Busbar Dan Penghantar

31
MAKALAH PERLENGKAPAN SISTEM TENAGA BUSBAR DAN PENGHANTAR Disusun Oleh : Herdi Affrizal 031100238 PRODI ELEKTROMEKANIK JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

description

makalah tentang listrik yang berhubungan dengan busbar dan penghantar

Transcript of Busbar Dan Penghantar

MAKALAHPERLENGKAPAN SISTEM TENAGA

BUSBAR DAN PENGHANTAR

Disusun Oleh :

Herdi Affrizal031100238

PRODI ELEKTROMEKANIKJURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIRSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIRBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL2014iKATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar dan baik.Tugas makalah ini merupakan perwujudan usaha saya untuk senantiasa menambah wawasan dalam dunia kelistrikan. Dalam pelaksaan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai sumber dan dari berbagai pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua yang telah membantu pelaksanaan penulisan ini.Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis tidak menutup diri untuk menerima kritik dan saran dari pembaca, pada akhir kata, besar harapan penulisan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 8 Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Penghantar .iDaftar isi.....iiBAB I Pendahuluan1.1 Latar Belakang..11.2 Rumusan Masalah.21.3 Tujuan21.4 Manfaat..21.5 Batasan Masalah2BAB II Pembahasan2.1 Rel (Busbar) 32.1.1 Gardu Induk Sistem Ring Busbar42.1.2 Gardu Induk Sistem Single Busbar.42.1.3 Gardu Induk Sistem Double Busbar52.1.4 Gardu Induk Sistem One Half Busbar.62.2 Penghantar Listrik...72.2.1 Sifat Dasar Penghantar72.2.2 Macam-Macam Bahan Penghantar.102.2.3 Bentuk Kawat Penghantar Jaringan122.2.4 Rugi Tegangan / Drop Voltage...152.2.5 Kemampuan Hantar Arus15BAB III Penutup3.1 Kesimpulan.163.2 Saran...17Daftar Pustaka18

ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangListrik memberikan peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataannya, ekonomi modren sangat tergantung pada listrik sebagai input dasar. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah beban, sehingga kerja pada stasiun pembangkit semakin berat. Oleh karena itu, kita membutuhkan pembangkit listrik yang banyak untuk mencukupi kebutuhan listrik tersebut.Pembangkit listrik di Indonesia ada banyak seperti PLTA, PLTU, PLTGU, PLTMH, PLTG, PLTP, PLTD dan PLTN. Prinsip semuanya hampir sama mengubah energi (air, uap, gas, matahari, angin, panas bumi dan nuklir) menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi, kemudian langsung di distribusikan ke konsumen melalui jaringan distribusi.Pada jaringan transmisi terdapat Gardu Induk (GI) yang termasuk dalam sub sistem tenaga listrik. Pada gardu induk terdapat beberapa jenis yang dibedakan dalam beberapa bagian. Salah satunya, jenis gardu induk berdasarkan sistem rel (busbar) yang akan kami bahas pada makalah ini.Kemuadian untuk mengalirkan listrik dari suatu pembangkit hingga menuju konsumen dibutuhkan suatu penghantar listrik. Penghantar listrik yang baik akan menghantarkan arus listrik dengan baik dan meminimalkan jumlah kehilangan arus akibat sifat penghantar tersebut ataupun factor lainnya.Makalah ini akan dibahas tentang Gardu Induk berdasarkan sistem rel (busbar) dan penghantar listrik. Pada sistem rel (busbar) akan dijelaskan tentang jenis-jenis busbar, keunggulan dan kelemahan dari setiap sistem busbar dan penerapannya pada gardu induk. Sedangkan pada penghantar listrik akan dijelaskan sifat-sifat penting yang dimiliki setiap penghantar antara lain : tahanan jenis listrik, koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan timbulya daya elektro-motoris termo. Sifat-sifat yang dimiliki penghantar tersebut akan menentukan penghantar yang sesuai digunakan pada keadaan tertentu. Makalah ini juga akan menjelaskan macam-macam penghantar yang banyak digunakan dalam dunia kelistrikan.

