Buletin YSBS Vol 1

23
Volume I YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP September 2010-Maret 2011 www.ysbs.or.id

description

Bulletin YSBS adalah sarana komunikasi dan publikasi YSBS. Terbit 6 bulan sekali.

Transcript of Buletin YSBS Vol 1

  • Volume I

    YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP

    September 2010-Maret 2011

    www.ysbs.or.id

  • 2

    Daftar Isi Dari Dewan Pengurus Yayasan

    3 Sambutan Ketua Dewan Pembina

    4 Sambutan dari Ketua YSBS

    5 Cerita-cerita inspiratif

    Sajian Utama

    8 Kunjungan Wakil Gubernur Jateng

    9 1 Miliar Pohon untuk Dunia

    9 Workshop Kebijakan Perlindungan Anak

    10 Kerjasama YSBS dengan UGM

    9 Konservasi Nusakambangan

    6 Seklias tentang YSBS

    Berita Dari Divisi 11 PSEJPIC: Konservasi Nusakambangan

    13 Pendidikan: Strategi Meningkatkan Daya Saing Sekolah

    14 Minomartani: Pelatihan Alat Peraga bagi Guru SD

    Buletin Enam Bulanan YSBS Diterbitkan oleh :

    YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP Penanggung Jawab:

    Dewan Pembina YSBS Pengurus YSBS

    Pemimpin Redaksi: Stephanus Mulyadi

    Team Redaksi: Seluruh Staff Kantor Sekretariat YSBS

    Alamat Redaksi: Gedung AMN Lt 4

    Jl. Kendeng 308, Cilacap 53223 Jawa TengahIndonesia

    Tel /Fax: +62-282-507 000 4 E-Mail: [email protected] www.ysbs.or.id

    Kontroversial

    Sejak tahun 2009 YSBS telah memulai inisiatif mengadakan Konservasi Pulau Nusakambangan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. (hal.9)

    Sejak pertengahan 2010 dimulai kerjasama antara YSBS dengan UGM Yogyakarta dan Pemkab Cilacap. Menurut rencana MUO kerjasama terse-but akan ditandatanganai pada bulan April 2011 (hal.8)

    Sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan YSBS san-gat peduli terhadap perlindungan anak. Pada awal tahun 2011 seluruh tenaga pendidik dan kependidikan, staff dan pengurus YSBS telah menan-datangani CPP sebagai bentuk komitmen terhadap perlindungan anak (hal7)

    Selasa, 1 Maret 2011 adalah merupakan hari yang bersejarah bagi 250 Keluarga Petani yang selama ini telah bercocok tanam di daerah Selokjero, Indralaya, di bagian paling barat dari P. Nusakambangan (hal.6)

    15 Misereor: Final Nrrative Report Project Nr. 416-025-1013 ZG

    19 Misereor: First Narrative Report Project No. 416-025-1014ZG

    Partner & Laporan Kegiatan

    20 Kontroversi Pembangunan Jalan di Kam-pung Laut

  • 3

    Sambutan Dari Ketua Dewan Pembina YSBS dan Provinsial OMI

    Para pembaca yang terkasih,

    Pertama-tama saya ingin mengucapkan SELAMAT! kepada tim YSBS atas terbitnya buletin yang pertama ini. Yang kedua, saya ingin mengajak anda sekalian bersyukur kepada Tuhan. Ada banyak alasan yang dapat mendasari ucapan syukur kita. Pertama, kita bersyukur ber-sama Gereja Katolik Indonesia atas 50 tahun terbentuknya Hirarki Gereja Katolik Indonesia. Kedua, bersama dengan hal itu, kita mensyukuri 50 tahun berdirinya Keuskupan Pur-wokerto. Ketiga, kita bersyukur atas berdirinya YSBS dengan segala kiprahnya bagi masyarakat selama 35 tahun (12 Ma-ret 1976 12 Maret 2011). Keempat, kita bersyukur atas dukungan banyak donatur dari dalam dan luar negeri yang telah mendukung karya YSBS selama 35 tahun ini. Kelima, kita bersyukur atas keterlibatan banyak orang, baik yang masih hidup maupun yang sudah dipanggil Tuhan, dalam karya yang dijalankan oleh YSBS. Keenam kita bersyukur atas usaha dan kerjakeras Rm. Carolus dalam memimpin dan mengorganisir YSBS selama 35 tahun. Kalau mau, kita masih bisa menambah daftar panjang ucapan syukur kita ini. YSBS didirikan untuk menanggapi kebutuhan masyarakat, khususnya mereka yang miskin dan terlantar. Pada saat berdirinya, YSBS berhadapan dengan situasi dan kondisi masyarakat, khususnya di sekitar Cilacap, yang ma-sih sangat memprihatinkan. YSBS yang diprakarsai oleh Rm. Carolus, ingin mewujudkan pesan Yesus untuk menghadirkan Kerajaan Allah, tanda kasih dan keselamatan dari Allah. Keselamatan adalah pulihnya martabat manusia sebagai citra Allah. Tiga hal yang dilihat oleh YSBS menjadi penghalang pemulihan martabat manusia, yaitu: 1). Kemiskinan; 2). Kebodohan; 3). Penderitaan Fisik/Sakit. Ketiga hal ini tidak boleh dibiarkan merajai masyarakat karena akan meren-dahkan martabat kemanusiaan. Oleh karena itu secara terus-menerus YSBS menyusun berbagai program untuk mela-wan ketiga hal tersebut. Kemiskinan dilawan dengan proyek pengerasan jalan yang memudahkan transportasi bagi masyarakat di desa terpencil. Dengan dibukanya akses transportasi, perekonomian desa terpencil dapat tumbuh lebih baik. Hasil panen petani dapat diperjual-belikan den-gan lebih lancar, sehingga pemerataan kesejahteraan juga meningkat. Kebodohan dilawan dengan berdirinya sekolah-sekolah dari TK hingga SMA/SMK dan AMN (Akademi Mari-tim Nusantara). Melalui karya pendidikan ini ribuan anak telah dididik menjadi orang-orang yang berkualitas. Dengan kemampuan yang mereka peroleh di bangku pendidikan, mereka tersebar ke mana-mana sebagai pribadi manusia yang lebih bermartabat. Penderitaan Fisik karena penyakit dihadapi dengan berdirinya beberapa Balai Pengobatan. Melalui Balai Pengobatan ini, keluarga miskin mendapatkan pertolongan pertama yang mudah dan terjangkau. Dan ma-sih banyak karya lain yang dilaksanakan oleh YSBS di bidang pertanian, penghijauan hutan, pembinaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, beasiswa dan lain-lain. Se-muanya itu dilakukan untuk meningkatkan martabat manu-sia sebagai citra Allah.

    Rm. Antonius Andri Atmaka, OMI Ketua Dewan Pembina YSBS dan Provinsial OMI

    Saya berterima kasih kepada Rm. Charlie yang telah berinisiatif melalui YSBS mewujudkan semangat dan cita-cita Bapa Pendiri OMI, St. Eugenius de Mazenod: Bantulah mereka pertama-tama menjadi manusiawi, ajarilah mereka nilai-nilai Kristiani dan akhirnya bantulah mereka menjadi orang suci. Meskipun selama ini yang nampak adalah kiprah Rm. Charlie dalam YSBS, Kongregasi OMI selalu berada di belakang layar. Rm. Charlie sebagai anggota Kongregasi OMI diutus oleh komunitas untuk menjalankan karya itu dan didukung dengan berbagai macam cara oleh Kongregasi OMI dari berbagai negara. Selain itu, karya YSBS ini juga telah melibatkan banyak orang, terutama para karyawan YSBS dan Guru di Sekolah. Mereka ini juga telah terlibat dalam karya misi Bapa Pendiri OMI tersebut. Kepada rekan-rekan kerja awam, saya sebagai pimpinan OMI Indonesia juga mengucapkan banyak terima kasih atas semangat pelaya-nan anda selama ini. Akhirnya saya mengajak anda semua melangkah maju bersama dengan YSBS untuk menaburkan kasih kepada setiap orang. YSBS tidak mampu menyelesaikan semua persoalan yang ada di masyarakat. Namun YSBS telah ikut ambil bagian dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Usaha baik ini harus terus dilanjutkan sehingga martabat ban-yak orang miskin dipulihkan. Semoga anda sekalian juga ter-panggil untuk bergabung dalam karya kasih ini, demi kehadiran Kerajaan Allah. Proficiat untuk ulang tahun YSBS ke 35. Semoga Buletin YSBS ini menjadi sarana pewartaan kabar baik, mem-buat kiprah YSBS semakin di kenal dan banyak orang terpanggil untuk ikut serta. Marilah kita melangkah maju untuk menabur-kan kasih Tuhan. Teriring salam dan doa saya,

    Ant. Andri Atmaka, OMI Provinsial OMI Indonesia

  • 4

    Sambutan dari Ketua YSBS

    Part of the contract with the Misereor Infrastructure etc. Project is to pro-duce a six monthly bulletin on Y.S.B.S. activi-ties and Stephanus Mulyadi has Kindly agreed to take up this added task and we thank him for his generosity in doing this.

    One might ask why Y.S.B.S. in its 35yrs of existence has not done this earlier there are a number of reasons one being Jesuss stipulation of when one does good the left hand does not know what the right hand is doing and you get your reward in Heaven. As Heaven is eternity a shrewd person is prepared to wait and not blow this lucrative deal by getting the gallery (praise) in this world for just a few measly years.

    Reason two a shrewd person knows that lighting strikes the tallest trees so its bet-ter to be smaller than the rest and avoid the lighting (low profile). Also being Catholic, priest, white skinned, (foreigner) shrewdness advises low profile - especially when some in the dominant religion state Only those in their religion are allowed to do good, be-cause if those of other religions were allowed to do good, this could create a faulsehood that outside the dominant religious there is good, whereas there is only good in the dominant religion. Also for many years I was top of the list of people deemed a dan-ger to the dominant religion.

    So publicity in donor countries has been helpful, but avoiding publicity here for many years was wise. The situation has changed in the last few years and Y.S.B.S. name can be used in public!!!. I can start now on being innocent as dove.

    The work we have done over the years was made possible with the help of Misereor, M.A.M.I. Australia, C.R.S., O.M.I. IRELAND, MISEAN CARA, TROCAIRE and groups of dedicated people like a Group in Hannover, Germany who have helped with scholarships for + 25 years.

    Y.S.B.S. has a work force of + 700 people, all doing their bit to educate the poor, alleviate poverty etc. and thousands of people work voluntarily to build roads etc. into their remote villages every day and slowly but surely there is progress in achieving Millen-nium Development Goals making life a little easier for the less well off of this world.

    We sincerely thank all who help us and hope this bulletin will keep you informed of what we are doing and invite suggestions and ideas to make our work more effective.

    May God bless all.

    Charlie Burrows O.M.I.

