BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH fileKantor/ Bagian/ BUMN/ BUMD/ dilingkungan Pemerintah...

25
BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA DAN JALUR KOORDINASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. b. c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap Pola hubungan Kerja dan jalur koordinasidalam pelaksanaan tugas program dan kegiatan yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Seruyan; bahwa Peraturan Bupati Seruyan Nomor 17 tahun 2013 tentang Penetapan Jalur Koordinasi, Harmonisasi, Sinkronisasi dan Konsultasi terhadap pelaksanaan tugas instansi vertikal/ Dinas/ Badan/ Kantor/ Bagian/ BUMN/ BUMD/ dilingkungan Pemerintah Kabupaten Seruyan dengan Staf Ahli Bupati dan Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Seruyan, bahwa tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini dan kondisi kelembagaan dan nomenklatur organisasi perangkat daerah perlu dilakukan penggantian; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pola Hubungan Kerja dan Jalur Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Seruyan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180); SALINAN

Transcript of BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH fileKantor/ Bagian/ BUMN/ BUMD/ dilingkungan Pemerintah...

BUPATI SERUYANPROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI SERUYANNOMOR 4 TAHUN 2017

TENTANG

POLA HUBUNGAN KERJA DAN JALUR KOORDINASI DALAMPENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERUYAN,

Menimbang : a.

b.

c.

bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-UndangNomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerahdan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016tentang perangkat daerah, maka perlu dilakukanpenyesuaian terhadap Pola hubungan Kerja dan jalurkoordinasidalam pelaksanaan tugas program dankegiatan yang berkaitan dengan kebijakan PemerintahKabupaten Seruyan;

bahwa Peraturan Bupati Seruyan Nomor 17 tahun2013 tentang Penetapan Jalur Koordinasi,Harmonisasi, Sinkronisasi dan Konsultasi terhadappelaksanaan tugas instansi vertikal/ Dinas/ Badan/Kantor/ Bagian/ BUMN/ BUMD/ dilingkunganPemerintah Kabupaten Seruyan dengan Staf AhliBupati dan Asisten Sekretaris Daerah KabupatenSeruyan, bahwa tidak sesuai lagi dengan kondisi saatini dan kondisi kelembagaan dan nomenklaturorganisasi perangkat daerah perlu dilakukanpenggantian;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkanPeraturan Bupati tentang Pola Hubungan Kerja danJalur Koordinasi Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Seruyan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentangPembentukan Kabupaten Katingan, KabupatenSeruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau,Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau,Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timurdi Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

SALINAN

2

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 nomor 126, tambahan lembaran Negara RepublikIndonesia nomor 4438);

Undang-undang Nomor 30 tahun 2014 tentangAdministrasi Pemerintahan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 292);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234) ;

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentangAparatur Sipil Negara ( Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5494);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5659);

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 165, TambahanLembaran Negara Rapublik Indonesia Nomor 4593);

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentangDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentangOrganisasi Perangkat Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5857);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan ProdukHukum Daerah (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 2035;

3

11.

12.

13.

14.

Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 3 Tahun2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah SakitUmum Daerah Hanau Kabupaten Seruyan;

Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 05 Tahun2016 tentang Pembentukan dan Susunan OrganisasiPerangkat Daerah Kabupaten Seruyan (LembaranDaerah Kabupaten Seruyan Tahun 2016 Nomor 31 SeriD);

Peraturan Bupati Seruyan Nomor 34 Tahun 2016tentang Nomenklatur Perangkat Daerah KabupatenSeruyan;

Peraturan Bupati Seruyan Nomor 35 Tahun 2016tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok,Fungsi dan Uraian Tugas Sekretariat DaerahKabupaten Seruyan Tahun 2016.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : POLA HUBUNGAN KERJA DAN JALUR KOORDINASIDALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHKABUPATEN SERUYAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Seruyan;2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRDmenurut asas Otonomi dan tugas pembantuan denganprinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem danprinsip Negara Kesatuan Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan PerangkatDaerah sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyadisebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan RakyatDaerah sebagai unsur penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kabupaten Seruyan;

5. Peraturan Kepala Daerah adalah Peraturan BupatiSeruyan;

4

6. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalahkesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurusurusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatsetempat menurut prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat dalam sistem Negara KesatuanRepublik Indonesia;

7. Bupati adalah Bupati Seruyan;8. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Seruyan.9. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah

Kabupaten Seruyan.10. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten

Seruyan;11. Staf Ahli adalah Staf Ahli Bupati Seruyan12. Asisten Adalah Asisten Sekretaris Daerah yang terdiri

dari Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan, AsistenPerekonomian dan Pembangunan serta AsistenAdministrasi Umum

13. Pola Hubungan Kerja adalah bentuk hubunganpelaksanaan kerja antar lembaga dalampenyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

14. Jalur Koordinasi adalah pola tata hubungan kerja antarOrganisasi Perangkat Daerah Kabupaten Seruyan daninstansi vertikal/ BUMN/ BUMD, dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan diKabupaten Seruyan.

15. Satuan Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnyadisebut SOPD adalah Satuan Organisasi PerangkatDaerah Kabupaten Seruyan.

16. Kepala SOPD adalah Kepala Satuan OrganisasiPerangkat Daerah Kabupaten Seruyan.

BAB IIMAKSUD, TUJUAN, PRINSIP

Pasal 2

Pedoman hubungan kerja dan jalur koordinasidimaksudkan sebagai acuan pelaksanaan prosedur dantata kerja untuk membentuk suatu kebulatan pola kerjadalam rangka optimalisasi hasil kerja.

