Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati...

13
Biografi Berita Cerpen Artikel Buletin Fatanugraha "Dari kami untuk negeri" Edisi Agustus

Transcript of Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati...

Page 1: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Biografi

Berita

Cerpen

ArtikelBuletin

Fatanugraha" D a r i k a m i u n t u k n e g e r i "

EdisiAgustus

Page 2: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Reportase

Karya Sastra

Karya ilmiah

Opini

01

Rubrik

Page 3: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Quotes

02

Belajarlah dari perjuangan para Pahlawan

Meski darah tercecer parah, para pahlawan rela berjuang

demi kemerdekaan banyak jiwa

Jangan mudah berputus asa karena sebuah rintangan,

Belajarlah dari perjuangan para pahlawan yang rela

berkorban demi kemerdekaan

Meski jauh dari keluarga tercinta, namun pahlawan rela

menjaga negeri kita, tak peduli banyak rintang menghalau.

Oleh: Fita Ristiyana

Page 4: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Indonesia Tanah Airku

Pergi ke pasar membeli lumpia

Perginya pakai kendaraan

Hari ini indonesia bahagia

Karena memperingati kemerdekaan

Memakai motor masih pemula

Hati hati nanti terluka

Para kyai berperan utama

Dalam memerdekakan indonesia

03

Hari jum’at memotong kuku

Tidak lupa bersama rina

Indonesia tanah airku

Banyak kenangan manis di

dalamnya

Oleh: Rastika Saritsa

Pantun

Page 5: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

ADD YOUR TITLE HERE

04

Tips Memperingati Kemerdekaan RI

HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari itu adalah hari bersejarah, dan seluruh

masyarakat Indonesia memperingatinya dengan meriah. Tentunya mereka merayakannya seperti dengan mengikuti

upacara bendera memperingati HUT RI, hingga mengadakan berbagai macam lomba yang diikuti oleh hampir seluruh

kalangan masyarakat. Selain itu, antusiasme masyarakat dalam merayakan dan memeriahkan peringatan ini dengan

kreativitas mereka.

Nah, berikut adalah tips memeriahkan kemerdekaan ala kreativitas masyarakat desa:

1. Tasyakuran atau tumpengan, berdoa untuk negara Indonesia agar menjadi lebih baik.

2. Lomba antar RT seperti lomba kebersihan dan lomba lainnya.

3. Menghias antar lingkungan dengan membuat ronce-ronce dengan barang bekas, mewarnai jalan, membuat gapura

dengan kreativitas masing-masing penduduk gang.

4. Pawai

5. Lomba anak-anak dan orang dewasa seperti, lomba makan kerupuk, memasukan pensil kedalam botol, koin dalam

jeruk, pecah air, gebug bantal, dan lomba lainnya lagi.

6. Jalan santai antar RT agar melatih kekompakan .

7. Pentas Seni antar RT.

Dan tentunya masih banyak lagi tips-tips memeriahkan kemerdekaan ala kreativitas masyarakat desa yaa…

Oleh : Nova Apriliyana dan Arika Rosmawati

Tips &

info

Page 6: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

05

Bebas Berkarya di Negara Merdeka

Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa

yang begitu mengesankan dan suatu kebanggaan tersendiri bagi warga negaranya.

Negara yang berkali-kali dijajah namun tetap bertahan, bahkan meraih sebuah

kemerdekaan. Selama masa penjajahan, masyarakat tidak bisa mengembangkan karya-

karya terpendamnya karena, sebagai masyarakat terjajah kami tidak dapat dengan

leluasa mengatur segala sesuatu yang diinginkan, terlebih dalam upaya pengembangan

pribadi, masyarakat, bahkan negara Indonesia sendiri. Sehingga perkembangan negara

Indonesia sendiri tidak maksimal, namun dengan kegigihan rakyat Indonesia dalam

mempertahankan dan mengupayakan negara Indonesia terbebas dari penjajahan,

Indonesia pun akhirnya diakui kemerdekaannya oleh negara penjajah.

