Buku Saku Mantri Pengairan

download Buku Saku Mantri Pengairan

of 25

Transcript of Buku Saku Mantri Pengairan

KATA PENGANTAR Dalam menunjang pengelolaan air pada jaringan irigasi diperlukan adanya pegangan berupa buku saku para Mantri/Juru Pengairan dan agar diperoleh keseragaman. Kegiatan bertujuan untuk Eksploitasi Pemeliharaan tanam meningkatkan intensitas

Propinsi Banten Penyusun DAFTAR ISI ISTILAH-ISTILAH ISTILAH BIDANG PENGAIRAN ISTILAH BIDANG PERTANIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MANTRI PENGAIRAN (JURU PENGAIRAN) TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENJAGA PINTU TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENJAGA SALURAN JADWAL TUGAS HARIAN MANTRI ALAT UKUR ALAT UKUR THOMSON TABEL ALAT UKUR THOMSON ALAT UKUR CIPOLETTI TABEL ALAT UKUR CIPOLETTI ALAT UKUR ROMIJN TABEL DAN RUMUS-RUMUS ROMIJN DAFTAR DEBIET AIR TERJUN MELALUI SKOTBALK DAFTAR DEBIET AIR, PENGALIRAN MELALUI MERCU DAFTAR DEBIET AIR, PENGALIRAN MELALUI LUBANG ALAT UKUR PARSHALL FLUME TABEL ALAT UKUR PARSHALL FLUME EKSPLOITASI PENGATURAN AIR DAN BLANKO OPERASI & PEMELIHARAAN PEMBAGIAN AIR PENYETELAN PINTU PENGATUR MEMERINTAH DAN MENGAWASI PENJAGA PINTU AIR EKSPLOITASI BENDUNG

dengan mengatur dan memberikan air secara efesien berdasarkan pola tanam dan tata tanam yang telah oleh panitia Irigasi. Dalam buku saku ini berisi antara lain : Istilah-istilah bidang pengairan dan pertanian Uraian tugas Mantri/Juru Pengairan, Penjaga Pintu dan Penjaga Saluran Tabel-tabel untuk menghitung debit air pada berbagai alat ukur Blanko prosedur Operasi dan Pemeliharaan Pengamanan pengairan Buku saku Mantri/Juru Pengairan ini merupakan perbaikan dari buku saku pertama yang disatukan dengan buku saku Pengamat dimana tentunya masih diperlukan perbaikan yang diharapkan dari petugas lapangan. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

KEKURANGAN AIR DAN PENGATURAN GILIRAN PENGATURAN GOLONGAN BLANKO OPERASI PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMBUANGAN PENGAMAMANAN SUMBER AIR, JARINGAN DAN LAHAN IRIGASI SEMPADAN SITU, WADUK, RAWA DAN MATA AIR SEMPADAN SUNGAI SEMPADAN IRIGASI LAHAN IRIGASI PELANGGARAN DAN SANKSI PELANGGARAN SANKSI PIDANA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) MITRA CAI STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR PEMBINAAN KRITERIA LAIN-LAIN SIKLUS HIDROLOGI SYARAT PETAK TERSIER YANG TEKNIS KONVERSI UKURAN LENGKUNG KAPASITAS TEGAL

I. ISTILAH-ISTILAH I.1. ISTILAH BIDANG PENGAIRAN Air, adala semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat di laut; Sumber Air, adalah tempat-tempat dan wadah air, baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan tanah; Pengairan, yang adalah suatu di bidang permbinaan baik yang atas air, termasuk kekayaan alam bukan hewani terkandung dalamnya, alamiah maupun yang telah diusahakan oleh manusia; Tata Pengaturan Air, adalah segala usaha untuk mengatur penguasaan, pembinaan seperti pemilikan, penggunaan, pengelolaan,

pengusahaan, dan pengawasan atas air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam

bukan hewani yang terkandung di dalamnya, guna mencapai manfaat yang sebesar-besarnya dalam Tata memenuhi hajat hidup susunan atau menurut dan dan peri letak kehidupan Rakyat; Pengairan, adalah air sumber-sumber bangunan ketentuan dan bangunanketentuandisuatu