Pasal 3

Pedoman hubungan kerja dan jalur koordinasi inibertujuan untuk mewujudkan pola hubungan kerjasehingga terjalin hubungan yang saling menguntungkandalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokokdan fungsinya masing- masing.

Pasal 4

Prinsip pola hubungan kerja dan jalur koordinasi yaitu :a. Saling membantu dan mendukung untuk meningkatkan

kinerja pelayanan public yang terpadu, menyeluruh danberkelanjutan;

5

b. Saling menghargai kedudukan, tugas pokok dan fungsiserta wewenang masing- masing perangkat daerah;

c. Saling memberi manfaat; dand. Saling mendorong kemandirian masing- masing unsure

perangkat daerah yang mengacu pada peningkatankemampuan penyelenggaraan tugas- tugaspemerintahan.

BAB IIIBENTUK POLA HUBUNGAN KERJA

Bagian KesatuBentuk Pola Hubungan Kerja

Pasal 5

(1) Pola hubungan kerja berbentuk konsultatif dankoordinatif.

(2) Dalam rangka menunjang bentuk hubungan kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1), hubungan kerjameliputi pula pola hubungan kerja kolegial, fungsionaldan struktural.

(3) Pelaksanaan hubungan kerja sebagaimana pada ayat(1) dan ayat (2) memperhatikan keterbukaan,akuntabilitas, profesionalitas dan keterpaduanpelayanan publik serta kepentingan masyarakat.

Bagian KeduaHubungan Kerja Konsultatif

Pasal 6

(1) Hubungan kerja konsultatif dimaksudkan untukmenyamakan persepsi dalam melaksanakan tugaspokok dan fungsi;

(2) Hubungan kerja konsultatif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan tanpa terikat padahubungan struktural secara berjenjang.

Bagian KetigaHubungan Kerja Kolegial

Pasal 7(1) Hubungan kolegial dimaksudkan untuk menumbuhkan

dan mengembangkan semangat dan rasa kebersamaandan kemitraan dalam melaksanakan produktivitas dankinerja;

(2) Hubungan kerja kolegial sebagaimana dimaksud padaayat (1) mengutamakan musyawarah dan tanggungjawab bersama.

6

Bagian KeempatHubungan Kerja Fungsional

Pasal 8

(1) Hubungan kerja fungsional dimaksudkan untukmemberikan peran substansial secara fungsional dalammelaksanakan tugas pokok dan fungsi;

(2) Hubungan kerja fungsional dilakukan sesuai dengankompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugasdan fungsi.

Bagian KelimaHubungan Kerja Struktural

Pasal 9

(1) Hubungan kerja struktural dimaksudkan untukmengembangkan kepemimpinan secara berjenjangdalam susunan organisasi perangkat daerah, dengantetap melaksanakan masing-masing tugas pokok danfungsinya secara bertanggung jawab;

(2) Hubungan kerja struktural sebagaimana dimaksud padaayat (1) tetap memperhatikan kerjasama yang terpadu,harmonis, selaras, komprehensif dan tidakmementingkan kepentingan tugas pokok dan fungsinyamasing-masing.

Bagian KeenamHubungan Kerja Koordinatif

Pasal 10

(1) Hubungan kerja koordinatif dimaksudkan untukpengembangan hubungan kerja secara strukturaldengan menumbuhkembangkan semangat kolegial yangsinergis dan terpadu dalam penanganan danpenyelesaian tugas dan fungsi;

(2) Hubungan kerja koordinatif dilaksanakan untukmenghindari tumpang tindih dan duplikasi program dankegiatan secara subtansial dan menjamin keselarasanprogram dan kegiatan;

(3) Hubungan kerja koordinatif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dengan saranayang menjamin kelancaran, kemudahan, efektivitas danefisiensi.

Pasal 11

Jenis hubungan kerja koordinatif sebagaimana dimaksuddalam pasal 10 terdiri atas :a. Koordinasi fungsional yang memiliki keterkaitan

berdasarkan fungsi; danb. Koordinasi multisektoral yang memiliki keterkaitan

secara tupoksi.

7

BAB IVHUBUNGAN KERJA DALAM KERJASAMA

Pasal 12

Kerjasama melalui pola hubungan kerja harus melakukanobservasi, penjajakan kelayakan, konsultasi dan koordinasidengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitasketerpaduan pelayanan public, kepentingan masyarakatsesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta melalui polahubungan kerja harus memperhatikan standar operasionalprosedur dan berorientasi pada persyaratan standarpelayanan minimal.

BAB VPOLA HUBUNGAN KERJA

Bagian KesatuBupati dengan DPRD

Pasal 13

(1) Bupati dengan DPRD melaksanakan pola hubungankerja kolegial dan konsultatif.

(2) Bupati dengan DPRD melaksanakan pola hubungankerja kolegial dengan mengutamakan rasa kebersamaandan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dantanggung jawab.

(3) Bentuk hubungan kerja kolegial sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berkaitan dengan :a. Bupati atas persetujuan DPRD menetapkan

Peraturan Daerah.b. Bupati bersama-sama dengan DPRD menetapkan

kebijakan Pemerintah Daerah dalammenyelenggarakan tugas pemerintahan,pembangunan, pembinaan, dan pelayananmasyarakat.

c. Bupati menyelenggarakan pemerintahan daerahberdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersamaDPRD.

d. Bupati bersama-sama dengan DPRD membahasrencana kerja sama internasional.

e. Bupati meminta persetujuan DPRD dalammelakukan pinjaman dari sumber dalam negerimaupun luar negeri untuk membiayaipenyelenggaraan kegiatan pemerintahan,pembangunan, pembinaan dan pelayananmasyarakat di Daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

f. Bupati berkewajiban menyampaikan laporanketerangan pertanggungjawaban kepada DPRDpada setiap akhir tahun anggaran.