1.2 Rumusan MasalahDalam makalah ini akan membahas tentang :1. Jenis-jenis gardu induk berdasarkan sistem rel (busbar)2. Sifat dasar dari setiap penghantar3. Macam-macam bahan penghantar4. Bentuk Kawat Penghantar5. Rugi Tegangan6. Kemampuan Hantar Arus

1.3 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. Memahami jenis-jenis Gardu Induk dengan sistem rel (busbar)2. Mengetahui sifat-sifat dari macam-macam penghantar3. Memahami bahan penghantar dan mampu menerapkannya

1.4 ManfaatManfaat dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai sistem rel (busbar) dan penghantar pada listrik serta dapat memilih dan menentukan penghantar yang baik dan yang sesuai kebutuhan.

1.5 Batasan MasalahDalam makalah ini saya hanya membahasa permasalahan mengenai jenis-jenis dan fungsi pada busbar, sedangkan pada penghantar saya hanya membahas tentang jenis-jenis, sifat-sifat penghantar, rugi tegangan dan kemampuan daya hantar.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Rel (Busbar)Gardu Induk (GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi listrik. Dimana suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi, transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control.Fungsi utama dari gardu induk :1. Mentransformasikan daya listrik : Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV). Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV). Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20KV). Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).2. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik.3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi - gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang - penyulang (feeder - feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.4. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yangkita kenal dengan istilah SCADA.Jenis Gardu Induk dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu : Berdasarkan besaran tegangannya Berdasarkan pemasangan peralatan Berdasarkan fungsinya Berdasarkan isolasi yang digunakan Bedasarkan sistem rel (busbar)Namun, pada makalah ini saya hanya membahas tentang Jenis Gardu Induk berdasarkan sistem rel (busbar).Gardu Induk Berdasarkan Sistem Rel (Busbar)Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini:

2.1.1 Gardu Induk sistem ring busbarAdalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

Gambar 1 : Gardu Induk Ring (Cincin)

2.1.2 Gardu Induk sistem single busbarAdalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.

Gambar 2 : Gardu Induk Single Busbar

2.1.3 Gardu Induk sistem double busbarAdalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.

Gambar 3 : Gardu Induk Double Busbar2.1.4 Gardu Induk sistem satu setengah (one half) busbarAdalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri).

Gambar 4 : Gardu Induk Satu Setengah (One Half) Busbar

2.2 Penghantar ListrikPenghantar listrik adalah media penghantar tenaga listrik dari sumber tegangan listrik ke peralatan yang menggunakan tenaga listrik atau menghubungkan suatu peralatan listrik ke peralatan listrik lainnya.Kawat adalah sebuah penghantar masif (single solid conductor) atau beberapa buah yang tergabung menjadi satu dan terbungkus oleh bahan isolasi. Sedangkan, kabel adalah penghantar listrik 2 atau lebih yang masing-masing terbungkus bahan isolasi yang terpisah satu sama lainnya kemudian bersama-sama terbungkus isolasi (multi conductor cable).

2.2.1 Sifat Dasar PenghantarBerapa sifat penting yang dimiliki penghantar ialah : tahanan jenis listrik, koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik, dan timbulnya daya elektro-motoris termo.a. Daya Hantar ListrikArus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1 mm2 pada temperatur 20 0C dinamakan hambatan jenis. Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :R = L/Aatau = R A/lDimana :R : besar tahanan salam satuan ohml : panjang kawat dalam satuanmeterq : penampang kawat dalam satuan mm2 (rho): tahanan jenis

Sedangkan daya hantar (conductivity) merupakan inverse dari resistivity. = 1/

Dengan satuan Siemens per meter (S/m)

b. Koefisien Suhu TahananSuatu bahan akan mengalami perubahan volume apabila terjadi perubahan suhu, bahan akan memuai jika suhu naik dan menyusut jika suhu dingin, tentunya akan mempengaruhi besar nilai tahanannya, yang dapat dihitung dengan persamaan :R = R0 { 1 + (t t0)}Dimana :R0= besar tahanan awal (ohm)R= besar tahanan akhir (ohm)t0 = suhu awal (0C)t= suhu akhir (0C)= koefisien suhu tahananNilai tahanan jenis, berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada table

