Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

download Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

of 26

Transcript of Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    1/26

    Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    BURSA SAHAM

    Bursa adalah pasar yang di dalamnya berjalan usaha jual beli saham. Berkaitan dengan hasil bumi,

    juga melibatkan para broker yang menjadi perantara antara penjual dengan pembeli.

    Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perusahaan yangmenerbitkan saham tersebut. Dalam Keppres RI No. 60 tahun 1988 tentang Pasar Modal, saham

    didefinisikan sebagai, "surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal pada perseroan

    terbatas sebagaimana diatur dalam KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau StaatbaldNo. 23 Tahun 1847)". Adapun obligasi (bonds, as-sanadat) adalah bukti pengakuan utang dari

    perusahaan (emiten) kepada para pemegang obligasi yang bersangkutan.

    Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    Para ahli fikih kontemporer sepakat, bahwa haram hukumnya memperdagangkan saham di pasar

    modal dari perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang haram. Misalnya, perusahaan yangbergerak di bidang produksi minuman keras, bisnis babi dan apa saja yang terkait dengan babi; jasa

    keuangan konvensional seperti bank dan asuransi; industri hiburan, seperti kasino, perjudian,

    prostitusi, media porno; dan sebagainya. Dalil yang mengharamkan jual-beli saham perusahaan

    seperti ini adalah semua dalil yang mengharamkan segala aktivitas tersebut.

    Namun, jika saham yang diperdagangkan di pasar modal itu adalah dari perusahaan yang bergerak

    di bidang usaha halal (misalnya di bidang transportasi, telekomunikasi, produksi tekstil, dansebagainya) Syahatah dan Fayyadh berkata, Menanam saham dalam perusahaan seperti ini adalah

    boleh secara syari.Dalil yang menunjukkan kebolehannya adalah semua dalil yang menunjukkan

    bolehnya aktivitas tersebut.

    Namun demikian, ada fukaha yang tetap mengharamkan jual-beli saham walaupun dari perusahaan

    yang bidang usahanya halal. Mereka ini, misalnya, Taqiyuddin an-Nabhani (2004), Yusuf as-

    Sabatin (Ibid., hlm. 109) dan Ali as-Salus (Mawsah al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Mushirah, hlm.465). Ketiganya sama-sama menyoroti bentuk badan usaha (PT) yang sesungguhnya tidak islami.

    Jadi, sebelum melihat bidang usaha perusahaannya, seharusnya yang dilihat lebih dulu adalah

    bentuk badan usahanya, apakah ia memenuhi syarat sebagai perusahaan islami (syirkah islmiyah)atau tidak.

    Aspek inilah yang nampaknya betul-betul diabaikan oleh sebagian besar ahli fikih dan pakarekonomi Islam saat ini, terbukti mereka tidak menyinggung sama sekali aspek krusial ini.

    Perhatian mereka lebih banyak terfokus pada identifikasi bidang usaha (halal/haram), dan berbagai

    mekanisme transaksi yang ada, seperti transaksi spot (kontan di tempat), transaksi option, transaksitrading on margin, dan sebagainya.

    Taqiyuddin an-Nabhani menegaskan bahwa perseroan terbatas (PT, syirkah musahamah) adalah

    bentuk syirkah yang batil (tidak sah), karena bertentangan dengan hukum-hukum syirkah dalamIslam. Kebatilannya antara lain dikarenakan dalam PT tidak terdapat ijab dan kabul sebagaimana

    dalam akad syirkah. Yang ada hanyalah transaksi sepihak dari para investor yang menyertakan

    http://de-kill.blogspot.com/2009/01/bursa-saham-dalam-perspektif-islam.htmlhttp://de-kill.blogspot.com/2009/01/bursa-saham-dalam-perspektif-islam.htmlhttp://de-kill.blogspot.com/http://de-kill.blogspot.com/2009/01/bursa-saham-dalam-perspektif-islam.htmlhttp://de-kill.blogspot.com/http://de-kill.blogspot.com/2009/01/bursa-saham-dalam-perspektif-islam.html
  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    2/26

    modalnya dengan cara membeli saham dari perusahaan atau dari pihak lain di pasar modal, tanpa

    ada perundingan atau negosiasi apa pun baik dengan pihak perusahaan maupun pesero (investor)

    lainnya. Tidak adanya ijab kabul dalam PT ini sangatlah fatal, sama fatalnya dengan pasangan laki-laki dan perempuan yang hanya mencatatkan pernikahan di Kantor Catatan Sipil, tanpa adanya ijab

    dan kabul secara syari.

    Berkaitan dengan bursa saham, fatwanya adalah bursa saham diperbolehkan sepanjang sesuai

    dengan prinsip syariah, yaitu:

    1. Bebas Bunga2. Sektor Investasi yang halal

    3. Tidak Spekulatif

    Transaksi atas saham yang dilarang apabila:1. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu

    2. Bai' al ma'dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki (short

    selling)

    3. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan4. Menimbulkan informasi yang menyesatkan

    5. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitas pinjaman berbasisbunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek syariah tersebut

    6. Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu efek syariah

    untuk menyebabkan perubahan harga efek syariah dengan tujuan mempengaruhi pihak lain.Dalam satu hadits, Nabi juga berkata bahwa sesungguhnya Allah mencintai orang yang bekerja

    dengan tangannya sendiri. Bukan orang yang cuma duduk-duduk saja membeli saham sambil

    berharap suatu saat dapat capital gain.

    Tidaklah seorang di antara kamu makan suatu makanan lebih baik daripada memakan hasil

    keringatnya sendiri (HR Baihaqi)

    Bahkan Rasulullah pernah mencium tangan Saad bin Muadz ra tatkala beliau melihat bekas kerja

    pada tangan Muadz. Seraya beliau bersabda: (Ini adalah) dua tangan yang dicintai Allah

    Taala.