    Rm. Carolus Burrows, OMI Ketua dan Pendiri YSBS

  • 5

    Seorang ibu cantik berpakaian mewah datang ke psikiater utk konsultasi.Ia merasa seluruh hidupnya kosong tak bermakna, gundah gulana

    Psikiater itu memanggil seorang perempuan tua, bernama Anni, salah seorang petugas di kantor psikiater itu

    Psikiater: "Saya minta Anni utk menceritakan bagaimana ia menemukan kebahagiaan. Yang harus Ibu lakukan hanya menden-garkan saja."

    Anni duduk di kursi & bercerita, "Suami saya meninggal karena kanker. Tiga bulan kemudian putra tunggal saya meninggal di-tabrak truk. Saya tak punya siapa pun. Tak ada yg tertinggal. Saya tak bisa tidur, tak bisa makan, tak bisa senyum. Saya bahkan berpikir mau bunuh diri."

    "Lalu suatu malam, ketika pulang kerja, seekor kucing mengikuti saya. Karena di luar dingin, saya membiarkan anak kucing itu masuk ke dalam rumah. Saya memberinya susu, yg langsung habis diminum. Anak kucing itu mengeong & mengusapkan badannya ke kaki saya. Utk pertama kalinya dlm bulan itu, saya bisa tersenyum. Saya lalu berpikir, jika membantu anak kucing bisa membuat saya tersenyum, mungkin melakukan sesuatu utk orang lain bisa membuat saya bahagia. Jadi, hari berikutnya, saya buat kue & bawa ke tetangga yg sakit, yg terbaring di ranjang & tak bisa bangun. Setiap hari saya mencoba melakukan sesuatu yg baik pada seseorang. Melihat mereka bahagia membuat saya bahagia. Hari ini, rasanya tak ada org yg bisa makan lahap & tidur pulas seperti saya. Saya menemukan kebahagiaan, kegembiraan dgn memberikan kegembiraan pada org lain," kata Anni. Mendengar cerita ini, si perempuan kaya itu menangis. Ia punya segala sesuatu yg bisa dibeli dengan uang, tapi dia kehilangan hal-hal yg tak bisa dibeli uang. Syukur adalah magnet keberkahan. Bersyukurlah atas apa yg telah dimiliki agar keba-hagiaan selalu mengisi kehidupan. Jangan cari kesempurnaan tapi sempurnakan yg telah ada. Jangan focus pada apa yg hilang, fokuslah pada apa yg. dimiliki..

    Semoga ada sedikit manfaatnya....

    (Dari seorang sahabat di group facebook Motivasi & Inspirasi)

    Mencari kebahagiaan

    Kerasnya kehidupan

    Penambang Batu di Jeruklegi

  • 6

    Yayasan Sosial Bina Sejahtera disingkat YSBS berdiri pada tanggal 12 Maret 1976 dengan akta Notaris No. 24 tertanggal 12 Maret 1976. Pendirinya adalah Pastor Patrick Edward Charlie Burrows, OMI yang akrab disapa Romo Carolus. Cikal bakal berdirinya YSBS adalah sebuah aksi un-tuk membantu warga miskin dan tidak punya tempat ting-gal (gelandangan) di Cilacap. Pelayanan untuk orang miskin ini kemudian berkembang dengan penanaman pohon kelapa untuk ne-layan miskin di daerah Kampung Laut. Pada saat yang ber-samaan terjadi musim paceklik hebat di daerah Sawangan Kab Cilacap. Tergerak oleh rasa belaskasihan Romo Carolus berusaha mencari bantuan untuk warga di sana. Bantuan yang diperoleh berupa bulgur dan susu bubuk. Oleh Romo Carolus bantuan itu tidak dibagikan se-cara cuma-cuma, melainkan melalui sebuah proyek padat karya pembangunan jalan dan jembatan di Sawangan. Men-gapa demikian? Saat itu Rm. Carolus berpikir, jika bantuan iu diberikan cuma cuma, bantuan itu akan habis begitu saja. Namun bila diberikan melalui proyek padat karya

    masyarakat di sana akan memiliki jalan raya yang akan mem-perbaiki keadaan perekonomian mereka. Di balik pemikiran tersebut Rm. Carolus melihat potensi daerah itu. Sawangan mengha-silkan hasil panen yang cukup banyak,

    antara lain adalah singkong. Karena tidak ada akses jalan dan jembatan daerah itu terisolir, sehingga hasil panen sulit dijual ke luar. Akibatnya harga panenan sangat murah karena ongkos angkut yang tinggi. Melalui proyek padat karya pangan akhirnya Sa-wangan memiliki jalan dan jembatan dan sejalan dengan itu meningkat pula kehidupan perekonomian masyarakat setempat. Untuk mengorganisir bantuan dan karya pelaya-nan diperlukan suatu organisasi. Oleh karena itu dipandang perlu didirikan sebuah yayasan yang kemudian menjadi Yayasan Sosial Bina sejahtera (YSBS).

    Perkembangan Karya YSBS Kemiskinan ternyata tidak hanya dikarenakan ke-kurangan infrastruktur, melainkan juga karena minimnya pendidikan dan buruknya kesehatan. Un-

    tuk memberikan pelayanan di kedua bidang tersebut Rm. Carolus mulai mendirikan sekolah-sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA/K dan bahkan perguruan tinggi, serta sekarang memiliki LPK. Namun ternyata tersedianya sarana sekolah tidak serta-merta membuat anak-anak bisa berse-kolah. Kemiskinan menjadi hambatan terbesar. Untuk anak-anak miskin tersebut Yayasan memberikan bantuan

    beasiswa. Salah satu beasiswa yang unik adalah beasiswa kambing. The Foundation expanded into the mayoralty of Banyumas in 1982 under the leadership of Fr. Pat Mac Anally OMI . 2 schools and 2 health clin-

    ics, each called Yos Sudarso, were established in the town of Sokaraja. A variety of income generating projects including silk production in the Banyumas region were established to reduce poverty and encourage sustainability in the villages. The Foundation also was a major influence in the establish-

    ment of the beautiful pil-grimage shrine of Mary in the village of Kaliori." Pelayanan di bidang sosial-ekonomi berkembang mengikuti karya pelayanan di bidang infrastruktur. Untuk men-dukung perekonomian

    masyarakat di daerah yang telah terbuka karena akses jalan, jembatan dan pengairan telah ada, YSBS mendirikan koperasi simpan pinjam (KSW) dan BPR dan bantuan lain-nya. Karena begitu banyaknya bencana melanda tanah air, YSBS juga memberikan pelayanan darurat, yang disebut Tanggap Darurat Bencana. Bantuan diberikan antara lain kepada korban gempa bumi, tsunami, banjir, dll. Bantuan tidak hanya diberikan dalam bentuk materi tetapi juga dalam bentuk beasiswa bagi anak-anak korban bencana. Semua bentuk pelayanan di atas berakar pada rasa cinta kasih dan misi untuk menanamkan semangat berkeadilan, damai dan kecintaan untuk memelihara keutu-han ciptaan. Nilai-nilai tersebut dikonkritkan dalam karya pelayanan di bidang justice, peace and the integrity of crea-tion (JPIC). Program-program yang dikembangkan adalah dialog antar agama melalui FKUB, pelestarian lingkungan hidup dan program kemanusiaan lainnya.

    Sejarah YSBS

    Rm. Patrick Edward Charlie Burrows, OMI, Pendiri YSBS

    Jembatan Sawangan

    Sajian Utama S EKILAS TENTANG YSBS

  • 7

    VISIMISI YSBS VISI Bekerjsama dengan berbagai pihak yang berkehendak baik, YSBS memperjuangkan kepenuhan martabat ke-manusiaan masyarakat Indonesia, khususnya kaum lemah dan miskin. MISI Dengan profesioanalitas yang tinggi, dalam komitmen yang kuat dan dihidupi oleh semangat kerjasama dengan berbagai pihak yang berkehendak baik, YSBS 1. berjuang mengurangi angka kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur perekonomian seperti pembuatan jalan,

    tanggul, jembatan dan sebagainya, 2. berjuang memperkuat ketahanan pangan melalui pembangunan infrastruktur pertanian, pemberdayaan petani dan jarin-

    gan pasar yang pro rakyat, 3. berjuang mencerdaskan bangsa melalui pendirian lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan, dengan mengusahakan

    pendidikan yang berkualitas dan menyediakan pendidikan gratis untuk yang termiskin melalui pemberian beasiswa. 4. berjuang mempererat kerukunan antar umat beragama melalui penggalakan dialog dan kerjasama antar agama dan ke-

    percayaan 5. berjuang memberdayakan wanita melalui pendampingan kelompok, pendidikan dan pelatihan serta proyek-proyek mikro

    kredit, seperti: Kelompok usaha Bersama, Kelompok Swadaya Wanita, Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi dan sebagainya. 6. berjuang meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pembangunan sarana prasarana kesehatan seperti : Poliklinik,

    Rumah Sakit, Program Gizi dan penanggulangan penyakit-penyakit seperti: Malaria, TBC, AIDS dan sebagainya. 7. berjuang meningkatkan kesejahteraan anak-anak dan keluarga miskin serta penderita kelainan fisik melalui proyek gizi,

    pendidikan yang dilaksanakan dalam kerjasama dengan berbagai lembaga atau organisasi lain seperti Rotary Internasional, Child Fund, Kindermissionwerk, dll.

    8. memulihkan kondisi korban bencana alam melalui pemberian bantuan darurat, pembangunan kembali rumah-rumah dan fasilitas publik yang rusak, pendampinag kelompok serta bantuan lainnya yang dianggap relevan.

    9. mempromosikan JPIC melalui penyelenggaraan berbagai pelatihan dan aktivitas yang relevan serta pendampingan kelom-pok,

    10. mempromosikan gerakan-gerakan penggalakan kegiatan pemeliharaan lingkungan hidup untuk menghambat cepatnya perubahan iklim (climate change), seperti melalui kegiatan penghijauan, dll.

    COUNCIL

    Fr. A.Andriatmaka, OMIFr. N. Setija Widjaja, OMIFr. Henrikus Asodo, OMI

    TRUSTEE

    Chairman: Fr. Carolus Burrows, OMITreasurer: Fr. Tarsisius Riswanta,OMI

    Secretary: Mr. Yulianus Saptadi

    MANAGEMENT - SECRETARIAT STAFF

    Head Office: Ign. SuharyonoPersonell: Sapari - Finance: W. Dianingrum Asset/Property: C. Widiantarti - Admin/Public Service: Dina N - Secretary: Rendra Elfi.W - FR:. Ig. Suharyono

    Head Office of Sokaraja Unit: A. Wisnu Nugroho

    Education DeptS. Mulyadi

    Socio-economic Dev JPICDRRB. Supan

    Charity & HealthSapari

    MinomartaniT. Kariyah

    Self-Help WomenFX. Sumarsono

    SUPERVISOR

    Fr. Dominikus Pareta, OMI

    DAILY IMPLEMENTING AGENCIES (B.P.H)

  • 8

    Selasa, 1 Maret 2011 adalah merupakan hari yang berse-jarah bagi 250 Keluarga Petani yang selama ini telah berco-cok tanam di daerah Selokjero, Indralaya, di bagian paling barat dari P. Nusakambangan. Karena pada hari itu mereka dikunjungi oleh Ibu Wakil Gubernur dan Bapak Kakanwil DepKumHAM Jawa Tengah, Pejabat Pemda Kab. Cilacap, serta para Pejabat Kalapas dari Lembaga Permasyarakatan yang ada di P. Nusakambangan. Bersama para pejabat tersebut hadir juga para tokoh Forum Kerukunan Umat Beriman (FKUB), Lakpesdam NU, IKAL (Ikatan Masyarakat Asli Nusa-kambangan) serta wakil warga masyarakat Desa Klaces dan seki-tarnya di wilayah Kecamatan Kam-punglaut, Kab. Cilacap.