Dan dalam merayakan kemerdekaan Indonesia, masyarakat Indonesia memiliki

berbagai cara partisipasinya masing-masing. Beberapa diantaranya yaitu dengan

mengadakan tasyakuran, upacara, ajang perlombaan, jalan sehat, dan lain-lain.

Masyarakat Republik Indonesia dari tahun ke tahun tidak pernah terlihat mengalami

kekurangan atau kemunduran dalam semangat merayakan kemerdekaan, bahkan bisa

dibilang masyarakat semakin ramai dan semangat dalam berpartisipasi.

Namun, tidak cukup hanya dengan semangat berpartisipasi dalam merayakan

kemerdekaan, masyarakat juga semangat dalam mengembangkan karya-karyanya

seperti, karya tulis-menulis, karya seni, tarik suara, dan lain sebagainya yang dapat

menjadikan negara Indonesia semakin berkembang dan dikenal oleh negara lain.

Bahkan dalam masa pandemi yang ditakuti oleh masyarakat pada umumnya,

sebagian masyarakat tetap ada yang berencana merayakan kemerdekaan sebagaimana

biasanya. Itulah wujud kebanggaan masyarakat akan adanya kemerdekaan yang

membuat masyarakat bebas untuk ikut andil dalam memajukan negara Indonesia ke

arah yang lebih baik.

Artikel

Masyarakat memeriahkan kemerdekaan dengan gaya mereka

masing-masing yang merupakan hasil buah pikiran mereka, salah

satunya dengan mengadakan perlombaan tarian adat dan menyanyikan

lagu daerah yang ada di Indonesia ini sendiri, hal tersebut merupakan

bentuk rasa cinta mereka terhadap tanah air. Dan juga bertujuan untuk

melestarikan dan membudidayakan ciri khas asli negara Indonesia, yang

tak kalah cantik dan menarik dengan ciri khas negara lain.

Namun, tetap saja masa yang ditunggu-tunggu masyarakat dan

menjadi inti acara kemerdekaan Indonesia adalah upacara kemerdekaan

yang khidmat, karena didalamnya terdapat hal-hal yang benar-benar

mengingatkan kami akan perjuangan para pahlawan dalam melawan

penjajah, sehingga menginspirasi dan meningkatkan jiwa nasionalisme

para generasi-generasi saat ini. Maka dari itu, rakyat Indonesia

menganggap bahwa merayakan kemerdekaan negara kami sendiri

adalah suatu hal yang begitu penting dan harus dilakukan meski setahun

sekali. Karenanya menurut masyarakat, tanpa adanya kemerdekaan bagi

negara Indonesia tak akan ada kesempatan untuk kami menuangkan

karya-karya kami hingga saat ini.

Oleh: Atin Solekhati

Page 7: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Pentingnya Sejarah Kemerdekaan Republik

Indonesia 17 Agustus

”Sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia merayakan hari

kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus disetiap tahunnya.

Masyarakat Indonesia akan melakukan upacara bendera,

namun tidak hanya itu, masyarakat Indonesia juga akan

merayakannya dengan lomba-lomba seperti lomba panjat

pinang, lomba makan kerupuk, lompat karung, pecah air dan

masih banyak lagi. Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus pula

rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaan Republik

Indonesia dengan menyanyikan lagu Hari Merdeka ciptaan

dari Husein Mutahar.”“Lagi baca apa sih De?”Seketika Deya terlonjak kaget. Dia menatap keki sahabatnya

yang tiba-tiba datang tanpa sepengetahuannya. Deya langsung

mematikan gawainya karena merasa terganggu oleh kehadiran

sahabatnya.

“Kaget ya? Maaf, kamu dari tadi sudah aku panggil-panggil

tapi kamu nggak menjawab sama sekali.” Jelas sahabat Deya.

“Bukan salahmu Ris. Aku tadi memang sedang fokus

membaca digawaiku.” Kata Deya tenang.

Perempuan yang bernama Riska langsung duduk dibangku

bersebelahan dengan Deya. “Memangnya kamu tadi baca

apa?” Tanya Riska penasaran, matanya menatap lekat wajah

Deya.

