bungarampai gabung - Balitbangtan ha, di Sulawesi 78.701 ha, di Kalimantan 25.372 ha, di Sumatra...

24

Transcript of bungarampai gabung - Balitbangtan ha, di Sulawesi 78.701 ha, di Kalimantan 25.372 ha, di Sumatra...

138 | Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim

Tahun Luas daratan yang hilang (km2)

2010 0,530

2050 1,039

2100 2,581

Sumber : Susandi et al. (2008)

Lahan pertanian dominan yang berada dekat pantai adalah lahan sawah. Menurut Nicholls dan Mimura (1998), dengan kenaikan muka air laut setinggi 1 m, diperkirakan luas lahan sawah yang akan terancam mencapai 1,6 juta ha. Suroso et al. (2009) juga memperkirakan pada tahun 2050 kenaikan muka air laut akan menurunkan luas pertanaman padi sawah di Jawa dan Bali sekitar 82.556 ha, di Sulawesi 78.701 ha, di Kalimantan 25.372 ha, di Sumatra 3.170 ha, dan di Lombok 2.123 ha. Namun Foerster et al. (2011) dengan menggunakan data terbaru menunjukkan bahwa kenaikan muka air laut setinggi 1 meter diperkirakan hanya akan menenggelamkan wilayah pertanian pantai secara permanen sekitar 56 ribu ha. Lebih lanjut mereka memprediksi bahwa kenaikan muka air laut setinggi 2 m akan menurunkan total luas panen sekitar 110 ribu ha. Propinsi yang akan terkena dampak paling besar ialah Propinsi Jawa Barat yaitu sekitar (30%), kemudian diikuti oleh Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Lampung, Banten dan Sulawesi Selatan, sedangkan propinsi lainnya relatif kecil (Gambar 1). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa wilayah pertanian yang paling besar terkena dampak kenaikan muka air laut ialah yang ada di pulau Jawa, yaitu 55% dari total luas yang tenggelam.

142 | Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim

Taylor (1993) dengan perhitungan ECe berdasarkan Slavisch dan Peterson (1993).

Tabel 2. Status salinitas tanah (Taylor 1993)

Status salinitas Klas ECe

Netral 0 <2

Rendah 1 2-4

Sedang 2 4-8

Tinggi 3 8-16

Sangat Tinggi 4 >16

Status salinitas yang diamati di wilayah pantura Indramayu, salah satunya di kecamatan Kandanghaur. Tingginya salinitas di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh pembentukan tanah marin yaitu dari endapan marin, sehingga membentuk delta. Selain itu juga dipengaruhi oleh penggunaan lahan sekitarnya seperti lahan untuk pembuatan garam dan kolam ikan (empang) serta sumber air kurang dan kondisi jaringan irigasi kurang baik sehingga air irigasi yang dialirkan tidak merata, bahkan kurang untuk mengairi sawah. Pada kondisi ini air asin menyusup ke sungai, kanal dan rawa sehingga salinitas menjadi tinggi. Pengamatan beberapa desa/kecamatan di Kandanghaur disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Salinitas Tanah pada beberapa desa di Kecamatan Kandanghaur

Desa/ Kecamatan

Kedalaman (cm)

ECa (dS/m)

pH(H2O)

ECe (dS/m)

Na (cmol+/Kg)

Status salinitas

Karanganyar 0-3030-70

4,134,97

6,97,0

6,1711,66

5,717,80

Sangat tinggi

Bulak 0-3030-70

2,623,11

5,34,8

4,905,93

4,174,61 Tinggi

Wirakanan 0-3030-70

0,811,19

6,87,0

3,052,95

4,094,32 Sedang

Sumber: Erfandi and Rachman (2011)

Dampak Salinitas Tanah Terhadap Tanah dan Tanaman

Kandungan NaCl yang tinggi pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur tanah, sehingga aerasi dan permeabilitas tanah tersebut menjadi sangat rendah. Salinitas tanah tidak hanya mempengaruhi karakteristik kimia dan fisik tanah tetapi juga sangat mempengaruhi mikroba dan sifat biokimia tanah (Rietz and Haynes, 2003). Banyaknya ion Na di dalam tanah salin menyebabkan berkurangnya ion-ion Ca, Mg, dan K yang dapat ditukar, yang berarti menurunnya ketersediaan unsur tersebut bagi tanaman. Penurunan produktivitas

Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim | 153

Daftar Pustaka

ADB 2009. The Economics of Climate Change in Southeast Asia: A Regional Review. Asian Development Bank, Manila.

