HUBUNGAN FAKTOR PENGENDALI CUACA TERHADAP UNSUR CUACA SERTA KESESUAIAN TANAMAN
Buletin Stamet Kota Sabang Info Cuaca
-
Upload
jatmiko-nolkilometer -
Category
Documents
-
view
25 -
download
1
Transcript of Buletin Stamet Kota Sabang Info Cuaca
iii
Buletin Edisi Oktober 2013
DAFTAR ISI
PENGANTAR .................................................................................................... i
TIM REDAKSI .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
PENGERTIAN .................................................................................................. iv
RINGKASAN ..................................................................................................... v
A. Gambaran Kondisi Cuaca Global ........................................................... 1
1. Dipole Mode ..................................................................................... 1
2. Madden Julian Oscillation (MJO) ..................................................... 2
3. Suhu Muka Laut (SST) ..................................................................... 4
4. Anomali SST ..................................................................................... 5
B. Gambaran Kondisi Cuaca Regional ........................................................ 6
1. Gradien Angin Lapisan Atas ............................................................. 6
C. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal ............................................................. 9
1. Angin ................................................................................................. 9
2. Kelembaban Udara ............................................................................ 9
3. Suhu Udara ........................................................................................ 10
4. Curah Hujan ...................................................................................... 12
5. Cuaca ................................................................................................. 12
D. Kejadian Cuaca Ekstrim September 2013 .............................................. 13
1. Dasarian 1.......................................................................................... 13
2. Dasarian 2.......................................................................................... 14
3. Dasarian 3.......................................................................................... 14
E. Pasang Surut Air Laut ............................................................................ 15
iv
Buletin Edisi Oktober 2013
PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara bebas.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari 1901 s/d 31 Januari
1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Januari 1960, 1 Januari 1961 s/d 31 Januari 1990, dan
seterusnya.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain
adalah :
a. Angin kencang diatas 25 knots atau lebih dari 50 km/jam
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan
lebih dari 34,8 knots atau lebih dari 60 km/jam
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter.
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih diatas nilai normal setempat.
v
Buletin Edisi Oktober 2013
RINGKASAN
Pada bulan Oktober 2013 faktor cuaca global tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kondisi cuaca di Kota Sabang. rata-rata OLR berkisar antara 160 - 270
W/m2, rata-rata OLR terendah wilayah Indonesia berada di sebagian wilayah Sumatera
bagian utara dan sebagian wilayah Kalimantan yaitu berkisar antara 160 - 200 W/m2.
Sehingga tutupan awan di wilayah Indonesia secara keseluruhan dan termasuk Kota Sabang
khususnya masih cukup banyak. Untuk Suhu Muka Laut Suhu Muka Laut pada bulan di
perairan Indonesia menunjukan nilai rata - rata di atas 300C, dengan rata-rata anomali
positif berkisar 0,50C - 1,5
0C, yang mengindikasikan masih hangatnya suhu di perairan
Indonesia.
Terdapatnya tekanan rendah di wilayah perairan Philipina, Teluk Benggala, Laut
China Selatan dan Samudera Pasifik bagian Barat menyebabkan aktifitas kuat tumbuhnya
siklon tropis di wilayah utara Indonesia. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi cuaca di
beberapa tempat di Indonesia termasuk juga wilayah Sabang. Selain adanya pertumbuhan
siklon tropis, terdapat sirkulasi Eddy di 2 tempat yaitu di sebelah Barat Sumatera dan di
sebelah Timur Papua. Pola angin lapisan 3000ft, shearline terjadi di wilayah Indonesia
bagian utara, dan juga terdapatnya pola pertemuan angin (konvergensi) yang berpusat
menuju pada pusat siklon dengan membawa massa udara dan membentuk awan yang
berpotensi terjadinya hujan dalam skala yang luas. Pola gradient angin pada awal hingga
akhir dasarian tiga Oktober 2013 bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Kondisi ini
menyebabkan kondisi cuaca di kota sabang cenderung hujan dengan intensitas ringan
hingga sedang.
Berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Sabang arah angin terbanyak pada
bulan februari 2013 bertiup dari arah timur dengan persentase sebesar 68%. Kecepatan
angin dominan yaitu berkisar antara 5-10 knot dengan persentase sekitar 57. Kelembaban
udara rata-rata harian berkisar antara 74% - 93%. Kelembaban udara minimum harian
berkisar antara 55% - 83%. Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 24.60C – 27.8
0C.
