BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

20
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2020 TENTANG ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRENGAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (8) Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pendirian Rumah Sakit Umum Daerah Srengat perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Organisasi dan Tata Hubungan Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Srengat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten/Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

Transcript of BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

Page 1: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

BUPATI BLITAR

PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN

PERATURAN BUPATI BLITAR

NOMOR 1 TAHUN 2020

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN KERJA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRENGAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (8)

Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 1 Tahun

2020 tentang Pendirian Rumah Sakit Umum Daerah

Srengat perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang

Organisasi dan Tata Hubungan Kerja Rumah Sakit

Umum Daerah Srengat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas

Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II

Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang Nomor

12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten/Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah

Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

Page 2: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

2

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5072);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5888)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 3: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

3

Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun

2016 Nomor 10/D, Tambahan Lembaran Daerah

Nomor 17);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 1 Tahun

2020 tentang Pendirian Rumah Sakit Umum Daerah

Srengat (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun

2020 Nomor 1/E, Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Blitar Nomor 56 );

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ORGANISASI DAN TATA

HUBUNGAN KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SRENGAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.

2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Blitar.

4. Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah

Daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

5. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Perangkat

Daerah dalam Lingkungan Pemerintah Daerah yang menangani

urusan pemerintah di bidang kesehatan.

6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.

7. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah

Rumah Sakit Umum Daerah Srengat.

Page 4: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

4

8. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unit

organisasi atau satuan kerja mandiri yang melaksanakan tugas teknis

operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari

dinas daerah kabupaten di bidang kesehatan.

9. Kepala RSUD yang selanjutnya disebut Direktur adalah pejabat eselon

III a atau jabatan administrator.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi RSUD dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menjadi kewenangan

Perangkat Daerah yang menangani urusan Pemerintahan bidang

kesehatan.

Pasal 3

Peraturan Bupati ini bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan RSUD

Srengat yang rasional, proporsional, efektif dan efisien sesuai dengan visi

misi Pemerintah Daerah.

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:

a. kedudukan;

b. susunan organisasi;

c. tugas pokok, fungsi dan uraian tugas;

d. unit-unit non struktural;

e. tata kerja; dan

f. pelaporan;

BAB III

KEDUDUKAN

Pasal 5

(1) RSUD dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggungjawab kepada

Kepala Dinas.

(2) RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan unit organisasi

bersifat khusus dan unit layanan yang bekerja secara profesional.

Page 5: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

5

BAB IV

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 6

(1) Susunan organisasi RSUD terdiri dari:

a. Direktur;

b. Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan;

1. Sub Bagian Umum;

2. Sub Bagian Kepegawaian; dan

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan;

1. Seksi Pelayanan Medis; dan

2. Seksi Pelayanan Keperawatan.

d. Bidang Pelayanan Penunjang Klinik dan Non Klinik;

1. Seksi Pelayanan Klinik; dan

2. Seksi Pelayanan Penunjang Non Klinik.

e. Bidang Perencanaan dan Pengembangan;

1. Seksi Pelaporan dan Evaluasi; dan

2. Seksi Informasi, Perencanaan dan Pengembangan

f. Unit-Unit Non Struktural;

1. Dewan Pengawas;

2. Satuan Pengawas Internal; dan

3. Komite.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan susunan organisasi RSUD sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Bupati ini.

BAB V

TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Rumah Sakit Umum Daerah

Pasal 7

RSUD mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan rujukan.

Page 6: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

6

Pasal 8

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, RSUD

menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan pelayanan medis;

b. penyelenggaraan pelayanan penunjang klinis dan non klinis;

c. penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;

d. pengelolaan perencanaan dan pengembangan RSUD;

e. pengelolaan administrasi dan keuangan;

f. penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal RSUD

yang wajib dilaksanakan;

g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait di bidang pelayanan

kesehatan;

h. penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien; dan

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan

lingkup bidang tugas pelayanan kesehatan.

Bagian Kedua

Direktur

Pasal 9

Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a,

mempunyai tugas memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,

mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan program

dan kegiatan rumah sakit untuk mencapai tujuan rumah sakit sesuai

dengan visi misi Kepala Daerah serta peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Pasal 10

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,

Direktur mempunyai fungsi:

a. penanggungjawab umum kegiatan operasional dan keuangan;

b. penyusunan rencana pengembangan dan rencana strategis RSUD;

c. pembuatan kebijakan terkait kegiatan RSUD;

d. penyusunan, pengoordinasian, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan,

pengevaluasian dan pelaporan rencana kegiatan dan anggaran RSUD;

e. pengelolaan aset yang dimiliki oleh RSUD; dan

f. pengembangan jejaring dan kerja sama dengan pihak eksternal guna

kelancaran pelaksanaan kegiatan RSUD.

