10 Mission 2.11%

11 Social Impact 2.11%

Berdasarkan tabel hasil analisis Atlas t.i dari narasumber Bapak

Bambang menunjukan bahwa dari sembilan elemen BMC Strategy

Fundraising LAZ Dompet Dhuafa, elemen yang memiliki nilai terbesar

adalah elemen channels dengan total nilai mencapai 21,98%.

c.) Hasil Analisis Gabungan

Hasil analisis gabungan berikut merupakan hasil analisis Atlas

t.i dari kedua narasumber yaitu Bapak Bambang dan Bapak Arya.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Atlas t.i Gabungan

Hasil Gabungan

Absolute Column-relative

● 01 Customer Segment 16 8.29%

● 02 Value Proposition 32 16.58%

● 03 Channels 41 21.24%

● 04 Customer Relationship 23 11.92%

● 05 Key Resoruces 10 5.18%

141

● 06 Key Activities 15 7.77%

● 07 Key Partners

25 12.95%

● 08 Revenue Streams 8 4.15%

● 09 Cost Structure 16 8.29%

● 10 Mission 4 1.55%

● 11 Social Impact 4 2.07%

Totals 193 100.00%

Berdasarkan hasil analisis Atlas ti. tersebut, peneliti

mengurutkan kembali seluruh elemen BMC, mulai dari elemen yang

memiliki hasil terbesar hingga hasil terkecil.

Berikut adalah urutan elemen BMC berdasarkan kedua

narasumber:

Tabel 4.6 Hasil Gabungan Urutan Elemen BMC

No. Elemen Absolute

1 Channel 21.24%

2 Value Proposition 16.58%

3 Key Partners 12.95%

4 Customer Relationship 11.92%

142

5 Customer Segment 8.29%

6 Key Activities 8.29%

7 Cost Structure 7.77%

8 Key Resources 5.18%

9 Revenue Streams 4.15%

10 Mission 2.07%

11 Sosial Impact 1.55%

Berdasarkan tabel hasil analisis Atlas t.i gabungan dari kedua

narasumber menunjukan bahwa dari sebelas elemen BMC Strategy

Fundraising LAZ Dompet Dhuafa, elemen yang memiliki nilai terbesar

adalah elemen channels dengan total nilai mencapai 22.04%.

Berdasarkan hasil tersebut, menunjukan kolom channel (saluran

distribusi) LAZ Dompet Dhuafa merupakan kolom dengan nilai yang

terbesar diantara delapan kolom lainnya , dan ini menandakan bahwa

kekuatan terbesar dari strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa ada di

elemen saluran distribusi channel).

Walaupun LAZ Dompet Dhuafa memiliki value yang sangat

banyak dan bermanfaat, namun LAZ Dompet Dhuafa menggunakan cara

agar masyarakat semakin banyak yang mengetahui tentang LAZ Dompet

143

Dhuafa. Semakin banyak masyarakat yang mengetahui, maka brand

posisition LAZ Dompet Dhuafa akan meningkat. Dengan meningkatnya

brand position LAZ Dompet Dhuafa sebagai salah satu LAZNAS, akan

menambah kepercayaan masyarakat untuk menunaikan zakat pada LAZ

Dompet Dhuafa.

Selain itu, LAZ Dompet Dhuafa juga menyediakan banyak

saluran penghimpunan, yang bertujuan untuk memudahkan donatur

melakukan transaksi di LAZ Dompet Dhuafa. Mulai dari konter-konter

layanan zakat, hingga salurang penghimpunan berbasis digital. Dan cara

ini ternyata berjalan efektif yang dapat dilihat dari angka pemasukan

dana ZISWAF LAZ Dompet Dhuafa yang terus mengalami kenaikan

dan pertumbuhan setiap tahunnya hingga dapat mencapai angka

pemasukan sebesar 300 miliar rupiah pertahun. Angka tersebut

merupakan angka yang cukup besar bila dibandingkan dengan LAZNAS

lain yang ada di Indonesi

154

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Strategy Fundraising dana zakat yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa

sudah cukup baik. Salah satu indikator tersebut dibuktikan dengan

meningkatnya jumlah penerimaan dana ZISWAF LAZ Dompet Dhuafa

setiap tahunnya. Pada tahun 2016, LAZ Dompet Dhuafa berhasil

menghimpun dana ZISWAF sebanyak 260,93 miliar rupiah. Di tahun 2017

naik menjadi 273,47 miliar rupiah, dan pada tahun 2018 juga mengalami

kenaikan dengan total penghimpunan mencapai 292,26 miliar rupiah. Hal

ini tidak lepas dari strategi fundraising yang dilakukan oleh LAZ Dompet

Dhuafa. Secara umum, strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa

dilakukan dengan 3 pendekatan :

a. Membuat target segmentasi customer seperti menargetkan kepada

donatur individu dan donatur perusahaan

b. Menjalin hubungan baik dengan donatur seperti dengan mengadakan

silaturahmi, mengunjungi donatur untuk menawarkan program,

mengunjungi donatur jika sakit, memberikan laporan secara rutin dan

berkala, dan juga mengadakan pengajian rutin untuk donatur.

c. Memperbanyak kanal-kanal digital seperti dengan menggunakan

platform, aplikasi, dan juga pembayaran digital (OVO dan Go Pay)

155

2. Berdasarkan hasil Business Model Canvas for Social Enterprise, LAZ

Dompet Dhuafa memiliki tujuan (mission) untuk bisa mengajak masyrakat

dalam mengelola kemiskinan melalui ZISWAF. LAZ Dompet Dhuafa

memberikan nilai lebih (value) yang cukup banyak kepada donatur

(customer segment) LAZ Dompet Dhuafa, baik itu donatur individu

maupun donatur perusahaan. Penerima manfaat dari strategi fundraising

adalah masyarakat secara umum dan juga mustahik. Value tersebut terbagi

menjadi 2 bagian, yaitu value untuk di berikan kepada target customer, dan

juga value yang diberikan kepada customer penerima manfaat. Value

tersebut tersampaikan dengan baik melalui jalur distribusi (channel) yang

jumlahnya sangat banyak. Lalu, LAZ Dompet Dhuafa juga memiliki

donatur loyal karena berhasil menjalin hubungan yang baik (customer

relationship) dengan seluruh donatur.

Selain itu, beberapa aset (key resources) yang dimiliki oleh LAZ

Dompet Dhuafa juga sangat mendukung untuk memaksimalkan strategy

fundraising. Aset tersebut terbagi menjadi 3 kategori, yaitu aset biasa, aset

digital, dan aset yang berupa sistem. Aktivitas utama (key activities) LAZ

Dompet Dhuafa dalam menghimpun dana zakat ialah dengan melakukan 3

hal utama yaitu promosi, sosialisasi ZISWAF,dan juga pembinaan.

Menjalin kerjasama dengan mitra (key partners) memiliki peranan

penting untuk membantu LAZ Dompet Dhuafa dalam menghimpun dana

zakat. LAZ Dompet Dhuafa menjalin kerjasama dengan beberapa

perusahaan dan juga mitra individu. Dengan adanya mitra tersebut,

156

membantu memudahkan aktivitas LAZ Dompet Dhuafa untuk

menghimpun dana zakat.

Pendapatan (revenue streams) LAZ Dompet Dhuafa berasal dari

dana zakat sebesar 1/8 atau 12% dari total seluruh dana zakat yang berhasil

dihimpun. Sedangkan untuk biaya (cost structure) yang dikeluarkan oleh

LAZ Dompet Dhuafa terbagi menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya

tidak tetap (variable cost). Biaya tetap LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya

amil, biaya operasional, dan biaya komunikasi. Sedangkan untuk biaya

tidak tetap LAZ Dompet Dhuafa ialah biaya program. DamBapak sosial

(social impact) dari strategy fundraising terbagi menjadi empat bidang,

yaitu edukasi, program hasil fundraising, agama, dan komunikasi.

3. Elemen Channel (saluran distribusi) merupakan elemen yang menjadi

faktor utama strategy fundraising dana zakat LAZ Dompet Dhuafa dengan

pendekatan Business Model Canvas for Social Enterprise. LAZ Dompet

Dhuafa memiliki banyak saluran distribusi untuk menghimpun dana zakat.

Saluran tersebut terbagi menjadi dua macam. Saluran akuisisi yang

menunjukan saluran apa saja yang digunakan agar masyarakat tahu tentang

LAZ Dompet Dhuafa, dan kemudian ada saluran penghimpunan yang

menunjukan dimana saja masyarakat bisa membayarkan dana ZISWAF

kepada LAZ Dompet Dhuafa. Tujuan dari elemen channel ini adalah agar

orang semakin banyak mengetahui tentang LAZ Dompet Dhuafa. Dengan

banyaknya masyarakat yang tahu tentang LAZ Dompet Dhuafa, maka

orang pun akan tertarik untuk menunaikan zakatnya kepada LAZ Dompet

157

Dhuafa, dan akan berdamBapak positif terhadap fundraising dana zakat

LAZ Dompet Dhuafa.

B. Saran

1. Selain dengan tiga pendekatan secara umum, LAZ Dompet Dhuafa juga

harus meningkatkan kembali rasa kepercayaan donatur yang tergolong

kepada donatur baru. Jadi dengan merangkul donatur baru, bukan hanya

dengan memberikan pelayanan terbaik kepada donatur yang lama.

2. Aset yang dimiliki oleh LAZ Dompet Dhuafa khususnya yang berbasis

sistem, seperti sistem keuangan, sistem fundraising, dan lainnya perlu

diberikan edukasi kepada LAZ lainnya. Karena LAZ di Indonesia masih

memerlukan edukasi untuk menghimpun dana zakat yang potensinya cukup

besar di Indonesia.

3. Perlu adanya komunikasi yang aktif khususunya di media sosial antara

LAZ Dompet Dhuafa dan masyarakat. Contohnya ialah dengan cara

menjawab beberapa pertanyaan masyarakat di kolom komentar.

4. Untuk penelitian selanjutnya, agar bisa menggunakan Business Model of

Social Enterprise karya Wolfgang Grassl untuk mengetahui model bisnis

sosial.

5. Untuk penelitian selanjutnya, agar bisa membandingkan hasil BMC

strategy fundraising dana zakat LAZ Dompet Dhuafa dengan LAZNAS

yang lainnya. Dan bisa juga untuk membuatkan analisis BMC strategy

158

fundraising dana zakat kepada LAZ kecil agar bisa berkembang dan

mendapatkan dana zakat yang lebih banyak.

6. Dan khusus kepada LAZ Dompet Dhuafa agar memberikan kemudahan dan

kepastian kepada siapa saja yang ingin menjadikan LAZ Dompet Dhuafa

sebagai objek penelitian. Terutama dari segi komunikasi bagian perwakilan

LAZ Dompet Dhuafa agar memberikan informasi yang jelas dan

komunikatif kepada siapa saja yang ingin melakukan penelitian di LAZ

Dompet Dhuafa.

159

DAFTAR PUSTAKA

Ade. “Langkah Sukses Membuat Bisnis Baru”, Self Publishing, Tangerang, 2018.

Agung Surya. “Social Entrepreneurhip: Inovasi, dan Tantangannya di Era

Persaingan Bebas”, Jurnal Bijak, Vol. 15, Maret, 2018.

Akmalur Rijal, dkk. “Kewirausahaan Sosial pada Lembaga Zakat Nasional

Berkantor Pusat di Surabaya”, Jurnal Human Falah, Vol.5, No.1, Juni,

2018.

Amalia, Kasyful Mahali. “Potensi dan Peran Zakat Dalam Mengentaskan

Kemiskinan di Kota Medan”, Jurnal Ekonomi Tentang Zakat, 2011.

Anis Fittria. “Social Entrepreneurship Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah”,

Jurnal UIN Walisongo Semarang.

Anselm, Strauss dan Juliet Corbin, “Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif”, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2015.

Atik Abidah. “Analisis Strategi Fundraising Terhadap Peningkatan Pengelolaan

ZIS Pada Lembaga Amil Zakat Kabupaten Ponorogo”, Jurnal Kdifikasia,

Vol.10, No.1, 2006.

Baznas, “Outlook Zakat Indonesia 2017”, Pusat Kajian Strategis Baznas, Jakarta,

2017.

Baznas. “Outlook Zakat Indonesia 2018”, Pusat Kajian Strategis Baznas, Jakarta,

2018.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,

Balai Pustaka, Jakarta, 1989.

Hafidhuddin, Didin. “Zakat dalam Perekonomian Modern”, Gema Insani Press,

Jakarta, 2002.

Hanifudin, Didin dan Ahmad Juwaeni. “Membangun Peradaban Zakat”, IMZ,

Jakarta, 2006.

Hasibuan, Malayu S P. “Manajemen : Dasar, Pengertian”, Bumi Aksara, Jakarta,

2009.

Herdianysah, Haris. “Metedologi Penelitian Kualitatif”, Salemba, Jakarta, 2015.

160

Irma Paramita Sofia.“Kontruksi Model Social Entrepreneurship Sebagai Gagasan

Inovasi Sosial Bagi Pembangunan Perekonomian”, Jurnal Universitas

Pembangunan Jaya, Vol.2, Maret, 2015.

Jaya, Ali. “Strategi Penghimpunan Dana Zakat di Negara Singapura”, Skripsi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Mannan, M Abdul. “Teori dan Praktek Ekonomi Islam”, PT Dana Bhakti Prima

Yasa, Yogyakarta, 1997.

Muhammad dan Abu Bakar. “Manajemen Organisasi Zakat”, Madani, Malang,

2011.

Muhammad dan Rahmad Kurniawan, Visi & Aksi Ekonomi Islam, Intimedia,

Malang, 2014.

Norvadewi. “Bisnis Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam

At-Tijary, Vol. 01, Desember, 2015.

Nur Firdaus. “Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendekatan Kewirausahaan

Sosial”¸ Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Vol. 22, No. 1, 2014.

Osterwalder dan Pigneur. “Business Model Generation”, Self Published, USA,

2009.

Qardhawi, Yusuf. “Hukum Zakat”, Pustaka Lintera Antar Nusa , Bogor, 1996.

Qardhawi, Yusuf. “Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan",

Zikrul Hakim, Jakarta, 2005.

Rahmani, Annisa. “Business Model Canvas for Social Enterprise”, The 7

Indonesia International Conference on Innovation, Entrepreneurship, and

Small Business (IICIES), 2015.

Rasjid, H Sulaiman. “Fiqh Islam (hukum fiqh lengkap)”, Cetakan ke-38, Sinar

Baru Algesindo, Bandung, 2005.

