BUMN. badan usaha milik negara

31
DAFTAR ISI A. Pengertian BUMN...................................................2 B. Landasan Hukum BUMN...............................................3 C. Sejarah kementrian BUMN...........................................3 D. Tugas Pokok dan Fungsi BUMN.......................................5 E. Peran Pemerintah (BUMN)...........................................5 a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi......................5 1) Kegiatan produksi..............................................5 2) Kegiatan konsumsi..............................................6 3) Kegiatan distribusi............................................7 b. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi....................7 F. Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan Koperasi...........................9 G. Penyebab Inefisiensi pada BUMN....................................9 H. Alasan Pemerintah melepas saham BUMn (swastanisasi)..............10 I. Kriteria dalam melaksanakan privatisasi..........................10 J. Bentuk-bentuk BUMN...............................................10 1. Perusahaan Jawatan(PERJAN).....................................10 2. Perusahaan Umum(PERUM).........................................11 3. Perseroan Terbatas(PT).........................................11 L. Sektor Usaha BUMN................................................15 M. Kinerja BUMN.....................................................16 N. Model Untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi........................17 O. Kendala-Kendala yang Dihadapi....................................20 1

description

badan usaha milik negara

Transcript of BUMN. badan usaha milik negara

Page 1: BUMN. badan usaha milik negara

DAFTAR ISI

A. Pengertian BUMN...............................................................................................................................2

B. Landasan Hukum BUMN....................................................................................................................3

C. Sejarah kementrian BUMN.................................................................................................................3

D. Tugas Pokok dan Fungsi BUMN.........................................................................................................5

E. Peran Pemerintah (BUMN).................................................................................................................5

a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi................................................................................5

1) Kegiatan produksi........................................................................................................................5

2) Kegiatan konsumsi.......................................................................................................................6

3) Kegiatan distribusi.......................................................................................................................7

b. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi.............................................................................7

F. Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan Koperasi....................................................................................9

G. Penyebab Inefisiensi pada BUMN.......................................................................................................9

H. Alasan Pemerintah melepas saham BUMn (swastanisasi).................................................................10

I. Kriteria dalam melaksanakan privatisasi...........................................................................................10

J. Bentuk-bentuk BUMN.......................................................................................................................10

1. Perusahaan Jawatan(PERJAN)......................................................................................................10

2. Perusahaan Umum(PERUM).........................................................................................................11

3. Perseroan Terbatas(PT).................................................................................................................11

L. Sektor Usaha BUMN.........................................................................................................................15

M. Kinerja BUMN..................................................................................................................................16

N. Model Untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi.............................................................................17

O. Kendala-Kendala yang Dihadapi.......................................................................................................20

1

Page 2: BUMN. badan usaha milik negara

BUMN SEBAGAI PELAKU UTAMA PEREKONOMIAN

DI INDONESIA

A. Pengertian BUMN

Menurut UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh

atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN memberikan

kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia.Pada sistem ekonomi

kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang

diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di

seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,

manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik,

industri, dan perdagangan serta konstruksi.

BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan

sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak.

Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Kereta Api

Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan

tersebut didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta

untuk mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan yang kurang menguntungkan.

Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh

Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN.

Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini.

a) Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang

banyak.

b) Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

secara efektif dan efisien.

c) Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang

ekonomi.

2

Page 3: BUMN. badan usaha milik negara

d) Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap

tenaga kerja.

B. Landasan Hukum BUMN

C. Sejarah kementrian BUMN

Kementerian Negara BUMN merupakan transformasi dari unit kerja Eselon II

Depkeu (1973-1993) yang kemudian menjadi unit kerja Eselon I (1993-1998 dan

2000-2001).Tahun 1998-2000 dan tahun 2001 sampai sekarang, unit kerja tersebut

menjadi Kementerian BUMN.