    Dari Numan bin Basyir ra diberitakan bahwa Nabi bersabda: Sebenarnya yang halal itu jelas

    dan yang haram jelas pula. Di antara yang halal dan haram itu ada yang syubhat (tidak jelas),banyak orang tak mengetahuinya. Siapa yang menghindar dari syubhat, dia telah memelihara

    agama dan kehormatannya. Siapa yang terkena syubhat, maka dia terkena yang haram (HR

    Muslim)

    Dari hadits di atas serta kesimpang-siuran status jual-beli saham di pasar sekunder, jelaslah bahwa

    jual-beli saham itu jika tidak haram, dia adalah syubhat, karena itulah orang berbeda pendapat.

    Meninggalkan hal syubhat itu lebih utama ketimbang mengerjakannya, apalagi jika bahayanyalebih besar dari manfaatnya.

    Referensi :

    - An-Nabhani, Taqiyuddin, an-Nizham al-Iqtishadi fi Al-Islam, (Beirut : Darul Ummah), Cetakan VI, 2004

    - Syahatah, Husein & Fayyadh, Athiyah, Bursa Efek : Tuntunan Islam dalam Transaksi di Pasar Modal (Adh-

    http://de-kill.blogspot.com/2009/01/bursa-saham-dalam-perspektif-islam.htmlhttp://de-kill.blogspot.com/2009/01/bursa-saham-dalam-perspektif-islam.html
  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    3/26

    Dhawabit Al-Syar'iyah li At-Ta'amul fii Suuq Al-Awraq Al-Maliyah), Penerjemah A. Syakur, (Surabaya : Pustaka

    Progressif), 2004

    - As-Salus, Ali Ahmad, Mausu'ah Al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Mu'ashirah wa al-Iqtishad al-Islami, (Qatar : Daruts

    Tsaqafah), 2006

    - Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah : Zakat, Pajak, Asuransi, dan Lembaga Keuangan, (Jakarta : PT RajaGrafindoPersada), 1996

    - Junaedi, Pasar Modal Dalam Pandangan Hukum Islam, (Jakarta : Kalam Mulia), 1990- As-Sabatin, Yusuf Ahmad Mahmud, Al-Buyu Al-Qadimah wa al-Muashirah wa Al-Burshat al-Mahalliyyah wa

    Ad-Duwaliyyah, (Beirut : Darul Bayariq), 2002

    - al-Jawi ,KH. M. Shiddiq, Jual Beli Saham Dalam Pandangan Islam, http://www. The house of Khilafah1924_org,

    09 Maret 2008

    - Siahaan, Hinsa Pardomuan & Manurung, Adler Haymans, Aktiva Derivatif : Pasar Uang, Pasar Modal, Pasar

    Komoditi, dan Indeks (Jakarta : Elex Media Komputindo), 2006

    JUAL BELI SAHAM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

    A. Pendahuluan

    Wacana Sistem Ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi alternatif dunia

    bukanlah isapan jempol. Pada 28 April 1 Mei 2008, di Kuwait digelar perhelatan

    akbar World Islamic Economic Forum (WIEF) keempat dengan tema Negara-

    negara Islam sebagai Mitra Pembangunan Global. Perhelatan ini juga dihadiri

    oleh delegasi non-muslim seperti Tony Blair, mantan PM Inggris dan Bob Hawke,

    mantan PM Australia.

    Di Indonesia sendiri, Ekonomi Islam mengalami pertumbuhan yang sangat

    pesat. Pertumbuhan ini berawal sejak diakuinya dual system perbankan pada

    tahun 1992 yang mengijinkan beroperasinya sistem perbankan tanpa bunga

    (Bank Syariah).

    Bertalian erat dengan hal tersebut, jual beli merupakan aktivitas utama

    perekonomian baik dalam sistem ekonomi Islam maupun sistem ekonomi lain.

    Sistem Ekonomi Islam memberikan perhatian serius terhadap permasalahan jual

    beli. Permasalahan jual beli dibahas secara mendetail oleh banyak ulama di

    samping masalah ritual ibadah mahdah. Islam tidak mengenal dikotomi antara

    aktivitas keduniawian dengan keukhrawian. Setiap aktivitas dunia senantiasa

    berkaitan erat dengan aktivitas akhirat sehingga harus berada dalam bingkai

    ajaran Islam.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    4/26

    Sistem Islam melarang setiap aktivitas perekonomiantak terkecuali jual

    beli (perdagangan)yang mengandung unsur paksaan, mafsadah (lawaran dari

    manfaat), dan gharar (penipuan). Sedangkan, bentuk perdagangan Islam

    mengijinkan adanya sistem kerja sama (patungan) atau lazim disebut dengan

    syirkah.

    Adalah benar adanya bahwa perkembangan ekonomi suatu negara tidak

    lepas dari perkembangan pasar modal. Perkembangan pasar modal di negara-

    negara maju, termasuk di negara-negara muslim sekalipun, kiranya menuntut

    untuk dicermati lebih lanjut. Hal ini menjadi keharusan, selain terkait dengan

    semakin membesarnya peran pasar modal di dalam memobilisasi dana ke sektor

    riil, juga disebabkan adanya tuntutan bahwa sekuritas yang diperdagangkan

    harus selaras dengan syariat Islam.

    Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan kajian mendalam dari sudut

    pandang Islam akan aktivitas jual beli saham di pasar modal. Hal ini disebabkan

    karena sifat hukum Islam yang universal dan komprehensif.

    B. Prinsip Jual beli dalam Islam

    1. Pengertian Jual beli

    Secara etimologis, jual beli berarti menukar harta dengan harta.

    Sedangkan, secara terminologi, jual beli memiliki arti penukaran selain dengan

    fasilitas dan kenikmatan.

    2. Dasar Hukum

    Jual beli disyariatkan di dalam Alquran, sunnah, ijma, dan dalil akal. Allah

    SWT berfirman:

    Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Alquran,

    2:275)

    3. Klasifikasi Jual beli

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    5/26

    Jual beli dibedakan dalam banyak pembagian berdasarkan sudut pandang.

    Adapun pengklasifikasian jual beli adalah sebagai berikut:

    a. Berdasarkan Objeknya

    Jual beli berdasarkan objek dagangnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

    1) Jual beli umum, yaitu menukar uang dengan barang.

    2) Jual beli as-Sharf(Money Changer), yaitu penukaran uang dengan uang.