Sakti, Ali. “Analistis Teoristis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi

Modern”, Paradigma & AQSHA Publishing, Jakarta, 2007.

Samiaji, Sarosa. “Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar”, Indeks, Jakarta, 2012.

Sani, M Anwar. “Jurus Menghimpun Fulus, Manajemen Zakat Berbasis Masjid”,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010.

Sofyan, Ahmadi. “Islam On Business”, Lintas Pustaka, Jakarta, 2006.

161

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat

Undang-Undang Tentang Pengelolaan Zakat No.23 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 2.

Widjajanti, Darwina. “Rencana Strategis Fundraising”, Piramedia, Jakarta, 2006.

Zakaria Bahari, “Peran Zakat Dalam Pendidikan Masyarakat Islam:Ulasan

Kasus Zakat Pulau Pinang”, Jurnal Media Syariah, Vol. 16, No.1, Juni,

2014.

https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/8034/dari-pemberdayaan-ke-social-

enterprise. Di akses pada 6 Februari 2019, pukul 03.36

162

LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkip Wawancara

Narasumber 1

Tanggal Wawancara : Rabu, 8 Mei 2019

Waktu : 10.00 – 11.45 WIB

Lokasi : Kantor LAZ Dompet Dhuafa Pusat

Identitas Narasumber 1

Nama : BaBapak Muhammad Arya Kurniawan

Jabatan : Supervisor Pusat Data dan Komunikasi Internal LAZ Dompet Dhuafa

Pusat

1. Strategi Penghimpunan Dana Zakat LAZ Dompet Dhuafa

I : Berapa banyak total dana yang dihimpun oleh LAZ Dompet Dhuafa pada

5 tahun terakhir?

PA : Dalam 5 tahun terakhir sampai tahun 2018, total dana zakat yang berhasil

di himpun oleh kami LAZ Dompet Dhuafa, mencapai 1,362 Triliyun

rupiah. Dan di tahun 2018 versi non auditing kami mencapai 292 Miliar

rupiah. Kalo dalam 25 tahun 2,669 Triliun rupiah sejak pertama berdiri.

I : Bagaimanakah cara yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa dalam

menghimpun dana zakat tersebut?

PA : Kalo di dompet dhuafa kami lebih banyak mengkomunikasikan tentang

solusi. Jadi kalo temen temen lihat beberapa lembaga zakat cenderung

mengkomunikasikan misalnya menampilkan foto-foto orang yang sedang

menderita. Kalo bentuk kampanya di dompet dhuafa kita lebih

menampilkan apa yang bisa dibantu. Jadi komunikasinya ini

menampilkan orang orang yang sukses setelah dibantu diberdayakan dari

dana zakat ini. Jadi, pola komunikasi air mata itu sudah kita tinggalkan.

meskipun ada sedikit ya, tapi tidak terlalu banyak. Bahkan foto palestina

163

pun, pasti senyum. Itu beda nya komunikasi dompet dhuafa. Jadi kita

secara segmen, kita ada segmen, kalo secara keislmaan pertengahan.

Tidak terlalu kanan, dan tidak terlalu kiri. Kalo temen temen liat di

dompet dhuafa itu ga sedikit orang orang secara penampilan tidak islami ,

misal kalo perempuan tidak menggunakan kerudung, tapi zakatnya gede.

Kalo di kita kayak gitu. Jadi kita berusaha menjangkau orang orang yang

ga hanya yang islamis ya jadi oang orang yang biasa, secara keislaman ga

terlalu kuat keislamannya. Nah starteginya pertama tadi terkait dengan

model komunikasinya, mengkomunikasikan keberhasilan orang dari

diberdayakan dari dana zakat.

Kalo yang masuk bagian dari strategi adalah bagaimana kami mengelola

donatur. Jadi donatur itu secara periodik kami hubungi kembali, kita

tawarkan program-program apa yang akan kami jalankan, kita tawarkan

apa-apa saja yang bisa mereka bantu, kemudian kita juga punya layanan

donatur tuh, kita datang ke donatur yang sakit, kita doakan selain

penjemputan ya, siapa yang ulang tahun pernikahan, siapa yang anaknya

lulus berdasarkan database yang kita punya, kita datangi kita kasih

ucapan selamat. Sebenernya dengan sms aja itu aja mereka udah seneng.

Itu jadi satu cara untuk mengenggage donatur. Itu utntuk yang retail.

Secara penghimpunan, kita membagi menjadi donatur corporate,

strategic partnership , kita bermitra dengan perusahaan, bahkan lembaga

zakat yang lain ya untuk memobilisasi dana untuk menjalankan program

program baik dari kita. Kemudian yang retail itu perotangan. Biasanya

kami tawarkan zakat perusahaan atau CSR perusahaan ke kami, sehingga

bisa lebih besar pemasukan dana kami. Kalo di ramadhan ini aja, kita

baru di hari ke 2, hari pertama sudah surplus, meningkat 65% dari tahun

lalu. Hari ke dua itu meningkat cukup besar sekitar 40%. Biasanya kita

punya donatur dari korporasi yang zakat perusahaanya itu mencapai 3

miliar, dan kemarin itu mencapai 5 miliar. Kalo di kita bilangnya

serangan udara lewat digitalnya, dan serangan darat yaitu komunikasi di

konter dan pos pos layanan. Dan kita di 2018 buka kanel baru namanya

164

bawaberkah.org ini seperti kitabisa.com ya, ini salah satu strategi digital

kami. Nah di kemitraan strategis kita juga bermitra dengan masjid masjid.

Zakat itukan sekarang tidak bisa di himpun di masjid ya, karena masjid

hanya sebatas zakat fitrah. Untuk menjembatani agar masjib bisa

menghimpun zakat, kita buka skema namanya MPZ, jadi Mitra Pengelola

Zakat. Jadi masjid masjid ini bekerjasama dengan kami, mereka bisa

menghimpun dana zakat, co-branding dengan dompet dhuafa uangnya sih

masuknya ke dompet dhuafa, tapi stelah itu mereka bisa mengajukan

pencairan uangnya di dompet dhuafa, jadi Cuma lewat aja di kami.terus

mereka juga kami bantu, kami upgrade bagaimana sih fundraising yang

baik, terus program yang baik itu seperti apa? Jadi selain yang retail dan

corporate, kita juga ke masjid masjid dan lembaga lembaga lainnya.

2. Strategi dengan BMC

a. Customer Segment

I : ABapakah ada target muzakki khusus LAZ Dompet Dhuafa?

PA : Kita seluruhnya, kita menyeluruh, tapi kalo secara Islam, kita model

komunikasinya mengambil segmen islami yang pertengahan, jadi kita

tidak memainkan isu-isu politik kayak gitu, kita lebih ke pertengahan

I : Bagaimana membuat klasifikasi pengelompokan Muzakki?

PA : Jadi di dompet dhuafa kita sebutnya sebenarnya bukan muzakki tapi

seluruh donatur. Di dompet dhuafa donatur dibagi menjadi 2 jenis,

yang pertama individu yang kedua corporate. Jadi hingga hari ini

berdasarkan data yang kita punya selama 25 tahun, 331.212 donatur.

Kira-kira sekitar 327.00 individu, 3.000 corporate. Kalau di data kita

ya, kita itu seimbang, donatur dari segi gender hampir seimbang

antara laki-laki dan perempuan, selisihnya hampir 50 : 50, ya tentu

profil donatur ini bisa meleset karena tidak sedikit donatur yang tidak

mau menyebutkan mereka pekerjaan nya apa dan jenis kelamin.

Mayoritas itu, kalau di data kami pendidikannya itu mereka tidak

menyebutkan. Tetapi sarjana itu kecil, hanya sekitar 6% lebih banyak

165

yang tidak menginformasikan kalu di kami, kalau untuk pekerjaan,

cuma 6% yang menyebutkan pegawai swasta, sisanya mereka

menyebut lain-lain. Jadi sekitar 70% tidak menyebutkan pekerjaan.

I : Dimana biasanya LAZ Dompet Dhuafa mencari muzakki?

PA : Selain komunikasi digital, kita juga sebenarnya membuka konter-

konter layanan yang ada di mall mall, ada di bank, di toko buku

sebenarnya, kalau di bulan ramadhan saja kita bisa membuka lebih

dari 100 konter di Jabodetabek. Oh iya kalau berdasarkan usia donatur

di dompet dhuafa paling tinggi itu ada di antara angka usia 36 sampai

50 tahun sih. Baru kemudian diusia 26 sampai 35 tahun, kemudian

usia senior 51 sampai 65 tahun, usia muda lebih kecil.

I : Muzakki/donatur seperi apa yang penting bagi LAZ Dompet Dhuafa?

PA : Kalau di kami semua donatur itu penting. Jadi semuanya mendapatkan

pelayanan yang sama , hanya memang yang tadi itu, kita sampaikan

terkait pelayanan yang lebih personal seperti tadi ucapan itu, biasanya

kami berikan untuk top donatur yaitu donasinya cukup tinggi, dan

donatur itu pula yang sering kami datangi. Bahkan kalo meninggal

kami antarkan mobil jenazah kami untuk top donatur. Seperti itu.

I : Untuk top donatur, berapa jumlah zakat yang dikeluarkan?

PA : Kalau saya kurang tau angka pastinya berapa, tapi cukup besar donasi

yang diberikan. Iya dari zakat, infaq, ataupun sedekah. Kami juga

punya klasifikasi donatur loyal dan donatur biasa. Loyal itu dia itu

cenderung berdonasi setahun itu bisa 4 kali minimal, kan minimal ada

yang sekali, nah minimal 4 kali dalam setahun.

I : Bagaimana cara LAZ Dompet Dhuafa untuk mendapatkan muzakki

baru?

PA : Sebenarnya dengan banyak cara dengan komunikasi digital, kemudian

166

dari konter, dan kami juga mempunyai kerjasama dengan televisi dan

radio. Itu juga sebenarnya bisa menjadi cara untuk menghimpun

donatur baru.

Cuma memang secara materi komunikasi nanti kita punya materi

komunikasi berkala untuk yang usianya berapa, kita punya materi-

materi yang seperti itu, karena tidak sama komunikasinya. Kayak di

2018 kami coba model komunikasi yang baru, kami di 2018 temen

temen ga akan melihat banyak spanduk dompet dhuafa karena kami

konversi ke mobil-mobil yang iklan mobil di belakang itu. Nah, itu

yang kami sasar ke daerah-daerah macet di Sudirman, daerah-daerah

macet yang lain dan itu cukup efektif dan biayanya lebih murah.

Karena kan ada istilahnya time stop nya itu, seberapa cepet sih orang

liat iklan.

b. Value Proposition

I : Apa saja model keunggulan layanan ZIS yang ada di Dompet Dhuafa

ini?

PA : Selain layanan yang bersifat umum ya, regular, kami sih sebenernya

banyak banget layanan-layanan yang sifatnya personal seperti tadi ya

mengingatkan tentang hari-hari pentingnya donatur, kemudian juga

kami itu punya layanan jemput zakat, kalo jemput zakat minimal 1

juta donasinya kami jemput, karena masih banyak donatur yang ingin

didatangi langsung, didoakan langsung. Kemudian, kami juga

mengajak donatur untuk ikut serta sebagai bagian dalam program,

misal dia jadi volunteer, kita punya program misalnya donatur jadi

volunteer ada namanya “mendadak amil”, gitu dan kita juga ajak

misalnya donatur itu kita tawarkan Namanya program Care Visit,

misalnya mereka datang nih donatur kita tawarkan, mereka datang ke

lokasi program layanan sosial kami misalnya di titik A, atau misalnya

kita ajak datang kelokasi pertanian kami disubang atau dimana, itu

antusiasnya banyak, bisa berapa batch gitu ya, mereka datang oh

167

ternyata zakat mereka jadi kayak gini ya, gitu, karena mereka denger

tentang apa yang penerima zakat rasakan. Dan itu jadi, jadi

sebenernya penguat buat mereka , bahwa uang yang mereka

sampaikan itu disampaikan dengan baik. Karena apa, program di

dompet dhuafa kan lebih focus ke pemberdayaan dibandingkan

charitasnya. Meskipun charitasnya ada, tapi kita lebih focus ke

pemberdayaan, makannya pemmberdayan ekonomi, pendidikan ,

kesehatan. Zona madina itu jadi miniaturnya dompet dhuafa, dia ada

seluruh program disitu. Sebenarnya bisa keliling desa, karena

pemberdayaanya itu untuk ekonomi, itu satu desa, di desa jampang

dan desa emul. Jadi temen-temen bisa liat bagaimana pemberdayaan

tahunya dulu, jamur tiram, ikan hias, jadi sekelilingnya itu dan itu

kami jual ke donatur dan ke wisatawan yang mau wisata

pemberdayaan.

I : Itu semua didapatkan dari hasil dana zakat?

PA : Ya ada dana zakat, yang utama program kami dana zakat, ada juga

program infaq dan tanahnya juga kan tanah waqaf.

Kalo di retail di produk, biasanya di sebut trustability jadi kita bisa

lihat, bener ga sih uang kita nyampe, bahan kayak tebar hewan qurban

itu donatur tuh bisa sebenernya kita ajak untuk datang ke lokasi

penyembelihannya kalo mau, dan kita tawarkan biasanya.

Dan donatur itu mereka tuh mau ya ketika misalnya gini, kita

tawarkan kita punya program pemberdayaan ekonomi di pulau

subatik, kita buka pendaftarannya dan mereka banyak bayar duluan,

terus ketemunya di Kalimantan timur, eh Kalimantan Barat. Kita

ketemunya disana langsung. Udah, ketemunya di bandara, mereka

mau. Nanti baru kita jemput disana Bapakai pesawat lagi. Jadi, saking

mereka pengen tau pengen liat langsung.

I : Apa ada layanan khusus untuk corporate?

168

PA : Kalo corporate itu layanan sih sebenarnya sama dengan ini, tapi

biasanya corporate itu ada yang minta dananya dimanfaatkan untuk

apa, istilahnya kita mau dong nih zakat kita nih misalnya berapa

miliar dimanfaatin untuk program ini ya, nah itu bisa kayak gitu.

Mereka bisa request sebenarnya. Iya mau disalurkannya ke apa?.