3

Page 4: BUMN. badan usaha milik negara

Organisasi Pemerintah yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)

melaksanakan pembinaan terhadap Perusahaan Negara/Badan Usaha Milik Negara di

Republik Indonesia telah ada sejak tahun 1973, yang awalnya merupakan bagian dari

unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Selanjutnya,

organisasi tersebut mengalami beberapa kali perubahan dan perkembangan.Dalam

periode 1973 sampai dengan 1993, unit yang menangani pembinaan BUMN berada

pada unit setingkat Eselon II.Awalnya, unit organisasi itu disebut Direktorat Persero

dan PKPN (Pengelolaan Keuangan Perusahaan Negara). Selanjutnya terjadi

perubahan nama menjadi Direktorat Persero dan BUN (Badan Usaha Negara).

Terakhir kalinya pada unit organisasi setingkat eselon II, organisasi ini berubah

menjadi Direktorat Pembinaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sampai dengan

tahun 1993.

Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengoptimalkan

pengawasan dan pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Negara, dalam periode

1993 sampai dengan 1998, organisasi yang awalnya hanya setingkat

Direktorat/Eselon II, ditingkatkan menjadi setaraf Direktorat Jenderal/Eselon I,

dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-PBUN).

Mengingat peran, fungsi dan kontribusi BUMN terhadap keuangan negara

sangat signifikan, pada tahun 1998 sampai dengan 2000, pemerintah Republik

Indonesia mengubah bentuk organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi

setingkat Kementerian. Awal dari perubahan bentuk organisasi menjadi Kementerian

terjadi di masa pemerintahan Kabinet Pembangunan VI, dengan nama Kementerian

Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN.

Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001, struktur organisasi Kementerian

ini dihapuskan dan dikembalikan lagi menjadi setingkat eselon I di lingkungan

Departemen Keuangan.Namun, di tahun 2001, ketika terjadi suksesi kepemimpinan di

Republik Indonesia, organisasi tersebut dikembalikan lagi fungsinya menjadi

setingkat Kementerian sampai dengan periode Kabinet Indonesia Bersatu ini.

4

Page 5: BUMN. badan usaha milik negara

D. Tugas Pokok dan Fungsi BUMN

E. Peran Pemerintah (BUMN)

a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah

melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

1) Kegiatan produksi

Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku

ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan

sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Sesuai dengan UU No.

19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.BUMN

dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan

Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan).BUMN memberikan

kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia.Pada sistem

ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan

5

Page 6: BUMN. badan usaha milik negara

barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN tersebut

diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor

perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,

manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi,

transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN

didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan

sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup

orang banyak. Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan

Listrik Negara, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia,

dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta untuk

mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan yang kurang

menguntungkan.Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-

hal berikut ini.

a. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat

hidup orang banyak.

b. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.

c. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan

di bidang ekonomi.

d. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat

menyerap tenaga kerja.

2) Kegiatan konsumsi

Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai

pelaku-pelaku ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku

konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk

menjalankan tugasnya.Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya

dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan

gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya

6

Page 7: BUMN. badan usaha milik negara

pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen,

pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus

dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya.Contoh-contoh

mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih

banyak, seperti membeli barang-barang untuk administrasi

pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan

sebagainya.

3) Kegiatan distribusi

Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga

melakukan kegiatan distribusi.Kegiatan distribusi yang dilakukan

pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah

diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada

masyarakat.Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok

kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG.Penyaluran

sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu

masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya.Kegiatan distribusi

yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan

distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti

terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan

pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran

kegiatan distribusi sangat penting.

b. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi

Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi

tidak hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi

pemerintah juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan

mengarahkan terhadap jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan

pembangunan nasional. Dalam rangka melaksanakan peranannya tersebut

pemerintah menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.

7

Page 8: BUMN. badan usaha milik negara

1) Kebijaksanaan dalam dunia usaha Usaha untuk mendorong dan

memajukan dunia usaha, pemerintah melakukan kebijaksanaan-

kebijaksanaan berikut ini.

a. Pemerintah mengeluarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian.

b. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 mengatur

tentang Usaha Perbankan.

c. Pemerintah mengubah beberapa bentuk perusahaan negara agar

tidak menderita kerugian, seperti Perum Pos dan Giro diubah

menjadi PT Pos Indonesia, Perjan Pegadaian diubah menjadi

Perum Pegadaian.