Suhu udara minimum harian berkisar antara 17.00C – 20.4
0C, dengan minimum terendah
17.00C terjadi pada tanggal 09 Oktober 2013, dan tertinggi 20.4
0 C terjadi pada tanggal 2, 5
dan 13 Oktober 2013. Curah hujan kumulatif pada bulan Oktober adalah 130.6 mm.
Banyaknya hari hujan terukur adalah 14 hari.
1
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL
1. Dipole Mode
Grafik 1. Indeks Dipole Mode
Pada gambar grafik diatas Nilai Dipole Mode Index (DMI) pada bulan
Oktober 2013 pada dasarian I menunjukan nilai ( -0.15 s/d -0.22 ); dasarian II ( -0.20
s/d 0.10 ) dan dasarian III ( 0.08 s/d -0.11 ).
No. Tanggal DMI
1 1 - 6 Oktober -0.15
2 7 - 13 Oktober -0.20
3 14 - 20 Oktober -0.10
4 21 - 25 Oktober 0.09
5 26 - 31 Oktober -0.11
Tabel 1. Nilai Dipole Mode Bulan Oktober 2013
2
Buletin Edisi Oktober 2013
Hal ini menunjukan bahwa pada bulan Oktober 2013 Nilai DMI umumnya
bernilai negatif dengan nilai terbesar mencapai -0,22 pada dasarian ke I, sehingga
berpotensi terjadinya pergerakan massa udara dari bagian barat (pantai timur Afrika)
menuju ke samudera hindia bagian timur. Dengan nilai index negatif ini menyebabkan
tumbuhnya awan - awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk wilayah
Aceh dan sekitarnya, sehingga mengakibatkan terjadinya hujan di wilayah tersebut.
2. Madden Julian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Gambar 1. Nilai MJO OLR Bulan Oktober 2013
Pada gambar di atas menunjukan rata-rata nilai OLR pada bulan Oktober
2013 secara umum di wilayah Asia bagian Utara dan Asia bagian Selatan berkisar
antara 180-260 W/m2. Untuk wilayah Australia rata- rata nilai OLR cenderung tinggi
mencapai 295W/m2. Sedangkan di wilayah Indonesia rata-rata OLR berkisar antara
160 - 270 W/m2.
rata-rata OLR terendah wilayah Indonesia berada di sebagian
wilayah Sumatera bagian utara dan sebagian wilayah Kalimantan yaitu berkisar
antara 160 - 200 W/m2.
3
Buletin Edisi Oktober 2013
Hal ini menunjukan pada bulan Oktober 2013 wilayah Indonesia secara
keseluruhan masih tertutup oleh awan walaupun di beberapa daerah sudah tidak
banyak seperti bulan - bulan sebelumnya. Adanya awan - awan yang menutupi
suatu wilayah dapat menghalangi pancaran radiasi gelombang panjang dari bumi,
sehingga nilai OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan
pada daerah tersebut. Sebaliknya nilai OLR yang tinggi seperti di wilayah Australia
bagian selatan menunjukkan kurangnya pertumbuhan awan.
b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)
Gambar 2. Fase MJO
Untuk fase Madden Julian Oscillation (MJO) bulan Oktober 2013 pada
dasarian pertama bergerak dari fase 5 menuju fase 6 kemudian pada dasarian ke 2
bergerak ke lingkaran tengah dimana MJO tidak aktif pada daerah ini selanjutnya
pada dasarian ke 3 MJO bergerak menuju fase 8. Dari pergerakan fase pada
4
Buletin Edisi Oktober 2013
fenomena MJO tersebut cukup memberikan pengaruh terhadap daerah yang
dilaluinya. Pada bulan Oktober 2013 pergerakan fase MJO tidak melalui wilayah
Indonesia yang berada pada fase 4 sehingga wilayah Indonesia pun tidak di
pengaruhi oleh pergerakan MJO tersebut.
3. Suhu Muka Laut (SST)
Gambar 3. Suhu Muka Laut Bulan Oktober 2013
Pada gambar diatas Suhu Muka Laut pada bulan Oktober 2013 di perairan
Indonesia menunjukan nilai rata - rata cukup hangat di atas 300C, suhu muka laut
tertinggi di wilayah Indonesia terdapat di perairan Samudra Hindia barat Sumatera
mencapai 31 - 320C. Suhu muka laut yang tinggi pada suatu wilayah akan
menyebabkan penguapan yang cukup besar sehingga berpotensi terjadinya
pertumbuhan awan yang cukup banyak di wilayah tersebut.
