Buku sejarah pemuda muslimin

35
History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 1 HISTORY PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA 1928 - 2014

Transcript of Buku sejarah pemuda muslimin

Page 1: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 1

HISTORY

PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

1928 - 2014

Page 2: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 2

“Buku History ini dipersembahkan untuk Generasi

Penerus Pemuda Muslimin Indonesia dan kaum Syarikat Islam Indonesia serta

untuk Anak Bangsa Pemuda-pemuda penerus cita-cita Founding Father,

dengan harapan semoga kita dapat menjadi sumber motivasi, kepeloporan,

kepemimpinan dan keteladanan bagi kaum Pemuda sebagai anak Bangsa untuk

terus mewujudkan Indonesia sebagai Bangsa dan Negara yang Merdeka, dan

terus Proaktif mengisi, membangun masyarakat, menyelamatkan bangsa serta

menjaga keutuhan NKRI tercinta. Aamiin…

Insya Allah jejak rekam dan fakta sejarah ini ada manfaatnya,

maka seluruh Kebaikannya diperuntukkan bagi seluruh Mujahid Syarikat

Islam Indonesia khususnya Organisasi Sayap “Pemuda Muslimin Indonesia’

namun apabila buku ini ada kekurangnya,

biarlah segala Cacat / kekuranganya menjadi milik kami ”

Page 3: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 3

FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI

Perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam gelenggang sejarah masyarakat adanya

pengaruh yang datang dari luar dan dalam negeri sendiri.

Data –data sejarah membuktikan betapa pengaruh dari luar itu ikut menjadi dasar dan

memberi arah terhadap perubahan-perubahan itu disamping masyarakat itu sendiri tanggap

terhadap keadaan dan aktif menjadi pengendali keadaan, dilihat dari sudut keagaamaan dapat

dibaca adanya perubahan dari masyarakat Hindu menjadi masyarakat Islam. Dilihat dari

sistim kenegaraanya, perubahan masyarakat itu terjadi dari masyarakat Feodal menjadi

masyarakat Kolonial, dan dari masyarkat colonial menjadi suatu bangsa yang merdeka.

Kebangkitan Islam di Indonesia termasuk rangkian perubahan perubahan yang terjadi

di Nusantara ini, karena ia tidak terlepas dari karangka teori tersebut, kebangunan Islam di

Indonesia bukan saja dibidang penyebaran agama Islam tetapi dapat pula diartikan sebagai

tumbuhnya kesadaran Umat Islam Indonesia untuk melakukan perjuangan melawan

kolonialisme dan dapat pula diartikan sebagai lahirnya organisasi-organisasi Islam Indonesia

pada awal abad ke XX (Dua puluh).

CIRI-CIRI MASYARAKAT KOLONIAL

Hakekat masyarakat kolonial ialah masyarakat yang serba exsploitatif (dalam lapangan

ekonomi) dan serba deskriminatif (dalam lapangan sosial) yang dilakukan oleh pihak

penjajah melalui dominasi politik. Disamping dominasi politik sebagai faktor penentu,

penjajah menggunakan pula faktor pembantu untuk memperkuat kedudukanya sebagai

penjajah, ialah faktor proses Nasranisasi Keagamaan dan faktor Asosiasi (Pemberatan)

terhadap bangsa yang dijajah dengan membiarkan adapt istiadat kuno yang menguntungkan

pihak penjajah belanda. Sistim Kolonialisme inilah yang telah berabad-abad lamanya

dipentaskan oleh Bangsa barat (Belanda) terhadap penguhi Negara ini, bangsa Indonesia.

DOMINASI EKONOMI

Eksploitasi Ekonomi yang dilakukan oleh pihak penjajah terhadap Indonesia dilakukan

sejak Verenigde Oos Indische Compagnie (VOC) yang didirikan tahun 1602 dengan sistim

Monopoli dan Proteksi guna mengisi kas perbendaharaan negeri Belanda.

Sistem Eksploitasi Ekonomi ini merupakan sistem yang pasti dan konsekuwen dengan

diundangkannya Cultuurstelseel (Tanam paksa) pada tahun 1830-1870 yaitu sistem

perbudakan yang teratur, kejam rakus tamak dan merupakan bencana turun menurun bagi

perkembangan mentaliteit dan ekonomi bangsa Indonesia.

Page 4: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 4

Selanjutnya pada tahun 1870 Pemerintah Kolonial Belanda memasuki politik Pintu

terbuka yang memberi kesempatan kepada pengusaha-pengusaha swasta ini menunjukan

tanda-tanda menekan dibandingkan dengan perusahaan kolonial. Akibatnya dari politik pintu

terbuka ini, ialah adanya persaingan bebas antara pengusaha yang hanya mengejar

keuntungan material belaka tanpa memperdulikan Aspek Kemanusiaan

Bagi pihak Kolonial, politik pintu terbuka ini justru lebih menguntungkan bagi

pemasukan Kas Negeri Belanda, terbukti di saat penerapan tanam paksa, Indonesia

menghasilkan 637 Juta rupiah, sedangkan dalam periode pintu terbuka mencapai 832 Juta

rupiah, dan demi efektifnya sistim eksploitasi Ekonomi ini, pemerintah Kolonial memperalat

bangsa timur asing terutama Cina untuk menjadi kelas pemasaran menengah yang banyak

mempengaruhi pemasaran dan harga pada tingkat terakhir yang diduduki oleh penduduk

pribumi.

Sedangkan perusahaan-perusahaan besar dan pemasaran tingkat tinggi dikuasai oleh

bangsa Belanda dan Eropa lainya. Merekalah yang menyalurkan barang-barang dagangannya

melalui kelas pemasaran tingkat tinggi menengah yang sebagian besar diduduki bangsa Cina

DOMINASI POLITIK

Pemerintah kolonial juga menciptakan dominasi politik dan mengadakan pengawasan

yang ketat terhadap aparatur pemerintah. Mereka memisahkan staf administrasi kerajaan dari

penguasaan raja dan mengubahnya menjadi dinas sipil yang berseragam dan diangkat.

Dengan demikian pemerintah kolonial membentuk apa yang dinamakan Pemerintah

tidak langsung, yaitu mereka memerintah masa rakyat dengan perantaran sejumlah kecil kelas

birokrat pribumi, kepatuhan rakyat kepada atasannya merupakan alat yang efektif bagi

pelaksanaan ide kolonial yang ber-intikan eksploitasi itu. Adat istiadat dan lembaga-lembaga

tradisional diperkuatnya sebagai saluran untuk jalannya ide tersebut, rakyat pribumi besar

kecil, laki-laki perempuan, tua muda, semua digiring untuk tanam paksa dibawa pengawasan-

pengawasan pribumi yang memperlakukan bangsanya sendiri dengan penuh kekejaman.

Sebagai bukti kekejaman itu adalah Surat Bupati Limbangan (Garut) kepada Cutak (Wedana)

dalam lingkungan kabupaten tertanggal 7 Januari 1848

“Penghoeloe-Penghoeloe cutak bersama dengan lebai-lebai di desa harus setiap

harinya berkeliling disawah-sawah desa, kalau ada orang yang belum mengerjakan

sawahnya, maka yang memiliki harus mengangkat tangannya diantara dua papan kayu

selama satu hari di sawah itu”.

Page 5: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 5

Dalam periode ini penguasa-penguasa pribumi berperan untuk melakukan pemaksaan

dan pemerasan terhadap penduduk pribumi, pemaksaan untuk bekerja kasar dan berat serta

pemerasan upah.

Politik Adu Domba

Untuk memperpanjang masa kekuasaannya di Indonesia, pemerintah mempraktekkan

politik adu dompba dan memecah-belah persatuan bangsa Indonesia (divide et empera).

Tidak sedikit perlawanan terhadap pemerintah kolonial yang dilakukannya oleh bangsa

Indonesia pada akhirnya dapat dipadamkan karena adanya penduduk pribumi yang mengabdi

kepada kepentingan pemerintah kolonial, dan bahkan tidak sedikit terjadi pertarungan antar

bangsa sendiri sebagai akibat dari kelicikan politik adu domba

Diskriminasi berdasarkan warna kulit

Pemerintah kolonial menciptakan pula diskriminasi berdasarkan warna kulit, yaitu

perbedaan antara kulit putih bangsa barat dan kulit sawo bangsa Indonesia. Ikut memberi adil

yang tidak kecil dalam praktek diskriminasi ini ialah susunan masyarakat sendiri yang

feodalistis sifatnya. Diskriminasi ini meliputi semua aspek kehidupan, termasuk politik

ekonomi, Hukum pendidikan serta jabatan dalam pemerintahan.

Diskriminasi dibidang pendidikan

Diskriminasi dibidang pendidikan juga oleh pemerintah kolonial.Penduduk pribumi

tetap dalam kebodohan sehingga dapat diperas tenaganya turun temurun untuk bekerja keras

secara paksa dengan upah yang murah. Baru pada tahun 1901 ada perbaikan sedikit dibidang

pendidikan yang disebut Politik Etik yaitu memberikan kesempatan kepada penduduk

pribumi untuk mengecap pendidikan walaupun masih tetap diberlakukan system diskriminasi

dimana fasilitas-fasilitas pendidikan lebih menguntungkan golongan bangsa barat (bangsa

Belanda khususnya) dan sebagaian kecil kelompok elite pribumi. Masuk sekolah model

rendah barat dilakukan secara selektif berdasarkan jabatan, keturunan, kekayaan atau

pendidikan orang tuanya. Kalau pegawai pemerintah paling sedikit harus menjabat Wedana

(camat) maka untuk mencegah timbulnya kaum Intelgensia bangsa Indonesia yang bisa

meledakkan dinamit anti Kolonialisme.

Page 6: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 6

Kelas-kelas dalam masyarakat

Dari uraian tersebut diatas maka dapatlah kita memaklumi bahwa sebagai akibat

daripada pemecah-pemecah dalam masyarakat, maka terdapatlah stratifikasi sosial dalam

masyarakat menjadi :

1. Tingkat atas sebagai the rulling caste yang mendominer kekuasaan politik dan

ekonomi yang diduduki oleh bangsa barat khususnya Belanda.

2. Tingkat menengah sebagai alat pemerintah kolonial, dalam lapangan politik tingkat

ini diduduki penguasa-penguasa pribumi dan dalam lapangan ekonomi diduduki

oleh bangsa timur asing, khususnya Cina

3. Tingkat paling rendah, yaitu penduduk pribumi sebagai rakyat biasa yang ditindas

dan diperas baik kekayaan maupun tenaganya.

KEADAAN PARA PEMELUK AGAMA

Dalam masyarakat Indonesia pada saat bercokolnya Kolonial Belanda terdapat sebagai

pemeluk agama; Islam, Nasrani, dan agama pra Islam yang masih tersisa. Hal ini terjadi

karena proses islaminasi belum selesai akibat datangnya penjajah barat dengan aktifitas

keagamaannya (Nasranisasi/kristenisasi)

Datangnya penjajah barat merubah agama di Indonesia ini, sebab mereka datang tidak

sekedar untuk menjajah bangsa Indonesia, tetapi melakukan proses nasranisasi pertama-tama

datangnya bangsa Portugis melakukan nasranisasi secara teratur di Maluku dengan

mengirimkan pendeta-pendeta guru-guru agama ke daerah-daerah. Selanjutnya kerja

keagamaan ini lebih disempurnakan secara rapih dan terencana oleh Kolonial Belanda

sebagai Ratu Belanda telah mengemukakan dalam pidatonya yang terkenal tahun 1901:

“sebagai Negara Kristen, Pemerintah Belanda berkewajiban mengatur lebih baik

kedudukan hukum rakyat Kristen yang berada dalam kepuluan Hindia Belanda (Indonesia),

memperkuat zeding Kristen, meneruskan kebijaksanaan pemerintah yang ber-azaskan islam.

