BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

22
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan; b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan jasa konstruksi di daerah, Pemerintah Daerah wajib memberikan pelayanan, pembinaan, pengawasan serta pengaturan jasa konstruksi agar mampu mendukung terwujudnya ketertiban dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi secara optimal; c. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi, Pemerintah Berwenang memberikan izin usaha jasa konstruksi serta melakukan pengawasan terhadap usaha jasa konstruksi; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c , perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Jasa Konstuksi; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Transcript of BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

Page 1: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

BUPATI JEMBRANA

PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

NOMOR 1 TAHUN 2015

TENTANG

IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA,

Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah satukegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yangmempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagaisasaran guna menunjang terwujudnya tujuanpembangunan;

b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan jasakonstruksi di daerah, Pemerintah Daerah wajibmemberikan pelayanan, pembinaan, pengawasan sertapengaturan jasa konstruksi agar mampu mendukungterwujudnya ketertiban dalam penyelenggaraanpekerjaan konstruksi secara optimal;

c. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat JasaKonstruksi dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan JasaKonstruksi, Pemerintah Berwenang memberikan izinusaha jasa konstruksi serta melakukan pengawasanterhadap usaha jasa konstruksi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c , perlumenetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Usaha JasaKonstuksi;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

Page 2: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

2

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentangPembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam WilayahDaerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat danNusa Tenggara Timur (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1655);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang JasaKonstruksi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3833);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentangUsaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3955), sebagaimana telah diubahbeberapa kali, terakhir dengan Peraturan PemerintahNomor 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua AtasPeraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentangUsaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3955);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3956) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010tentang Perubahan Atas Peraturan PemerintahNomor 29 Tahun 2000 tentang PenyelenggaraanJasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 95);

Page 3: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

3

9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3957);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4593);

11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telahdiubah beberapa kali, terakhir dengan PeraturanPresiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang PerubahanKedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5334);

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor04/PRT/M/2011 tentang Pedoman PersyaratanPemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional;

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Sub Klasifikasi danSub Kualifikasi Usaha Jasa Konstruksi;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

dan

BUPATI JEMBRANA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN USAHA JASAKONSTRUKSI.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Jembrana.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jembrana3. Bupati adalah Bupati Jembrana.

Page 4: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

4

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebutDPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah.

5. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansiperencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaanpelayanan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasanpekerjaan konstruksi.

6. Usaha jasa konstruksi adalah usaha dalam layanan jasaperencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan jasakonstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan jasapekerjaan konstruksi.

7. Badan Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat BUJK,adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukanbadan hukum, yang kegiatan usahanya bergerak di bidang JasaKonstruksi.

8. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat IUJKadalah izin untuk melakukan usaha di bidang Jasa Konstruksiyang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah.

9. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagianrangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan besertapengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing besertakelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentukfisik lain.

10. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseoranganatau badan usaha yang dinyatakan ahli yangprofessional di bidang perencanaan jasa konstruksi yangmampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumenperencanaan bangunan atau bentuk fisik lain.

11. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseoranganatau badan usaha yang dinyatakan ahli yangprofessional dibidang pelaksanaan pekerjaan jasa konstruksiyang mampu menyelenggarakan kegiatannya untukmewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentukbangunan atau bentuk fisik lain.

12. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseoranganatau badan usaha yang dinyatakan ahli yangprofessional dibidang pengawasan jasa konstruksi, yangmampu melaksanakan pekerjaan pengawasansejak awalpelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dandiserahterimakan.

13. Domisili adalah tempat pendirian dan/atau kedudukan/alamatbadan usaha yang tetap dalam melakukan kegiatan usaha jasakonstruksi.

14. Sertifikat adalah :a. tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan

kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha dibidangjasa konstruksi, baik yang berbentuk orang perseoranganatau badan usaha; atau

b. tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuanprofesi keterampilan kerja dan keahlian kerja orangperseorangan dibidang jasa konstruksi menurut disiplinkeilmuan dan/atau keterampilan tertentu dan/ataukefungsian dan/atau keahlian tertentu.

Page 5: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

5

15. Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkanpenggolongan usaha dibidang jasa konstruksi menurut bidang dansub bidang pekerjaan atau penggolongan profesi ketrampilan dankeahlian kerja orang perseorangan dibidang jasa konstruksimenurut disiplin keilmuan dan/atau keterampilan tertentudan/atau kefungsian dan/atau keahlian masing-masing.

16. Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkanpenggolongan usaha dibidang jasa konstruksimenurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuanusaha, atau penggolongan profesi dan keahlian kerja orangperseorangan dibidang jasa konstruksi menuruttingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dankeahlian.

17. Pembinaan adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan,dan pengawasan yang dilakukan Pemerintah Daerah bagipenyedia jasa, pengguna jasa dan masyarakat.

18. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagaipemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukanlayanan jasa konstruksi.

19. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yangkegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi.

Pasal 2

Lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputi usaha jasakontruksi, perizinan, hak dan kewajiban, laporan pertanggungjawaban,serta pengawasan dan pemberdayaan.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 3

Pengaturan jasa konstruksi berlandaskan pada asas kejujuran dankeadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan,kemitraan, keamanan dan keselamatan demi kepentingan masyarakat,bangsa, dan Negara

Pasal 4

Pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk :a. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa

konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal,berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yangberkualitas;

b. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksiyang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasadan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkankepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

Page 6: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

6

c. mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasakonstruksi.

BAB III

USAHA JASA KONSTRUKSI

Bagian KesatuJenis Usaha, Bentuk Usaha dan Bidang Usaha

Pasal 5

Usaha Jasa Konstruksi mencakup jenis usaha, bentuk usaha danbidang usaha jasa konstruksi.

Paragraf 1Jenis Usaha

Pasal 6

(1) Jenis usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 meliputi jasa perencanaan, jasa pelaksanaan, dan jasapengawasan konstruksi.

(2) Usaha jasa perencanaan pekerjaan konstruksi memberikanlayanan jasa konsultansi perencanaan yang meliputibidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, danatau tata lingkungan.

(3) Usaha jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi memberikanlayanan jasa pelaksanaan yang meliputi bidang pekerjaanarsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan atau tatalingkungan.

(4) Usaha jasa pengawasan pekerjaan konstruksi memberikanlayanan jasa konsultasi pengawasan yang meliputi bidangpekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan atau tatalingkungan.

Pasal 7

(1) Lingkup layanan jasa perencanaan pekerjaan konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dapat terdiri dari :a. survei;b. perencanaan umum, studi makro, dan studi mikro;c. studi kelayakan proyek, industri, dan

produksi;d. perencanaan teknik, operasi, dan

pemeliharaan;e. penelitian.

(2) Lingkup layanan jasa pengawasan pekerjaan konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) dapat terdiri darijasa :a. pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;b. pengawasan keyakinan mutu dan ketepatan waktu dalam

proses pekerjaan dan hasil pekerjaan konstruksi.

Page 7: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

7

(3) Layanan jasa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasankonstruksi dapat dilakukan secara terintegrasi.

(4) Kegiatan yang dapat dilakukan secara terintegrasisebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas :a. rancang bangun (design and build);b. perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan terima jadi

(engineering, procurement, and construction);c. penyelenggaraan pekerjaan terima jadi (turn keyproject);dan/ataud. penyelenggaraan pekerjaan berbasis kinerja (performance

based).(5) Pengembangan layanan jasa perencanaan dan atau pengawasan

lainnya dapat mencakup antara lain jasa :a. manajemen proyek;b. manajemen konstruksi;c. penilaian kualitas, kuantitas, dan biaya pekerjaan.

(6) Layanan jasa konstruksi yang dilaksanakan secara terintegrasisebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat dilakukan olehbadan usaha yang berbadan hukum.

Paragraf 2Bentuk Usaha

Pasal 8

Bentuk usaha dalam kegiatan jasa konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 meliputi usaha orang perseorangan dan badan usaha.

Paragraf 3Bidang Usaha

Pasal 9

(1) Bidang usaha jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi terdiriatas bidang usaha yang bersifat umum dan spesialis.

(2) Bidang usaha jasa pelaksana konstruksi, terdiri atas bidang usahayang bersifat umum, spesialis, dan keterampilan tertentu.

(3) Bidang usaha jasa konstruksi yang bersifat umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhikriteria mampu mengerjakan bangunan konstruksi atau bentukfisik lain, mulai dari penyiapan lahan sampai denganpenyerahan akhir atau berfungsinya bangunan konstruksi.

