Buku Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Statistik ...
Transcript of Buku Pedoman Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Statistik ...
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 1
BAB
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi
pada perekonomian nasional serta mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat
diandalkan dalam upaya perbaikan perekonomian nasional. Selain itu ketersediaan produk
peternakan secara langsung akan meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya untuk
pemenuhan kalori dan protein hewani. Pemenuhan konsumsi masyarakat atas kalori dan
protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Peranan data dan informasi sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan dan
pengembangan pembangunan. Sesuai Undang-Undang RI Tahun 2006 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah ditetapkan bahwa kebijakan
perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertangungjawabkan.
Pemenuhan data peternakan secara rutin setiap tahun dilakukan BPS melalui
pendekatan perusahaan, RPH dan keurmaster. Pengumpulan data perusahaan peternakan
bertujuan untuk memperoleh data struktur usaha peternakan. Sedangkan pengumpulan
data melalui RPH dan keurmaster untuk memperoleh data produksi hasil pemotongan
ternak.
Pengumpulan data rumah tangga dilakukan melalui sensus dan survei.
Pengumpulan data melalui sensus dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Pelaksanaan
sensus yang terakhir adalah Sensus Pertanian 2003. Sensus Pertanian menghasilkan
jumlah rumah tangga dan populasi ternak yang digunakan sebagai benchmark survei-
survei peternakan berikutnya.
Pengumpulan data melalui survei tergantung kebutuhan dan biaya yang tersedia.
Survei peternakan yang telah dilakukan adalah Survei Rumah Tangga Peternakan
Nasional (SPN) yang menghasilkan parameter mutasi ternak dan produktivitas ternak.
Parameter mutasi tersebut digunakan untuk memperkirakan populasi ternak dari rumah
tangga pada waktu yang akan datang.
Hasil pengumpulan data perusahaan dan pemotongan ternak yang dipadukan
dengan hasil SPN akan diperoleh data peternakan (populasi) secara menyeluruh dan
I
2 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
lengkap. Agar data yang dihasilkan akurat dan up to date sebagai bahan perencanaan dan
dasar kebijakan di bidang peternakan, diperlukan suatu pedoman yang mengatur tata cara
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian statistik peternakan.
1.2 LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan pendataan perusahaan peternakan dan pemotongan ternak oleh
Badan Pusat Statistik dilandasi:
a. Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
c. Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.
1.3 TUJUAN
Tujuan pengumpulan data peternakan:
a. Mendapatkan populasi, produksi dan struktur ongkos usaha peternakan yang dilakukan
oleh perusahaan peternakan.
b. Mendapatkan produksi hasil pemotongan ternak dari RPH dan keurmaster .
c. Mendapatkan estimasi populasi dan produksi yang diusahakan rumah tangga di
wilayah.
1.4 RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN
Pengumpulan data perusahaan peternakan dan pemotongan ternak dari RPH dan
keurmaster dilaksanakan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Perusahaan
peternakan yang dicakup adalah perusahaan peternakan berbadan hukum yang
melakukan kegiatan usaha pembibitan dan budidaya ternak. RPH yang dicakup adalah
seluruh RPH baik milik pemerintah maupun swasta. Keurmaster yang dicakup adalah
keurmaster yang tidak bertugas di RPH.
1.5 PETUGAS
Petugas lapangan yang terlibat dalam pengumpulan data perusahaan peternakan,
RPH dan keurmaster adalah Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan atau Staf BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota yang diberi tugas.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 3
1.6 JENIS DOKUMEN
Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu:
a. Daftar-LTT
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan yang
mengusahakan ternak besar (sapi potong, kerbau, kuda) dan ternak kecil (kambing,
domba, dan babi).
b. Daftar-LTU
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan yang
mengusahakan unggas (ayam pedaging, ayam petelur, dan unggas lainnya).
c. Daftar-LTS
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan sapi perah.
d. Daftar-RPH
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak dari
RPH.
e. Daftar-Keurmaster
adalah daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data pemotongan ternak dari
keurmaster yang tidak bertugas di RPH.
1.7 METODOLOGI
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan peternakan adalah
pencacahan lengkap (sensus) terhadap seluruh perusahaan peternakan yang berbadan
hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, BUMN, Yayasan) baik usaha pembibitan maupun
budidaya ternak. Periode data yang dikumpulkan adalah tahunan dengan referensi waktu
setahun yang lalu.
Periode pengumpulan data pemotongan ternak yang dikumpulkan dari RPH dan
keurmaster adalah triwulanan. Metode pengumpulan data RPH dan keurmaster dilakukan
dengan pencacahan lengkap di seluruh Indonesia dengan menggunakan dua pendekatan,
yaitu:
a. RPH, milik pemerintah maupun swasta dengan responden adalah petugas RPH
setempat atau keurmaster yang bertugas di RPH tersebut.
b. Keurmaster, yaitu aparat Dinas Peternakan/Pemda setempat khususnya yang tidak
langsung menangani/tidak bertugas di RPH.
4 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
1.8 KONSEP DAN DEFINISI
Perusahaan peternakan adalah unit usaha yang mengusahakan ternak baik untuk
pembibitan maupun budidaya dengan status badan hukum PT, CV, Firma, Koperasi,
BUMN, atau Yayasan.
Pembibitan ternak adalah kegiatan pemeliharaan ternak dengan tujuan utama
pembibitan/pengembangbiakan ternak.
Budidaya ternak adalah kegiatan pemeliharaan ternak dengan tujuan utama
pembesaran/penggemukan ternak.
PT adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, dengan modal yang terbagi dalam
saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal
saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta
berperan tergantung besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan
perjanjian antar pemegang saham.
CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang
bersedia memimpin, mengatur perusahaan, dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan
pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin
perusahaan serta bertanggung jawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam
perusahaan tersebut.
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama,
masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perikatan. Laba
yang diperoleh dibagi bersama-sama dan rugi dari perusahaan ditanggung bersama pula.
Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama atas azas kekeluargaan.
Yayasan adalah sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan
pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari
keuntungan.
PMA (Penanaman Modal Asing) adalah nilai investasi yang disetujui pemerintah terdiri
atas saham peserta Indonesia, saham peserta asing, dan modal pinjaman pemerintah
yang diinvestasi untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah.
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) adalah nilai investasi yang disetujui
pemerintah terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman pemerintah yang diinvestasikan
untuk proyek di sektor tertentu dan diatur oleh pemerintah melalui undang-undang.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 5
Tahun mulai operasional adalah tahun dimana perusahaan pertama kali melakukan
kegiatan operasional perusahaan secara komersial.
Pekerja tetap adalah pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap termasuk pemilik
atau pekerja keluarga.
Pekerja tidak tetap (Honorer) adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan
banyaknya waktu kerja.
Pekerja harian lepas adalah pekerja yang bekerja secara harian dimana pembayaran
upahnya dihitung secara harian/banyaknya hari bekerja.
Pekerja borongan adalah pekerja yang bekerja atas dasar kontrak yang disepakati
menyangkut jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dan upah yang akan dibayarkan.
Jumlah hari-orang (mandays) adalah perkalian antara jumlah hari kerja pekerja harian
dengan rata-rata jumlah pekerja per hari kerja.
Sediaan Biologik adalah obat ternak/unggas yang meliputi vaksin, serum, dan bahan
diagnostika biologik.
Sediaan Farmasetik adalah obat ternak/unggas antara lain vitamin, hormon, mineral, anti
bakteria, anti protozoa, anti diare, obat pencernaan.
Sediaan Premix adalah obat ternak/unggas berupa imbuhan pakan dan pelengkap pakan
yang dicampurkan pada pakan atau minuman.
Pemeliharaan barang modal adalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau
memperbaiki agar tetap dapat bekerja/berfungsi seperti biasa.
Barang modal tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang seperti tanah,
gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya.
Barang modal baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali
tanah). Barang modal bekas dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru.
Barang modal bekas dalam negeri adalah barang modal yang pernah dipakai pihak lain
di dalam negeri (kecuali tanah).
Perbaikan besar barang modal adalah perbaikan barang modal sehingga memperbesar
kapasitas atau menambah usia barang modal tersebut.
RPH (Rumah Potong Hewan) adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan
disain dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan selain unggas
bagi konsumsi masyarakat.
6 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Keurmaster adalah tenaga paramedik pemerintah yang telah mengikuti pelatihan tentang
uji daging, dan bertugas di Rumah Potong Hewan (RPH), serta ditunjuk oleh Dinas
Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi peternakan atas nama bupati/walikota yang
selanjutnya memiliki kewenangan untuk melaksanakan uji daging.
1.9 JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan pengumpulan data statistik perusahaan peternakan dan RPH.
Contoh: Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data pada Tahun 2010
Kegiatan
RPH/Keurmaster Perusahaan
Peternakan
(LTT/LTS/LTU) Triw I Triw II Triw III Triw IV
Periode Data Jan – Mar „10 Apr – Juni „10 Juli – Sept „10 Okt – Des „10 Jan – Des „09
Pencacahan Apr – Mei „10 Juli – Agust „10 Okt – Nop „10 Jan – Feb „11 Jan – Feb „10
Pengiriman Mei – Juni „10 Agust – Sept „10 Nop – Des „10 Feb – Mar „11 Feb – Mar „10
Pengolahan Mei – Juli „10 Agust – Okt „10 Nop 10 – Jan „11 Feb – Apr „11 Mar – April „10
Publikasi Mei – Juni 2011 Mei – Juni „10
1.10 TAHAP KEGIATAN
a. Persiapan
Dalam tahapan persiapan kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan
pemutakhiran direktori untuk menentukan jumlah perusahaan, RPH dan keurmaster yang
akan digunakan sebagai target pencacahan dan alokasi dokumen. Langkah pemutakhiran
direktori dilakukan sebagai berikut:
1) Menambahkan nama dan alamat perusahaan, RPH dan keurmaster yang baru berdiri
atau baru ditemui di lapangan dan belum tercantum dalam direktori serta menghapus
nama dan alamat yang telah tutup atau tidak ada kegiatan.
2) Selanjutnya dilakukan matching direktori dengan instansi terkait atau sumber lain.
Jumlah perusahaan hasil pemutakhiran direktori digunakan sebagai target
pencacahan dan perkiraan pencetakan kuesioner. Kuesioner pencacahan dan direktori
hasil pemutakhiran dikirim ke BPS Provinsi untuk selanjutnya didistribusikan ke BPS
Kabupaten/Kota. Setiap perusahaan akan dikirimkan sebanyak 3 (tiga) set kuesioner. Satu
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 7
set untuk pertinggal di perusahaan dan dua set untuk dikirim kembali ke BPS Provinsi
melalui BPS Kabupaten/Kota dan selanjutnya1 (satu) set dikirim ke BPS.
b. Pelaksanaan
Pengumpulan data dilakukan terhadap semua perusahaan peternakan yang berbadan
hukum dengan mengisi kuesioner sesuai catatan administrasi yang ada di perusahaan dan
atau dengan mewawancarai penanggung jawab perusahaan peternakan.
Pengumpulan data pemotongan ternak dilakukan secara lengkap terhadap seluruh
RPH dan keurmaster. Daftar-RPH diisi dengan menyalin catatan pemotongan ternak di
RPH atau mewawancarai pengelola RPH/keurmaster yang bertugas di RPH. Sedangkan
Daftar-Keurmaster untuk laporan pemotongan ternak dari keurmaster yang tidak bertugas
di RPH, diisi dengan menyalin catatan pemotongan ternak dari keurmaster tersebut di
seluruh wilayah tugasnya.
8 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 9
BAB
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERNAK BESAR DAN KECIL (DAFTAR-LTT)
2.1 PENDAHULUAN
2.1.1 Tujuan
Daftar-LTT digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai perusahaan
ternak besar dan kecil. Ternak besar meliputi sapi potong, kerbau, dan kuda, sedangkan
ternak kecil meliputi kambing, domba dan babi. Keterangan yang dikumpulkan adalah
keterangan umum perusahaan, jumlah pekerja dan pengeluaran untuk pekerja, jumlah dan
mutasi ternak, produksi ternak dan pendapatan lain, pemakaian bahan bakar, pengeluaran
perusahaan, serta pembentukan modal selama setahun. Satu Daftar-LTT digunakan untuk
mencacah satu perusahaan peternakan.
Perusahaan ternak besar dan kecil yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan
yang berbadan hukum/usaha yaitu: PT/CV, Firma, Koperasi, BUMN, dan Yayasan.
2.1.2 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-LTT dikelompokkan menjadi delapan
blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Umum
Blok II : Jumlah Pekerja dan Pengeluaran untuk Pekerja
Blok III : Jumlah Ternak yang Diusahakan
Blok IV : Pendapatan/Penerimaan Usaha Peternakan Selama Tahun (t)
Blok V : Pemakaian Bahan Bakar, Pelumas, Listrik, dan Air Selama Tahun (t)
Blok VI : Pengeluaran untuk Pakan Ternak, Obat-obatan, dan Lainnya
Blok VII : Pembentukan Modal Tetap, Penambahan, Pengurangan, dan Perbaikan Besar
(000 Rp)
Blok VIII : Catatan
II
10 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
2.2 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR - LTT
KETERANGAN TEMPAT
Keterangan tempat terdapat pada halaman pertama digunakan untuk mencatat
identitas perusahaan yang terdiri dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan, nomor urut perusahaan, nama lengkap perusahaan, lokasi perusahaan,
dan alamat kantor pusat.
Rincian 1 s.d. 4: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan.
Tuliskan nama provinsi pada rincian 1, kabupaten/kota pada rincian 2, kecamatan pada
rincian 3, dan desa/kelurahan pada rincian 4, sesuai dengan lokasi perusahaan. Untuk
provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan tuliskan juga kodenya pada kotak yang tersedia.
Rincian 5: Nomor Urut Perusahaan
Rincian ini dikosongkan dan hanya diisi oleh petugas BPS.
Rincian 6: Nama Lengkap Perusahaan
Tuliskan nama perusahaan secara lengkap, berikut bentuk badan hukumnya.
Contoh:
6. Nama Lengkap Perusahaan : PT. GREAT GIANT LIVESTOCK
Rincian 7: Lokasi Perusahaan
Tuliskan alamat lokasi perusahaan secara lengkap dan jelas, dengan kode pos, nomor
telepon dan nomor Fax.
7. Lokasi Perusahaan:........................................................................................................
........................................................................................................
Kode Pos
Tel.(.........)....................... Fax. (.........).....................................
Rincian 8: Alamat Kantor Pusat
Tuliskan alamat kantor pusat secara lengkap dan jelas, dengan kode pos, nomor telepon,
dan nomor Fax.
3 4 1 6 5
Terbanggi Besar Lampung Tengah
0725 25157 0721 27194
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 11
BLOK I. KETERANGAN UMUM
Blok I digunakan untuk mencatat mengenai kegiatan utama perusahaan, cara
pemeliharaan ternak, bentuk badan hukum, asal izin usaha, status permodalan, dan tahun
mulai operasional.
Rincian 1: Kegiatan Utama Perusahaan
Lingkari kode yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan.
Rincian 2: Cara Pemeliharaan Ternak
Lingkari kode cara pemeliharaan ternak, meliputi:
Dikandangkan -1 Dilepas -2 Dikandangkan & dilepas -3
Rincian 3: Bentuk Badan Hukum
Lingkari kode bentuk usaha sesuai yang dimiliki oleh perusahaan.
Kode bentuk badan hukum/usaha, meliputi :
PT/CV/Firma -1 Koperasi -2
BUMN -3 Yayasan -4
Rincian 4: Asal Izin Usaha
Lingkari kode izin usaha sesuai yang diperoleh perusahaan. Kode izin usaha meliputi:
BKPM -1 BKPMD -2
Ditjennak -3 Pemda Prov/Kab/Kota -4
Rincian 5: Status Permodalan
Lingkari kode status permodalan sesuai yang dimiliki oleh perusahaan. Kode status
permodalan perusahaan meliputi:
PMA -1 PMDN -2 Lainnya -3
Rincian 6: Tahun Mulai Operasional
Isikan tahun mulai operasional perusahaan.
BLOK II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
Blok II digunakan untuk mencatat jumlah pekerja perusahaan baik pekerja tetap,
pekerja honorer, pekerja harian lepas/borongan, dan pengeluaran perusahaan untuk
pekerja selama tahun (t).
A. Jumlah Pekerja pada Juni tahun (t)
Isikan jumlah pekerja perusahaan pada bulan Juni tahun (t) menurut tingkat
pendidikan, jenis kelamin, dan status pekerja di kolom (2) s.d. (5).
12 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
B. Pengeluaran untuk Pekerja Selama Tahun (t)
Blok II B digunakan untuk mencatat pengeluaran yang dibayarkan kepada pekerja
selama tahun (t). Pengeluaran yang dimaksud mencakup pengeluaran untuk pekerja tetap
dan tidak tetap (bukan pekerja harian/borongan). Jenis pengeluaran pekerja meliputi
upah/gaji, upah lembur, bonus, hadiah, dan lainnya dalam bentuk uang maupun barang.
Pengeluaran yang berupa barang dinilai sesuai harga pasar.
Rincian 1: Upah dan Gaji
Isikan pengeluaran perusahaaan untuk upah dan gaji pekerja berupa uang di kolom (2),
barang di kolom (3), dan jumlah di kolom (4).
Rincian 2: Upah Lembur, Bonus, Hadiah, dan Lainnya
Isikan pengeluaran perusahaan untuk upah lembur, bonus, hadiah, dan lainnya yang
berupa uang di kolom (2), barang di kolom (3), dan jumlah di kolom (4).
Rincian 3: Jumlah
Isikan jumlah rincian 1 dan 2.
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun (t)
Isikan jumlah hari kerja selama tahun (t) pada rincian 1, rata-rata jumlah pekerja
harian per hari kerja pada rincian 2, jumlah hari-orang (mandays) dalam tahun (t) pada
rincian 3, dan jumlah upah untuk pekerja harian selama tahun (t) di rincian 4.
BLOK III. JUMLAH TERNAK YANG DIUSAHAKAN
Blok III digunakan untuk mencatat jumlah ternak besar dan kecil yang diusahakan
berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin.
A. Jumlah Ternak yang Diusahakan pada Juni Tahun (t)
Berisi keterangan mengenai jumlah ternak yang sedang diusahakan pada bulan Juni
tahun (t). Pada bagian ini setiap ternak dikelompokkan berdasarkan golongan umur dan
jenis kelamin.
Golongan umur ternak besar:
Anak adalah ternak yang berumur kurang dari 1 tahun.
Muda adalah ternak yang berumur antara 1-2 tahun dan belum pernah beranak.
Dewasa adalah ternak yang berumur 2 tahun atau lebih atau pernah beranak.
Golongan umur ternak kecil:
Anak adalah ternak yang berumur kurang dari 2 bulan.
Muda adalah ternak yang berumur antara 2-6 bulan dan belum pernah beranak.
Dewasa adalah ternak yang berumur lebih 6 bulan atau pernah beranak.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 13
Blok III A digunakan untuk mencatat tiga jenis ternak yang diusahakan perusahaan
peternakan.
Kolom (2), (3), (4):
Digunakan untuk mencatat ternak pertama yang diusahakan.
Kolom (5), (6), (7):
Digunakan untuk mencatat ternak kedua yang diusahakan.
Kolom (8), (9), (10):
Digunakan untuk mencatat ternak ketiga yang diusahakan.
Rincian 1: Anak
Isikan jumlah ternak jantan dan betina anak yang diusahakan pada akhir bulan Juni tahun
(t).
Rincian 2: Muda
Isikan jumlah ternak jantan dan betina muda yang diusahakan pada akhir bulan Juni tahun
(t).
Rincian 3: Dewasa
Isikan jumlah ternak jantan dan betina dewasa yang diusahakan pada akhir bulan Juni
tahun (t).
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah rincian 1 s.d. 3 untuk masing-masing kolom.
B. Mutasi Ternak Selama Tahun (t)
Berisi keterangan tentang mutasi ternak (stok awal tahun, pembelian, kelahiran,
penambahan lain, penjualan, pemotongan, kematian, pengurangan lain, dan stok akhir)
selama tahun (t).
Rincian 1: Stok Awal Januari Tahun (t)
Isikan banyaknya ternak pada bulan Januari tahun (t) di kolom (2) untuk ternak pertama, di
kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga.
Rincian 2: Pembelian
Isikan banyaknya ternak yang dibeli selama tahun (t) di kolom (2) untuk ternak pertama, di
kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga.
Rincian 3: Kelahiran
Isikan banyaknya ternak yang dilahirkan selama tahun (t) di kolom (2) untuk ternak
pertama, di kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga.
14 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Rincian 4: Penambahan lain
Isikan banyaknya penambahan ternak selain dari pembelian dan kelahiran selama tahun (t)
di kolom (2) untuk ternak pertama, di kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk
ternak ketiga.
Rincian 5: Penjualan
Isikan banyaknya ternak yang dijual selama tahun (t) di kolom (2) untuk ternak pertama, di
kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga.
Rincian 6: Pemotongan
Isikan banyaknya ternak yang dipotong selama tahun (t) di kolom (2) untuk ternak pertama,
di kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga.
Rincian 7: Kematian
Isikan banyaknya ternak yang mati selama tahun (t) di kolom (2) untuk ternak pertama, di
kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga. Mati karena dipotong
tidak termasuk dalam kategori kematian, tetapi dimasukkan pada rincian 6.