Sedangkan yang kedua adalah singkritisme yang lebih dekat dengan alam pikiran pra islam

dan kelompok intelgensia yang dipengaruhi alam pikiran barat”.

Program Pola Keagamaan

Program keagamaan dalam pemerintah Kolonial Belanda pelaksanaannya mempunyai 2

(dua) pola yaitu :

1. Pola Indenburg yang menghendaki pembebasan kaum muslimin dari agamanya

sekaligus memasukan agama nasrani terhadap mereka.

Page 7: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 7

2. Pola C.Snock Hurgronje yang menganjurkan agar rakyat diperkuat dengan

menganut kebudayaan barat dengan demikian mereka lambat menjauhi agamanya.

Dua pola ini menjadi kenyataan bagi bangsa Indonesia dimana Agama Nasrani berakar di

Sulawesi Utara (Minahasa), Maluku, Timur, Tapanuli, dan daerah lainnya, sebagai realisasi

dari Pola Inderburg sedangkan realisasi dari pola Snouck ialah hadirnya kaum intelgensia

pemuja kebudayaan barat dan bersikap acuh tak acuh terhadap islam.

PERJUANGAN MELAWAN KOLONIALISME

Kehadiran penjajah Barat bagi bangsa Indonesia dikepuluan nusantara ini dikarenakan

raja-raja yang berkuasa pada saat itu memperlakukan bangsa barat sebagaimana

memperlakukan bangsa timur asing yang murni pedagang, (India, Cina dan Arab). Bagi raja-

raja tersebut pedagang adalah pedagang sama sekali tidak dirasakan sebagai suatu kekuatan

yang hendak merongrong dasar legitimasi mereka. Disamping itu, bangsa barat mendapatkan

kepuluan nusantara ini bukanlah suatu kerajaan yang utuh dan besar, melainkan merupakan

kesatuan-kesatuan politik dalam bentuk persekutuan, permusuhan dan hubungan pertua-nan.

Bangsa Indonesia sendiri sebenarnya tidak puas dengan keadaan dan sistem kolonialisme ini.

Mereka sering mengadakan pemberontakan baik terhadap penjajah itu sendiri maupun

terhadap pribumi lainya yang mengabadikan dirinya kepada kepentingan Pemerintah

Kolonial. Secara beruntun tahun demi tahun perjuangan senjata berkobar dimana-mana

diseluruh pelosok tanah air. Peperangan Makasar (1633-1669), peperangan Palembang

(1818-1821), peperangan Banjar (1854-1864), peperangan Diponegoro (1825-1830),

peperangan Paderi (1821-1832) dan peperangan Aceh (1875-1903).

Mereka berjuang bukan saja semangat tanah air, tetapi juga rasa bertanggung jawab

keagamaan. Perpaduan antara sentiment keagamaan dan semangat tanah air dapat

meledakkan semangat juang yang telah diberikan oleh bangsa Indonesia itu tidak sebanding

kekuatannya dengan tantangan yang dihadapi disamping ada kekuatan bangsa sendiri yang

bersekutu dengan kolonial untuk menumpas perjuangannya bangsa sendiri. Akhirnya

terjadilah apatisme dikalangan bangsa sendiri, dan bersikap menyerah kepada keadaan, teori

Ibnu Khaldun mengatakan : “Golongan umat yang hidup dalam perbudakan dan tunduk

kepada bangsa lain sukar sekali akan mendapat mendirikan kerajaan”.

KEBANGUNAN ISLAM DAN PERANAH HAJI

Awal abad keduapuluh merupakan abad kebangunan bagi dunia Timur. Jepang

memperoleh kemenangannya atas Rusia pada tahun 1905, tampilnya gerakan Turki Muda

Page 8: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 8

dicelah-celah reruntuhan Turki Usmani pada tahun 1911 terciptalah Republik Tiongkok

dibawah pimpinan Sun Yat Send dan demikianlah pula di India dan Philipina

Pengaruh turki terhadap Indonesia memang ada sejak sediakala karena hubungan

keagamaan yang intim diantara kedua bangsa ini, Republik Tiongkok, Gerakan Nasional

India dan Gerakan Nasional Philipina kesemuanya mempengaruhi semangat perjuangan

Indonesia. Kejadian-kejadian internasional ini mempunyai pengaruh faktor-faktor intern

sendiri yaitu ketidakpuasan mereka terhadap penjajah barat. Abad duapuluh yang

mendatangkan pikiran ilmiah dan pikiran sekuler ke Asia juga membawa kebangkitan agama

di Indonesia ada dua buah kelahiran lahiriah yang paling kentara daripada kebangkitan islam

di Indonesia yakni:

1. Bertambahnya kembali sekolah-sekolah Islam

2. Meningkatnya jumlah jamaah haji yang menunaikan rukun kelima ke Mekah.

Orang-orang belanda dalam pemerintah kolonial atau yang bekerja dalam zending dan

misi mencapat adanya usaha da’wah Islamiah yang semakin bertambah dan membikin

mereka agak cemas. Sedangkan jumlah jama’ah haji sebanyak 58.855 orang ini ber-arti

saham Indonesia dalam jumlah jamaah haji tersebut 50% dari jumlah totalnya. Ini berarti juga

bukan saja ketaatan kesalehan orang-orang Indonesia, dalam beragama, tetapi juga dibidang

pendidikan telah bertambah pula, para haji itu berkenalan dengan gagasan-gagasan baru

selama berada ditanah suci. Mereka bertemu bertukar pikiran dengan jamaah haji lainnya.

Bukan saja pengetahuan juga mereka berkenalan dengan gagasan-gagasan yang

diperkembangkan dari mesir. Gagasan ini merupakan prinsip-prinsip pedoman kehidupan

mereka seterusnya tentang

1. Kepercayaan kepada kemerdekaan

2. Kepercayaan kepada Persamaan

3. Kepercayaan kepada Persaudaraan

Diantara haji-haji yang kembali terdapat dorongan hendak menyebarkan pikiran-pikiran

dan gagasan baru itu. Dapat dibayangkan betapa semuanya itu dikuatirkan oleh kekuasaan

colonial belanda sebab itu pada hakekatnya ditaburkan benih-benih pergerakan rakyat

menentang penjajah Belanda, berupa organisasi modern Disitu diletakkan landasan bagi

pergerakan Nasionalisme Indonesia yang beroleh bentuk kongkrit dalam Syariat Islam.

Kesadaran tersebut semula muncul dengan semangat cinta Tanah Air dan rasa tanggung

jawab keagamaan (Islam).

Page 9: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 9

Kebangkitan islam di Indonesia pada awal abad ke dua puluh merupakan kelanjutan

dari perjuangan melawan kolonialisme dan dijiwai dengan semangat kebangsaan dan

keagamaan . kebangkitan islam dalam periode ini mempunyai dimensi baru; bersifat nasional,

berorganisasi secara modern dan membawa ide pembaharuan pemikiran tentang ajaran-ajaran

dan praktek-praktek ke islaman.

LAHIRNYA SYARIKAT DAGANG ISLAM (SDI)

Kebangkitan islam dan peranan haji pada awal abad ke 20 (dua puluh) telah memberi

dorongan kepada terwujudnya suatu pergerakan Nasionalis Relegius yang bangkit menentang

penjajahan Belanda. Perintis dan Pembangunan dari perhimpunan ini adalah “Hadji

Samanhoedi”, seorang saudagar batik dari Lawijan (dalam kota Solo). Hadji Samanhoedi

sangat terkenal dalam sejarah pergerakan Indonesia kala itu. H. Samanhoedi lahir didesa

Sondokoro (Karanganyar, Solo), beliau asli solo karena kedua orang tua dan mertua nya asli

desa Lawijan, maka tidaklah heran H. Samanhoedi termasuk dari golongan orang yang kaya

dan mampu waktu itu. Dimasa mudanya (1902), Hadji. Samanhoedi terkenal dengan nama

Wirjowikoro, pada tahun 1904 meninggalkan tanah air menuju Tanah suci untuk

menunaikan ibadah rukun islam yang kelima. Sekembalinya dari Mekkah beliau terkenal

dengan nama H. Samanhoedi. Pada awal tahun 1905 H. Samanhudi pergi ke Bandung dan

tinggal beberapa lama disana. Di Bandung beliau bertemu dengan R.M. Tirtoadisoerjo, yang

telah berhasil mencambuk H. Samanhudi untuk bergerak. Mulai dari sinilah cikal bakal

berdirinya SYARIKAT DAGANG ISLAM INDONESIA (SDI), kala itu beliau terus

bergerak untuk menghimpun, mengumpulkan kawan-kawan saudagar pengusaha batik untuk

berjuang menentang Kolonial. Atas usaha R.M. Tirtoadisoerjo dalam mempengaruhi H.

Samanhudi pada tahun 1905 berdirilah dikalangan orang-orang islam disolo Syarikat Dagang

Islam dibawah kepemimpian yang lebih berkembang melalui Haji SAMANHUDI, sehingga

menjalar kemudian di Bogor dengan nama “Syarikat Dagang Islamijah” bersamaan pula

bangunnya Republik Tiongkok oleh Dr Sun Yat Sen, timbullah persaingan dagang yang

hebat diantara bangsa Indonesia dengan bangsa Cina Akhirnya berdirilah satu perkumpulan

Darmo Hatmoko sebagai pembantu SDI dalam perjuangan Ekonomi

Tujuan SDI adalah memperkuat kedudukan suatu industrialisasi orang-orang Indonesia

(pribumi), anggota-anggota kebanyakan haji-haji yang bergerak dilapangan usaha dan

industri pembatikan dan dagang batik, dibahwa pimpinan Haji Samanhudi dan dengan

bantuan moril serta keuangan para haji setempat maka SDI merentangkan sayapnya sampai

Page 10: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 10

ke Jawa Timur. Pada waktu itu jumlah anggota SDI tercatat diperkirakan 9.000 orang, suatu

jumlah yang tidak sedikit buat ukuran pada waktu itu.

Keadaan ekonomi pada umumnya pada waktu itu sedang merosot betul. Industrial

Batik mengalami kesukaran keuangan yang luar biasa, panen sawah hasilnya sangat

berkurang sehingga para petani makin tenggelam dalam hutang kepada tukang rentenir rumah

gadai yang dikontrol oleh bangsa cina (pendatang).

Panen tahun 1910, 1911 dan 1912 sangat kurang sehingga Indonesia terpaksa import

dari ranggon dan Saigon. Di samping itu rasanya tidak puas terdapat pula dikalangan petani

tebu untuk Onderneming Belanda. Sistem sewa tanah menggencet petani-petani, mereka

menghendaki kredit-kredit atau pinjaman yang lebih banyak, mereka meminta pula diberikan

lebih banyak waktu untuk menjalankan ibadah agama, gambaran diatas menunjukan bahwa

rakyat Indonesia apakah ia haji yang berusaha dilapangan batik, ataukah petani yang bekerja

diperkebunan gula Belanda atau petani pekerja sawah, semuanya sedang tergencet.