(4) Bidang usaha jasa konstruksi yang bersifat spesialis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi kriteriamampu mengerjakan bagian tertentu dari bangunan konstruksiatau bentuk fisik lain.

(5) Bidang usaha jasa konstruksi yang bersifat keterampilan tertentusebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi kriteriamampu mengerjakan subbagian pekerjaan konstruksi daribagian tertentu bangunan konstruksi dengan menggunakanteknologi sederhana.

Page 8: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

8

Bagian KeduaKlasifikasi dan Kualifikasi Usaha

Pasal 10

Badan usaha jasa konstruksi yang memberikan layanan jasakonstruksi harus memiliki sertifikat sesuai klasifikasi dan kualifikasiusaha.

Pasal 11

(1) Klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 untuk bidangusaha jasa perencanaan dan jasa pengawasan konstruksi meliputi:a. arsitektur;b. rekayasa (engineering);c. penataan ruang; dand. jasa konsultansi lainnya.

(2) Klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 untuk bidangusaha jasa pelaksanaan konstruksi meliputi :a. bangunan gedung;b. bangunan sipil;c. instalasi mekanikal dan elektrikal; dand. jasa pelaksanaan lainnya.

(3) Setiap klasifikasi bidang usaha sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) dapat dibagi menjadi beberapa subklasifikasibidang usaha jasa konstruksi.

(4) Setiap subklasifikasi bidang usaha jasa konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat meliputi satu ataugabungan dari beberapa pekerjaan konstruksi.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian subklasifikasibidang usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 12

(1) Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 meliputi :a. kualifikasi usaha besar;b. kualifikasi usaha menengah;c. kualifikasi usaha kecil.

(2) Setiap kualifikasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dibagi menjadi beberapa subkualifikasi usaha jasakonstruksi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian subkualifikasiusaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 13

(1) Orang perseorangan yang memberikan layanan jasa konstruksiatau orangperseorangan yang dipekerjakan oleh badanusaha yang memberikan layanan jasa konstruksi harus memilikisertifikat sesuai klasifikasi dan kualifikasi.

Page 9: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

9

(2) Klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. arsitektur;b. sipil;c. mekanikal;d. elektrikal;e. tata lingkungan; danf. manajemen pelaksanaan.

(3) Kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. tenaga ahli; danb. tenaga terampil.

(4) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a terdiriatas subkualifikasi :a. muda;b. madya; danc. utama.

(5) Tenaga terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf bterdiri atas subkualifikasi :a. kelas tiga;b. kelas dua; danc. kelas satu.

Pasal 14

Dalam hal sertifikasi untuk bidang usaha instalasi mekanikal danelektrikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c danorang perseorangan untuk klasifikasi elektrikal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf d, harus berkoordinasidengan instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahandibidang ketenagalistrikan.

Pasal 15

(1) Usaha orang perseorangan dan/atau badan usaha jasakonsultansi perencanaan dan/atau jasa konsultansi pengawasankonstruksi hanya dapat melakukan layanan jasaperencanaan dan layanan jasa pengawasan pekerjaankonstruksi sesuai dengan sertifikat yang dimiliki.

(2) Usaha orang perseorangan selaku pelaksana konstruksi hanyadapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang beresiko kecil,berteknologi sederhana, dan dengan biaya kecil.

(3) Badan usaha jasa pelaksana konstruksi yang bukan berbadanhukum hanya dapat mengerjakan pekerjaan konstruksi yangberesiko kecil sampai sedang, berteknologi sederhana sampaimadya, dengan biaya kecil sampai sedang.

(4) Untuk pekerjaan konstruksi yang beresiko tinggi dan atau yangberteknologi tinggi dan atau yang berbiaya besar dapat dilakukanoleh badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas.

Page 10: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

10

Pasal 16

(1) Kriteria resiko pada pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15 terdiri dari :a. kriteria resiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi

yang pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umumdan harta benda;

b. kriteria resiko sedang mencakup pekerjaan konstruksiyang pelaksanaannya dapat beresiko membahayakankeselamatan umum, harta benda, dan jiwa manusia;

c. kriteria resiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksiyang pelaksanaannya beresiko sangat membahayakankeselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, danlingkungan.

