Buku Putih

download Buku Putih

of 99

Transcript of Buku Putih

Buku putih sanitasi kabupaten Bengkulu selatan

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pengasih dan Penyanyang, akhirnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan telah dapat diselesaikan penyusunannya.Penyusunan Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan, merupakan tindaklanjut dari keikutsertaan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dalam Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), serta komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dalam rangka meningkatkan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan yang terintegrasi dan komprehensif.Buku Putih Pembangungan Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan memberikan informasi tentang profil sanitasi Kabupaten yang meliputi Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten, Pengelolaan Limbah Cair, Pengelolaan Persampahan, Pengelolaan Drainase dan Penyediaan Air Bersih. Selain itu dikemukakan pula indikasi permasalahan-permasalahan sanitasi dan rencana pengembangan sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan yang lebih baik.Melalui kata pengantar ini, kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak terutama Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi (POKJA SANITASI) Kabupaten Bengkulu Selatan yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan.Sebagaiamana halnya tiada gading yang tidak retak, Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kabupaten ini dirasakan masih jauh dari sempurna, namun kami berharap substansi dalam Buku Putih dapat dijadikan masukan dan pelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan dan peningkatan akses masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan terhadap lanyanan sanitasi yang lebih baik.

Kota Manna, Desember 2012BUPATI BENGKULU SELATAN

RESKAN EFENDI AWALUDIN, SE

Daftar Isi Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.2 Demografi 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.5 Sosial dan Budaya 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga 3.1.2 Tatanan Sekolah 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.2.1 Kelembagaan 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.2.4 Pemetaan Media 3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.2.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak 3.3 Pengelolaan Persampahan 3.3.1 Kelembagaan 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.3.4 Pemetaan Media 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.3.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.4.1 Kelembagaan 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK 3.4.4 Pemetaan Media 3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.4.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak 3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.5.1 Pengelolaan Air Bersih 3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga 3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1 Area Berisiko Sanitasi 5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Bagian B | Penjelasan Rinci Outline Buku Putih Sanitasi 29 Daftar Tabel Daftar Peta

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan rakyat dapat dicapai melalui optimalisasi pembangunan di segala bidang yang dimulai dengan perencanaan pembangunan yang baik. Undang-Undang (UU) No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan. Penyusunan rencana pembangunan daerah yang sistematis berarti tahapan perencanaan pembangunan yang sesuai dengan ketetapan tahapan perencanaan pembangunan nasional yaitu: penyusunan rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana, dan evaluasi pelaksanaan rencana, terarah berarti seluruh rencana pembangunan diarahkan kepada pencapaian visi, misi , tujuan kebijakan program daerah, terpadu dan menyeluruh berarti kegiatan pembangunan yang disusun dengan memadukan semua tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mencapai visi dan misi daerah, dan tanggap terhadap perubahan berarti rencana pembangunan yang disusun harus mampu mempredeksi perubahan jangka menengah dan jangka panjang sehingga rencana pembangunan tersebut dapat berkelanjutan. Visi dan misi daerah akan dapat tercapai apabila penyusunan rencana tahunan pembangunan dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Penyusunan perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada pemahaman data dan informasi yang akurat, utuh, lengkap, dan komprehensif tentang potensi daerah, penguatan komunikasi, koordinasi dan konsultasi secara terus menerus dengan para pemangku kepentingan. Data yang akurat berarti data tersebut dapat memberikan gambaran yang aktual dilapangan, utuh artinya tidak ada data yang hilang, dan komprehensif artinya data potensi daerah yang ada didapatkan dari berbagai sumber. Penguatan komunikasi, koordinasi dan konsultasi dari setiap pemangku kepentingan terhadap dokumen rencana pembangunan yang dituangkan dalam RPJMD terus ditingkatkan, sehingga semua pemangku kepentingan mencurahkan semua kekuatan yang ada demi mencapai visi dan misi daerah yang telah ditetapkan. Pencapaian visi dan misi daerah dapat dilakukan melalui pembangunan disemua bidang, salah satunya pelayanan dasar; bidang kesehatan. Pembangunan bidang kesehatan dimaksudkan untuk mencapai masyarakat yang sehat baik Jasmani, rohani, dan terbebas dari kecacatan, melalui upaya promosi kesehatan (health promotion), pencegahan (preventive), pengobatan (curative), dan rehabilitasi (rehabilitative). Pengobatan dan rehabilitasi lebih tertuju kepada kesehatan individual sedangkan promosi dan preventif kesehatan lebih mengarah kepada masyarakat (community) yang memerlukan kesadaran masyarakat yang didukung oleh infrastruktur yang menunjang kesehatan. Promosi kesehatan dan pencegahan masyarakat dari penyakit yang berbasis lingkungan dapat dilakukan dengan membangun sektor kesehatan lingkungan (environment sanitation). Menurut World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam lingkungan. Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengolahan air limbah, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan. Pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan sarana dan prasaran sanitasi dengan ikut serta bersama negera -negara lain dalam mencapai tujuan pembangunan di abad millennium atau yang sering kita dengar Millennium Development Goals (MDGs), salah sasaranya adalah peningkatan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi. Indonesia memiliki sistem sanitasi perkotaan yang terendah di Asia, dan sebagai akibat kurangnya akses masyarakat terhadap sarana sanitasi menyebabkan lebih dari 25% masyarakat Indonesia masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai, tempat terbuka dan sebagainya, yang akan mencemari lingkungan. Lingkungan yang tercemar akan mengakibatkan munculnya berbagai penyakit yang berbasis lingkungan misalnya diare, campak, disentri, dan berbagai penyakit yang dapat ditularkan melalui air dan udara.Sanitasi mempunyai Tiga Sub Sektor yaitu Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase Lingkungan serta 1 Aspek PHBS yang masing-masing sektor punya peranan yang berbeda dalam hal terciptanya Sanitasi layak bagi masyarakat. Pembangunan sanitasi haruslah membangun ketiga sub sector tersebut serta aspek PHBS agar dapat mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan sub sector dan aspek dari sanitasi memerlukan keterlibatan bidang-bidang kegiatan pembangunan dari berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta dan masyarakat. Penerbitan Buku Putih Sanitasi ini adalah master plan pembangunan sanitasi yang melibatakan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam membangun dan menggerakan subsektor dan aspek PHBS sehingga pembangunan sanitasi yang komprehensif dapat diwujudkan.

1.2 Landasan Gerak 1.2.1. Sanitasi

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk membina suatu keadaan yang lebih baik dibidang kesehatan. Ruang lingkup Sanitasi meliputi Air limbah Domestik yang terdiri dari Black Water ( Urin ATnja dan air glontoran) dan Grey Water( air mandi dan cuci), Drainase Lingkunganyang terdiri dari drainase lingkungan dan permukiman dan Pengelolaan Persampahan rumah tangga dan sejenisnya serta Prilaku Hidup Sehat dan Bersih ( PHBS) yang dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat[footnoteRef:2]. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) aspek PHBS di Rumah Tangga yaitu : [2: ]

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Memberi ASI ekslusif Menimbang bayi dan balita Menggunakan air bersih Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Menggunakan jamban sehat Memberantas jentik di rumah Makan buah dan sayur setiap hari Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak merokok di dalam rumah

1.2.2. Visi dan Misi Bengkulu Selatan

Pembangunan Kabupaten Bengkulu Selatan periode 2010-2015 menetapkan visi yang akan dicapai yaitu menuju Bengkulu Selatan Tangguh, dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan pembangunan yang berkelanjutanKalimat TANGGUH dalam visi tersebut merupakan kata kunci yang menjadi kontrak politik yang harus diwujudkan. Dimensi yang terkandung dalam kalimat TANGGUH adalah Mewujudkan Bengkulu Selatan yang Transparan dan Akuntabel, Aspiratif, Normatif, Gotong-royong, dan Tumbuhnya Sektor Ekonomi Usaha Rakyat berbasis komoditas perkebunan dan ternak, serta Interaksi Sosial yang Harmonis Berlandaskan kehidupan masyarakat yang religius.Dalam upaya mencapai visi tersebut, disusun misi sebagai langkah untuk mempermudahdan mempercepat pencapaian visi :1. Menciptakan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good governance dan clean government).2. Mewujudkan kemandiran dalam pembangunan daerah dengan pendekatan partisipatif dan berwawasan lingkungan.3. Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, didukung oleh infrastruktur yang baik dan SDM yang berkualitas.4. Mewujudkan tatanan sosial kemasyarakatan yang harmonis, etis, demokratis, religius dengan tetap bertumpu pada nilai-nilai kearifan lokal.5. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesetaraan gender dalam pembangunan daerah.

Misi Kesatu : Menciptakan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good governance dan clean government).

Penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tuntutan yang mana pada saat ini telah menjadi wacana nasional dimana disetiap lini dan sektor pemerintahan baik itu pusat maupun daerah harus mampu melaksanakan reformasi birokrasi. Hal ini sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang rujukan pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014, dan untuk melengkapinya telah dibentuk perangkat kelembagaan berupa Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional.Misi ini memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good governance dan clean government) dengan mengoptimalkan Resources Base aparatur Pemerintah Daerah pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Misi Kedua : Mewujudkan kemandiran dalam pembangunan daerah dengan pendekatan partisipatif dan berwawasan lingkungan.