2) Kebijaksanaan di bidang perdagangan

Di bidang perdagangan, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan

berupa kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor.Pemerintah

menetapkan kebijakan ekspor dengan tujuan untuk memperluas pasar

di luar negeri dan meningkatkan daya saing terhadap barang-barang

luar negeri.Adapun kebijakan impor dimaksudkan untuk menyediakan

barang-barang yang tidak bisa diproduksi dalam negeri, pengendalian

impor, dan meningkatkan daya saing.

3) Kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat Kebijaksanaan

pemerintah dalam mendorong kegiatan masyarakat mencakup hal-hal

berikut ini.

a. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.

b. Kebijaksanaan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan

petani.

c. Kebijaksanaan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.

8

Page 9: BUMN. badan usaha milik negara

F. Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan Koperasi

Perihal BUMN BUMS Koperasi

Pendiriannya Pemerintah + DPR

dengan undang-

undang

Pemilik modal swasta Para anggota yang

setuju

Modal Dari Negara Dari pemilik modal

perorangan

Dari simpanan para

naggota

Daya Tahan Tergantung keuangan

Negara

Tergantung

perkembangan pasar

Partisipasi anggota

dan kejujuran

pengurus

Kecenderungan Etatisme, socialism Individualisme,

Kapitalisme

Bersifat campuran /

kolektivisme +

individualisme

G. Penyebab Inefisiensi pada BUMN

Bersumber pada dua elemen esensial pada BUMN

Tujuan sosial (public) : cenderung banyak pengeluaran, mementingkan

efektivitas

Tujuan bisnis (enterprise) : cednderung mengurangi pengukuran,

mementingkan efisiensi

Sikap manajemen sering ragu-ragu tidak tegas karena dua ukuran tersebut

sehingga efeknya inefisiensi

Bersumger dari sejarah pendiriannya :

BUMN adalah produk politik, didirikan oleh pemerintah bersama DPR

dengan UU

9

Page 10: BUMN. badan usaha milik negara

Operasi BUMN banyak melibatkan biorkasi dengan pemerintah maupun

dengan DPR. Keputusan-keputusan manajemen selalu lambat dan bersifat

kompromis, karena itu tidak efektif dan tidak efisien.

H. Alasan Pemerintah melepas saham BUMn (swastanisasi)

Alasan pemerintah melepas saham (swastanisasi) BUMN adalah :

1. Kesulitan mendapatkan dana untuk menutup defisit APBN

2. Untuk menarik investor domestik atau asing dalam kegiatan ekonomi di

Indonesia.

3. Telah terikat pada kesepakatan (perjanjian) dengan IMF sewaktu Indonesia

mendapat bantuan hutang.

Dampak Positif dan negatif pelepasan sasham

Bagi Perusahaan

Positif : mendapat tambahan modal, meningkatkan kinerja dan laba

Negatif : pengendalian pemerintah berkurang/ hilang, campur tangan

swsata / asing sangat kuat.

Bagi Perekonomian Indonesia

Positif : tambahan investasi, pertumbuhan ekonomi meningkat.

Negatif : sebagian / seluruh laba BUMn di transfer ke Luar Negeri,

mengurangi cadangan devisa

I. Kriteria dalam melaksanakan privatisasi

1. BUMN yang diprivatisasi sudah sehat

2. BUMN yang diprivatisasi tidak menguasai selumber kebutuhan rakyat banyak

3. Proses privatisasi transsparan, sesuai prosedur dan perundangan yang belraku

J. Bentuk-bentuk BUMN

1. Perusahaan Jawatan(PERJAN)

10

Page 11: BUMN. badan usaha milik negara

Merupakan BUMN yang modal serta pengelolaanya setipa tahun

dietapkan dalam APBN.Seluruh modal Perjan bersumber dari pemerintahan

dan merupakan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan. Contoh RRI, dan

TVRI.