Koefisien Suhu Tahanan

Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga, karena tembaga merupakan bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena banyak terdapat. Akhir-akhir ini banyak digunakan Aluminium dan Baja sebagai penghantar walaupun tahanan jenisnya agak besar, hal ini dengan pertimbangan sangat berlimpah dan harganya menjadi lebih murah.

c. Daya Hantar PanasDaya hantar panas ini menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan waktu dalam satuan kkal/jamC. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi sedangkan pada bahan-bahan bukan logam rendah.

d. Kekuatan Tegangan TarikSifat mekanis ini penting untuk hantaran di atas tanah, maka bahan yang dipakai harus diketahui kekuatannya lebih-lebih menyangkut tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Yang berbentuk padat umumnya logam, elektrolit dan logam cair (air raksa) merupakan penghantar cair, dan udara yang diionisaikan dan gas-gas mulia (neon), kripton, dan sebagainya sebagai penghantar bentuk gas.

e. Timbulnnya Daya Elektro Motoris-TermoSifat ini penting terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan yang berlainan, karena pada rangkaian arus akan terbangkit daya elektro motoris-termo tersendiri bila ada perbedaan suhu. Karena elektromotoris ini dapat tinggi, sehingga dapat menyimpangkan daya pengukuran arus atau tegangan listrik yang sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang terbangkit tergantung dari sifat-sifat kedua bahandan sebanding dengan perbedaan suhunya. Daya elektro-motoris yang terbangkit oleh perbedaan suhu dinamakan : daya elektro motoris termo.

2.2.2 Macam-Macam Bahan PenghantarFungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar yang lazim digunakan antara lain : aluminium, tembaga, baja, wolfram, molibdenum, platina, air raksa. Bahan-Bahan resistivitas Tinggi, timah hitam, bimetal, serat optic.

a. AlumuniumAluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, = 1,4 x 105, titik leleh 658C dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira-kira 61, 4 % daya hantar tembaga. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2. Sifat logam aluminium ini mudah dibengkok-bengkokkan karena lunaknya. Oleh karena itu kekuatan tarik dari kawat aluminium lebih rendah dari kawat tembaga, yaitu setengah dari kekuatan tarik kawat tembaga. Untuk itu kawat aluminium hanya dapat dipakai pada gawang (span) yang pendek, sedangkan untuk gawang yang panjang dapat digunakan kawat aluminium yang dipilin menjadi satu dengan logam yang sejenis maupun yang tidak sejenis, agar mempunyai kekutan tarik yang lebih tinggi. Oleh karena itu kawat aluminium baik sekali digunakan sebagai kawat penghantar jaringan.Kelemahan kawat aluminium ini tidak tahan akan pengaruh suhu, sehingga pada saat cuaca dingin regangan (stress) kawat akan menjadi kendor. Agar kekendoran regangan kawat lebih besar, biasanya dipakai kawat aluminium campuran (alloy aluminium wire) pada gawang-gawang yang panjang. Selain itu kawat aluminium tidak mudah dipatri (disolder) maupun di las dan tidak tahan akan air yang bergaram, untuk itu diperlukan suatu lapisan dari logam lain sebagai pelindung. Juga kawat aluminium ini mudah terbakar, sehingga apabila terjadi hubung singkat (short circuit) akan cepat putus.Karena itu kawat aluminium ini banyak digunakan untuk jaringan distribusi sekunder maupun primer yang sedikit sekali mengalami gangguan dari luar. Sedangkan untuk jaringan transmisi kawat yang digunakan adalah kawat aluminium capuran dengan diperkuat oleh baja (aluminium conductor steel reinforsed) atau (aluminium clad steel).

b. TembagaTembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 Ohm.mm2/m pada suhu 20C. Koefisien suhu tembaga 0,004 per C. Karakteristik resistisivitas tembaga terhadap suhu adalah tidak linier seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar, misalnya : kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY), busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac, dan lain-lain. Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada suhu 20C adalah 8,96 g/cm3, titik cair 1083C. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisar antara 20 hingga 40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel.Berikut adalah tabel sifat logam penghantar jaringan.