(4) Bupati dengan DPRD melaksanakan pola hubungankerja konsultatif dengan mengutamakan persamaanpersepsi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

8

(5) Bentuk hubungan kerja konsultatif sebagaimanadimaksud pada ayat (4) berkaitan dengan :a. Bupati dan DPRD melaksanakan hubungan

konsultatif lainnya dalam rangka efektivitaspenyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

b. DPRD wajib memberikan tanggapan atas usulan-usulan yang diajukan Bupati.

Bagian KeduaBupati dengan Wakil Bupati

Pasal 14

(1) Bupati dengan Wakil Bupati melaksanakan polahubungan kerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :

a. Bupati memberikan petunjuk, pengarahan, danperintah dalam rangka penyelenggaraan tugaspemerintahan, pembangunan, pembinaan, danpelayanan masyarakat.

b. Bupati melimpahkan sebagian tugas danwewenangnya dalam bidang pengawasan umumterhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah,pelaksanaan pembangunan dan koordinasiperumusan kebijakan operasional sertapenyelenggaraan Gerakan Disiplin NasionalkepadaWakil Bupati.

c. Bupati meminta laporan pelaksanaan tugas danwewenangnya yang dilimpahkan kepada WakilBupati sebagai bahan evaluasi.

d. Wakil Bupati berkewajiban untuk memperhatikandan melaksanakan petunjuk, pengarahan danperintah yang diberikan oleh Bupati dalam rangkapenyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan danpembangunan.

e. Bupati meminta bahan, masukan dan pendapatdalam rangka perumusan kebijakan danpengambilan keputusan dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan daerah.

f. Wakil Bupati berkewajiban untuk menerima danmelaksanakan pelimpahan wewenang dari Bupati.

g. Wakil Bupati berkewajiban memberikan laporanpelaksanaan tugas dan wewenang yang dilimpahkandan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Bupati.

h. Wakil Bupati berkewajiban memberikan bahan,masukan dan pendapat kepada Bupati dalam rangkaperumusan kebijakan dan pengambilan keputusansesuai dengan substansi kewenangannya.

i. Bupati dan Wakil Bupati menjalin hubunganstruktural dan koordinatif dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah.

9

Bagian KetigaBupati dengan Perangkat Daerah

Paragraf 1Bupati dengan Sekretariat Daerah

Pasal 15

(1) Bupati dengan Sekretariat Daerah melaksanakanpola hubungan kerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dankoordinatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)yaitu :a. Bupati memberikan perintah, pengarahan dan

petunjuk dalam perumusan kebijakanpelaksanaan tugas-tugas administratif danfasilitatif guna meningkatkan kelancaranpenyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan,pembangunan, pembinaan dan pelayananmasyarakat.

b. Bupati meminta bahan dan masukan dalamrangka perumusan kebijakan umum PemerintahDaerah dan pengambilan keputusan dalampenyelenggaraan pemerintahan daerah.

c. Bupati meminta laporan dan telaahan staf sebagaibahan evaluasi pelaksanaan tugas pemerintahan,pembangunan, pembinaan dan pelayananmasyarakat pada umumnya serta pelaksanaantugas-tugas administratif dan fasilitatif yangmenjadi tugas Sekretariat Daerah.

d. Bupati dapat meminta keterangan dan penjelasantentang hal-hal tertentu yang berkaitan denganpenyelenggaraantugas-tugaspemerintahan,pembangunan, pembinaan dan pelayananmasyarakat atau hal-hal lain yang berkenaandengan tugas-tugas administratif dan fasilitatif.

e. Sekretaris Daerah berkewajiban untuk membantuBupati dalam merumuskan kebijakan umumPemerintah Daerah dan membina hubungan kerjadengan Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan aparatpelaksana pemerintahan daerah lainnya.

f. Sekretaris Daerah berkewajiban untukmemperhatikan dan melaksanakan perintah,pengarahan, bimbingan dan petunjuk yangdiberikan Bupati dalam perumusan kebijakan danpengambilan keputusan pelaksanaan tugas-tugasadministratif dan fasilitatif.

g. Sekretaris Daerah berkewajiban untukmemberikan bahan dan masukan kepada Bupatimenyangkut tugas-tugas desentralisasi maupuntugas-tugas dekonsentrasi dan pembantuandengan informasi yang lengkap, akurat danmutakhir.

10

h. Sekretaris Daerah berkewajiban untuk membuattelaahan staf terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi, dengan penjelasan,keterangan dan uraian secara lengkap sertaalternatif-alternatif pemecahan masalah yang tepatsesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya.

i. Sekretaris Daerah berkewajiban untukmenyampaikan laporan baik secara berkalamaupun insidentil, sesuai kewenangan, tugaspokok dan fungsinya.

