Bunyi wheezing pada batuk dan sesak
description
Transcript of Bunyi wheezing pada batuk dan sesak
Bunyi Wheezing pada Batuk dan Sesak
Elike Oktorindah Pamilangan
102013412
C8
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta
Abstrak
Sistem pernapasan adalah proses masuknya oksigen ke dalam tubuh. Sistem pernapasan mencakup hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, dan paru-paru. Pernapasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara ke dalam paru-paru dan ekspirasi (ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh. Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan pemindahan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pemindaha pasif terus-menerus CO2 yang dihasilkan oleh metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Wheezing merupakan suara tiupan yang tinggi, timbul sebagai akibat adanya penyumbatan parsial saluran udara.
Kata kunci: sistem pernapasan, inspirasi, ekspirasi, dan wheezing
Abstract
The respiratory system is the prosess of entry into the body. It is include the nose, pharynx, larynx, trachea, bronchi, bronchioles, alveoli, and lung. Breathing is the process of inspirasi (inhalation) of air into the lung and expiratory (exhalation) air from the lung to the environment outside the body. Respiration is the overall pro implementing passive removal of atmospheric O2 network to support the metabolic. Wheezing is a high gusts, arising as a result of a partial blockage of the airway.
Key words: respiratory system, inspiration, ekspiration, and wheezing
Pendahuluan
Sistem pernapasan adalah proses masuknya oksigen ke dalam tubuh. Sistem ini sangat penting karena tanpa oksigen yang masuk ke bagian tubuh manusia dari proses yang menghasilkan pada sistem pernapasan, maka aktivitas dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung. Sistem pernapasan merupakan sistem utama sehingga apabila sistem ini tidak berfungsi, sistem yang lain juga tidak akan berfungsi.1
Struktur makroskopis
Gambar 1: alat sistem pernapasanSumber: http://adamfahmil96.siswa.sman1-slo.sch.id/2012/12/17/sistem-pernapasan/
1. Hidung
Hidung merupakan organ pertama yang dilalui udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lender yang berfungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pengatur kelembapan udara yang akan masuk ke paru-paru.1
2. Faring
Faring atau tekak merupakan persimpangan antara kerongkongan. Terdapat katup yang disebut epiglottis (anak tekak) yang berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.1
3. Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan yang terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Pada laring terdapat celah menuju batang tenggorokan (trakea) yang disebut glottis, pita suara, dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita suara sehingga menimbulkan bunyi.1
4. Trakea (batang tenggorok)
Trakea terletak di leher bagian depan kerongkongan, berupa pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu: lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia.1
5. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkus sama denga trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkus kanan sehingga bronkus kanan lebih mudah terserang penyakit.1
6. Bronkiolus
Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkiolus kiri berjumlah 2, sedangkan bronkiolus kanan berjumlah 3. Percabangan ini membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.1
7. Alveolus
Alveolus berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembap, dan berlekatan dengan kapiler darah. Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.1
8. Paru-paru
Paru-paru berjumlah sepasang, terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru terdapat lebih kurang 300 juta buah alveolus. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas.1
Struktur mikroskopis
Sistem respiratorius dibagi 2 bagian yaitu bagian konduksi dan bagian respirasi. dimana bagian
Konduksi merupakan bagian yang menyalurkan udara/gas yang terdiri dari: 2
1. Kavum nasi Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar
sebasea besar, yang meluas ke bagian depan vestibulum nasi tempat terdapatnya beberapa
kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan folikel rambut yang berfungsi menapis benda-benda
kasar yang terdapat dalam udara inspirasi. Dibagian yang lebih kedalam dari vestibulum nasi
terdapat epitel selapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan epitel jenis ini pada bagian respirasi
rongga hidung beralih menjadi epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet yang disebut
sebagai epitel respirasi.2
Pada potongan rongga frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpokat, terbagi atas dua
sekat dan dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa.
