BUPATI SUMEDANGbappppeda.sumedangkab.go.id/file/RKPD 2018.pdfbupati sumedang provinsi jawa barat...
Transcript of BUPATI SUMEDANGbappppeda.sumedangkab.go.id/file/RKPD 2018.pdfbupati sumedang provinsi jawa barat...
BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN BUPATI SUMEDANG
NOMOR 53 TAHUN 2017
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMEDANG,
Menimbang : a. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan
landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. bahwa penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 dihasilkan melalui proses Musyawarah Perencanaan
Pembangunan yang dilakukan pada Tahun 2017;
c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Rencana Kerja Pemerintah
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2018;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4221);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganUndang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
14. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 3);
15. Peraturan Presiden Nomor Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor );
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor );
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005–2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005–2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 64);
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009–2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 86);
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 160);
23. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 18 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018 (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2017 Nomor );
24. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun 2008 Nomor 2);
25. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7);
26. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang 2011–2031 (Lembaran
Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 2);
27. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1);
28. Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten
Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 18);
29. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pemetaan Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lembaran
Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 Nomor 3);
30. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun
2016 Nomor 11);
31. Peraturan Bupati Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang
Puseur Budaya Sunda (Berita Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun 2009 Nomor 113);
32. Peraturan Bupati Nomor 114 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan dengan Sistem Elektronik di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang (Berita Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2015 Nomor 114);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2018.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Sumedang.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan
DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJPD adalah rencana dua puluh tahunan
yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi dan program
Kabupaten Sumedang.
6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disebut RPJMD adalah rencana lima tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi dan program
Kabupaten Sumedang dalam upaya mencapai RPJPD.
7. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang yang
selanjutnya disebut RKPD adalah rencana tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi dan program
Kabupaten Sumedang.
8. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
9. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa
depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan
instansi pemerintah.
10. Misi adalah upaya-upaya ideal untuk mencapai visi yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
11. Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dihasilkan dalam
jangka waktu 1 (satu) sampai dengan lima tahunan.
12. Sasaran adalah hasil yang dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam
kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
13. Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang
dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan program-
program.
14. Kebijakan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan
program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan
misi instansi pemerintah.
15. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan
terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran
tertentu.
16. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu
yang dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program telah ditetapkan dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan
tertentu.
17. Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, salah satunya adalah
biaya/dana.
18. Output (keluaran) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa
(fisik dan atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan
masukan yang diinginkan.
19. Outcome (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu
program.
BAB II
KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Kedudukan RKPD Tahun 2018 merupakan dokumen perencanaan bagi Pemerintah Daerah yang memuat uraian visi,
misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan untuk
kurun waktu satu tahun.
(2) Dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat uraian kegiatan perangkat daerah untuk kurun waktu 1 (satu) tahun.
Pasal 3
Ruang lingkup RKPD Tahun 2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
a. BAB I Pendahuluan; b. BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu;
c. BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Beserta Kerangka Pendanaan;
d. BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan;
e. BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah; dan
f. BAB VI Penutup.
Pasal 4
Isi uraian Naskah RKPD Tahun 2018 tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 5
(1) RKPD Tahun 2018 menjadi landasan penyusunan Kebijakan
Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2018.
(2) RKPD Tahun 2018 menjadi pedoman penyempurnaan
rancangan Rencana Kerja Perangkat Daerah.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Sumedang.
Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 31 Mei 2017
BUPATI SUMEDANG,
ttd
EKA SETIAWAN
Diundangkan di Sumedang
pada tanggal 31 Mei 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUMEDANG,
ttd
ZAENAL ALIMIN BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2017 NOMOR 53
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI SUMEDANG
NOMOR 53 TAHUN 2017
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2018
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 i
KATA PENGANTAR
Dalam konteks manajemen, perencanaan mendapatkan posisi strategis
sebelum memulai berbagai aktivitas organisasi. Perencanaan juga didefinisikan
sebagai suatu proses yang berkelanjutan dalam rangka pengambilan keputusan,
penentuan pilihan dari berbagai alternatif pemanfaatan sumberdaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kendala secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu keadaan yang lebih baik di masa datang.
Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara bertahap meliputi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20
tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka
waktu 5 tahun, dan Rencana Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
RKPD sebagai dokumen perencanaan daerah tahunan, digunakan untuk
acuan dalam penyusunan RAPBD dan dasar-dasar pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah. RKPD
berperan menjabarkan Rencana RPJMD yang memuat prioritas pembangunan
daerah, rencana kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian daerah secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta
program perangkat daerah dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. RKPD kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam
Rencana Kerja Perangkat Daerah.
Substansi RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2018 ini disusun mengacu
kepada:
1. Substansi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018;
2. Substansi RKPD Propinsi Jawa Barat Tahun 2018;
3. Substansi dari RPJPD Kabupaten Sumedang 2005-2025; dan
4. Substansi dari RPJMD Kabupaten Sumedang 2014-2018.
Setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan dilakukan
koordinasi lintas instansi pemerintah dengan seluruh pelaku pembangunan, melalui
suatu forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) untuk
menghasilkan kesepakatan antar pelaku pembangunan tentang rancangan arah dan
kebijakan pembangunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 ii
Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Prosedur
Perencanaan dan Penganggaran Daerah, untuk Tahun 2018 Pemerintah Kabupaten
Sumedang memasuki tahun terakhir pada RPJMD tahap ketiga menggunakan pagu indikatif
dalam pendanaan program dan kegiatan Perangkat Daerah maupun kecamatan yang
dikuatkan dengan nota kesepakatan antara DPRD dengan Bupati Sumedang. Dengan
demikian, diharapkan semua pihak dapat lebih memahami model penganggaran dalam
pencapaian tujuan pembangunan daerah.
BUPATI SUMEDANG,
EKA SETIAWAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
HAL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………………….. I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ……………………………………………………………. I-4
1.3 Hubungan Antar Dokumen …………………………………………………………… I-8
1.4 Sistematika Dokumen RKPD …………………………………………………………. I-9
1.5 Maksud dan Tujuan ………………………………………………………………………. I-12
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ……………………………..
II-1
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografis dan Demografi ………………………………………… II-1
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ……………………………………… II-7
2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi …… II-7
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial …………………………………. II-11
2.13. Aspek Pelayanan Umum ……………………………………………………. II-15
2..1.3 .1 Fokus Layanan ………………………………………………….. II-15
2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ……………………………………………….. II-30
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai
Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD ……………………………………………..
II-32
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah …………………………………............... II-35
2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan
Pencapaian Sasaran Pembangunan Daerah ……………………...
II-55
2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah …………………………………………………….
II-55
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH ………………………………………………………………………
III-1
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ……………………………………………….. III-I
3.1.1. Perkembangan dan Arah Perekonomian Dunia ……………….. III-1
3.1.2. Perkembangan dan Arah Kebijakan Ekonomi Nasional ……. III-3
3.1.3. Perkembangan dan Arah Kebijkan Ekonomi Regional Jawa
Barat ……………………………………………………………………………...
III-5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 iv
3.1.4. Kondisi Ekonomi Daerah dan Perkiraan Tahun 2018 ………. III-7
3.1.5. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun
2018 ………………………………………………………………………………
III-10
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ………………………………………………... III-14
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan …….. III-14
3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ……………………………….. III-15
3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah ……………………………………… III-18
3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ………………………………. III-24
3.2.5. Rekapitulasi Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah .. III-26
3.3. Kebijakan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ……………..
3.3.1. APBN …………………………………………………………………………….. III-29
3.3.2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
(TJSLP) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) …………………………………………………………………………..
III-32
3.3.3. Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) ……………………………... III-33
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH …………………….. IV-1
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan ……………………………………………….. IV-1
4.1.1. Perspektif Pembangunan Nasional 2015-2019 ……………….. IV-1
4.1.2. Perspektif Pembangunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018 ………………………………………………………….
IV-2
4.1.3 Perspektif Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2014-2018 ……………………………………………………………………..
IV-5
4.2 Tema dan Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2018 …………………..
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH …………… V-1
BAB VI PENUTUP ………………………………………………..………………………………………… VI-1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Alur Proses Penyusunan RKPD Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 ............................................................................................................... I-1
Gambar 1.2. Tahapan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sumedang .......... I-3
Gambar 1.3. Hubungan Antara Dokumen Perencanaan dan Penganggaran ........ I-9
Gambar 2.1. Peta Administratif Berdasarkan Luas Wilayah Menurut
Kecamatan Kabupaten Sumedang ................................................................. II-1
Gambar 2.2. Curah Hujan Tahunan Kabupaten Sumedang Tahun 2013-2016 ... II-3
Gambar 2.3. PDRB Kabupaten Sumedang tahun 2010 – 2014 (Trilyun
Rupiah) ........................................................................................................................ II-8
Gambar 2.4. PDRB Per Kapita Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015 .............. II-10
Gambar 2.5. Indeks Gini Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015 ......................... II-10
Gambar 2.6. Perkembangan Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Sumedang
Tahun 2010-2014 .................................................................................................. II-12
Gambar 2.7. Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Sumedang
Tahun 2011-2015 .................................................................................................. II-13
Gambar 2.8. Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Sumedang
Tahun 2010-2015 ................................................................................................... II-14
Gambar 2.9. Perkembangan Pengeluaran Penduduk di Kabupaten Sumedang
Tahun 2011-2015 .................................................................................................. II-14
Gambar 2.10. Perkembangan IPM Kabupaten Sumedang Tahun 2010–2015 ....... II-15
Gambar 2.11. Capaian Layanan Air Bersih Berdasarkan Bantuan Tahun 2015 .... II-23
Gambar 2.12. Capaian Layanan Air Bersih Kabupaten Sumedang ............................... II-23
Gambar 3.1. Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor Usaha terhadap PDRB
Kabupaten Sumedang Tahun 2015 (persen) ............................................ III-8
Gambar 3.2. Klasifikasi Kecamatan berdasarkan PDRB/kapita dan LPE 2015 … III-12
Gambar 3.2. Potensi Sektor Utama dalam PDRB Kecamatan Tahun 2015 ............ III-13
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sebaran Curah Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang
Tahun 2013-2016 ………………………………………………………………………
II-4
Tabel 2.2. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten
Sumedang Tahun 2012-2015 ………………………………………………………
II-6
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2015 …………. II-6
Tabel 2.4. PDRB Berdasarkan Kontribusi Lapangan Usaha (persen),
2011-2015 ………………………………………………………………………………….
II-7
Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen),
2011-2015 ………………………………………………………………………..……….
II-9
Tabel 2.6. Data Sumber Daya Manusia DIKDASMEN Kabupaten Sumedang
Tahun Ajaran 2015/2016 ……………………………………………………………
II-17
Tabel 2.7. Jumlah Prasarana Sekolah DIKDASMEN Kabupaten Sumedang Tahun
Ajaran 2015/2016 ……………………………………………………………
II-18
Tabel 2.8. Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Sumedang Tahun 2016 (Unit) . II-19
Tabel 2.9. Data Potensi Wisata di Kabupaten Sumedang ………………………………. II-25
Tabel 2.10. Data Kawasan/objek Wisata Potensial yang Perlu Dikembangkan
di Kabupaten Sumedang ……………………………………………………………..
II-26
Tabel 2.11. Panjang Jalan Dirinci Menurut Status di Kabupaten Sumedang
Tahun 2011-2015 ………………………………………………………………………
II-27
Tabel 2.12 Panjang Jalan Dirinci Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten
Sumedang Tahun 2011- 2015 ………………………………………………………
II-27
Tabel 2.13. Data Sarana Ibadah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015 ………. II-27
Tabel 2.14. Data Prestasi Atlet Pelajar Kabupaten Sumedang Tingkat Jawa
Barat Tahun 2011- 2015 ……………………………………………………………
II-29
Tabel 2.15. Data Prestasi Atlet Kabupaten Sumedang di Tingkat Nasional/
Asia Tahun 2011-2015 ………………………………………………………………
II-30
Tabel 2.16 Potensi Unggulan Tiap Kecamatan ……………………………………………… II-30
Tabel 2.17. Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2014- 2018 sampai dengan
Tahun 2016 ………………………………………………………………………………..
II-34
Tabel 3.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF (%) …………………………. III-1
Tabel 3.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB (%) ……………… III-2
Tabel 3.3. Pertmbuhan PDB Indonesia dari Sisi Pengeluaran
(persen, y-o-y) …………………………………………………………………………….
III-4
Tabel 3.4. Realisasi dan Proyeksi Indikator Makro Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2018 ……………………………………………………………………….
III-6
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 vii
Tabel 3.5. Target Indikator Makro Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2018 ……. III-7
Tabel 3.6. Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Sumedang 2014-2018
Berdasarkan Target RPJMD 2014-2018. ………………………………………..
III-9
Tabel 3.7. Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015-2017 dan Estimasi
Target Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2016-
2018 …………………………………………………………………………………
III-17
Tabel 3.8. Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015-2017 dan Proyeksi Belanja
Daerah Tahun 2018 …………………………………………………………………….
III-23
Tabel 3.9. Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2015-2017 dan Proyeksi
Pembiayaan Daerah Tahun 2018 ………………………………………………….
III-25
Tabel 3.10. Rekapitulasi Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2015-2018 ………………………………………
III-26
Tabel 3.11. Jumlah Dana APBN Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kabupaten
Sumedang Tahun 2011-2015 ………………………………………
III-29
Tabel 3.12. Alokasi Dana Dekosentrasi Berdasarkan SKPD di Kabupaten
Sumedang Tahun 2011-2015 ……………………………………………………….
III-30
Tabel 3.13. Alokasi Dana Tugas Pembantuan Berdasarkan SKPD di Kabupaten
Sumedang Tahun 2011-2015 ……………………………………………………….
III-31
Tabel 3.14 Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana
Perusahaan BUMD Kabupaten Sumedang dan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2011-2014 ………………………………………………………………
III-32
Tabel 3.15. Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber
Dana Perusahaan BUMN Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2014 ..
II-32
Tabel 3.16. Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber
Dana PMDN/PMA Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2014 ………….
II-32
Tabel 3.17. Rekapitulasi Program Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana
PMDN/PMA Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2014 ...............................
II-33
Tabel 3.18. Rekapitulasi DIPA Berdasarkan Jenis Kewenangan Tahun 2013-2015
di Kabupaten Sumedang ……………………………………………………
II-33
Tabel 3.19. Alokasi Dana PHLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga Tahun
2013-2015 di Kabupaten Sumedang …………………………………………….
II-34
Tabel 3.20.
Program dan Kegiatan yang Bersumber Dana dari PHLN Berdasarkan
Kementerian/Lembaga Tahun 2015 di Kabupaten
Sumedang …………………………………………………………………………………..
III-34
Tabel 4.1. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Sumedang ………………………. IV-6
Tabel 4.2. Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan ………………. IV-7
Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2018 dan Program Prioritas
Tahun 2018 RPJMD ……………………………………………………………………..
IV-8
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 viii
Tabel 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018
Bersumber dari APBD Kabupaten
Sumedang……………………………………………………………………………………
V-2
- Dinas Pendidikan ……………………………………………………………….
- Dinas Kesehatan ………………………………………………………………...
- Rumah Sakit Umum Daerah ………………………………………………..
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ………………………
- Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan …..
- Satuan Polisi Pamong Praja …………………………………………………
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah ……………………………..
- Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ………………………………….
- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan ……………………………..
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil …………………………..
- Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa …………………………
- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ………
- Dinas Perhubungan …………………………………………………………….
- Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik ……..
- Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan
Perindustrian ……………………………………………………………………...
- Dinas Arsip dan Perpustakaan ……………………………………………..
- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu …
- Dinas Perikanan dan Peternakan ………………………………………….
- Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga …
- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ……………………………….
- Inspektorat Kabupaten ………………………………………………………..
- Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan
Daerah ………………………………………………………………………………..
- Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah ……………………………….
- Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah …………………….
- Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia ..
- Sekretariat Daerah ……………………………………………………………….
- Sekretariat DPRD …………………………………………………………………
- Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ……………………………………...
- Kecamatan Buahdua ……………………………………………………………
- Kecamatan Cibugel ………………………………………………………………
- Kecamatan Cimalaka ……………………………………………………………
V.2
V.21
V.36
V.37
V-111
V.193
V-199
V-203
V-211
V-217
V-229
V-232
V-244
V-255
V-267
V-273
V-286
V-291
V-295
V-309
V-329
V-342
V-345
V-357
V-363
V-373
V-378
V-398
V-401
V-406
V-409
V-411
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 ix
- Kecamatan Cimanggung. ………………………………………………………
- Kecamatan Cisarua …………………………………………………………………
- Kecamatan Cisitu ……………………………………………………………………
- Kecamatan Conggeang ……………………………………………………………
- Kecamatan Darmaraja ……………………………………………………………
- Kecamatan Ganeas …………………………………………………………………
- Kecamatan Jatigede ……………………………………………………………….
- Kecamatan Jatinnagor ……………………………………………………………
- Kecamatan Jatinunggal ………………………………………………………….
- Kecamatan pamulihan …………………………………………………………...
- Kecamatan Rancakalong ………..………………………………………………
- Kecamatan Situraja ………..………………………………………………………
- Kecamatan Sukasari ………..……………………………….……………………
- Kecamatan Sumedang Selatan ………..………………………………………
- Kecamatan Sumedang Utara ………..…………………………………………
- Kecamatan Surian ………..……………………………………..…………………
- Kecamatan Tanjungkerta ………..……………………..………………………
- Kecamatan Tanjungmedar ………..……………………………………………
- Kecamatan Tanjungsari ………..………………………..………………………
- Kecamatan Tomo ………..…………………………………………….……………
- Kecamatan Ujungjaya ………..……………………………………………………
- Kecamatan Wado ………..…………………………………………….……………
V-413
V-417
V-420
V-422
V-424
V-426
V-428
V-430
V-433
V-435
V-439
V-441
V-444
V-447
V-454
V-458
V-461
V-464
V-466
V-468
V-470
V-478
Tabel 5.2. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018
APBD Prov/APBN/CSR
V-475
- Dinas Pendidikan ………………………………………………………………..
- Dinas Kesehatan ………………………………………………………………….
- Rumah Sakit Umum Daerah …………………………………………………
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ………………………
- Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
- Satuan Polisi Pamong Praja …………………………………………………
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah ……………………………..
- Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak ………………………………………………………………………………….
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ………………………………….
- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan ……………………………..
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil …………………………..
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa …………………………
- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ………
V-475
V-479
V-485
V-487
V-522
V-617
V-619
V-620
V-625
V-627
V-631
V-632
V-634
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 x
- Dinas Perhubungan …………………………………………………………….
- Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik ……..
- Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan
Perindustrian ……………………………………………………………………...
- Dinas Arsip dan Perpustakaan ……………………………………………..
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu …
- Dinas Perikanan dan Peternakan ………………………………………….
- Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga …
- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ……………………………….
- Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah ………………………………………………………….
- Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ……………………………………....
V-637
V-639
V-640
V-645
V-647
V-649
V-655
V-663
V-672
V-674
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa rencana pembangunan tahunan daerah atau
yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen
perencanaan pembangunan tahunan yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan sumber pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat dan prakiraan maju.
Penyusunan RKPD dilaksanakan dengan tahapan persiapan penyusunan RKPD,
penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan RKPD, pelaksanaan
musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) RKPD, perumusan rancangan
akhir RKPD, dan penetapan RKPD dengan menggunakan pendekatan politik, teknokratik,
partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up) serta didukung piranti
lunak level Decission Support System (DSS) yaitu RKPD Online Kabupaten Sumedang.
Pendekatan teknokratik dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berfikir
ilmiah oleh Perangkat Daerah yang secara fungsional bertugas untuk menyusun
perencanaan pendapatan, perencanaan belanja dan perencanaan pembiayaan, termasuk
melalui proses konsultasi dengan para pakar. Proses partisipatif dilakukan dengan
mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui mekanisme
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) maupun Forum Perangkat
Daerah. Pendekatan top down dan bottom up dilaksanakan menurut jenjang
pemerintahan, yang selanjutnya rencana pembangunan tersebut diselaraskan melalui
musyawarah yang dilaksanakan di tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten,
provinsi dan nasional.
Gambar 1.1. Bagan Alur Proses Penyusunan RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2018
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-2
Prinsip dan tujuan dari Sistem Perencanaan Dan Penganggaran Daerah
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten Sumedang, bahwa:
1) Pembangunan Daerah diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-
prinsip kebersamaan, keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan daerah;
2) Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan dan diselenggarakan berdasarkan
asas umum penyelenggaraan negara serta mengacu kepada Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang;
3) Sistem Penganggaran Daerah diselenggarakan berdasarkan asas-asas umum
pengelolaan keuangan Negara yang meliputi akuntabilitas, berorientasi pada hasil,
profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dan pemeriksaan keuangan oleh
Badan Pemeriksa yang bebas dan mandiri;
4) Sistem Perencanaan dan Penganggaran Daerah bertujuan untuk:
a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah,
ruang, waktu, fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan;
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan; dan,
f. Memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara perspektif spiritualitas perencanaan, penyusunan RKPD Kabupaten
Sumedang disemangati oleh nilai filosofis Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) yaitu
“Insun Medal Insun Madangan”, serta nilai manajerial SPBS “Rayawan Jati Sunda” yaitu
sebagai berikut:
a. Sirna Ning Cipta = Kesadaran tertinggi sebagai puncak tauhidullah. Urang Sunda
berujar “Hirup darma wawayangan”. Menyadari bahwa hakekatnya kekuasaan
tertinggi yang menentukan jalan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
adalah skenario Illahi. Tetapi syariatnya manusia mempunyai tanggung jawab untuk
melakukan usaha yang dimulai dari sebuah proses perencanaan pembangunan
tahunan. Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum, apabila kaum itu sendiri
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-3
tidak mengupayakannya. Apabila kita gagal membuat perencanaan tahunan, maka
sebenarnya kita sedang merencanakan untuk gagal.
b. Sirna Ning Rasa = Kesadaran sebagai hamba Allah yang diberi tugas untuk
mensejahterakan dunia. Urang Sunda berujar “Ngertakeun bumi lamba”. Menyadari
bahwa perencanaan pembangunan tahunan merupakan sebuah instrumen untuk
membidik berbagai permasalahan sehingga masyarakat dapat keluar dari
permasalahan tersebut dan mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera.
Perencanaan pembangunan tahunan tidak ada artinya apabila tidak bermuara pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
c. Sirna Ning Karsa = Kesadaran tertinggi sebagai kualitas aktualisasi amal ibadah
untuk memiliki niat dan kehendak yang mantap. Memiliki visi dan misi yang jelas,
terukur, terstruktur, tepat guna serta tepat waktu. Urang Sunda berujar “Muga
bareng jeung parengna, malati lingsir ku wanci campaka ligar ku mangsa”. Maknanya
adalah menyadari sepenuhnya bahwa perencanaan pembangunan tahunan yang
dituangkan dalam RKPD ini merupakan penjabaran dari visi dan misi RPJMD serta
RPJPD.
RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2018 merupakan pelaksanaan tahun ke-5
(lima) dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sumedang Tahun 2014–2018 serta memasuki momentum berakhirnya paruh ketiga
RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. Hal ini menuntut semua pihak untuk
lebih fokus, dan tepat sasaran sehingga dapat mempertanggungjawabkan proses
pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sumedang.
Gambar 1.2. Tahapan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sumedang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-4
Mengingat RKPD merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional, maka RKPD Tahun 2018 merujuk pada dokumen–dokumen
perencanaan yang sudah ada yaitu RPJPN, RPJMN, RKP Tahun 2018, RPJPD Provinsi Jawa
Barat, RPJMD Provinsi Jawa Barat, RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 dan RPJMD
Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018 terutama dilihat dari keterkaitan kebijakan dan
arah pembangunan yang akan dilaksanakan Tahun 2018.
Dokumen RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan serta merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD), yakni sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan
Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Sementara
bagi Perangkat Daerah (PD), RKPD Tahun 2018 merupakan pedoman bagi Perangkat
Daerah untuk menyempurnakan Rancangan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD)
Tahun 2018 dengan memperhatikan Renstra PD Tahun 2014-2018.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Landasan hukum diselenggarakannya penyusunan RKPD Tahun 2018 adalah:
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang
dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-5
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4221);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-6
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
18. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 3);
19. Peraturan Presiden Nomor Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor );
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor );
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 –
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 –
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-7
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 64);
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 86);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 160);
27. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 18 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 (Berita Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2017 Nomor );
28. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 2);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun
2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor
13 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 1);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
(Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1):
32. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Prosedur
Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2014 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Nomor 18);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-8
33. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pemetaan
Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang, (Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2016 Nomor 3);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Susunan
dan Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang, Lembaran Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2016 Nomor 11);
35. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 12 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 Lembaran Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2016 Nomor 12);
36. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 113 Tahun 2009 tentang Sumedang Puseur
Budaya Sunda (SPBS) (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor
113);
37. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 43 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2017 Nomor 43).
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional,
provinsi dan dengan kabupaten/kota yang berbatasan. Oleh karenanya, substansi RKPD
Tahun 2018 harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen
perencanaan tingkat provinsi dan dokumen perencanaan tingkat kabupaten/kota yang
berbatasan sehingga terjadi sinergitas perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan
kabupaten/kota.
RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2018 merupakan RKPD tahap V atau tahap
terakhir dari RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018. Penyusunan RKPD
Kabupaten Sumedang mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 dan
RKPD Jawa Barat Tahun 2018. Sebagai bentuk hubungan dokumen perencanaan antara
pusat dan daerah, maka penyusunan RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2018
meeemperhatikan juga RPJMN Tahun 2015 – 2019 dan RKP Nasional Tahun 2018.
Dokumen RKPD Tahun 2018 selanjutnya menjadi acuan penyusunan rencana
kerja perangkat daerah Tahun 2018 dan menjadi pedoman penyusunan Nota
Kesepakatan KUA dan Nota Kesepakatan PPAS serta Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2018.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-9
Gambar 1.3. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
1.4 Sistematika Dokumen RKPD
Sistematika Dokumen RKPD Kabupaten Sumedang ini disusun sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini memuat tentang latar belakang penyusunan dokumen
RKPD, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD
Kabupaten Sumedang Tahun 2018.
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan
RKPD, kedudukan RKPD Tahun 2018 dalam periode dokumen RPJMD,
Renstra PD, Renja PD dan tindak lanjutnya dengan proses penyusunan
RAPBD, pengintegrasian program, serta spiritualitas perencanaan.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Menguraikan dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD
Tahun 2018 yang memuat ketentuan secara langsung dengan
penyusunan RKPD, baik yang berkala nasional maupun daerah.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang
relevan beserta penjelasannya.
RKP Daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-10
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD, serta garis besar
isi setiap bab didalamnya.
1.5. Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD
dan sasaran penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Sumedang Tahun
2018.
BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN YANG LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bagian ini menjelaskan tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga
memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan
sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan
menguraikan tentang kondisi geografi, demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan
daerah di Kabupaten Sumedang.
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Mengemukakan tentang data dan informasi gambaran umum kondisi
daerah mencakup aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan,
aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
2.2 . Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai
Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD
Menguraikan hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja
pembangunan daerah, dari hasil evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan RKPD tahun lalu dengan RPJMD dan dari hasil evaluasi
pelaksanaan Renja PD tahun lalu dan realisasi renstra PD yang dilakukan
oleh masing-masing PD.
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah
Mengemukakan hasil analisis isu strategis dan permasalahan yang
termuat dalam RPJMD dengan kondisi aktual Kabupaten Sumedang
berdasarkan hasil Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan, Forum PD
dan Musrenbang Kabupaten. Dalam rangka sinergitas, sinkronisasi,
integritas juga menguraikan keterkaitan dengan isu strategis dan
permasalahan pembangunan skala provinsi dan nasional.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-11
BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan
tahun berjalan yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan
ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah
daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah
meliputi pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Mengemukakan perumusan arah kebijakan daerah yang dikaitkan
dengan arah kebijakan nasional, provinsi, dan kabupaten di bidang
ekonomi yang bersumber dari dokumen RKP, RPJMD, dan RKPD Provinsi.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Menjelaskan kebijakan di bidang pengelolaan keuangan daerah
mencakup arah kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah.
BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capain kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD.
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Memuat penjelasan tentang tujuan dan sasaran pembangunan daerah
berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD
tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD,
identifikasi isu strategis dan masalah mendesak pembangunan di tingkat
daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta
kerangka pendanaan, dan hasil musrenbang tahun 2017 dalam rangka
menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah.
4.2. Prioritas Pembangunan Daerah
Mengemukakan tema pembangunan daerah serta perumusan prioritas
pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi
pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD, pembangunan daerah dan nasional rancangan kerangka
ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan dan hasil musrenbang
tahun 2018, dalam rangka menetapkan arah kebijakan pembangunan
darerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page 1-12
BAB V: RENCANA KERJA PROGRAM PRIORITAS DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit rencana program prioritas daerah yang
disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun
rencana (RKPD dan capaian biaya yang direncanakan dalam RPJMD).
BAB VI: PENUTUP
Menguraikan tentang pedoman pelaksanaan dan kaidah pelaksanaanya
serta menguraikan hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan
dokumen RKPD sehingga memberikan gambaran mengenai seluruh
agenda pembangunan tahun 2018.
1.5 Maksud dan Tujuan
Penyusun RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2018 dimaksudkan untuk
memberikan arah pembangunan Kabupaten Sumedang yang terintegrasi dan
berkelanjutan sesuai dengan visi, misi, dan amanat RPJMD Tahun 2014-2018 dengan
memuat komponen-komponen pelayanan dan tingkat pencapaian yang diharapkan pada
setiap bidang kewenangan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, baik yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang maupun yang dilaksanakan
bersama-sama masyarakat.
Tujuan dari penyusunan RKPD Tahun 2018 ini adalah sebagai pedoman bagi
Perangkat Daerah dalam menyusun Renja Perangkat Daerah dan kerangka acuan dalam
penyusunan Rancangan Nota Kesepakatan KUA dan Nota Kesepakatan PPAS, serta
Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografis dan Demografi
Kabupaten Sumedang terletak antara 06O34’46,18” – 07O00’56,25” Lintang
Selatan dan 107O01’45,63” – 108O12’59,04” Bujur Timur. Menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2031 luas wilayah Kabupaten Sumedang adalah
155.872 Ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 270 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan
yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua yaitu 10.768,28 Ha (6,91%) dan
yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua yaitu 1.770,74 Ha (1,14 %).
Kabupaten Sumedang berbatasan dengan beberapa kabupaten, secara
administratif batas wilayah Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung
c. Sebelah Barat : Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Subang
d. Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka
Visualisasi wilayah administratif Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Peta Administratif Berdasarkan Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Sumedang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-2
a. Topografi
Kemiringan Lereng Kabupaten Sumedang dinyatakan dalam derajat atau persen
kemiringan lereng merupakan salah satu factor yang sangat mempengaruhi besarnya
erosi. Selain memperbesar jumlah aliran permukaan, makim curamnya lereng juga
memperbesar kecepatan aliran permukaan yang selanjutnya memperbesar energy
angkut air. Jika lereng permukaan tanah menjadi dua kali lebih curam maka banyaknya
erosi persatuan luas akan menjadi 2.0 – 2,5 kali lebih banyak.
Berdasarkan kemiringan lereng yang terjadi di Kabupaten Sumedang terdiri kelas 1
(satu) hingga kelas 6 (enam). Kelas kemiringan lereng yang dominan di Kabupaten Sumedang
adalah kelas 4, sedangkan kelas 1,2 dan 3 nampak seimbang, kemudian kemiringan yang
paling sedikit adalah kelas kemiringan 6 (enam). Semakin tinggi kelas kemiringan lereng
maka akan semakin besar pula kemungkinan terjadinya erosi yang akan mempengaruhi
tingkat sedimentasi. Kondisi topografi kemiringan lahan wilayah Kabupaten Sumedang dapat
diklasifikasikan menjadi 6 kelas, yaitu:
1. 0-8 % yang merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area sekitar 8,24 %.
Kemiringan wilayah dengan tipe ini dominan di bagian timur laut Kabupaten Sumedang
yaitu Kecamatan Ujungjaya, Tomo dan sebagian dari Kecamatan Conggeang, Kecamatan
Surian pada bagian Utaranya.
2. 8-15 % yang merupakan daerah berombak sampai bergelombang dengan area sekitar
4,37 %. Wilayah Kabupaten Sumedang yang dominan dengan kemiringan tipe ini
terletak dibagian tengah dan utara, bagian barat laut serta bagian barat daya yaitu pada
bagian selatan Kecamatan Surian, dan Conggeang.
3. 15-25 % yang merupakan daerah bergelombang sampai berbukit dengan komposisi area
yang mencakup 46,38 %. Kemiringan lereng ini paling dominan di wilayah Kabupaten
Sumedang, persebarannya berada di bagian tengah sampai ke tenggara, bagian selatan
sampai barat daya serta bagian barat yaitu pada Kecamatan Tanjungmedar,
Tanjungkerta, Buahdua, Paseh, Cimalaka, Cisarua, Cisitu, Situraja, Sumedang Utara,
Jatinunggal dan Jatigede.
4. 25-45 % yang merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan luas area sekitar
21,58% yang dominan di wilayah Sumedang bagian tengah, bagian selatan serta bagian
timur wilayah Kabupaten Sumedang yaitu Cimanggung, Jatinnagor, Pamulihan, Ganeas,
Cibugel, Sumedang Selatan dan pada bagian selatan Kecamatan Wado.
