BUPATI KEPULAUAN YAPEN - hukum.papua.go.idhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA...

12
RAFT 4 RANPERDA final BUPATI KEPULAUAN YAPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN YAPEN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kepulauan Yapen sebagai sub sistem Pendidikan Nasional, dengan memperhatikan kekhususan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua maka, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen berupaya memperbaiki keadaan pendidikan di Kabupaten Kepulauan Yapen sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia b. bahwa untuk kepentingan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan kualitas pendidikan baik di lingkungan sekolah negeri maupun swasta, maka perlu didukung dengan biaya, prasarana dan sarana yang memadai ; c. bahwa berdasarkan keadaan perekonomian daerah dan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen yang belum memadai untuk menunjang pendidikan yang layak dan bermutu sehingga berbagai satuan pendidikan berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai pungutan yang menimbulkan keresahan dalam masyarakat ; d. bahwa biya pendidikan yang disediakan oleh Pemerintah melalui dana BOS bagi SD, SMP dan yang sederajat, BKMM dan BOMM bagi SMA/SMK dan yang sederajat belum mencukupi karena keadaan tingkat kemahalan daerah, maka perlu penambahan dana operasional satuan pendidikan sehingga dapat membebaskan pungutan yang dilakukan oleh pendidikan ; e. bahwa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen telah menetapkan kebijakan untuk membebaskan berbagai pungutan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik negeri maupun swasta setiap tahun pelajaran, terutama pada jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah ;

Transcript of BUPATI KEPULAUAN YAPEN - hukum.papua.go.idhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA...

RAFT 4 RANPERDA final

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

NOMOR 13 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten

Kepulauan Yapen sebagai sub sistem Pendidikan Nasional, dengan memperhatikan kekhususan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001

tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua maka, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen berupaya memperbaiki keadaan pendidikan di Kabupaten

Kepulauan Yapen sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia

b. bahwa untuk kepentingan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan dan kualitas pendidikan baik di

lingkungan sekolah negeri maupun swasta, maka perlu didukung dengan biaya, prasarana dan sarana yang

memadai ; c. bahwa berdasarkan keadaan perekonomian daerah dan

pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen yang belum memadai untuk menunjang pendidikan yang layak dan bermutu sehingga berbagai satuan

pendidikan berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai pungutan yang menimbulkan keresahan

dalam masyarakat ; d. bahwa biya pendidikan yang disediakan oleh Pemerintah

melalui dana BOS bagi SD, SMP dan yang sederajat, BKMM dan BOMM bagi SMA/SMK dan yang sederajat

belum mencukupi karena keadaan tingkat kemahalan daerah, maka perlu penambahan dana operasional satuan pendidikan sehingga dapat membebaskan pungutan yang

dilakukan oleh pendidikan ; e. bahwa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen telah

menetapkan kebijakan untuk membebaskan berbagai pungutan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik

negeri maupun swasta setiap tahun pelajaran, terutama pada jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah ;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembebasan Biaya Pendidikan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang

Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-

Kabupeten Otonom di Provinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2907);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4151), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang otonomi

Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4548);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4686);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3412), sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3763); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang

Pendidikan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3412) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1998 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3764);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 40, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2008 tentang

perubahan nama Kabupaten Yapen Waropen menjadi Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 80,

Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857);

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan dan

Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun

2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh

Pemerintah Kabupaten/Kota;

Dengan Persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

dan

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBEBASAN BIAYA

PENDIDIKAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Yapen

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen

3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Yapen

4. Dinas adalah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kepulauan Yapen ;

5. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

6. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,

dan jenis pendidikan tertentu.

7. Pungutan adalah segala biaya yang dipungut oleh satuan pendidikan dari orang tua peserta didik baik yang terkait dengan proses belajar mengajar

maupun pembangunan sekolah.

8. Pembebasan Biaya Pendidikan adalah pembebasan segala biaya pendidikan bagi peserta didik pada Satuan Pendidikan Formal yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah.

9. Pendidikan wajib belajar 12 tahun adalah jenjang pendidikan yang

diwajibkan kepada semua anak usia belajar di Kabupaten Kepulauan Yapen pada Jenjang SD, SMP, SMA dan SMK

10. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri

dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

BAB II PROGAM, RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

Pasal 2

Pembebasan Biaya Pendidikan merupakan pemenuhan biaya Pendidikan yang

pembiayaannya bersumber dari Pemerintah Daerah yang disebut Program Pembebasan Biaya Pendidikan.

Pasal 3

Pembebasan Biaya Pendidikan dilaksanakan pada tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta.