Donaturnya juga bisa sebenarnya, request, tapi untuk donasi yang

besar itu mereka kemana gitu. Di Jakarta selatan, di Dompet dhuafa

tuh punya beberapa orang yang setiap bulan itu zakatnya bisa ratusan

juta dan dia itu biasanya gini saya mau dong dibikinin program ini

mas, ini dananya. Kayak misalnya di Lombok, saya mau dibikinin

satu sekolah, ada dokter spesialis anak di jaksel, dia kayak gitu, saya

maunya dibikinin ini, ini dananya, udah gitu aja. Jadi dia bisa milih,

kayak gitu. Sama dengan qurban juga bisa milih, kita maunya dimana.

Itu jadi kekhasan, personal tadi.

I : ABapakah ada layanan khusus bagi donatur dengan jumlah yang

besar?

PA : Tadi, sama seperti tadi, bisa dijemput, bisa dia tentukan sendiri dia

mau apa?. Sesuai dengan kapasistas kami sebenanrya.

I : Apa yan membuat donator tertarik membayar zakat di doet dhuafa?

PA : Selain masalah syariah dan ini, dan kepedulian sosial mereka, mereka

juga kalo di survei yang kami punya, mereka tuh tertarik karena ini

sebenarnya karena mereka tau program kita tuh jadinya tuh

pemberdayaan , bukan cuma charitas aja. Makanya kalo di liat di DD

itu kebanyakan donaturnya lebih ke yang tadi usia usia yang cukup

dewasa ya sekitar 35 – 50 tahun tadi , mereka itu lebih melihat

sebenarnya donasi mereka dimanfaatkan untuk jangka panjang bukan

untuk donasi saja.

I : Apa saja program unggulan untuk menghimpun dana zakat?

169

PA : Selain di, yang unggulan, selain tadi yang layanan jemput zakat,

kemudian konter kami yang tersebar di banyak tempat, kami juga tadi

punya ini ya, layanan untuk mitra pengelola zakat tadi yaitu

memfasilitasi masjid atau lembaga lain yang ia belum punya izin

sebagai lembaga zakat untuk bisa menghimpun dana zakat. Selain itu

juga tadi ya soal digitalnya itu. Di kami itu mudah ya untuk donasi ,

kami punya semua jenis, semua no rekening dari bank bank yang

umum di Bapakai orang jadi orang bisa milih mau Bapakai bank

BCA, mau Bapakai apa, itu kan ada lembaga zakat yang bank nya

Cuma bank syariah aja sementara ga semua orang Bapakai bank

syariah itu. Misalnya top bank yang paling tinggi itu di kita bank

BCA, ya kan orang mungkin meskipun dia orang kaya, mungkin

donasi ke bank lain dianggap ribet ya. Nah itu kan, kalo masalah

bunga ya, kita udah sisihkan, untuk pembangunan wc atau apa,

Biasanya kalo bunga itu kita Bapakai untuk penguatan program

dakwah ke daerah-daerah yang minoritas muslim kita bangunin wc

nya.

I : Untuk Corporate, biasanya Dompet Dhuafa yang mengajukan ke

corporate atau corporate datang sendiri ke Dompet Dhuafa?

PA : Keduanya, ya tapi secara rutin ya kami juga akan berkunjung, kami

juga datang silahturahmi ke mereka, perkenalanan diri, tawarkan apa

yang bisa kerjakan Bersama kebaikannya, kami juga.

c. Channel

I : ABapakah LAZ DD menerima zakat secara langsung?

PA : Ya itu iya, kan tadi kita punya konter-konter dan kita punya 12 cabang

yang ada di setiap provinsi dan kita juga ada cabang yang ada di 5

negara . Mereka menerima zakat secara langsung selain konter. Kalo

170

negara itu kita punya jepang, korea selatan, amerika, australia,

hongkong. Dan di indonesia juga ada programnya. Kalo cabang kita

ada 12, kita di sumatera barat, sumatera selatan, riau, sumatera utara,

lampung, banten, di jawa barat, jateng, yogyakarta, jatim, kaltim dan

sulses, kita juga di antara cabang-cabang tadi kita juga buka kantor

kas kantor kas karena kan lembaga zakat itu maksimal dia Cuma

boleh buka itu di tingkat provinsi, karena sisanya itu udah jadi

kolamnya lembaga zakat yang ada di kota. Kecuali buka kantor kas,

kalo yang terbaru kita buka kantor kas di pare-pare, sulawesi selatan.

I : ABapakah LAZ DD menerima zakat Secara online?

PA : Iya, onlinenya itu ya tentu transfer bank, selain transfer bank kita juga

kanel kanel seperti yang kekinian itu e-money, kita punya kanel di go

pay, ovo, kanel lainnya ya itu bower card, ada juga di tokopedia,

bukalapak juga ada. Iya di E-commerce. Yang di offline juga

termasuk yang dimasjid masjid yang bekerja sama, Mitra Pengelola

Zakat (MPZ).

Dan di kami, setiap amil ya meskipun saya ini di komunikasi dan ada

temen temen program bahkan direksi, itu di 10 hari terakhir ramadhan

itu ditugaskan juga sebenarnya untuk menjemput langsung ke

donatur, itu yang bikin jadi berbeda sebenarnya. Yang tadi layanan

khusus, misalnya donatur yang gede-gede misalnya dijemput

langsung sama direktur. Jadikan langsung ya, misalnya kayak seorang

donatur tuh langsung nanya ke direkturnya ini gimna sih Bapak, terus

mereka juga langsung menyampaikan keluh kesahnya mereka atau

harapnnya mereka tentang program ke direktur atau langsung ke

kami. Jadi, mereka nanya nih, programnya gimana? kebetulan saya

orang program ya kita sampaikan langsung, mereka kasih masukan,

seperti itu.

I : ABapakah LAZ DD membuka konter khusus?

171

PA : Itu tadi sudah terjawab ya. Bisa ditemukan di mall, toko buku, konter

layanan, itu di ramadhan saja bisa mencapai 100 konter lebih, itu di

jakarta saja ya, kalo di cabang saya ga punya datanya.

I : Untuk strategi offline, bagaimana cara agar layanan LAZ DD bisa lebih

diketahui?

PA : Pemasangan baliho, memperbanyak titik donasi, point of sales,

kemudian itu tadi menjemput, oh ya ada juga sory, ada juga donasi

langsung dari rumah makan atau dari toko-toko. Misalnya nih kalo

kayak di sebelah, bakso boedjangan bisa langsung donasi ke sini,

kemudian kayak banyak mitra donasi kami, kalo yang udah lama

kayak di Ranti, baju muslim ranti, jadi bisa donasi langsung dari situ,

jadi bahkan di banyak toko-toko Bapakaian, kami sediakan

sebenarnya, Jadi tempat untuk donasinya, termasuk di kasir

minimarket, terus juga di hypermart yang paling tinggi sih di

hypermart dan juga di tiptop itu paling tinggi, itu bisa mencapai 1

milyar, antara 500- 1 milyar sendiri di hypermart dari infaq via kasir.

Jadi nanti kasir di hypermart itu biasa nawarin mau sedekah ga di

dompet dhuafa?

I : Di beberapa produk alfamart itu ada logo dompet dhuafa, apa itu

merupakan strategi?

PA : Di semua produk homebrand nya mereka itu ada logo nya termasuk di

celana dalam itu ada. Itu juga termasuk ke strategi kita juga

sebenernya tapi itu ga besar. Tapi kita juga maksa lagi mereka untuk

naikin lagi dong, itu fix mereka laku berapa donasinya tetap. Ga laku

pun mereka tetap donasi, lakunya pun lebih besar dari target,

donasinya nilainya tetap

I : Apa ada juga yang menggunakan mobil keliling?

PA : Ada, mobil layanan donatur keliling. Dan yang ga ada di dompet

dhuafa itu channelnya kencleng. Kita ga pernah punya sejak berdiri,

jadi kalo temen temen liat kencleng tulisan dompet dhuafa, itu sudah

172

dipastikan palsu. Disemua lokasi , kita ga punya. Dari tahun 1993 kita

ga pernah.

I : Bagaimanakah strategi online LAZ Dompet Dhuafa dalam kelola

zakat?

PA : Bermitra dengan toko toko online e commerce, kemudian juga

bermitra dengan e money, kalo yang baru itu dana, ovo itu yang udah

lama banget , ovo itu karena memang satu grup dengan hypermart,

jadi kita kerjasama dengan ovo, ecommerce, e money, kita juga

beriklan di facebook, social media, di website yang top, biar

diketahui. Kita juga punya mitra mitra, yang kita sebut influencer,

misalnya kayak artis, atau apa mereka yang tanpa dibayar misalnya

mengkomunikasikan dompet dhuafa.

Di offline, ada juga MPZ sama satu lagi tuh yang masuk di kanal kami

juga lembaga zakat atau lembaga sosial lain yang mau menjalankan

program penghimpunan dana zakat di kami. Seperti Hasanah titik

punya bank syariah mandiri, mereka hanya menghimpun, dananya

disalurkan ke kami. Itu juga masuk kanal sebenarnya dari kemitraan

kami, CSR juga masuk sebenarnya, dari tahun ke tahun telkomsel

pasti, sebar tajil itu, kurma bisa lebih dari 1 ton dibagikan bisa

dibagikan ke 34 provinsi.

d. Customer Relationship

I : Bagaimana cara LAZ dompet dhuafa menjaga hubungan dengan

muzakki/donatur?

PA : kami berkomunikasi lewat sosial media tentunya, sosial media kami,

kami juga kirimkan kita punya majalah internal namanya suara cinta,

yang kami kirimkan setiap bulan baik lewat email untuk pdf nya

maupun yang tercetak selain itu kami kirimkan, kami punya seperti

173

rekening koran, namanya laporan konsolidasi donasi, jadi dia

bertambah terus ya, misalnya dia menambahkan dari januari februari

jenis donasinya apa aja , berapa, dan itu bisa dilampirkan untuk

laporan. Yang saat ini lembaga zakat lain berdasarkan data yang kami

punya itu belum punya yang model kayak gitu jadi laporan berapa sih

sebenarnya donasi tanpa harus diminta tetap dikirim secara online

maupun dikirim lewat surat setiap bulannya. Selain itu juga kami juga

menghubungi biasanya tadi yang kami sampaikan, yang ulang tahun,

yang kami tahu sakit, juga kami ajak, bahkan biasanya juga dompet

dhuafa diminta oleh donatur, kita butuh ustadz, datang dong. Kita

juga punya layanan donatur untuk menjawab kebutuhan baik itu yang

sudah berdonasi atau belum. Dan itu bisa telepon via whatsapp dan

kita juga punya konsultan zakat, ustadz yang memang spesialis di

bidang ziswaf, bisa di telepon, bisa chatting, whatssapp, bisa lewat

email dan itu juga kami bukukan hasil dari pertanyaan mereka kami

bukukan menjadi buku serial tanya jawab seputar zakat. Ustadznya

standarnya S2. Salah satunya Alumni UIN, namanya ustadz Dzul

Azmi. S1 UIN dan S2 UIN juga. Jadi kalo butuh pertanyaan apa, in

syaa Allah nanti di jawab. Malah, kita juga mau mengembangkan

robot, pernah dengar botchat? Kalo misalnya botchat itu, jadi ketika

robot penjawab chatting itu , pertanyaan yang sering ditanyakan bisa

otomatis dijawab. Karena layanan donatur itu kan, pernah sih kita

coba layanan 24 jam , tapi kurang efektif, kurang banyak yang

bertanya di jam jam malam sampai subuh, tapi kan kadang ada juga,

karena itu kita perlu siapkan botchat tadi, jadi donatur itu tidak perlu

nunggu terlalu lama untuk jawaban. Karena salah satu program dari

dompet dhuafa adalah kampanye ziswaf.

I : Bagaimana cara LAZ DD mempertahankan muzakki?

PA : Tadi itu sama, yaitu dengan memberikan layanan layanan istimewa.

I : Apa LAZ DD memiliki data tentang muzakki?

174

PA : Punya, tapi tidak seluruhnya lengkap. Karena tidak semua orang

mengisi data secara lengkap.

I : ABapakah data muzakki selalu diperbaharui?

PA : Kami itu memberikan donatur sebuah dashboard di layanan

www.donatur.dompetduafa.org itu untuk donatur mengupdate data

mereka sebenernya. Mereka bisa lihat laporan donasi mereka apa aja

disitu, dari tahun ke tahun bahkan bulanan, mereka bisa lihat

programnya apa dompet dhuafa disitu , mereka bisa update informasi

tentang mereka. Kita sebenernya edukasi terus agar mereka

melengkapi data, karena kan itu bisa jadi big data yang bisa kita

Bapakai untuk personalisasi layanan. Ya tapi banyak juga donatur

dompet dhuafa itu dari 3000 ribuan tadi, masih banyak yang belum

teridentifikasi. Karena banyak yang zakatnya gede, tapi dia itu

nulisnya Hamba Allah itu banyak. Dan ini infirmasi juga, jadi setiap

lembaga zakat itu berkewajiban mengirimkan data donatur dan data

penghimpunan ke baznas. Biasanya per 3 bulanan, atau per tahun.

Tapi dengan sistem yang kita punya, di dompet dhuafa, kita kirim

laporan rutin setiap pagi kita kirim. Berapa yang kita terima, kita

kirim rutin perhari. Dan setiap LAZ di BAZNAS belum ada yang

punya.

e. Revenue Stream

I : ABapakah donatur menetapkan sendiri zakat yang akan ia bayar?

PA : Edukasi rutin dan kampanye kampanye yang kami sampaikan,

sebenernya muzaki itu jadi bisa tau dan menghitung sendiri

sebenrnya, tapi tadi kalo mereka belum bisa kita sbenernya punya

fasilitas kalkulator zakat yang bisa mereka akses untuk diri mereka

sendiri, bisa juga tadi lewat konsultan mereka tanya, konsultan yang

akan membantu. Oh ya tadi tambahan soal kanel, kami juga punya

auto debit rekening, kita punya di bank-bank nasional kita punya

175

menunya, seperti di bank bri, bca bisa langsung auto debit.

I : Bagaimana cara LAZ DD menentukan besaran zakat para donatur?

PA : Edukasi sederhananya, kalo sekarang itu kami edukasi campaign

promo ulang baik di sosmed, baliho, kalo kita lihat gambarnya orang

sampingnya kalkulator yang 3,8 juta. Nah jadi kami sampaikan bahwa

saat ini untuk bisa berzakat itu orang yang punya pendapatan 3,8 juta.

3,8 juta itu maksudanya sudah bisa membayar zakat.

I : Cara apa yang paling banyak di gunakan donatur untuk membayar

zakat?

PA : Transfer Bank.

I : Berapa total dana zakat sebelum dan sesudah dipotong untuk amil?