Seiring bergulirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai representasi dari pelaksanaan otonomi daerah, menuntut Pemerintah Daerah untuk mampu mengkreasikan kebijakan dan melaksanakan pembangunan yang mengedepankan berkembangnya partisipasi masyarakat dan berwawasan lingkungan. Dengan konsep bottom up memungkinkan perencanaan pembangunan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari pembangunan yang dilaksanakan dan akhirnya memiliki sense of belonging terhadap hasil pembangunan tersebut. Misi ini memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan untuk mewujudkan kemandirian dalam pembangunan daerah dengan pendekatan partisipatif dan berwawasan lingkungan, dengan menggali dan mengoptimalkan potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), unit pengelola keuangan, Perencanaan, lingkungan hidup, penanggulangan bencana dan kebersihan.

Misi Ketiga : Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, didukung oleh infrastruktur yang baik dan SDM yang berkualitas.

Indikator yang memiliki pengaruh kuat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat diupayakan dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang didukung oleh penyediaan infrastruktur yang baik serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Misi ini memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan ekonomi rakyat, didukung oleh infrastruktur yang baik dan SDM yang berkualitas, melalui optimalisasi Resources Base yaitu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pemberdayaan masyarakat desa, perindustrian, perdagangan dan koperasi, perikanan dan kelautan.

Misi Keempat : Mewujudkan tatanan sosial kemasyarakatan yang harmonis, etis, demokratis, religius dengan tetap bertumpu pada nilai-nilai kearifan lokal.

Pembangunan daerah yang dilaksanakan diarahkan untuk meningkatkan kondisi daerah yang kondusif dimana tatanan sosial kemasyarakatan berjalan harmonis, etis dan demokratis, serta kebersamaan dan kerukunan dalam kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat tercipta dengan tetap bertumpu pada nilai-nilai kearifan lokal. Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan untuk mewujudkan tatanan sosial kemasyarakatan yang harmonis, etis, demokratis, religius dengan tetap bertumpu pada nilai-nilai kearifan lokal.

Misi Kelima : Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesetaraan gender dalam pembangunan daerah

Pelaksanaan pembangunan yang baik adalah yang mampu mengakomodir dan memaksa seluruh elemen masyarakat dapat berperan aktif sehingga pembangunan dapat berhasil guna dan berdaya guna. Tanpa terkecuali, pembangunan juga harus melibatkan dan memfokuskan pada peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan dengan konsep kesetaraan gender, sehingga pembangunan akan dapat berjalan maksimal dan optimal. Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan yang mengarah pada pemberdayaan perempuan, peningkatan kualitas dan peran perempuan, pemberdayaan perempuan dalam pembangunan daerah.

1.2.3. Wilayah Kajian Buku Putih

Kesepakatan Pokja Sanitasi Bengkulu Selatan menetapkan wilayah kajian Buku Putih Sanitasi dan SSK adalah 11 kecamatan, 16 kelurahan, dan 142 desa yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1. 1 berikut ini:

Tabel 1.1Wilayah Kajian BPS dan SSK

Nama KecamatanJumlah kelurahan/ DesaLuas Wilayah

MannaBunga MasKota MannaPasar MannaKedurangKedurang IlirSeginimAir NipisPinoUlu MannaPino Raya1810119191222101610213.3173.5083.21658423.4555.8206.15220.3286.18823.69222.350

1.3 Maksud dan Tujuan

Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan sanitasi di Kabupaten Bengkulu Selatan pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bengkulu Selatan yang menangani secara langsung pembangunan sektor sanitasi di Bengkulu Selatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan beserta masyarakat pemangku kepentingan untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana aksi dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi cikal bakal suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di seluruh wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan.

1.3 Metodologi

Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up pproach) yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Bengkulu Selatan selaku Sekretaris Pokja Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi Adapun metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah: Pengumpulan Data primer dengan survey langsung kepada masyarakat Pengumpulan Data sekunder dari SKPD terkait

BSS adalah sebuah dokumen produk dari anggota Pokja yang anggotanya terdiri dari beberapa instansi terkait yang akan dijadikan acuan sebagai dasar penyusunan strategi sanitasi Kabupaten / Kota (SSK) yang merupakan program jangka menengah (3 s.d. 5 tahun). Visi, misi, tujuan dan strategi pembangunan sanitasi diuraikan dalam buku ini. BSS dijadikan dasar bagi instansi dan pemangku kepentingan dalam menjalankan program sanitasi. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung melalui survey ataupun observasi lapangan yang diwujudkan dalam Laporan EHRA dan survei peran media.Data sekunder didapatkan dari : Data dari instansi terkait Studi kelembagaan pengelolaan sanitasi Studi keuangan pengelolaan sanitasi Studi partisipasi sektor swasta Studi penilaian partisipasi masyarakat dan isu jender

1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen perencanaan lain

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Selatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan 2011 2031 Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010 2015

Posisi, fungsi dan peran Buku Putih Sanitasi sangatlah penting seperti dokumen-dokumen yang telah ada karena semua dokumen pada dasarnya adalah gambaran kondisi daerah, dengan kata lain Buku Putih Sanitasi adalah rangkuman dari dokumen di daerah yang sudah ada sepert RPJMD, RTRW, Renstra dan lainnya sehingga terbentuk dalam satu bassline data tentang Sanitasi yang meliputi tiga subsector dan aspek PHBS.

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN

2.1 Geografis, Administratif, Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan

2.1.1 Geografis

Kabupaten Bengkulu Selatan secara geografis terletak pada 40 50 LS dan 1020 1030 BT. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2003, Kabupaten Bengkulu Selatan dimekarkan menjadi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur. Keadaan Topografi di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari daerah datar dan berbukit. Berdasarkan atas ketinggian dari permukaaan laut, maka wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi atas: daerah yang berada pada ketinggian 0 - 25 m dpl seluas 6,23 %, pada ketinggian 25 - 100 m dpl seluas 44,71 %, pada ketinggian 100 - 500 m dpl seluas 34,89 %, pada ketinggian 500 1000 m dpl dengan luas 8,10 %, pada ketinggian > 1000 m dpl dengan luas 6,07 %. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki tropika basah. Seperti iklim kebanyakan diwilayah Indonesia, secara umum ada dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Kota Manna menurut klasifikasi iklim Koppen termasuk tipe iklim AW (iklim tropis dengan curah hujan bermusim) dan berdasarkan klasifikasi Smith Ferguson bertipe iklim E (yang dicirikan dengan adanya ratarata bulan basah sebanyak 5-6 bulan dan bulan kering rata-rata 5-6 bulan). Iklim yang terjadi didaerah equatorial (lintang rendah), termasuk wilayah Kota Manna hanya mengenal dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan rata-rata 2.464 mm per tahun, jumlah hari hujan tertinggi adalah 14 hari dan terendah 5 hari per bulan.Berdasarkan ketinggiannya wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari atas daerah datar dan berbukit. Berdasarkan atas ketinggian permukaan laut, maka wilayah Bengkulu Selatan terbagi atas : daerah yang berada di atas ketinggian 0 25 m dpl seluas 7,73 % yang mayoritas berada di daerah pesisir pantai, pada ketinggian 25 100 m dpl seluas 45,39% adalah daerah pertengahan pada ketinggian 100 500 m dpl seluas 33,59% adalah daerah anatara, pada ketinggian 500 1000 m dpl seluas 7,58% adalah daerah hulu pada ketinggian > 1000 m dpl seluas 5,7% adalah daerah hulu dan perbukitan.

Tabel. 2.1Permukaan Air DAS

Nama DASPanjang (m)Debit (m3/dtk)

1. Air Maras2. Air Selali3. Air Pino4. Air Manna5. Air Bengkenang6. Air Nelengau7. Air Nipis8. Air Kedurang9. Air Sulau18.75032.25025.00050.00041.25036.25018.75033.75015.000Data belum tersediaIdemIdemIdemIdemIdemIdemIdemIdem

Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2011

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Peta. 2.1 Permukaan Air DAS

2.1.2. Administratif

Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan UU Darurat No. 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan sebelum pemekaran adalah seluas 5.949,14 km2. Namun berdasarkan UU No. 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dimekarkan sehingga setelah pemekaran luas wilayahnya menjadi 1.185,70 km2 atau 19,93 % yang merupakan wilayah daratan, sedangkan luas wilayah lautan dengan panjang garis pantai 60 km dan dengan luas pengelolaan 4 mil, maka luas keseluruhan wilayah lautan, yaitu 384 km2 atau 38.400 ha. Dengan demikian Luas wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan secara keseluruhan, yaitu 156.970 ha atau 1.569,70 km2.Kabupaten Bengkulu Selatan setelah pemekaran memiliki 11 (sebelas) kecamatan, dimana masing-masing kecamatan memiliki luas wilayah yang berbeda satu dengan yang lainnya. Adapun luas wilayah kecamatan dalam Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2Luas Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Bengkulu Selatan

Nama KecamatanJumlah kelurahan/ DesaLuas Wilayah

Ha(%) thd Total

MannaBunga MasKota MannaPasar MannaKedurangKedurang IlirSeginimAir NipisPinoUlu MannaPino Raya1810119191222101610213.3173.5083.21658423.4555.8206.15220.3286.18823.69222.3502,802,962,630,4619,774,905,1917,135,2119,9718,84