Paragraf 2Bupati dengan Sekretariat DPRD

Pasal 16

(1) Bupati dengan Sekretariat DPRD melaksanakan polahubungan kerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Bupati memberikan penggarisan dalam perumusan

kebijakan umum penyelenggaraan tugas-tugaspelaksanakan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugaspokok masing-masing Dinas.

b. Bupati memberikan perintah, pengarahan,bimbingan dan petunjuk dalam perumusankebijakan umum penyelenggaraan tugas-tugas Dinasserta pemecahan masalah berkenaan denganpelaksanaan tugas masing-masing Dinas.

c. Bupati meminta bahan dan masukan dalam rangkaperumusan kebijakan umum pemerintah daerahsesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Dinas.

d. Bupati meminta telaahan staf terhadap hal-hal yangperlu mendapat perhatian khusus dalam rangkapenyelenggaraan tugas-tugas Dinas sehinggapenanganannya lebih cepat dan lebih efektif.

e. Bupati meminta laporan hasil pelaksanaan tugassebagai evaluasi dan meminta penjelasan danketerangan mengenai hal-hal tertentu sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingDinas.

f. Kepala Dinas berkewajiban memperhatikanpenggarisan yang diberikan oleh Bupati dalamperumusan kebijakan teknis pelaksanaan tugas-tugas Dinas sesuai dengan kewenangan, tugas pokokdan fungsi masing-masing Dinas.

g. Kepala Dinas berkewajiban memperhatikan danmelaksanakan perintah, pengarahan, bimbingan danpetunjuk dari Bupati dalam pelaksanaan tugassesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing dinas.

11

h. Kepala Dinas berkewajiban untuk memberikanbahan dan masukan kepada Bupati dalam rangkaperumusan kebijakan umum Pemerintah Daerah danpengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan,tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas.

i. Kepala Dinas berkewajiban untuk membuat telaahanstaf terhadap permasalahan-permasalahan yangterjadi, dengan penjelasan, keterangan dan uraiansecara lengkap serta alternatif-alternatif pemecahanmasalah yang tepat sesuai kewenangan, tugas pokokdan fungsi masing-masing Dinas.

j. Kepala Dinas berkewajiban untuk menyampaikanlaporan hasil pelaksanaan tugas baik secara berkalamaupun insidentil sesuai dengan kewenangan, tugaspokok dan fungsi masing-masing Dinas.

Paragraf 3Bupati dengan Inspektorat

Pasal 17

(1) Bupati dengan Inspektorat melaksanakan polahubungan kerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Bupati memberikan penggarisan dalam perumusan

kebijakan umum penyelenggaraan tugas-tugaspelaksanakan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugaspokok masing-masing Dinas.

b. Bupati memberikan perintah, pengarahan,bimbingan dan petunjuk dalam perumusankebijakan umum penyelenggaraan tugas-tugas Dinasserta pemecahan masalah berkenaan denganpelaksanaan tugas masing-masing Dinas.

c. Bupati meminta bahan dan masukan dalam rangkaperumusan kebijakan umum pemerintah daerahsesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Dinas.

d. Bupati meminta telaahan staf terhadap hal-hal yangperlu mendapat perhatian khusus dalam rangkapenyelenggaraan tugas-tugas Dinas sehinggapenanganannya lebih cepat dan lebih efektif.

e. Bupati meminta laporan hasil pelaksanaan tugassebagai evaluasi dan meminta penjelasan danketerangan mengenai hal-hal tertentu sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingdinas.

f. Kepala Dinas berkewajiban memperhatikanpenggarisan yang diberikan oleh Bupati dalamperumusan kebijakan teknis pelaksanaan tugas-tugas Dinas sesuai dengan kewenangan, tugas pokokdan fungsi masing-masing dinas.

12

g. Kepala Dinas berkewajiban memperhatikan danmelaksanakan perintah, pengarahan, bimbingan danpetunjuk dari Bupati dalam pelaksanaan tugassesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Dinas.

h. Kepala Dinas berkewajiban untuk memberikanbahan dan masukan kepada Bupati dalam rangkaperumusan kebijakan umum Pemerintah Daerah danpengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan,tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas.

i. Kepala Dinas berkewajiban untuk membuat telaahanstaf terhadap permasalahan-permasalahan yangterjadi, dengan penjelasan, keterangan dan uraiansecara lengkap serta alternatif-alternatif pemecahanmasalah yang tepat sesuai kewenangan, tugas pokokdan fungsi masing-masing Dinas.

j. Kepala Dinas berkewajiban untuk menyampaikanlaporan hasil pelaksanaan tugas baik secara berkalamaupun insidentil sesuai dengan kewenangan, tugaspokok dan fungsi masing-masing Dinas.

Paragraf 4Bupati dengan Dinas

Pasal 18

(1) Bupati dengan Dinas melaksanakan pola hubungankerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Bupati memberikan penggarisan dalam perumusan

kebijakan umum penyelenggaraan tugas-tugaspelaksanakan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan Pemerintah Daerah sesuaidengan tugas pokok masing-masing Dinas.

b. Bupati memberikan perintah, pengarahan,bimbingan dan petunjuk dalam perumusankebijakan umum penyelenggaraan tugas-tugas Dinasserta pemecahan masalah berkenaan denganpelaksanaan tugas masing-masing Dinas.

c. Bupati meminta bahan dan masukan dalam rangkaperumusan kebijakan umum pemerintah daerahsesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Dinas.

d. Bupati meminta telaahan staf terhadap hal-hal yangperlu mendapat perhatian khusus dalam rangkapenyelenggaraan tugas-tugas Dinas sehinggapenanganannya lebih cepat dan lebih efektif.

e. Bupati meminta laporan hasil pelaksanaan tugassebagai evaluasi dan meminta penjelasan danketerangan mengenai hal-hal tertentu sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingdinas.