Pasal 4

(1) Program Pembebasan Biaya Pendidikan bertujuan untuk meringankan

beban orang tua / wali siswa dari kewajiban membayar biaya pendidikan ;

(2). Biaya Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh

Pemerintah Daerah.

(3). Pembebasan Biaya Pendidikan yang ditanggung oleh Pemerintah Daerah

adalah :

a. Biaya pembangunan/pengembangan b. Permintaan bantuan dengan alasan dana sharing

c. Pembayaran buku/modul d. Pembayaran iuran pramuka e. Pembayaran Pakaian Seragam, Pramuka, Batik dan Olah Raga

f. Pembayaran Lembaran Kerja Siswa (LKS) g. Pembayaran uang perpisahan h. Pembayaran uang photo

i. Pembayaran uang ujian j. Pembayaran uang ulangan/semester

k. Pembayaran uang pengayaan/les l. Pembayaran uang kegiatan ekstrakurikuler m. Pembayaran uang rapor

n. Pembayaran uang penulisan ijazah/raport o. Pembayaran uang infaq p. Pengutan lain yang dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk

penerimaan siswa baru, penilaian hasil belajar siswa, kesejahteraan anggota komite

Pasal 5

Pembebasan Biaya Pendidikan berfungsi untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak usia belajar guna mendapatkan pendidikan yang

layak dan bermutu.

BAB III

PELAKSANA DAN PENERIMA PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN Pasal 6

(1) Pelaksana Program Pembebasan Biaya Pendidikan adalah Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh satuan pendidikan Formal yaitu TK/RA,

SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta (2) Bagi Satuan Pendidikan Swasta yang tidak dapat melaksanakan program

Pembebasan Biaya Pendidikan, dapat menyampaikan pernyataan ketidak

mampuannya kepada Pemerintah Daerah (3) Tata cara pengajuan ketidakmampuan pelaksanaan program pembebasan

biaya pendidikan sebagaimana dimaksud ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati

Pasal 7

(1) Penerima Program Pembebasan Biaya Pendidikan adalah anak usia belajar

tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta yang orang tua/walinya berdomisili di wilayah Daerah ;

(2) Domisili sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Dokumen Kependukan

Daerah yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;

BAB IV

WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu

Wewenang dan Kewajiban Pemerintah Daerah Pasal 8

Pemerintah Daerah berwenang mengelola, memantau dan mengendalikan penyelenggaraan pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

masyarakat. Pasal 9

Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana dalam APBD guna terselenggaranya Pembebasan Biaya Pendidikan.

Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban Orang Tua Pasal 10

Orang tua berhak : a. memilih satuan pendidikan dengan memenuhi persyaratan-

persyaratan yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan dimaksud ; b. memperoleh dan/atau memberi masukan untuk perkembangan

pendidikan anaknya.

c. Orang tua wajib menyekolahkan anaknya pada satuan pendidikan sesuai program wajib belajar pendidikan 12 Tahun

Bagian Ketiga

Hak dan Kewajiban Peserta Didik Pasal 11

(1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak a. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kurikulum, bakat,

minat, dan kemampuannya; b. Mendapatkan pelayanan pendidikan secara gratis ; c. memperoleh pendidikan sesuai prinsip-prinsip standar

penyelenggaraan pendidikan d. Melapor Kecurangan yang terjadi ;

(2) Setiap peserta didik wajib :

a. mematuhi semua peraturan yang berlaku;

b. menghormati tenaga pendidik; c. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin berlangsungnya

proses dan keberhasilan pendidikan;

d. ikut memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban dan keamanan baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah

Bagian Keempat Hak Dan Kewajiban Satuan Pendidikan/Sekolah

Pasal 12

(1) Setiap TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta penerima program Pembebasan Biaya Pendidikan berhak memperoleh biaya operasional sekolah dari Pemerintah Daerah.

(2) Sekolah dapat menerima sumbangan dana sukarela dan tidak mengikat dari masyarakat dan Pihak Ketiga yang pelaksanaannya dilakukan secara transparan dan demokratis melalui Komite Sekolah.

Pasal 13

(1) Setiap TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta pelaksana

program pembebasan biaya pendidikan mempunyai kewajiban :

a. membebaskan orang tua siswa dari segala bentuk pungutan biaya Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3);

b. Melaksanakan program Pembebasan Biaya Pendidikan secara profesional berdasarkan standarisasi pendidikan ;

c. Memasang tulisan “Sekolah Pelaksana Pembebasan Biaya Pendidikan”

yang permanen dengan menggunakan media papan nama atau sejenisnya atau media lain yang ditempatkan pada bagian depan sekolah sehingga dapat terlihat oleh masyarakat umum

d. menjamin pelaksanaan hak-hak peserta didik untuk memperoleh

pendidikan tanpa membedakan status sosial dari orang tua/wali peserta

didik;

e. memfasilitasi dan bekerja sama dengan Komite Sekolah untuk menerapkan dan mengembangkan manajemen berbasis sekolah;

f. membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan kepada Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku ;

g. melaksanakan kurikulum sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku.