(2) Kriteria penggunaan teknologi pada pekerjaan konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri dari :a. kriteria teknologi sederhana mencakup pekerjaan konstruksi

yang menggunakan alat kerja sederhana dan tidakmemerlukan tenaga ahli;

b. kriteria teknologi madya mencakup pekerjaan konstruksiyang menggunakan sedikit peralatan berat dan memerlukansedikit tenaga ahli;

c. kriteria teknologi tinggi mencakup pekerjaan konstruksiyang menggunakan banyak peralatan berat dan banyakmemerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil.

(3) Kriteria biaya pelaksanaan pada pekerjaan konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas kriteria biayakecil dan atau biaya sedang dan atau biaya besar yangditentukan berdasarkan besaran biaya dan volume pekerjaan.

Pasal 17

(1) Penanggung jawab teknik yang merupakan tenaga tetap badanusaha jasaperencanaan, jasa pelaksanaan, dan jasapengawasan harus memiliki sertifikat keterampilan dan/ataukeahlian sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerjakonstruksi.

(2) Tenaga teknik dan atau tenaga ahli yang berstatus tenaga tetappada suatu badan usaha, tidak boleh merangkap sebagai tenagatetap pada usaha orang perseorangan atau badan usaha lainnyadi bidang jasa konstruksi yang sama.

BAB IVPERIZINAN

Bagian KesatuWewenang Pemberian IUJK

Pasal 18

(1) Bupati memberikan IUJK kepada BUJK yang telahmemenuhi persyaratan dan berdomisili di daerah.

Page 11: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

11

(2) Bupati dapat menunjuk SKPD untuk menerbitkan IUJK dalamrangka pelaksanaan pemberian IUJK.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang bentuk IUJK ditetapkandengan Peraturan Bupati.

Bagian KeduaPersyaratan dan Tata Cara Pemberian IUJK

Paragraf 1Persyaratan

Pasal 19

(1) BUJK yang ingin memperoleh IUJK harus mengajukanpermohonan kepada Bupati melalui SKPD yang ditunjuk.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :a. permohonan izin baru;b. perpanjangan izin;c. perubahan data; dan/ataud. penutupan izin.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan permohonan danbentuk formulir permohonan IUJK sebagaimana dimaksud padaayat (2), diatur dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 2Tata Cara

Pasal 20

(1) SKPD yang ditunjuk melakukan pemeriksaan terhadap dokumenpermohonan dan dapat melakukan verifikasi lapanganuntuk memastikan keabsahan dokumen permohonan.

(2) Proses pemberian IUJK dilakukan paling lama 10 (sepuluh) harikerja setelah berkas dokumen persyaratan dinyatakan lengkap.

(3) IUJK yang sudah diberikan, ditayangkan melalui media internet.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian IUJK

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian KetigaTanda Daftar Usaha Orang Perseorangan

Pasal 21

(1) Usaha orang perseorangan harus memiliki SertifikatKeahlian / Sertifikat Keterampilan dan terdaftar pada SKPDpemberi IUJK.

(2) Usaha orang perseorangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan Kartu Tanda Daftar.

Page 12: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

12

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk Kartu TandaDaftar, persyaratan pendaftaran, perpanjangan dan penggantianKartu Tanda Daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturdengan Peraturan Bupati.

Bagian KeempatMasa Berlaku dan Wilayah Operasi IUJK

Pasal 22

(1) IUJK mempunyai masa berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapatdiperpanjang untuk setiap kali habis masa berlaku.

(2) IUJK yang diberikan berlaku di seluruh Wilayah RepublikIndonesia.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 23

(1) Setiap BUJK yang telah memiliki IUJK berhak untuk mengikutiproses pengadaan jasa konstruksi.

