BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

57

Transcript of BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

Page 1: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id
Page 2: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id
Page 3: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

i

PANDUAN PRAKTISPRAKTEK SIDANG DI PERADILAN SEMU

DI LINGKUNGAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NASIONAL

Dr. Mustakim, S.H., M.H.

Penerbit :

Fakultas Hukum Universitas Nasional

Page 4: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

ii

PANDUAN PRAKTISPRAKTEK SIDANG DI PERADILAN SEMUDI LINGKUNGAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITASNASIONAL

Oleh : Dr. Mustakim, S.H., M.H.

ISBN/KDT : 978-623-7376-80-4

Perpustakaan Nasional : Kataloq Dalam Terbitan (KDT)

Cetakan Pertama : 15 Desember 2020

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbnyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalambentuk dan dengan cara apapun termasuk dengan caramengunakan mesin fotocopy, tanpa seizin dari penerbit

Penerbit :

Fakultas Hukum Universitas Nasional

Page 5: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah Penulis haturkan kepada Allah SWT, atassegala rahmat dan nikmat yang diberikan, terutama nikmatkesehatan, sehingga keinginan Penulis untuk membuat bukuberupa pedoman bagi Mahasiswa Hukum dalam mempraktekkanteori-teori hukum di Peradilan Semu di Lingkungan FakultasHukum Universitas Nasional dapat terselesaikan.

Buku ini didorong atas pengalaman Penulis, ketika mengampuMata Kuliah Praktek Peradilan Perdata dan Praktek PeradilanAgama di Fakultas Hukum Universitas Nasional Jakarta, dimanamahasiswa mengalami kendala dalam mempraktekkan kasus-kasus di Peradilan Semu yang ada di Fakultas. Atas dasar itulah,Penulis berusaha untuk mewujudkan suatu panduan praktis bagimahasiswa hukum dalam berpraktek di Peradilan Semu sebagaibagian pendidikan sebelum para mahasiswa hukum betul-betulmelakukan praktek hukum yang sebenarnya.

Buku ini menguraikan materi-materi penjelasan terkaitpelaksanaan praktek, meliputi Kompetensi Pengadilan, JenisPerkara Perdata, Pihak-Pihak Dalam persidangan, tahapan-tahapan persidangan dan contoh-contoh dokumen-dokumenhukum dalam persidangan mulai dari Surat Kuasa, gugatan,jawaban, Replik, Duplik, Alat-Alat bukti, Kesimpulan danPutusan Pengadilan.

Penulis berharap dengan adanya buku ini, memudahkan ParaDosen dan Mahasiswa Hukum dalam melaksanakan praktekperadilan di Peradilan Semu di Lingkungan Fakultas Hukum,khususnya Fakultas Hukum Universitas Nasional.

Ucapan terimakasih kepada Dekan Fakultas Hukum UniversitasNasional yang telah memberikan dukungan atas terbitnya bukupanduan ini, segenap Para Dosen Hukum di Lingkungan

Page 6: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

iv

Fakultas Hukum Universitas Nasional atas saran danmasukannya serta segenap mahasiswa yang memberikanmotivasi.

Saran dan Kritik sangat Penulis harapkan bagi para pembacademi kesempurnaan dan pencapaian proses belajar secaramaksimal, seperti Pepatah mengatakan “tak ada gading yang takretak”. Akhirnya Penulis ucapkan kepada semua pihak yang turutmembantu terbitnya buku ini dan semoga bermanfaat bagi ParaDosen dan mahasiswa hukum serta para pembaca semuanya.

Salam hangat,Dr. Mustakim, S.H., M.H.

Page 7: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

v

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR .......................................................DAFTAR ISI ...................................................................

PERTEMUAN 1KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA ..................

A. Kekuasaan Kehakiman ..................................................B. Kewenangan Pengadilan .............................................C. Susunan Badan-Badan Pengadilan ..............................D. Tempat Kedudukan Pengadilan ....................................

PERTEMUAN 2PRINSIP PERSIDANGAN DI PENGADILAN ...................

A. Hakim bersifat pasif ........................................................B. Mengutaman Perdamaian (Dading) .............................C. Prosedur Berperkara Sederhana, Cepat dan BiayaRingan ……………………………………………………………………….D. Sidang Pengadilan Terbuka Untuk Umum .................E. Tidak ada keharusan untuk diwakilkan .......................

PERTEMUAN 3PERKARA PERDATA DI PENGADILAN .........................

A. Perkara Perdata .............................................................B. Jenis Perkara Perdata ...................................................

PERTEMUAN 4PIHAK-PIHAK DALAM PROSES PERSIDANGAN DIPENGADILAN ................................................................

A. Hakim ............................................................................B. Panitera ..........................................................................C. Juru Sita.........................................................................D. Juru Sumpah .................................................................E. Penggugat dan Tergugat ...............................................F. Pihak Ketiga ....................................................................G. Advokat ..........................................................................

iiv

112710

121213131415

161616

17171921222323

Page 8: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

vi

H. Saksi ...........................................................................I. Ahli ................................................................................

PERTEMUAN 5PROSES BERACARA DI PENGADILAN ........................

A. Tahap Pendahuluan ....................................................B. Tahap Penentuan ........................................................C. Tahap Pelaksanaan .....................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................RIWAYAT HIDUP PENULIS .........................................LAMPIRAN……………………………………………………………

2425

26262932

333538

Page 9: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

1

PERTEMUAN 1KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA

A. Kekuasaan Kehakiman

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia (UUD NRI Tahun 1945) tegas menyatakan bahwaNegara Indonesia adalah negara hukum.

Kekuasaan kehakiman yang merdeka dan mandirimerupakan salah satu hasil Perubahan UUD 1945 khususnyaPasal 24 yang setelah diubah selengkapnya berbunyi: (1)Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdekauntuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkanhukum dan keadilan. (2) Kekuasaan kehakiman dilakukanoleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yangberada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuahMahkamah Konstitusi. (3) Badan badan lain yang fungsinyaberkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalamundang-undang1

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentangKekuasaan Kehakiman memberikan penjelasan tentanglembaga peradilan yang telah diberikan kewenangan olehundang-undang, yaitu kewenangan absolut yang merdekaterlepas dari campur tangan orang lain dan tidak adatekanan dari pihak-pihak lain dengan tujuan untukmenegakan hukum dan menegakan keadilan.2

1 Mendesain Kewenangan Kekuasaan Kehakiman Setelah PerubahanUud 1945 Achmad Edi SubiyantoJurnal Konstitusi, Volume 9, Nomor 4,Desember 20122 KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA MENGADILI ATASOTENTISITAS AKTA YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DI LUAR

Page 10: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

2

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentangKekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 157), bahwa: “Kekuasaankehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung danbadan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkunganperadilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkunganperadilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara,dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”. Keempatlingkungan peradilan ini adalah peradilan dibawahMahkamah Agung untuk melaksanakan kekuasaankehakiman dibidang yudikatif, yang dibedakan dengan tugasmasingmasing lingkungan peradilan.

Berdasarkan bunyi tersebut, maka ada beberapamacam pengadilan di Indonesia yaitu PengadilanUmum, Pengadilan Militer, Pengadilan Agama,Pengadilan Administrasi/Tata Usaha Negara,Mahkamah Konstitusi

B. Kewenangan Peradilan

1. Pengadilan Umum.Sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009Tentang Peradilan Umum disebutkan bahwa peradilanumum berwenang memeriksa, mengadili, dan memutusperkara pidana dan perdata sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

2. Pengadilan Militer adalah pengadilan yang hanyaberwenang untuk mengadili perkara pidana yangterdakwanya berstatus anggota ABRI/Militer (Undang-Undang No. 5 tahun 1950) atau Peradilan militer

WILAYAH KERJA Oleh: Indriana Prima Puspita Sari, Istislam, NuriniApriliandaADIL: Jurnal Hukum Vol. 8 No.1

Page 11: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

3

berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkaratindak pidana militer sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

3. Pengadilan Agama adalah Pengadilan yangkewenanganya mengadili perkara perdata yang keduapihaknya beragama islam dan menurut hukum yangdikuasai hukum islam yang meliputi warisan, wasiat,hibah yang dilakukan berdasarkan islam, wakaf sertashadagoh (Pasal 49 Undang-Undang No. 7 tahun 1989)Peradilan Agama diatur dalam Undang-Undang No. 7tahun 1989 (LNRI 1989-49, TLNRI 3400). Pasal 49Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang PeradilanAgama menjelaskan bahwa Pengadilan Agama bertugasdan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikanperkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orangyang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan,wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukumIslam, wakaf dan shadaqah. Selanjutnya Pasal 49 UU No.3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun1989 tentang Peradilan Agama (“UU 3/2006”), yangmenjadi kewenangan dari pengadilan agama adalahperkara di tingkat pertama antara orang-orang yangberagama Islam di bidang:

a. perkawinan;

b. waris;

c. wasiat;

d. hibah;

Page 12: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

4

e. wakaf;

f. zakat;

g. infaq;

h. shadaqah;

i. ekonomi syari'ah.