Page 7: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

7

Bagian Ketiga

Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan

Pasal 11

Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 ayat (1) huruf b, dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang

mempunyai tugas membantu Direktur dalam perencanaan,

pengoordinasian, pelaksanaan, pengawasan, pembinaan, pengendalian,

pengevaluasian dan pelaporan urusan administrasi umum, rumah tangga,

kepegawaian, keuangan RSUD.

Pasal 12

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,

Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan mempunyai fungsi:

a. penanggung jawab utama kegiatan pelayanan administrasi umum,

kepegawaian dan keuangan RSUD;

b. pengarahan kegiatan pelayanan administrasi umum, kepegawaian dan

keuangan;

c. pembinaan, pengawasan, pengevaluasian dan pelaporan kegiatan

pelayanan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan;

d. pengelolaan sumber daya dalam lingkup umum, kepegawaian dan

keuangan; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan lingkup

bidang tugas.

Paragraf 1

Sub Bagian Umum

Pasal 13

Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b

angka 1, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai

tugas:

a. mengelola kegiatan pelayanan umum RSUD;

b. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup administrasi umum;

c. mengelola urusan surat-menyurat, pengetikan, pencetakan,

penggandaan dan tata kearsipan;

d. mengelola urusan rumah tangga rumah sakit meliputi kebersihan dan

keamanan RSUD;

e. melaksanakan tugas keprotokolan, humas dan perjalanan dinas;

Page 8: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

8

f. memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan

administrasi umum; dan

g. melaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Umum,

Kepegawaian dan Keuangan sesuai dengan lingkup bidang tugas.

Paragraf 2

Sub Bagian Kepegawaian

Pasal 14

Sub Bagian Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)

huruf b angka 2, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang

mempunyai tugas:

a. memberi pengarahan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia;

b. menyusun rumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan dalam

lingkup peningkatan sumber daya manusia;

c. membina, mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi dan

melaporkan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia;

d. mengelola sumber daya manusia meliputi merencanakan tenaga,

rekruitmen, menempatkan, menilai kinerja, mengusulkan pendidikan

dan pelatihan, mengusulkan kenaikan pangkat, izin dan cuti, mutasi,

rotasi, promosi, maupun demosi di lingkungan RSUD;

e. melaksanaan pembinaan ketenagaan di lingkungan subbagian

kepegawaian; dan

f. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Umum,

Kepegawaian dan Keuangan sesuai lingkup bidang tugas.

Paragraf 3

Sub Bagian Keuangan

Pasal 15

Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)

huruf b angka 3, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang

mempunyai tugas:

a. mengelola kegiatan keuangan;

b. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup keuangan;

c. melaksanakan penerimaan/retribusi pelayanan RSUD dan

pembayaran keuangan RSUD;

Page 9: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

9

d. mengelola administrasi keuangan, akutansi, perbendaharaan,

verifikasi, pengendalian, laporan dan pertanggungjawaban keuangan

RSUD;

e. melaksanakan pembinaan ketenagaan di lingkungan Sub Bagian

keuangan;

f. mengelola aset RSUD;

g. melaksanakan pemonitoran, evaluasi dan pelaporan kegiatan Sub

Bagian keuangan; dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Umum,

Kepegawaian dan Keuangan sesuai lingkup bidang tugas.

Bagian Keempat

Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan

Pasal 16

Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 ayat (1) huruf c, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

mempunyai tugas membantu Direktur dalam merencanakan,

mengoordinasikan, melaksanakan, mengawasi, membina, mengendalikan,

mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan medis dan

keperawatan.

Pasal 17

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,

Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai fungsi:

a. penanggung jawab utama kegiatan pelayanan medis dan

keperawatan;

b. pengelolaan kegiatan pelayanan medis;

c. penyusunan rumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan

pelayanan dan produk Rumah Sakit Umum Daerah;

d. pembinaan, pengawasan, pengendalian, pengevaluasi dan pelaporan

kegiatan pelayanan medis dan keperawatan;

e. pengelolaan sumber daya dalam lingkup bidang pelayanan medis dan

keperawatan; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan

lingkup bidang tugas.