5. 45 – 60 % merupakan daerah bergunung dengan luas area sekitar 18 % yang dominandi
Wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur serta bagian barat yaitu pada
Kecamatan Sukasari, Cimanggung dan Wado.
6. > 60 % merupakan daerah terjal dan mempunyai area disekitar pegunungan yang
berada disekitar Kabupaten Sumedang seluas 1,43%. Kemiringan ini berada pada
Kecamatan Surian, Cimanggung, Cibugel, dan Wado
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-3
b. Klimatologi
Berdasarkan tipe iklim menurut kriteria Schmidt & Ferguson dalam Daldjoeni
(1986), secara umum wilayah Kabupaten Sumedang termasuk dalam Tipe B (Iklim
Kering), dengan nilai Q (perbandingan rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan
basah) adalah 0,32% (berada pada kisaran nilai Q antara 0,14 ≤ 0,33 yang merupakan
kriteria tipe iklim B). Iklim dengan tipe B berarti iklim basah, sehingga hampir setiap
vegetasi bisa tumbuh di tempat ini. Hal ini berarti bahwa iklim di wilayah Kabupaten
Sumedang pada umumnya cocok untuk pengembangan sistem pertanian dan
perkebunan, dan baik untuk hampir semua jenis tanaman budidaya.
Dalam kurun empat tahun terakhir jumlah curah hujan tahunan Kabupaten
Sumedang menurun drastis pada Tahun 2015 yaitu sebesar 1.982 mm, kemudian
kembali meningkat tajam pada tahun 2016 hingga mencapai 3.879 mm. Anomali pola
curah hujan Tahun 2015 dan Tahun 2016 tersebut diakibatkan adanya fenomena el nino
dan la nina yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Pola curah hujan Tahun
2013 sampai Tahun 2016 di Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2. Curah Hujan Tahunan Kabupaten Sumedang Tahun 2013-2016
Berdasarkan Tabel 2.1, daerah yang mengalami kekeringan terparah akibat
dampak el nino pada Tahun 2015 adalah Kecamatan Tanjungsari, Sukasari, Situraja dan
Cisitu. Jumlah hari hujan (HH) di daerah-daerah tersebut kurang dari 100 hari dalam
setahun. Sebaliknya, akibat dampak la nina pada Tahun 2016 di Kecamatan Rancakalong,
Conggeang, dan Ujungjaya menyebabkan terjadinya bencana banjir dan longsor karena
pada ketiga daerah tersebut jumlah hari hujan lebih dari 200 hari dan curah hujan diatas
5.000 mm dalam setahun.
5
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-4
Terlepas dari anomali cuaca, wilayah dengan kecenderungan curah hujan
tertinggi selama tahun 2016 di Kabupaten Sumedang adalah Kecamatan Rancakalong,
Sumedang Selatan, Ujungjaya Conggeang, dan Tomo. Sedangkan wilayah dengan
kecenderungan curah hujan rendah adalah Kecamatan Tanjungsari dan Sukasari. Rincian
jumlah hari hujan dan curah hujan per kecamatan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Sebaran Curah Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2013-2016
NO. KECAMATAN 2013 2014 2015 2016
MM HH MM HH MM HH MM HH 1. Jatinangor 2.237 157 2.068 156 1.236 129 2.927 185 2. Cimanggung 2.237 157 2.068 156 1.405 104 3.000 190 3. Tanjungsari 3.422 168 2.068 156 1.294 95 2.367 143 4. Sukasari 2.622 132 2.743 120 1.294 95 3.152 171 5. Pamulihan 2.622 132 2.763 129 1.556 112 3.211 177 6. Rancakalong 3.049 163 3.523 190 1.566 112 7.030 201 7. Sumedang Selatan 3.049 163 3.470 188 1.686 100 6.923 199 8. Sumedang Utara 2.157 166 1.856 158 1.686 100 2.221 196 9. Ganeas 2.157 166 1.856 159 1.686 100 2.200 193
10. Situraja 2.373 178 2.371 179 1.505 90 2.479 210 11. Cisitu 2.707 187 2.173 166 1.534 88 2.160 213 12. Darmaraja 3.065 165 3.058 169 2.336 122 3.970 253 13. Cibugel 3.065 165 3.335 167 2.166 121 3.898 249 14. Wado 3.681 194 3.349 179 3.224 149 3.576 217 15. Jatinunggal 3.532 169 5.284 163 3.378 160 3.446 182 16. Jatigede 3.532 169 5.282 156 2.384 114 3.568 187 17. Tomo 5.313 196 4.100 198 1.976 105 4.866 233 18. Ujungjaya 4.613 192 4.100 202 1.969 110 6.403 261 19. Conggeang 4.062 171 3.782 191 2.476 112 5.449 239 20. Paseh 4.247 202 3.566 165 2.686 117 3.778 172 21. Cimalaka 885 129 3.479 142 1.953 106 3.975 184 22. Cisarua 3.438 191 2.075 172 1.954 105 4.344 249 23. Tanjungkerta 3.441 192 2.075 172 2.641 112 4.265 244
Sumber : Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang, 2016 (diolah) MM = curah hujan (mm) HH = hari hujan
c. Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi Pengembangan Wilayah mengacu kepada Strategi Pengembangan
Wilayah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun
2011-2031, yaitu :
a. Wilayah Pengembangan Sumedang Kota, terdiri dari Kecamatan Sumedang Utara,
Kecamatan Sumedang Selatan, Kecamatan Rancakalong, Kecamatan Cimalaka,
Kecamatan Paseh, Kecamatan Tanjungmedar, Kecamatan Tanjungkerta, Kecamatan
Ganeas, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Situraja. Pusat pengembangannya di
Perkotaan Sumedang, dengan kegiatan utama yang dikembangkan meliputi pusat
pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan menengah, pariwisata dan pertanian;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-5
b. Wilayah Pengembangan Tanjungsari, terdiri dari Kecamatan Jatinangor, Kecamatan
Cimanggung, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Pamulihan dan Kecamatan
Sukasari. Pusat pengembangannya di Tanjungsari, dengan kegiatan utama yang
dikembangkan meliputi pusat pendidikan tinggi, industri kecil/menengah,
perdagangan, jasa, pariwisata dan pertanian;
c. Wilayah Pengembangan Buahdua, terdiri dari Kecamatan Buahdua, Kecamatan
Surian dan Kecamatan Conggeang. Pusat pengembangannya di Conggeang, dengan
kegiatan utama yang akan dikembangkan meliputi pertanian, perdagangan, industri
rumahan (home industry), dan pariwisata;
d. Wilayah Pengembangan Wado, terdiri dari Kecamatan Wado, Kecamatan Darmaraja,
Kecamatan Jatinunggal, Kecamatan Cibugel dan Kecamatan Cisitu. Pusat
pengembangannya di Wado, dengan kegiatan utama yang akan dikembangkan
meliputi perdagangan, jasa, pertanian dan pariwisata;
e. Wilayah Pengembangan Tomo, terdiri dari Kecamatan Tomo, Kecamatan Ujungjaya,
dan Kecamatan Jatigede. Pusat pengembangannya di Tomo, dengan kegiatan utama
yang akan dikembangkan meliputi pertanian, industri kecil/menengah,
perdagangan, pariwisata, dan pertanian.
d. Demografi (Kependudukan)
Berdasarkan Tabel 2.2, sebagaimana hasil perhitungan BPS bahwa pada Tahun
2012 jumlah penduduk Kabupaten Sumedang sebanyak 1.117.919 jiwa, kemudian pada
Tahun 2015 bertambah hingga mencapai 1.137.273 jiwa, atau dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir terjadi pertambahan jumlah penduduk sebanyak 19.354 jiwa.
Meskipun demikian laju pertumbuhan penduduknya semakin menurun, yang semula
0,71% pada Tahun 2012 menjadi hingga sebesar 0,51 % pada Tahun 2015. Penurunan
laju pertumbuhan penduduk tersebut terjadi sebagai hasil upaya pengendalian
penduduk.
Sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembangunan Tahun 2018 di
Kabupaten Sumedang, proyeksi laju pertumbuhan penduduk Tahun 2016 sebesar 0,32%
dan laju pertumbuhan penduduk pada Tahun 2017 sebesar 0,23 %.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-6
Tabel 2.2. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Sumedang Tahun 2012-2015
No Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa) Laju Pertumbuhan (%)
1. 2012 1.117.919 0.71
2. 2013 1.125.125 0,64
3. 2014 1.131.516 0,57 4. 2015 1.137.273 0,51 6. 2016* 1.140.939 0,32 7. 2017* 1.143.582 0,23
Sumber: Sumedang dalam Angka 2012-2016, BPS Kabupaten Sumedang
*Hasil Proyeksi BAPPEDA, 2016
Jumlah penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) per Kecamatan di
wilayah Kabupaten Sumedang pada Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Berdasarkan data pada Tabel 2.3 ini diketahui Laju Pertumbuhan Penduduk paling tinggi
berada di Kecamatan Pamulihan dan Sumedang Utara. Laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi di kedua wilayah tersebut dikarenakan berkembangnya kawasan-kawasan
permukiman yang menyangga daerah industri, pusat ekonomi perkotaan dan pusat
pemerintahan.
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2015
No. Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Laju
Pertumbuhan Penduduk (%) 2014 2015
1. Jatinangor 111.886 112.621 0,66 2. Cimanggung 82.634 82.965 0,40 3. Tanjungsari 79.355 79.903 0,69 4. Sukasari 32.930 33.237 0,93 5. Pamulihan 57.905 58.510 1,04 6. Rancakalong 38.678 38.844 0,43 7. Sumedang Selatan 76.510 76.897 0,51 8. Sumedang Utara 94.383 95.409 1,09 9. Ganeas 24.204 24.319 0,48
10. Situraja 38.319 38.472 0,40 11. Cisitu 26.817 26.899 0,31 12. Darmaraja 37.569 37.626 0,15 13. Cibugel 21.266 21.326 0,28 14. Wado 44.051 44.191 0,32 15. Jatinunggal 42.442 42.613 0,40 16. Jatigede 23.989 24.013 0,10 17. Tomo 22.877 22.956 0,35 18. Ujungjaya 29.526 29.582 0,19 19. Conggeang 29.076 29.085 0,03 20. Paseh 36.589 36.680 0,25 21. Cimalaka 58.588 58.891 0,52 22. Cisarua 19.299 19.327 0,15 23. Tanjungkerta 34.451 34.588 0,40 24. Tanjungmedar 24.772 24.852 0,33 25. Buahdua 32.444 32.503 0,18 26. Surian 10.956 10.964 0,07
Jumlah 1.131.516 1.137.273 0,51
Sumber : Sumedang Dalam Angaka Tahun 2016. BPS
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-7
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi di Kabupaten Sumedang, dapat dilihat dari peranan PDRB per
sektor terhadap total PDRB Kabupaten Sumedang. Sebagaimana dijelaskan pada Tabel
2.4, maka sektor primadona pertama di Kabupaten Sumedang adalah sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan. Memperhatikan perkembangan sektor tersebut selama lebih
kurang 5 (lima) tahun terakhir, sektor tersebut memiliki peranan lebih dari 20%. Dengan
demikian dapat diindikasikan bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakat
Sumedang berada pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
Primadona selanjutnya selama lima tahun terakhir yang memiliki peranan lebih
dari 10 % adalah sektor industri pengolahan; perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor; dan Konstruksi.
Tabel 2.4. PDRB Berdasarkan Kontribusi Lapangan Usaha (persen), Tahun 2011─2015
Peringkat Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 23,41 22,57 22,55 21,71 20,66
2 Industri Pengolahan 19,47 18,42 18,27 18,88 18,49
3 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
17,99 17,68 17,63 17,08 16,46
4 Konstruksi 7,87 9,31 9,25 9,30 10,16
5 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
7,43 7,65 7,11 6,81 6,84
6 Jasa Pendidikan 4,30 4,79 5,10 5,56 5,92
7 Transportasi dan Pergudangan 4,38 4,24 4,52 4,72 5,25
8 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,20 4,18 4,27 4,38 4,31
9 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,52 3,79 4,06 4,07 4,13
10 Informasi dan Komunikasi 2,64 2,67 2,65 2,77 2,91
11 Jasa lainnya 1,58 1,56 1,55 1,61 1,67
12 Real Estate 1,70 1,66 1,64 1,59 1,61
13 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,94 0,92 0,89 1,02 1,08
14 Pengadaan Listrik dan Gas 0,37 0,33 0,28 0,30 0,30
15 Pertambangan dan Penggalian 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11
16 Jasa Perusahaan 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
17 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
PDRB KABUPATEN SUMEDANG 100 100 100 100 100
Sumber: BPS Kab. Sumedang, 2016
Adapun besarnya nilai PDRB Kabupaten Sumedang selama Tahun 2010-2015
terus mengalami peningkatan dengan capaian pada Tahun 2015 sebesar Rp. 24,83
Trilyun (atas dasar harga berlaku) atau sebesar Rp. 18,95 Trilyun jika dihitung
berdasarkan harga konstan dengan tahun dasar 2010. Nilai PDRB Kabupaten Sumedang
Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-8
Gambar 2.3. PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2011 – 2015 (Trilyun Rupiah)
b. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam lima tahun terakhir (2011‐2015) perekonomian Kabupaten Sumedang
mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif. Pada kurun waktu tersebut, laju
pertumbuhan mengalami percepatan di Tahun 2012, dengan laju pertumbuhan sebesar
6,56 %. Hal ini disebabkan tingginya laju pertumbuhan yang ekstrim di kategori
konstruksi, sebesar 25,12 %. Sedangkan pada tahun selanjutnya (2013‐2014) kembali
mengalami perlambatan. Laju pertumbuhan PDRB Sumedang Tahun 2013
sebesar 4,84 %, sedangkan Tahun 2014 mencapai 4,70 persen. Perlambatan laju
pertumbuhan pada Tahun 2014 disebabkan karena kembali menurunnya capaian
produksi sejumlah sektor seperti pertanian; kostruksi; administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib serta jasa pendidikan. Disamping itu perlambatan
ekonomi Kabupaten Sumedang juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi nasional dan
kebijakan pemerintah pusat, diantaranya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM),
Tarip Dasar Listrik (TDL) dan tingginya suku bunga bank kebijakan pemerintah (BI rate).
Pada Tahun 2015, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang kembali
berakselerasi, dimana pertumbuhan tersebut lebih digerakan oleh tumbuhnya sektor
informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat tidak hanya di wilayah Kabupaten
Sumedang tetapi juga di berbagai wilayah di Indonesia, peningkatan peran sektor
konstruksi, sektor jasa, khususnya jasa pendidikan dan jasa kesehatan yang mampu
tumbuh di atas 10%. Adapun laju pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, kehutanan,
dan perikanan yang selama ini menjadi kontributor utama PDRB, ternyata mengalami
pertumbuhan yang negatif (-4,67%). Penyebab pertumbuhan negatif pada sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan pada Tahun 2015 ini adalah turunnya sejumlah
besar produk pertanian akibat kekeringan yang panjang. Laju pertumbuhan Riil PDRB
Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.5.
10
12
14
16
18
20
22
24
20112012
20132014
2015
16,3918,14
20,26
22,34
24,83
15,39
16,40 17,19 18,00 18,95N
ila
i P
DR
B (
tril
yu
n r
up
iah
)
Tahun
Harga Berlaku
Harga Konstan
(Sumber: BPS Kab. Sumedang, 2016)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-9
Tabel 2.5. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), Tahun 2011- 2015
No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.53 0.62 2.86 0.74 -4.67
2 Pertambangan dan Penggalian 2.82 2.79 2.85 2.16 0.86
3 Industri Pengolahan 3.57 2.40 4.44 4.49 5.46
4 Pengadaan Listrik dan Gas 4.43 8.20 6.72 5.73 -3.88
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
-0.97 2.12 3.25 3.36 2.88
6 Konstruksi 8.61 25.12 6.38 3.87 15.46
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
6.82 7.10 4.31 4.70 3.67
8 Transportasi dan Pergudangan 8.16 6.21 5.32 5.34 8.16
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.98 5.69 4.96 6.74 5.30
10 Informasi dan Komunikasi 13.75 12.19 11.89 19.11 17.98
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 7.55 7.53 11.86 4.43 8.47
12 Real Estate 7.58 6.03 5.72 5.39 9.22
13 Jasa Perusahaan 10.84 6.33 6.76 5.84 7.22
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
-1.20 4.72 -1.88 -2.68 4.23
15 Jasa Pendidikan 10.74 18.25 11.49 15.65 12.90
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.54 7.53 7.57 21.65 10.79
17 Jasa lainnya 13.56 6.85 7.53 10.51 9.66
Produk Domestik Regional Bruto 4.79 6.56 4.84 4.70 5.23
Sumber: BPS Kab. Sumedang, 2016
c. PDRB per Kapita
Pada Tahun 2015, PDRB per kapita ( a d h b ) K a b u p a t e n Sumedang
mencapai Rp. 21.831.145 atau meningkat 10,55 % dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Bila dilihat selama lima tahun terkahir (Tahun 2011‐2015) PDRB perkapita
(adhb) mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut mengindikasikan bahwa
secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat Sumedang dari tahun ke tahun semakin
baik. Walaupun demikian, peningkatan PDRB per kapita di atas masih belum
menggambarkan secara riil peningkatan daya beli masyarakat Sumedang secara umum.
Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar
harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya
beli masyarakat.
Perkembangan daya beli masyarakat secara riil dapat dipantau dengan
menggunakan PDRB per kapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan. Dari
Gambar 2.4 dapat diamati bahwa PDRB per kapita yang dihitung dari PDRB atas dasar
harga konstan pada Tahun 2015 sebesar Rp.16,6 juta atau mengalami kenaikkan
sebesar 4,71 % dibandingkan Tahun 2014 yang hanya sebesar Rp.15,91 juta.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-10
Gambar 2 . 4 . PDRB Per Kapita Kabupaten Sumedang Tahun 2011–2015
d. Distribusi Pendapatan
Pembangunan yang berkualitas adalah pembangunan yang bersifat inklusif
atau bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dengan lebih merata. Salah satu
indikator yang biasa digunakan untuk mengukur ketimpangan dalam distribusi
pendapatan adalah indeks gini. Ketimpangan distribusi pendapatan dalam indeks
gini diukur oleh angka indeks yang berkisar antara 0 sampai 1. Semakin mendekati
nol maka tingkat ketimpangan semakin rendah, dan sebaliknya semakin mendekati
satu maka distribusi pendapatan masyarakat semakin timpang. Secara spesifik
kriteria ketimpangan menurut indeks gini, yaitu: 1) di bawah 0,4 terkategori
ketimpangan rendah; 2) antara 0,4 dan 0,5 terkategori ketimpangan moderat; dan 3)
di atas 0,5 terkategori ketimpangan tinggi.
Berdasarkan data indeks gini, distribusi pendapatan di Kabupaten Sumedang
selama Tahun 2011 hingga Tahun 2015, terkategori ketimpangan rendah, apalagi
jika dibandingkan dengan tingkat nasional dan provinsi Jawa Barat yang stabil
berada di angka 0,4.
Sumber: Bappeda Kab. Sumedang (2016)
Gambar 2.5. Indeks Gini Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015
0,325
0,367
0,337
0,328
0,359
0,3
0,31
0,32
0,33
0,34
0,35
0,36
0,37
0,38
2011 2012 2013 2014 2015
Poin
Tahun
GINI RATIO KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011 - 2015
10
14
18
22
20112012
20132014
2015
14,7716,23
18,01
19,75
21,83
13,86 14,67 15,28 15,91 16,66P
DR
B p
er
Ka
pit
a(J
uta
Ru
pia
h)
Tahun
Harga Berlaku
Harga Konstan
(Sumber: BPS Kab. Sumedang, 2016)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-11
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial erat kaitannya dengan upaya
meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten Sumedang yang tercermin
pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut BPS, IPM menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Adapun menurut United Nations Development
Programme (UNDP), IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu (a.) Umur panjang
dan hidup sehat (a long and healthy life); (b.) Pengetahuan (knowledge); dan (c.) Standar
hidup layak (decent standard of living).
Umur panjang dan hidup sehat diukur dengan angka harapan hidup ketika lahir;
Pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama bersekolah dan angka melek huruf
penduduk usia 15 tahun ke atas; dan standar hidup layak diukur dengan pengeluaran per
kapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. Nilai komposit dari ketiga
dimensi tersebut berkisar antara 0-100.
Pengertian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagaimana yang dikeluarkan
oleh UNDP yakni merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembangunan manusia. IPM ini mulai digunakan oleh UNDP sejak tahun
1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu negara.
Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan, namun mampu
mengukur dimensi pokok pambangunan manusia yang dinilai mencerminkan status
kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. IPM dihitung berdasarkan data yang
dapat menggambarkan ketiga komponen yaitu angka harapan hidup yang mewakili
bidang kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lamanya bersekolah mengukur
capaian pembangunan di bidang pendidikan, dan kemampuan daya beli / paritas daya
beli (PPP) masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata
besarnya pengeluaran perkapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian
pembangunan untuk hidup layak.
Namun pada Tahun 2010, UNDP menyempurnakan metode IPM dengan metode
baru, karena beberapa indikator dipandang sudah tidak tepat untuk digunakan dalam
penghitungan IPM. Angka melek huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan
Lama Sekolah. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional
Bruto (PNB) per kapita dan metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-
rata geometrik.
Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah
yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-12
berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk
umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia
7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem
pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan yang
diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Angka harapan lama sekolah di Kabupaten
Sumedang mengalami peningkatan selama 3 (tiga) tahun terakhir dimulai pada Tahun
2013. Hal ini dapat diasumsikan bahwa kesadaran dan kemampuan orang tua untuk
menyekolahkan anak-anaknya semakin meningkat. Disamping itu dapat ditunjang
dengan kemudahan dalam mengakses sarana dan prasarana pendidikan. Peningkatan
harapan lama sekolah ini berarti bahwa harapan lama sekolah setiap anak di Kabupaten
Sumedang dapat mencapai melebihi tingkat menengah atas (SMU/SMK). Perkembangan
Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Sumedang Tahun 2011 -2015 ditampilkan pada
gambar berikut.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 (diolah)
Gambar 2.6. Perkembangan Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015
Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Rata-rata Lama Sekolah didefinisikan
sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan
formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah
tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama
sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. Angka Rata-rata Lama Sekolah di
Kabupaten Sumedang pada Tahun 2015 adalah 7,66 yang berarti bahwa penduduk
Kabupaten Sumedang rata-rata menempuh pendidikan formal selama 7 (tujuh) tahun 6
(enam) bulan atau setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas dua semester satu.
Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan, selain tergantung pada
kemampuan daerah untuk menggunakan dan memanfaatkan segala sumberdaya
termasuk alokasi anggaran, juga sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat
10,93
11,95
12,83 12,89 12,9
9,5
10
10,5
11
11,5
12
12,5
13
13,5
2011 2012 2013 2014 2015
HLS
Tahun
HARAPAN LAMA SEKOLAH
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-13
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraaan dan pengelolaan
pendidikan. Perkembangan Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Sumedang beberapa
tahun terakhir, yaitu Tahun 2011 – 2014 ditunjukkan Gambar 2.7. di bawah ini. Dalam
gambar tersebut tampak bahwa perkembangan RLS dari Tahun 2011 sampai dengan
Tahun 2013 cenderung stagnan tidak terlihat adanya penurunan maupun peningkatan
tapi pada Tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 0,15 poin. Meskipun peningkatannya
tidak signifikan namun dapat memberikan gambaran bahwa RLS di Kabupaten
Sumedang mengalami peningkatan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa penduduk usia 25
tahun telah mendapatkan ijazah pendidikan, bisa dengan melalui program kejar
kelompok belajar (Kejar Paket A/B/C).
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 (diolah)
Gambar 2.7. Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015
Indeks Kesehatan mempresentasikan derajat kesehatan masyarakat suatu
wilayah pada periode waktu tertentu, yang diukur melalui Angka Harapan Hidup
(AHH). Peningkatan AHH dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 menggambarkan
pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Sumedang cukup baik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan prestasi Kabupaten Sumedang dalam memperoleh gelar Juara
Kabupaten Sehat kriteria Padapa.
Pada Tahun 2010, AHH masyarakat Sumedang adalah sebesar 71,68 tahun 2010
kemudian menjadi 71,91 tahun pada Tahun 2015. Perkembangan AHH penduduk
Kabupaten Sumedang beberapa tahun terakhir dari Tahun 2010 – Tahun 2015 dapat
dilihat dalam Gambar 2.8 berikut ini. Tampak bahwa peningkatan AHH penduduk di
Kabupaten Sumedang tiap tahunnya, yang menandakan meningkatnya kesadaran
penduduk untuk hidup lebih sehat.
7,51 7,517,51
7,667,66
7,4
7,45
7,5
7,55
7,6
7,65
7,7
2011 2012 2013 2014 2015
RLS
Tahun
RATA-RATA LAMA SEKOLAH
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-14
Sumber : BPS Sumedang, 2016 (diolah)
Gambar 2.8. Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Sumedang Tahun 2010-2015
Indeks Daya Beli Masyarakat yang saat ini diganti dengan Pengeluaran Per
Kapita Disesuaikan. Pengeluaran per kapita yang disesuaikan ditentukan dari nilai
pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (Purcashing Power Parity-PPP).
Pengeluaran per kapita Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari
Rp. 8.653.000,00 pada Tahun 2011 dan menjadi Rp. 9.279.000,00 pada Tahun 2015.
Indeks pengeluaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendapatan dan
inflasi (peningkatan secara umum harga barang dan jasa). Perkembangan pengeluaran
masyarakat yang digambarkan melalui pengeluaran per kapita riil untuk beberapa tahun
terakhir disajikan dalam Gambar 2.9.
Sumber: BPS Kab. Sumedang, 2016
Gambar 2.9. Perkembangan Pengeluaran Penduduk di Kabupaten Sumedang Tahun 2011 - 2015
71,68
71,74
71,8
71,86
71,89
71,91
71,55
71,6
71,65
71,7
71,75
71,8
71,85
71,9
71,95
2010 2011 2012 2013 2014 2015
AH
H
Tahun
ANGKA HARAPAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG
2011 2012 2013 2014 2015
Pengeluaran per Kapita (Rp)
9.279.000
8.844.000
8.828.000
8.653.000
8.669.000
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-15
Dari hasil penghitungan komponen IPM tersebut di atas diketahui bahwa Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Kabupaten
Sumedang mengalami peningkatan dari 66,16 poin pada Tahun 2011 menjadi 69,29 poin
pada Tahun 2015. Adapun perkembangan data dari Tahun 2010 - 2015 untuk besaran
IPM, disajikan pada Gambar 2.10 di bawah ini.
Sumber: BPS Kab. Sumedang, 2016 (diolah)
Gambar 2.10. Perkembangan IPM Kabupaten Sumedang Tahun 2010–2015
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
a. Pendidikan
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Semua anak usia dini terutama usia 3 sampai dengan 6 tahun, baik laki-laki
maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia
mereka.
Lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kabupaten Sumedang tersebar
diseluruh wilayah Kabupaten Sumedang merata di 26 (dua puluh enam kecamatan) baik
negeri maupun swasta. Lembaga pendidikan anak usia dini yang terdaftar di Dinas
Pendidikan terdiri atas Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Tempat
Penitipan Anak (TPA), serta Raudatul Atfhal (RA). Jumlah siswa jenjang PAUD di
Kabupaten Sumedang sesuai data dari Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Tahun 2015 sebanyak
53.156 siswa, dan pada Tahun 2016 sebanyak 56.192 siswa atau terjadi peningkatan
3.036 siswa.
66,04
66,16
67,36
68,4768,76
69,29
64
65
66
67
68
69
70
2010 2011 2012 2013 2014 2015
IPM
Tahun
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIAKABUPATEN SUMEDANG
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-16
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap capaian RPJMD Tahun 2014-2018 sampai
dengan tahun 2016, bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Taman Kanak-kanak (TK)/RA
pada Tahun 2014 sebesar 61,94%, pada tahun 2015 sebesar 76,3% dan pada Tahun
2016 sebesar 76,9%.
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Program pendidikan wajib belajar 9 tahun bertujuan untuk meningkatkan
pemerataan dan perluasan pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau,
baik melalui jalur formal maupun non formal yang mencakup Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jalur pendidikan Non Formal dapat juga ditempuh dalam
bentuk kesetaraan Sekolah Dasar atau bentuk lain yang sederajat serta SMP/MTs, SMP
Terbuka dan Pendidikan Non Formal kesetaraan SMP atau bentuk lain yang sederajat
sehingga seluruh anak usia 7-15 tahun baik laki-laki maupun perempuan dan anak-anak
yang memerlukan perhatian khusus dapat memperoleh Pendidikan setidak-tidaknya
sampai sekolah menengah pertama atau sederajat.
Berdasarkan data pada profil daerah yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2016, jumlah sekolah dasar pada Tahun 2016 sebanyak 667 sekolah,
dengan jumlah siswa sebanyak 114.149 orang, jumlah lulusan sebanyak 20.388 orang,
serta masih terdapat siswa yang putus sekolah sebanyak 41 orang, berdasarkan
Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator untuk mengukur
keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka
memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di
masing-masing jenjang pendidikan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap RPJMD APK
SD/MI di Kabupaten Sumedang pada Tahun 2014 adalah 114,84%, pada Tahun 2015
sebesar 116,06% dan pada tahun 2016 sebesar 117,95 yang berarti bahwa terdapat
penduduk yang berusia bukan 7-12 Tahun yang bersekolah di SD/MI pada Tahun 2014
sebesar 14,84% pada Tahun 2015 sebesar 16,06% dan pada Tahun 2016 sebesar
17,95%. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI pada Tahun 2014 sebesar
101,06%, Tahun 2015 sebesar 101,98%, dan Tahun 2016 sebesar 103,74%, angkanya
lebih dari 100% dikarenakan adanya penduduk usia 7-12 tahun di luar Kabupaten
Sumedang bersekolah di Kabupaten Sumedang.
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Berdasarkan data pada profil daerah yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, bahwa pada Tahun 2016 jumlah SMP sebanyak 165 sekolah dengan jumlah
siswa sebanyak 57.982 orang, jumlah lulusan sebanyak 17.739 orang, serta masih ada
yang putus sekolah sebanyak 60 orang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-17
Berdasarkan hasil evaluasi RPJMD Tahun 2014 – 2018 sampai dengan akhir
Tahun 2016 capaian indicator Pendidikan pada tingkat SMP adalah berupa Angka
Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs pada Tahun 2014 sebesar 101,33%, pada Tahun 2015
sebesar 101,74%, dan pada Tahun 2016 sebesar 104,74 % terdapat penduduk yang
berusia bukan 13-15 tahun yang bersekolah di SMP/MTs. Pada Tahun 2014 sebesar 1,33
% dan Tahun 2015 sebesar 1,74 %, kemudian untuk Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs pada Tahun 2014 sebesar 97,78% , pada Tahun 2015 sebesar 101,97% dan
pada Tahun 2016 sebesar 102,27% , yang berarti bahwa pada Tahun 2014 terdapat
97,7% siswa yang berusia 13-15 Tahun yang bersekolah di SMP/MTs, sedangkan pada
Tahun 2015 dan 2016 terdapat siswa yang berusia 13-15 tahun dari luar Kabupaten
Sumedang.
4. Program Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mentargetkan bahwa di Tahun 2014
perbandingan jumlah siswa SMK / SMA adalah 60 : 40 dan Tahun 2015 perbandingannya
70 : 30. Target tersebut dibuat dengan asumsi bahwa lulusan SMK lebih siap untuk
memasuki Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), sehingga akan menekan angka
pengangguran.
Berdasarkan data pada profil daerah yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 2016 jumlah sekolah menengah sebanyak 119 sekolah
dengan jumlah siswa sebanyak 39.988 orang, jumlah lulusan sebanyak 3.982
orang, serta masih ada yang putus sekolah sebanyak 476 orang dan yang
mengulang sebanyak 3 orang.
Sesuai dengan hasil evaluasi RPJMD Tahun 2014 – 2018 sampai dengan Tahun
2016 bahwa indikator pembangunan pendidikan yaitu APK SMA/SMK/ sederajat pada
Tahun 2014 adalah 81,61%, pada Tahun 2015 sebesar 82,52% dan pada Tahun 2016
sebesar 79,4% dan indikator lainnya adalah APM dengan capaian pada Tahun 2014
sebesar 65,45%, pada Tahun 2015 sebesar 63,88% dan pada Tahun 2016 sebesar 61,4%,
capaian APM tersebut menggambarkan bahwa siswa yang berusia 16 – 18 tahun hanya
sebanyak kurang lebih 65% dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berusia 16 –
18 tahun, hal ini terjadi diduga karena belum meratanya sekolah menengah di tiap-tiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang dan belum berlakunya Wajib Belajar 12
Tahun.