(2) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap tahun anggaran wajib menyampaikan Rencana

Anggaran dan Pendapatan Sekolah dalam rangka pelaksanaan Pembebasan Biaya Pendidikan kepada Bupati melalui Dinas

BAB V

SUMBER DANA, PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 14

(1) Dana Pembebasan Biaya Pendidikan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

(2) Besarnya dana Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung secara proporsional berdasarkan besaran jumlah peserta didik yang diajukan oleh Satuan Pendidikan/sekolah.

(3) Pengelolaan pertanggungjawaban penggunaan dana Pembebasan Biaya

Pendidikan berpedoman pada pengelolaan keuangan daerah

Pasal 15

(1) Satuan Pendidikan pelaksana Pembebasan Biaya Pendidikan wajib menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana kepada Dinas.

(2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana kepada Bupati sesuai peraturan pengelolaan keuangan daerah yang berlaku

BAB VI

LARANGAN Pasal 16

(1) Setiap orang atau Satuan Pendidikan selaku pelaksana program

Pembebasan Biaya Pendidikan dilarang melakukan pungutan kepada penerima program Pembebasan Biaya Pendidikan dalam bentuk apapun ;

(2) Pungutan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :

a. Permintaan bantuan pembangunan/pengembangan b. Permintaan bantuan dengan alasan dana sharing

c. Pembayaran buku/modul d. Pembayaran iuran pramuka e. Pembayaran Pakaian Seragam, Pramuka, Batik dan Olah Raga

f. Pembayaran Lembaran Kerja Siswa (LKS) g. Pembayaran uang perpisahan h. Pembayaran uang photo

i. Pembayaran uang ujian j. Pembayaran uang ulangan/semester

k. Pembayaran uang pengayaan/les l. Pembayaran uang kegiatan ekstrakurikuler m. Pembayaran uang rapor

n. Pembayaran uang penulisan ijazah/raport o. Pembayaran uang infaq

p. Pungutan lain yang dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan siswa baru, penilaian hasil belajar siswa, kesejahteraan anggota komite

BAB VII

PENGAWASAN

Pasal 17

(1) Pemerintah Daerah, Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Orang tua dan tenaga pendidik melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan

kewenangan masing-masing. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan

prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. (3) Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 18

Tenaga pendidik yang tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga

merugikan hak-hak dasar peserta didik diberikan sanksi disiplin dan

administrasi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX PENYIDIKAN

Pasal 19

(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah

diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan

tindak pidana pelaksanaan program pembebasan biaya pendidikan;

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana, agar keterangan atau laporan

tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana ;

c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana ;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana ;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan

terhadap barang bukti tersebut ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana ;

g. Menyuruh berhenti, dan atau melarang seseorang meningggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan

memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana

dimaksud pada huruf e ;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi ;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat

dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya

penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut

umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor

8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ;

BAB X KETENTUAN PIDANA

Pasal 20

(1) Kepala Sekolah dan/atau guru serta komite sekolah yang melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 17 diancam dengan pidana

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21

Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan daerah ini, sepanjang

mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 22

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran daerah

Kabupaten Kepulauan Yapen.

Ditetapkan di S E R U I pada tanggal 15 April 2013

BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

TONNY TESAR Diundangkan di Serui

pada tanggal 15 April 2013 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN,

YAN PIETER AYORBABA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TAHUN 2013 NOMOR

13

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

NOMOR 13 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN

I. UMUM

Pada hakekatnya manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan

merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi

dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan

diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara

berhak mendapat pendidikan, dan ayat (4) menegaskan bahwa Negara

memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh

persen dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan

penyelenggaraan pendidikan nasional.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Yang dimaksud dengan memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya adalah kesempatan untuk memilih sekolah yang ada dalam

wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen baik negeri maupun swasta

tanpa membeda-bedakan antara masyarakat miskin dan kaya.

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Yang dimaksud dengan usia belajar adalah usia 7 - 12 tahun untuk

siswa SD/MI, usia 12 - 15 tahun untuk siswa SMP/MTS, usia 15 -

18 tahun untuk siswa SMA/MA/SMK.

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Yang dimaksud dengan orang tua adalah orang tua dan/atau wali

calon siswa usia SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK.

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup Jelas

Pasal 16

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup Jelas

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal 20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Cukup Jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 61

18