Rincian 8: Pengurangan Lain
Isikan banyaknya ternak yang berkurang selain karena penjualan, pemotongan, dan
kematian selama tahun (t) di kolom (2) untuk ternak pertama, di kolom (3) untuk ternak
kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga.
Rincian 9: Stok Akhir Desember tahun (t)
Isikan banyaknya ternak pada akhir bulan Desember tahun (t) di kolom (2) untuk ternak
pertama, di kolom (3) untuk ternak kedua, dan di kolom (4) untuk ternak ketiga.
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan
Berisi keterangan tentang jumlah ternak yang dibeli/dijual dari/ke suatu daerah.
Daerah pembelian/penjualan ternak dapat berasal dari kab/kota yang sama, kab/kota
dalam satu provinsi, provinsi yang berbeda maupun luar negeri.
Kolom (2), (3), (4), (5):
Digunakan untuk mencatat data pembelian dan penjualan dari ternak pertama.
Kolom (6), (7), (8), (9):
Digunakan untuk mencatat data pembelian dan penjualan dari ternak kedua.
Kolom (3), (5), (7), (9):
Digunakan untuk mencatat nama kabupaten/kota atau nama negara jika berasal dari luar
negeri.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 15
Rincian 1: Dalam Kabupaten/Kota Ini
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) dan (6), nama wilayah pembelian ternak di
kolom (3) dan (7), jumlah ternak yang dijual di kolom (4) dan (8), nama wilayah penjualan
ternak di kolom (5) dan (9) yang berasal dari kab/kota yang sama.
Rincian 2: Luar Kab/Kota dalam Provinsi
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) dan (6), nama wilayah pembelian ternak di
kolom (3) dan (7), jumlah ternak yang dijual di kolom (4) dan (8), nama wilayah penjualan
ternak di kolom (5) dan (9) yang dibeli/dijual dari kab/kota dalam satu provinsi.
Rincian 3: Luar Provinsi Ini
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) dan (6), nama wilayah pembelian ternak yang
di kolom (3) dan (7), jumlah ternak yang dijual di kolom (4) dan (8), nama wilayah
penjualan ternak di kolom (5) dan (9) yang dibeli/dijual dari provinsi lain.
Rincian 4: Luar Negeri (Impor/Ekspor)
Isikan jumlah ternak yang dibeli di kolom (2) dan (6), nama wilayah pembelian ternak di
kolom (3) dan (7), jumlah ternak yang dijual di kolom (4) dan (8), nama wilayah penjualan
ternak di kolom (5) dan (9) yang diimpor/diekspor dari luar negeri.
BLOK IV. PENDAPATAN/PENERIMAAN USAHA PETERNAKAN SELAMA TAHUN (t)
Blok IV digunakan untuk mencatat keterangan mengenai produksi ternak dan
pendapatan lain perusahaan selama tahun (t). Pada blok IV terdiri dari tiga halaman,
masing-masing halaman digunakan untuk satu jenis ternak.
A. Produksi Ternak: ................... yang Diusahakan
Blok IV A digunakan untuk mencatat mutasi ternak dan nilainya, yang dikelompokkan
menurut triwulan I, II, III, IV, dan total. Mutasi jumlah ternak diisikan di kolom (2), (4), (6),
(8), (10) untuk nilai mutasi ternak diisikan di kolom (3), (5), (7), (9), (11).
Rincian 1: Stok Akhir (jumlah ternak dan perkiraan nilai ternak pada saat
pencacahan)
Isikan jumlah ternak dan nilainya pada saat pencacahan menurut triwulan pada kolom yang
sesuai. Nilai yang diisikan adalah nilai perkiraan jika ternak itu dijual.
Rincian 2: Penjualan
Isikan jumlah ternak yang dijual dan nilai saat transaksi menurut triwulan pada kolom yang
sesuai.
Rincian 3: Pemotongan
Isikan jumlah ternak yang dipotong dan nilainya menurut triwulan pada kolom yang sesuai.
16 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Rincian 4: Kematian
Isikan jumlah ternak dan perkiraan nilai ternak pada saat ternak masih hidup menurut
triwulan pada kolom yang sesuai.
Rincian 5: Pengurangan lain
Isikan jumlah ternak karena pengurangan lain dan nilainya menurut triwulan pada kolom
yang sesuai.
Rincian 6: Jumlah rincian 1 s.d. 5
Penjumlahan rincian 1 sampai dengan rincian 5 untuk kolom (10) dan (11).
Rincian 7: Pembelian
Isikan jumlah ternak yang dibeli dan nilai saat transaksi menurut triwulan pada kolom yang
sesuai.
Rincian 8: Kelahiran
Isikan jumlah ternak yang dilahirkan menurut triwulan pada kolom jumlah. Kolom nilai tidak
perlu diisi.
Rincian 9: Penambahan lain
Isikan jumlah ternak karena penambahan lain dan nilainya menurut triwulan pada kolom
yang sesuai.
Rincian 10: Stok Awal [Kolom (10) = Rincian (6-7-8-9), sedangkan Kolom (11) Nilai
Perkiraan]
Kolom jumlah diisi dengan rumus rincian (6-7-8-9), sedangkan kolom nilai diperkirakan.
B. Pendapatan dan Penerimaan Lainnya (000 Rp)
Pendapatan dan Penerimaan Lainnya adalah pendapatan/penerimaan perusahaan
selain yang diperoleh dari nilai tambah ternak yang merupakan kegiatan utama
perusahaan. Pendapatan dan penerimaan lain perusahaan dapat berasal dari penerimaan
jasa peternakan, penerimaan bersih dari penjualan kotoran ternak, keuntungan penjualan
barang dalam bentuk yang sama, pendapatan dan penerimaan lainnya.
Rincian 1: Penerimaan Bersih dari Jasa Peternakan
Isikan penerimaan perusahaan yang berasal dari jasa peternakan yang diberikan kepada
pihak lain dalam satuan ribuan rupiah.
Rincian 2: Penerimaan Bersih dari Penjualan Kotoran Ternak
Isikan penerimaan perusahaan yang berasal dari penjualan kotoran ternak dalam satuan
ribuan rupiah.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 17
Rincian 3: Keuntungan dari Barang-barang yang Dijual dalam Bentuk yang Sama
Isikan penerimaan perusahaan yang berasal dari keuntungan penjualan barang dalam
bentuk yang sama, misalnya penjualan kembali bahan bakar, pakan, dan lain-lain tanpa
mengubah bentuk dan kualitas, dalam satuan ribuan rupiah.
Rincian 4: Pendapatan dan Penerimaan
Isikan penerimaan perusahaan yang berasal dari pendapatan dan penerimaan lainnya,
misalnya penerimaan dari jasa angkutan atau yang belum tercakup sebelumnya dalam
satuan ribuan rupiah.
Rincian 5: Jumlah
Isikan jumlah rincian 1 s.d. 4
BLOK V. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA
TAHUN (t)
Blok V digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pemakaian bahan bakar,
pelumas, listrik, dan air selama tahun (t). Semua pemakaian dan pengeluaran yang dicatat
pada blok ini adalah yang betul-betul digunakan/dikeluarkan selama tahun (t). Kolom (3)
digunakan untuk mencatat jumlah pemakaian bahan bakar sesuai satuan di kolom (2).
Kolom (4) digunakan untuk mencatat nilai dari pemakaian bahan bakar dalam ribuan
rupiah.
Rincian 1: Bensin
Isikan banyaknya pemakaian bensin di kolom (3) dan nilainya di kolom (4).
Rincian 2: Solar
Isikan banyaknya pemakaian solar di kolom (3) dan nilainya di kolom (4).
Rincian 3: Minyak Tanah
Isikan banyaknya pemakaian minyak tanah di kolom (3) dan nilainya di kolom (4).
Rincian 4: Pelumas
Isikan banyaknya pemakaian pelumas di kolom (3) dan nilainya di kolom (4).
Rincian 5: Bahan Bakar/Minyak Lainnya
Isikan nilai pemakaian bahan bakar lainnya di kolom (4).
Rincian 6: Jumlah {Rincian (1+2+3+4+5)}
Isi dengan penjumlahan dari rincian 1 s.d. 5.
Rincian 7: Listrik Dibangkitkan Sendiri
Isikan banyaknya pemakaian listrik yang dibangkitkan sendiri di kolom (3) dalam satuan
kWh.
18 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Rincian 8: Listrik Dibeli dari PLN
Isikan banyaknya pemakaian listrik yang dibeli dari PLN di kolom (3) dan nilainya di kolom
(4).
Rincian 9: A i r
Isikan banyaknya pemakaian air yang dibeli dari PAM atau pihak lain di kolom (3) dan
nilainya di kolom (4).
Rincian 10: Jumlah {Rincian (8+9)}
Isi dengan penjumlahan rincian 8 dan 9.
BLOK VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT- OBATAN, DAN
LAINNYA
Blok VI digunakan untuk mencatat jumlah pengeluaran untuk pembelian pakan dan
obat-obatan selama tahun (t). Pengeluaran yang dimaksud adalah yang betul-betul habis
digunakan pada tahun bersangkutan (tidak termasuk yang dibeli untuk persediaan).
A. Pengeluaran untuk Pakan Ternak Selama Tahun (t)
Blok VI A berisi keterangan mengenai pengeluaran perusahaan untuk pakan ternak
selama tahun (t). Isikan banyaknya pakan yang dikeluarkan untuk ternak di kolom (2) dan
nilainya di kolom (3) berdasarkan jenis pakan dalam ribuah rupiah.
B. Pengeluaran untuk Obat-obatan Selama Tahun (t)
Blok VI B berisi keterangan mengenai pengeluaran perusahaan untuk obat-obatan.
Rincian a: Sediaan Biologik
Isikan pemakaian sediaan biologik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan nilainya di
kolom (4) yang meliputi vaksin, serum dan bahan diagnostika biologik.
Rincian b: Sediaan Farmasetik
Isikan pemakaian sediaan farmasetik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan nilainya
di kolom (4) antara lain vitamin, hormon, mineral, anti bakteria, anti protozoa, anti diare.
Rincian c: Sediaan Premix
Isikan pemakaian sediaan premix di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan nilainya di
kolom (4) berupa imbuhan pakan (feed additive) dan pelengkap pakan (feed suplement).
Rincian d: Lainnya
Isikan banyaknya pemakaian obat lainnya di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan
nilainya di kolom (4).
Rincian e: Jumlah
Isi dengan penjumlahan nilai rincian a s.d. d.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 19
C. Pengeluaran Lainnya
Blok VI C digunakan untuk mencatat pengeluaran yang belum tercatat di atas
seperti: suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan/perbaikan barang modal, ongkos
perbaikan dan pemeliharaan barang modal, bahan-bahan untuk keperluan kantor, jasa
peternakan yang dibayarkan kepada pihak lain, sewa tanah, gedung, dan alat-alat, pajak
tidak langsung, penyusutan, bunga atas pinjaman, hadiah, sumbangan, dan sebagainya.
BLOK VII. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN
PERBAIKAN BESAR (000 Rp)
Blok VII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pembentukan modal tetap
perusahaan meliputi pembelian, perbaikan, dan pengurangan barang modal selama tahun
(t).
Kolom (1): Jenis Barang Modal
Jenis barang modal adalah barang modal tetap, yaitu barang untuk pemakaian jangka
panjang yang terdiri atas tanah, gedung/konstruksi lainnya, mesin-mesin dan
perlengkapan, kendaraan angkutan, dan kandang. Apabila ada jenis barang modal lain
selain rincian 1 s.d. 5, tuliskan nama barang modal tersebut di kolom (1) dan isikan nilainya
di kolom (2) s.d. (5).
Kolom (2): Pembelian Barang Modal Baru
Isikan nilai pembelian barang modal baru untuk setiap jenis barang modal dalam satuan
ribuan rupiah di kolom (2).
Kolom (3): Pembelian Barang Modal Bekas Dalam Negeri
Isikan nilai pembelian barang modal bekas dalam negeri untuk setiap jenis barang modal
dalam satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Kolom (4): Perbaikan Besar Barang Modal
Isikan nilai perbaikan besar barang modal untuk setiap jenis barang modal di kolom (4)
dalam satuan ribuan rupiah jika ada perbaikan besar barang modal.
Kolom (5): Pengurangan Barang Modal
Isikan nilai pengurangan barang modal untuk setiap jenis barang modal dalam satuan
ribuan rupiah jika ada pengurangan/penjualan barang modal. Pendapatan yang berasal
dari penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan pada waktu membeli, dapat positif
atau negatif.
Rincian 10: Jumlah
Isian ini adalah penjumlahan dari rincian 1 s.d. 9 untuk masing-masing kolom.
20 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
BLOK VIII. CATATAN
Blok VIII disediakan untuk mencatat hal–hal yang dianggap perlu sebagai tambahan
informasi dalam pengisian daftar ini.
Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam Daftar-LTT ini, maka
harus diberi stempel perusahaan dan dibubuhi tanda tangan, nama jelas, dan
jabatan orang yang bertanggung jawab di perusahaan ini. Selain itu, petugas
pencacah juga jangan lupa untuk menuliskan tanggal pencacahan, nama jelas,
dan menandatangani daftar ini.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 21
2.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR-LTT
Periksa nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan
apakah sudah benar.
Beri nomor urut perusahaan sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila
perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori.
Sedangkan bila perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada
direktori.
Periksa apakah nama dan alamat perusahaan sudah tertulis dengan benar dan jelas.
BLOK I. KETERANGAN UMUM
1. Periksa apakah rincian 1 sampai dengan rincian 5 sudah dilingkari sesuai dengan
kondisi perusahaan.
2. Periksa apakah rincian 6 sudah terisi.
BLOK II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
A. Jumlah Pekerja pada Juni Tahun (t)
1. Rincian 5 = rincian (1+2+3+4) untuk masing-masing kolom.
2. Rincian 6 WNA + rincian 6 WNI = rincian 5, untuk masing-masing kolom.
B. Pengeluaran untuk Pekerja Selama Tahun (t)
Jika blok II A ada isian maka blok II B harus terisi, begitu juga sebaliknya. Perhatikan
kewajaran gaji dan upah lainnya per orang per bulan. Gaji dan upah lainnya per
orang per bulan dihitung dengan membagi nilai blok II B rincian 3 kolom (4) dengan
jumlah tenaga kerja yang ada di blok II A dibagi 12 (dua belas).
1. Kolom (4) = kolom (2) + kolom (3) untuk masing-masing rincian.
2. Rincian 3 = rincian 1 + rincian 2 untuk masing-masing kolom.
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun (t)
1. Periksa apakah rincian 1 ada isian. Isian rincian 1 ≤ 365 hari.
2. Jika rincian 1 ada isian maka rincian 2 harus ada isian dan sebaliknya.
3. Periksa kewajaran isian rincian 3, dengan menghitung nilai rincian 3 dibagi
dengan (rincian 1 x rincian 2). Hasil perhitungan ini adalah rata-rata upah pekerja
harian lepas/borongan per hari.
22 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
BLOK III. JUMLAH TERNAK YANG DIUSAHAKAN
Jika Blok III A terisi maka blok III B dan III C harus terisi. Jenis ternak yang terisi di
blok III A dan blok III B harus sama. Jika jenis ternak pada blok III A dan III B lebih dari dua
maka blok III C hanya terisi dua jenis ternak yang utama.
A. Jumlah Ternak yang Diusahakan pada Juni Tahun (t)
Rincian 4 = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 untuk masing-masing kolom.
Kolom (4) = kolom (2) + kolom (3) untuk setiap rincian.
Kolom (7) = kolom (5) + kolom (6) untuk setiap rincian.
Kolom (10) = kolom (8) + kolom (9) untuk setiap rincian.
B. Mutasi Ternak Selama Tahun (t)
Rinc. 9 = rinc. 1 + rinc. 2 + rinc. 3 + rinc. 4 – rinc. 5 - rinc. 6 - rinc. 7 - rinc. 8 untuk
masing-masing kolom.
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan
1. Periksa apakah jenis ternak yang diperjualbelikan sudah terisi dengan benar.
2. Periksa apakah jumlah ternak dan nama wilayah pembelian/penjualan untuk
setiap rincian sudah terisi dengan benar.
BLOK IV. PENDAPATAN/PENERIMAAN USAHA PETERNAKAN SELAMA TAHUN (t)
A. Produksi Ternak: ................... yang Diusahakan
1. Periksa konsistensi dan kewajaran isian jumlah dan nilai ternak.
2. Rincian 6 kolom (10) dan (11) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 +
rincian 5.
3. Rincian 10 kolom (10) = rincian 6-rincian 7-rincian 8-rincian 9.
B . Pendapatan dan Penerimaan Lainnya (000 Rp)
Rincian 5 = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 untuk masing-masing kolom.
BLOK V. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA
TAHUN (t)
1. Periksa kewajaran harga bahan bakar, pelumas, listrik, dan air per satuan yang ada
di kolom (2) selama tahun (t).
2. Rincian 6 kolom (4) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 + rincian 5.
3. Rincian 10 kolom (4) = rincian 8 + rincian 9.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 23
BLOK VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN
LAINNYA
A. Pengeluaran untuk Pakan Ternak Selama Tahun (t)
Rincian 14 kolom (3) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 + ..... + rincian 13c.
B. Pengeluaran untuk Obat-Obatan Selama Tahun (t)
Jumlah = rincian a + rincian b + rincian c + rincian d.
C. Pengeluaran Lainnya
Rincian 11 = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 + ..... + rincian 10.
BLOK VII. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN DAN
PERBAIKAN BESAR (000 Rp)
1. Periksa isian blok VII.
2. Rinc.10 = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 + rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8 + rinc.9
untuk masing-masing kolom.
BLOK VIII. CATATAN
Periksa isian catatan blok VIII yang berkaitan dengan pengisian daftar.
2.4 DATA YANG DISAJIKAN DARI DAFTAR-LTT
Hasil pengumpulan data dari Daftar-LTT akan disajikan dalam bentuk buku
(publikasi) Statistik Perusahaan Ternak Besar dan Kecil. Dalam publikasi disajikan tabel-
tabel sebagai berikut:
1. Jumlah perusahaan ternak besar dan kecil menurut provinsi.
2. Jumlah Pekerja perusahaan ternak besar dan kecil menurut provinsi.
3. Pengeluaran upah pekerja perusahaan ternak besar dan kecil menurut provinsi.
4. Jumlah stok ternak (kerbau, sapi potong, kuda, kambing, babi, domba) menurut
provinsi.
5. Mutasi ternak (kerbau, sapi potong, kuda, kambing, babi, domba) menurut provinsi.
6. Nilai mutasi ternak (kerbau, sapi potong, kuda, kambing, babi, domba) menurut
provinsi.
7. Jumlah ternak (kerbau, sapi potong, kuda, kambing, babi, domba) yang dibeli dan
dijual menurut wilayah.
8. Pemakaian bahan bakar, listrik dan air perusahaan ternak besar dan kecil menurut
provinsi.
24 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
9. Pengeluaran perusahaan ternak besar dan kecil menurut provinsi.
10. Pendapatan perusahaan ternak besar dan kecil menurut provinsi.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 25
2.5 CONTOH KUESIONER LTT
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diisi BPS
Kode Pos
Telp: ( ) . . . . . . . . . . . Fax. ( ) . . . . . . . . .
Kode Pos
Telp: ( ) . . . . . . . . . . . Fax. ( ) . . . . . . . . .
*). Coret yang tidak sesuai
Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan peternakan
Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kewajiban Responden
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN
TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Provinsi
2. Kabupaten/Kota *)
3. Kecamatan
4. Desa/Kelurahan *)
5. Nomor Urut Perusahaan
6. Nama Lengkap Perusahaan
8. Alamat Kantor Pusat
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Perhatian: Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun dari responden
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
▼ Tujuan
▼ Dasar Hukum
▼ Kerahasiaan
7. Lokasi Perusahaan
Bila memerlukan keterangan lebih lanjut, hubungi :
Subdirektorat Statistik Peternakan, Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
Telp. (021) 3810291-5, 3841195 ext. 5210, E-mail: [email protected]
26 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
2
-1 -2
-4 -5
-8
-11
-1 -2 -3
PT/CV/Firma -1 Koperasi -2
-3 Yayasan -4
-1 BKPMD -2
-3
-1 -2
4. Akademi/ S. Peternakan
Universitas
Perusahaan yang berbadan hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, Yayasan)
* Pekerja Harian Lepas/Borongan adalah pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia masuk kerja
* Upah/Gaji bruto adalah upah/gaji sebelum dipotong pajak pendapatan, termasuk nilai fasilitas perumahan,
kendaraan
Babi
Babi
DombaKuda
Kambing
Dikandangkan Dilepas Dikandangkan & Dilepas
(5)
Pekerja Honorer
BUMN
BKPM
PMA
Perempuan
-3
Sapi Potong
-3
-6
-9
-12
Kuda
Kambing
Domba
(2) (3) (4)
1. Upah dan Gaji
Jumlah
(000 Rp) (000 Rp) (000 Rp)
Berupa Uang Berupa BarangJenis Pengeluaran
3. SLTASNakMA
(4)
dr. Hewan
Lainnya
2. SLTP
3. Bentuk Badan Hukum
5. Status Permodalan
II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
A. Jumlah Pekerja pada Juni 2009
4. Asal Izin Usaha
6. Tahun Mulai Operasional ……………………………….
* Pekerja Tetap adalah pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap, termasuk pemilik
* Pekerja Honorer adalah pekerja tidak tetap yang dibayar secara bulanan, tidak tergantung jumlah hari ia bekerja
2. Upah Lembur, Bonus, Hadiah, dan Lainnya
* Perusahaan Peternakan yang dicakup dalam survei ini adalah:
3. J u m l a h
(1)
Lainnya
6. Bila R.5 terisiWNA
B. Pengeluaran Untuk Pekerja Selama Tahun 2009
WNI
5. Jumlah
-4Ditjenak Pemda/Dinas Prov/Kab/Kota
PMDN Lainnya
Perempuan
Pekerja Tetap
Laki-laki
1. Sampai dengan SD
Tingkat Pendidikan
(1)
Laki-laki(2) (3)
2. Cara Pemeliharaan Ternak
I. KETERANGAN UMUM
1. Kegiatan Utama Perusahaan
Pembibitan:
Sapi Potong
Kerbau
Kerbau
-7
-10
Budidaya:
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 27
: . . . . . . . . . . . . Hari
: . . . . . . . . . . . . Orang
: . . . . . . . . . . . . (000 Rp)
Ternak . . . . . . . . . . . . . . Ternak . . . . . . . . . . . . . . Ternak . . . . . . . . . . . . . .
Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan Kolom (2) dan kolom (6) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 2 (untuk jenis ternak yang sesuai) Kolom (4) dan kolom (8) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 5 (untuk jenis ternak yang sesuai)
Ternak …………………………….. Ternak …………………………….
Jumlah Nama Jumlah Nama Jumlah Nama Jumlah Nama
(ekor) Wilayah (ekor) Wilayah (ekor) Wilayah (ekor) Wilayah
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Dalam Kabupaten/Kota Ini
2. Luar Kab/Kota dalam Provinsi
3. Luar Provinsi Ini
4. Luar Negeri (Impor/Ekspor)
Anak Muda
Berumur < 1 tahun Berumur 1-2 tahun dan belum pernah
beranak
Berumur < 2 bulan Berumur 2-6 bulan dan belum pernah
beranak
3. Jumlah Upah yang Dibayarkan untuk Pekerja Harian Selama Setahun
III. JUMLAH TERNAK YANG DIUSAHAKAN
A. Jumlah Ternak Yang Diusahakan pada Juni 2009
Sapi, Kerbau, Kuda
Golongan
Umur(1)
1. Anak
2. Muda
3. Dewasa
II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA (LANJUTAN)
1. Jumlah Hari Kerja dalam Setahun
2. Rata-rata Jumlah Pekerja Harian per Hari Kerja
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun 2009
4. J u m l a h
B. Mutasi Ternak Selama Tahun 2009
Ternak Ternak Ternak U r a i a n
Jumlah (ekor) Jumlah (ekor) Jumlah (ekor)(1) (2) (3) (4)
1. Stok Awal Januari 2009
2. Pembelian
3. Kelahiran
4. Penambahan Lain
5. Penjualan
6. Pemotongan
* Golongan Umur Ternak (anak, muda, dewasa)
7 Kematian
Penjualan
Dewasa
Berumur > 2 tahun atau
Jenis Ternak
8. Pengurangan Lain
9. Stok Akhir Desember 2009
PembelianUraian
(1)
PenjualanPembelian
pernah beranak
Kambing, Domba, Babi
pernah beranak
Berumur > 2 bulan atau
3
28 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 29
30 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 31
A. Pengeluaran untuk Pakan Ternak Selama Tahun 2009
a. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
b. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
c. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pemakaian Air adalah air yang dibeli dari PDAM atau dari pihak lain
Pengeluaran Pakan adalah jumlah dan nilai pakan yang telah benar-benar dipakai selama tahun 2009
14. J u m l a h {(Rincian 1 s.d 13c)}
V. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA TAHUN 2009
U r a i a n Satuan Jumlah Nilai (000 Rp)
(1) (2) (3) (4)
10. Umbi-umbian
11. Tepung Olahan
12. Konsentrat (bahan olahan pabrik)
13. Pakan Lainnya:
6. Bungkil Kelapa, Bungkil Kedelai, dll.
7. Ampas Tahu, Ampas Kelapa, dll.
8. Biji-bijian (beras, jagung, dll.)
9. Kacang-kacangan
2. Daun-daunan (daun pisang, daun nangka, dll.)
3. Jerami (jerami padi, jerami jagung, dll.)
4. Katul/Bekatul
5. Dedak
(1) (2) (3)
1. Rumput Hijau (rumput gajah, alang-alang, dll.)
10. J u m l a h {Rincian (8+9)}
VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA
Jenis Pakan Jumlah (Kg) Nilai (000 Rp)
8. Listrik Dibeli dari PLN Kwh
9. A i r M3
5. Bahan Bakar/Minyak Lainnya
6. Jumlah {Rincian (1+2+3+4+5)}
7. Listrik Dibangkitkan Sendiri Kwh
3. Minyak Tanah liter
4. Pelumas liter
1. Bensin liter
2. Solar liter
7
32 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
B. Pengeluaran untuk Obat-obatan Selama Tahun 2009
5. . . . . . . . . . . . . .
6. . . . . . . . . . . . . .
5. . . . . . . . . . . . . . . . .
6. . . . . . . . . . . . . . . . .
7. . . . . . . . . . . . . . . . .
8. . . . . . . . . . . . . . . . .
1. . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . .
1. . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . .
tahun 2009
Sediaan Biologik, meliputi vaksin, serum, dan bahan diagnostika biologik untuk hewan/unggas
Sediaan Farmasetik, meliputi vitamin, antibiotik, hormon, mineral, anti bakteri, anti protozoa, dsb.
Sediaan Premix, meliputi imbuhan pakan (feed aditive) dan pelengkap pakan (feed suplement)
Sediaan Lainnya, meliputi obat-obatan selain tersebut diatas
. . .
. . .
(e). J u m l a h {Rincian (a) s.d (d)}
Pengeluaran Obat-obatan yang Dicatat adalah jumlah dan nilai obat-obatan yang telah digunakan selama
(d). Lainnya
. . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
. . .
. . .
. . .
(c). Sediaan Premix
. . .
4. Vitamin B kompleks/B 12 . . .
. . .
. . .
2. Tetrasiklin ml/cc
3. Penisilin ml/cc
. . .
. . .
(b). Sediaan Farmasetik
1. Teramicin ml/cc
3. Vaksin Broceulus ml/cc
4. Vaksin Antrax ml/cc
(a). Sediaan Biologik
1. Vaksin SE ml/cc
2. Vaksin Kolera ml/cc
(1) (2) (3) (4)
VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA (LANJUTAN)
Jenis/Merk Obat-obatan Satuan Jumlah Nilai (000 Rp)
8
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 33
dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru
modal tersebut
* Perbaikan Besar adalah perbaikan barang modal sehingga menambah kapasitas atau memperpanjang umur barang
* Barang Modal Baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas
VI. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA (LANJUTAN)
C. Pengeluaran lainnya
U r a i a n N i l a i (000 Rp)
(1) (2)
1. Suku Cadang dan Bahan untuk Pemeliharaan/Perbaikan Barang Modal
2. Ongkos Perbaikan dan Pemeliharaan Barang Modal
3. Bahan-bahan untuk Keperluan Kantor
4. Jasa Peternakan yang Dibayarkan Kepada Pihak Lain
5. Sewa Tanah, Gedung, dan Alat-alat
6. Pajak Tidak Langsung
7. Penyusutan
8. Bunga Atas Pinjaman
9. Hadiah, Sumbangan, dsb.
10. Pengeluaran Lainnya
11. J u m l a h (Rincian 1 s.d 10)
Pajak tidak langsung, meliputi segala jenis pajak yang dikenakan atas kegiatan produksi, penjualan, macam-macam
bea, dan sebagainya kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan
VII. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN PERBAIKAN BESAR
( 000 Rp)
Jenis Barang ModalPembelian Barang Modal Perbaikan Besar Pengurangan
Baru Bekas Dlm Negeri Barang Modal Barang Modal(5)
1. Tanah
2. Gedung/Konstruksi Lainnya
3. Mesin-mesin & Perlengkapan
(1) (2) (3) (4)
4. Kendaraan Angkutan
5. Kandang
6. ……………………………..
7. ……………………………..
8. ……………………………..
9. Lainnya: ………………..
10. Jumlah
* Barang Modal Tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang, seperti tanah, gedung, mesin, dan sebagainya
9
34 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
10
Bila Ada yang Kurang Jelas, Nama Pejabat/Karyawan Nama :
Perusahaan yang Dapat Dihubungi : NIP :
Nama : Jabatan :
Jabatan :
Telepon :
Fax :
E-mail :
Hasil Laporan Perusahaan Peternakan Ternak Besar/Kecil 2002 - 2006
Partisipasi anda dalam melengkapi data ini membantu perencanaan pembangunan
VIII C A T A T A N
Tanda Tangan :
SERTIFIKASI PENGISIAN KUESIONER KETERANGAN PETUGAS
Tanggal Pencacahan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2010
Milyar
0
50
100
150
200
2002 2003 2004 2005 2006
Pakan Obat-obatan Input Lain
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 35
BAB
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TERNAK UNGGAS (DAFTAR-LTU)
3.1 PENDAHULUAN
3.1.1 Tujuan
Daftar-LTU digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai perusahaan
peternakan unggas. Keterangan yang dikumpulkan adalah keterangan umum perusahaan,
jumlah pekerja dan pengeluaran untuk pekerja, mutasi unggas, pemakaian bahan bakar,
pengeluaran pakan ternak, obat-obatan, pengeluaran lain yang berhubungan dengan
usaha peternakan, pembentukan modal tetap, produksi dan pendapatan lain selama
setahun. Satu Daftar-LTU digunakan untuk mencacah satu perusahaan peternakan.
Perusahaan peternakan unggas yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan
yang berbadan hukum/usaha yaitu: PT/CV, Firma, Koperasi, BUMN, dan Yayasan.
3.1.2 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-LTU meliputi 8 (delapan) blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Umum
Blok II : Jumlah Pekerja dan Pengeluaran untuk Pekerja
Blok III : Mutasi Unggas
Blok IV : Pemakaian Bahan Bakar, Pelumas, Listrik, dan Air Selama Tahun (t)
Blok V : Pengeluaran untuk Pakan, Obat-obatan, dan Lainnya Selama Tahun (t)
Blok VI : Pembentukan Modal Tetap, Penambahan, Pengurangan, dan Perbaikan Besar
(000 Rp)
Blok VII : Produksi dan Pendapatan Lain Selama Tahun (t)
Blok VIII : Catatan
3.2 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR-LTU
III
Tata cara pengisian Daftar LTU sama dengan tata cara
pengisian Daftar LTT pada bab II
36 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
KETERANGAN TEMPAT
Keterangan tempat terdapat pada halaman pertama digunakan untuk mencatat
identitas perusahaan yang terdiri dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan, nomor urut perusahaan, nama lengkap perusahaan, lokasi perusahaan,
dan alamat kantor pusat.
BLOK I. KETERANGAN UMUM
Blok I digunakan untuk mencatat mengenai kegiatan utama perusahaan, bentuk
badan hukum, izin usaha, status permodalan, dan tahun mulai operasional.
BLOK II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
Blok II digunakan untuk mencatat jumlah pekerja perusahaan baik pekerja tetap,
pekerja honorer, pekerja harian lepas/borongan, dan pengeluaran perusahaan untuk
pekerja selama tahun (t).
BLOK III. MUTASI UNGGAS
Blok III digunakan untuk mencatat jumlah unggas yang diusahakan menurut
golongan produktivitas, golongan umur, dan mutasi unggas selama tahun (t).
A. Jumlah Ayam Bibit (GPS/PS/PL) Menurut Golongan Produktivitas pada Juni
Tahun (t)
Jumlah ayam bibit yang diisikan adalah jumlah ayam bibit pada akhir bulan Juni
tahun (t). Ayam bibit terdiri atas:
1. Ayam bibit galur murni atau ayam bibit dasar (Pure Line/PL), yang memproduksi ayam
bibit nenek.
2. Ayam bibit nenek atau Grand Parent Stock (GPS), yang memproduksi ayam bibit
induk.
3. Ayam bibit induk atau Parent Stock (PS), yang memproduksi ayam niaga atau Final
Stock.
Cara pengisian lihat halaman 11
Cara pengisian lihat halaman 10
Cara pengisian lihat halaman 11
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 37
Rincian 1: Belum Berproduksi
Isikan jumlah ayam bibit yang berumur kurang dari 6 bulan dan belum pernah berproduksi
di kolom (2).
Rincian 2: Sudah Berproduksi
Isikan jumlah ayam bibit yang sudah berproduksi di kolom (2), rata-rata produksi di kolom
(3), dan jumlah siklus di kolom (4).
Rincian 3: Tidak Berproduksi lagi (Tidak Ekonomis lagi)
Isikan jumlah ayam bibit yang tidak berproduksi lagi (tua/afkir) di kolom (2).
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah rincian 1 s.d. 3 untuk masing-masing kolom.
B. Jumlah Ayam Petelur Menurut Golongan Produktivitas Pada Juni Tahun (t)
Ayam petelur adalah ayam ras petelur (layer), baik yang belum, sedang, atau tidak
berproduksi lagi. Jumlah ayam petelur yang diisikan adalah jumlah pada akhir bulan Juni
tahun (t).
Rincian 1: Belum Berproduksi (< 6 bulan)
Isikan jumlah ayam petelur yang berumur kurang dari 6 bulan dan belum pernah
berproduksi di kolom (2).
Rincian 2: Sudah Berproduksi
Isikan jumlah ayam petelur yang sudah berproduksi selama tahun (t) di kolom (2), rata-rata
produksi telur/ekor di kolom (3), dan jumlah produksi telur selama setahun di kolom (4).
Rincian 3: Tidak Berproduksi lagi (Tidak Ekonomis lagi)
Isikan jumlah ayam petelur yang tidak berproduksi lagi (tua/afkir) di kolom (2).
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah rincian 1 s.d. 3 untuk masing-masing kolom.
C. Mutasi Ayam Ras Petelur Selama Tahun (t)
Blok III C berisi keterangan mengenai mutasi dari ayam ras petelur yang diusahakan
selama tahun (t). Mutasi ayam petelur dikelompokkan berdasarkan umur yaitu:
1. Day Old Chick (DOC) adalah ayam ras petelur yang berumur 0 sampai < 1 bulan.
2. Ayam muda (pulet) adalah ayam ras petelur yang berumur 1 sampai < 6 bulan.
3. Ayam sedang produksi adalah ayam ras petelur yang berumur 6 bulan sampai dengan
berproduksi secara ekonomis.
4. Ayam afkir adalah ayam ras petelur yang tidak berproduksi lagi (tua).
Kolom (2), (3):
Digunakan untuk mencatat jumlah dan nilai mutasi DOC.
38 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Kolom (4), (5):
Digunakan untuk mencatat jumlah dan nilai mutasi ayam ras petelur muda.
Kolom (6), (7):
Digunakan untuk mencatat jumlah dan nilai mutasi ayam ras petelur yang sedang
berproduksi.
Kolom (8), (9):
Digunakan untuk mencatat jumlah dan nilai mutasi ayam ras petelur afkir.
Rincian 1: Stok Awal Tahun (t)
Isikan jumlah stok awal ayam ras petelur sesuai kelompok umur pada tanggal 1 Januari
tahun (t) di kolom (2), (4), (6), (8) dalam satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan
rupiah di kolom (3), (5), (7), (9).
Rincian 2: Pembelian
Isikan jumlah pembelian ayam ras petelur sesuai kelompok umur selama tahun (t) di kolom
(2), (4), (6), (8) dalam satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (3),
(5), (7), (9).
Rincian 3: Penetasan
Jika selama tahun (t) memproduksi DOC, isikan jumlahnya di kolom (2) dan nilainya
dikosongkan.
Rincian 4: Penambahan Lain
Isikan jumlah penambahan lain ayam ras petelur sesuai kelompok umur selama tahun (t) di
kolom (2), (4), (6), (8) dalam satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom
(3), (5), (7), (9).
Rincian 5: Penjualan
Isikan jumlah penjualan ayam ras petelur sesuai kelompok umur selama tahun (t) dalam di
kolom (2), (4), (6), (8) satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (3),
(5), (7), (9).
Rincian 6: Pemotongan
Isikan jumlah pemotongan ayam ras petelur sesuai kelompok umur selama tahun (t) di
kolom (4), (6), (8) dalam satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (5),
(7), (9).
Rincian 7: Kematian
Isikan jumlah kematian ayam ras petelur sesuai kelompok umur selama tahun (t) di kolom
(2), (4), (6), (8) dalam satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (3),
(5), (7), (9).
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 39
Rincian 8: Pengurangan Lain
Isikan jumlah pengurangan dari ayam ras petelur sesuai kelompok umur selama tahun (t)
yang bukan disebabkan pemotongan, penjualan, dan kematian di kolom (2), (4), (6), (8)
dalam satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (3), (5), (7), (9).
Rincian 9: Stok Akhir 2009
Isikan jumlah stok akhir ayam ras petelur sesuai kelompok umur pada 31 Desember tahun
(t) di kolom (2), (4), (6), (8) dalam satuan ekor dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di
kolom (3), (5), (7), (9).
D. Mutasi Ayam Ras Pedaging dan Unggas Lainnya Selama Tahun (t)
Blok III D berisi keterangan mengenai jumlah ayam ras pedaging dan unggas lainnya
(ayam buras/ayam kampung, itik, itik manila, burung puyuh, burung dara, dll).
BLOK IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA
TAHUN (t)
Blok IV digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pemakaian bahan bakar,
pelumas, listrik, dan air selama tahun (t). Semua pemakaian dan pengeluaran yang dicatat
pada blok IV adalah yang betul-betul digunakan/dikeluarkan selama tahun (t). Kolom (3)
digunakan untuk mencatat jumlah pemakaian bahan bakar sesuai satuan di kolom (2).
Kolom (4) digunakan untuk mencatat nilai dari pemakaian bahan bakar dalam ribuan
rupiah.
BLOK V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN, OBAT- OBATAN, DAN LAINNYA
SELAMA TAHUN (t)
Blok V digunakan untuk mencatat keterangan mengenai jumlah pengeluaran untuk
pembelian pakan dan obat-obatan selama tahun (t). Pengeluaran yang dimaksud adalah
yang betul-betul habis digunakan pada tahun bersangkutan (tidak termasuk yang dibeli
untuk persediaan).
A. Pengeluaran Untuk Pakan
Blok V A berisi keterangan mengenai pengeluaran perusahaan untuk pakan ternak
selama tahun (t). Berikut ini adalah jenis-jenis pakan untuk ternak unggas:
1. Petelur starter adalah jenis pakan pada ayam petelur yang berumur < 2 bulan.
Cara pengisian blok III D sama dengan cara pengisian blok III C
Cara pengisian lihat halaman 17
40 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
2. Petelur grower adalah jenis pakan pada ayam petelur yang berumur 2-6 bulan.
3. Petelur layer adalah jenis pakan pada ayam petelur yang sudah mulai bertelur atau
berumur > 6 bulan.
4. Broiler starter adalah jenis pakan pada ayam potong yang berumur 0-4 minggu.
5. Broiler finisher adalah jenis pakan pada ayam potong dewasa atau berumur > 4
minggu.
6. Semi complete feed adalah bahan makanan setengah jadi.
Rincian 1a: Petelur Starter
Isikan jumlah pakan petelur starter dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam
satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 1b: Petelur Grower
Isikan jumlah pakan petelur grower dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam
satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 1c: Petelur Layer
Isikan jumlah pakan petelur layer dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam
satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 1d: Broiler Starter
Isikan jumlah pakan broiler starter dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam
satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 1e : Broiler Finisher
Isikan jumlah pakan broiler finisher dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam
satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 2: Semi Complete Feed
Isikan jumlah pengeluaran bahan makanan setengah jadi dalam satuan kilogram di kolom
(2) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 3a: Jagung
Isikan jumlah pakan jagung dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam satuan
ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 3b: Gabah
Isikan jumlah pakan gabah dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam satuan
ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 3c: Bungkil
Isikan jumlah pakan bungkil dalam satuan kilogram di kolom (2) dan nilainya dalam satuan
ribuan rupiah di kolom (3).
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 41
Rincian 3d: Pakan Lainnya
Isikan nama pakan selain jagung, gabah, dan bungkil di kolom (1), jumlahnya dalam satuan
kilogram di kolom (2), dan nilainya dalama satuan ribuan rupiah di kolom (3).
Rincian 4: Jumlah
Isikan jumlah rincian 1 s.d. 3 untuk masing-masing kolom.
B. Pengeluaran untuk Obat-obatan
Blok V B berisi keterangan mengenai pengeluaran perusahaan untuk obat-obatan.
Rincian 1: Sediaan Biologik (Vaksin, Serum)
Isikan satuan pemakaian sediaan biologik di kolom (2), jumlah pemakaian di kolom (3) dan
nilainya di kolom (4) sesuai jenis vaksin, serum, dan bahan diagnostika biologik.
