Buku Vertebrata

download Buku Vertebrata

of 23

Transcript of Buku Vertebrata

ULAR DERIK AMERIKA TENGAH

( CROTALUS SIMUS )

Khasan Muntholib ( 10308141009 )1

PROFIL PENULIS

Nama : Khasan Muntholib Nim : 10308141009 Prodi : Biologi-Sub 10 Jurusan : Pendidikan Biologi TTL : Yogyakarta, 13 Desember 1991 CP : 083869804321 Hobi : Sport Motto : Semangat !!! ^_<

Yogyakarta, 8 Mei 2011

1

Khasan Muntholib

PRAKATAAssalamualaikum wr.wb Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji saya haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nyalah saya di beri kemampuan untuk menyusun buku ini hingga selesai. Saya menyampaikan ucapan salam dan keselamatan kepada Rasulullah SAW, para sahabat dan sahabiah, yang garis hidupnya telah memberikan teladan. Saya juga mengantarkan doa dan kasih sayang untuk semua keluarga saya, yang membuat hidup saya menjadi bermakna. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Guru-guru saya, yang membimbing saya tanpa mengenal lelah, khususnya kepada Bapak Sukiya M.Si, selaku Dosen Biologi Vertebrata dan kakak-kakak Asisten Dosen praktikum Biologi Vertebrata dan seluruh Dosen MKU UNY yang senantiasa memberi semangat dukungan kepada saya. Penyusunan buku ini adalah termasuk laporan dari kegiatan Study Lapangan di kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta, bertujuan agar Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami Spesies yang di teliti (telah di tugaskan) yaitu hewan Vertebrata, lalu bisa menjelaskan melalui laporan yang berbentuk buku. Saya berharap buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Tak ada gading yang tak retak, buku ini pun jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan. 2

Wassalamualaikum wr.wb

DAFTAR ISI BIODATA PENULIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 PRAKATA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 FOTO SPESIES . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 KLASIFIKASI SPESIES . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 DESKRIPSI SPESIES . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 10 DERIK AMERIKA TENGAH . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . 10 PENGERTIAN SECARA UMUM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 CIRI-CIRI ULAR DERIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 POLA MAKAN ULAR DERIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 PERKEMBANGBIAKAN ULAR DERIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 PERSEBARAN ULAR DERIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19 LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

3

FOTO SPESIES

DERIK AMERIKA TENGAH ( Crotalus simus )

4

KLASIFIKASI

Kingdom Phylum Subphylum Class Order Suborder Family Subfamily Genus Species

: Animalia : Chordata : Vertebrata : Reptilia : Squamata : Serpentes : Viperidae : Crotalinae : Crotalus : Crotalus simus

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Crotalus_simus

5

PENDAHULUAN ULAR (snakes) 1.Pengertian Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. 2.Habitat dan Makanan Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlandia dan Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub. Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain hidup akuatik atau semi-akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut. Ular memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular-ular perairan memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia.

6

3. Kebiasaan dan Reproduksi Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu. Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan. Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari. Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca mengerami telurtelurnya. Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut melahirkan anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil. Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis). 3. Ular dan Manusia

7

Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Dalam Alkitab (Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma dalam bentuk ular, dan membujuk Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari Taman Eden. Dalam kisah Mahabharata, Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu Hadits Rasulullah saw. pun ada anjuran untuk membunuh ular hitam yang masuk/berada di dalam rumah. Anggapan-anggapan ini, bagaimanapun, turut berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang merasa benci, jika bukan takut, kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifatsifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kasus gigitan ular apalagi yang sampai menyebabkan kematian sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian (oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk. Pada pihak yang lain, ular pun telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh manusia. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa jenis ular dianggap sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di Tiongkok dan daerah Timur lainnya. Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan perhiasan, sepatu dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah pertahun. Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat aneka penangkapan, pembunuhan yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun, kini umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang sawah dan padinya rusak dilanda gerombolan tikus, seperti di beberapa tempat di Kabupaten Sleman, Jogjakarta, petani setempat kini memerlukan untuk melepaskan kembali (reintroduksi) berjenis-jenis ular sawah dan melarang pemburuan ular di desanya. 8

Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya. Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki ceruk yang peka sekali. Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan tandingan manusia. Rata rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mambaa di Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.

