BUPATI BUOL DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK …
Transcript of BUPATI BUOL DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK …
♦ -
BUPATI BUOL
PROVINSI SULAWESI TENGAH
PERATURAN BUPATI BUOL
NOMOR 33 TAHUN 2020
TENTANG
DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LO K AL BERSKALA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BUOL,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 21 ayat
(1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 tahun 2016
tentang Kewenangan Desa, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten
Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3900) sebagaimana telah diubah dengan
Undang - Undang 11 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang - Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan
Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 179, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3966);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
200212 2 005
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
9Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6321);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1037);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA
BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki desa
meliputi kewenangan berdasarkan hak asal usul,
kewenangan lokal berskala desa, kewenangan yang
ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
atau Pemerintah Daerah Kabupaten serta kewenangan
lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang
merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa
atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat.
3. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan
efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa.
4. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besamya
kesejahteraan masyarakat Desa.
5. Pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan
pengendalian atas semua sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai ataupun menyelesaikan tujuan tertentu.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Pemerintahan Desa. adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik
indonesia.
8. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa atau yang
mempunyai wewenang, tugas, kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanak tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
9. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
11. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa dan/atau Pemerintah Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya
disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa.
13. Daerah adalah Daerah Kabupaten Buol.
14. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
15. Bupati adalah Bupati Buol
16. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah keija Kecamatan yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan
kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan.
BAB II
JENIS KEWENANGAN DESA
Pasal2
Jenis Kewenangan Desa yang diatur dalam Peraturan Bupati
ini meliputi:
a. Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul; dan
b. Kewenangan Lokal Berskala Desa;
(1) Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, terdiri
atas:
a. sistem organisasi perangkat Desa;
b. sistem organisasi masyarakat adat;
c. pembinaan kelembagaan masyarakat;
d. pembinaan lembaga dan hukum adat;
e. pengelolaan tanah kas Desa;
f. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa;
dan
g. pengembangan peran masyarakat Desa.
(2) Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hasil
identifïkasi dan inventarisasi tersendiri atas:
a. penyelesaian sengketa antar masyarakat diluar
pemilikan hak-hak perdata;
b. pembinaan ketentraman masyarakat Desa;
c. pencatatan dan inventarisasi kepemilikan hak atas
BAB III
DAFTAR KEWENANGAN DESA
Bagian Kesatu
Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul
Pasal 3
tanah di Desa;
d. peningkatan upaya gotong royong masyarakat;
e. pengelolaan kekayaan dan aset Desa;
f. pengelolaan adat istiadat dan seni budaya
masyarakat Desa setempat; dan
g. pengembangan lembaga keuangan Desa.
Bagian Kedua
Daftar Kewenangan Lokal Berskala Desa
Pasal 4
(1) Daftar Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huru b, terdiri atas:
a. pengelolaan tambatan perahu;
b. pengelolaan pasar Desa;
c. pengelolaan tempat pemandian umum;
d. pengelolaan jaringan irigasi;
e. pengelolaan lingkungan pemukiman masyarakat
Desa;
f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan
pos pelayanan terpadu;
g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan
belajar;
h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
i. pengelolaan embung Desa;
j. pembuatan jalan Desa antar pemukiman ke wilayah
pertanian; dan
k. pengelolaan air minum berskala Desa.
(2) Daftar Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hasil identifikasi dan inventarisasi
terdiri atas:
a. bidang pemerintahan Desa;
b. bidang pembangunan Desa;
c. bidang pembinaan kemasyarakatan Desa; dan
d. bidang pemberdayaan masyarakat Desa.