Panitia Irigasi, adalah panitia irigasi Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya; Penyediaan Air Irigasi, adalah penentuan banyaknya air yang dapat digunakan untuk menunjang pertaniaan; Pembagian Air Irigasi, adalah penyaluran air yang dilaksanakan oleh pihak yang berwenang dalam jaringan irigasi utama hingga saluran tersier; Pemberian Air Irigasi, adalah penyaluran jatah air dari jaringan utama ke petak tersier; Penggunaan Air Irigasi, adalah pemanfaatan air di tingkat usaha tani; Aturan Giliran Air, adalah suatu pengaturan pembagian dan pemberian air secara bergilir di jaringan utama dan di tingkat usaha tani; Pemberian Air Terpisah, adalah suatu pengaturan pemberian air secara bergiliran ke beberapa jenis tanaman dalam suatu petak tersier; Aturan Golongan, adalah suatu pembagian air dengan Daerah yang cara membagi menjadi dan satu atau beberapa golongan jenis Irigasi beberapa luas

pengairan teknik

pembinaannya

wilayah pengairan tertentu; Hak Guna Air, adalah bak untuk memperoleh dan menggunakan air untuk keperluan tertentu; Irigasi, adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian; Jaringan irigasi, adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan pembagian,

pemberian dan pengaturannya; Daerah Irigasi, adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi; Petak Irigasi, adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi; Petak Tersier, adalah kumpulan petak Irigasi yang merupakan kesatuan dan mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama;

pembagian air disesuaikan dengan keadaan air tersedia sesuai areal,

tanaman dan waktu pemakaian air, keadaan alat kerja serta waktu yang tersedia, sehingga air yang tersedia adalah dapat digunakan kegiatan dengan yang efesien; Eksploitasi, segala bertujuan untuk meningkatkan daya guna air yang berasal dari sumber air, melewati jaringan irigasi, sehingga pemanfaatan air irigasi untuk keperluan pertanian dicapai secara maksimal; Pemeliharaan, memperpanjang kelestarian adalah masa jaringan kegiatan guna dan irigasi untuk menjaga sehingga

pertaniannya, optimum jaringannya;

guna

memenuhi termasuk

kebutuhan

pertanian,

pemeliharaan

Jaringan Tersier, adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut saluran tersier, saluran pembagi disebut saluran kwarter, dan saluran pembuang berikut seluruh bangunan turutan serta pelengkapnya termasuk jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanannya disamakan dengan areal tersier; Petak/Blok Tersier, adalah bagian lahan dari suatu daerah irigasi yang menerima air dari irigasi yang dan oleh suatu pintu sadap dari tersier jaringan dan mendapat yang pelayanan tersier

eksploitasinya tetap dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan tujuan; Irigasi Pedesaan, adalah pembangunan, pemeliharaan pendayagunaan, jaringannya dilaksanakan

bersangkutan; Petak/Blok Kwarter, adalah bagian dari lahan di dalam petak/blok Petani disingkat tersier yang mendapat yang wadah pelayanan air irigasi saluran kwarter; Perkumpulan selanjutnya Pemakai P3A, Air, adalah

para petani di bawah pembinaan pemerintah desa, dengan atau tanpa bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah; Pengelolaan Airi di tingkat Usaha Tani, adalah segala usaha pendayagunaan air pada petakpetak tersier dan jaringan irigasi pedesaan, melalui pemanfaatan jaringan irigasi yang langsung berhubungan dengan petani dan areal

perkumpulan dari petani atau kelompok tani yang mengelola air irigasi dalam suatu petak tersier atau daerah irigasi pedesaan;

Saluran Pembawa, adalah saluran yang dibuat secara teknis untuk mengairi suatu daerah irigasi; Saluran Pembuang, adalah saluran yang dibuat secara teknis untuk membuang air yang telah dipakai; Saluran Induk, adalah saluran pertama dari suatu daerah irigasi; Saluran Sekunder, adalah saluran kedua, yaitu dabang dari saluran induk dan atau saluran yang mengairi petak tersier; Saluran Tersier, adalah saluran ketiga, yaitu cabang dari saluran sekunder dan atau saluran yang mengairi petak tersier; Petak Sekunder, adalah sebidang tanah yang mendapat air dari saluran sekunder; Saluran Kwarter, adalah saluran keempat, yaitu cabang dari saluran tersier dan saluran yang mengairi petak/blok kwarter; Ulu-ulu Desa, ialah perangkat pamong desa yang diangkat/diberhentikan pengurus P3A dengan oleh tugas kepala desa dengan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan melaksanakan pengelolaan air yang sebaik-baiknya di wilayah kerjanya (des);

Ulu-ulu P3A Mitra Cai, ialah organ dari P3A Mitra Cai, yan diangkat/ diberhentikan oleh pengurus P3A Mitra Cai dengantugas P3A Mitra melaksanakan Cai). Dalam pengelolaan air yang sebaik-baiknya di wilayah kerjanya (wilayah pelaksanaan tugas sehari-harinya, ulu-ulu dapa dibantu oleh pembantu ulu-ulu; Juru Pengairan/Mantri Pengairan, ialah pegawai dari Dinas P.U, pengairan yang membantu pengamat pengairan; Pengamat Pengairan/Ranting Dinas Pengairan, ialah pegawai dari Dinas P.U. pengairan yang melaksanakan jaringan irigasi; IPAIR, adalah Iuran Pelayanan Irigasi. I.2. ISTILAH-ISTILAH DALAM PERTANIAN Air Gravitasi Air yang masuk atau keluar dari tanah atas pengaruh kekuatan gaya tarik bumi (gravitasi). Air Higroskopik. Air yang diabsorpsi oleh partikel dari atmosfir berkelembaban tinggi, air ini tetap berada dalam tanah setelah keadaan kering udara atau air itu akan berada dalam keadaan terikat oleh eksploitasi dan pemeliharaan