    3) Jual beli muqayadhah (barter), yaitu menukar barang dengan barang.

    b. Berdasarkan Standardisasi Harga

    1) Jual Beli Bargainal (tawar menawar), yaitu jual beli di mana penjual tidak

    memberitahukan modal barang yang dijualnya.

    2) Jual Beli Amanah, yaitu jual beli di mana penjual memberitahukan modal

    barang yang dijualnya. Dengan dasar ini, jual beli ini terbagi menjadi tiga

    jenis:

    a) Jual beli murabahah, yaitu jual beli dengan modal dan keuntungan yangdiketahui.

    b) Jual beli wadhiah, yaitu jual beli dengan harga di bawah modal dan kerugian

    yang diketahui.

    c) Jual beli tauliyah, yaitu jual beli dengan menjual barang sama dengan harga

    modal, tanpa keuntungan atau kerugian.

    c. Cara Pembayaran

    Ditinjau dari cara pembayaran, jual beli dibedakan menjadi empat macam:

    1) Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran secara langsung (jual

    beli kontan).

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    6/26

    2) Jual beli dengan pembayaran tertunda (jual beli nasiah).

    3) Jual beli dengan penyerahan barang tertunda.

    4) Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran sama-sama tertunda.

    4. Syarat Sah Jual Beli

    Agar jual beli dapat dilaksanakan secara sah dan memberi pengaruh yang tepat,

    harus dipenuhi beberapa syaratnya terlebih dahulu. Syarat-syarat ini terbagi

    dalam dua jenis, yaitu syarat yang berkaitan dengan pihak penjual dan pembeli,

    dan syarat yang berkaitan dengan objek yang diperjualbelikan.

    Pertama, yang berkaitan dengan pihak-pihak pelaku, harus memiliki kompetensiuntuk melakukan aktivitas ini, yakni dengan kondisi yang sudah akil baligh serta

    berkemampuan memilih. Dengan demikian, tidak sah jual beli yang dilakukan

    oleh anak kecil yang belum nalar, orang gila atau orang yang dipaksa.

    Kedua, yang berkaitan dengan objek jual belinya, yaitu sebagai berikut:

    Objek jual beli harus suci, bermanfaat, bisa diserahterimakan, dan merupakan

    milik penuh salah satu pihak.

    Mengetahui objek yang diperjualbelikan dan juga pembayarannya, agar tidak

    terhindar faktor ketidaktahuan atau menjual kucing dalam karung karena

    hal tersebut dilarang.

    Tidak memberikan batasan waktu. Artinya, tidak sah menjual barang untuk

    jangka waktu tertentu yang diketahui atau tidak diketahui.

    5.Juzaf(Jual Beli Spekulatif)

    Juzaf ialah menjual barang yang bisa ditakar, ditimbang atau dihitung secara

    borongan tanpa ditakar, ditimbang atau dihitung terlebih dahulu. Contoh hal ini

    adalah seseorang yang menjual setumpuk makanan, setumpuk pakaian atau

    sebidang tanah tanpa mengetahui kepastian ukurannya.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    7/26

    Jual beli ini disyariatkan sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Umar Ra.

    bahwa ia menceritakan, Kami biasa membeli makanan dari para kafilah dagang

    dengan cara spekulatif. Lalu Rasulullah saw melarang kami menjualnya sebelum

    kami memindahkan dari tempatnya.(HR. Muslim).

    Hadits ini mengindikasikan bahwa para sahabat sudah terbiasa melakukan jual

    beli juzaf (spekulatif), sehingga hal itu menunjukkan bahwa hal tersebut

    dibolehkan.

    Namun demikian, agar jual beli juzaf ini diperbolehkan, ada beberapa syarat

    yang harus dipenuhi. Para ulama Malikiyah menyebutkan persyaratan tersebut

    sebagai berikut:

    Baik pembeli dan penjual sama-sama tidak mengetahui ukuran barang

    dagangan. Kalau salah satunya tahu, jual beli itu tidak sah.

    Jumlah barang dangangan jangan banyak sekali sehingga sulit diprediksikan,

    atau sedikit sekali sehingga mudah dihitung.

    Tanah tempat meletakkan barang dagangan tersebut harus rata, sehingga

    tidak terjadi unsur kecurangan dalam spekulasi.

    Barang dagangan harus tetap dijaga dan kemudian diperkirakan jumlah atau

    ukurannya ketika terjadi akad.

    Namun demikian, terdapat pengecualian, tidak boleh menjual komoditi

    riba fadhl dengan jenis yang sama secara spekulatif, seperti menjual satu

    tandum kurma dengan satu tandum kurma yang lain. Hal ini dikarenakan kaidah

    dalam jual beli komoditi riba fadhl, Ketidaktahuan akan kesamaan sama saja

    dengan mengetahui adanya perbedaan (ketdaksamaanya).

    6. Sebab-sebab Dilarangnya Jual Beli

    Larangan jual beli disebabkan karena dua alasan, yaitu:

    a. Berkaitan dengan objek

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    8/26

    1) Tidak terpenuhniya syarat perjanjian, seperti menjual yang tidak ada, menjual

    anak binatang yang masih dalam tulang sulbi pejantan (malaqih) atau yang

    masih dalam tulang dada induknya (madhamin).

    2) Tidak terpenuhinya syarat nilai dan fungsi dari objek jual beli, seperti menjualbarang najis, haram dan sebagainya.

    3) Tidak terpenuhinya syarat kepemilikan objek jual beli oleh si penjual, seperti

    jual beli fudhuly.

    b. Berkaitan dengan komitmen terhadap akad jual beli

    1) jual beli yang mengandung riba.

    2) Jual beli yang mengandung kecurangan.

    Ada juga larangan yang berkaitan dengan hal-hal lain di luar kedua hal di atas

    seperti adanya penyulitan dan sikap merugikan, seperti orang yang menjual

    barang yang masih dalam proses transaksi temannya, menjual senjata saat

    terjadinya konflik sesama mulim, monopoli dan sejenisnya. Juga larangan karena

    adanya pelanggaran syariat seperti berjualan pada saat dikumandangkan adzan

    shalat Jumat.

    Akan tetapi, kemungkinan yang paling banyak tersebar dalam realitas

    kehidupan adalah sebagai berikut:

    Objek jual beli yang haram.

