BUMN dan Kesenjangan Antarwilayah - Anita's Personal...

3
Just an Ordinary Teacher | BUMN dan Kesenjangan Antarwilayah Copyright Ali Mutasowifin [email protected] http://alimu.staff.ipb.ac.id/2015/05/01/bumn-dan-kesenjangan-antarwilayah/ BUMN dan Kesenjangan Antarwilayah Belum lama ini, Menteri BUMN Rini Soemarno melansir wacana yang mencuatkan kontroversi. Dengan pertimbangan efisiensi, menteri yang bertanggung jawab atas pengembangan seluruh badan usaha milik negara tersebut berencana menjual Gedung Kementerian BUMN. Dia berpandangan, gedung 21 lantai tersebut terlalu besar dan tidak efisien bagi kementerian yang hanya memiliki 250 pegawai. Setelah gedung kementeriannya terjual, dia mengaku hanya akan menyewa gedung yang lebih kecil untuk berkantor. Rencana Menteri Rini ini berkebalikan dengan gagasan Menteri BUMN era SBY empat tahun lampau. Meskipun telah memiliki Gedung Kementerian BUMN yang page 1 / 3

Transcript of BUMN dan Kesenjangan Antarwilayah - Anita's Personal...

  • Just an Ordinary Teacher | BUMN dan Kesenjangan AntarwilayahCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2015/05/01/bumn-dan-kesenjangan-antarwilayah/

    BUMN dan Kesenjangan Antarwilayah

    Belum lama ini, Menteri BUMN Rini Soemarno melansir wacana yang mencuatkankontroversi. Dengan pertimbangan efisiensi, menteri yang bertanggung jawab ataspengembangan seluruh badan usaha milik negara tersebut berencana menjualGedung Kementerian BUMN. Dia berpandangan, gedung 21 lantai tersebut terlalubesar dan tidak efisien bagi kementerian yang hanya memiliki 250 pegawai. Setelahgedung kementeriannya terjual, dia mengaku hanya akan menyewa gedung yanglebih kecil untuk berkantor.

    Rencana Menteri Rini ini berkebalikan dengan gagasan Menteri BUMN era SBYempat tahun lampau. Meskipun telah memiliki Gedung Kementerian BUMN yang

    page 1 / 3

  • Just an Ordinary Teacher | BUMN dan Kesenjangan AntarwilayahCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2015/05/01/bumn-dan-kesenjangan-antarwilayah/

    megah, sang menteri saat itu, Mustafa Abubakar, pernah melontarkan gagasanuntuk mendirikan BUMN Tower. Gedung yang direncanakan akan dibangun secaramandiri dari dana BUMN tersebut dianggap merupakan kebutuhan untukmelambangkan kerjasama, keterpaduan, dan kekompakan seluruh BUMN.

    Gagasan Mustafa Abubakar itu belum terealisasi hingga ia digantikan oleh DahlanIskan. Apakah rencana Rini Soemarno akan terlaksana, waktu yang akanmembuktikannya. Gedung yang memadai memang diperlukan agar perusahaandapat menjalankan operasional bisnis dengan baik. Namun, banyak contohmenunjukkan rendahnya korelasi antara kemegahan gedung dengan kinerjaorganisasi yang menghuninya. Tidak sedikit perusahaan yang berhasil meraih lababesar meski ditunjang oleh gedung yang sederhana, sementara banyak pulaperusahaan yang tak jera membukukan kerugian padahal kantornya berdiri mewahmentereng.

    Memang bukan tampilan gedung, melainkan manusia yang mengisi gedunglah yangakan lebih menentukan kinerja sebuah perusahaan. Selain itu, agar operasionalusaha lebih efektif, gedung tempat operasional perusahaan pun seharusnyadidirikan di tempat yang tepat, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan miliknegara.

    Menyebar BUMN

    Sebagian BUMN memang telah menempatkan kantor pusatnya di daerah di manakegiatan utama bisnisnya berada. Namun, masih banyak BUMN yang berkantorpusat di Ibukota, padahal kegiatan utama usahanya berada di daerah-daerah yangsangat jauh dari Jakarta. Pemerintah seharusnyalah mendorong pusat operasionalbadan usaha-badan usaha milik negara menyebar ke seluruh penjuru tanah airsesuai dengan kegiatan inti usahanya masing-masing.

    Penyebaran kantor pusat BUMN, dan bukan berkumpul di pusat pemerintahan,menjanjikan setidaknya dua keuntungan. Pertama, badan usaha milik negaratersebut akan berkesempatan memahami lebih baik kondisi yang ada di wilayahkerjanya. Pemahaman yang lebih baik ini akan memungkinkan perusahaanmengambil keputusan-keputusan lebih cepat dan tepat dalam mengelolapersaingan yang kian sengit serta dalam ikhtiar-ikhtiar pengembangan bisnisnya.

    page 2 / 3

  • Just an Ordinary Teacher | BUMN dan Kesenjangan AntarwilayahCopyright Ali Mutasowifin [email protected]://alimu.staff.ipb.ac.id/2015/05/01/bumn-dan-kesenjangan-antarwilayah/

    Kedua, perusahaan-perusahaan pelat merah yang tersebar di pelosok Tanah Airakan dapat berperan sebagai agent of development di daerah-daerah di manakegiatan inti usahanya berada. Keberadaan perusahaan berikut sumberdayamanusianya diharapkan akan memberikan multiplier effects yang mampu menjadilokomotif untuk menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat di sekitarnya.Dengan demikian, masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan tidak hanya akanmerasakan dampak negatif pembangunan seperti polusi atau kerusakanlingkungan, namun juga dapat menikmati sebesar-besarnya manfaat dari kehadiranperusahaan-perusahaan milik negara tersebut.

    Apalagi, kesenjangan kegiatan ekonomi antar daerah hingga saat ini masih sangattinggi. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa dari pertumbuhan ekonomiIndonesia pada kuartal III 2014 sebesar 5,01%., lebih dari separuhnya disumbangoleh Pulau Jawa, yakni 58,51%, disusul Sumatera memegang peranan 23,63%,diikuti oleh Kalimantan (8,21%), Sulawesi (4,97%), Bali dan Nusa Tenggara (2,5%),serta yang terakhir Maluku dan Papua (2,18%).

    Apabila kita tilik pengelompokan kegiatan ekonominya pun, wilayah-wilayah di luarJawa lebih banyak melakukan aktivitas di sektor primer, pertanian danpertambangan, yakni mencapai 73,80 persen. Sementara Pulau Jawa masihmendominasi sektor sekunder (industri, listrik, gas, air bersih, dan konstruksi) dantersier (perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa), yaitumasing-masing sebesar 66,08 persen dan 66,11 persen.

    Ketimpangan yang sangat mencolok tersebut tentu dapat mengganggu integrasibangsa bila tidak segera memperoleh perhatian yang semestinya. Di sinilah BUMNdapat berkontribusi mempersempit kesenjangan dengan memberi stimulus untukmenggerakkan kegiatan ekonomi di wilayah-wilayah terbelakang yang menjadilokasi utama aktivitas bisnisnya.

    Artikel ini telah dipublikasikan di Harian Kontan, 12 Januari 2015.

    page 3 / 3