tanah bila berada dalam keseimbangan dengan keadaan atmosfir, biasanya pada kelembaban relatif 98% dan suhu 250 C. Air Tersedia Sejumlah air dalam tanah yang dapat segera diabsorpsi oleh akar tanaman. Aliran Permukaan (Run Off) Bagian dari air hujan di suatu daerah yang mengalir dari daerah tersebut melalui saluran aliran. Bagian air yang hilang tanpa merembes ke dalam tanah terlebih dahulu disebut surface run off dan bagian yang merembes ke dalam tanah terlebih dahulu sebelum mencapai aliran arus disebut ground water run off. Bahan Organik Tanah Fraksi organik dalam tanah yang meliputi sisa tambahan dan hewan pada berbagai tingkat dekomposisi, sel dan jaringan jasad-jasad tanah dan substansi yang disintesis oleh populasi tanah. Biasanya ditentukan dalam tanah yang telah disaring melalui saringan 2,0 mm. Bera

Tanah

pertanian

tanpa

ditanami kesuburan

selama tanah-

beberapa waktu antara lain dengan maksud memulihkan tanahnya. Erosi Pelepasan permukaan tanah oleh aliran air, es atau aktivitas geologi lainnya termasuk umpamanya longsor. Pelepasan dan gerakan tanah atau bantuan oleh air, angin, es atau gaya berat. Pertanaman Diversifikasi Pengusahaan beberapa jenis tanaman pada beberapa bidang tanah yang merupakan satu kesatuan usaha tani. Hal ini merupakan suatu cara untuk mengurangi resiko Pertanian Suatu pangan, kegiatan yang mencakup perikanan tanaman air tawar, perkebunan, usaha tani, meratakan pendapatan sepanjang tahun dan mencegah erosi. kembali

perikanan payau dan peternakan. Pertanian berpindah/ladang Cara pengusahaan tanah yang berpindah dari satu kelain bidang tanah yang kembali ke bidang tanah pertama setelah bidang tanah itu

dibiarkan menjadi hutan kembali sebagai usaha penyuburannya. Pertanian Campuran Cara pemanfaatan tanah usaha dan sumber air dengan kombinasi usaha bercocok tanam, peternakan dan atau perikanan. Pertanian Modern Pertanian yang menggunakan teknologi yang lebih maju dan menghasilkan komoditi untuk dijual ke pasar dan yang memerlukan sarana produksi serta informasi dari luar usaha tani. Pertanian Subsistem Mata sistem pertanian dimana tujuan utama si petani adalah untuk memenuhi keperluan hidupnya beserta keluarganya. Pertanian Tanah Kering Usaha memproduksi pada tanaman curah pertanian tanpa bersandarkan Pola Pertanaman Pola pengaturan tanaman pada sebidang atau wilayah tanah pertanian selama setahun atau lebih. Pola pertanaman dapat berbentuk monokultur dan tumpang gilir. hujan

Evapotranspirasi Jumlah air yang hilang disuatu daerah selama waktu tertentu sebagai akibat bersama antara penguapan air dari permukaan tanah dengan transpirasi tanaman. Konservasi Tanah Bagian atau cabang sehingga dari ilmu tanah yang tanah mempelajari sedemikian, Lempung Tanah yang mengandung liat 7-27%, debu 2850% dan pasir kurang dari 52%. Monokultur Jenis pola pertanaman dimana dalam suatu urutan musim, pada tanah yang sama, hanya terdiri dari satu jenis tanaman saja. Transpirasi Banyaknya air yang menguap baik melalui daun maupun bagian-bagian tanaman yang lainnya. Evaporasi Banyaknya sungai. Sistim Giliran air yang menguap baik melalui tanah maupun melalui permukaan tanah dan cara-cara pengelolaan dapat

menyelamatkan

tanah tersebut dari bahaya erosi.

pengairan yang sengaja diatur.