“Nggak sih,”“Bacaan tentang apa?” Tanya Riska masih penasaran.

“Kamu ini penasaran sekali, aku cuma baca-baca tentang hari

kemerdekaan Indonesia.” Jawab Deya asal.

“Ohh…”“Kamu tahu nggak…”“Enggak” potong Riska cepat.

“Aku belum selesai bicara Riska”Riska tertawa kecil ”ya.. ya.. ya.. memangnya kamu mau

cerita apa?” 06

“Aku tadi habis baca-baca diinternet, aku baru tahu kalau

tanggal tujuh belas Agustus ternyata nggak hanya

menjadi hari kemerdekaan Indonesia, hari kemerdekaan

kita juga sama dengan negara lain saat meraih

kedaulatannya sendiri…” kata Deya menatap sekilas

Riska ”dikutip dari Ensyclopedia Britannica,

kemerdekaan Indonesia ternyata sama dengan Gabon

yang berhasil membebaskan diri dari pendudukan

Prancis. Hari Kemerdekaan Gabon adalah tujuh belas

Agustus seribu sembilan ratus enam puluh”

“Begitu… Gabon itu memangnya nama negara?” Tanya

Riska seraya menyeringai.

Deya menghembuskan napas panjang ” jadi dari tadi aku

menjelaskan kamu nggak paham?” Tanya Deya menahan

kesal.

“Paham kok, tapi aku cuma nggak tahu kalau ada negara

yang bernama Gabon!” Seru Riska membenarkan.

“Ya sudah lah.” Jawab Deya datar.

Teng Teng Teng Teng

“Kamu cerita pas sekali jam istirahat selesai” bisik Riska

langsung dibalas anggukan oleh Deya.

Siswa maupun Siswi langsung duduk dibangku masing-

masing, ketika bu Sekar guru PKN sekaligus wali kelas

11B memasuki ruangan.

“Selamat pagi anak-anak…”

“Pagi bu Sekar…” jawab siswa siswi bersama-sama.

“Kemarin kita masih membahas tentang kemerdekaan

Indonesia kan?” Tanya bu Sekar menatap silih berganti

teman-teman sekelas Deya. "Iyaa bu…”

“Mengulas kembali tentang kemerdekaan Indonesia,

dimana Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia? Seharusnya kalian tahu, anak SD pun pasti

tahu jawabannya.” Kata bu Sekar sembari berdiri.

“Masa kita disama-samakan dengan anak SD sih bu” kata

Riska seolah tidak terima

“Memang betul kan, di SD pun dibahas tentang

kemerdekan Indonesia?” Tanya bu Sekar.

“Saya jawab bu” kata Deya sembari mengangkat

tangannya.

.

“Silahkan Deya…” kata bu Sekar seraya menatap

Deya.

“Pada tujuh belas Agustus seribu sembilan ratus

empat puluh lima pukul delapan, dua jam sebelum

pembacaan teks proklamasi, Bung Karno masih

tertidur dikamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur

nomor lima puluh enam. Beliau terkena gejala malaria

tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah

setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun

konsep naskah proklamasi dirumah Laksamana

Maeda. Saat itu, tepat ditengah-tengah bulan puasa

kalau nggak salah bu…” jelas Deya kemudian

menarik napas dengan cepat “lalu jam sembilan pagi,

Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih

dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul

sepuluh, keduanya memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia dari serambi rumahnya…”

“Kamu masih ingat Deya?” Tanya bu Sekar.

“Sedikit-sedikit bu…”

Bu Sekar mengangguk ”jadi, manfaat mempelajari

sejarah menurut kalian apa saja?”

“Sebagai panduan moral dan politik, sarana mengenal

lebih dekat bangsa sendiri dan bangsa-bangsa

lainnya…” jawab Riska penuh semangat.

“Bagus, ada yang lain?”

“Memperkokoh identitas negara.” Jawab salah satu

siswi dikelas mereka.