Kongres SIAP mengajukan pula mendirikan Pemuda Muslimin Indonesia.

Dalam Kongres Pertamanya Pandu SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij) yakni

pada tahun 1922, sejak itulah para pelajar Indonesia yang menggabung dalam perkumpulan

pelajar menaruh perhatiannya kepada kepanduan salah satunya Pandu SIAP.

Didalam kongres SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij) ke II yang merupakan

cikal bakal dari Organisasi Kepanduan di tanah air (Pramuka) tahun 1929 dengan

pertimbangan perlu wadah bagi kawan-kawan di kepanduan yang berniat berserikat / aktif

dibawah bendera Pemuda, sebab sudah tidak layak lagi berada didalam kelangan kepanduan

dan agar bertambah luas pengertian dan pelajarannya didalam dunia kepemudaan maka saat

itulah pemuda Muslimin Indonesia dengan anjuran PB. SIAP berdiri selangkah demi langkah

setahap demi tahap, walaupun tentang keputusan organisasi Pemuda Muslimin Indonesia,

sebenarnya jauh sebelum itu telah pernah diputuskan dalam kongres SIAP biasanya selalu

bersamaan dengan kongres Partai Syarikat Islam Indonesia PSII (sekarang; Syarikat Islam

Indonesia), jadi ini berarti Kongres SIAP ke I diadakan pada tanggal 26-27 Januari 1922 di

Mataram dan menjadi cikal bakal pendirian Pemuda Muslim yang akhirnya dicetuskan serta

di Deklarasikannya Pemuda Muslimin Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 25

November 1928 atau lahir sebulan setelah Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928

Page 11: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 11

Orang-orang yang berjasa dalam Awal pembentukan dan pengembangan Organisasi

Perlu dicatat orang-orang yang berjasa pada awal pembentukan dan pengembangan

Pemuda Muslimin Indonesia (Baca; PEMUDA MUSLIM)

1. Bapak H. Agus Salim 4. Muhammad Sardjan 7. Soemadi

2. Bapak S.M Kartosoewirjo 5. Bapak Syamsuridjal

3. Bapak A.M Sangadji 6. Bapak Abdul Gani

Reorganisasi dalam Dunia PSII dan Efektifnya buat Pemuda Muslimin

Pada bulan januari tahun 1930 di Yogyakarta, pada saat itu HOS Tjokroaminoto

berhalangan hadir karena dikabarkan sakit dan Kongres diwakili oleh Haji Agus Salim

diadakanlah suatu reorganisasi susunan baru dalam dunia PSII (baca; Syarikat Islam

Indonesia), yaitu dengan menempatkan tenaga-tenaga muda dalam suatu Pimpinan yang

dinamakan LAJNAH TANFIDZIYAH (LT) dan Dewan Partai (DP).

Dari susunan itu terbagi pula atas beberapa Departemen diantara Departemen Gerakan

Pemuda PSII, Ketua Departemen Gerakan Pemuda saat itu adalah Bapak Syamsurizal, tapi

rupanya sudah menjadi takdirnya, bahwa Pergerakan Pemuda PSII (baca; Syarikat Islam

Indonesia) pada waktu itu menemui nasib malang karena kurangnya pemeliharaan dalam

manajemen organisasi, karena disebabkan kurangnya waktu yang ada pada bapak

Syamsuridzal.

Walaupun dibeberapa daerah Pemuda Muslimin Indonesia sudah mulai berkembang,

namun disebabkan ketiadaan Kepemimpinan dari Departemen Pergerakan Pemuda PSII,

maka perkembangan itu tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya, dan keadaan itu berjalan

sampai tahun 1931. Namun pada tahun 1931 inilah dapat kita sebut sebagai Embrio Pemuda

Muslim

Zaman Kebangkitan Pemuda Muslim Indonesia

Pada tanggal 4 Desember 1932 segenap barisan Pemuda Muslimin Indonesia dan

SIAP mengadakan Algemeene Aktie (Aksi serentak) keseluruhan Indonesia untuk menolak

segala rintangan dan memberikan keterangan serta penerangan kepada umum tentang Asas

maksud dan sifat pergerakan PSII (baca; Syarikat Islam Indonesia) baik pemuda Muslimin

Indonesia maupun SIAP

Page 12: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 12

Confrence Pertama Pemuda Muslimin Indonesia

Setelah dicetuskannya serta di Deklarasikannya Pemuda Muslimin Indonesia di

Yogyakarta pada tanggal 25 November 1928, maka Pada tanggal 29 Agustus s/d 2 Juni

1932 di Yogyakarta diadakanlah Confrence pertama dari seluruh Cabang-Cabang

Pemuda Muslimin Indonesia

Hadir cabang-cabang Yogyakarta, Garut, Banjarnegara, Sukabumi, Cianjur,

Tasikmalaya, Cilacap, Kebayoran Solo, Batang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Tanggulan,

Pare-pare, Majalaya. Pada Kongres inilah dibentuk Pimpinan Besar (PB) Pemuda Muslimin

Indonesia di Ketuai oleh Bapak Mohammad Sarjan disamping itu diputuskan pula

penerbitan majalah dengan nama “SENJATA PEMUDA”.

KONGRES Ke I Tahun 1934

Pada tanggal 17 s/d 27 Maret 1934 dilangsungkan Kongres Pemuda Muslimin

Indonesia yang pertama bersama-sama dengan jambore yang pertama dari SIAP bertempat

dikota Surakarta diputuskan dalam kongres Pemuda Muslimin Indonesia tersebut:

1. Pembentukan Keputrian (Corp Puteri/COPMI) dalam Kongres Pemuda Muslimin

2. Algeemene Reglement Van Orde Pemuda PSII (Sekarang;Syarikat Islam Indonesia)

3. Mengesahkan tafsir asas PD/PRT pemuda Muslimin Indonesia

Perlu dicatat bahwa pimpinan pertama dari Corp Puteri Muslimin Indonesia (COPMI) adalah

Ibu Yanti Aruji Kartawinata.

Pada tanggal 27-31 Oktober 1935 diadakan kongres pemuda Muslimin Indonesia yang

ke II dan Jambore SIAP yang ke II bertempat di Yogyakarta.

Kongres ke III Tahun 1936

Pada tanggal 31 Oktober s/d 8 Nopember 1936 bertempat di Cirebon diadakan

kongres ke III Pemuda Muslimin dan Jambore SIAP ke III, Didalam kongres ini telah

diputuskan:

1. Algemeen National Juged Kongres

2. Praedvies tentang Sport

3. Kursus Kader (Memberi Medali Emas Bulan Bintang kepada Aruji kartawinata dan

4. Memilih “Harsono Tjokrominoto” menjadi Ketua PB Pemuda Muslimin Indonesia

Page 13: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 13

Kongres Ke IV Tahun 1937

Pada tanggal 12/17 Juli 1937 bertempat di Bandung di adakan Kongres ke IV Pemuda

Muslim Indonesia dan Jambore SIAP ke IV, keputusan kongres ini terlihat bahwa pemuda

Muslimin bertambah dewasa didalam mengambil keputusan antara lain :

1. Mengesahkan Prae-advies “Pemuda dan Ekonomi”

2. Menetapkan berlakunya Ressort Conferenties dan Provencial Kongres dalam tahun

1937 -1938 untuk seluruh Indonesia

3. Memberhentikan M. Ngali Atmodiwiryo bekas Anggota PB Pemuda Muslimin

Periode Muhammad Sarjan

4. Memajukan Mosi agar anggota PB. Pemuda Muslim tidak rangkap Jabatan dalam

LT PSII

5. Menyetujui dan suara bulat keterangan mengenai National Joung Kongres dengan

terlebih dahulu mengadakan penelitian-penelitian sebelumnya pelaksanaan

6. Rencana daftar usaha untuk pemuda muslim bagian Putri

7. Rencana Pemberantasan Buta Huruf (latin dan arab)

8. Mengesahkan rencana Sport (pencak silat) Indonesia yang pelaksanaanya dilakukan

setahap demi setahap

MENUJU KONGRES PEMUDA

Sehabis kongres Pemuda Muslimin ke IV di Bandung, nampak sekali bertambah

langkah-langkah Pemuda Muslim. Bukan saja untuk kekuatan internal Organisasi, tetapi juga

segenap pikiran dan tenaga dicurahkan kepada cita-cita terbentuknya “NATIONAL YOUNG

CONGRES” atau KONGRES NATIONAL PEMUDA, agar segenap Pergerakan pemuda

Indonesia dapat mewujudkan adanya tali ikatan yang kuat, yang erat dan kukuh diantara

sesama pergerakan Pemuda Indonesia, untuk mencapai adanya Kongres Pemuda tadi, maka

Kongres Ke-IV di bandung memutuskan agar semua cabang Pemuda Muslimin Indonesia

diusahakan berdirinya PERIKATAN PEMUDA atau disingkat PERDA. Dan dengan adanya

usaha-usaha PERDA ini, maka mau tidak mau suasana Pergerakan Pemuda Indonesia sudah

mulai mengarah kesitu.

KONGRES KE-V TAHUN 1938

Bertempat di Surabaya pada tanggal 19 s/d 26 Juli 1938 diadakanlah kongres

Pemuda Muslimin ke V dan Jambore SIAP ke-V keputusan antara lain adalah sebagai

berikut :

Page 14: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 14

1. Disetujuinya “usaha pendidikan ekonomi” untuk di PLAN setahun (rencana dalam

setahun)

2. Barisan Pemuda Muslimin Indonesia mengadakan pengumpulan “YOUNG

FONDS” (Dana Pemuda ) dari setiap cabang-cabang

3. Usaha pemberantasan Buta Huruf diperlebar lapangannya yaitu diwajibkan setiap

pemuda PSII memberikan pelajaran kepada tetangganya, agar supaya dapat

membaca dan menulis

4. Menetapkan ketua PB. Pemuda Muslim Indonesia, yaitu “Bapak Soemadi” dan

Bapak Harsono Tjokroaminoto ditetapkan sebagai ketua Departemen Pergerakan

Pemuda PSII.

5. Menetapkan Plan setahun tentang ilmu pengetahuan bagi pemuda Muslim sebagai

alat persiapan dunia pemuda untuk cakap dan cukup dikelak kemudian harinya-

mengemudikan bahtera pergerakannya.

KONGRES PEMUDA INDONESIA

Dari tahun 1932 sampai dengan 1936 Pemuda Muslim mengalami masa Kejayaannya

di sebabkan selalu adanya konsolidasi organisasi yang terus menerus. Aktifitas pemuda

sangat berkembang sehingga kegairahan berorganisasi terutama dibidang olah raga, kursus-

kursus kader, Debating Club, didorong oleh semangat pergerakan kebangsaan waktu itu,

setiap Pemuda merasa suatu keharusan bergerak dalam salah satu organisasi.

Pemuda yang tidak dalam pergaulan. Itulah sebabnya maka setiap pemuda Islam saling

berlomba untuk pergerakan organisasinya dan aktifitasnya masing-masing.