    Riba.

    Kecurangan, serta;

    Syarat-syarat yang menggiring kepada riba, kecurangan atau kedua-duanya.

    7. Jual Beli yang Bermasalah

    a. Jual Beli yang Diharamkan

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    9/26

    1) Menjual tanggungan dengan tanggungan

    Telah diriwayatkan larangan menjual tanggungan dengan tanggungan

    sebagaimana tersebut dalam hadits Nabi dari Ibnu Umar Ra. Yaitu menjual

    harga yang ditangguhkan dengan pembayaran yang ditangguhkan juga.Misalnya, menggugurkan apa yang ada pada tanggungan orang yang berhutang

    dengan jaminan nilai tertentu yang pengambilannya ditangguhkan dari waktu

    pengguguran. Ini adalah bentuk riba yang paling jelas dan paling jelek sekali.

    2) Jual beli disertai syarat

    Jual beli disertai syarat tidak diijinkan dalam hukum Islam. Malikiyah

    menganggap syarat ini sebagai syarat yang bertentangan dengan konsekuensi

    jual beli seperti agar pembeli tidak menjualnya kembali atau menggunakannya.

    Hambaliyah memahami syarat sebagai yang bertentangan dengan akad, seperti

    adanya bentuk usaha lain, seperti jual beli lain atau peminjaman, dan

    persyaratan yang membuat jual beli menjadi bergantung, seperti Saya jual ini

    kepadamu, kalau si Fulan ridha.

    Sedangkan Hanafiyah memahaminya sebagai syarat yang tidak termasuk dalam

    konsekuensi perjanjian jual beli, dan tidak relevan dengan perjanjian tersebuttapi bermanfaat bagi salah satu pihak.

    3) Dua perjanjian dalam satu transaksi jual beli

    Tidak dibolehkan melakukan dua perjanjian dalam satu transaksi, namun terdapat perbedaan dalamaplikasinya sebagai berikut:

    a) Jual beli dengan dua harga; harga kontan dan harga kredit yang lebih mahal.

    Mayoritas ulama sepakat memperbolehkannya dengan ketentuan, sebelum

    berpisah, pembeli telah menetapkan pilihannya apakah kontan atau kredit.

    b) Jual beli Inah, yaitu menjual sesuatu dengan pembayaran tertunda, lalu si

    penjual membelinya kembali dengan pembayaran kontan yang lebih murah.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    10/26

    4) Menjual barang yang masih dalam proses transaksi dengan orang atau

    menawar barang yang masih ditawar orang lain. Mayoritas ulama fiqih

    mengharamkan jual beli ini. Hal ini didasarkan pada larangan dalam hadits

    shahih Bukhari dan Muslim, Janganlah seseorang melakukan transaksi

    penjualan dalam transaksi orang lain. Dan janganlah seseorang meminang

    wanita yang masih dipinang oleh orang lain, kecuali bila mendapat ijin dari

    pelaku transaksi atau peminang yang pertama.

    5) Orang kota menjual barang orang dusun. Yang dimaksud dengan istilah ini

    adalah orang kota yang menjadi calo bagi pedagang orang dusun. Rasulullah

    saw bersabda: Janganlah orang kota menjualkan komoditi orang dusun.

    Biarkan manusia itu Allah berikan rizki, dengan saling memberi keuntungan

    yang satu kepada yang lain. (HR. Muslim)

    6) Menjual anjing. Dalam hadits Ibnu Masud, Rasulullah telah melarang

    mengambil untung dari menjual anjing, melacur dan menjadi dukun (HR.

    Bukhari). Kalangan Syafiiyah dan Hambaliyah menganggap tidak sah

    menjual anjing apapun, baik dipelihara (untuk berburu) maupun tidak.

    Sedangkan, Malikiyah membolehkan menjual anjing kelompok yang pertama

    dengan hadits: Rasulullah mengharamkan hasil jualan anjing, kecuali anjing

    buru. (HR. An-Nasai).

    7) Menjual alat-alat musik dan hiburan. Mayoritas ulama mengharamkan semua

    lat-alat hiburan dan alat-alat musik yang diharamkan.

    Jual beli saat adzan Jumat dikumandangkan. Allah swt berfirman: Hai orang-

    orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, Maka

    bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang

    demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahu. (Alquran, 62: 9).

    Adzan yang dimaksud adalah adzan ketika khatib naik mimbar. Parameter

    diharamkannya jual beli ini adalah bahwa orang yang melakukan transaksi

    adalah orang yang wajib shalat Jumat, mengetahui larangan tersebut dan

    tidak dalam kondisi darurat. Jika keduanya tidak wajib shalat Jumat, maka

    tidak apa-apa. Namun jika salah satunya wajib, keduanya berdosa.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    11/26

    b. Jual Beli yang Diperdebatkan

    1) Jual beli Inah. Yaitu jual beli manipulatif agar pinjaman uang dibayar dengan

    lebih banyak (riba). Mayoritas ulama mengharamkannya tanpa pengecualian,

    sedangkan Imam as-Syafii membolehkannya jika tidak disepakatisebelumnya.

    2) Jual beli Wafa. Yakni jual beli dengan syarat pengembalian barang dan

    pembayaran, ketika si penjual mengembalikan uang bayaran dan si pembeli

    mengembalikan barang. Menurut pendapat ulama tujuan dari jual beli ini

    adalah riba yang berupa manfaat barang.

    3) Jual beli dengan uang muka. Yaitu dengan membayarkan sejumlah uang

    muka (urbun) kepada penjual dengan perjanjian bila ia jadi membelinya,

    uang itu dimasukkan ke dalam harganya. Jika tidak terjadi, urbun menjadi

    milik penjual. Mayoritas ulama membolehkan jual beli seperti ini, jika diberi

    batasan menunggu secara tegas.

    4) Jual beli Istijrar. Yaitu mengambil kebutuhan dari penjual secara bertahap,

    selang beberapa waktu kemudian membayarnya. Mayoritas ulama

    membolehkannya, bahkan bisa jadi lebih menyenangkan bagi pembeli

    daripada jual beli dengan tawar menawar.