Pasal 5
(1) Daftar Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf a terdiri atas:
a. penetapan dan penegasan batas Desa meliputi:
1. musyawarah antar Desa dalam penetapan dan
penegasan batas Desa;
2. Penetapan batas wilayah Dusun; dan
3. Penetapan Dusun.
b. pengembangan sistem administras! dan informasi
Desa meliputi:
1. penyusunan dan penggunaan aplikasi keuangan
dan aset Desa;
2. penyusunan dan penggunaan aplikasi profil
Desa;
3. penyusunan buku dan papan monografi Desa;
4. pemasangan jaringan telpon dan internet;
5. pengolaan dan penggunaan website Desa; dan
6. penerbitan berita Desa.
c. pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa
meliputi:
1. penetapan rencana tata ruang dan kawasan
Desa berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten;
2. pemberian surat pengantar perizinan usaha,
tempat usaha, dan pendirian pembangunan; dan
3. pembuatan peta sosial Desa.
d. pendataan dan pengklasifïkasian tenaga keija Desa.
e. pendataan penduduk yang bekerja pada sector
pertanian dan sektor non pertanian.
f. pendataan penduduk menurut jumlah penduduk
usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan
tingkat partisipasi angktan keija.
g. pendataan penduduk berumur 17 tahun ke atas yang
bekeija menurut lapangan pekeijaan, jenis pekerjaan
dan status pekeijaan.
h. pendataan penduduk yang bekeija di luar negeri.
i. penyelenggaraan musyawarah Desa.
j. penetapan organisasi Pemerintah Desa meliputi:
1. penetapan struktur organisasi dan tata keija
pemerintah Desa; dan
2. pemilihan Kepala Desa.
k. pembentukan dan pembinaan BPD meliputi;
1. pemilihan anggota BPD; dan
2. pemilihan anggota BPD antar waktu.
l. pembentukan dan pembinaan Lembaga Masyarakat
Desa;
m. pembentukan gabungan kelompok tani dan
Kelompok Tani;
n. penetapan dan pembangunan Badan Umum Milik
Desa;
o. pembentukan kelompok sadar wisata;
p. pembentukan dan pembinaan lindungan masyarakat;
q. pembentukan dan pembinaan badan amil zakat fitra,
infak dan sedakah;
r. penetapan perangkat Desa;
1. pengangkatan dan pemberhentian perangkat
Desa; dan
2. penetapan tambahan tugas dari Kepala Desa.
s. kegiatan jaminan kesehatan perangkat Desa;
t. pengadaan operasional perkantoran meliputi:
1. pengadaan dan pemeliharaan peralatan dan
perlengkapan kantor;
2. pengadaan dan pemeliharaan gedung kantor;
3. pemeliharaan halaman dan taman kantor; dan
4. pemeliharaan kendaraan dinas/operasional.
u. penetapan rencana Desa meliputi:
1. penetapan RPJMDesa;
2. penetapan RKPDesa.
v. penetapan APBDesa dan perubahan APBDesa;
w. penetapan dan perubahan peraturan di Desa;
x. penetapan keija sama antar Desa;
y. pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau
balai Desa dan aset Desa lainya;
z. pemberian izin hak pengelolah atas tanah Desa;
aa. penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti
kejadian bencana, konflik, rawan pangan, wabah
penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar
biasa lainya dalam sekala Desa;
bb. pengelolahan arsip Desa;
cc. penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan
lainya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial
masyarakat Desa; dan
dd. pengelolahan sumber daya alam Desa.
(2) Perincian Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf b meliputi:
a. pelayanan dasar Desa;
1. pengembangan pos kesehatan Desa dan pondok
bersalin Desa:
a) pembangunan dan pemeliharaan pos
kesehatan Desa;
b) pembangunan dan pemeliharaan pondok
bersalin Desa; dan
c) pemeliharaan puskesmas pembantu.
2. pengembangan tenaga kesehatan Desa:
a) penetapan tunjangan tenaga kesehatan
Desa;
b) penetapan dan pembinaan kader kesehatan
Desa; dan
c) penetapan tunjangan kader kesehatan
Desa.