Page 10: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

10

Paragraf 1

Seksi Pelayanan Medis

Pasal 18

Seksi Pelayanan Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat ( 1)

huruf c angka 1, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai

tugas:

a. membantu kepala bidang dalam kegiatan pelayanan medis;

b. mengelola kegiatan pelayanan medis;

c. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup pelayanan medis;

d. melaksanakan pembinaan ketenagaan di lingkungan Seksi Pelayanan

Medis;

e. memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan medis;

f. menyusun standar pelayanan minimal dan standar pelayanan

operasional dalam bidang pelayanan medis;

g. mengoordinasi pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan medis;

dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pelayanan

Medis dan Keperawatan sesuai dengan lingkup bidang tugas.

Paragraf 2

Seksi Pelayanan Keperawatan

Pasal 19

Seksi Pelayanan Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat

(1) huruf c angka 2, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai

tugas:

a. membantu kepala bidang dalam kegiatan pelayanan keperawatan;

b. mengelola kegiatan pelayanan keperawatan;

c. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup pelayanan keperawatan;

d. melaksanakan pembinaan ketenagaan di lingkungan Seksi Pelayanan

Keperawatan;

e. memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan

keperawatan;

f. menyusun standar pelayanan minimal dan standar pelayanan

operasional dalam bidang pelayanan keperawatan;

Page 11: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

11

g. mengoordinasi pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan

keperawatan; dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pelayanan

Medis dan Keperawatan sesuai dengan lingkup bidang tugas.

Bagian Kelima

Bidang Pelayanan Penunjang Klinik dan Non Klinik

Pasal 20

Bidang Pelayanan Penunjang Klinik dan Non Klinik sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d, dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai tugas membantu Direktur dalam merencanakan,

mengoordinasikan, melaksanakan, mengawasi, membina, mengendalikan,

mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan penunjang klinik dan

non klinik.

Pasal 21

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20,

Bidang Pelayanan Penunjang Klinik dan Non Klinik menyelenggarakan

fungsi:

a. penanggung jawab utama kegiatan pelayanan penunjang klinik dan

non klinik;

b. pengelolaan kegiatan pelayanan penunjang klinik dan non klinik;

c. penyusunan rumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan

pelayanan dan produk RSUD;

d. pembinaan, pengawasan, pengendalian, Pengevaluasi dan pelaporan

kegiatan pelayanan penunjang klinik dan non klinik;

e. pengelolaan sumber daya dalam lingkup bidang penunjang klinik dan

non klinik; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan lingkup

bidang tugas.

Paragraf 1

Seksi Penunjang Klinik

Pasal 22

Seksi Penunjang Klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)

huruf d angka 1, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai

tugas:

a. membantu kepala bidang dalam kegiatan pelayanan penunjang klinik;

Page 12: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

12

b. mengelola kegiatan pelayanan penunjang klinik;

c. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup pelayanan penunjang klinik;

d. melaksanakan pembinaan ketenagaan di lingkungan Seksi Penunjang

Klinik;

e. memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan

penunjang klinik;

f. menyusun standar pelayanan minimal dan standar pelayanan

operasional dalam bidang penunjang klinik;

g. mengoordinasi pelaksanaan kegiatan operasional penunjang klinik;

dan

h. melaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Penunjang

Klinik dan dan Non Klinik sesuai dengan lingkup bidang tugas.

Paragraf 2

Seksi Penunjang Non Klinik

Pasal 23

Seksi Penunjang Non Klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)

huruf d angka 2, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai

tugas:

a. membantu kepala bidang dalam kegiatan pelayanan penunjang non

klinik;

b. mengelola kegiatan pelayanan penunjang non;

c. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup pelayanan penunjang non klinik;

d. melaksanakan pembinaan ketenagaan di lingkungan Seksi Penunjang

Non Klinik;

e. memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelayanan

penunjang non klinik;

f. menyusun standar pelayanan minimal dan standar pelayanan

operasional dalam bidang penunjang non klinik;

g. mengoordinasi pelaksanaan kegiatan operasional penunjang non

klinik; dan

h. melaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Penunjang

Klinik dan Non Klinik dan sesuai dengan lingkup bidang tugas.

Page 13: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

13

Bagian Keenam

Bidang Perencanaan dan Pengembangan

Pasal 24

Bidang Perencanaan dan Pengembangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 ayat (1) huruf e, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

mempunyai tugas membantu Direktur dalam merencanakan,

mengkoordinasikan, melaksanakan, mengawasi, membina,

mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan perencanaan dan

pengembangan RSUD.