Sumber : BPS Kabupaten Bengkulu Selatan, 2010Ditinjau dari aspek kewilayahan (spatial) posisi Kabupaten Bengkulu Selatan cukup strategis, karena Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada jalur lintas yang menghubungkan Propinsi Bengkulu dengan Propinsi Sumatera Selatan (melalui Tanjung Sakti). Peranan besar Kabupaten Bengkulu Selatan di Propinsi Bengkulu dapat ditunjukkan dalam peta 2.1 pada halaman. Secara administratif Kabupaten Bengkulu Selatan berbatasan langsung : Sebelah utara dengan Kabupaten Seluma Sebelah timur dengan Propinsi Sumatera Selatan Sebelah selatan dengan Kabupaten Kaur Sebelah barat dengan Samudera Indonesia Penduduk Bengkulu Selatan mayoritas adalah Petani sawah dan Kebun selain itu profesi lainnya adalah Pedagang, wiraswasta, Pegawai Pemerintah,Nelayan dan Buruh. Sebagian besar tinggal di daerah pedesaan yang tersebar di daerah kecamatan. Adapun sebagian besar penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan adalah suku Serawai dan sebagian kecil suku Pasemah yang ada di kecamatan Kedurang dan sebagian Kecamatan Seginim. Agama Islam merupakan agama mayoritas (98%) dan (2 %) terdiri dari Khatolik, Protestan, Hindu dan Budha. Peranan besar Kabupaten Bengkulu Selatan di Propinsi Bengkulu dapat ditunjukkan dalam peta 2.1 berikut;

Peta 2.2 Orientasi Kabupaten dalam wilayah Propinsi

Peta 2.3: Peta Administratif Kabupaten Bengkulu Selatan dan Cakupan wilayah kajian

2.1.3 Kondisi Fisik (klimatologi)Letak Sebagian besar wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan di pesisir pantai dan bukan didaerah Pegunungan maka Suhu di Kabupaten Bengkulu Selatan pada umumnya sama dengan daerah tropis lainnya. seperti yang dapat dilihat di table 2.3

Tabel 2.3Keadaan Suhu Kota Manna Tahun 2010 (celcius)

BulanMonthsKeadaan Suhu / Temperature

MaksimalMaxMinimalMinRata-RataAverage

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNopemberDesember29,830,9X31,130,9X29,930,230,029,829,730,023.624,3XXXXXXXXXX25,926,5X27,427,3X26,226,426,226,025,426,0

Rata-rata / Average 201030,2323,9526,33

200931,2624,9825,82

200831,2821,7225,92

200731,2722,3526,02

Catatan / Note : x) Alat RusakSumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Propinsi Bengkulu

Curah hujan rata-rata bulanan kota Manna mencerminkan kondisi curah hujan di Kabupaten Bengkulu Selatan.Dengan rata-rata nilai curah 270 mm dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4Curah Hujan Rata Rata Bulanan Kota Manna

BulanMonthsHariDaysHari HujanRain Days(kali / Times)Curah HujanRainfalls(mm)Indeks Curah HujanRainfalls Index

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNopemberDesember31283130313031313031303118169151921191415212322331225196138147133321323256436457275192,2128,656,96990,193,1196,7145,9128295,4350,4195,2

20103652123.2381.880,7

20093651954.7952.561,7

20083662084.9482.819,7

20073651334.0272.162,4

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Propinsi Bengkulu Kualitas Air Tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan masih dalam kondisi bagus dan layak untuk dikonsumsi mengingat belum terintrusi air laut dan belum terkontaminasi limbah pabrik. Hanya di sebagian kelurahan Pasar Bawah yang sumur gali airnya sudah terintrusi air laut mengingat jarak hanya 10-15 m dari lautan.Tabel 2.5 Kualitas Air Tanah

NOJENISKEDALAMANDEBITKUALITAS

123Air Tanah DangkalAir Tanah DangkalAir Tanah Dangkal< 20 m20-70 m> 70 m3 10 Ltr/Detik/Km23 10 Ltr/Detik/Km23 10 Ltr/Detik/Km2 Baik (memenuhi baku mutu)Baik (memenuhi baku mutu)Baik (Memenuhi baku mutu)

Sumber : KLH Bengkulu Selatan 20122.2 Demografi

Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk digunakan rumus r = (Pt / P0)(1/t) 1) x 100 sehingga pertumbuhan dapat dihitung perwilayah berkisar pada tingkat 1,57% sd 1,6%.Tabel: 2.6Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun

Sumber : Data Bengkulu Selatan Dalam Angka 2011 (diolah)2.3 Keuangan dan Perekonomian DaerahRealisasi APBD kabupaten Bengkulu Selatan dari tahun 2006 sampai 2007 mengalami surplus tapi pada tahun 2008 sampai 2010 mengalami Defisit hal itu dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 2.7 Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun terakhir

NoAnggaran20062007200820092010

(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)

A1

2

3

B123PendapatanPendapatan Asli Daerah (PAD)Dana Perimbangan (transfer)Lain-lain Pendapatan yang sahJumlah PendapatanBelanjaBelanja Tidak langsungBelanja LangsungJumlah BelanjaSurplus/Defesit Anggaran8.985.389

-

-

289.458.096

--257.766.89031.691.20612.635.764

-

-

368.122.020

--327.072.42541.109.59512.775.550

-

-

375.842.005

--384.794.695-8.952.69022.042.030

339.328.028

6.145.003

367.515.091

215.862.562158.709.561374.572.123-7.057.03218.359.605

341.655.587

34.966.137

394.981.351

263.684.866132.753.232396.438.100-1.456.749

Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2011

Tabel 2.8 Rekapitulasi Belanja Modal Sanitasi 5 Tahun terakhir

NoSKPD20062007200820092010

(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)

1234Dinas PU Cipta KaryaDinas Kebersihan*Kantor Lingkungan HidupDinas Kesehatan256.300.000783.450.000-18.478.000

302.689.0001.820.955.750-20.675.000345.245.0001.573.721.450-19.025.000424.430.0001.902.043.1509.000.00086..755.000668.000.0001.442.799.1009.900.00025.105.000

Sumber : Dinas PU CK, Dinas Kebersihan KLH dan Dinkes 2012, * KLH berdiri 2009Tabel 2.9 Rekapitulasi Belanja Modal Sanitasi Persubsektor 5 Tahun terakhir

NoAnggaran20062007200820092010

(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)

AAir Limbah-----

BPersampahan783.450.0001.820.955.7501.573.721.4501.902.043.1501.442.799.100

CDrainase Lingkungan256.300.000302.689.000345.245.000424.430.000668.000.000

DPHBS18.478.00020.675.00019.025.00086.755.00025.105.000

Sumber: Dinas PU CK, Dinkes dan Dinas Kebersihan 2012

Tabel 2.10 Rekapitulasi Realisasi Retrebusi Sanitasi Per subsektor 5 Tahun terakhir

NoSubsektor20062007200820092010

(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)

AAir Limbah-----

BPersampahan18.960.00014.886.000.14.886.00014.886.000.25.350.000

CDrainase Lingkungan-----

Sumber: Dinas PU CK, Dinkes dan Dinas Kebersihan 2012

Tabel 2.11 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan belanja Modal Sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir

NoAnggarSan20062007200820092010

(a)(b)(d)(e)(f)(g)

A123

BCD

EF

GH

IJAir LimbahDPU PengairanPU CKKLHKimtaruPersampahanDrainaseAspek PHBS (pelatihan, sosialisi, komunikasi, pendampingan)Total Belanja modal sanitasi (A s/d D)Total Belanja Modal Sanitasi dari APBDMurni (bukan Pendamping) Total Belanja APBDProporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap belanja modal (9:10x100%)Jumlah PendudukBelanja Modal Sanitasi per penduduk----783.450.000256.300.00018.478.000

1.068.238.00010.132.423.921

712.688.123.4350,3

138.48773.170----1.820.955.750302.689.00020.675.000

2.145.319.75011.105.418.714

704.976.128.3870,3

139.75779.462----1.573.721.450-19.025.000

1.592.746.45012.684.806.643

801.788.836.9280,3

141.19789.838----1.902.043.150424.430.00086.755.000

2.413.228.1508.916.852.291

659.532.764.7070,3

143.30462.223----1.442.799.100668.000.00025.105.000

2.135.904.10012.655.635.369

808.304.632.7740,3

145.15787.186

Sumber : data diolahMenurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 54 tahun 2012 Indeks Ruang Fiskal Daerah (IRFD) adalah kemampuan keuangan daerah dalam memenuhi kewajiban fiskal di daerahnya. IRFD dihitung berdasarkan KFD riil pe rkapita dibagi dengan rata KFD riil per kapita secara nasional. KFD riil per kapita dihitung KFD dibagi jumlah penduduk dan IKK.Tabel 2.12Ruang Fiskal Kabupaten

TahunIndeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD)

200620072008200920100,5940,5940,5940,610,61

Sumber : lampiran keputusan menteri Keuangan RI N0.54 tahun 2012

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012 46

Tabel 2.13Data Perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir

NoDeskripsi20062007200820092010

(a)(b)(d)(e)(f)(g)