Ciri-ciri Perjan:

a. Memiliki tujuan utama melayani kebutuhan masyarakat umum

b. Memiliki orientasi nirlaba /non profit oriented (tidak mengejar

keuntungan)

c. Merupakan bagian darai suatu departemen atau direktorat

d. Dipimpin oleh seorang kepada yang merupakan bawahan atau bagin dari

departement maupun direktorat

e. Operasional usahanya memperoleh fasilitas dari Negara

f. Status pegawainya adalah pegai negri

g. Pengawasan dilakukan secara hierarkhi meupun fungsional oleh pihak-

pihak yang berwenang dalam manajemen deparemen maupun direktorat

pemerintah

2. Perusahaan Umum(PERUM)

Merupakan BUMN yang modalnya bersumber dari kekayaan Negara

yang telah dipisahkan.Perum dipimpin oleh seorang direktur, para pegawainya

berstatus sebagai pegawai BUMN.Sedangkan direktur perum

bertanggngjawab kepada menteri. Contoh perum perceakan uang repubik

indonesia(Perum Peruri), Perum DAMRI, Perum Balai Pustaka.

Ciri-ciri Perum:

a. Melayani kebutuhan masyarakat umum

b. Memupuk keuntungan umum

c. Memiliki nama dan kekayaan tersendiri serta kebebasan bergerak seperti

layaknya perusahaan suwasta

d. Kedudukan hukumnya diatur secara hukum perdata

e. Laporan tahunan perusahaan disampaikan kapeda pemerintah

11

Page 12: BUMN. badan usaha milik negara

3. Perseroan Terbatas(PT)

Merupakan perusahaan milik negara yang modalnya berbentuk

lembar-lembar saham.Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang

mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri terpisah dari yang

mendirikan dan terpisah pula dari yang memiliki.Kedudukan hukum PT diatur

berdasarkan undang-undang hukum dagang.

Berbeda dengan beberapa bentuk badan usaha di atas, PT mempunyai

kelangsungan hidup yang panjang karena perseroan ini akan tetap berjalan

meskipun pendiri ataupun pemiliknya meninggal dunia.

Tanda keikutsertaan seseorang sebagi pemilik adalah saham yang

dimilikinya.Artinya makin besar jumlah yang dimiliki maka makin besar pula

andil dan kedudukannya sebagi pemilik perusahaan yang menerbitkan saham

tersebut.Tanggungng jawab seorang pemeganag saham terhadap pihak ketiga

hanya terbatas pada modal sahamnya. Dengan kata lain, tanggung jawab

pemilik terhadap kewajiban-kewajiban keuangan perusahaan ditentukan oleh

besarnya modal yang diikutsertakan pada perseroan.

Berbeda dengan bentuk-bentuk yang terdahulu, pada perseroan

terbatas ini kekayaan pribadi, baik milik para pemegang saham maupun para

pemimpin perusahaan itu tidak dipertanggungjawabkan sebagai jaminan

terhadap utang-utang perusahaan.Sesuai dengan namanya, sebagai perseroan

terbatas yaitu terbatasnya keterlibatan dan tanggung jawab para pemilik atau

pemegang saham.

Ciri-ciri Perseroan Terbatas :

a. Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden

b. Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan

perundang-undangan

c. Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-

undang

d. Melayani kepentingan umum

e. Memupuk keunungan sebagai salah satu sumber dana dalam APBN

12

Page 13: BUMN. badan usaha milik negara

f. Hubungan usaha diatur menurut hukum perdata

g. Dalam operasinya, tidak terdapat faslitas Negara

h. Para pegawainya berstatus sebagai pegawai BUMN

i. Pemerintah berperab sebagai pemegang saham mayoritas/ seluruhnya

j. Tidak mendapat fasilitas negara

k. Tujuan utama memperoleh keuntungan

Jenis- jenis Perseroan Terbatas :

1) PT Terbuka

Adalah PT yang menjualbelikan usahanya dengan bebas di bursa saham

(bursa efek) sehingga setiap orang dapat menjadi pemiliknya.Bentuk

saham PT terbuka adalah saham atas sewa atau saham atas tunjuk,

artinya siapa saja yang menunjukkan atau membawa saham adalah

pemiliknya.

2) PT Tertutup

Adalah PT yang saham-sahamnya hanya dimiliki oleh pihak-pihak

tertentu saja dan tidak setiap orang dapat memiliki, yang dapat memiliki

misalnya anggota keluarga, anggota organisasi. Pemeganga Saham PT

Tertutup adalah saham atas nama dimana pemilik tertulis pada lembaran

saham sehingga sulit unuk diperjualbelikan.

