Buletin Santri Mei 2011 Edisi 36 Vol V

4
Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011 Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011 www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com Oleh: Mustaji Santri Al-Khoirot Mahasiswa Al-Qolam Gondanglegi Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan. Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah kecenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif. Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN. Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan Pola pikir dan perilaku percaya diri (confidence atau self-esteem) merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin menjadi orang sukses di bidang apapun yang diinginkan. Dan sebagaimana kemampuan-kemampuan yang lain, perilaku percaya diri harus dipupuk sejak dini. Sejak masih anak-anak. Mengapa percaya diri itu perlu? Self-esteem (baca, self-estim) itu penting karena ia menjadi penggerak utama seseorang untuk dapat mengimplementasikan sesuatu yang direncanakan dengan sukses. Seperti diketahui, dalam setiap tindakan diperlukan dua unsur yaitu niat (rencana) dan aksi untuk merealisir niat tersebut. Niat dapat dimiliki oleh semua orang. Akan tetapi, tindakan hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki karakter percaya diri yang baik. Percaya diri juga identik dengan kemandirian. Orang yang memiliki percaya diri yang stabil cenderung akan memiliki sikap mandiri yang stabil pula. Persoalannya, bagaimana cara menumbuhkan karakter percaya diri pada anak agar dia dapat dewasa dengan self-esteem yang stabil? Menurut Sarah Henry, seorang ahli parenting dari AS, ada delapan langkah dasar yang harus dilakukan orang tua untuk menumbuhkan sikap percaya diri anak. Pertama, unconditional love (rasa sayang tak terbatas). Kepercayaan diri seorang anak akan tumbuh subur manakala mendapat siraman rasa sayang yang tak terbatas dari orang tua. Jangan malu untuk menumpahkan rasa sayang dalam berbagai bentuknya seperti pujian, pelukan, dan lain-lain. Namun demikian, jangan ragu untuk mengoreksinya apabila perlu. Pastikan anak tahu bahwa yang dikoreksi adalah perilakunya yang salah. Bukan dirinya. Kedua, perhatian. Meluangkan waktu untuk memperhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan anak akan memberi perasaan dihargai (self-worth). Itu akan memberi pesan bahwa ia penting dan berharga bagi orang tua. Intinya, jangan terkesan Anda bosan mendengar ceritanya. Ketiga, beri batasan yang jelas. Unconditional love bukan berarti tanpa aturan. Dan berusahalah menjalankan aturan itu secara konsisten sebagai penanaman disiplin. Keempat, dukung pengambilan resiko yang wajar. Dorong anak untuk mencoba sesuatu yang baru seperti makan makanan berbeda, teman baru atau belajar naik sepeda. Walaupun ada kemungkinan gagal, tanpa resiko akan kecil kemungkinan sukses. Dan biasakan anak mengakui kesalahan yang dilakukannya. Dengan cara orang tua memberi contoh menyalahkan diri sendiri saat membuat kesalahan. Kelima, jangan membandingkan. Tahan godaan untuk membandingkan anak dengan siapapun. Baik dengan saudara, tetangga atau teman kelas. Seperti, “Mengapa kamu tidak berani seperti adikmu?” Bahkan perbandingan yang positif sekalipun seperti, “Kamu pemain bola terbaik di dunia,” akan berpotensi merusak pada anak karena dia akan merasa sulit dan tertekan untuk memenuhi harapan itu. Jadi, biarkan anak tahu bahwa orang tua menghargainya apapun yang dia miliki. Maka, kemungkinan besar dia akan tahu bagaimana menghargai dirinya sendiri. Keenam, bersikap empati. Apabila anak membandingkan kelemahan dirinya dengan kelebihan anak lain, tunjukkan sikap empati dengan penekanan bahwa dia juga punya kelebihan di samping kekurangan. Dan bahwa anak yang baik tidak harus sempurna di segala bidang. Ketujuh, memberi dorongan (encouragement). Setiap anak memerlukan dukungan dari figur-figur tersayang, yakni orang tua. Dorongan dan motivasi bermakna mengakui adanya kamajuan, sekecil apapun itu, bukan hanya menghargai pencapaian. Jadi, hargai proses, walaupun hasilnya mungkin tidak sesuai dengan harapan. Kedelapan, bercanda dan tertawalah bersama anak Anda. Dan jangan pernah menertawakan dia.[] Oleh: KH. A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot

Transcript of Buletin Santri Mei 2011 Edisi 36 Vol V

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

Oleh: Mustaji

Santri Al-Khoirot Mahasiswa Al-Qolam

Gondanglegi

Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan. Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah kecenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk

melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan.

Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif. Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.

Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan

Pola pikir dan perilaku percaya diri (confidence atau self-esteem) merupakan salah satu karakter

yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin menjadi orang sukses di bidang apapun yang diinginkan. Dan sebagaimana kemampuan-kemampuan yang lain, perilaku percaya diri harus dipupuk sejak dini. Sejak masih anak-anak. Mengapa percaya diri itu perlu?

Self-esteem (baca, self-estim) itu penting karena ia menjadi penggerak utama seseorang untuk dapat mengimplementasikan sesuatu yang direncanakan dengan sukses. Seperti diketahui, dalam setiap tindakan diperlukan dua unsur yaitu niat (rencana) dan aksi untuk merealisir niat tersebut. Niat dapat dimiliki oleh semua orang. Akan tetapi, tindakan hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki karakter percaya diri yang baik. Percaya diri juga identik dengan kemandirian. Orang yang memiliki percaya diri yang stabil cenderung akan memiliki sikap mandiri yang stabil pula.

Persoalannya, bagaimana cara menumbuhkan karakter percaya diri pada anak agar dia dapat dewasa dengan self-esteem yang stabil? Menurut Sarah Henry, seorang ahli parenting dari AS, ada delapan langkah dasar yang harus dilakukan orang tua untuk menumbuhkan sikap percaya diri anak.

Pertama, unconditional love (rasa sayang tak terbatas). Kepercayaan diri seorang anak akan tumbuh subur manakala mendapat siraman rasa sayang yang tak terbatas dari orang tua. Jangan malu untuk menumpahkan rasa sayang dalam berbagai bentuknya seperti pujian, pelukan, dan lain-lain. Namun demikian, jangan ragu untuk mengoreksinya apabila perlu. Pastikan anak tahu bahwa yang dikoreksi adalah perilakunya yang salah. Bukan dirinya.

Kedua, perhatian. Meluangkan waktu untuk memperhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan anak akan memberi perasaan dihargai (self-worth). Itu akan memberi pesan bahwa ia penting dan berharga bagi orang tua. Intinya, jangan terkesan Anda bosan mendengar ceritanya.

Ketiga, beri batasan yang jelas. Unconditional love bukan berarti tanpa aturan. Dan berusahalah menjalankan aturan itu secara konsisten sebagai penanaman disiplin.

Keempat, dukung pengambilan resiko yang wajar. Dorong anak untuk mencoba sesuatu yang baru seperti makan makanan berbeda, teman baru atau belajar naik sepeda. Walaupun ada kemungkinan gagal, tanpa resiko akan kecil kemungkinan sukses. Dan biasakan anak mengakui kesalahan yang dilakukannya. Dengan cara orang tua memberi contoh menyalahkan diri sendiri saat membuat kesalahan.

Kelima, jangan membandingkan. Tahan godaan untuk membandingkan anak dengan siapapun. Baik dengan saudara, tetangga atau teman kelas. Seperti, “Mengapa kamu tidak berani seperti adikmu?” Bahkan perbandingan yang positif sekalipun seperti, “Kamu pemain bola terbaik di dunia,” akan berpotensi merusak pada anak karena dia akan merasa sulit dan tertekan untuk memenuhi harapan itu. Jadi, biarkan anak tahu bahwa orang tua menghargainya apapun yang dia miliki. Maka, kemungkinan besar dia akan tahu bagaimana menghargai dirinya sendiri.

Keenam, bersikap empati. Apabila anak membandingkan kelemahan dirinya dengan kelebihan anak lain, tunjukkan sikap empati dengan penekanan bahwa dia juga punya kelebihan di samping kekurangan. Dan bahwa anak yang baik tidak harus sempurna di segala bidang. Ketujuh, memberi dorongan (encouragement). Setiap anak memerlukan dukungan dari figur-figur tersayang, yakni orang tua. Dorongan dan motivasi bermakna mengakui adanya kamajuan, sekecil apapun itu, bukan hanya menghargai pencapaian. Jadi, hargai proses, walaupun hasilnya mungkin tidak sesuai dengan harapan. Kedelapan, bercanda dan tertawalah bersama anak Anda. Dan jangan pernah menertawakan dia.[]

Oleh: KH. A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Al-Khoirot

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu;

1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup

2.harapan untuk memperoleh keamanan

3.hak untuk mencintai dan dicintai

4.harapan diterima lingkungan

5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita

Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:

a. harapan apa yang baik

b. bagaimana mencapai harapan itu

c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.

Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.

Dalam hidup di dunia, manusia dihadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera. menurut

Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.

Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia.

Oleh: Imam Syahrowardi Santri Al-Khoirot

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Al-Ahqoof : 15)

Ketika kita baru lahir, Beliau sambut kehadiran kita dengan penuh senyum kebahagiaan. "Alhamdulillah," ucapnya lirih, betapa Allah Maha Kuasa, sungguh peristiwa melahirkan adalah suatu peristiwa yang teramat sangat luar biasa bagi seorang wanita. Tak terbayangkan betapa menderita berjuang antara hidup dan mati. Tiada peduli urat-urat beliau terputus, Masya Allah, betapa sungguh tak terbayang sakitnya.

Tapi beliau ikhlas, "Untuk anakku tercinta akan kukorbankan seluruh jiwa raga". Betapa mulia seorang ibu, beliau sabar memelihara, menjaga, merawat, dan membesarkan kita. Ketika

keremangan malam yang dingin ia dapati kita menangis. Beliau terjaga, beranjak bergegas menghampiri, memberikan apa yang kita pinta. Masya

Allah . Beliau sangat sayang dan begitu pengasih, ketika kita sudah bisa bermain, berlari terkadang ibu memarahi kita, "Jangan main di sini anakku... nanti kotor, jangan begini begitu karena tidak baik!". Semua itu dilakukannya karena tidak ingin kita celaka...

Ketika kita beranjak dewasa,kita perlu makan beliau rela tak makan demi kita. Kasih sayangnya begitu tulus tanpa pamrih tak mengharapkan apa-apa kecuali kita sehat dan selamat. Hari berganti hari detik, menit, waktu akhirnya kita sadari hakikat keberadaan diri ini. Jadi... terbuktilah bagaimana Allah Swt itu Ar Rahmaan dan Ar Rahiim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Dengan Cinta-Nya Ia memperkenalkan diri-Nya melalui perantara seorang Ibu. Kalau ibu saja begitu, apalagi Allah yang menciptakan kita? Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaa ha ilallah, Wallaahu Akbar. Karena pengorbanan Ibu yang tak terhingga itulah, Allah mewajibkan (memerintahkan) kita supaya berbakti (berbuat baik) kepada beliau.

"Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra’ 17:23)

Dari Abu Hurairah r.a, katanya: "Seseorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah

Cinta dan motivasi jelas memiliki

hubungan yang erat. Cinta adalah

motivasi yang paling kuat. Cinta

adalah penggerak hati, pikiran,

dan tindakan. Seseorang akan

merasa tergerak hatinya saat

sesuatu yang dicintainya

disebutkan. Cinta menggerakan

pecinta untuk mencari yang

dicintainya. Objek cinta itu begitu

banyak. Mereka adalah ujian bagi

kita semua

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

Saw, "Ya, Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku yang terindah?" Jawab beliau, "Ibumu!, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat kepadamu, yang terdekat". Perbandingan cinta menurut Rasulullah kepada Ibu dibanding Bapak adalah 3:1. Berbakti sebaik-baiknya pada orangtua, juga merupakan sebuah jihad yang sangat besar pahalanya. Sahabatku tercinta, bukankah Ibu adalah orang pertama yang kita kenal ketika hadir di alam ini.Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl 16:78)

Karena itulah sahabatku, Janganlah cinta kita pada seseorang melebihi cinta kita pada ibu. Bukankah peran seorang ibu sangat besar dalam kehidupan ini?! Kita terkadang tidak menyadari setelah kita dewasa, tidakkah kita terpikir mampukah kita membalas kasih sayang orang tua kita ?!?!?.