13

f. Kepala Dinas berkewajiban memperhatikanpenggarisan yang diberikan oleh Bupati dalamperumusan kebijakan teknis pelaksanaan tugas-tugas Dinas sesuai dengan kewenangan, tugas pokokdan fungsi masing-masing Dinas.

g. Kepala Dinas berkewajiban memperhatikan danmelaksanakan perintah, pengarahan, bimbingan danpetunjuk dari Bupati dalam pelaksanaan tugassesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Dinas.

h. Kepala Dinas berkewajiban untuk memberikanbahan dan masukan kepada Bupati dalam rangkaperumusan kebijakan umum Pemerintah Daerah danpengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan,tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas.

i. Kepala Dinas berkewajiban untuk membuat telaahanstaf terhadap permasalahan-permasalahan yangterjadi, dengan penjelasan, keterangan dan uraiansecara lengkap serta alternatif-alternatif pemecahanmasalah yang tepat sesuai kewenangan, tugas pokokdan fungsi masing-masing Dinas.

j. Kepala Dinas berkewajiban untuk menyampaikanlaporan hasil pelaksanaan tugas baik secara berkalamaupun insidentil sesuai dengan kewenangan, tugaspokok dan fungsi masing-masing Dinas.

Paragraf 5Bupati dengan Badan, Kecamatan dan Rumah Sakit

Pasal 19

(1) Bupati dengan Badan, Kecamatan dan Rumah Sakitmelaksanakan pola hubungan kerja struktural dankoordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Bupati memberikan penggarisan kebijakan umum

penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah.b. Bupati memberikan perintah, pengarahan,

bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugas-tugaspenunjang Urusan Pemerintahan yang menjadikewenangan Pemerintah Daerah, sesuai dengantugas pokok dan fungsi masing-masing Badan,Kecamatan dan Rumah Sakit.

c. Bupati meminta bahan, pendapat dan masukandalam rangka perumusan kebijakan umumpemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan,tugas pokok dan fungsi masing-masing Badan,Kecamatandan Rumah Sakit.

d. Bupati meminta telaahan staf terhadap hal-hal yangperlu penanganan dan perhatian dalampenyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan Daerahsesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Badan, Kecamatandan Rumah Sakit.

14

e. Bupati meminta laporan hasil pelaksanaan tugassebagai evaluasi dan meminta penjelasan danketerangan mengenai hal-hal tertentu sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingBadan, Kecamatandan Rumah Sakit.

f. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban memperhatikan penggarisan yangdiberikan oleh Bupati dalam perumusan kebijakanteknis masing-masing Badan, Kecamatan danRumah Sakit.

g. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban memperhatikan dan melaksanakanperintah, pengarahan, bimbingan dan petunjuk dariBupati dalam pelaksanaan tugas sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingBadan, Kecamatandan Rumah Sakit.

h. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban untuk memberikan bahandanmasukan kepada Bupati dalam rangka perumusankebijakan umum Pemerintah Daerah danpengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan,tugas pokok dan fungsi masing- masing Badan,Kecamatandan Rumah Sakit.

i. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban untuk membuat telaahan staf terhadappermasalahan-permasalahan yang terjadi, denganpenjelasan, keterangan dan uraian secara lengkapserta alternatif-alternatif pemecahan masalah yangtepat sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Badan, Kecamatan dan Rumah Sakit.

j. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah sakitberkewajiban untuk menyampaikan laporan hasilpelaksanaan tugas secara berkala dan insidentilserta memberikan keterangan serta penjelasankepada Bupati terhadap hal-hal tertentu sesuaidengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Badan, Kecamatan dan Rumah Sakit.

Bagian KeempatWakil Bupati dengan Perangkat Daerah

Paragraf 1Wakil Bupati dengan Sekretariat Daerah

Pasal 20

(1) Wakil Bupati dengan sekretariat daerah melaksanakanpola hubungan kerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Wakil Bupati memberikan perintah, pengarahan dan

petunjuk dalam pelaksanaan tugas-tugasadministratif, fasilitatif dan tugas-tugas yangdilimpahkan oleh Bupati dalam rangka memantapkankoordinasi penyelenggaraan tugas-tugas PemerintahDaerah.

15

b. Wakil Bupati meminta bahan dan masukan dalamrangka perumusan kebijakan umum koordinasipenyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangan dan tugas yang dilimpahkan oleh KepalaDaerah yang meliputi Pengawasan Umum, koordinasikegiatan instansi pemerintah dan penyelenggaraanGerakan Disiplin Nasional.

c. Wakil Bupati meminta laporan pelaksanaan tugasadministratif dan;

d. Wakil Bupati meminta keterangan dan penjelasanserta telaahan staf mengenai hal-hal tertentu yangberhubungan dengan tugas-tugas Sekretariat Daerahdalam rangka menunjang pelaksanaan pemerintahanDaerah.

e. Sekretaris Daerah berkewajiban memperhatikan, danmelaksanakan perintah dan petunjuk pelaksanaantugas-tugas administratif dan fasilitatif yang diberikanoleh Wakil Bupati dalam rangka koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah.

f. Sekretaris Daerah berkewajiban untuk memberikanbahan dan masukan kepada Wakil Bupati dalamperumusan kebijakan umum koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah.

g. Sekretaris Daerah berkewajiban untuk menyampaikanlaporan pelaksanaan tugas-tugas administratif danfasilitatif yang berkaitan dengan tugas dankewenangan yang telah dilimpahkan oleh Bupatikepada Wakil Bupati.

h. Sekretaris Daerah berkewajiban memberikanketerangan dan penjelasan serta telahaan staf kepadaWakil Bupati mengenai hal-hal tertentu berkaitandengan penyelenggaraan pemerintahan Daerah.