Adalah suatu sistim pengaturan air, jika pada awal musim penghujan seluruh areal maximum melampaui Pemencaran pertanaman) akan daya air pengairan akan mulai jauh tanam pada waktu yang bersamaan, kebutuhan muat saluran tanam untuk maupun (tanggal mengurangi

dan

pencucian

tanah

serta

menahan

pertumbuhan gulma. Produktivitas Usaha Tani Tingkat produksi usaha tani yang besarnya diitung berdasarkan besarnya tingkat efesiensi usaha tani dengan kemampuan tanah untuk menghasilkan produktivitas Proteksi Tanaman Usaha-usaha tanaman Rotasi Cara menanam berbagai jenis tanaman pada bidang tanah yang sama secara bergiliran baik dalam jangka waktu satu tahun atau lebih. manusia dari untuk melindungi hama, pertanian serangan produksi merupakan itu secara teknis antara perkalian

persediaan airnya. hari-hari menolong

kebutuhan air mazimum tersebut. Untuk memencar hari-hari tanam tersebut maka digunakan sistim golongan. Perkolasi Air Tanah Gerakan air ke bawah dalam tanah. Khususnya aliran air ke bawah dalam tanah jenuh atau hampir jenuh pada gradien hidrolik 1,0 atau kurang. Salinisasi Proses berakumulasinya garam-garam yang terlarut dalam tanah. Tanaman Campuran Penanaman dua atau lebih jenis tanaman secara serentak dan tidak ada tanaman yang dianggap tanaman pokok. Tanaman Penutup Tanah Tanaman yang di tanam untuk mencegah erosi

efesiensi usaha dengan kemampuan tanah.

penyakit tanaman serta gulma.

Rotasi Tanah Cara bercocok tanam secara bergilir pada bidang tanah yang berlainan. Rotasi Tanaman Cara bercocok tanah tanam yang secara sama bergilir misalnya pada padisebidang

kedele-padi.

Urbanisasi Perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota. Perubahan masyarakat desa yang terjadi karena pengaruh-pengaruh kota.

keuntungan ekonomi yang sevesar-besarnya. Usaha Tani Kontrak Usaha tani koperatif yang dilakukan bersama lembaga pertanian lain dari tingkat produsen sampai pasar, atau rantai tata niaga yang tetap, baik untuk pemasaran produksi hasil, dengan ataupun sistem pengadaan sarana

Usaha Tani Koperatif Usaha dengan tani yang dilakukan secara bersama petani, menggabungkan sarana beberapa dan

kontrak. BIMAS (Bimbingan Masal) Suatu kegiatan penyuluhan pertanian secara masal yang yang bertujuan untuk meningkatkan pula pada sama produksi pertanian dengan cara intensifikasi sekaligus petani Pada meningkatkan dan masyarakat kesejahteraan umumnya. Tujuan BIMAS : hakekatnya tujuan dengan penyuluhan. tetapi dikombinasikan

terutama dalam hal pembagian tenaga kerja, pengadaan hasil. Usaha Tani Campuran Usaha tani yang tidak hanya terdiri dari usaha tani tanaman saja, dengan peternakan dan perikanan. Usaha Tani Ikan Pola pengusahaan ikan pada tanah usaha tani. Usaha Tani Kolektif Yaitu bahwa usaha tani kolektif ini hanya melakukan pemasaran saja, baik hasil yang sejenis ataupun yang bermacam-macam. Usaha Tani Komersil Usaha tani ini ditujukan untuk memperoleh produksi pemasaran

Penyuluhan ini adalah pendidikan diluar bangku sekolah (non formil) melalui berbuat. Sasaran BIMAS baik : Petani/kelompok sebagai subjek. obyek Sebagai titik tani, obyek, sasaran maupun proses belajar sambil

sebagai

merupakan

pelayanan, sebagai subjek petani merupakan pelaksanaan pemimpin utama sekaligus dalam

penuh,

menjalin

pembinaan

pelayanan

dan

memberikan peran aktif kepada kelompok tani. Syarat-syarat pelaksanaan Insus : Lahan dengan kondisi alam teknis dan ekonomis yang lebih baik serta mudah dicapai oleh kegiatan pembinaan dan pelayanan.

mengembangkan usaha taninya. Ada dua bidang utama yang dicakup dalam usaha BIMA yaitu : Bimbingan dalam dalam bertani, yaitu bimbingan menerapkan usaha meningkatkan

Adanya kegiatan secara berkelompok diantara petani paling sedikit sesuai tersebut dengan 90% melaksanakan keputusan Panca dari intensifikasi kelompok. Kelompok Usaha tani sesuai menerapkan rekomendasi dengan

hasil melalui pengentrapan panca usaha. Bimbingan dalam usaha tani, yaitu bimbingan dalam meningkatkan manfaat/keuntungan dari usaha tani. Intensifikasi Tanaman Pangan Usaha untuk meningkatkan produktivitas dalam menghasilkan dengan padi, palawija teknologi dan baru sayuran (panca menerapkan

satuan pembina Bimas Propinsi. Luas areal minimal 25 Ha untuk tiap kelompok tani amparan atau mengikuti areal P3A atau petak-petak tersier percontohan. Intensifikasi Umum (INMUM) Bentuk intensifikasi pada semua lahan tani yang bukan areal intensifikasi khusus yaitu : lahan sawah dan darat, yang ditanami padi,