Kondisi Sumber Daya Manusia pendidikan dasar menengah (DIKDASMEN dan
ketersediaan prasarana sekolah DIKDASMEN Kabupaten Sumedang pada Tahun Ajaran
2015/2016 disajikan dalam Tabel berikut ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-18
Tabel 2.6. Data Sumber Daya Manusia DIKDASMEN Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2015/2016
NO VARIABEL SD SMP SMA DIKDASMEN
1 2 3 4 5 6=3+4+5 1 Guru 7.130 3.522 3.982 14.634 2 Siswa Baru 25.283 19.706 14.475 59.460 3 Siswa 114.149 57.982 39.988 212.119 4 Jumlah Siswa 139.432 77.688 54.459 271.579 5 Lulusan 20.388 17.739 11.071 49.198 6 Mengulang 0 0 3 3 7 Putus Sekolah 41 60 476 577 Rasio Guru : Siswa 20 22 14 19
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sumedang, Tahun 2016
Tabel 2.7. Jumlah Prasarana Sekolah DIKDASMEN Kabupaten Sumedang
Tahun Ajaran 2015/2016
NO PRASARANA SD SMP SMA DIKDASMEN
1 2 3 4 5 6=3+4+5 1 Sekolah 667 165 119 951 2 Rombongan Belajar 4.835 1.866 1.246 7.947 3 Ruang Kelas 5.577 1.833 1.091 8.501 4 Perpustakaan 496 120 83 699 5 Ruang UKS 185 81 84 350 6 Ruang Komputer 19 72 84 175 7 Laboratorium 0 198 174 372 8 Ruang Olahraga 81 64 86 231
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sumedang, Tahun 2016
b. Kesehatan
Berkaitan dengan bidang kesehatan masyarakat, kondisi kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu genetika, lingkungan, perilaku masyarakat dan
pelayanan kesehatan, yang antara lain dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi
masyarakat serta pola penyakit yang diderita. Sedangkan status kesehatan masyarakat
antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti angka kematian
bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, keadaan gizi masyarakat
dan usia harapan hidup.
Lingkungan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, selain faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Hampir tidak
ada satu pun penyakit yang muncul yang tidak diakibatkan atau dipengaruhi oleh
lingkungan. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat
dan juga sejalan dengan upaya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) yang ke enam yaitu telah dikembangkan penciptaan dan pengelolaan
sanitasi yang bersih dan sehat dengan metode Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) yang meliputi 5 (lima) pilar yaitu (1)stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS),
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-19
(2)cuci tangan pakai sabun, (3)pengembangan air minum rumah tangga, (4)pengelolaan
sampah rumah tangga, dan (5)pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Upaya lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah melalui
pengembangan fasilitas dan instalasi, mendorong dan memfasilitasi peran serta
masyarakat khususnya dalam mobilisasi dana untuk alternatif pembayaran serta
meningkatkan dan menyempurnakan manajemen dalam rangka otonomi pengelolaan
rumah sakit. Adapun sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Sumedang sampai
dengan Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 2.8 berikut ini.
Tabel 2.8. Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Sumedang Tahun 2016 (Unit)
Sarana Pemerintah Jumlah Sarana Swasta Jumlah
Rumah Sakit Umum 1 Rumah Sakit Umum 1
Puskesmas 32 Klinik/Praktek Dokter 69
Puskesman DTP 6 Bidan Praktek 195
Puskesmas Non DTP 26 Rumah Bersalin 7
Puskesmas Pembantu 71 Apotik 91
Poskesdes dan Polindes 283 Toko Obat 18
Bank Darah Rumah Sakit 1 Batra 21
Gudang Farmasi 1 Radiologi 4
Laboratorium 6 Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sumedang Tahun 2016
c. Lingkungan Hidup
Dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan sumber daya yang dapat
mendukung keberhasilan pembangunan yaitu sebagai berikut:
1. Sumber daya manusia; jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan, keterampilan, dan
kebudayaan.
2. Sumber daya alam: air, tanah, udara hutan, kandungan mineral, dan keanekaragaman
hayati.
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi: transportasi, komunikasi, teknologi ilmu
pengetahuan, dan rekayasa.
Sumber daya tersebut bersifat terbatas sehingga dalam pemanfaatannya perlu
bersikap cermat dan hati-hati. Agar Sumber Daya Alam senantiasa tersedia sebagai
bahan pembangunan maka pelaksanaan pembangunan harus memperhatikan aspek
lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Sumedang khususnya bidang Lingkungan Hidup terus
melakukan berbagai upaya dalam penanganan lahan kritis serta pencemaran lingkungan
sebagai dampak berkembangnya sektor industri. Pada Tahun 2014 telah dilakukan
penanganan lahan kritis antara lain dengan kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis
(GRLK) dan Rehabilitasi DAS Besar Jawa Barat (Agroforestry), Luas Lahan Kritis dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-20
Lahan Sangat Kritis di Kabupaten Sumedang pada awal Tahun 2015 yang belum
ditangani seluas 12.944,61 Ha dan pemerintah Kabupaten Sumedang telah
melaksanakan penanganan lahan kritis pada Tahun 2015 seluas 1.252,5 Ha. Selanjutnya
berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
rehabilitasi lahan kritis di luar kawasan hutan menjadi kewenangan Provinsi.
Menuju pembangunan yang berkelanjutan perlu penetapan kawasan yang
berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan serta nilai sejarah dan budaya bangsa yang berupa kawasan
lindung. Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Sumedang adalah berupa kawasan
lindung hutan dan kawasan lindung non hutan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang,
kawasan lindung hutan terdiri atas hutan lindung dengan luas kurang lebih 9.277 ha,
cagar alam berupa Cagar Alam Gunung Jagat dengan luas kurang lebih 127 ha, taman
wisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tampomas dengan luas kurang
lebih 1.250 ha, taman hutan raya berupa Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Palasari
dengan luas 34,8875 ha dan taman buru berupa Kawasan Taman Buru Gunung Masigit
Kareumbi dengan luas kurang lebih 7.453 ha. Adapun kawasan lindung non hutan adalah
terdiri dari kawasan gerakan tanah yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan
luas kurang lebih 34.338 ha, kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 18.080 ha,
sempadan sungai tersebar diseluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih
2.338 ha, dan perlu dialokasikan juga sempadan waduk untuk Waduk Jatigede dan
Waduk Sadawarna.
d. Irigasi
Fungsi irigasi memegang peranan sangat penting dalam meningkatkan produksi
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Pengelolaan irigasi adalah salah satu faktor pendukung utama bagi keberhasilan
pembangunan pertanian terutama dalam rangka peningkatan serta perluasan tujuan
pembangunan pertanian dari program swasembada beras menjadi swasembada pangan.
Penyediaan air irigasi dalam kuantitas dan kualitas yang memadai merupakan salah satu
faktor penting untuk menunjang ketahanan pangan tersebut.
Daerah Irigasi ini adalah merupakan daerah yang cukup subur, perlu mendapat
perhatian dalam rangka peningkatan maupun pembangunan fisik sarana irigasinya.
Jumlah maupun mutu pembangunan sarana irigasi di Kabupaten Sumedang sampai saat
ini belum mencapai target yang dikehendaki.
Jumlah Daerah Irigasi yang tersebar diseluruh kecamatan dan desa di Kabupaten
Sumedang, mencapai 1.543 Daerah Irigasi yang meliputi 2 daerah irigasi kewenangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-21
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (D.I Sentig dan D.I Ujungjaya) dan 1.541 Daerah Irigasi
kewenangan Pemerintah Kabupaten Sumedang dengan luas areal pemanfaatan daerah
irigasi tersebut berkisar 1 s.d 15.660 Ha dari luasan keseluruhan yang mencapai
100.897 ha. Sementara itu untuk panjang saluran daerah irigasi di Kabupaten Sumedang
berkisar 0,30 – 6,60 Km dengan panjang secara keseluruhan mencapai 2.105,022 Km.
Adapun kondisi daerah irigasi (DI) secara keseluruhan meliputi:
• Kondisi Baik : 617 DI
• Kondisi Rusak Ringan : 401 DI
• Kondisi Rusak Berat : 525 DI
• Total : 1.543 DI
e. Air Minum
PDAM Sumedang atau Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Medal
Sumedang merupakan sebuah perusahaan daerah yang bergerak dalam
pengelolaan, produksi dan penyaluran air minum kepada masyarakat yang
menjadi pelanggannya. PDAM Tirta Medal Sumedang memanfaatkan mata air
yang terletak di Cipanteneun sebagai sumber airnya.
Berdasarkan sejarahnya, PDAM Tirta Medal Sumedang merupakan
perusahaan yang dikembangkan dan berasal dari Badan Pengelola Air Minum
(BPAM). BPAM dibentuk seiring dengan beroperasinya Sistem Pelayanan Air
Bersih Kota Sumedang pada tahun 1979 yang didasarkan pada Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/KPTS/CK/III/1979 tertanggal 05 Maret
1979. Pada awalnya, sistem pelayanan air bersih ini memiliki jumlah sambungan
langganan sebanyak 578 SR (Sambungan Rumah) dan 14 KU (Kran Umum).
Sumber air bakunya dengan memanfaatkan sumber mata air Cipanteuneun yang
terletak di Desa Licin Kecamatan Cimalaka dengan debit air lebih dari 50 liter per
detik.
Pada tahun 1985, tepatnya pada tanggal 20 Maret 1985, Pemerintah
Daerah Kabupaten Sumedang mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 6 Tahun 1985 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. Peraturan Daerah ini
ditindaklanjuti dengan mengubah BPAM menjadi Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Perubahan status ini dilakukan pada tanggal 22 Maret 1988 dengan
ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Prasarana dan Sarana
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-22
Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang, Propinsi Jawa
Barat Nomor: 690/1730-Pemda/1988.
Perkembangan selanjutnya, PDAM Tirtal Medal Sumedang tidak hanya
mengelola dan menyalurkan air minum di daerah kota Sumedang saja. Namun
kemudian membuka beberapa cabang dan unit pelayanan di berbagai wilayah
yang berada di Kabupaten Sumedang, seperti di Tanjungsari, Jatinangor, Situraja,
Cisitu, Wado, Paseh, Tomo dan wilayah lainnya. Kantor pusat PDAM Tirta Medal
Sumedang beralamat di Jalan Raya Sumedang-Cirebon Km. 4,5 Cimalaka
Sumedang.
PDAM Kabupaten Sumedang sebagai penyelenggara Sistem Penyediaan Air
Bersih (SPAB) sampai dengan Tahun 2015 baru dapat melayani penduduk yang ada di
Kabupaten Sumedang sebesar ± 12,35% saja dan baru 17 Kecamatan yang dapat dilayani
jaringan PDAM Tirtamedal Sumedang. Dari seluruh pelanggan tersebut hanya 60% saja
yang dapat menerima air selama 24 jam sedangkan sisanya dilakukan secara bergiliran,
bahkan pada kondisi musim kemarau panjang ada yang tidak dapat dilayani melalui
jaringan pipa sehingga harus disuplai dengan menggunakan tangki air. Dengan adanya
kondisi tersebut diatas terlihat bahwa kinerja pelayanan air bersih PDAM Sumedang
belum optimal.
Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk menunjang kesehariannya,
masyarakat Kabupaten Sumedang yang belum terlayani air bersih dari PDAM Tita Medal
memanfaatkan sumber-sumber air yang ada baik itu penyalurannya dilakukan dengan
perpipaan ataupun tanpa perpipaan seperti, sumur gali, sumur bor, ataupun sumur
pompa.
Sedangkan sampai dengan saat ini tercatat bahwa pelayanan air bersih perpipaan
perdesaan (non PDAM) yang sudah dilayani melalui program-program penyediaan air
bersih baik dari pemerintah pusat ataupun daerah yang tersebar luas di Kabupaten
Sumedang sebesar 184.612 jiwa. Nilai tersebut baru sekitar 14,53%.
Disamping PDAM, penyediaan air minum di Kabupaten Sumedang juga dilayani
oleh Pamsimas yaitu Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat. Program PAMSIMAS
merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan
dukungan Bank Dunia, yang bertujuan meningkatkan penyediaan air bersih, sanitasi, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka
penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Pamsimas
dimulai Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2015 telah membangun infrastruktur air
minum di 101 desa dan akan dilanjutkan sampai Tahun 2019 sebagai pencapaian target
universal akses 100-0-100 sesuai kesepakatan Sustainable Development Goals (SDG’s).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-23
Secara umum, pelayanan air bersih di Kabupaten Sumedang dibiayai dari APBD
(Kabupaten dan Provinsi) dan APBN. Bantuan APBN berupa Bantuan Langsung
Masyarakat dengan Program Pamsimas dan DAK.
Sumber: BAPPPPEDA Kab. Sumedang, Tahun 2016
Gambar 2.11. Capaian Layanan Air Bersih Berdasarkan sumber Dana Pada Tahun 2015
Sumber: BAPPPPEDA Kab. Sumedang, tahun 2016
Gambar 2.12. Capaian Layanan Air Bersih Kabupaten Sumedang
f. Pariwisata
Pembangunan bidang pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di
bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non-migas yang
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian
Negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini didukung dengan Undang-undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang menyebutkan bahwa keberadaan
obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas
PDAM12% PAMSIMAS
9%DAK5%
Belum Terlayani (jiwa)74%
CAPAIAN LAYANAN AIR BERSIH BERDASARKAN BANTUAN
PDAM PAMSIMAS DAK Belum Terlayani (jiwa)
0
20000
40000
60000
80000
100000
Bu
ahd
ua
Cim
alak
a
Cis
aru
a
Co
ngg
ean
g
Gan
eas
Jati
nan
gor
Pam
ulih
an
Ran
caka
lon
g
Suka
sari
Sumed
ang…
Tan
jun
gker
ta
Tan
jun
gsar
i
Uju
ngj
aya
Jum
ah P
end
ud
uk
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
Sudah Terlayani (jiwa)
Belum Terlayani (jiwa)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-24
kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan seni
budaya setempat.
Seperti halnya Kabupaten/kota lain, Kabupaten Sumedang sebagai sebuah
Kabupaten yang memiliki 26 Kecamatan, saat ini tengah fokus mengagendakan
penguatan dan pengembangan kapasitas ekonomi wilayah dengan memilih dan
menempatkan bidang pariwisata sebagai sumber penggerak pembangunan dan sekaligus
menjadikannya sebagai sektor andalan dalam menunjang perekonomian daerah.
Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Sumedang itu
sendiri telah diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun
2014 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2014-2025. Sebagai implementasi dari Peraturan daerah dimaksud,
pemerintah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah
menyusun rencana strategis dalam pengembangan dan pembangunan kepariwisataan
melalui program pengembangan pemasaran pariwisata dan program pengembangan
destinasi pariwisata.
Program pengembangan pemasaran pariwisata menitikberatkan kegiatan
promosi pariwisata dengan sering mengikuti kegiatan pameran. Dalam mengikuti ajang
pameran baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional selama lima tahun terakhir
(2011 - 2015) Kabupaten Sumedang beberapa kali mengukir prestasi, diantaranya:
1. Tahun 2012, 2013 dan 2015 menjadi juara umum pada pelaksanaan pameran citra
pariwisata Jawa Barat di TMII Jakarta;
2. Tahun 2016 Kabupaten Sumedang mengikuti ajang tingkat Nasional mewakili
Provinsi Jawa Barat dalam kegiatan Expo Nusantara yang dilaksanakan di Sasana
Kriya Nusantara TMII Jakarta dan meraih penghargaan dengan kategori Penataan
Stand Terbaik dan Penyaji Produk Unggulan Daerah Terbaik.
Prestasi yang telah diraih tersebut perlu didukung dengan pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan, sehingga tujuan Kabupaten Sumedang sebagai salah satu
destinasi atau daerah tujuan wisata di Jawa Barat bisa tercapai. Sebagai upaya untuk
mencapai tujuan dimaksud, pelaksanaan program pengembangan destinasi pariwisata
perlu dilaksanakan secara optimal, terpadu dan berkesinambungan melalui pelaksanaan
kegiatan yang tepat sasaran.
Sebagai upaya mendorong tercapainya tujuan pembangunan kepariwisataan,
diantaranya dengan melakukan pendataan, inventarisasi dan identifikasi potensi-potensi
objek daya tarik wisata yang tersebar di Kabupaten Sumedang, baik potensi wisata alam,
wisata seni budaya, wisata tirta maupun wisata buatan. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan melalui perencanaan yang bersifat lebih spesifik terhadap kawasan atau
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-25
objek yang potensial untuk dikembangkan yaitu dengan menyusun perencanaan yang
komprehensif dalam bentuk Detail Engineering Design (DED) sebagai dasar atau acuan
pengembangan objek dan daya tarik wisata.
Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Sumedang bila dilihat dari
pemenuhan infrastruktur pariwisata termasuk penataan objek dan kawasan pariwisata
maupun dari sektor penunjang kepariwisataan belum secara maksimal menjadi destinasi
unggulan. Dari sisi kuantitas objek wisata dan penunjang pariwisata yang tersebar di
Kabupaten Sumedang, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Potensi Objek Wisata
Tabel 2.9. Data Potensi Wisata di Kabupaten Sumedang
No. Nama Objek Alamat Kategori
1. Cipanas Sekarwangi Desa Sekarwangi Kec. Buahdua
Wisata Alam
2. Cipanas Cileungsing Desa Cilangkap Kec. Buahdua Wisata Alam 3. Gunung Kunci Kel. Kota Kulon Kec.
Sumedang Selatan Wisata Alam
4. Dayeuhluhur Desa Dayeuhluhur Kec. Ganeas
Wisata Ziarah/Budaya/ Sejarah
5. Gunung Lingga Desa Cimarga Kec. Cisitu Wisata Ziarah/Budaya/ Sejarah
6. Marongge Desa Marongge Kec. Tomo Wisata Ziarah/Budaya/ Sejarah
7. Gunung Puyuh/Cut Nyak Dhien
Desa Sukajaya Kec. Sumedang Selatan
Wisata Ziarah/Budaya/ Sejarah
8. Pasarean Gede Kel. Kota Kulon Kec. Sumedang Selatan
Wisata Ziarah/Budaya/ Sejarah
9. Museum Yayasan Pangeran Geusan Ulun
Kel. Regolwetan Kec . Sumedang Selatan
Wisata Budaya/Sejarah
10. Curug Sindulang Desa Sindulang Kec. Cimanggung
Wisata Tirta
11. Curug Cigorobog Desa Citengah Kec. Sumedang Selatan
Wisata Tirta
12. Curug Ciputrawangi Narimbang
Desa Narimbang Kec. Conggeang
Wisata Tirta
13. Cipadayungan Desa Citimun Kec. Cimalaka Wisata Tirta 14. Kampung Toga Desa Sukajaya Kec.
Sumedang Selatan Wisata Alam/ Buatan
15. Pangjugjugan Desa Babakan Anjun Kec. Pamulihan
Wisata Alam/ Buatan
16. Waterboom Gajah Depa Desa Serang Kec. Cimalaka Wisata Buatan 17. Wijaya Kusumah Desa Galudra Kec. Cimalaka Wisata Buatan 18. Waterboom Paseh Desa Paseh Kaler Kec. Paseh Wisata Buatan 19. Desa Wisata Rancakalong Desa Rancakalong Kec.
Rancakalong Wisata Budaya
20. Panenjoan Pasir Biru Desa pasir Biru Kec. Rancakalong
Wisata Budaya
21. Kampung Karuhun Desa Citengah Kec. Sumedang Selatan
Wisata Alam/ Buatan
22. BGG Golf & Resort Kec. Jatinangor Wisata Buatan/Minat Khusus
Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kab. Sumedang,Tahun 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-26
b. Kawasan/objek wisata potensial yang perlu dikembangkan
Tabel 2.10. Data Kawasan/objek Wisata Potensial yang Perlu Dikembangkan di Kabupaten Sumedang
No. Nama Objek Alamat Potensi
Pengembangan 1. Curug Sabuk Desa Margamekar/Sukajaya Kec.
Sumedang Selatan Wisata Tirta
2. Curug Cipongkor Desa Ciherang Kec. Seumedang Selatan
Wisata Tirta
3. Curug Kencana Desa Citengah Kec. Sumedang Selatan
Wisata Tirta
4. Kawasan Margawindu Desa Citengah Kec. Sumedang Selatan
Wisata Alam/Minat Khusus
5. Gunung Kunci-Palasari Kel. Kota Kulon Kec. Sumedang Selatan
Wisata Alam/Buatan
6. Kawasan Gunung Lingga Batu Dua
Desa Cimarga/Linggajaya Kec. Cisitu
Wisata Ziarah/Budaya/ Minat Khusus
7. Kawasan Cadaspangeran Desa Cijeruk Kec. Pamulihan Wisata Alam/Budaya/ Sejarah
8. Cilemang Desa Hariang Kec. Buahdua Wisata Tirta/Geopark 9. Malandang Desa Buahdua Kec. Buahdua Wisata Alam/Budaya/S
ejarah 10. Air Panas Cibubuan Desa Cibubuan Kec. Buahdua Wisata Alam, air tiga rasa 11. Desa Genteng Kec. Sukasari Desa Wisata 12. Cigumentong Desa Sindulang Kec. Cimanggung Desa wisata 13. Paniisan Desa Pangadegan Kec.
Rancakalong Wisata alam
14. Kawasan Gunung Tampomas
Kec. Cimalaka, Kec. Paseh, Kec. Buahdua, Kec. Tanjungkerta
Wisata Alam/tematik
15. Kawasan Wisata Terpadu Jatigede
Wilayah /Kawasan bendungan Jatigede
Wisata Tirta, Wisata buatan
16. Gunung Kacapi Desa Kebonjati Kec. Sumedang Utara
Wisata Alam, Budaya dan Buatan
Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kab. Sumedang,Tahun 2015
c. Penunjang Kepariwisataan
Pengembangan sektor pariwisata tidak lepas dari pengembangan usaha jasa
hiburan, akomodasi/restoran dan rumah makan di Kabupaten Sumedang, diantaranya:
- Hotel Bintang di kabupaten Sumedang sebanyak 3 (tiga) hotel;
- Hotel Non Bintang sebanyak 18 (delapan belas) hotel;
- Restoran dan rumah makan sebanyak 112 (seratus dua belas);
- Karaoke sebanyak 5 (lima) buah tempat karoke yang terdaftar.
g. Jaringan Prasarana Jalan
Panjang jalan di Kabupaten Sumedang pada Tahun 2015 sepanjang 951,88 km
yang terdiri atas jalan negara 60 Km, jalan provinsi 117,275 Km, jalan kabupaten 774,606
km. Adapun jalan desa sepanjang 810,096 Km. Sampai dengan Tahun 2015, kondisi jalan
baik pada jalan kabupaten bertambah sedangkan jalan rusak ringan, rusak sedang, dan
rusak berat mengalami penurunan. Penjelasan secara rinci atas kondisi jalan
sebagaimana dimaksud, sebagaimana Tabel 2.11. dan 2.12. di bawah ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-27
Tabel 2.11. Panjang Jalan Dirinci Menurut Status Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015
NO STATUS JALAN TAHUN
2011 2013 2014 2014 2015
1. Jalan Nasional melewati Kabupaten (Km)
61,196 61,196 61,196 61,196 60,000
2. Jalan Provinsi melewati Kabupaten (Km)
116,084 116,084 116,084 116,084 117,275
3. Jalan Kabupaten (Km) 796,056 796,056 796,056 796,056 774,606
J u m l a h 973,336 973,336 973,336 973,336 951,88
Sumber: Profil Daerah Kabupaten Sumedang 2016
Tabel 2.12. Panjang Jalan Dirinci Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun 2011–2015
NO. PANJANG JALAN
BERDASARKAN KONDISI TAHUN
2011 2012 2034 2014 2015 1. Jalan Baik 168,156 173,160 173,262 356,432 449,27 2. Jalan Rusak Ringan 287,209 322,752 307,764 218,902 139,43 3. Jalan Rusak Sedang 148,081 127,730 133,838 160,967 131,68 4. Jalan Rusak Berat 192,610 172,414 181,192 59,755 54,22
J u m l a h 796,056 796,056 796,056 796,056 774,606 Sumber: Profil Daerah Kabupaten Sumedang 2016
h. Tempat Ibadah
Kehidupan beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
sosial sehari-hari. Kehidupan beragama akan semakin baik bila ditunjang oleh
tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang baik pula. Pada Tahun 2015
berdasarkan sumber data Kementerian Agama Kantor Kabupaten Sumedang, bahwa
jumlah sarana peribadatan secara keseluruhan di Kabupaten Sumedang tercatat
sebanyak 5.512 buah. Jumlah sarana ibadah Agama Islam yang terdiri dari mesjid,
langgar dan mushola berjumlah 5.496 buah. Sedangkan untuk sarana ibadah agama
lainnya terdiri dari 11 buah Gereja, 3 Pura/Kuil/Sanggah dan 2 buah Vihara. Sarana
peribadatan mesjid, langgar dan mushola tersebar hampir merata di seluruh kecamatan,
kecuali untuk Gereja hanya ada di kecamatan Sumedang Utara, Sumedang Selatan,
Cimanggung Jatinangor dan Jatinunggal. Vihara ada 2 buah yaitu di Kecamatan Jatinangor
dan Pura/Kuil/Sanggah berjumlah 3 buah berada di Kecamatan Cimanggung, Jatinangor
dan Pamulihan. Perkembangan sarana ibadah di Kabupaten Sumedang dari Tahun 2011
sampai dengan Tahun 2015 sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 2.13. Data Sarana Ibadah Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015
No Sarana Ibadah Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 1. Masjid 3238 3418 1938 2663 2660 2. Langgar/Mushalah 2718 2266 3482 2830 2836 3. Gereja Kristen 18 19 9 9 9 4. Gereja Katolik/Kapel 3 3 2 2 2 5. Pura/Kuil/Sanggah 3 3 3 3 3 6. Vihara,Cetya/Klenteng 2 2 2 2 2
Sumber: Kementerian Agama Kantor Kab. Sumedang, Tahun 2016, diolah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-28
i. Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang pada Tahun 2012
sudah berbentuk peraturan daerah, yaitu berupa Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sumedang Tahun 2011–2031 yang merupakan pedoman untuk pemanfaatan dan
pengendalian pemafaatan ruang di Kabupaten Sumedang.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten yaitu “Mewujudkan Sumedang
sebagai kabupaten agribisnis yang didukung oleh kepariwisataan dan perindustrian
secara efektif, berdaya saing, dan berkelanjutan”.
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi meliputi:
a. Kawasan perkotaan Sumedang;
b. Rintisan Kawasan Industri Ujungjaya;
c. Kawasan Waduk Jatigede;
d. Kawasan Tanjungari dan sekitarnya;
e. Kawasan DI Sentig; dan
f. Kawasan DI Ujungjaya.
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan sosial budaya berupa
Kawasan Kampung Sunda yang terletak di Kawasan Jatigede.
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan pendayagunaan
sumberdaya alam dan teknologi tinggi meliputi: Kawasan Gunung Tampomas dan
sekitarnya serta Kawasan Agroteknobisnis Sumedang.
j. Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan masyarakat di wilayah pedesaan menjadi hal yang mutlak harus
dilakukan karena dengan pemberdayaan masyarakat di wilayah maka ketergantungan
masyarakat akan semakin berkurang sekaligus akan langsung memberikan dampak
signifikan dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sumedang karena 80%
masyarakat di Kabupaten Sumedang berada di wilayah pedesaan.
Program-program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan pada tahun-
tahun sebelumnya di Kabupaten Sumedang adalah Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Desa, Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, Peningkatan Partisipasi
Masyarakat dalam Membangun Desa, dan Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa
Peradaban.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-29
k. Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Penyelenggaraan pemerintahan di daerah secara faktual dihadapkan pada
problematika dan tantangan yang mendasar baik di bidang idiologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya maupun kerukunan umat beragama serta gangguan ketentraman dan
ketertiban. Berdasarkan kondisi umum tersebut dapat melumpuhkan keutuhan
persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perencanaan
program dan kegiatan yang terpadu dalam suatu kebijakan pemerintahan secara terus-
menerus dan berkesinambungan yaitu dengan mewujudkan prinsip-prinsip good
governance baik secara rutin, berkala maupun berjenjang dan pertanggungjawaban
kinerja yang berakumulasi serta perencanaan yang jelas, terarah, efektif disertai dengan
pengendalian yang teruji dan terukur sehingga program-program pembangunan di
Kabupaten Sumedang dapat dicapai secara optimal.
l. Pemuda dan Olah Raga
Kegiatan kepemudaan dan Olah Raga di Kabupaten Sumedang cukup aktif, hal ini
dapat dilihat dengan jumlah klub Olah Raga yang cukup sebanyak 486 Klub. Demikian
halnya dengan jumlah organisasi kepemudaan ada 436 organisasi. Namun dari segi
ketersediaan sarananya, masih kurang karena gedung olah raga yang ada baru satu untuk
tingkat Kabupaten dan belum terpadu untuk seluruh jenis olah raga, sehingga
kedepannya masih diperlukan upaya dari pemerintah untuk menyiapkan sarana olah
raga yang terpadu yang untuk seluruh jenis olah raga yang ada.
Dalam bidang olah raga, prestasi para atlet dari Kabupaten Sumedang cukup
membanggakan, dari mulai tingkat provinsi, nasional, Asia Tenggara, bahkan
Internasional. Prestasi di bidang olah raga pelajar tingkat Jawa Barat yang telah diperoleh
selama 5 (lima) tahun terakhir disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.14. Data Prestasi Atlet Pelajar Kabupaten Sumedang Tingkat Jawa Barat Tahun 2011 – 2015
No Cabang Olah Raga Raihan Medali
2011 2012 2013 2014 2015
1 Tenis Lapang (Pa/Pi) Tim
1 Perak 1 Perunggu 2 Perak
2 Bola Volli (Pa/Pi) Tim 1 Perak, 1 Perunggu
1 Emas, 1 Perak
3. Tenis Meja (Pa/Pi) Tim
1 Emas 1 Perak 1 Emas, I Perak
1 Perak 3 Emas, 1 Perak
4. Bulutangkis (Pa/Pi) Tim
1 Emas, 1 Perak
2 Perak 2 Emas 2 Perak 2 Emas
5 Sepak Takraw (Pa/Pi) Tim
2 Emas 1 emas, 1 perak
1 Emas 1 Emas 1 Emas
6 Pencak Silat (Pa/Pi) 4 Emas, 1 Perak
1 Perak, 1 Perunggu
2 Emas 8 Perak
1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu
2 Emas/4 Perak
7. Bola Volli Pasir 2 Perunggu 8. Bola Basket 1 Perak 1 Perunggu 2 Perak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-30
Tabel 2.15. Data Prestasi Atlet Kabupaten Sumedang di Tingkat Nasional/Asia Tahun 2011-2015
No Cab. Olah Raga Nama Atlet Even Lomba Prestasi
1 Balap Sepeda Dedi Nrcahyadi Sea Games 2011 Medali Perunggu 2 Taekwondo M. Alfi Kusumah Kore Terbuka 2015 Medali Emas 3 Panahan Ratna Humaira Kejuaraan Nasional Indoor
Tahun 2015 Ronde Nasional 4 Medali Emas
Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak baik itu
pemerintah dan masyarakat, khususnya masyarakat olah raga di Kabupaten Sumedang.
Dengan semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat ini diharapkan ke depan dapat
menunjang peningkatan kapasitas SDM generasi muda dalam berbagai aspek kehidupan.
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
a. Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah ditunjukkan oleh nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB
Kabupaten Sumedang berdasarkan harga berlaku Tahun 2014 mencapai Rp. 15.885,24
milyar atau meningkat 6,44% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14.923,72 milyar.
Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Sumedang cukup banyak dan beragam,
dengan segala kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Hal ini apabila diolah dan
dimanfaatkan merupakan sumber ekonomi yang dapat memberikan kontribusi pada
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu wilayah Kabupaten Sumedang mempunyai lahan pertanian yang cukup
luas terdiri atas lahan basah dan lahan kering. Kabupaten Sumedang telah dieksplorasi
mengenai potensi unggulan yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan sebagai bagian
dari pemetaan proyeksi pembangunan kedepan, dengan memanfaatkan potensi daerah
yang ada. Potensi unggulan daerah Kabupaten Sumedang dari 26 Kecamatan terperinci
dalam tabel berikut :
Tabel 2.16. Potensi Unggulan Tiap Kecamatan
No. Kecamatan Jenis Potensi Unggulan
1 Jatinangor Jagung, Sapi Potong, Domba, Ukiran Kayu, Senapan Angin, Tekstil, Lapang Golf, Kawasan Perguruan Tinggi serta Perkemahan Kiara Payung.
2 Cimanggung Jagung, Ikan Nila, sapi Perah, Domba, Opak Ketan, serta Curug Sindulang. 3 Tanjungsari Jagung, Ikan Lele, Sapi Perah, Domba, Tembakau Rajangan, ubi cilembu
serta Perkemahan Cijambu. 4 Sukasari Tomat, Ubi Cilembu, Sapi Perah, Domba Gaut, Tembakau Rajangan, serta
Perkemahan Baru Beureum 5 Pamulihan Ubi Cilembu, Sapi Perah, Domba, Kerajinan Wayang Golek, Tape Singkong
serta Cadas Pangeran 6 Rancakalong Ubi Cilembu, Talas semir, Jagung, Kopi, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba,
serta Desa Wisata Ngalaksa.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-31
No. Kecamatan Jenis Potensi Unggulan
7 Sumedang Selatan
Padi Sawah, Talas semir, Jeruk Cikoneng, Teh Margawindu, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, Sapi Potong, Tahu Sumedang, Wisata alam Cibingbin, Alun-Alun Sumedang, Kampung Toga, Museum Prabu Geusan Ulun, Makam Cut Nyak Dien, dan Taman Hutan Rakyat Inten Dewata (Gunung Kunci ddan Gunung Palasari).