Paragraf 2Wakil Bupati dengan Dinas

Pasal 21

(1) Wakil Bupati dengan dinas melaksanakan polahubungan kerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Wakil Bupati memberikan perintah, pengarahan,

bimbingan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugas-tugas Urusan Pemerintahan yang menjadikewenangan Pemerintah Daerah dalam rangkakoordinasi penyelenggaraan pemerintahan Daerahberdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkanoleh Kepala Daerah.

b. Wakil Bupati meminta masukan dan bahan dalamrangka perumusan kebijakan teknis koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah baikmenyangkut kewenangan Pemerintah Daerah sesuaidengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Dinas.

16

c. Wakil Bupati meminta laporan pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam rangka evaluasi atas koordinasidan pengawasan umum penyelenggaraanpemerintahan Daerah sesuai dengan kewenangan,tugas pokok dan fungsi masing-masing Dinas.

d. Wakil Bupati meminta keterangan dan penjelasanserta telaahan staf mengenai hal-hal tertentu dalamrangka koordinasi penyelenggaraan pemerintahanDaerah sesuai dengan kewenangan, tugas pokok danfungsi masing-masing Dinas.

e. Kepala Dinas berkewajiban memperhatikan danmelaksanakan pengarahan, bimbingan, perintah danpetunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh WakilBupati dalam rangka memantapkan koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah.

f. Kepala Dinas berkewajiban memberikan bahan danmasukan kepada Wakil Bupati dalam perumusankebijakan teknis dalam rangka memantapkankoordinasi penyelenggaraan pemerintahan Daerahsesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing Dinas.

g. Kepala Dinas berkewajiban menyampaikan laporanpelaksanaan tugas-tugas Dinas kepada Wakil Bupatidalam rangka pengawasan umum dan evaluasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingdinas.

h. Kepala Dinas berkewajiban memberikan keterangandan penjelasan serta telahaan staf mengenai hal-haltertentu kepada Wakil Bupati dalam rangkakoordinasi penyelenggaraan pemerintahan Daerahsesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsimasing-masing dinas.

Paragraf 3Wakil Bupati dengan Badan, Kecamatan dan Rumah

Sakit

Pasal 22

(1) Wakil Bupati dengan Badan, Kecamatan dan RumahSakit melaksanakan pola hubungan kerja struktural dankoordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Wakil Bupati memberikan perintah, pengarahan,

bimbingan dan petunjuk pelaksanaan koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingBadan, Kecamatan dan Rumah Sakit.

b. Wakil Bupati meminta bahan masukan dalamperumusan kebijakan umum koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah sesuai dengankewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masingBadan, Kecamatan dan Rumah Sakit.

17

c. Wakil Bupati meminta telaahan staf terhadap hal-halyang perlu penanganan dan perhatian dalam rangkakoordinasi penyelenggaraan pemerintahan Daerahsesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Badan, Kecamatandan Rumah Sakit.

d. Wakil Bupati meminta laporan hasil pelaksanaantugas sebagai evaluasi atas pelaksanaan koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah sesuai dengantugas pokok dan fungsi masing-masing Badan,Kecamatan dan Rumah Sakit.

e. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban memperhatikan dan melaksanakanperintah serta petunjuk pelaksanaan yang diberikanoleh Wakil Bupati dalam rangka memantapkankoordinasi penyelenggaraan pemerintahan Daerah.

f. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban untuk memberikan pendapat dan bahanmasukan kepada Wakil Bupati dalam perumusankebijakan umum koordinasi penyelenggaraanpemerintahan Daerah.

g. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban menyampaikan telahaan staf kepadaWakil Kepala Daerah terhadap hal-hal yang perlupenanganan dan perhatian dalam rangka koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah.

h. Kepala Badan, Camat dan Direktur Rumah Sakitberkewajiban menyampaikan laporan hasilpelaksanaan tugas kepada Wakil Bupati berdasarkanhasil evaluasi dalam rangka pelaksanaan koordinasipenyelenggaraan pemerintahan Daerah.

Bagian KelimaAntar Perangkat Daerah

Paragraf 1Sekretariat Daerah dengan Dinas

Pasal 23

(1) Sekretariat Daerah dengan Dinas melaksanakan polahubungan kerja struktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Sekretariat Daerah mengoordinasikan seluruh

pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan Daerah, administrasi,organisasi dan tatalaksana serta pembinaan aparatur,yang pelaksanaannya dilakukan sesuai jalurkoordinasi yang ditetapkan.

b. Dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah,Sekretariat Daerah memberikan dukungan pelayananadministratif dan fasilitatif kepada Dinas-Dinas sesuaidengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masing.

18

c. Sekretaris Daerah meminta laporanpertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas Dinasdalam rangka penilaian kinerja dan sebagai bahanpertanggungjawaban Bupati.

d. Dinas-Dinas dalam pelaksanaan tugasnya wajibberkoordinasi dengan Sekretariat Daerah,dikoordinasikan oleh Asisten yang membidangi.

e. Dinas-dinas berkewajiban menyampaikan laporanrealisasi pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah,dikoordinasikan oleh Asisten yang membidangi dalamrangka penilaian kinerja dan sebagai bahanpertanggungjawaban sesuai pada Bab VII, lampiran Idan Lampiran II yang tidak terpisahkan dalamPeraturan Bupati ini.

