Buku Saku Rsau

58
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN VISI : Menjadi Rumah Sakit Rujukan TNI terbaik di Jawa Barat. MISI : Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan oleh setiap operasi TNI/TNI AU. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap anggota TNI berikut keluarganya serta masyarakat umum. Meningkatkan kemampuan profesionalisme personel secara berkesinambungan FALSAFAH : Jiwa dan semangat TNI adalah landasan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan MOTTO . Handal, Efisien, Bersih, Ramah, Indah, Nyaman, Gemilang (HEBRING) TUJUAN Terselenggaranya dukungan kesehatan terhadap operasi dan latihan TNI/ TNI AU Sebagai pusat rujukan rumah sakit TNI se-Jawa Barat Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi anggota TNI, PNS, beserta keluarganya serta masyarakat umum RSAU dr.M.Salamun 1

description

Buku Saku Rsau

Transcript of Buku Saku Rsau

Page 1: Buku Saku Rsau

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. M. SALAMUN

VISI :Menjadi Rumah Sakit Rujukan TNI terbaik di Jawa Barat.

MISI : Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan oleh

setiap operasi TNI/TNI AU. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap

anggota TNI berikut keluarganya serta masyarakat umum. Meningkatkan kemampuan profesionalisme personel secara

berkesinambungan

FALSAFAH :Jiwa dan semangat TNI adalah landasan dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan

MOTTO .Handal, Efisien, Bersih, Ramah, Indah, Nyaman, Gemilang

(HEBRING)

TUJUAN Terselenggaranya dukungan kesehatan terhadap operasi dan

latihan TNI/ TNI AU Sebagai pusat rujukan rumah sakit TNI se-Jawa Barat

Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi anggota TNI, PNS, beserta keluarganya

serta masyarakat umum

RSAU dr.M.Salamun 1

Page 2: Buku Saku Rsau

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

No. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit?

Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit : Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; Kepastian tepat lokasi, tepat ‐prosedur, tepat pasien

operasi; Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; Pengurangan risiko pasien jatuh.

2. Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien?

Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.

Ada 2 cara identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.

Untuk bayi baru lahir menggunakan nama ibunya dan tanggal lahir bayi

Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.

SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien

3. Kapan dilakukan proses verifikasi identitas Pasien?

Saat pemberian obat Saat pemberian transfusi darah, Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium

dan pemeriksaan radiologi Saat dilakukan tindakan medis

4. Gelang identifikasi apa saja yang digunakan di rumah sakit?

Gelang identitas pasien adalah : o Pasien laki‐laki : BIRU MUDAo Pasien perempuan : MERAH MUDAo Pasien risiko jatuh : KUNING o Pasien alergi : MERAHo Pasien DNR (Do Not Resuscitated) : UNGU

5. Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi?

Saat memasang gelang Jelaskan manfaatnya Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas,

dan menutup gelang

SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien

6. Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di rumah sakit?

Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation – Background – Assessment – Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.o Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.o Background : Informasi penting apa yang

berhubungan dengan kondisi pasien terkini.

RSAU dr.M.Salamun 2

Page 3: Buku Saku Rsau

o Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini o Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk

mengatasi masalah pasien saat ini. Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi

terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan Catat, Baca kembali dan Konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan sbb :a. Catat lengkap pada rekam medis :

Isi Perintah Nama dan tanda tangan penerima perintah Nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada

kunjungan berikutnya) Tanggal dan jam

b. Baca kembali isi perintah, bila perintah ada obat NORUM (Nama Obat, Rupa Ucapan Mirip)/ LASA, maka nama obat harus di eja dengan alphabet.

c. Konfirmasi ulang isi perintah, laporkan dengan teknik SBAR dan dokumentasikan di rekam medis dengan cap Konfirmasi (READ BACK)

SPO Komunikasi lisan via telepon antar pemberi layanan

7. Apa saja yang termasuk obat‐obat high alert medication / obat yang perlu diwaspadai di rumah sakit?

Obat‐ obatan yang termasuk high alert medication adalah :1. Elektrolit pekat : KCL 7,46%, NaCl 3%2. Obat-obatan Narkotika, sitotoksik3. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look

Alike Sound Alike) yaitu obat-obatan yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip

Pengelolaan High Alert Medication:a. Obat diberi penandaan berupa stiker/label berwarna :

Stiker berwarna Merah bertuliskan “High Alert” Stiker berwarna Kuning bertuliskan LASA Stiker berwarna Ungu untuk golongan sitotoksik

b. Elektrolit pekat hanya boleh disimpan ditempat akses terbatas, yaitu di IFRS, ICU, IGD, OK, Unit Hemodialisa, tidak boleh disimpan di ruang perawatan pasien kecuali dibutuhkan secara klinis dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.

SPO Tata laksana obat-obat NORUM / LASA dan High Alert Medication

8. Bagimana prinsip pemberian obat yang benar?

Ada 7 (tujuh) prinsip benar dalam pemberian obat yaitu :1. Benar obat, 2. Benar dosis, 3. Benar waktu, 4. Benar cara pemberian / rute, 5. Benar Pasien, 6. Benar informasi, 7. Benar dokumentasi

9. Bagaimana cara melaporkan kesalahan pemberian obat

a. Laporkan segera pada Atasan anda / Ka Klinik/ Ka Ruangan / Ka Unit.

b. Ambil dan isi formulir laporan insiden keselamatan pasien

RSAU dr.M.Salamun 3

Page 4: Buku Saku Rsau

(medication error)? segera setelah kejadian. c. Laporan diserahkan pada Komite Mutu dan Keselamatan

Pasien.

10. Bagaimana prosedur check list keselamatan saat operasi?

a. Ckeck in, dilakukan saat pasien sampai di area penerimaan, meliputi : konfirmasi pemeriksaan identitas pasien, jenis operasi, kelengkapan data penunjang, Informed Consent dan berkas rekam medis yang dibutuhkan. Dilakukan oleh perawat yang bertugas di area penerimaan pasien.

b. Sign in, dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum induksi, meliputi : identitas, jenis operasi, lokasi operasi, cek penandaan area operasi, kelengkapan data dan kesiapan anestesi.

c. Time out, dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum insisi, meliputi : identitas pasien, jenis operasi, lokasi operasi, pemeriksaan penunjang, pemberian antibiotika profilaksis bila diperlukan, kelengkapan instrument/kasa, seluruh anggota Tim hadir, hal-hal yang kritis perlu diperhatikan oleh dokter anestesi dan dokter bedah.

d. Sign out, dilakukan setelah operasi selesai dan sebelum menutup luka operasi, berupa konfirmasi secara verbal tindakan yang sudah dilakukan, kelengkapan instrument, kasa, alat tajam, specimen dan cedera paksa operasi.

e. Chek Out, serah terima pasien, pemeriksaan penunjang, dokumen dari perawat anestesi kepada perawat ruangan di ruang pemulihan.

Proses Sign in, Time Out, dan Sign Out ini dipandu oleh perawat sirkuler (Circulating Nurse) dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat anestesi.

11. Pada Saat bagaimana petugas rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan ?

Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 momen cuci tangan, yaitu:1. Sebelum Kontak dengan Pasien 2. Sebelum Tindakan Aseptik3. Setelah Kontak dengan Pasien4. Setelah Terpapar Cairan Tubuh Pasien5. Setelah Kontak dengan Area Pasien

SPO Lima momen cuci tangan

12. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ?

Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY, pada pasien dewasa dan lansia menggunakan scoring MORSE, dan pada pasien psikiatri menggunakan scoring ADMONSOM.

Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.

Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.

Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala RSAU dr.M.Salamun 4

Page 5: Buku Saku Rsau

sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan

SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh

13. Apa yang dilakukan jika ada pasien yang jatuh?

Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.

SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI DAN LANSIA

RSAU dr.M.Salamun 5

Parameter Kriteria Nilai Skor

Usia < 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun

4321

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

21

Diagnosis Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis

respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)

Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya

43

21

Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri

321

Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa

Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah

Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit

43

21

Respons terhadap:1. Pembedahan/

sedasi / anestesi

2. Penggunaan medikamentosa

Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani

pembedahan / sedasi/ anestesi

Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose

Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak

ada medikasi

321

3

2

1

Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23)Skor 7-11: risiko rendah.Skor ≥ 12: risiko tinggi

Page 6: Buku Saku Rsau

PENILAIAN RISIKO JATUH PADA PASIEN DEWASA DAN LANSIASKALA JATUH MORSE (MORSE FALLS SCALE/MFS)

NAMA :…………………………UMUR/TGL LAHIR :……………………….NO.RM:…………………….

FAKTOR RISIKO POIN SKOR

1. Riwayat jatuh, yang baru atau dalam bulan terakhir

Tidak 0

Ya 25

2. Diagnosis Medis Sekunde r> 1 Tidak 0

Ya 15

3. Alat bantu jalan :

Bed rest/dibantu perawat Penopang, tongkat/walker Furnitur

0 15

30

4. Memakai terapi heparin lock/IV Tidak 0

Ya 25

5. Cara berjalan/berpindah

Normal/bed rest/imobilisasi Lemah terganggu

0

15

30

6. Status mental

Orientasi sesuai kemampuan diri Lupa keterbatasan diri

0 15

Total

Nama jelas dan ttd penilai

Skor 0-24 : tidak berisikoSkor 25-50 : Risiko rendahSkor≥51 : Risiko tinggi

RSAU dr.M.Salamun 6

Page 7: Buku Saku Rsau

PENILAIAN RISIKO JATUH PADA PASIEN PSIKIATRI(SKALA EDMONSON)

NAMA :………………………………UMUR/TGL LAHIR:……………………..NO.RM:

…………………..

Skor≥ 90 :Risiko jatuh

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

RSAU dr.M.Salamun 7

LENGKAPI SETIAP HARI DARI SEJAK MASUK DIRAWATSETIAP KATEGORI DAPAT DI LINGKARI LEBIH DARI SATU

SKOR

Umur 8 : kurangdari 5010 : 50 – 7026 : diatas 80Status Mental 4 : sadar penuh / orientasi baik12 : agitas / cemas13 : sering bingung14 : bingung disorientasiEliminasi 8 : mampu mengontrol keinginan BAK / BAB12 : kateter / ostomy10 : eliminasi dengan dibantu / didampingi12 : perubahan eliminasi (inkontinensia, nocturia,frekuensi )12 : inkontinensia (mengompol)Pengobatan10 : tanpa obat10 : mendapat obat jantung 8 : mendapat obat psikotropika (termasuk Benzodiazepin dan

antidepresan) ATAU12 : pengobatan tambahan / mendapat pengobatan dalam 24 jamDiagnosis10 : Bipolar / gangguan Skizoafektif 8 : penyalahan zat / alkohol10 : gangguan depresif mayor12 : demensia / deliriumAmbulasi7 : bebas / berdirikokoh / imobil8 : sebaiknya menggunakan alat bantu10 : vertigo / hipotensiortostatik / lemah 8 : tidak kokoh / butuh bantuan dan menyadari kemampuan15 : tidak kokoh tapi lupa dengan keterbatasannyaNutrisi12: asupan makanan dan cairan sangat kurang dalam 24 jam terakhir0 : selera makan baikGangguan tidur8 : tidak ada gangguan12 : dilaporkan ada gangguan tidur oleh pasien, keluarga atau stafRiwayat jatuh 8 : tidak ada12 : ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir

TOTAL SKOR

Nama Jelas dan ttd penilai

Page 8: Buku Saku Rsau

NO. PERTANYAAN JAWABAN

RSAU dr.M.Salamun 8

Page 9: Buku Saku Rsau

1. Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?

RSAU dr.M.Salamun bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :

a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

b. Pasien berhak informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.

d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai sengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.

f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.

i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya.

j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.

o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.

p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengabn standar baik secara perdata maupun pidana.

r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan pertauran perundang–undangan.

RSAU dr.M.Salamun 9

Page 10: Buku Saku Rsau

2. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga?

Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai yaitu TIM PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)

SPO Pemberian informasi dan edukasi

3. Bagaimana prosedur pemberian informed consent kepada pasien & keluarga?

Siapa yang memberikan informed consent ?

Apa saja yang diinformasikan saat informed consent ?

Apa yang dimaksud dengan General consent ?

Siapa yang berhak memberikan persetujuan ?

Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : Permenkes Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran)

SPO Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed consent); Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien

didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh Dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP) atau staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.

Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.

Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal‐hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP).

Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis kerja (WD) dan diagnosis banding (DD), tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan, risiko, komplikasi, prognosis, alternatif & risiko.

SPO Persetujuan Umum (General Consent); Persetujuan umum (General consent) dibuat saat pertama

kali pasien berobat dan atau saat masuk perawatan inap. General consent memuat persetujuan tindakan medis

bersifat umum seperti pemberian obat, tindakan EKG, pemeriksaan radiologi, melepas infuse, dan pengambilan sampeh darah/urine, dll.

Yang berhak berhak memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah :a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau

telah menikah. b. Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan

(informed consent) atau Penolakan Tindakan Kedokteran diberikan oleh mereka menurut urutan hak sbb :1) Ayah/ Ibu Kandung2) Saudara – saudara kandung

c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan tindakan kedokteran diberikan oleh mereka menurut hak sbb :1) Ayah/Ibu Angkat2) Saudara – saudara Kandung3) Induk Semang

d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau penolakan penolakan tindakan kedokteran diberikan oleh mereka

RSAU dr.M.Salamun 10

Page 11: Buku Saku Rsau

menurut hak sbb:1) Ayah/Ibu kandung2) Wali yang sah3) Saudara – Saudara Kandung

e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut.1) Wali2) Curator

f. Bagi Pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik diberikan pleh mereka menurut urutan hal tersebut.1) Suami/ Istri2) Ayah/ Ibu Kandung3) Anak- anak Kandung4) Saudara – saudara Kandung

4. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS?

Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubungi petugas terkait sesuai daftar yang ada.

SPO Pelayanan Kerohanian

5. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien?

Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai.

SPO Pemenuhan Kebutuhan Privasi Pasien

6. Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?

Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas.

Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.

Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.

SPO Perlindungan Pasien dari Kekerasan Fisik

7. Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien?

Kategori pasien yang barangnya harus dilindungi :a) Pasien kesadaran menurunb) Gangguan mentalc) Cedera beratd) Pasien tanpa di dampingi keluarga atau pengantar

yang dipercayaie) Pasien operasif) Pasien dengan gangguan komunikasi

Barang yang dilindungi meliputi : Uang, Logam mulia, Surat berharga, Dokumen penting, Alat Komunikasi (HP).

RSAU dr.M.Salamun 11

Page 12: Buku Saku Rsau

SPO Perlindungan barang milik pasien

8. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?

Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.

Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.

SPO Penolakan Resusitasi/DNR

9. Apa yang anda ketahui tentang kebutuhan unik pasien tahap terminal ?

a. Pemberian pelayanan yang sesuai dengan permintaan pasien dan keluarga seperti : pengobatan gejala primer dan sekunder serta manajemen nyeri.

b. Memberi respon terhadap kondisi psikologis, sosial dan emosional pasien dan keluarganya.

c. Menghargai nilai yang dianut pasien, agama dan budayad. Mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam semua

keputusan pelayanan.