8 Sumedang Utara
Talas Semir, Jeruk Cikoneng, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Lele, Ikan Hias, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Tahu Sumedang, Sale Pisang, serta Lapangan Pacuan Kuda.
9 Situraja Kacang Tanah, Sawo Sukatali, Kayu Mahoni, Ikan Nila, Udang Galah, sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Kolam serta Kolam Renang.
10 Cisitu Kacang Tanah, Sawo Sukatali, Kayu Mahoni, Ikan Mas, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba, Gula Aren, Wisata Batu Dua dan Gunung Lingga.
11 Darmaraja Kacang Tanah, Padi Sawah,Kedelai, Sawo Sukatali, Tembakau, Ikan Nila, Sapi Potong, Domba, Kolam Renang dan Wisata Waduk Jatigede
12 Cibugel Jagung, Tomat, Kayu Manglid, Kayu Suren, Sapi Potong, Domba, Serta Sapi Perah.
13 Wado Jagung, Kopi, Kayu Mahoni, Ikan Mas, Udang galah, Sapi Potong, Domba, Serta Sapi Perah dan Wisata Waduk Jatigede
14 Jatinunggal Kedelai, Kayu Jati, Udang Galah dan Gula Aren dan Wisata Waduk Jatigede 15 Jatigede Mangga Gedong Gincu, Pisang, Kayu Jati, Sapi Potong, Domba, serta
Perkemahan Parakankondsang dan Wisata Waduk Jatigede 16 Tomo Padi Sawah, Kacang Tanah, Mangga Gedong Gincu, Tembakau, Domba,
Meubeul, Wisata Ziarah Marongge, Situ Sari dan Kawasan Industri 17 Ujungjaya Kedelai, Mangga Gedong Gincu, Tembakau, Kayu jati, Ikan Lele, Sapi
Potong, serta Domba dan Kawasan Industri 18 Conggeang Padi Sawah, Salak Bongkok, Mangga, Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Hias, Sapi
Potong, Domba,, Meubel, Opak Ketan, Emping Melinjo, Wana wisata Gunung Tampomas, serta atraksi Kuda Renggong.
19 Paseh Salak Bongkok, Kayu Tisuk, Tembakau, Bambu, Sapi Potong, Oncom Pasir Reungit, Pemandian serta Mebeul
20 Cimalaka Ikan Mas, Ikan Nila, Ikan Hias, Sapi Potong, Domba, serta Kolam Renang Cipanteneun.
21 Cisarua Padi Sawah, Jeruk Cikoneng, serta Ikan Mas. 22 Tanjungkerta Padi Sawah, Kencur, Jeruk Cikoneng, Ikan Mas, Ikan Nila, Sapi Potong,
serta Domba 23 Tanjungmedar Jagung, Pisang, Kayu Sengon, Sapi Potong, dan Domba. 24 Buahdua Padi Sawah, Pisang, Kayu Jati, Udang Galah, Ikan, sapi Potong, Kolam
renang Cigireng, Air Panas Cileungsing, serta Air Panas Sekarwangi 25 Surian Kencur, Pisang, Kayu Jati, Kayu Sengon, Sapi Potong, Sapi Perah, Domba
dan Gula Aren 26 Ganeas Sawo Sukatali dan Wisata Ziarah Dayeuhluhur
Sumber: Dari Berbagai Sumber, 2014
b. Iklim Berinvestasi
Penanaman modal (investasi) menjadi faktor yang sangat penting dalam
pembangunan perekonomian yang dinamis, baik di tingkat nasional maupun di tingkat
regional dan lokal. Hal ini terjadi karena investasi sangat signifikan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber
daya strategis, implementasi dan transfer keahlian dan teknologi, pertumbuhan ekspor
dan meningkatkan neraca pembayaran. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk
menciptakan iklim berinvestasi di Kabupaten Sumedang antara lain:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-32
1. Peningkatan Strategi Daya Pikat Investor, dengan hasil kegiatan adalah tersusunnya
Peraturan Bupati Sumedang Nomor 65 Tahun 2014 tentang Pemberian Insentif dan
Kemudahan dalam Penyelenggaraan Penanaman Modal di Kabupaten Sumedang
dan Keputusan Bupati Sumedang Nomor : 517/KEP.509-BPMPT/2015 tentang
Klasifikasi Jenis Perusahaan Berdasarkan Intensitas Gangguan di Kabupaten
Sumedang sebagai peraturan pelaksanaannya. Manfaat kegiatan ini adalah :
a. Adanya kepastian hukum bagi para investor yang berminat menanamkan
modalnya di Sumedang
b. Menciptakan lingkungan usaha yang kondusif di Sumedang
c. Meningkatkan daya tarik investasi daerah
2. Penyusunan Feasibility Study Potensi Investasi Unggulan di Kabupaten Sumedang,
dengan hasil kegiatan adalah Tersedianya Buku Feasibility Study Potensi Investasi
Unggulan Kabupaten Sumedang. Manfaat kegiatan ini adalah :
a. Tersedianya data potensi investasi unggulan Kabupaten Sumedang dan hasil
analisis kelayakan investasi komoditas unggulan dan komoditas potensi
investasi;
b. Meningkatkan daya tarik investasi melalui penyediaan data dan informasi yang
tepat dan akurat mengenai profil investasi Kabupaten Sumedang dan analisis
kelayakan investasi pada beberapa potensi investasi unggulan;
c. Dijadikan arah prioritas pembangunan Kabupaten Sumedang untuk dapat
dijadikan acuan dalam menentukan investasi usaha bagi stakeholder di
Kabupaten Sumedang.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
Berjalan dan Realisasi RPJMD
Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Sumedang yang telah ditetapkan kemudian
sasarannya diimplementasikan dalam perencanaan tahunan menunjukkan
keberlanjutan dan keberhasilan pencapaian sasaran yang telah dilakukan. Sasaran yang
telah ditetapkan diukur dengan indikator kinerja pembangunan yang telah ditetapkan
dalam RPJMD untuk kurun waktu 5 tahun. Sasaran pembangunan sebagaimana dimuat
dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2014–2018 adalah sebagai
berikut :
1. Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif;
2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah;
3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik;
4. Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-33
5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan;
6. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan;
7. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat;
8. Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat;
9. Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan
wilayah;
10. Terwujudnya infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru;
11. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang;
12. Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat;
13. Meningkatnya ketahanan pangan daerah;
14. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan;
15. Lestarinya nilai-nilai kesundaan.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018 merupakan pedoman
penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Permerintah Daerah (RKPD)
setiap tahun pada periode RPJMD yang dimaksud. Evaluasi capaian indikator kinerja
program dalam RPJMD berdasarkan hasil pelaksanaan RKPD Tahun 2016 menjadi acuan
dalam perancangan RKPD Tahun 2018. Dari hasil evaluasi, capaian kinerja RPJMD Tahun
2014-2018 sampai dengan akhir Tahun 2016 dari seluruh penyelenggaraan urusan
pemerintahan adalah sebesar 78,44 %. Evaluasi Capaian Kinerja RPJMD pada Tahun
2016 dapat dilihat secara ringkas pada tabel 2. 17.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-34
Tabel 2.17. Capaian Kinerja RPJMD Tahun 2014 – 2018 sampai dengan Tahun 2016
NO SKPD Jumlah
Program RPJMD
Jumlah Indikator
RPJMD
Jumlah Indikator RPJMD dg realisasi
Tingkat Capaian Kinerja
(%)
Kriteria Kinerja
0% 0 -
49,99 %
50 - 59,99
%
>=60%
Di Bawah Target (Tk. Capaian
<60%*)
Sesuai/Melebihi Target (Tk.
Capaian >=60%*) 1 Sekretariat Daerah 6 6 0 0 3 3 76,21 V 2 Sekretariat DPRD 1 3 0 0 0 3 60,00 V 3 Inspektorat 3 3 0 2 0 1 63,28 V 4 Dinas Pendidikan 6 28 0 0 0 28 94,97 V 5 Dinas Kesehatan 11 31 0 3 2 26 88,17 V 6 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 8 9 0 3 0 6 75,98 V 7 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan 6 6 0 1 0 6 80,54 V 8 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 12 9 0 1 4 9 63,33 V
9 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 7 11 0 5 2 4 53,91 V 10 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10 16 1 5 1 9 67,46 V 11 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1 5 0 2 2 1 55,58 V 12 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 5 6 0 2 1 3 53,94 V 13 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 7 9 0 0 2 7 89,79 V 14 Dinas Perhubungan 7 8 0 2 1 5 73,59 V 15 Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik 8 12 0 1 1 10 87,92 V 16 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian 12 22 2 5 3 12 102,16 V 17 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 4 7 0 1 0 6 73,33 V 18 Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga 5 6 0 1 0 5 62,67 V 19 Dinas Arsip dan Perpustakaan 8 10 0 1 2 7 90,23 V 20 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 6 18 0 4 1 13 88,86 V 21 Dinas Perikanan dan Peternakan 11 18 0 3 4 11 108,77 V 22 Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah 6 6 0 0 7 6 62,83 V 23 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia 4 9 0 0 1 8 61,87 V 24 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 2 5 0 0 0 5 60,06 V 25 Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah 1 1 0 0 0 1 88,68 V 26 Satuan Polisi Pamong Praja 3 5 1 0 0 4 71,94 V 27 Rumah Sakit Umum Daerah 2 2 0 0 0 2 87,27 V 28 Badan Penanganan Bencana Daerah 1 1 0 0 0 1 76,92 V 29 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 2 4 0 0 0 4 92,33 V 30 X Dinas Energi, Sumber Daya Mineral dan Pertanahan 4 5 0 4 0 1 60,34 V 31 X Akademi Keperawatan 2 2 0 0 0 2 60,00 V
JUMLAH 171 283 4 49 26 204 78,44 Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016
* Angka 60% merupakan tingkat capaian kinerja minimum yang harus dicapai sampai dengan akhir Tahun 2016
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-49
Uraian Capaian Kinerja RPJMD pada setiap urusan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut :
a. Urusan Pendidikan dan Kebudayaan
Urusan Pendidikan dan Kebudayaan diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan. Urusan ini diimplementasikan dalam 6 (enam) program yang
diukur dalam 28 (dua puluh delapan) indikator kinerja program (IKP). Rata-rata
tingkat capaian IKP pada urusan Pendidikan dan Kebudayaan sampai dengan akhir
Tahun 2016 adalah 94,97%. Capaian ini menunjukkan tingkat kinerja yang baik
karena setiap IKP yang ditargetkan pada Tahun 2016 tercapai diatas 60 %.
b. Urusan kesehatan
Urusan ini diselenggarakan oleh dua SKPD yaitu Dinas Kesehatan dan Rumah
Sakit umum Daerah (RSUD). Dinas Kesehatan melaksanakan 11 (sebelas) program
yang kemudian diukur dalam 31 (tiga puluh satu) IKP. Rata-rata tingkat capaian IKP
urusan Kesehatan sampai dengan akhir Tahun 2016 adalah 88,17 %. Meskipun
demikian pada urusan kesehatan masih terdapat Indikator Kinerja Program (IKP)
dengan tingkat capaiannya masih dibawah 50 % yaitu (1) Jumlah Akreditasi sarana
dan tenaga kesehatan di Puskesmas, (2) Jumlah Puskesmas PONED dan (3) Rumah
Sakit Tanpa Kelas.
Sedangkan RSUD melaksanakan 2 (dua) program yang diukur dalam 2 (dua)
indikator kinerja. Rata-rata capaian seluruh capaian indikator kinerja RSUD pada
akhir Tahun 2016 adalah sebesar 87,27 %.
c. Urusan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaksanakan dua urusan
pemerintahan yaitu Urusan Lingkungan Hidup dan Urusan Kehutanan. Kedua
urusan tersebut diimplementasikan dalam 10 (sepuluh) program dengan jumlah
indikator yang diukur sebanyak 16 (enam belas) IKP. Realisasi capaian target IKP
untuk urusan lingkungan hidup sampai dengan akhir Tahun 2016 mencapai rata-
rata 67,46 %. Indikator dengan tingkat capaiannya masih 0% adalah Persentase
luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi biomassa yang diinformasikan. Sedangkan indikator dengan tingkat capaian
antara 0 % dan 50 % adalah sebagai berikut:
1) Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
2) Jumlah mata air permanen
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-50
d. Urusan Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman
Penyelenggaran urusan ini dilaksanakan oleh dua SKPD yaitu (1) Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan (2) Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pertanahan.
d.1. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Terdapat 8 (delapan) program yang kemudian diukur dalam 9 (sembilan)
IKP yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Rata-rata tingkat capaian seluruh IKP pada urusan Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang sampai dengan akhir Tahun 2016 adalah 75,98 %. Dari
seluruh IKP yang diukur, terdapat 3 (tiga) IKP yang tingkat capaiannya masih
rendah atau diantara 0 % dan 50 %, antara lain :
1) Terwujudnya dan terbangunnya peningkatan jalan strategis dan non
strategis serta jembatan yang mantap
2) Terwujudnya pemeliharaan rutin jalan dan jembatan per tahun
dilaksanakan pada 30% total panjang jalan;
3) Terwujudnya pemeliharaan Periodik Jalan dilaksanakan pada interval tiap
3 tahun setelah dilaksanakannya pemeliharaan rutin jalan;
d.2 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Urusan ini diimplementasikan melalui 6 (enam) program dengan 6
(enam) IKP yang diukur. Realisasi tingkat capaian IKP untuk urusan Penataan
Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sampai dengan akhir
Tahun 2016 mencapai rata-rata 80,54 %. Hanya terdapat satu IKP yang
capaiannya masih dibawah 50 % pada SKPD ini yaitu Ketersediaan MCK.
e. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan Daerah, dan Kepegawaian
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan Daerah, dan
Kepegawaian diselenggarakan oleh SKPD berikut :
e.1. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD melaksanakan sebanyak 1 (satu) program yang diukur
dalam 3 (tiga) IKP. Tingkat capaian ketiga IKP tersebut sampai dengan akhir
Tahun 2016 adalah rata-rata 60 %.
e.2. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah melaksanakan 6 (enam) program yang diukur dalam 6
(enam) IKP. Rata-rata tingkat capaian IKP yang diukur pada SKPD Sekretariat
Daerah sampai dengan akhir Tahun 2016 mencapai rata-rata 76,21 %.
e.3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
SKPD Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
melaksanakan 4 (empat) program dengan 9 (sembilan) IKP yang diukur.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-51
Rata-rata tingkat capaian dari seluruh IKP sampai dengan akhir Tahun 2016
adalah 61,87% terdapat 3 (tiga) IKP.
e.4. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Urusan Keuangan Daerah yang dilaksanakan pada Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah diimplementasikan melalui 1 (satu) program yang diukur
melalui 1 (satu) indikator kinerja program. Realisasi capaian target IKP sampai
dengan akhir Tahun 2016 mencapai rata-rata 88,68 %.
e.5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset melaksanakan 2 (dua) program
dengan 5 (lima) IKP yang diukur. Rata-rata tingkat capaian IKP di Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sampai dengan akhir Tahun 2016
adalah 60,06 %.
e.6. Inspektorat
Inspektorat turut menyelenggarakan urusan Otonomi Daerah melalui 3
(tiga) program dengan pengukuran 3 (tiga) indikator kinerja program. Rata-rata
tingkat capaian IKP sampai dengan akhir Tahun 2016 adalah sebesar 63,28%.
Capaian indikator kinerja program yang perlu ditingkatkan atau tingkat
capaiannya masih diantara 0 % dan 50 % adalah (1) Meningkatnya
profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan dan (2)
Menurunnya jumlah temuan terhadap ketaatan dan sistem pengendalian
internal.
e.7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan 1 (satu) program
yang diukur dengan 1 (satu) IKP. Rata-rata tingkat capaian IKP sampai dengan
akhir Tahun 2016 adalah sebesar 76,92 %.
f. Urusan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan
Urusan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan
diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah melalui 6 (enam) program yang kemudian diukur dalam 6
(enam) indikator kinerja program (IKP). Sampai dengan akhir Tahun 2016, rata-rata
tingkat capaian IKP adalah sebesar 62,83%.
g. Urusan Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga
Urusan Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dilaksanakan oleh
Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga melalui implementasi 5
(lima) program dengan pengukuran 6 (enam) IKP. Sampai dengan akhir Tahun
2016, tingkat capaian IKP pada urusan Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan
Olahraga mencapai rata-rata 62,67 %. Pada urusan ini terdapat satu indikator
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-52
kinerja program dengan capaian masih dibawah 50 % yaitu Persentase peningkatan
kunjungan wisatawan 20 persen per tahun.
h. Urusan Penanaman Modal
Terdapat 4 (empat) program dengan 7 (tujuh) IKP yang menjadi tanggung
jawab Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Realisasi tingkat
capaian IKP untuk urusan Penanaman Modal sampai dengan akhir Tahun 2016
mencapai rata-rata 73,33%. Terdapat satu IKP yang masih rendah atau tingkat
capaiannya atau diantara 0 % dan 50 % yaitu Terselenggaranya kerjasama
kemitraan antara UMKM dengan pemerintah.
i. Urusan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Urusan ini diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah,
Perdagangan dan Perindustrian melalui pelaksanaan 12 (Duabelas) program yang
diukur dalam 22 (dua puluh dua) IKP. Realisasi seluruh tingkat capaian IKP pada
urusan ini, sampai dengan akhir Tahun 2016 mencapai rata-rata 102,16 %.
Meskipun capaian kumulatif pada SKPD ini melebihi 100 %, akan tetapi terdapat 2
(dua) IKP dengan tingkat capaiannya masih 0 % antara lain:
1) Peningkatan pengusaha industri dan perdagangan di Kabupaten Sumedang yang
menguasai prosedur ekspor dan impor;
2) Meningkatnya omset pasar tradisional 1 persen per tahun.
Sedangkan Indikator Kinerja Program dengan tingkat capaian antara 0 % dan
50 % antara lain :
1) Pengembangan sistem dan jaringan informasi Perindustrian;
2) Bertambahnya Jumlah promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Daerah;
3) Meningkatnya kualitas SDM pengelola dan pedagang Pasar Tradisional;
4) Sinkronisasi kebijakan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan;
dan
5) Jumlah pedagang kaki lima dan asongan yang tertata.
j. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil diselenggarakan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui pelaksanaan 1 (satu) program
yang diukur melalui 5 (lima) IKP. Tingkat capaian seluruh IKP untuk urusan
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil sampai dengan akhir Tahun 2016
mencapai rata-rata 55,58 %. Terdapat dua indikator kinerja capaiannya masih
dibawah 50%, yaitu (1) Rasio kepemilikan kartu keluarga per satuan kepala
keluarga dan (2) Rasio pasangan berakte nikah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-53
k. Urusan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui
implementasi 7 (tujuh) program yang diukur melalui 11 (sebelas) IKP. Rata-rata
seluruh tingkat capaian IKP pada urusan Tenaga Kerja dan Transmigrasi sampai
dengan akhir Tahun 2016 mencapai 53,91 %. Terdapat 5 (lima) Indikator kinerja
program yang perlu ditingkatkan karena nilai capaiannya masih dibawah 5 %, yaitu:
1) Besaran Tenaga Kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi;
2) Besaran Tenaga Kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
3) Besaran Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan;
4) Besaran Pemeriksaan Perusahaan; dan
5) Jumlah calon lokasi penerima transmigran.
l. Urusan Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Ketiga urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak melalui 12 (dua belas) program yang diukur dengen 9 (sembilan)
IKP. Tingkat capaian indikator kinerja kumulatif sampai dengan akhir Tahun 2016
rata-rata sebesar 63,33 %, dimana terdapat satu indikator kinerja program yang
capaiannya masih dibawah 50 % dari target yang ditentukan yaitu Persentase
Penyandang Cacat Fisik dan Mental serta Lanjut Usia tidak Potensial yang telah
menerima jaminan sosial.
m. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Kabupaten Sumedang
dikelola oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana melalui
pelaksanaan 7 (tujuh) program yang diukur dengan 9 (sembilan) IKP. Tingkat
capaian seluruh IKP untuk urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
sampai dengan akhir Tahun 2016 mencapai rata-rata 89,79 %.
n. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Urusan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
melalui implementasi 5 (lima) program yang selanjutnya diukur dalam 6 (enam) IKP.
Sampai dengan akhir Tahun 2016, rata-rata seluruh tingkat capaian IKP pada urusan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mencapai 53,94 %.
Terdapat 2 (dua) indikator dengan tingkat capaian masih rendah atau pada
angka capaian antara 0 % dan 50 % yaitu (1) Frekuensi fasilitasi peningkatan
ekonomi masyarakat perdesaan dan (2) Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna,
Perilaku Hidup Sehat, dan Lingkungan yang Bersih
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-54
o. Urusan Perhubungan
Urusan ini diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan melalui pelaksanaan 7
(tujuh) program yang selanjutnya diukur dalam 8 (delapan) IKP. Rata-rata tingkat
capaian dari seluruh IKP yang diukur sampai dengan akhir Tahun 2016 mencapai
73,59%. Terdapat 2 (dua) IKP yang tingkat capaiannya dibawah 50% yaitu (1)
Ketersediaan Peraturan/Dokumen Pendukung Bidang Perhubungan dan (2)
Ketersediaan lampu penerangan jalan umum.
p. Urusan Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik
Urusan Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik diselenggarakan oleh
Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik melalui implementasi 8
(delapan) program yang diukur dengan 12 (dua belas) IKP. Rata-rata tingkat capaian
seluruh IKP pada urusan Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik sampai
dengan akhir Tahun 2016 mencapai 87,92 %. Indikator kinerja program yang perlu
ditingkatkan karena nilai capaiannya masih dibawah 50% yaitu Jumlah kegiatan
yang terinformasikan melalui Layanan M-CAP.
q. Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
diselenggarakan oleh dua SKPD yaitu:
q.1. Satuan Polisi Pamong Praja
Pelaksanaan urusan yang menjadi tanggungjawab SKPD ini
diimplementasikan kedalam 3 (tiga) program yang diukur melalui 5 (lima) IKP.
Rata-rata tingkat capaian dari seluruh IKP pada urusan ini sampai dengan akhir
Tahun 2016 mencapai 71,94%. Terdapat satu IKP yang tingkat capaiannya 0%
yaitu Frekuensi kriminalitas di dusun/desa. Hal ini disebabkan penentuan target
akhir dan target per tahun untuk IKP ini adalah sebesar 0 kasus.
q.2. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Pelaksanaan urusan yang menjadi tanggungjawab SKPD ini
diimplementasikan kedalam 2 (dua) Program yang diukur melalui 4 (empat)
IKP. Tingkat capaian seluruh IKP untuk urusan Ketenteraman, Ketertiban
Umum, dan Pelindungan Masyarakat sampai dengan akhir Tahun 2016 sudah
mencapai diatas 92,33 %.
r. Urusan Kearsipan dan Perpustakaan
Urusan Kearsipan dan Perpustakaan diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan
Perpustakaan melalui pelaksanaan 8 (delapan) program yang diukur melalui 10
(sepuluh) IKP. Rata-rata tingkat capaian seluruh IKP pada urusan Kearsipan dan
Perpustakaan sampai dengan akhir Tahun 2016 adalah 90,23 %. Namun demikian,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-55
masih terdapat IKP dengan tingkat capaian antara 0 % dan 50 % yaitu Jumlah arsip
daerah yang terpelihara.
s. Urusan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Urusan Pertanian dan Ketahanan Pangan diselenggarakan oleh Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan melalui pelaksanaan 6 (enam) program yang diukur dengan
18 (delapan belas) IKP. Rata-rata tingkat capaian seluruh IKP pada urusan Pertanian
dan Ketahanan Pangan sampai dengan akhir Tahun 2016 mencapai 88,86%. Namun
demikian, masih terdapat IKP dengan tingkat capaian antara 0 % dan 50 % antara
lain:
1) Peningkatan produksi padi sebesar 2% per tahun;
2) Peningkatan produksi palawija sebesar 2% per tahun;
3) Peningkatan produksi hortikultura unggulan dan prospektif daerah; dan
4) Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan.
t. Urusan Pertanian dan Perikanan
Sebagian urusan pertanian yaitu pada komoditas peternakan dan urusan
perikanan diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan melalui
pelaksanaan 11 (sebelas) program dengan mengukur 18 (delapan belas) IKP. Rata-
rata tingkat capaian seluruh IKP pada SKPD ini sampai dengan akhir Tahun 2016
mencapai 108,77 %. Meskipun rata-rata kumulatif capaian indikator kinerja SKPD
ini lebih dari 100%, masih terdapat 3 (tiga) IKP dengan tingkat capaian antara 0%
dan 50 % yaitu (1) Peningkatan produksi ikan konsumsi, (2) Persentase peningkatan
produksi susu dan (3) Persentase peningkatan sarana dan prasarana Pasar Hewan
Regional.
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah
2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Pencapaian
Sasaran Pembangunan Daerah
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan Tahun 2016 di
Kabupaten Sumedang, sesuai dengan Sasaran-sasaran RPJMD Tahun 2014-2018. Adapun
permasalahan tersebut berdasarkan hasil evaluasi RPJMD sampai dengan Tahun 2016
dengan rincian sebagai berikut:
1. Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif
Permasalahan dalam mewujudkan kelembagaan pemerintah yang efisien dan
efektif adalah:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-56
a. Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah,
kecamatan, kelurahan dan desa, antara lain dalam pelaksanaan urusan
pemerintahan;
b. Kurangnya Pemahaman dan Implementasi dari fungsi kelembagaan pemerintah
serta kriterianya. Akibatnya, terjadi kekurang jelasan tugas dan tanggung jawab
instansi pemerintah. Inefisiensi, kelambatan, ketidakmerataan pelayanan dan
fasilitas sosial;
c. Mata rantai birokrasi yang terlalu panjang yang menyebabkan fungsi
kelembagaan pemerintah yang kurang efisien dan efektif;
d. Sistem kelembagaan yang masih kurang dalam mewujudkan Good Governance
dan Clean Government.
2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah
Permasalahan dalam meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintah antara
lain :
a. Masih rendahnya biaya yang dialokasikan untuk peningkatan kualitas SDM
aparatur;
b. Kurangnya sarana prasarana peningkatan kualitas SDM aparatur;
c. Sistem penempatan aparatur yang belum sesuai dengan kapasitas dan beban
kerja;
d. Upaya peningkatan perbaikan kesejahteraan aparatur di daerah belum
terealisasi secara nyata sesuai dengan beban kerja.
3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Permasalahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik:
a. Kurangnya SDM dalam manajemen pelayanan publik (kualitas dan
kuantitasnya);
b. Kurangnya sarana dan prasanara pendukung dalam upaya peningkatan
pelayanan puklik;
c. Belum optimalnya Standar Operasional Pelaksanaan pelayanan publik;
d. Manajemen pelayanan. Sampai sejauh ini, belum ada kesepakatan tentang
pelembagaan fungsi pemerintah serta kriterianya. Akibatnya, terjadi kekaburan
tugas dan tanggung jawab instansi pemerintah. Inefisiensi, kelambatan,
ketidakmerataan pelayanan dan fasilitas sosial;
e. Masalah keuangan pemerintah. Pemerintah memiliki keterbatasan sumber
pendapatan dalam membiayai pelayanan dan pembangunan secara
menyeluruh. Pemerintah pun dipaksa untuk mencari solusi alternatif. Salah
satunya melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama dengan pihak swasta
dalam pengadaan pelayanan. Untuk itu dibutuhkan sikap birokrasi yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-57
proaktif dan bukannya reaktif, yang masih merupakan kecenderungan perilaku
birokrasi saat ini;
f. Masalah radius pelayanan. Banyaknya jenis pelayanan, berdampak menyulitkan
administrasi pelayanan dan koordinasi pembangunan;
4. Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel
Permasalahan dalam Mewujudkan perencanaan dan pengendalian
pembangunan daerah yang akuntabel:
a. Belum optimalnya kesesuaian antara Dokumen Perencanaan RPJPD, RPJMD,
RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya;
b. Belum optimalnya sinergitas perencanaan Nasional, Provinsi dan Kabupaten.
c. Belum terintegrasinya perencanaan dan penganggaran, sehingga dapat
menimbulkan ketidak singkronan antara perencanaan dan penganggaran.
5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
Permasalahan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan:
a. Kurangnya peran serta masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur
bidang sumber daya air, bidang kebinamargaan serta keciptakaryaan yang
sudah terbangun;
b. Belum optimalnya jalinan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat
dan dunia usaha dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah.
6. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan
Masalah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten
Sumedang:
a. Belum meratanya tenaga pendidik baik jumlah maupun kualifikasinya;
b. Masih terbatasnya sarana prasarana pendidikan;
c. Peran serta masyarakat, apresiasi masyarakat terhadap pendidikan khususnya
jenjang SMA/SMK/MA masih perlu peningkatan. Hal ini terkait dengan tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat;
d. Belum optimalnya relevansi pendidikan;
7. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Masalah dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
Sumedang:
a. Belum optimalnya pencapaian upaya kesehatan sesuai dengan SPM, MDGs
Bidang kesehatan;
b. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban
pembiayaan kesehatan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-58
c. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumberdaya
manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi
ketenagaan kesehatan;
d. Masih terbatasnya keterjangkauan masyarakat terhadap sarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar yang ada, terutama untuk
daerah-daerah beresiko (rawan bencana, kawasan industri, daerah wisata,
daerah yang terkena pembangunan Waduk, dan lain-lain);
8. Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat
Masalah dalam Meningkatkan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan
bermasyarakat adalah belum intensifnya upaya-upaya peningkatan kualitas
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
9. Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan
wilayah
Masalah dalam Meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah dalam
mendorong pengembangan wilayah:
a. Sarana infrastruktur yang dimiliki Sumedang sebagai salah satu aspek dalam
peningkatan investasi masih kurang memadai;
b. Kurangnya peranserta masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur bidang
sumber daya air, bidang kebinamargaan serta keciptakaryaan yang sudah
terbangun;
c. Terbatasnya alokasi anggaran untuk penyediaan infrastruktur.
10. Terwujudnya infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru
Masalah dalam mewujudkan infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi
baru:
a. Masih belum optimalnya upaya peningkatan penyediaan sarana prasarana dan
infrastruktur di kawasan pengembangan ekonomi;
b. Belum optimalnya jalinan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat
dan dunia usaha dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah.
11. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang
Masalah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang:
a. Masih rendahnya produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan
kelembagaan ekonomi rakyat;
b. Sumber daya manusia pengelola dan pembina masih menjadi kendala dalam
pembinaan KUMKM;
c. Sebagian besar produk KUMKM belum mampu bersaing di pasaran yang lebih
luas, misalnya di tingkat regional dan nasional;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-59
d. Kerjasama antara KUMKM dengan KUMKM dan lembaga-lembaga lain belum
dibangun dengan baik dalam rangka menghadapi akses pasar yang lebih luas
dan tantangan global dan peningkatan permodalan;
e. Belum adanya upaya akselerasi peningkatan produktivitas lembaga ekonomi
rakyat (UMKM);
f. Belum optimalnya langkah-langkah kreatif untuk menggali potensi dan
pengembangan investasi kepariwisataan daerah;
g. Masih kurangnya upaya pengembangan industri kecil dan menengah yang
berbasis potensi unggulan daerah;
h. Belum optimalnya pembentukan dan pengembangan lembaga keuangan desa.
12. Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat
Masalah dalam Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat:
a. Masih terbatasnya lapangan kerja baik di perkotaan maupun di perdesaan;
b. Belum sinerginya upaya-upaya peningkatan kesejahteraan petani, buruh dan
masyarakat miskin lainnya.
13. Meningkatnya ketahanan pangan daerah
Masalah dalam Meningkatkan ketahanan pangan daerah:
a. Masih belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian (sawah) sehingga
menghambat upaya peningkatan produksi beras;
b. Dalam upaya peningkatan produksi dan stok kedele masih belum mencapai
target disebabkan selain belum terkendalinya alih fungsi lahan pertanian, juga
produktivitas tanaman kedele lokal masih rendah;
c. Masih belum optimalnya upaya peningkatan penyediaan sarana prasarana dan
infrastruktur pertanian.
14. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan
Masalah dalam Meningkatkan kualitas lingkungan hidup berkelanjutan:
a. Belum adanya payung hukum atau peraturan perundang-undangan di daerah
dalam rangka optimalisasi Pengendalian, Pencemaran dan/atau Perusakan
Lingkungan Hidup;
b. Pertumbuhan prasarana dan sarana dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia;
c. Masih terbatasnya bibit dalam rangka rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan
lingkungan;
d. Kurangnya peran serta masyarakat di dalam pelestarian lingkungan hidup.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-60
15. Lestarinya nilai-nilai kesundaan
Masalah dalam melestarikan nilai-nilai kesundaan:
a. Belum intensifnya upaya-upaya peningkatan kualitas pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai budaya daerah sebagai spirit pelaksanaan pembangunan
daerah;
b. Belum optimalnya keberpihakan pihak swasta dalam mengelola dan
melestarikan nilai kesundaan.