usaha) yang akan menyebabkan meningkatnya hasil persatuan luas dari usaha tani tanaman pangan. Intensifikasi Khusus (INSUS) Intensifikasi adalah padi yang dilaksanakan secara berkelompok sehamparan. Tujuan utama INSUS untuk luas meningkatkan dengan produktivitas mengusahakan persatuan

palawija dan sayuran yang diusahakan sebagai pertanaman tunggal maupun campuran. Untuk Inmum adanya kelompok tani campuran tidak menjadi persyaratan. II. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

diterapkannya rekomendasi panca usaha secara

dalam: II. 1 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MANTRI Merencanakan dan memimpin pertemuan PENGAIRAN (JURU PENGAIRAN) Mengumpulkan keterangan mengenai perubahan (mutasi) atau guna tanah, status tanah, pemilikan tanah dan sebagainya. Mengajukan usul tentang rencana tata tanam dan pemberian air. Menyerahkan laporan kepada ranting m engenai hal tersebut di bawah ini : Keadaan tata tanam setiap setengah bulan. Hasil panen, kerusakan / hama tanaman Hasil pengukuran debit saluran dan pengamatan curah hujan. Membantu Kepala Ranting di dalam : Menghubung pihak pertanian dan para petani mengenai pola dan rencana tanam termasuk program Bimas, Inmas, dan Insus. Mengisi papan exploitasi. Menyiapkan dan mengawasi pelaksanaan pembagian air. Mengingatkan P3A dalam pemeliharaan saluran tersier dan kwarter. Bekerja sama dengan pihak pertanian dan pemerintahan desa dan pemerintahan desa di dengan para petani mengenai syarat-syarat dan kegiatan pengairan. Menilai dan melaporkan dan pelaksanaan dari rencana tanam. Mengawasi menertibkan pelanggaranpelanggaran. Mengatur tugas-tugas penjaga bendung, penjaga pintu dan mandor saluran. DATA YANG HARUS DIPEGANG OLEH (JURU) PENGAIRAN : Peta areal wilayah kekuasaan skala 1 ; 5.000 (cukup jelas), yang menggambarkan jaringan irigasi dan pembangunan, jalan, sungai-sungai, tanah-tanah pertanian, kampung-kampung dan lain-lain yang dianggap penting. Peta ikhtisar dan skema jaringan irigasi, yang menggambarkan letaknya bangunan-bangunan pengairan, dimensi saluran dan sebagainya. Dalam kebutuhan dan pemberian air untuk tanaman sesuai dengan masa pertumbuhannya. Pola tanam Sistim giliran / golongan dalam pemberian air. Air yang tersedia dan curah hujan.

Areal intensifikasi.

rencana

intensifikasi dan non

SALURAN Di bawah supervisi mantri pengairan, penjaga saluran melaksanakan tugas-tugas di bawah ini : Memelihara saluran dan bangunan supaya bersih dari semak belukar dan sampah-sampah Memperbaiki saluran. Menyusun dan mengirimkan laporan mengenai kerusakan dan perbaikannya yang diperlukan serta adanya penyadapan air secara liar. IV. EKSPLOITASI PENGATURAN AIR DAN BLANKO OPERASI IV.1. PEMBAGIAN AIR kerusakan atau bocoran tanggul

(BIMAS/INMAS/INSUS/OPSUS)

Hasil panen dengan luas areal masing-masing tiap musim tanam. Kerusakan tanaman akibat hama/penyakit/bencana alam. Kemajuan/perkembangan tanaman. Undang-undang dan peraturan-peraturan yang ada hubungannya dengan pengairan II.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENJAGA PINTU Di bawah petunjuk mantri pengairan, penjaga pintu melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut : Meng-operasikan dan melumas ointu sadap utama dan pintu sadap tersier serta penguras. Memeriksa dan mencatat debit untuk saluran

Mantri/Juru instruksi-instruksi periode tiap-tiap mencolok 15

pengairan dari

akan

menerima mengenai akan yang harian,

sekunder,

tersier

kemudian

mengirimkan

pengamat

laporan harian kepada mantri pengairan Meng-operasikan pintu-pintu bangunan peninggi air. Membersihkan dan membuang sampah dimuka pintu sadap, bangunan ukur serta bangunanbangunan peninggi air. II.3 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENJAGA

pembagian air suatu saluran pada awal tiap hari. Instruksi Perubahan selama tersebut debit 10 menentukan dan merinci pemberian debit untuk saluran. (besar) periode

harus segera dilaporkan ke Ranting, sehingga rencana pembagian dapat dihitung. IV.2. PENYETELAN PINTU PENGATUR