1

2345PDRB harga Konstan ( struktur Perekonomian) (Rp)Pendapatan perkapita Kabupaten (Rp)Upah Minimum Regional Kab. (Rp)InflasiPertumbuhan Ekonomi (%)462.729.000.000

3.334.695516.000-5,91%491.283.000.000

3.580.702644.838-6,17%515.473.000.000

3.679.768693.528-4.92%538.799.640.000

3.768.776735.000-4,53%568.773.000.000

3.979.110780.000-5,56%

Sumber : PDRB dan Disnakertransos

2. 4. Rencana Pusat LayananDidalam Kawasan Strategis Perkotaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan dan ekosistem Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 7 (tujuh) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perkotaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :1. Kegiatan Perdagangan dan Jasa, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada perdagangan dan jasa untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan pemerintah daerah ditetapkan di rua jalan;a. Jalan Sudirman;b. Jalan Ahmad Yani;c. Jalan Kolonel Berlian;d. Jalan Tukiran;e. Jalan Sersan M. Taha;f. Sebagian kawasan jalan Kemas Jamaluding. Jalan Trip Kastalanih. Jalan Duayui. Jalan Iskandar Baksirj. Sekitar kawasan simpang tiga kayu kunyitk. Jalan Kartinil. Sebagian jalan Affan Baksin2. Kegiatan Industri Kecil, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada Industri Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat ditetapkan;a. Desa Pagar Dewa.b. Desa Sekunyitc. Desa Kelutumd. Desa Batu Kuning (Masat)e. Desa Batu Kuning (Pasar Manna)3. Kegiatan Kerajinan, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada industri kerajinan tangan (handmade), untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan pemerintah daerah ditetapkan di daerah :a. Kelurahan Kota Medanb. Kelurahan Tanjung Muliac. Kelurahan Kayu Kunyitd. Kelurahan Pasar Mulia4. Kegiatan Pusat Pemerintahan ditetapkan di kawasan Padang Panjang Kecamatan Kota Manna.5. Kegiatan Permukiman Perkotaan ditetapkan;a. Pusat Kota di Kecamatan Pasar Mannab. Pusat Kota di Kecamatan Kota Mannac. Pusat Kota di Kecamatan Mannad. Perumnas Ketaping di Kecamatan Mannae. Perumnas Kayu Kunyit di Kecamatan Mannaf. Perumnas Pintu Langit di Kecamatan Kota Mannag. Perumnas Pagar di Kecamatan Kota Mannah. Sekitar kawasan perdagangan.

Kawasan Strategis Perdesaan yang meliputi Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Pino, Kecamatan Seginim, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Kedurang, Kecamatan Kedurang Ilir, Kecamatan Ulu Manna, dan Kecamatan Bunga Mas.Didalam Kawasan Strategis Perdesaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 2 (dua) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perdesaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :1. Kegiatan agroindustri, suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan produksi-produksi kelapa dan kelapa sawit. Kegiatan agroindustri (sentra industri kelapa dan kelapa sawit) berada di Kecamatan Pino Raya dan Kecamatan Pino. 2. Kegiatan agropolitan dan minapolitan, suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pertanian dan perikanan darat. Kegiatan agropolitan dan minapolitan berada di Kecamatan Seginim, Air Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir.

2.5 Tata Ruang WilayahRencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan rencana distribusi peruntukkan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya.Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berfungsi sbb : a. Sebagai alokasi ruang untuk kawasan budidaya bagi berbagai kegiatan sosialb. Ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupatenc. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruangd. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun, dane. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang skala besar pada wilayah kabupaten.Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dirumuskan berdasarkan :a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupatenb. Daya dukung dan daya tampung lingkungan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan, dllc. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tata guna lahan, kesesuaian lahan dan penataan kawasan hutan di wilayah ini.Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan budidaya adalah sebagai berikut : Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia.Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu (dalam RTRWP Bengkulu), kawasan hutan meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas maupun taman nasional yang mengacu pada peraturan menteri kehutanan, tanpa mengubah fungsi dan penggunaan ruangnya. Walaupun begitu, saat ini telah diajukan beberapa usulan peninjauan kembali dalam rangka melakukan pelepasan, perluasan maupun perubahan fungsi ruang yang ada saat ini merupakan kawasan lindung, hutan produksi maupun hutan produksi terbatas oleh pemerintah daerah dalam rangka memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

Tabel 2.14Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu SelatanKawasanKebijakan Tata RuangStrategi (Arahan Pengembangan)

Kawasan Lindung

1.

Hutan LindungKriteria kawasan hutan lindung adalah: Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi 175 mm Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan 40% atau lebih Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m dpl atau lebihBerdasarkan hasil perhitungan luas fungsi kawasan pada Peta Penunjukan Kawasan, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah seluas 33079,00 ha.

Rekonstruksi tata batas kawasan hutan lindung untuk memperoleh kepastian hukum yang mengikat seluruh stake-holder terkait. Partisipasi masyarakat lokal dalam penetapan batas sangat penting untuk menghindari berbagai bentuk konflik di kemudian hari. Pengelolaan hutan lindung harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kekayaan keaneka ragaman hayati, penyediaan hasil hutan bukan kayu, pengembangan ekoturisme, peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan penguatan partisipasi masyarakat. Kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) harus dikembangkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya di luar hutan lindung. Pengelolaan hutan lindung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan DAS secara terpadu dan harus selaras dengan aktivitas pengembangan sektor-sektor lain serta menerapkan prinsip peranan hulu-hilir yang berkeadilan. Sistem pengamanan dan perlindungan hutan harus merupakan sistem partisipatif yang melibatkan petugas pemerintah dan masyarakat lokal.

Kawasan Sempadan

Sempadan Pantai Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter dari titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan abrasi dengan memperhatikan aspek estetika. Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah abrasi

Sempadan Sungai Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada, minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Pada kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang terencana hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di sepanjang kiri dan kanan sungai Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di areal rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah

Sempadan DanauKriteria untuk kawasan sempadan danau yaitu daratan sepanjang tepian danau buatan/bendungan yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau buatan/bendungan antara 50-100 meter dari titik pasang.Kawasan sempadan danau di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah daerah yang berada di tepian Danau Ulu Seginim di Kecamatan Seginim, Danau Mengkudum di Kecamatan Pino Raya Kawasan sempadan danau dapat dimanfaatkan sebagai lahan permukiman KDB rendah dengan memperhatikan garis sempadan danau Diarahkan sebagai kawasan pariwisata alam dengan memanfaatkan keadaan alamiah kawasan sekitar danau.

Sekitar Mata AirKriteria untuk kawasan di sekitar mata air yaitu dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200 meter.

Kawasan sekitar mata air yang mempunyai radius sekurang-kurangnya 200 meter dari titik sumber mata air harus merupakan daerah perlindungan yang intensif, sehingga penambahan jumlah permukiman atau bangunan yang ada harus dihentikan. Semua kegiatan budidaya di lokasi sekitar mata air harus dihentikan, kemudian dilakukan upaya untuk meningkatkan fungsi lindungnya dengan menghutankan kembali lokasi mata air tersebut.

Kawasan Budidaya

1.

Hutan Produksi Peningkatan peran serta, efisiensi dan produktivitas masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber daya hutan dan produksi hasil hutan yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan disamping peningkatan pendapatan negara baik untuk sektor dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan percepatan produksi kayu melalui upaya penanaman dan pengayaan jenis yang cepat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Pengembangan hasil hutan bukan kayu yang potensial seperti madu dan rotan. Pembentukan Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya di luar hutan produksi. Penguatan peraturan perundang-undangan melalui penegakan hukum yang tegas dan adil.

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi Tetap

Hutan Produksi Konversi.

2Pertanian Lahan Kering

Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep lahan pertanian abadi untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering maupun lahan basah Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu kawasan/lokasi Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian. Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan pada komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan diversifikasi juga dikembangkan hortikultura Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditas-komoditas yang secara komposit sesuai dikembangkan Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan dengan potensi erosi tingg untuk menghindari degradasi lahan.

Lahan Basah Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas lahan tidur, baik melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru. Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan tanaman padi sawah Penyusunan rencana kawasan sawah beririgasi dan pelaksanaan persiapan lahan bagi kawasan sentra produksi Seginim, dalam menyongsong pembangunan Bendungan Seginim. Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan Lahan Pertanian Abadi

3.Perikanan

Perikanan PesisirPengembangan perikanan budidaya dan di pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah keterbatasan areal. Bentangan garis pantai hanya sebesar 37,3 km dan lebar kewenangan laut kabupaten hanya 4 mil-laut. Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang untuk pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap; Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan, dengan skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak, KJA, areal rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan; Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan panti-panti pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari bahan baku lokal;

Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan bagi keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan sistem pendanaan usaha; Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan) untuk menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel; Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya dan perikanan tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM)

Perikanan Tangkap Pengembangan perencanaan spesifik perikanan tangkap Kabupaten Bengkulu Selatan wilayah kewenangan Lautan Indonesia yang merupakan uraian dari kebijakan master plan pengembangan perikanan Provinsi Bengkulu (Etalase Perikanan) Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal perikanan 50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai (huhate, rawai-tuna, jaring insang) Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan perikanan, pabrik es; Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penata-kelolaan dana dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti BBM, material alat tangkap.