4. Pengadilan Administrasi/Tata Usaha Negara berwenangmemeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikansengketa tata usaha negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan atau menyelesaikanperkara yang tergugatnya pemerintah dan penggugatnyaperorangan dimana pemerintah itu digugat dengankesalahan menjalankan administrasi (Pasal 47 Undang-Undang No. 5 tahun 1986).

5. Mahkamah Konstitusi adalah Mahkamah Konstitusiadalah pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimanadimaksud dalam Undang- Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 1 angka 3 UU No.48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan kehakiman)Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkatpertama dan terakhir yang putusannya bersifat finaluntuk :

a. menguji undang-undang terhadap Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Page 13: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

5

b. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yangkewenangannya diberikan oleh Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. memutus pembubaran partai politik;

d. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;dan

e. kewenangan lain yang diberikan oleh undang-undang.

Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan ataspendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presidendan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukanpelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadapnegara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnyaatau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhisyarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Untuk mengajukan gugatan pengadilan harus dilihat jenisdan macam pengadilan, agar gugatan bisa diterima olehpengadilan, Dalam hukum acara perdata, dikenal duamacam, yaitu.1. Wewenang mutlak atau absolut competentie adalah

menyangkut pembagian kekuasan antar badan-badanPeradilan, dilihat dari macamnya Pengadilan menyangkutpemberian kekuasaan untuk mengadili. Misalnyapersoalan mengenai perceraian bagi mereka yangberagama Islam berdasarkan ketentuan Pasal 163 ayat (1)Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 adalah wewenangPengadilan Agama.

Page 14: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

6

2. Wewenang relatif atau relative competentie Adalahmengatur pembagian kekuasaan mengadili antarPengadilan yang serupa, tergantung dari tempat tinggaltergugat. Pasal 118 HIR menyangkut kekuasaan relatif.Asas yang yang menyangkut wewenang ini adalah ”ActorSequitur Forum Rei” terhadap asas Actor Sequitur ForumRei terdapat beberapa pengecualian, misalnya yangterdapat dalam Pasal 118 HIR itu sendiri :

a. Gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri setempatkediaman tergugat, apabila tempat tinggal tergugattidak diketahui.

b. Apabila tergugat terdiri dari dua orang atau lebih,gugatan diajukan pada tempat tinggal salah satutergugat, terserah pilihan dari penggugat, jadipenggugat yang menentukan di mana ia akanmengajukan gugatannya.

c. Akan tetapi dalam ad. 2 tadi, apabila pihak tergugatada dua orang, yaitu yang seorang misalnya adalahberhutang dan yang lain penjaminnya, maka gugatanharus diajukan kepada Pengadilan Negeri pihak yangberhutang. Sehubungan dengan hal ini perludikemukakan, bahwa secara analogis denganketentuan yang termuat dalam Pasal 118 ayat (2)bagian akhir ini, apabila tempat tinggal tergugat danturut tergugat berbeda, gugatan harus diajukan ditempat tinggal tergugat.

Page 15: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

7

d. Apabila tempat tinggal dan tempat tergugat tidakdikenal, gugatan diajukan kepada Ketua PengadilanNegeri tempat tinggal penggugat atau salah satu daripenggugat.

e. Dalam ad. 4 apabila gugatan adalah mengenai barangtetap, dapat juga diajukan kepada Ketua PengadilanNegeri di mana barang tetap itu terletak.

f. Apabila ada tempat tinggal yang dipilih dengan suatuakta gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeritempat tinggal yang dipilih oleh akte tersebut.

Pengecualian lain juga ditunjukan dalam BW, RV danUndang-Undang tentang Perkawinan yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974-LN.1974 No. 1-TLN. Nomor3019.

C. Susunan Badan-Badan Pengadilan

Menurut Pasal 10 ayat (2) dan Pasal 11 ayat (2) dari Undang-Undang No. 14 tahun 1970 jo. Undang-Undang No. 4 tahun2004 adalah Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggidan mempunyai organisasi, administrasi, dan keuangantersendiri. Oleh karena masing-masing lingkungan peradilantersebut terdiri dari pengadilan tingkat pertama dan tingkatbanding yang semua berpuncak kepada Mahkamah Agung.Artinya dibidang memeriksa, dan mengadili perkara, makasusunan badan-badan peradilan di Indonesia adalah sebagaiberikut:

Page 16: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

8

1. Lingkungan Peradilan Umum adalah Pengadilan Negeri(PN), Pengadilan Tinggi (PT) dan Mahkamah Agung(MA).

2. Lingkup Peradilan Agama adalah Pengadilan Agama(PA), Pengadilan Tinggi Agama (PTA), dan MahkamahAgung (MA).

3. Lingkungan Peradilan Militer adalah Mahkamah Militer(Mahmil), Mahkamah Militer Tinggi (Mahmilti), danMahkamah Militer Agung (Mahmilgung) yakniMahkamah Agung.

4. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara adalahPengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), PengadilanTinggi Tata Usaha (PT.TUN), dan Mahkamah Agung.

5. Mahkamah Konstitusi.

Pasal 1 angka 3 UU No. 48 Tahun 2009 TentangKekuasaan kehakiman menjelaskan MahkamahKonstitusi adalah pelaku kekuasaan kehakimansebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

Jadi herarki badan-badan peradilan adalah :1. Peradilan tingkat pertama, berwenang mengadili pada

tingkat pertama.

2. Pengadilan tinggi atau pengadilan tingkat banding yangmerupakan pengadilan yang berwenang dan bertugasmengadili perkara perdata dan pidana pada tingkatbanding dan mengadili pada tingkat pertama dan terakhirsengketa kewenangan mengadili antara pengadilan negeri

Page 17: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

9

di daerah hukumnya (Pasal 51 Undang-Undang No. 2tahun 1986) yang juga disebut pengadilan tingkat keduadimana merupakan upaya hukum yang dapat ditempuholeh pihak yang kurang puas dengan pengadilan tingkatpertama.

3. Mahkamah Agung yang merupakan pengadilan tingkatakhir dan bukan pengadilan tingkat ketiga. MahkamahAgung merupakan pengadilan negara tertinggi yangberwenang memeriksa dan memutus kasasi, sengketatentang mengadili dan permohonan peninjauan kembaliputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatanhukum tetap (Pasal 28 Undang-Undang No. 14 tahun1985 Jo. Undang-Undang No. 5 tahun 2004). Selain ituMahkamah Agung juga berwenang melakukan pengujianterhadap peraturan perundang-Undangan dibawahundang-undang).

Mahkamah Agung merupakan pengadilan negaratertinggi dari badan peradilan yang berada di dalamkeempat lingkungan peradilan yang mempunyaiwewenang :a. mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang

diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan disemua lingkungan peradilan yang berada di bawahMahkamah Agung, kecuali undang-undangmenentukan lain;

b. menguji peraturan perundang-undangan di bawahundang-undang terhadap undang-undang; dan

Page 18: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

10

c. kewenangan lainnya yangdiberikan undang-undang

D. Tempat Kedudukan Pengadilan

1. Pengadilan Negeri.

Kedudukan pengadilan pada prinsipnya berada di tiapkabupaten,(Pasal 4 Undang-Undang No. 2 tahun 1986),namun diluar pulau jawa masih terdapat banyakpengadilan negeri yang wilayah hukumya meliputi lebihdari satu kabupaten. Kedudukan Pengadilan Negeri adasebuah kejaksaan negeri disamping tiap pengadilan tinggiada kejaksaan tinggi. Khusus ibu kota jakarta ada limainstansi pengadilan negeri yakni di Jakarta Pusat, JakartaSelatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utarademikian pula dengan kejaksaan negerinya.

2. Pengadilan Tinggi (Pengadilan Tingkat Banding).

Pengadilan tinggi berada di Ibukota Propinsi dan wilayahhukumnya yang meliputi wilayah propinsi (Pasal 4 ayat(2) Undang-Undang No. 2 tahun 1986).

3. Mahkamah Agung.

Pasal 1 angka 2 UU No. 48 Tahun 2009 TentangKekuasaan Kehakiman menjelaskan Mahkamah Agungadalah pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945. Mahkamah Agung meliputiseluruh wilayah Republik Indonesia dan berkedudukan diIbu Kota Negara Republik Indonesia. (Pasal 1,2 dan 3Undang-undang No. 14 tahun 1985).