Bangunan ini adalah konka nasalis superior, medius dan inferior. Konka nasalis inferior
merupakan yang terbesar dan dilapisi oleh lapisan mukosa yang lebih tebal. Pada konka
nasalis (terutama konka nasalis inferior) terdapat pleksus vena yang besar, berdinding tipis,
terletak dangkal di permukaan disebut jaringan kavernosa atau jaringan erektil. Konka nasalis
juga menyebabkan aliran udara berputar, membantu kontak antara udara inspirasi dengan
lapisan mukosa, sehingga benda-benda kecil mudah tertangkap dan gas-gas yang mencemari
ozon dan sulfur dioksida dapat diserap.2
2. Nasofaring Faring suatu ruang pipih depan belakang yang dilalaui baik oleh udara maupun
makanan dan dapat dibagi menjadi nasofaring, orofaring dan laringofaring. Epitel yang
membatasi nasofaring merupakan epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet yang terdapat
pada daerah yang mengalami pergesekkan yaitu tepi belakang palatum mole dan dinding
belakang faring dimana kedua tempat permukaan tersebut mengalami kontak langsung
menelan. Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea.
Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah disebut
osteum faringeum tuba auditiva.2
3. Laring Laring memainkan peranan penting dalam pembentukkan suara (fonasi). Pada
dindingnya terdapat suatu kerangka tulang rawan hialin dan tulang rawan elastic, sejumlah
jaringan ikat, otot rangka dan kelenjar mukosa. Tulang utama pada laring (tiroid, krikoid dan
aritenoid) adalah tulang rawan hialin; yang lebih kecil (kornikulata, kuneiformis, dan ujung
aritenoid ) adala elastic seperti tulang rawan epiglotis. Tulang-tulang rawan bersama tiulang
hyoid, dihubungkan oleh tiga selaput pipih dan lebar.2
4. Trakea Trakea mempunyai dinding tipis lentur dan dapat memanjang saat bernapas dan
gerakan badan. Celah relatif sempit di antara cincin-cincin tulang rawan hialin diisi oleh
jaringan ikat fibrosa. Sebelah dalam tulang rawan terdapat submukosa, suatu lapisan jaringan
ikat jarang mengandung banyak kelenjar campur kecil dan beberapa unit bersekresi serosa.
Trakea dilapisi oleh suatu membran mukosa terdiri dari epitel bertingkat silindris, bersilia
bersel goblet. Yang paling banyak adalah sel silindris tinggi yaitu sel bersilia dengan silianya
menyapu ke atas ke arah faring dan sel goblet (mukus). Terdapat pula sel silindris tanpa silia
diantaranya merupakan sel sikat (kaveola) dengan mikrovili panjang-lurus. Sel silindris lain
yaitu sel yang belum matang (imature), seringkali tampak dengan mikrovili di bagian apikal,
akan berkembang menjadi sel bersilia dan sel goblet untuk menggantikan sel yang mati atau
sedang mati. Sel basal tidak mencapai lumen dan merupakan sel induk (stem cell) untuk jenis
sel lain. Sel-sel granula kecil terdapat di basal mempunyai sitoplasma apikal yang dapat
mencapai lumen. Sel ini disebut sel APUD (amine precusar uptake and decarboxylation) sel
neuroendokrin yang mengandung butir-butir padar bergaris tengah 100-300 nm.2
5. Bronkus Ekstrapulmonal dan Intrapulmonal Susunan bronkus ekstrapulmonal sangat
mirip trakea dan hanya berbeda dalam garis tengahnya yang lebih kecil. Pada bronkus utama,
cincin tulang rawan juga tidak sempurna, celah pada bagian posterior ditempati oleh otot
polos. Bronkus intrapulmonary tampak bulat, terdiri dari lempeng-lempeng tulang rawan
hialin yang bentuknya tidak beraturan. Lempeng tulang rawan hialin dikitari oleh jaringan
ikat padat fibrosa yang mengandung banyak serat elastin. Pada perbatasan anatara
submukosa dengan mukosa, pemadatan jaringan elastin seperti tampak pada trakea dan
bronki ekstrapulmonar diperkuat oleh selubung luar yang terdiri dari serat-serat otot polos.