(2) BUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban untuk :a. memenuhi ketentuan tentang keteknikan, meliputi

persyaratan keamanan dan keselamatan umum, konstruksibangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan/ataukomponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai denganstandar atau norma yang berlaku;

b. memenuhi ketentuan tentang kesehatan tempat kerjakonstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

c. memenuhi ketentuan tentang perlindungan sosial tenagakerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

d. memenuhi ketentuan tentang tata lingkungan setempatdan pengelolaan lingkungan hidup sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

e. melaksanakan pekerjaan konstruksi secara tepat biaya danwaktu;

f. memasang papan nama perusahaan yang mencantumkannomor IUJK di kantor tempat BUJK berdomisili;

g. melaporkan perubahan data BUJK dalam waktu paling lama14 (empat belas) hari setelah terjadinya perubahan data BUJK;

h. menyampaikan dokumen yang benar dan asli dalamproses permohonan pemberian IUJK; dan

i. menyampaikan laporan akhir tahun yang disampaikankepada SKPD pemberi IUJK paling lambat bulan Desembertahun berjalan.

Page 13: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

13

(3) BUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Bidang UsahaPelaksana dan Pengawas berkewajiban menghasilkanproduk konstruksi sesuai spesifikasi dan disain dalam kontrakserta mengacu pada ketentuan keteknikan.

(4) BUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Bidang UsahaPerencana, berkewajiban menghasilkan disain produk konstruksiyang sesuai kontrak dan mengacu pada ketentuan keteknikan.

(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i, meliputi :a. nama dan nilai paket pekerjaan yang diperoleh;b. institusi /lembaga pengguna jasa; dan c. kemajuan pelaksanaan

pekerjaan.(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan format laporan

akhir tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur denganPeraturan Bupati.

BAB VI

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 24

(1) SKPD yang ditunjuk untuk melaksanakan pemberian IUJK,menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara berkala setiap3 (tiga) bulan sekali kepada Bupati.

(2) Bupati menyampaikan laporan pemberian IUJK kepadaGubernur secara berkala setiap 4 (empat) bulan sekali.

(3) Laporan Pertanggungjawaban pemberian IUJK sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi :a. daftar pemberian IUJK baru;b. daftar perpanjangan IUJK;c. daftar perubahan data IUJK;d. daftar penutupan IUJK;e. daftar usaha orang perseorangan;f. daftar BUJK yang terkena sanksi administratif; dang. kegiatan pengawasan dan pemberdayaan terhadap tertib IUJK.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan format laporanpertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VII

PENGAWASAN DAN PEMBERDAYAAN

Pasal 25

(1) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaanpemberian IUJK oleh SKPD yang ditunjuk.

(2) Bupati melakukan pemberdayaan kepada BUJK yang telahmemiliki IUJK.

Page 14: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

14

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk pengawasan danpemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 26

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pemberdayaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Bupati dapat membentukTim yang beranggotakan SKPD terkait.

(2) Keanggotaan dan tugas tim sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 27

(1) BUJK yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimanadimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dikenakansanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :a. peringatan tertulis; ataub. pembekuan izin usaha; atauc. pencabutan izin usaha.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaansanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IX

KETENTUAN LAIN – LAIN

Pasal 28

Izin usaha jasa konstruksi yang telah dikeluarkan sebelum berlakunyaPeraturan Daerah ini tetap berlaku sampai dengan jangka waktu izintersebut berakhir.

Page 15: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

15

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran DaerahKabupaten Jembrana.

Ditetapkan di Negarapada tanggal 6 Maret 2015BUPATI JEMBRANA,

Ttd.

I PUTU ARTHA

Diundangkan di Negarapada tanggal 6 Maret 2015SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

Ttd.

GEDE GUNADNYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2015 NOMOR 46

NOREG. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA, PROVINSI BALI :(NOMOR 1/ TAHUN 2015)

Page 16: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

16

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

NOMOR 1 TAHUN 2015

TENTANG

IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

I. UMUM

Jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminatioleh anggota masyarakat di berbagai tingkatan sebagaimana terlihat darimakin besarnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasakonstruksi. Peningkatan jumlah perusahaan ini ternyata belum diikutidengan peningkatan kualifikasi dan kinerjanya, yang tercermin padakenyataan bahwa mutu produk, ketepatan waktu pelaksanaan, danefisiensi pemanfaatan sumber daya manusia, modal, dan teknologi dalampenyelenggaraan jasa konstruksi belum sebagaimana yang diharapkan.