Page 19: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

11

4. Mahkamah KonstitusiMahkamah Konstitusi RepublikIndonesia (disingkat MKRI) adalah lembaga tingginegara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yangmerupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Berkedudukan diIbukota Negara Indonesia.

Page 20: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

12

PERTEMUAN 2PRINSIP PERSIDANGAN DI PENGADILAN

A.Hakim Bersifat Pasif

Menurut Lilik Mulyadi asas Hakim yang pasif dapat ditinjaudari 2 segi yaitu :1. Ditinjau dari visi inisiatif datangnya pekara, tergantung

dari pihak-pihak yang merasa dirugikan artinya hakimbaru dapat memeriksa dan mengadili suatu gugatan kalaudiajukan oleh pihak-pihak yang dirugikan, jadi hakimbersifat menunggu. Namun apabila perkara diajukanhakim tidak boleh menolak dengan alasan tidak adahukumnya atau kurang jelas (Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang No. 14 tahun 1970 jo. Undang-Undang No. 4 tahun2004).

2. Ditinjau dari luas pokok sengketa maksudnya ruanglingkup gugatan dan kelanjutan pokok perkara parapihaklah yang menentukan, sehingga hakim hanya bertitiktolak pada peristiwa yang diajukan oleh para pihak.

Selanjutnya dalam perkara perdata para pihak yangberperkara dapat secara bebas mengakhiri sendiri perkaramereka yang telah diajukan dan diperiksa di pengadilan danhakim tidak bisa menghalanginya. Pengakhiran perkaraperdata ini dapat dilakukan dengan pencabutan gugatan ataudengan perdamaian pihak-pihak yang berperkara ( Pasal 178HIR / 189 RBg ).

Page 21: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

13

B.Mengutamakan Perdamaian ( Dading ).

Pedoman mengenai pengutamaan perdamaian ini ditegaskanmelalui Pasal 130 ayat (1) HIR / 154 ayat (1) R Bg, yangintinya adalah bahwa pada hari yang telah ditentukan untukpersidangan dan para pihak yang berperkara hadir makahakim diwajibkan untuk mengusahakan perdamaian antaramereka.

Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 130 ayat (2) HIR / 154ayat (2) RBg dan Pasal 1858 BW, maka terhadap putusanperdamaian yang dibuat oleh hakim karena adanyaperdamaian antara pihak-pihak yang berperkara, memilikikekuatan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yangsudah mempunyai kekuatan hukum tetap, oleh karena itumaka cara pelaksanaan akta perdamaian itu sama dengan caramelaksanakan putusan pengadilan yang sudah mempunyaikekuatan tetap. Apabila ada pihak yang kemudian engganmelaksanakan akta perdamaian itu secara sukarela, makapelaksanaannya dapat dilakukan secara paksa oleh PengadilanNegeri, kalaupun perlu dengan bantuan Polri dan AngkatanBersenjata lainnya.

C. Prosedur Berperkara Sederhana, Cepat dan Biayaringan.

Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970Tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang diubahmenjadi Undang-undaang No. 4 tahun 2004 tentangKekuasaan Kehakiman telah secara jelas ditegaskan mengenaiasas berperkara bahwa peradilan dilakukan dengansederhana, cepat dan biaya ringan.

Mengenai biaya perkara meliputi biaya kepaniteraan,pemangilan para pihak, pemberitahuan, materai dan

Page 22: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

14

administrasi. Dan bagi yang kurang mampu dapat memintakepada pengadilan untuk berperkara secara Cuma-Cumadengan menyertakan surat keterangan tidak mampu dari Rt,Rw dan diketahui Lurah dan Camat.

Ketentuan ini dimaksudkan agar peradilan harus memenuhiharapan dari para pencari keadilan yang selalu menghendakiperadilan yang cepat, tepat, adil dan biaya ringan. Tidakdiperlukan pemeriksaan dan acara yang berbelit-belit yangdapat menyebabkan proses sampai bertahun-tahun, bahkankadang-kadang harus dilanjutkan oleh para ahli waris pencarikeadilan. Biaya ringan dimaksudkan biaya yang serendahmungkin sehingga dapat dipikul oleh rakyat. Ini semuadipedomani dan dilaksanakan dengan tanpa mengorbankanketelitian untuk mencari kebenaran dan keadilan.

D.Sidang Pengadilan Terbuka untuk Umum.

Pasal 17 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 yang diubahmenjadi Undang-undaang No. 4 tahun 2004 tentangKekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa sidang pengadilandalam pemeriksaan perkara perdata pada asasnya terbukauntuk umum. Ini berarti bahwa setiap orang boleh hadir,mendengar dan menyaksikan jalannya pemeriksaan perkaraperdata itu di Pengadilan. Tujuan asas ini ialah untukmenjamin pelaksanaan peradilan yang tidak memihak, adildan benar sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku,yakni dengan meletakkan peradilan di bawah pengawasanumum.

Sedang menurut Lilik Mulyadi persepsi peradilan terbukauntuk umum adalah harus dinyatakan persidangan dibukaterlebih dahulu dengan menyatakan bahwa persidanganterbuka untuk umum.

Page 23: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

15

E. Tidak ada keharusan Untuk Mewakilkan.

Peraturan perundang-undangan tidak mengatur bahwa parapihak dalam suatu perkara harus mewakilkan kepada pihaklain. Orang yang langsung berkepentingan sendiri dapat aktifbertindak sebagai penggugat maupun tergugat. Mereka inimerupakan pihak materiil karena mempunyai kepentinganlangsung dalam perkara yang bersangkutan, dengan demikianakan lebih menguntungkan karena mereka yang lebih tahutentang duduk persoalannya. Namun apabila tidak bisa atauberhalangan hadir dapat diwakilkan oleh seseorang yangmenurut undang-undang dapat atau mempunyai hak untukmewakili seseorang di Pengadilan. Tentunya harus mendapatpersetujuan dari orang yang berkepentingan denganmenunjukan surat kuasa sebagai tanda bukti.

Page 24: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

16

PERTEMUAN 3PERKARA PERDATA DI PENGADILAN

A. Perkara PerdataPerkara Perdata adalah persoalan yang menyangkutkepentingan subjek hukum lawan subjek hukum lainya yaituantara individu hukum. Suatu perkara perdata apabila tidakdapat diselesaikan secara musyawarah pada umumnyapenyelesaianya dilimpahkan ke Pengadilan Negeri.

B. Jenis Perkara PerdataMengenai kewenangan pengadilan dalam menerima,memeriksa, mengadili dan menyelesaikan suatu perkaraselain istilah kompetensi dalam hukum acara perdata dikenalpula istilah yuridiksi yang meliputi1. Yuridiksi contensiosa adalah wewenang pengadilan yang

sesungguhnya, cirinya adalah perkara yang ditanganipengadilan merupakan suatu sengketa, ada dua pihakyaitu penggugat dan tergugat, dimulai dengan suratgugat, diakhiri dengan putusan yang amar putusanyabersifat kondemnatoir, kontitutif, atau bahkandeklaratoir.

2. Yuridiksi voluntaria adalah merupakan wewenangpengadilan yang tidak sesungguhnya atau wewenangpengadilan yang bersifat ekstra judicial, cirinya adalahperkara yang ditangani pengadilan bukan sengketa, adasatu pihak yaitu pemohon, dimulai dengan suratpermohonan, diakhiri dengan penetapan yang amarputusannya bersifat constitutif atau deklaratoir.

Page 25: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

17

PERTEMUAN 4PIHAK-PIHAK DALAM PROSES PERSIDANGAN

DI PENGADILAN

A. Hakim1. Pengertian Hakim

Dalam kamus bahasa indonesia terbitan Balai Pustakamemberi tiga definisi hakim, yaitu (i) orang yangmengadili perkara (di pengadilan atau mahkamah); (2)pengadilan; atau (3) juri penilai. Secara normatif menurutPasal 1 ayat (5) UU Komisi Yudisial No. 22 Tahun 2004yang dimaksud dengan hakim adalah hakim agung danhakim pada badan peradilan di semua lingkunganperadilan yang berada di bawah Mahkamah Agung sertaHakim Mahkamah Konstitusi sebagimana dimaksuddalam Undang Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

Dalam bahasa Belanda disebut rechter, dan dalam bahasaInggris dikenal sebagai judge. “Judge”,menurut Bangalore Principle of Judicial Conduct (2002),adalah “any person exercising judicial power, howeverdesigned”.