4.Perindustrian

Permukiman industri kecil (PIK), yakni suatu area/lahan peruntukan yang disediakan khusus untuk industri kecil yang didalamnya dilengkapi dengan infrastruktur, unit produksi, sarana pelayanan bersama, serta tempat tinggal pengusahanya. Sentra industri kecil, yakni suatu area/lahan yang diperuntukkan untuk kegiatan industri, dimana terdapat berbagai kegiatan usaha industri kecil sejenis, yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lokasi tertentu. Arahan lokasi sentra industri kecil di kabupaten Bengkulu adalah dengan memantapkan dan mendorong perkembangan sentra-sentra industri kcil yang telah ada.

5.Pariwisata

Pengembangan objek wisata baru dan peningkatan objek wisata yang sudah ada, baik sarana maupun prasarananya. Penataan ruang (penyusunan rencana) pengembangan pariwisata kabupaten, terutama untuk kawasan pariwisata terpadu Pengembangan objek pariwisata pantai dan objek wisata bahari pulau diarahkan menjadi wisata terpadu sehingga dalam pengembangannya harus terintegrasi. Dengan diarahkannya kawasan pariwisata pantai dan pulau menjadi kawasan pariwisata terpadu, diharapkan akan lebih memacu perkembangan kegiatan pariwisata di kawasan pesisir, terutama dalam membuka kawasan pariwisata pulau. Pengembangan obyek/atraksi wisata/rekreasi bagi setiap kawasan pariwisata yang terpadu Pengembangan sarana dan prasarana penunjang bagi kelancaran akses ke masing-masing kawasan pariwisata.

6.Permukiman

Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun di ibukota kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier disetiap ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih terpadu dan kompak Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota kecamatan untuk seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan, dan penyusunan RTRK untuk ibukota kecamatan yang mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat. Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian, agro-industri dan lain-lain Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman secara sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien. Pengembangan desa pusat pertumbuhan Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian Peningkatan sarana dan prasarana permukiman Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/ permukiman sebagai implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik.

Sumber : Hasil RencanaTabel 2.15Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi RuangKabupaten Bengkulu Selatan 2031

Jenis Penggunaan LahanLuas (Ha)(kurang lebih)(%)

Hutan Lindung33.07927,88

Hutan Produksi Terbatas14,56612,28

Hutan Produksi1.5791,33

Permukiman5.5044,64

Pertanian Lahan Basah11.0469,31

Pertanian Lahan Kering6.0285,08

Tanaman Tahunan24.09120,31

Perkebunan20.34617,15

Industri2910,24

Sempadan Sungai2960,24

Sempadan Pantai1,7841,5

Total :118.610100,00

Sumber : Hasil Analisis

Peta 2.4 Peta Rencana Struktur Ruang

Peta 2.5 Rencana Pola Ruang2.6 Sosial dan BudayaKondisi Sosial dan Budaya di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat dari sisi fasilitas pendidikan yang telah ada, untuk pendidikan dasar 9 tahun fasilitas pendidikan SD dan SMP tersedia merata di setiap kecamatan, tetapi untuk tingkat SMA masih ada kecamatan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan SMA/SMK yaitu Kecamatan Bunga Mas dan Kecamatan Ulu Manna. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 2.13 di bawah ini;

Tabel 2.16 : Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten

Nama KecamatanJumlah Sarana Pendidikan

UmumAgama

SDSLTPSMUSMKMIMTsMA

MannaBunga MasKota MannaPasar MannaKedurangKedurang IlirSeginimAir NipisPinoUlu MannaPino Raya13713119713912921416322424351-631-1-1-1--1--11-1-11-113--2-11--111--1-----11-------

Sumber :BSDA 2011

Jumlah Keluarga Miskin pada setiap kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan mempunyai rentang cukup tinggi, jumlah terendah 751 KK di kecamatan Bunga mas dan tertinggi 2528 KK di kecamatan Pino Raya. Untuk lebih jelasnya jumlah KK miskin di setiap kecamatan dapat dilihat dari tabel 2.14 di halaman berikut ini;

Tabel 2.17:Jumlah Penduduk miskin per Kecamatan

Nama KecamatanJumlah Keluarga Miskin (KK)

KedurangSeginimPinoMannaKota MannaPino RayaKedurang IlirAir NipisUlu MannaBunga MasPasar Manna1.8452.0131.5591.5461.2142.5281.2251.486988751912

Sumber : data diolah Rincian jumlah rumah perkecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel 2.15 pada halaman berikut. Tabel 2.18:Jumlah Rumah per Kecamatan

Nama KecamatanJumlah Rumah

MannaBunga MasKota MannaPasar MannaKedurangKedurang IlirSeginimAir NipisPinoUlu MannaPino Raya3.0311.3356.5254.2242.5331.7663.4012.3942.1481.6524.488

Sumber : data diolah

2.7 Kelembagaan Pemerintahan DaerahKelembagaan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan telah di atur berdasarkan banyak Peraturan daerah yang sudah diterbitkkan dalam upaya menjamin pelaksanaan pemerintahan yang sesuai dengan aturan organisasi pemerintahan antara lain; 1. Perda No. 05 tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dalam Kabupaten Bengkulu Selatan2. Perda No. 06 tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga lain perangkat daerah Kabupaten Bengkulu Selatan3. Perda No. 07 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu Selatan.4. Perda No. 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu Selatan.5. Perda No. 09 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu Selatan.

Tabel 2.19: Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase serta I aspek PHBS)

FUNGSIPEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah Kabupaten/KotaSwastaMasyarakat

PERENCANAAN--

Menyusun target pengelolaan sanitasi skala kab/kotaDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Menyusun Rencana Program Sanitasi dalam Rangka Pencapaian TargetDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Menyusun Rencana Anggaran Program sanitasi dalam rangka pencapaian targetDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

PENGADAAN SARANA

Menyediakan sarana pembuangan awal SanitasiDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Membangun sarana sanitasiDinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Menyediakan sarana sanitasiDinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan--

PENGELOLAAN

Mengelola sarana sanitasiDinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Memberikan izin usaha pengelolaan sanitasiDinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan sarana sanitasiDinas PU, Dinkes, Kebersihan--

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Mengatur prosedur penyediaan layanan sanitasi (Pengangkutan, personil, peralatan, dll)Dinas PU, Dinkes, Kebersihan--

Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal sanitasiDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan SanitasiDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

MONITORING DAN EVALUASI--

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sanitasi skala kota/kabupatenDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan sanitasiDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan Sanitasi dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan sanitasiDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu / kualitas sanitasiDinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan--

Tabel 2.20 :Peta Peraturan Sanitasi Kabupaten / Kota

PeraturanKetersediaanPelaksanaanKeterangan

Ada(Sebutkan)Tidak adaEfektif DilaksanakanBelum Efektif DilaksanakanTidak Efektif Dilaksanakan

Sanitasi

Target capaian pelayanan pengelolaan Sanitasi di Kab BSV-

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/ Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan SanitasiV-

Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengolahan sanitasiV-

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan sanitasiV-

Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan sanitasi di tempat usahaV-

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan sanitasi di tempat usahaV-

Retribusi kegiatan sub sektor sanitasiPerda No 02 Th 2011Ttg Jasa Retribusi Umum.VV

Tatacara perizinan untuk kegiatan sanitasi bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga dan perkantoranV-

PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012

BAB IIIPROFIL SANITASI WILAYAH

Profil Sanitasi Wilayah merupakan gambaran dari kondisi sanitasi sebuah wilayah dilihat dari berbagai aspek kehidupan yang terjadi di masarakat dan merupakan ukuran pelaksanaan sanitasi di suatu wilayah. Profil Sanitasi wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan akan dijabarkan sebagai berikut. 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hegiene

Prilaku Hidup bersih dan sehat dan Promosi Hegiene perlu menjadi kebiasaan yang dimasyarakatkan dan terus di sosialisasikan pada seluruh tingkatan di masyarakat, apalagi semakin majemuknya lingkungan yang berimbas pada buruknya kualitas lingkungan sebagai akibat dari hasil aktivitas atau kegiatan manusia sebagai mahluk hidup yang mandiri dan mempunyai tujuan. Sosialisasi ini dimaksudkan agar semakin meningkatnya kemampuan dari setiap warga dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Lingkungan bersih dan sehat, tentu akan meningkatkan kualitas kesehatan manusia dilingkungan terserbut, hal ini dapat terjadi bila perilaku manusia sadar akan PHBS sudah mumpuni. Program PHBS telah lama dilakukan namun perilaku sehat masyarakat perlu terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan.

3.1.1 Tatanan Rumah Tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota Rumah Tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat[footnoteRef:3]. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu : [3: ]

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Memberi ASI ekslusif Menimbang bayi dan balita Menggunakan air bersih Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Menggunakan jamban sehat Memberantas jentik di rumah Makan buah dan sayur setiap hari Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak merokok di dalam rumahBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan yang diperoleh dari data Puskesmas di setiap Kecamatan dapat digambarkan: bahwa 57 % rumah tangga yang dilakukan pemeriksaan sarana sanitasi dasarnya (Jamban, Tempat sampah dan pengelolaan air limbah), didapatkan rata-rata rumah tangga yang memiliki sarana tersebut dengan kategori sehat sebesar 48 % dan kategori tidak sehat sebesar 52 % dari total 43.244 KK. sedangkan keluarga yang memiliki akses air bersih dari keluarga yang diperiksa 78% memiliki akses air bersih, dengan akses terbanyak memanfaatkan sumur gali (28%) dan akses yang terendah memanfaatkan air hujan (0.01%).