2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan,
dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Permasalahan yang dihadapi dalam
perencanaan pembangunan Tahun 2017 di Kabupaten Sumedang adalah dengan
diberlakukannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berdasarkan
urusan pemerintah daerah sebagai pengganti Undang-Undang No 32 Tahun 2004.
Dalam UU No. 23 Tahun 2014 urusan pemerintahan terdiri atas urusan
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan
umum. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Urusan
pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah
Pusat, Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren
yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas
Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan
Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintahan yang Tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar adalah Urusan
Pemerintahan Wajib yang sebagian substansinya merupakan Pelayanan Dasar.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-61
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan
f. sosial
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
meliputi:
a. tenaga kerja;
b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pangan;
d. pertanahan;
e. lingkungan hidup;
f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. perhubungan;
j. komunikasi dan informatika;
k. koperasi, usaha kecil, dan menengah
l. penanaman modal;
m. kepemudaan dan olah raga;
n. statistik;
o. persandian;
p. kebudayaan;
q. perpustakaan; dan
r. kearsipan
Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi:
a. kelautan dan perikanan;
b. pariwisata;
c. pertanian;
d. kehutanan;
e. energi dan sumber daya mineral;
f. perdagangan;
g. perindustrian; dan
h. transmigrasi
Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
a. Perencanaan
b. Keuangan
c. Kepegawaian
d. Pendidikan dan Pelatihan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-62
e. Penelitian dan Pengembangan
f. Fungsi penunjang lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan
Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan pembangunan Tahun 2016 di
Kabupaten Sumedang berdasarkan urusan pemerintah daerah adalah sebagai berikut:
1. Urusan Pendidikan
a. Rata-rata lama sekolah 7,66 Tahun, artinya masih kurang dari target wajar dikdas
9 Tahun;
b. Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah 54% artinya masih rendah;
c. Jumlah guru PNS untuk saat ini lebih kurang 7.000 orang, tapi 5 tahun kedepan
lebih dari 1.000 orang akan pensiun, dan guru non PNS saat ini jumlahnya sudah
lebih dari 4.000 orang, perlu antisipasi untuk ketersediaan guru PNS;
d. Masih terdapat ruang kelas yang kondisinya rusak berat pada setiap jenjang
pendidikan;
e. Masih banyaknya sekolah yang belum terakreditasi pada setiap jenjang
pendidikan;
f. Belum optimalnya relevansi pendidikan dengan lapangan pekerjaan;
g. Belum meratanya sekolah jenjang sekolah menengah.
2. Urusan Kesehatan
a. Belum optimalnya pencapaian upaya kesehatan sesuai dengan SPM, Post DGs dan
RPJMD Bidang kesehatan;
b. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan
kesehatan sesuai target total coverage 2019;
c. Belum terpenuhinya jenis, kuantitas, kualitas, serta penyebaran sumberdaya
manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi
ketenagaan kesehatan;
d. Masih kurang sarana pelayanan kesehatan yang terpenuhi standar pelayanan dari
sisi sarana, prasarana yang layak;
e. Masih belum optimalnya dukungan manajemen kesehatan terhadap peningkatan
upaya kesehatan secara menyeluruh;
f. Pembenahan sistem dan peningkatan pembiayaan jaminan kesehatan yang
bersumber APBD Provinsi dan APBD Kabupaten;
g. Masih terbatasnya peranan dunia swasta dalam pembangunan Kabupaten
Sumedang;
3. Urusan Lingkungan Hidup
a. Belum adanya regulasi di daerah dalam rangka optimalisasi Pengendalian,
Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-63
b. Masih lemahnya pengendalian dan pengawasan dalam rangka optimalisasi
Pengendalian, Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup;
c. Kurangnya prasarana dan sarana dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
d. Belum optimalnya pengelolaan persampahan (regulasi, sarana dan prasarana,
SDM, dan metode);
e. Masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan lingkungan
hidup;
f. Masih lemahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
berkelanjutan;
g. Masih rendahnya tingkat keberhasilan reklamasi lahan eks galian tambang
mineral bukan logam dan batuan;
h. Belum adanya kelembagaan pengelolaan air limbah domestik;
i. Belum tersinergikannya program pengolahan sampah berbasis masyarakat.
4. Urusan Pekerjaan Umum
a. Belum optimalnya sinkronisasi dan integrasi program dan kegiatan lintas jenjang
dan lintas sektor dalam bidang infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi;
b. Masih terbatasnya area pelayanan Pemadam Kebakaran;
c. Belum memadainya sarana prasarana bidang ke-PU-an;
d. Masih rendahnya kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi;
e. Masih rendahnya kegiatan pemeliharaan untuk mempertahankan kondisi jalan
yang mantap;
f. Rendahnya peran serta masyarakat terhadap pemeliharaan infrastruktur bidang
sumber daya air, bidang kebinamargaan serta keciptakaryaan yang sudah
terbangun;
g. Belum selesainya optimalisasi kompensasi dampak pembangunan Waduk
Jatigede, berupa pembangunan jalan dan jembatan, infrastruktur dasar
penunjang (air minum, kesehatan, sanitasi dll);
h. Masih terkendalanya pembebasan lahan pembangunan DI Rengrang;
i. Belum tertatanya infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah proyek nasional,
antara lain akses interchange Jalan Tol Cisumdawu, jalan lingkar kawasan
pendidikan Jatinangor, jalan lingkar Waduk Jatigede dll.
5. Urusan Penataan Ruang
a. Masih lemahnya pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang;
b. Belum optimalnya koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-64
c. Belum optimalnya sosialisasi peraturan penataan ruang (masyarakat dan
swasta);
d. Masih rendahnya kepedulian masyarakat akan pemanfaatan ruang, khususnya di
kawasan lindung (daerah resapan air, daerah rawan bencana, daerah hutan
lindung dll).
6. Urusan Perumahan
a. Belum terintegrasinya penanganan Rumah Tidak Layak Huni;
b. Belum adanya regulasi daerah penyediaan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah;
c. Masih rendahnya kebutuhan masyarakat akan hunian vertikal
(Rusunawa/Rusunami) di wilayah Jatinangor dan wilayah padat lainnya.
7. Urusan Pertanahan
a. Dalam melakukan data penggarap, sulit mendapatkan data yang akurat mengenai
lama penggarapan tanah dan luasnya, karena tidak ada bukti tertulis. Data
penggarapan hanya mengandalkan keterangan dari pihak desa;
b. Penyediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur aparatur dan sarana umum
masih terkendala kriteria dan syarat dari pemohon yang tidak lengkap.
8. Urusan Perencanaan Pembangunan
a. Belum optimalnya sinergitas perencanaan pembangunan yang bersifat lintas
sektor, lintas jenjang dan lintas wilayah;
b. Belum optimalnya Integrasi perencanaan pembangunan antara program reguler
dengan program berbasis pemberdayaan dan program sektoral lainnya;
c. Masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia dan anggaran untuk
pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah;
d. Masih belum terbentuknya profesionalisme aparatur perencana akibat sistem
birokrasi yang belum mengacu kepada UU ASN;
e. Masih rendahnya implementasi dokumen perencanaan pembangunan;
f. Belum terbentuknya SIDA (Sistem Inovasi Daerah).
9. Urusan Pemuda dan Olah Raga
a. Masih terbatasnya anggaran dalam peningkatan sarana dan prasarana olah raga;
b. Masih rendahnya daya saing pemuda dalam memasuki dunia kerja dan juga
persaingan dengan pihak asing di era globalisasi dan pasar bebas;
c. Belum optimalnya peran serta dunia usaha dalam keberpihakan terhadap dunia
olahraga;
d. Masih rendahnya arah dan minat masyarakat terhadap olahraga prestasi;
e. Belum optimalnya kiprah lembaga kepemudaan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-65
10. Urusan Penanaman Modal
a. Kurangnya dukungan infrastruktur yang memadai.
b. Belum adanya kepastian menyangkut kebijakan dan regulasi pro investasi.
c. Kurangnya SDM tenaga kerja lokal yang berkualitas.
d. Belum optimalnya kerjasama pembangunan investasi.
e. Masih terbatasnya sarana dan prasarana investasi termasuk data base yang
akurat.
f. Pelimpahan kewenangan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2009
tentang Pelimpahan Penandatanganan Perizinan dari Bupati kepada Kepala
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan dan proses persetujuan
prinsip dan Izin Lokasi di Kabupaten Sumedang dan Peraturan Bupati Nomor 55
Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2006 tentang
Pelimpahan Urusan Pemerintahan dari Bupati kepada Camat. Dalam pelaksanaan
pelayanan perizinan terjadi tumpang tindih kewenangan Karena adanya
kewenangan Kabupaten yang diambil oleh Kecamatan;
g. Sarana infrastruktur yang dimiliki Sumedang sebagai salah satu aspek dalam
peningkatan investasi masih kurang memadai;
h. Kemudahan usaha bagi UKM berupa pemberian izin gratis belum mendapat
respons sesuai dengan yang diharapkan dari para pelaku usaha.
11. Urusan Koperasi dan UKM
a. Sumber daya manusia pengelola dan pembina masih menjadi kendala dalam
pembinaan KUMKM;
b. Sebagian besar produk KUMKM belum mampu bersaing di pasaran yang lebih
luas, misalnya di tingkat regional dan nasional;
c. Kerjasama antara KUMKM dengan KUMKM dan lembaga-lembaga lain belum
dibangun dengan baik dalam rangka menghadapi akses pasar yang lebih luas dan
tantangan global dan peningkatan permodalan.
12. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Sehubungan dengan bergulirnya program penerapan e-KTP di Kabupaten
Sumedang, maka kegiatan program SIAK online dari Kecamatan terputus
sehingga pelayanan KK dan KTP dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil. Tentunya hal ini mengakibatkan pelyanan menjadi terpusat di
Dinas;
b. Kegiatan penerapan e-KTP mengalami keterlambatan dari waktu yang telah
direncanakan karena adanya keterlambatan penyediaan perangkat dan jaringan
oleh pihak konsorsium, dimana sampai dengan akhir Desember 2011 baru
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-66
berhsil dilakukan perekaman e-KTP sebanyak 42 %, sehingga untuk
penyelesaiannya diperlukan tambahan anggaran di tahun 2012;
c. Berkaitan dengan pemeliharaan database kependudukan, masih dirasakan
kesulitan mendapatkan data lahir dan mati.
13. Urusan Ketenagakerjaan
a. Jumlah kesempatan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah angkatan
kerja;
b. Kompetensi sumber daya manusia/pencari kerja kurang memenuhi kebutuhan
pasar kerja;
c. Masyarakat/pencari kerja kurang memiliki jiwa wirausaha;
d. Kurangnya minat pencari kerja/masyarakat Sumedang untuk bekerja di luar
negeri yang dipengaruhi oleh informasi kekerasan yang terjadi terhadap TKI,
kultur budaya dan pola pikir;
e. Kurangnya pemahaman dunia industri/pengusaha terhadap peraturan
perundangan ketenagakerjaan;
f. Kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang pelatihan, baik Instruktur maupun
tenaga Kepelatihan;
g. Kurang memadainya tempat pelatihan maupun tempat praktek pelatihan atau
gedung pelatihan sudah tidak memadai lagi sehinga perlu adanya rehabilitasi.
14. Urusan Ketahanan Pangan
a. Masih diperlukan tambahan anggaran untuk cadangan pangan daerah untuk
mengatasi Dampak pembangunan waduk Jatigede
b. Masih terbatasnya dukungan anggaran untuk pengembangan lokasi desa mandiri
pangan.
c. Belum adanya Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM)
bidang pangan sehingga belum optimalnya pelaksanaan program /kegiatan
bidang ketahanan pangan yang mengacu pada SPM sesuai Peraturan Menteri
Pertanian RI Nomor: 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimum (SPM) bidang Ketahanan Pangan.
15. Urusan Pemberdayaan Perempuan
a. Masih rendahnya kualitas sumberdaya perempuan untuk berperan serta dalam
proses pembangunan.
b. Belum maksimalnya perlindungan perempuan dari tindak kekerasan
c. Belum maksimalnya perlindungan terhadap hak-hak anak
d. Rendahnya tingkat kesejahteraan yang harus dipenuhi anak.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-67
16. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Partisipasi masyarakat yang ikut BKR rendah, hal ini disebabkan peran kader BKR
perlu ditingkatkan lagi dan terjadinya pergeseran paradigma dari kelompok BKR
kepada Kelompok Pusat Informasi Konseling Remaja;
b. Konselor sebaya yang terlatih masih rendah;
c. Tingkat partisipasi keluarga yang memiliki balita, remaja dan anggota keluarga
lansia masih rendah;
d. Kurangnya tenaga penyuluh KB (1 penyuluh KB membina 3-4 Desa/Kelurahan),
idealnya 1 penyuluh KB membina 1-2 Desa/Kelurahan.
17. Urusan Perhubungan
a. Prasarana dan fasilitas perhubungan yang tidak sebanding antara kebutuhan
dengan alokasi penyediaan, sehingga mengakibatkan kualitas pelayanan yang
diberikan terhadap masyarakat untuk pelayanan prasarana dan fasilitas
perhubungan kurang optimal;
b. Masih kurangnya Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi bidang
perhubungan serta bidang teknis operasional lainnya;
c. Masih rendahnya pencegahan dan penertiban parkir illegal, terminal illegal, dan
kendaraan yang tidak layak jalan;
d. Masih rendahnya pemeliharaan dan kelengkapan sarana prasarana lalu lintas;
e. Masih rendahnya pengendalian kendaraan dengan tonase berlebih dan tidak
sesuai dengan kelas jalan.
18. Urusan Komunikasi dan Informatika
a. Belum optimalnya sarana pendukung pelaksanaan tugas seperti kendaraan baik
roda 4 roda 2, misalnya mobil unit keliling;
b. Belum tersedianya prasarana dan sarana pokok penunjang yang mendasar
sarana prasarana komunikasi dan informatika berupa. Lokal Area Network
(LAN), berfungsinya Wide Area Network (WAN), Internet, Web Site;
c. Terbatasnya sumber daya manusia dengan kompetensi bidang komunikasi
maupun informatika dalam teklnis kegiatan penerangan dan TIK;
d. Belum optimalnya penyampaian informasi pembangunan secara menyeluruh dan
masih adanya berita hoax yang meresahkan masyarakat.
19. Urusan Kesbangpoldagri
a. Belum Optimalnya kinerja satuan Linmas pada sistem keamanan lingkungan baik
di Desa/Kelurahan;
b. Belum Optimalnya keterampilan satuan Linmas dalam penanggulangan bencana;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-68
c. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat dalam mengantisipasi suatu kejadian
bencana;
d. Masih rendahnya pemahaman sebagian aparatur desa/kelurahan terhadap
mengantisifasi suatu kejadian yang dapat mengakibatkan perpecahan bangsa;
e. Masih belum optimalnya Komunitas Intelejen Daerah (Kominda)dalam
membangun sistem kerja;
f. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota
Satuan Polisi Pamong Praja, terutama berkaitan dengan pengetahuan dan
keterampilan anggota Satuan Polisi Pamong Praja seperti keterampilan tekni ke-
Satpol PP-an serta pengetahuan dan wawasan tentang Peraturan/hukum
termasuk Peraturan Daerah;
g. Rekuitmen Anggota Satuan Polisi Pamong Praja masih belum sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja
pasal 16;
h. Terbatasnya sarana prasarana penunjang penyelenggaraan urusan ketentraman
dan ketertiban umum seperti : kurangnya mobil patroli, peralatan kantor dan
anggaran untuk melaksanakan kegiatan monitoring penegakan Perda serta tugas
lain, sehingga kinerja Satpol PP belum bisa optimal dalam pelaksanakan tugas
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat;
i. Regulasi Ketentraman dan Ketertiban yang tertuang dalam Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 1988 Tentang K-3 diperlukan revisi karena sudah kurang relevan
dengan kondisi sekarang.
20. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan desa, pembangunan pedesaan dan
pemberdayaan masyarakat, secara umum belum menunjukan kinerja optimal
mengingat kapasitas SDM belum merata.
b. Masih adanya sebagian masyarakat perdesaan yang merasakan ketergantungan
terhadap program pemerintah baik dalam hal aktivitas ekonominya maupun
penopang kehidupannya.
c. Kinerja pembangunan masyarakat desa masih lamban terutama bidang ekonomi
dan teknologi terlebih bagi masyarakat yang bermukim di wilayah yang jauh dari
perkotaan.
21. Urusan Sosial
a. Tidak imbangnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dengan
penyiapan kegiatan yang didanai oleh APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten
Sumedang;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-69
b. Pelayanan kesejahteraan sosial kurang didukung oleh data yang valid dan
uptodate, sehingga perkembangan kualitas sasaran pelayanan kurang terpantau;
c. Pelayanan kesejahteraan sosial belum terlaksana secara terintegrasi antara
pemerintah, masyarakat, stakeholders dan dunia usaha, sehingga pelayanan
kurang efektif;
d. Belum adanya tempat pelayanan sosial penyandang tuna susila ,orang
gila,retadansi,anak nakal korban narkoba, eks narapidana, dan rumah singgah;
e. Belum seluruhnya kecamatan terdapat wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat;
f. Belum terpenuhinya bantuan permakanan klien panti sosial.
22. Urusan Kebudayaan
a. Kurangnya SDM yang berpotensi dalam pengelolaan keragaman budaya
khususnya kegiatan kepurbakalaan dan sejarah;
b. Kurangnya program/kegiatan yang menggali potensi kebudayaan khususnya
budaya Sunda;
c. Kurangnya sarana dan prasara yang menunjang untuk kegiatan lapangan dalam
rangka pendataan dan perdokumentasian cagar budaya, sehingga kegiatan
tersebut belum maksimal dilaksanakan.
23. Urusan Pariwisata
a. Masih terbatasnya partisipasi dalam kegiatan event pameran yang lebih strategis
terutama diluar nusantara (level internasioanal);
b. Masih kurangnya kesadaran dan pengertian dari para pengusaha jasa dan sarana
pariwisata untuk mewadahi diri dalam suatu organisasi/asosiasi yang dapat
dijadikan mitra pemerintah dalam upaya pengembangan kepariwisataan.
24. Urusan Statistik
a. Perlu adanya komitmen bersama untuk penyelenggaraan urusan statistik dalam
setiap sektor;
b. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya aparatur, sehingga tidak seluruh
program dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
25. Urusan Kearsipan
a. Kurangnya Kualitas SDM terhadap cara penataan arsip yang tertib dan benar;
b. Kurangnya perhatian pimpinan akan pentingnya arsip;
c. Sarana dan Prasarana Arsip yang diperlukan untuk penataan arsip kurang
memadai.
26. Urusan Perpustakaan
a. Koleksi (jumlah) bahan pustaka perpustakaan daerah dan perpustakaan keliling
masih terbatas;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-70
b. Minimnya koleksi bahan pustaka berbahasa Sunda;
c. Koleksi bahan pustaka untuk anak-anak masih sedikit;
d. Tidak ada fasilitas internet untuk pengunjung (anggota perpustakaan);
e. Terbatasnya sarana pendukung perpustakaan keliling/mobil pusling.
27. Urusan Perikanan
1) DAK Kelautan dan Perikanan dengan realisasi mencapai 52,70% dan penunjang
DAK Kelautan dan Perikanan dengan realisasi mencapai 87,60% hal ini
diakibatkan oleh :
a. Pada pertengahan pelaksanaan kegiatan ada beberapa pekerjaan pengadaan
fisik/ barang mengalami perubahan judul sehingga mengakibatkan
keterlambatan capaian realisasi akhir kegiatan.
b. Ada dua pekerjaan fisik yang diberhentikan pelaksanaannya di perubahan
anggaran, mengingat kecil kemungkinan waktu selesai pekerjaan tidak dapat
selesai tepat waktu sesuai SPK.
c. Ada empat pekerjaan yang sudah mendapat SPM diakhir tahun anggaran,
namun SP2Dnya ditunda dan dianggarkan kembali pada tahun anggaran
2017
2) belum optimalnya dukungan anggaran untuk budidaya ikan hias di kelompok
penangkar ikan hias (pemijahan/pendederan), disamping masih terbatasnya
jumlah kelompok tani yang dapat mengembangkan dan meningkatkan produksi
ikan hias.
3) masih rendahnya kelompok pembudidaya ikan yang mengembangkan induk ikan
sebagai bakalan benih ikan, sehingga perlu difasilitasi pengembangan induk ikan
di Kelompok Usaha Pembenihan Rakyat (UPR); disamping itu tingkat produksi
benih ikan di UPTD Balai Benih Ikan dan kelompok UPR mengalami penurunan
karena gangguan bencana longsor, banjir dan gangguan lingkungan kesehatan
lingkungan ikan.
4) Kegiatan dengan kode rekening belanja hibah barang kepada masyarakat,
realisasi fisik maupun keuanganya terganggu karena ada perubahan aturan
penyerahan hibah barang kepada kelompok tani yang Berbadan Hukum
Indonesia (BHI).
5) Belum adanya kajian tentang pemanfaatan perairan Waduk Waduk Jatigede
untuk perikanan, sehingga tidak terkendalinya kelompok-kelompok
pembudidayaan ikan seperti jaring tancap dan penangkapan ikan menggunakan
jaring dengan ukuran kecil.
6) Belum adanya sistem pemasaran yang baik dan diversivikasi prodak olahan hasil
tangkapan ikan di wilayah jatigede.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-71
28. Urusan Pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura, perkebunan dan Peternakan)
1. Produktivitas padi (GKG) mengalami peningkatan sebesar 4,90 % pada dari tahun
2015 namun secara keseluruhan, pencapaian target peningkatan produksi padi
2% pertahun dari target awal belum terealisasi dikarenakan berkurangnya
luasan lahan sebagai dampak konversi lahan sawah untuk pembangunan Waduk
Jatigede dan Jalan Tol Cisundawu dari tingkat produktivitas . Diperlukan
dukungan dana untuk peningkatan produksi padi melalui pencetakan sawah
baru, meningkatkan indeks produksi melalui pembangunan jides, pengembangan
bibit/benih unggul, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan
meningkatkan kesuburan lahan pertanian.
2. Pencapaian produksi palawija 2% per tahun belum terealisasi secara optimal han
ini terjadi karena penurunan produktiviitas pada tanaman kedelai, kacang hijau
dan ubi jalar; dan menurunnya luas tanam jagung, kacang tanah, kacang gondolo
dan kedelai yang ditanam pada areal persawahan.
3. Pada Tahun 2016 Sebagian besar pagu anggaran dinas bertumpu pada hibah
barang. Kegiatan yang mempunyai kode rekening belanja hibah barang kepada
masyarakat, realisasi fisik maupun keuanganya terganggu, karena ada perubahan
aturan penyerahan hibah barang kepada kelompok tani. Pada awal tahun
Anggaran diharuskan kelompok tani penerima hibah barang harus Berbadan
Hukum Indonesia (BHI). Namun pada pertengahan tahun aturan tersebut
direvisi, bahwa kelompok tani penerima hibah barang cukup dengan Surat
Keterangan Terdaftar (SKT) dari Bupati.
4. Realisasi indikator persentase peningkatan produksi susu belum mencapai target
yang diharapkan, hal ini karena terjadi penurunan populasi sapi perah. Jumlah
ternak sapi perah yang telah memproduksi susu pada tahun 2016 sebanyak 6.105
ekor dari jumlah populasi sapi perah sebanyak 6.861 ekor.
5. Realisasi indikator kinerja program untuk persentase sarana dan prasarana Pasar
Hewan Regional masih 0% dari target 10%. Hal ini karena belum adanya
dukungan anggaran baik dari daerah maupun pusat untuk pembangunan
prasarana dan sarana Pasar Hewan Regional.
6. Masih kurangnnya sarana prasarana dan infrastruktur lainnnya untuk
pengolahan hasil bidang perkebunan untuk meningkatkan kualitas dan mutu
hasil perkebunan.
29. Urusan Kehutanan
a. Belum terakomodirnya permintaan bibit yang cukup tinggi dari masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-72
b. Perlu adanya revisi Detail Enggeneering Design (DED) Tahura Gunung Kunci dan
Gunung Palasari untuk mengoptimalkan pembangunan Tahura Gunung Kunci
dan Gunung Palasari.
c. Masih Terbatasnya dukungan anggaran pengembangan Tahura Gn. Kunci dan Gn.
Palasari.
30. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
a. Belum tersedianya regulasi Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif;
b. Masih belum optimalnya upaya-upaya pengembangan teknologi tepat guna
dalam penciptaan energi alternatif di perdesaan;
c. Belum optimalnya sosialisasi dan penyuluhan akan pentingnya energy
alternative kepada masyarakat;
31. Urusan Perindustrian
a. Masih banyak pengusaha kecil yang belum terbina;
b. Kurangnya volume bimbingan dan penyuluhan industri;
c. Penguasaan teknologi produksi kurang.
32. Urusan Perdagangan
a. Terbatasnya anggaran untuk pembinaan kelompok pedagang;
b. Proses perijinan yang dikelola dinas lain mengakibatkan data para pelaku usaha
perdagangan baik yang PDN maupun PLN yang tersedia tidak lengkap;
c. Belum terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana UPTD Pasar;
d. Belum memadainya insfratruktur pasar tradisional yang refresentatif;
e. Masih belum tertatanya tempat berusaha/kebutuhan akan kios/los baik di Pasar-
pasar Pemda maupun Pasar Desa;
f. Masih kurangnya pengetahuan manajerial para pengelola pasar pemda maupun
pasar desa.
g. Pedagang Kaki Lima yang belum tertata/semerawut;
h. Belum terpenuhinya sarana dan prasarana penanggulangan sampah;
i. Program kegiatan Kebutuhan Pokok Masyarakat (KEPOKMAS) tidak
dilaksanakan karena pemasok komoditi beras, minyak dan gula telah ditetapkan
oleh tingkat Provinsi.
33. Urusan Ketransmigrasian
Tahun 2015 penduduk asal genangan Waduk Jatigede yang mengikuti
transmigrasi sebanyak 16 KK dengan tujuan lokasi transmigrasi yaitu :
1. Kabupaten Poso sebanyak 5 KK 18 jiwa;
2. Kabupaten Buton Utara sebanyak 6 KK 21 jiwa;
3. Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 6 KK 21 jiwa.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page II-73
Tidak ada permasalahan program di pemukiman transmigrasi, hanya saja ada
1 KK yang kembali dari Kabupaten Buton Utara.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-1
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Kondisi perekonomian Kabupaten Sumedang Tahun 2015 berikut
karakteristiknya, estimasi pertumbuhan ekonomi Tahun 2016, serta proyeksi
perekonomian Tahun 2017-2018 dapat digambarkan melalui Rancangan Kerangka
Ekonomi Daerah yang juga merupakan penjelasan atas analisis statistik perekonomian
daerah. Berdasarkan gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka disusun
berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk menghadapi tantangan
dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah Tahun 2018
dapat dicapai sesuai dengan sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada sisi
lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor
potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan
anggaran berbasis kinerja secara efektif dan efisien.
3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH
3.1.1. Perkembangan dan Arah Perekonomian Dunia
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh IMF sebagaimana pada Tabel 3.1, bahwa
perekonomian global pada Tahun 2016-2018 masih melambat yang disebabkan oleh
perlambatan ekonomi China, rendahnya harga komoditas, serta gejolak geopolitik masih
mempengaruhi perekonomian dunia. Selain itu, ketidakpastian ekonomi, politik, dan
kelembagaan terkait Brexit akan berdampak bagi menurunnya aliran uang dan
perdagangan Inggris dengan seluruh Kawasan Eropa, serta memberi konsekuensi negatif
bagi kondisi makro ekonomi global. Hal ini menyebabkan lambatnya perbaikan ekonomi
yang berimplikasi pada pelemahan perdagangan global dan inflasi yang tetap rendah.
Tabel 3.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF (%)
Kelompok Negara
Realisasi Estimasi Proyeksi 2015 2016 2017 2018
Dunia 3,2 3,1 3,4 3,6 Negara Maju 2,1 1,6 1,9 2,0 Amerika Serikat 2,6 1,6 2,3 2,5 Kawasan Eropa 2,0 1,7 1,6 1,6 Jepang 1,2 0,9 0,8 0,5
Negara Berkembang 4,1 4,1 4,5 4,8 China 6,9 6,7 6,5 6,0 India 7,6 6,6 7,2 7,7 ASEAN-5 4,8 4,8 4,9 5,2 Amerika Latin dan Karibia 0,0 -0,7 1,2 2,1 Sub Sahara Afrika 3,4 1,6 2,8 3,7
Sumber : World Economic Outlook, Januari 2017
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-2
Pemulihan ekonomi negara-negara berkembang dan moderasi pertumbuhan
negara-negara maju masih akan terjadi sepanjang Tahun 2016-2018. Pertumbuhan
kawasan ASEAN pada Tahun 2016 hingga 2018 cenderung moderat. Kondisi ini
dipengaruhi oleh penguatan perekonomian Filipina dan Thailand serta perlambatan
ekonomi Indonesia, Malaysia, Singapore dan Vietnam. Investasi di bidang infrastruktur
oleh pemerintah berkontribusi besar bagi perekonomian negara-negara seperti
Indonesia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Tabel 3.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara Menurut ADB (%)
Negara 2017 2018
Brunei Darussalam 1.0 2.5
Cambodia 7.1 7.1
Indonesia 5.1 5.3
Lao People’s Democratic Republic 6.9 7.0
Malaysia 4.4 4.6
Myanmar 7.7 8.0
Philippines 6.4 6.6
Singapore 2.2 2.3
Thailand 3.5 3.6
Viet Nam 6.5 6.7
Average 4.8 5.0
Sumber : : Asian Development Outlook 2017
Sebagaimana Tabel 3.2 Asian Development Bank (ADB) memprediksi
perekonomian di beberapa kawasan pada Tahun 2017-2018 tidak banyak mengalami
perubahan, khususnya di kawasan Asia. Indonesia sebagai Negara dengan perekonomian
terbesar di kawasan Asia Tenggara akan tumbuh moderat sepanjang Tahun 2016. Hal ini
disebabkan oleh perbaikan iklim usaha, investasi di bidang infrastruktur yang lebih
tinggi, dan kebijakan tax amnesty serta pemotongan anggaran pemerintah pada semester
II Tahun 2016. ADB memperkirakan pertumbuhan yang lebih tinggi pada Tahun 2017
dan 2018, seiring dengan membaiknya ekonomi negara-negara maju serta harga
komoditas global dan permintaan domestik yang lebih tinggi. Secara umum, diperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi
negara di Kawasan Asia Tenggara.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-3
3.1.2 Perkembangan dan Arah Kebijakan Ekonomi Nasional
Di tengah perekonomian global yang cenderung melambat, Indonesia justru
berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya yang cukup tinggi. Pada triwulan
III Tahun 2016 pertumbuhan PDB Indonesia tercatat sebesar 5,1% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,8%.
Pertumbuhan tersebut utamanya berasal dari pengeluaran konsumsi (tumbuh 5,0%),
dan pengeluaran investasi (tumbuh 4,1%). Sementara itu, pengeluaran pemerintah
mengalami penurunan, karena adanya kebijakan penghematan belanja pemerintah.
Peran pengeluaran konsumsi (53,8%) dan investasi (31,6%) merupakan yang terbesar
dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya, sehingga keduanya menjadi penggerak
utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III Tahun 2016. Tanpa adanya
pemotongan anggaran, pertumbuhan PDB Indonesia Tahun 2016 diperkirakan akan
mencapai 5,1%, di atas target pertumbuhan yang ditetapkan Pemerintah sebesar 5,0%.
Laju pertumbuhan tertinggi diharapkan berasal dari pengeluaran Pemerintah (5,8%),
investasi (5,3%), dan pengeluaran konsumsi (5,1%). Sementara untuk ekspor dan impor
diperkirakan masih akan terkontraksi, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar
( -1,1%) dan (-0,9%).
Di Tahun 2017, harga komoditas dan energi diperkirakan mulai membaik serta
perekonomian global yang mulai pulih diperkirakan akan memberikan dampak positif
bagi perekonomian Indonesia. Kinerja perdagangan Indonesia diperkirakan akan mulai
mencatatkan pertumbuhan yang positif, dimana pertumbuhan ekspor di Tahun 2017
diperkirakan sebesar 2,2% sementara pertumbuhan impor mencapai 3,1%. Sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia di Tahun 2017 diperkirakan masih berasal dari
permintaan domestik yaitu sisi pengeluaran konsumsi, investasi, dan pengeluaran
Pemerintah, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,2%, 5,9%, dan 6,1%.