PA : Dana amil itu sesuai dengan fatwa dewan syariah MUI maksimal

adalah 1/8, sebagaiman surat yang di alquran itu ya. Berarti kalo di

persenkan menjadi 12,5%. Berdasarkan rata-rata dompet dhuafa itu

setiap tahun itu Cuma memakai dana operasionalnya itu antara 10 % -

12% tapi rata rata itu 11% itu yang diBapakai untuk operasional. Jadi

diBapakai tidak lebih dari 12,5%. Karena itu kami mendapatkan

penghargaan Lembaga Zakat Nasional kategori operasional terbaik

BAZNAS Award 2017. Itu total dari seluruhnya. Zakat, Infaq, dan

sedekah.

f. Key Activities

I : Apa aktivitas utama yang dilakukan oleh LAZ DD dalam menghimpun

dana zakat?

PA : Kegiatan utama itu canvasing. Canvasing bisa dibilang kegiatan

marketing itu sendiri, jadi dengan kita silaturahmi ke orang,

perusahan-perusahaan, kita punya channel ke pejabat-pejabat kita

deketin. Aktivitasnya konter, kampanye di sosmed , di media masa

176

juga kita campaign, terus juga hampir mirip dengan kanal tapi aktiv

nya di media sosial, memperbanyak konter, kemudian juga kami

sering bikin event-event kreatif. Konter dan kantor menjadi pusat

aktivitas utama kami.

I : Bagaimana mekanisme alur penghimpunan dana zakat?

PA : Kalo dana zakat dikomunikasikan, di catat, baru diverifikasi, kenapa

perlu dicatat dan diverifikasi, karena dengan dicatat kita jadi tau dana

zakat itu berapa. Karena dengan kita tau dana zakat itu berapa, kita

jadi tau sebenernya berapa persen yang bisa kita anggarkan untuk

biaya operasional, terus kan ada yang terikat, saya maunya dana

zakatnya untuk ini ya. Makanya butuh verifikasi, verifikasi dana juga

untuk tau keperluannya buat apa. Lebih seperti itu sih, dan siapa

doanturnya, kadang kadang mereka ga kasih nama lengkap kan.

Biasanya sih donatur yang sudah rutin itu akan kasih tau id

donaturnya ketika donasi, tapi kalo nama saja ya kita cari sendiri, ini

donaturnya yang mana. Karena kita bisa memastikan mereka punya

laporan konsolidasi, apa yang mereka donasikan. Kemudian

dilaporkan juga ke donaturnya apa yang sudah mereka donasikan.

g. Key Resources

I : Apa saja aset yang dimiliki untuk menghimpun dana zakat?

PA : Kami punya cabang dan jaringan jaringan kami, kami juga punya

tentunya amil, jadi di apapun posisinya meskipun dia orang

keuangan, orang, orang program, orang komunikasi meskipun dia

bukan orang fundraising, di setiap kita punya tanggung jawab untuk

mengkomunikasikan itu juga , karena itu disebut juga sebagai aset

yang mengkomunikasikan juga sih, dan kita juga punya teknologi

juga untuk itu seperti tadi ya. Teknologi pencatatan, dan kita juga

punya teknologi seperti kanel kanel digital kita. Kita apps tool selain

punya bawaberkah.org itu kita punya mumu sebenernya. di playstore

177

ada itu mumu, mumu itu seperti ppob. Mumu apps itu dia tujuannya ,

kenapa disebut mumu? Mumu itu dari kata mustahik, muzzaki,

muaqif, munfiq. Jadi, mempertemukan semuanya dalam satu apps jadi

orang tuh bisa memilih nanti di mumu itu mau donasinya untuk apa.

Kalo daftar di mumu sekarang itu dapet saldo Rp.20.000 yang bisa

teman-teman Bapakai buat donasi atau isi pulsa. Ya kalo bawa berkah

apps itu kita komunikasinya kalo di lift sama di spanduk sama, tunggu

di 5 Mei. Selain yang bangunan, kantor cabang, aset kita sebenarnya

tentang jaringannya karena kalau lokasi itu kita bisa sewa. Gedung ini

sendiri adalah gedung wakaf.

I : ABapakah LAZ DD punya hak cipta terhadap produk?

PA : Semua merek, semua logo kami daftarkan di dirjen HAKI.

h. Key Partnership

I : Siapa saja yang menjadi mitra dalam penghimpunan dana zakat di LAZ

dompet dhuafa ?

PA : Mitra kami tuh ini perusahaan kami juga punya yang kami sebut

endorser atau influencer tadi, dan kami juga punya MPZ dan bahkan

lembaga zakat yang lainnya. Jadi sebenernya kita ga bersaing juga

kita juga sering kolaborasi, kalau di tahun ini kita kolaborasi awalnya

dengan rumah zakat dan PKPU untuk campaign sekolah untuk Gaza

yang ada di depan itu, cuma nambah nurul hayat ikut itu mitra juga

sebenernya. Jadi ga bersaing tapi sama sama tujuannya karena kalo

bareng bareng jadi lebih gede penghimpunannya. Selain itu juga e

commerce, toko-toko juga jadi mitra.

I : Seberapa besar manfaat yang anda terima oleh LAZ DD dari hasil

kerjasama dengan mitra tadi?

PA : Manfaatnya tentu ini ya penerimaan yang bisa dibilang rutin.

178

I : Lalu bagaimana cara LAZ dhuafa untuk menjaga hubungan dengan

para mitra?

PA : Kita punya pertemuan rutin dengan masing-masing, kalo dengan

tokoh-tokoh, kita bisa bikin pengajian rutin sebenernya ada banyak

hal. Sebenarnya dengan bekerja sama dengan dompet dhuafa mereka

tuh dapat nilai lebih di sisi marketingnya mereka .

I : Kalau untuk yang seperti perusahaan, bagaimana untuk menjaga

hubungan dengan perusahaan?

PA : Laporan yang rutin kemudian juga kami ajak untuk mereka kesana itu

jadi cara yang baik sebenernya jadi mereka bisa berkali-kali rutin

kayak di wardah itu setiap tahun. Setiap tahun pasti diatas di atas 2

milyar dan itu rutin di tanggal yang sama.

i. Cost Structure

I : Apa saja yang menjadi biaya tetap dari operasional LAZ Dompet

Dhuafa?

PA : Yang pertama tentu SDM, kemudian biaya operasional kantor, seperti

bensin, listrik dll itu menjadi biaya tetap, kemudian juga ada biaya

komunikasi ya seperti spanduk, sewa iklan, dll. Nah jumlahnya yang

ditetapkan itu kita dapat berapa dulu biasanya, baru kita anggarkan

tapi sesuai ketentuan maksimal 12%. Ada strateginya juga untuk

mengurangi jumlah itu. Sejak 2017 kita punya program yang kita

sebut “Cashless” modelnya adalah kita co-branding atau kita

tawarkan kerjasama dengan mitra mitra , misal kita internet dengan

fiber net. Yang dulunya kita Bapakai vendor yang lain , di tahun 2013

itu biaya internet kita bisa mencapai 15 juta sebulan. Lalu fiber net

179

menawarkan 8 juta, tapi menampilkan logo fiber net di website. Iklan

di radio, kita sering banget iklan di jaringan MNC. Kita tukeran

misalnya kita dapat berapa slot di jam-jam yang bagus, tapi syaratnya

kirimkan ustadz buat ngisi di majelis talim kita. Kirimin kita tim, kita

mau family gathering tapi kita ga bayar ya. Jadi tukeran, jasa kita di

Bapakai, kita dapat slot. Meskipun kita lahir dari republika, tapi kita

juga tetep bayar. Tapi kita tawarkan juga, mau ga kita bikinkan event

apa acara apa. Jadi saling bertukar benefit.

I : ABapakah ada perubahan biaya tetap setiap tahunnya?

PA : Ada, setiap tahun pasti naik ya, karena nilai mata uang juga melemah,

ada inflasi, karena itu pasti naik, tapi dana yang dihimpun juga naik.

I : BeraBapakah biaya yang di keluarkan untuk menghimpun dana zakat?

PA : Kalo kita rata ratakan 11%, berarti kalo dari 200 Milyar ya, mungkin

sekitar 22 Milyar biaya operasional nya per tahun. Dengan resources

kita aja kalo di pusat aja ada 190 orang itu tertutupi, ya kalo gaji kita

ga mungkin kayak perusahaan, tapi masih sampai UMR.

3. DamBapak strategi fundraising terhadap LAZ Dompet Dhuafa

I : Apa saja damBapak strategi fundraising terhadap LAZ Dompet Dhuafa?

PA : DamBapaknya dompet dhuafa tetep eksis, dan terus tumbuh, meskipun di

5 tahun trakhir ini pertumbuhannya ga signifikan. Karena kan dalam 5

tahun terakhir ini, lem baga zakat menjamur. Kemudian semenjak di

dalam 5 tahun terakhir eksistensi BAZNAS juga semakin kuat, PNS aja

kan ga boleh zakat selian ke baznas. Jadi itu juga mempengaruhi, tadi

karena menjamur sehingga pemainnya banyak, jadi lebih tersebar.

Banyak donatur donatur DD khususnya yang donatur besar, mereka izin

untuk membagi zakat mereka ke beberapa laz lainnya. Jadi karena pasar

semakin banyak, pertumbuhan juga ga signifikan.

I : Apa damBapak Pengelolaan zakat tersebut semakin tumbuh?

180

Narasumber 2

Tanggal Wawancara : Kamis, 25 Juli 2019

Waktu : 14.00 WIB

Lokasi : Kantor LAZ Dompet Dhuafa Pusat

Identitas Narasumber 2

Nama : BaBapak Bambang Suherman, M.Si.

Jabatan : Direktur Fundraising Dompet Dhuafa 2018

1. Gambaran Umum Strategi Fundraising LAZ Dompet Dhuafa

I : Bagaimanakah strategi yang sudah dilakukan LAZ Dompet Dhuafa dalam

menghimpun dana zakat?

PB : Baik, teman-teman sekalian ada 4 pendekatan yang dilakukan oleh dompet

dhuafa di 2018 dan 2019 ini. Yang pertama adalah mensasar customer

retail, kemudian mensasar customer corporate, kemudian menjaga

hubungan baik dengan donatur loyal, dan memperbanyak kanal -kanal

PA : Iya menambah terus, aset digital khusunya. tapi komposisinya ga jauh

jauh antara 50-70%. Kalo di rata ratakan dari tahun 1993 – 2018 itu 50%

itu zakat karena pertumbuhan kita di 10 tahun terakhir itu sekitar 13%

pertumbuhan penghimpunan secara umum.

I : Apa damBapak tersebut kepada sdm/amil?

PA : Kita di target , untuk buka komunikasi ke kita dlu pernah kerja dimana. Di

sosmed mereka juga punya kewajiban untuk share, ada campaign apa kita

wajib share. Itu juga salah satu strategi untuk menurunkan biaya

komunikasi sebenernya. Target menambah setiap tahun. Tahun ini target

dari zakat saja 200 Milyar. Tahun lalu sekitar 90 Milyar. Kalo infaq itu

cuma sekitar 27% sisanya itu dari wakaf, qurban, dll.

181

interaksi digital. Nah 4 kegiatan besar ini, itu dikelola dengan

menggunakan pendekatan friendraising jadi membangun pertemanan

jangka panjang bukan hanya sekedar mengelola transaksi.

Pertemanan itu hubungan, macam-macam bentuknya, bisa berupa mitra,

cabang, jaringan, atau yang lainnya. Tapi, hubungan yang dibangun ini

adalah hubungan yang tidak sebatas hanya transaksi saja, lebih jauh, kita

coba untuk melihat satu Bapaket. Misalnya donatur hadir, tapi donatur

juga diajak untuk menjadi reviewer program. Di ajak untuk mengelola

dinamika pragmatis di program dalam bentuk kunjungan. Jadi pelibatan

jangka panjang, kalo partnership yang sifatnya corporate juga diajak

untuk campaign bersama. Apa konten-konten yang diperjuangkan oleh

corporate yang senada dengan konten DD, nah itu juga di mainstream

dalam kanal. Jadi hubungan yang dibangun adalah hubungan pertemanan

istilahnya friendraising bukan sekedar transaksi.

I : Bagaimana hasil strategi tersebut dan damBapaknya terhadap potensi dana

zakat?

PB : Alhamdulillah, jadi dompet dhuafa itu mengalami kenaikan yang cukup

baik. Misalnya dari 2017 ke 2018 itu tumbuh di angka 17%. Terus di

2018 ke 2019 ini kemungkinan tentunya lebih besar lagi. Jadi sampai

tengah tahun kemarin saja pertumbuhannya saja sudah rata-rata 32%. Jadi

kita bisa bertahan walau ada momentum ramadhan. Nah ini udah bagus

banget untuk lembaga sebesar Dompet Dhuafa. Jadi sangat berdamBapak.

Kedua damBapak yang juga diukur adalah position branding Dompet

Dhuafa. Jadi dari pola pengelolaan seperti tadi itu 4 komponen besar yang

menjadi fokus, maka ditargetkan juga Dompet Dhuafa ini memiliki

penguatan di brand positioning. Dan sampai hari ini sih lembaga riset

MarkPlus meriset tentang top brand, dan salah satu top brandnya itu

Dompet Dhuafa. Untuk brand pengelolaan zakat itu di Dompet Dhuafa,

jadi publik masih melihat bahwa preferensi mereka berzakat itu ke

182

Dompet Dhuafa. Nah itu adalah keberhasilan branding. Dan itu sangat

produktif bagi membangun penguatan di basis transaksi. Jadi ini saling

berkaitan temen-temen tapi kira-kira dua itu lah. Alat ukur terkait dengan

fundraising itu dua. Yang pertama adalah Brand positioning yang kedua

adalah transaksi. Menurut riset top brand zakat, nomor satu itu Dompet

Dhuafa, nomor dua itu Rumah Zakat, dan nomor tiga itu BAZNAS.

2. Strategi Fundraising Dana Zakat Pada LAZ DD Dengan Pendekatan

Business Model Canvas.

a. Costumer Segment

( Target Muzakki )

I : Bagaimana membuat klasifikasi pengelompokan muzakki yang

dilakukan oleh LAZ DD?

PB : Pengelompokan muzakki di DD ini kanalnya ritel, itu dilakukan

berdasarkan jenjang usia. Tapi ini sebenarnya adalah cara kita

menganalisis muzakki. Jadi gini transaksi sudah berjalan dan sudah

masuk dana transaksi nya, berrarti ada data muzakki nya. Lalu data

muzakki nya kita klasifikasikan. Klasifikasi data muzakki ini

berdasarkan beberapa hal. Yang pertama berdasarkan cara dia

berdonasi ke Dompet Dhuafa.