3.1,2 Tatanan sekolah

PROFIL SANITASI WILAYAH

Kondisi PHBS pada sekolah di Bengkulu Selatan secara umum masih jauh dari standar, setiap sekolah rata-rata mempunyai 1 WC untuk murid dan 1 WC untuk guru, satu sumur gali atau sumur dengan pompa tangan tetapi kebanyakan kondisinya sudah rusak. Untuk WC Murid rata-rata tidak terawat, tidak pernah dibersihkan dan tidak ada air, hanya WC guru yang berfungsi. 59

Tabel 3.1:Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren (SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK (toilet dan tempat cuci tangan)

Nama SekolahJumlah SiswaJumlah GuruSumber Air BersihJumlah Toilet/WcJumlah Tempat KencingFasilitas Cuci TanganPersediaan SabunSiapa yg Membersihkan Toilet

PDAMSPTSGLSiswaGuruPesuruh

LPLPSKTSKTSKTGuruLPGuruLPYTYTLPLPLP

1.SDN 052.SDN 063. SDN 094. SDN 115. SDN 126. SDN 137. SDN 168. SDN 199. SDN 2010. SDN 2111. SDN 2212. SDN 2413. MIN14. SMPN 215. SMPN 418. SMPN 1319. SMPN 1520. SMP IT21. SMA 222. SMA 323.SMA 524. SMA PGRI25. SMA MUH26. SMA KARYA27. SMA PEMB28. SMA YHD29. MA Alquraniah30. SDN 2531. SDN 2632. SDN 2733. SDN 2834. SDN 2935. SDN 3036. SDN 3137. SDN 3238. SDN 3339. SDN 3440. SDN 3541. SDN 3642. SMPN 343. SMPN 2144. SMPLB45 SMA 646. SDN 4447. SDN 4548. SDN 4649. SDN 4750. SDN 4851. SDN 4952. SDN 5053. SDN 5154. SDN 5255. SDN 5356. SDN 5457. SDN 5558. SDN 5659. SMPN 760. SMPN 2061. SMPN T Menang62. SMAN 720737177140661372081121701071336676351

24070

5421151197130741252131221681131476979367

26070

53432152335543102110201781324161715121219VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

vVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (diolah)

Tabel 3.2: Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK)(Penglolaan Sampah dan Pengetahuan Hegiene)

Nama sekolahApakah Pengetahuan ttg Hegiene dan Sanitasi diberikanApakah Ada Dana utk Air Bersih/Sanitasi/Pend HegienePengelolaan SampahTempat Buangan Air Kotor

Kapan Tangki Septik dikosongkan

Kondisi Hegine Sekolah

Ya, saat pertemuan penyuluhan tertentuYa, saat mata pelajaran PenjasTidak PernahYaTidakDikumpulkanDipisahkanDibuat KomposDari ToiletDari Kamar mandi

1.SDN 052.SDN 013. SDN 094. SDN 115. SDN 126. SDN 137. SDN 168. SDN 199. SDN 2010. SDN 2111. SDN 2212. SDN 2413. MIN14. SMPN 215. SMPN 1018. SMPN 1319. SMPN 920. SMP IT21. SMAN 222. SMAN 323.SMAN 524. SMAN 625. SMAN 226. SMAN 127. SMAN 928. SMKN 129. MA Alquraniah30. SDN 2531. SDN 2632. SDN 2733. SDN 2834. SDN 2935. SDN 3036. SDN 3137. SDN 3238. SDN 3339. SDN 3440. SDN 3541. SDN 3642. SMPN 343. SMPN 2144. SMPLB45 SMA 646. SDN 4447. SDN 4548. SDN 4649. SDN 4750. SDN 4851. SDN 4952. SDN 5053. SDN 5154. SDN 5255. SDN 5356. SDN 5457. SDN 5558. SDN 5659. SMPN 760. SMPN 2061. SMPN T Menang62. SMAN 7VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

VV

VV

VVVV

VV

VV

VV

VVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (diolah)

3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik

Pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Bengkulu Selatan belum dilakukan secara professional dan memenuhi standar Sanitasi. Air limbah rumah tangga hanya dialirkan ke saluran drainase, sungai, dan tempat-tempat terbuka lainnya. Rumah Tangga yang mempunyai Jamban hampir semua penampungan limbahnya dengan Subsetank Cubluk bukan Tangki Septic.

3.2.1 Kelembagaan

Untuk Kabupaten Bengkulu Selatan, belum ada Lembaga yang bertanggung jawab penuh dalam Pengelolaan Air limbah Rumah Tangga, belum ada fasilitas IPAL di lingkungan, belum ada truk pengangkut tinja, dan juga belum ada IPLT.

Tabel 3.3Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik

FUNGSIPEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah Kabupaten/KotaSwastaMasyarakat

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan air limbah Domestik skala kab/kotaBappeda, Dinkes KLH, Kebersihan, PU--

Menyusun Rencana Program Air Limbah Domestik dalam Rangka Pencapaian TargetBappeda, Dinkes KLH, Kebersihan, PU--

Menyusun Rencana Anggaran Program air limbah domistik dalam rangka pencapaian targetBappeda, Dinkes KLH, Kebersihan, PU--

PENGADAAN SARANA--

Menyediakan sarana pembuangan awal Air Limbah Domestik Dinkes, KLH, Kebersihan, PU-Rumah Tangga

Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tangki Septik) Dinkes, KLH, Kebersihan, PU-Rumah Tangga

Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septic ke IPLT (truk tinja) Dinkes, KLH, Kebersihan, PU--

Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Dinkes, KLH, Kebersihan, PU--

Membangun sarana IPLT dan dan atau IPALDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

PENGELOLAAN

Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinjaDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Mengelola IPLT dan atau IPALDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Melakukan penarikan retrebusi penyedotan lumpur tinjaDinas Kebersihan--

Memberikan izin usaha pengelolaan Air limbah domestik dan atau penyedotan Air limbah domestikDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMBDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (Pengangkutan, personil, peralatan, dll)Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal air limbah domestikDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan Air limbah DomestikDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestk skala kota/kabupatenDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan Air limbah domestikDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan Air limbah Domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestikDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domesticDinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH--

Tabel 3.4 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten / Kota

PeraturanKetersediaanPelaksanaanKeterangan

Ada(Sebutkan)Tidak adaEfektif DilaksanakanBelum Efektif DilaksanakanTidak Efektif Dilaksanakan

Air Limbah Domestik

Target capaian pelayanan pengelolaan Air Limbah Domestik di Kab BS-Tidak Ada----

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/ Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan Air Limbah Domestik-Tidak Ada----

Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengolahan Air Limbah Domestik-Tidak Ada----

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestk di hunian rumah-Tidak Ada----

Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha

-Tidak Ada

-

-

-

-

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan Persampahan di tempat usaha-Tidak Ada----

Kewajiban penyedotan Persampahan untuk masyarakat, industry, rumah tangga dan kantor pemilik tangki septic-Tidak Ada----

Retribusi penyedotan Air Limbah Domestik-Tidak Ada----

Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan Air Limbah bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga dan perkantoran-Tidak Ada----

3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Tabel 3.5Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah

InputUser InterfacePenampungan AwalPengaliranPembuangan Daur UlangPengelolaan AkhirKode/Nama Aliran

Black WaterWC SentorLubang Tanah tertutup---AL 1

Black WaterWC Sentor-Sewerage-SungaiAL2

Black WaterWc Terbuka---SungaiAL3

Grey WaterKamar Mandi/SumurLubang tanah tertutup---AL4

Grey WaterKamar Mandi/Sumur-Saluran terbuka-SungaiAL5

Tabel 3.6Sistem Pengelolaan Air limbah yang ada di Kabupaten

Kelompok FungsiTeknologi yang DigunakanJenis Data Sekunder(Perkiraan) Nilai DataSumber Data

User InterfaceJambanJumlah(kuantitas)KK tersambung68.260 jiwa38.986 KKDinas Kesehatan

Sumber : Dinas Kesehatan

3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK ( Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan)

Tabel 3.7:Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat

KecamatanJumlahJumlah MCKTahun MCKJumlah SanimasTahun Sanimas

RTRWPddk miskinJamban keluargaDikelola RTDikelola RWDikelola CBODikelola lainnyaDibangunDikelola RTDikelola RWDikelola CBODikelola lainnyadibangun

Kec. Kota Manna---4.782---62008---22010

Seginim---3.819---232007---52011

Manna---3.660---32009---22011

Ulu Manna---3.660---92010-----

Air Nipis---1.736---12010---12010

Kedurang---3.147---82007-----

Kedurang Ilir---1.880---402010-----

Pasar Manna---1.460----------

Pino---2.751---52010---22011

Pino Raya---3.747---142007---32010

Bunga Mas---1.736---22012---12011

Sumber: Dinkes dan Program P2DTK, PNPM MP, Sanimas

Tabel 3.8:Kondisi sarana MCK

KecamatanLokasi MCKJumlah PemakaiJumlah ToiletJml Kmr MandiFas cuci TanganPersediaan SabunAda biaya Pemakaian MCKTempat Buangan Air KotorKapan Tangki septic dikosongkan