SPO Pelayanan pasien tahap terminal

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Siapa yang Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan

RSAU dr.M.Salamun 12

Page 13: Buku Saku Rsau

memberikan edukasi kepada pasien & keluarga?

keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit), antara lain : Dokter, Perawat, Bidan, Farmacist, Nutrisionist, Fisioterapist

SPO Kompetensi Petugas Pemberi Edukasi

2. Asesmen apa saja yang dilakukan sebelum melakukan pendidikan pasien dan keluarga?

Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang

digunakan. Hambatan emosional dan motivasi Keterbatasan fisik dan kognitif Kesediaan pasien untuk menerima informasi

3. Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga?

a. Dilakukan Assesmen Edukasib. Kebutuhan Edukasi oleh DPJPc. Dilakukan pemberian edukasi sesuai hasil asesmen

SPO Pemberian informasi atau edukasi

4. Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan?

Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.

SPO Verifikasi pasien dan keluarga dalammemahami edukasi

5. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien?

Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga

Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi.

SPO Pendokumentasian penyuluh / edukasi pasien dan keluarga ke dalam rekam medis

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

RSAU dr.M.Salamun 13

Page 14: Buku Saku Rsau

1. Apakah yang di maksud dengan keselamatan pasien Rumah Sakit ( Patient Safety) ?

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi : asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

2. Apa saja jenis-jenis insiden dan apakah definisi masing-masing insiden?

Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , Kondisi Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah terjadinya insiden

yang mengakibatkan cedera pada pasien. Contoh: Pasien jatuh, reaksi salah pemberian obat, phlebitis, reaksi transfusi darah

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.Contoh : Mendapat obat kontra-indikasi, akan tetapi diketahui dan kemudian dibatalkan (prevention).

Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah adalah terjadinya insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.Contoh : Darah transfusi yang salah sudah di alirkan tetapi tidak timbul cedera / gejala inkompatibilitas

Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insidenContoh : Alat defibrilator yang standby di IGD diketahui terlebih dulu ternyata alat tersebut rusak sebelum dipakai, tempat tidur pasien tidak ada pengaman.

Kejadian Sentinel adalah adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.

SPO : KTD, KNC, KTC, KPC, Kejadian Sentinel.

3 Bagaimana prosedur pelaporan insiden?

ALUR

ALUR PELAPORAN INSIDEN DI RSAU dr.M.SALAMUN

RSAU dr.M.Salamun 14

Page 15: Buku Saku Rsau

Atasan Langsung Unit

RSAU dr.M.Salamun 15

UNIT/KLINIK/

INST

TIMKPRS

KA RSAU KK

PERSI

Laporan Kejadian

(2x24 jam)

Insiden(KTD / KNC/KTC/

KPC/Sentinel)

Atasan Langsung

Grading

Biru/ Kuning/ MerahTangani

Segera

Investigasi

Rekomendasi

Laporan Kejadian Hasil Investigasi

Analisa / Regrading

Laporan Laporan Pembelajaran/Rekomendasi

Feed Back ke Unit

Page 16: Buku Saku Rsau

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDG’S)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja sasaran MDG’s

Sasaran I : Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu.

Sasaran II : Penurunan angka kesakitan HIV/AID Sasaran III : Penurunan angka kesakitan TB

2. Apa yang Anda ketahui tentang PONEK RS?

Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.

Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PONEK untuk menjalankan program PONEK RS.

3. Apa yang di maksud dengan Rumah Sakit

Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah Sakit yang mampu menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal

RSAU dr.M.Salamun 16

Page 17: Buku Saku Rsau

PONEK 24 Jam ?

Bagaimana kriteria Rumah Sakit PONEK 24 Jam ?

dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.

Kriteria Rumah Sakit PONEK 24 Jam. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus

emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik-neonatal.

Dokter, bidan dan perawat terlatih melakukan resusitasi neonatus dan kegawat daruratan obstetrik dan neonatus.

Mempunyai Standar Prosedur Operasional penerimaan dan penanganan pasien kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus

Mempunyai Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus

Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu Mempunyai standar respon time di UGD (target kurang dari 5

menit), di kamar bersalin (target kurang dari 30 menit), pelayanan darah (target kurang dari 1 jam)

Tersedia kamar operasi siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi bila ada kasus kegawatdaruratan obstetrik dan umum

Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapakan operasi dengan target waktu kurang dari 30 menit

Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu, mekipun on call

Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter/ petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum bidan dan perawat

Mengupayakan tersedianya pelayanan darah 24 jam Mengupayakan tersedianya pelayanan penunjang lain yang

berperan dalam PONEK, seperti laboratorium dan radiologi selama 24jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang selalu siap sedia.

4. Apa yang anda ketahui tentang HIV/AIDS Rumah Sakit?

Rumah Sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai Permenkes RI Nomor 21/Menkes/Per/III/2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.

Rumah sakit membentuk Tim/Panitia HIV/AIDS untuk menjalankan program penanggulangan HIV/AIDS.

5. Bagaimana langkah langkah penanggulangan HIV/AIDS ?

a. Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary Counceling and Testing)

b. Meningkatkan fungsi pelayanan ART (Antiretroviral Therapy)c. Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT ( Prevention Mother to

Child Transmision)d. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO) e. Meningkatkan fungsi pelayanan pada Orang Dengan HIV AIDS

(ODHA) dengan faktor resiko Injection Drug User (IDU) f. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi :

pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi serta pencatatan dan pelaporan

6. Apa yang Anda ketahui tentang TB‐DOTS RS?

Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB ( tuberculosis) sesuai dengan pedoman strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course)

Rumah sakit membentuk Tim/Panitia TB DOTS untuk RSAU dr.M.Salamun 17

Page 18: Buku Saku Rsau

menjalankan program TB DOTS Rumah Sakit

7. Bagaimana cara menurunkan angka kesakitan TB ?

Penerapan strategi DOTS di rumah sakit dalam menurunkan angka kesakitan TB :

Penemuan kasus ( Care Detection Rate/ CDR) Keberhasilan pengobatan (care rate) Keberhasilan rujukan (success referal rate)

8 Apa saja Strategi DOTS?

1. Komitmen politik dengan meningkatkan dan kesinambungan pembiayaan.

2. Penemuan kasus melalui pemeriksaan bakteriologi yang terjamin kualitasnya.

3. Pengobatan yang terstandarisasi dengan supervisi dan dukungan terhadap pasien.

4. Pasokan obat yang efektif dan terjamin kontinuitasnya.5. Sistim monitoring evaluasi dan penilaiannya.

AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)

NO

PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana prosedur skrining di IGD?

Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS.

Proses skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya yang terkait fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing.

SPO Skrining Penerimaan Pasien IGD

2 Bagaimana prosedur penerimaan pasien IGD, rawat inap dan rawat jalan?

SPO penerimaan pasien IGDSPO Penerimaan Pasien Rawat InapSPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan

3 Bagaimana prosedur Triage?

Rumah sakit melaksanakan proses triage berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan

RSAU dr.M.Salamun 18

Page 19: Buku Saku Rsau

kegawatannya

SPO Triage

4. Bagaimana prosedur pemulangan pasien?

Dalam 48 jam setelah pasien masuk, perawat akan membuat discharge planning (perencanaan pemulangan) pasien yang mencakup beberapa topik dan kriteria tentang bagaimana pasien akan dirawat setelah pulang. Hal ini didokumentasikan di formulir pengkajian awal keperawatan rawat inap

SPO Discharge planning

5. Bagaimana prosedur rencana pemulangan pasien kritis?

Perencanaan untuk pasien pulang kritis (ketergantungan) petugas rumah sakit bekerjasama dengan PUSKESMAS setempat untuk perawatan dirumah atau Home Care. Sedangkan identifikasi pasien kritis antara lain:

a. Usia > 65 th dengan gangguan fungsionalb. Keterbatasan mobilitasc. Memerlukan perawatan lanjutand. Memerlukan bantuan untuk melaksanakan aktivitase. Pasien anak dengan penyakit kompleks dan

pemberi asuhan tidak mampu merawat pasien ketika pulang

SPO Discharge planning

5. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit ?