Oleh: Mahmudi

Santri PP Al-Khoirot

Ini adalah mengenai nilai kasih ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian, dia mengulurkan selembar kertas yang bertuliskan sesuatu. Si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh sianak dan membacanya. Ongkos Membantu Ibu

1. Pergi ke warung :Rp. 20.000

2. Menjaga adik :Rp. 20.000

3. Membuang sampah :Rp. 5.000

4. Membersihkan tempat tidur :Rp. 10.000

5. Menyiram bunga :Rp. 15.000 6. Menyapu halaman :Rp.

15.000

Jumlah :Rp. 85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar, si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1. Ongkos mengandungmu selama 9 bulan : gratis

2. Ongkos berjaga malam karena menjagamu :gratis

3. Ongkos air mata yang menetes karenamu :gratis

4. Ongkos khawatir karena selalu memikirkan keadaanmu : gratis

5. Ongkos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu : gratis

Jumlah keseluruhan nilai kasihku : gratis Itulah diantaranya nilai-nilai kasih dari

ibu kita, yang tiada mengharap sedikitpun imbal jasa dari kita. Ukuran cinta yang di berikan oleh ibu kita tidak bisa dinilai dengan berapa banyak materi atau warisan yang diberikan kepada kita. Namun cinta, kasih sayang dan perlindungan yang ia berikan itulah yang menjadi harta terbesar yang pernah kita dapatkan.

Berikanlah kasih sayang selama ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila ibu kita telah pergi, karena ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.

Berterima kasihlah akan apa yang kita miliki saat ini di bandingkan dengan jutaan orang yang tidak meiliki kehidupan seperti yang kita peroleh saat ini, bawalah selalu ibu kita dalam do’a dimanapun kita berada.

‘’Boy Pisces’’

“ Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan tuhan yang begitu agung, tetapi tak satupun yang dapat menandingi keindahan tangan ibu, (Bev Hulsizer)

�ن ا������ ��� ا�زه� و���دة

ك ا���� ا������ � دان ��� ا�زه ا���� أ��� ا���� و�� �� ا������� �ا��$�$ �/دة ا�.$�- ا�ر�,$ء *($و)ت إ%$رة ا�! ��� ��6 5ام �/��123 ا�/0�� .وا���(���، ود:/ا 8��9 ا��7

إدا@ �2$ - ?< ��$ن *� ك- وأآ� ��� ا�زه وا��$�$ �/دة إ%$رة ا�! � C/اء �$CD$ءة �����C$ت أو �$)@ �$ص *� "��($و)ت

�E أو !3 �F� $,��9 ن/� ��/ق ا��/ا0� ا� < � /ي ?�2$ ا��75���3 ." ��� �,� وا�� ?< و0� وا��"وأآ�ا أن ا��7 ". ا��7 ي و�/اه� "آ�$ أآ�ا ��Jوا� K�,ت ا�/L >? $�2 �%

و)ت ا�! � وإ�M$د � وره$ا� $ر�� ا��� ك �/أد *($ ". ا �,� ا� O$9$ت و*N$ه ات MP* ��!Q$ات ا�� و73$:�ت ا� /3�3 ا��8�O ا����س �C $2� Sت أد�$)� 73 �T /ن��م �2$ *$E

1� .ا�@�$ ���/ي ��Wن �,�U V$ت ا�� Uن ا�� V,� ا�د�$ن أن X��.3 �3P* >? وآ$ن ا�@�$ ���/ي �E ذآ

�E "- ���]� إ�S ا���(��� ?< ا�� Uنا� < وL!2$ �$- ا�Z$ت �أX!�T �,� و?$ة ا� C/ل، وذ�^ 6Mل :�2 ا�\��!� :.�$ن �

رT< ا` :_" :!$ن . �*$ E$ل إن : �وK�E ذ�^ آ$ن ���/ي �E أ%$ر �Ja ا�����

7 وإن ا������ �T/ف :��$2* Kه1 أه � .ا���(���� ���ات آ�$ ا� d *��/ن :�S *$ أc/�C اM �$ف ا��

.*�(�$ت 3(/�� إ�S ا6CDم �9D$ره� :�S ا�,/دة إ�S ا���(��

Syaikh Al-Azhar dan Koptik Mengutuk Hasutan

Syekh Al-Azhar dan Sheikh Ahmed Al-

Tayeb dan Patriark dari Gereja Koptik Paus Shenouda III Rabu upaya untuk memicu hasutan antara Muslim dan Kristen, dan meminta semua orang Mesir dengan komitmen nasional untuk persatuan mereka.

Syekh Al Azhar dan Paus Shenouda III

- dalam pernyataan bersama - dihukum dari upaya untuk "mengobarkan hasutan, kedua kesucian menghina atau pengurangan dari hak-hak kewarganegaraan, yang duduk di mana semua orang Mesir tanpa pembedaan atau diskriminasi." Mereka menekankan bahwa orang Mesir, "satu orang dalam satu rumah."