Paragraf 2Sekretariat Daerah dengan Badan, Kecamatan dan

Rumah Sakit

Pasal 24

(1) Sekretariat Daerah dengan Badan, Kecamatan danRumah Sakit melaksanakan pola hubungan kerjastruktural dan koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja struktural dan koordinatifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :a. Sekretariat Daerah mengoordinasikan seluruh

pelaksanaan tugas-tugas Badan, Kecamatan danRumah Sakit dalam rangka penyelenggaraanpemerintahan Daerah, administrasi, organisasi dantatalaksana serta pembinaan aparatur, yangpelaksanaannya dilakukan sesuai jalur koordinasiyang ditetapkan.

b. Dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah,Sekretariat Daerah memberikan dukungan pelayananadministratif dan fasilitatif kepada Badan, Kecamatandan Rumah Sakit sesuai dengan tugas pokok danfungsi masing- masing.

c. Sekretaris Daerah meminta laporanpertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas Badan,Kecamatan dan Rumah Sakit dalam rangka penilaiankinerja dan sebagai bahan pertanggungjawabanBupati.

d. Badan, Kecamatan dan Rumah Sakit dalampelaksanaan tugasnya wajib berkoordinasi denganSekretariat Daerah melalui Asisten yang membidangi.

e. Badan, Kecamatan dan Rumah Sakit berkewajibanmenyampaikan laporan realisasi pertanggungjawabanpelaksanaan tugas-tugas desentralisasi, dekonsentrasidan tugas pembantuan kepada Bupati melaluiSekretaris Daerah, dikoordinasikan oleh Asisten yangmembidangi dalam rangka penilaian kinerja dansebagai bahan pertanggungjawaban sesuai pada BabVII, lampiran I dan Lampiran II yang tidak terpisahkandalam Peraturan Bupati ini.

19

Paragraf 3Dinas dengan Dinas

Pasal 25

(1) Dinas dengan Dinas melaksanakan pola hubungan kerjakoordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yaitu :a. Dinas-Dinas di dalam pelaksanaan tugas sesuai

dengan kewenangannya masing-masing wajib salingberkoordinasi, membangun komunikasi danmengembangkan kerjasama informasi.

b. Dinas-Dinas yang memiliki kedekatan fungsidan/atau kegiatan serumpun, wajib membinahubungan kerja sama yang bersifat fungsional.

c. Dinas-Dinas yang tidak memiliki kedekatan fungsidan/atau bukan kegiatan serumpun wajib membinahubungan kerjasama yang bersifat instansional danlintas sektoral.

Paragraf 4Dinas dengan Badan

Pasal 26

(1) Dinas dengan Badan melaksanakan pola hubungankerja koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yaitu :a. Dinas-dinas dengan Badan di dalam pelaksanaan

tugas dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerahwajib saling berkoordinasi, membangun komunikasidan mengembangkan kerjasama informasi.

b. Dinas-Dinas dengan Badan wajib membinahubungan kerja sama yang bersifat instansional.

Paragraf 5Badan dengan Badan

Pasal 27

(1) Badan dengan Badan melaksanakan pola hubungankerja koordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yaitu :a. Badan-Badan Daerah di dalam pelaksanaan tugas

dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah wajibsaling berkoordinasi, membangun komunikasi danmembina kerjasama informasi.

b. Badan-Badan Daerah wajib membina hubungankerja sama yang bersifat instansional.

20

Paragraf 6Dinas/Badan dengan Unit Pelaksana Teknis

Pasal 28

(1) Dinas/ Badan dengan Unit Pelaksana Teknismelaksanakan pola hubungan kerja struktural dankoordinatif.

(2) Bentuk pola hubungan kerja sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yaitu :a. Dinas/Badan melaksanakan pembinaan,

pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaantugas Unit Pelaksana Teknis di lingkungan masing-masing.

b. Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan melaksanakantugas-tugas yang dilimpahkan oleh Dinas/Badanterkait dengan penuh tanggung jawab sesuaiketentuan yang berlaku.

c. Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan berkewajibanuntuk menyampaikan laporan pertanggungjawabanpelaksanaan tugasnya secara berkala kepadaDinas/Badan terkait sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB VIJALUR KOORDINASI

DINAS /BADAN/BAGIAN/KECAMATAN /KANTOR/BUMN/BUMD DENGAN ASISTEN SEKRETARIS

DAERAH DAN STAF AHLI BUPATIKABUPATEN SERUYAN

Pasal 29

(1) Instansi Vertikal /Dinas /Badan /Bagian /Kecamatan/Kantor /BUMN/ BUMD, serta unsur Staf maupununsur lini, dalam melaksanakan tugas program dankegiatan yang berkaitan dengan kebijakan PemerintahKabupaten Seruyan, maka harus melakukan PolaHubungan Kerja dan Jalur Koordinasidengan BupatiSeruyan melalui Staf Ahli Bupati BidangKemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia sertadengan Asisten Pemerintahan dan KesejahteraanSekretariat Daerah Kabupaten Seruyan, adalah sebagaiberikut :1. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Seruyan.2. Dinas Pendidikan Kabupaten Seruyan.3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Seruyan.4. Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan.5. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Seruyan.6. Dinas Sosial Kabupaten Seruyan.7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Seruyan.

21

8. Inspektorat Kabupaten Seruyan.9. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Seruyan.10. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

Anak, Pengendalian Penduduk dan KeluargaBerencana Kabupaten Seruyan.

11. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.12. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Seruyan.13. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Seruyan.14. Kantor Pertanahan (BPN) Kabupaten Seruyan.15. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Seruyan.16. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Seruyan.17. Satuan Polisi Pamong Praja dan Kebakaran

Kabupaten Seruyan.18. Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah

Kabupaten Seruyan.19. Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Kabupaten Seruyan.20. Bagian Protokoler dan Komunikasi Publik

Sekretariat Daerah Kabupaten Seruyan.21. Kecamatan Kabupaten Seruyan.