2.2.3 Bentuk Kawat Penghantar JaringanDilihat dari bentuknya kawat penganta dapt diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu: kawat padat (solid wire), kawat berlilit (stranded wire), dan kawat berongga (hallow wire).

a. Kawat PadatKawat padat merupakan kawat tunggal yang berpenampang bulat dan banyak dibuat dalam ukuran yang kecil, karena kawat padat yang berpenampang besar akan kaku dan kokoh sehingga sukar dibengkokkan dan tidak fleksibel. Oleh karena itu banyak sekali kerugian-kerugian yang dimiliki bila dipakai kawat padat tersebut, terutama bila terjadi kawat putus maupun bila terjadi proses korosi pada kawat, dan kawat padat ini mempunyai kekuatan tarik yang rendah, sehingga tidak ekonomis penggunaannya.Biasanya kawat padat ini digunakan untuk jaringan distribusi sekunder atau jaringan pelayanan (service) ke konsumen, serta untuk jaringan telepon maupun instalasi rumah dan gedung-gedung. Walaupun digunakan untuk jaringan distribusi tegangan rendah, hanya untuk gawang-gawang yang pendek. Penggunakan kawat padat ini sudah mulai dihindari pemakaiannya, selain tidak ekonomis juga pendistribusian tenaga listrik akan mengalami hambatan-hambatan bila terjadi kawat putus, dan gejala-gejala listrik lainnya.b. Kawat BerlilitKawat berlilit merupakan sejumlah kawat padat yang dipilin secara berlapis-lapis terkonsentris membentuk lingkaran dalam suatu lilitan dengan penampang yang sama. Salah satu kawat yang terdapat ditengah sebagai pusat kawat tidak ikut dipilin. Oleh karena itu kawat berlilit akan memiliki ukuran yang besar, lebih kaku dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi serta mudah lentur.Jenis kawat yang dipilin ini biasanya tidak hanya terdiri dari satu jenis kawat. Untuk meningkatkan sifat-sifat kawat berlilit ini digunakan kawat yang terdiri dari beberapa macam kawat. Kombinasi dari beberapa kawat penghantar ini disesuaikan dengan penggunaan untuk jaringan tenaga listrik pada tegangan yang dipakai. Makin tinggi tegangan suatu sistem makin disesuaikan kombinasi kawat logam tersebut tanpa meninggalkan sifat logam itu sebagai kawat penghantar. Kawat berlilit yang dikombinasikan ini umumnya digunakan hanya untuk saluran transmisi tegangan tinggi maupun untuk saluran tegangan ekstra tinggi (extra high voltage) dan saluran tegangan ultra tinggi (ultra high voltage) untuk gawang-gawang yang lebar.Pada jaringan distribusi yang banyak digunakan adalah kawat aluminium berlilit atau kawat aluminium campuran berlilit. Perbaikan mutu kawat aluminium ini akan menghasilkan kawat tarikan keras (hard drawn), kekuatan mekanis tinggi dan beratnya lebih ringan, walaupun konduktivitasnya agak rendah dari kawat tembaga.c. Kawat BeronggaKawat berongga merupakan kawat yang dipilin membentuk suatu lingkaran dimana ditengah kawat ini tidak ditempatkan satu kawatpun, sehingga merupakan rongga yang kemudian ditunjang oleh sebuah batang "I" (I beam) atau sebuah segmen berbentuk cincin. Kawat berongga ini jarang sekali digunakan untuk jaringan distribusi, selain mahal harganya juga sangat berat. Biasanya digunakan pada gardu induk sebagai rel penghubung. Kerana kokoh dan ukurannya besar, kawat ini mempunyai kekuatan mekanis yang sngat besar. Bentuk kawat berongga ini direncanakan untuk menghindarkan terjadinya pangaruh kulit (skin effect) pada kawat penghantar.