    C. Investasi dalam Islam

    1. Syirkah dan Hukum-hukumnya

    Syirkah menurut ahli fiqih berarti aliansi dalam kepemilikan atau dalam

    beraktivitas. Syirkah disyariatkan menurut ijma para ulama yang disandarkan

    pada beberapa dalil, di antaranya Firman Allah SWT:

    Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai

    rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah. (Alquran, Al-

    Anfal: 41).

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    12/26

    Syirkah terbagi menjadi dua macam, yaitu syirkah kepemilikan dan syirkah

    transaksional. Syirkah kepemilikan yaitu persekutuan antara dua orang atau

    lebih dalam kepemilikan salah satu barang dengan salah satu sebag kepemilikan

    seperti jual beli, hibah atau warisan. Sedangkan, syirkah transaksional

    merupakan akad kerjasama antara dua orang yang bersekutu dalam modal dan

    keuntungan.

    Macam-macam syirkah transaksional

    Mayoritas ulama, membagi syirkah transaksional sebagai berikut:

    Syirkatul Inan, yaitu persekutuan dalam modal, usaha dan keutungan. Dua

    orang atau lebih dengan modal yang mereka miliki, membuka usaha yang

    mereka lakukan sendiri, lalu berbagi keuntungan. Ijma membolehkan syirkah

    semacam ini, meski pada perinciannya ada yang diperselisihkan.

    Syirkatul Abdan, yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam usaha

    yang dilakukan oleh tubuh mereka, seperti kerjasama doketer di klinik,

    tukang jahit atau tukang cukur dalam salah satu pekerjaan. Hal ini

    dibolehkan, kecuali oleh Imam Syafiie.

    Syirkatul Wujuh, yaitu kerjasama dua pihak atau lebih dalam keuntungan dari

    apa yang mereka beli dengan nama baik mereka. Tak seorangpun dari

    mereka yang memiliki modal. Syirkah ini dibolehkan menurut Hanafiyah dan

    Hambaliyah, namun dilarang menurut Malikiyah dan Syafiiyah.

    Syirkatul Muwafadhah, yaitu kerjasama di mana setaiap pihak memiliki modal,

    usaha dan hutang-piutang yang sama, dari awal hingga akhir. Kerjasama

    seperti ini diperbolehkan oleh mayoritas ulama kecuali Syafii.

    2. Mudharabah (Investasi) dan Hukum-hukumnya

    Mudharabah adalah penyerahan modal kepada orang yang terbiasa berdagang

    dengan memberikan sebagian keuntungan kepada pedagang tersebut. Hal ini

    dibolehkan berdasarkan ijma kaum muslimin.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    13/26

    Rukun-rukun kerjasama ini ada tiga: Dua pihak transaktor, objek transaksi, dan

    pelafalan perjanjian.

    Dua transaktor harus memiliki kompetensi. Boleh juga bekerjasama dengan

    nonmulsim, dengan syarat harus dimonitor pengelolaannya agar kehalalannyaterjaga.

    Sementara, objek transaksi yang disyaratkan harus berupa alat tukaremas,

    perak dan uang. Dibolehkan menanam modal dengan hutang, bagi yang

    memiliki kemampuan untuk membayarnya. Juga boleh menanam modal dengan

    uang titipan atau dapat berupa dana segar.

    Sementara dalam usaha investasi ini disyaratkan untuk diputar dalam dunia

    niaga dan bidang-bidang terkait. Kalangan Hambaliyah membolehkan

    penyerahan modal dalam bidang industri dalam bentuk alat-alat produksi

    dengan mengambil keuntungan dari sebagian hasilnya, diqiyaskan dengan

    muzaraah (investasi pertanian) dan musaqot (investasi perkebunan).

    Keuntungan mudharabah harus diketahui secara jelas, berupa prosentase yang

    umum. Jika seorang ditentukan mendapat bagian tetap (yang tidak diputar),

    maka perjanjian tersebut batal.

    D. Praktik Jual Beli Saham

    1. Sejarah Bursa dan Pasar Modal Indonesia

    a) Masa Tahun 1952-1958.

    Pada tanggal 3 Juni 1952, perdagagan surat berharga untuk pertama kali mulai dilakukan.

    Pembukaan bursa ini dilakukan di gedung De Javasches Bank (Bank Indonesia) oleh Menteri

    Keuangan, Dr. Sumitro Djojohadikusumo. Pada 1958, perdagangan surat berharga ini terhenti

    karena situasi sosial politik dirasa tidak mendukung.

    b) Babak Baru Pasar Modal Tahun 1977.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    14/26

    Babak baru Pasar Modal Indonesia yang sering disebut dengan masa kebangkitan Pasar

    Modal Indonesia, terjadi pada tanggal 10 Agustus 1977.

    Peresmian Pasar Modal Indonesia diikuti pula dengan dibentuknya Badan Pelaksana Pasar

    Modal (BAPEPAM), yang kini telah berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal, juga

    dibentuknya DANAREKSA yang merupakan perusahaan investment trust.

    Sejak bursa efek mulai diaktifkan kembali, saham mulai diperkenalkan, meski obligasi

    belum. Obligasi kembali diterbitkan pada bulan Maret 1983. Obligasi yang pertama diterbitkan

    adalah oleh PT. Yasa Marga.

    c) Perkembangan Bursa Efek.

    Perkembangan biursa efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan dari BAPEPAM,

    perusahaan yang bersedia memasyarakatkan sahamnya, pemerintah, lembaga penunjang, dan

    masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi.

    d) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), dan Bursa Paralel

    Indonesia (BPI).

    Pada tanggal 10 Agusutus 1977, perdagangan efek dilakukan oleh BEJ sehingga masyarakat

    sering mengidentikkannya dengan pasar modal Indonesia. BES mulai ada pada tahun 1989, dan

    saat itu telah ada pula Bursa Paralel Indonesia yang berdiri tahun 1988. Keduanya yakni BES dan

    BPI akhirnya merger, jadi kini hanya BEJ dan BES. Pada tahun BEJ dan BES melakukan merger

    dan menjadi Bursa Efek Indonesia.

    e) Bursa Efek Indonesia.