Suatu kebanggaan pula bagi seorang pemuda apabila ia ditangkap, diadili atau

dipenjarakan karena melawan pemerintah kolonial Belanda, perkembangan pemuda muslimin

yang pesat ini sudah tentu diselingi pula oleh hambatan-hambatan dalam organisasi,

perpecahan yang terjadi didalam tubuh Partai Syarikat Islam Indonesia (baca;PSII) membawa

pula pengaruh yang tidak sedikit kedalam tubuh pemuda Muslimin Indonesia, namun Ide

nasional yang pernah dicetuskan didalam kongres ke-VI Pemuda Muslimin Indonesia

mempelopori terbentuknya kongres Pemuda Indonesia, tetap dijalankan dengan sekuat daya

dan Tenaga.

Page 15: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 15

Pada tahun 1936 terwujudlah Kongres Pemuda Indonesia di Solo yang dihadiri oleh

Pemuda Muslimin Indonesia, Indonesia Muda, Persatuan Pemuda Taman Siswa, Jong

Islamiten Bond, Syarikat Pekerja Pemuda Indonesia dan Pemuda Muhammadiyah, terpilih

sebagai Pimpinan Harian Kongres Pemuda Indonesia Pada saat itu ialah:

Ketua : Sujono Hadinoto

Wakil Ketua : Harsono Tjokrominoto

Sekretaris : M. Gani

Wakil Sekretaris : Moh. Sin

Bendahara : Nona Hariharti, Sukanti

Tintja dan Koesman

Pembantu : Soemadhi, Dayat dan Noeh

MASA UZUR

Masuknya tentara Jepang ke Indonesia membawa pengaruh buruk bagi pergerakan-

pergarakan Kebangsaan di Indonesia termasuk PSII dan Pemuda Muslimin Indonesia Namun

dikarenakan didalam AD/ART Partai Syarikat Islam Indonesia (Baca;PSII) dinyatakan partai

ini tidak bisa bubar, maka oleh karena itu Pimpinan PSII mengeluarkan keputusan No. 12

tahun 1942; PSII dinyatakan uzur dan menghentikan gerak usahanya termasuk dalamnya

segenap Ormas PSII (Sekarang; Syarikat Islam Indonesia) salah satunya pemuda muslim.

Dalam pada itu kepada para anggota PSII secara individual diberikan kesempatan untuk

beramal saleh dalam lapangan yang dipilihnya.

PSII DARI TAHUN 1929 SAMPAI 1942

Usaha kaum PSII; Syarikat Islam Indonesia untuk menanamkan rasa kebangsaan dan

cita-cita untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dihati rakyat telah mulai terwujud dimana

nampak antara lain terwujudnya sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928

Sejalan dengan semangat itu, maka dala NATICO ke-XIV yang berlangsung di kota

Jakarta tahun 1928, kaum Syariat Islam Indonesia merubah nama Organisasinya yang

semula Partai Syarikat Islam Indonesia, dan hal ini adalah juga berkat dorongan dari tenaga-

tenaga muda antara lain Dr. Seokiman Wrijasandjojo.

Dalam Natico ke XV yang berlangsung dari tanggal 24 sampai 27 Januari 1930 dikota

Jogjakarta telah diputuskan antara lain :

Page 16: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 16

1. Merubah Struktur Organisasinya menjadi LAJNAH TANFIDZIAH (Eksekutif) dan

Dewan Partai (Legislatif) baik dipusat maupun cabang dengan nama LAJNAH

AFDELING dan DEWAN CABANG. Terpilih didalam kongres ini sebagai DP :

HOS Tjokrominoto, H. Agus Salim dan Suryopranoto sedangkan untuk LT.

AM.Sangaji dan Dr. Soekiman

2. Mengadakan rapat-rapat umum dalam bentuk Algemeene Actie dibeberapa tempat

untuk menuntut hapusnya kerja paksa (rodi), menjelaskan tentang sikap PSII yang

non-Coorperation terhadap Pemerintah Kolonial Belanda, menjelaskan bermcam-

macam tuntutan kepada Pemerintah Kolonial Belanda, menjelaskan isi perjanjian

kawin yang dipakai oleh kaum Syarikat Islam Indonesia.

Dalam Natico ke XV di Surabaya bersamaan dengan kongres AL ISLAM yang

terutama sekali membahas dan membitcarakan propaganda dan pertahanan islam. Dalam hal

ini pula berdiri komite Al Islam untuk membitcarakan nasib Umat Islam di Tripoli bargah dll

Komite ini diketuai oleh A.M. Sangadji dan menerbtikan organ “Al-Jihad” untuk

membela kepentingan islam. Komite al islam ini adalah atas prakarsa PSII dan dipimpin oleh

PSII serta beranggotakan 48 organisasi islam. Pembentukannya pada tangga; 27 sampai 28

Juni 1931

Dalam tahun 1932 berlangsung beberapa Kongres Wilayah PSII, dan didalam tahun itu

pula ditubuh PSII terjadi perpecahan antara Hos Tjokrominoto dan H. Agus Salim yang

menekankan kepada asas agama, dengan Dr Soekiman dan Suryopranoto yang menekankan

lebih tegas kepada asas kebangsaan.

Dr. Soekiman dan kawan-kawan dipecat dari PSII tapi kamudian Dr. Soekiman

mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Islam Indonesia disingkat PARII. Pada tahun

1937 partai ini kembali kedalam tubuh PSII.

NATICO ke XVII berlangsung tanggal 5 s/d 12 Maret 1932 di Jakarta antara lain

mengambil keputusan :

1. Mempertegas sikap PSII yang Non Coorperation terhadap Pemerintah Kolonial

Belanda, dan

2. Menugaskan kepada Hos Tjokroaminoto untuk menyusun Regelement Umum Umat

Islam

NATICO ke XVIII berlangsung tanggal 20 s/d 26 mei 1934 di banjarnegara dengan

mengambil keputusan :

1. Menerima dan menegaskan Reglement Umat Umat Islam, dan

2. Menetapkan disiplin Partai terhadap Organisasi-organisasi lain

Page 17: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 17

Perlu dicatat disini, bahwa kongres inilah yang terakhir kalinya dihadiri oleh Hos

Cokrominoto, sebab beliau dalam tahun ini wafat, yaitu pada tanggal 17 Desember 1934

berketepatan dengan 10 Ramadhan 1353 H. Pimpinan PSII kemudian diserahkan kepada H.

Agus Salim yang kemudian menganjurkan sikap cooperation terhadap Pemerintahan Kolonial

Belanda

NATICO KE XIX berlangsung dimalang tanggal 30 Juli s/d 4 Agustus 1935. Dalam kongres

ini terjadi pertentangan dan perdebatan yang sengit antara golongan yang Non (yang

dipelopori oleh Abikusno, Tjokrosujoso) dengan golongan yang CO (yang dipelopori ole H.

Agus Salim) Kongres menunda pembicaraan antara Non dengan CO sampai kongres

berikutnya.

NATICO KE XX berlangsung di Jakarta tanggal 8 s/d 12 Juli 1936 dengan mengambil

keputusan: sikap politik Hijrah terhadap pemerintah Kolonial Belanda. H. Agus Salim dan

kawan-kawan kemudian memisahkan diri dari PSII dan mendirikan BARISAN PENYEDAR

PSII

NATICO KE XXI atau MT ke XXI berlangsung di Bandung tanggal 19 s/d 23 Juli

1937.dapat dicatat disini, bahwa dalam tahun ini PSII dengan maklumatnya menghimbau dan

menganjurkan adanya satu Front Islam untuk menghadapi Rencana Hukum tentang

pendaftaran perkawinan di Kantor Burgelijke Staat (Catatan Sipil), didalam kongres ini juga

diputuskan PSII mulai mengembangkan diri dalam segala lapangan (Plan Expansi)

NATICO KE XXII di Surabaya diadakan tanggal 30 Juli -7 Agustus 1938. Dalam kongres ini

diputuskan menentukan sikap Hijrah yakni suatu sikap yang positif disamping

menghindarkan diri dari Stelsel Penjajahan, dengan tidak memasuki Dewan-Dewan

perwakilan yang didirikan oleh Pemerintah Belanda, membangun tenaga dan kesanggupan

umat sendiri dalam menyelenggarakan haq menguasai diri sendiri (Indonesia Merdeka).

Disamping itu Kongres juga memutuskan untuk mengadakan Angket dikalangan

rakyat berhubungan dengan banyaknya keluhan tentang penghidupan rakyat

PSII juga mempelopori berdirinya badan Federasi Islam MIAI (majelis Islam All Indonesia)

Dalam tahun 1939 diadakan kongres Gabungan partai-partai politik Indonesia (GAPI)

dimana PSII ikut serta mendirikannya kongres ini mengambil keputusannya yang terkenal

(Indonesia Departemen)

Dalam tahun ini juga, karena adanya perbedaan pendapat antara Abikusno

Tjokrosujono dan Wondoamiseno dengan kartosuwirjo dan Kamran, maka diadakan disiplin

yang bertanggung jawab melaksanakan plan ekonomi yang sesuai dengan Program Azas PSII

dengan mendirikan Khazanatul Amwal disemua cabang PSII serta mendirikan Bank Mashrif

Page 18: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 18

Kongres PSII ke 26 di Garut diadakan pada tanggal 9-11 April 1941 dengan

keputusan-keputusan antara lain : memberikan kuasa penuh kepada LT PSII untuk bertindak

penuh sewaktu-waktu oleh karena keruncingan Perang Dunia telah memuncak

Tanggal 25 Maret 1942 dikarenakan GAPI telah menyimpang dari tujuannya semula

dengan menyatakan kerja sama kepada pemerintah Hindia Belanda Apabila pecah perang,

maka PSII sesuai dengan sikap Hijarahnya terhadap pemerintah belandam meninggalkan

(keluar) dari GAPI sebagai suatu sikap yang prinsip

Tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Belanda runtuh dan jepang menduduki Indonesia.

Jepang membubarkan segenap partai Politik di Indonesia dan melarang segala macam

aktifitasnya berdasarkan pasal 14 Anggaran Dasar (AD) PSII maka pada bulan April 1942

DPP PSII mengeluarkan instruksi yang menyatakan PSII dalam keadaan UZUR. Kepada

anggota-annggotanya dipersilahkan terus untuk berbuat amal shaleh dalam lapangan yang

sesuai pilihannya masing-masing.

TAHUN 1942 SAMPAI AKHIR 1945 ADALAH MERUPAKAN MASA UDZUR :

PSII AKTIF KEMBALI DI TAHUN 1946

PSII di Jakarta, Sulawesi dan Sumatera Barat aktif kembali dan bergerak menurut

situasi dan kondisi setempat dan pada tahun 1948 PSII secara keseluruhan diseluruh

Indonesia dinyatakan bergerak kembali dengan mencabut Maklumat No. 12 bulan April 1942

tersebut.

Perlu dicatat, bahwa PSII tidak pernah masuk menjadi anggota istimewa dari

Masyumi dan tidak pernah bergabung atau meleburkan diri dalam Masyumi. Berhubung

dengan adanya perundingan Indonesia Belanda (Hatta Stiker) pucuk pimpinan PSII

mengeluarkan statemen dalam mana antara lain menyatakan “Khianatlah barang siapa yang

mengurangi kedaulatan Republik Indonesia berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945”

Dalam Kongres PSII ke XXVII yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 25

Desember s/d awal Januari 1950 telah mengambil keputusan antara lain :

1. Mencabut politik Hijrah PSII yang ditetapkan MT ke XXII tanggal 8-12 Juli 1935

dan menggantikannya dengan politik perlamenterisme.