Akhter J., K Mahmood, K.A. Malik, S. Ahmed and R. Murray. 2003. Amelioration of a saline sodic soil through cultivation of a salt-tolerant grass Leptochloa fusca. Environmental Conservation 30 (2): 168–174.

Balittanah. 2013. Identifikasi dan Penanganan Gagal Panen Padi pada Lahan Sawah di Sekitar PT Pertamina EP Region Jawa Field Tambun-Bekasi . Laporan Akhir Kerjasama Penelitian. Balittanah, Balai Besar Litbang Sumberdaya lahan pertanian, Badan Litbang, Kemtan. (Tidak dipublikasikan).

Balba A.M. 1995. Management of Problem Soils in Arid Ecosystems. 272 pages. English. CRC Press.

Boer, R., A. Buono, A. Sumaryanto, E. Surmaini, I. Las, dan Yelly. 2011. Dampak Kenaikan Muka Air Laut pada Penggunaan Lahan Sawah di Kawasan pantura. Laporan Akhir Konsorsium Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim Sektor Pertanian. Kementerian Pertanian. (Tidak dipublikasikan).

Brady, N. and R. Weil. 2002. The Nature and Properties of Soils, 13th Edition. Prentice Hall. Upper Saddle River, New Jersey. 960 p.

Brinkman, R. and Singh V.P. 1982. Rapid Reclamation of Brackist Water Fishpond in Acid Sulphate Soil. ILRI. Publ. Wageningen. Netherlands. P:318-330.

Cardon G.E., J.G. Davis, T.A. Bauder, and R.M.Waskom. 2013. Managing Saline Soils no. 0.503. www. Colostate.edu di akses 13 Maret 2014.

Dobermann, A. and Fairhust, T. 2000. Nutrient Disorder And Nutrient Management. International Rice Research Institute. Potash and Phosphat Insitute of Canada. P:139-144.

Erfandi D, A. Rachman, dan A. Dariah. 2006. Rehabilitasi lahan, sifat-sifat tanah, dan salinitas tanah pada lahan pertanian pasca tsunami. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor, 14-15 September 2006. Buku II: 543-554 dalam Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, Badan Litbang. Departemen Pertanian.

Erfandi D. and A. Rachman. 2011. Identification of soil salinity due to seawater intrusion on rice field in the Northern Coast of Indramayu, West Java. J Trop Soil 16(2). : 115-212

154 | Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim

FAO (Food Agriculture Organization). 2005. 20 Things to know about: The Impact of Salt Water on Agricultural Land in Aceh Province. FAO field guide. United Nation Food and Agriculture Organization. FAO. March 2005.

Foerster, H., T. Sterzel, C.A. Pape, M. Moneo-Laín, I. Niemeyer, R. Boer, and J.P. Kropp. 2011. Sea-Level Rise in Indonesia: On adaptation priorities in the agricultural sector. Accepted for Publication at Regional Environmental Change.

Gabriel J.L., P. Almendros, C. Hontoria, and M. Quemada. 2012. The role of cover crops in irrigated systems: Soil salinity and salt leaching.Agriculture, Ecosystems & Environment 158: 200-207.

Gani, A. 2005. Techical Report Following Seed Reconnaissance Mission for the FAO to Nanggroe Aceh Darussalam after Tsunami 26 December 2004. Food and Agriculture Organization of United Nations. Jakarta. 17p.

Grattan, S.R. Zeng, L. Shannon, M.C., and Roberts, S.R. 2002. Rice is more sensitive to salinity than previously thought. California Agric. 56:189-195.

Gregorio, D.B., Senadhira, D., Mendoza, R.D., Manigbas, N.L., Roxas, J.P., and Guerta, C.Q. 2002. Progress in breeding for salinity tolerance and associated abiotic stresses in rice. Field Crop Research 76 (2-3): 91-101.

Haryono, S. Sutono, U. Kurnia, dan A. Abdurachman. 2003. Pengaruh pemberian bahan organik dan pencucian terhadap hasil padi pada tanah tercemar industri tekstil di rumah kaca. Hal. 231-243 dalam Prosiding Seminar Nasional. Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Produk Pertanian. Pertanian Produktif Ramah Lingkungan Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Iskandar, T. dan Chairunas. 2008. Palawija production in tsunami affected soil in the province of Nanggroe Aceh Darussalam. Proceeding of International Workshop on Post Tsunami Soil Management. Bogor 1-2 July 2008. Indonesia.