    Sejak awal tahun 2011 250 Petani tersebut telah dibina oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera untuk ikut terlibat aktif dalam program Re-boisasi Hutan P. Nusakambangan. Semula para petani tersebut dianggap sebagai Petani Liar di P. Nusakambangan. Itu sebabnya sebelumnya mereka sering diusir, diancam dan diperlakukan secara kasar oleh pihak tertentu.

    Bekat pendampingan YSBS yang menerapkan model win-win solu-tion, para Petani tersebut diber-dayakan untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program pen-ghijauan di Nusakambangan. Setiap Petani diberi kepercayaan atas 1 Ha tanah di P. Nusakamban-gan, di mana mereka dapat berco-cok tanam padi dan palawija sam-bil menanam dan memelihara po-hon-pohon asli dengan system yang disebut tumpang sari. Den-gan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan tersebut diharapkan proses reboisasi di Nusakamban-gan dapat membuahkan hasil yang baik, di mana ekosistem asli dapat segera terbentuk kembali sehingga flora dan fauna di Nusakambangan dapat hidup dengan baik. Selain itu reboisasi pulau Nusakambangan juga memiliki nilai khusus, karena hutan di Nusakambangan da-pat menyerap racun dan polusi udara di atas kota Cilacap.

    Program Penghijauan YSBS merupakan implementasi dari Program Penanaman 1 Milyar Pohon untuk Dunia yang di-canangkan oleh Pemerintah Indonesia berkaitan dengan persoalan Global Warming. Maka penghijauan di Nusakam-bangan merupakan bukti kepedulian YSBS terhadap keber-langsungan kehidupan di dunia ini.

    Sajian Utama

    Kunjungan Kerja Wakil Gubernur Jateng ke Selok Jero, Nusakambangan

    Untuk penghijauan Nusakambangan YSBS menyediakan berbagai macam biji serta bibit pohon-pohon asli. Sebagian dari biji tersebut telah disemai di daerah persemaian Klaces dan Selokjero, Kecamatan Kampunglaut.

    Ibu Wakil Gubernur sangat bersyukur bisa berkunjung ke daerah Selokjero, karena bisa secara langsung berdialog dengan warga Kabupaten Cilacap yang ber-mata pencahar-ian sebagai petani tetapi sekaligus sangat peduli dengan

    program penghijauan kembali P. Nusakambangan. Beliau juga sangat menghargai kesadaran para petani mengenai pentingnya keutuhan Hutan di P. Nusakambangan bagi kehidupan Manusia dan alam seba-gai karya ciptaan Tuhan.

    Ibu Rustriningsih dengan sabar dan penuh semangat mendengarkan persoalan-persoalan, harapan serta semangat para petani yang disam-paikan oleh para wakil Petani di Selokjero dan sekitarnya, Dialog berjalan dengan sangat akrab dan dalam suasana yang hangat.

    Kepada Wakil Gubernur, Bapak Sagimin yang mewakili warga Indra-laya menyampaikan permoho-nannya agar pemerintah memper-hatikan nasib warga Indralaya. Ba-pak Sagimin menegaskan bahwa mereka datang ke Indralaya semata-mata karena desakan untuk mem-pertahankan hidup. Sebagai orang kecil mereka tidak mampu bersaing dengan pemilik modal. Akibatnya mereka tersingkir ke Indralaya. Me-wakili warga, Bapak Sagimin berjanji bahwa mereka akan dengan senang hati dan setia mengikuti program pemerintah menghijaukan kembali Nusakambangan asalkan mereka diijinkan dan dilindungi kea-manannya selama menggarap lahan di Nusakambangan.

    Menjawab permohonan masyarakat tersebut, Ibu Rustriningsih berjanji akan mengadakan koor-dinasi dengan Bapak Gubernur dan Pemkab Cilacap.

    Karena masyarakat di Selokjero, Indralaya tidak membu-tuhkan jalan, Ibu Rustriningsih menanyakan bagaimana dengan kebutuhan listrik. Menanggapi pertanyaan itu warga Klaces menjawab bahwa mereka masih sangat kesuli-tan listrik. Mendengar itu Ibu Wakil Gubernur berjanji akan mengupayakan tehnologi tepat guna untuk memenuhi ke-butuhan listrik bagi warga setempat (cw).

    Sakimin, Wakil Warga Binaan Solokjero

    Ibu Hj. Rustriningsih , Wagub Jateng bersalaman dengan warga Solokjero

    Ibu Hj. Rustriningsih , Wagub Jateng Saat memberi pengarahan pada warga

  • 9

    Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Ten-gah telah mencanangkan penanaman 1 miliar pohon untuk dunia. Acara pencanan-gan penanaman 1 miliar po-hon tersebut diadakan di la-pangan tenis Lembaga Pe-masyarakatan di Nusakam-bangan, Cilacap (28/11/2010). Dalam acara tersebut YSBS menyumbang 10.000 pohon.

    Bertindak sebagai Inspektur Upacara Pembukaan adalah Kepala Kantor Wilayah Ke-menterian Hukum dan HAM Jateng, Bp. Chairudin Idrus Setelah upacara pembukaan acara dilanjutkan dengan penyerahan bibit tanaman oleh Bapak Kakanwil kepada para Kepala Lapas di Nusa-kambangan dan kemudian dilanjutkan dengan penana-man pohon secara symbolis

    oleh Bapak Kakanwil, Romo Carolus dan para Kepala Lapas.

    Pada kesempatan ini Romo Carolus juga menjelaskan pro-gram konservasi yang dilakukan oleh YSBS di pulau Nusa-kambangan sejak tiga tahun terakhir. Tujuan dari konservasi yang dilakukan oleh YSBS adalah pengembalian ekosistem asli di pulau Nusakambangan yang merupakan paru-paru Cilacap.

    Program terakhir adalah konservasi di daerah Selok Jero wilayah ujung barat Nusakambangan dengan model pem-berdayaan masyarakat local. Dalam program konservasi ini YSBS mengkoordinir 250 petani yang semula dianggap liar. Petani-petani tersebut oleh YSBS diberdayakan dan diarahkan sehingga dapat berperan aktif dalam proses pen-ghijauan Nusakambangan.

    Bapak Kakanwil sangat tertarik mendengarkan penjelasan Romo Carolus bahkan beliau merekam penjelasan Romo Carolus dengan handphonnya (sm).

    UUPA No.23 Tahun 2002 bertujuan agar para pe-mangku kewajiban memahami dan mampu melakukan usaha perlindungan anak dan membuat hak anak menjadi kenyataan. Pada kenyataannya orang tua dan guru yang waktunya paling banyak bertemu dengan anak, sangat ber-potensi melakukan pelanggaran terhadap anak. Hal itu dibenarkan oleh cukup banyak kasus pelanggaran terhadap anak yang sebagian besar dilakukan oleh orang tua dan guru. Pelanggaran tersebut ternyata bukan semata-mata karena niat si pelaku, tetapi karena sebagian besar dari mereka belum paham tentang hak-hak anak sebagaimana digariskan dalam Konvensi Hak Anak serta UUPA. Untuk menjawab permasalahan tersebut Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) berinisiatif mengadakan work-shop tentang Kebijakan perlindungan Anak (CPP) dan UUPA untuk semua sekolah di bawah naungan YSBS sepanjang Januari 2011. Workshop tersebut diselenggarakan dimasing masing sekolah dan diikuti oleh Kepala sekolah, Guru, Karyawan, petugas security, tukang kebun dan Komite Se-kolah sebanyak 550 orang. Workshop KPA tersebut menghasilkan beberapa output al. sbb: semua tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah memahami isi Konvensi Hak Anak dan UUPA. Kemudian mereka mampu melakukan Usaha Perlindungan Anak dan melakukan jejaring dengan pemerintah setempat dan lembaga lain untuk menindak lanjuti kasus pelanggaran hak anak. Di masing-masing sekolah terbentuk Point Person dan Satgas Perlindungan Anak serta tercipta lingkungan yang ramah pada anak. Dengan demikian diharapkan ke depan tidak akan pernah terjadi kekerasan terhadap anak di sekolah dan sekolah di bawah naungan YSBS mampu men-jadi pioneer dalam pemenuhan hak anak. Workshop dilaksanakan secara road show di 25 sekolah YSBS mulai tanggal 6 hingga 25 Januari 2011. Dimasing-masing sekolah telah terbentuk 2 orang point person terdiri dari laki-laki dan perempuan yang dipilih secara tertutup oleh seluruh peserta workshop. Mereka bertugas menindak lanjuti laporan atas dugaan pelanggaran terhadap anak. Point Person tersebut telah dikukuhkan oleh Yayasan untuk masa bakti 3 tahun. Selain itu di masing-masing sekolah juga telah dibentuk Satuan Tugas Perlindungan Anak yang diketuai oleh Kepala sekolah dan 4 orang anggota, 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki. Satgas Perlindungan juga telah dilantik oleh Yayasan untuk masa bakti 3 tahun. Tugas mereka adalah membuat program perlindungan anak sehingga mampu menciptakan sekolah yang pro / ramah bagi anak.(sm)

    Sajian Utama

    Pencanangan 1 Miliar Pohon untuk Dunia WORKSHOP KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK (KPA)

    Peserta Training KPA dari SMA Yos Sudarso Cilacap

  • 10

    Yayasan Sosial Bina Sejahtera sejak didirikan pada tahun 1976 telah memberikan kontribusi di bidang pembangunan sosial kemanusiaan di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah.

    Dalam karyanya YSBS berkonsentrasi di bidang pendidikan, pembangunan infrastruktur, pemberdayaan perempuan, kesehatan, lingkungan hidup dan tanggap darurat bencana.

    Proyek infrastruktur dan pendampingan YSBS, khususnya di wilayah barat Kabupaten Cilacap memberikan social impact pada penguatan k a p a s i t a s d a n pengembangan social capital bagi masyarakat

    setempat. Berkembangnya social capital merupakan prasyarat berkembangnya masyarakat madani, masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya melalui pembangunan yang berkelanjutan.

    Kerjasama dengan UGM

    Keberhasilan di atas menarik perhatian salah satu universitas terkemuka di Indonesia yaitu Universitas Gajahmada. Universitas Gajahmada, khususnya program pascasarjana Management of Infrastructure and Community Development (MICD). MICD-UGM bahkan berkeinginan menjadikan proyek-proyek sosial kemanusiaan YSBS di Cilacap menjadi laboratorium .