Pada dasarnya pengertian hakim, apabila kata tersebutditafsirkan secara generik maka dapat diartikan bahwahakim adalah seluruh hakim disemua jenis dan tingkatanperadilan yaitu Hakim Agung, hakim pada badanperadilan di semua lingkungan peradilan yang beradadibawah Mahkamah Agung dan Hakim Konstitusi.

Di tiap pengadilan terdapat beberapa hakim diataranyamenjabat sebagai Ketua Pengadilan dan Wakil KetuaPengadilan. Dimana hakim tersebut bertugas memeriksadan mengadili perkara di persidangan.

Page 26: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

18

Hakim adalah hakim pada Mahkamah Agung dan hakimpada badan peradilan yang berada di bawahnya dalamlingkungan peradilan umum, lingkungan peradilanagama, lingkungan peradilan militer, lingkunganperadilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilankhusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut

2. Tugas dan kewajiban HakimHakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajibmenggali, mengikuti dan memahami nilai – nilai hukumyang hidup dalam masyarakat.

Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti,dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yanghidup dalam masyarakat dan harus memiliki integritasdan kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil,profesional, dan berpengalaman di bidang hukum sertawajib menaati Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.

Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa,mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukandengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas,melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya,sesuai dengan ketentuan Pasal 22 A.B (AlgemeneBepalingen Van Wetgeving voor Indonesie) berbunyi :“Bilamana seorang hakim menolak menyelesaikan suatuperkara dengan alasan bahwa peraturan undang-undangyang bersangkutan tidak menyebutnya, tidak jelas, atautidak lengkap, maka ia dapat dituntut karena menolakmengadili”.

Pasal 14 UU No. 49 Tahun 2009 Tentang PerubahanKedua UU No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum,

Page 27: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

19

untuk dapat diangkat sebagai hakim pengadilan,seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:a. warga negara Indonesia;b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;c. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;d. sarjana hukum;e. lulus pendidikan hakim;f. mampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan

tugas dan kewajiban;g. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;h. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan

paling tinggi 40 (empat puluh) tahun; dani. tidak pernah dijatuhi pidana penjara karena

melakukan kejahatan berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap.

Untuk dapat diangkat menjadi ketua atau wakil ketuapengadilan negeri, hakim harus berpengalaman palingsingkat 7 (tujuh) tahun sebagai hakim pengadilan negeri

B. PaniteraDisamping itu ada Panitera yang bertugas memimpin bagianadministrasi atau tata usaha dibantu oleh wakil panitera,beberapa panitera penganti dan karyawan-karyawan lainya.

Tugas dari panitera adalah :1. Menyelenggarakan administrasi perkara serta mengikuti

sidang serta mengikuti semua sidang serta musyawarah-musyawarah pengadilan dengan mencatat secara telitisemua hal yang dibicarakan ( Pasal 59 Undang-UndangNo. 2 tahun 1986, Pasal 63 RO).

Page 28: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

20

2. Harus membuat berita acara sidang pemeriksaan danmenandatangani bersama-sama dengan ketua sidang(Pasal 186 HIR, Pasal 197 Rbg).

3. Karena ia tidak mungkin mengikuti semua sidangpemeriksaan perkara, maka di dalam praktik tugastersebut dilakukan oleh panitera penganti.

Sebelum memangku jabatannya, Panitera, Wakil Panitera,Panitera Muda, dan Panitera Pengganti diambil sumpahnyamenurut agama Islam oleh Ketua Pengadilan yangbersangkutan.

Bunyi sumpah adalah sebagai berikut:

"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya, untukmemperoleh jabatan saya ini, langsung atau tidaklangsung dengan menggunakan nama atau cara apa punjuga, tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatukepada siapa pun juga".

"Saya bersumpah bahwa saya, untuk melakukan atau tidakmelakukan sesuatu dalam jabatan ini, tidak sekali-kaliakan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian".

"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada dan akanmempertahankan serta mengamalkan Pancasila sebagaidasar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar 1945,dan segala undang-undang serta peraturan lain yangberlaku bagi Negara Republik Indonesia".

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menjalankanjabatan saya ini dengan jujur, seksama, dan dengan tidak

Page 29: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

21

membeda-bedakan orang dan akan berlaku dalammelaksanakan kewajiban saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi seorang Panitera, WakilPanitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti yang berbudibaik dan jujur dalam menegakkan hukum dan keadilan

C. Juru SitaJuru sita dan Juru sita penganti (Pasal 38 Undang-UndangNo. 2 tahun 1986) adapun tugas dari juru sita adalahMelaksanakan tugas dari ketua sidang dan menyampaikanpengumuman, teguran-teguran, pemberitahuan putusanpengadilan, panggilan resmi kepada tergugat dan penggugatdalam perkara perdata dan pada saksi, dan juga melakukanpenyitaan atas perintah hakim.

Istilah jurusita merupakan terjemahan dari bahasaBelanda, deurwaarder. bertugas membantu administrasipengadilan. Karena itu, jurusita adalah bagian dari fungsikepaniteraan pengadilan, dan dalam beberapa halbertanggung jawab kepada dan berkoordinasi denganPanitera. Perannya sangat penting untuk menjamin prosesadministrasi perkara berjalan. Memanggil para pihak yangbersengketa hanya salah satu tugas seorang jurusita.Undang-Undang menyaratkan agar pemanggilan dilakukansecara patut.

Untuk dapat diangkat menjadi juru sita, seorang calon harusmemenuhi syarat warga negara Indonesia, bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa;, setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,berijazah pendidikan menengah, berpengalaman palingsingkat 3 (tiga) tahun sebagai jurusita pengganti; danmampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan tugasdan kewajiban. Untuk dapat diangkat menjadi juru sitapengganti, seorang calon harus memenuhi syarat

Page 30: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

22

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, hurufd, dan huruf f; dan berpengalaman paling singkat 3 (tiga)tahun sebagai pegawai negeri pada pengadilan negeri.

D. Juru SumpahJuru saumpah merupakan petugas pengadilan yang diberitugas hanya memegang Kitab Al’Quran bagi mereka yangberagama Islam di atas kepala daripada yang mengucapkansumpah atau kitab lainya menyesuaikan agama saksi ataupihak yang dihadirkan dalam persidangan sebelummemberikan keterangan. Sedangkan yang memandu lafalsumpah adalah hakim yang menyidangkan perkara tersebut.

Berikut lafal sumpah :1. Bagi saksi yang beragama Islam. “Demi Allah sayabersumpah bahwa saya akan menerangkan yang benardan tidak lain dari daripada yang sebenarnya”.

2. Bagi Saksi yang beragama Non Muslim. “Sayabersumpah bahwa saya akan menerangkan yang benardan tidak lain dari daripada yang sebenarnya, semogatuhan menolong saya”.

3. Bagi saksi ahli “Saya bersumpah bahwa saya akanmemberikan pendapat tentang soal-soal yangdikemukakan menurut pengetahuan saya sebaik-baiknya”.

4. Bagi yang agamanya melarang bersumpah “Saya berjanjibahwa saya akan menerangkan yang benar dan tidaklain dari daripada yang sebenarnya”.

Page 31: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

23

E. Penggugat dan TergugatPenggugat (erser, plaintid) dan Tergugat (gedaagde,defendant). Pihak ini dapatt secara langsung berperkara dipengadilan dan dapatt juga diwakilkan baik melalui kuasakhusus (pengacara) maupun kuasa insidentil (hubungankeluarga).

Penggugat ialah pihak yan g memulai membuat perkaradengaan mengajukan gugatan karena merasa hak perdatadirugikan. Sedangkan Tergugat ialah pihak yan g ditarikdimuka pengadilan karena dirasa oleh penggugat sebagaiyan g merugikan hak perdatanya.

F. Pihak Ketiga (voeging, /tussenkomst, danvrijwaring)Keikutsertaan pihak ketiga dalam proses perkara yaituvoeging, intervensi/tussenkomst, dan vrijwaring tidak diaturdalam HIR atau RBg, tetapi dalam praktek ketiga lembagahukum ini dapat dipergunakan dengan berpedoman pada Rv(Pasal 279 Rv dst dan Pasal 70 Rv), sesuai dengan prinsipbahwa hakim wajib mengisi kekosongan, baik dalam hukummateriil maupun hukum formil.

Voeging adalah ikut sertanya pihak ketiga untuk bergabungkepada penggugat atau tergugat

Intervensi (tussenkomst) adalah ikut sertanya pihak ketigauntuk ikut dalam proses perkara itu atas alasan adakepentingannya yang terganggu. Intervensi diajukan olehkarena pihak ketiga merasa bahwa barang miliknyadisengketakan/diperebutkan oleh penggugat dan tergugat.