SPO Kriteria tranfer intra rumah sakitSPO Kriteria transfer antar rumah sakit

TRANSFER PASIEN INTRA RUMAH SAKIT

PASIENPETUGAS

PENDAMPINGKRITERIA PASIEN

Derajat 0 Perawat pelaksana dan atau Tenaga Pekarya yang terlatih BLS atau PPGD awam

Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhan dengan ruang rawat biasa dengan Hemodinamik stabil

Derajat 1 Perawat pelaksana / dokter

Pasien dg resiko perburukan kondisi / pasien yang menjalani perawatan di ICU yang sudah memungkinkan untuk perawatan di ruang perawatan biasa dengan sarana ruang perawatan

Derajat 2 Perawat lanjutan/dokter

Pasien membutuhkan observasi/ intervensi lebih

RSAU dr.M.Salamun 19

Page 20: Buku Saku Rsau

kompetensi penanganan pasien kritis / Advance Life Support

ketat, termasuk penanganan kegagalan satu system organ atau pasca operasi besar

Derajat 3 Dokter anestesi & perawat penyelia dengan kemampuan Advance Life Support

Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory support) bantuan pernapasan dasar (basic respiratory Support) dg dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien2 yang membutuhkan penanganan kegagalan multi organ

TRANSFER PASIEN ANTAR RUMAH SAKIT

PASIENPETUGASPENDAMPI

NG

KETERMAPILAN YG DIBUTUHKAN

PERALATAN UTAMA & JENIS

KENDARAAN

Derajat 0 Petugas Ambulans

Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Kendaraan High Dependency Sevice (HDS)/ Ambulans

Derajat 1 Petugas Ambulans & Perawat

Bantuan Hidup Dasar, pemberian oksigen, pemberian obat2 an, keterampilan perawatan trakeostomi & suction ( PPGD basic 2 / Emergency Nursing Basic 2 / Intermediate Level)

Kendaraan HDS/ ambulans,oksigen, suction,tiang infus portable,infus pump dengan baterai,oksimetri

RSAU dr.M.Salamun 20

Page 21: Buku Saku Rsau

Derajat 2 Dokter, perawat & petugas ambulans

Semua keterampilan diatas, ditambah : penggunaan alat pernafasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan kantong pernafasan (bag-valve mask) penggunaan defibrriliator, penggunaan monitor intensif

Ambulans, semua peralatan diatas ditambah : monitor EKG & tekanan darah & defibrillator bila diperlukan.

Derajat 3 Dokter, perawat & petugas ambulans

Dokter : Keterampilan BHD & lanjut (GELS/ACLS/ATLS) harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/ kritis Perawat : Keterampilan BHD & lanjut (PPGD Basic 2 / Emergency Nursing Intermediate Level) Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/kritis

Ambulans lengkap/AGD Gawat Darurat, monitor EKG portable yang lengkap, ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi standr minimal.

ASESMEN PASIEN (AP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Kapan asesmen awal harus diselesaikan?

Asesmen awal medis dan keperawatan harus diselesaikan dalam waktu 24 jam pertama sejak pasien masuk sebagai pasien rawat inap

Asesmen untuk pasien gawat darurat harus segera diselesaikan.

Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.

Asesmen medis yang dilakukan kurang dari 30 hari, maka setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan sejak asesmen harus dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap.

2. Siapa dan apa saja yang Pengkajian dilakukan oleh dokter dan petugas klinis RSAU dr.M.Salamun 21

Page 22: Buku Saku Rsau

dikaji saat penerimaan pasien baru di rawat inap?

lainnya. Pengkajian pasien baru rawat inap adalah riwayat

kesehatan, data keadaan fisik termasuk skrining resiko nutrisi, skrining nyeri , skrining resiko jatuh, skrining resiko dekubitus , data psikologis, social, ekonomi dan spiritual.

Semua pengkajian dicatat dalam rekam medis rawat inap sesuai kelompok pasien.

SPO Asesmen awal medis rawat inap

3. Siapa dan apa saja yang dikaji saat penerimaan pasien baru di rawat jalan?

Pengkajian dilakukan oleh dokter dan petugas klinis lainnya.

Pengkajian pasien baru rawat jalan adalah riwayat kesehatan, data keadaan fisik termasuk skrining resiko nutrisi, skrining nyeri, skrining resiko jatuh, data psikologis, social, ekonomi.

Semua pengkajian dicatat dalam rekam medis rawat jalan.

SPO Asesmen awal medis rawat jalan

4. Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit?

Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan menetalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas.

5. Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit

Pengkajian rasa nyeri menggunakan :a. Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1

tahun, b. Face Leg Activity Cry Consolability (FLACCS) untuk

usia 1‐3 tahun, c. Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3

tahun dan Numeric Scale untuk dewasa.

Wong Baker Faces Rating Scale & Numeric Scale

6. Siapakah yang berhak melakukan pengambilan sample darah untuk pemeriksaan laboratorium?

a. Untuk ruang rawat inap dilakukan perawatb. Untuk pasien rawat jalan/APS/Lab dilakukan

oleh analis laboratorium.c. Untuk pemeriksaan Bleeding time dilakukan

oleh analis laboratorium

7. Bagaimana alur pelaporan nilai kritis

Bila ditemui pemeriksaan yang masuk dalam kategori nilai kritis maka petugas harus melaporkan ke dokter

RSAU dr.M.Salamun 22

Page 23: Buku Saku Rsau

laboratorium? penanggung jawab Pelayanan (DPJP) atau ke perawat ruangan yang kemudian segera dilaporkan ke DPJP untuk segera ditindak lanjuti. Selanjutnya petugas mencatat dalam rekam medis sesuai prosedur pelaporan.

SPO Tata cara pelaporan nilai kritis laboratorium

8 Apa saja yang termasuk nilai kritis laboratorium dan berapa nilainya?

Nilai kritis pemeriksaan Kimia Klinik :a. Glukosa kurang dari 60 ml/dl serta lebih dari 700 ml/dl.b. Hasil Cholesterol Total kurang dari hasil HDL dan LDLc. Triglyserida Lebih dari 500 ml/dld. SGOT lebih dari 600 U/le. SGPT lebih dari 600 U/l atau selisih SGOT dan SGPT

lebih dari 300 U/l.

Nilai kritis BGA (Blood Gas Analyser) :a. PH Kurand dari 7,30 atau lebih dari 7,50b. PO2 kurang dari 60 mmHgc. PCO2 Lebih dari 70 mm Hgd. Hasil bisa keluar sebagian atau seluruhnya.