Rincian 2: Sediaan Farmasetik (Vitamin, Hormon, Mineral)
Isikan satuan pemakaian sediaan farmasetik di kolom (2), jumlah pemakaian di kolom (3)
dan nilainya di kolom (4) sesuai jenis vitamin, hormon, mineral, anti bakteria, anti protozoa,
anti diare.
Rincian 3: Sediaan Premix
Isikan satuan pemakaian sediaan premix di kolom (2), jumlah pemakaian di kolom (3) dan
nilainya di kolom (4) sesuai jenis imbuhan pakan dan pelengkap pakan yang masih
dicampurkan pada pakan atau minuman.
Rincian 4: Lainnya
Isikan satuan pemakaian obat lainnya di kolom (2), jumlah pemakaian di kolom (3) dan
nilainya di kolom (4).
Jumlah (Rincian 1 s.d 4)
Isi dengan penjumlahan nilai dari rincian 1 s.d. 4.
C. PENGELUARAN LAINNYA
Blok V C digunakan untuk mencatat pengeluaran yang belum tercatat di atas seperti:
suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan/perbaikan barang modal, ongkos perbaikan
dan pemeliharaan barang modal, bahan-bahan untuk keperluan kantor, jasa peternakan
yang dibayarkan kepada pihak lain, sewa tanah, gedung, dan alat-alat, pajak tidak
langsung, penyusutan, bunga atas pinjaman, hadiah, sumbangan, dan sebagainya.
42 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
BLOK VI. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN
PERBAIKAN BESAR SELAMA (000 Rp)
Blok VI digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pembentukan modal tetap
perusahaan meliputi pembelian, perbaikan, dan pengurangan barang modal selama tahun
(t).
BLOK VII. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN SELAMA TAHUN (t)
Blok VII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai produksi ayam, unggas
lainnya, pendapatan/penerimaan perusahaan dari jasa peternakan, keuntungan penjualan
barang, penerimaan lainnya, dan pemasaran.
A. Produksi Menurut Jenis Usaha
Rincian 1: Ayam Bibit Induk (PS)
Isikan jumlah produksi ayam bibit induk di kolom (4) dan nilainya di kolom (5).
Rincian 2: Ayam Bibit Nenek (GPS)
Isikan jumlah produksi ayam bibit nenek di kolom (4) dan nilainya di kolom (5).
Rincian 3: Ayam Bibit Galur Murni (PL)
Isikan jumlah produksi ayam bibit galur murni di kolom (4) dan nilainya di kolom (5).
Rincian 4: Ayam Pedaging
Isikan jumlah produksi ayam pedaging di kolom (4) dan nilainya di kolom (5).
Rincian 5: Ayam Petelur
Isikan jumlah produksi ayam petelur di kolom (4) dan nilainya di kolom (5).
Rincian 6: Unggas Lainnya
Isikan nama unggas lainnya di kolom (1), jenis produksi di kolom (2), satuannya di kolom
(3), jumlahnya di kolom (4), dan nilainya di kolom (5).
Rincian 7: Produksi Lainnya
Isikan produksi lainnya di kolom (1), jenis produksi di kolom (2), dan nilainya di kolom (5).
Rincian 8: Jumlah
Isikan penjumlahan nilai produksi rincian 1 s.d. 7 di kolom (5).
Cara pengisian blok VI lihat halaman 19
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 43
B. Pendapatan dan Penerimaan Lain
Blok VII B berisi keterangan mengenai penerimaan dari jasa peternakan, keuntungan
penjualan barang dalam bentuk yang sama waktu membeli serta pendapatan/penerimaan
lain.
Rincian 1: Penerimaan dari Jasa Peternakan
Isikan nilai penerimaan perusahaan yang berasal dari jasa peternakan yang diberikan
kepada pihak lain dalam satuan ribuan rupiah di kolom (2).
Rincian 2: Keuntungan Penjualan Barang dalam Bentuk yang Sama Waktu Membeli
Isikan nilai keuntungan perusahaan yang didapat dari penjualan barang dalam satuan
ribuan rupiah di kolom (2).
Rincian 3: Pendapatan/Penerimaan lain
Isikan nilai pendapatan/penerimaan lain yang belum tercakup sebelumnya dalam satuan
ribuan rupiah di kolom (2).
Rincian 4: Jumlah
Isikan penjumlahan dari rincian 1 s.d. 3.
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan
Blok VII C digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pemasaran DOC, yaitu
daerah asal DOC yang dibeli serta daerah tujuan penjualan DOC. Daerah asal/tujuan
penjualan/pembelian DOC meliputi di dalam kabupaten/kota, di luar kabupaten, di luar
provinsi dan di luar negeri (ekspor/impor).
Kolom (2), (3):
Digunakan untuk mencatat jumlah dan nama wilayah pembelian.
Kolom (4), (5):
Digunakan untuk mencatat jumlah dan nama wilayah penjualan.
Rincian 1: Dalam Kabupaten/Kota Ini
Isikan jumlah DOC yang dibeli di kolom (2), nama wilayah pembelian DOC di kolom (3),
jumlah DOC yang dijual di kolom (4), nama wilayah penjualan DOC di kolom (5) yang
dibeli/dijual dari kab/kota yang sama.
Rincian 2: Luar Kabupaten/Kota dalam Provinsi
Isikan jumlah DOC yang dibeli di kolom (2), nama wilayah pembelian DOC di kolom (3),
jumlah DOC yang dijual di kolom (4), nama wilayah penjualan DOC di kolom (5) yang
dibeli/dijual dari kab/kota dalam satu provinsi.
44 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Rincian 3: Luar Provinsi Ini
Isikan jumlah DOC yang dibeli di kolom (2), nama wilayah pembelian DOC di kolom (3),
jumlah DOC yang dijual di kolom (4), nama wilayah penjualan DOC di kolom (5) yang
dibeli/dijual dari provinsi lain.
Rincian 4: Luar Negeri (Impor/Ekspor)
Isikan jumlah DOC yang dibeli di kolom (2), nama wilayah pembelian DOC di kolom (3),
jumlah DOC yang dijual di kolom (4), nama wilayah penjualan DOC di kolom (5) yang
diimpor/diekspor dari luar negeri.
BLOK VIII. CATATAN
Blok VIII disediakan untuk mencatat hal–hal yang dianggap perlu sebagai tambahan
informasi dalam pengisian daftar ini.
Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam Daftar-LTU ini, maka
harus diberi stempel perusahaan dan dibubuhi tanda tangan, nama jelas, dan
jabatan orang yang bertanggung jawab di perusahaan ini. Selain itu, petugas
pencacah juga jangan lupa untuk menuliskan tanggal pencacahan, nama jelas,
dan menandatangani daftar ini.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 45
3.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR-LTU
Periksa nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan
apakah sudah benar.
Beri nomor urut perusahaan sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila
perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori.
Sedangkan bila perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada
direktori.
Periksa apakah nama dan alamat perusahaan sudah tertulis dengan benar dan jelas.
BLOK I. KETERANGAN UMUM
1. Periksa apakah rincian 1 s.d rincian 4 sudah dilingkari sesuai dengan kondisi
perusahaan.
2. Periksa apakah rincian 5 sudah terisi.
BLOK II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
A. Jumlah Pekerja pada Juni Tahun (t)
1. Rincian 5 = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 untuk masing-masing kolom.
2. Rincian 6 WNA + rincian 6 WNI = rincian 5, untuk masing-masing kolom.
B. Pengeluaran untuk Pekerja Selama Tahun (t)
Jika blok II A ada isian maka blok II B harus terisi, begitu juga sebaliknya. Perhatikan
kewajaran gaji dan upah lainnya per orang per bulan. Gaji dan upah lainnya per
orang per bulan dihitung dengan membagi nilai blok II B rincian 3 kolom (4) dengan
jumlah tenaga kerja yang ada di blok II A dibagi 12 (dua belas).
1. Kolom (4) = kolom (2) + kolom (3) untuk masing-masing rincian.
2. Rincian 3 = rincian 1 + rincian 2 untuk masing-masing kolom.
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun (t)
1. Periksa apakah rincian 1 ada isian. Isian rincian 1 ≤ 365 hari.
2. Jika rincian 1 ada isian maka rincian 2 harus ada isian dan sebaliknya.
3. Periksa kewajaran isian rincian 3, dengan menghitung nilai rincian 3 dibagi
dengan (rincian 1 x rincian 2). Hasil perhitungan ini adalah rata-rata upah
pekerja harian lepas/borongan per hari.
46 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
BLOK III. MUTASI UNGGAS
A. Jumlah Ayam Bibit (GPS/PS/PL) Menurut Golongan Produktivitas pada
Juni tahun (t)
Rincian 4 kolom (2) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3.
Rincian 4 kolom (3) = rincian 2 kolom (3).
Rincian 4 kolom (4) = rincian 2 kolom (4).
B. Jumlah Ayam Petelur Menurut Golongan Produktivitas pada Juni tahun (t)
Rincian 4 kolom (2) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3.
Rincian 4 kolom (3) = rincian 2 kolom (3).
Rincian 4 kolom (4) = rincian 2 kolom (4).
C. Mutasi Ayam Ras Petelur Selama Tahun (t)
1. Periksa konsistensi dan kewajaran isian jumlah dan nilai ayam ras petelur.
2. Rincian 9 = (rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4) – (rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8).
D. Mutasi Ayam Ras Pedaging dan Unggas Lainnya Selama Tahun (t)
1. Periksa konsistensi dan kewajaran isian jumlah dan nilai ayam ras petelur.
2. Rincian 9 = (rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4) – (rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8).
BLOK IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA
TAHUN (T)
1. Periksa kewajaran harga bahan bakar, pelumas, listrik, dan air per satuan yang ada
di kolom (2) selama tahun (t).
2. Rincian 1f kolom (4) = rincian 1a + rincian 1b + rincian 1c + rincian 1d + rincian 1e.
3. Rincian 4 kolom (4) = rincian 1f + rincian 2b + rincian 3.
BLOK V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN TERNAK, OBAT-OBATAN, DAN
LAINNYA SELAMA TAHUN (T)
A. Pengeluaran untuk Pakan
Rinc.4 = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 untuk masing-masing kolom.
B. Pengeluaran untuk Obat-obatan
Rincian 5 kolom (4) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4.
C. Pengeluaran Lainnya
Rinc.11 = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 + rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8 + rinc.9 +
rinc.10.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 47
BLOK VI. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN
PERBAIKAN BESAR (000 Rp)
1. Periksa isian blok VI.
2. Rinc.9 = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 + rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8 untuk masing-
masing kolom.
BLOK VII. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN SELAMA TAHUN (t)
B. Produksi Menurut Jenis Usaha
Rincian 8 kolom (5) = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 + rinc.5 + rinc.6 + rinc.7
B. Pendapatan dan Penerimaan Lain
Rincian 4 = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3.
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan (DOC)
Periksa apakah jumlah DOC dan nama wilayah pembelian/penjualan untuk setiap
rincian sudah terisi dengan benar.
BLOK VIII. CATATAN
Periksa isian catatan blok VIII yang berkaitan dengan pengisian daftar.
3.4 DATA YANG DISAJIKAN DARI DAFTAR-LTU
Hasil pengumpulan data dari Daftar-LTU akan disajikan dalam bentuk buku
(publikasi) Statistik Perusahaan Peternakan Unggas. Dalam publikasi disajikan tabel-tabel
sebagai berikut:
1. Jumlah perusahaan peternakan unggas menurut provinsi.
2. Jumlah pekerja perusahaan peternakan unggas menurut provinsi.
3. Pengeluaran upah pekerja perusahaan peternakan unggas menurut provinsi.
4. Jumlah unggas perusahaan peternakan unggas menurut provinsi.
5. Pemakaian bahan bakar, listrik, dan air perusahaan peternakan unggas menurut
provinsi.
6. Pengeluaran perusahaan peternakan unggas menurut provinsi.
7. Pendapatan perusahaan peternakan unggas menurut provinsi.
8. Jumlah unggas yang dibeli dan dijual menurut wilayah.
48 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
3 3.5 CONTOH KUESIONER LTU
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diisi BPS
Kode Pos
Telp. ( ) . . . . . . . . . . . Fax. ( ) . . . . . .
Kode Pos
Telp. ( ) . . . . . . . . . . . Fax. ( ) . . . . . .
*). Coret yang tidak sesuai
Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan peternakan
Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kewajiban Responden
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
Telp. (021) 3810291-5, 3841195 ext. 5210
Perhatian : Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun dari responden
Bila memerlukan keterangan lebih lanjut, hubungi :
Subdirektorat Statistik Peternakan, Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
▼ Tujuan
▼ Dasar Hukum
▼ Kerahasiaan
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Nomor Urut Perusahaan
6. Nama Lengkap Perusahaan
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN
UNGGAS TAHUN 2009
1. Provinsi
2. Kabupaten/Kota *)
3. Kecamatan
4. Desa/Kelurahan *)
7. Lokasi Perusahaan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8. Alamat Kantor Pusat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 49
2
Pure Line (PL) -1 Pure Line (PL) -4 -7
Grand Parent Stock (GPS) -2 Grand Parent Stock (GPS) -5 -8
Parent Stock (PS) -3 Parent Stock (PS) -6 -9
2. Bentuk Badan PT/CV/Firma -1 BUMN -2
Hukum Koperasi -3 Yayasan -4
3. Izin Usaha BKPM -1 BKPMD -2 Ditjenak -3
Berasal dari Pemda/Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota -4 Lainnya -5
4. Status Permodalan PMA -1 PMDN -2 Lainnya -3
. . . . . . . . .
1. Sampai dengan SD
2. SLTP
3. SLTA SNakMA
Lainnya
4. Akademi/ S. Peternakan
Universitas dr. Hewan
Lainnya
5. Jumlah
WNA
WNI
Perusahaan yang berbadan hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, Yayasan)
6. Bila Rincian 5 terisi
* Pekerja Tetap adalah pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap termasuk pemilik
kendaraan
3. J u m l a h
* Perusahaan Peternakan yang dicakup dalam survei ini adalah:
* Pekerja Honorer adalah pekerja tidak tetap yang dibayar secara bulanan, tidak tergantung jumlah hari ia bekerja
* Pekerja Harian Lepas/Borongan adalah pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia masuk kerja
* Upah/Gaji bruto adalah upah/gaji sebelum dipotong pajak pendapatan, termasuk nilai fasilitas perumahan,
1. Upah dan Gaji
2. Upah Lembur, Bonus, Hadiah, dan Lainnya
(1) (2) (3) (4)
Jumlah
(000 Rp) (000 Rp) (000 Rp)
B. Pengeluaran Untuk Pekerja Selama Tahun 2009
Jenis PengeluaranBerupa uang Berupa Barang
(5)(1) (2) (3) (4)
A. Jumlah Pekerja Pada Juni Tahun 2009
Tingkat PendidikanPekerja Tetap Pekerja Honorer
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1. Kegiatan Utama
Perusahaan
5. Tahun Mulai Operasional
II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
Petelur (Final Stock)
Pedaging (Final Stock)
Lainnya
I. KETERANGAN UMUM
Pembibitan Petelur: Pembibitan Pedaging: Budidaya:
0
2000
4000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
50 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
3
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun 2009
: . . . . . . . . . . . .Hari
: . . . . . . . . . . . .Orang
3. Jumlah Upah yang Dibayarkan untuk Pekerja Harian Selama Setahun : . . . . . . . . . . . .(000 Rupiah)
Ayam Bibit terdiri dari:
* Ayam bibit galur murni atau ayam bibit dasar (PL), yang memproduksi ayam bibit nenek
* Ayam bibit nenek atau grand parent stock (GPS), yang memproduksi ayam bibit induk
* Ayam bibit induk atau parent stock (PS), yang memproduksi ayam niaga atau final stock
Ayam Pedaging adalah ayam ras potong (broiler)
Ayam Petelur adalah ayam ras petelur (layer), baik yang belum, sedang, atau tidak berproduksi lagi
Batasan umur ayam petelur:
* DOC : 0 s.d. < 1 bulan
* Muda : 1 s.d. < 6 bulan
* Sedang Produksi : 6 bulan s.d. berproduksi secara ekonomis
* Afkir : tidak berproduksi lagi (tua)
4. J u m l a h
2. Sudah Berproduksi
3. Tidak Berproduksi lagi (Tidak Ekonomis lagi)
1. Belum Berproduksi ( < 6 bulan )
(1) (2) (4)(3)
B. Jumlah Ayam Petelur Menurut Golongan Produktivitas pada Juni 2009
Jumlah
Selama Setahun
Rata2 Produksi
Telur/Ekor/TahunGolongan Produktivitas Jumlah (Ekor)
(Butir)
(Butir)
Produksi Telur
4. J u m l a h
3. Tidak Berproduksi lagi (Tidak Ekonomis lagi)
2. Sudah Berproduksi
1. Belum Berproduksi ( < 6 bulan )
(1) (2) (4)(3)
A. Jumlah Ayam Bibit (PS, GPS, PL) Menurut Golongan Produktivitas pada Juni 2009
Golongan Produktivitas Jumlah (Ekor)Jumlah Siklus
Selama Setahun
Rata2 Produksi
DOC/Ekor/Siklus
1. Jumlah Hari Kerja dalam Setahun
2. Rata-rata Jumlah Pekerja Harian per Hari Kerja
II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA (LANJUTAN)
III. MUTASI UNGGAS
0
2000
4000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 51
4
C. Mutasi Ayam Ras Petelur Selama Tahun 2009
(1)
Jumlah Jumlah
(ekor) (ekor)(1) (2) (9)
2. Pembelian
3. Penetasan
4. Penambahan Lain
5. Penjualan
6. Pemotongan
7. Kematian
8. Pengurangan Lain
Stok Awal 2009 adalah keadaan pada tanggal 1 Januari 2009
Stok Akhir 2009 adalah keadaan pada tanggal 31 Desember 2009
Unggas yang mati karena dipotong tidak dicatat sebagai kematian
Batasan umur untuk Ayam Ras Pedaging:
* DOC : umur <1 minggu
* Ayam muda : umur 1 minggu keatas
Jumlah
(ekor)(2)
Nilai
(000 Rp)(3)
AfkirSedang ProduksiAyam MudaDOC
(6)(3)
Nilai
(000 Rp)
Jumlah
(ekor)(4) (7)
Nilai
(000 Rp)(8)
Jumlah
(ekor)
Nilai
(000 Rp)(10)
. . . . . . . . . .
(9)
Jumlah
(ekor)(6) (8)
(ekor)
JumlahNilai
(000 Rp)(7)
1. Stok Awal 2009
9. Stok Akhir 2009
Ayam Ras Pedaging
(5)(4)
Ayam Muda
(5)
Nilai
(000 Rp) (3)+(5)
Unggas Lainnya
DOC
7. Kematian
8. Pengurangan Lain
9. Stok Akhir 2009
D. Mutasi Ayam Ras Pedaging dan Unggas Lainnya Selama Tahun 2009
U r a i a n . . . . . . . . . . .
Nilai
Jumlah
3. Penetasan
4. Penambahan Lain
5. Penjualan
6. Pemotongan
U r a i a n
1. Stok Awal 2009
2. Pembelian
III. MUTASI UNGGAS (LANJUTAN)
Nilai
(000 Rp)
Jumlah
(ekor)
Nilai
(000 Rp)
0
2000
4000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
52 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
5
a. Bensin
b. Solar
c. Minyak tanah
d. Pelumas
e. Bahan bakar lainnya
f. Jumlah
2. Listrik
a. Dibangkitkan sendiri
b. Dibeli dari PLN
3. A i r
4. J u m l a h (1f + 2b + 3)
Jenis Pakan
1. Complete Feed
a. Petelur Starter
b. Petelur Grower
c. Petelur Layer
d. Broiler Starter
e. Broiler Finisher
2. Semi Complete Feed
3. Pakan Lainnya
a. Jagung
b. Gabah
c. Bungkil
d. ……………………………………………..
4. J u m l a h
Jenis Pakan:
Petelur Starter : pakan ayam petelur umur < 2 bulan
Petelur Grower : pakan ayam petelur umur 2 - 6 bulan
Petelur Layer : pakan ayam petelur umur > 6 bulan
Broiler Starter : pakan ayam potong umur < 4 minggu
Broiler Finisher : pakan ayam potong dewasa umur > 4 minggu
Semi Complete Feed : bahan makanan setengah jadi
(1) (2) (3)
V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA SELAMA TAHUN 2009
A. Pengeluaran untuk Pakan
Jumlah (Kg) Nilai (000 Rp)
Liter
KwH
M3
KwH
1. Bahan Bakar dan Pelumas
Liter
Liter
Liter
(1) (2) (4)(3)
IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA TAHUN 2009
U r a i a n Satuan Jumlah Nilai (000 Rp)
0
2000
4000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 53
6
1. Sediaan Biologik (Vaksin, Serum)
a. Vaksin ND
b. Vaksin Gumboro
c. Vaksin Coreza
d. Serum
e. . . . . . . . . . . . . .
f. . . . . . . . . . . . . .