“Semua jawaban kalian benar… selain itu kita pun

bisa latihan berpikir menyeluruh dan multiperspektif,

melatih berpikir diakronis dan sinkronis dan… masih

banyak lagi.”

Itulah mengapa Deya menyukai sejarah. Belajar

sejarah juga sangat penting, selain bisa melacak

kebenaran tentang peristiwa yang terjadi dimasa lalu

dengan belajar sejarah pun bisa mengetahui asal usul

segala sesuatu, sebab segala sesuatu tentu memiliki

sejarah.

Oleh : Mardiyah

Cerpen

Page 8: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Resensi

07

Resensi Kemerdekaan Indonesia

Judul Buku : Diaspora Islam Damai

Penulis : K.H.Ahmad Muzan, M.pd.I

Penerbit : Yayasan Masjid Al – Manshur Wonosobo

Tahun Terbit : 2011

Tebal Buku : 213 hal isi + 9 hal kata pengantar + 2 hal cover

Harga Buku : Rp 20.000

Isi Buku :

Buku ini berisi sejarah perkembangan islam di Indonesia, yang hingga kini masih sering menjadi

perdebatan di kalangan ahli sejarah. Karena kurangnya sumber informatif, timbul banyak sekali

pendapat para ahli yang mengemukakan kapan masuknya islam ke Indonesia. Namun dari sekian

banyak pendapat belum ada yang dapat di pastikan kebenarannya.

Proses islamisasi di Indonesia di bagi menjadi tiga tahap, yakni :

Pertama, dimulai dengan datangnya islam yang di tandai oleh runtuhnya kerajaan Majapahit pada

abad ke 14 dan 15. Pada tahap ini penyebaran islam masih relatif di daerah pesisir dan lama kelamaan

mulai memasuki daerah pedalaman. Para pedagang dan ulama berperan penting pada tahap ini, sebab

mereka memperoleh dukungan dari penguasa sekitar dan terkadang para penguasa juga ikut andil

dalam penyebaran islam.

Kedua, sejak datangnya para kolonial Belanda sampai pada abad ke 19. Penyebaran Islam pada

tahap ini terjadi ketika VOC mulai menguasai Indonesia mulai abad ke 18. VOC mulai ikut campur

tangan terhadap Keraton terutama pada masalah keagamaan dan para Ulama mulai tersingkir

keberadaannya. Akibatnya para ulama keluar dari keraton dan melakukan perlawanan, termasuk

dengan mendirikan pesantren di daerah pedalaman.

Ketiga, dimulai pada awal abad ke 20 ketika terjadi liberalisasi kebijaksanaan pemerintahan

Belanda di Indonesia. Hal itu menimbulkan perlawanan dari rakyat yang kembali mencari sosok

ulama sebagai pemimpin mereka. Karena itulah ulama tampil memimpin perlawan terhadap Belanda.

Di Jawa, proses Islamisasi dilakukan oleh para mubaligh masa lalu dengan ajaran tarekat. Mereka

mengajarkan tarekat pada daerah pedalaman Jawa. Wonosobo salah satunya, dahulu masyarakat

Wonosobo masih mayoritas beragama Hindu – Budha. Namun pada awal abad ke 19, Wonosobo

masih menjadi objek penyebaran Islam dengan saluran tarekat. Tarekat yang pada intinya merupakan

kelembagaan dari acara dimensi etoteris (tasawuf) islam. Dengan corak tasawuf yang sangat beragam

serta organisasi tarekat yang berbeda dengan silsilah guru – gurunya, kemudian melalui ajaran tarekat

yang kebanyakan di nishbatkan kepada pendirinya, Islam mampu mengadaptasikan diri dengan

masyarakat yang beragama Hindu dan Budha.

Di Wonosobo dikenal bermacam – macam tarekat, antara

lain:

1. Tarekat Qodiriyah, didirikan oleh Syekh Abdul Qodir Al

Jailany.

2. Tarekat Naqsyabandiyah, didirikan oleh Syekh

Muhammad ibnu Muhammad Bahaudin Al – Uwaisi Al –

Bukhori An – Naqsabandi.

3. Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah, merupakan tarekat

gabungan dari Qodoriyah dan naqsyabandiyah. Tokohnya

yaitu Syekh Ahmad Khotib Assambasi yang berasal dari

Kalimantan Selatan.

4. Tarekat Sathoriyah, didirikan oleh Syekh As- Sathori.

5. Tarekat Alawiyyin (Tarekat Hadadiyah).

6. Tarekat Sadzaliyah, didirikan oleh Syekh Abu Hasan As –

Sadzali.

Tarekat – tarekat tersebut sampai sekarang masih ada dan

masih diajarkan hingga sekarang. Salah satunya tarekat yang

di ajarkan di masjid tertua di Wonosobo, yakni Masjid Al –

Manshur. Tarekatnya sampai sekarang masih ada dan masih

sering di lakukan oleh para pengikutnya.

Buku ini begitu menarik untuk di baca karena urutan

sejarah yang runtut dan tidak membosankan, sehingga

pembaca ikut larut dalam alur sejarah yang di suguhkan.

Oleh karena itu, pembaca sulit menemukan kekurangan pada

buku ini. Baik dari segi kepenulisan maupun segi urutan

sejarah, hampir tidak ada yang terlewatkan karena Penulis

menceritakannya dengan sangat rinci.

Oleh : Nur Widiyani

Page 9: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

ADD YOUR TITLE HERE

08

Biografi KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

KH.Abdurrahman Wahid atau kerap dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa

Timur 7 September 1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan solichah. Ia lahir

dengan nama Abdurrahman Addakhil atau “sang penakluk” namun kemudian

lebih sering dikenal dengan panggilan Gus Dur.

Gus Dur menggantikan Bj Habibie sebagai presiden RI yang keempat setelah

dipilih MPR hasil pemilu 1999. Beliau menjabat presiden RI dari 20 Oktober

1999 hingga sidang istimewa MPR 2001.

Gus Dur merupakan putra pertama dari keenam bersaudara, dari keluarga yang

terhormat dalam komunitas muslim jawa Timur. Pada tahun 1963 Gus Dur

menerima beasiswa dari Departemen Agama untuk belajar di Universitas Al

Azhar, Kairo, Mesir, namun tidak menyelesaikannya. Gus Dur lantas belajar di

Universitas Baghdad meskipun awalnya beliau lalai, namun akhirnya Gus Dur

bisa menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad tahun 1970.

Setelah itu beliau pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya di

Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya di Baghdad kurang

diakui Gus Dur lalu pergi ke Jerman dan Parancis sebelum kembali ke Indonesia

pada tahun 1971. Gus Dur juga merupakan seorang jurnalis, beliau meneruskan

karirnya sebagai jurnalis menulis untuk tempo dan kompas beliau juga berperan

aktif di Nadlatul ’Ulama (NU).

Oleh : Suendah Diyan Safitri

www.idaman.com

Biografi

Page 10: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Terkadang lomba online tidak sepenuhnya menyenangkan, ada banyak hal yang terbatas seperti yang dituturkan Wakil Ketua Alfa's Student Comunity M. Rozak Fadli pada Sabtu sore (08/08/2020) "Lomba online tentu tidak

semeriah bertemu langsung, Lomba online itu tidak menghayati ketika tidak adanya interaksi secara nyata, Lomba online adalah salah satu pemersatu bangsa, dan jika di lakukan secara bersama sama maka akan terasa hampa."

Memang begitu, kemeriahan di tengah pandemi tidak akan dirasakan seperti kemeriahan pada umumnya, kita merasa ramai saat bercengkrama dengan teman-teman di Sosial Media, namun tetap saja hal itu masih terasa kurang bagi nilai sebuah perayaan yang sesungguhnya. Maka dari itu, apapun yang tengah terjadi di tengah pandemi saat ini,

tetap lakukan hal-hal positif guna menghilangkan Kegabutan ketika kita stay #dirumahsaja.