4. Macam-macam Ular Ular ada yang berbisa (memiliki racun, venom/venomous), namun banyak pula yang tidak. Akan tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia. Lagipula, umumnya ular pergi menghindar bila bertemu orang. Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca, tidak berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi bisanya umumnya lemah saja. Ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.),

9

DESKRIPSI SPESIES

DERIK AMERIKA TENGAH ( Crotalus simus )1.Pengertian secara umum Ketika sedang berjalan di Amerika Serikat, kamu harus melangkah dengan amat berhati-hati, terutama bila kamu mendengar bunyi derik yang menakutkan. Mengabaikan peringatan khas dari ular ini adalah kesalahan yang sangat serius yang jarang dapat diulang lagi. Banyak predator di daerah barat suka makan ular, namun hanya sedikit yang berani berhadapan satu lawan satu dengan ular derik punggung berlian dari barat. Ular berukuran besar ini tidak takut untuk berkelahi mempertahankan wilayahnya. Tidak mengejutkan, mengingat senjata yang dimilikinya. Orang dahulu menduga bahwa ular derik menggunakan bunyi derik itu untuk berbicara dengan ular yang lain danmenenangkan mangsa, yang kenmudian akan berjalan langsung ke mulutnya yang terbuka. Sekarang para ahli berpikir bunyi itu berkembang untuk menghalau bison yang dahulu berkelana di seluruh Amerika Utara dalam kawasan besar dan menginjak-injak apa pun yang di laluinya. Kamu bisa membuat bunyi ular derik dengan menguntai beberapa tutup botol yang telah di lubangi pada paku panjang yang ditancapkan di ujung tongkat (mintalah bantuan orang dewasa). Dengan menggoyangkan tongkat itu, kamu bisa menakut-nakuti orang. Di akhir musim gugur, ular derik berkumpul dalam jumlah puluhan dalamsarang, untuk menjalani hibernasi dalam kumpulan supaya dapat saling menghangatkan. Sarang ini sering berada dekat pemukiman manusia 10

namun tidak diketahui. Salah satu alasan ular derik demikian berbahaya adalah jumlah racun yang dapat di suntikkan amat banyak apabila ular itu belum menggigit apapun (atau siapapun). Peneliti Spanyol, Amerika, dan Meksiko berhasil membuat deskripsi kuantitatif pertama tentang kanibalisme di antara ular derik (Crotalus simus) betina setelah memantau 190 ekor reptil itu. Studi tersebut memperlihatkan bahwa setelah melahirkan, binatang itu rata-rata melahap 11 persen telur maupun bayi yang mati. Perilaku kanibalisme ini dilakukan untuk memperoleh kembali energi untuk reproduksi selanjutnya. Para ilmuwan tersebut memulai studi pada 2004 untuk mengumpulkan informasi tentang kanibalisme pada ular derik. Studi dilanjutkan kembali selama tiga tahun di Meksiko tengah, daerah endemik ular tersebut. Mereka meneliti perilaku kanibalisme itu pada 190 betina yang memiliki 239 kelompok telur, dan menemukan bahwa fenomena ini terbukti membuat induk ular pulih dan bisa memperoleh kekuatannya kembali. 'Seekor ular derik betina kanibal bisa mengembalikan tenaganya yang hilang karena bereproduksi tanpa perlu berburu makanan dan menguras energi,' kata Estrella Mocio dan Kirk Setser, peneliti utama sekaligus ilmuwan di University of Granada di Spanyol.Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Behaviour terbaru itu memperlihatkan bahwa kanibalisme pada spesies tersebut adalah hasil evolusioner dari perilaku makannya. Ular ini biasa menunggu mangsanya mati membusuk beberapa saat sebelum melahapnya. 'Umumnya ular Viperid biasa memakan bangkai, sehingga tak aneh bila mereka mengkonsumsi telur dan anak yang mati setelah mengeluarkan energi yang begitu besar,' kata Mocio. Perilaku ini dapat dijelaskan oleh empat faktor biologis. Hari kelahiran amat mempengaruhi, karena betina yang melahirkan pada akhir Juli kemungkinan besar melakukan kanibalisme karena mereka tak punya waktu untuk makan dan mempersiapkan diri untuk bereproduksi. Proporsi bayi yang mati dalam satu kelompok dan tingkat investasi induk juga dua faktor berpengaruh. Sebab, makin banyak telurnya, makin besar pula kemungkinan adanya telur dan anak mati yang akan dimakan si induk. Stres 11