3. pengelolaan dan pembinaan posyandu.
a) layanan gizi untuk balita;
b) pemeriksaan ibu hamil;
c) pemberian makan dan tambahan;
d) penyuluhan kesehatan;
e) gerakan hidup bersih dan sehat;
g) gerakan sehat untuk lanjut usia;
h) penetapan dan pembinaan kader posyandu;
i) penetapan tunjangan kader Posyandu;
j) pembangunan gedung posyandu; dan
k) pengadaan sarana dan prasarana
posyandu.
4. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional.
5. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan
narkoba dan zat adiktif di Desa.
6. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak
usia dini milik Desa
a) pengembangan dan penyelenggara
pendidikan anak usia dini;
b) pembangunan dan pemeliharaan gedung
pendidikan anak usia dini;
c) pengadaan dan pengembangan sarana dan
prasarana belajar/bermain pendidikan
anak usia dini;
d) penetapan dan pembinaan tenaga pengelola
dan tenaga tutor pendidikan anak usia dini;
dan
e) penetapan tunjangan tenaga pengelola dan
tenaga tutor pendidikan anak usia dini.
7. Pengadaan dan pengelolaan sanggar seni
budaya.
a) pengadaan dan pengembangan sarana
prasarana seni budaya; dan
b) penetapan dan pembinaan tenaga pengelola
dan tenaga pelatih.
8. pengadaan dan pengolaan perpustakaan Desa
meliputi:
a) pembangunan dan pemeliharaan gedung
perpustakaan Desa;
b) pengadaan sarana dan prasarana gedung
c) penetapan dan pembinaan tenaga pengelola
perpustakaan; dan
d) penetapan tunjangan tenaga tenaga
pengelola perpustakaan.
9. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok
belajar, siswa, pelajar dan mahasiswa meliputi;
a) pengadaan perlengkapan baju seragam
terhadap siswa dan pelajar yang
berprestasi atau tidak mampu; dan
b) pemberian beasiswa terhadap siswa dan
pelajar yang berprestasi atau tidak mampu;
b. Sarana dan Prasarana Desa.
1. pembangunan dan pemeliharaan gedung kantor
di Desa, meliputi:
a) pembangunan dan pemeliharaan gedung
kantor Desa dan atau balai Desa;
b) pembangunan dan pemeliharaan gedung
kantor Badan Permusyawaratan Desa; dan
c) pembangunan dan pemeliharaan gedung
kantor Pembinaan Kesejahteraan Keluarga,
Lembaga Pemasyarakatan dan lembaga
kemasyarakatan iainya.
2. pembangunan dan pemeliharaan pemukiman
Desa.
3. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa,
meliputi;
a) perintisan jalan;
b) pengerasan jalan;
c) jalan rabat béton;
d) pengaspalan jalan; dan
e) pengadaan alat keselamatan lalu lintas
berupa pagar pengaman jalan, marka jalan,
rambu lalu lintas, alat pemberi isyarat lalu
lintas dan cermin tikungan.
4. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha
tani;
5. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;
6. pembangunan dan pemeliharaan saluran
drainase/gorong-gorong berskala Desa;
7. pembangunan dan pemeliharaan jembatan
berskala Desa;
8. pembangunan dan pemeliharaan tarup/ talud/
bronjong berskala Desa.
9. pembangunan energi baru dan terbarukan,
meliputi:
a) pembangunan dan pemeliharaan reaktor
biogas; dan
b) pembangunan dan pemeliharaan sarana
prasarana pembangkit listrik bertenaga air
sekala kecil (micro hydro).
10. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah;
11. pembangunan dan pengelolaan pemakaman
Desa;
12. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan, meliputi:
a) pembangunan pengelolaan sampah atau
limbah;
b) penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan persampahan berupa:
penyediaan motor gandeng, tong sampah,
tempat pembuangan sampah;
c) pembangunan jamban keluarga; dan
d) pembangunan dan pemeliharaan mandi
cuci kakus umum.