Hubungan transaksi muzakki terhadap Dompet Dhuafa itu ada empat.

Ada donatur atau muzakki yang transaksi nya one office, istilahnya

atau sekali transaksi. Ada yang transaksi ke DD itu secara musiman,

seperti ketika Ramadhan, qurban. Kelompok ketiga nama nya

caritabel, ini adalah kelompok filatropis nya. Kelompok yang

berdonasi atau berzakat secara reguler. Kelompok ini cukup besar di

basis donatur dan kita sebut sebagai donatur aktif. Kemudian yang

terakhir adalah donatur loyal, yang berdonasi ke DD secara besar dan

semau nya si donatur. Bisa lima kali, sepuluh kali bahkan ada yang

seratus kali. Jika dia capek, bayar infak. Bahagia sedikit, bayar infak.

Tersandung, bayar infak. Lebih banyak bayar infak nya dibanding

job-job bulan. Itu satu berdasarkan pola interaksi dia terhadap

183

lembaga, yang kedua berdasarkan usia.

Kalau kita review ke usia kita bagi empat juga. Yang pertama adalah

usia dari 17 sampai 25 tahun, lalu 25 sampai 35, 35 sampai 55 dan

diatas 55 tahun. Pembagian ini berdasarkan kekuatan transaksi nya.

Dan jika yang berusia 17 sampai 25 tahun statusnya lebih banyak

mustahik daripada muzakki. Tapi ini sangat produktif dalam

amplifying, jadi meng-ampliflier komunikasi. Sebab usia teman-

teman seperti kalian ini interaktif dan atraktif di sosial media. Jadi

kita mendekati seperti teman-teman ini di kanal aktivasi nama nya

volunteer. Pelibatan kegiatan-kegiatan project kemanusiaan, seperti

model volunteer. Yang usia 25 sampai 35 tahun itu kelompok yang

relatif sudah punya penghasilan dan menjejaki kemapanan. Kelompok

ini biasa nya masuk kedalam model One Office dan Socionality, jadi

ada kepedulian atau kejadian dia akan berdonasi, setelah itu sudah.

Atau mau mencoba membayar zakat, kemudian lupa. Belum menjadi

pengetahuan yang amat. Lalu ada yang kelompok 35 sampai 55 tahun

ini masuk ke dalam model caritabel, ini kelompok yang donatur

mapan. Donatur yang prinsipnya reguler. Posisi sebagai donatur yang

mapan, punya posisi yang bagus, jaminan finansial yang bagus dan

continue, mereka ini bulanan biasanya. Dan yang terakhir adalah yang

usia 55 keatas, ini yang loyal. Kelompok mapan yang secara ekonomi

mapan, secara kehidupan mapan. Mereka sudah sepuh dan senior.

Rata-rata diantara mereka adalah pebisnis-pebisnis besar dan sudah

tidak ada pertimbangan yang lain, karena memang ingin beramal saja.

Dan ini kelompok yang basis paretu istilahnya di DD. Jadi ini adalah

kanal ritel.

Masifnya standar seluruh perusahaan, tidak ada perusahaan khusus

yang ditargetkan. Siapapun diantara mereka yang ingin terlibat, maka

oke. Itu segmen-segmen costumer yang kita kelola. Yang tadi saya

gambarkan tentang usia itu mempengaruhi cara channel nya atau

konten dan gaya komunikasi nya seperti apa, event nya seperti apa.

184

I : SiaBapakah muzakki yang ditargetkan oleh LAZ DD?

PB : Semua nya usia 17 sampai mereka meninggal. Tidak ada segmen

khusus yang ditargetkan. Jadi mengelola kanal millennial karena itu

penting bagi campaign, mengelola kanal kolonial (kolot tapi merasa

millennial) karena dia merasa punya referensi transaksi dan

mengelola kanal yang kolot beneran karena mereka punya uang dan

mereka biasanya memang sholeh. Jadi tidak ada segmen yang

dikhususkan. Pokoknya yang nama nya muzakki berarti anda punya

harta mencapai nisob, maka berarti itulah yang digarap. Misalnya

teman-teman punya harta diatas 4,6 maka tidak ada urusan mikir lagi

untuk berzakat. Apalagi kalau sudah 6 maka itu wajib untuk

mengeluarkan zakat. 4,6 zakatnya sekitar Rp 80.000-an, sebulan atau

sepenerimaan nya.

I : Dimanakah biasanya LAZ DD mencari muzakki?

PB : Di tempat-tempat dimanapun dia berada. Masalahnya, tidak ada

tempat yang spesifik hari ini dengan adanya tekhnologi informasi.

Jadi dia bisa disasar dimana saja. Tapi kalau untuk canvasing,

biasanya DD mengadakan canvasing di basis-basi keramaian,

misalnya mall, pasar, CFD, rumah makan dan lain-lainnya. Inti nya

dimana ada tempat orang berkumpul dan melakukan transaksi maka

itu target. Mall tempat orang berkumpul dan bertransaksi, maka itu

target. Car Free Day, tempat orang berkumpul dan bertransaksi, maka

itu target. Yang mewakili seperti itu pasti ada DD disitu. Seperti di

pameran mobil, walaupun pameran mobil tapi tetap ada pojok

kemanusiaan dalam pameran yang mewah. Dibilang nya ada konter

zakat.

I : Muzakki seperti apa yang penting bagi LAZ DD?

PB : Semua muzakki, selama dia muzakki maka dia penting bagi DD.

185

I : Bagaimana cara LAZ DD mendapatkan muzakki baru?

PB : Ada dua, yang pertama adalah marketing komunikasi. Jadi memang

DD mengkomunikasikan apa yang dibuat oleh DD, program dikemas

lalu di advertais menjadi produk, lalu dibuat video dan digeser ke

kanal dan itulah marketing komunikasi. Sambil memasang spanduk

dan baliho. Lalu yang kedua membuat event kreatif, mengadakan

event. Seperti konser musik amal dan menghadirkan artis-artis. Sound

of Humanity atau suara kemanusiaan. Jadi kita menyelenggarakan

canvasing dan marketing komunikasi. Canvasing itu event, semua

bentuk ada yang event music, event charity, event olahraga, event

seminar dan lainnya.

b. Value proposition

(Program Unggulan)

I : ABapakah keunggulan model layanan ZIS yang ada pada LAZ DD?

PB : Keunggulannya adalah DD berusaha untuk menawarkan kemudahan

berzakat. Dulu bahkan DD membuat tagline #ZakatSekarangRingan.

Jadi gambar nya digambarkan seperti brankas yang berat namun

mengapung diatas air. Jadi ibarat harta yang berat untuk dizakatkan,

tapi terasa gampang dan ringan saja. Jadi berzakat ringan itu mudah

dalam pelayanan, mudah dalam proses transaksi nya dan mudah

dalam laporan. Itu yang pertama. Yang kedua adalah keramahan.

Karena kalau masuk ke DD itu model nya friendrising dan bukan

kantor walaupun set up nya kantor. Jadi yang dibangun adalah

keluarga besar Dompet Dhuafa, bukan hubungan transaksi , kemitraan

dan lain lain. Jadi ada kenyamanan. Dan kalau mau di uji, kalian bisa

datang ke program misalnya Klinik Dompet Dhuafa. Seperti di

Rumah Sehat Terpadu milik Dompet Dhuafa yang ada di Parung.

Konsepnya konsep cottage, jadi premium cottage rencananya. Karena

keinginan DD orang-orang menikmatinya sebagai Rumah Sehat

bukan Rumah Sakit, maka nama nya Rumah Sehat Terpadu. Jadi

186

kalau orang datang kesana, misalnya muzakki, dan dia melihat

keadaannya maka dia semakin trust terhadap lembaga. Dan itulah

kira-kira model layanan, jadi kemudahan, kenyamanan, dan

keramahan. Itu berusaha tetap walaupun kadang-kadang juga ada aja

yang suntuk dan itu manusiawi.

I : ABapakah ada layanan khusus bagi donatur dengan jumlah besar?

PB : Tidak ada, jadi ini donatur nya tidak mau dilayani dengan seperti itu.

Ini berbeda dengan perbankan yang bisa membedakan para nasabah.

Seperti contohnya ketika naik pesawat dengan sky priority maka dia

akan diperbolehkan duluan tanpa mengantri. Jadi tidak ada layanan

khusus bagi donatur dengan jumlah besar. Justru semakin elit, donatur

itu semakin tidak mau dilayani, semakin tidak mau dikunjungi,

semakin tidak mau diketahui dan semakin tidak mau diganggu.

Baginya urusan zakatnya hanya dengan Allah, dan bukan urusan

lembaga. Jadi adanya layanan standar yang berusaha diberikan bagi

semua donatur, terutama yang berkaitan dengan informasi, penangan

complain dan ajakan berbuat baik atau promosi.

I : Apa yang membuat muzakki mau membayar zakat ke LAZ DD?

PB : Yang paling besar adalah trust karena brand positioning tadi. Jadi

percaya bahwa Dompet Dhuafa itu imparsial, tidak sektarial, non

partisan, professional dan efektif mengelola dana zakat. Jadi hal-hal

yang berkaitan dengan akuntabilitas itu oke. Itu trust pertama dan

yang kedua adalah kemudahan layanan. Jadi sebetulnya muzakki itu

preferensi nya adalah lembaga yang dipercaya. Bahwa lembaga itu

punya program, lembaga itu punya networking yang bagus, lembaga

itu campaign nya keren. Tapi yang terpenting adalah yang pertama

yaitu trust. Dan tapi trust itu hanya dari rekomendasi teman biasa nya.

Dan preferensi dari teman itu besar efeknya. Maka penting bagi kita

membangun pertemanan, dan itulah pentingnya friendrising.

187

I : Program unggulan apa yang LAZ DD gunakan untuk menghimpun

dana zakat?

PB : Hampir semua program, jadi tidak ada program yang di design khusus

untuk fundrising, program ini di design khusus untuk mengatasi

masalah kemiskinan. Cuma dalam proses interfrensi nya itu biasanya

DD membuat design yang kompleks dan tidak simple. Jadi tidak

sekedar hit and run. Misalnya layanan kesehatan cuma-Cuma, itu

sebenarnya adalah klinik. Tapi klinik itu biasanya akan ramai, jadi

DD membuat modelnya adalah member. Membernya berbasis Kartu

Keluarga. Jadi misalnya anda sakit sekeluarga dan anda adalah

member maka akan ditanggung. Setelah itu akan diajak hidup sehat

dan ada promotifnya. Ada kelas sehat, ada kelas gizi dan bukan hanya

sekedar klinik. Kira-kira itulah program nya, jadi hampir semua

program seperti itu, jadi kompleksifitas nya diukur dan tidak hanya

satu interfensi saja.

Dari tema yang dibuat DD intinya adalah mensasar kemiskinan

ekonomi, jadi pemberdayaan disini. Kemudian kemiskinan

pendidikan jadi ada pengembangan pengetahuan. Kemudian

kemiskinan kesehatan jadi ada layanan. Kemudian kemiskinan akibat

interaksi dan dinamika sosial yang buruk, bisa karena bencana, bisa

karena aspek kefakiran kemiskinan sehingga mereka merasa

terkucilkan, bisa karena jarak marginal, jauh dipelosok dan bisa

karena terpencil, dan itu semua bagian dari sosial.

Terakhir adalah dakwah, DD juga mengembangkan aspek nilai

keagamaan. Membuat program nama nya Cordofa (Corps Da’i

Dompet Dhuafa). Itu mengirim da’i ke 20 negara setiap tahun. Dan

disebut dengan program, jadi kompleksifitas nya diukur. Bukan

sekedar membuat program dakwah. Jadi ambassador dan keluarlah

menjadi duta besar dakwah dari Indonesia, jadi nanti dia disana bicara

tentang Indonesia, bicara tentang Dompet Dhuafa, bicara tentang

188

zakat. Dan di dalam negeri ada yang nama nya Jaringan Da’i

Nusantara, mereka bekerja sama menggarap projek-projek

kemiskinan akibat agama. Jadi itulah 5 program yaitu ekonomi,

sosial, pendidikan, kesehatan dan dakwah.

c. Channels

(Strategi agar muzakki bisa mengetahui tentang program LAZ DD)

I : ABapakah LAZ DD membuka konter khusus untuk menerima zakat?

PB : Ya, hari ini yang konven analog nya membuka kantor khusus di

beberapa Mall dan kantor pemerintahan. Khusus untuk mebayar

zakat. Termasuk satu Bapaket dengan Qurban, ziswaf, jadi itu adalah

cross selling.

I : Bagaimanakah strategi LAZ DD agar strategi layanan bisa diketahui

oleh muzakki?

PB : Ada dua kanal, yang pertama marketing komunikasi dan yang kedua

adalah canvasing creative, dan yang ketiga adalah service adaptif.

Jadi marketing komunikasi itu campaign-campaign menggunakan

media. Media ruang, media digital, sosmed dan lain sebagainya.

Kalau canvasing creative itu melakukan event-event sesuai dengan

kebutuhan dan format yang direncanakan terkait isu untuk

mendekatkan publik dengan Dompet Dhuafa, biasanya menggunakan

influencer. Misalnya ketika Ramadhan untuk mengajak orang

berzakat dengan bekerja sama dengan Sabyan Gambus. Sekarang

menggunakan cukup banyak influencer dengan basis volunteer,

seperti Cikita Fawzi yang akan ke Flores Timur. Akan membawa

sendiri kurban sapi nya kesana dalam program THK (Tebar Hewan

189

Kurban) Dompet Dhuafa. Dan itu Namanya canvasing creative

dengan menggunakan influencer. Nanti Ciki akan mempublis

aktifitasnya disana dan berbicara tentang Dompet Dhuafa.

I : Bagaimanakah strategi digital LAZ DD agar strategi layanan bisa

diketahui oleh muzakki?

PB : Kalau strategi digital Dompet Dhuafa, hari ini DD itu mendevelope

dua platform, crowdfunding nama nya Bawa Berkah kemudian yang

reguler dibuat landing page namanya microside, namanya

donasi.dompetdhuafa.org. Jadi ini create by own, jadi Dompet Dhuafa

yang kelola. Lalu Dompet Dhuafa bekerja sama dengan market place

untuk kanal pembayaran zakat di tokopedia, di shopee, bukalapak dan

lainnya ada 19 marketplace e-commerce yang bekerja sama dengan

DD. Kemudian kerja sama dengan platform lainnya juga, platform

crowdfunding, misalnya dengan KitaBisa.com ada kerjasama untuk

transaksi zakat dan campaign. Dan ada juga aplikasi Mumu, jadi

Mumu itu adalah kanal yang disiapkan untuk microside untuk

transaksi untuk ziswaf, bawa berkah dan lainnya.

d. Costumer Relationship

(Cara LAZ DD menjaga hubungan dengan muzakki)

I : Bagaimana cara LAZ DD menjaga hubungan dengan para muzakki?