Jika disetel

debit-debit seperti pintu

baru

untuk

tiap

saluran

pengairan dari suatu saluran. Terutama pada saluran-saluran di daerah perbukitan dimana sulit untuk mengukur debitnya yang betul, dikarenakan perembesan, dalam adanya dan sumber-sumber, air yang sebagainya. air Juru kehilangan banyak

sudah dihitung, maka pintu pengatur hendaknya yang sudah direncanakan. dimulai dengan Penyetelan hendaknya

membukanya penuh dulu lalu diturunkan sedikit hingga tercapai H (tinggi) yang dibutuhkan. IV.3. MEMERINTAHKAN DAN MENGAWASI PENJAGA Mantri/Juru Pengairan harus memberi PINTU AIR (P.P.A) perintah kepada P.P.A. secara jelas mengenai pengaturan debit saluran. Setiap kali Mantri Pengairan harus mengecek apakah dengan perintahbetul/baik perintahnya dilaksanakan

saluran

Pengairan harus mengikuti sertakan faktorfaktor tersebut dalam menghitung pembagian airnya. Akan tetapi Juru Pengairan harus melayani saluran-saluran sesuai dengan debit yang diperoleh dari seksi/dinas. 4.2. Pengendali Lumpur Jika terdapat kantong lumpur tersebut maka lumpur tersebut harus diberikan kurang lebih tiap dua minggu sekali selama musim

(minimal 2 X seminggu) IV.4. EKSPLOITASI BENDUNG Tiap sendiri bendung yang yang besar oleh seharusnya sendiriMantri mempunyai Pengairan adanya pedoman harus eksploitasinya saksi,

penghujan Pembersihan dilakukan pembilas.

atau dengan Bila

sehabis jalan

terjadi membuka

banjir. juga pintu

lumpur perlu

tersebut

dapat

diadakan

mengikuti tersebut,

instruksi-instruksi maka bendung

diadakan

pedoman

yang diberikan tentang ini. Menunggu sampai pedoman hendaklah dieksploitir seperti di bawah ini. 4.1. Pembagian air normal (biasa) Mantri/Juru Pengairan hendaklah memahami persediaan air serta kebutuhan air

pembilasan. 4.3. Pengendalian Banjir Selama harus terjadi banjir, Juru Pengairan sungai memeriksa tanggul-tanggul

untuk mengecek adanya longsoran-longsoran maupun bocoran-bocoran. Jika terjadi tanggul

putus atau bahaya akan adanya banjir, maka Juru Pengairan harus segera lapor kepada pengamat. Biasanya pintu penggelontor harus tinggal tertutup selama terjadi banjir. Hal tersebut untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi. Akan tetapi jika banjir mulai reda (menurun), pintu penggelontor harus dibuka untuk membersihkan lumpur. Jika kesaluran selama harus banjir ditutup, besar pintu ini hal sungai inlaat guna mengalirkan banyak lumpur,

untuk Juru

menentukan harus

kapan segera

mereka lapor

akan kepada yang

menerima gilirannya. Pengairan Pengamat kapan dan daerah mana

kekurangan air. IV.6. PENGATURAN GOLONGAN Jika pada awal musim penghujan seluruh areal mulai tanam pada waktu yang bersamaan, kebutuhan maksimum akan air pengairan jauh melampaui persediaan (tanggal daya muat saluran hari-hari menolong maupun tanam untuk ainya.pemencaran penanaman)

mencegah banyak lumpur kesaluran. IV.5. KEKURANGAN AIR DAN PENGATURAN GILIRAN Selama periode kekurangan air, demi untuk memperkecil kehilangan air, maka dirasa perlu untuk menggilir pemberian air. Juru pengairan akan menerima jadwal dari Pengamat yang harus dilaksanakannya. Juru Pengairan harus mengerti menjamin tentang bahwa rencana pekerjaannya giliran tersebut. Juru Pengairan harus memberi tahu kepada uluulu di tiap desa di wilayah kekuasaannya

mengurangi kebutuhan air mazimum tersebut. Untuk memancar hari-hari tanam tersebut perlu digunakan rencana sistem golongan. Dengan adanya golongan yang layak memungkinkan

terciptanya pemakaian air yang paling efesien terhadap persediaan air yang terbatas pada awal musim penghujan. Juru Pengairan akan menerima instruksiinstruksi golongan penuh tersebut. dari Pengamat pengairan tentang harus pemberian batas maupun pelaksanaan golonganMantri memenuhi tentang pemberian air dan selalu

memberi keterangan/penjelasan tentang rencana termaksud kepada si pemakai air.

Bera Golongan Tanggal Pengolahan Tanah

.,20 (#) Ketua P3A/Uluulu/Ka.Ur.Ek.Bang

.,20 Kepala Ranting dinas Pengairan

RENCANA LUAS TANAM PER PETAK TERSIER BLANKO 01-0 Daerah irigasi No. Kode. D.I Cabang Dinas Ranting Dinas : . : . : (*) : : Petak Tersier : . Kemantren . : . Petak Tersier . Periode Masa Tanam : Tahun 199 ./199 : ha Luas (..)

(..)