Lapisan terdalam mukosa tersusun oleh epitel lanjutan dan mirip epitel trakea dengan lamina
basal jelas, lamina propria yang terdiri dari serat-serat rerikular dan serat-serat elastin yang
berjalan longitudinal. Epitel yang membatasinya adalah epitel selindris bersilia bersel goblet
kurang tebal dibandigkan dengan epitel bertingkat silindris bersilia yang melapisi bronkus
tebal.2
6. Bronkiolus terminalis Bronkiolus mempunyai cirri tidak mengandung tulang rawan,
kelenjar dan kelenjar limf, hanya terdapat adventisia tipis yang terdiri dari jaringan ikat.
Lamina propia terutama tersusun oleh berkas otot polos yang cukup menyolok serta serat-
serat elastis. Epitel yang membatasi bronkiolus terminalis merupakan epitel torak bersilia
bersel goblet dan sel bersilia merupakan sel kubis atau silindris rendah. Diantara sel-sel itu,
tersebar sejumlah sel silindris berbentuk kubah, tak bersilia, bagian puncaknya menonjol ke
dalam lumen. Sel-sel ini disebut bronkiolar atau sel Clara. Sel ini bersifat sebagai sel sekresi
dengan reticulum bergranula di basal.2
Bagian Respirasi merupakan bagian paru yang berhubungan dengan proses pertukaran gas yang
terdiri dari:2
1. Bronkiolus respiratorius Epitel yang membatasi bronkiolus terminalis merupakan epitel
torak bersilia tanpa sel goblet dan sel bersilia merupakan sel kubis atau silindris rendah.
Perbedaan dari bronkiolus terminalis ialah bahwa dinding bronkiolus respiratorius diselingi
oleh kantung-kantung (alveoli) tempat terjadinya pertukaran gas.2
2. Duktus alveolaris Duktus alveolaris adalah saluran berdinding tipis, berbentuk kerucut,
dilapisi oleh epitel selapis gepeng. Lapisan ini sangat tipis, sehingga dengan mikroskop
cahay sulit untuk ditentukan. Di luar sel epitel, dindingnya dibentuk oleh jaringan
fibroelastis. Disekelilingi muara duktus alveolaris terdapat banyak alveolari tunggal dan
sakus alveoalris.2
3. Sakus alveolaris Duktus alveolaris bermuara ke dalam atria yaitu suatu ruangan tak teratur
atau gelembung tempat alveoli dan sakus alveolaris bermuara. Sakus alveolaris adalah
multikular, yaitu sekelompok alveoli yang bermuara kedalam suatu ruangan pusat sedikit
lebih besar. Diseputaran muara atria, sakus alveolaris dan alveoli terdapat jala-jala
penyokong terdiri dari serat-serat elastin yang memungkinkan alveoli mengembang pada saat
inspirasi dan serat-serat retikulin yang mencegah paru mengembang berlebihan.2
4. Alveolus/alveoli alveoli bentuknya polyhedral atau heksagonal, tanpa satu dindingnya yang
memungkinkan difusi udara dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, atria atau sakus
alveolaris. Alveoli letaknya begitu berhimpitan, sehingga tidak setiap alveolus memiliki
dindingnya sendiri. Bahkan alveoli yang berdampingan dipisahkan oleh septum
interalveolaris. Masing-masing alveolus dilapisi oleh epitel gepeng yang sangat tipis tapi
sempurna.2
Mekanisme pernapasan
Gambar 2 : mekanisme pernapasanSumber : http://biologilma.blogspot.com/2011/02/mekanisme-pernapasan-manusia.html
Pernapasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara ke dalam paru-paru dan ekspirasi (ekshalasi)
udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.3 Hubungan timbal-balik antara tekanan atmosfer,
tekanan intra-alveolus dan tekanan intrapleura penting dalam mekanika pernapasan.4
Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah yaitu
menuruni gradient tekanan. Udara mengalir masuk dan keluar paru selama proses bernapas
dengan mengikuti penurunan gradient tekanan yang berubah. Terdapat tiga tekanan berbeda yang
penting pada ventilasi:4
1. Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer terhadap
benda-benda dipermukaan bumi. Diketinggian permukaan laut, tekanan ini sama dengan
760mmHg.4
2. Tekanan intra-alveolus yang juga dikenal sebagai tekanan intrapulmonalis adalah tekanan di
dalam alveolus. Karena alveolus berhubungan dengan atmosfer melalui saluran pernapasan,
udara dengan cepat mengalir mengikuti penurunan gradient tekanan sehingga tekanan antara
atmosfer dan intrapulmonal seimbang.4
3. Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam kantong pleura. Tekanan ini juga dikenal
sebagai tekanan intratoraks yaitu tekanan yang terjadi di luar paru di dalam rongga toraks.
