BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM.doc

5
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK MODUL KARDIOVASKULAR Bahan: 1. Punksi vena (Flebotomi) 2. Pemeriksaan Laju Endap Darah (Metode Westergren) 3. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Metode Sahli) 4. Pemeriksaan hematokrit (Metode Kapiler dan Metode Wintrobe) 5. Pemeriksaan titer ASTO (Metode Aglutinasi) PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (Metode Westergren) Laju endap darah (LED) adalah kecepatan (laju) eritrosit untuk mengendap dalam plasmanya. Pemeriksaan ini sebagai uji penyaring untuk mengenal respons inflamasi terhadap jejas jaringan dan memantau perjalanan penyakit. Terdapat 3 tahap pada laju endap darah, pertama, pembentukan rouleaux dan agregat, kedua, pengendapan agregat, ketiga pemadatan agregat pada dasar pipet. Kecepatan pengendapan eritrosit dipengaruhi beberapa factor, yaitu eritrosit, rasio eritrosit dengan plasma, protein plasma, dan faktor teknik pengerjaan. Faktor yang dapat mempercepat LED adalah anemia, makrosit , hiperfibrinogenemia, hiperglobulinemia, CRP tinggi, hipoalbuminemia, temperatur tinggi, pipet Westergren tidak berdiri tegak (vertical) benar, getaran rak pipet Westergren. Faktor yang memperlambat LED adalah polisitemia, anisositosis, poikilositosis, sel sabit, sferosit, anemia defisiensi besi dan obat-obatan NSAID. Bahan Pemeriksaan: Darah vena yang dicampur dengan antikoagulan sodium sitrat 0.109 M atau larutan NaCl 0.9% (rasio darah : antikoagulan = 4:1) Alat dan reagen: 1. Pipet Westergren 2. Rak pipet Westergren 3. Sodium sitrat 0.109 M atau larutan NaCl 0.9% Cara Kerja: 1. Isap darah vena yang telah dicampur dengan pipet Westergren sampai garis tanda 0 2. Jepit pipet Westergren dalam posisi tengak lurus pada rak pipet Westergren. 3. Biarkan dalam suhu kamar, hindari cahaya matahari dan getaran

Transcript of BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM.doc

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUMPATOLOGI KLINIK

MODUL KARDIOVASKULAR

Bahan:

1. Punksi vena (Flebotomi)

2. Pemeriksaan Laju Endap Darah (Metode Westergren)

3. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Metode Sahli)

4. Pemeriksaan hematokrit (Metode Kapiler dan Metode Wintrobe)

5. Pemeriksaan titer ASTO (Metode Aglutinasi)

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (Metode Westergren)

Laju endap darah (LED) adalah kecepatan (laju) eritrosit untuk mengendap dalam plasmanya. Pemeriksaan ini sebagai uji penyaring untuk mengenal respons inflamasi terhadap jejas jaringan dan memantau perjalanan penyakit. Terdapat 3 tahap pada laju endap darah, pertama, pembentukan rouleaux dan agregat, kedua, pengendapan agregat, ketiga pemadatan agregat pada dasar pipet. Kecepatan pengendapan eritrosit dipengaruhi beberapa factor, yaitu eritrosit, rasio eritrosit dengan plasma, protein plasma, dan faktor teknik pengerjaan. Faktor yang dapat mempercepat LED adalah anemia, makrosit , hiperfibrinogenemia, hiperglobulinemia, CRP tinggi, hipoalbuminemia, temperatur tinggi, pipet Westergren tidak berdiri tegak (vertical) benar, getaran rak pipet Westergren. Faktor yang memperlambat LED adalah polisitemia, anisositosis, poikilositosis, sel sabit, sferosit, anemia defisiensi besi dan obat-obatan NSAID.Bahan Pemeriksaan:Darah vena yang dicampur dengan antikoagulan sodium sitrat 0.109 M atau larutan NaCl 0.9% (rasio darah : antikoagulan = 4:1)Alat dan reagen:

1. Pipet Westergren

2. Rak pipet Westergren

3. Sodium sitrat 0.109 M atau larutan NaCl 0.9%Cara Kerja:

1. Isap darah vena yang telah dicampur dengan pipet Westergren sampai garis tanda 0

2. Jepit pipet Westergren dalam posisi tengak lurus pada rak pipet Westergren.

3. Biarkan dalam suhu kamar, hindari cahaya matahari dan getaran

4. Setelah tepat 1 jam baca hasilnya pada garis batas permukaan atas eritrosit dengan plasma

Laporan:

Hasil dilaporkan sebagai mm. Nilai rujukan laki-laki < 10mm, dan perempuan < 20 mm.

PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (METODE SAHLI)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kada hemoglobin darah, unsure utama eritrosit, sebagai parameter untuk mendiagnosis dan monitoring kelainan eritrosit seperti anemia dan polisitemia.