Di sisi lain, kesadaran masyarakat akan manfaat dan arti pentingjasa konstruksi masih perlu ditumbuhkembangkan agar mampumendukung terwujudnya ketertiban dalam penyelengaraan pekerjaankonstruksi secara optimal. Dengan dibentuk peraturan daerah tentangIzin Usaha Jasa Konstruksi di Kabupaten Jembrna, maka semuapenyelenggaraan jasa konstruksi wajib mematuhi seluruh ketentuanyang tercantum dalam Peraturan Daerah ini.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas

Pasal 3Asas Kejujuran dan Keadilan mengandung pengertiankesadaran akan fungsinya dalam penyelenggaraan tertib jasakonstruksi serta bertanggung jawab memenuhi berbagai kewajibanguna memperoleh haknya.Asas Manfaat mengandung pengertian bahwa segala kegiatan jasakonstruksi harus dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsipprofesionalitas dalam kemampuan dan tanggung jawab,efisiensi dan efektifitas yang dapat menjamin terwujudnya nilaitambah yang optimal bagi para pihak dalam penyelenggaraan jasakonstruksi.

Page 17: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

17

Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam interaksiantara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraanpekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untukmenghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.Asas Keseimbangan mengandung pengertian bahwapenyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus berlandaskan padaprinsip yang menjamin terwujudnya keseimbangan antarakemampuan penyedia jasa dan beban kerjanya. Pengguna jasadalam menetapkan penyedia jasa wajib mematuhi asas ini, untukmenjamin terpilihnya penyedia jasa yang paling sesuai, dan di sisilain dapat memberikan peluang pemerataan yang proporsionaldalam kesempatan kerja pada penyedia jasa.Asas Kemandirian mengandung pengertian tumbuh danberkembangnya daya saing jasa konstruksi.Asas Keterbukaan mengandung pengertian ketersediaan informasiyang dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi para pihak,terwujudnya transparansi dalam penyelenggaraan pekerjaankonstruksi yang memungkinkan para pihak dapat melaksanakankewajiban secara optimal dan kepastian akan hak dan untukmemperolehnya serta memungkinkan adanya koreksi sehinggadapat dihindari adanya berbagai kekurangan dan penyimpangan.Asas Kemitraan mengandung pengertian hubungan kerja parapihak yang harmonis, terbuka, bersifat timbal balik, dan sinergis.Asas Keamanan dan Keselamatan mengandung pengertianterpenuhinya tertib penyelenggaraan jasa konstruksi, keamananlingkungan dan keselamatan kerja, serta pemanfaatan hasilpekerjaan konstruksi dengan tetap memperhatikan kepentinganumum.

Pasal 4Cukup jelas

Pasal 5Jenis, bentuk, dan bidang usaha jasa konstruksi merupakankriteria dan batasan yang ditetapkan dan menjadi acuan bagimasyarakat yang ingin berusaha di bidang jasa konstruksi.

Pasal 6Cukup jelas

Pasal 7Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Layanan jasa konstruksi terintegrasi dapat dilaksanakan olehpenyedia jasa atau konsorsium penyedia jasa yang mempunyaikompetensi usaha perencanaan, dan/atau usaha pelaksanaan,dan/atau usaha pengawasan konstruksi, dan/atau lainnya sesuaidengan karakteristik layanan yang diperlukan.

Page 18: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

18

Ayat (4)Huruf a

Penyedia jasa membuat rancangan (rencana) atau desainsesuai persyaratan dari pengguna jasa dan menyediakan jasapelaksanaan.

Huruf bPenyedia jasa melaksanakan pembangunan suatu industryproses atau suatu pembangkit tenaga atau suatu saranaindustri atau suatu prasarana (infrastruktur) atau fasilitaslainnya, dimana seluruh pekerjaan perencanaan, pengadaan,dan pelaksanaan, termasuk instalasi dan pengoperasianawal (commissioning) dilaksanakan secara terintegrasiberdasarkan tingkat kepastian keluaran (output), hargaakhir, dan waktu penyelesaian sehingga siap untukdioperasikan.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)

Penyiapan lahan merupakan salah satu dari tahappengerjaan bangunan konstruksi yang bertujuan untukmembebaskan lahan dari semua benda yang ada di ataslahan sehingga dapat dimulai proses pengerjaan bangunankonstruksi.Yang dimaksud dengan berfungsinya bangunan konstruksiadalah elemen atau komponen bangunan konstruksi yangmendukung struktur bangunan sehingga dapatberfungsi dengan baik.

Ayat (4)Cukup jelas.