3) PT Kosong

Adalah PT yang sudah tidak ada aktivitasnya, tetapi badan usahanya

masih ada atau belum dibubarkan. PT Kosong ini, bisa diperjualbelikan,

alasan pembeli karena unyuk menghemat biaya pendirian dan PT dapat

segera beroperasi

4) PT Perseorangan

Adalah PT yang seluruh sahamnya dimiliki oleh perseorangan, seluruh

saham dimiliki oleh perseorangan sehigga menjadi pemilik tunggal

Badan perlengkapan Perseroan Terbatas

13

Page 14: BUMN. badan usaha milik negara

PT merupakan organisasi sehingga PT harus memiliki alat perlengkapan yang memiliki

wewenang untuk bertindak atas nama PT, alat perlengkapan sebagai berikut :

Rapat umum pemegang saham (RUPS), mempunyai kekuasaan tertinggi PT karena

berwenang mengangkat/memberhentikan direksi dan dewan komisaris

Pengurus atau direksi yang terdiri dari orang-orang yang berkuasa oleh RUPS untuk

memimpin jalannya perusahaan. Pengurus atau direksi dipimpin oleh seorang kepala

disebut Direktur Utama.

Dewan Komisaris yang bertugas mengawasi jalannya perusahaan dan diangkat atau

diberhentikan oleh RUPS, biasanya yang menjadi Komisaris adalah orang yang

memiliki saham terbanyak.

Beberapa kelebihan Perseroan Terbatas adalah :

1) Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin meskipun pemilik atau pendiri

meninggal dunia

2) Tanggung jawab terbatas, artinya pemilik bertanggung jawab sebesar modal yang

disertakan sehingga tidak menimbulkan resiko bagi kekayaan pribadi atau

keluarga

3) Saham sebagai tanda kepemilikan dapat diperjualbelikan

4) Apabila memerlukan tambahan modal, akan mudah dipenuhi sehingga

memungkinkan perusahaan untuk diperluas

Kekurangan dari Perseroan Terbatas adalah :

1) Biaya pendiriannya relatif mahal

2) Aktivitas perusahaan bersifat terbuka sehingga kerahasiaan sulit dijaga

3) Hubungan yang kurang deka antara pemegang saham dengan perusahaan

sehingga menjadikan perusahaan tidak efektif

4) Bentuk PT kadang digunakan untuk usaha spekulasi atau penipuan

5) Saham dapat diperjualbelikan maka akan timbul usaha spekulasi

Di Indonesia sendiri yang sudah menjadi Persero adalah PT. PP (Pembangunan

Perumahan),PT Bank BNI Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Tambang

14

Page 15: BUMN. badan usaha milik negara

Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir tahun 2002 41,94% saham Persero ini telah dijual

kepada Swasta sehingga perusahaan ini bukan BUMN lagi), dan PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk,Pt.Garuda Indonesia Airways(GIA).

K. Peran BUMN Dalam Pemulihan Ekonomi

Pemahaman BUMN sebagai agent of development berlanjut sampai dengan periode

tahun 80an, yang kemudian pemahaman tersebut membawa dampak “negatif/minir” karena

fungsi kontrol terhadap BUMN dianggap sangat lemah, BUMN sebagai sarang korupsi dan

lain-lain.

Pada periode akhir 80an, tepatnya 1989, manajemen BUMN dibenahi sekaligus di-

luruskan kembali fokus usahanya serta ditata kembali pola reportingnya, yaitu den-gan

ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 741/1989 yang mewajibkan manajemen

BUMN membuat laporan kerja dan laporan keuangannya sekaligus mempublikasikannya.

Hal ini sebenarnya merupakan cerminan dari pemberlakuan program-program Good

Corporate Governance, antara lain dengan mempublikasi-kan laporan keuangan berarti telah

terjadi pembelajaran dan pendisiplinan BUMN terhadap pelaksanaan prinsip GCG

(keterbukaan) sekaligus pembelajaran penera-pan protokol Pasar Modal (capital market

protocol) mulai pada waktu itu.