Vrijwaring adalah penarikan pihak ketiga untukbertanggung jawab (untuk membebaskan tergugat daritanggung jawab kepada penggugat).

Page 32: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

24

G. AdvokatUndang-Undang No. 18 tahun 2003 tentang advokat, Pasal 1ayat (1) mengatakan bahwa istilah advokat adalah orangyang berprofesi memberikan jasa hukum, baik di dalammaupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratanundang-undang ini.

Pasal 2 Jo Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No 18 tahun2003 mengatur bahwa yang dapat diangkat sebagai Advokatadalah warga negara Republik Indonesia, bertempat tinggaldi Indonesia, tidak berstatus sebagai pegawai negeri ataupejabat negara, berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluhlima) tahun, berijasah sarjana yang berlatar belakangpendidikan tinggi hukum, lulus ujian yang diadakan olehOrganisasi Advokat, magang sekurang-kurangnya 2 (dua)tahun terus- menerus pada kantor Advokat, pernahdipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yangdiancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih,berprilaku baik, jujur, bertanggungjawab, adil, danmempunyai integritas yang tinggi.

H. SaksiSaksi merupakan salah satu jenis alat bukti dalam perkaraperdata yaitu seseorang yang dihadirkan dalam prosespersidangan untuk memberikan keterangan. Untuk bisamemberikan keterangan haruslah seseorang yang memenuhipersyaratan baik materiil maupun formil. Setidaknyaketerangan yang diberikan haruslah keterangan yang diyang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan alami sendiri.”

Kesaksian adalah kepastian yang diberikan kepada hakim dipersidangan tentang peristiwa yang disengketakan denganjalan pemberitahuan secara lisan dan pribadi oleh orang

Page 33: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

25

yang bukan salah satu pihak dalam perkara yang di panggildi persidangan.

Pengertian saksi dalam Undang - Undang Nomor 13 tahun2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban inimenggunakan konsep tentang pengertian saksi seperti yangdiatur oleh KUHAP dimulai. Pasal 1 butir 26 dan 27 KUHAPdiatur mengenai pengertian Saksi serta KeteranganSaksi. Saksi adalah orang yang dapat memberikanketerangan guna penyidikan, penuntutan dan peradilantentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ialihat sendiri dan alami sendiri. Dan Keterangan Saksiadalah salah satu alat bukti dalam perkara pidanayang berupa keterangan saksi mengenai suatu peristiwapidana yang ia dengar sendiri dan alami sendiri denganmenyebut alasan dari pengetahuannya itu.”

I. AhliTidak ada ketentuan yang menjelaskan mengenai pengertianahli. Dalam kamus bahasa indonesia ahli1/ah·li/ n orangyang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian).

Page 34: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

26

PERTEMUAN 5

PROSES BERACARA DI PENGADILAN

Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum acara perdata terdiridari tiga tahap kegiatan:

A. Tahap Pendahuluan.

Tahap pendahuluan merupakan tahap persiapan menujutahap penentuan dan pelaksanaan. Dalam tahap ini adasejumlah kegiatan yang harus dilakukan, antara lainmembuat surat gugatan, mendaftar gugatan di panitera,membayar biaya perkara.

Pada asasnya setiap orang boleh berperkara di depanpengadilan atau dengan kata lain dapat mengajukangugatan, kecuali orang-orang yang dinyatakan tidak cakap.Sebagai subjek hukum maka badan hukum yang bersifatpublik maupun yang bersifat privat dapat juga beracara dipengadilan yakni melalui pengurusnya atau wakilnya. (Pasal1655 BW, Pasal 8 No.2 RV)

Dalam hukum acara dikenal adanya pihak materiil dan pihakformil. Pihak materiil adalah pihak yang berkepentinganpenggugat dan tergugat dan pihak formal adalah merekayang menghadap dalam sidang, dapat merupakan pihakmateriil itu sendiri atau orang yang diberi kuasa maupunwali atau kuratornya.

Gugatan dapat diajukan dengan lisan dan tulisan kepengadilan negeri yang berwenang. Pada asasnya para pihak

Page 35: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

27

harus menghadap sendiri tetapi mereka dapat diwakilinyaoleh seorang kuasa (Pasal 118ayat (1) jo. Pasal 123 HIR).Kuasa ini dapat diberikan secara lisan dengan syarat yangbersangkutan hadir secara pribadi di persidangan (Pasal 123ayat (1)HIR, Pasal 147 ayat (1) Rbg atau Para pihak dapatmemberikan kuasa kepada wakilnya secara tertulis dengansurat kuasa khusus karena dengan surat kuasa umumtidaklah mencukupi sebab harus dicantumkan pihak yangbersengketa dan pokok permasalahan. Surat kuasa ini dapatdibuat secara autentik atau di bawah tangan. Surat kuasakhusus tidak diperlukan bagi pegawai negeri yang bertindaksebagai wakil pemerintah (Pasal 123 ayat (2) HIR, Pasal 147ayat (2) Rbg)

Setelah ditandatangani oleh wakilnya penggugat mendaftarsurat gugatanya yang harus memenuhi bea meterai (Pasal121 ayat 4 HIR, Pasal 145 ayat 4 Rbg) disertai dengan salinankepada kepaniteraan pengadilan yang bersangkutan, Padawaktu memasukkan gugatan, penggugat harus pulamembayar biaya perkara yang meliputi : biaya kepaniteraan,beaya panggilan dan pemberitahuan para pihak. Jadiberacara perdata tidaklah tanpa biaya, tetapi terhadap asasini ada pengecualianya bagi mereka yang tidak mampu yaitudengan Cuma-Cuma dengan mangajukan permohonan ijinkepada Ketua Pengadilan Negeri yang harus disertai suratketerangan tidak mampu dari camat .

Agar gugatan dapat disidangkan, maka gugatan harusdiajukan kepada Pengadilan yang berwenang. Dalammengajukan gugatan, pihak Penggugat harusmendaftarkannya dan gugatan itu baru dapat didaftarapabila biaya perkara sudah dilunasi. Setelah terdaftar,gugatan diberi nomor perkara dan kemudian diajukankepada Ketua Pengadilan.

Page 36: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

28

Setelah Ketua Pengadilan menerima gugatan maka iamenunjuk hakim yang ditugaskan untuk menangani perkaratersebut. Pada prinsipnya pemeriksaan dalam persidangandilakukan oleh majelis hakim. Untuk ini Ketua Pengadilanmenunjuk seorang hakim sebagai Ketua Majelis dan duahakim anggota. Hakim yang bersangkutan dengan suratpenetapan menentukan hari sidang dan memanggil parapihak agar menghadap para sidang Pengadilan Negeri padahari sidang yang telah ditetapkan dengan membawa saksi-saksi serta bukti-bukti yang diperlukan (Pasal 121 Ayat (1)HIR, Pasal 145 ayat (1) Rbg). Pemanggilan dilakukan olehjurusita, surat panggilan tersebut dinamakan exploit. Exploititu berserta salinan surat gugat diserahkan kepada Tergugatpribadi di tempat tinggalnya. Apabila Tergugat tidakdiketemukan, surat panggilan tersebut kepada Kepala Desayang bersangkutan untuk diteruskan kepada Tergugat (Pasal390 Ayat (1) HIR , Pasal 789 ayat (1) Rbg). Kalau Tergugatsudah meninggal maka surat panggilan disampaikanahliwarisnya dan apabila ahliwarisnya tidak diketahui makadisampaikan kepada Kepala Desa ditempat tinggal terakhir.

Apabila tempat tinggal tidak diketahui maka surat panggilandiserahkan kepada Bupati dan untuk selanjutnya suratpanggilan tersebut ditempelkan pada papan pengumuman diPengadilan Negeri yang bersangkutan.

Pasal 126 HIR, Rbg Pasal 150 memberi kemungkinan untukmemanggil sekali lagi tergugat sebelum perkaranya diputushakim. Setelah melakukan panggilan, jurusita harusmenyerahkan relaas (risalah) panggilan kepada hakim yangakan memeriksa perkara yang bersangkutan. Relaas itumerupakan bukti bahwa Tergugat telah dipanggil. Kemudianpada hari yang telah ditentukan sidang pemeriksaan perkaradimulai, untuk ini dapat diikuti Bab tentang jalannyapersidangan.