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,

Bidang Perencanaan dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:

a. penanggung jawab utama kegiatan perencanaan dan pengembangan

RSUD;

b. pengelolaan kegiatan perencanaan dan pengembangan;

c. penyusunan rumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan

pelayanan dan produk RSUD;

d. pembinaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan

kegiatan perencanaan dan pengembangan RSUD;

e. pengelolaan sumber daya dalam lingkup bidang perencanaan dan

pengembangan RSUD; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan lingkup

bidang tugas.

Paragraf 1

Seksi Pelaporan dan Evaluasi

Pasal 26

Seksi Pelaporan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat

(1) huruf e angka 1, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai

tugas:

a. membantu kepala bidang dalam kegiatan pengendalian pelaporan dan

evaluasi RSUD;

b. mengelola kegiatan pelaporan dan evaluasi;

c. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup pelaporan dan evaluasi RSUD;

d. menyusun usulan penggunaan anggaran belanja RSUD

Page 14: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

14

e. melaksanakan pembinaan ketenagaan di lingkungan Sub Bidang

Pelaporan dan Evaluasi;

f. memonitor, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Sub Bidang

Pelaporan dan Evaluasi; dan

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perencanaan

dan Pengembangan sesuai lingkup bidang tugas.

Paragraf 2

Seksi Informasi, Perencanaan dan Pengembangan

Pasal 27

Seksi Informasi, Perencanaan dan Pengembangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 ayat (1) huruf e angka 2, dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang mempunyai tugas:

a. membantu kepala bidang dalam kegiatan perencanaan,

pengembangan, pelayanan informasi, perencanaan dan

pengembangan;

b. mengelola kegiatan pelayanan informasi, perencanaan dan

pengembangan;

c. menyusun rumusan kebijakan, rencana program dan kegiatan dalam

lingkup pelayanan informasi, perencanaan dan pengembangan;

d. mengelola kegiatan pelayanan informasi, perencanaan dan

pengembangan;

e. melaksanakan pembinaan ketenagaan di lingkungan Seksi Informasi,

Perencanaan dan Pengembangan;

f. melaksanakan pemonitoran, evaluasi dan pelaporan kegiatan

pelayanan informasi, perencanaan dan pengembangan;

g. menyusun standar pelayanan minimal dan standar pelayanan

operasional dalam Bidang Informasi, Perencanaan dan Pengembangan;

h. mengoordinasi pelaksanaan kegiatan operasional Seksi Informasi,

Perencanaan dan Pengembangan; dan

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perencanaan

dan Pengembangan sesuai lingkup bidang tugas.

Page 15: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

15

BAB VI

UNIT-UNIT NON STRUKTURAL

Bagian Kesatu

Dewan Pengawas

Pasal 28

(1) Dalam rangka upaya pembinaan dan pengawasan non teknis

perumahsakitan secara internal di RSUD, dapat dibentuk Dewan

Pengawas.

(2) Dewan Pengawas merupakan unit non struktural yang bersifat non

teknis perumahsakitan dengan melibatkan unsur masyarakat.

(3) Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Bupati dalam melakukan

pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal.

(4) Dewan Pengawas bertugas:

a. menentukan arah kebijakan RSUD;

b. menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana strategis;

c. menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;

d. mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;

e. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;

f. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban RSUD; dan

g. mengawasi kepatuhan penerapan etika RSUD, etika profesi, dan

peraturan perundang-undangan.

(5) Pembentukan Dewan Pengawas ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Kedua

Satuan Pengawas Internal

Pasal 29

(1) Satuan Pengawas Internal merupakan unit non struktural yang

melaksanakan tugas pemeriksaan audit kinerja internal rumah sakit.

(2) Satuan Pengawas Internal dalam melaksanakan tugasnya berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.

(3) Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat

dan diberhentikan oleh Direktur.

(4) Keanggotaan Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Direktur

dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.

(5) Penentuan jumlah anggota, tugas dan fungsi Satuan Pengawas Internal

ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Page 16: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

16

Bagian Ketiga

Komite

Pasal 30

(1) Komite merupakan wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli

atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis

kepada Direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan

pelayanan RSUD.

(2) Komite berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur.

(3) Komite dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat dan diberhentikan

oleh Direktur.

(4) Pembentukan, perubahan jumlah, jenis komite, tugas dan fungsi

ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Bagian Keempat

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 31

(1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional secara profesional dan berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

(2) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional

yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan

bidang keahliannya.

(3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

(5) Tiap kelompok dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang

kompeten dan/atau tenaga fungsional lainnya yang ditunjuk diantara

tenaga fungsional yang ada di lingkungan RSUD.