PB : Jadi DD membuat yang namanya costumer relation management atau

customer service (CRM atau CS). Jadi ini levelnya adalah

departemen, pangkat nya manager. CRM itu istilah dulu, sekarang

adalah CS. Ini adalah departemen yang dibentuk untuk mengawal dan

merawat muzakki. Jadi bagaimana cara khusus kita bisa menjaga

hubungan dengan muzakki.

I : Apa ada layanan istimewa bagi muzakki yang setia membayar zakat ke

190

LAZ DD?

PB : Tidak ada, jadi ini semuanya sama saja. Semuanya mendapatkan

informasi, semuanya di aktivasi dan semuanya di report.

I : Bagaimanakah cara LAZ DD mempertahankan muzakki yang sudah

ada?

PB : Ada dua cara, yang pertama adalah meminta jadwal kunjungan agar

dapat bisa bertemu dengan mereka atau silaturrahim. Dengan begitu,

banyak donatur yang ingin melihat program Dompet Dhuafa. Yang

kedua adalah mengundang mereka kedalam event-event yang

diadakan oleh DD. Dan sebagian juga ada event yang dikhususkan

untuk mereka.

Dulu ketika tahun 2013 itu ada namanya Pengajian Premium, yang di

set up untuk para muzakki, yang diselenggarakan di Grand Indonesia

dengan pembicara yang premium juga. Yaitu alm. Bapak Hotman

Zainal Arifin, beliau adalah Vice President CMB Asia yang sangat

ramah terhadap mustahik. Dan hampir semua Puteri Indonesia harus

belajar kemanusiaan dengan beliau. Dan yang kedua adalah Mas

Jamil Azzaini, inspirator Sukses Mulia. Dan itulah undangan untuk

mereka, termasuk undangan yang care-visit, jadi donatur diundang

untuk mengunjungi program Dompet Dhuafa. Ada dua format di DD

yang pertama Care-Visit dan yang kedua adalah Cuti Berbagi, jadi

kalau pekerja-pekerja anda cuti, maka jangan hanya sekedar jalan-

jalan namun memberi makna dengan berbagi dengan kemanusiaan.

I : ABapakah LAZ DD memiliki data lengkap terkait muzakki?

PB : Ada sistem namanya Sandra, yang mengcollect nama para donatur.

I : ABapakah data muzakki selalu diperbaharui?

PB : Diperbaharui setiap tahun, bahkan setiap enam bulan sekali.

191

e. Revenue Stream

(Pendapatan dari dana zakat)

I : ABapakah muzakki menetapkan sendiri zakat yang harus mereka

bayar?

PB : Biasanya yes, tapi ditambahkan konsultasi. Jadi sangat mungkin

muzakki tu datang pertama kali bawa duit Rp 60 juta tapi, begitu

transaksi Rp 130 juta itu biasa. Karena mereka ternyata tidak paham

bahwa “Rumah BaBapak yang dua lagi itu disewain, Bapak?”

“Engga” “ Terus gimana, Bapak?” “Kosong” “Bapak, kotor Bapak,

bersihin” “Gimana cara bersihinnya? Keluarin zakatnya, Bapak!”. Dia

periksalah harganya berapa, Bapak? NJOP dikali luas bangunan. Oke

segini 2,5%. Kalau orang kaya ga mikir kan.

I : ABapakah LAZ DD memberikan layanan terhadap perhitungan besaran

zakat?

PB : Jadi ditambahkan dengan konsultasi untuk bisa mempresisi hitungan

angka zakat yang bersangkutan gitu. Biasanyakan mereka “mas, saya

punya penghasilan segini, biaya hidup segini, aset segini, gimana

zakatnya ?” Oh iya kita hitung Bapak, gitu. Nishab sudah masuk?

Sudah. Oke, BaBapak ini ada ashnaf delapan ini nanti kalau kita set

up nanti programnya diletakkan ke DD untuk mereka. Oke. Terus

dihitung ada haul Bapak satu tahun terhadap harta. Mari kita hitung

BaBapak penghasilannya dari apa? saya karyawan, saya pekerja,

konsultan bla bla bla oke itu kita masukkan ke reguler bulanan dikali

dua belas yang gampangnya gitu. Saya honor perkebunan, nah lain

lagi ini. BaBapak Bapakai airnya dari air tadah hujan atau irigasi gitu?

tadah hujan, ya 10%, irigasi 5%. Tambang, saya kerja di tambang,

saya punya perusahaan tambang. Oke baBapak nambangnya laut

lepas? iya, wah 5%. BaBapak nambangnya di mana Bapak? Wah saya

gali tanah doang dapet. Wah 10% Bapak. Jadi, tergantung modal

usaha mereka semakin sedikit semakin besar nilai zakatnya antara 5-

10%. Kalau dari penghasilan reguler, baBapak apa, karyawan 2,5%.

192

Nah itu juga menjawab bagian tiga juga ya.

I : Bagaimana cara LAZ DD dalam menentukan besaran zakat?

PB : Itu tergantung nishab dan sumber pekerjaannya. Jadi, nishabnya sudah

masuk yes, sumber pekerjaannya apa Bapak, mari kita lihat kalau jasa

2,5%, kalau mulai masuk ke pertanian tergantung cara mereka

mengelolanya, kalau masuk ke pertambangan tergantung cara mereka

mengelolanya.

I : Cara apa yang paling banyak digunakan muzakki untuk membayar

zakat?

PB : Hari ini temen-temen adalah digital, paling banyak. Jadi, kanal digital

itu tumbuh 65% tapi saya ga dapet presisi ya jadinya komparasinya

berapa. Tapi, kanal-kanal analog turun jauh. Jadi, kedepan

kemungkinan besar polanya adalah digital, digital payment Bapakai

DANA, e-Money. Ada udah ada, bahkan DD tu dengan OVO yes,

dengan GOPAY yes, dengan DANA yes, e-Money belum. Bahkan

hari ini DD lagi ngawal-ngawal untuk bikin sendiri e-Wallet syariah

kira-kira gitu. Tapi ini masih panjang ini bersama dengan temen-

temen NTT Telkom.

Jadi, cara paling banyak urutan pertamanya digital, urutan keduanya

Banking, transfer gitu, urutan ketiganya baru manual, cash. Di

perbankannya engga ada, BNI ada, tapi yang lain engga. Jadi tu iya ga

kena potong ga payroll. Dan cash cashnya semakin dikit tapi, hilang

nanti itu cash.

I : BeraBapakah total dana zakat yang berhasil dihimpun LAZ DD?

(sebelum dan sesudah di potong untuk amil zakat)

PB : Biaya operasional DD itu dipatok tidak boleh lebih dari 11,95%, tapi

komponennya itu zakat 12,5% di dalamnya gitu, infaq bebas itu bisa

sangat besar kalau infaq bebas, karena sifatnya kalau infaq bebas itu

193

diserahkan pengelolaannya ke lembaga, infaq tematik bencana atau

kemanusiaan itu DD mengambil porsi biaya operasional penyaluran

programnya 10%, bahkan 5% untuk beberapa tema. Kemudian, CSR

tergantung deal dengan perusahaan biasanya bisa diangka 20 sampai

25%. Nah, ini varian-varian dimasing- masing kanal donasi ini, itu

kalau digabungkan konklusinya dibagi jumlah harus 11,97 atau

maksimal 12,5%. Ga lebih dari itu, walaupun ngambil dari infaqnya

bisa 40% tapi overall ga boleh lebih dari 12,5%.

f. Key Activities

(Aktivitas LAZ DD dalam menghimpun dana zakat)

I : ABapakah aktivitas utama yang dilakukan LAZ DD dalam

menghimpun dana zakat?

PB : Ada 4 hal yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa yang pertama adalah

melakukan proses marketing komunikasi, tadi udah kita bahas, yang

kedua adalah melakukan proses canvasing kreatif, yang ketiga adalah

melakukan proses Channeling transaksi jadi kerjasama e-commerce,

kerja sama macem-macem merchant untuk memudahkan pembayaran,

yang keempat melakukan proses service adaptasi, proses service

adaptasi ini mengacu ke nomor 4 ke Customer Relation.

Jadi, DD menghimpun dana itu dengan merawat donatur loyalnya tadi

tu yakan caranya adalah CRM (Customer Relation Management)

diatur. Nah, empat itulah yang dilakukan DD untuk menghimpun

dana zakat dari luar ke dalam gitu

I : Bagaimanakah mekanisme alur penghimpunan dana zakat?

PB : Biasanya dimulai dari inkubasi di mana masyarakat diberikan value

tentang Dompet Dhuafa agar masyarakat ngerti, oh Dompet Dhuafa

itu lembaga nirlaba temanya kemiskinan bantuin orang miskin oh

gitu. Yang kedua adalah memproduksi yang namanya testimoni

penerima manfaat baik muzakki maupun mustahiq. Jadi kalau ada

194

muzakki, Bapak kami boleh ga dapet feedback kira-kira tanggapan

baBapak terhadap Dompet Dhuafa sebagai seorang muzakki. Nanti

dia jawabkan saya senang ko berzakat di Dompet Dhuafa ringan,

lancar, mudah, kerenlah. Itu namanya testimoni. Ambil itu Bapak

pernyataan penting ini penting banget boleh ga kami sebarkan ke

publik ? oh boleh, baBapak boleh ga di photo? Oh jangan. Berarti

nanti oleh pihak muzakki itu di testimoni. BaBapak boleh ga di

photo? Boleh, oh ya sudah langsung BaBapak Bambang Suherman

umur 40 tahun Muzakki Dompet Dhuafa. Komentar, kasih bikinkan

mamenya, keluarin.

Yang ketiga baru hard selling, jadi setelah orang mengenal value lalu

kemudian mendapatkan eksposisi tentang penerimaan manfaatnya

dalam bentuk testimoni baru kita hard sell gitu. Hard sell, transaksi

masuk diolah ke CRM datanya digeser ke CRM lalu dana yang ada

mengalir lagi ke pengelolaan keuangan, dari keuangan dishare apa

kanal dananya zakat, infaq, sedekah, wakaf disesuaikan kanalnya lalu

proporsinya diambil selebihnya diletakkan di rekening penyaluran,

rekening penyaluran confirm ke direktur program, direktur program

turun sebagai program.

g. Key Resources

(Aset yang dimiliki LAZ DD)

I : Apa saja asset yang dimiliki LAZ DD untuk menghimpun dana zakat?

PB : Yang paling krusial adalah SDM pastinya, jadi DD ini punya SDM

yang keren-keren. Anak muda ga ada udelnya ga capek-capek gitu

totalitas, kreatif dan mau berkorban. Yang kedua adalah fasilitas

penunjang pasti, ada kantor, ada ruang meeting seperti ini, ada

perangkat yang lain, ada ya termasuk cabang brand ada 5 di luar

negeri ada 12 di dalam negeri dan akan di extend jadi 100 di tahun ini.

Ini semua adalah asset, infrastruktur macem-macemlah laptop

pendukung, ruang kantor, kalau mau lihat kremo di lantai satu kalau

195

fundrising di lantai satu, kalau melihat program dilantai empat dengan

semua suasananya yang berbeda-beda masing-masimg sesuai dengan

apa yang mereka bayangkan untuk bekerja ya gitulah. Jadi asset-

assetnya cukup banyak ya, kendaraan operasional banyak, gedung

kantor ini juga adalah bagian dari supporting penting. Tapi, yang

dimiliki oleh DD itu sedikit temen-temen sekalian sebagian besarnya

adalah optimalisasi wakaf kaya gedung ini gedung wakaf. Jadi

gedung wakaf diBapakai oleh LAZ Dompet Dhuafa. Maka Dompet

Dhuafa bayar, pinjem, bayar apa namanya ni langganan, sewa. Sewa

gedung ini ke wakaf, jadi wakafnya tetap produktif diBapakai untuk

kegiatan yang baik oleh LAZ. Aset digital itu platform ada, bawa

berkah ada, mumu ada, website DD beberapa sistem-sistem di

dalamnya itu cukup banyak sih, ada (HCYS) untuk Human Capital,

ada plural untuk keuangan, ada Desi Sandra untuk CRM dan

fundrising ada cukup banyak.

I : ABapakah LAZ DD memiliki hak cipta terhadap produk layanan

penghimpunan zakat?

PB : Perlu engga? engga, kalau ada yang mau duplikasi boleh. Belum tentu

mampu masalahnya, jadi biarin aja. Bahkan strategi fundrising yang

tadi kita bahas itu kan strategi DD itu. Diexpand ko keluar dishare, ini

rahasia semua ini mas, engga. Tapi inikan strategi cara dia jadi bukan

rahasia Bapakai kalau bisa. Bisa baca belum tentu bisa Bapakai,

makanya ditrainingkan. Bahkan ditrainingkan juga diajarin cara

makainya gitu ya tetep aja ga apa-apa. Jadi ga perlu kayanya nih kita

hak cipta ga perlu. Orang kita bantuin umat masyarakat miskin kita

kapling-kaplingkan.

h. Key Partnership

(Mitra dalam penghimpun dana zakat)

I : Siapa saja yang menjadi mitra LAZ DD dalam menghimpun dana

196

zakat?

PB : Banyak ya ini teman-teman sekalian, key partnernya DD ni banyak

misalnya, percetakan. Biasanya ditander kan, tapi dalam proses tander

itu dipilih bukan semata yang menawarkan pembiayaan paling murah,

tapi juga kesiapan untuk merespond permintaan DD, anytime, karena,

kadang-kadang urusan spanduk ini ga bisa, misalnya spanduk ya

itukan pihak ketiga itu ga bisa kita menunggu jam kerja. Misalnya nih

terjadi bencana di Halmahera kejadiannya jam 7 malam ya malam itu

dari jam 7 sampai 11 jam kemudian itu tim sudah harus masuk ke

lapangan SOP nya ga mungkin masuk ke lapangan tanpa atribut.