Page 37: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

29

B. Tahap Penentuan

1. Sidang Pertama

Hakim ketua akan membuka sidang dan menyatakan“sidang dibuka dan terbuka untuk umum” denganmengetuk palu. Hakim memulai dengan mengajukanpertanyaan–pertanyaan kepada Penggugat dan Tergugatmeiputi : Identitas Penggugat. dentitas Tergugat dan/ataukuasa hukumnya jika dalam persidangan diwakili olehkuasa hukum/Advokat.

Hakim menghimbau agar dilakukan perdamaian, dalamhal ini meskipun para pihak menjawab bahwa tidakmungkin damai Karena usaha penyelesaian perdamaiansudah dilakukan berkali–kali, hakim meminta agardicoba lagi. Jadi pada sidang pertama ini sifatnyamerupakan cecking identitas para pihak dan apakah parapihak sudah mengerti mengapa mereka dipanggil untukmenghadiri.Sidang.

Sebagai bukti identitasnya, para pihak menunjukkan KTPmasing– masing atau Kartu Tanda Pengenal sebagaiAdvokat dan Surat Sumpah Profesi. Apabila tidakditemukan kekurangan atau cacat maka sidangdilanjutkan ke tahapan mediasi sebagai tahapan wajibyang disyaratkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1Tahun 2016.

Selanjutnya proses mediasi akan dipimpin oleh seorangMediator dengan mengacu pada Peraturan MahkamahAgung No. 1 Tahun 2016 dan hasil dari proses mediasitersebut harus dilaporkan kepada Majelis Hakim yangmemeriksa perkara tersebut.

Page 38: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

30

2. Sidang Kedua (Jawaban Tergugat)

Pada sidang ini, Para Pihak menyampaikan danmempertegas kepada Majelis Hakim mengenai hasil dariproses mediasi yang sebelumnya telah dilaporkan secararesmi oleh mediator. Ada dua kemungkinan, jika mediasiberhasil maka akan dibuatkan dading oleh Pengadilan,akan tetapi jika gagal, maka proses akan dilanjutkan ketahapan selanjutnya yaitu pembacaan gugatan dan/atauperubahan gugatan jika ada hal-hal yang perlu dirubahdengan mengacu kepada ketentuan.

Jika pihak Tergugat sudah siap dengan jawaban atasgugatan, maka dalam sidang kedua adalah jawaban dariTergugat terhadap gugatan yang diajukan Penggugat.Jawaban yang diajukan dapat berisi eksepsi terhadapgugatan dan jawaban terhadap pokok perkara gugatanserta Rekonpensi.

3. Sidang Ketiga (Replik)

Replik adalah suatu dokumen bantahan/tanggapan olehPenggugat atas adanya jawaban oleh pihakTergugat/kuasa hukumnya.Pada sidang ini penggugatatau kuasa hukumnya menyerahkan replik, satu untukhakim, satu untuk tergugat dan satunya untuk penggugatsendiri.

4. Sidang Keempat (Duplik)

Dalam sidang, tergugat menyerahkan duplik yaitutanggapan tergugat terhadap duplik penggugat.

5. Sidang Kelima (Pembuktian dari Penggugat)

Page 39: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

31

Sidang kelima dapat disebut sidang pembuktian olehpenggugat, di sini penggugat mengajukan bukti-buktiyang memperkuat dalil-dalil penggugat sendiri dan yangmelemahkan dalil-dalil tergugat. Alat pembuktian melaluisurat (fotocopy) harus di nazagelen terlebih dahulu danpada waktu sidang dicocokkan dengan aslinya oleh hakimmaupun pihak tergugat. Hakim mempuyai kewenanganuntuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yangdilanjutkan oleh tergugat sedangkan pihak penggugatmemberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.Terhadap saksi-saksi hakim mempersilahkan penggugatmengajukan pertanyaan terlebih dahulu, kemudianhakim sendiri juga mengajukan pertanyaan-pertanyaandalam rangka memperoleh keyakinan. perdebatan-perdebatan di bawah pimpinan hakim. Apabilapembuktian ini belum selesai maka akan dilanjutkanpada sidang berikutnya. Sidang pembuktian ini dapatcukup sehari, tetapi biasanya bisa dua tiga kali atau lebihtergantung kepada kelancaran pembuktian, perlu dicatatdisini bahwa sebelum ditanyakan serta memberikanketerangan saksi harus disumpah lebih dahulu dan tidakboleh masuk dalam ruang sidang belum dipanggil.

6. Sidang Keenam (Pembuktian dari Tergugat)

Kalau sidang kelima merupakan sidang pembuktianpenggugat, maka sidang keenam ini adalah sidangpembuktian dari pihak tergugat. Jalannya sidang samadengan sidang kelima dengan catatan bahwa yangmengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi adalah tergugat,sedang tanya jawabnya kebalikan daripada sidang kelima.

7. Sidang Ketujuh

Page 40: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

32

Sidang ketujuh adalah sidang penyerahan kesimpulan,disni kedua belah pihak membuat kesimpulan dari hasil-hasil sidang tersebut. Isi pokok kesimpulan sudah barangtentu yang menguntungkan para pihak sendiri.

8. Sidang Kedelapan

Sidang kedelapan dinamakan sidang putusan hakim,dalam sidang kedelapan ini hakim membaca putusanyang seharusnya dihadiri oleh para pihak. Setelah selesaimembaca putusan maka hakim menetukkan hakim palutiga kali dan para pihak diberi kesempatan untukmengajukan banding apabila tidak puas dengan putusanhakim. Pertanyaan banding ini harus dilakukan dalamjangka waktu 14 hari terhitung ketika putusan dijatuhkan.

C. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap dilakukanya tindakanpelaksanaan putusan dan eksekusi yang telah dijatuhkanoleh hakim. Putusan pengadilan yang dapat dilaksanakanatau eksekusi adalah putusan yang sudah mempunyaiinkracht yaitu putusan yang tidak mungkin dilawan denganupaya hukum yang ada (verzet, banding dan kasasi). Putusandimana pihak tergugat lebih dari satu dan ada salah satutergugat yang tidak menyatakan upaya hukum, makapelaksanaanya putusan harus menunggu putusan ituinkracht (Mahkamah Agung Tgl 3-12-1974 No. 1043K/Sip/1971).

Page 41: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

33

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Hasibuan, Fauzie Yusuf . Strategi Penegakan Hukum. Jakarta :Fauzie & Patners, 2002

____________, Hukum Acara Perdata, disampaikan padaPendidikan Khusus Profesi Advokat angkatan XII(Jakarta tanggal 01 Juni 2005) yang diadakan olehPERADI bekerja sama dengan Lembaga PendidikanHukum dan Bisnis Jakarta Studi Centre.

____________, Bahan Ajar Hukum Acara Perdata Tata Caradan Proses Persidangan, disampaikan pada PendidikanKhusus Profesi Advokat (PKPA) dilaksanakan olehOrganisasi Profesi Advokat PERADI, tahun 2005. Beliauadalah Ketua Komisi Pendidikan Profesi AdvokatIndonesia (KP2AI).

LBH Jakarta, Sari Kalabahu LBJ JKT hukum Pedata, LBHJakarta, 2001.

Manan, Abdul. Penerapan Hukum Acara Perdata diLingkungan Peradilan Agama, Edisi Revisi, Cet. III,Jakarta : Prenada Media, 2005.

Mertokusumo, Sudikno. Hukum Acara Perdata di Indoneisa.Yogyakarta : Liberty, 1979.

Muhammad, Abdul Kadir Hukum Acara Perdata. Bandung: Cv.Citra Aditya Bakti, 1990.

Protjodikoro, R. Wirjono . Hukum Acara Perdata di Indonesia.Sumur Bandung, 1982.

Page 42: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

34

.RMJ Koosmargono dan Moch Dja’s, Membaca dan Mengerti

HIR (Penerbit :FH-Undip Semarang, 1995), hal 120-121.

Teguh Samudera, “Strategi dan Taktik Bercara “Makalah disampaikan paa Karya Latihan Bantuan Hukum(KALABAHU), Jakarta 6 April 2005.

Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkarta Winata, HukumAcara Perdata Dalam Teori dan Praktek. Bandung :Mandar Maju, 1997.

Yudha Pandu, Klien dan Penasehat hukum dalam PerspektifMasa Kini. Jakarta : PT. Abadi Jaya. 2001

Hukum Online, Bahasa Hukum: Hakim itu Adalah Hakim,Jumat, 30 Oktober 2009.

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik IndonesiaTahun 1945.

Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 Tentang KekuasaanKehakiman

Undang-Undang No. 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum

Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama

Undang-Undang No. 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan TataUsaha Negara

Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 2016 tentangPelaksanaan Mediasi di Pengadilan

Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 2002 tentang ProsedurGugatan Perwakilan/ Class Action

Page 43: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

35

RIWAYAT SINGKAT PENULIS

Dr. MUSTAKIM, S.H., M.H. lahir diBanyuwangi 08 Oktober 1979, Jawa Timur, anak ke dua daripasangan Bapak RAMELI dan Ibu JULAEHAK, MenempuhPendidikan Dasar di SD Negeri 1 di Sumbersari-Srono,Pendidikan tingkat pertama di SMP Negeri 2 Srono-Banyuwangidan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 2 Genteng-Banyuwangi.

Setelah tamat SMA kemudian merantau ke Jakarta untukbekerja sambil kuliah. Di tahun 2000 masuk kuliah FakultasHukum Universitas Nasional (UNAS JAKARTA) bidangkekhususan Praktisi Hukum dan lulus tahun 2004.

Setelah lulus dari Fakultas Hukum sempat bekerja diKantor Notaris & PPAT di Jakarta. Sempat bergabung denganPerkumpulan Pengacara Publik Berpektif Lingkungan Hidup(PIELs), sebuah organisasi yang mempunyai visi dan misimenjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan pada KelompokKerja Pengelolaan Sumber Daya Alam (POKJA-PSDA) yaitusebuah organisasi yang melakukan pemantauan dan mendorongpembahasan RUU PSDA sebagai payung dari semua aturandibidang lingkungan hidup.

Pada awal tahun 2006, Penulis bekerja di Kantor HukumFAUZIE & PARTNERS, dipimpin Advokat Senior yang terpelajarProf. Dr. H. FAUZIE YUSUF HASIBUAN, S.H.,M.H, (KetuaUmum PERADI Periode 2015-2020), yang saat ini menjadi GuruBesar Fakultas Hukum Universitas Jayabaya. Pada tahun 2007mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat yangdilaksanaksan oleh Universitas Islam Jakarta (UIJ) dan IkatanAdvokat Indonesia (IKADIN) bekerja sama dengan Perhimpunan

Page 44: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

36

Advokat Indonesia (PERADI) sebagai pemegang otoritaspenyelenggaraan Pendidikan Khsusu Profesi Advokat. Padatahun yang sama mengikuti Ujian Advokat yang dilaksanakanoleh Panitia Ujian PERADI (PUPA-PERADI) dan dinyatakanLULUS. Kemudian di tahun 2008 dilantik menjadi AdvokatPERADI. Pada tahun 2007, melanjutkan kuliah pada ProgramPasca Sarjana (S2) jurusan Hukum Bisnis pada UniversitasNasional Jakarta, lulus tahun 2009.

Pada bulan September tahun 2015 menempuh ProgramDoktor Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum UniversitasBrawijaya dan dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelardoktor pada Maret 2019. Tahun 2020 mengikuti PelatihanMediasi Bersertifikat Mahkamah Agung dan dinyatakan lulusmenjadi Mediotor Bersertifikasi.

Selain sebagai Advokat, saat ini menjabat Wakil DekanFakultas Hukum Universitas Nasional. Di luar aktifitas tersebut,aktif dalam organisasi profesi diantaranya Asosiasi Hukum AcaraPerdata (ADHAPER), Pengurus Asosiassi Laboratrium danKlinik Hukum Indonesia (ALHI), Pengurus Dewan PimpinanNasional menjadi Sekretaris Bidang Eksekusi PelaksanaanPutusan Dewan Kehormatan Kode Etik Perhimpunan AdvokatIndonesia (DPN PERADI Periode 2015-2020), Ketua BidangHukum dan Perundang-Undangan Asosiasi Pengusaha TrukIndonesia (APTRINDO).

Kegiatan sebelumnya Pengurus DPC PERADI JAKBARPeriode 2012-2015, Anggota Solidaritas Advokat Publik UntukPengendalian Tembakau di Indonesia (SAPTA-INDONESIA) danAnggota Dewan Transportasi Jakarta (DTKJ) Periode 2012-2013dan Periode 2014-2017 merupakan lembaga independen yangtugasnya memberikan rekomendasi kepada Gubernur DKIJakarta terkait kebijakan di bidang Transportasi di DKI Jakarta

Aktif menulis buku dan artikel ilmiah. Buku yang sudahditulis diantaranya Mekanisme Penyelesaian PerselisihanHubungan Industrial Menurut Undang-Undang No. 2 tahun2004 (Bipartit, Tripartit dan PPHI), Mediasi sebagai Alternatif

Page 45: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

37

Penyelesaian Sengketa bidang Ketenagakerjaan di Indonesia,Buku Panduan Pelaksanaan Magang calon AdvokatPerhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), Buku PedomanPraktis Praktek Sidang di Peradilan Semu di LingkunganFakultas Hukum Universitas Nasional dan Hukum danKebijakan Transportasi Provinsi DKI Jakarta dan juga artikel-artikel yang sudah dipublikasi diantaranya Reformulation ofRegulations on Restictions on Individual Vehicles in RealizingOrder and Justice Crossed in Indonesia, Reformulasi PengaturanLarangan Pengusaha Membayar Upah Lebih Rendah UpahMinimum, Rencana Penerapan Electronic Road Pricing (ERP) diProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Aspek Hukum danPermasalahannya), Management of Tobacco As A ContitutionalRights Warranty for Health in Indonesia’s Tourism Denpasar2018 dan Urgensi Kempimpinan Berintegritas Publik DalamNegara Hukum di Tengah Pandemi Covid-19, Pengendalian LaluLintas Jalan Berbayar Elektronik (Studi Peraturan Gubernur DKIJakarta No. 149 Tahun 2016), Pandemi Covid-19 Sebagai AlasanForce Majeure Dalam Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja diIndonesia dan Reformulasi Aturan Larangan PengusahaMembayar Upah Lebih Rendah dari Upah Minimum.

Page 46: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

38

LAMPIRAN

1. Contoh Surat Kuasa

a. Surat Kuasa Perdata

SURAT KUASA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NURZANAH, Perempuan, Lahir di Jakarta, 03

september 1960, Agama Islam , Alamat di Jalan Melati

No. 10 Rt. 010 Rw. 002, Kelurahan Pejaten Barat,

Kecamatan Pasar Minggu, Kotamadya Jakarta Selatan,

dan selanjutnya disebu sebagai --------PEMBERI KUASA

Dalam hal ini memilih tempat domisili atau kediaman

hukum di Kantor kuasanya Fauzie & Partners,

Advocate, tersebut di bawah ini, menerangkan dengan

ini Pemberi Kuasa memberikan kuasa khusus kepada :

Dr. H. FAUZIE YUSUF HASIBUAN, S.H. M.H.

MUSTAKIM, S.H., M.H.

ERIK PRABUALDI, S.H

Page 47: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

39

Yang beralamat kantor di Jalan S. Parman No. 19 Lantai 2,

Slipi Jakarta–Indonesia 11480, Telephone (62-21) 5357019,

Faximile (62-21) 5357019, E-mail : [email protected].

Baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk mewakili

dan bertindak untuk dan atas nama PEMBERI KUASA

mengurus hak-hak serta kepentingan hukumnya dan

selanjutnya disebut sebagai---PENERIMA KUASA

------------------------------------------KHUSUS-------------------------------------------

Mewakili kepentingan hukum PEMBERI KUASA,

menyelesaikan pemberesan Harta Bawaan sebelum

Perkawinan dan Harta Bersama sebagai akibat dari

Putusnya hubungan perkawinan antara PEMBERI KUASA

dengan Sarjono sebagaimana dimaksud dalam Putusan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan No.

09/Pdt.G/2009/PAJS, tanggal 5 Februari 2009. ------------------

untuk itu :------------------------------------------------------------------------

• Menghadap di muka Pengadilan Agama Jakarta Selatan,

Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah

Syariah, Pengadilan Tinggi Agama, Mahkamah Agung

RI, Badan Peradilan lainnya, serta Institusi Penegak

Page 48: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

40

Hukum, POLRI, Kejaksaan RI, Institusi lain yang

ditentukan oleh Undang-Undang, Pejabat-Pejabat

Pemerintah. ----------------------------------------------------------------

• Membuat, menyusun, menandatangani, mengajukan

gugatan, duplik, memori banding dan/atau

mengajukan kontra memori banding, mengajukan

memori kasasi dan/atau mengajukan kontra memori

kasasi serta menurus surat-surat dan permohonan-

permohonan lainnya yang dianggap perlu,

menjalankan perbuatan-perbuatan atau memberikan

keterangan-keterangan yang menurut hukum harus

dijalankan atau diberikan oleh seorang kuasa ;-------------

• Mengajukan saksi-saksi dan bukti-bukti, menerima

uang dan menandatangani kwitansi-kwitansi, menerima

dan melakukan pembayaran-pembayaran dalam perkara

ini, mempertahankan dan membela kepentingan yang

memberi kuasa, meminta putusan dan menolak serta

mengajukan upaya hukum terhadap putusan, meminta

eksekusi, membalas surat-surat dan melakukan

perlawanan ; ---------------------------------------------

• Dan selanjutnya melakukan segala tindakan dan

upaya-upaya lain yang dianggap penting, berguna dan

baik oleh yang menerima kuasa untuk menyelesaikan

Page 49: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

41

masalah dimaksud yang diperkenankan menurut

hukum walaupun tidak dengan tegas disebutkan

dalam surat kuasa ini; -----------------------------------------------

• Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi (recht van

subtitutie) dan secara tegas dengan hak retensi ;

Jakarta, 21 April 2009

PENERIMA KUASA PEMBERI KUASA

Dr. Mustakim, S.H., M.H. NURZANAH

2. Contoh Gugatan Perdata

Page 50: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

42

Jakarta, 06 Juli 2010

Kepada Yth.