MCKPDAMSPTSGL

RTRWLPSKTSKTSKTLPLPYTYTYTTangki SeptikCubluk

Kota MannaMannaSeginimUlu MannaPinoPino RayaAir NipisKedurangKedurang IlirBunga MasPasar Manna----------------------84423351351032452511449543-96483651451072563512651847-------------------------------------------------------------------Vvvvvvvvvv-----------------------8528971728403-8528971728403-----------------------vvvvvvvvvv-----------------------vvvvvvvvvv------------vvvvvvvvvv------------vvvvvvvvvv------------

Sumber: Survey, Wawancara dan data diolah

Tabel 3.9 :Daftar Program/proyek layanan yang berbasis Masyarakat

NOSub SektorNama Program /Proyek/LayananPelaksana/PJTahun AwalKondisi Sarana saat iniAspek PMJK

FungsiTdk FungsiRusakPMJDRMBR

1

2Air Limbah Domestik; Onsite Individual Air Limbah Domestik; Onsite Komunal-

DED Pembangunan IPAL Rusunawa-

PU CK-

2012-

--

--

--

--

--

-

Sumber: Dinas PU CK

3.2.4 Pemetaan Media (air limbah domestik)

Ruang Lingkup Air Limbah Rumah Tangga untuk saat ini belum merupakan sektor prioritas di Kabupaten Bengkulu Selatan, hingga kini belum ada satupun SKPD yang secara khusus menangani sektor ini.

Tabel 3.10Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten

NoKegiatanTahunDinas PelaksanaTujuan KegiatanKhalayak SasaranPesan KunciPembelajaran

1Penyuluhan masyarakat pola hidup bersih dan sehat (PHBS)2010Dinas KesehatanAgar masyarakat mengerti pola hidup sehatWarga PedesaanPenerapan pola hidup sehatPola hidup sehat adalah dasar untuk menggapai hidup sehat

2Penyuluhan dan pemasangan Iklan promosi Stop BABs2009Dinas Kesehatan (Bantuan ADB)Agar masyarakat sadar akan akibat buruk BABsWarga PedesaanStop BABsBABs bukan tindakan yang mendukung lingkungan yang sehat

Sumber: Dinas Kesehatan

Tabel 3.11Media Komunikasi yang ada di kabupaten Bengkulu Selatan

NoNama MediaJenis AcaraIsu Yang DiangkatPesan KunciPendapat Media

1Radar SelatanArtikelPeranan Porgram PPSP di kab Bengkulu SelatanProgram PPSP Wajib didukung oleh semua pihak tanpa terkecualiPositif

2Radio Mitra FMTalk showProgram PPSPProgram PPSP adalah program kualitas hidup masyarakatPositif

Sumber: Radar Selatan Tabel 3.12Kerjasama Terkait Sanitasi

NoNama KegiatanJenis Kegiatan SanitasiMitra Kerja SamaBentuk Kerjasama

1Sosialisasi Program PPSPArtikel PPSPRadar Selatan In Kind

2Sosialisasi Program PPSPTalk ShowRadio Mitra FM In Kind

Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM

Tabel 3.13Daftar Mitra Potensial

NoNama MitraJenis Kegiatan SanitasiBentuk Kerjasama

1Radar SelatanArtikel In Kind

2Radio Mitra FMTalk Show In Kind

Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM

3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha

Tabel 3.14Penyedia Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten

NoNama ProviderTahun Mulai OperasiJenis Kegiatan

1Klinik Asyiffa2012Pembangunan IPAL

3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Tabel 3.15Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari sektor pengelolaan Air Limbah Domestik

NoSubsektor/SKPDn-4n-3n-2n-1NRata-rataPertumbuhan (%)

---------

Ket; Data tidak tersedia/Belum dilakukan

3.2.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak

Permasalahan yang mendesak yaitu:1. Perlunya adanya aturan Perda mengenai Air Limbah Domestik2. Ada rencana strtegis ke depan untuk melakukan pengolahan Air limbah3. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai standar pengolahan Air Limbah Domestik ke masyarakat4. Perencanaan untuk mengganti penampungan Cubluk dengan tangki Septik di pemukiman5. Perencanaan pembangunan IPAL dan IPLT

3.3. Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Bengkulu Selatan cakupannya hanya di tiga kecamatan wilayah kota yaitu Kota Manna, Pasar Manna dan Manna itupun belum optimal, masih banyak penumpukan sampah yang tidak terangkut. TPA Pagar Dewa hanya berfungsi menjadi tempat pembuangan dan belum ada pengolahan/pemilahan sampah. Rendahnya cakupan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA disebabkan jumlah armada truk pengangkut sampah yang belum mencukupi dan dari armada yang ada banyak yang rusak dan berumur tua. Permasalahan lain dari pengolahan dan sampah adalah rendahnya Kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah sembarangan dan meningkatnya produksi sampah pada musim-musim tertentu misalnya pada musim buah-buahan.

3.3.1 Kelembagaan

Tabel 3.16:Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan PersampahanFUNGSIPEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah Kabupaten/KotaSwastaMasyarakat

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan Persampahan skala kab/kotaDinas PU, Dinas Kebersihan, KLH, dan Bappeda

Menyusun Rencana Program Persampahan dalam Rangka Pencapaian TargetDinas PU, Dinas Kebersihan, KLH, dan Bappeda

Menyusun Rencana Anggaran Program Persampahan dalam rangka pencapaian targetDinas PU, Dinas Kebersihan, KLH, dan Bappeda

PENGADAAN SARANA

Menyediakan sarana pembuangan awal PersampahanDinas PU, Dinas Kebersihan, KLH

Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal sampahDinas PU, Dinas Kebersihan, KLH

Menyediakan sarana pengangkutan dari TPS ke TPADinas Kebersihan dan KLH

Membangun sarana TPA Dinas Kebersihan, PU

PENGELOLAAN

Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPSDinas KebersihanRumah tangga

Mengelola sampah di TPSDinas Kebersihan dan KLH

Mengangkut sampah dari TPS ke TPADinas Kebersihan

Mengelola TPADinas Kebersihan, KLH dan Dinkes

Melakukan pemilahan sampahDinas Kebersihan dan KLHPengumpul barang bekasRumah tangga dan Rukun Tetangga

Melakukan penarikan Retribusi sampahDinas Kebersihan

Memberikan izin pengelolaan sampahDinas Kebersihan dan KLH

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Mengatur prosedur penyediaan layanan Sampah (Pengangkutan, personil, peralatan, dll)KLH, Dinas Kebersihan dan PU

Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampahDinas Kebersihan, KLH dan Dinkes

Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan PersampahanDinas Kebersihan dan KLH

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan Persampahan skala kota/kabupatenDinas Kebersihan, KLh, Dinkes dan Bappeda

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan PersampahanDinas Kebersihan, PU, dan KLH

Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan persampahan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahanDinas Kebersihan

Tabel3.17:Peta Peraturan Persampahan Kabupaten / Kota

PeraturanKetersediaanPelaksanaanKeterangan

Ada (sebutkan)Tdk adaEfektif DilaksanakanBelum Efektif dilaksanakanTdk Efektif dilaksanakan

PERSAMPAHAN

Target capaian pelayanan pengelolaan Persampahan di Kab BSV

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/ Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan Persampahan.V

Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengolahan PersampahanV

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah dan membuang ke TPSV

Kewajiban dan sanksi bagi Kantor/unit usaha komersial/fasilitas social/fasilitas umum untuk menyediakani tempat sampah dan membuang ke TPSV

Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, Pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA.V

Kerjasama pemerintah kab. Dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah.V

Retribusi penyedotan PersampahanPerda No 02 Th 2011Ttg Jasa Retribusi Umum.V

3.3.2 Sistem dan Cakupan PelayananTabel 3.18:Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

InputUser InterfacePenampungan AwalPengaliranPembuangan Daur UlangPengolahan AkhirKode/Nama Aliran

Sampah Rumah tangga

Sampah PlastikTong Sampah

Kantong Pelastik-

pemulungTruk Sampah

--

PencacahTPAAliran Limbah P1

Aliran Limbah P2

Sumber: Dinas Kebersihan dan KLH

Tabel 3.19:Sistem Pengolahan Persampahan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

Kelompok FungsiTeknologi yang digunakanJenis Data sekunderPerkiraan Nilai DataSumber Data

User InterfaceOpen dumpingJumlah(kuantitas)24 m3/hariDinas Kebersihan

Sumber: Dinas Kebersihan & KLH

3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK ( Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan)

Tabel 3.20:Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/kecamatan

Jenis KegiatanDikelola MasyarakatDikelola oleh sektor formal di tingkat Kelurahan / Kecamatan Dikelola Pihak SwastaKeterangan

RTRW

LPLPLPLP

Pengumpulan sampah dr rumahPemilahan sampah di TPSPengangkutan Sampah ke TPSPengangkutan Sampah ke TPAPemilahan Sampah di TPAPara Penyapu jalan1513-6-6--6----------------------13----6---

Sumber: Dinas Kebersihan

Tabel 3.21:Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten

Jenis KegiatanDikelola oleh KabupatenDikelola oleh MasyarakatDikelola oleh Sektor Formal di tingkat KabDikelola Pihak Swasta

LPLPLPLP

Pengumpulan sampah dr rumahPemilahan sampah di TPSPengangkutan Sampah ke TPSPengangkutan Sampah ke TPAPemilahan Sampah di TPAPara Penyapu jalan--36------165---6----6------

---------------

Sumber: Dinas Kebersihan

Tabel 3.22:Daftar Program/proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat

NoSub SektorNama Program LayananPelaksana / PJTahun MulaiKondisi Sarana saat iniAspek PMJK

FungsiTidak FungsiRusakPMJDRMBR

1.