Page 19: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

19

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dKlasifikasi bidang usaha jasa konsultansi lainnya meliputisubklasifikasi bidang usaha :a. jasa konsultansi lingkungan;b. jasa konsultansi estimasi nilai lahan dan bangunan;c. jasa manajemen proyek terkait konstruksi bangunan;d. jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan

teknik sipil transportasi;e. jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan

teknik sipil keairan;f. jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaang. teknik sipil lainnya;h. jasa manajemen proyek terkait konstruksi

pekerjaan konstruksi proses dan fasilitas industrial; dani. jasa manajemen proyek terkait konstruksi pekerjaan

sistem kendali lalu lintas.Ayat (2)

Huruf aCukup jelas

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dKlasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan lainnyameliputi subklasifikasi bidang usaha :a. jasa penyewa alat konstruksi dan pembongkaran

bangunan atau pekerjaan sipil lainnya dengan operator;b. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi

prafabrikasi untuk konstruksi bangunan gedung;c. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksi

prafabrikasi untuk konstruksi jalan dan jembatan serta relkereta api; dan

Page 20: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

20

d. jasa pelaksana perakitan dan pemasangan konstruksiprafabrikasi untuk konstruksi prasarana sumber daya air,irigasi, dermaga, pelabuhan, persungaian, pantai sertabangunan pengolahan air bersih, limbah dan sampah(insinerator).

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 12Ayat (1)

Huruf aKualifikasi usaha besar merupakan bagian kegiatanregistrasi untuk melaksanakan pekerjaan usaha jasaperencanaan dan pengawasan konstruksi yang salah satunyadigolongkan berdasarkan kemampuan melaksanakan pekerjaandan batasan dari nilai satu pekerjaan adalah tak terhingga.Sedangkan untuk melaksanakan kualifikasi usaha pelaksanakonstruksi, berdasarkan kemampuan melaksanakan pekerjaandibagi menjadi dua yaitu dari 0 s/d Rp. 250 milyar dan dari0 s/d tak terbatas.

Huruf bKualifikasi usaha menengah merupakan bagian kegiatanregistrasi untuk melaksanakan pekerjaan usaha jasaperencanaan dan pengawasan konstruksi yang salah satunyadigolongkan berdasarkan kemampuan melaksanakan pekerjaanyang dibagi menjadi dua yaitu dari 0 s/d Rp. 1,5 milyar dandari 0 s/d Rp. 2,5 milyar. Sedangkan untuk melaksanakankualifikasi usaha pelaksana konstruksi, berdasarkankemampuan melaksanakan pekerjaan dibagi menjadi dua yaitudari 0 s/d Rp. 10 milyar dan dari 0 s/d Rp. 50 milyar.

Huruf cKualifikasi usaha kecil merupakan bagian kegiatanregistrasi untuk melaksanakan pekerjaan usaha jasaperencanaan dan pengawasan konstruksi yang salah satunyadigolongkan berdasarkan kemampuan melaksanakan pekerjaanyang dibagi menjadi dua yaitu dari 0 s/d Rp. 500 juta dandari 0 s/d Rp. 750 Juta. Sedangkan untuk melaksanakankualifikasi usaha pelaksana konstruksi, berdasarkankemampuan melaksanakan pekerjaan dibagi menjadi tiga yaitudari 0 s/d Rp. 1 milyar, 0 s/d Rp. 1,75 milyar dan dari 0 s/dRp. 2,5 milyar.

Ayat (2)Cukup jelas

Page 21: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

21

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Ayat (1)

Pembatasan pekerjaan yang boleh dilakukan oleh usaha orangperseorangan dan/atau badan usaha sesuai klasifikasi dankualifikasi dalam sertifikat dimaksudkan untuk memberikanperlindungan terhadap para pihak dan masyarakat atas risikopekerjaan konstruksi.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Ayat (1)

Selain memiliki keterampilan dan keahlian sesuai denganbidangnya, penanggung jawab teknik harus memiliki kemampuanmanajerial dibidang pelaksanaan pekerjaan, sepertiadministrasi keuangan, pengendalian mutu, sertakeselamatan dan kesehatan kerja.

Ayat (2)Larangan perangkapan ini berkaitan dengan larangan praktekmonopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Page 22: BUPATI JEMBRANA - bali.bpk.go.id

22

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 39