Nilai kritis Elektrolit :a. Natrium kurang dari 120 mmol/Lb. Kalium Kurang dari 3 mmol.Lc. Clorida kurang dari 80 mmol/L

Nilai Kritis Hematologi :

a. Lekosit Kurang dari 2000 mm3 atau lebih dari

25.000 mm3

b. Hemoglobin Kurang dari 2 g/dL atau lebih dari 18 g/dL

c. Hematokrit kurang dari 6 % atau Lebih dari 60 %.

d. Trombosite Kurang dari 20.000 atau lebih dari

800.000.

e. Jika salah satu nilai kritis terpenuhi maka harus di

buat Hapusan untuk di baca sebagai Hapusan Darah

Tepi (HDT)

Nilai Kritis Faal Hemostatis :

1. PPT nilai lebih dari 35"

2. PTT nilai lebih dari 60”

RSAU dr.M.Salamun 23

Page 24: Buku Saku Rsau

PELAYANAN PASIEN (PP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja yang termasuk pasien resiko tinggi dan pelayanan beresiko tinggi di RS?

a. Pasien keadaan kasus emergensi.b. Pasien menggunakan layanan resusitasic. Pasien dengan pemberian darah dan produk darahd. Pasien yang menggunakan ventilatore. Pasien dengan penyakit menularf. Pasien dengan penurunan kekebalan tubuh

(immunosupressed)g. Pasien yang menjalani dialisish. Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)i. Pasien usia lanjut, keterbatasan fisik / cacat, anak–anak

dan populasi yang berisiko disiksa.j. Pasien yang mendapat kemoterapi atau terapi lain yang

beresiko tinggi.

2. Apa yang harus dilakukan bila terjadi henti jantung dan atau henti napas pada pasien?

Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

SPO Penanganan Resusitasi Jantung Paru

3. Apa sajakah kelengkapan labu darah pada saat diterima dari Bank darah?

a. Labu darah sudah diberi label bebas infeksi penyakit menular antara lain : HCV, HIV, HBsAg dan VDRL dengan hasil negative

b. Lembar cross match setiap labu darahc. Formulir reaksi transfusi yang menerangkan ada atau

RSAU dr.M.Salamun 24

Page 25: Buku Saku Rsau

tidaknya reaksi transfusi

4. Bagaimana penanganan bila terjadi reaksi transfusi darah?

a. Hentikan transfusib. Bawa labu darah sisa yang menyebabkan reaksi transfusic. Bawa formulir reaksi transfusi ke bank darah

5. Apakah boleh labu darah dikempit di ketiak?

TIDAK BOLEH, karena dapat menyebabkan lisis pada labu darah. Darah akan hangat dengan sendirinya jika dibiarkan di suhu ruangan.

6. Bagaimana cara penanganan pasien dengan penyakit menular?

Memutuskan rantai penularan atau memperlambat penyebaran virus penyakit menular dengan mengisolasi pasien yang terjangkit penyakit menular

6. Bagaimana cara penanganan pasien dengan perilaku di luar kendali?

a. Tahan gerakan pasien dengan cara mengunci gerakan tangan, kepala ataupun kaki pasien

b. Cegah terjadinya luka ataupun hal-hal yang tidak diinginkan pada pasien maupun orang lain yang terlibat.

SPO Pelayanan pasien dengan restraint

8 Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien?

Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhipermintaan.SPO Penyimpanan MakananSPO Penyajian MakananSPO Pendistribusian Makanan

9 Bagaimana prosedur penanganan pasien yang kesakitan atau mengalami nyeri?

SPO Manajemen nyeri

10 Bagaimana prosedur penanganan pasien‐pasien dalam tahap terminal?

Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan.

SPO Pelayanan Pasien Tahap Terminal

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja jenis anestesi yang anda ketahui?

Terdapat 3 teknik anestesi yaitu : anestesi umum, anestesi regional dan anestesi lokal

2. Apa saja yang dijelaskan pada pasien saat kunjungan pra anestesi ?

a. Kunjungan pra-anestesi dapat dilakukan di ruang rawat, Poliklinik anestesi, tempat lain bila kondisi mengharuskan.

b. Persiapan Pra Anestesi untuk pasien :1) Operasi Elektif :

Puasa minum susu atau makanan padat 8 jam sebelum operasi.

Puasa air putih 6 jam sebelum operasi.

RSAU dr.M.Salamun 25

Page 26: Buku Saku Rsau

Kecuali pasien yang mendapat terapi oral, obat dapat diminumkan sesuai jadwal dengan bantuan maksimal 2 atau 3 sendok makan air putih.

2) Operasi Cito: Puasa 6 jam sebelum operasi. Bila puasa kurang

dari 6 jam, pasien harus dipasang NGT

SPO Kunjungan Pra Anestesi

3. Apa saja yang dijelaskan pada pasien saat visite pre operasi?

Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan pembedahan Pilihan teknik anestesi Resiko-resiko dan keuntungan teknik operasi Hasil pemeriksaan penunjang (laboratoriun dan radiologi) Bila perlu, memberikan obat-obatan sebelum tindakan

operasi

SPO Pelayanan Bedah

4. Apa saja yang dlaksanakan pada proses verifikasi preoperatif ?

Memverifikasi kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, meliputi proses Check in, Sign In, Time Out, Sign Out , Check out. (SKP IV)

Memastikan semua dokumen , foto (images) hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label baik dan dipampang.

Memverifikasi keberadaan peralatan khusus dan atau implant-implant yang dibutuhkan.

MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa yang di maksud dengan obat LASA/NORUM?

Bagaimana penyimpanan obat LASA di RS?

Obat LASA (Look Alike Sound Alike) / NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip). “Look Alike” adalah obat yang tampilannya mirip baik bentuk dan warna maupun konsentrasinya, sedangkan “Sound Alike” adalah obat yang pelafalannya terdengar mirip

Penyimpanan obat LASA :a. Rak/Lemari penyimpanan Obat LASA di gudang maupun di

unit pelayanan harus “diberi label segiempat warna kuning bertuliskan LASA berwarna merah” diatasnya.

b. Penyimpanan/peletakan obat-obat LASA satu sama lain harus diberi jarak/terseling dengan minimal dua obat non LASA (bila satu baris) dalam satu rak.

c. Untuk obat LASA yang dikeluarkan dari kemasan dan dipindahkan ke kemasan lain harus diberi etiket dengan penulisan menggunakan huruf capital dengan warna dan ukuran yang cukup sehingga terbaca dengan jelas contoh DIAzepam, LORAzepam, CeFOTAxim, ceFUROxim.

SPO Pengelolaan obat- obat LASA (Look Alike Sound Alike)

2. Bagaimana Cairan elektrolit pekat (KCl 7,46%, NaCl 3%) harus RSAU dr.M.Salamun 26

Page 27: Buku Saku Rsau

penyimpanan cairan elektrolit pekat di RS?

ditempatkan terpisah dengan obat lain dan di beri label high alert dan tulisan “cairan elektrolit pekat harus diencerkan sebelum digunakan”

Cairan elektrolit pekat hanya disimpan ditempat akses terbatas yaitu di gudang IFRS, ICU, IGD, OK, Unit Hemodialisa, tidak boleh disimpan di ruang perawatan pasien kecuali dibutuhkan secara klinis.