13. pembangunan dan pengelolaan air bersih
berskala Desa;
14. pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi
Desa meliputi :
a) pembangunan dan pemeliharaan jaringan
irigasi;
b) pembangunan dan pemeliharaan dan parit;
c) pembangunan dan pemeliharaan sumur
tanah;
d) pembangunan dan pemeliharaan lapangan
Desa;
e) pembangunan dan pemeliharaan taman
Desa;
f) pembangunan dan pemeliharaan serta
pengelolaan saluran untuk budidaya ikan;
dan
g) pengembangan sarana dan prasarana
produksi Desa.
c. Pengembangan ekonomi lokal Desa meliputi:
1. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan
kios Desa;
2. pembangunan dan pengelolaan tempat
pelelangan ikan milik Desa;
3. pengembangan usaha mikro berbasis Desa,
berupa sentra usaha mikro kecil dan menengah;
4. pendayagunaan keuangan mikro berbasis Desa,
meliputi:
a) pengembangan kelembagaan koperasi; dan
b) pembentukan koperasi pada unit usaha
simpan pinjam BUMDesa;
5. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring,
apung dan bagan ikan;
6. pembangunan dan pengelolaan tambatan
perahu;
7. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan
dan penetapan cadangan pangan Desa, melalui:
a) pembinaan dan pengembangan Desa
mandiri pangan;
b) peningkatan ketahanan pangan Desa; dan
c) pembinaan dan pengembangan kebun
percontohan pangan lokal.
8. penetapan komoditas unggulan pertanian dan
9. pengaturan peiaksanaan penanggulangan hama
dan penyakit pertanian dan perikanan secara
terpadu;
10. penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk
pertanian dan perikanan;
11. pengembangan benih lokal meliputi;
a) pembangunan sarana prasarana dan
pembibitan hortikultura;
b) pembangunan sarana prasarana dan
pembibitan tanaman pangan; dan
c) pembangunan sarana prasarana dan
pembibitan tanaman perkebunan.
12. pengadaan dan pemberian bantuan benih/bibit
kepada masyarakat;
13. pengembangan temak secara kolektif;
14. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri
untuk kebutuhan industri dan rumah tangga;
15. pendirian dan pengelolaan BUMDesa;
16. pembangunan dan pengelolaan tambatan
perahu;
17. pengelolaan ladang gembala;
18. pengembangan wisata Desa diluar rencana
induk pengembangan pariwisata kabupaten;
19. pengembangan dan pengelolaan balai benih
ikan;
20. pengembangan teknologi tepat guna pengelolaan
hasil pertanian, perikanan, pertenakan,
perkebunan dan kehutanan;
21. pengembangan sistem usaha produksi pertanian
yang bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan
dan budaya lokal;
22. pelestarian hutan rakyat dan sumberdaya
didalamnya; dan
23. pengadaan alat-alat pertanian dan perkebunan.
d. pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Desa,
meliputi:
1. penghijauan;
2. perlindungan mata air;
3. pembersihan daerah aliran sungai;
4. pengawasan terhadap kegiatan dan usaha yang
berdampak terhadap lingkungan hidup Desa;
5. pengaturan, pengendalian, pelestarian
lingkungan dan tata guna lahan Desa; dan
6. fasilitasi pembentukan kelompok peduli
lingkungan di Desa.
(3) Daftar Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf c meliputi:
a. pembinaan keamanan, ketertiban, ketentraman
wilayah masyarakat Desa dan pembinaan
perlindungan masyarakat;
b. pembinaan kerukunan warga masyarakat Desa dan
pembinaan rukun tetangga;
c. pembinaan kader pemberdayaan kesejahteraan
keluarga, dasa wisma, serta upaya peningkatan
pendapatan keluarga dan posyandu;
d. pembinaan lembaga perberdayaan masyarakat;
e. pemeliharaan perdamaian, menangani konflik dan
melakukan mediasi di Desa;
f. pelestarian dan pengembangan swadaya gotong
royong masyarakat Desa;
g. penanganan dan penanggulangan bencana di Desa;
dan
h. pembinaan akseptor keluarga berencana.