    Pada 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi dengan dibentuknya PT. Bursa Efek Jakarta. Kemudian

    pada 1995, perdagangan elektronik di BEJ dimulai.

    Setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saat-saat krisis, BEJ mencatat rekor tertinggi

    baru pada awal tahun 2006 setelah mencapai level 1.500 poin berkat adanya sentimen positif dari

    dilantiknya presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono. Peningkatan pada tahun 2004 ini

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    15/26

    sekaligus membuat BEJ menjadi salah satu bursa saham dengan kinerja terbaik di Asia pada tahun

    tersebut.

    Pada tahun 2007 BEJ melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan berganti nama

    menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memilki satu pasar

    modal.

    2. Perbedaan Spekulator (spekulan) dengan Investor

    a) Pengertian Capital Gain dan Deviden

    Hal yang membedakan antara investor dengan spekulan terletak pada tujuan utama seorang

    nasabah membelanjakan dananya di pasar modal. Spekulan (speculator) menginvestasikan

    dananya untuk membeli saham suatu perusahan untuk mendapatkan capital gain, yaitu kelebihan

    harga jual diatas harga beli saham. Sedangkan seorang investor menginvestasikan dananya dalam

    waktu yang cukup lama untuk memperoleh deviden, yaitu bagian laba yang dibagikan oleh emiten

    kepada para pemegang sahamnya.

    b) Perbedaan Karakter Spekulan dengan Investor.

    Seorang investor (the riel investor) pasti akan sangat teliti sebelum menginvestasikan dananya

    untuk membeli saham. Berbagai bahan pertimbangan dapat digunakan sebelum investasi. Salah

    satunya yakni dengan menganalisis laporan keuangan sebuah emiten.

    Untuk pembagian laba perusahaan, biasanya diputuskan didalam RUPS, dan proporsi pembagian

    deviden akan tergantung pada RUPS yang tidak terlepas dari kondisi emiten. Seorang spekulan

    biasanya lebih rajin dalam mengikuti setiap berita dan rumor yang terjadi pada setiap emiten.

    Informasi dari media massa baik mengenai bisnis, sosial, ataupun politik senantiasa penting dan

    harus diikuti. Spekulan juga rajin dalam mengikuti naik turunnya harga saham setiap saat, setiaphari melalui analisis banyaknya pembeli dan penjual.

    Para spekulan cenderung lebih aktif memantau setiap perubahan harga saham dari point ke point

    karena para spekulan pada umumnya tidak memiliki tujuan untuk menginvestasikan dananya

    terlalu lama dalam saham yang dibelinya.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    16/26

    3. Berbagai Jenis Saham

    a) Pengertian Saham

    Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan

    seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Menurut William H. Pike,

    selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik

    kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang

    menerbitkan saham tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada

    saham.

    b) Common Stock dan Preferred Stock

    Ada dua jenis saham yakni:

    Common Stock

    Common stock atau saham biasa adalah saham yang sifat pemberian devidennya tidak

    tentu, tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbitnya.

    Prefered Stock

    Prefered stock atau saham preferen adalah saham yang sifat pemberian devidennya bisa

    disepakati antara investor dengan perusahaan penerbit saham. Deviden akan ditetapkan

    lebih dahulu melalui perjanjian penetapan peneriamaan deviden. Besarnya deviden

    biasanya tetap. Tetapi seandainya perusahaan sedang jatuh, pemilik saham preferen akan

    dinomorduakan dari pemilik obligasi, tetapi dinomorsatukan dari pemilik saham biasa.

    c) Perbedaan Hak Investor Saham Biasa dengan Saham Preferen

    Investor saham biasa memiliki hak-hak sebagai berikut:

    Hak untuk mengeluarkan pendapat

    Hak mendapatkan deviden sesuai keputusan RUPS

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    17/26

    Hak untuk memilih pengurus sesuai dengan Peraturan yang ditetapkan

    dalam RUPS

    Hak untuk memindahkan kepemilikan sahamnya.

    Sedangkan investor saham preferen memiliki hak-hak sebagai berikut:

    Hak menerima deviden terlebih dahulu dibanding pemilik saham biasa

    Jika keadaan sedang pailit dan terjadi likuidasi, maka para pemilik saham

    preferen mempunyai hak untuk dinomorsatukan dalam pembagian aset

    perusahaan

    Di lain pihak, pemilik saham preferen tidak memili hak berpendapat dan

    juga tidak berhak menuntut jika perusahaan penerbit mengalami pailit.

    4. Proses Perdagangan Saham

    Saham hanya diperjualbelikan di pasar saham. Setiap orang yang telah memenuhi syarat-syarat,

    berhak untuk melaksanakan jual beli saham di pasar modal. Setiap saham berisi informasi-

    informasi, baik positif maupun negatif yang perlu diketahui oleh para investor agar tidak salah

    dalam memilih saham.

    Adapun secara riil, saham berukuran atau berbentuk seperti sertifikat pada umumnya yang

    kertasnya terbuat dari bahan tertentu. Di dalam saham tertera antara lain: No.SKS atau Nomor

    Surat Kolektif Saham, nilai modal saham perusahaan, nilai nominal saham, nama pemilik saham,

    dan lain sebagainya.

    Proses perdagangan saham berangsung pada hari bursa, yaitu hari Senin sampai hari Jumat, dan

    dimulai pada pukul 09.30. Pada pukul 09.30 yang menjadi saat dimulainya proses perdagangan,

    terdapat harga pembukaan.Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh pembeli atau

    penjual ketika itu. Jam trading berakhir pada pukul 16.00 dan pada waktu ini terdapat harga

    penutupan yang merupakan harga yang diminta oleh pembeli dan penjual.

    Proses Perdagangan Saham pada Pasar Perdana

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    18/26

    Pada pasar perdana, pembeli atau investor tidak dapat memperoleh sahamnya dengan jangka

    waktu, seperti ketika membeli saham di pasar sekunder.

    Pada pasar sekunder ditetapkan T+4 sebagai batas waktu penerimaan saham. Jika investor

    membeli pada hari Senin, 28 September 1998, ia akan menerima saham pada hari Jumat, tanggal 2

    Oktober 1998.