5
Buletin Edisi Oktober 2013
4. Anomali SST (Sea Surface Temperature)
Gambar 4. Anomali Suhu Muka Laut Bulan Oktober 2013
Untuk rata - rata anomali suhu muka laut Oktober 2013 di wilayah perairan
Indonesia mempunyai rata - rata anomali positif yang berkisar antara 0,50C hingga
1,50C kecuali di sebagian perairan Samudera Hindia barat laut Sumatera dan sebagian
perairan Samudera Hindia selatan Pulau Bali dan Jawa yang mempunyai anomali
suhu muka laut nol atau suhu muka laut sama dengan normalnya. Suhu muka laut di
wilayah perairan Indonesia yang lebih hangat dari normalnya atau anomali positif
akan menambah suplai massa udara di wilayah tersebut.
6
Buletin Edisi Oktober 2013
B. GAMBARAN KONDISI CUACA REGIONAL
1. Gradien Angin Lapisan Atas
Dasarian I
Gambar 5. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Oktober 2013
Pada dasarian pertama awal Oktober 2013 untuk wilayah Utara Indonesia
terdapat 2-3 sel tekanan rendah dan di Selatan Indonesia terdapat 1-2 sel tekanan
rendah, sedangkan untuk wilayah Indonesia terdapat 2 sel sirkulasi tertutup (eddy).
Pada dasarian ini angin di wilayah Indonesia pada umumnya bertiup dari arah Selatan
hingga Barat dengan kecepatan berkisar antara 25-45 km/jam. Begitu pula untuk
wilayah Sabang dan sekitarnya pada umumnya angin bertiup dari arah Barat Daya-
Barat dengan kecepatan berkisar antara 10-20 km/jam. Pada dasarian ini terdapat 2
siklon Tropis, yang pertama yaitu Siklon Tropis Fitow yang masih bertahan dari akhir
september bergerak menuju Utara Filipina dengan tekanan rendah sebesar 994mb dan
keceptan angin lebih dari 70 km/jam, sedangkan yang kedua yaitu Siklon Tropis
Danas yang muncul di Timur Laut perairan Filipina pada tanggal 07 oktober 213
dengan tekanan terendah sebesar 935 mb dan kecepatan angin lebih dari 180 km/jam.
Berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Sabang pada dasarian ini terjadi 5
hari hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tanpa disertai petir.
7
Buletin Edisi Oktober 2013
Dasarian II
Gambar 6. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Oktober 2013
Pada dasarian kedua Oktober 2013 untuk wilayah Utara Indonesia hanya
terdapat 1-2 sel tekanan rendah, sedangkan untuk wilayah Selatan Indonesia terdapat
2-3 sel tekanan rendah, sedangkan untuk wilayah Indonesia terdapat 2 sel sirkulasi
tertutup (eddy). Pada umumnya angin d wilayah Indonesia bertiup dari arah Tenggara
hingga Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 20-40 km/jam. Untuk wilayah
Sabang dan sekitarnya angin bertiup dari arah Barat Daya dengan kecepatan berkisar
antara 10-30 km/jam. Pada dasarian ini terdapat 4 siklon tropis, yang pertama yaitu
sikon Tropis Phailin yang mucul di Teluk Benggala dengan tekanan terendah sebesar
922 mb dan kecepatan angin lebih dari 180 km/jam, yang kedua yaitu siklon Tropis
Nari yang muncul di Timur Laut perairan Filipina dengan tekanan terendah sebesar
970 mb dan kecepatan angin lebih dari 130 km/jam, yang ketiga yaitu Siklon Tropis
Wipha yang muncul di sebelah Barat perairan Filipina dengan tekanan terendah
sebesar 996 mb dan kecepatan angin lebih dari 60 km/jam, ketiga siklon Tropis
tersebut muncul pada tanggal 11 oktober 2013dan yang terakhir yaitu siklon Tropis
Fransisco yang muncul pada tanggal 17 oktober 2013 di sebelah Barat perairan
Filipina dengan tekanan terendah sebesar 970 mb dan kecepatan angin lebih dari 130
km/jam. Berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Sabang pada dasarian ini
terjadi 6 hari hujan dengan intensitas ringan, 1 di antaranya disertai dengan petir.