Dengan penerapan prinsip-prinsip GCG, sekaligus terkandung maksud untuk dapat

memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi sebagai regulator. Hal ini bila tidak di-pahamkan

tentang pemisahan fungsi dimaksud akan membawa akibat adanya intervensi-intervensi yang

dimulai dari pemilik kemudian akan diikuti oleh pihak-pihak lain yang mempunyai

kepentingan.

L. Sektor Usaha BUMN

Pada dasarnya sektor-sektor usaha yang dilakukan oleh BUMN mencakup hampir

seluruh sektor dan bidang usaha yang ada dimana didalamnya terdapat 11 kelom-pok

besar sektor, yaitu;

1) Agro Industri;

2) Telekomunikasi;

15

Page 16: BUMN. badan usaha milik negara

3) Semen, konstruksi dan Konsultan Engineering;

4) Pertambangan;

5) Energi;

6) Logistik;

7) Pariwisata;

8) Kehutanan dan Kertas;

9) Jasa Keuangan;

10) Industri Startegis;

11) Jasa Penunjang Pertanian

Dari sektor tersebut terbagi lagi menjadi sub-subsektor seperti Jasa Keuangan

dapat dibagi menjadi Jasa Keuangan Perbankan dan Jasa Keuangan Non Perbankan

(misalnya Asuransi), demikian juga terhadap sektor logistik yang dapat dibagi men-jadi

bidang transportasi, penunjang transportasi (misalnya Bandara, pelabuhan), Ka-wasan

Industri, Dok Perkapalan dlsb.

Luasnya sektor dan bidang usaha yang dilakukan oleh BUMN mengesankan

bahwa semua sektor usaha menjadi monopoli badan usaha Negara.Selanjutnya dari kajian

tersebut dicoba untuk mengkategorikan sektor-sektor dan bi-dang apa saja yang masih

tepat dilakukan oleh BUMN, apakah sektor-sektor yang masih sangat kompetitif,

pelaksana layanan publik, atau yang strategis, lalu bagai-mana dengan sifat bisnisnya

apakah sudah sunset (tidak memiliki prospek) atau sifat usaha yang telah banyak

dilakukan oleh pihak swasta, bahkan bila dilaksakan oleh swasta justru dapat lebih

efisien?

M. Kinerja BUMN

Saat ini BUMN berjumlah 139 yang dalam pelaksanaan tugasnya masih memerlu-

kan beberapa perbaikan-perbaikan sistem manajemennya untuk mengangkat kiner-janya.

Perangkat perbaikan tersebut termasuk untuk menciptakan kontrol sistem, oleh karenanya

sejak tahun 2002 diwajibkan bagi seluruh BUMN untuk menerap-kan program GCG

yang kemudian diikuti dengan penerapan program-program lain yang dapat menunjang

kinerjanya seperti penerapan program Risk Management yang gencar diwajibkan sejak

16

Page 17: BUMN. badan usaha milik negara

awal 2006 ini, selain beberapa BUMN yang bergerak di bidang industri-industri penting

seperti Telkom, PLN, Perbankan dan Industri-industri berbasis teknologi tingggi telah

lebih dulu menerapkan program Risk Management ini. dengan melaksanakan program-

program tersebut perangkat-perangkat korporasi lainnya yang juga perlu ditingkatkan

adalah kualitas manaje-men/sumber daya manusia agar lebih mempunyai visi pada

orientasi bisnis dan berani mengambil keputusan-keputusan bisnis, sehingga paradigma

BUMN secara simultan dapat diubah, termasuk mindset manajemen, karyawan dan

sistem teknologinya juga (perlahan) harus dilakukan perombakan.

Hingga saat ini dengan upaya-upaya yang telah dilakukan nyatanya membawa

peruba-han, lebih nampak pada indikasi meningkatnya jumlah BUMN yang bertambah

sehat dan berkurangnya BUMN rugi.

Selain perusahaan-perusahaan yang dapat menunjukan peningkatan kinerja dari

sisi perolehan laba, tentunya dapat dibuktikan dari sisi Negara yang memperoleh Dividen

selaku pemegang saham, dan pajak, tidak tertutup pula sumbangan retribusi daerah.