Bahan Pemeriksaan:

Darah utuh dengan antikoagulan K3EDTA atau Na2EDTA

Alat dan reagen:

1. Hemoglobinometer Sahli (Hemometer)

2. Tabung pengencer Sahli

3. Pipet Sahli 20 uL

4. Batang gelas pengaduk

5. Pipet Pasteur atau pipet tetes

6. Larutan HCl 0.1 N

7. Akuades

Cara Kerja:

1. Pipet 5 tetes larutan HCl ke dalam tabung Sahli

2. Campur darah dalam penampung supaya homogen.3. Pipet 20 uL darah menggunakan pipet Sahli, atur volume, apus kelebihan darah di luar pipet Sahli.4. Darah dikeluarkan dengan hati-hati ke dalam reagen HCl dalam tabung pengencer Sahli, bilas isi pipet dengan cara mengisap reagen dan mengeluarkannya lagi beberapa kali. Jaga agar tidak sampai terbentuk gelembung udara. Catat waktu saat darah pertama bercampur dengan reagen. Tunggu sampai campuran darah dengan reagen berubah menjadi coklat.

5. Tambahkan akuades sedikit demi sedikit sambil mengaduk sampai warna campuran menjadi sama dengan standard warna coklat pada hemoglobinometer. Sebaiknya tabung ditempatkan dengan sisi tabung yang berskala tidak terlihat. . Sebaiknya keseteraan warna tersebut dicapai dalam 3-5 menit dari saat darah bercampur pertama kali dengan HCl.

6. Baca kadar hemoglobin (Hb) sesuai permukaan cairan campuran darah-reagen-aquadest.

Laporan:

Kadar hemoglobin dilaporkan dalam satuan g/dL sesuai dengan pembacaan akhir pengenceran. Berdasarkan ketelitian cara ini maka hasil dibaca sampai nilai 0,5 g/dL, contoh 12,0 g/dL, 12,5 g/dL

PEMERIKSAAN HEMATOKRITPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui volum eritrosit dari volume darah utuh dinyatakan dalam persen (volume eritrosit dalam 100 ml darah)

Terdapat 2 metode:

1. Metode Kapilar

2. Metode Wintrobe

Metode Kapilar

Bahan pemeriksaan:Bahan dapat berupa darah vena atau darah kapilar. Darah vena dicampur dengan antikoagulan K3EDTA atau Na2EDTA. Darah kapiler, tetes pertama dibuang.

Alat dan reagen:

1. Tabung kapilar 2. Microsentrifuge dengan kecepatan 16000 putaran per menit.Cara:

1. Campur darah dengan homogen2. Isi pipa kapiler dengan sampel darah sampai 2/3 panjang pipa.

3. Salah satu ujung pipa dengan dempul. Dapat pula ditutup dengan cara membakarnya tetapi harus menjaga jangan sampai darah ikut terbakar.

4. Pipa kapilar dipasang dalam pemusing mikro dengan ujung yang disumbat menghadap keluar.5. Pusing dengan kecepatan 16000 rpm selama 5 menit

6. Baca hasil dengan menggunakan alat baca skala. Nilai hematocrit sesuai panjang kolom eritrosit dengan panjang kolom darah pada garis 100.

7. Bila nilai hematocrit lebih tinggi dari 50%, pemusingan dilanjutkan selama 5 menit lagi untuk meyakinkan bahwa pemusingan sudah optimal.

Laporan:

Nilai hematocrit dilaporkan dalam %. Metode Wintrobe

Spesimen:

Darah vena dicampur dengan antikoagulan K3EDTA atau Na2EDTA.

Alat dan reagen:

1. Tabung Wintrobe

2. Pipet Wintrobe

3. Sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm

4. Tabel index icterus

Cara:

1. Campur darah dengan homogen2. Isi tabung wintrobe sampai tanda 100

3. Sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit4. Baca hasilnya: indeks icterus, buffy coat, hematocrit.

Laporan:

Nilai hematocrit dinyatakan dalam %, buffy coat dilaporkan dalam mm dan indeks ikterus dilaporkan dalam satuan SPENGUKURAN TITER ASTO (CARA LATEKS CEPAT ATAU METODE AGLUTINASI)

Tes ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengukur titer antibody antistreptolysin O terhadap Streptococcus beta hemolyticus Lancefield group A pada serum pasien. Adanya dan tingginya titer antibody memberikan informasi tentang beratnya infeksi.

Bahan pemeriksaan:

Serum

Alat dan reagen:

1. Kaca benda atau Kartu uji

2. Pipet tetes

3. Batang pengaduk

4. Reagen ASTO

Cara:

1. Pipet satu tetes sampel ke dalam lingkaran pada kartu atau kaca benda

2. Pipet satu tetes kontrol positif dan kontrol negative ke masing-masing lingkaran

3. Campur reagen latex ASTO dengan cara mengocok hati-hati. Tambahkan satu tetes reagen ke tiap lingkaran yang berisi sampel dan kontrol positif dan negative

4. Dengan menggunakan bagian ujung rata pipet plastic campurlah sampel dan kontrol dengan reagen sampai mengisi seluruh daerah dalam lingkaran.

5. Goyangkan kaca benda secara perlahan selama 2 menit.

6. Baca adanya aglutinasi di bawah sinar yag cukup terang

Laporan:

Titer ASTO dilaporkan sebagai positif atau negative. Hasil positif (>200 IU/ml) bila ada aglutinasi dibandingkan dengan kontrol negatif