2. Sediaan Farmasetik (Vitamin, Hormon, Mineral)
a. Vitamin
b. Anti diare
c. Hormon
d. Anti Protozoa
e. . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Sediaan Premix (Imbuhan dan Pelengkap Pakan)
a. . . . . . . . . . . . . . . . .
a. . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Pengeluaran Lainnya
(2)
1. Suku Cadang dan Bahan untuk Pemeliharaan/Perbaikan Barang Modal
2. Ongkos Perbaikan dan Pemeliharaan Barang Modal
3. Bahan-bahan untuk Keperluan Kantor
4. Jasa Peternakan yang Dibayarkan kepada Pihak Lain
5. Sewa Tanah, Gedung, Mesin, dan Alat-alat
6. Pajak Tidak Langsung
7. Penyusutan
8. Bunga Atas Pinjaman
9. Hadiah, Sumbangan, dsb.
10. Pengeluaran Lainnya
11. J u m l a h
*)Satuan: cc -1 gram -4 kg -5
Pajak Tidak Langsung adalah segala jenis pajak yang dikenakan atas kegiatan produksi, penjualan, macam-macam
bea dsb. kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan
Barang Modal Baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas
dari luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru
Perbaikan Besar Barang Modal adalah perbaikan barang modal sehingga menambah kapasitas atau memperpanjang
umur barang modal tersebut
4. Lainnya
N i l a i (000 Rp)
(1)
ml -2 liter -3
U r a i a n
5. J u m l a h (Rincian 1 s.d 4)
. . .
b. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
b. . . . . . . . . . . . . . . . .
(1) (2) (4)(3)
V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN, OBAT-OBATAN, DAN LAINNYA SELAMA TAHUN 2009
B. Pengeluaran untuk Obat-obatan
Jenis/Merk Obat-obatan Satuan *) Nilai (000 Rp)
(LANJUTAN)
Jumlah
0
2000
4000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
54 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
7
2. Gedung/Konstruksi Lainnya
3. Mesin-mesin & Perlengkapan
4. Kendaraan Angkutan Darat
5. Ayam Petelur
6. Kandang
7. ……………………….
8. Lainnya
9. Jumlah
A. Produksi Menurut Jenis Usaha
Jenis Usaha Satuan(3)
1. Ayam Bibit Induk (PS) ekor
2. Ayam Bibit Nenek (GPS) ekor
3. Ayam Bibit Galur Murni (PL) ekor
4. Ayam Pedaging ekor
5. Ayam Petelur kg
6. Unggas Lainnya (. . . . . . . . . . . . . . . )
7. Produksi Lainnya ( . . . . . . . . . . . . . . )
8. J u m l a h ( 1 s.d. 7)
B. Pendapatan dan Penerimaan Lain
(1) (2)
1. Penerimaan dari jasa peternakan
2. Keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama dengan waktu membeli
3. Pendapatan dan penerimaan lainnya
4. J u m l a h
C. Keterangan Pembelian dan Penjualan (DOC) Kolom (2) harus sama dengan isian B IIIC rincian 2 dan B III D rincian 2.
Kolom (4) harus sama dengan isian B IIIC rincian 5 dan B III D rincian 5 atau sama dengan B VII rincian (1 + 2 + 3).
1. Dalam Kabupaten/Kota Ini
2. Luar Kabupaten/Kota dalam Provinsi
3. Luar Provinsi Ini
4. Luar Negeri (Impor/Ekspor)
Barang Modal Tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang, seperti tanah, gedung, mesin, dsb.
. . . . . .
1. T a n a h
Ayam Bibit Induk
Ayam Bibit Nenek
Ayam Potong
Telur
(2)
Final Stock
(2)
(1)
(5)
UraianPembelian
Nilai (000 Rp)
(1) (2) (3)
. . . . . .
(4)
Jumlah (ekor) Nama Wilayah
U r a i a n
Penjualan
Jumlah (ekor) Nama Wilayah
(3) (4) (5)
(4) (5)
VII. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN SELAMA TAHUN 2009
Jenis Produksi Jumlah Nilai (000 Rp)
(1)
VI.PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN PERBAIKAN BESAR
(000 Rupiah)
Pembelian Barang Modal Perbaikan Besar PenguranganJenis Barang Modal
Baru Bekas Dalam Negeri Barang Modal Barang Modal
0
2000
4000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
0
2000
4000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 55
8
Bila ada yang kurang jelas, nama Pejabat/Karyawan Nama :
perusahaan yang dapat dihubungi : NIP :
Nama : Jabatan :
Jabatan : Tgl Pencacahan : . . . . . . . . . . . . . . . 2009
Telepon : Tanda Tangan :
Fax :
Email :
Hasil Laporan Perusahaan Peternakan Unggas 2002 - 2006
Untuk lebih meyakinkan Anda, berikanlah data yang benar dan lengkap
VIII. C A T A T A N
KETERANGAN PETUGASSERTIFIKASI PENGISIAN KUESIONER
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
2002 2003 2004 2005 2006
Pakan Obat-obatan Input Lain Output
Milyar
56 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 57
BAB
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN SAPI PERAH (DAFTAR-LTS)
4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Tujuan
Daftar-LTS digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai perusahaan
peternakan sapi perah baik budidaya maupun pembibitan. Pembibitan sapi perah adalah
kegiatan pemeliharaan sapi perah dengan tujuan utama pembibitan/pengembangbiakan
ternak sapi perah. Budidaya sapi perah adalah kegiatan pemeliharaan sapi perah dengan
tujuan utama untuk pemerahan susu. Keterangan yang dikumpulkan adalah keterangan
umum perusahaan, jumlah pekerja dan pengeluaran untuk pekerja, jumlah dan mutasi
ternak, pemakaian bahan bakar, pengeluaran perusahaan, inseminasi buatan (IB),
produksi dan pendapatan lain, penggunaan produksi susu, pembentukan modal tetap serta
keterangan produksi dan pemasaran susu selama setahun. Satu Daftar-LTS digunakan
untuk mencacah satu perusahaan peternakan sapi perah.
Perusahaan peternakan sapi perah yang dicakup dalam survei ini adalah
perusahaan yang berbadan hukum/usaha yaitu PT, CV, Firma, BUMN, Koperasi, dan
Yayasan.
4.1.2 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-LTS meliputi 11 (sebelas) blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Umum
Blok II : Jumlah Pekerja dan Pengeluaran untuk Pekerja
Blok III : Jumlah dan Mutasi Ternak
Blok IV : Pemakaian Bahan Bakar, Pelumas, Listrik, dan Air Selama Tahun (t)
Blok V : Pengeluaran untuk Pakan dan Obat-obatan
Blok VI : Inseminasi Buatan (IB) Selama Tahun (t)
Blok VII : Pengeluaran Lainnya Selama Tahun (t)
Blok VIII : Produksi dan Pendapatan Lain Selama Tahun (t)
Blok IX : Penggunaan Produksi Susu Selama Tahun (t)
Blok X : Pembentukan Modal Tetap, Penambahan, Pengurangan, dan Perbaikan Besar
(000 Rp)
Blok XI : Keterangan Produksi dan Pemasaran Susu
Blok XII : Catatan
IV
58 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
4.2 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR-LTS
KETERANGAN TEMPAT
Keterangan tempat terdapat pada halaman pertama digunakan untuk mencatat
identitas perusahaan yang terdiri dari Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan, Nomor Urut Perusahaan, Nama Lengkap Perusahaan, Lokasi
Perusahaan, dan Alamat Kantor Pusat.
BLOK I. KETERANGAN UMUM
Blok I bertujuan untuk mengetahui kegiatan utama perusahaan, bentuk usaha, status
permodalan, izin usaha, dan tahun mulai operasional.
BLOK II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
Blok II digunakan untuk mencatat jumlah pekerja perusahaan baik pekerja tetap,
pekerja honorer, pekerja harian lepas/borongan, dan pengeluaran perusahaan untuk
pekerja selama tahun (t).
BLOK III. JUMLAH DAN MUTASI TERNAK
Blok III digunakan untuk mencatat jumlah sapi perah yang diusahakan menurut
golongan produktivitas, golongan umur, dan mutasi sapi perah selama tahun (t).
A. Jumlah Sapi Perah Betina Menurut Golongan Produktivitas pada Juni Tahun (t)
Rincian (1): Belum Berproduksi
Isikan jumlah sapi perah betina yang belum berproduksi di kolom (2).
Tata cara pengisian Daftar LTS sama dengan tata cara
pengisian Daftar LTT pada bab II
Cara pengisian lihat halaman 10
Cara pengisian lihat halaman 11
Cara pengisian lihat halaman 11
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 59
Rincian (2): Sedang Berproduksi/Laktasi
Isikan jumlah sapi perah betina yang sedang berproduksi/laktasi di kolom (2), rata-rata
produksi susu per ekor/hari dalam satuan liter di kolom (3) serta rata-rata lama berproduksi
per ekor selama setahun dalam satuan hari di kolom (4).
Rincian (3): Sedang Dalam Keadaan Kering
Isikan jumlah sapi perah betina yang sedang dalam keadaan kering di kolom (2).
Rincian (4): Tidak Berproduksi Lagi
Isikan jumlah sapi perah betina yang tidak berproduksi lagi di kolom (2).
Rincian (5): Jumlah
Isi dengan penjumlahan dari rincian 1 s.d. 4.
B. Mutasi Ternak Sapi Perah Selama Tahun (t)
Berisi keterangan tentang mutasi ternak (stok awal tahun, pembelian, kelahiran,
penambahan lain, penjualan, pemotongan, kematian, pengurangan lain, dan stok akhir)
selama tahun (t). Berdasarkan golongan umur, sapi perah dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Anak adalah ternak yang berumur kurang dari 1 tahun.
2. Muda adalah ternak yang berumur 1-2 tahun dan belum pernah kawin/beranak.
3. Dewasa adalah ternak yang berumur lebih dari 2 tahun atau pernah kawin/beranak.
Rincian 1: Stok Awal Januari Tahun (t)
Isikan jumlah sapi perah pada tanggal 1 Januari tahun (t) berdasarkan golongan umur dan
jenis kelamin di kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6)
sampai (9).
Rincian 2: Pembelian
Isikan jumlah sapi perah yang dibeli selama tahun (t) berdasarkan golongan umur dan jenis
kelamin di kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6)
sampai (9).
Rincian 3: Kelahiran
Isikan jumlah kelahiran sapi perah pada selama tahun (t) berdasarkan golongan umur dan
jenis kelamin di kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6)
sampai (9).
Rincian 4: Penambahan Lain
Isikan jumlah penambahan sapi perah selain karena pembelian dan kelahiran selama
tahun (t) berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin di kolom (2) sampai (5) dan
nilainya dalam satuan ribuah rupiah di kolom (6) sampai (9).
60 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Rincian 5: Penjualan
Isikan jumlah sapi perah yang dijual selama tahun (t) berdasarkan golongan umur dan jenis
kelamin di kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6)
sampai (9).
Rincian 6: Pemotongan
Isikan jumlah pemotongan sapi perah selama tahun (t) berdasarkan golongan umur dan
jenis kelamin di kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6)
sampai (9).
Rincian 7: Kematian
Isikan jumlah kematian sapi perah selama tahun (t) berdasarkan golongan umur dan jenis
kelamin di kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6)
sampai (9).
Rincian 8: Pengurangan Lain
Isikan jumlah pengurangan sapi perah selain karena pemotongan, kematian, dan penjualan
selama tahun (t) berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin dalam satuan ekor di
kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6) sampai (9).
Rincian 9: Stok Akhir Desember Tahun (t)
Isikan jumlah sapi perah pada tanggal 31 Desember tahun (t) berdasarkan umur dan jenis
kelamin di kolom (2) sampai (5) dan nilainya dalam satuan ribuan rupiah di kolom (6)
sampai (9).
BLOK IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA
TAHUN (t)
Blok IV digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pemakaian bahan bakar,
pelumas, listrik, dan air selama tahun (t). Semua pemakaian dan pengeluaran yang dicatat
pada blok IV adalah yang betul-betul digunakan/dikeluarkan selama tahun (t). Kolom (3)
digunakan untuk mencatat jumlah pemakaian bahan bakar sesuai satuan di kolom (2).
Kolom (4) digunakan untuk mencatat nilai dari pemakaian bahan bakar dalam ribuan
rupiah.
BLOK V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN DAN OBAT- OBATAN
Blok V digunakan untuk mencatat keterangan mengenai jumlah pengeluaran untuk
pembelian pakan dan obat-obatan selama tahun (t). Pengeluaran yang dimaksud adalah
Cara pengisian lihat halaman 17
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 61
yang betul-betul habis digunakan pada tahun bersangkutan (tidak termasuk yang dibeli
untuk persediaan).
A. Pengeluaran Untuk Pakan Ternak Selama Tahun (t)
Blok V A berisi keterangan mengenai pengeluaran perusahaan untuk pakan ternak
selama tahun (t). Isikan banyaknya pakan yang dikeluarkan untuk ternak di kolom (2) dan
nilainya di kolom (3) berdasarkan jenis pakan dalam ribuah rupiah.
B. Pengeluaran Untuk Obat-obatan Selama Tahun (t)
Blok V B berisi keterangan mengenai pengeluaran perusahaan untuk obat-obatan.
Rincian 1: Sediaan Biologik (Vaksin, Serum)
Isikan pemakaian sediaan biologik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan nilainya di
kolom (4) yang meliputi vaksin, serum dan bahan diagnostika biologik.
Rincian 2: Sediaan Farmasetik (Vitamin, Hormon, Mineral)
Isikan pemakaian sediaan farmasetik di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan nilainya
di kolom (4) antara lain vitamin, hormon, mineral, anti bakteria, anti protozoa, anti diare.
Rincian 3: Sediaan Premix (Imbuhan dan Pelengkap Pakan)
Isikan pemakaian sediaan premix di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan nilainya di
kolom (4) berupa imbuhan pakan (feed additive) dan pelengkap pakan (feed suplement).
Rincian 4: Lainnya
Isikan banyaknya pemakaian obat lainnya di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan
nilainya di kolom (4).
Rincian 5: Inseminasi Buatan (IB)
Isikan banyaknya inseminasi buatan di kolom (3) dan nilainya di kolom (4).
Rincian 6: Jumlah
Isi dengan penjumlahan nilai rincian 1 s.d. 5.
BLOK VI. INSEMINASI BUATAN (IB) SELAMA TAHUN (t)
Blok VI berisi keterangan mengenai jumlah sapi perah yang pernah diberikan IB.
Rincian 1: Jumlah Sapi Perah Betina yang Dilakukan IB
Isikan banyaknya sapi perah betina yang diberikan IB.
Rincian 2: Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting Hanya Dengan Sekali IB
Isikan banyaknya sapi perah yang berhasil bunting hanya dengan sekali IB.
Rincian 3: Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting dengan Dua Kali IB
Isikan banyaknya sapi perah yang berhasil bunting dengan dua kali IB.
62 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Rincian 4: Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting Lebih Dari Dua Kali IB
Isikan banyaknya sapi perah yang berhasil bunting lebih dari dua kali IB.
BLOK VII. PENGELUARAN LAINNYA SELAMA TAHUN (t)
Blok VII digunakan untuk mencatat pengeluaran yang belum tercatat di atas seperti:
suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan/perbaikan barang modal, ongkos perbaikan
dan pemeliharaan barang modal, bahan-bahan untuk keperluan kantor, jasa peternakan
yang dibayarkan kepada pihak lain, sewa tanah, gedung, dan alat-alat, pajak tidak
langsung, penyusutan, bunga atas pinjaman, hadiah, sumbangan, dan sebagainya.
BLOK VIII. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN SELAMA TAHUN (t)
Blok VIII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai produksi susu segar,
kotoran ternak, produksi lainnya, pendapatan/penerimaan perusahaan dari jasa
peternakan, keuntungan penjualan barang, penerimaan lainnya, dan pemasaran.
A. Produksi
Rincian 1: Susu Segar
Isikan banyaknya susu segar yang diproduksi di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2) dan
nilainya di kolom (4).
Rincian 2: Kotoran Ternak
Isikan banyaknya kotoran ternak yang diproduksi di kolom (3) sesuai satuan di kolom (2)
dan nilainya di kolom (4).
Rincian 3: Lainnya
Isikan nama produk lain yang dihasilkan di kolom (1) dan nilainya di kolom (4).
Rincian 4: Jumlah
Isi jumlah rincian 1 s.d. 3.
B. Pendapatan dan Penerimaan Lain
Blok VIII B berisi keterangan mengenai penerimaan dari jasa peternakan,
keuntungan penjualan barang dalam bentuk yang sama waktu membeli serta
pendapatan/penerimaan lain.
Cara pengisian lihat halaman 19
Cara pengisian lihat halaman 43
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 63
C. Nilai Produksi dan Pendapatan
Isikan penjumlahan rincian 4A dan rincian 4B.
D. Keterangan Pembelian dan Penjualan
Blok VIII D digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pemasaran sapi perah,
yaitu daerah asal sapi perah yang dibeli serta daerah tujuan penjualan sapi perah. Daerah
asal/tujuan penjualan/pembelian sapi perah meliputi di dalam kabupaten/kota, di luar
kabupaten, di luar provinsi dan di luar negeri (ekspor/impor).
BLOK IX. PENGGUNAAN PRODUKSI SUSU SELAMA TAHUN (t)
Blok IX berisi keterangan mengenai jumlah produksi susu yang dijual, dikonsumsi
sendiri, disusukan kepada anak sapi perah, dan yang tercecer.
Rincian 1: Dijual
Isikan banyaknya volume produksi susu yang dijual di kolom (2) dan nilainya di kolom (3).
Rincian 2: Dikonsumsi Sendiri
Isikan banyaknya produksi susu yang dikonsumsi sendiri di kolom (2) dan nilainya di kolom
(3).
Rincian 3: Disusukan kepada Anak Sapi Perah
Isikan banyaknya produksi susu yang sengaja disisihkan untuk diberikan kepada anak sapi
perah dengan menggunakan botol susu/alat bantu lain di kolom (2) dan nilainya di kolom
(3).
Rincian 4: Tercecer
Isikan banyaknya produksi susu yang tercecer di kolom (2) dan nilainya di kolom (3).
Rincian 5: Jumlah
Isikan penjumlahan rincian 1 s.d. 4.
BLOK X. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN
PERBAIKAN BESAR (000 Rp)
Blok X digunakan untuk mencatat keterangan mengenai pembentukan barang modal
tetap perusahaan meliputi pembelian, perbaikan, dan pengurangan barang modal selama
tahun (t).
Cara pengisian blok X lihat halaman 19
Cara pengisian lihat halaman 43
64 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
BLOK XI. KETERANGAN PRODUKSI DAN PEMASARAN SUSU
Blok XI diisi jika perusahaan hanya bergerak dalam bidang jual beli susu dan tidak
memelihara ternak sapi perah.
Rincian 1a: Peternak (rumah tangga)
Isikan jumlah peternak (rumah tangga) sapi perah yang hasil produksinya dibeli di kolom
(2), banyaknya susu yang dibeli di kolom (3), dan nilainya di kolom (4).
Rincian 1b: Perusahaan berbadan hukum
Isikan jumlah perusahaan sapi perah yang hasil produksinya dibeli di kolom (2), banyaknya
susu yang dibeli di kolom (3), dan nilainya di kolom (4).
Rincian 1c: Lainnya
Isikan banyaknya tempat pembelian susu perah selain dari peternak (rumah tangga) dan
perusahaan berbadan hukum di kolom (2), banyaknya susu yang dibeli di kolom (3), dan
nilainya di kolom (4).
ncian 2a: Dijual ke konsumen/pedagang (produk jadi)
Isikan banyaknya susu yang dijual ke konsumen/pedagang (produk jadi) di kolom (3) dan
nilainya di kolom (4).
Rincian 2b: Dijual ke perusahaan
Isikan banyaknya perusahaan pembeli susu di kolom (2), banyaknya susu di kolom (3), dan
nilainya di kolom (4).
Rincian 2c: Diberikan ke karyawan dan lainnya
Isikan banyaknya susu yang diberikan kepada karyawan dan lainnya di kolom (3) dan
nilainya di kolom (4).
BLOK XII. CATATAN
Blok XII disediakan untuk mencatat hal–hal yang dianggap perlu sebagai tambahan
informasi dalam pengisian daftar ini.
Setelah selesai mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam Daftar-LTS ini, maka
harus diberi stempel perusahaan dan dibubuhi tanda tangan, nama jelas, dan
jabatan orang yang bertanggung jawab di perusahaan ini. Selain itu, petugas
pencacah juga jangan lupa untuk menuliskan tanggal pencacahan, nama jelas,
dan menandatangani daftar ini.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 65
4.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR-LTS
Periksa kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan apakah sudah
benar. Bila belum benar sesuaikan.
Berikan nomor urut perusahaan sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila
perusahaan tersebut aktif dan belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori,
sedangkan bila perusahaan tersebut tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada
direktori.
Periksa apakah nama dan alamat perusahaan sudah tertulis dengan benar dan jelas.
BLOK I. KETERANGAN UMUM
1. Periksa apakah rincian 1 s.d rincian 4 sudah dilingkari sesuai dengan kondisi
perusahaan.
2. Periksa apakah rincian 5 sudah terisi.
BLOK II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
A. Jumlah Pekerja pada Juni Tahun (t)
1. Rincian 5 = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 untuk masing-masing kolom.
2. Rincian 6 WNA + rincian 6 WNI = rincian 5, untuk masing-masing kolom.
B. Pengeluaran untuk Pekerja Selama Tahun (t)
Jika blok II A ada isian maka blok II B harus terisi, begitu juga sebaliknya. Perhatikan
kewajaran gaji dan upah lainnya per orang per bulan. Gaji dan upah lainnya per
orang per bulan dihitung dengan membagi nilai blok II B rincian 3 kolom (4) dengan
jumlah tenaga kerja yang ada di blok II A dibagi 12 (dua belas).