Tekanan intrapleura biasanya lebih kecil daripada tekanan atmosfer, rata-rata 756 mmHg saat
istirahat. Tekanan intrapleura tidak di seimbangkan dengan tekanan atmosfer atau intra-
alveolus, karena tidak terdapat hubungan langsung antara rongga pleura dan atmosfer atau
paru.4
Inspirasi
Karena udara mengalir mengikuti penurunan gradien tekanan, tekanan intra-alveolus harus lebih
rendah daripada tekanan atmosfer agar udara mengalir masuk ke paru selama inspirasi. Otot-otot
pernapasan yang melaksanakan proses bernapas (ventilasi) tidak secara langsung bekerja pada
paru untuk mengubah volumenya. Otot-otot ini mengubah volume rongga thoraks yang
menyebabkan perubahan volume paru karena dinding thoraks dan paru menyatu. Sebelum
inspirasi dimulai , otot-otot pernapasan melemas, tidak ada udara yang mengalir dan tekanan
intra alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Pada awitan inspirasi, otot-otot inspirasi –
diafragma dan otot antariga eksternal- terangsang untuk berkontraksi, sehingga terjadi
pembesaran rongga thoraks. Otot inspirasi utama adalah diafragma, suatu lembaran otot rangka
yang membentuk dasar rongga thoraks dan dipersarafi oleh saraf phrenicus. 4,5
Pada saat rongga thoraks mengembang, paru juga dipaksa mengembang untuk mengisi rongga
thoraks yang membesar. Sewaktu paru mengembang, tekanan intraleveolus menurun karena
molekul dalam jumlah yang sama kini menempati volume paru yang lebih besar. Pada inspirasi
biasa, tekanan intra-alveolus menurun menjadi 750 mmHg. Karena tekanan intra-alveolus
sekarang lebih rendah dari tekanan atmosfer maka, udara mengalir masuk ke paru mengikuti
penurunan gradient tekanan dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus mengalir ke paru sampai
tidak lagi terdapat gradien-yaitu, sampai tekanan intra-alveol setara tekanan atmosfer. 4,5
Ekspirasi
Dalam keadaan normal, ekspirasi adalah suatu proses pasif karena terjadi akibat penciutan elastis
paru saat otot-otot inspirasi melemas tanpa memerlukan kontraksi otot atau pengeluaran energi.
Sebaliknya inspirasi selalu aktif, karena hanya ditimbulkan oleh kontraksi otot-otot inspirasi dan
membutuhkan energi.3,4,5
Sistem pernapasan
Gambar 3 : mekanisme pernapasanSumber : http://arinazulfayunitayunus.wordpress.com/2012/05/07/modul-ipa-terpadu-mata-
pelajaran-biologi-smpmts-kelas-ix-sistem-pernapasan/
Sistem pernapasan atau respirasi adalah proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas. O2 tersebut kemudian melewati saluran napas (bronkus) dan sampai ke dinding alveoli (kantong udara). Sesampainya di kantong udara, O2 akan ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir sel-sel darah merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam proses metabolisme. Setelah metabolisme, sisa-sisa metabolisme terutama karbondioksida (C02) akan dibawa darah untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru-paru pada saat membuang napas.1
Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan pemindahan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pemindaha pasif terus-menerus CO2 yang dihasilkan oleh metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Respirasi mencakup dua proses yang terpisah berkaitan, yaitu:4
1. Respirasi internal mencakup reaksi-reaksi metabolis intrasel yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 sewaktu oksidasi molekul nutrient untuk menghasilkan energi.4
2. Respirasi eksternal mencakup berbagai tahap dalam pemindahan O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel jaringan. Sistem respirasi dan sirkulasi bekerja sama untuk melakukan respirasi eksternal.4
Pengendalian sistem pernapasan
Ventilasi melibatkan dua aspek berbeda, keduanya berada di bawah control saraf: 4
1. Pergantian siklis antara inspirasi dan ekspirasi2. Regulasi besar ventilasi, yang sebaliknya bergantung pada control laju pernapasan dan
kedalaman volume alun napas.