8
Buletin Edisi Oktober 2013
Dasarian III
Gambar 7. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Oktober 2013
Pada akhir dasarian Oktober 2013 di wilayah Utara Indonesia terdapat 1-2 sel
tekanan rendah, sedangkan di wilayah Selatan Indonesia terdapat 3-4 sel tekanan
rendah. Untuk wilayah Indonesia sendiri hanya terdapat 1 – 2 sel sirkulasi tertutup
(eddy). Pada umumnya angin di wilayah Indonesia bertiup dari arah Tenggara-Barat
daya dengan kecepatan berkisar antara 20-40 km/jam, sedangkan untuk wilayah
Sabang dan sekitarnya secara umum angin bertiup dari arah Barat Daya dengan
kecepatan berkisar antara 10-25 km/jam. Pada dasarian ini terdapat 2 siklon Tropis,
yang pertama yaitu Siklon Tropis Lekima yang muncul di sebelah Barat perairan
Flipina pada tanggal 21 oktober 2013 dengan tekanan terendah sebesar 985 mb dan
kecepatan angin lebih dari 90 km/jam, yang kedua yaitu Siklon Tropis Krosa yang
muncul di Timur Laut Perairan Filipina pada tanggal 31 oktober 2013 dengan tekanan
terendah sebesar 980 mb dan kecepatan angin lebih dari 100 km/jam. Berdasarkan
hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Sabang terjadi 3 hari hujan dengan intensitas
ringan, 2 diantaranya disertai dengan petir.
9
Buletin Edisi Oktober 2013
C. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Gambar 8. Diagram arah dan kecepatan angin dominan September 2013
Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Sabang arah angin terbanyak pada
bulan September 2013 di dominasi oleh angin dari Barat Daya dengan persentase
39.2% dan arah angin terendah dari Barat dengan persentase 3.8%. Persentase
kecepatan angin dominan yaitu berkisar antara 8 – 10 knot sebesar 32.8% dan
persentase kecepatan angin terendah yaitu berkisar di atas 20 knot sebesar 1.5%.
Distribusi angin pada bulan September 2013 berdasarkan arah dan kecepatannya
(Windrose) dapat dilihat pada gambar.
2. Kelembaban Udara
Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Oktober 2013
WRPLOT View - Lakes Environmental Software
WIND ROSE PLOT:
Station #96001 - BMKG Sabang, ID
COMMENTS: COMPANY NAME:BMKG Sabang
BMKG Sabang
MODELER: Yudi
Yudi
DATE: 01 Maret 2013
10/2/2013
PROJECT NO.: 03
NORTH
SOUTH
WEST EAST
8%
16%
24%
32%
40%
WIND SPEED
(Knots)
>= 20
17 - 19
14 - 16
11 - 13
8 - 10
5 - 7
4
3
2
Calms: 22.11%
TOTAL COUNT:
719 hrs.
CALM WINDS:
22.11%
DATA PERIOD: Maret 2013
2013 Jan 1 - Dec 3100:00 - 23:00
AVG. WIND SPEED:
7.63 Knots
DISPLAY:
Wind SpeedDirection (blowing from)
22.1
19.9
32.8
13.2
8.5
1.9 1.5
0
5
10
15
20
25
30
35
%
Wind Class Frequency Distribution
Wind Class (Knots)Calms 2 3 4 5 - 7 8 - 10 11 - 13 14 - 16 17 - 19 >= 20
50556065707580859095
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
%
Tanggal
Profil Kelembaban Udara Harian
Bulan Oktober 2013
Max
Rata -
rata
10
Buletin Edisi Oktober 2013
Kelembaban udara maksimum harian berkisar antara 87% - 99% dengan
maksimum terendah 87% terjadi pada tanggal 3 Oktober 2013 dan maksimum
tertinggi 99% terjadi pada tanggal tanggal 7 dan 23 Oktober 2013. Kelembaban udara
rata-rata harian berkisar antara 74% - 93%. Kelembaban udara minimum harian
berkisar antara 55% - 83%, dengan minimum terendah 55% terjadi pada tanggal 2
Oktober 2013 dan minimum tertinggi 83% terjadi pada tanggal 6 Oktober 2013.
Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Oktober 2013
Kelembaban udara tertinggi pada umumnya terjadi antara jam 04.00 – 06.00
WIB yaitu berkisar antara 92 – 93%, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi
pada jam 12.00 - 14.00 WIB yaitu berkisar antara 74 – 75%.
70
75
80
85
90
95
7 9 11 13 15 17 19 21 23 1 3 5
%
Jam (WIB)
Profil Kelembaban Udara Rata - rata Perjam
Bulan Oktober 2013
Kelem…
11
Buletin Edisi Oktober 2013
3. Suhu Udara
Grafik Profil Suhu Udara Harian Oktober 2013
Suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.60C – 32.2
0C dengan
maksimum terendah 27.60C pada tanggal 6 Oktober 2013 dan tertinggi 32.2
0C pada
tanggal 01 Oktober 2013. Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 24.60C – 27.8
0C.
Suhu udara minimum harian berkisar antara 17.00C – 20.4
0C, dengan minimum
terendah 17.00C terjadi pada tanggal 09 Oktober 2013, dan tertinggi 20.4
0 C terjadi
pada tanggal 2, 5 dan 13 Oktober 2013.
Grafik Profil Suhu Udara Rata-rata Perjam Bulan Oktober 2013.
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
ºC
Tanggal
Profil Suhu Udara Harian
Bulan Oktober 2013
Max
Rata -
rata
23.0
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
30.0
31.0
32.0
7 9 11 13 15 17 19 21 23 1 3 5
ºC
Jam (WIB)
Profil Suhu Udara Rata - rata Perjam
Bulan Oktober 2013
Suhu…
12
Buletin Edisi Oktober 2013
Dari profil suhu udara Oktober 2013 kecenderungan suhu udara naik antara
jam 07.00 - 14.00 WIB dan mencapai suhu udara tertinggi terjadi pada jam 14.00
WIB mencapai 29.30C. Kemudian suhu udara turun dengan suhu udara terendah yang
terjadi pada jam 05.00 WIB dengan suhu 24.60C.
4. Curah Hujan
Grafik Curah Hujan Harian Oktober 2013
Curah hujan kumulatif pada bulan Oktober adalah 130.6 mm. Banyaknya hari
hujan terukur adalah 14 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujannya adalah 87.4 mm
dengan 5 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujannya adalah 34.0 mm dengan 6 hari
hujan. Pada dasarian III jumlah curah hujannya adalah 9.2 mm dengan 3 hari hujan.
Curah hujan harian tertinggi terjadi pada tanggal 08 Oktober yaitu sebesar 34.5 mm.
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Cu
rah
Hu
jan
(m
m)
Tanggal
Curah Hujan
Bulan Oktober 2013
Curah Hujan
13
Buletin Edisi Oktober 2013
5. Cuaca
Grafik Cuaca Signifikan Oktober 2013
Keadaan cuaca bulan Oktober 2013 didominasi oleh hujan dengan intensitas
ringan hingga sedang, yaitu 12 kejadian hujan ringan, 2 kejadian hujan sedang, 3
kejadian keadaan cuaca hujan disertai petir (Thunderstorm) dan 1 kejadian angin
kencang > 50 Km/Jam (FF).
0
2
4
6
8
10
12
14
16
TS RA FF > 50 Km/Jam
Ba
ny
ak
ny
a K
eja
dia
n
Cuaca Signifikan
Bulan Oktober 2013
Cuaca
14
Buletin Edisi Oktober 2013
D. KEJADIAN CUACA EKSTRIM
1. Dasarian I
a) Hujan Lebat-Sangat lebat
NIHIL
b) Angin kencang
Terjadi 1 kejadian angin kencang sebesar 60 Km/Jam yang bertiup dari arah Barat
Daya yang di sebabkan adanya daerah sirkulasi tertutup (EDDY) di sebelah Barat
Daya Aceh dan adanya Tropical Storm “FITOW” yang berada di sebelah Timur
Laut Philipina.
c) Suhu Ekstrim
NIHIL
d) Dasarian II
a) Hujan Lebat-Sangat Lebat
NIHIL
b) Angin Kencang
NIHIL
c) Suhu Ekstrim
NIHIL
e) Dasarian III
a) Hujan Lebat-Sangat Lebat
NIHIL
b) Angin Kencang
NIHIL
c) Suhu Ekstrim
NIHIL