2.2.4 Rugi Tegangan / Drop VoltageKerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik dengan penampang saluran. Kerugian ini dalam persen ditentukan dalam batas-batas tertentu. Pada instalasi bangunan rugi tegangan dihitung dari alat pengontrol adalah maksimum 2% untuk instalasi penerangan dan maksimum 5% untuk instalasi tenaga listrik seperti motor.

2.2.5 Kemampuan Hantar Arus (KHA)Kemampuan Hantar Arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang di izinkan dan kondisi sekitar sejauh panas yang dipindahkan. Berarti kemampuan hantar arus untuk masing-masing penghantar berbeda ukuran dan spesifikasinya. KHA (Kekuatan Hantar Arus), dengan melihat pada jenis isolasi dan cara pemasangannya; susut tegangan maksimum sesuai impedansi kabel dan karakteristik beban; kinerja pada hubungan pendek dari arus gangguan yang mungkin terjadi dan karakteristik gawai proteksi; kekuatan mekanik dan pertimbangan fisik lainnya. Seperti yang disebutkan dalam PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan di atas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut.Faktor-faktor yang memperngaruhi nilai arus (KHA) adalah :1. Arus desain, yaitu kabel harus membawa arus penuh2. Tipe kabel seperti PVC, konduktor tembaga atau alumunium3. Kondisi instalasi atau penempatan kabel tersebut4. Temperature lingkungan5. Tipe perlindungan, artinya berapa lama kabel harus membawa arus besarBAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanPada makalah tentang Busbar dan Penghantar dapat disimpulkan sebagai berikut : Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Gardu Induk berdasarkan sistem rel (busbar) dibagi dalam 4 jenis :1. Gardu Induk sistem ring busbar2. Gardu Induk sistem single busbar3. Gardu Induk sistem double busbar4. Gardu Induk sistem one half busbar Penghantar listrik adalah media penghantar tenaga listrik dari sumber tegangan listrik ke peralatan yang menggunakan tenaga listrik atau menghubungkan suatu peralatan listrik ke peralatan listrik lainnya. Beberapa sifat penting penghantar listrik :1. Daya Hantar Listrik2. Koefisien Suhu Tahanan3. Daya Hantar Panas4. Kekuatan Tegangan Tarik5. Daya Elektro-Motoris Termo Macam-macam penghantar yang paling baik digunakan adalah yang sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat penghantar yang tepat agar komponen kelistrikan akan aman dan awet untuk digunakan. Bentuk kawat penghantar jaringan terbagi 3 jenis :1. Kawat Padat2. Kawat Berlilit3. Kawat Berongga Setiap kawat penghantar memiliki rugi tegangan (drop voltage) yang dipengaruhi oleh beban dan penampang penghantar tersebut Penghantar memiliki Kemampuan Hantar Arus (KHA), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penghantar tersebut :1. Arus desain, yaitu kabel harus membawa arus penuh2. Tipe kabel seperti PVC, konduktor tembaga atau alumunium3. Kondisi instalasi atau penempatan kabel tersebut4. Temperature lingkungan5. Tipe perlindungan, artinya berapa lama kabel harus membawa arus besar

3.2 SaranKita sebagai mahasiswa STTN-BATAN khususnya Program Studi Elektromekanik harus menggunakan dan menerapkan bahan listrik sesuai fungsi dan tujuan yang telah ditetapkan. Serta diharapkan setiap mahasiswa mampu mengikuti prosedur dan ketentuan pemakaian alat kelistrikan sesuai dengan SOP.

DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT Pradnya Paramita

Tata Sardia, dan Shinraku Saito, 2000, Pengetahuan Bahan Listrik, Pradnya Paramita, Jakarta.

Setiawan dan Van Harten (1985). Instalasi Listrik Arus Kuat I. Bandung: Penerbit Bina Aksara

Panitia PUIL. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta : Yayasan PUIL.

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 2000, Jakarta LIPI

Daman Suswanto. (2009). Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Padang: UNPPress3