Secara keseluruhan, pertumbuhan PDB Indonesia dalam skenario baseline
diperkirakan sebesar 5,2% di Tahun 2017, dimana angka ini tanpa memperhitungkan
resiko global dan domestik. Namun demikian, mengingat cukup kuatnya resiko ekonomi
ke depan yang berasal dari resiko global dan domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia
diperkirakan akan terkoreksi dari skenario dasar. Sementara itu, resiko ekonomi global
dan domestik yang tidak diantisipasi oleh kebijakan yang tepat akan dapat memberikan
dampak terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia
Adapun ditahun 2018, target pertumbuhan ekonomi nasional berada pada 6,1%
yang menitikberatkan pada pertumbuhan konsumsi dan investasi. Kebutuhan investasi
mencapai Rp. 5.079 Trilyun dihadapkan mampu mendorong dan menjadi penggerak
pertumbuhan ekonomi nasional. Konsumsi pemerintah diperkirakan masih akan relatif
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-4
terbatas seiring ruang fiskal yang sempit, dan prioritas pada alokasi belanja modal.
Sementara itu kinerja ekspor masih terbatas seiring dengan lemahnya ekonomi global
dan stagnannya harga komoditas. Namun, ekspor jasa akan meningkat, terutama
didorong oleh peningkatan pariwisata. Impor akan tumbuh lebih cepat dari ekspor,
seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan domestik.
Tabel 3.3. Pertumbuhan PDB Indonesia dari Sisi Pengeluaran (persen, y-o-y)
Komponen 2015 2016* 2017* 2018**
PDB 4,8 5,1 5,2 6,1
Pengeluaran Konsumsi 5,0 5,1 5,2 5,4
Investasi 5,1 5,3 5,9 8,0
Pengeluaran Pemerintah 5,4 5,8 6,1 3,2 Ekspor -2,0 -1,1 2,2 2,0
Impor -5,8 -0,9 3,1 2,5 Sumber: BPS dan Oxford Economics(2017), Bappenas (2017) Keterangan: *) angka baseline, sebelum memperhitungan resiko global dan domestik, BPS dan Oxford Economics
**) angka Hasil Simulasi Kedeputian Bidang Ekonomi Bappenas
Dari sisi domestik, penerimaan perpajakan dan penghematan anggaran
berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, kondisi
fiskal yang ada menyebabkan terbatasnya ruang bagi pemerintah untuk memberikan
stimulus pada perekonomian di masa yang akan datang. Sementara itu adanya pengaruh
eksternal seperti kebijakan pemerintah RRT untuk mengerem laju pertumbuhan
ekonominya akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Begitu juga dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat,
seiring dengan terpilihnya Trump menjadi presiden AS.
Dari sisi produksi, untuk memenuhi peningkatan permintaan domestik, industri
pengolahan, perdagangan, dan jasa-jasa harus tumbuh lebih cepat. Sektor konstruksi dan
transportasi diharapkan tumbuh lebih cepat seiring dengan masih besarnya belanja
infrastruktur pemerintah dan peningkatan investasi secara umum. 5 sektor utama yang
diharapkan sebagai penghela pertumbuhan ekonomi adalah:
1. Industri pengolahan, terutama nonmigas
2. Pertanian
3. Perdagangan
4. Konstruksi
5. Informasi dan Komunikasi
Sementara 2 sektor prioritas yang akan ditingkatkan peranannya adalah sektor
pariwisata dan sektor jasa keuangan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-5
Tabel 3.4. Capaian dan Target Pembangunan Nasional (2015-2018)
Target
Pembangunan
2015 2016 2017 2018
Realisasi Realisasi Target RPJMN
UU APBN 2017
Target RPJMN
Target Revisi
Pertumbuhan
Ekonomi 4,79% 5,0% 7,1% 5,1% 7,5% 6,1%
Tingkat Pengan
gguran Terbuka
(TPT)
6,18%
(Agustus) 5,61% 5,0-5,3% 5,6% 4,6-5,1% 5,3-5,5%
Tingkat
Kemiskinan
11,13%
(September)
10,60% (target
realisasi)
8,5–9,5% 10,5% 7,5-8,5% 9,0-10,0%
Gini Rasio
(Realisasi perio
de maret)
0,408 0.397 0,38 0,39 0,37 0,38
IPM - 70,1 - 70,1 - 70,1
Sumber : Bappenas (2017)
Mengingat tantangan perekonomian baik di tingkat global maupun regional yang
dirasa lebih berat di tahun mendatang, sementara target pembangunan jangka menengah
(RPJMN) masih lebih tinggi maka dilakukan revisi target agar lebih rasional.
Pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 2018 diprediksi mencapai 7,5% direvisi menjadi
6,1%. Tingkat pengangguran yang ditargetkan bisa berada di bawah 5,1% menjadi 5,3
hingga 5,5%. Hal yang sama terjadi untuk kemiskinan yang semula ditargetkan pada
RPJMN berada pada kisaran 7,5-8,5%, dikoreksi menjadi 9-10%. Target gini ratio yang
menjadi ukuran ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat pun berubah dari 0,37
menjadi 0,38. Hal ini akan berdampak pada target indikator makro ekonomi di level
provinsi dan kabupaten/kota.
3.1.3 Perkembangan dan Arah Kebijakan Ekonomi Regional Jawa Barat
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat hingga Tahun 2015 masih berada
di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu mencapai 5,03% dibandingkan
pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada 4,8%. Demikian pula untuk capaian
Tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mampu mencapai 5,76% sementara laju
pertumbuhan ekonomi nasional hanya mencapai 5,1% di tahun yang sama. Seiring
dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan nasional, Jawa Barat juga
memproyeksikan akan terjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada
Tahun 2017 dan 2018. Hal ini dimungkinkan mengingat Jawa Barat masih berkontribusi
besar terhadap perekonomian nasional dengan ukuran perekonomian (economy size)
yang besar, juga jumlah penduduk terbesar, dan aktivitas perekonomian masyarakat
yang tinggi dengan dukungan akses yang cukup lengkap.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-6
Hingga triwulan III Tahun 2016, laju pertumbuhan ekonomi terbesar dari
lapangan usaha perekonomian Jawa Barat ada pada lapangan usaha informasi dan
komunikasi (tumbuh sebesar 13,66%), lapangan usaha transportasi dan pergudangan
serta lapangan usaha jasa keuangan dan transportasi - 12,99% dan 10,25%. Dilihat dari
sisi pengeluaran, peningkatan kinerja terjadi pada hampir seluruh komponen, Ekspor
Barang dan Jasa tumbuh sebesar 13,08%; Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 6,11%; Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT)
sebesar 5,90% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,00%, dan
Perubahan Inventori sebesar 3,75%.
Menurut Data dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan (2016),
akselerasi pembangunan ekonomi di Jawa Barat begitu penting karena dari sisi geografis,
Provinsi Jawa Barat berdekatan dengan Provinsi DKI Jakarta yang merupakan pusat
pemerintah dan ekonomi nasional sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pasar,
keuangan dan permodalan, serta pengembangan teknologi. Sedangkan, dari sisi ekonomi,
Provinsi Jawa Barat merupakan penyumbang ekonomi terbesar ketiga (14,30%) setelah
Provinsi DKI Jakarta (16,32%) dan Jawa Timur (14,68%). Selain itu, Jawa Barat juga
memiliki keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM), tidak hanya jumlah yang besar yang
akan menjadi faktor produksi dan pasar potensial, namun kualitas SDM juga cukup
unggul dengan ditunjang oleh banyaknya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
yang berkualitas di Jawa Barat. Secara lengkap, gambaran indikator ekonomi makro
Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4. Realisasi dan Proyeksi Indikator Makro Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 – 2018
NO INDIKATOR LKPJ 2015
LKPJ 2016
TARGET 2017
TARGET 2018
1. a. Jumlah Penduduk (ribu jiwa) 46.709.6 47.379,4 48.366,9 49.169,7 b. Laju Pertumbuhan Penduduk
(%) 1,47 1,43 - -
2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,06 (5,04)
5,67 6,3 – 6,9 6,4 – 7,0
3. Inflasi (%) 2,73 2,75 4,0 – 5,0 4,0 – 5,0 4. Nilai PDRB per Kapita (adhb)
(Rp Juta) 32,64 34,88 26,00–28,00 28,00–30,00
5. Rasio Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk (%)
9,57 8,77 5,00 – 4,10 5,00 – 4,10
6. Laju Pertumbuhan Investasi (adhb)(%)
29,53 7,65 - -
7. Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
8,72 8,89 7,00 – 6,50 6,50 - 6,00
8. Nilai Investasi/ PMTB (adhb)(Rp.Triliun)
396,36 (382,99)
412,30 267,2–287,2 315,3–335,3
Sumber: Rancangan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018
Pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ke Jawa Barat selama dua
tahun terakhir menurun. Namun pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) terus
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-7
meningkat khususnya ke sektor industri pengolahan. Provinsi Jawa Barat merupakan
salah satu tujuan investasi utama dengan pangsa terhadap nasional untuk PMA mencapai
20,4% dan PMDN mencapai 14,1%.
Tabel 3.5. Target Indikator Makro Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 – 2018
No INDIKATOR SATUAN TARGET ASUMSI
2017-2018 2016 2017 2018
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Persen 6,3 – 6,9 6,3 – 6,9 6,4 – 7,0 5,76 - 6,07
2. Tingkat Pengangguran Terbuka
Persen 7,50 – 7,00 7,00 – 6,50 6,50 – 6,00 8,72 - 8,86
3. Angka Kemiskinan Persen 5,90 – 5,00 5,00 – 4,10 5,00 – 4,10 8,3 - 8,8 4. Gini Ratio Poin 0,36 – 0,35 0,35 – 0,34 0,34 – 0,33 0,4 - 0,41
Sumber: Bappeda Prov. Jabar, 2017
Dengan asumsi tidak ada perubahan drastis pada kondisi perekonomian global
dan nasional, maka pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di Tahun 2017 dan 2018 akan
berada di kisaran 5,76% hingga 6,07%. Tingkat inflasi berada di angka 3,3% hingga 3,7%.
tingkat pengangguran terbuka diprediksi akan berkurang menjadi 8,72% pada Tahun
2017 dan 8,86% di Tahun 2018. Kemiskinan juga diprediksi akan mengalami penurunan
di Tahun 2017 dan 2018 pada kisaran 8,3% - 8,8%. Namun demikian, kesenjangan
distribusi pendapatan masyarakat masih diprediksi akan mengikuti tren nasional yang
diukur dengan indeks gini di kisaran 0,40 - 0,41.
3.1.4 Kondisi Ekonomi Daerah dan Perkiraan Tahun 2018
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2015 mencapai 5,23%,
sedangkan pada Tahun 2014 sebesar 4,84%. Percepatan laju pertumbuhan disebabkan
oleh tumbuhnya sektor informasi dan komunikasi, sektor konstruksi, dan sektor jasa,
khususnya jasa pendidikan dan jasa kesehatan yang mampu tumbuh di atas 10%.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi sektor yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sumedang, diikuti oleh
industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor (Gambar
3.1). Namun demikian, laju pertumbuhan sektor pertanian paling lambat dibandingkan
sektor lainnya, bahkan pada Tahun 2015 berada pada pertumbuhan negatif. Sementara
sektor lain yang berkontribusi besar dapat tumbuh hingga mencapai 2 digit. Hal ini
mengindikasikan bahwa sektor pertanian yang berada di hulu masih tertinggal dalam
penciptaan nilai tambah dan daya saingnya, sementara di bagian hilir baik di sektor
perdagangan komoditas pertanian maupun di sektor industri pengolahan hasil pertanian
sudah memiliki margin keuntungan yang lebih besar. Namun demikian peran sektor
pertanian bagi Kabupaten Sumedang masih memiliki peran strategis mengingat
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-8
banyaknya masyarakat yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber
pendapatan rumah tangga. Adanya guncangan pada sektor pertanian dapat berdampak
pada perlambatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumedang. Salah satu fenomena
terjadinya El Nino yang berkepanjangan di Tahun 2015 telah memicu kenaikan harga
bahan pokok yang menyebabkan peningkatan inflasi dan penurunan daya beli
masyarakat.
Sumber: Bappeda Kabupaten Sumedang, 2016
Gambar 3.1. Kontribusi dan pertumbuhan Sektor Usaha terhadap PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2015 (Persen)
Kontributor terbesar bagi PDRB Kab. Sumedang pada Tahun 2015 masih sama
dengan tahun sebelumnya, yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, Sektor
industri pengolahan, dan Sektor perdagangan. Laju pertumbuhan tercepat didominasi
oleh sektor informasi dan komunikasi, sektor konstruksi, dan sektor jasa, khususnya Jasa
kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa pendidikan. Sektor pertanian, kehutanan dan
-4,67
0,86
5,46
-3,88
2,88
15,46
3,67
8,16
5,30
17,98
8,47
9,22
7,22
4,23
12,90
10,79
9,66
20,66
0,11
18,49
0,30
0,03
10,16
16,46
5,25
4,31
2,91
4,13
1,61
0,08
6,84
5,92
1,08
1,67
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,…
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran;…
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,…
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
Kontribusi dan pertumbuhan Sektor Usaha terhadap PDRB Kab. Sumedang Tahun 2015 (Persen)
Kontribusi Pertumbuhan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-9
perikanan meskipun masih menjadi kontributor terbesar namun tumbuh sangat lambat
bahkan pada Tahun 2015 mengalami perlambatan hingga mencapai (-4,67%).
Perlambatan ini berdampak tidak hanya pada penurunan kegiatan usaha di sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, namun juga pada kesejahteraan para pelaku usaha
di sektor tersebut.
Hasil kajian LP3E Unpad (2016), menyatakan bahwa tidak seluruh sektor utama
bisa dijadikan target kebijakan bagi peningkatan kesejahtaraan masyarakat (utamanya
adalah untuk peningkatan kesempatan kerja dan penurunan kemiskinan), hanya ada 2
sektor yang bisa menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten sumedang, yaitu sektor
pertanian dan sektor perdagangan .
Tahun 2015 diperkirakan menjadi titik balik dari perlambatan ekonomi baik di
tingkat global, nasional, regional Jawa Barat, juga bagi Kabupaten Sumedang. Oleh karena
itu diproyeksikan pada Tahun 2017 dan 2018 kondisi perekonomian di Kabupaten
Sumedang akan mengikuti perkembangan perekonomian yang kembali meningkat. Laju
perekonomian Kabupaten Sumedang di Tahun 2015 sudah lebih baik jika dibandingkan
perekonomian nasional maupun regional Jawa Barat.
Tabel 3.6. Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Sumedang 2014-2018 Berdasarkan Target RPJMD Tahun 2014-2018
No Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
4,87 (4,70)*
5,05 (5,23)*
5,24 (4,9 – 5,4)**
5,42 (5,1 – 5,6)**
5,60 (5,3 – 5,8)**
2. PDRB (adhb) (Milyar Rupiah)
15.885,24 (22.344,05)*
16.846,75 (24,827,97)*
17.808,27 (26,019,00)**
18.769,78 (27,369,89)**
19.731,34 (28,757,81)**
3. PDRB Per Kapita (adhb) (Ribu Rupiah)
14.179,8 (19,747,0)*
15.056,0 (21,831,1)*
15.932,3 (22,814,9)**
16.808,5 (23,927,5)**
17.684,8 (25,006,9)**
4. Investasi/PMTB (adhb) (Milyar Rupiah)
3.163,35 3.289,89 3.421,48 3.558,34 3.700,67
5. Indeks Gini (poin)
0,29 (0,328)*
0,28 (0,349)*
0,27 (0,33-0,36)**
0,26 (0,32-0,35)**
0,25 (0,33-0,37)**
6. Tingkat Kemiskinan (%)
11,31 (10,78)*
10.81 (11,36)*
10.31 9.80 9.32
7. Tingkat Pengangguran (%)
7,04 (7,51)*
6,66 (9,00)*
6,28 5,90 5,52
Sumber: RPJMD Kab. Sumedang 2014-2018, BPS Kab. Sumedang 2016, Bappppeda Kab. Sumedang 2017. *) Realisasi **) Proyeksi (Ada perubahan kriteria perhitungan baru)
Adanya perubahan perhitungan LPE, PDRB, PDRB per kapita menurut kriteria
baru yang dirilis BPS, dimana terjadi perubahan tahun dasar dari tahun 2000 ke 2010,
dan perubahan dari 9 sektor menjadi 17 kategori sesuai implementasi System of National
Accounts (SNA) 2008 dan Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia (KBKI) 2014. Hal ini
berdampak pada penyesuaian target dan proyeksi dari beberapa indikator ekonomi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-10
makro. Sebagai contoh nilai PDRB (adhb) yang ditargetkan di tahun 2014 sebesar
Rp. 15.885,24 Milyar berdasarkan kriteria perhitungan lama, pada tahun yang sama
menurut perhitungan baru dari BPS, realisasinya sudah mencapai Rp. 22.344,05 Milyar.
Capaian ini sudah melebihi target di tahun-tahun berikutnya, bahkan target di Tahun
2017 sebesar Rp. 18.769,78 Milyar, masih jauh di bawah capaian Tahun 2014. Dengan
demikian diperlukan nilai proyeksi untuk menentukan target baru di Tahun 2015 hingga
2017 mengikuti metode perhitungan baru dari BPS.
Komponen PDRB Kabupaten Sumedang dari aspek pengeluaran/penggunaan
masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga, diikuti oleh investasi/PMTB dan
konsumsi/pengeluaran pemerintah. Diharapkan investasi/PMTB akan terus meningkat
dari tahun ke tahun seiring dengan selesainya beberapa proyek nasional yang ada di
Kabupaten Sumedang seperti waduk Jatigede dan jalan tol Cisumdawu, serta proyek
nasional lain di sekitar wilayah perbatasan seperti Bandara Internasional Jawa Barat di
Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Indeks gini yang merupakan indikator ketimpangan distribusi pendapatan
masyarakat, ditargetkan terus menurun hingga mendekati 0,26 di Tahun 2017, namun
mengingat ketimpangan secara nasional masih menjadi tantangan dimana terjadi
peningkatan indeks gini hingga mencapai 0,41, apalagi di Tahun 2017 merupakan era
globalisasi ekonomi yang makin terbuka, tentu perlu dipertimbangkan kembali target
penurunan indeks gini, dan diprediksi bagi Kabupaten Sumedang masih akan berada
pada kisaran di bawah 0,40.
Tingkat kemiskinan pada Tahun 2015 terjadi peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya, dan berada di atas target yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2014-2018.
Kondisi ini terjadi sebagai akibat dari meningkatnya pengangguran yang pada Tahun
2015 meningkat menjadi 9%. Oleh karena itu, ketimpangan distribusi pendapatan
masyarakat juga menjadi semakin timpang yang dibuktikan dengan meningkatnya
indeks gini dari 0,328 di Tahun 2014 menjadi 0,349 di Tahun 2015.
3.1.5 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2018
Perekonomian Kabupaten Sumedang tidak dapat dilepaskan dari kondisi faktual
yang terjadi baik di dalam daerah maupun pengaruh fenomena yang terjadi di sekitar
wilayah perbatasan Kabupaten Sumedang, kondisi regional Provinsi Jawa Barat,
kebijakan nasional hingga dinamika perekonomian global. Sesuai dengan tema
pembangunan di Tahun 2018, yaitu “Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Melalui
Pengembangan Potensi Wilayah”, maka tantangan dan arah kebijakan ekonomi
Kabupaten Sumedang Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-11
1. Mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumedang yang mampu
mencapai 5,23% pada tahun 2015 setelah pada tahun 2014 hanya berada pada
4,70% ternyata masih belum dinikmati secara merata oleh penduduk Kabupaten
Sumedang. Hal ini terlihat dari meningkatnya gini ratio dari 0,328 di tahun 2014
menjadi 0,349 di tahun 2015 dan indikator kesejahteraan sosial yang kurang
menggembirakan, dimana tingkat kemiskinan dan pengangguran juga mengalami
peningkatan. Oleh karena itu tantangan terbesar pembangunan perekonomian di
tahun 2018 adalah bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih
berkeadilan, ditandai dengan terciptanya kesempaan kerja yang lebih luas sehingga
memungkinkan masyarakat berpendapatan rendah untuk keluar dari garis
kemiskinan. Kondisi ini akan berkontribusi pada berkurangnya tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan di tangah masyarakat.
Menurut hasil kajian tim LP3E UNPAD (2016), sektor yang diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja
yang tinggi dan secara signifikan dapat mengurangi tingkat kemiskinan adalah
sektor pertanian dan sektor perdagangan. Berdasarkan hasil analisis LQ (Location
Quotient) dan MRP (Model Rasio Pertumbuhan) yang merupakan modifikasi dari
analisis shift-share, sektor pertanian merupakan sektor basis, memiliki potensi
ekspor yang cukup besar, dan potensial untuk dikembangkan di Kabupaten
Sumedang. Hanya saja dari sisi pertumbuhannya, sektor pertanian merupakan
sektor yang sangat lambat. Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk
mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten
Sumedang adalah meningkatkan produktivitas modal dan produktivitas tenaga
kerja.
Sektor perdagangan yang banyak melibatkan pelaku usaha (UMKM) juga
memegang peranan penting dalam perekonomian mengingat besarnya kontribusi
sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Sumedang. Menjadikan sektor pertanian dan
sektor perdagangan sebagai motor penggerak perekonomian maka diharapakan
pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat lebih inklusif.
2. Mengurangi ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah
Berdasarkan tipologi Klassen yang memperlihatkan klasifikasi kemajuan
pembangunan ekonomi antar kecamatan di Kabupaten Sumedang, masih terdapat
12 kecamatan yang memiliki indikator makro ekonomi (laju pertumbuhan ekonomi
dan PDRB per kapita) yang lebih rendah dibandingkan tingkat kabupaten.
Kelompok kecamatan yang tertinggal pembangunan ekonominya ini berada pada
kuadran III.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-12
Sumber: Bappppeda Kab. Sumedang, 2017
Gambar 3.2. Klasifikasi Kecamatan berdasarkan PDRB/kapita dan LPE 2015
Kecamatan yang berada di kuadran III tersebut membutuhkan stimulan
perekonomian yang lebih besar agar mampu mengejar ketertinggalan dari
wilayah lainnya sekaligus mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan
masyarakat. Pada umumnya merupakan wilayah yang didominasi oleh sektor
pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya. Oleh karena itu
sektor pertanian tetap menjadi sektor strategis dalam pembangunan Kabupaten
Sumedang di samping sektor lain yang memiliki keterkaitan baik di hulu (indutri
agro input atau penyedia sarana produksi pertanian) maupun di hilir (industri
pengolahan, perdagangan, agrowisata), serta infrasturktur penunjang seperti
irigasi dan jalan.
3. Pengembangan wilayah berdasarkan potensi ekonomi
Potensi dan keunggulan komparatif wilayah harus menjadi daya dorong
pembangunan di masing-masing kecamatan. Berdasarkan sektor/lapangan usaha
yang potensial di berbagai kecamatan, dapat dikelompokkan dalam empat sektor
utama. Sebagian besar kecamatan memiliki potensi di sektor pertanian, kehutanan,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-13
dan perikanan. Pembangunan berdasarkan pada potensi sektoral wilayah ini
memerlukan sinergi agar dapat diarahkan pada pembangunan yang bersifat tematik,
dimana terjadi hubungan kerja sama antar wilayah kecamatan yang saling terkait
dan saling mendukung mulai dari hulu sebagai penyedia bahan baku hingga hilir
yang berperan dalam pengolahan dan pemasaran. Kondisi eksisting untuk
pengembangan wilayah dapat digambarkan sebagai berikut.
Sumber: Bappeda Kabupaten Sumedang, 2016
Gambar 3.3. Potensi Sektor Utama dalam PDRB Kecamatan Tahun 2015
4. Peningkatan kesempatan kerja yang lebih luas untuk mengurangi
pengangguran dan kemiskinan
Meningkatnya pengangguran yang disertai dengan bertambahnya jumlah
penduduk miskin perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah beserta
setakeholder, khususnya dunia usaha yang semakin seletktif memilih tenaga kerja
di tengah arus modernisasi industri dan persaingan usaha yang semakin kompleks.
Bagi angkatan kerja sendiri harus memiiki skill untuk dapat bersaing, bahkan di era
pasar bebas ASEAN, arus keluar masuk modal, barang, dan tenaga kerja menjadi
tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Sumedang
tetap menekankan perlunya pembinaan dan pelatihan bagi angkatan kerja,
menstimulasi kreatifitas usaha, dan peningkatan daya saing bagi wirausaha untuk
dapat mengembangkan usaha dan menghadapi persaingan bisnis yang lebih luas.
Permasalahan yang lebih kompleks terjadi di beberapa lokasi yang
merupakan wilayah dengan pembangunan ekonomi yang relatif tertinggal seperti
di beberapa wilayah perbatasan (kecuali kecamatan jatinangor dan Cimanggung
yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung, mampu tumbuh lebih pesat
perekonomiannya). Wilayah lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah
wilayah relokasi OTD (Orang Terkena Dampak) pembangunan Waduk Jatigede.
Salah satu upaya yang diperlukan adalah pengembangan kawasan waduk Jatigede
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-14
menjadi kawasan ekonomi baru dengan melibatkan OTD sekaligus membangun
dan memfasilitasi spirit wirausaha bagi OTD Jatigede yang akan membuka
lapangan kerja baru.
Berdasarkan sektor usaha, penduduk miskin di Kabupaten Sumedang
sebagian besar berada di sektor primer, yaitu di sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan, khususnya sektor pertanian, sub sektor padi & palawija yang memiliki
proporsi 37,48% dari total rumah tangga miskin di Kab. Sumedang. Sektor
Pertanian juga menyerap paling banyak tenaga kerja di Kabupaten Sumedang,
sehingga ketika sektor pertanian mengalami perlambatan, bahkan goncangan, akan
berdampak pada meningkatnya pengangguran yang diikuti dengan bertambahnya
jumlah orang miskin.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan keuangan daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2018 secara umum
disusun dalam rangka mewujudkan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMD Tahun 2014-2018, yang tidak terlepas dari kapasitas fiskal daerah sebagai salah
satu penopang strategis dalam implementasi pembangunan Kabupaten Sumedang.
Sehingga pendanaan non APBD Kabupaten Sumedang seperti APBN, APBD Provinsi Jawa
Barat, Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat, hibah, dana kemitraan swasta, swadaya
masyarakat, serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan potensi sumber penerimaan guna menunjang beban belanja pembangunan
daerah.
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Kemampuan fiskal pemerintah berdampak langsung terhadap kemampuan
daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pelayanan kepada masyarakat dan
keberlangsungan pembangunan daerah. Kemampuan fiskal pemerintah ini dapat diukur
dari penerimaan daerah, yang terdiri atas pendapatan daerah dan penerimaan
pembiayaan daerah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa sumber
pendapatan daerah Kabupaten terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang
meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan
Pajak; dan, (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, meliputi Hibah, Dana Bagi Hasil
Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-15
Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Bagi Hasil
Bukan Pajak dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Tunjangan Profesi Guru,
dan Dana Desa. Sedangkan penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) dan Pencairan Dana
Cadangan.
3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan serta direncanakan
secara terukur, rasional, memiliki kepastian hukum dan dasar hukum penerimaannya
dengan memperhatikan kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya, serta perkiraan pertumbuhan perekonomian pada Tahun 2018.
Kebijakan pengelolaan Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2018
diarahkan melalui upaya pengelolaan anggaran pendapatan daerah dengan
memperhatikan upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pendapatan asli
daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan
Daerah dalam struktur APBD merupakan elemen penting untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Adapun kebijakan Pemerintah
Daerah dalam rangka meningkatkan sektor Pendapatan Daerah untuk pemenuhan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pendapatan daerah dengan melaksanakan intesifikasi dan
ekstensifikasi pada pajak daerah dan retribusi daerah;
2. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia pengelola pendapatan daerah;
3. Mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah;
4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya peningkatan
kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah;
5. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap aturan, system dan prosedur pajak
daerah;
6. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah;
7. Meningkatkan koordinasi secara sinergis dengan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat dalam upaya peningkatan pendapatan daerah yang bersumber
dari dana perimbangan dan dana bagi hasil pajak dan bukan pajak.
Berdasarkan kebijakan Pendapatan Daerah tersebut di atas, maka untuk
merealisasikan rencana target penerimaan pendapatan daerah, dijabarkan dalam
Strategi sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-16
a. Peningkatan kinerja pengelolaan pendapatan daerah melalui peningkatan mutu
pelayanan, pemeliharaan data base, penyusunan dan perubahan regulasi di bidang
pendapatan daerah;
b. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia pengelola pendapatan daerah
melalui Diklat Teknis, Bintek, Workshop, Seminar, Lokakarya, Sosialisasi dan
Kunjungan Kerja (Study Banding);
c. Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah, melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi pendapatan daerah serta melakukan koordinasi yang intensif dengan
Pemerintah Provinsi untuk memperoleh Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak dari
Provinsi;
d. Optimalisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah melalui peningkatan laba atas
pernyertaan modal pada Perusahaaan milik daerah/BUMD;
e. Peningkatan Penerimaan Dana Perimbangan melalui koordinasi dan konsultasi yang
intensif kepada pemerintah pusat;
f. Peningkatan pengendalian dan pengawasan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah melalui pembinaan, monitoring, evaluasi, pemeriksaan dan penindakan;
g. Peningkatan pemahaman masyarakat melalui sosialisasi aturan sistem dan prosedur
pajak daerah dan retribusi daerah.
Dengan Kebijakan Pendapatan Daerah dan Stratgis Pencapaian Proyeksi
Penerimaan Daerah Tahun Anggaran 2018 serta adanya beberapa kebijakan dari
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan Dana
Transfer dan Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten Sumedamg, maka
Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2018 diproyeksikan sebagaimana tabel
berikut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-17
Tabel 3.7. Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015-2017 dan Estimasi Pendapatan Daerah Tahun 2018
NO
URAIAN
Jumlah Perubahan APBD
TA. 2015 Perubahan APBD
TA. 2016 APBD
TA. 2017 Rancangan APBD
TA. 2018 I. PENDAPATAN DAERAH 2.422.651.891.199,66 2.456.527.171.663,58 2.401.771.605.154,48 2.440.419.267.471,48 1.1 Pendapatan Asli Daerah 318.552.026.399,66 340.660.537.990,55 361.161.779.848,48 368.308.340.865,48 1.1.1 Hasil Pajak Daerah 117.674.631.210,00 123.924.591.715,00 124.006.704.058,00 129.453.265.075,00 1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 13.979.033.503,80 15.979.874.658,04 18.288.165.547,48 19.988.165.547,48 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan 4.071.882.393,00
6.147.263.424,87
6.797.372.174,00 6.797.372.174,00
1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Asli 182.826.479.292,86 194.608.808.192,64 212.069.538.069,00 212.069.538.069,00 1.2 Dana Perimbangan 1.312.916.320.326,00 1.668.033.854.411,00 1.707.369.180.000,00 1.735.226.261.974,00 1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 114.949.458.326,00 91.287.214.611,00 112.977.335.000,00 118.055.821.274,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.118.845.812.000,00 1.138.929.785.000,00 1.138.929.785.000,00 1.161.708.380.700,00 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 79.121.050.000,00 437.816.854.800,00 455.462.060.000,00 455.462.060.000,00 1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 791.183.544.474,00 447.832.779.262,03 333.240.645.306,00 336.884.664.632,00 1.3.1 Pendapatan Hibah 2.649.000.000,00 11.258.108.099,03 0,00 0,00 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Dan Pemda
Lainnya 123.539.307.310,00
118.219.978.863,00
115.971.662.306,00 119.615.681.332,00
1.3.4 Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus 1.662.000.000,00 0,00 0,00 0,00 1.3.5 Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemda
Lainnya 177.932.264.540,00
144.564.117.300,00
0,00 0,00
1.3.6 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Dari Provinsi Pemerintah Daerah
53.634.624,00
0,00
00,00 0,00
1.3.8 Dana Tunjangan Profesi Guru 407.904.457.000,00 0,00 0,00 0,00 1.3.9 Dana Desa 77.442.881.000,00 173.790.575.000,00 217.268.983.000,00 217.268.983.000,00 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 2.422.651.891.199,66 2.456.527.171.663,58 2.401.771.605.154,48 2.440.419.267.471,48
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2017 Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, 2017
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-18
3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja Daerah menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bahwa Belanja
Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Kebijakan Belanja Daerah pada Tahun 2018 didasarkan pada korelasi antara
alokasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dengan pencapaian Visi dan Misi
Pemerintah Kabupaten Sumedang, serta memperhatikan sinergitasnya dengan prioritas
pembangunan Nasional dan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat yang diarahkan
untuk memperkuat bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Kebijakan
Belanja Daerah Tahun 2018 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang
proporsional, efisien dan efektif.