Oleh : Soleha Luluk Budi Astuti

Sambut Kemerdekaan di Tengah Pandemi

Sabtu 8 Agustus 2020 tepat 9 hari menjelang tanggal diproklamasikannya kemerdekaan oleh Ir. Soekarno 75 tahun silam, sekolah

Alternatif Fatanugraha melakukan perjalanan menuju desa Dawuhan Garung, untuk melaksanakan acara Anjangsana atau

Silaturrahim perdana di kediaman Khoirul Rifa'i. Acara ini disambut antusias sekali dari seluruh murid, hal itu dapat dilihat dari

ekspresi yang mereka tunjukkan saat berjalan kaki dengan semangat menyusuri sepanjang jalan menuju desa Dawuhan.

Suasana hiruk pikuk merayakan kemerdekaan sudah mulai terasa, dengan banyaknya bendera merah putih dan bendera khas

kemerdekaan di sepanjang jalan yang kami lalui, baik perjalanan menuju maupun pulang dari Desa Dawuhan. Seperti di desa

Sendangsari, Kayugiyang, Dawuhan, Kasiman, Gemblengan, Mbedilon, Blederan dan desa Klesman. Nampak terlihat bahwa

masyarakat sedang menyambut datangnya hari kemerdekaan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Perayaan kemerdekaan di tahun

ini dengan sebelumnya agaknya berbeda, sebab masih dalam masa pandemi, segala hal menjadi serba dibatasi, bahkan kegiatan tatap

muka yang mengundang kerumunan pun tentunya terbatas.

Perayaan kemerdekaan tahun ini, mungkin akan terasa kurang meriah dengan kebiasaan orang orang selalu ramai kali ini

peniadaan mengundang kerumunan. Jika biasanya para masyarakat akan antusias mengadakan berbagai macam lomba demi

memeriahkan acara kemerdekaan, tahun ini bisa jadi lomba itu diadakan dari rumah, atau bahkan daring.

Setidaknya dengan adanya pandemi ini, ada beberapa pihak yang berpikir kreatif dengan mengadakan lomba lewat media online

tanpa harus bertatap muka secara langsung, seperti yang di agendakan oleh Sekolah Alternatif Fatanugraha, namun kejelasan adanya

lomba itu masih belum dikonfirmasi oleh pihak ASC karena ada beberapa kendala tersendiri.

Opini

09

Page 11: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Santri PPs AP Fatanugraha Wonosobo Laksanakan Dialog Kebangsaan

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-75, PPs AP Fatanugraha mengadakan berbagai macam Lomba, baik fisik maupun non fisik. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mangayubagya suasanakemerdekaan di tengah pandemi. Rangkaian kegiatan tersebut dimulai pada hari Jum'at 14 Agustus 2020 di Taman Selomanik Argopeni. Kegiatan di hari itu hanya lomba fisik sepertiMemasukkan paku ke dalam botol dan Estafet kelereng. Kemudian di hari Selanjutnya yakni Sabtu, 15 Agustus 2020 rangkaian kegiatan masih berlangsung, namun di hari tersebut, kegiatanlombanya berupa Non-fisik seperti Pidato berbahasa Jawa dan Lomba kepenyiaran, yang diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh murid Fatanugraha. Sedangkan pada hari ini, Senin 17Agustus 2020,

PPs AP Fatanugraha melakukan upacara Kemerdekaan yang dilanjutkan dengan Dialog Kebangsaan di Gedung PCNU. Setelah serangkaian kegiatan yang dimulai pada hari Jum'at lalu,akhirnya acara pada hari ini adalah Puncaknya. Upacara kali ini, tentunya berbeda dengan upacara di tahun-tahun sebelumnya, dimana harus tetap dengan protokol kesehatan yang dianjurkanPemerintah, namun hal itu tentunya tidak mengurangi keantusiasan seluruh murid dalam merayakan Hari Ulang Tahun RI.