2. Melanjutkan perjuangan partai sesuai dengan semangat dan Jiwa Proklamasi 17

Agustus 1945

Page 19: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 19

KONGRES PSII KE-XXVIII berlangsung di Surakarta tanggal 29 April s/d 6 Mei 1951

dengan keputusan antara lain :

1. Mendirikan koperasi-koperasi di seluruh cabang PSII

2. Memperjuangakn adanya Over All Country Planing bagi pembangunan Negara

Indonesia

KONGRES PSII KE-XXIX diadakan di Jakarta pada tanggal 20-27 Maret 1953 dengan

keputusan-keputusan antara lain :

1. Mengaktifkan segala usaha partai; GERTASI GOBSI, GERWAPSI, PEMUDA

MUSLIM (Pemuda Muslimin Indonesia) dan SIAP

2. Membentuk Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Cokroaminoto (Dibawah Majelis

Pendidikan Syarikat Islam Indonesia/MPSI)

PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA BANGKIT KEMBALI

Berdasarkan keputusan Kongres PSII Ke-XXIX, maka berkat kesadaran dari bekas

pimpinan yang lama, Pemuda Muslimin di Aktifkan kembali di Solo, sebagai ketua PB

Pemuda Muslimin Indonesia yang baru, ditetapkan saudara Imam Santoso, bangkitnya

pemuda muslimin Indonesia ini belum merata sampai seluruh Indonesia, baru di Pulau jawa

saja, kemudian bulan Oktober pada tahun 1953 ditetapkan kembali ketua PB Pemuda

Muslimin Indonesia sdr. Usman Ali Harun.

Pada tahun 1954 Konferensi DPP melalui Departemen Pergerakan Pemuda PSII (di

ikuti PB Pemuda Muslimin Indonesia) yang dilangsungkan di Cirebon pada tanggal 30 Juli

1954 antara lain telah merumuskan Tafsir Program Asas dan Program Tanzim PSII terdiri-

dari 10 nomor, yang dapat dihafalkan sebagaimana undang-undang pandu, kemudian dalam

pergaulah sehari-hari nomor demi nomor tersebut dibahas seperlunya. Urutannya

sebagaimana dibawah ini:

1. Tujuan PSII ialah: menjalankan Islam dengan seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya.

2. Kitab suci Al-Quran ialah Kitabullah yang penghabisan.

3. Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah itulah Program asas PSII

4. Persatuan Ummat Islam harus berpegang teguh kepada asas PSII

5. Semua bentuk penindasan pasti akan kalah.

6. Pemerintah Demokrasi ialah alat kemauan kepentingan rakyat seluruhnya.

7. Termasuk wajib PSII ialah memerangi Kapitalisme

8. Tidak ada perbedaan derajat yang berarti pula perbedaan hak asasinya.

9. Kemerdekaan sejati meniadakan perhambaan macam apapun juga.

10. Sandaran gerak perlawanan PSII ialah: Tauhid, Ilmu dan Politik.

Page 20: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 20

Perumusan tersebut ditandatangani oleh:

a). Sdr. Sudibyo, Ketua Majlis Departemen Pergerakan Pemuda PSII. b). Sdr. Imam Suparjan, Kwartier Besar Umum SIAP dan c). Sdr. Usman Ali Harun. Ketua Umum PB. Pemuda Muslimin Indonesia.

Pada tahun 1957 di adakan KONGRES NASIONAL KE-1 (Waktu Republik Indonesia ) atau

pada Majelis Syuro Kongres Pemuda Muslimin ke VII dari hasil keseluruhan KONGRES

PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA tersebut, terpilih PB Pemuda Muslimin Indonesia

Terpilih PB. Pemuda Muslim Indonesia :

Ketua : Sdr Usman Ali Harun (Almarhum)

Ketua I : Sdr. Iman Santoso (Almarhum)

Ketua II : Sdr. Syech Marhaban (Almarhum)

Kekurangan ketrampilan para pemimpin menyesuaikan diri dengan alam kemerdekaan yang

jauh berbeda dengan situasi perjuangan- dalam zaman penjajahan, maka Pemuda Muslimin

Indonesia tidak dapat memperlihatkan kemajuan yang nyata.

KONGRES PSII KEXXX

Kongres ini diadakan Tanggal 3-10 April 1955 di kota Solo, banyak arahan ke pada

Pemilihan umum. Didalam kongres ini juga diputuskan: pemberian maaf kepada Sdr. ABI

KUSNO TJOKROSUYONO Cs, yang telah melakukan pelanggaran di siplin Partai. Dalam

periode ini Pemuda Muslimin Indonesia belum juga menampakkan kelincahannya.,

KONGRES LUAR BIASA PSII

MTLB PSII diadakan di Surabaya tanggal 29 Juli 3 Agustus 1956 antara lain memutuskan :

dikarenakan Sdr. menolak keputusan MTLB PSII maka MTLB PSII manolak usul Abikusno

Tjokrosujoso untuk menjadi formatur tunggal pembentukan DPP PSII : Ketua DP. H. Anwar

Tjorkoaminoto dan Ketua LT Arudji kartiwinata, Perlu dicatat akibat penolakan dari MTLB

PSII terhadap usul Sdr. Abikusno Tjokrosujono, kemudian Abikusno Tjokrosujono

mendirikan “PSII ABIKUSNO”

PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA DALAM MASA TRANSISI

Kongres ke VIII yang harapan menjadi masa Take Off Pemuda Muslimin Indonesia ternyata

memberikan harapan hampa, pemuda muslimin tidak mampu mengembalikan kegairahan

berorganisasi. Majelis Syuro (Kongres nasional), kongres wilayah dan konferensi cabang tak

Page 21: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 21

pernah diadakan dan tidak kunjung ke wilayah dan cabang, dan demikian juga sebaliknya.

Pembinaan kader tidak ada sama sekali. Pada tahun 1959 oleh DPP PSII (Sekarang;

Syarikat Islam Indonesia) diadakan pergantian PB Pemuda Muslimin Indonesia, ketua

umum PB Pemuda Muslim ditetapkan Syech Marhaban. Pergantian kepengurusan PB.

Pemuda muslimin Indonesia juga nampaknya tidak memberikan pengaruh untuk bergeraknya

Pemuda Muslimin Indonesia sebagaimana yang harapan.

MAJLIS TAHKIM (Kongres) PSII KE XXXI

Bertempat di bandung diadakan kongres PSII XXXI pada tanggal 20-28 Mei 1962 dengan

mengambil beberapa keputusan antara lain :

1. Menetapkan H. Anwar Tjorkominoto dan Aruji Kartawinata sebagai Mandataris

partai.

2. Mempertahankan dan tetap memperjuangkan dijalannya politik bebas aktif dan

konsekuwen

3. Menciptakan persahabatan dengan bangsa-bangsa terutama bangsa –bangsa di Asia,

Afrika dan Amerika latin

Perlu dicatat bahwa pada tanggal 5-10 September tahun 1964 PSII mengadakan konferensi

besar yang pertama di Bandung.

Konferensi Besar Pertama yang dihadiri, oleh seluruh wilayah, telah mengambil beberapa

keputusan yang sangat penting, antara lain ialah sebagai berikut:

1. Bahwa Reshuffeling Kabinet yang telah diumumkan baru-baru ini dan telah dilantik

tanggal 2 September. 1964 masih belum mencerminkan komposisi yang wajar. PSII

berpendapat perlu dibentuk suatu kabinet dimana seluruh partai-partai yang disyahkan

diikutsertakan didalamnya untuk menjamin adanya sosial kontrol dari masyarakat.

2. Mendukung sepenuhnya dan menyediakan seluruh tenaga dan pikiran untuk

melaksanakan serta menyelamatkan TAVIP

3. Pemimpin Front Nasional haruslah mencerminkan unsur kekuatan yang nyata dalam

masyarakat dan tidak dijadikan- monopoli dari sesuatu golongan atau beberapa golongan.

4. Menyarankan kepada Presiden atau pemimpin besar Revolusi, Bung Karno, untuk

mempertimbangkan dilangsungkannya pemilihan umum dalam waktu yang agak singkat.

5. Dalam menyusun peraturan pelaksanaan DEKON hendaknya diperhatikan dengan

sungguh-sungguh ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam DEKON tersebut. .'"

Page 22: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 22

6. Aparat Panca Tunggal didaerah-daerah hendaknya diberi suatu landasan hukum dan

pedoman kerja untuk menghindarkan dualisme dalam pelaksanaan tugas pemerintah

daerah.

7. Menganjurkan kepada Pemerintah agar mencantumkan kata-kata Ketuhanan Yang Maha

Esa pada setiap lembaran atau mata uang Republik Indonesia dan dengan gambar Kepala

Negara.

8. Mengutuk dengan kutukan sekeras-kerasnya perbuatan jahat tidak berperikemanusiaan

yang dilakukan oleh imperialisme Amerika Serikat di Vietnam Selatan dengan

menyebarkan racun kimia yang memusnahkan.

9. Menuntut kepada pemerintah Amerik Serikat untuk segera menghentikan segala kegiatan

permusuhan dan persiapan perang di Asia Tenggara khususnya, Afrika Asia dan

Amerika Latin umumnya.

10. Mengharapkan kebijaksanaan Presiden Sukarno agar menunjuk seseorang sebagai

Sekretaris Jendral Organizing Commite/Ketua OC dari KIAA serta memperbaharui

kembali komposisi dan personalia Panitia Nasional KIAA demi terpeliharanya kekuatan

nasional dalam rangka pelaksanaan tujuan revolusi, sehingga KIAA dapat

diselenggarakan tepat pada waktunya. Partai Syarikat Islam indonesia senantiasa siap dan

menyediakan tenaga sebagai pelaksana konferensi tersebut.

PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA MULAI MENAMPAKAN KEMAJUAN

Dengan diadakannya Resulfe dalam tubuh PSII maka PB Pemuda Muslimin Indonesia

mengalami perubahan kepengurusannya. Maka oleh DPP PSII menetetapkan kepengurusan

PB. Pemuda Muslimin Indonesia sebagai berikut :

Ketua : DRS. Osman Husin Ketua I : Achmad Sayuti Ketua II : Sulaeman Hasan SekJen : Suharsono Sekretaris I : Darimi Yusuf Sekretaris II : Muh. Islam Bendahara : Astuti Harsono Tjokroaminoto Setelah diadakan hubungan Administrasi dengan wilayah dan cabang Pemuda Muslimin

Indonesia diseluruh Indonesia dan Daftar Cabang serta Wilayah.

Disusun kembali maka disaat-saat terumbang-ambing ini dapat diakhiri dengan diadakannya

Kongres Pemuda Muslimin Indonesia ke IX bersama-sama dengan Majelis Tahkim PSII

ke XXXII (baca; Syarikat Islam Indonesia), perlu dicatat disini, pada saat itu dominasi

Page 23: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 23

Politik PKI sangatlah kencang, dan bahwa didalam kegiatan menumpas G.30 S/PKI Pemuda

Muslim Indonesia baik di pusat maupun di daerah-daerah semuanya secara serentak dan

saling bahu membahu dengan segenap lapisan masyarakat serta ABRI mengadakan

penumpasan G.30 S/PKI baik dalam kesatuan Aksi Pemuda, Pelajar, Mahasiswa maupun

dalam Front Pancasila dan juga Front-front Pemuda.