Adapun kebijakan Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai
berikut:
A. Belanja Pegawai
1. Pemenuhan kewajiban mutlak yang bersifat tetap (fixed cost) dalam kerangka
peningkatan kinerja pemerintahan melalui:
a) Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah
(PNSD) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta
pemberian gaji ketiga belas dan gaji keempat belas
b) Penganggaran kebutuhan penganggaran CPNSD Tahun 2018 dan kebutuhan
kenaikan Gaji dan Tunjangan;
c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan
memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% (dua koma lima
per seratus) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.
d) Penganggaran Hak – Hak Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2000
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 tentan
Hak Keuangan/Administratif Kepala Daerah beserta Wakil Kepala Daerah
serta Janda/Dudanya;
e) Penganggaran Hak – Hak Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014
tentang Kedudukan Keuangan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota DPRD;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-19
f) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD
dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2017 dengan mempedomani
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan;
g) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi
PNSD dibebankan pada APBD dengan mempedomani Peraturan Pemerintah
Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara;
h) Penganggaran Tunjangan profesi guru PNSD dan Dana Tambahan
Penghasilan Guru PNSD yang dananya bersumber dari APBN Tahun Anggaran
2018 melalui DAK;
i) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus memperhatikan
kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal
63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Pemberian insentif yang berbasis kompetensi kinerja dalam penyelenggaraan
pelayanan publik melalui penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD sesuai
kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD Sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
3. Pemberian penghargaan atas capaian kinerja Pendapatan Asli Daerah melalui
penganggaran Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah dengan
memperdomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah;
B. Hibah dan Bantuan Sosial
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dilakasanakan secara proporsional
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah diantaranya dalam rangka memenuhi:
a) Pendanaan Kegiatan Pemilihan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang
dianggarkan pada jenis belanja hibah dari pemerintah daerah kepada KPU
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Bawaslu Provinsi/Panwas Kabupaten/Kota
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-20
dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2015
tentang Pengelolaan Dana Kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Pengelolaan Dana Kegiatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota;
b) Hibah dan Bantuan sosial yang ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran
program dan kegiatan pemerintah daerah sesuai urgensi dan kepentingan daerah
dalam mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas,
dan manfaat untuk masyarakat sesuai kemampuan daerah setelah
memprioritaskan pemenuhan Belanja Urusan Wajib dan Pilihan dengan
mempedomani Peraturan Kepala Daerah yang mengatur tata cara penganggaran,
pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta
monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan sosial;
c) Penganggaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
(BOP PAUD) yang bersumber dari DAK yang diselenggarakan oleh masyarakat
(swasta);
C. Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa dan Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Desa serta Partai Politik
1. Pemberian Bagi Hasil atas realisasi capaian target pendapatan asli daerah melalui
pemenuhan hak – hak keuangan desa atas bagian Hasil Pajak dan Retribusi
Daerah Paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari realisasi Penerimaan pajak dan
retribusi Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang desa yang telah dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Sumedang
2. Pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa dalam rangka
pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan;
a) Pemenuhan Hak – Hak Keuangan Desa melalui Alokasi Dana Desa sebesar
10% dari Alokasi Dana Perimbangan yang diterima dalam APBD setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang –
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-21
b) Pengalokasikan Dana Desa yang bersumber dari APBN dengan besaran
pengalokasian Dana Desa berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan
tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan
Evaluasi Dana Desa.
c) Bantuan Keuangan yang bersifat Umum dan Khusus Kepada Pemerintah Desa
dalam rangka membantu pelaksanaan Tugas Daerah di desa serta percepatan
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Desa
3. Pemberian Bantuan Keuangan secara proporsional kepada Partai Politik yang
mendapatkan Kursi di DPRD Kabupaten Sumedang, yang penganggarannya
berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tatacara Perhitungan, Penganggaran
dalam APBD dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan Laporan
Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik
D. Belanja Tidak Terduga
Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2017 dan kemungkinan adanya
kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali
dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk
mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang,
seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan
bencana sosial, kebutuhan mendesak lainnya yang tidak tertampung dalam bentuk
program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2018, termasuk pengembalian atas
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.
Alokasi kebijakan Belanja Langsung Tahun Anggaran 2018 antara lain
diprioritaskan untuk:
1. Pemantapan pengelolaan infrastruktur meliputi antara lain jalan, jembatan,
irigasi, air bersih dan infrastruktur daerah lainnya;
2. Pemantapan layanan dasar pada bidang Pendidikan, pembinaan akhlak/moral
dan nilai-nilai budaya Sunda di masyarakat;
3. Peningkatan kualitas layanan dasar bidang kesehatan, antara lain melalui
pengembangan jaminan pelayanan kesehatan gratis dan peningkatan kualitas
sistem pelayanan kesehatan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-22
4. Pemantapan pengelolaan layanan dasar bidang ekonomi antara lain
diprioritaskan pada upaya peningkatan daya beli masyarakat, penanggulangan
kemiskinan(pro poor), perluasan kesempatan kerja (pro job), serta peningkatan
ketersediaan pangan;
5. Peningkatan kualitas manajemen pemerintahan daerah dan desa serta kualitas
jati diri aparatur pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sumedang sebagai
pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah;
6. Melaksanakan komitmen pembangunan berkelanjutan yang sifatnya multi years
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat, serta
penanggulangan dampak sosial ekonominya, antara lain dalam rangka
pembangunan tol Cisumdawu dan pasca penggenangan waduk Jatigede;
7. Mengoptimalkan penataan kawasan perkotaan ibu kota Kabupaten Sumedang;
8. Penumbuhkembangan partisipasi sektor swasta, perguruan tinggi dan swadaya
masyarakat dalam pembangunan daerah;
9. Peningkatan promosi dan investasi daerah serta penciptaan iklim usaha yang
kondusif;
10. Pengembangan daya tarik wisata daerah;
11. Pengadaan lahan Kawasan Pusat Pemerintahan dan Sport Center Tadjimalela;
12. Pendanaan Pemilihan Kepala Daerah sesuai dengan tahapan
Gambaran secara lengkap kebijakan Belanja Daerah pada Tahun 2018, adalah
sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-23
Tabel 3.8. Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015-2017 dan Proyeksi Belaja Daerah Tahun 2018
Kode Rekening
Uraian Jumlah
Perubahan APBD TA. 2015
Perubahan APBD TA. 2016
APBD TA. 2017
Rancangan APBD TA. 2018
II. BELANJA DAERAH 2.573.745.593.744,00 2.629.639.569.456,16 2.405.458.790.523,33 2.440.662.278.850,08 2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.424.141.338.969,30 1.624.093.444.912,18 1.553.963.162.289,68 1.652.445.842.494,10 2.1.1. Belanja Pegawai 1.280.894.954.425,30 1.304.208.451.687,18 1.155.276.78.072,68 1.248.813.499.692,45 2.1.4. Belanja Hibah 13.745.000.000,00 18.144.600.000,00 33.382.088.900,00 39.106.917.375,00 2.1.5. Belanja Bantuan Sosial 1.855.874.450,00 1.514.317.000,00 1.500.000.000,00 1.500.000.000,00 2.1.6. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 5.625.080.000,00 5.538.073.000,00 14.229.486.000,00 14.774.143.062,25
2.1.7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik
121.886.769.167,00
294.361.511.167,00
346.405.574.167,00 346.751.282.364,40
2.1.8. Belanja Tidak Terduga 133.660.927,00 326.492.058,00 3.169.233.150,00 1.500.000.000,00 2.2. BELANJA LANGSUNG 1.149.604.254.774,70 969.242.734.916,85 851.459.628.233,65 788.216.436.355,98 2.2.1. Belanja Pegawai 90.807.669.526,00 66.655.463.646,00 61.545.641.336,00 0,00 2.2.2. Belanja Barang dan Jasa 459.277.269.002,70 401.357.136.554,85 400.459.738.616,65 0,00 2.2.3. Belanja Modal 599.519.316.246,00 501.230.134.716,00 389.490.248.281,00 0,00 JUMLAH BELANJA DAERAH 2.573.745.593.744,00 2.593.336.179.829,03 2.405.458.790.523,33 2.440.662.278.850,08
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2017
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-24
3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang terdiri dari
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2018 dalam RKPD
TAhun 2018 direncanakan sebesar nol rupiah. Sementara kebijakan Pengeluaran
Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2018 meliputi Pembayaran Pokok Utang dan
Penyertaan Modal kepada Badan Usaha Milik Daerah, dengan perincian sebagai berikut:
1. Penyertaan Modal Kepada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Medal Kabupaten
Sumedang sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor
8 Tahun 2016 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Sumedang pada
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Medal Kabupaten Sumedang;
2. Penyertaan Modal kepada kepada Bank Perkreditan Rakyat Bank Sumedang
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 5 Tahun
2016 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Sumedang pada Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Sumedang;
3. Penyertaan modal kepada PT. Bank Jabar Banten (BJB) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Kabupaten Sumedang tentang pada Perseroan terbatas Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Kabupaten Sumedang tentang pada Perseroan terbatas Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
4. Pembayaran utang Likuidasi 6 PD. BPR sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Sumedang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembubaran 6 (enam)
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Dalam Likuidasi di Kabupaten
Sumedang
Adapun gambaran umum Pembiayaan Daerah Kabupaten Sumedang sejak Tahun
2015 sampai dengan Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-25
Tabel 3.9. Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2015-2017 Dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2018
Kode Rek
Uraian Jumlah
Perubahan APBD Perubahan APBD APBD TA. 2017
Rancangan APBD TA. 2018 TA. 2015 TA. 2016
III. PEMBIAYAAN DAERAH 5.450.000.000,00 16.256.108.099,03 5.400.000.000,00 11.920.566.160,00 3.1. Penerimaan Pembiayaan Daerah 156.543.702.544,35 153.065.116.264,48 9.087.185.368,85 - 3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 0,00 - 3.1.2. Pencairan Dana Cadangan Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah 156.543.702.544,35
53.065.116.264,48
9.087.185.368,85
-
3.2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 3.2.1. Pembentukan Dana Cadangan 3.2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 4.650.000.000,00 15.456.108.099,03 3.800.000.000,00 10.946.739.610,00 3.2.3. Pembayaran Pokok Utang 800.000.000,00 800.000.000,00 1.600.000.000,00 730.815.171,40 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah 5.450.000.000,00 16.256.108.099,03 5.400.000.000,00 11.677.554.781,40
PEMBIAYAAN NETTO 151.093.702.544,35 136.809.008.165,45 3.687.185.368,85 (11.920.566.160,00)
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Tahun 2016
3.2.5. Rekapitulasi Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
Adapun rekapitulasi kerangka pendanaan pembangunan daerah Kabupaten Sumedang Tahun Anggaran 2015-2018, sebagaimana tabel berikut :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-26
Tabel 3.10. Rekapitulasi Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2015-2018
KODE REKENING
URAIAN Perubahan APBD
TA 2015 Perubahan APBD
TA 2016 APBD
TA 2017 Rancangan APBD
TA 2018
1. PENDAPATAN DAERAH 2.422.651.891.199,66 2.456.527.171.663,58 2.401.771.605.154,48 2.440.419.267.471,48
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 318.552.026.399,66 340.660.537.990,55 361.161.779.848,48 368.308.340.865,48
1.1.1. Hasil Pajak Daerah 117.674.631.210,00 123.924.591.715,00 124.006.704.058,00 129.453.265.075,00
1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 13.979.033.503,80 15.979.874.658,04 18.288.165.547,48 19.988.165.547,48
1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4.071.882.393,00 6.147.263.424,87 6.797.372.174,00 6.797.372.174,00
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 82.826.479.292,86 194.608.808.192,64 212.069.538.069,00 212.069.538.069,00
1.2. DANA PERIMBANGAN 1.312.916.320.326,00 1.668.033.854.411,00 1.707.369.180.000,00 1.735.226.261.974,00
1.2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 114.949.458.326,00 91.287.214.611,00 112.977.335.000,00 118.055.821.274,00
1.2.2. Dana Alokasi Umum 1.118.845.812.000,00 1.138.929.785.000,00 1.138.929.785.000,00 1.161.708.380.700,00
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 79.121.050.000,00 437.816.854.800,00 455.462.060.000,00 455.462.060.000,00
1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
791.183.544.474,00 447.832.779.262,03 333.240.645.306,00 336.884.664.632,00
1.3.1 Pendapatan Hibah 2.649.000.000,00 11.258.108.099,03 0,00
1.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
123.539.307.310,00 118.219.978.863,00 115.971.662.306,00 119.615.681.632,00
1.3.4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1.662.000.000,00 0,00 0,00 -
1.3.6. Bantuan keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya
177.932.264.540,00 144.564.117.300,00 0,00 -
1.3.7. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
53.634.624,00 0,00 0,00 -
1.3.8. Dana Tunjangan Profesi Guru 407.904.457.000,00 0,00 0,00 -
1.3.9. Dana Desa 77.442.881.000,00 173.790.575.000,00 217.268.983.000,00 217.268.983.000,00
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 2.422.651.891.199,66 2.456.527.171.663,58 2.401.771.605.154,48 2.440.419.267.471,48
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-27
2. BELANJA DAERAH 2.573.745.593.744,00 2.593.336.179.829,03 2.405.458.790.523,33 2.440.662.278.850,08
2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.424.141.338.969,30 1.624.093.444.912,18 1.553.963.162.289,68 1.652.445.842.494,10
2.1.1. Belanja Pegawai 1.280.894.954.425,30 1.304.208.451.687,18 1.155.276.780.072,68 1.248.813.499.692,45
2.1.4. Belanja Hibah 13.745.000.000,00 18.144.600.000,00 33.382.088.900,00 39.106.917.375,00
2.1.5. Belanja Bantuan Sosial 1.855.874.450,00 1.514.317.000,00 1.500.000.000,00 1.500.000.000,00
2.1.6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa
5.625.080.000,00 5.538.073.000,00 14.229.486.000,00 14.774.143.062,25
2.1.7. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
121.886.769.167,00 294.361.511.167,00 346.405.574.167,00 346.751.282.364,40
2.1.8. Belanja Tidak Terduga 133.660.927,00 326.492.058,00 3.169.233.150,00 1.500.000.000,00
2.2. BELANJA LANGSUNG 1.149.604.254.774,70 969.242.734.916,85 851.495.628.233,65 788.216.436.355,98
2.2.1. Belanja Pegawai 90.807.669.526,00 66.655.463.646,00 61.545.641.336,00
2.2.2. Belanja Barang Dan Jasa 459.277.269.002,70 401.357.136.554,85 400.459.738.616,65
2.2.3. Belanja Modal 599.519.316.246,00 501.230.134.716,00 389.490.248.281,00
JUMLAH BELANJA DAERAH 2.573.745.593.744,00 2.593.336.179.829,03 2.405.458.790.523,33 2.440.662.278.850,08
SURPLUS/(DEFISIT) (151.093.702.544,34) (136.809.008.165,45) 3.687.185.368,85 (243.011.378,60)
3. PEMBIAYAAN DAERAH
3.1. Penerimaan Pembiayaan Daerah
3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
156.543.702.544,35 153.065.116.264,48 9.087.185.368,85
-
3.1.2. Pencairan Dana Cadangan 0,00
-
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
156.543.702.544,35 153.065.116.264,48 9.087.185.368,85 -
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-28
3.2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
3.2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
4.650.000.000,00 15.456.108.099,03 3.800.000.000,00 10.946.739.610,00
3.2.3. Pembayaran Pokok Utang 800.000.000,00 800.000.000,00 1600000000,00 730.815.171,40
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH 5.450.000.000,00 16.256.108.099,03 5.400.000.000,00 11.677.554.781,40
PEMBIAYAAN NETTO 151.093.702.544,35 136.809.008.165,45 3.687.185.368,85 (11.677.554.781,40)
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA)
0,00 0,00 (0,00) (11.920.566.160,00)
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-29
3.3. Kebijakan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pendanaan daerah, selain bersumber dari APBD, juga berasal dari Pemerintah
Provinsi (APBD Provinsi) dan Pemerintah Pusat (APBN) berupa Dana Dekonsentrasi
(Dekon) dan Tugas Pembantuan (TP), yang pengalokasiannya sesuai dengan kebijakan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk kepentingan pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Sumedang. Selain itu, ada juga pendanaan yang bersumber
dari BUMN, BUMD Provinsi, BUMD Kabupaten, dan swasta (PMA dan PMDN) berupa CSR
(Corporate Social Responsibility).
3.3.1. APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berupa Dana Dekonsentrasi
(Dekon) dan Tugas Pembantuan (TP) yang dikelola oleh SKPD di Kabupaten Sumedang.
Besarnya alokasi APBN yang masuk ke Kabupaten Sumedang setiap tahunnya mengalami
fluktuasi. Perkembangan alokasi APBN di Kabupaten Sumedang selama kurun waktu 5
(lima) tahun (2011 s.d. 2015) dapat dilihat pada Tabel 3.10. sebagai berikut:
Tabel 3.11. Jumlah Dana APBN Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kabupaten
Sumedang Tahun 2011-2015
Pagu
Dana
Jenis APBN Jumlah
Dekonsentrasi Tugas Pembantuan
2011 1.055.755.000,00 28.863.303.000,00 29.919.058.000,00
2012 0 27.643.824.000,00 27.643.824.000,00
2013 0 18.748.600.000,00 18.748.600.000,00
2014 0 12.199.150.000,00 12.199.150.000,00
2015 0 16.761.564.000,00 16.761.564.000,00
Sumber: Dinas Kesehatan, 2015 Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, 2015 Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2011 Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, 2015 Badan Ketahanan Pangan, Penyluluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, 2012 Dinas Pendidikan, 2013 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, 2012
Distribusi alokasi dana APBN berupa Dana Dekonsentrasi yang masuk ke
Kabupaten Sumedang melalui SKPD Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-30
Tabel 3.12. Alokasi Dana Dekosentrasi Berdasarkan SKPD di Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015
No. SKPD Pagu Anggaran (dalam Ribuan Rupiah)
Jumlah 2011 2012 2013 2014 2015
1 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura
500.000.000,00 0 0 0 0 500.000.000,00
2 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
555.755.000,00 0 0 0 0 555.755.000,00
Jumlah 1.055.755.000,00 0 0 0 0 1.055.755.000,00 Sumber: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, 2011 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura, 2011
Distribusi alokasi dana APBN berupa Tugas Pembantuan yang masuk
ke Kabupaten Sumedang melalui SKPD Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada
Tabel 3.13.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page III-31
Tabel 3.13. Alokasi Dana Tugas Pembantuan Berdasarkan SKPD di Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2015
No. SKPD Pagu Anggaran (dalam ribuan rupiah)
Jumlah 2011 2012 2013 2014 2015
1. Dinas Kesehatan 2.400.000,00 5.287.600,00 2.758.800,00 3.787.260,00 5.419.068,00 19.652.728,00 2. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 1.621.634,00 912.000,00 539.778,00 520.520,00 1.601.096,00 5.195.028,00 3. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 2.132.557,00 0 1.721.087,0 0 0 3.853.644,00 4. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura 8.767.593,00 5.199.300,00 7.977.337,00 7.325.650,00 9.741.400,00 39.011.280,00 5. Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan 1.001.700,00 1.180.700,00 1.031.800,00 0 0 3.124.200,00
6. Dinas Pendidikan 1.012.800,00 302.820,00 0 0 0 1.315.620,00 7. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga 0 0 1.500.000,00 0 0 1.500.000,00 8. Dinas Peternakan dan Perikanan 11.256.285,00 4.123.410,00 3.149.770,00 565.820,00 0 19.095.285,00 9. BLK UKM 670.734,00 0 0 0 0 670.734,00
10. BPMPD 0 10.637.994,00 0 0 0 10.637.994,00 Jumlah 28.863.303,00 27.643.824,00 18.678.572,00 12.199.150,00 16.761.564,00 104.146.513,00
Sumber: Dinas Kesehatan, 2015 Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, 2015 Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2011 Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, 2015 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, 2013 Badan Ketahanan Pangan, Penyluluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, 2013 Dinas Pendidikan, 2012 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, 2012
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang (RKPD) Tahun 2018 Page III-32
3.3.2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) dan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Kerjasama dunia usaha (BUMD, BUMN, dan Swasta) dengan Pemerintah
Kabupaten Sumedang melalui Program TJSPL/PKBL di Kabupaten Sumedang telah
difasilitasi sehingga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembangunan
daerah. Rincian alokasi anggaran TJSLP/PKBL di Kabupaten Sumedang dapat dilihat
pada Tabel 3.13., 3.14., dan 3.15.
Tabel 3.14. Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana
Perusahaan BUMD Kabupaten Sumedang dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014
No. Nama
Perusahaan Pagu Anggaran
Jumlah 2011 2012 2013 2014
1
PT. Bank BJB 264.242.431,00 352.428.568,00 399.890.361,00 0 1.016.561.360,00
Sumber: Bagian Pengendalian Pembangunan, Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang, 2014
Tabel 3.15. Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana
Perusahaan BUMN Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2014
No. Nama
Perusahaan
Pagu Anggaran Jumlah
2011 2012 2013 2014 1. PT. Askes 229.500.000,00 337.500.000,00 90.000.000,00 0 657.000.000,00
2. PT. BSM Syariah 10.000.000,00 59.500.000,00 87.450.000,00 95.000.000,00 251.950.000,00
3. Perum Perhutani 364.524.120,00 208.758.500,00 247.508.000,00 34.783.000,00 855.573.620,00
4. PT. PLN 7.500.000,00 0 0 0 7.500.000,00
5. PT. Bank Mandiri
25.000.000,00 490.000.000,00 0 0 515.000.000,00
Sumber: Bagian Pengendalian Pembangunan, Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang, 2014
Tabel 3.16. Rekapitulasi Jumlah Pendanaan Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana
PMDN/PMA Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2014
No. Nama
Perusahaan Pagu Anggaran
Jumlah 2011 2012 2013 2014
1. PT. Coca Cola Amatil Indonesia
2. PT. Bank Mega 6.000.000,00 6.000.000,00 6.000.000,00 6.000.000,00 24.000.000,00 Sumber: Bagian Pengendalian Pembangunan, Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang, 2014
Beberapa kegiatan TJSLP/PKBL yang dilakukan di Kabupaten Sumedang,
sebagian besar bertema pengabdian pada masyarakat, seperti bantuan hewan kurban
pada saat Idul Adha dan bantuan air bersih untuk masyarakat yang tidak terjangkau
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada saat kemarau.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang (RKPD) Tahun 2018 Page III-33
Tabel 3.17. Rekapitulasi Program Kegiatan TJSLP/PKBL Sumber Dana PMDN/PMA
Kabupaten Sumedang Tahun 2011-2014
No. Nama
Perusahaan Program
2011 2012 2013 2014 1. PT. Coca Cola
Amatil Indonesia
Coke Farm Coke Farm Biopori untuk Pendidikan dan Masyarakat – SMAN I Cimanggung dan Desa Cihanjuang Coke Kicks – Grass Roots Soccer Development Program Across Indonesia
Coke Farm
2. PT. Kwalram Indonesia
Pemberian Beasiswa Bantuan Air Bersih Bantuan Hewan Kurban
Sumber : Bagian Pengendalian Pembangunan, Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang, 2014
3.3.3. Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)
Salah satu alternative pembiayaan dalam rangka mendukung pembangunan
adalah melalui Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). PHLN adalah setiap penerimaan
Negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam
bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar
negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.
Sumber PHLN adalah berasal dari Negara asing, lembaga multilateral, lembaga
keuangan dan lembaga non keuangan asing. Jenis pinjamannya dapat berupa pinjaman
lunak, fasilitas kredit ekspor, pinjaman komersial, dan pinjaman campuran.
Sumber pendanaan pembangunan melalui DIPA APBN di Kabupaten Sumedang
pada Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 Dapat dilihat pada Tabel 3.17.
Tabel 3.18. Rekapitulasi DIPA Berdasarkan Jenis Kewenangan Tahun 2013 – 2015 di Kabupaten Sumedang
No. Jenis
Kewenangan Pagu DIPA
2013 2014 2015 1. Kantor Pusat 0 0 0 2. Kantor Daerah 0 0 0 3. Dekonsentrasi 0 0 0 4. Tugas Pembantuan 900.000.000,00 12.199.150.000,00 16.761.564.000,00 5. Urusan Bersama 61.554.088.000,00 0 24.504.992.000,00
Jumlah 62.454.088.000,00 12.199.150.000,00 40.266.556.000,00 Sumber: Dinas Kesehatan, 2015 Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, 2015 Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, 2015 Dinas Pendidikan, 2013
Dari jumlah tersebut, jumlah alokasi PHLN yang masuk ke Kabupaten Sumedang
pada Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.19.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang (RKPD) Tahun 2018 Page III-34
Tabel 3.19. Alokasi Dana PHLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga Tahun 2013-2015 di Kabupaten Sumedang
No. Kementerian/Lembaga Besaran Anggaran (Rp)
2013 2014 2015 1 Kementerian Dalam Negeri 10.151.000.000,00 0 0 2 Kementerian Kelautan dan
Perikanan 900.000.000,00 0 0
3 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2.550.000.000,00 0 4.310.000.000,00
Jumlah 13.601.000.000,00 0 4.310.000.000,00 Sumber: Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Perumahan, dan Permukiman, 2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, 2013 Dinas Peternakan dan Perikanan, 2013
Program dan kegiatan yang bersumber dari PHLN yang dialokasikan untuk
Kabupaten Sumedang dari Kementerian/Lembaga adalah sebagai berikut:
Tabel 3.20. Program dan Kegiatan yang Bersumber Dana dari PHLN Berdasarkan
Kementerian/Lembaga Tahun 2015 di Kabupaten Sumedang
No. Nama
Kementerian /Lembaga
Nama Satker
Nama Program
Nama Kegiatan Pagu
1 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Perumahan, dan Permukiman Kabupaten Sumedang
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
1. Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
2. Pembinaan dan Pengembangan Air Minum
2.550.000.000,00
1.760.000.000,00
Jumlah 4.310.000.000,00 Sumber: Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Perumahan, dan Permukiman, 2015
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-1
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
4.1.1. Perspektif Pembangunan Nasional 2015-2019
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, bahwa dengan
mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi
dan capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional untuk tahun
2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Secara umum Strategi Pembangunan Nasional menggariskan hal-hal antara lain,
Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
a. Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat;
b. Setiap upaya meningkatkan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak
boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak
keseimbangan pembangunan;
c. Memberikan perhatian khusus kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan
menengah-bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan
mengurangi keleluasaan pelaku pelaku besar untuk terus menjadi agen
pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi
yang;
d. Berkelanjutan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-2
e. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung
lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang
berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan.
Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan
nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:
1) Sasaran Makro;
2) Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat:
3) Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
4) Sasaran Dimensi Pemerataan;
5) Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah;
6) Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
4.1.2. Perspektif Pembangunan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Atas dasar Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, bahwa dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta
isu-isu strategis yang terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun 2013-2018 yaitu "Jawa
Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua".
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-3
Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya
saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat
menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak
dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang
pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara
pangan, ketahanan ekonomi dan sosial.
Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara
lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam
menjalani kehidupan.
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat
Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai
berikut:
Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis,
berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara
dan siap berkompetisi
Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan.Hal ini untuk
menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin
maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan
non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak
tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan
Perluasan Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu
Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam
pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis
IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan
pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen
pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota
dengan manajemen lintas kabupaten/kota.
Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa
Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-4
dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta
didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas
antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi.
Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan
Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial
kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan
modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya
jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda
dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan
internasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan industri pariwisata yang
berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal.
Untuk mendukung tujuan dan pencapaian sasaran misi, kebijakan umum
pembangunan Jawa Barat diarahkan untuk :
1. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing dimaknai melalui kebijakan
optimalisasi kualitas dan sebaran layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan
sosial, serta peningkatan kapabilitas sumber daya manusia Jawa Barat;
2. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan dimaknai melalui kebijakan
pengembangan kemampuan dan daya saing ekonomi Jawa Barat berbasis potensi
lokal;
3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme tata kelola dan
perluasan partisipasi publik dimaknai melalui kebijakan penyelenggaraan good
governance yang bermutu, akuntabel, toleran, dan berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi;
4. Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur
strategis yang berkelanjutan dimaknai melalui kebijakan optimalisasi kuantitas,
kualitas, dan pelayanan infrastruktur wilayah serta pengendalian tata ruang berbasis
daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana serta peningkatan penciptaan dan
pemanfaatan energi baru terbarukan;
5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran pemuda,
olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal dimaknai melalui
kebijakan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan yang berbasis potensi
lokal.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-5
4.1.3. Perspektif Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2014-2018
Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
adalah: “Pada Tahun 2018 Sumedang Sejahtera, Nyunda, Maju, Mandiri dan
Agamis (Senyum Manis)”
Penjelasan dari visi jangka menengah tersebut adalah sebagai berikut:
SEJAHTERA adalah kondisi masyarakat Kabupaten Sumedang yang secara lahir
batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan, yang ditandai
dengan meningkatnya IPM, rendahnya kemiskinan (persentase), rendahnya indeks
pemerataan (Gini Coefficient), dan berkurangnya kasus kejahatan.
NYUNDA adalah karakter masyarakat Kabupaten Sumedang yang dilandasi
filosofi dan nilai-nilai kesundaan sebagai pengungkit Pembangunan. Ditandai dengan
banyaknya kegiatan-kegiatan kebudayaan, partisipasi dalam kegiatan kebudayaan dan
kepariwisataan.
MAJU adalah kondisi terwujudnya akselerasi pembangunan ke arah yang lebih
baik dengan semakin meningkatnya kualitas sumberdaya manusia dan hasil-hasil
pembangunan, ditandai dengan meningkatnya PDRB (pertumbuhan ekonomi).
MANDIRI adalah kemampuan masyarakat Kabupaten Sumedang dalam
mengelola potensi sumberdaya yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kearifan lokal sehingga memiliki daya saing untuk mencapai kesejahteraan. Ditandai
dengan meningkatnya PAD (kapasitas fiskal), meningkatnya kerja sama pemerintah-
swasta-akademisi, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
meningkatnya indeks adaptasi teknologi.
AGAMIS adalah sikap dan prilaku hidup masyarakat Kabupaten Sumedang yang
mencerminkan dan merefleksikan nilai-nilai agama yang diyakininya. Ditandai dengan
banyaknya kegiatan keagamaaan, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan keagamanaan, dan tidak adanya konflik antar penganut agama
(internal dan eksternal).
Misi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sumedang Tahun 2014-2018
adalah:
1. Meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan reformasi
birokrasi dan kualitas demokrasi
2. Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas,
terampil, dan produktif yang dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
3. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-6
4. Mengembangkan perekonominan Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan
berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha
kecil dan menengah
5. Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari
berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
Tabel 4.1. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Sumedang
RKPD 2018 PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
TAHUN 2014-2018 1. Pengentasan Kemiskinan, Pengangguran,
dan Peningkatan Pemberdayaan dalam Perekonomian;
2. Perluasan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur ;
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang Berkelanjutan dan Menjadi Motor Kemajuan Ekonomi;
4. Dampak sosial ekonomi pembangunan Waduk Jatigede dan Tol Cisumdawu;
5. Ketahanan Pangan dan Energi Daerah; 6. Pengembangan Ekonomi Kreatif
Masyarakat; 7. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan
Kinerja Pelayanan Publik; 8. Keterjangkauan, Kualitas
Penyelenggaraan Pendidikan, Pengembangan IPTEK, dan Daya Saing SDM;
9. Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat, dan Lingkungan yang Bersih;
10. Kelestarian Budaya, dan Kemajuan Pariwisata.
1. Perluasan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur ;
2. Pengentasan Kemiskinan, Pengangguran, dan Peningkatan Pemberdayaan dalam Perekonomian;
3. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik;
4. Keterjangkauan, Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan, Pengembangan IPTEK, dan Daya Saing SDM;
5. Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat, dan Lingkungan yang Bersih;
6. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang Berkelanjutan dan Menjadi Motor Kemajuan Ekonomi;
7. Ketahanan Pangan dan Energi Daerah; 8. Pengembangan Ekonomi Kreatif
Masyarakat; 9. Kelestarian Budaya, dan Kemajuan
Pariwisata ; 10. Dampak sosial ekonomi pembangunan
waduk Jatigede dan Tol Cisumdawu.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang, dapat
dijelaskan bahwa hubungan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan adalah
sebagaimana yang digambarkan dalam Tabel 4.2.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-7
Tabel 4.2. Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Visi : Pada Tahun 2018 Sumedang Senyum Manis
4.2. Tema dan Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2018
Prioritas pembangunan daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2018 sebagai
bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia serta bagian dari
Misi Tujuan Sasaran 1. Meningkatkan
efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan pelayanan publik dan kualitas demokrasi
1.1. Mewujudkan reformasi birokrasi dalam kelembagaan, SDM, dan sistem pelayanan publik
1.1.1. Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif
1.1.2. Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah
1.1.3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
1.1.4. Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel
1.2. Mewujudkan kualitas demokrasi
1.2.1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
2. Mengembangkan sumber daya manusia Kabupaten Sumedang yang sehat, cerdas, terampil, dan produktif dilandasi dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
2.1. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Sumedang
2.1.1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan
2.1.2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
2.1.3. Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat
3. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah
3.1. Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan infrastruktur wilayah yang berkualitas
3.1.1. Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah
3.1.2. Terwujudnya infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru
4. Mengembangkan perekonomian Kabupaten Sumedang yang berdaya saing dan berkeadilan, serta memberdayakan dan melindungi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah
4.1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4.1.1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang
4.1.2. Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat
4.1.3. Meningkatnya ketahanan pangan daerah
5. Mengembangkan lingkungan Kabupaten Sumedang yang aman, nyaman, dan lestari berbasis budaya dan nilai-nilai kesundaan sebagai daya ungkit pembangunan
Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan nilai-nilai kesundaan di Kabupaten Sumedang
5.1.1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan
5.1.2. Lestarinya nilai-nilai kesundaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-8
Provinsi Jawa Barat, ditetapkan dengan memperhatikan prioritas pembangunan
nasional dan prioritas pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018.