Total Luas Sawah Irigasi

Penjelasan Diisi 1 bulan sebelum Rapat Panitia Irigasi dan Dibuat sekaligus untuk ketiga masa tanam MT 1, MT 2, MT 3 oleh P3A Diisi 1 bulan sebelum Musim Tanam dimulai (*) Untuk dibesar luas per R.D (**)Untuk keperluan (***)Luas usulan / ditetapkan = padi + palawija + lain-lain (#) Coret yang tidak perlu 1) Usulan tahunan P3A mantri R.D 2) Keputusan tahunan R.D Mantri P3A

V. PEMELIHARAAN Kegiatan pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab

Jenis Tanaman

Usulan P3A (1) MT 1 (ha) MT 2 3 MT 3 4

Keputusan Panitia Irigasi (2) MT 1 5 (ha) MT 2 6 MT 3 7

Juru Pengairan adalah : Pelumasan bagian-bagian logam yang bergerak Pembabadan rumput Penutupan bocoran kecil pada tanggul/gili-gili Pengecatan logam-logam dan lain sebagainya Juru Pengairan harus memerika apakah para petugas di bawahnya betul-betul melaksanakan tugasnya dengan baik. Juru Pengairan beserta pembantunya bersam-sama

1 Padi Palawija Lain-lain Luas Usulan (***) / (**) ditetapkan

2

mengusahakan/mencegah

adanya

pelanggaran

dengan hujan. Juru Pengairan

menggunakan

pintu-pintu

yang dilakukan oleh masyarakat tani umpamanya mengambil air tanpa ijin dengan jalan membobol tanggul dan lain sebagainya. Bila ada kerusakan pada saluran atau sarana lainnya di luar kemampuan Juru Pengairan, Juru Pengairan harus segera lapor kepada Pengamat Pengairan. Juru Pengairan harus mengambil tindakan pertama yang tepat tehadap adanya pelanggaran peraturan pengairan dan memberikan peringatanperingatan serta mengusahakan agar pelanggaran tersebut dihentikan. Bila pihak pelanggar setelah beberapa kali diberi peringatan/ditegur tetap membangkang, segera berikan laporan tertulis kepada Pengamat, dan yang bersangkutan diberi tembusan. VI. PEMBUANGAN Juru Pengairan dengan dibantu oleh para petugas di bawahnya harus selalu dapat mengawasi saluransaluran pembuangan. Terutama pada musim hujan dimana air genangan dan air bekas masuk ke dalamnya. Saluran-saluran pembuang yang pada musim

peninggi/skotbalok harus diperhatikan bila musim harus mengerti dan menyadari

pemeliharaan dan pengawasan terhadap saluran pembuang untuk menghindari kegagalan dalam menuju usaha pelestarian jaringan pengairan.

VII. PENGAMANAN SUMBER AIR, JARINGAN DAN LAHAN IRIGASI VII.1. SEMPADAN SITU, WADUK, RAWA DAN MATA IAR Jenis Ketetapan dan Ketetapan

kemarau digunakan untuk kebutuhan air irigasi

Nomor

VII.3. SEMPADAN IRIGASI VII.2. SEMPADAN SUNGAI Jenis Ketetapan dan Nomor Ketetapan Jenis Ketetapan dan Nomor Ketetapan

Jenis Ketetapan dan Jenis Ketetapan dan Nomor Ketetapan Nomor

Ketetapan

Jenis Ketetapan dan VII.4. PENGAMANAN LAHAN IRIGASI Jenis Ketetapan dan Nomor Ketetapan Nomor

Ketetapan

Setiap bangunan tanpa izin yang terdapat di saluran pembawa, saluran pembuang atau sungai apalagi sampai propil harus bila basah, dilaporkan kepada Pengamat, tersebut terhadap diadakan bangunan-bangunan penyempitan segera harus

menyebabkan

penertiban-penertiban seperlunya. Juru Pengairan harus pula mengadakan pengecekan secara rutin dan periodik terhadap pelaksanaan pengambilan pasir dan batu (golongan C) baik dari sungai maupun saluransaluran pembawa.

VIII. PELANGGARAN DAN SANKSI

VIII.2. SANKSI/KETENTUAN PIDANA VIII.1. PELANGGARAN Setiap melanggar ada hukum kejadian-kejadian terhadap yang air pemberian Jenis Ketetapan dan Nomor Ketetapan

pengairan sedapat mungkin harus diselesaikan oleh Mantri/Juru Pengairan. Persoalan-persoalan yang penting harus dilaporkan kepada kepala desa yang bersangkutan dan dicatat di dalam register Pelanggaran di Kepengamatan untuk diambil tindakan lebih lanjut bila diperlukan.