Di dalam front Pemuda Muslimin terpilih salah seroang pengurus pusatnya, kemudian dalam

Federasi Organisasi-organisasi pemuda islam (PORBISI) Pemuda Muslimin Indonesia

terpilih sebagai sekretaris pusat yaitu Sdr. Syarifuddin Sapari. Didalam Generasi Muda

Islam (GEMUSI) Sdr. Osman Husin terpilih sebagai Ketua.

PSII Goncang Lagi

Sebelum PSII mengalami kegoncangan yang ditimbulkan oleh orang-orang dari dalam

sendiri. Syech Marhaban mencoba mengambil alih kepemimpinan Aruji Kartawinata pada

pertengahan tahun 1966. Peristiwa ini membawa pengaruh yang tidak sedikit kedalam tubuh

Pemuda Muslim. Drs. Yunus Rachman dan Zainal Walad mendirikan PB. Pemuda Muslimin

Indonesia tandingan. Tetapi akhirnya Syech Marhaban Cs, harus mengalami pemecatan dari

keanggotaan PSII karena melanggar disiplin Partai

MAJLIS TAHKIM PSII XXXII dan Majelis Syuro Pemuda Muslimin Indonesia IX

Sebagaimana awalnya kelahirannya Pemuda Muslim Indonesia selalu mengadakan

Kongres bersama Pergerakan Pemuda (PSII), maka pada tahun 1966 bertempat di Bandung

bersamaan dari tanggal 20 Agustus sampai dengan 26 Agustus 1966 diadakan Majelis

Tahkim PSII ke XXXII dan Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslim ke IX

serta hasil Keputusan MT.PSII ke XXXII (Baca; Syarikat Islam Indonesia) antara lain

adalah :

1. Mengharapkan agar Pimpinan MPRS segera mengambil tindakan tegas dalam

rangka mengatasi situasi sebagai akibat Pidato 17 Agustus 1966 Presiden

Soekarno.

2. Mengharapkan Super Semar segera mengambil tindakan yang tegas dalam rangka

mengatasi situasi yang gawat sebagai akibat Pidato Presiden Sukarno pada tanggal

17 Agustus 1966

Page 24: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 24

Sedangkan salah satu keputusan dalam Majelis Syuro IX Pemuda Muslimin Indonesia

mengambil keputusan-keputusan tentang kepengurusan Pimpinan Besar (PB) Pemuda

Muslimin Indonesia sebagai berikut :

Ketua : Drs. Syarifudin Harahap Ketua I : Drs. Ali Hamzah Sanusi Ketua II : M. Thaih Tahir. Ba Sekjen : Moch Islam Wakil Sekjen : A. Rachman Syamsudin Bendahara : Astuti Harsono Tjokroaminoto Kemudian pengurus harian ini dibentuk Departemen-departemen untuk melengkapi

kepengurusan PB. Pemuda Muslimin Indonesia, perlu dicatat pula aktivitas PB. Pemuda

Muslimin Indonesia periode kala itu dikatakan hampir selalu memadai dari diadakan,

mengadakan Her- registrasi pembentukan Corps Putri Muslimin, mengadakan training kader

Pembinaan Administrasi dan Organisasi dan mengadakan Milad Pemuda Muslim secara

besar-besaran.

Pada tanggal 15 Februari 1967, Pemuda Muslimin Indonesia mengadakan Coaching

Instruktur Kader Pemuda Muslimin Seluruh Indonesia, pada Coaching ini di ikuti oleh 60

peserta dari 21 PW setingkat Provinsi. Di hadiri dan dibuka acara coaching ini oleh Ketua

Presedium Kabinet Ampera (Jenderal TNI Soeharto), pada pembukaan tersebut Soeharto

mambacakan pidatonya didepan peserta coaching. Dan berpesan kepada peserta Coaching

Pemuda Muslimin Indonesia.

“Adik-adiku seperti kita ketahui sekarang kondisi politik negara kita dewasa ini, mengalami

kemerosotan baik Politik, Sosial, maupun ekonomi. Untuk itu marilah kita bersama mendidik

peserta sekarang ini agar nantinya dapat memegang perananan yang penting dalam

mensukseskan tujuan dan I’tikad yang baik dari pemerintah ini’.

Sekitar Tahun 1968 diadakan Konferensi Besar ke-II di jakarta, Pada Konferensi

Besar (baca; Konbes) semakin terlihat perkembangan pesat Pemuda Muslimin Indonesia

diseluruh Indonesia, hampir Semua Wilayah (PW) dan Cabang (PC) hadir mengikuti Konbes

ini yang di selenggarakan dijakarta.

Page 25: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 25

Pada Konbes ke-II ini Pula Presiden RI (Soeharto) kala itu membuka serta

membacakan sambutan nya didepan peserta Konbes ke-II.

Disini Presiden Soeharto dalam penutupan akhir pidatonya menjelaskan, “Agar Konferensi

ini dapat menghasilkan keputusan-keputusan Praktis, sederhana, mudah dilaksanakan dan

bermanfaat. (Pidato tertanggal 16 Agustus 1968, di jakarta).

Disamping itu dalam periode inilah Pemuda Muslimin Indonesia ikut secara Aktif

mempelopori /mencetuskan ide dan mendukung Deklarasi Pemuda, dalam pembentuk KNPI,

duduk dalam kepengurusan KNPI tingkat pusat antara lain Drs. Syarifudin Harahap dan Sdr

Drs. Ramly Nurhapy.

Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia X tahun 1969

Pada Tanggal 27 – 1 Oktober 1969 bertempat di Jakarta diadakan kembali Majelis

Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Ke X Didalam Sidang Paripurna ialah

kemudian dicapai kata sepakat agar pemuda Muslimin Indonesia tetap dengan mengikuti

Program dan azas Tandhim PSII (baca; Syarikat Islam Indonesia) dan menetapkan Azas

nya yakni “Dienul Islam” serta bertujuan menjalankan Syariat Islam dengan sepenuh-

penuhnya dan seluas-luasnya sebagai dasar gerak perjuangannya Pemuda Muslim serta

menetapkan saudara A. Rahman Syamsudin sebagai ketua umum Pimpinan Besar Pemuda

Muslimin Indonesia.

Salah satu keputusan Majelis Syuro X yang sangat berharga pada saat itu adalah

ketika gagasan pimpinan cabang (PC) Pemuda Muslimin Indonesia Kabupaten Sukabumi,

untuk segera mencetak dan memperbanyak Peraturan dasar dan Peraturan rumah tangga

(PD/PRT), usaha ini merupakan perwujudan adanya rasa tanggung Jawab untuk melestarikan

Pemuda Muslimin Indonesia yang dilahirkan pada tanggal 25 November 1928 di Yogyakarta.

Kongres PSII ke XXXIII

Bertempat di Majalaya pada tanggal 26-30 Juli 1972 di adakanlah kongres PSII dengan

mengambil keputusan-keputusan antara lain :

1. Mengeluarkan Pernyataan Politik mendukung perjuangan Kemerdekaan Bangsa

Palestina.

2. Mengeluarkan Deklarasi Politik tentang sikap PSII terhadap Suversive dan infeltrasi

dalam segala bentuk dari sisa-sisa G30.S/PKI demi keselamatan Negara yang

diProklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945

Page 26: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 26

3. Menetapkan Ketua Dewan Pusat Bustaman SH, sedangkan Ketua Lajnah

Tanfidziyah ialah H.M.CH.Ibrahim

Pada paska hasil kongres ke XXXIII ini penuh keprihatinan Kaum PSII (baca;

Syarikat Islam Indonesia) yang telah menetapkan hasil pemilihan suara dari utusan/wufud

secara permusyawaratan dan perwakilan yang Syah yaitu : Presiden Dewan Pusat Bustamam

SH dan Presiden Lajnah Tanfidziyah H.M.CH. Ibrahim, telah di Kup dan di Bajak (usaha

pengambil alihan) dan di fitnah oleh orang-orang yang haus kekuasaan pada kegiatan

kepemimpinan hasil Majelis Tahkim PSII XXXIII di majalaya Juli 1972.

Para pembajak PSII yang tidak terpilih dalam Majlis Tahkim (MT) merasa dirinya

menang karena mereka berhasil menduduki kursi-kursi MPR/DPR dengan merecall teman-

temannya sendiri. Dan menepuk dada bahwa mereka bisa berfungsi dalam lembaga-lembaga

itu, namun mereka tidak menghitung bahwa satu-satunya modal aqidah telah mereka jual

kepada kursi-kursi itu, dan lambat laun asas PSII mereka ganti dengan keinginan yang

memberikan kursi itu, karena kata mereka harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Astagfirullah ...Islam harus ditukar dengan kursi. Selamat tinggal kepada mereka-mereka

yang begitu getol, begitu rajin membaca ayat-ayat AI-Quran, Seribu, balikan sejuta ayat kursi

perhari dia baca menjelang pemilu yang lima tahun sekali, dalam rangka mendapatkan,yang

dia ingat-ingat cuma kursinya saja, takut dicopot, takut direcall. ayatnya mereka lupakan.

Mereka bajak kantor PSII di Jalan Matraman Nomor 2 Jakarta. mereka fltnah kawan-kawan

seperjuangan, mereka sebarkan fitnah bahwa Pimpinan PSII Hasil Majlis Tahkim anti Fusi,

anti penyederhanaan Partai, dan anti Persatuan, mereka buat cabang-cabang tandingan dan

wilayah-wilayah tandingan, lalu mereka mengangkat sendiri jadi ketua .... demi kursi ...

oh,..kursi...padahal dirumah mereka punya kursi.

Singkat kata Mulai saat itu lah keterpurukan PSII (baca; Syarikat Islam Indonesia) beserta

seluruh organisasi sayap nya termasuk Pemuda Muslimin Indonesia mengalaminya masa-

masa keprihatinan, namun bagi mereka yang tetap memegang teguh tali perjuangan selalu

terus bersama berjuang dalam masa-masa keprihatinan politik yang panjang.

Sampai situasi ini pun berdampak kepada Pemuda Muslimin Indonesia yang menjadi salah

satu underbow dari PSII (baca; Syarikat Islam Indonesia).

Page 27: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 27

Pada Majelis Syuro (Kongres Nasional) X Tahun 1969 inilah setelah beberapa kali

Pemuda Muslimin Indonesia mengadakan Majlis Syuro (Kongres Nasional) pada tahun 1969

menjadi kongres yang pertama dan yang terakhir di era Orde Baru (baca; Orba) berkuasa.

Di era Orba ini kebebasan berkumpul dan berpendapat sangatlah dibatasi, terkekang,

terlebih bagi organisasi yang tidak koorperatif dan dianggap tidak mengakomodir

kepentingan-kepentingan rezim Orba yang berkuasa pada saat itu. Kondisi yang sama

tersebut dialami oleh Pemuda Muslimin Indonesia diseluruh nusantara begitu pula dengan

Organisasi induknya yaitu PSII yang telah dipecah belah oleh rezim berkuasa di era itu, pada

tahun 1972 ditandai dengan tragedi coup d'etat/Kudeta hasil Majelis Tahkim (MT) PSII

XXXIII di Majalaya, Bandung, dan peristiwa fusi politik tahun 1973. Nasib serupa dialami

oleh seluruh sayap Organisasi termasuk Pemuda Muslimin Indonesia yang menjadi tulang

punggung organisasi induknya PSII ketika itu (Sekarang; Syarikat Islam Indonesia).