Tema pembangunan nasional Tahun 2018 yaitu : “Memacu Investasi dan
Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”.
• Sedangkan tema pembangunan provinsi Jawa Barat Tahun 2018 yaitu
“Percepatan Pembangunan Manusia Bagi Upaya Peningkatan Daya Saing
Menuju Kemandirian Masyarakat“
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan, sejalan dengan prioritas
pembangunan nasional dan provinsi, serta fokus-fokus sebagaimana tertuang dalam
RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025, dan Program Unggulan Kepala Daerah
periode Tahun 2014-2018, maka Tema Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun 2018 adalah “Akselerasi Pemerataan Pembangunan Melalui Optimalisasi
Pengembangan Potensi Wilayah”, dengan prioritas pembangunan daerah sebagai
berikut:
Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2018 dan Program Prioritas Tahun 2018 RPJMD
No. Prioritas Pembangunan
Daerah (RKPD)
Program Prioritas Tahun 2018
(RPJMD)
Kinerja Perangkat Daerah (PD) Indikator Target
1 Prioritas 1 : Meningkatnya pemerataan pendapatan masyarakat
Program Pembinaan Pedagangan Kaki Lima dan Asongan
Jumlah pedagang kaki lima dan asongan yang tertata
1 wilayah Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan
Persentase peningkatan sarana dan prasarana bidang peternakan
10% Dinas Perikanan dan Peternakan
Program Peningkatan pengelolaan hasil produksi peternakan
Peningkatan kualitas produk olahan peternakan
1 unit usaha Dinas Perikanan dan Peternakan
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Meningkatnya kualitas SDM KUMKM berbasis sumber daya lokal
100 orang Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
Meningkatnya Jaringan Usaha. kemitraan dan fasilitasi PIRT dan Halal
100 UKM Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Terwujudnya fasilitasi bantuan permodalan dan sarana usaha KUMKM
100 KUKM Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Besaran Pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
100% Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2
Prioritas 2: Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang
Program Peningkatan dan Pengembangan Eksport
Peningkatan pengusaha industri dan perdagangan di Kabupaten Sumedang yang menguasai prosedur ekspor dan impor
30 orang Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan dalam negeri
Bertambahnya Jumlah promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Daerah
4 kali Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Terbangunnya lembaga dan kerjasama kemitraan antara Pelaku usaha besar/asosiasi pengusaha dengan Pelaku
1 kali Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-9
usaha kecil/UKM
Terlaksananya sistem resi gudang untuk komoditi unggulan daerah
100% Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Meningkatnya kualitas SDM pengelola dan pedagang Pasar Tradisional
175 orang Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Meningkatnya Sarana dan prasarana pasar yang representatif
75% Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Sinkronisasi kebijakan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
6 lembaga Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Meningkatnya Iklim Usaha perdagangan yang kondusif
95% Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Pemberdayaan dan Perlindungan Pasar Tradisional
Meningkatnya omset pasar tradisional 1 persen per tahun
Rp. 1.066.000.000
Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Peningkatan produksi padi sebesar 2% per tahun
564.033 ton GKG Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Peningkatan produksi palawija sebesar 2% per tahun
269.427 ton Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Peningkatan produksi hortikultura unggulan dan prospektif daerah
262.000 ton Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Meningkatnya kemitraan usaha tani
17 Kelompok Tani Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Peningkatan lahan produktif perkebunan
73 ha Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program Pengembangan Agribisnis
Frekuensi fasilitasi kemitraan usaha agrobisnis komoditas perkebunan
1 kel Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program Pembangunan Sarana, Prasarana dan Infrastruktur Pertanian lainnya
Ketersediaan sarana prasarana dan infrastruktur perkebunan
21 kel Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan produksi hasil peternakan
Persentase peningkatan produksi daging, telur dan susu
4% Dinas Perikanan dan Peternakan
a. Daging 14.000 ton
b. Telur 1.432 ton
c. Susu 16.138 ton
Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Persentase pengendalian tingkat kematian ternak dan pengendalian penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan Zoonosis
100% Dinas Perikanan dan Peternakan
Program Peningkatan Kesehatan masyarakat veteriner
Tingkat keamanan Pangan Asal Hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)
100% Dinas Perikanan dan Peternakan
Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
Terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanam modal. memperkuat daya saing perekonomian dan mempercepat peningkatan penanaman modal
3 Perda/Perbup/Informasi Peluang Usaha
Dinas PMPTSP
Terlaksananya kegiatan penanaman modal yang sesuai dengan hak. kewajiban dan tanggungjawab penanaman modal
100% Dinas PMPTSP
Program Peningkatan promosi dan kerjasama
Terselenggaranya kerjasama kemitraan antara UMKM dengan pemerintah
3 kali Dinas PMPTSP
Meningkatnya citra sumedang 2 kali Dinas PMPTSP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-10
sebagai daerah tujuan penanaman modal dan meningkatnya minat akan peluang penanaman modal yang prospektif
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan
Terselenggaranya pelayanan perijinan dan non perijinan penanaman modal
100% Dinas PMPTSP
Program Pengembangan Sistem Pendukung usaha bagi UMKM
Terciptanya akselerasi pasar yang kuat bagi KUMKM
130 KUKM Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Meningkatnya Kualitas Pemasaran dan jaringan usaha UKM yang kompetitif
240 UKM Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Jatidiri Koperasi dan Akses Kemitraan Koperasi
72 Koperasi Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Persentase peningkatan kunjungan wisatawan 205 per tahun
100% Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Destinasi wisata unggulan yang dikembangkan
1 lokasi Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Peningkatan jumlah usaha Industri yang menggunakan teknologi yang lebih maju
5 kelompok Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Peningkatan jumlah IKM yang dilatih dalam pengelolaan usaha dan legalitas usaha
5 kelompok Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Peningkatan jumlah perajin/pengusaha dalam industri kreatif yang berbasis budaya unggulan
20 orang Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial
Pengembangan sistem dan jaringan informasi Perindustrian
26 kecamatan Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Peningkatan Jumlah promosi produk IKM yang diikuti
3 kali Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
3 Prioritas 3 : Terwujudnya infrastrukur di kawasan pengembangan ekonomi baru
Program Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
Jumlah sarana dan prasarana Pasar Hewan Lokal yang terpelihara
- Dinas Perikanan dan Peternakan
Persentase peningkatan sarana dan prasarana Pasar Hewan Regional
10% Dinas Perikanan dan Peternakan
4 Prioritas 4 : Meningkatnya kualitas infrastruktur wilayah dalam mendorong pengembangan wilayah
Prgram Peningkatan Efesiensi Perdagangan dalam negeri
Peningkatan Sistem Jaringan Informasi Perdagangan serta penggunaan produk dalam negeri
30 orang Dinas Koperasi, UKM, Dagperin
Program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan
Terwujudnya pemeliharaan rutin jalan dan jembatan per tahun dilaksanakan pada 30% total panjang jalan
17,97 km Dinas PUPR
Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan
Ketersediaan data base jalan dan jembatan
100% Dinas PUPR
Program Pengendalian Banjir
Jumlah bantaran dan tanggul sungai yang terehabilitasi
80% Dinas PUPR
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi. rawa. dan jaringan pengairan
Luasan daerah irigasi (DI) yang terlayani air irigasi
24.022,2 ha Dinas PUPR
Program Pengembangan kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan
Ketersediaan MCK 85% Dinas PUPR
Program pembangunan saluran
Berkurangnya jumlah titik genangan
15% Dinas PUPR
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-11
drainase/gorong-gorong
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
Ketersediaan air baku 100% Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Program Pembangunan Sarana, Prasarana dan Infrastruktur Lainnya
Ketersediaan sarana, prasarana dan infrastruktur pertanian
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
- Alsintan 250 unit
- Jaringan Irigasi Perdesaan 500 ha
- Jalan Usaha Tani 10 km
Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
Peningkatan infrastruktur di wilayah strategis
100% Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
100% Dinas Perhubungan
Ketersediaan Peraturan/Dokumen Pendukung Bidang Perhubungan
100% Dinas Perhubungan
Program Lingkungan Sehat Perumahan
Ketersediaan saluran drainase/gorong-gorong di Kawasan IPP
- Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
5. Prioritas 5 : Meningkatnya ketahanan pangan daerah
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan
Persentase Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita
91.50% Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Persentase Penguatan Cadangan Pangan
79.80% Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Persentase Ketersediaan Informasi Pasokan Harga dan Akses Pangan di Daerah
100.00% Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Persentase Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
100.00% Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Persentase Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
95.70% Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
100.00% Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan
75.00% Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
Bertambahnya jumlah kelompok tani yang menerapkan pengelolaan pasca panen dan perbaikan mutu pengelolaan hasil pertanian
5 Kelompok tani Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program Pengembangan budidaya perikanan
Peningkatan produksi ikan : Dinas Perikanan dan Peternakan a. Ikan konsumsi 24.000 ton
b. Ikan Hias 598.112 ekor
c. Benih Ikan 211.629 ribek
Program Peningkatan sarana dan prasarana bidang perikanan
Persentase peningkatan sarana prasarana produksi perikanan
10% Dinas Perikanan dan Peternakan
Program Peningkatan Konsumsi Hasil Perikanan
Peningkatan tingkat konsumsi ikan
18.40 kg/kapita Dinas Perikanan dan Peternakan
Program Optimalisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan
Peningkatan kualitas produk olahan perikanan
5 unit usaha Dinas Perikanan dan Peternakan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Jumlah kelompok usaha aneka Hasil Hutan Non Kayu
DLHK
6 Prioritas 6 : Meningkatnya kualitas penyelenggaraan
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Tercapainya angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini
Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) Dinas Pendidikan
- PAUD (TK/RA) 94,50%
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-12
pendidikan Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
- PAUD (TK/RA) 65,93%
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Tercapainya Angka Partisipasi Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) Dinas Pendidikan
- SD/MI sederajat 120.95%
- SMP/MTs sederajat 108.14%
Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
- SD/MI sederajat 106.74%
- SMP/MTs sederajat 105.67%
Persenatase SD/MI Gratis 100% Dinas Pendidikan
Persenatase SMP/MTs Gratis 100% Dinas Pendidikan
Program Pendidikan Menengah
Tercapainya Partispasi Pendidikan Menengah
Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah Dinas Pendidikan
- SMA/MA sederajat - SMK Angka Partisipasi Kasar (APK) Dinas Pendidikan
- SMA/MA Sederajat
- SMK Angka Partisipasi Murni (APM) Dinas Pendidikan
- SMA/MA Sederajat - SMK Persentase SMA/SMK/MA Gratis
Dinas Pendidikan
Program Pelayanan Pendidikan Non Formal
Tercapainya Partispasi Pendidikan Non Formal
Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Kejar Paket A 2.80% Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Kejar Paket B
7.00% Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Kejar Paket C 7.00% Dinas Pendidikan
Angka Melek Huruf 98.32% Dinas Pendidikan
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Tercapainya Kinerja Pendidikan
Dinas Pendidikan
Angka RLS 8.49%
Angka tingkat pendidikan yang ditamatkan
Dinas Pendidikan
- SD/MI 100%
- SMP/MTs 100%
- SMA/MA 100%
- SMK 100%
Program Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kelayakan Guru SD 96,43% Dinas Pendidikan
Kelayakan Guru SMP 98,98% Dinas Pendidikan
Kelayakan Guru SMA 98,98% Dinas Pendidikan
Kelayakan Guru SMK 98,98% Dinas Pendidikan
Program pengadaan dan peningkatan sarana prasarana pendidikan kesehatan
Rasio sarana praktek/mahasiswa
1:5 rasio Akademi Keperawatan
Pengembangan SDM dalam bidang kesehatan
Jumlah keluarga yang terbina dalam bidang kesehatan
120 KK Akademi Keperawatan
7. Prioritas 7 : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Jumlah Akreditasi sarana dan tenaga kesehatan di Puskesmas
25 Unit Dinas Kesehatan
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya
Jumlah Puskesmas 36 unit Dinas Kesehatan
Jumlah Puskesmas Perawatan 16 unit Dinas Kesehatan
Jumlah Puskesmas PONED 32 unit Dinas Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit Tanpa Kelas
Dinas Kesehatan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Ketersediaan Obat dan Alat kesehatan
100% Dinas Kesehatan
Program Upaya Kesehatan masyarakat
UPTD yang mendapatkan biaya penunjang kegiatan dlam melaksanakan pelayanan
100% Dinas Kesehatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-13
kesehatan dasar
Persentase Kualitas Air Minum yang memenuhi syarat
Dinas Kesehatan
Persentase Penduduk/RT yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas
Dinas Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan PHBS di Rumah tangga
70% Dinas Kesehatan
Cakupan Desa siaga aktif Purnama
40% Dinas Kesehatan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Cakupan penduduk yg menggunakan jamban sehat
75% Dinas Kesehatan
Cakupan Desa yg melaksanakan STBM
80 Desa Dinas Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Persentase penduduk yang terlindungi jaminan pemeliharaan kesehatan berbasis asuransi
50% Dinas Kesehatan
Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Tersedianya data terpilah perspektif gender (berdasarkan jenis kelamin)
100% Dinas Kesehatan
Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular
Penemuan dan Penanganan penderita penyakit menular:
Dinas Kesehatan
Penemuan pasien baru TB BTA + (CDR)
80% Dinas Kesehatan
Penemuan penderita Pneumoni pada Balita
86% Dinas Kesehatan
Penanganan penderita HIV/AIDS
100% Dinas Kesehatan
Penanganan penderita malaria 100% Dinas Kesehatan
Penanggulangan penyakit DBD :
100%
Dinas Kesehatan
- Penderita DBD yang ditangani
- Case Fatality Rate (CFR) <1%
Desa/Kel UCI 100% Dinas Kesehatan
Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
100% Dinas Kesehatan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Cakupan Kunjungan Ibu hamil K4
96% Dinas Kesehatan
Cakupan Pelayanan Balita 80% Dinas Kesehatan
Kunjungan neonatus KN3 96% Dinas Kesehatan
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani
72% Dinas Kesehatan
Program Jaminan Persalinan
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90% Dinas Kesehatan
Cakupan MP ASI anak usia 6 - 24 bln gakin
100% Dinas Kesehatan
Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan
100% Dinas Kesehatan
Persentase balita gizi buruk <1% Dinas Kesehatan
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun (3.5%)
2.50% Dinas PPKB
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
Persentase peningkatan partisipasi masyarakat dalam berolahraga
20% Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga
8 Prioritas 8 : Meningkatnya
Program Penataan Administrasi
Penduduk bernomor induk kependudukan (NIK) Nasional
100% Disdukcasip
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-14
kualitas pelayanan publik
Kependudukan Rasio kepemilikan kartu keluarga per satuan kepala keluarga
99% Disdukcasip
Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk wajib KTP
99% Disdukcasip
Rasio bayi berakte kelahiran 80% Disdukcasip
Rasio pasangan berakte nikah 80% Disdukcasip
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Persentase penduduk yang terlindungi jaminan pemeliharaan kesehatan berbasis asuransi
50% Dinas Kesehatan
Pelayanan terhadap pasien gakin yang datang ke rumah sakit pada setiap unit
100% RSUD
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
Jumlah Tempat tidur pasien 20 unit RSUD
Program Penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah
Tersusunnya dokumen basis data potensi daerah, dokumen daya tarik daerah. dokumen strategi pemikat investor dan dokumen prosedur investasi
100% DPMPTSP
Peningkatan pengetahuan masyarakat, dunia usaha dalam bidang penanaman modal
1 (satu) kali DPMPTSP
Peningkatan Pelayanan Angkutan
Jumlah Orang yang terangkut angkutan umum/hari
49.000 orang Dinas Perhubungan
Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Penurunan tingkat kecelakaan lalu lintas
237 kejadian Dinas Perhubungan
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Ketersediaan fasilitas lalu lintas
70% Dinas Perhubungan
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ yang Terpelihara
70% Dinas Perhubungan
Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
Peningkatan KIR angkutan umum
3.600 kendaraan Dinas Perhubungan
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Persentase PMKS skala Kabupaten Sumedang yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya)
Persentase PMKS skala Kabupaten Sumedang yang menerima program pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Pembinaan Lanjut Usia Terlantar
Persentase PMKS skala Kabupaten Sumedang yang menerima program pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Pembinaan Anak Terlantar
Persentase PMKS skala Kabupaten Sumedang yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-15
Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan social
Persentase panti sosial skala Kabupaten Sumdang yang menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan social
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Persentase Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) yang menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan social
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Perlindungan Sosial bagi PMKS yang termasuk dalam kriteria Korban Bencana.
Persentase korban bencana skala Kabupaten Sumedang yang menerima Bantuan Sosial selama masa tanggap darurat
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Persentase Korban Bencana skala Kabupaten Sumedang yang dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap
100%
Program Pembinaan dan latihan bagi penyandang cacat dan eks trauma
Persentase Penyandak Cacat Fisik dan Mental serta Lanjut Usia tidak Potensial yang telah menerima jaminan social
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Perlindungan dan Pengembangan Ketenagakerjaan
Besaran Pekerja/Buruh yang menjadi peserta Program Jamsostek
100% Disnakertrans
Besaran Pemeriksaan Perusahan
100% Disnakertrans
Besaran Pengujian Peralatan Perusahaan
100% Disnakertrans
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayan Terpadu
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayan Terpadu
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Penguatan Kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayan Terpadu
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Pengembangan Pusat Informasi dan Konseling KRR
Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun (3.5%)
2.50% Dinas Pengendalian Pendudukn dan Keluarga Berencana
Program Pelayanan Kontrasepsi
Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif (65%)
74,28% Dinas Pengendalian Pendudukn dan Keluarga Berencana
Program Pembinaan Peranserta Masyarakat Dalam Pelayanan KB-KR Yang Mandiri
Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need) 5%
4,5% Dinas Pengendalian Pendudukn dan Keluarga Berencana
Program penyiapan tenaga pendamping Kelompok Bina Keluarga
Cakupan Anggota Bina Keluar-ga Balita (BKB) ber-KB (70%)
93,29% Dinas Pengendalian Pendudukn dan Keluarga Berencana
Program Pengembangan Model Operasional BKB. Posyandu- Paud
Cakupan Anggota Bina Keluar-ga Balita (BKB) ber-KB (70%)
93,29% Dinas Pengendalian Pendudukn dan Keluarga Berencana
Kerja sama Informasi dengan Media Massa
Frekuensi pelaksanaan diseminasi informasi Nasional
26 Kecamatan Dinas Komunikasi dan Informasi,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-16
Persandian dan Statistik
Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informatika
Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal dan BTS
- Radio/TV lokall/BTS
Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Pembinaan Telematika Daerah
Jumlah Wilayah, Media Elektronik dan Media Komunikasi yang Terbina
79.42% Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Pengembangan komunikasi, informasi, dengan media masa
Jumlah Jaringan Komunikasi Stasioner
7.340 jaringan Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Jumlah Jaringan Komunikasi Mobile
400.000 jaringan Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Rasio Wartel/Warnet terhadap Penduduk
0.22 rasio Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Tersedianya data, informasi dan administrasi pertanahan
1 (satu) paket Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
Terfasilitasinya Kebutuhan lahan untuk Kepentingan umum
1(satu) paket Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Frekuensi kriminalitas di dusun/desa
0 (nol) kasus Satpol PP
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Cakupan patroli siaga, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat (3 x Patroli dalam 1 hari)
70% Satpol PP
Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (1 orang setiap RT atau sebutan lainnya)
75% Satpol PP
Program Pemeliharaan Keamanan, ketentraman, ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak criminal
Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
90% Satpol PP
Program pembinaan dan pengembangan bidang energi baru terbarukan
Berkembangnya Energi Alternatif di masyarakat
20 KK Dinas Perhubungan
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
Rasio elektrifikasi -
Ketersediaan lampu penerangan jalan umum
-
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
Persentase pengawasan pemegang IUP
-
Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
Menurunnya resiko bencana di daerah rawan bencana geologi
-
Program Pengembangan Wilayah Ketransmigrasian
Jumlah calon lokasi penerima transmigran
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Program Transmigrasi local
Penanganan pemindahan penduduk miskin asal wilayah genangan jatigede melalui pola sisipan pedesaan
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-17
Program Transmigrasi Regional
Penanganan pemindahan penduduk miskin asal wilayah genangan jatigede melalui pola resseltemen (penerima manfaat Cirebon, Majalengka, Indramayu)
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Program Peningkatan Sarana Hubungan Industrial
Besaran Kasus diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB)
100% Disnakertrans
9. Prioritas 9 : Terwujudnya kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif
Pengembangan aplikasi sistem dan konten telematika
Peningkatan sistem informasi penyelenggaraan pemerintahan melalui electronic government
55% Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Jumlah Pengunjung Web Site www.sumedangkab.go.id
240.000 orang Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Pengembangan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Komunikasi dan Informatika
60% Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Pengembangan Pelayanan Komunikasi dan Informatika
Pengadaan barang dan jasa melalui LPSE
365 hari Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Jumlah kegiatan yang terinformasikan melalui Layanan M-CAP
100 kali Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Peningkatan jumlah kecamatan tanggap bencana
13 Kecamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Program peningkatan Kualitas Kebijakan manajemen Pemerintahan
Persentase kualitas kebijakan manajemen pemerintahan
100% Sekretariat Daerah
Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah
Kesepakatan kerjasama yang ditindaklanjuti ke dalam perjanjian kerjasama
75 Daerah/Pihak Ke-3
Sekretariat Daerah
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Persentase kelembagaan yang efektif dan efisien
77,26 % Sekretariat Daerah
Program Penerapan dan penegakan hukum
Pemberian layanan hukum terhadap aduan/pengajuan permasalahan hukum yang diterima
100% Sekretariat Daerah
Program Penataan Sarana dan Prasarana Hukum
Peningkatan sarana dan prasarana Pelayanan Publik dibidang Informasi Hukum (JDIH)
100% Sekretariat Daerah
Program Peningkatan Pelayanan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
100% Sekretariat Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Ketercapaian fungsi pengawasan DPRD
100% Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Ketercapaian fungsi legislasi DPRD
100% Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Ketercapaian fungsi budgeting DPRD
100% Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Rasio APBD terhadap PDRB 13,04% Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Tersedianya data dan informasi 14 Perda/ Badan Pengelolaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-18
keuangan Perbup/Dok Keuangan dan Aset Daerah
Tersedianya data penggajian pegawai
63 SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Tersedianya dokumen pelaksanaan APBD
2 (dua)Dokumen Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengamanan barang milik daerah
4 (empat) Dokumen
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
Tersedianya data APBD Hasil evaluasi
4 (empat) Raperda/Raperbup
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Meningkatnya profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
26 orang Inspektorat
Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan-kebijakan KDH
Menurunnya jumlah temuan terhadap ketaatan dan sistem pengendalian internal
50 temuan Inspektorat
Program Penataan dan penyempurnaan sistem dan prosedur pengawasan
Tersedianya sistem dan prosedur pengawasan
1 (satu) Paket Inspektorat
Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip
Jumlah arsip daerah yang terpelihara
37.500 dokumen Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Penelusuran arsip yang bernilai sejarah
Jumlah dokumen yang bernilai sejarah
- Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Peningkatan kualitas layanan informasi kearsipan
Terlayaninya SKPD, Desa dan masyarakat dalam hal informasi kearsipan
18 SKPD Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Pengembangan khasanah kearsipan
Jumlah SKPD yang menyerahkan arsip statis
2 (dua) SKPD Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Perbaikan sistem administrasi kearsipan
Ketersediaan Peraturan Bupati tentang Tata Kearsipan
- Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan
37.552 orang Dinas Arsip dan Perpustakaan
Jumlah Perpustakaan 546 Perpustakaan
Dinas Arsip dan Perpustakaan
Jumlah Bahan Pustaka 339.200 eksemplar
Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Frekuensi konflik antar suku - Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Frekuensi Konflik antar umat beragama/Keyakinan
- Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
10 Prioritas 10 : Meningkatnya kualitas SDM aparatur pemerintah
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Ketersediaan sistem pendukung kediklatan
3 (tiga) paket Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Program Pendidikan Kedinasan
Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat
517 orang Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Penyusunan regulasi kepegawaian
2 (dua) paket Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Program Pembinaan dan Pengembangan
Frekuensi Penataan dan Penempatan Pegawai dalam
19 kali Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-19
Aparatur jabatan Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai yang mendapatkan penghargaan dan kenaikan pangkat
2.225 orang Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jumlah Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin pegawai, ijin perceraian dan perkawinan
100% Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jumlah Pelayanan Pengelolaan administrasi Kepegawaian
7.322 orang Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Terlaksananya rekruitmen pegawai
2 kali Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Program Pengembangan Data dan Informasi
Tersedianya Data Base Pegawai 1 paket Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
Intensitas Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
7 (tujuh) paket Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur pengelola kearsipan
Ketersediaan jumlah arsiparis/pengelola arsip
157 orang Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Pengembangan/ Pemeliharaan sarana dan prasarana kearsipan
Ketersediaan sarana/prasarana kearsipan
20 paket Dinas Arsip dan Perpustakaan
Program Peningkatan kapasitas sumber daya manusia peternakan dan perikanan
Jumlah aparatur / pelaku usaha peternakan dan perikanan yang mengikuti pelatihan teknis/magang, dsj.
10 orang Dinas Perikanan dan Peternakan
Persentase peningkatan data dan informasi
16% Dinas Perikanan dan Peternakan
11. Prioritas 11: Meningkatnya kualitas lingkungan hidup berkelanjutan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air
30 Usaha/ Kegiatan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Persentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan
100% Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
5 (lima) pengaduan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara
20 Usaha/ Kegiatan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang melaksanakan AMDAL UKL/UPL
10 (Sepuluh)Usaha/ Kegiatan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Jumlah sungai yang terpantau kualitas airnya
6 sungai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jumlah titik pantau kualitas 6 lokasi Dinas Lingkungan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-20
udara ambient Hidup dan Kehutanan
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Jumlah Taman Kehati Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jumlah mata air permanen 5 mata air Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Jumlah pengunjung yang mengakses data dan informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
250 orang Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase penanganan sampah
39% Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Capaian Luas RTH (Ha) 156,37 ha Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Persentase Lahan Kritis terhadap Luas Wilayah Kabupaten Sumedang
0.64% Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Perlindungan dan konservasi Sumber Daya Hutan
Persentase Peningkatan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dalam perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
16.67% Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Program perencanaan dan pengembangan hutan
Persentase Luasan Kawasan Hutan minimal yakni 30% dari luas wilayah
0.55% Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Program pengendalian air tanah
Ketersediaan air bersih yang bersumber dari air tanah
2 (dua) titik Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
12. Prioritas 12 : Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat
Pembinaan akhlak/ moral masyarakat
Sekratariat Daerah
13. Prioritas 13 : Terwujudnya perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang akuntabel
Program Pengembangan data statistik daerah
Persentase ketersediaan data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan
100% PAPELITBANGDA
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Persentase kesesuaian sasaran rencana menengah daerah dengan realisasi tahunan
100% PAPELITBANGDA
Program Kerjasama Pembangunan
Persentase kerjasama pemda dengan perusahaan (CSR) dan perguruan tinggi
100% PAPELITBANGDA
Program Perencanaan Sosial Budaya
Persentase kesesuaian sasaran rencana menengah daerah dengan realisasi tahunan bidang sosial budaya
100% PAPELITBANGDA
Program Perencanaan Pengembangan Kawasan Stragtegis dan Cepat Tumbuh
Persentase kesesuaian sasaran rencana menengah daerah dengan realisasi tahunan bidang infrastruktur
100% PAPELITBANGDA
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Persentase kesesuaian sasaran rencana menengah daerah dengan realisasi tahunan bidang ekonomi
100% PAPELITBANGDA
Program Pengembangan data/informasi
Persentase data dan informasi perencanaan pembangunan yang dapat diakses
100% PAPELITBANGDA
Program Perencanaan Tata Ruang
Ketersediaan rencana tata ruang pada kawasan strategis
100% PAPELITBANGDA
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page IV-21
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang sesuai RTRW
80% PAPELITBANGDA
14. Prioritas 14 : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Persentase peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan
20% Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemuda dan Olahraga
Program Peningkatan Peran serta dan kesetaraan Gender dalam pembangunan
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayan Terpadu
100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
Jumlah petugas perlindungan masyarakat (linmas)
4.137 orang Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Jumlah LSM, Ormas dan OKP -LSM/Ormas/OKP Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Jumlah Organisasi Politik Daerah
- Partai Politik Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Frekuensi Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan
3 (tiga) Paket Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Frekuensi Fasilitasi dan Evaluasi DBH Pajak Daerah, Retribusi Daerah bagi Desa dan ADD
2 (dua) Paket Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
Frekuensi Fasilitasi Kegotong royongan
4 (empat) kali Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program Peningkatan Keberdayaan Lembaga Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan
Frekuensi Fasilitasi peningkatan ekonomi masyarakat perdesaan
5 (lima) paket Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program Peningkatan Keberdayaan dan Kemandirian Lembaga Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan
Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna, Perilaku Hidup Sehat, dan Lingkungan yang Bersih
3 (tiga) paket Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
15. Prioritas 15 : Lestarinya nilai-nilai kesundaan
Program pengembangan nilai budaya
Persentase peningkatan apresiasi masyarakat terhadap nilai budaya
20% Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga
Program pengelolaan kekayaan budaya
Persentase peningkatan apresiasi masyarakat terhadap karya budaya
20% Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 Page V-1
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Berdasarkan visi, misi, kebijakan dan sasaran sebagaimana tertuang dalam
RPJMD 2014-2018 maupun perkembangan kebijakan pemerintah dalam skala regional
dan nasional, serta dengan memperhatikan kondisi umum dan permasalahan yang
dihadapi diformulasikan dalam hasil musrenbang Tahun 2018, maka dalam rangka
penyelenggaraan manajemen pemerintahan daerah untuk Tahun 2018 disusun fokus
pembangunan daerah yang menjadi kebijakan umum dalam penyusunan APBD Tahun
2018.
Rencana program dan kegiatan prioritas daerah Tahun 2018 dituangkan dalam
Bab V yang merupakan rangkaian substansi program dan kegiatan yang secara makro
telah dibahas sebelumnya pada Bab II sampai dengan Bab IV dalam rangka pencapaian
15 (lima belas) prioritas pembangunan daerah Tahun 2018 sesuai dengan isu aktual dan
kondisi umum yang dihadapi. Dalam pelaksanaannya, kelima belas prioritas
pembangunan daerah tersebut dijabarkan ke dalam program dan kegiatan serta pagu
indikatifnya yang dituangkan pada Tabel 5.1. usulan program dan kegiatan prioritas
daerah Tahun 2018 yang diusulkan melalui APBD Kabupaten Sumedang. Sementara
Tabel 5.2. menampilkan daftar usulan rencana program dan kegiatan prioritas daerah
Tahun 2018 yang diusulkan melalui APBD Provinsi, APBN dan sumber dana lainnya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 PageVI-1
BAB VI
PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018
merupakan penjabaran tahun kelima dari RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2014-
2018, yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 dan RKPD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018, serta berdasarkan hasil Musrenbang Tahun 2017. RKPD memuat
gambaran umum daerah, evaluasi hasil kinerja daerah, rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaan yang bersifat
indikatif.
Dalam rangka menjamin terlaksananya prioritas pembangunan daerah tersebut
yang diuraikan ke dalam berbagai program dan kegiatan, serta untuk terwujudnya
kinerja pembangunan daerah yang optimal, maka perlu diperhatikan kaidah-kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1. Seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang dan para
pelaku pembangunan di Kabupaten Sumedang, berkewajiban untuk melaksanakan
program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam RKPD tahun 2018 secara sinergis
dan terintegrasi;
2. Sebagai langkah awal dalam menyusun RAPBD tahun2018, RKPD Tahun 2018 harus
dijabarkan lebih lanjut dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (KUA-APBD) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
Tahun2018 yang merupakan hasil kesepakatan bersama Pemerintah Kabupaten
Sumedang dengan DPRD Kabupaten Sumedang;
3. Dalam rangka operasionalisasi RKPD yang memuat berbagai program dan kegiatan
pembangunan daerah yang pendanaannya bersumber dari APBD,
APBN/BLN/PHLN/ dan sumber-sumber lainnya yang sah, setiap Perangkat Daerah
harus menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah, sebagai dasar pelaksanaan
rencana kegiatan tahun2018;
4. Partisipasi masyarakat dalam rangka tindak lanjut proses perencanaan
pembangunan daerah, yaitu proses penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasannya, difasilitasi oleh Forum Delegasi Musrenbang, sehingga aspirasi dan
kepentingan masyarakat dapat terakomodasi dengan baik;
5. Untuk menjamin konsistensi, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan,
setiap Perangkat Daerah wajib melakukan pengawasan dan pengendalian serta
evaluasi kinerja pelaksanaan RKPD Tahun 2017, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2018 PageVI-2
6. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan RKPD harus memperhatikan prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), serta perlu dukungan
partisipasi dari segenap pemangku kepentingan (sektor swasta, perguruan tinggi
dan masyarakat) dalam balutan semangat “Sareundeuk Saigel Sabobot Sapihanean”.
Demikian RKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2018 sebagai landasan penyusunan
Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara untuk
menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
serta penyempurnaan rancangan Rencana Kerja Perangkat Daerah.
BUPATI SUMEDANG,
EKA SETIAWAN