Jevrejeva, S., J. C. Moore, and A. Grinsted. (2010). How will sea level respond to changes in natural and anthropogenic forcings by 2100? Geophysical Research Letters 37 (7): 1–5.

Krishnamurthy P., K Ranathunge, R. Franke, H. S. Prakash, Lukas Schreiber, and M. K. Mathew. 2009. The role of root apoplastic transport barriers in salt tolerance of rice (Oryza sativa L.). Planta 230:119–134.

Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim | 155

Lamond, RE. and DA. Whitney. 1992. Management of Saline and Sodicsoil. MF-1022. Cooperative Extention Service, Kansa State University. Manhattan, Kansas. 4 p.

Luknanto D. 2002. Model Matematik Numeris Bendungan Karet Pencegah Intrusi Air Laut di Sungai Wonokromo, Surabaya. Disampaikan pada: Seminar Peran Model Matematik Dalam Mitigasi Bencana Alam. Yogyakarta, 30 September 2002. Jurusan Teknk Sipil Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada. http://luk.staff.ugm.ac.id/riset. diakses 17 Maret 2014. (Tidak dipublikasikan).

Maas, E.V. 1984. Salt tolerance of plants. In B.R. Christie (ed.). Handbook of plant science in agriculture. CRC Press, Boca Raton, FL.

Malcon C.V., V.A. Lindley, J.W. O’Leary, H.V. Runciman, and E.G. Barrett-Lennard. 2003. Halophyte and glycophyte salt tolerance at germination and the establishment of halophyte shrubs Saline environments. Plant and Soil 253(1): 171-185.

MoE. 2010. Indonesian Second National Communication under the United National Convention on Climate Change. The Ministry of Environment. Republic of Indonesia.

Nicholls, R. J. and Mimura, N. 1998. Regional issues raised by sea-level rise and their policy implications. Climate Research 11: 5-18.

Nurawan A. dan Y. Haryati. 2008. Peningkatan produksi padi dengan inovasi penggunaan varietas toleran salinitas. Buku II: 1-8 dalam Pros. Seminar Nasional Sumber Daya Lahan dan Lingkungan Pertanian. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.

Pikiran Rakyat, 2009. Petani Keluhkan Gabah Hamba. 27 Agustus 2009, Pikiran Rakyat Bandung. E-PAPER.

Qadir M., R.H. Qureshi, and N. Ahmad. 1996. Reclamation of a saline-sodic soil by gipsum and Leptochloa fusca. Geoderma74 (3-4): 207-217.

Rachman, A. 2007. Vertical and Lateral Movement of Salt. Training Workshop of soil management for rebuilding agriculture in tsunami affected areas in NAD province. Banda Aceh. P: 37-39.

Rahmstorf, S. (2007). A Semi-Empirical Approach to Projecting Future Sea-Level Rise. Science 315: 19–21.

156 | Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim

Rao K. V. R. and A. K. Bhattacharya. 2001. Salinity distribution in paddy root zone under sub surface drainage. Agricultular Water Management 48: 169-178.

Rao P. S., B. Mishara and S.R. Gupta 2013. Effect of Soil Salinity and Salinity on Grand Quality of Tolerant Semi Tolerant and Sensitive Rice Genetives. Rice Sciene 20 (4). www.reverence.org. Di akses 16 April 2014.

Ray E. Lamond and David A. Whitney. 1992. Management of saline and sodic soil. Kansas State University. Cooperative Extension Service, Manhattan, Kansas. Revised May 1992.

Rhoades. 1989. Soil electrical conductivity and soil salinity; New Formulations and Calibrations. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 433-9

Rietz, D.N. and R.J. Haynes. 2003. Effect of irrigation-induced salinity and sodicity on soil microbial activity. Soil Biol. Biochem. 35:845-854.

Sembiring, H. dan Gani, A. 2007. Adaptability of Rice on Tsunami Affected Soil. Training Workshop of soil management for rebuilding agriculture in tsunami affected areas in NAD province. Banda Aceh. P:13-16.