Kemudian dari sisi pasar modal, dapat dikatakan bahwa BUMN adalah salah satu

indikator tentang dinamisnya perdagangan saham dan obligasi di bursa efek, dimana 12

BUMN yang listed saham di bursa (12 BUMN) mencapai 36.8% pada tahun 2004, dan

34.2% pada tahun 2006 dari nilai transaksi perdagangan di bursa, dengan total

kapitalisasi pasar BUMN sejak 2001 s/d 2006 mencapai ± Rp.273 Trilliun. Belum lagi

bila dihitung dengan atraktifnya perdagangan obligasi yang di-issued oleh BUMN.

N. Model Untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi

Untuk mewujudkan amanah Undang-undang No. 19 tahun 2003 mengenai Badan

Usaha Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) tentang salah satu maksud dan tujuan

pendirian BUMN yaitu “memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian

nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya” maka Kemente-rian

BUMN telah menyusun strategi penataan BUMN kedepan yang berada dalam kerangka

rightsizing policy yang tadi telah kami jelaskan. Untuk meningkatkan kon-tribusi BUMN

dalam pertumbuhan ekonomi Kementerian BUMN akan memantapkan orientasi

17

Page 18: BUMN. badan usaha milik negara

pengembangan kepada BUMN-BUMN yang memiliki potensi bisnis mau-pun pelayanan,

dalam besaran dan struktur organisasi yang sesuai.

Untuk mencapai besaran dan struktur yang sesuai, rightsizing policy akan

diwujud-kan dalam kategorisasi BUMN dalam 5 (lima) bentuk atau jenis tindakan, yaitu;

1) Stand Alone

BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria

beri-kut ini;

Market share cukup signifikan dan mengandung unsur keamanan;

Single player atau masuk sebagai pemain utama;

Belum memiliki potensi untuk dimerger ataupun holding; dan

Keberadaannya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku &

umumnya captive market.

2) Holding

BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria

beri-kut ini;

Sektor usahanya sama

Jenis usaha dan segmen pasar berlainan

Kompetisi tinggi

Masih ada prospek/ bisnis prospektif

Pemerintah merupakan pemilik mayoritas

3) Divestasi

Divestasi merupakan tindakan pemegang saham (shareholder’s action), yang se-

lalu mempertimbangkan unsur cost & benefit, sebagaimana pemegang saham

pada persero yang lain. Namun, karena tindakan divestasi ini dikaitkan dengan

kepemilikan Badan Usaha Milik Negara, maka Divestasi hanya dapat dilakukan

pada BUMN yang memiliki kriteria berikut ini;

Berbentuk Persero.

18

Page 19: BUMN. badan usaha milik negara

Berada pada sektor usaha atau industri yang kompetitif atau unsur

teknologinya cepat berubah.

Bidang usahanya menurut undang-undang tidak secara khusus harus

dikelola oleh BUMN.

Tidak bergerak di sektor pertahanan dan keamanan.

Tidak mengelola sumber daya alam yang menurut ketentuan perundang-

undangan tidak boleh diprivatisasi.

Tidak bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas

khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan

kepentingan masyarakat.

Memenuhi ketentuan/peraturan pasar modal apabila privatisasi dilakukan

melalui pasar modal.

4) Merjer dan Konsolidasi

Dalam rangka penguatan sinergi antar-BUMN, tindakan merjer dan konsolidasi

menjadi pertimbangan, apabila memenuhi kriteria berikut ini;

Jenis usaha dan segmen pasar sama

Kompetisi tinggi

Mayoritas saham dimiliki Pemerintah

Kinerja tergolong kurang baik

Going concern diragukan, namun masih memiliki potensi untuk digabung

dengan BUMN lain.