(4) Daftar Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf d meliputi :
a. pengembangan seni budaya lokal melalui:
1. pelestarian seni budaya lokal;
2. pembentukan sanggar seni budaya;
3. festival dan lomba seni budaya; dan
4. pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana seni budaya.
b. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi
lembaga masyarakat dan lembaga adat, meliputi:
1. lembaga pemberdayaan masyarakat dan kader
pemberdayaan masyarakat;
2. karang taruna;
3. pembinaan kesejahteraan keluarga;
4. satgas anti narkotika dan obat-obatan terlarang;
dan
5. lembaga masyarakat dan lembaga adat lainya.
c. fasilitasi kelompok masyarakat meliputi:
1. kelompok tani, temak dan kelembagaan irigasi
pertanian /perkebunan;
2. kelompok nelayan;
3. kelompok seni budaya;
4. Kelompok pemuda dan olah raga;
5. kelompok informasi masyarakat Desa;
6. kelompok siaga bencana/penanggulangan resiko
bencana atau tim relawan penanggulangan
bencana berbasis masyarakat di Desa;
7. kelompok usaha ekonomi produktif; dan
8. kelompok tribina bina keluarga balita, bina
keluarga remaja dan bina keluarga lansia;
d. pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir
miskin, melalui :
1. pemberian bantuan sandang dan pangan
keluarga miskin; dan
2. rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi
keluarga miskin.
e. fasilitasi terhadap kelompok-kelompok rentan,
kelompok masyarakat miskin, perempuan,
masyarakat adat, dan difabel.
f. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi
para regai untuk memberikan bantuan hukum
kepada warga masyarakat Desa;
g. analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;
h. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan
hidup bersih dan sehat, meliputi:
1. pelatihan pembuatan penyaringan air
sederhana;
2. survei mawas diri bidang kesehatan;
3. pembentukan dan pembinaan pos pembinaan
terpadu;
4. pembentukan dan pembinaan pos malaria Desa;
dan
5. pembentukan dan pembinaan pos tuberkulosis
Desa;
i. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi
kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
j. peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha
ekonomi Desa, meliputi:
1. pelatihan pengembangan hasil hutan non kayu;
2. pelatihan budidaya dan penanganan pasca
panen kakao dan kopi;dan
3. pelatihan kewirausahaan.
k. pendayagunaan teknologi tepat guna melalui :
1. pelatihan pemanfaatan alat teknologi baru dan
terbarukan;
2. pelatihan pembuatan pupuk cair dan rumput
laut;
3. pelatihan pemeliharaan lebah madu dengan
pendekatan Teknologi Tepat Guna;
4. pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah
rumah tangga;
5. pelatihan industri kerajinan;
6. pelatihan inovasi dan pengembangan teknologi
tepat guna;
7. peningkatan kapasitas tentang pengelolaan
limbah plastik dan limbah masyarakat lainnya;
dan
8. pelatihan pengelolaan hasil pertanian,
perkebunan dan kehutanan menjadi produk
unggulan desa.
l. peningkatan kapasitas masyarakat melalui:
1. kader pemberdayaan masyarakat desa;
2. kelompok usaha ekonomi produktif;
3. kelompok perempuan;
4. kelompok tani, temak dan wanita tani;
5. kelompok masyarakat miskin;
6. kelompok nelayan;
7. kelompok pengrajin;
8. kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
9. kelompok pemuda;
10. kelompok lain sesuai kondisi desa;
11. kelompok keagamaan ;
12. kelompok pengerajin;
13. kelompok pemuda;dan
14. kelompok pemerhati perlindungan anak.
m. penyelenggaraan lomba tingkat dusun, Desa,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional;
n. penyelenggaraan pengajian dan peringatan hari besar
islam;
o. pemberdayaan perlindungan korban kekerasan
berbasis gender dan anak di Desa;
p. peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa
meliputi:
1. peningkatan kapasitas Kepala Desa, perangkat
Desa dan staf Desa;dan
2. peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota
BPD.