Maka, jam 7 kejadian jam 7 udah harus ada spanduk dan spanduk

dengan model yang sekarang ya 15 menit jadi kira-kira gitu. Bahkan

kadang-kadang ketemunya di bandara bawa spanduknya ke bandara

ya udah langsung dibawa terbang. Nah mitra-mitra harus siap seperti

itu dalam hal fundrising. Ada lagi ga yang lain banyak sih tapi kira-

kira sama kontennya itu adalah di kesiapan, kesiagaan dan kesiapan

untuk terlibat. DD bayar konsultan ga? Bayar ada beberapa yang

memang DD bekerjasama dengan konsultan misalnya di aspek

targetted comunication. Jadi memang DD mentarget brand

positioningnya di level tengah atas, umur 45 ke atas ya DD bayar

konsultan untuk produk konten dan desainnya. Jadi ada cukup banyak

key partner di Dompet Dhuafa ini mobil operasional DD kalau bisa

nyewa jangan beli gitu supaya bisa mengajak bisnis penyewaan mobil

tumbuh gitu. Dilapangan dalam banyak hal juga sama dalam

pelaksanaan program, bagi-bagi makanan gratis ya ga masak tapi ga

bawa nasi kotak juga, di situ ada warung ga, kalau ada warung ya

warung itu yang masak gitu itu ntar kita biayain apalagi dalam

penghimpunan sama ya temen-temen.

I : Seberapa besar manfaat yang diterima oleh LAZ DD dari hasil

kerjasama dengan mitra?

197

PB : Besarlah, kadang-kadang mitra ini juga pingin bantu, pingin terlibat

gitu. Dulu waktu pertama kali bangun bawa berkah itu mitranya juga

ga mau dibayar mahal kami ingin diajak dong untuk berbuat kebaikan

gitu. Jadi, apa namanya tuh overhead aja yang lain ga usah. Ada

perusahaan Australia eh Singapura yang datang ke DD bantuin DD

untuk memetakan donaturnya jadi probono kita perlu gagas analisa

donatur DD kita main bareng-bareng setelah itu ya sudah ga usah

dibayar gitu. Iseng-iseng nanya kalau bayar berapa Bapak rek nya

terus dia keluarin nih rektar wah mahal banget. Ya kalau gitu jangan

dibahas-bahas.

I : Bagaimana cara LAZ DD menjaga hubungan dengan mitra tersebut?

PB : Macem-macem tapi ini sih basisnya adalah MoU dan gentlement

agreement lah tidak boleh ada pelanggaran tidak boleh ada produk

dengan mutu yang jelek gitu. Kalau produk mutu jelek salah cetak,

salah logo, salah font bahkan coret cetak lagi gitu. Jadi ga boleh salah

di aspek-aspek kaya gini apalagi fundrising itu ga boleh salah. Ya, itu

bagian kerjasama, itu gini pikirannya itu, si Alfa nya berpikir DC nya

ya Distributor Center nya berpikir wah ini menarik juga ni kalau

produk-produk kita ada logo kemanusiaannya. Tawarinlah kerjasama

sama DD, DD bilang wah boleh juga ni kalau kita ga usah campign

tapi ada dimana-mana gitu. Udah gitu dia bilang engga ini kami bayar

untuk ini wah bayar berapa waktu itu udah lama sekali kerjasama itu

sebenernya waktu itu pertama kali startnya dengan 20 juta sebulan

wah boleh 240 juta lumayanlah kayanya engga ngapa-ngapain brand

tersebar di publik. Kan orang belanja alfa bawa pulang brand DD kan.

Terus dapet duit 240 juta setahun ya lumayanlah. Tetep itu bagian

dari strategi fundrisinglah, channeling namanya. Iya tetap selama

satu tahun setelah itu perbaiki lagi jadi ada istilahnya negosiasi, masih

mau jalan ga dengan ini kalau engga saya taruh di produk lain ni gitu

kepikir juga sih taruh di BMW tapi BMWnya ga mau, gimana tu logo

198

BMW ada DD nya tu kaya ga enak gitu loh gitu.

i. Cost Structure

(Biaya untuk fundraising dana zakat)

I : Apa saja yang menjadi biaya tetap dari operasional LAZ DD?

PB : Yang pertama SDM lah, SDM ini ada kriteria SDM yang di body

utamanya disebut amil tapi pekerjaan-pekerajaan di lapangannya

sebagian di sub ke temen-temen eksternal jadi kaya driver itu bukan

amil, office boy bukan amil yang bikinkan kita kopi ni bukan amil

jadi dia bukan koord lah istilahnya, nah yang koord itu semua biaya

operasional yang non koord di subkoord kenapa karena

tanggungjawab di Dompet Dhuafa itu biaya operasional ga boleh

mahal kan. Nah temen-temen program juga gitu yang koordnya itu

paling level manager up yang staf dan supportingnya potensi polanya

adalah subkoord juga. Jadi ini challengenya di DD tapi sampai hari ini

sih relatif aman-aman aja. Itu biaya tetap. Terus biaya instrumen,

biaya fasilitas ya kantor dan lain-lain tu pasti masuk di sana. Nah

kemudian ada yang transisi tu. Transisi yaitu komponen campaign

sebagian mengatakan itu bukan biaya operasional karena dia syiar

syiar itu ini misalnya marketingkan syiar itu adalah syiar tentang

ajakan berzakat gitu. Penerima manfaatnya publiklah harusnya dia

bukan jatuh sebagai biaya operasional dia jatuhnya sebagai biaya

penyaluran program dalam hal ini program pengetahuan publik.

Cuman kan kita kemas jadi bentuk campign ya itukan kemasannya

berdebat disitu bagi yang tidak setuju itu biaya operasional. Jadi biaya

operasional itu bukan cuma amil, bukan cuma gaji tapi juga biaya

komunikasi. Jadi orang kemudian campaign itu biaya operasional.

Kantor fisik ya, itu biaya operasional. Rasanya 3 cukup. Sedangkan

program, penyaluran itu biayanya bukan operasional. Itu masuknya

biaya penyaluran.

I : ABapakah dalam penetapan biaya mengacu pada zakat yang

terhimpun?

199

PB : yes. Jadi ada yang namanya forecasting penghimpunan. Jadi kita

duduk di bulan januari tahun ini bergerak ke desember tahun ini , itu

dibuatkan angka-angka pencapaiannya namanya forecasting. Bulan

ini dapat berapa dan seterusnya berdasarakan tren tahun lalu. Jadi ini

mengacu pada zakat yang terkumpul pada tahun sebelumnya.

I : Berapa persen biaya yang digunakan untuk gaji amil, lisrik, air, dan

operasional lainnya?

PB : Kalo operasional baku temen-temen sekalian, itu ada diangka 6% kalo

saya ga salah. Kalo yang hanya melekat ke amil paling hanya sedikit.

Gaji aja paling, dengan semua total staff 10 milyard pertahun untuk

seluruhnya. Sementara uang DD hanya 300 milyard jauh sekali. Kalo

300 milyard itu gini hitungannya, 30 milyard itu 10% nya itu 30

milyard. Lalu di Bapakai 30% dari 30 milyard tadi yang di Bapakai

untuk gaji. Nah yang 70% nya itu yang turun untuk campaign, untuk

kantor, jadi gajinya mah ga besar gajinya. Kalo baku nya itu sekitar

8% ya di luar biaya gaji. Karena operasional itu variabelnya Cuma 2,

operasional yang berkaitan dengan SDM, fisik, dan campaign. Nah

gabung dari fisik dan SDM ini habisnya sekitar 8% paling banyak.

I : BeraBapakah biaya yang dikeluarkan LAZ DD untuk menghimpun

dana zakat?

PB : Rata-rata di angka 6% kecuali 2019 belum kita hitung. Tapi kalo 2018

kebelakang itu rata-rata 6%. Jadi kalo kita menghimpun 250 milyard,

6% itu biaya fundraising. Bukan , keluarkan dulu 12,5% lalu 6% dari

12,5% adalah biaya fundraising. Misalnya saya menghimpun dapat 30

juta, berarti biaya modalnya itu 6% dari 30 juta itu 1,8 juta. Nah 1,8

juta itu modal fundraisingnya, dapatnya 30 juta. Saya pernah

menghitung capaian terhadap modal itu adalah 6%, tapi ini adalah

berapa persen dari 12,5% kira kira begitu. Ini include dari biaya

operasional itu.

200

I : Apa tujuan dari strategy fundraising LAZ Dompet Dhuafa?

PB : Kalo kita rujuk ke dokumen misinya dompet dhuafa, misinya dompet

dhuafa itu ada 6. Dan ada beberapa dari point tersebut yang memang

berorientasi untuk penghimpunan. Point yang terakhir ya mengembangkan

diri sebagai organisasi global melalui inovasi, kualitas pelayanan,

transparansi, akuntabilitas, indepedensi, dan kemandirian lembaga. Jadi

ini aspek- aspek yang berkaitan langsung dengan upaya dompet dhuafa

untuk menampilkan performance nya sebagai lembaga yang profesional

dan melibatkan sebanyak mungkin pubik. Nah jadi, kalo fundraising

dijadikan sebagai anchor untuk membahas misi, maka ya yang pertama

dompet dhuafa ingin mengajak semua orang publik dalam hal ini untuk

terlibat bersama-sama dalam pengelolaan kemiskinan bukan cuma di

Indonesia ya, tapi diseluruh dunia. Maka bentuknya bisa sangat beragam.

Dari orang yang diajak ini bisa yang diajak itu donasinya dalam bentuk

sedekah, zakat, dan wakaf. Bisa yang diajak oleh dompet dhuafa pada

orang tersebut dalam bentuk dirinya aspeknya adalah aspek kearelawanan,

atau bisa juga dalam bentuk material yang mereka miliki sehingga mereka

bisa memberikan manfaat kepada material tersbeut dalam bentuk barang

dan lain-lain. Bahkan bisa dalam bentuk jaringan atau networking, bisa

dalam bentuk dukungan atau supporting, bisa dalam bentuk sekedar

memberikan support yang bersifat sederhana, nah itu semua yang disebut

dengan fundraising tapi sebenernya komponennya bukan cuma sekedar

fund, maka di dompet dhuafa itu lebih dikenal dengan istilah resources

mobilization. Jadi sebenarnya yang disebut dengan penghimpunan atau

fundraising di dompert dhuafa itu ialah mobilisasi sumber daya dalam

bentuk apapun seperti yang tadi kita jabarkan. Nah ini semua menjadi

sumber daya bagi dompet dhuafa untuk dikelola lalu kemudian disalurkan

sesuai dengan hasil pengelolaan dan karakternya masing-masing dalam

rangka mengelola kemiskinan di Indonesia, kira-kira seperti itu.

I : Siapa saja penerima manfaat dari strategi fundraising tersebut ? Dalam

201

bentuk apa?

PB : sebenarnya fundraising ini karena di resources mobilisasi , sumber

daya yang dimobilisasi, maka dia mentarget seluruh pihak diluar sana

untuk bisa berinteraksi dengan dompet dhuafa, maka kalo ditanya siapa

saja, berarti seluruhnya siapapun mereka. Bahkan kadang-kadang

mustahik itukan dalam kategori BMC harusnya penerima manfaat

penyaluran. Tapi, banyak dari mustahik di dompet dhuafa ini ketika dia

mendapatkan bantuan, dia kemudian juga menyerap informasi tentang

kewajiban berzakat misalnya, kewajiban berdonasi, maka pada saat

kondisi perkonomian mereka membaik itu kemudian mereka berganti

menjadi muzakki , lalu berzakat. Nah ketika dikonfirmasi dari mana

informasi tentang berzakat ini mereka dapatkan dari publikasi yang

diakukan dari berbagai media. Jadi, dalam konteks campaign, maka

siapapun yang mengkonsumsi campaign dompet dhuafa kita mengklaim

mereka sebagai penerima manfaat. Sebagian mereka berdonasi secara

langsung, sebagian diantara mereka menyerap informasi sebagai

pengetahuan. Lalu pengetahuan itulah yang kemudian mereka jadikan

sebagai dasar untuk kemudian hari mereka ikut terlibat dalam donasi.

Karena tugas dompet dhuafa dalam konteks fundrasing itu ada dua. Yang

pertama ialah menginformasikan atau menyebarluaskan pengetahuan

tentang zakat infaq shodaqoh wakaf seluasluasnya pada seluruh publik

dengan berbagai metode dan dengan berbagai pendekatan. Yang kedua

adalah mengajak publik seluas luasnya untuk membayarkan ziswafnya

memluli lembaga, jadi tidak mentransaksikan langsung ke mustahik. Jadi,

karena itu mindset nya dd, maka siapapun yang mengkonsumsi hal

tersebut, berrarti dia adalah penerima manfaat dompet dhuafa.

I : Apa saja nilai lebih (value) yang bisa diberikan kepada penerima

manfaat tersebut?

PB : Kalo selama ini ada dua, yang paling krusial. Yang pertama adalah

mengajak penerima manfaat untuk memuliakan nilai-nilai kemanusiaan.

202

Sehingga mereka merasa bermanfaat karena berbagi kepada orang lain

para muzakki ini merasa bermanfaat karena meringankan beban orang

lain, merasa bermanfaat karena ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah

orang lain. Ini hal hal yang sifatnya adalah mencoba meletakan empati

besar didalam setiap muzaki untuk terlibat dalam permasalahan

kemanusiaan yang itu bisa meringankan beban orang lain secara

keseluruhan. Jadi ini memuliakan kemanusiaan istilah kami. Yang kedua

ialah dignity defusion. Defusion nya itu adalah mengajak para muzaki

untuk bersyukur atas capaian-capaian kerja keras yang mereka lakukan.

Jadi, hari ini mereka muzakki mereka bisa berbagi, jadi kesyukurannya itu

berlipat-lipat sebab berarti mereka lebih baik hidupnya dari pada mustahik,

dan yang lebih penting lagi selain dia lebih baik hidupnya, dia juga bisa

berbagi. Maka memaknai semua capaian muzakki miliki itu adalah

memaknai kesyukuran yang berlipat-lipat. Nah dua hal inilah yang

kemudian dd coba share ke pubik dalam semua proses komunikasinya.

Jadi dd itu meletakan dirinya itu sebagai penyemangat, sumber informasi,

penyadar tahuan untuk mengingatkan kembali tentang peran-peran

kemanusiaan dan penghargaan terhadap pencapaian.

I : Apa manfaat sosial dari strategi fundraising LAZ Dompet Dhuafa?