1. Kolom (4) = kolom (2) + kolom (3) untuk masing-masing rincian.
2. Rincian 3 = rincian 1 + rincian 2 untuk masing-masing kolom.
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun (t)
1. Periksa apakah rincian 1 ada isian. Isian rincian 1 ≤ 365 hari.
2. Jika rincian 1 ada isian maka rincian 2 harus ada isian dan sebaliknya.
3. Periksa kewajaran isian rincian 3, dengan menghitung nilai rincian 3 dibagi
dengan (rincian 1 x rincian 2). Hasil perhitungan ini adalah rata-rata upah pekerja
harian lepas/borongan per hari.
66 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
BLOK III. JUMLAH DAN MUTASI TERNAK
A. Jumlah Sapi Perah Betina Menurut Golongan Pada Juni Tahun (t)
Rincian 5 kolom (2) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4.
B. Mutasi Ternak Sapi Perah Selama Tahun (t)
Rincian 9 = (rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4) – (rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8) untuk
masing-masing kolom.
BLOK IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA
TAHUN (t)
1. Periksa kewajaran harga bahan bakar, pelumas, listrik, dan air per satuan yang ada di
kolom (2) selama tahun (t).
2. Rincian 1f kolom (4) = rincian 1a + rincian 1b + rincian 1c + rincian 1d + rincian 1e.
3. Rincian 4 kolom (4) = rincian 1f + rincian 2b + rincian 3.
BLOK V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN DAN OBAT-OBATAN
A. Pengeluaran untuk Pakan Ternak Selama Tahun (t)
Rincian 4 kolom (3) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3.
B. Pengeluaran untuk Obat-obatan Selama Tahun (t)
Rincian 6 kolom (4) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 + rincian 5.
BLOK VI. INSEMINASI BUATAN (IB) SELAMA TAHUN (t)
Periksa kewajaran isian inseminasi buatan.
BLOK VII. PENGELUARAN LAINNYA SELAMA TAHUN (t)
Rinc.11 = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 + rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8 + rinc.9 + rinc.10.
BLOK VIII. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN
A. Produksi
Rincian 4A kolom (4) = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3.
B. Pendapatan dan Penerimaan Lain
Rincian 4B = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3.
C. Nilai Produksi dan Pendapatan Lain (Rincian 4A + 4B)
Rincian 4A + Rincian 4B.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 67
D. Keterangan Pembelian dan Penjualan
Periksa apakah jumlah ternak dan nama wilayah pembelian/penjualan untuk setiap
rincian sudah terisi dengan benar.
BLOK IX. PENGGUNAAN PRODUKSI SUSU SELAMA TAHUN (t)
Rincian 5 = rincian 1 + rincian 2 + rincian 3 + rincian 4 untuk masing-masing kolom.
BLOK X. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN, DAN
PERBAIKAN BESAR (000 Rp)
1. Periksa apakah blok X ada isian.
2. Rinc.12 = rinc.1 + rinc.2 + rinc.3 + rinc.4 + rinc.5 + rinc.6 + rinc.7 + rinc.8 + rinc.9 +
rinc.10 + rinc.11.
BLOK XI. KETERANGAN PRODUKSI DAN PEMASARAN SUSU
Periksa kewajaran isian blok XI.
BLOK XII. CATATAN
Periksa isian catatan blok XII yang berkaitan dengan pengisian daftar.
4.4 DATA YANG DISAJIKAN DARI DAFTAR-LTS
Hasil pengumpulan data dari Daftar-LTS akan disajikan dalam bentuk buku
(publikasi) Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah. Dalam publikasi disajikan tabel-
tabel sebagai berikut:
1. Jumlah perusahaan sapi perah menurut provinsi.
2. Jumlah pekerja perusahaan sapi perah menurut provinsi.
3. Pengeluaran upah pekerja perusahaan sapi perah dan kecil menurut provinsi.
4. Jumlah sapi perah betina menurut provinsi.
5. Jumlah stok sapi perah menurut provinsi.
6. Parameter mutasi ternak sapi perah menurut provinsi.
7. Nilai mutasi sapi perah menurut provinsi.
8. Pemakaian bahan bakar, listrik dan air perusahaan sapi perah menurut provinsi.
9. Pengeluaran perusahaan sapi perah menurut provinsi.
10. Produksi dan nilai produksi perusahaan sapi perah menurut provinsi.
11. Pendapatan perusahaan sapi perah dan kecil menurut provinsi.
12. Nilai input dan output perusahaan peternakan sapi perah menurut provinsi.
13. Jumlah sapi perah yang dibeli dan dijual menurut wilayah.
68 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
4.5 CONTOH KUESIONER LTS
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diisi BPS
Kode Pos
Telp: ( ) . . . . . . . . . . . Fax. ( ) . . . . . . . . .
Kode Pos
Telp: ( ) . . . . . . . . . . . Fax. ( ) . . . . . . . . .
*). Coret yang tidak sesuai
Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan peternakan
Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kewajiban Responden
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN
SAPI PERAH TAHUN 2009
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Provinsi
2. Kabupaten/Kota *)
3. Kecamatan
4. Desa/Kelurahan *)
5. Nomor Urut Perusahaan
6. Nama Lengkap Perusahaan
8. Alamat Kantor Pusat
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Perhatian: Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun dari responden
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
▼ Tujuan
▼ Dasar Hukum
▼ Kerahasiaan
7. Lokasi Perusahaan
Bila memerlukan keterangan lebih lanjut, hubungi :
Subdirektorat Statistik Peternakan, Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
Telp. (021) 3810291-5, 3841195 ext. 5210
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 69
Pembibitan Sapi Perah Budidaya Sapi Perah -1 Budidaya Sapi Perah -2
Pengumpul Susu Sapi -3 (hanya Blok II dan Blok XI saja yang diisi)
PT/CV/Firma -1 BUMN -2
Koperasi -3 Yayasan -4
BKPM -1 BKPMD -2
Ditjennak -3 Pemda/Dinas Prov/Kab/Kota -4
PMA PMDN -2
Lainnya -3
4. A S. Peternakan
1. Jumlah Hari Kerja dalam Setahun : ............................ Hari
2. Rata-rata Jumlah Pekerja Harian per Hari Kerja : ............................ Orang
3. Jumlah Upah yang Dibayarkan untuk Pekerja Harian Selama Setahun : ............................ (000 Rp)
Perusahaan peternakan Sapi perah yang berbadan hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, Yayasan)
Akademi/
Universitas
3. Izin Usaha Berasal dari
* Pekerja Harian adalah pekerja yang menerima upah menurut jumlah hari ia bekerja
Jumlah
(4)
Laki-laki Perempuan(3) (4)
B. Pengeluaran Untuk Pekerja Selama Tahun 2009
(000 Rp)
WNI
5. Jumlah
dr. Hewan
Berupa Barang
(000 Rp)
* Pekerja Honorer adalah pekerja tidak tetap yang dibayar secara bulanan, tidak tergantung jumlah hari ia bekerja
2. Upah Lembur, Bonus, Hadiah, dan Lainnya
* Perusahaan Sapi Perah yang dicakup dalam survei ini adalah:
C. Pekerja Harian Lepas/Borongan Selama Tahun 2009
3. J u m l a h
* Pekerja Tetap adalah pekerja dengan memperoleh upah/gaji secara tetap, termasuk pemilik
Jenis Pengeluaran
(1)
1. Upah dan Gaji
(000 Rp)(2) (3)
Berupa Uang
Lainnya 3. SLTA
SNakMA
2. SLTP
Lainnya
6. Bila R.5 terisiWNA
Perempuan
2. Bentuk Badan Hukum
1. Sampai dengan SD
Tingkat Pendidikan
(1)
II. JUMLAH PEKERJA DAN PENGELUARAN UNTUK PEKERJA
A. Jumlah Pekerja Pada Juni Tahun 2009
(5)
4. Status Permodalan
I. KETERANGAN UMUM
1. Kegiatan Utama Perusahaan
5. Tahun Mulai Operasional ……………………………….
Pekerja HonorerPekerja Tetap
Laki-laki(2)
2
70 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
A. Jumlah Sapi Perah Betina Menurut Golongan Pada Juni 2009
2. Sedang Berproduksi/Laktasi
3. Sedang Dalam Keadaan Kering
4. Tidak Berproduksi Lagi
B. Mutasi Ternak Sapi Perah Selama Tahun 2009
Muda Dewasa Jumlah Anak Muda Dewasa Jumlah(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Stok Awal
Januari 2009
4. Penambahan
Lain
8. Pengurangan
lain
9. Stok Akhir
Desember 2009
* Penggolongan Umur Ternak: Anak : Berumur kurang dari 1 tahun
Muda : Berumur 1 sampai 2 tahun dan belum pernah kawin/beranak
Dewasa : Berumur lebih 2 tahun atau pernah kawin/beranak
* Nilai Pembelian adalah nilai pada saat transaksi
* Penambahan Lain misalnya pemberian, hibah, dan sebagainya
* Pengurangan Lain misalnya hilang, dihibahkan, disumbangkan dsb.
3.
Jantan
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Kematian
Betina
III. JUMLAH DAN MUTASI TERNAK
Nilai (000 Rp)
5. Jumlah
1. Belum Berproduksi
(1)
Berproduksi per Ekor
Selama Setahun
(2) (3)
per Ekor/Hari
Rata-rata
(2)
Anak
Produksi Susu
Jumlah (ekor)
Rata-rata Lama
(4)
(hari)
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
(1)
Jantan
Betina
Jantan 2.
Betina
(liter)
5.
6.
Golongan Produktivitas Sapi Perah Betina
Pembelian
Kelahiran
Jumlah
(ekor)
U r a i a n
Betina
Penjualan
Pemotongan
7.
3
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 71
Satuan
(2)
liter
liter
liter
liter
Kwh
Kwh
M3
(4)
Jumlah
(3)
e. Bahan bakar lainnya
f. Jumlah {Rincian (a+b+c+d+e)}
a. Dibangkitkan sendiri
a. Rumput hijau (rumput gajah, alang-alang, dsb.)
V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN DAN OBAT-OBATAN
Jumlah (Kg)
(3)(2)
Nilai (000 Rp)
IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR, PELUMAS, LISTRIK, DAN AIR SELAMA TAHUN 2009
U r a i a n
c. Minyak tanah
d. Pelumas
1. Bahan Bakar dan Pelumas
(1)
a. Bensin
b. Solar
Nilai (000 Rp)
c. Susu
(1)
a. Konsentrat
b. Tepung olahan
2. Listrik
1. Hijauan Makanan Ternak
2. Konsentrat (makanan jadi buatan pabrik)
a. Bekatul
b. Dedak
d. ......................................
3. Lainnya
c. Bungkil kelapa, bungkil kedelai, dsb.
d. Ampas tahu, ampas kelapa, dsb.
e. Biji-bijian (beras, jagung, dsb.)
f. Kacang-kacangan
4. J u m l a h
g. Umbi-umbian (ubi kayu, ketela rambat, dsb.)
h. ..........................................
i. ..........................................
b. Daun-daunan (daun pisang, nangka, lamtoro, turi, dsb.)
c. Limbah pertanian (jerami padi, jagung, daun kacang, dsb.)
b. Dibeli dari PLN
3. A i r
A. Pengeluaran Untuk Pakan Ternak Selama Tahun 2009
Jenis Pakan
4. J u m l a h {Rincian (1f+2b+3)}
Pemakaian Air yang dicatat adalah air yang dibeli dari PDAM atau dari pihak lain
Konsentrat adalah bahan makanan hasil olahan pabrik seperti pellet, dsb. Bila konsentrat dibuat sendiri oleh perusahaan, maka
makanan tersebut harus dihitung berdasarkan nilai bahan asal dari campuran tersebut
Pengeluaran Pakan adalah jumlah dan nilai pakan yang telah benar-benar dipakai selama tahun 2009
4
72 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Satuan *)
(2)
2. Sediaan Farmasetik (Vitamin, Hormon, Mineral)
a. Antibiotik (Teramicin, Tetrasiklin, Penisilin)
3. Sediaan Premix (Imbuhan dan Pelengkap Pakan)
*) Satuan : cc - 1 ml - 2 liter - 3 gram - 4 kg - 5
Jenis/Merk Obat-obatan
(1)
B. Pengeluaran Untuk Obat-obatan Selama Tahun 2009
V. PENGELUARAN UNTUK PAKAN DAN OBAT-OBATAN (LANJUTAN)
Jumlah Nilai (000 Rp)
(3) (4)
1. Sediaan Biologik (Vaksin, Serum)
a. Vaksin SE
b. Vaksin Kolera
c. Vaksin Broceulus
d. Vaksin Antrax
c. ...................................
a. Calsium
b. Minvit
a. Anti kembung
e. Vaksin Cacing hati
f. ....................................
g. ....................................
h. ....................................
i. ....................................
b. Hormon
c. Mineral
e. ....................................
d. ...................................
b. Anti diare
c. Penambah nafsu makan
d. Vitamin B kompleks/B12
f. ....................................
g. ....................................
e. ....................................
h. ....................................
i. ....................................
4. Lainnya
f. ....................................
d. Obat cacing
g. Jamu tradisional
e. Aqua
f. Vaselin
5. Inseminasi Buatan (IB)
h. ...................................
i. ....................................
j. ....................................
k. ....................................
6. J u m l a h
5
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 73
2. Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting Hanya dengan Sekali IB
1. Suku Cadang dan Bahan untuk Pemeliharaan/Perbaikan Barang Modal
2. Ongkos Perbaikan dan Pemeliharaan Barang Modal
3. Bahan-bahan untuk Keperluan Kantor
4. Jasa Peternakan yang Dibayarkan kepada Pihak Lain
5. Sewa Tanah, Gedung, Mesin, dan Alat-alat
6. Pajak Tidak Langsung
7. Penyusutan
8. Bunga Atas Pinjaman
Satuan
(2)
liter
kg
1. Penerimaan dari Jasa Peternakan
2. Keuntungan Penjualan Barang Dalam Bentuk yang Sama dengan Waktu Membeli
3. Pendapatan dan Penerimaan Lainnya
4. Jumlah
C. Nilai Produksi dan Pendapatan (Rincian 4A+4B)
(1)
U r a i a n Jumlah
Jumlah (Ekor)
(1) (2)
B. Pendapatan dan Penerimaan Lain
U r a i a n
(1)
Nilai (000 Rp)
(2)
1. Susu Segar
2. Kotoran Ternak
3. Lainnya (..................................................)
4. Jumlah
(3)
Jika Pernah Dilakukan IB
1. Jumlah Sapi Perah Betina yang Dilakukan IB
4. Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting Lebih dari Dua Kali IB
3. Jumlah Sapi Perah yang Berhasil Bunting dengan Dua Kali IB
U r a i a n
(1) (2)
9. Hadiah, Sumbangan, dsb.
10. Pengeluaran Lainnya
11. J u m l a h
VIII. PRODUKSI DAN PENDAPATAN LAIN SELAMA TAHUN 2009
Nilai (000 Rp)
A. Produksi
VI. INSEMINASI BUATAN (IB) SELAMA TAHUN 2009
U r a i a n
VII. PENGELUARAN LAINNYA SELAMA TAHUN 2009
(4)
Nilai (000 Rp)
6
74 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
D. Keterangan Pembelian dan Penjualan Kolom (2) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 2 (jantan + betina) Kolom (4) harus sama dengan isian Blok IIIB rincian 5 (jantan + betina)
Nama Wilayah
(3)
1. Dalam Kabupaten/Kota Ini
2. Luar Kabupaten/Kota dalam Provinsi
3. Luar Provinsi Ini
4. Luar Negeri (Impor/Ekspor)
1. Dijual
2. Dikonsumsi Sendiri
3. Disusukan kepada Anak Sapi Perah
4. Tercecer
5. Jumlah
luar negeri digolongkan sebagai barang modal baru
(1)
Penggunaan Jumlah (Liter) Nilai (000 Rp)
(5)(4)(2)(1)
Jumlah (ekor) Nama WilayahJumlah (ekor)Uraian
Pembelian Penjualan
BaruJenis Barang Modal
Dalam Negeri Barang Modal(2)
Modal
IX. PENGGUNAAN PRODUKSI SUSU SELAMA TAHUN 2009
(1)
Bekas Besar Barang
(5)(3)
* Barang Modal Baru adalah barang modal yang belum pernah dipakai pihak lain (kecuali tanah), barang modal bekas dari
* Perbaikan Besar Barang Modal adalah perbaikan barang modal sehingga menambah kapasitas atau memperpanjang umur
barang modal tersebut
1. T a n a h
2. Gedung/Konstruksi lainnya
5. Sapi Perah
6. Kandang
3. Mesin-mesin & Perlengkapan
7. .................................
8. .................................
11. Lainnya: ………………......
Disusukan kepada Anak Sapi Perah adalah produksi susu yang sengaja disisihkan untuk diberikan kepada anak sapi perah
dengan menggunakan botol susu/alat bantu lain (anak sapi perah tidak menyusu secara alami)
X. PEMBENTUKAN MODAL TETAP, PENAMBAHAN, PENGURANGAN,
DAN PERBAIKAN BESAR (000 Rupiah)
Pembelian Barang Modal Perbaikan Pengurangan
(4)
4. Kendaraan Angkutan
12. Jumlah
* Barang Modal Tetap adalah barang untuk pemakaian jangka panjang, seperti tanah, gedung, mesin, dsb.
9. .................................
10. ................................
(2) (3)
7
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 75
1. Asal susu yang dibeli
a. Peternak (rumah tangga) Peternak Liter
b. Perusahaan berbadan hukum Perusahaan Liter
c. Lainnya seperti pesantren dll Unit Usaha Liter
2. Pemanfaatan susu
a. Dijual ke konsumen/pedagang (produk jadi) Liter
b. Dijual ke perusahaan (produk setengah jadi) Perusahaan Liter
c. Diberikan ke karyawan dan lainnya Liter
Bila Ada yang Kurang Jelas, Nama Pejabat/Karyawan Nama :
Perusahaan yang Dapat Dihubungi : NIP :
Nama : Jabatan :
Jabatan :
Telepon :
Faksimili :
E-mail :
(Blok 1 rincian 1 berkode 3)
Uraian
(1)
Kuantitas Nilai (000 Rp)Jumlah
(2) (3)
Hasil Laporan Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2002 - 2006
Partisipasi anda dalam melengkapi data ini membantu perencanaan pembangunan
XI. KETERANGAN PRODUKSI DAN PEMASARAN SUSU
Tanda Tangan :
SERTIFIKASI PENGISIAN KUESIONER KETERANGAN PETUGAS
Tanggal Pencacahan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2010
XII. C A T A T A N
Blok XI hanya diisi jika perusahaan ini bergerak pada usaha jual beli susu dan tidak memelihara ternak sapi perah
(4)
Produksi Susu Tahun 2002-2006
(000 liter)
37013.33
31639.3834102.13 33041.83
39680.25
0
10000
20000
30000
40000
50000
2002 2003 2004 2005 2006
8
76 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 77
BAB
LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK (DAFTAR-RPH)
5.1 PENDAHULUAN
5.1.1 Tujuan
Daftar-RPH digunakan untuk memperoleh data produksi ternak di Rumah
Pemotongan Hewan yang dilaporkan setiap triwulan. Data yang dicatat mencakup jumlah
ternak yang dipotong, keterangan asal ternak yang dipotong, rata-rata berat ternak hidup
dan produksi hasil pemotongan, rata-rata harga ternak hidup dan produksi hasil
pemotongan serta jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong menurut alasan
pemotongan. Satu daftar-RPH digunakan untuk mencacah satu RPH.
5.1.2 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-RPH meliputi 9 (delapan) blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Umum
Blok II : Jumlah Ternak yang Dipotong
Blok III : Keterangan Asal Ternak yang Dipotong
Blok IV : Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan
Blok V : Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan
Blok VI : Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yang Dipotong Menurut Alasan Pemotongan
Blok VII : Keterangan Responden
Blok VIII : Keterangan Petugas
Blok IX : Catatan
5.2 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR-RPH
BLOK I. KETERANGAN UMUM
Rincian 1 s.d 4 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan
Tuliskan nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan isikan kodenya
pada baris dan kotak yang tersedia.
V
78 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Rincian 5: Data yang Dilaporkan
Tuliskan triwulan dan tahun pelaporan kemudian pindahkan isiannya ke kotak yang
tersedia.
Rincian 6: Nomor Urut Rumah Potong Hewan
Nomor urut RPH diisi di BPS.
Rincian 7: Nama Lengkap Rumah Potong Hewan
Tuliskan nama lengkap Rumah Potong Hewan secara jelas menggunakan huruf balok.
Rincian 8: Alamat Lengkap Rumah Potong Hewan
Tuliskan dengan jelas alamat lengkap Rumah Potong Hewan berikut kode pos, telepon,
dan fax.
BLOK II. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
Blok II digunakan untuk mencatat ternak yang dipotong di RPH dan di luar RPH
selama triwulan laporan menurut jenis ternak.
Kolom (1): Jenis Ternak
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Kolom (2), (3), (4): Jumlah ternak yang dipotong di RPH
Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH berdasarkan jenis ternak dan jenis kelamin.
Kolom (5), (6), (7): Jumlah ternak yang dipotong di luar RPH
Isikan jumlah ternak yang dipotong di luar RPH berdasarkan jenis ternak dan jenis kelamin.