(6) Kelompok jabatan fungsional dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung jawab kepada Direktur.

Page 17: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

17

BAB VII

TATA KERJA

Pasal 32

(1) Dinas melakukan pembinaan, perumusan kebijakan, pemonitoran dan

evaluasi terhadap pengelolaan RSUD.

(2) RSUD dalam penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dan tata kelola

klinik dibina dan bertanggungjawab kepada Dinas.

(3) Direktur mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

tugas teknis operasional RSUD sebagai unit organisasi yang bersifat

khusus dari Dinas.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur, Kepala Bagian, Kepala

Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan

Fungsional di lingkungan RSUD harus menerapkan prinsip koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi, baik di dalam maupun antar satuan

organisasi sesuai dengan bidang masing-masing.

(5) Apabila Direktur dan/atau pejabat struktural lainnya di RSUD

berhalangan melaksanakan tugas, maka yang bersangkutan dapat

menunjuk seorang pejabat struktural dengan jabatan tertinggi di RSUD

untuk bertindak atas nama pejabat yang berhalangan.

(6) Apabila pejabat struktural lainnya di RSUD berhalangan melaksanakan

tugas, yang bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat setingkat

lebih rendah di bawahnya yang bertindak untuk dan atas nama pejabat

yang berhalangan.

(7) Pertanggungjawaban pengelolaan RSUD dilaksanakan melalui laporan

kinerja yang disampaikan kepada Dinas secara berkala paling sedikit 2

(dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

BAB VIII

PELAPORAN

Pasal 33

(1) Laporan kinerja sebagaimana dalam Pasal 32 ayat (7) paling sedikit

memuat data dan informasi tentang pencapaian indikator pelayanan

RSUD, pengelolaan ketenagaan dan pengelolaan keuangan serta aset.

(2) Terhadap laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas

harus memberikan umpan balik dalam rangka peningkatan kinerja

RSUD.

Page 18: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

18

(3) Selain laporan kinerja, RSUD mempunyai kewajiban memberikan

informasi tentang jumlah kesakitan, jumlah kematian, pola penyakit

menular dan tidak menular, dan jumlah kematian ibu

melahirkan/kematian bayi serta kejadian luar biasa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Dinas melakukan pemonitoran dan evaluasi terhadap pengelolaan

RSUD berdasarkan laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) sebagai bahan penyusunan kebijakan dan program kesehatan

Daerah.

(5) RSUD menggunakan kebijakan dan program kesehatan Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagai salah satu acuan dalam

menyusun perencanaan dan kegiatan tahunan Rumah Sakit.

(6) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan RSUD wajib mematuhi

petunjuk kerja yang diberikan sesuai dengan ketentuan dan wajib

menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan masing-

masing.

BAB IX

KEPEGAWAIAN

Pasal 34

(1) RSUD dipimpin oleh pejabat setingkat eselon III a atau pejabat

administrator.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempunyai

kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.

(3) Kepala Bagian dan Kepala Bidang merupakan Jabatan Administrator

atau eselon III b.

(4) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi merupakan Jabatan Pengawas

atau Jabatan eselon IV a.

(5) Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kepala Sub

Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dan diberikan hak

kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 35

(1) Direktur selaku Kepala RSUD adalah pembina kepegawaian di

lingkungan RSUD.

(2) Dalam rangka pembinaan kepegawaian, Direktur dapat melakukan

mutasi internal di lingkungan RSUD.

Page 19: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

19

(3) Antar pimpinan satuan organisasi di lingkungan RSUD wajib

memberikan dukungan dan kerja sama dalam pelaksanaan program

dan kegiatan di RSUD.

(4) Evaluasi kinerja RSUD dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali di bawah

koordinasi Direktur yang secara teknis operasional dilaksanakan oleh

Kepala Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.

(5) Direktur dapat membentuk tim, kelompok kerja atau panitia.

(6) Dalam penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis,

RSUD dibina dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(7) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

dilaksanakan melalui penyampaian laporan kinerja RSUD kepada

Kepala Dinas.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 36

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan, pengundangan

Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah

Kabupaten Blitar.

BUPATI BLITAR,

ttd

RIJ ANTO

Diundangkan di Blitar

pada tanggal 7 Januari 2020

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

ttd

TOTOK SUBIHANDONO

BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2020 NOMOR 1/E

Page 20: BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN TENTANG ...

BUPATI BLITAR,

ttd

RIJ ANTO

1