    Sejak Juni 2010 dimulai inisiasi kerjasama antara Yayasan Sosial Bina Sejahtera dengan Program Studi Pasca Sarjana MICD-UGM Yogyakarta.

    Pertemuan pertama antara YSBS dan

    Program S2 MICD UGM diadakan di Kantor Prof. Sunyoto Usman, Ketua Pengelola Program, di Gedung Bundar Sekolah Pascasarjana UGM, 22/7/2010. Dalam pertemuan tersebut pihak YSBS dan MICD saling memperkenalkan visi, misi, serta program kegiatan masing-masing. Dalam kesempatan itu Prof. Usman menjelaskan cita-cita prodi MICD yang ingin menghasilkan Master of Science yang memiliki keahlian dan kompetensi dalam mengintegrasikan pembangunan masyarakat pembangunan masyarakat dan pembangunan infrastruktur. Cita-cita ini sangat sejalan dengan cita-cita dan program-program yang sudah dijalankan YSBS selama lebih dari 34 tahun di Cilacap, khususnya program pembangunan infrastruktur.

    Sajian Utama Terjalin Kerjasama YSBS-MICD UGM-Pemkab Cilacap Lokakarya Kurikulum Program Studi S2 MICD

    Tanggal 23-26 Agustus 2010 Sekolah Pasca Sarjana MICD UGM mengadakan Lokakarya Kurikulum Program Studi Sekolah Pascasarjana MICD UGM. Dalam lokakarya tersebut pada tanggal 26 Agustus 2010 YSBS diwakili oleh Rm. Carolus Burrows,

    OMI, Stephanus Mulyadi, M.Sc., Pak Supan dan Pak Prayitno (Kepala Dusun Penikel) diundang untuk menjadi nara sumber.

    Audiensi dengan Wakil Bupati Cilacap, Bp. H. Tatto Pamudji

    Setelah Lokakarya Prodi MICD di UGM, YSBS b er ini s ia t i f me ng a ja k Pemerintah Kabupaten Cilacap (Pemkab) untuk terlibat dalam kerjasama dengan UGM sehingga dengan demikian diharapkan k e r j a s a m a t e r s e b u t

    memberikan dampak yang lebih luas bagi pembangunan di Cilacap. Untuk itu Rm. Carolus Burrows, OMI dan Stephanus Mulyadi, M.Sc mengadakan audiensi dengan Bapak Tatto Pamudji, Wakil Bupati Cilacap, awal September 2010. Romo Carolus dan Stephanus Mulyadi diterima di ruang kerja Bapak Wakil Bupati yang saat itu didampingi oleh Bp. Heroe (KA BAPERMADES) dan Bp. Nana Suryana, SH (Penasihat Wakil Bupati). Dalam pertemuan tersebut dibicarakan soal kerjasama yang telah dirintis YSBS dengan UGM dan ajakan kepada Pemkab Cilacap untuk bergabung dalam kerjasama tri patriat YSBS-UGM-PEMKAB Cilacap. Bapak Tatto Pamudji menyambut baik ajakan kerjasama tersebut dan pada kesempatan itu langsung dijadwalkan rencana pertemuan resmi dengan pihak UGM di Yogyakarta.

    Pertemuan Inisiasi Kerjasama tri partit

    P e r t e m u a n i n i s i a s i kerjasama antara YSBS-UGM dan Pemkab Cilacap diadakan di Gedung University Club UGM Yogyakarta, Selasa 21 September 2010. Hadir dalam pertemuan itu Rm. Carolus Burrows, OMI, Stephanus Mulyadi, M.Sc

    (YSBS), Bp. Tatto Pamudji, Bp. Heroe dan Bp. Nana Suryana (Pemkab Cilacap). Sedangkan dari UGM hadir Prof. Sunyoto Usman, Dr. Heru, Bp. Arif Wismadi,M.Sc., dll. Dalam pertemuan tersebut dijelaskan tentang program pasca sarjana MICD UGM dan bidang serta langkah-langkah kerjasama yang akan dilaksanakan serta rencana kunjungan mahasiswa program S2 MICD ke Cilacap.

    Cilacap Visit

    Cilacap is one of the district in Central Java Province, known for

  • 11

    high security prison (Nusakambangan), oil s t a t e c o m p a n y (Pertamina) and a trans national cement factory. A concern a b o u t m o r e infrastructure and c o m m u n i t y development has been

    arised for recent years. As a part of process to establish a tri-partit activity betwen MICD/PUSTRAL, Local Government of Cilacap District and Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), Cilacap, MICDs lecturers, student and internship student went to Cilacap District at 25 September 2010. A discussion has been conducted at local government, attended by many stakeholders from the local government (executive and legislatives).

    The team also went to se v e ra l p ro j e ct s including rural roads, bridges, school, stone mining, water transport and other projects. These project has been developed by YSBS, a

    major NGO in infrastructure development in Cilacap. The cooperation is expected to develop Cilacap as one of the laboratorium for MICDs school while could contributed for the development managed by local government and development agency like the YSBS.

    Implementasi kerjasama

    Kerjasama akan diimplementasikan dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang pengelolaan infrastruktur dan pembangunan masyarakat serta pemberdayaan potensi di kabupaten Cilacap. Kita berharap dengan adanya kerjasama ini performa YSBS dalam pembangunan masyarakat dan pengentasan kemiskinan dapat semakin diperluas dan ditingkatkan kualitasnya.

    Saat ini Sulistiyono, seorang mahasiswa program pascasarjana PIPM, sedang mengadakan penelitian mengenai dampak proyek YSBS bagi sosial ekonomi terhadap masyarakat penerima manfaat proyek infrastruktur jalan di wilayah Penikel, Kec. Kampung Laut, Cilacap.

    Proses formal kerjasama antara YSBSprogram S2 MICD UGM dan Pemkab Cilacap sampai pada p e r u m u sa n M . o . U y a n g rencananya akan ditandatangani bulan April 2011. Kerjasama ini semakin membuka lebar k e semp at an YSB S u nt u k mempromosikan JPIC dan interfaith dialouge di Cilacap (sm).

    Di balik seramnya nama pulau Nusakambangan sebagai tempat penjara bagi napi kelas kakap, tersembunyi keindahan alam yang tiada tara. Mungkin hanya pulau Nusakambangan lah satu-satunya pulau yang masih memiliki hutan rimba tropis alami yang letaknya paling dekat dengan pulau Jawa. Selain dipenuhi beribu jenis tumbuhan langka, di pulau ini juga masih hidup harimau, macan tutul, lutung, babi hutan dan berbagai jenis burung liar. Namun sayang, karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab, sebagian dari hutan rimba di Nusakambangan terutama di bagian barat telah rusak parah. Bahkan sebagian besar hampir menjadi savana.

    PSE-JPIC Konservasi Pulau Nusakambangan

    Didorong kecintaan mereka pada hutan Nusakambangan, hari Minggu, 26/04/2009 lalu sekitar 80 anak muda kota Cilacap bergabung menjadi sukarelawan untuk menghitung pohon di area pilot proyek penghijauan yang didanai oleh TrCare Irlandia di pulau tersebut, tepatnya di desa Klaces, Kec. Kampung Laut . Ke 80 anak muda sukarelawan itu merupakan gabungan dari Ikatan Pelajar NU, Ikatan Pelajar Puteri NU, Pecinta Alam Imam Gozali, Kelompok Karyawan Muda Katolik (KKMK) dan OMK St. Stefanus. Jam 08.00 tepat, dengan mencarter 3 buah kapal klotok, rombongan bertolak dari pelabuhan Sleko menuju Klaces. Sesampai di Klaces rombongan dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 orang. Setiap kelompok bertugas menghitung pohon yang telah ditanam di tengah hutan pulau Nusakambangan. Agar tidak bingung di saat menghitung, setiap sepuluh pohon yang telah dihitung ditandai dengan tali raffia.

    Dalam acara briefing, Romo Carolus, sebagai inisiator proyek penghijauan, menjelaskan mengapa dia tergerak untuk mengadakan penghijauan di Nusakambangan. Alasannya ternyata sangat praktis dan apa adanya. Romo Carolus melihat manfaat dari hutan bagi kehidupan manusia sangat besar. Sebatang pohon, menurut Romo

  • 12

    Carolus, selain dapat mengatasi polusi dan global warming, dapat menyumbangkan oksigen bagi kehidupan tiga orang manusia setiap harinya. Oleh karena itu diperlukan berjuta-juta pohon di pulau Nusakambangan agar dapat mengimbangi polusi yang ada di langit Cilacap. Itu sebabnya, bersama masyarakat pinggir hutan Nusakambangan sejak 5 bulan lalu YSBS telah menanam lebih dari 125.000 pohon, yang terdiri dari pohon industri, pohon alami dan buah-buahan. Mengenai penanaman pohon buah-buahan di tengah hutan Nusakambangan Romo Carolus memiliki cerita unik. Dulu saat saya mulai menanam Albiso terjadi peristiwa aneh. Begitu kami pulang, monyet-monyet mencabuti pohon albiso itu. Rupanya mereka marah dan mengadakan demonstrasi menolak albiso. Seakan mereka mengatakan, kami tidak bisa makan Albiso. Oleh karena itu saya berpikir, alangkah baiknya kalau juga menanam pohon yang berbuah, bukan untuk manusia, melainkan untuk monyet dan binatang hutan lainnya. Jelas Romo Carolus yang disambut gelak tawa para sukarelawan. Sementara itu Bp. Taufik, ketua FKUB yang hari itu menjadi komandan rekan-rekan kaum muda Muslim mengungkapkan kegembi-raannya dalam mengikuti acara terse-but. Hal yang bagi dia sungguh mengesankan dan sekaligus mengha-rukan adalah kebersamaan dan per-saudaraan antara kaum muda Katolik dan NU yang tercipta berkat kegiatan tersebut. Kegiatan seperti ini sangat perlu digalakkan dan diperbanyak di kemudian hari, ungkapnya. Inilah Laskar Pelangi sesungguhnya, ujar Taufik yang diamini dengan tepuk tangan seluruh peserta. Hari itu me-rupakan hari awal pelaksanaan konservasi pulau Nusakam-bangan yang melibatkan masyarakat local dan interrelig-ious. Peliknya Penghijauan di Nusakambangan Penghijauan di Nusakambangan bukanlah perkara yang mudah. Sampai saat ini telah dicoba tiga strategi yang berbeda, namun belum memberikan jaminan bahwa usaha itu akan berhasil maksimal. Pada pilot proyek pertama awal 2009, pembibitan di lakukan di luar pulau Nusakam-bangan. Ternyata metode ini sangat tidak efisien. Selain berbiaya tinggi untuk pengangkutan bibit ke Nusakamban-gan, resiko bibit mati sebelum di tanam juga sangat tinggi. Pada pilot proyek kedua strategi dirubah. Penyemaian bibit dilakukan di Klaces, Nusakambangan dengan melibatkan keluarga-keluarga di sana. Masing-masing keluarga yang ikut proyek penghijauan mendapat benih untuk disemai dan setelah cukup besar bibit tersebut dibeli dari keluarga untuk ditanam di areal penghijauan. Selain menyemai dan menanam keluarga tersebut masih harus merawat pohon

    selama 6 bulan dan untuk itu mereka mendapat upah dari YSBS. Karena penghijauan membutuhkan dana yang besar maka harus dipikirkan bagaimana dana bisa didapat tanpa mengharapkan bantuan dari luar. Strategi yang pernah coba diterapkan adalah mengadakan penanaman campur antara tanaman produktif dan pohon asli. Dengan maksud pada saat-nya tanaman produktif bisa dipanen dan dijual. Hasilnya akan dibagi tiga, 45% untuk upah penanam dan perawat pohon, 10% untuk Lapas dan 45% untuk biaya Reboisasi selanjutnya. Secara teoritis strategi ini bagus, namun dalam pelaksanaannya masih berbenturan dengan aturan kehutanan, bahwa pohon yang ditanam di daerah konservasi tidak boleh ditebang. Akibatnya strategi itu macet.