BLOK III. KETERANGAN ASAL TERNAK YANG DIPOTONG
Blok III digunakan untuk mencatat jumlah dan asal ternak yang dipotong di RPH dan
di luar RPH selama tirwulan laporan menurut jenis ternak. Ternak dapat berasal dari
kabupaten/kota yang sama atau dari kabupaten/kota lain.
Kolom (1): Jenis Ternak
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Kolom (2): Berasal dari Kabupaten/Kota ini (Ekor)
Isikan jumlah ternak yang berasal dari kabupaten/kota tempat RPH berada.
Kolom (3), (6), (9), (12): Jumlah (Ekor)
Isikan jumlah ternak yang berasal dari kabupaten/kota lain.
Kolom (4), (7), (10), (13): Nama Kab/Kota
Tuliskan nama kabupaten/kota ternak tersebut berasal.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 79
Kolom (5), (8), (11), (14): Kode (Diisi di BPS)
Isikan kode kabupaten/kota ternak tersebut berasal.
Kolom (15): Jumlah
Isikan dengan penjumlahan kolom (2), (3), (6), (9), (12) untuk masing-masing rincian.
BLOK IV. RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
Blok IV digunakan untuk mencatat rata-rata berat ternak hidup, karkas, jeroan, kulit
basah, dan produksi lainnya per ekor menurut jenis ternak.
Kolom (1): Jenis Ternak
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Kolom (2): Berat Ternak Hidup
Isikan berat masing-masing ternak ketika masih hidup.
Kolom (3): Karkas
Isikan jumlah produksi karkas tiap ternak. Karkas adalah seluruh daging dan tulang dari
ternak yang dipotong tanpa kepala, jeroan, dan kaki bagian bawah.
Kolom (4): Jeroan
Isikan jumlah produksi jeroan tiap ternak. Jeroan adalah organ tubuh bagian dalam dari
ternak yang dipotong serta dimanfaatkan.
Kolom (5): Kulit Basah
Isikan jumlah produksi kulit basah. Kulit basah adalah organ tubuh bagian luar (kecuali
babi) dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah.
Kolom (6): Produksi Lainnya
Isikan jumlah produksi ternak lainnya antara lain kepala, tanduk, darah, dan kaki bagian
bawah.
BLOK V. RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
Blok V digunakan untuk mencatat rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas,
jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per Kg menurut jenis ternak.
Kolom (1): Jenis Ternak
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Kolom (2): Ternak Hidup per Ekor
Isikan harga masing-masing ternak hidup per ekor dalam rupiah.
80 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Kolom (3): Karkas per Kg
Isikan harga karkas untuk masing-masing ternak per Kg.
Kolom (4): Jeroan per Kg
Isikan harga jeroan untuk masing-masing ternak per Kg.
Kolom (5): Kulit Basah per Kg
Isikan harga kulit basah untuk masing-masing ternak per Kg.
Kolom (6): Produksi Lainnya per Kg
Isikan harga produksi ternak lainnya antara lain kepala, tanduk, darah, dan kaki bagian
bawah untuk masing-masing ternak per Kg.
BLOK VI. JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT
ALASAN PEMOTONGAN
Blok VI digunakan untuk mencatat keterangan mengenai jumlah sapi dan kerbau
betina yang dipotong karena tidak produktif, positif brucellosis, dan lainnya.
Kolom (1): Jenis Ternak
Jenis ternak terdiri dari sapi dan kerbau betina.
Kolom (2): Tidak produktif/Majir
Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena sudah tidak produktif.
Tidak produktif/majir adalah ternak yang tidak dapat memperoleh keturunan, baik secara
alami atau buatan.
Kolom (3): Positif Brucellosis
Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena positif brucellosis. Positif
brucellosis adalah jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular serta dapat
mengakibatkan kemandulan pada ternak yang diserang.
Kolom (4): Lainnya
Isikan banyaknya sapi dan kerbau betina yang dipotong karena sakit mendadak,
keracunan, dan sebagainya.
Kolom (5): Jumlah
Isikan jumlah kolom 2 s.d. 4 untuk masing-masing rincian.
Jumlah sapi dan kerbau betina di kolom (5) harus sama dengan jumlah sapi dan kerbau
betina pada blok II kolom (3) dan (6).
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 81
BLOK VII. KETERANGAN RESPONDEN
Blok VII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai responden.
BLOK VIII. KETERANGAN PETUGAS
Blok VIII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai petugas, baik petugas
pencacah maupun pengawas/pemeriksa.
BLOK IX. CATATAN
Blok IX disediakan untuk mencatat hal–hal yang dianggap perlu sebagai tambahan
informasi dalam pengisian daftar ini.
Tuliskan nama dan jabatan petugas RPH dengan lengkap dan jelas menggunakan
huruf balok, kemudian bubuhkan tanda tangan dan stempel RPH.
Tuliskan nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tanda tangan pencacah pada
rincian 1 sampai dengan 3, serta nama pengawas/pemeriksa, tanggal
pengawasan/ pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai
dengan 6.
82 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
5.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR-RPH
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Rincian 1 s.d 4 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan
Periksa apakah isian nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan
kodenya sudah sesuai dan terisi dengan benar.
Rincian 5: Data yang Dilaporkan
Periksa apakah isian triwulan dan tahun pelaporan sudah terisi dengan benar sesuai
dengan triwulan dan tahun yang dilaporkan pada blok I.
Rincian 6: Nomor Urut RPH
Berikan nomor urut RPH sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila RPH tersebut
aktif tetapi belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori dengan nomor urut
melanjutkan dari nomor urut sebelumnya. Sedangkan bila RPH tersebut tutup/tidak aktif,
maka tuliskan kata TUTUP pada direktori.
Rincian 7: Nama Lengkap RPH
Periksa apakah nama RPH sudah ditulis dengan jelas menggunakan huruf balok.
Rincian 8: Alamat Lengkap RPH
Periksa apakah alamat RPH berikut kode pos, telepon, dan fax sudah ditulis dengan
lengkap dan jelas.
BLOK II. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
1. Periksa konsistensi kolom (4) = kolom (2) + kolom (3).
2. Periksa konsistensi kolom (7) = kolom (5) + kolom (6).
BLOK III. KETERANGAN ASAL TERNAK YANG DIPOTONG
1. Periksa apakah jumlah ternak, nama kab/kota asal ternak, dan kodenya sudah terisi
dengan benar.
2. Kolom (15) = kolom (2) + kolom (3) + kolom (6) + kolom (9) + kolom (12).
BLOK IV. RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
1. Periksa kewajaran isian rata-rata berat ternak hidup dan produksi hasil pemotongan.
2. Isian kolom (2) > jumlah kolom (3) s.d. (6).
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 83
BLOK V. RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
Periksa apakah isian rata-rata harga ternak hidup dan produksi karkas, jeroan, kulit basah,
dan produksi lainnya sudah sesuai dengan harga pasar.
BLOK VI. JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT
ALASAN PEMOTONGAN
Periksa apakah isian jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong sudah benar. Kolom (5)
pada Blok VI harus sama dengan isian jumlah di kolom (3) dan (6) di blok II.
BLOK VII. KETERANGAN RESPONDEN
Periksa apakah nama dan jabatan petugas RPH serta tanda tangan dan stempel RPH
sudah terisi dengan lengkap dan jelas.
BLOK VIII. KETERANGAN PETUGAS
Periksa apakah isian nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tandatangan pencacah
pada rincian 1 s.d. 3, serta nama pengawas/pemeriksa, tanggal pengawasan/pemeriksaan,
dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 s.d. 6 sudah terisi dengan benar dan jelas.
BLOK IX. CATATAN
Periksa isian catatan blok IX yang berkaitan dengan pengisian daftar.
5.4 DATA YANG DISAJIKAN DARI DAFTAR-RPH
Hasil pengumpulan data dari Daftar-RPH akan disajikan dalam bentuk buku
(publikasi) Statistik Pemotongan Ternak. Dalam publikasi disajikan tabel-tabel sebagai
berikut:
1. Jumlah ternak yang dipotong di Rumah Potong Hewan dan di Luar Rumah Potong
Hewan yang dilaporkan menurut jenisnya.
2. Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi dan
triwulan tahun (t).
3. Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi,
jenis kelamin, dan triwulan tahun (t).
4. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
5. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
6. Jumlah ternak yang dipotong menurut wilayah asal ternak.
84 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
5.4 CONTOH KUESIONER RPH
RAHASIA DAFTAR RPH
1. Provinsi :
2. Kabupaten/Kota*) :
3. Kecamatan :
4. Desa/Kelurahan *) :
5. Data yang Dilaporkan : Triwulan …………Tahun ………
6.Nomor urut Rumah Potong Hewan : Diisi di BPS
7. Nama Lengkap Rumah Potong Hewan :
8. Alamat Lengkap Rumah Potong Hewan :
*) Coret yang tidak perlu
Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan peternakan
▼ Dasar Hukum
Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kerahasiaan
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kewajiban Responden
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
▼ Tujuan
LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
Perhatian: Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun
Bila memerlukan keterangan lebih lanjut, hubungi :
Subdirektorat Statistik Peternakan, Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
Telp. (021) 3810291-5, 3841195 ext. 5210
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 85
DAFTAR RPH
BLOK II : JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
- Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH dan di luar RPH yang dilaporkan menurut jenis selama triwulan laporan.
Pemotongan ternak yang dicatat adalah pemotongan ternak di RPH dan di luar RPH yang dilaporkan kepada petugas di RPH.
BLOK III : KETERANGAN ASAL TERNAK YANG DIPOTONG- Isikan jumlah dan asal ternak yang dipotong. Penulisan asal ternak adalah nama dan kode kab/kota serta kode prov.
Isian Blok III kolom (15) harus sama dengan isian Blok II kolom (4) dan kolom (7).
Lanjutan Blok III
BLOK IV : RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Kulit Basah
(5)
Jenis Ternak
(1)
1. Sapi
(3)
5. Domba
6. Babi
Berat Ternak Hidup
(Kg)
6. Babi
4. Kambing
Rata-rata berat dituliskan dalam kilogram (Kg) bilangan bulat.
- Isikan rata-rata berat ternak hidup, karkas, jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per ekor menurut jenis ternak.
(12)
Jumlah
(Ekor)
. . . . . . . . . . . . . . . .
(15)
(4)
JeroanKarkas
Produksi (Kg)
Lainnya
(6)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah Kol
(2)+(3)+(6)+
(9)+(12)
Di Luar RPH
Betina
(6)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
(7)
Dari Kab/Kota Lain (II)
Jumlah
(Ekor)Nama Kab/Kota
Kode (Diisi di BPS)
(8)(6)
5. Domba
Jumlah
(4)
6. Babi
(5)
Jumlah
(Ekor)Nama Kab/Kota
Kode (Diisi di BPS)
(9) (10)
Dari Kab/Kota Lain (IV)
2. Kerbau
3. Kuda
4. Kambing
Nama Kab/KotaKode
(Diisi di BPS)
(11) (13) (14)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
1. Sapi
(1)
. . . . . . . . . . . . . . . .
(4)
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Nama Kab/Kota
Dari Kab/Kota Lain (I)
Jantan
(5)
Kode (Diisi di BPS)
Jumlah
(7)
Jenis Ternak
(1) (2)
Di RPH
Jantan Betina
(3)
1. Sapi
2. Kerbau
3. Kuda
4. Kambing
(2)
2. Kerbau
6. Babi
(1)
1. Sapi
Jenis Ternak
Dari Kab/Kota Lain (III)
3. Kuda
4. Kambing
5. Domba
2. Kerbau
3. Kuda
5. Domba
Jenis Ternak
Berasal dari
Kab/Kota ini
(Ekor)
(2)
Jumlah
(Ekor)
(3)
2
86 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
DAFTAR RPH
BLOK V : RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN- Isikan rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas per Kg, jeroan per Kg, kulit basah per Kg dan produksi lainnya per Kg
dalam rupiah, menurut jenis ternak.
Rata-rata harga diisikan berdasarkan harga yang berlaku selama triwulan laporan.
BLOK VI : JUMLAH SAPI & KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT ALASAN PEMOTONGAN- Isikan jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong karena tidak produktif di kolom (2), positif brucellosis di kolom (3), lainnya di
kolom (4) dan jumlah di kolom (5).
Catatan : Jumlah sapi dan kerbau betina yang diisikan pada Blok VI kolom (5) harus sama dengan jumlah sapi
dan kerbau betina Blok II kolom (3) dan kolom (6).
BLOK VII : KETERANGAN RESPONDEN BLOK VIII : KETERANGAN PETUGAS
1. Nama Petugas RPH 1. Nama Pencacah
2. Jabatan/NIP 2. Tgl Pencacahan
3. 3. Tanda Tangan
4. Nama Pemeriksa
5. Tgl Pemeriksaan
6. Tanda Tangan
Keterangan Asal Ternak:
Jika ternak yang dipotong berasal dari luar negeri (import) maka nama kab/kota diisi dengan nama nagara asal ternak, kode
kab/kota diisi '999' sedangkan kode prov diisi '99'
RPH adalah : semua tempat pemotongan hewan/ternak yang mempunyai bangunan permanen atau semi permanen yang
khusus digunakan untuk tempat pemotongan hewan/ternak yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai RPH
Rumah potong ayam/unggas tidak dicakup pada penerbitan ini
Karkas adalah : seluruh daging dan tulang dari ternak yang dipotong tanpa kepala, jeroan dan kaki bagian bawah
Jeroan adalah : organ tubuh bagian dalam dari ternak yang dipotong serta dimanfaatkan
Kulit Basah adalah : organ tubuh bagian luar (kecuali babi) dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah
Produksi Lainnya adalah : kepala, tanduk, darah, dan kaki bagian bawah
Alasan pemotongan:
- Tidak produktif/majir adalah : ternak yang tidak dapat memperoleh keturunan, baik secara alami atau buatan
- Positif Brucellosis adalah : jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular, serta dapat mengakibatkan keman-
dulan pada ternak yang diserang (ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan medis)
- Lainnya adalah : seperti sakit mendadak, keracunan, dan sebagainya
BLOK IX : CATATAN
1. Sapi
(1)
Tanda Tangan dan Cap
2. Kerbau
(2)
Jenis Ternak
6. Babi
Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis
5. Domba
4. Kambing
3. Kuda
2. Kerbau
(5) (6)
1. Sapi
(1) (2) (3) (4)
per Kg per Kg per Kg Lainnya per Kg
Jenis Ternak
Harga (Rp)
Ternak Hidup Karkas Jeroan Kulit Basah Produksiper Ekor
(3)
Lainnya Jumlah
(4) (5)
3
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 87
Tata cara pengisian Daftar-Keurmaster sama
dengan tata cara pengisian Daftar-RPH pada bab V
BAB
LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK (DAFTAR-KEURMASTER)
6.1 PENDAHULUAN
6.1.1 Tujuan
Daftar-Keurmaster digunakan untuk memperoleh data produksi ternak di luar Rumah
Pemotongan Hewan yang dilaporkan setiap triwulan ke keurmaster yang tidak bertugas di
RPH tetapi mempunyai tugas untuk mencatat pemotongan ternak. Data yang dicatat
mencakup jumlah ternak yang dipotong, rata-rata berat ternak hidup dan produksi hasil
pemotongan, rata-rata harga ternak hidup dan produksi hasil pemotongan serta jumlah
sapi dan kerbau betina yang dipotong menurut alasan pemotongan. Satu daftar-
Keurmaster digunakan untuk mencatat keterangan dari keurmaster.
6.1.2 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar-Keurmaster meliputi 8 (delapan) blok,
yaitu :
Blok I : Keterangan Umum
Blok II : Jumlah Ternak yang Dipotong
Blok III : Rata-rata Berat Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan
Blok IV : Rata-rata Harga Ternak Hidup dan Produksi Hasil Pemotongan
Blok V : Jumlah Sapi dan Kerbau Betina yand Dipotong Menurut Alasan Pemotongan
Blok VI : Keterangan Responden
Blok VII : Keterangan Petugas
Blok VIII : Catatan
6.2 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR-KEURMASTER
VI
88 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
BLOK I. KETERANGAN UMUM
Rincian 1 s.d 4 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan
Tuliskan nama provinsi pada rincian 1, kabupaten/kota pada rincian 2, kecamatan pada
rincian 3, desa/kelurahan pada rincian 4 sesuai dengan wilayah tugas. Isikan juga kodenya
pada kotak yang tersedia.
Rincian 5: Data yang Dilaporkan
Tuliskan triwulan dan tahun pelaporan kemudian pindahkan isiannya ke kotak yang
tersedia.
Rincian 6: Nomor Urut Keurmaster
Nomor urut keurmaster diisi di BPS.
Rincian 7: Nama Lengkap Keurmaster
Tuliskan nama lengkap keurmaster secara jelas menggunakan huruf balok.
Rincian 8: Alamat Tempat Tinggal Keurmaster
Tuliskan dengan jelas alamat tempat tinggal keurmaster berikut kode pos, telepon, dan fax
selengkap-lengkapnya.
BLOK II. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
Blok II digunakan untuk mencatat ternak yang dipotong di luar RPH selama triwulan
laporan menurut jenis ternak.
Kolom (1): Jenis Ternak
Jenis ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.
Kolom (2): Jantan
Isikan jumlah ternak jantan yang dipotong diluar RPH.
Kolom (3): Betina
Isikan jumlah ternak betina yang dipotong di luar RPH.
Kolom (4): Jumlah
Isikan jumlah kolom 2 dan 3.
BLOK III. RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
Blok III digunakan untuk mencatat rata-rata berat ternak hidup, karkas, jeroan, kulit
basah, dan produksi lainnya menurut jenis ternak.
Cara pengisian lihat halaman 79
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 89
BLOK IV. RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
Blok IV digunakan untuk mencatat rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas,
jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per Kg menurut jenis ternak.
BLOK V. JUMLAH SAPI DAN KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT
ALASAN PEMOTONGAN
Blok V digunakan untuk mencatat keterangan tentang jumlah sapi dan kerbau betina
yang dipotong karena tidak produktif, positif Brucellosis, dan lainnya.
BLOK VI. KETERANGAN RESPONDEN
Blok VI digunakan untuk mencatat keterangan mengenai keurmaster.
BLOK VII. KETERANGAN PETUGAS
Blok VII digunakan untuk mencatat keterangan mengenai petugas, baik petugas
pencacah maupun pengawas/pemeriksa.
BLOK VIII. CATATAN
Blok VIII digunakan untuk mencatat hal–hal yang dianggap perlu sebagai tambahan
informasi dalam pengisian daftar ini.
Tuliskan nama keurmaster dengan lengkap dan jelas menggunakan huruf balok
kemudian bubuhkan tanda tangan dan cap.
Tuliskan nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tanda tangan pencacah pada
rincian 1 sampai dengan 3, serta nama pengawas/pemeriksa, tanggal
pengawasan/ pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai
dengan 6.
Cara pengisian lihat halaman 79
Cara pengisian lihat halaman 80
90 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
6.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR-KEURMASTER
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Rincian 1 s.d 4 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan
Periksa apakah isian nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan
kodenya sudah sesuai dan terisi dengan benar.
Rincian 5: Data yang Dilaporkan
Periksa apakah isian triwulan dan tahun pelaporan sudah terisi dengan benar sesuai
dengan triwulan dan tahun yang dilaporkan pada blok I.
Rincian 6: Nomor Urut Keurmaster
Berikan nomor urut keurmaster sesuai dengan yang ada pada direktori. Apabila keurmaster
tersebut aktif tetapi belum ada di direktori, maka tambahkan pada direktori, dengan nomor
urut melanjutkan dari nomor urut sebelumnya. Sedangkan bila keurmaster tersebut
tutup/tidak aktif, maka tuliskan kata TUTUP pada direktori.
Rincian 7: Nama Lengkap Keurmaster
Periksa apakah nama keurmaster sudah ditulis dengan jelas menggunakan huruf balok.
Rincian 8: Alamat Tempat Tinggal Keurmaster
Periksa apakah alamat keurmaster berikut kode pos, telepon, dan fax sudah ditulis dengan
lengkap dan jelas.
BLOK II. JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
Kolom (2), (3), (4): Jumlah Ternak yang dipotong di luar RPH
Periksa konsistensi kolom (4) = kolom (2) + kolom (3).
BLOK III. RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
1. Periksa kewajaran isian rata-rata berat ternak hidup dan produksi hasil pemotongan.
2. Isian kolom (2) > jumlah kolom (3) s.d. (6).
BLOK IV. RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL
PEMOTONGAN
Periksa apakah isian rata-rata harga ternak hidup dan produksi karkas, jeroan, kulit basah,
dan produksi lainnya sudah sesuai dengan harga pasar.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 91
BLOK V. JUMLAH PEMOTONGAN SAPI DAN KERBAU BETINA MENURUT ALASAN
PEMOTONGAN
Periksa apakah isian sapi dan kerbau betina yang dipotong sudah benar. Isian kolom (5)
pada Blok V harus sama dengan isian jumlah di kolom (3) di Blok II.
BLOK VI. KETERANGAN RESPONDEN
Periksa apakah nama keurmaster serta tanda tangan dan stempel sudah terisi dengan
lengkap dan jelas.