SPO Penyimpanan Cairan Elektrolit Pekat

3. Bagaimana memastikan obat emergency tersimpan baik dan mudah diakses?Bagaimana pengelolaan obat emergency?

a. Obat emergensi disimpan di troli/wadah khusus emergensi di area terdekat pasien.

b. Troli/wadah emergensi harus selalu terkunci dan tersegel plastik/kertas, hanya digunakan keadaan darurat/Code blue dan ada petugas penanggung jawab troli emergensi diruangan.

c. Kunci troli/wadah obat emergensi harus diserahterimakan setiap pergantian shift dengan buku serah terima dan harus selalu dibawa oleh petugas penanggung jawab troli/wadah emergensi tersebut.

d. Bila akan digunakan, segel digunting, segel kertas dirobek dan kunci dibuka, tenaga kesehatan yang menggunakan obat harus mencatat jumlah yang dipakai, nama pasien,nomor rekam medis, nama dokter yang menginstruksikan, tanggal pemakaian dan paraf petugas pada buku emergensi

e. Setiap kali pemakaian obat emergensi pada jam kerja, petugas membawa buku dan resep pengganti obat emergensi dalam waktu 2 jam ke IFRS untuk minta penggantian.

f. Setiap tiga bulan sekali petugas farmasi melakukan supervisi dengan membuka segel troli/wadah obat emergensi untuk melakukan pemeriksaan tentang kelengkapan sesuai daftar obat yang meliputi nama obat, satuan, jumlah, kadaluarsa obat dan kerusakan obat lainnya dengan bukti buku yang ditanda tangani oleh petugas farmasi dan penanggungjawab obat ruangan.

g. Dalam keadaan tertentu dimana farmasi tutup, lemari terkunci, atau hari libur mendadak obat habis, maka petugas mengajukan permintaan obat pengganti ke IGD dengan membawa buku catatan obat emergensi ruangan.

h. Bila obat yang di butuhkan di poliklinik atau ruang perawatan tidak tertera dalam daftar obat di troli emergensi, maka dapat menggunakan resep perorangan dari dokter untuk dilayani di IGD.

i. Petugas penanggung jawab obat emergensi ruangan harus bekerjasama dengan Tim Code Blue RSAU dr. M. Salamun.

SPO Pengelolaan obat emergensi

4. Bagaimana Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan alergi terhadap obat serta pelaporannya?

a. Monitor dilakukan oleh dokter, perawat dan apotekerb. Petugas medis dan paramedis mengamati setiap kejadian

yang dinilai atau dicurigai terkait efek samping obat, ditulis dalam rekam medis dan blanko MESO.

c. Blangko MESO yang sudah terisi dikirim ke IFRS untuk didokumentasikan serta ditindaklanjuti untuk pembuatan laporan resmi.

d. Laporan resmi MESO dilaporkan ke TFT (Tim Farmasi dan RSAU dr.M.Salamun 27

Page 28: Buku Saku Rsau

Terapi), untuk ditindaklanjuti sebagai laporan resmi dari rumah sakit dan ditandatangani kepala rumah sakit.

e. Laporan MESO rumah sakit dikirim kepada Kepala BPOM RI dan instansi terkait sesuai ketentuan.

SPO Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

5. Bagaimana prosedur pengelolaan obat yang dibawa oleh pasien sendiri ?

a. DPJP atau perawat ruangan menanyakan kepada pasien tentang obat yang sedang dikonsumsi atau dibawa dari luar rumah sakit.

b. Jika disetujui penggunaannya oleh DPJP, maka obat diserahkan kepada petugas ruangan dan dicatat dalam rekam medis pasien.

c. Petugas ruangan menyerahkan resep baru dan obat rekonsiliasi ke IFRS, disertai dengan bukti serah terima.

d. Obat yang dibawa pasien harus diverifikasi identitasnya oleh instalasi farmasi.

e. Jika obat tersebut mau digunakan kembali dalam proses pengobatan, harus diresepkan oleh Dokter.

f. Jika obat tidak digunakan, maka obat dikembalikan kepada pasien saat pulang perawatan.

g. Penyerahan kembali obat kepada pasien atau keluarganya saat pulang dikonseling/edukasi oleh Apoteker

SPO Obat yang dibawa pasien dari luar rumah sakit

4. Bagaimana pelaporan insiden apabila terjadi medication error ?

Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error boleh melaporkan kejadian tersebut sesuai prosedur yang ditetapkan.

SPO Pelaporan Insiden.

5. Bagaimana kebijakan RS tentang persyaratan resep yang lengkap?

Resep harus memenuhi kelengkapan: Identitas pasien memuat nama, umur serta No RM. Penulisan resep obat dengan mencantumkan nama obat, dosis

atau kekuatan obat, serta aturan pakai. Penulisan nama obat dapat menggunakan nama generik atau

paten sesuai formularium RSAU dr. M. Salamun. Untuk intruksi pemakaian khusus agar dituliskan setelah

penulisan aturan pakai. Untuk penulisan obat Lasa atau Norum agar ditulis secara

jelas. Petugas farmasi akan mengkonfirmasi ke dokter penulis resep

jika penulisan resep tidak sesuai ketentuan di atas. Untuk pemesanan obat kepentingan emergency dapat

dilakukan secara verbal per telpon dan resep aslinya harus disusulkan kemudian.

Pemesanan obat secara verbal oleh dokter harus ditulis oleh petugas farmasi secara lengkap, kemudian dikonfirmasikan ke dokter dengan dibaca.

Untuk resep anak harus dengan mencantumkan berat badan

RSAU dr.M.Salamun 28

Page 29: Buku Saku Rsau

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Adakah standarisasi singkatan dan simbol yang boleh dipakai di RS ini?

RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan

SPO Penggunaan simbol (kode warna) dan singkatan

2. Bagaimana cara RS melindungi berkas rekam medis pasien dari kehilangan / kerusakan / penyalahgunaan?

Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut.

Penyimpanan Rekam Medisa. Petugas Rekam Medis menyimpan berkas Rekam Medis aktif

dan non aktif pada ruangan khusus untuk menyimpan berkas Rekam Medis.

b. Selain petugas Rekam Medis tidak diperbolehkan masuk ke ruangan penyimpanan tanpa seizin dari Kepala Medis dan Ketua Tim Rekam Medis.

c. Petugas mengunci ruang penyimpanan Rekam Medis bila ruangan ditinggal tanpa pengawasan.

d. Kunci ruangan selain dimiliki oleh petugas penyimpan Rekam Medis, juga dimiliki oleh Kepala Medis dan Ketua Tim Rekam Medis.

SPO Penjagaan keamanan dan kerahasiaan RM

3 Bagaimana prosedur Alur Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit ?

Alur Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit.

ALUR PENDAFTARAN/KUNJUNGAN PASIEN

RSAU dr.M.Salamun 29

Page 30: Buku Saku Rsau

KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda?

Uraian jabatan adalah menjelaskan dasar penugasan jabatan, dasar orientasi terhadap pekerjaan dan dasar evaluasi tentang seberapa baik melaksanakan tanggungjawab tugas dalam jabatannya..

Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan yang dimiliki.

Uraian jabatan RSAU dr.M.Salamnun disimpan oleh bagian personalia / Urusan Personel (Urpers), unit kerja tempat bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh yang bersangkutan.

RSAU dr.M.Salamun 30

Page 31: Buku Saku Rsau

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) itu?

Rumah sakit melaksanakan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yaitu mengidentifikasi, mengendalikan, melindungi dan menurunkan risiko infeksi yang dibuat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga suka rela, pengunjung, dan lingkungan RS.

Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PPI untuk menjalankan program PPI RS.

2. Bagaimana pengelolaan limbah Rumah Sakit

Limbah RS dibagi 2 macam yaitu limbah padat medis dan limbah cair medis.

a. Limbah padat medis terdiri 4 jenis.1) Limbah padat medis infeksius, adalah sampah yang

terkontaminasi cairan tubuh pasien, pewadahannya dimasukan tempat sampah yang sudah dilapisi kantung plastik warna KUNING. Contoh :Infus Set, Kateter/kantung urine, Masker, Sarung Tangan, Jaringan tubuh, dll .

2) Limbah padat medis non infeksius adalah sampah yang tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien, pewadahannya dimasukan tempat sampah yang sudah dilapisi kantung plastik warna HITAM. Contoh :plastik pembungkus spuit, kertas, dll).

3) Limbah medis Benda tajam, , adalah sampah yang dapat menusuk/melukai dan terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien, pewadahannya dimasukan box tahan tusuk ( safety box) berwarna KUNING. Contoh : jarum suntik, pisau bedah, dll.