(2) Instansi Vertikal/Dinas /Badan /Bagian /BUMN/BUMD, serta unsur Staf maupun unsur Lini, yangmelaksanakan tugas berkaitan dengan kebijakanPemerintah Kabupaten Seruyan harus melakukan PolaHubungan Kerja dan Jalur Koordinasidengan Bupatimelalui Staf Ahli Bupati Seruyan Bidang ekonomi,Keuangan dan Pembangunan, serta dengan AsistenPerekonomian dan Pembangunan Sekretariat DaerahKabupaten Seruyan, adalah sebagai berikut :1. Dinas PerhubunganKabupaten Seruyan.2. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik

Kabupaten Seruyan.3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Seruyan.4. Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan

Pertanahan Kabupaten Seruyan.5. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perindustrian dan Perdagangan KabupatenSeruyan.

6. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian KabupatenSeruyan.

7. Dinas Perikanan Kabupaten Seruyan.8. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Seruyan.9. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Seruyan.10. Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat

Daerah Kabupaten Seruyan.11. Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah

Kabupaten Seruyan.12. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat

Daerah Kabupaten Seruyan.

22

(3) Instansi Vertikal/Dinas/ Badan/ Bagian /Kantor /BUMN/ BUMD, serta unsur Staf maupun unsur Liniyang melaksanakan tugas berkaitan dengan kebijakanPemerintah Kabupaten Seruyan, harus melakukan PolaHubungan Kerja dan Jalur Koordinasi dengan BupatiSeruyan melalui Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan,Hukum dan Politik, serta dengan Asisten AdministrasiUmum Sekretariat Daerah Kabupaten Seruyan, adalahsebagai berikut :1. Badan Pengelola Perpajakan dan Retribusi Daerah

Kabupaten Seruyan.2. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Kabupaten Seruyan.4. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten

Seruyan.5. Kantor Pelayanan Pajak Kuala Pembuang.6. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Seruyan.7. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kabupaten Seruyan.8. Bank Pembangunan KaltengKuala Pembuang.9. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pembantu Kuala

Pembuang.10. Bank Mandiri Cabang Kuala Pembuang.11. Bank Negara Indonesia Cabang Pembantu Kuala

Pembuang.12. Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Pembuang.13. Rumah Sakit Umum Daerah Hanau.14. Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten

Seruyan.15. Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten

Seruyan.16. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten

Seruyan.Pasal 30

(1) Pola Hubungan Kerja danJalur Koordinasisebagaimanadimaksud pada Pasal 25, merupakan hubungan tatakerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok danfungsi dari para Asisten Sekretaris Daerah sesuaibidang, yang harus dilaksanakan secara fungsionaloleh Instansi Vertikal/Dinas/ Badan/ Bagian/Kecamatan/ Kantor Wilayah /BUMN/BUMD diLingkungan Pemerintah Kabupaten Seruyan,sebagaimana tercantum dalam Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanBupati ini.

(2) Instansi Vertikal /Dinas/Badan/Bagian/Kecamatan/KantorWilayah /BUMN /BUMD di Jajaran PemerintahKabupaten Seruyan dalam melaksanakan tugas yangberkaitan kebijakan Pemerintah Kabupaten yangbersifat sangat prinsipil dan mendesak, dapatmelakukan Pola Hubungan Kerja danJalurKoordinasisecara langsung kepada Bupati/WakilBupati Kabupaten Seruyan maupun Sekretaris DaerahKabupaten Seruyan.

23

(3) Naskah dinas yang akan ditandatangani olehBupati/Wakil Bupati Kabupaten Seruyan danSekretaris Daerah Kabupaten Seruyan, harusdilakukanparaf koordinasi Asisten Sekretaris Daerah yangmembidangi sebagaimana tercantum dalam Lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Bupati ini.

BAB VIISTAF AHLI

Pasal 31

(1) Staf Ahli mempunyai tugas memberikan saran,pendapat, pertimbangan dan membuat telaahankepada Bupati dalam rangka perumusan kebijakan danpengambilan keputusan sesuai dengan bidang tugasdan tanggungjawabnya.

(2) Staf Ahli dalam melaksanakan tugasnyadikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

(3) Dalam pelaksanaan tugasnya, Staf Ahli mempunyaiwewenang untuk melakukan konsultasi koordinatifdengan Satuan Organisasi Perangkat Daerah sesuaidengan bidang tugas dan tanggung jawabnya.

(4) Konsultasi koordinatif sebagaimana dimaksud padaayat (3) untuk mencari masukan, pertimbangan danreferensi dari Satuan Organisasi Perangkat Daerahdalam rangka pemberian saran, pendapat danpertimbangan kepada Bupati sesuai bidang tugas dantanggung jawabnya.

BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan BupatiSeruyan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Penetapan PolaHubungan Kerja, Jalur Koordinasi, Harmonisasi,Sinkronisasi dan Konsultasi terhadap pelaksanaan tugasinstansi vertikal/ Dinas/ Badan/ Bagian/ Kantor/BUMN/BUMD di Lingkungan Kabupaten Seruyan dengan Staf AhliBupati dan Asisten Sekretariat Daerah Kabupaten Seruyandicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

24

Pasal 33

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahui, memerintahkanpengundangan Peraturan Bupati ini denganpenempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Seruyan.

Ditetapkan di Kuala Pembuangpada tanggal 3 Januari 2017

BUPATI SERUYAN,

ttd

SUDARSONO

Diundangkan di Kuala Pembuangpada tanggal 4 Januari 2017

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN SERUYAN,

ttd

HARYONO

BERITA DAERAH KABUPATEN SERUYAN TAHUN 2017 NOMOR 4