5) Likuidasi

Tindakan pemegang saham untuk melakukan likuidasi, tentunya setelah me-

menuhi pertimbangan dan kajian tentang cost & benefit dari usaha tersebut,

meliputi;

Tidak ada PSO – non “Strategis” (tidak harus dipertahankan status

BUMN)

Dalam beberapa tahun mengalami kerugian terus-menerus

Kompetisi usaha tinggi

19

Page 20: BUMN. badan usaha milik negara

Eksternalitas rendah

Usahanya tidak prospektif

Ekuitas negatif

O. Kendala-Kendala yang Dihadapi

Dari sisi hukum;

Perlu mendapatkan suatu kejelasan mengenai pengertian “dikuasai” sebagai-mana

termaktub dalam ayat (2) dan (3) Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945, apakah yang

dimaksud seluruhnya dimiliki dan dikelola oleh Negara, atau dimiliki tetapi dapat tidak

dikelola oleh Negara, atau tidak perlu memiliki dan tidak perlu mengelola tetapi cukup

mempunyai kewenangan dalam hal pengaturan (regulasi).

Selain itu, dengan telah ditetapkannya UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN,

dalam pasal 4 (1) dan penjelasannya telah ditegaskan bahwa modal BUMN yang berasal

dari kekayaan Negara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan Ne-gara dari APBN

untuk dijadikan penyertaan modal Negara pada BUMN, untuk selanjutnya pembinaan

dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN namun didasarkan pada

prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. Lebih lan-jut terdapat pengaturan dalam PP No.

33 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa penyelesaian piutang BUMN diselesaikan

dengan mekanisme korporasi yang di-dasarkan pada pengertian piutang Negara dalam

UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dimana dalam UU tersebut tidak

lagi dimasukkan pen-gertian piutang BUMN sebagai bagian dari piutang Negara.

Dari hal diatas, pengertian sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (2)

dan (3) diatas, belum memiliki definisi yang seragam tentang arti “dikuasai” dan

“cabang-cabang produksi penting” seperti apa. Kemudian terhadap pemahaman tentang

kekayaan Negara yang dipisahkan, perlu mendapatkan pemahaman se-cara meluas bahwa

modal yang telah dipisahkan untuk pendirian suatu BUMN bu-kan lagi kategori kekayaan

Negara.

Dari sisi perusahaan;

20

Page 21: BUMN. badan usaha milik negara

Bahwa perlu disadari fungsi dan tugas utama BUMN tidak hanya sekedar mem-

peroleh keuntungan saja, yang kemudian diukur hanya dengan adanya peningkatan RoA,

RoE, RoI saja, tetapi juga mengemban beberapa tugas yang lebih bersifat makro, seperti

menjaga stabilitas ekonomi/harga, dan untuk memenuhi sifat penu-gasan layanan publik

atau agent of development serta pioneering. Sehingga menge-lola BUMN tentunya juga

harus dapat memahami kepentingan-kepentingan stakeholdernya.Dengan demikian,

seharusnya dari sisi regulasi untuk kepentingan pelaksanaan usaha BUMN khususnya

yang mengemban tugas layanan umum perlu diatur dengan suatu regulasi yang lebih

mendukung pada BUMN.

Kemudian, dalam rangka pengembangan usahanya perlu adanya pemikiran men-

genai kebijakan tentang dividen perlu lebih mempertimbangkan kepentingan-

kepentingan perusahaan dalam rangka investasinya, karena apabila kebijakan divi-den

selalu untuk kepentingan APBN semata tentunya akan mengurangi kemampuan

perusahaan dalam rangka pengembangan dan kelangsungan usahanya (sustain-ability).

Demikian pula, gaya manajemen BUMN yang ada perlu dilakukan perubahan

para-digmanya (mind set), bahwa paradigma baru menghendaki adanya suatu inovasi dan

terobosan bisnis yang harus dilakukan tanpa harus menciptakan birokrasi yang berbelit,

namun harus tetap mengutamakan prinsip governance. Untuk mendukung perubahan

paradigma baru tersebut dalam pengadaan manajemen BUMN yang dit-erapkan saat ini

sudah menggunakan metode fit & proper test yang melibatkan pula pihak independent

assessor, yang dalam pelaksanannya diikat dengan Statement of Corporate Intent (SCI)

sebagai acuan komitmen manajemen dalam peningkatan kinerjanya, yang akan diukur

dalam kinerjanya dengan Key Performance Indicator (KPI) yang disepakati bersama dan

dituangkan dalam suatu Kontrak Manajemen.

21