    Pada pembelian saham perdana, investor harus medaftarkan terlebih dahulu melalui pialang,

    dengan memesan jumlah saham yang hendak dibelinya. Prsedur pembelian sama dengan

    pembelian di pasar sekunder.

    Harga pada penawaran perdana yang telah ditetapkan belum dapat dicatatkan

    di BEJ, sehingga inilah yang menjadi motivasi bagi para investor dalam mengejar

    saham perdana yang dijual dengan harga murah. Pada umumnya harga yang

    ditawarkan dalam perdagangan saham perdana lebih rendah atau bahkan jauh

    lebih rendah dibanding harga pada saat listing/pencatatan di Bursa Efek

    Jakarta.

    5. Saham Syariah

    Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal

    kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal

    dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip

    syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan

    seperti bir, dan lain-lain.

    Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan

    dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa

    pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinisp syariah. Dalam hal

    ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Indeks (JII) yang merupakan

    30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah

    Nasional (DSN). Indeks JII dipersiapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI)

    bersama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM).

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    19/26

    Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur

    (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis

    syariah. Melalui index ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor

    untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Jakarta Islamic

    Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai

    dengan Syariah Islam. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic

    Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment

    Management. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten

    yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:

    1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

    dilarang.

    2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan

    asuransi konvensional.

    3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan

    dan minuman yang tergolong haram.

    4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-

    barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

    Selain kriteria diatas, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII Bursa Efek

    Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan

    aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten, yaitu:

    1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan

    dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali

    termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

    2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun

    berakhir yang meiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar

    90%.

    3. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata

    kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    20/26

    4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai

    perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

    5. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen

    index pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkanperubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus

    berdasarkan data-data publik yang tersedia.

    E. Hukum Jual Beli Saham

    Aktivitas jual beli saham di pasar modal dilaksanakan pada pasar perdana

    dan pasar sekunder. Pada pasar perdana, seseorang yang melakukan transaksi

    bertujuan menginvestasikan dananya dalam jangka waktu yang lama untuk

    mendapatkan deviden. Sedangkan, pada pasar sekunder seseorang melakukan

    transaksi jual beli saham dalam rangka mendapatkan capital gain. Seseorang

    yang bertransaksi di pasar sekunder melakukan spekulasi untuk mendapatkan

    keuntungan.

    Pasar modal terbentuk melalui mekanisme bertemunya permintaan

    dengan penawaran saham oleh pihak-pihak yang akan melakukan jual beli.

    Aktivitas tersebut akan menggiring kepada keuntungan yang akan didapatkan

    oleh pihak-pihak yang melakukan aktivitas jual beli tersebut.

    Namun, jual beli saham di pasar modal mengandung berbagai macam

    bentuk kedzhaliman dan kriminalitas, seperti perjudian, perekrutan uang dengan

    cara haram, monopoli, memakan uang orang lain dengan cara bathil, serta

    berspekulasi dengan orang dan masyarakat.

    Sebenarnya, transaksi saham di pasar memiliki dampak positif

    disamping dampak negatifnya yang lebih banyak. Beberap dampak positif darijual beli saham adalah sebagai berikut:

    Membuka pasar tetap yang memudahkan penjual dan pembeli dalam

    melakukan transaksi.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    21/26

    Mempermudah pendanaan pabrik-pabrik, perdagangan dan proyek pemerintah

    melalui penjualan saham.

    Mempermudah penjualan saham dan menggunakan nilainya.

    Mempermudah mengetahui timbangan harga-harga saham dan barang-barang

    komoditi, melalui aktivitas permintaan dan penawaran.

    Akan tetapi, dampak negatif yang ditimbulkan dari transaksi sahamterutama

    pada pasar sekunderjauh lebih besar seperti:

    Transaksi berjangka dalam bursa saham ini sebagian besar bukan jual beli

    sebenarnya, yakni tidak adanya unsur serah terima sebagai syarat sah jual

    beli menurut hukum Islam.

    Kebanyakan dari transaksi saham adalah penjualan sesuatu yang tidak

    dimiliki, baik berupa uang, saham, giro piutang dengan harapan akan dibeli

    di pasar sesungguhnya dan diserahkan pada saatnya nanti, tanpa mengambil

    uang pembayaran terlebih dahulu.

    Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli kembali barang yang dibelinya

    sebelum dia terima. Hal ini juga terjadi pada orang kedua, ketiga atau

    berikutnya secara berulang. Peran penjual dan pembeli selain yang pertama

    dan terakhir, hanya untuk mendapatkan keuntungan semata secara

    spekulasi (membeli dengan harga murah dan mengharapkan harga naik

    kemudian menjualnya kembali).

    Penodal besar mudah memonopoli saham di pasaran agar bisa menekan

    penjual yang menjual barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harga

    murah, sehingga penjualan lain kesulitan.

    Pasar saham memilki pengaruh merugikan yang sangat luas. Harga-harga

    pada pasar ini tidak bersandar pada mekanisme pasar yan benar, tetapi oleh

    banyak hal yang lekat dengan kecurangan, seperti dilakukan oleh pemerhati

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    22/26

    pasar, monopoli barang dagangan dan kertas saham, atau dengan

    menyebarkan berita bohong dan sejenisnya.

    Pada tahun 1404 H, lembaga pengkajian fiqih Rabithah al-Alam al-Islamy telah

    memberikan keputusan berkaitan dengan jual beli saham. Untuk kepentinganpraktis, penulis meringkasnya sebagai berikut:

    1. Bursa saham merupakan suatu mekanisme pasar yang berguna dalam

    kehidupan manusia. Akan tetapi, pasar ini dipenuhi dengan berbagai macam

    transaksi berbahaya menurut syariat seperti perjudian, memanfaatkan

    ketidaktahuan orang, serta memakan harta orang lain dengan cara bathil.

    Hukum bursa saham tidak dapat ditentukan secara umum, melainkan dengan

    memisahkan dan menganalisa bagian-bagian tersebut secara rinci.

    2. Transaksi barang yang berada dalam kepemilikan penjual, bebas untuk

    ditransaksikan dengan syarat barang tersebut harus sesuai dengan syariat.