Irama bernapasan dihasilkan oleh anyaman saraf kompleks, yaitu kompleks pra-Botzinger, yang memperlihatkan aktivitas pemacu dan mengaktifkan neuron-neuron inspirasi yang terletak di kelompok respirasi dorsal (KRD) pusat kontrol pernapasan di medulla batang otak. Ketika neuron-neuron inspirasi ini melepaskan muatan, impuls akhirnya mencapai otot-otot inspirasi untuk menimbulkan inspirasi.4
Ketika neuro-neuron inspirasi berhenti melepaskan muatan, otot-otot inspirasi melemas dan terjadi ekspirasi. Jika akan terjadi ekspirasi aktif maka otot-otot ekspirasi diaktifkan ileh impuls dari neuron ekspirasi medula di kelompok respirasi ventral (KRV) pusat control pernapasan di medula.4
Pertukaran gas
Gambar 4 : pertukaran O2 dan CO2
Sumber: http://www.cikguhailmi.com/2013/03/memahami-pengangkutan-oksigen-dalam-badan-manusia.html
Oksigen dan CO2 berpindah menembus membrane melalui difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial. Tekanan parsial suatu gas dalam udara adalah bagian dari tekanan atmosfer total yang disumbangkan oleh gas tersebut, yang berbanding lurus dengan persentase
gas ini dalam udara. Tekanan parsial suatu gas dalam darah bergantung pada jumlah gas tersebut yang larut dalam darah.4
Kapasitas dan volume paru
Gambar 4: kapasitas dan volume pernapasanSumber : http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/volume-dan-kapasitas-paru-2/
Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan ekspirasi dapat
diukur menggunakan spirometer. Pada dasarnya, spirometer terdiri dari sebuah tong yang berisi
udara yang mengapung dalam wadah berisi air tetapi sudah terdapat spirometer yg lebih canggih
yaitu spirometer digital. Naik turunnya tong tersebut dapat dicatat sebagai spirogram, yang
dikalibrasikan ke perubahan volume. Pena mencatat inspirasi sebagai defleksi ke atas dan
ekspirasi sebagai deflasi ke bawah.3,4-6
Volume Paru
Dituliskan empat volume paru, bila semuanya dijumlahkan, sama dengan volume maksimal paru
yang mengembang. Arti dari masing-masing volume ini adalah sebagai berikut:6
1. Volume Tidal (VT) volume udara yang masuk dan keluar paru selama ventilasi normal biasa.
VT pada dewasa muda sehat berkisar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan.
2. Volume cadangan inspirasi (VCI) volume udara tambahan yang dapat secara maksimal
dihirup melebihi volume tidal istirahat. VCI dihasilkan oleh kontraksi maksimum
diapfragma, otot antariga eksternal dan otot inspirasi tambahan. VCI berkisar 1.200 ml pada
laki-laki dan 800 ml pada perempuan.sherwood anatfis pemula.
3. Volume cadangan ekspirasi (VCE) volume ekstra udara yang dapat dengan kuat dikeluarkan
pada akhir ekspirasi tidal normal. VCE biasanya berkisar 1200 ml untuk laki-laki dan 1000
ml untuk perempuan.
4. Volume residual (VR) volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi kuat.
Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernapasan. Rata-
rata volume ini pada laki-laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml.
Kapasitas Paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang perlu menyatukan dua atau
lebih volume di atas. Kombinasi ini disebut kapasitas paru yang dapat dituliskan sebagai
berikut:6
1. Kapasitas inspirasi (KI) volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi
normal tenang (KI=VCI+TV). Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml.
2. Kapasitas residual fungsional (KRF) penambahan volume residual dan volume cadangan
ekspirasi (KRF=VR+VCE). Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system
respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2.200 ml.