Setia R., P. Gottschalk, P. Smith, P. Marschner, J. Baldock, D.Setia, and Jo Smith. 2013. Soil salinity decreases global soil organik carbon stocks Science of The Total. Environment 465: 267-272

Sharma B R. and P.S. Minhas. 2005. Strategies for managing saline/alkali waters for sustainable agricultural production in South Asia. Agricultural Water Management 78 (2005) 136–151.

Slavich, P.G. and Peterson G H. 1993. Estimating the electrical conductivity of saturated paste extracts from 1 : 5 soil : water suspensions and texture. Aust. J. Soil Res. 31:73-81.

Slavich P., McLeod, M., Moore,N., Tinning, G., Lines-Kelly, R., Iskandar, T., Rachman,A., Agus,F., and Yufdy, P. 2008. Tsunami Impacts on Farming in Aceh and Nias, Indonesia. Paper presented at the 2nd International Salinity Forum, Adelaide 31 March – 3 April 2008. (Unpublished).

Sofian, I. 2010. Scientifi c Basis: Analysis and Projection of Sea Level Rise and Extreme Weather Event. Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap –ICCSR. National Planning and Development Agency (Bappenas).Jakarta.

Suganda, H., D. Setyorini, H.. Kusnadi, I. Saripin, dan Undang Kurnia. 2003. Evaluasi pencemaran limbah industri untuk kelestarian sumberdaya lahan sawah.203-221 dalam Prosiding Seminar Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan

Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim | 157

Pertanian. Bogor 2 Oktober dan Jakarta, 25 Oktober 2002. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Suharyani, F. Kusmiyati, dan Karno. 2012. Pengaruh metoda perbaikan tanah salin terhadap serapan Nitrogen dan Fosfor rumput Benggala (Panicum maximum). Animal Agriculture Journal 2012 1(2): 168 – 176. Online at: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj

Suroso D.S.A., Hadi T.W., dan Salim W. 2009. Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap ICCSR—synthesis report. Technical report, Republic of Indonesia. Jakarta.

Susandi A., Indriani Herlianti, Mamad Tamamadin, dan Irma Nurlela. 2008. Dampak perubahan iklim terhadap ketinggian muka laut di Wilayah Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Lingkungan 12(2).

Tamrin, Chairunas dan A. Zukham. 2006. Teknologi rehabilitasi lahan tsunami dalam upaya mendukung pengembangan kacang tanah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Buku II: 555-562 dalam Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor, 14-15 September 2006.Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Badan Litbang. Departemen Pertanian.

Taylor, S. 1993. Dryland Salinity - Introductory Extension Notes, 2nd edition, Dept of Land and Water Conservation, NSW, Sydney.

Undang Kurnia, H. Suganda, R. Saraswati dan Nurjaya. 2004a. Teknologi pengendalian pencemaran lahan sawah. Hal. 251-285 dalam Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya dalam Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang. Departemen Pertanian.

Undang Kurnia, Deddy Erfandi, dan H. Kusnadi. 2004. Rehabilitasi dan Reklamasi Tanah Sawah Tercemar Limbah Industri Tekstil di Kabupaten Bandung. Makalah disampaikan dalam Ekspose Hasil-hasil Penelitian di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. Soreang, 24 Maret 2004. (Tidak dipublikasikan)

Van Asten P.J.A., J.A. van Zelfd, S.E.A.T.M. van der Zee, and C. Hammecker. 2004. The effect of irrigated rice cropping on the alkalinity of two alkaline rice soils in the Sahel. Geoderma 119: 233–247.

Wang Q., C. Lu, H. Li, J. He, K. K. Sarker, R.G. Rasaily, Z. Liang, X. Qiao, H. Li, and A. D.J. Mchugh. 2014. The effects of no-tillage with subsoiling on soil properties and maize yield: 12-Year experiment on alkaline soils of Northeast China. Soil and Tillage Research 137: 43-49.

158 | Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim

Wichern J., F. Wichern, and R. G Joergensen. 2006. Impact of salinity on soil microbial communities and the decomposition of maize in acidic soils.Geoderma 137(1-2): 100-108.

Yan N. and P. Marschner. 2013. Response of soil respiration and microbial biomass to changing. Soil Biology and Biochemestry 65: 322-328.

Zeng, L. and M.C. Shannon. 2000. Effects of Salinity on Grain Yield and Yield Components of Rice at Different Seeding Densities. Agronomy Journal 92: 418–423.