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

di

- J A K A R T A -

Hal : Gugatan Perceraian

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami : H.

INDRAWAN,S.H.,M.H.,MUSTAKIM,S.H.,M.H., BAMBANG

BUDIONO,S.H.,M.H, Para Advokat pada Kantor

INDRAWAN & REKAN, beralamat di Ruko Multi Guna 3H

Jl. Rajawali Selatan Raya Blok C5 No.2, Kemayoran Jakarta

Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Nomor : 045

/SK/I&R/V/2010, tertanggal 21 Juni 2010 (Vide : Foto copy

Surat Kuasa terlampir), oleh karenanya bertindak untuk

dan atas nama:

Page 51: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

43

SUSANA WANGI, Umur 42 tahun, Agama Islam, Pekerjaan

Ibu rumah tangga, Kewarganegaraan Indonesia, bertempat

tinggal di Jalan Lurus 3 No. 85 Cilandak Barat Jakarta

Selatan, Pemegang Kartu Tanda Penduduk No.

09.5201.440576.0383, dalam hal ini memilih tempat

kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya tersebut

diatas, dengan ini menandatangani dan memajukan surat

gugatan, dan selanjutnya disebut PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan gugatan terhadap:

DARWUNU WARU, Umur 49 tahun, Agama Islam,

Pekerjaan Wiraswasta, Kewarganegaraan Indonesia,

bertempat tinggal di Jalan Lurus 3 No. 85 Cilandak Barat

Jakarta Selatan , dan Selanjutnya disebut sebagai

TERGUGAT.

Adapun alasan/dalil - dalil Gugatan Perceraian adalah

sebagai berikut :

1. Bahwa, pada tanggal 28 Desember 2001, antara

Penggugat dengan Tergugat telah dilangsungkan

pernikahan yang dicatat oleh Kantor Urusan Agama

Page 52: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

44

sesuai dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : 5542 pada

tanggal 28 Desember 2001 (Vide Bukti P-1);

2. Bahwa, setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan

Tergugat bertempat tinggal bertempat tinggal di Jalan

Lurus 3 No. 85 Cilandak Barat Jakarta Selatan, sesuai

dengan Kartu Keluarga Nomor 3102.000603 (Vide

Bukti P-2);

3. Bahwa dalam pernikahan antara Penggugat dan

Tergugat telah di karuniai 2 (dua) orang anak yang

masing-masing bernama :

a. Sanitasi, lahir tanggal 19/9/2002 (Vide Bukti P-3);

b. Wina Korelasi, lahir tanggal 08/09/2003 (Vide Bukti

P-4);

4. Bahwa pada mulanya kehidupan rumah tangga antara

Penggugat dengan Tergugat berjalan rukun dan damai,

akan tetapi kehidupan rukun dan damai tersebut

tidaklah berlangsung lama, memasuki tahun kedua

pernikahan ketentraman rumah tangga Penggugat

dengan Tergugat mulai goyah, setelah :

Page 53: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

45

a. Antara Penggugat dengan Tergugat sering kali terjadi

perselisihan yang tidak ada kunjung penyelesaiannya

dan Tergugat seringkali berlaku kasar dan memukul

serta mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas

kepada Penggugat dan tidak jarang pula perlakuan

tersebut dilakukan di hadapan anak-anak (Vide Bukti

P-5);

b. Tergugat tidak bertanggung jawab terhadap keluarga,

selama ini Tergugat hidup dengan seenaknya tidak

memikirkan biaya kehidupan dan tanggung jawab

selaku kepala keluarga, segala biaya dan kebutuhan

rumah tangga dan anak-anak dipikul penuh oleh

Penggugat.

c. Bahwa Tergugat setiap hari meninggalkan rumah

dengan alasan dan keperluan yang tidak jelas,

Tergugat lebih sering berkumpul dengan teman-

temannya daripada bersama-sama dengan anak dan

istri;

d. Tergugat mempunyai sifat dan sikap serta perilaku

yang kasar kepada Penggugat dimana ucapannya

sangat menyakitkan hati Penggugat;

e. Tergugat mempunyi sifat dan sikap serta perilaku yang

menyimpang dari ajaran serta tuntunan agama

Page 54: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

46

dimana seringkali melakukan tindakan-tindakan

provokatif irrasional yang membuat perasaan tidak

nyaman dan/atau tertekannya Penggugat (selaku istri)

secara mental (Vide Bukti P-6)

f. Bahwa, Penggugat telah berkali-kali berupaya

mengatasi masalah tersebut dengan membicarakannya

kepada Ibu Tergugat namun tidak mendapatkan

respon/tanggapan positip dari Ibu Tergugat maupun

Tergugat ;

5. Bahwa, akibat tindakan tersebut diatas, Penggugat telah

menderita lahir batin (Vide Bukti P-7) dan Penggugat

tidak menerima atas perlakuan Tergugat terhadap

Penggugat serta Penggugat merasa tidak sanggup lagi

untuk melanjutkan rumah tangga dengan Tergugat oleh

karenanya Penggugat berkesimpulan satu-satunya jalan

keluar yang terbaik bagi Penggugat adalah bercerai

dengan Tergugat, karena sudah tidak sesuai lagi

dengan tujuan perkawinan dan menurut Pasal 1 UU 1

Tahun 1974, Tentang Perkawinan serta Kompilasi

Hukum Islam.

Page 55: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

47

6. Bahwa, 2 (dua) anak hasil perkawinan Penggugat dan

Tergugat saat ini masih kecil (belum berumur 12 tahun)

dan membutuhkan kasih sayang dari Penggugat sebagai

ibu kandungnya, oleh karenanya mohon Penggugat

ditunjuk sebagai pengasuh dan pemelihara atas anak

tersebut sesuai dengan ketentuan Yurisprodensi MARI

No.239/K/Sip/1968 jo Yurisprodensi MARI

No.102K/Sip/1973 ;

7. Bahwa, apabila nantinya Penggugat ditunjuk menjadi

pemelihara dan pengasuh terhadap anak tersebut,

maka sudah barang tentu memerlukan biaya

pemeliharaan terhadap anak-anak tersebut diatas, maka

Penggugat menuntut kepada Tergugat biaya

pemeliharaan anak sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta

Rupiah) per bulan diluar biaya kesehatan dan

pendidikan ;

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Penggugat mohon

agar Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat cq Majelis

Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo,

selanjutnya menjatuhkan putusan (dalam pokok perkara)

yang amarnya berbunyi :

Page 56: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

48

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menetapkan perkawinan Penggugat dan Tergugat

sebagaimana termaksud dalam Kutipan Akta Nikah

Nomor : 5542, tanggal 28 Desember 2001, yang

dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama, putus karena

perceraian ;

3. Menetapkan 2 (dua) orang anak masing masing

bernama Sanitasi, lahir tanggal 19/9/2002 dan Wina

Kolerasi, lahir tanggal 08/09/2003, di bawah

pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat;-

4. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah anak

kepada Penggugat sebesar Rp 5.000.000,- (Lima Juta

Rupiah) per bulan diluar biaya kesehatan dan

pendidikan;

5. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat;

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon

putusan yang seadil-adilnya (ex. aequo et bono).

Demikian gugatan perceraian ini Penggugat ajukan, dengan

harapan Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan,

Page 57: BUKU PERADILAN SEMU MODEL 2 - repository.unas.ac.id

49

berkenan mengabulkannya, dan atas perkenannya

Penggugat ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

KUASA HUKUM PENGGUGAT

H. INDRAWAN,S.H.,M.H.

MUSTAKIM,S.H.,M.H.