    Namun kesulitan pada dua strategi terdahulu tidak membuat Rm. Carolus putus asa untuk terus melanjutkan konservasi. Sebagai imple-mentasi MOU Kerjasama YSBS-Kakanwil Ke-men. Hukum HAM dan UNSOED No.W9-UM.01.10-323 tertanggal 7 April 2010 pada akhir 2010 dimulai proyek konservasi di wilayah Selokjero, Nusakambangan dengan menerapkan strategi baru yang melibatkan warga pendatang illegal di Nusakamban-gan. Bekat pendampingan YSBS yang menerapkan model win-win solution, para Petani tersebut dilegalkan dan diberdaya-kan untuk berpartisipasi aktif dalam pelak-sanaan program penghijauan di Nusakam-bangan. Setiap Petani diberi kepercayaan atas 1 Ha tanah di P. Nusakambangan, di mana mereka dapat bercocok tanam padi dan palawija sambil menanam dan memeli-hara pohon-pohon asli dengan system yang disebut tumpang sari. Dengan pember-dayaan masyarakat sekitar hutan tersebut diharapkan proses reboisasi di Nusakamban-gan dapat membuahkan hasil, di mana ekosistem asli dapat terbentuk. Dari segi biaya strategi ini paling murah. YSBS hanya memberi benih untuk ditanam, dan untuk satu hektar lahan konservasi petani dijanji-

    kan mendapat hadiah Rp.1.000.000,00 jika pohon asli yang di-tanam tumbuh subur pada akhir proyek. Setelah itu mereka akan dipindahkan ke lokasi kritis yang baru dengan ketentuan yang sama. Peresmian proyek konservasi YSBS dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat local ini dilaksanakan tanggal 1-3- 2011 lalu di Selokjero, Nusakambangan oleh Ibu Rustriningsih, Wagub Jatateng dan Bp. Chairudin Idrus, Kakanwil Kem.Hukum dan HAM Jateng. Ditandai dengan penyerahan benih tanaman asli secara simbolis oleh Ibu Wakil Gubernur kepada wakil kelompok 250 penggarap binaan YSBS di Selokjero, persemian tersebut sekaligus mengisyaratkan bahwa 250 petani pengga-rap tersebut memiliki ijin resmi untuk menggarap lahan yang telah ditentukan di Nusakmbangan sekaligus menempatkan mereka sebagai bagian resmi dari program pemerintah. Oleh karena itu 250 petani tersebut memiliki jaminan hukum untuk-bebas dari ancaman, tekanan dan pemalakan atau pemerasan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian babak baru konservasi Nusakambangan yang melibat-kan warga local dimulai. Semoga berhasil. (sm)

  • 13

    Dalam kesetiaan menjalankan visi-misi YSBS dan berhadapan dengan berbagai tantangan serta peluang yang ada saat ini, Divisi Pendidikan YSBS telah berhasil mengadakan workshop selama 3 (tiga) hari (28-30 Januari 2011) di Rumah Retret St. Maria Immaculata, Kaliori,Banyumas, yang dihadiri oleh 58 Kepala Sekolah di bawah naungan YSBS beserta seorang Wakilnya.

    Pendidikan sekolah memiliki peran yang tidak bisa diabaikan karena merupakan hak asasi manusia (HAM) di bidang pendidikan. Bagi YSBS, sekolah sekaligus menjadi ladang untuk menanamkan nilai-nilai kasih dan persaudaraan, baik terhadap sesama manusia dan terhadap alam ciptaan lainnya. Meningkatnya jumlah sekolah Negeri dan sekolah swasta lainnya di satu sisi sangat menggembirakan karena memberikan peluang yang lebih besar bagi setiap anak untuk mendapatkan hak atas pendidikan sekolah. Namun, bagi sekolah-sekolah YSBS hal tersebut juga berarti tantangan untuk semakin terpacu meningkatkan performanya masing-masing.

    Workshop Divisi Pendidikan yang pertama kali dilakukan ini memiliki 3 (tiga) tujuan, yakni: 1) untuk merefleksikan seberapa besar pengaruh pelayanan pendidikan YSBS terhadap pembangunan masyarakat. Refleksi disampaikan oleh 3 dari 4 perwakilan guru yang diminta. Hasil paparan para guru tersebut dipergunakan untuk menilai arti penting pelayanan bidang pendidikan YSBS, khususnya bagi pencapaian visi-misi YSBS. 2) Tujuan kedua adalah untuk memetakan tantangan dan peluang aktual yang dihadapi sekolah-sekolah YSBS (swasta katolik) saat ini dan kemungkinan dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang. Dari pemetaan terserbut diharapkan dapat dirumuskan kiat-kiat strategis-antisipatif yang diharapkan mampu memperkuat eksistensi dan meningkatkan performa / pelayanan bidang pendidikan YSBS, khususnya sekolah-sekolah YSBS. 3) Dan ketiga, berusaha menyusun program-program kerja bersama divisi pendidikan bersama dengan sekolah-sekolah YSBS, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Sekolah sebagai sakramen

    Dalam pengantar workshop Rm. Carolus Burrows, OMI, Ketua dan Pendiri YSBS, menyampaikan latar belakang pelayanan di bidang pendidikan. Yayasan didirikan supaya menjadi sakramen di tengah-tengah masyarakat. Sakramen itu diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan, antara lain pendirian sekolah. Sekolah dipilih karena memiliki cu-

    kup waktu yang tertata secara sistematis untuk mendidik anak dan supaya lebih banyak waktu bagi anak untuk bela-jar.

    Agar sakramen itu berdaya guna pelayanan pen-didikan YSBS haruslah mendasarkan diri pada prinsip-prinsip sebagai berikut: sekolah harus membebaskan. Pendidikan bukan hanya untuk menyampaikan ilmu, tapi membentuk mensanae in corporae sano. Ilmu penting, tapi lebih

    penting rules diri sendiri. Yang mem-bentuk anak bukan guru, tapi anak sendiri. Anak-anak melihat dan belajar nilai-nilai untuk membentuk diri dan pedoman hidup. Maka penting di sekolah mengajarkan soft skills. Soft skill ber-hubungan dengan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan ber-buat bukan karena

    perasaan tapi karena intelek, karena bela rasa, dll. Intelek dan belarasa itu berkembang bukan pertama-tama karena ilmu tapi karena latihan, dan karena itu membutuhkan waktu.

    YSBS bukan yayasan pendidikan tetapi yayasan sosial yang menyelenggarakan pendidikan. Visi pendidikan YSBS adalah bagian dari impian indah Allah untuk menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya. Oleh karena itu sekolah fokus terhadap pengentasan kemiskinan. Artinya sekolah YSBS haruslah memberi kesempatan kepada anak miskin untuk mendapatkan pendidikan meskipun tidak mampu bayar. Kalau kita sungguh-sungguh murah hati, Allah juga murah hati. Sekolah sebagai institusi pembebas

    Berkaitan dengan persaingan antar sekolah yang semakin ketat, Rm. Carolus menghimbau agar sekolah perlu memiliki jiwa besar untuk membangun yang adil, mau membebaskan dan melayani. Kalau mau sekolah laku berusahalah membuat setiap anak merasa dibebaskan dan dilayani di sekolah, tegas Rm. Carolus. Namun pelayanan sekolah tidak bebas dari hambatan. Hambatan utama justru kerap datang dari dalam diri para aktor pendidikan sendiri, yakni mental priyayi. Maka setiap stakeholder pendidikan YSBS perlu berrefleksi apakah kita sudah membuat orang merasa pantas dicintai, dihargai, diperjuangkan kebebasannya serta dilibatkan? Ketika kita mendidik, kita mendidik deradikalisasi. Tidak bisa merubah orang dengan kekerasan. Kita hanya bisa merubah orang dengan mencintai, mengasihi. Dalam mendidik, anak yang sulit justru perlu dilihat sebagai berkat. Supaya belajar mencintai. Kita mendidik tidak dengan arogan. Ketika sekolah mengeluarkan anak dari sekolah itu adalah

    Strategi Meningkatkan Daya Saing Sekolah YSBS PENDIDIKAN

  • 14

    kegagalan dan bentuk nyata dari arogansi. Untuk mengatasi hambatan di atas sangat

    diperlukan kecerdasan emosional tinggi dari setiap insan pendidikan YSBS. Untuk meningkatkan kecerdasan emosional perlu menyadari diri sebagai murid. Dalam Kitab Suci ada doa : berilah aku rahmat supaya mampu mendengarkan sebagai murid. Allah tidak memberi perco-baan, tapi memberi tantangan. Tantangan itu membuat kita berkembang, baik sebagai manusia maupun sebagai anak Allah. Strategi untuk menjaga eksistensi sekolah swasta katolik

    Dalam bagian pertama dari dua materi pokokya, Bruder Bambang, FIC mengajak peserta workshop untuk merefleksikan eksistensi sekolah swasta katolik dalam di-namika pendidikan dewasa ini. Berhadapan dengan tata kehidupan masyarakat Indonesia di millennium ke-III, umumnya sekolah katolik bergumul dengan tantangan seperti menurunnya siswa, profesionalitas pengelolaan se-kolah yang kurang, serta semakin kuatnya peran pemerin-tah dalam lembaga pendidikan. Untuk itu sangat diperlukan revitalisasi visi, misi dan tata kelola sekolah katolik serta terus menerus berrefleksi dan mengadakan evaluasi diri. Di bagian akhir materi pertama Bruder Bambang mengajak para Kepala Sekolah untuk mengadakan pemetaan kondisi sekolah-sekolah YSBS saat ini untukmenemukan kelemahan dan kekuatannya dan dari situ berupaya menemukan strategistrategi yang dapat dipergunakan untuk meningkat-kan daya tahan sekolah swasta katolik (YSBS).