BAB IV
KRITERIA KEWENANGAN DESA
Pasal 6
(1) Kriteria Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asul-Usul :
a. merupakan warisan sepanjang masih hidup;
b. sesuai perkembangan masyarakat;dan
c. sesuai prinsip negara kesatuan republik indonesia;
(2) Kriteria Kewenangan Lokal Berskala Desa:
a. sesuai kepentingan masyarakat Desa;
b. telah dijalankan oleh Desa;
c. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
d. muncul karena perkembangan desa dan parakars
masyarakat Desa; dan
e. program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan
ke Desa.
BAB V
MEKANISME PENETAPAN KEWENANGAN DESA
Pasal 7
Pemerintah Desa menetapkan Kewenangan Desa Berdasarkan
Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa dengan
tahapan sebagai berikut:
a. pemilihan kewenangan berdasarkan daftar Kewenangan
Desa;
b. menyusun rancangan Peraturan Desa;
c. dikonsultasikan kepada masyarakat Desa dan Camat;
d. pembahasan rancangan Peraturan Desa;
e. evaluasi rancangan Peraturan Desa kepada Bupati melalui
Dinas/Camat; dan
f. penetapan dan pengundangan Peraturan Desa.
Pasal 8
Pemilihan Kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf a dilakukan dalam forum musyawarah desa yang
diselenggarakan oleh BPD dan di hadiri oleh Pemerintah Desa,
Lembaga Kemsyarakatan Desa dan unsur masyarakat.
♦
Pasal 9
(1) Pembahasan rancangan peraturan Desa tentang
kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf d dilakukan oleh Kepala Desa bersama BPD untuk
disepakati bersama.
(2) Pemerintah Desa bersama-sama BPD dapat menambah
jenis kewenangan berdasarkan hak asal usul Desa dan
Kewenangan lokal berskala Desa lainya sesuai dengan
prakarsa masvarakat, kebutuhan dan kondisi lokal Desa.
(3) Rancangan Peraturan Desa yang telah dibahas dan
disepakati bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui
Camat untuk dievaluasi.
Pasal 10
(1) Dalam hal hasil évaluas! Rancangan Peraturan Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) dinyatakan
tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa
bersama BPD melakukan penyempumaan.
(2) Rancangan Peraturan Desa yang telah disempurnakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
BAB VI
PEMBINAAN PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 1 1
( 1 )
(2 )
(3)
Camat, Dinas dan Aparat Pemeriksa Internai Pemerintah
(APIP) melakukan pembinaan dan pengawasan dalam
pelaksanaan Kewenangan Desa.
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dikoordinasikan oleh Camat.
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan paling singkat 3
(tiga) bulan sekali
(4) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. fasilitasi dan koordinasi;
b. peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa;
dan
c. monitoring dan evaluasi
Pasal 12
(1) Kepala Desa wajib melaporkan reali sasi pelaksanaan
kewenangan Desa kepada Bupati melalui Camat.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara tertulis dan disampaikan paling singkat. dua kali
dalam setahun.
B AB Vil
PENDANAAN
Pasal 13
Penyelenggaraan Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-
Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di biayai oleh:
a. APBD;
b. APBDesa; dan
c. Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.
BAB VIH
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 14
(1) Kewenangan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa yang telah ada dan sudah dilaksanakan
oleh Pemerintah Desa agar menyesuaikan dengan
Peraturan Bupati ini paling lambat Bulan Januari Tahun
2021 .
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang(2)
agar menyesuaikan dengan Peraturan Bupati ini paling
lambat Bulan Januari Tahun 2021.
(3) Rencana Kerja Pemerintah Desa yang telah ditetapkan
sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini tetap berlaku sampai dengan berakhimya masa berlakunya.
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Buol Nomor 51 Tahun 2017 tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa di Kabupaten Buol (Berita Daerah Tahun 2017 Nomor 51)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Pasal 16
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatkannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Buol.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 15
Ditetapkan di Buol
pada tanggal 4 November 2020
Diundangkan di Buol
KABUPATEN BUOL TAHUN 2020 NOMOR