Gambar bagan :

IX. PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) MITRA CAI

IX.2 STRUKTUR PEMBINAAN P3A MITRA CAI SKEMA PEMBINAAN

Perkumpulan Petani Pemakai Air atau disingkat P3A Mitra Cai adalah wadah perkumpulan dari petani atau sekelompok tani yang mengelola air irigasi, dalam suatu petak tersier atau daerah irigasi pedesaan pada khususnya dan sapta usaha tani pada umumnya. IX.1. STRUKTUR ORGANISASI P3A MITRA CAI

4

Dikukuhkan BUPATI

oleh

Sudah secara penuh

Baru sebagian saja Belum punya

Belum Belum punya

5

Telah

melaksanakan seperti

Ada

kegiatan dalam AD/ART 6 Rencana

Sudah Kerja dan berjalan rutin Sudah berjalan Kelengkapan

Masih isidentil

Masih isidentil

7

Administrasi Kegiatan dan Eksploitasi

Belum berjalan

Belum berjalan

Pemeliharaan

IX.3. KRITERIA STATUS PERKEMBANGAN P3ANo 1 Sudah secara dengan pengurus lengkap musyawarah 2 3 Uraian dibentuk FORMAL susunan yang secara dan Ada Sudah Ada Belum Ada BelumSudah Berkemba ng (SB) Sedang Berkemba ng (SBB) Belum Berkemba ng (BB)

Jaringan Tersier Pemungutan pemanfaatan P3A MITRA CAI serta yang

tepat iuran Anggota

Sudah

Sudah

Sudah

X.2. SYARAT PETAK TERSIER YANG TEKNIS Ada pintu Romijn atau pintu ulur lainnya di saluran sekunder atau saluran Induk apabila terpaksa. Ada saluran pembawa dan pembuangnya Ada bangunan bagi (box tersier dan kwarter) yang dapat ditutup/dibuka dan mengalirkan air sesuai dengan luas areal masing-masing Ada petugas khusus yang mengambil air di saluran

mufakat dari Anggota AD/ART

tersier Mempunyai tabel rotasi untuk membagi air secara rotasi (giliran) antar petak kwarter. Tidak ada lagi pengambilan air langsung dari saluran terasier melainkan melalui pipa yang dipasang di tangguk kwartel. Ada kerjasama yang baik antara pihak Pengairan, Pertanian, Pemerintah Daerah dan masyarakat / petani. Ada organisasi Petani Pemakai Air yang bekerja secara aktif. X.3 KONVERSI UKURAN Ukuran Panjang 1 inch 1 foot 1 yard 1 mile 1 cm 1m 1m 1m 1 km Ukuran Luas = = = = = 2.54 cm = 30.48 cm = 0.914 m = 1.6 km

1 cm2 1 cm2 1 km2 1 km2 1 are Ukuran Isi 1 liter 1 m3 1 m3 1 m3 Ukuran Berat 1 gram 1 kg 1 kg 1 ton

= 0.155 inch2 = 1.196 yard2 = 0.38 mile2 = 2.471 acre = 119.0 yard

= 0.2199 gallon = 1.2079 Yard3 = = 35.28 ft3 0.061 inch3

= 0.0353 ounce = 2.204 pound (lb) = 35.27 ounce = 2204 pound

0.39 inc 1.09 yard 3.28 foot 0.62 mile

Ukuran Debit 1 cfs 1 m/dtk Knot = 0.0283 m3/dt = 3.2808 fps = 1.852 km/jam (cfs = cubic ft per second = second

= 39.37 mile

Percepatan Gravitasi g = 32.2 f/t/sec2 = 9.81 /dtk Gaya 1 lb = 1 libra 1 metricton 1 longton 1 ounce 1 pound Tekanan 1 psi (=1 pound per square inc kg/cm2) 1 psf (= 1 pound per square ft) = 4.88 kg/m2) = 4.88 x 10-4 kg/cm2 1 kg/m2 1 kg/cm2 Enersi Lb ft (Foot pound) 1 lb ft = 0.1382 kgm Hp hrs (horse power hours) Kw hrs (kilowatt hours) Tenaga (power) 1 HP = 55 ft lb/sec = 75 kgm/dt = 75 g watt 1 kilowatt = 737 ft lb/sec = 0.2048 = 2048.168 psf = 0.00142 psi psf = 14.2234 psi = = 1 pond = 0 = 1000 kg kg 9

1 ft lb/sec = 0.1382 kgm/dtk

= 1016.05 kg 1 = (1 onz) = 28.3495

1 skon ton = 907.18

III.2. TABEL ALAT UKUR THOMSON

Tabel: 01-Q Rumus: Q = 1,39 x H Q = Debit dalam 1/dt.

DEBIT THOMSON 2,5

H = Tinggi muka air hulu di ayas sudut ambang Thomson dalam cm Q 74 81 87 94 101 108 116 124 132 141

H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Q 0 0 0 0 1 1 2 3 3 4

H 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Q 6 7 8 10 12 14 17 19 22 25

H 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Q 28 32 35 39 43 48 53 58 63 69

H 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40