karena terkurung dalam sangkar juga punya andil dalam perilaku itu. Ular derik hidup di Amerika Selatan. Mereka disebut ular derik karena ekurnya yang berderik memperingatkan binatang lain bahwa mereka sangat beracun. Ada sekitar 30 jenis ular derik di dunia. Ular derik beristirahat pada siang hari. Mereka mendeteksi mangsa dengan merasakan bau udara dengan lidahnya yang bercabang. Jika sudah dekat, ia merasakan panas tubuh mangsanya lewat lubang-lubang yang peka terhadap panas di kedua sisi kepalanya. Ular derik secara luas dikenal mematikan, namun apakah Anda tahu bahwa mereka masih bisa menggigit setelah mereka mati? Penelitian yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan California di San Francisco telah menunjukkan bahwa ular derik masih mampu menggigit hingga satu jam setelah telah dipenggal atau ditembak, dengan ilmuwan meyakini bahwa refleks yang mungkin dipicu oleh sensor inframerah masih aktif di ular.

2.CIRI-CIRI ULAR DERIK AMERIKA TENGAH 1. Warna tubuh cokelat muda 2. sepanjang bagian atas tubuh (sisik) terdapat motif segitiga warna hitam 3. Ukuran 75 cm - 2,1 m 4. Berat sampai dengan 5 kg 5. Senjata Taring beracun 6. Racun keluar dari dua gigi taring di rahang atasnya. 7. Gigitan sangat mematikan 8. Di ujung ekor terdapat untaian cincin-cincin keras yang longgar 9. Dapat mengeluarkan bunyi derik yang menakutkan 10. Habitat di daerah Amerika dan Meksiko.

12

13

3.POLA MAKAN Sebagaimana sudah diketahui, teknik ular mencari makan merupakan salah satu ciri pokok yang membedakannya dari makhluk lain. Teknik itu menyangkut beberapa modi-fikasi istimewa pada struktur kepala dan rahang. Tulang mukanya sangat berkurang sehingga rahang pun terlepas dari tempurung otak di belakang. Tetapi selain itu, otak sendiri memang terbungkus tulang, sehingga terlindung terhadap benturan dengan mangsa yang kadang kala sangat besar dan memberikan perlawanan. Antara ujung depan rahang bawah dan dagu tak terdapat penghubung erat, melainkan sebuah ikat yang kendur saja. Oleh karena itu setiap tulang rahang bawah merupakan bagian yang dapat bergerak leluasa. Dengan demikian ular dapat mengangakan moncongnya selebar mungkin tergantung pada daya mulur jaringan halus dalam mulut dan kerongkongan. Pada tataan semacam ini terdapat pula gigi-gigi yang melengkung ke belakang serta seperangkat otot rumit. Pola gerak otot rumit ini mengakibatkan setiap sisi rahang dapat dimanfaatkan sendirisendiri. Ular menelan mangsa dengan sekadar menggerakkan salah satu sisi rahang ke depan sampai giginya dapat menggigit, dan kemudian menggerakkan sisi lainnya sedikit lebih ke depan. Selanjutnya sisi rahang yang lebih dahulu digerakkan jadi digerakkan lagi. dan begitu seterusnya. Sewaktu rahang dikatupkan, gigi yang melengkung memegangi mangsa erat-erat. Tetapi gigi itu dapat dilepaskan dengan mudah kalau masing14

masing sisi rahang didorong ke depan secara berganti-ganti unkuk membuat genggaman baru. Tidak mengherankanlah kalau ular lelah mengembangkan beberapa adaptasi pelengkap guna memanfaatkan nganga moncongnya. Agar pernafasannya tidak terganggu, misalnya, sewaktu menelan tikus atau kodok besar ular menganjurkan celah suaranya melampaui ujung depan ralung bawan. Melalui alat tersebut udara dapat dihirup seperti halnya kalau penyelam bernafas melalui pipa selam. Hasil modifikasi lain yang ada hubungannya dengan cara makan ialah kemampuan membelit. Ular membelit tubuh mangsa, lalu menghimpitnya hingga mati lemas. Pembelitan itu dilakukan dengan cepat sekali, dan kadang kala dapat dikendalikan dengan sangat baik. Makanan Ular derik adalah Reptilia, Burung dan Mamalia. Ular derik memiliki peralatan khusus untuk makan. Di antaranya berupa taring. Penampang lintang taring ular derik menggambarkan rongga pengalir bias (berwarna) dari kantung bias ke lubang di dekat ujung gigi. Inilah cara paling efisien untuk mengalirkan racun. Pada jenis ular lain, racun menetes di sepanjang terusan terbuka atau bahkan galur sederhana di dalam taring dan dapat tumpah. Tetapi dengan menyimpan bias di dalam saluran tertutup ular derik menjatuhkan mangsanya dengan sekali patuk. Pada waktu ular derik mengangakan moncong untuk menggigit, taring panjangnya yang terlipat rata pada langit-langit di sentakkan menuju posisi dalam. Taring ular Derik dapat di tancapkan ke dalam daging mangsa dengan patukan cepat satu kali saja. Ketika taring menancap otot-otot pun 15