4) Limbah daur ulang, adalah sampah yang tidak terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien dan dapat di olah kembali, pewadahannya dimasukan kedalam tempat sampah yang sudah dilapisi kantung plastic berwarna PUTIH. Contoh : Plabot infuse, vial, bootol, dll

b. Limbah cair medis adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit dan kemungkinan mengandung mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Pembuangannya dimasukan kedalam kloset/septic tank ( feses dan urine ), cairan WSD, nanah, cairan dari botol suction, dll , di tuangkan kedalam saluran IPAL

3. Bagaimana standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit?

6 langkah cuci tangan yang benar sesuai WHO yaitu bersihkan :1. Te lapak tangan.2. Pung ung tangan.3. Sela – sela jari tangan.4. Empat jari saling mengunci 5. Sekeliling ibu jari putar-putar

RSAU dr.M.Salamun 31

Page 32: Buku Saku Rsau

6. Ujung jari putar-putar

4. Subutkan 2 cara cuci tangan ?

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :1. HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40 – 60

detik (6 hitungan)2. HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya : 20 –

30 detik (3 hitungan)

5. Bagaimana etika saat anda batuk atau bersin?

Etika saat batuk atau bersin adalah : Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan

tisu/saputangan atau lengan dalam baju anda Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam

tempat sampah Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau pencuci

berbasis alkohol Gunakan masker

RSAU dr.M.Salamun 32

DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARARSAU dr. M. SALAMUN

6 langkah Kebersihan Tangan

Page 33: Buku Saku Rsau

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

RSAU dr.M.Salamun 33

Page 34: Buku Saku Rsau

RSAU dr.M.Salamun 34

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana jalur evakuasi di RSAU dr.MSalamun?

a. Denah jalur evakuasi di RSAU.dr M.Salamun.b. Titik Kumpul di RSAU.dr M.Salamun adalah : 1) Depan IGD 2) Halaman parker depan RSAU 3) Parkir belakang (parker karyawan) RSAU

DENAH JALUR EVAKUASI :

Hal 44

2. Bagaimana prosedur penggunaan APAR?

Prosedur penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) :

Tarik keluar segel pengaman handle picu Angkat nozel ke area bebas Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 / powder keluar Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu Jarak APAR dengan titik api sekita 2 meter

Page 35: Buku Saku Rsau

4. SIMBOL-SIMBOL

a. Titik Kumpul

c. Petunjuk Evakuasi

Hal 50

d. Bahan Mudah Terbakar

Hal 50

e. Simbol B3

Hal 50

f. Simbol Bahaya Radiasi

RSAU dr.M.Salamun 35

Page 36: Buku Saku Rsau

LAMPIRAN

DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSAU dr.M.SALAMUN

NO NAMA OBAT SATUAN KET

1 2 3 4

1 Phinev Ampul Antagonist Andrenergik

2 Adrenalin Ampul Agonist Andrenergik

3 Pehacain Ampul Anastesi Lokal

4 Vascon Ampul

5 Levosol Ampul

6 Propanolol 10 mg Tablet Antagonist Andrenergik

7 Propanolol 40 mg Tablet Antagonist Andrenergik

8 Farmadral Tablet

9 Halothane Cairan Anastesi

10 Isofluorane Cairan Anastesi

11 Servoflurane Cairan Anastesi

12 Midazolam Ampul Anastesi

13 Valisanbe Tablet Psikotropika

14 Stesolid Tablet Narkotika

15 Stesolid rectal Suppo Narkotika

16 Stesolid Ampul Narkotika

17 Recovol Ampul Anastesi

18 KTM Ampul Anastesi

19 Morfin Ampul Narkotika

RSAU dr.M.Salamun 36

Page 37: Buku Saku Rsau

20 MST Tablet Narkotika

21 Fentanyl Ampul Narkotika

22 Lidokain Ampul Anastesi Lokal

23 Kendaron Tablet

24 Cordaron Ampul

25 Tyarit Tablet

26 Simarc 2 Tablet

27 Arixtra Ampul Anti Trombotik

28 Pradaxa Tablet

29 Acitilis Ampul

30 Streptase Ampul Anti Trombotik

31 Bleocin Ampul

32 Aminofusin Hepar Cairan Nutrisi Parenteral

33 Aminosteril N-Hepa Cairan Nutrisi Parenteral

34 Aminosteril Infant Cairan Nutrisi Parenteral

35 Comafusin Hepar Cairan Nutrisi Parenteral

36 Kalbamin Cairan Nutrisi Parenteral

37 Meylon Cairan Nutrisi Parenteral

38 Otsu NaCL 3% Cairan Elektrolit Pekat

39 Triofusin Cairan

40 Tutofusin Cairan

41 Glucobay 50 mg Tablet OAD Oral

42 Glucobay 100 mg Tablet OAD Oral

43 Eclid 50 mg Tablet OAD Oral

44 Eclid 100 mg Tablet OAD Oral

45 Acrios 50 mg Tablet OAD Oral

46 Acrios 100 mg Tablet OAD Oral

47 Glibenklamide Tablet OAD Oral

48 Glucodex Tablet OAD Oral

49 Glimepirid 1 Tablet OAD Oral

50 Glimepirid 2 Tablet OAD Oral

51 Glimepirid 3 Tablet OAD Oral

52 Glimepirid 4 Tablet OAD Oral

53 Amaryl 1 Tablet OAD Oral

54 Amaryl 2 Tablet OAD Oral

RSAU dr.M.Salamun 37

Page 38: Buku Saku Rsau

55 Amaryl 3 Tablet OAD Oral

56 Amaryl 4 Tablet OAD Oral

57 Solosa 1 Tablet OAD Oral

58 Solosa 2 Tablet OAD Oral

59 Solosa 3 Tablet OAD Oral

60 Solosa 4 Tablet OAD Oral

61 Diaversa 1 Tablet OAD Oral

62 Diaversa 2 Tablet OAD Oral

63 Diaversa 3 Tablet OAD Oral

64 Diaversa 4 Tablet OAD Oral

65 Gliquidone Tablet OAD Oral

66 Glurenorm Tablet OAD Oral

67 Metformin 500 mg Tablet OAD Oral

68 Metformin 850 mg Tablet OAD Oral

69 Diabemin 500 mg Tablet OAD Oral

70 Diabemin XR 500 mg Tablet OAD Oral

71 Pioglitazone TI Tablet

72 Deculin 15 mg Tablet

73 Deculin 30 mg Tablet

74 Dopamin Ampul

75 Udopa Ampul

76 Dobuject Ampul

77 Inodex Ampul

78 Codein Tablet Narkotika

79 Codipront Kapsul Narkotika

80 Codipront Expectorant Kapsul Narkotika

81 Pethidin Tablet Narkotika

82 Tramal Ampul Narkotika

83 Tramal Tablet Narkotika

84 Trunal Dx Ampul Narkotika

85 Trunal Dx Tablet Narkotika

86 Atracurium Ampul

87 Prostigmin Ampul

88 Ivelip Cairan

89 Humalog Pen OAD Parenteral

RSAU dr.M.Salamun 38

Page 39: Buku Saku Rsau

90 Humulin N Pen OAD Parenteral

91 Humulin 30/70 Pen OAD Parenteral

92 Humulin R Pen OAD Parenteral

93 Lantus Pen OAD Parenteral

94 Levemir Pen OAD Parenteral

95 Novomix Pen OAD Parenteral

96 Novorapid Pen OAD Parenteral

97 Humalog mix Pen OAD Parenteral

98 MgSO4 20% Cairan Elektrolit Pekat

99 MgSO4 40% Cairan Elektrolit Pekat

100 Induxin Ampul

101 Otsu KCL 7,46 % Cairan Elektrolit Pekat102 Aqua Pro Inj 100 ml Cairan 103 Aqua Pro Inj 500 ml Cairan 104 Dextrosa 40 % Cairan Elektrolit Pekat