    Kemudian pada materi kedua Bruder Bambang memberikan strategi penting untuk menjaga eksistensi se-kolah swasta katolik dalam rangka otonomi pendidikan. Ada tiga faktor pendukung sekolah yang berkualitas, akuntabel dan kredibel, yakni pelayanan yang baik (good governance), otonomi pendidikan dan pemberdayaan komunitas karya (community empowering).

    Kemudian pada akhir workshop Bruder Bambang mengajak para Kepala Sekolah menyusun action plan bagi masing-masing sekolah YSBS, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, guna memperkuat eksistensi dan peningkatan performa sekolah-sekolah YSBS. Catatan Penutup dan Rekomendasi Workshop Divisi Pendidikan tersebut merupakan salah satu program Divisi pendidikan YSBS. Sebagian besar peserta workshop menilai workshop seperti itu sangat penting untuk memberikan pengetahuan, skill dan penyega-ran bagi para Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, juga bagi Yayasan dalam mengelola sekolah. Bagi Yayasan sendiri banyak hal yang perlu ditindaklanjuti khususnya ber-kaitan dengan tata kelola Yayasan. Sebagai Rekomendasi dapat disampaikan beberapa hal berikut ini: a) Revitalisasi dan reposisi tata kelola Yayasan, khususnya bidang pendidikan b) memantapkan manajemen Yayasan yang mencakup pokok-pokok peraturan kepega-waian yang meliputi system perekrutan, system penem-patan dan penugasan, system penghargaan dan penggajian, system pembinaan/ pendampingan dan system pemutusan pegawai (PHK/Pensiun), c) memantapkan system tata kelola sekolah di bawah YSBS, pembinaan yang lebih intens serta membangun brand image positif bagi sekolah-sekolah YSBS(sm).

    MINOMARTANI PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERAGA SEDERHANA UNTUK MENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN YANG MENARIK BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR.

    Berdasarkan hasil sur-vey yang dilakukan staf Proyek Mino Martani di 5 desa binaan ternyata sistem pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Mana-jemen Berbasis Sekolah belum secara maksimal dilaksanakan di sekolah

    Dasar khususnya di wilayah binaan Proyek Mino Martani, di bawah naungan Yayasan Sosial Bina Sejahtera kerjasama dengan ChildFund Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru tentang pentingnya alat peraga guna mendukung system pembelajaran yang partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, dan menarik ( PAIKEM), sehingga para siswa merasa jenuh dan mengakibatkan kemampuan siswa menangkap mata pelajaran belum maksimal, dan berdam-pak khusus nilai pelajaran matematika untuk anak kelas IV ke atas masih di bawah rata-rata ketentuan Kriteria Minimal ( KKM)

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Proyek Mino Mar-tani di bawah naungan YSBS bekerjasama dengan UNICEF Kabupaten Banyumas telah berhasil menyelenggarakan pe-latihan penggunaan alat peraga sederhana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang menarik bagi siswa.

    Pelatihan ini bertujuan agar setiap guru mampu membuat dan menggunakan alat peraga dalam proses belajar menga-jar di sekolah yang membantu siswa mudah memahami dengan target sasaran 3 orang kepala sekolah dan 28 guru kelas SD negeri Wiradadi dan kalikidang, Kecamatan So-karaja, Kabupaten Banyumas, serta SD negeri 02 Panikel, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.

    Pelatihan ini diselenggarakan pada tanggal 20-22 Desember 2010 di Hotel Bintang Laut Pangandaran dengan 4 orang staf Unicef Praktisi MBS untuk kabupaten Banyumas. Materi yang dipelajari adalah teknik pembuatan alat peraga seder-hana untuk para guru kelas.

    Tindak lanjut dari pelatihan ini, semua peserta pelatihan telah melakukan sharing hasil pelatihan kepada semua guru SD di wilayah binaan Proyek Mino Martani, dan saat ini se-mua guru kelas di Sekolah Dasar negeri Wiradadi, SD negeri Kalikidang, SD negeri Sidasari, SD negeri Panikel, SD negeri Ujunggagak, serta SD negeri Sidasari telah menggunakan alat peraga setiap kali mengajar di sekolah. Dan saat ini 5 Seko-lah Dasar di wilayah binaan Proyek Mino Martani menjadi percontohan Sekolah-sekolah Negeri lainnya dalam pembua-tan alat peraga untuk proses belajar mengajar.

    Dampak dari hasil pelatihan ini, Diknas Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap memberikan respon positif dengan menginstruksikan kepada semua guru kelas agar mengguna-kan alat peraga dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar (is).

  • 15

    FINAL NARRATIVE REPORT Nama Mitra Organisasi YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA

    Judul Proyek Interim Grant for Local Infrastruktur Work in Cilacap District

    Nomor Proyek 416-025-1013

    Jumlah Proyek 5 (4+ CB)

    Periode Laporan JuniAgustus 2010 (Final Narrative Report)

    Total Dana 25.000 Euro

    Donatur MISEREORJERMAN

    Deskripsi singkat awal mula laporan: Proses pelaporan melibatkan staff BPH, staff proyek (PL), pejabat pemerintah setempat, tokoh agama dan masyarakat serta

    wakil masyarakat penerima manfaat proyek. Informasi dikumpulkan melalui wawancara langsung dan kunjungan/pengamatan lapangan.

    Ikut berkontribusi: staff proyek, mandor, pihak pemerintah setempat, tokoh masyarakat/agama dan perwakilan kelompok target.

    Bagian 2: beberapa perubahan kondisi eksternal dan organisasi yang berpengaruh pada proyek

    1. Kondisi politik, ekonomi atau sosial yang mengalami perubahan yang berdampak pada proyek (positif-negatif): Secara umum tidak ada perubahan politik, ekonomi, social yang berpengaruh pada proyek. Perubahanperubahan.

    Selama proyek berlangsung terjadi perubahan musim yang sangat drastis. Sepanjang tahun 2010 musim hujan berlang-sung sangat lama dan curah hujan sangat tinggi di Indonesia disertai dengan cuaca yang sangat buruk.

    Perubahan berikutnya adalah keterlambatan dana dari Misereor. Proyek yang semula direncanakan MeiJuli baru da-pat direalisasikan pada bulan JuniAgustus 2010.

    Pengaruhnya bagi implementasi dan pencapaian tujuan proyek: Perubahan musim yang ekstrim menyebabkan kerusakan jalan semakin parah, distribusi material menjadi sulit, proses

    pengerjaan proyek semakin lama dan kebutuhan material semakin besar. Akibatnya biaya proyek menjadi membengkak. Keterlambatan uang dari Misereor menyebabkan YSBS harus meminjam uang dari post lain untuk pembiayaan beberapa

    bagian proyek yang sudah dimulai bulan Mei 2010. Pengaruh bagi kelompok target:

    Perubahan musim: Karena proses pengerjaan proyek semakin sulit maka waktu dan tenaga yang dikeluarkan oleh kelompok target semakin besar.

    Keterlambatan uang dari Misereor: Masyarakat yang sudah mulai bekerja harus ditunda lagi pekerjaannya. 2. Perubahan dalam organisasi

    Terjadi perubahan status hukum YSBS. Akte notaris YSBS sudah diperbaharui dan sudah didaftarkan di DEPKUMHAM. Pe-rubahan status hukum ini semakin memperkuat aspek legalitas YSBS, khususnya dalam hubungan dengan pemerintah.

    Bagian 3: Kemajuan yang terjadi pada pelaksanaan Proyek

    1. Aktivitas yang dilaksanakan sejak dimulainya proyek. A) Aktivitas yang direncanakan:

    Survey, dialog dan penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak (rencana kerja dengan masyarakat). Monitoring proses jalannya proyek Impact monitoring dengan metode partisipatif Pelaporan proyek

    B) Aktivitas yang telah dilakukan Sebelum proyek dimulai sudah diadakan survey dan dialog dengan masyarakat setempat. Dalam dialog itu terlibat unsur

    pemerintahan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan warga masyarakat. Tujuannya agar kontribusi masing-masing (tugas dan tanggung jawab) menjadi jalas, setiap unsur saling memahami sehingga perbedaan pendapat/persepsi dapat diselesaikan dengan baik.

    Setelah proyek disetujui Misereor PL bersama dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat dan perwakilan masyarakat membagi kelompok kerja gotong-royong dan menyusun jadwal kerja. Setelah itu proyek langsung dilaksanakan.

    Project monitoring, Result and Impact Monitoring dilakukan dengan metode partisipatif, artinya melibatkan warga masyara-kat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat pemerintah setempat bersama dengan Petugas Lapangan YSBS.

    C) Aktivitas yang ditambah atau dihilangkan dari yang direncanakan: tidak ada 2. Proyek yang sama di area proyek yang dilakukan oleh pihak lain: tidak ada

  • 16

    Bagian 4 : Hasil yang dicapai oleh proyek

    1. Pencapaian tujuan proyek: A) Bringkeng Grugu dan proyek Community Building di Brebeg:

    Jenis pekerjaan: perbaikan jalan. Di Bringkeng diadakan perbaikan jalan sepanjang 319m dan menghabiskan batu 319.47m. Proyek selesai sesuai tar-

    get. Di Grugu jalan yang diperbaiki 1.354m dan menghabiskan batu 823,62m. Akibat curah hujan dan intensitas peng-

    gunaan jalan yang sangat tinggi setiap harinya, jalan yang semula (saat pengukuran pertama) masih bagus, selama proses pengerjaan perbaikan jalan tersebut menjadi rusak. Oleh karena itu dibutuhkan material yang lebih banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Meskipun demikian proyek selesai sesuai target.

    Sebelum proyek diajukan oleh pemerintahan desa BringkengGrugu ke YSBS, di desa Bringkeng-Grugu pernah terjadi protes masyarakat kepada pemerintah setempat agar jalan yang rusak segera diperbaiki. Akibatnya terjadi ketegangan antara pemerintah desa dan masyarakat. Menanggapi protes tersebut pemerintah desa mengajukan perbaikan jalan kepada pemerintah kabupaten. Namun karena proses untuk mendapatkan perbaikan dari pemerintah kabupaten san-gat lama, akhirnya pemerintah desa mengajukan permohonan proyek perbaikan jalan kepada YSBS.

    Hasil yang dicapai setelah proyek selesai: Ekonomi: kerusakan jalan sangat parah menyebabkan transportasi untuk kepentingan masyarakat terhambat:

    angkutan umum, perjalanan anak-anak ke sekolah, angkutan hasil bumi, material bangunan, dll. Ketika jalan sudah diperbaiki semua menjadi lebih lancar. Anak sekolah semakin mudah bersepeda ke sekolah. Masyarakat lebih mudah dan cepat menjual hasil bumi ke kota. Karena biaya transport menurun harga hasil panen dapat terjual dengan harga bagus, sehingga penghasilan menigkat tinggi. Demikian pula pelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih cepat. Hubungan antar warga dan antar dusun semakin baik. 690 KK (340 di Bringkeng dan 350 di Grugu) menikmati jalan yang sudah diperbaiki dan memiliki potensi untuk mengembangkan perekonomian mereka. Proyek ini sangat menguntungkan masyarakat Bringkeng dan Grugu karena kemampuan ekonomi masyarakat setempat untuk memelihara fasilitas jalan sangat rendah. Pada umumnya saat ini mereka hanya mampu menyumbangkan tenaga untuk perbaikan jalan. Dengan peningkatan ekonomi mereka optimis bahwa dikemudian hari mereka akan mampu secara swadaya memelihara jalan di daerah mereka.