2.PersampahanPNPM P2KP

KLH

Pembuatan Tong SampahPengadaan Dam Truk Sampah,Container, Tong Sampah, Gerobak Dorong dan TPSCipta Karya

KLH2007

2011V

V

V-

-

--

-

-V

-

--

-

--

-

-

Sumber:PNPM P2KP dan KLH 3.3.4 Pemetaan Media

Tabel 3.23 :Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

NoKegiatanTahunDinas PelaksanaTujuan KegiatanKhalayak SasaranPesan KunciPembelajaran

1Sosialisasi2011Dinas KebersihanLingkungan bebas sampahMasyarakatTidak buang sampah sembaranganTerciptanya kesehatan masyarakat

Sumber: Dinas KebersihanTabel 3.24:Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

NoNama MediaJenis AcaraIsu Yang DiangkatPesan KunciPendapat Media

1Rakyat BengkuluArtikelSanimasKesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampahPositif

2Radar SelatanIklanSanimasSosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.Positif

Radio Mitra FMTalk ShowSanimasKesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampahPositif

Sumber: RB, Rassel dan Radio Mitra

Tabel 3.25:Kerjasama Terkait Sanitasi

NoNama KegiatanJenis Kegiatan SanitasiMitra Kerja SamaBentuk Kerjasama

1Sosialisasi Kesadaran Masyarakat tentang persampahanArtikel PersampahanRakyat Bengkulu In Kind

2Himbauan kepada masyarakat utk tidak buang sampah sembaranganIklan PersampahanRadar Selatan In Kind

3Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampahDialog PersampahanRadio Mitra FM In Kind

Sumber : RB, Rassel dan Radio MitraTabel 3.26:Daftar Mitra Potensial

NoNama MitraJenis Kegiatan SanitasiBentuk Kerjasama

1BRI Cab Manna (CSR)Bantuan Peralatan Persampahan In Kind

2BPDBantuan Promosi, Sosialisasi Persampahan

Sumber: BRI Cab Manna BPD 3.3.5 Partisipasi Dunia UsahaTabel 3.27:Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

NoNama ProviderTahun Mulai OperasiJenis Kegiatan

1KSM Pintu Langit2010Komposting

2Usaha Tino Sulau Wangi2009Komposting

3.Usaha Bank Sampah Miwantoro2012Bank Sampah

4.Kelompok Sadar Wisata Pasar Bawah2009Pengumpul,Pemilahan Sampah

5.Usaha Praktikum SMAN 12010Komposting

Sumber : KLH

3.3.6 Pendanaan dan PembiayaanTabel 3.28:Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari sektor Pengelolaan Persampahan

NoSubsektor/SKPD20062007200820092010Rata-rataPertumbuhan (%)

APersampahan1. KLH2.Dinas kebersihan-783.450.000-1.820.955.750-1.573.721.450

9.000.0001.902.043.1509.900.0001.442.799.1009.450.000.1.244.933.89010

BRetribusi Sampah18.960.00014.886.000.14.886.00014.886.000.25.350.00017.793.60058

Sumber: Dinas Kebersihan dan KLH

3.3.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan3.4.1 KelembagaanTabel 3.29: Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan

FUNGSIPEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah Kabupaten/KotaSwastaMasyarakat

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan Drainase Lingkungan skala kab/kotaDinas PU, Bappeda dan KLH

Menyusun Rencana Program Air Drainase Lingkungan dalam Rangka Pencapaian TargetDinas PU, Bappeda dan KLH

Menyusun Rencana Anggaran Program drainase lingkugan dalam rangka pencapaian targetDinas PU, Bappeda dan KLH

PENGADAAN SARANA

Menyediakan dan membangun sarana Drainase LingkunganDinas PU

PENGELOLAAN

Membersihkan saluran drainase lingkunganDinas PU Warga

Memperbaiki saluran drainase lingkungn yang rusak Dinas PU

Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan ( saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMBDinas PU, Dinas Kebersihan

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangunDinas PU

Memastikan integrasi system drainase lingkungan (sekunder) dengan system drainase sekunder dan primerDinas PU

Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dlm hal pengelolaan drainase lingkunganDinas PU

Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan Drainase LingkunganDinas PU, KLH & Satpol PP

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kota/kabupatenDinas PU, Bappeda

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan Drainase LingkunganDinas PU

Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan Drainase Lingkungan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan Drainase LingkunganDinas PU

Tabel3.30; Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten / Kota

PeraturanKetersediaanPelaksanaanKeterangan

AdaTdk AdaEfektif DilaksanakanBelum Efektif DilaksanakanTidak Efektif Dilaksanakan

DRAINASE LINGKUNGAN

Target capaian pelayanan pengelolaan Drainase Lingkungan di Kab BSV

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/ Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan Drainase Lingkungan.V

Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengolahan Drainase LingkunganV

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan dan menghubungkannya dengan system drainase sekunderV

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana Drainase Lingkungan sebagai saluran pemutusan hujanV

3.4.2 Sistem dan Cakupan PelayananTabel 3.5 :Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan

InputUser InterfacePenampungan AwalPengaliranPembuangan Daur UlangPengelolaan AkhirKode/Nama Aliran

Grey WaterDapur Rumah TanggaDrainase--SungaiAliran Limbah P1

Grey WaterKamar mandi---SungaiAliran Limbah P2

Air HujanTalangDrainase--SungaiAliran Limbah P3

Tabel 3.6:Sistem Pengelolaan Drainase lingkungan yang ada di Kabupaten

Kelompok FungsiTeknologi yang DigunakanJenis Data Sekunder(Perkiraan) Nilai DataSumber Data

User Interface-Kuantitas29.324 mCipta Karya

User Interface-Kuantitas4.321 mPNPM MP

Sumber: Dinas PU Cipta Karya dan PNPM MP Th 2012

3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK ( Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan)

Tabel 3.33Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kelurahan

Kelurahan / DesaJumlahKondisi drainase saat iniPembersihan Drainase saat iniPengelola OlehBangunan di atas saluran

RTRWLancarMampetRutinTdk RutinPemerintah Kab.KelurahanMasyarakatSwastaAdaTidak

LPLPLP

Pasar baruKota MedanIbulKy KunyitGn KembangPasar BaruDarat SawahSeginim04140704-01----------V-VV-----V--VVVV40-29-----25-21------24-2615121015-22-135658VVVVVVVV----------------------------------------VVVVVVVV

Sumber data : survey dan wawancara 2012

Tabel 3.34; Daftar Program/proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat

NoSub SektorNama Program LayananPelaksana / PJTahun MulaiKondisi Sarana saat iniAspek PMJK

FungsiTidak FungsiRusakPMJDRMBR

Drainase LingkunganPNPM P2KPPNPM MandiriDrainase lingkunganDrainase lingkunganCKPMD20072007VVVVVVVV

3..4.4 Pemetaan MediaTabel 3.35Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

NoKegiatanTahunDinas PelaksanaTujuan KegiatanKhalayak SasaranPesan KunciPembelajaran

1Penyuluhan Lingkungan bersih dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)2010Dinas KesehatanAgar masyarakat mengerti pola hidup sehatWarga PedesaanPemeliharaan dan pembersihan drainase perlu rutin dilakukan Drainase lingkungan yang bersih menciptakan lingkungan yang sehat

Sumber Dinas Kesehatan 2012 Tabel 3.36Media Komunikasi yang ada di kabupaten Bengkulu Selatan

NoNama MediaJenis AcaraIsu Yang DiangkatPesan KunciPendapat Media

1Radar SelatanArtikelPeranan Porgram PPSP di kab Bengkulu SelatanProgram PPSP Wajib didukung oleh semua pihak tanpa terkecualiPositif

2Radio Mitra FMTalk showProgram PPSPProgram PPSP adalah program kualitas hidup masyarakatPositif

Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FMTabel 3.37Kerjasama Terkait Sanitasi

NoNama KegiatanJenis Kegiatan SanitasiMitra Kerja SamaBentuk Kerjasama

1Sosialisasi Program PPSPArtikel PPSPRadar Selatan In Kind

2Sosialisasi Program PPSPTalk ShowRadio Mitra FM In Kind

Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM Tabel 3.38 Daftar Mitra Potensial

NoNama MitraJenis Kegiatan SanitasiBentuk Kerjasama

1Radar SelatanArtikel In Kind

2Radio Mitra FMTalk Show In Kind

Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM

3.4.5 Partisipasi Dunia UsahaTabel 3.39:Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang ada di Kabupaten

NoNama Provide