RSAU dr.M.Salamun 39

Page 40: Buku Saku Rsau

NO NAMA OBAT OBAT SERUPA SATUAN KET

1 Acetazolamide Acetohexamide Ampul 2 Alprazolam Lorazepam Tablet 3 Amantadine Amiodarone Tablet 4 Amlodipin Amiloride Tablet 5 Antacid Atacand Tablet 6 Arixtra Arista AH Ampul 7 Atorvastatin Atomoxetine Tablet 8 Benadryl Benazepril Tablet 9 Celexa Zyprexa Vial

10 Cerebryx Celebrex Tablet 11 Chlorpramazine Chorpropamide Ampul 12 Clobazam Clorazepam Tablet 13 Depakote Depakote ER Tablet 14 Diflucan Diprivan Ampul 15 Dimenhydrinate Dipenhydramine Ampul 16 Diovan Dioval Tablet 17 Dobutamine Dopamine Ampul 18 Duloxetine Fluoxetine Ampul 19 Ephedrine Epinephrine Ampul 20 Guaifenesin Guanfacine Ampul 21 Humalog Humulin Pen 22 Humalog Novolog Pen 23 Hydralazine Hydroxyzine Tablet 24 Ketorolac Ketalar Ampul 25 Klonopin Clonidine Tablet 26 Lasix Farsix Ampul 27 Misoprostol Mifepristone Tablet 28 Nifedipine Nicardipine Ampul 29 Phenobarbital Pentobarbital Ampul 30 Prednisone Prednisolone Tablet 31 Olamzapine Quetiapine Ampul 32 Zyprexa Celexa Vial 33 Losex Lasix Ampul

RSAU dr.M.Salamun 40

Page 41: Buku Saku Rsau

DAFTAR SINGKATAN DI RSAU dr. M. SALAMUN

AF = Arial FibrilationAT = Aortic InsufficiencyAMI = Acut Myocard InfarctAP = Window Aortic PulmonaryAR = Aortic RegusgitationARDS = Adult Respiratory Distress Syndrome ASD = Atrial Septal DefectASHD = Arterio Sclerosis Heart DiseaseASI = Aoetic Stenosis InsuffisiensiAVM = Aortic Venous MalformationCAD = Coronary Atrial DiseaseCHD = Congenital Heart DiseaseCHF = Congestive Heart FailureVT = Ventricular TachydardiCOPD = Chronic Obstruktive Pulmonary DiseaseCPC = Cor Pulmonary ChronicHHD = Hypertensi Heart DiseaseHHF = Hypertensi Heart FailureIHD = Ischemic Heart DiseaseIHSS = Idiopathy Hypertrophy Subaortic StenosisLBBB = Left Blok Bundle BranchLHF = Left Heart FailureLVH = Left Ventricular HypertrophyMI = Mitral InsuffisiensiMS = Mitral StenosisMSI = Mitral Stenosis InsuffisiensiMVP = Mitral Valve ProlapsMVR = Mitral Valve RegusgationNCD = Non Cardiac DiseasePE = Pericarditis EffusionPHT = Pulmonary HypertensiPJK = Payah Jantung KronikPPH = Primary Pulmonary HypertensiPS = Pulmonary StenosisPVC = Premature Ventricular TachycardiaPVT = Paroxymal Ventricular TachycardiaPSVT = Paroxymal Supra Ventricular TachycardiaRBBB = Right Bundle Branch BlockRHD = Rheumatic Heart DiseaseSBE = Sub Acute Bacterial Endocarditis

SVT = Supra Ventricular Tachycardia

RSAU dr.M.Salamun 41

Page 42: Buku Saku Rsau

TI = Tricuspid Insuffisiency

TIA = Transient Ischemic Attack

VCSS = Vena Cava Syndrome Superior

VSD = Ventricular Septal Defect

URI = Upper Recpiratory Infection

UTI = Urinary Tract Infection

ISK = Infeksi Saluran Kencing

ISPA = Infeksi saluran Pernafasan Atas

GEA = Gastri Enteritis Acute

CFR = Chronic Renal Failure

DM = Diabetes Melitus

PPOM = Penyakit Paru Obstruksi Menahun

ARDS = Adult Respiratory Distree Syndrome

AFR = Acute Renal Failure

CAH = Chronic Active Hepatitis

CHBV = Chronic Active Hepatitis B Virus

CLL = Chronic Lymphocytic Laukemia

CML = Chronic Myelocytic Leukimia

DBD = Demam Berdarah Dengue

DHF = Dengue Haemorrhagic Fever

DI = Diabetic Insipidue

DMPS = Dysmyeloproliferetive Syndrome

MRDM = Malnutrition retaled Disbetes Mellitus

DSS = Dengus Shock Syndrome

FUO = Febris Unknow Origin

GGA = Gangguan Ginjal Acut

GGK = Gangguan Ginjal Kronik

GTG = Gangguan Tolerensi Glucosa

RSAU dr.M.Salamun 42

Page 43: Buku Saku Rsau

GNC = Glomerullo Nephritis Chronic

P = Bel’s Palsy

CVA = Cerebro Vascular Accident

CP = Cerebral Palsy

CPA = Cerebello Pontine Angle

CVD = Cerebro Vascular Disease

DRA = Demam rheumatic Acute

GBS = Guillain Barre Syndrome

ICA = Intra Cerebral Accident

LP = Lumbal Functie

LBP = Low Back pain

PIC = Perdarahan Intracrania Cerebral

SOO = Syndrome Otak Organik

SOP = Space Occupyng Process

SSPE = Sub Acute Sclerosing Pan Encephalitis

SDH = Sub Dural Haemorrhagic

TIA = Toxic Epidural Neuralgia

TR = Tricuspid Regurgitation

VUR = Vesico Uteric Reflux

UPJS = Ureter Pelvic Junction Stenosis

WPWS = Wolf Parkinson White Syndrome

ISPA = Infeksi Saluran Pernafasan Atas

UTI = Urinary Tract Infection

URI = Upper Recpiratory Infection

KP = Koch Pulmonary

GEA = Gastro Enteritis Acute

KKP = Kekurangan Kalori Protein

ASI = Air Susu Ibu

RSAU dr.M.Salamun 43

Page 44: Buku Saku Rsau

BBRL = Berat Bayi Baru Lahir

AS = Apger Score

LCF = Liquar Cerebro Spinal Fluid

RDS = Respiratory Distress Syndrome

HMD = Hyaline Membrane Disease

APS = Ante Partum Bleeding

CIN = Cervical Intraepithelial Neoplasm

CPD = Cephalo Pelvic Disproportion

DUB = Dysfunction Uterine Bleeding

HPP = Haemorrhagic Post Partum

KET = Kehamilan Ectopic Terganggu

PP = Ketuban Pecah Premature

LSCS = Low Sediment Caesar Section

MR = Menstrual Regulation

PPT = Placenta Pravia Totalis

PRM = Premature Rupture mambubung

RUI = Rupture Uteri

COPD = Chronic Obstructive pilmonary Disease

ALO = Acute Long Oedema

BP = Broncho Pneumonia

PPLO = Pleuro Pneumonia Like Organism

PPOM = Penyakit Paru Obstruksi Menahun

RSAU dr.M.Salamun 44

Page 45: Buku Saku Rsau

BUKU SAKU AKREDITASI

RSAU dr. M. SALAMUN2015

RSAU dr.M.Salamun 45

Page 46: Buku Saku Rsau

RSAU dr.M.Salamun 46