    Socio-impact: hubungan antar desa menjadi semakin mudah membuat masyarakat bersemangat membangun ling-kungannya. Berkat adanya proyek jalan tersebut dan setelah jalan selesai, semangat gotong-royong berkembang menjadi lebih pesat. Bahkan ketegangan antara warga masyarakat dengan pemerintah setempat yang semula cukup tinggi kini sudah teratasi dengan baik. Situasi tersebut mendukung berkembangnya Social Capital di desa-desa tersebut.

    B) Jojok Kutawaru Grumbul Ciperet Kondisi jalan di Jojok-Kotawaru berlubang dan beberapa bagian masih terlalu rendah sehingga saat hujan turun jalan

    tergenang air. Kondisi ini sangat membahayakan pengendara kendaraan dan pejalan kaki serta menghambat proses transportasi hasil bumi ke luar dusun.

    Jenis pekerjaan: perkerasan jalan yang berlubang dan meninggikan jalan yang terlalu rendah dengan pasir+batu (sirtu) sepanjang 800m X 3m X 0,15m, dengan volume 342,96m. Proyek selesai sesuai target.

    Proses perkerasan jalan dengan sirtu di Dusun Jojok Kutawaru, Grumbul Ciperet mengahadapi tantangan alam yang berat. Di daerah ini belum dimungkinkan penggunaan truk. Sedangkan material (pasir dan batu) yang dipakai untuk perkerasan jalan harus dibawa dari sisi utara pulau Nusakambangan dengan menggunakan perahu. Proses pengangku-tan batu dan pasir ini dilakukan oleh warga yang memiliki perahu. Sementara itu warga lainnya secara bergotong-royong megangkut material dari dermaga ke lokasi perkerasan jalan dengan menggunakan gerobak atau dipikul dan yang lainnya lagi mengerjakan perkerasan jalan.

    Meskiupun proses pengerasan jalan sangat sulit, namun warga masyarakat sangat bersemangat bergotongroyong mengerjakan pengerasan jalan di dusun mereka sehingga proyek dapat selesai sesuai target.

    Socio impact: saat ini masyarakat di dusun Jojok-Kutawaru dapat menikmati jalan yang bagus dan perekonomian serta relasi antar warga dan dusun semakin meningkat. Bantuan MISEREOR/YSBS meningkatkan semangat gotong-royong dan memperkuat social capital.

    C) Bugel dan Kelapa Kerep Klaces, Kampung Laut Di Dusun Bugel diadakan perbaikan jalan antara Bugel dan Penikel sepanjang 1.000 m, menghabiskan batu 789,17m.

    (Di Dusun ini sebelumnya YSBS sudah membangun 7 km jalan dan 4 km tanggul). Jalan yang rusak membuat biaya transportasi sangat mahal, karena harus menggunakan perahu. Contoh biaya dari Bugel ke Ujung Gagak dengan perahu sebesar Rp. 50.000. Jika menggunakan sepeda motor hanya Rp. 5.000,00. Proses perbaikan jalan selesai sesuai target.

    Hasil yang dicapai setelah proyek selesai: Ekonomi: biaya perjalanan dari dusun Bugel ke kota sebelumnya Rp. 50.000, sekarang menjadi Rp. 10.000,00. Masyarakat jadi lebih mudah bersosialisasi dengan warga dari dusun lain/kota. Anak-anak sekolah lebih cepat tiba di sekolah dan tenang dalam belajar.

    Saluran air di kiri kanan jalan dapat mengalirkan air dengan lancar dan sangat berguna bagi pertanian di daerah terse-

  • 17

    but. Para petani dapat lebih mudah/cepat pergi ke sawah mereka. Akibat-akibat tambahan:

    Informasi lebih mudah diperoleh. Kesadaran masyarakat setempat untuk berperan dalam pembangunan menjadi lebih tinggi dan masyarakat semakin kritis. Inisiatif masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka semakin tinggi, sehingga mulai muncul usaha-usaha baru.

    Pada awal proyek terjadi sedikit konflik antar warga mengenai asal-usul proyek, bahkan ada sekelompok kecil warga yang menolak proyek. Namun berkat rembug dan komunikasi yang baik, warga masyarakat setempat dapat menyelesaikan konflik itu dengan baik akhirnya semua warga dapat menerima proyek itu dengan baik. Bahkan hubungan antar agama juga semakin baik. Dengan demikian dapat disimpulkan social capital semakin kuat.

    Di Dusun Kelapa Kerep, Klaces, Kampung Laut.

    Di dusun Kelapa Kerep diadakan pembangunan jalan baru. Jalan yang sudah selesai dikerjakan sepanjang 1.000m dari 3.000m yang direncanakan, dan telah menghabiskan 11.242m tanah yang dilapisi batu kapur. Tujuan pembangunan jalan ini adalah untuk mempererat hubungan masyarakat desa dan mendukung peningkatan kesejahteraan warga. Jalan ini menuju beberapa gua yang dibuka oleh Dinas Pariwisata untuk wisata rohani. Di sana ada gua Sigit Sela (islam), gua Rahayu (Budha), Gua Ratu (Kepercayaan) dan Gua Maria (Katolik). Proyek ini dicanangkan oleh Bupati Heri Tabri sebagai proyek pariwisata rohani untuk mendapatkan tambahan income untuk masyarakat di sekitarnya sehingga mengurangi niat untuk mencuri kayu atau merusak hutan di pulau Nusakambangan. Selain itu jalan ini diharapkan bisa untuk memperlancar penjualan hasil bumi dari sawah dan pekarangan dan sekitarnya, juga bisa dipakai oleh tukang ojek untuk mengantar peziarah menuju gua-gua tadi. Perlu diketahui bahwa kendaraan bermotor milik para tukang ojek tersebut diperoleh dari pinjaman yang dulu diatur oleh Mgr. Sigit, Pr yang saat itu di menangani PSE Keuskupan Purwokerto dan sekarang bertugas di KWI. . Rm Sigit dulu senang sekali berada di Nusakambangan, Badan jalan yang telah dibangun langsung diperkeras dengan menggunakan batu putih (batu kapur/karang) yang diambil di hutan di sekitar jalan.

    Pada awal proses pembangunan jalan terjadi sedikit persoalan, karena luas jalan setapak hanya 1 m, sedangkan lebar jalan yang dibutuhkan 4 m. Oleh karena itu warga yang memiliki tanah yang dilalui jalan rela menyumbangkan tanah mereka. Setelah berunding dengan pemilik tanah mereka rela menyumbangkan tanahnya, sehingga pembangunan jalan bisa dilakukan. Di beberpa tempat masih harus membuat gorong-gorong. Gorong-gorong ini akan bangun oleh pengurus Gua Maria.

    Masyarakat mengerjakan pembangunan jalan secara bergotong-royong. Untuk setiap 1m tanah seharusnya masyarakat mendapatkan pembayaran sebesar Rp. 10.000. Namun karena pengerjaan jalan dilakukan dengan system gotong-royong maka warga hanya menerima Rp. 5.000,00 sedangkan Rp. 5.000,00 dihitung sebagai partisipasi/gotong royong masyarakat setempat (50%). Dengan system kerja YSBS tersebut, semua uang langsung sampai ke tangan pekerja (tidak membeli bahan dari luar) dan berkat partisipasi masyarakat dapat dibangun jalan 2 kali lipat dari yang seharusnya.

    Masyarakat Dusun Kelapa Kerep digerakan oleh seorang tokoh yang bernama Pak Takrun. Meskipun pak Takrun sudah tua tetapi dia adalah key person yang menggerakan masyarakat di dusunya karena dia orang yang dipercaya. Pak Takrun berasal dari Jawa Barat. Dia merupakan perintis dusun Kelapa Kerep. Saat dia datang ke dusun Kelapa Kerep daerah itu belum memiliki nama dan merupakan tanah timbul, serta sangat terpencil. Saat itu pak Takrun sangat miskin. Dia berharap dengan menetap di daerah itu bisa mendapatkan sesuatu untuk hidup. Berkat tanggul dan disposal yang dibangun YSBS daerah itu sekarang menjadi lahan pertanian (sawah). Dan berkat perjuangan masyarakat serta pendampingan dari YSBS tanah

    timbul tersebut saat ini sudah menjadi hak milik masyarakat.

    Dengan selesainya proyek pembangunan badan jalan ini wisata rohani yang dicita-citakan oleh Heri Tabri di dusun Kelapa Kerep, Klaces semakin terwujud dan berkembang. Berekembangnya wisata rohani ini berdampak pada peningkatan pendapatan penduduk baik melalui ojek, penjualan makananminuman dan hasil bumi seperti singkong, pisang, kelapa, dll.

    Akibat-akibat lainnya :

    Ketika Kakanwil DEPKUMHAM melaksanakan proyek penanaman 1 milyard pohon untuk dunia (Minggu, 28 Nopember 2010), mereka melibatkan YSBS karena mereka melihat keberhasilan YSBS dalam mengatur penduduk di Kampung Laut yang terkenal memiliki karakter yang keras dan sulit diatur. Berkat kesabaran YSBS memberikan pendampingan melalui proyek-proyek infrastruktur masyarakat Kampung Laut merasa dihargai dan dilibatkan. Perasaan dihargai itu membuat mereka percaya diri dan mudah bersosialisasi. Perlahan, namun pasti, community

  • 18

    building mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan dan di daerah Kampung Laut . Sejalan dengan itu mulai berkembang pula social capital. Sebuah keberhasilan dari proyek Community Development dari YSBS yang patut dibanggakan.

    Dalam acara penanaman 1 milyar pohon yang dilaksanakan di Lapas Nusakambangan, Minggu 28.09.2010 lalu, YSBS menyumbangkan 10.000 pohon. Persemaian pohon tersebut dikerjakan oleh warga dusun Kelapa Kerep dan lokasi persemaiannya terdapat di tengah pulau Nusakambangan. Agar bibit pohon bisa di bawa ke penjara Nusakambangan bibit pohon harus dikeluarkan dari areal persemaian

    melalui jalan yang baru dibangun, kemudian dibawa dengan kapal sampai ke dermaga penjara. Proses pengangkutan bibit ini menjadi sangat mudah karena jalan baru sudah dibangun.

    Proyek infrastruktur dan pendampingan YSBS, khususnya di wilayah barat Kabupaten Cilacap memberikan social impact pada penguatan kapasitas dan pengembangan social capital bagi masyarakat setempat. Berkembangnya social capital merupakan prasyarat berkembangnya masyarakat madani, masyarakat yang memiliki kekampuan untuk mengembangkan dirinya melalui pembangunan yang berkelanjutan.