Mereka juga menekankan "kepercayaan

pada suara akal dan hati nurani dari Mesir dan bukti sejarah bersama untuk mengubur upaya-upaya hasutan dan memadamkan kejahatan."

Ketegangan sektarian telah dipasang

baru-baru ini setelah protes dan demonstrasi oleh Muslim terhadap pernyataan yang dibuat oleh sekretaris Sinode Kudus Santo Bishoy pada beberapa ayat dari Quran.

The Bishoy Anba telah disebutkan

dalam instalasi agama bahwa beberapa ayat - yang menggambarkan Bacip untuk orang-orang Kristen dalam Quran - "telah ditambahkan setelah kematian Nabi, pada masa pemerintahan khalifah bin Utsman Affan" ra dengan dia.

Sebelum itu, Bishoy telah marah

Muslim ketika ia mengatakan bahwa orang Kristen adalah orang-orang Mesir jika tamu Muslim.

Muslim juga memprotes apa yang

mereka sebut penculikan wanita Kristen gereja berpaling kepada Islam untuk memaksa mereka untuk kembali ke Kristen. Sumber: www.aljazeerah.net

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

Buletin SANTRI Edisi 36, Vol 04, Mei 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

Oleh: Khoirul Anam B. anamkhoirulb.blogspot.com

Sebening embun dipagi hari, sesejuk udara

seindah pelangi, sehangat surya seluas samudra Engkau curahkan kepada setiap

hamba. Kasih sayang yang ta’bisa dilukiskan dengan pena, ta’bisa diungkapkan dengan

kata - kata dan ta’ bisa dibandingkan dengan besarnya dunia

Robbi......... yailahi............. Walau hamba sering berbuat dosa, walau hamba sering terlena oleh hiasan dunia, namun ni’matMu ta’pernah terhenti, kasih

sayangMu tercurah dalam relung hati, mengalir disetiap sendi – sendi, melimpah

dimanapun kami melangkahkan kaki.... Robbi........ya ilahi................

Pantaskah hamba menikmati keindahan ini, keindahan yang Engkau hiaskan dalam dunia

ini.......? sedangkan hamba ta’pernah bersyukur atas ni’mat yang Engkau beri.

Ni’mat yang selalu tercurah pada kami, ni’mat yang Engkau berikan tanpa pamrih......

Robbi........ ya ilahi................. Terangilah kegelapan hati hamba, luruskanlah

jalan hamba, agar hamba tidak jadi orang yang salah arah.....

Robbi .......... � ��� آ�ن أو��� آ� وا�� اد وا�� ا���� إن��

Robbi..... apa yang bisa kami pertanggung jawabkan dihadapanMu, sedangkan

pengliatan dan pendengaran selalu kami salah gunakan....

Robbi...... hamba hanya bisa bersimpuh dan bersujud memohon ampun atas semua dosa-

dosa.. Robbi.... ya.. ilahi......

����ا ����� �����ا� ! ��� ����� �����ا� #�"�� ����� ��أ�$ إ�ا �إ�� !���

��&%�ا�" (�رب أ�&% أ�&%

Alamat Redaksi: PP. Al-Khoirot Jl. KH Syuhud Zayyadi Rt: 09/01 Dsn Krajan Karangsuko Pagelaran Malang. Telp. (0341) 879730. Website: santri.alkhoirot.com Email : [email protected]

Pelindung: Pengasuh PP Al-Khoirot Penasehat: Syamsul Arifin, Syamsul Huda Pem Red : Nasiruddin Wakil Pem Red : Sholehuddin Sekretaris : Rokhim Staf Redaksi : Mahfudz, Khoirul Anam, M,

Thoha Syahdi, Abdul Kholik. Ket: Redaksi menerima kontribusi tulisan opini seputar santri, pesantren, islam dan problematika dunia islam secara umum.Tulisan hendaknya tidak lebih dari 500 kata.

Jangan katakan “Sabar itu ada

batasnya” jika Anda ingin bersama

Allah. Sebab, Sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar

(QS.2:153)

Allah bersama-sama orang yang sabar,

menguatkan, memantapkan,

meneguhkan, mengawasi, dan

menghibur mereka. Allah sebagai

tempat bergantung, sehingga kita akan

terlepas dari keputus-asaan saat

menjalani perjuangan.