Pada Tahun 1979 Kurang lebih 3000 kaum Syarikat Islam Indonesia dan warga kaum SI

Pemuda Muslimin yang datang dari berbagai cabang, anak cabang, ranting dan jama'ah dari DKI

Jakarta dan Jawa Barat pada tanggal 23 Nopember 1979 telah memadati Auditorium Gelanggang

Remaja Jakarta Pusat yang terletak di Jl. Tanah Abang 1 Jakarta untuk bersama-sama memperingati

Milad Syarikat Islam Indonesia ke 74 dan Milad Pemuda Muslimin Indonesia ke 51 serta

menyongsong abad 15 Hijryah untuk tahun ini pelaksanaannya dilaksanakan oleh PW Pemuda

Muslim DKI Jakarta dengan dibantu oleh sebuah panitia pelaksana, yang diketuai oleh saudara

Abuthallib Murany, BA dan saudara Aksan Tholib, BA dengan sekretaris saudara Rusydi dan

bendahara saudara Sardi Sarif.

Ketua umum PB Pemuda Muslim (A. Rahman Syamsudin) dalam pidato menyambut Milad

Pemuda Muslim ke 51 telah menguraikan arti kehadiran organisasi pemuda muslim yang didirikan

hanya satu bulan sesudah sumpah pemuda. Dalam pidatonya setebal 8 halaman ketua umum PB

Pemuda Muslim juga menilai bahwa secara politik dewasa ini umat Islam mengalami kemunduran

dibandingkan dengan masa-masa yang lalu. Untuk itu ketua umum PB menghimbau agar persatuan

dan kesatuan umat Islam bisa segera diwujudkan. Ketua umum PB Pemuda Muslim (A. Rahman

Syamsudin) pada akhir pidatonya menetapkan 6 tugas pokok Pemuda Muslim yang harus segera

diwujudkan yaitu antara lain:

1. Ukhuwah Islamiyah,

2. Kesatuan pola perjuangan,

3. Terciptanya harmonisasi,

4. Pengamalan dasar musyawarah,

5. Toleransi dan tetap berpegang kepada tali Alloh SWT,

Page 28: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 28

6. Konsekwen menegakkan kalimah Tauhid.

Sementara itu Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT). H. MCH.Ibrahim selain menyampaikan ucapan

terimakasih kepada ketrampilan Pemuda Muslim dalam melaksanakan programnya, juga

mengingatkan segenap kaum Syarikat Islam Indonesia agar tidak mudah terbawa arus kehidupan

masa kini, yang kelihatannya memukau dan menawan, tapi sebenarnya bisa menyesatkan, baik itu

bidang politik, hukum, demokrasi, ekonomi dan lain sebagainya. Sebagai ummat yang beriman

menurut Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT) kita wajib bersyukur bahwa selama 14 abad ini umat

Islam masih bisa terus melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Untuk menyongsong abad 15.H ini

supaya jadi abad kebangkitan Islam, presiden LT menekankan perlunya kita terus meneguhkan

Aqidah dan meningkatkan Amaliyah disegala bidang kehidupan (kutipan Pidato Milad Syarikat Islam

Indonesia ke 74).

Wakil gubernur DKI Jakarta Bapak Brigjen Haki Chourmain dalam sambutannya

menyampaikan ucapan selamat Pemerintah Daerah DKI Jakarta kepada segenap anggota Syarikat

Islam Indonesia dan Pemuda Muslim atas ulang tahunnya yang ke 74 dan 51, wakil Gubernur DKI

menyatakan bahwa kita sebagai hamba Alloh SWT merasa berbahagia dilahirkan sebagai bangsa

Indonesia. Di negara kita umat beragama mendapat tempat yang baik untuk menjalankan ibadahnya

dan ini semua berkat perjuangan para mujahid pahlawan bangsa dimana tidak sedikit andil para

pemimpin Syarikat Islam Indonesia dalam mengisi, menegakkan kemerdekaan dan tanah air

Indonesia. Sebelumnya memberikan sambutan pula ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muslim

DKI Jakarta saudara P. Sarwoto (ia juga sebagai pimpinan redaksi surat kabar Inti Jaya) dan dari

DPW. SI Indonesia Jakarta saudara H. Rubini Tisnasenjaya dan do'a oleh saudara Drs. Khaeril Akbar

sekretaris PW SI DKI Jakarta. Resepsi ini dimeriahkan pula dengan pementasan drama satu babak

“Umar Masuk Islam” oleh PC Jakarta Pusat, calung oleh Laksmi Jakarta utara dan qasidah dari

Pimpinan Cabang (PC) Jakarta selatan. Untuk memeriahkan Milad Syarikat Islam Indonesia ke 74

dan Pemuda Muslim ke 51 juga telah diadakan pertandingan olah raga antar cabang, santunan fakir

miskin, santunan anak yatim, Khitan Masal, donor darah dan lain-lainnya. Resepsi ini berakhir pada

jam 00.30 dini hari.

Setelah Majelis Syuro X Pemuda muslimin Indonesia Kepemimpinan Ketua Umum Pimpinan

Besar (PB) Pemuda Muslimin Indonesia beberapa kali mengalami pergantian-pergantian,

sebagaimana kita ketahui antara lain; sebelum diselenggarakan Majelis Syuro XI (Kongres

Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia Sdr. “A. Rahman Syamsudin” terpilih sebagai ketua

umum PB Pemuda Muslimin Indonesia pada Majelis Syuro IX tahun 1969 dan dimasa jihad

kepemimpinannyanya beliau wafat, setelah itu di gantikan oleh Pelaksana tugas (Plt) PB

Pemuda Muslimin “Drs. H. Zen Munadjat M” yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal.

Page 29: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 29

Selama periode menjabat Plt beliaupun wafat pada tahun 2003 dan digantikan oleh

Pelaksana tugas (Plt) PB Pemuda Muslimin oleh sdr “Ahmad Sudjai” yang saat itu menjabat

Wakil ketua II tak lama berselang beliau di tarik dari jabatan Pelaksana tugas (Plt) PB

Pemuda Muslimin Indonesia yang didudukan pada posisi kepengurusan LT Syarikat Islam

Indonesia lalu digantikan Pelaksana tugas (Plt) PB Pemuda Muslimin Indonesia oleh sdr.

Drs. Inting Chomsin yang saat itu menjabat sebagai wakil Sekretaris Jenderal.

Pada masa kepengurusan Plt sdr. Drs. Inting Chomsin pernah diadakan kegiatan Dialog

Muharram 1427 H 3 Februari 2006 yang diberi tema “Menuju Persatuan generasi Muda

Kaum Syarikat Islam Indonesia” di gedung Aula Kemenpora. Hadir pada Dialog tersebut

dari unsur Pemuda Muslimin Indonesia, Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI), Serikat

Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI). Serta di hadiri Oleh Jajaran Dewan Pusat dan

Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia. Pada kesempatan ini hadir Bapak

Adiyaksa Daud Menteri Pemuda dan Olahraga RI, dan menyampaikan sambutan kepada para

peserta dialog Muharram ini.

Dua tahun kemudian sekitar tahun 2008 beliau (Drs. Inting Chomsin) wafat berpulang ke

rahmatullah, sehingga tampuk pimpinan digantikan oleh Pelaksana tugas (Plt) PB Pemuda

Muslimin saat itu oleh Ketua III (Abdul Kodim) bersama pengurus harian PB lainnya antara

lain saat itu Sekjen (Ir Hendi Supriadi), Departemen Humas (Zainuddin Syam, S.pd) yang

kemudian dimasa kepengurusan pelaksana tugas (Plt) saudara Abdul Kodim para pengurus

berusaha untuk menyelenggarakan Majlis Syuro (Kongres Nasional) XI dan menetapkan

keputusan untuk membentuk kepanitiaan dan menunjuk sdr Ir. Hendi Supriadi sebagai Ketua

panitia Majelis Syuro XI 2009 dan Zaenuddin Syam, S.Pd ditunjuk sebagai sekretaris Panitia,

yang kemudian menghantarkannya kepada Majelis Syuro (Kongres Nasional) ke XI pada

bulan Agustus tahun 2009.

Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia XI Tahun 2009

Tepat Pada Tanggal 15 – 16 Agustus 2009 bertempat di asrama atlet cengkareng,

jakarta Barat diselenggarakanlah Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin

Indonesia XI. Sejak era reformasi yang ditandai dengan jatuhnya rezim orde baru 1998,

Organisasi Pemuda Muslimin Indonesia mulai menata kelola kembali organisasi dan mulai

menghimpun kembali semua kader-kader yang tersebar diseluruh Nusantara untuk

menjalankan revitalisasi organisasi, konsolidasi, eksistensi dan regenerasi kepemimpinan

dalam organisasi. Untuk bangkit dari keterpurukan yang diakibatkan oleh rezim represif

berkuasa, sehingga pada tahun 2009 inilah Organisasi Pemuda Muslimin Indonesia dapat

Page 30: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 30

kembali berkongres setelah 40 tahun tidak terjadi refreshing, kaderisasi dan regenerasi dalam

tubuh organisasi.

Walaupun disaat yang bersamaan terdapat pula pihak yang mengatas namakan

Pemuda Muslimin Indonesia memanfaatkan kedekatan dengan rezim berkuasa (baca; Orde

Baru) pada saat itu, namun keteguhan hati dan keistiqomahan para kader pemuda Muslim

yang setia pada Bai’at anggota telah dapat mengantarkan tongkat estafeta kepemimpinan

pada generasi Pemuda Muslim saat ini.

Pemuda Muslimin Indonesia senantiasa sadar akan amanah, tugas, tanggung jawab,

untuk Islam, Tanah Air dan Bangsa, memiliki tekad akan terus berperan aktif berdarma bakti

melalui organisasi pergerakan Pemuda Muslim ini sebagai wujud pengabdian hanya kepada

Allah SWT, dan baktinya pada Ibu Pertiwi Tercinta.

Kepengurusan PB Pemuda Muslimin Indonesia masa Jihad 2009-2012, hasil

keputusan Majelis Syuro Luar Biasa XI, melalui Dewan Pusat (DP) dan Lajnah Tanfidziyah

(LT) Syarikat Islam Indonesia (Organisasi induk) telah menetapkan, memutuskan dan

mengamanatkan Ketua Umum PB Pemuda Muslimin Indonesia terpilih kepada Saudara

Ir. M. Muhtadin Sabili dengan sekretaris Jenderal sdr. Ir. Hendi Supriadi. Pada masa

periode ini pun masih sangat banyak kendala dan rintangan yang dihadapi oleh segenap

pengurus Pimpinan Besar (PB) Pemuda Muslimin Indonesia dalam menjalani revitalisasi

organisasi, konsolidasi, eksistensi dan regenerasi kepemimpinan dalam organisasi yang besar

ini.

Pelan namun pasti PB Pemuda Muslimin Indonesia setelah merampungkan susunan

pengurus harian dan beberapa pengurus Departemen, setelah pengurus harian di Lantik oleh

Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia (H. Mufti ketika itu) beberapa bulan

kemudian PB Pemuda Muslimin Indonesia mengadakan kegiatan Pengkaderan dengan nama

Diklat Gabungan Ormas Kepemudaan Syarikat Islam Indonesia pada tanggal 9- s/d 11 Juli

2010 bertempat di Auditorium Ratu Siti Yayasan Pendidikan Al-Chasanah Jakarta.