mengerut dan menekan kelenjar bisa dalam kedua pipi. Bisanya keluar melalui saluran kecil yang menghubungkan kelenjar dengan taring. 4.PERKEMBANGBIAKAN Pada saat ular derik masih dalam telur masih mempunyai alat kecil yang di sebut gigi pemecah telur. Hal ini menunjukkan bahwa usaha untuk meninggalkan telur dan mengambil kebiasaan untuk melahirkan anak itu masih bersifat coba-coba. Gigi pemecah telur tersebut berupa tonjolan tajam pada moncong dan di pakai oleh bayi reptilian untuk menetas jalan dari dalam cangkang yang kenyal dan berselaput. Tentu saja pada jenis pelahir anak yang tidak memerlukannya lagi. Gigi pecah telur tadi sudah menyusut ( Bahkan jenis petelur pun segera menanggalkan alat itu setelah menetas). Tetapi gigi tersebut masih merupakan suatu peringatan bahwa bagi reptilian yang tidak mempunyai paruh itu cangkang telur selalu mendatangkan kesulitan untuk membebaskan diri dari dalam telur. Selanjutnya pada bayi ular derik seiring bertambahnya umur dan ukuran tubuh, lalu menjadi dewasa akan melakukan pelungsungan pada kulitnya. ular derik menanggalkan kulit usang secara berkala rapi dan sekaligus. Bila tiba waktunya. ular derik keluar dari kulit dan meninggalkannya dalam keadaan utuh. ini disebabkan oleh karena tubuhnya tidak memiliki tungkai atau tonjolan lain yang menghalangi pelungsungan. Kecuali itu lembaran kulit luar memang utuh, dari "kaca mata" sampai ujung ekor yang runcing. Proses dimulai beberapa harit sebelum pelungsungan sebenarnya. Kulit ular derik menjadi buram dan tampak tidak hidup, sedangkan matanya menyuram. Ular derik menurun nafsu makannya, dan mudah menjadi galak. Pada saat demikian, 16

kebanyakan jenis mencari air untuk membasahi tubuh, karena banyak cairan tubuh berkurang bersamaan dengan lepasnya kulit. Pelungsungan sebenarnya dimulai ketika kulit usang di sekitar bibir terkupas akibat gosokan mulut pada suatu permukaan kasar. Setelah tahap ini selesai. pelungsungan dilanjutkan pada kepala. Dengan perlahan-lahan binatang itu merayap melalui semak dan batuan, dan kulit yang tipis itu akan terkupas terbalik seperti sarung tangan. Setengah jam kemudian, kulit usang sudah tanggal seluruhnya. Tubuh ular menjadi kemilau, sisiknya berwarna segar dan bercahaya. Pada waktu Melungsung ujung ular bertambah seruas. Lalu ular derik melanjutkan hidupnya, dan mengulangi proses tadi sesudah satu sampai enam bulan kemudian, apabila kulitnya sudah usang lagi.

17

5.PERSEBARAN

Persebaran ular derik ini adalah di Hutan kering, Semak belukar daerah Amerika Serikat dan meksiko. Ketika sedang berjalan di Amerika Serikat, kamu harus melangkah dengan amat berhati-hati, terutama bila kamu mendengar bunyi derik yang menakutkan. Di akhir musim gugur, ular derik berkumpul dalam jumlah puluhan dalamsarang, untuk menjalani hibernasi dalam kumpulan supaya dapat saling menghangatkan. Sarang ini sering berada dekat pemukiman manusia namun tidak diketahui.

18

DAFTER PUSTAKA

Carr, archie.1980.Reptilia.jakarta ;Pustaka Time Life Sindoro, alexander.2010.Ular dan Reptilia. Ciputat, Tangerang ;Karisma Publishing Group Whitten,Tony and Jane witten.1996. Wildlife. Singapore ; lsetan Office Building www.venomland.net/t3280-crotalus-simus-crotalus-atrox http://en.wikipedia.org/wiki/Crotalus_simus

19

LAMPIRAN STUDY LAPANGAN DI GEMBIRA LOKA

20

21

22