    Keberhasilan di atas menarik perhatian salah satu universitas terkenal di Indonesia yaitu Universitas Gajahmada. Universitas Gajahmada, khususnya program pascasarjana Management of Infrastructure and Community Development (MICD) bahkan menjadikan proyek YSBS di Cilacap wilayah barat menjadi laboratorium hidup. Saat ini kerjasama tripatriat antara YSBSprogram S2 MICD UGM dan Pemkab Cilacap sampai pada perumusan M.o.U. Kerjasama tripatriat ini semakin membuka lebar kesempatan YSBS untuk mempromosikan JPIC dan interfaith dialouge di Cilacap.

    Cilacap, 05 Desember 2010 Penyusun Laporan Mengetahui dan menyetujui

    ttd ttd Stephanus Mulyadi Fr. Charlie Burrows, OMI

    Lampiran foto-foto

  • 19

    The continues siltation of the river beds and the lagoon areas continues to cause problems for the people of the area who have moved from being fisherman to become farmers. Areas further from the river are unable to drain the water sufficiently to grow rice. They come up with their own solution of digging a drain into these areas and use the force of the rivers in flood to carry in silt into these areas and this has been successful in bringing + 250 hcts back into production and as the silt is fertile and soft and has no weeds they can plant immediately in this mud and get 8 tons of padi (husked rice on small storks) per hectare. Stephanus has sent you a video of the process. The main road going into the area, because of 1 yrs. continues rain, become a quagmire, and we work on this with the government we supply the rocks and they - sand and gravel. The central government has a program but as the target to be reached is de-termined as length of road to be completed it does not work when there are many deep holes to be filled in. Prof. Usman of U.G.M. is an adviser to this scheme and we were able to point this out to him i.e. that the target should be the amount of materials used and not the length of road to be completed. We also took part in U.G.M. curriculum determination and I gave a lecture to the S2 student with Stephanus on project implementation and in April an official M.O.U. will be signed between U.G.M. Rector, Local Gov. and ourselves, maybe with the Minister of Education present. Two weeks ago we were invited to attend a meeting with the minister for Justice and kick off a program to plant 1.000.000 mangrove trees. The Head of the Semarang Justice office asked that he and the Central Java vice Governor come to Cilacap to meet the ex-illegal farmers (now legal) on the island of Nusakambangan and they came last Tuesday and now these farmers feel safe . There are 300 families in that particular area. Only 20% of roads in Cilacap are in a good state of repair. The local Gov. allotted Rp. 10 billion for asphalt and Rp. 3 billion for cement to villages who would do preliminary repairs through their own ef-forts. Initially they stipulated that us doing this would not qualify to obtain the free asphalt and cement. It soon become clear that only rich villages could qualify so they changed the rules that Y.S.B.S. help for preparatory work was allowed and we had a flood of requests from poorer villages and we helped where we could. In early Sept. we had a river Tsunami in the Jeruklegi Area where a huge wave of water swept all before it on the river banks into the sea. We exchanged Euros 4.000 of our money for the victims and reim-bursed this when funds arrived. This has already been reported and we enclose the report. As I was going home to Ireland in Sept. I exchanged another Euro 50.000 and this too was reim-bursed and when Misereor Funds arrived we exchanged Euros 106.000 on Sept. 30th, 2010. The efforts to obtain more of the appeared land goes on with the Free Farmers Union and ourselves and if I am not mistaken 16.000 farmers have got land owner papers. We send a list of villages working on road dyke projects and also 15 small Community Building Projects. Two of the B.P.H. staff has attended courses and Stephanus will fill you in on this also equip-ment procured and rooms readied. We report on five months work as waiting for the 6th month would hinder our next six months cash flow.

    (Charlie)

    Organisation YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA

    Project title Protecting reclaimed land and land use for smallholder farming in marginal coastal area affected by flooding around Cilacap, Central Java

    Project Nr 416-025-1014 ZG

    Rep.Period September 2010- February 2011

    Volume 920.000 Euro

    Donor MISEREOR

    FIRST NARRATIVE REPORT

  • 20

    Pembangunan Jalan di Kampung Laut oleh S.Mulyadi, M.Sc

    Bugel

    Ciberem

    Karanganyar

    Pelindukan

    Penikel

    Pembangunan Jalan di Kampung Laut

    Ada pertanyaan dari banyak pihak, mengapa dibutuhkan waktu begitu lama untuk mem-bangun sebuah jalan raya di Kampung Laut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri-kut kami jelaskan dengan berbagai ilustrasi di bawah ini.

    Kasus: Kec.Kampung Laut merupakan kecamatan termiskin di kab.Cilacap. Ini disebabkan oleh sekian lama daerah ini terisolir karena merupakan laguna dan tertutup hutan bakau. Mata pencaharian asli penduduk adalah nelayan. Namun karena pendangkalan oleh sungai Citandui, luas laguna terus menyusut kemudian darah ini menjadi rawa-rawa. Solusi: YSBS membangun jalan dari Gandrungmangu - Bugel Pelindukan - Cibereum ; dari Bugel Panikel - Karanganyar (Ujung Gagak)Membangun saluran irigasi di sepanjang pinggir jalanMembangun dam dan tanggul sehingga beberapa daerah sungguh-sungguh

    kering dan bisa untuk bertani.

    Hasil: Sekarang terbuka akses jalan raya. Terdapat fasilitas listrik dan telpon selular. Terbuka akses pada informasi, perekonomian berkembang, muncul pasar dan pertokoan dan daerah kering kini menjadi lahan pertanian (sawah)

  • 21

    Kita kembali ke pertanyaan awal, mengapa dibutuhkan waktu begitu lama untuk membangun sebuah jalan raya di Kampung Laut? Karena masalah geografis untuk membangun jalan raya di daerah Kampung Laut memang memiliki tingkat kesulitan yang san-gat tinggi. Sebagian besar daerah itu adalah rawa-rawa dan bahkan ada beberapa daerah yang masih tertutup laut dan lumpur. Sketsa penampang lapisan tanah di bawah ini dapat memperjelas pemahaman kita mengenai tingkat kesulitan pembangunan jalan raya di daerah Kampung Laut. Karena kondisi daerah seperti itu pembangunan jalan harus dilakukan secara bertahap dalam waktu yang lama. Di bawah ini diuraikan tahap demi tahap pembangunan setiap lapisan jalan yang dikerjakan YSBS.

    Lumpur lk 12 m

    Kerikil lk 15 m

    Pasir besi lk 30 m

    Proses Pengerjaan Jalan di Kampung Laut

    Lumpur lk 12 m

    Kerikil lk 15 m

    Pasir besi lk 30 m

    Tahap pertama dari pembangunan jalan di daerah Kampung Laut adalah pembangunan badan jalan. Badan jalan dibangun dari lumpur yang diambil dari kiri kanan jalan, dengan ketebalan lapisan sekitar 60 cm. Timbunan ini tidak boleh terlalu tebal, karena jika terlalu tebal akan longsor. (lihat sketsa dan foto di bawah ).

    Lapisan pertama ini dibiarkan sekitar satu tahun agar mengering dan cukup kuat untuk menahan lapisan timbunan berikutnya.

    Lapisan ke 2 dan ke 3

    Lapisan pertama

    Tahap ke dua dan ke tiga: Pembangunan badan jalan lapisan ke dua baru dapat dilakukan setelah lapisan pertama badan jalan cukup keras. Untuk itu dibutuhkan waktu sekitar setahun. Demikian juga untuk lapisan ketiga, dst.

  • 22

    Tahap ke 4 dan ke5 : Pengerasan Lapisan ke4 & ke5 : batu dan lapisan & lapisan ke-6 : krosok

    Tahapke-6 Lapisan ke7: Pengaspalan

    No Lapisan Bagian Jalan Material Tahun Kekuatan Beban

    1 Lapisan 1 Badan Jalan Lumpur 60 cm Ke-1 Pejalan kaki

    2 Lapisan 2 Badan Jalan Lumpur 60 cm Ke-2 Pejalan kaki

    3 Lapisan 3 Badan Jalan Lumpur 60 cm Ke-3 Kendaraan ringan

    4 Lapisan 4 Pengerasan Batu 15 cm Ke-4 Dump Truck 25T

    5 Lapisan 5 Pengerasan Batu 15 cm Ke-5 Dump Truck 25T

    6 Lapisan 6 Pengerasan Krosok 15 cm Ke-6 Dump Truck 25T

    7 Lapisan 7 Pengaspalan Pasir giling +aspal Ke-6 Dump Truck 25T

    Resume bagian, lapisan, bahan dan waktu

  • 23

    Prinsip dari setiap proyek YSBS adalah bottom-up. Seluruh proposal proyek infrastruktur yang masuk kekantor YSBS diajukan langsung dari desa-desa. Dalam proses persiapan poroposal semua warga masyarakat, pemuka agama dan pejabat pemerintahan desa terlibat utuh. Demikian juga pada tahap pelaksanaan, kontrol/monitoring dan evaluasi proyek, semua stakeholder di desa terlibat utuh. Melibatkan banyak warga masyarakat di dalam proyek berarti melibatkan banyak orang dengan berbagai latar belakang sosial dan agama. Pertemuan dan kerjasama tersebut lama-lama menumbuhkan sikap saling memahami dan percaya satu sama lain . Perubahan yang sangat penting tersebut dilihat oleh YSBS sebagai sebuah evolusi proyek. Pengalaman tersebut menumbuhkan keyakinan bagi YSBS bahwa proyek dapat menjadi PORTAL untuk pengembangan masyarakat dan pengembangan dialog hidup antar umat beragama.

    Banyak pengalaman yang membuktikan kebenaran keyakinan tersebut. Setelah 36 tahun bekerja di Kabupaten Cilacap

    berkembanglah persahabatan yang sangat erat dan tulus antara gereja Katolik dan umat Islam di Cilacap.

    Dari fakta-fakta di atas sebagai kata penutup dapat saya katakan bahwa proyek infrastruktur di daerah rawa-rawa Kampung Laut memberikan manfaat yang luar biasa. Ternyata proyek infrastruktur di sana telah memainkan peran yang sangat besar dalam mempromosikan dialog antar agama yang hidup. Faktor geografis yang sangat sulit untuk membangun jalan raya di Kampung Laut, sehingga membutuhkan waktu pembangunan jalan yang begitu lama, ternyata justru memberikan dampak yang luar biasa bagus bagi kehidupan bersama, karena memberikan dampak sosial yang lebih besar dan lebih penting dari sekedar perhitungan ekonomis.

    Hasil langsung

    Sebuah jalan dengan kualitas yang bagus tersedia untuk masyarakat; terbuka lapangan kerja/penghasilan; tersedia saluran irigasi; penyediaan tempat bersarang bagi ikan dan udang; tanggul tersedia; terbuka kemungkinan untuk dibangun lahan persawahan/pertanian

    Hasil Langsung

    Lumpur lk 12 m

    Kerikil lk 15 m

    Pasir besi lk 30 m

    Rm. Carolus berbincang dengan Kiyai Ahmad di Kawunganten