Di hadiri oleh 75 peserta pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ini, diantaranya oleh

Pemuda Muslimin PC Jakarta Barat, PC Jakarta Timur, PC Sukabumi, PC Kab Bogor, PC

Kota Bandung, PC Kab Cianjur, PC Kab Garut, PC Kab Tasikmalaya, PC Banjarnegara, DPP

Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI), DPP Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia

Page 31: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 31

(SEMMI), DPP dan Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia. Dengan pemateri

yang hadir pada saat itu; Drs. H. Muhammad Mufti, Mukhotim El-Moekry, DR. Asep Hidayat,

Drs Sudana Muharja, H. M. Wasal Falah, SH.

Konferensi Besar (KONBES) Pemuda Muslimin Indonesia Lembang, Bandung Barat 17-

19 Mei-2012

Maksud dan tujuan diadakannya kegiatan Konbes ini:

a. Melaksanakan amanah Majelis Syuro XI Luar Biasa tahun 2009 serta komitmen

dalam melaksanakan Peraturan dasar (PD) dan Peraturan Rumah Tangga (PRT)

Pemuda Muslimin Indonesia.

b. Mengokohkan Silaturahim dan konsolidasi antar seluruh jajaran Pengurus Pemuda

muslimin Indonesia.

c. Menguatkan sendi dasar Organisasi yaitu Musyawarah, disiplin, kritik-self kritik,

gotong royong dan Ikhlas.

d. Menetapkan Program Kerja untuk melaksanakan amanah dan keputusan-keputusan

Majelis Syuro (kongres Nasional) Pemuda Muslim XI yang belum terlaksana.

e. Tawashaw bilhaq wa Tawashaw bish-shabr.

Dengan tema Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia XI

tahun 2009, Yakni “Kokohkan Silaturahim, Bangkitkan eksistensi dan kembangkan potensi

Pemuda Muslim menuju Jati Diri Pemuda yang Mandiri” berangkat dari tema diatas,

Pimpinan Besar (PB) Pemuda Muslimin berupaya melaksanakan agenda-agenda konsolidasi,

kaderisasi dan eksistensi organisasi dalam mewujudkan cita-cita Organisasi serta berusaha

menampilkan Pemuda-pemuda Islam yang berwatak, terlatih dan teruji sebagai kekuatan

Spiritual yang inklusif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mencetak,

mengembangkan Pemuda-pemuda Indonesia yang Berkarakter, Berakhlaq mulia, Mumpuni,

Cerdas, Enerjik, Berwibawa dan Ksatria, atau sesuai dengan sandaran gerak perjuangan

“Sebersih-bersih Tauhid, Setinggi-tinggi Ilmu, dan Sepandai-pandai Siyasah”.

Sesuai dengan amanat Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT), PB

Pemuda Muslimin Indonesia harus dapat menyelenggarakan Konferensi Besar (Konbes) yang

berada dalam diantara dua Majelis Syuro (Kongres Nasional) atau selambat-lambatnya 2

tahun setelah Majelis Syuro (Kongres Nasional), PB Pemuda Muslimin Indonesia

berkewajiban menyampaikan progrees report tentang pelaksanaan keputusan-keputusan

Page 32: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 32

Majelis Syuro termasuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Departemen-departemen yang

ada. Selanjutnya diberikan pula kesempatan kepada Pimpinan Wilayah (PW) dan Pimpinan-

pimpinan Cabang (PC) yang hadir untuk menyampaikan laporan masing-masing wilayah.

Hadir pada saat Konferensi Besar (KonBes) pada saat itu tujuh Wilayah antara lain

utusan dari PW Jawa Barat, PW Papua Barat, PW Sulawesi Selatan, PW Jawa Tengah, PW

Kepulauan Riau, PW DKI, dan PW Jawa Timur. Setelah itu, PB Pemuda Muslimin

menyampaikan usul saran dan instruksi-instruksi serta pedoman pelaksanaan keputusan-

keputusan Majelis Syuro XI.

Hadir dalam acara pembukaan pada Konbes Presiden LT Syarikat Islam Indonesia (H. Mufti),

Presiden DPP Syarikat Islam Indonesia (Drs. H.Soewardi), Ketum PW Jawa Barat Syarikat

Islam Indonesia (sdr. Asep Salim Tamim, SH, MH), Ketua Umum SEPMI (sdr. Drs. Ferry

Aspari), Ketua Umum SEMMI (sdr. Mukhlis Basuki, SE, ME dan sdr. Abdul Manaf, M.Pd),

Ketua Umum Persatuan Tani Syarikat Islam (Baca; Prestasi) sdr. Drs. Mutashim Fakih,

MM. dan Menteri Pemuda dan Olah raga yang diwakili oleh Bapak Mandir ahmad Syafii

(Kabid Deputi Olah raga dan Pemuda) serta 127 kader dan pengurus hadir di acara

Konferensi Besar ini.

Pada 27-29 Maret 2013 diadakan Rapat Pimpinan Nasional Terbatas (Rapimnas) dan

telah dikeluarkan dan di tetapkan beberapa keputusan antara lain; rencana Majelis Syuro XII

ditunjuk berlaku sebagai tuan rumah Pimpinan Wilayah (PW) Sulawesi Selatan yang akan

diadakan di Makasar 2013, menetapkan tim perumus Silabus untuk penyempurnaan dalam

Pengkaderan (Kaderisasi) berlaku Nasional untuk Pemuda Muslimin Indonesia di seluruh

wilayah dan cabang maupun ranting sampai ke tingkat Jama’ah.

Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia XII Tahun 2014

Tanpa terasa telah berjalan lima tahun, yang seyogyanya Majelis Syuro XII ini

diadakan pada akhir tahun 2012, setelah di tunda beberapa kali semenjak Rapimnas Pemuda

Muslim pada 27-29 Maret 2013 yang berawal akan direncanakan akhir 2013 yang semula

akan diselenggarakan di Makassar namun dikarenakan Padatnya kegiatan-kegiatan

konsolidasi dan refreshing (pergantian pengurus ditingkat cabang dan wilayah) akhirnya

diputuskan untuk Majelis Syuro XII diselenggarakan di Jakarta. Maka tibalah saatnya

bertepatan dengan hingar bingar bisingnya Pemilu Pileg dan Pilpres saat itu, tepat Pada

Page 33: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 33

tanggal 14-16 Maret 2014, Pemuda Muslimin Indonesia mengadakan Majelis Syuro (kongres

Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia ke XII.

Sesuai dengan amanat Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda

Muslimin Indonesia, maka harus segera diadakan Majelis Syuro sebagai kelanjutan dari

pelaksanaan Konferensi Besar (Konbes) yang telah diadakan pada pertengahan masa jihad

2009-2014. Diputuskan dan ditetapkan pada surat keputusan PB sebagai ketua Panitia

Operating Committee (OC) Majelis Syuro XII (sdr. Fikri Abdul Ajiz, SH).

Dalam Majelis Syuro (Kongres Nasional) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi

organisasi di tingkat pusat, PB Pemuda Muslimin Indonesia akan menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan keputusan-keputusan dari Majelis Syuro Luar Biasa XI

tahun 2009, yang Selanjutnya merumuskan, menyusun, menyempurnakan program-program

untuk periode berikutnya.

Dalam Majelis Syuro (Kongres Nasional) XII tahun 2014 kali ini mengusung tema

“Merapatkan Barisan Membentuk Kepemimpinan yang Kuat Menuju Kemandirian dan

Kemerdekaan Sejati”

Di hadiri 17 Pimpinan Wilayah (PW) tingkat Provinsi mulai dari Nangroe Aceh sampai

Papua barat dan 47 Pimpinan Cabang (PC) setingkat Kabupaten. Undangan yang hadir DPP

Syarikat Islam Indonesia, Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia, Kemenpora RI

Roy Suryo (diwakili oleh Deputi bidang informasi dan komunikasi; Dr. H. Amung Ma’mun,

M.Pd), Ketua Dewan Pimpinan Daerah (bapak DR. H. A.M Fatwa), Narasumber diskusi

Panel (“DR. Egi Sudjana, SH, M.Si” dari SIRI dan “Aan Rustiawan” dari DPP Laskar

Ampera Arief Rachman Hakim). Dan dihadiri pula oleh beberapa organisasi sayap

kepemudaan Syarikat Islam Indonesia baik dari SEPMI, SEMMI, SESMI, PANDU SIAP,

dan Khosanatul Amwal serta undangan dari beberapa Organisasi Kepemudaan tingkat pusat.

Pada Majelis Syuro (Kongres Nasional) XII, Pemuda Muslimin Indonesia berhasil

kembali menetapkan beberapa keputusan melalui sidang-sidang Komisi yang terbagi menjadi

tiga komisi yakni;

1. komisi A membahas bidang Garis Besar Program Kerja (GBPK),

2. Komisi B membahas Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) dan

3. Komisi C membahas bidang Rekomendasi-rekomendasi organisasi.

Page 34: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 34

Dalam Majelis Syuro (Kongres Nasional) Ke XII kali ini terpilih kembali Ketua Umum

sdr. Ir. Muhammad Muhtadin Sabili, Masa Jihad 2014-2019 Dengan suara bulat dan

mutlak. Berikut susunan pengurus lengkap harian PB Pemuda Muslimin Indonesia hasil

Musyawarah Majelis Syuro (Kongres Nasional) Ke XII :

Ketua Umum : Ir. M. Muhtadin Sabili

Ketua I : H. Mukhlis Zamzami Can, Annadwi, MA

Ketua II : Muhammad Kasman, SE

Ketua III : Fikri Abdul Azis, SH

Ketua IV : DR. Ihat Subihat, SH, MH

Sekretaris Jenderal : Evick Budianto, SE, Ak

Wakil Sekjend I : Arhanuddin, M.Pd.I

Wakil Sekjen II : Muhtar, S.Pd

Wakil Sekjen III : Imam Tahyudin, S.IP, M.Si

Wakil Sekjen IV : Farhana Al Habsy

Bendahara Umum : Ir. Tedi Yusaldy

Wkl Bendahara I : Ismu Rahardjo, SH, MH

Wkl Bendahara II : Idran Nur, S.Ag

Penyusun,

- Dto -

Tim Pencari Fakta Sejarah

PEMUDA MUSLIMIN

Page 35: Buku sejarah pemuda muslimin

History ∣ Pemuda Muslimin Indonesia 1928 - 2014 Page 35

Mengetahui :

1. DP SYARIKAT ISLAM INDONESIA

2. LT SYARIKAT ISLAM INDONESIA

3. PB PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA :

1. Hidup dan perjuangan Hos Tjokroaminoto

Oleh : Amelz, penerbit bulan Bintang

2. Liku-liku Perjuangan Syarikat Islam

Oleh : Drs. KH. Ohan Sudjana, Bc. Hk.

3. Pergerakan Islam Kebangsaan Indonesia

Oleh : H. Rosihan Anwar

4. API Sejarah 1& 2

Oleh : Ahmad Mansur Suryanegara

5. Majalah Pemuda Muslimin Indonesia Tahun 1983

Oleh : PB. Pemuda Muslimin Indonesia

6. Islam dan Sosialisme

Oleh : HOS Tjokroaminoto

7. Indonesia yang kita kehendaki

Oleh : H. MCH. Ibrahim

8. PSII-1905

Oleh : DR. H. Bustamam, SH

9. Buku-buku / catatan