    Jika tidak dalam kepemilikan penjual, harus dipenuhi syarat-syarat jual beli

    as-Salam.

    3. Transaksi instan atas saham yang berada dalam kepemilikan penjual, boleh

    dilakukan selama usaha suatu emiten tidak haram. Jika usaha suatu emiten

    haram menurut syariat, seperti bank riba, minuman keras dan sejenisnya,

    transaksi jual beli saham menjadi haram.

    4. Transaksi instan maupun berjangka yang berbasis bunga, tidak diperbolehkan

    menurut syariat, karena mengandung unsur riba.

    5. Transaksi berjangka dengan segala bentuknya terhadap barang gelap (tidak

    berada dalam kepemilikan penjual) diharamkan menurut syariat. Rasulullah

    SAW bersabda, Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak engkau

    miliki.

    6. Jual beli saham dalam pasar modal tidak dapat dikategorikan sebagai as-

    Salam dengan alasan: Harga barang tidak dibayar langsung sebagaimana as-

    Salam dan barang (saham) dijual hingga beberapa kali pada saat berada

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    23/26

    dalam kepemilikan penjual pertama dalam rangka menjual dengan harga

    maksimal, persis seperti perjudian.

    F. Kesimpulan

    Bedasarkan pembahasan dan analisa yang di atas, penulis menarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    Saham pada dasarnya merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu

    perusahaan (emiten) dan berfungsi sarana penyertaan modal (investasi).

    Baik saham maupun investasi pada dasarnya bersifat mubah dalam Islam.

    Dengan demikian, saham merupakan barang yang sah diperjualbelikan

    dengan ketentuan usaha yang dilakukan oleh emiten adalah usaha yanghalal bukan yang haram.

    Jual beli saham diperbolehkan menurut syariat jika saham tersebut berada

    dalam kepemilikan penjual. Jika tidak, jual beli ini dilarang karena termasuk

    jual beli yang dilarang menurut syariat, yaitu menjual barang yang tidak

    dimiliki.

    Jual beli saham berbasis bunga dilarang menurut syariat Islam karena

    termasuk praktik riba.

    Jual beli saham tidak dapat dikategorikan ke dalam jual beli salam karena dua

    alasan, yaitu harga barang yang tidak dibayar secara langsungmelainkan

    menunggu hari penyerahandan mengalami beberapa kali transaksi

    penjualan padahal masih berada dalam kepemilikan penjual pertama.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alquran al-Karim.

    Bursa Efek Indonesia. Pasar Modal Syariah.

    http://www.idx.co.id/MainMenu/TentangBEI/OurProduct/SyariahProducts/tabid/1

    42/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx. (19 Juni 2008).

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    24/26

    Dwiyanti, Vonny. 1999. Wawasan Saham 1. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

    Halal Guide. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 05/DSN-

    MUI/IV/2000, tentang Jual Beli Salam.

    http://www.halalguide.info/content/view/137/398/. 19 Juni 2008.

    Halal Guide. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 40/DSN-

    MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip

    Syariah di Bidang Pasar Modal.

    http://www.halalguide.info/content/view/172/398/. 19 Juni 2008.

    Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum

    Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.

    Keraf, Gorys. 1989. Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta:

    Nusa Indah.

    Muchtasib, Ach. Bakhrul. Sekuritas Syariah.

    Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta:

    Darul Haq.

    Republika. 2008. The 4th World Islamic Economic Forum 2008; Timur Tengah,

    Peluang Masa Depan Indonesia. 21 Mei.

    Wapedia. Bursa Efek Jakarta. http://wapedia.mobi/id/Bursa_Efek_Jakarta. 19 Juni

    2008.

    Republika, The 4th World Islamic Economic Forum 2008, Timur Tengah, Peluang

    Masa Depan Indonesia, 21 Mei 2008.

    Hulwati, Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi

    Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001)

    Ach. Bakhrul Muchtasib, Sekuritas Syariah, makalah tidak diterbitkan.

    Abdullah Mushlih dan Shalah Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta:

    Darul Haq, 2004), halaman 90.

    Ibid, halaman 90 91.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    25/26

    Ibid, halaman 92 93.

    Ibid, halaman 93 95.

    Ibid, halaman 95 97.

    Dikeluarkan oleh ath-Thahawi dalam Syahrul IV: 21, dan juga dalam MusykilulAtsar nomor 795. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni III: 71, juga oleh al-Hakim II: 57, oleh

    al-Baihaqi V: 290 dengan sanad yang lemah, karena lemahnya Musa bin Ubaidah ar-

    Rubadzi. (Lihat catatan kaki Abdullah Mushlih dan Shalah Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan

    Islam, halaman 97).

    Ibid, halaman 98.

    Ibid, halaman 140.

    Ibid, halaman 141.

    Ibid, halaman 106.

    Ibid, halaman 107 108.

    Ibid, halaman 111.

    Ibid, halaman 116.

    Ibid, halaman 142.

    Ibid, halaman 143.

    Ibid, halaman 143.

    Ibid, halaman 143.

    Ibid, halaman 143.

    Ibid, halaman 148 149.

    Ibid, halaman 195 196.

    Vonny Dwiyanti, Wawasan Saham 1, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1999),halaman 1 2.

    Ibid, halaman 2 3.

    Ibid, halaman 3 4.

  • 7/31/2019 Bursa Saham Dalam Perspektif Islam

    26/26

    Ibid, halaman 4 5.

    Wapedia, Bursa Efek Jakarta, http://wapedia.mobi/id/Bursa_Efek_Jakarta. (19 Juni

    2008)

    Vonny Dwiyanti, Wawasan Saham 1, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1999),halaman 7.

    Ibid, halaman 9.

    Ibid, halaman 17 21.

    Bursa Efek Indonesia, Pasar Modal Syariah,

    http://www.idx.co.id/MainMenu/TentangBEI/OurProduct/SyariahProducts/tabid/142/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx, (19 Juni 2008).

    Vonny Dwiyanti, Wawasan Saham 1, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1999),halaman 7 9.

    Abdullah Mushlih dan Shalah Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta:Darul Haq, 2004), halaman 295.

    Ibid, halaman 298.

    Ibid, halaman 298 300.

    Ibid, halaman 301 302.