Acara ini dimulai dengan pembukaan dari M. Yasin yang bertugas sebagai Protokol Upacara, dilanjutkan dengan seluruh petugas yang bertugas, seperti Hasan Tiro dan Nur Widiyani yangmenyiapkan masing-masing barisannya, hingga M. Rozak Fadli sebagai Pemimpin Upacara yang memimpin seluruh peserta Upacara. Suasana nampak khidmat dan khusyu ketika petugasbendera mengibarkan Sang saka Merah Putih, ada kesan tersendiri saat momentum hormat kepada bendera yang didiringi dengan lantunan Lagu Indonesia Raya. Kemudian ada pembacaan teksUUD 1945 oleh Wiwid Budi Rahayu, pembacaan teks Pancasila dan Teks Proklamasi oleh pembina upacara yakni Beliau KH. Ahmad Muzan M.Pdi yang dilanjutkan dengan Amanat daribeliau. Hingga Pembacaan Do'a oleh Ikrima Amalia.

Kegiatan Upacara Pengibaran Bendera tersebut usai sampai disitu, yang disambung dengan Dialog Kebangsaan dilambari oleh para Pendamping, seperti Ulfah Aditya S. Sas, Rusmita WidarsihS. Pdi, . Akmal Sauqi Abdillah, Nur Fatma Azzahra, Laila Rizki, hingga Nur Widiyani. Disambung dengan penyampaian Sejarah Kemerdekaan RI oleh beliau KH. Ahmad Muzan M. Pdidiawali dengan pembacaan Al-Fatihah untuk para pahlawan yang telah berjuang untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia.Dialog tersebut dimulai dengan Kyai dan Ulama yang memberikanSumbangsih besar terhadap Kemerdekaan Indonesia, seperti Pangeran Diponegoro, KH. Hasyim Asy'ari, Kyai Wahid Hasyim, bahkan para kyai dari pelosok negeri yang berjuang hebat dalammempertahankan bangsa.

Banyak fakta-fakta yang tidak pernah kita jumpai sebelumnya, seperti Ir. Soekarno yang ternyata datang bersama Kyai Wahid Hasyim menemui KH. Hasyim Asy'ari ke Tebu Ireng untukmenanyakan kapan sebaiknya Indonesia mendengungkan Kemerdekaannya? yang kemudian di istikhorohi oleh KH. Hasyim Asy'ari, dan mendapat jawaban agar diproklamirkan pada 9Ramadhan, tepat pada tanggal 17 Agustus 1945. serta masih banyak penyampaian sejarah bangsa ini, dan juga kiprah para Kyai dalam memerdekakan Bangsa Indonesia.

Setelah dialog kebangsaan dipungkasi, seluruh murid Fatanugraha kemudian melaksanakan acara tasyakuran kemerdekaan dengan makan bersama. Ada kebahagiaan tersendiri dalam wajahsetiap anak, meski di tengah pandemi seperti ini, namun tak sedikit pun mengurangi semangat melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan yang ada. Acara hari ini, ditutup dengan sholatberjamaah di Gedung PCNU. Meski wabah belum kalah dan masih berkiprah hingga detik ini, namun semangat menghormati perjuangan para Pendahulu bangsa tak akan pernah musnah.Linnabi wa li para pahlawan Indonesia lahumul fatikhah..

Oleh : Soleha Luluk Budi Astuti

10

Reportase

Page 12: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Para Reporter

• Ketua Redaksi : Fika fitrotun Nafisa

• Redaktur : Atin Solekhati

• Editor : M. Rozak Fadli & Hasan Tiro

• Reporter : 1. Rastika Saritsa

2. Fita Ristiyana

3. Suendah Diyan Safitri

4. Nova Apriliyana

5. Ikrima Amalia

6. Arika Rozmawati

7. Nur Widiyani

8. Mardiyah

9. Soleha Luluk Budi Astuti

Page 13: Buletin Artikel Biografi Fatanugraha · 2020. 8. 20. · ADD YOUR TITLE HERE 04 Tips Memperingati Kemerdekaan RI HUT RI memanglah hari yang di tunggu-tunggu semua orang. Dimana hari

Terima kasih