PB : Sebagian besarnya adalah bertumbuhnya pengetahuan masyarakat

tentang pengelolaan ZISWAF ini, sebagian diantara masyarakat kita in ga

ngerti tentang zakat, infaq, sedekah, secara syariat jadi mereka mengenal

nya itu sebagai aktifitas kebaikan dalam bentuk donasi dan bagi mereka

kalo itu sudah dilakukan seolah-olah berarti sudah ikut baik. Dengan

campaign yang dompet dhuafa lakukan jadi mereka lebih “oh, berarti yang

kemarin saya lakukan itu sudah baik tapi belum benar”. Jadi hal ini yang

kemudian menjadi faktor yang paling penting bagi masyarakat yang

diharapkan oleh dompet dhuafa. Selama ini sih konfirmasi-konfirmasi dari

203

proses komunikasi yang kita bangun kepada para muzakki sebagian

besarnya memang “terima kasih ya sudah dingatkan, jadi lebih tau lagi”.

Atau dalam banyak kanal interaksi yang dibangun dompet dhuafa seperti

konter misalnya itu bukan sekedar kanal-kanal untuk bayar, tapi juga

kanal-kanal untuk konsultasi. Jadi memang mindset utamanya ialah

sharing pengetahuan ke muzakki tentang kewajiban harta atas dirinya.

Nah itu yang menjadi ukuran impact sehingga kalo kita lihat dari tahun ke

tahun grafis transaksi dompet dhuafa tumbuh, dan relatif cukup stabil,

itukan artinya ada orang yang kemudian tercerahkan kemudian berdonasi.

Yang selama ini sudah berjalan, terus menjadi aktif, dan menjadi loyal.

Jadi ada pertambahan volume orang-orang yang kemudian sadar zakat dan

kemudian bertransaksi. Nah itu impact yang paling krusial.

Narasumber 3

Tanggal Wawancara :

Waktu : 10.00 – 11.45 WIB

Lokasi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Identitas Narasumber 3

Nama : BaBapak Hasan Ali

Jabatan : Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

I : Bagaimana Strategi Penghimpunan dana zakat yang sesuai dengan

perspektif syariah?

PH : aslinya tidak ada ketentuan khusus ya dalam aspek hukum ekonomi syariah

tentang tata cara penghimpunan dana zakat, yang penting ga melanggar

syariat aja. Kepada Lembaga amil zakat diberikan kekuasan dalam

menghimpun dana zakat, dan prinsipnya lagi ialah tidak melanggar syariah.

Kaidahnya sudah cukup luas. Ya udah diberi keluasaan, Misalkan sekarang

kan bayar zakat bisa lewat transfer dari rekening, dari dulu kan belum ada,

itukan merupakan salah satu bentuk terobosan-terobosan untuk

204

memudahkan antara lembaga pengelola zakat dengan orang yang membayar

zakat itu.

Prinsip penghimpunan zakat itu asalkan tidak melanggar ketentuan

syariat,itu tidak masalah. Dan prosesnya juga sudah sesuai syariat, misalkan

tadi sudah terpenuhi syarat dan rukunnya. Kalau syarat dan rukunnya sudah

terpenuhi tidak masalah. Tapi secara umum dalam penghimpunan dana

zakat itu asalkan tidak ada ketentuan syariat yang dilanggar. Saya

mencontohkan tadi kayak kalo dulu mungkin penghimpunan dana zakat itu

tidak melalui transaksi bank, rekening, kemudian ada beberapa lembaga

zakat yang bekerjasama dengan bank, dimana bank nya itu mempunyai

komitmen dalam penghimpunan dana zakat itu, misalkan bank itu, kalo kita

menggunakan kartu atm ya, di bank itu sudah ada dipersilahkan, sebelum

kita narik kartu atm kita, ada ajakan kepada kita “aBapakah anda mau

membayar zakat?” kalo mau ya disitu ada nominalnya. Nah, hal-hal

semacam ini kan merupakan terobosan baru untuk memudahkan lembaga

pengelola zakat sama muzakki.

I : Bagaimana jika karyawan dalam hal ini ASN, di potong gaji langsung

untuk digunakan membayar zakat?

PH : Ya dari awal seharusnya dikasih tau. Sudah ada pemberitahuan

bahwasanya gaji yang diterima oleh ASN atau PNS itu sudah ada potongan

untuk membayar zakat. Kalo hal semacam itu disampaikan dari awal ya

tidak apa-apa. Yang jadi masalah itu tidak disampaikan dan kesannya kan

tadi, ada yang kaget gaji saya kok tiba-tiba terpotong.

I : Bolehkah jka perusahaan mewajibkan untuk memotong gaji karyawannya

khusus untuk membayar zakat?

PH : Prinsipnya antara lembaga dengan karyawan itu harus mengedepankan

keterbukaan. Saling terbuka, perusahaan jika ingin memotong gaji karyawan

harus diinformasikan, dan dengan prinsip antaradhi minkum kerelaan, tidak

ada Bapaksaan, dalam melakukan hal semacam itu. Kalo sudah diseBapakati

205

bersama antara karyawan dan perusahaan, ya tidak masalah. Prinsip umum

dalam bermuamalah itukan adanya kerelaan antara kedua belah pihak

antaradhi minkum dan itu akan terjadi kalau dari awal lagi-lagi perusahaan

tersebut memberikan informasi tersebut kepada karyawannya.

I : Siapa segment donatur yang tepat untuk berzakat?

PH : Dalam hal ini kita harus tahu petanya ya mapping umat islam sendiri, itu

harus dilakukan. Ibaratnya umat islam ini sebagai market, pasar, pasti ada

segmentasi dalam umat islam. Ada umat islam yang menngah ke atas, umat

islam yang menengah ke bawah. Hal semacam itu bagi lembaga pengelola

zakat, harus dibentuk. Mereka paling tidak punya peta orang yang wajib

membayar zakat di daerah sekitar, peta muzakki itu harus dimiliki setiap

lembaga pengelola zakat. Misalkan ada lembaga pengelola zakat yang

kantornya di ciputat, nanti petugas atau amil zakatnya harus punya data

mapping berapa perumahan mewah yang ada disekitar ciputat. Dipetakan

seperti itu, mungkin sampai kalo bisa nama muzakki nya. Paling tidak

perumahan yang mewah itu targeting kita. Kita bisa melakukan segmentasi

dari muzaki yang ada. Kalo kita ga punya peta muzakki itu, ibarat kita

berburu di tengah hutan targetnya masih macam-macam. Tapi kalo target

sudah di petakan, ada segmentasi orang orang tertentu yang masuk golongan

muzakki jadi target itu lebih terarah. Seperti yang dilakukan oleh dompet

dhuafa dengan mebuka konter di mall mall, ya itu juga bisa merupakan

bentuk segmentasi juga.

I : Bagaimana hukum zakat perusahaan dalam perspektif syariah?

PH : terkait dengan zakat perusahaan dalam perspektif syariah ini memang

masih para ulama itu belum itifaq, satu seBapakat, ada yang membolehkan

dan ada yang tidak membolehkan. Terjadi ikhtilaf tatkala bicara tentang

hukum zakat perusahaan tersebut. Bagi ulama yang melarang , yang ga ada

dasarnya itu, karena nanti yang dihisab itu bukan perusahaan, yang dihisab

itu individu. Bagi kalangan yang membolehkan itu merupakan suatu

206

terobosan untuk optimalisasi penghimpunan dana zakat. Kalo menurut saya,

istilahnya bukan zakat, tapi infaq dan shadaqoh, karena kalo zakat itu bentuk

salah satu kewajiban, kalo sedekah itu kan bukan suatu kewajiban, batasnya

hanya sebagai sunnah. Tapi kalo sudah menggunakan nama zakat, itu

menjadi suatu kewajiban. Memang salah kaprah juga. Itu kan untuk apa

istilahnya dana CSR, kalo CSR itu kan istilahnya dana sosial. Dalam

perspektif islam di istilahkan dengan zakat perusahaan, tapi ya tadi itu masih

diperdebatkan. Kalo kita menggunakan istilah zakat, itu merupakan suatu

kewajiban.

I : Bagaimanakah hukum pendistribusian zakat sesuai dengan keinginan

donatur?

PH : Jadi prinsipnya ga ada masalah ya, boleh saja.

I :Bagimanakah penggunaan dana zakat untuk pemberdayaan?

PH : Kalo zakat itukan sudah ada asnaf nya, kalo pemberdayaannya di arahkan

untuk ke delapan asnaf itu ya ga masalah. Pemberdayaan ekonomi, tapi

fokus ke delapan asnaf. Jadi ga masalah asalkan diarahkan ke delapan

asnaf.Karena zakat itukan asnafnya sudah khusus. Tapi kalo ingin

melakukan pemberdayaan, dalam hal ini pemberdayaan ekonomi, ya

arahnya pemberdayaan ekonomi itu targetnya adalah peningkatan

perekonomian dari salah satu dari delapan asnaf. Yang dimaksud dhuafa itu

apa? Karena kan tidak ada literaturnya, yang ada itu fakir dan miskin. Jadi,

ga ada masalah, asalkan ke delapan asnaf. Ini kan yang membedakan, kalo

zakat kan sudah tertentu ya.

I : Bagaimanakah hukum membayar zakat dengan uang digital (emoney, ovo,

gopay, dll)?

PH : Kita harus membedakan antara zakat, infaq, dan sedekah. Kalo zakat itukan

suatu kewajiban, kemudian ada batas-batas haul, nisab di zakat. Kalo infaq

sedekah tidak ada kewajiban. Biasanya ajakan untuk membayar via emoney,

207

naking itu kan kadang jumlahnya tidak banyak, kadang lima ribu, sepuluh

ribu, tapi prinsipnya ya gamasalah. Membayar melalui uang digital itu ga

masalah. Namun perlu ditegaskan pembedaan antara zakat, infaq, dan

sedekah itu aja. Kalo zakat kan memang ada syarat dan ketentuannya itu ya,

harus satu tahun, sampai satu nisab, tapi kalo infaq dan sedekah sewaktu

waktu bisa.

I : Bagaimanakah hukum menggunakan bunga dari perbankan untuk

kepentingan sosial?

PH : ya fatwa DSN MUI sudah ada ya , tentang penggunaan dana non-halal ,

kan itu dianggap dana non-halal ya, adanya bunga dari pendapatan simpanan

melalui rekening di bank konven. Ini sudah ada ftwa DSN MUI, bisa untuk

pembangunan infrastuktur, pembangunan untuk kepentingan sosial, ga

masalah sih.

I : Bagaimana jika LAZ mendapatkan dana ziswaf dari perusahaan atau

lembaga konvensional?

PH : Kalo diketahui sumber dana halal ya ga masalah. Walaupun bank nya

konvensional, tapi dana yang dikasih ke dompet dhuafa itu dana yang

bersumber dari dana halal, bukan dari dana haram. Kalo dana yang haram ya

ga boleh.

I : Bagaimana alur mekanisme penghimpunan dana zakat yang baik?

PH : ya lebih baik memang perlu seperti itu ya, di catat, deverifikasi, terkait juga

sumber dana yang disumbangkan, dan juga menjaga. Tapi kadang

masyarakat kita kan enggan juga diselidiki. Kalo dari prakteknya banyak

juga yang keberatan.

I : Bagaimana hukumnya bermitra dengan lembaga fintech konvensional?

PH : Ya kalo lembaga fintech konvensional sudah bisa memisah antara dana

yang halal dan yang haram ya ga masalah, kalo dalam sistemnya sudah tidak

208

bisa memisahkan antara dana yang halan dan dana yang haram, ya ini

istilahnya Bapak Maruf Amin, at tafriq baina halal wa haram jadi

membedakan antara dana yang halal dan dana yang haram, kalo by system

mungkin sangat memungkinkan, ke sistem, dana bersumber dari dana yang

halal atau yang haram. Walaupun itu, kelembagannya kita sebut sebagai

kelembagaan yang konvensional tapi sistemnya sudah bisa membedakan

antara transaksi yang halal dan yang haram.

I : Bagaimanakah aset digital dalam perspektif syariah?

PH : Ya ga masalah ya, dalam rangka lagi-lagi selama ga menyalahi aturan

ketentuan syariat Islam, tapi dalam rangka untuk optimalisasi penghimpunan

dana zakat menggunakan sistem yang ada ya, di back up dengan IT

kemudian punya aplikasi, itu semuanya dalam rangka optimalisasi strategy

fundraising. Itu yang penting ga ada ketentuan yang dilanggar.

I : Berapa kadar zakat yang seharusnya diterima oleh amil?

PH : Kalo amil kan bagian dari asnaf, berarti 1/8 sekitar 12%. Sumber

penggajian pembayaran semua kan dari dana zakat. Operasional dari dana

zakat, tapi kalo tadi itu lagi lagi dipisahkan sumbernya antara sumber dana

zakat, atau dana infaq atau dana sedekah. Tapi kalo sumbernya dari dana

zakat ya tadi itu, paling ngga di batasi 1/8 kalo dari dana zakat. Tapi kalo

sumber dananya dari infaq dan sedekah itu kan ga ada ketentuannya. Bisa

jadi, ada lembaga yang melebihkan bagian amil lebih dari 1/8 itu diambilkan

dari dana infaq dan sedekahnya.

209

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

210

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Foto dengan Narasumber Bapak Arya setelah sesi wawancara

Foto Ruangan Divisi Fundraising LAZ Dompet Dhuafa Pusat

211

Foto Baliho dalam rangka kampanye ZISWAF di depan kantor LAZ

Dompet Dhuafa Pusat

Foto Kantor Philanthropy Building LAZ Dompet Dhuafa Pusat

212

Foto sesi wawancara dengan Bapak Bambang

Foto Sesi wawancara dengan narasumber Bapak Hasan Ali

213

Lampiran 4 Hasil Analisa Atlas.ti

a. Narasumber Bapak Arya

1. Hasil Network Keseluruhan

214

2. Hasil Network Customer Segment

215

3. Hasil Network Value Proposition

216

4. Hasil Network Channel

217

5. Hasil Network Customer Relationship

218

6. Hasil Network Revenue Stream

219

7. Hasil Network Key Resources

220

8. Hasil Network Key Activities

221

9. Hasil Network Key Partnership

222

10. Hasil Network Cost Structure

223

b. Narasumber Bapak Bambang

1. Hasil Network Keseluruhan

224

2. Hasil Network Customer Segment

3. Hasil Network Value Proposition

225

226

4. Hasil Network Channel

227

5. Hasil Network Customer Relationship

228

6. Hasil Network Revenue Stream

229

7. Hasil Network Key Resources

230

8. Hasil Network Key Activities

231

9. Hasil Network Key Partnership

232

10. Hasil Network Cost Structure