3. Kapasitas vital (KV) penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan ekspirasi (KV=VT+VCI+VCE). Karena diukur dengan spirometer, kapasitas vital
merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi
maksimum. Kapasitas vital dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti postur, ukuran rongga
toraks dan komplians paru untuk nilai rata-ratanya adalah 4.500 ml.
4. Kapasitas paru total (KPT) jumlah udara yang dapat ditampung dalam paru-paru dan sama
dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KPT=KV+VR).
Ruang rugi
Saluran napas atas dan jalan napas sampai sejauh bronkiolus terminal tidak berperan
dalam pertukaran gas. Jalan napas konduktans membentuk ruang rugi anatomis (Vd), yang
volumenya dalam keadaan normal 150 ml. Jalan napas memiliki fungsi sebagai pengkondisi
udara, penghangat, penyaring, dan pelembap udara yang diinspirasi.5
Alveoli yang telah kehilangan suplai darahnya tidak lagi berperan pada pertukaran gas
dan membentuk ruang rugi alveolar. Jumlah ruang rugi anatomis dan alveolar dikenal sebagai
ruang rugi fisiologis, ventilasi ini di buang pada pertukaran gas. Pada keadaan sehat ruang rugi
fisiologi setara dengan ruang rugi anatomis.5
Volume suatu pernapasan atau volume tidal adalah 500 mL. ventilasi alveolar adalah
volume yang berperan dalam pertukaran gas setiap menit. Saat istirahat volume ruang rugi
adalah 150mL dan ventilasi alveolar 5250mL/menit [ (500mL-150mL) x 15 menit(frekuensi
respirasi) ].5
Keseimbangan asam-basa
Asam adalah kelompok khusus bahan yang mengandung hydrogen yang terdisosiasi, atau terurai/terpisah, ketika berada dalam larutan, yang membebaskan H+ dan anion (ion bermuatan negatif). Banyak bahan lain (misalnya karbohidrat) juga mengandung hydrogen, tetapi senyawa ini tidak digolongkan sebagai asam karena hidrogennya terikat erat di dalam struktur molekul dan tidak pernah dilepaskan sebagai H+ bebas.4
Basa adalah suatu bahan yang dapat berkaitan dengan H+ bebas dan menyingkirkannya dari larutan. Basa kuat dapat mengikat H+ lebih mudah daripada basa lemah.4
Suara pernapasan
1. Suara pernapasan vesikular
Suara yang terdengar dari paru-paru sehat dan berfungsi baik, suara pernapasan vesicular. Suara ini relative rendah, dengan frekuensi antara 200 sampai 300 spd, dan hamper tidak pernah mempunyai frekuensi lebih dari 500 spd. Suara ini diduga ditimbulkan oleh udara yang secara berulang-ulang masuk ke dan ke luar dari alveolus ketika alveolus mengalami ventilasi.7
2. Pernapasan bronkial atau tubular
Suara yang terdengar waktu inspirasi dan ekspresi dalam laring, trakea dan cabang-cabang utama bronkus yang besar, yang terletak pada hilus paru-paru.7
Wheezing merupakan suara tiupan atau siulan yang tinggi, timbul sebagai akibat adanya penyumbatan parsial saluran udara. Suara tersebut mempunyai kualitas musical dan terjadi pada waktu inspirasi maupun ekspirasi, tetapi biasanya terdengar lebih keras dan lebih menetap selama ekspirasi karena saluran udara dilalui lebih sempit. Tinggi rendahnya wheezing terutama
ditentukan oleh kecepatan liner pancara udara yang berubah menjadi aliran tuebulen dalam saluran udara; tinggi rendahnya wheezing tidak ada hubungannya dengan ukuran saluran udara dimana suatu udara tersebut dihasilkan.7
Kesimpulan
Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh
untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.
Daftar pustaka
1. Suryo J. Herbal penyembuhan gangguan sistem pernapasan. Yogyakarta: B First, 2010.2. Faweet, DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC, 2002.3. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 2011.5. Ward JPT, Ward J, Leach RM, Wiener CM. At a glance sistem respirasi. Edisi ke-2.
Jakarta: Erlangga, 2007.6. Guyton .A .C, Hall .J .E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC,
2008.7. Delf MH. Major diagnosis fisik. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 1996.