BLOK VII. KETERANGAN PETUGAS
Periksa apakah isian nama pencacah, tanggal pencacahan, dan tanda tangan pencacah
pada rincian 1 sampai dengan 3, serta nama pengawas/pemeriksa, tanggal
pengawasan/pemeriksaan, dan tanda tangan pengawas pada rincian 4 sampai dengan 6
sudah terisi dengan benar dan jelas.
BLOK VIII. CATATAN PETUGAS
Periksa apakah pada blok ini ada catatan dari petugas yang berkaitan dengan pengisian
daftar.
6.4 DATA YANG DISAJIKAN DARI DAFTAR-RPH
Hasil pengumpulan data dari Daftar-RPH akan disajikan dalam bentuk buku
(publikasi) Statistik Pemotongan Ternak. Dalam publikasi disajikan tabel-tabel sebagai
berikut:
1. Jumlah ternak yang dipotong di Rumah Potong Hewan dan di Luar Rumah Potong
Hewan yang dilaporkan menurut jenisnya.
2. Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi dan
triwulan tahun (t).
3. Pemotongan ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi) menurut provinsi,
jenis kelamin, dan triwulan tahun (t).
4. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
5. Produksi dari pemotongan ternak menurut provinsi per triwulan 2009.
6. Jumlah ternak yang dipotong menurut wilayah asal ternak.
92 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
6.5 CONTOH KUESIONER KEURMASTER
RAHASIA DAFTAR KEURMASTER
1. Propinsi :
2. Kabupaten/Kota*) :
3. Kecamatan (Wilayah Tugas) :
4. Desa/Kelurahan (Wilayah Tugas)*) :
5. Data yang Dilaporkan : Triwulan …………Tahun ……
: Diisi di BPS
7. Nama Lengkap Keurmaster :
8. Alamat Tempat Tinggal Keurmaster :
*) Coret yang tidak perlu
Memperoleh data statistik yang akurat dan tepat waktu untuk perencanaan pembangunan peternakan
▼ Dasar Hukum
Pengumpulan data ini berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kerahasiaan
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik
▼ Kewajiban Responden
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
LAPORAN TRIWULANAN PEMOTONGAN TERNAK
6. Nomor urut Keurmaster
Telp. (021) 3810291-5, 3841195 ext. 5210
▼ Tujuan
Perhatian: Pengumpulan data ini tidak memungut biaya apapun
Bila memerlukan keterangan lebih lanjut, hubungi :
Subdirektorat Statistik Peternakan, Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 93
DAFTAR KEURMASTER
BLOK II : JUMLAH TERNAK YANG DIPOTONG
- Isikan jumlah ternak yang dipotong di RPH dan di luar RPH yang dilaporkan menurut jenis selama triwulan laporan.
Pemotongan ternak yang dicatat adalah pemotongan ternak di luar RPH yang dilaporkan ke keurmaster yang tidak bertugas di RPH
tetapi mempunyai tugas untuk mencatat pemotongan ternak.
BLOK III : RATA-RATA BERAT TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN
BLOK IV : RATA-RATA HARGA TERNAK HIDUP DAN PRODUKSI HASIL PEMOTONGAN- Isikan rata-rata harga ternak hidup per ekor, karkas per Kg, jeroan per Kg, kulit basah per Kg dan produksi lainnya per Kg
dalam rupiah, menurut jenis ternak.
Rata-rata harga diisikan berdasarkan harga yang berlaku selama triwulan laporan.
2. Kerbau
(2)
1. Sapi
Jenis Ternak
(1)
(5) (6)
3. Kuda
4. Kambing
5. Domba
6. Babi
- Isikan rata-rata berat ternak hidup, karkas, jeroan, kulit basah, dan produksi lainnya per ekor menurut jenis ternak.
Rata-rata berat dituliskan dalam kilogram (Kg) bilangan bulat.
Jenis TernakKulit Basah
5. Domba
(1)
1. Sapi
3. Kuda
4. Kambing
2. Kerbau
(4)
Jantan Betina Jumlah
(3)
Lainnya
Harga (Rp)
6. Babi
(2)
Berat Ternak Hidup
(Kg)
(3) (4)
JeroanKarkas
Produksi (Kg)
Produksi Lainnya
per Kg
4. Kambing
5. Domba
3. Kuda
2. Kerbau
(1)
1. Sapi
(5) (6)
Jenis Ternak
(4)
Karkas per Kg Jeroan per KgKulit Basah
per Kg
6. Babi
Ternak Hidup
per Ekor
(2) (3)
2
94 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
DAFTAR KEURMASTER
BLOK V : JUMLAH SAPI & KERBAU BETINA YANG DIPOTONG MENURUT ALASAN PEMOTONGAN- Isikan jumlah sapi dan kerbau betina yang dipotong karena tidak produktif di kolom (2), positif brucellosis di kolom (3), lainnya di
kolom (4) dan jumlah di kolom (5).
Catatan : Jumlah sapi dan kerbau betina yang diisikan pada Blok V kolom (5) harus sama dengan jumlah sapi
dan kerbau betina Blok II kolom (3).
BLOK VI : KETERANGAN RESPONDEN BLOK VII : KETERANGAN PETUGAS
1. Nama Keurmaster 1. Nama Pencacah
2. Tanda Tangan dan Cap 2. Tgl Pencacahan
3. Tanda Tangan
4. Nama Pemeriksa
5. Tgl Pemeriksaan
6. Tanda Tangan
Keurmaster adalah :
Karkas adalah : seluruh daging dan tulang dari ternak yang dipotong tanpa kepala, jeroan dan kaki bagian bawah
Jeroan adalah : organ tubuh bagian dalam dari ternak yang dipotong serta dimanfaatkan
Kulit Basah adalah : organ tubuh bagian luar (kecuali babi) dari ternak yang dipotong dalam keadaan basah
Produksi Lainnya adalah : kepala, tanduk, darah, dan kaki bagian bawah
Alasan pemotongan:
- Tidak produktif/majir adalah : ternak yang tidak dapat memperoleh keturunan, baik secara alami atau buatan
- Positif Brucellosis adalah :
- Lainnya adalah : seperti sakit mendadak, keracunan, dan sebagainya
BLOK VIII : CATATAN
2. Kerbau
(1) (2) (3) (5)
petugas (biasanya pegawai Dinas Peternakan atau Pemda setempat) yang diberi wewenang untuk
memeriksa kesehatan ternak sebelum dipotong (ante mortem), memeriksa daging ternak setelah
dipotong apakah cukup layak untuk dikonsumsi (post mortem), memungut retribusi, pajak potong,
dan sebagainya
jenis penyakit kelamin pada ternak yang dapat menular, serta dapat mengakibatkan keman-
dulan pada ternak yang diserang (ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan medis).
Jenis Ternak Tidak Produktif/Majir Positif Brucellosis Lainnya Jumlah
(5)
1. Sapi
3
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 95
BAB
ESTIMASI POPULASI DAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
7.1 SURVEI RUMAH TANGGA PETERNAKAN (SPN)
Salah satu target pembangunan di subsektor peternakan adalah meningkatkan
produksi peternakan serta pendapatan yang berasal dari peternakan. Untuk itu sangat
diperlukan perbaikan perencanaan pembangunan peternakan yang didasari oleh kualitas
data populasi dan produksi yang akurat dan mutakhir.
Penghitungan populasi dan produksi ternak selama ini dilakukan Direktorat Jenderal
Peternakan dan Dinas Peternakan Daerah dengan cara melakukan kompilasi laporan dari
tingkat kabupaten/kota. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, pelaporan data
peternakan yang selama ini dilakukan, sudah tidak seperti yang diharapkan.
Untuk memenuhi kebutuhan data produksi dan populasi secara rutin, setiap tahun
Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Survei Perusahaan Peternakan dan Rumah
Potong Hewan (RPH)/Keurmaster. Sedangkan populasi dan produksi peternakan yang
diusahakan oleh rumah tangga secara lengkap dikumpulkan melalui Sensus Pertanian
setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Pertanian yang terakhir dilaksanakan adalah Sensus
Pertanian 2003 (ST03). Hasil ST03 digunakan sebagai kerangka sampel untuk survei
survei selanjutnya.
Dengan terbatasnya ketersediaan data peternakan baik yang dihasilkan BPS
maupun Direktorat Jenderal Peternakan, maka diperlukan suatu sistem pendataan
peternakan yang mantap, kontinyu dan “satu data” (BPS, Direktorat Jenderal Peternakan,
dan Dinas Peternakan Daerah). Sebagai langkah awal adalah dengan memperbaiki
metode estimasi populasi dan produksi ternak yang dikuasai rumah tangga yaitu dengan
melakukan Survei Rumah Tangga Peternakan (SPN) yang bertujuan untuk memperoleh
dinamika perubahan populasi ternak yang terjadi di rumah tangga. SPN merupakan
kerjasama BPS dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Pusat Data Informasi
Pertanian Departemen Pertanian (Ditjennak dan Pusdatin Deptan) pada tahun 2006 -
2009, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut.
a. SPN06
SPN06 merupakan bentuk kegiatan yang dilaksanakan atas dasar perjanjian
kerjasama Kuasa Swakelola antara Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan, Deptan
VII
96 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
dengan Direktorat Statistik Pertanian, BPS. Berdasarkan kesepakatan kerjasama tersebut,
pihak yang memberi Kuasa Swakelola adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan,
Deptan, penanggungjawab atas pelaksanaan dan hasil kerjasama kuasa swakelola adalah
Direktorat Statistik Pertanian, BPS.
SPN06 bertujuan untuk mendapatkan parameter dalam penghitungan estimasi
populasi dan produksi ternak di tingkat provinsi dengan biaya APBN Pusat. SPN06
dilaksanakan pada Bulan Agustus 2006 di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah
sampel sebanyak 50.000 rumah tangga usaha peternakan. Komoditas yang dicakup dalam
SPN06 meliputi 11 (sebelas) jenis ternak yaitu:
1. Sapi Potong 5. Domba 9. Ayam Ras Petelur
2. Sapi Perah 6. Babi 10. Ayam Ras Pedaging
3. Kerbau 7. Kuda 11. Itik/Itik Manila
4. Kambing 8. Ayam Buras
Jenis data yang dikumpulkan:
1. Sarana usaha peternakan
2. Jumlah ternak menurut status penguasaan
3. Jumlah ternak menurut umur dan jenis kelamin
4. Jumlah ternak menurut rumpun ternak
5. Jumlah ternak menurut golongan produktivitas
6. Jumlah ternak yang dilakukan inseminasi
7. Mutasi ternak selama setahun
8. Produksi ternak
9. Pendapatan rumah tangga peternakan
10. Kenggotaan koperasi dan kelompok peternak
Keterbatasan pelaksanaan SPN06 diantaranya adalah:
1. Jumlah sampel 50.000, cakupan wilayah sebanyak 33 provinsi dan 11 komoditas
ternak tidak mencukupi untuk sepenuhnya melakukan estimasi pada tingkat provinsi.
2. Pergantian blok sensus dikarenakan daerah yang sulit dijangkau, hal ini disebabkan
tidak tersedianya biaya operasional daerah sulit.
3. Non respon yang disebabkan oleh jawaban responden, yang umumnya tidak
mempunyai catata khusus untuk kegiatan usaha peternakan.
4. Sampel SPN06 hanya untuk estimasi parameter di tingkat provinsi tidak menghasilkan
estimasi populasi ternak. Penghitungan populasi ternak dilakukan dengan
menggunakan parameter mutasi dan untuk angka populasi awal (Po) menggunakan
populasi hasil Sensus Pertanian 2003.
5. Kerjasama SPN06 masih dilaksanakan di tingkat pusat yang mengakibatkan daerah
kurang merasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap data yang dihasilkan.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 97
b. SPN07
SPN07 merupakan bentuk kegiatan yang dilaksanakan atas dasar Perjanjian
Swakelola Instansi Pemerintah lain/Non Swadana (antara Sekretariat Direktorat Jenderal
Peternakan, Departemen Pertanian (Deptan) dengan Direktorat Statistik Pertanian, Badan
Pusat Statsitik (BPS)). Berdasarkan kesepakatan kerjasama tersebut, pihak yang memberi
Kuasa Swakelola adalah Sekretariat Ditjen Peternakan, Deptan, penanggungjawab atas
pelaksanaan dan hasil kerjasama kuasa swakelola adalah Direktorat Statistik Pertanian,
BPS.
SPN07 bertujuan untuk mendapatkan parameter dalam penghitungan estimasi
populasi dan produksi ternak di tingkat provinsi dengan biaya APBN yang dialokasikan
pada dana dekonsentrasi dinas untuk biaya kegiatan di daerah. SPN07 dilaksanakan pada
Bulan Juli 2007 di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 75.000
rumah tangga usaha peternakan. Komoditas yang dicakup dalam SPN07 meliputi 14
(empat belas) jenis ternak yaitu:
1. Sapi Potong 6. Babi 11. Itik/Itik Manila
2. Sapi Perah 7. Kuda 12. Kelinci
3. Kerbau 8. Ayam Buras 13. Merpati
4. Kambing 9. Ayam Ras Petelur 14. Burung Puyuh
5. Domba 10. Ayam Ras Pedaging
Jenis data yang dikumpulkan:
1. Tujuan utama pengusahaan ternak
2. Jumlah ternak menurut umur dan jenis kelamin
3. Jumlah ternak menurut golongan produktivitas
4. Jumlah ternak yang dilakukan inseminasi
5. Mutasi ternak selama setahun
Keterbatasan pelaksanaan SPN07 diantaranya adalah:
1. Jumlah sampel 75.000, cakupan wilayah sebanyak 33 provinsi dan 14 komoditas
ternak tidak mencukupi untuk sepenuhnya melakukan estimasi pada tingkat provinsi,
mengingat penambahan sampel diikuti dengan penambahan komoditas yang sebaran
tidak merata.
2. Pergantian blok sensus dikarenakan daerah yang sulit dijangkau, hal ini disebabkan
tidak tersedianya biaya operasional daerah sulit.
3. Non respon yang disebabkan oleh jawaban responden, yang umumnya tidak
mempunyai catatan khusus untuk kegiatan usaha peternakan.
4. Angka populasi awal (Po) yang digunakan untuk estimasi populasi tidak dihasilkan
dari SPN07 melainkan data dari populasi akhir tahun 2006 hasil SPN06 atau dari
98 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
populasi akhir tahun 2006 ditetapkan oleh Dinas Peternakan Provinsi dan BPS
Provinsi.
5. Jadwal kegiatan yang tidak serentak antar daerah akibat dari realisasi pencairan
anggaran yang tidak sama, sehingga mempengaruhi target waktu penyelesaian
kegiatan
6. Pemahaman tentang arti penting data di masing-masing daerah dirasa masih belum
memadai sehingga respon dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan masih rendah.
c. SPN08
Kegiatan SPN08 merupakan penyempurnaan hasil-hasil yang diperoleh dari SPN07
yang bertujuan untuk:
1. Memperoleh angka parameter populasi dan produksi ternak pada tingkat
kabupaten/kota.
2. Mendapatkan benchmark data peternakan yang akan digunakan sebagai dasar
estimasi untuk survei peternakan pada tahun berikutnya sampai tahun 2013.
Survei Rumah Tangga Peternakan 2008 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia,
mencakup semua rumah tangga yang berusaha di subsektor peternakan di dalam blok
sensus terpilih dengan jumlah sampel sebanyak 42.371 Blok Sensus. Kegiatan kerjasama
SPN08 tidak hanya dilaksanakan di pusat melainkan sampai tingkat kabupaten/kota.
Pembiayaan SPN08 adalah biaya patungan baik pusat maupun daerah yaitu untuk biaya
pelatihan petugas merupakan alokasi biaya dari APBD Kabupaten/Kota. APBD Provinsi
dialokasikan untuk pembiayaan pemeriksaan dokumen dan entry data di provinsi. APBN
pusat yang dilokasikan pada dana dekonsentrasi dinas untuk pembiayaan pelaksanaan
lapangan. Sedangkan biaya pengolahan adalah alokasi dari Pusdatin Deptan. Komoditas
yang dicakup dalam SPN08 meliputi 12 (dua belas) jenis ternak yaitu:
1. Sapi Potong 5. Domba 9. Ayam Ras Petelur
2. Sapi Perah 6. Babi 10. Ayam Ras Pedaging
3. Kerbau 7. Kuda 11. Itik
4. Kambing 8. Ayam Buras 12. Itik Manila
Jenis data yang dikumpulkan:
1. Tujuan utama pengusahaan ternak
2. Jumlah ternak menurut umur dan jenis kelamin
3. Jumlah ternak betina dewasa yang dilakukan inseminasi buatan (IB)
4. Produksi dan harga rata-rata komoditi telur dan susu
5. Mutasi ternak selama setahun yang lalu
6. Luas lahan menurut penggunaan pada saat pencacahan
7. Biaya/input pengusahaan ternak selama setahun yang lalu
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 99
d. SPN09
Penetapan parameter yang akan digunakan sampai 2013 dan konversi karkas.
7.1 PEMANFAATAN HASIL SPN08
Dengan dilaksanakannya SPN, maka pengumpulan dan penyajian data peternakan
mulai masuk ke dalam Sistem Perstatistikan Nasional (SSN). Hal ini karena data diperoleh
dari satu survei yang menggunakan teknik statistik dan konsep definisi serta prosedur
seragam, maka data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan dan dibandingkan
antar provinsi secara nasional maupun internasional, serta dapat diukur tingkat
simpangannya. Disamping itu pengumpulan data SPN diawali dengan pelatihan yang
bertujuan untuk menyeragamkan konsep definisi dan teknis lapangan yang bertujuan
untuk mereduksi non sampling error. Pertimbangan lain diantaranya:
a. Pelaksanaan SPN Memenuhi Prinsip Dasar Official Statistics
- Data dikumpulkan dan disusun berdasarkan ketidak-berpihakan (imparsialitas).
- Semua objek penelitian dalam SPN mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih (random).
- Koordinasi perstatistikan antar instansi di dalam negeri untuk mencapai
konsistensi dan efisiensi dalam Sistem Statistik Nasional.
- Penggunaan konsep, klasifikasi, metodologi yang internationally comparable oleh
lembaga statistik untuk meningkatkan konsistensi, efisiensi dari sistem statistik
pada semua tingkatan
- Interpretatif
b. Validitas Instrumen Pengumpulan Data
- Intrumen pengumpulan data mempunyai validitas tinggi yaitu data yang dihasilkan
mencerminkan kondisi objek sebenarnya, untuk itu biasanya dilakukan uji
validitas yaitu sebuah tes yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
- Validitas rincian pertanyaan (Tabel 1), terlihat bahwa koefisien korelasi setiap
variabel mutasi terhadap nilai total semuanya di atas 30%, signifikansi dapat
dilihat dari hasil uji statistik (nilai Sig. tidak ada yang lebih dari α). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel mutasi, valid.
100 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Parameter Mutasi Ternak
c. Realibilitas Instrumen Pengumpulan Data
Suatu instrumen akan reliabel apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya.
Instrumen dikatakan reliabel jika nilai ri lebih dari atau sama dengan 60%
8604,0755,1
51,1
755,01
)755,0(2
1
2
b
bi
r
rr
Karena koefisien ri (= 0,8604) lebih dari 60% maka dapat disimpulkan bahwa variabel
mutasi reliabel.
Tabel 2. Lembar Kerja Uji Reliabilitas Variabel Parameter Mutasi Ternak
d. Penggunaan Konsep Definisi
Penyusunan konsep definisi dilakukan bersama dengan Direktorat Teknis
Peternakan dan Pusdatin Deptan, Instrumen dan konsep definisi selalu disempurnakan
berdasarkan evaluasi hasil lapangan. Untuk menyatukan persepsi dalam konsep definisi
yang digunakan, sebelum pelaksanaan pengumpulan data dilakukan pelatihan secara
berjenjang. Sehingga hasil survei yang diperoleh dari setiap wilayah dapat dibandingkan.
- Populasi
adalah jumlah ternak yang dipelihara rumah tangga pada saat pencacahan (ternak
dagangan tidak dicakup, kecuali dilakukan pemeliharaan minimal selama tiga bulan)
Stok
Akhir
Penju-
alan
Pemo-
tongan
Kema-
tian
Pengu-
rangan
Lain
Pem-
belian
Kela-
hiran
Penam-
bahan
Lain
Stok
Awal
Pearson
Correlation.876
**.719
**.396
**.566
**.327
**.746
**.352
**.530
**.900
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 416430 416430 416430 416430 416430 416430 416430 416430 416430
Total Nilai
Variabel
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Variabel
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 101
- Parameter Mutasi
Pengurangan atau pertambahan sejalan dengan ternak yang dipelihara oleh rumah
tangga selama setahun terhadap stok awal
- Stok awal
Jumlah ternak yang dipelihara setahun yang lalu
- Setahun yang lalu
Setahun yang lalu sampai satu hari sebelum pencacahan
e. Sistem Pengolahan
Informasi dari lapangan direkam dalam file data-base dengan cara entry data yang
dilakukan di daerah, bila data tidak lengkap dapat langsung dikonfirmasi ke petugas. Hasil
entry data dikirim ke pusat untuk dilakukan tabulasi, selanjutnya hasil tabulasi dikirim
kembali ke daerah untuk dilakukan pengecekan kewajaran angka dan konsistensi tabel.
Dengan sistem pengolahan seperti ini, kesalahan (non-sampling error) dapat
diminimalisasikan.
7.3 PARAMETER HASIL SPN
a. Parameter Populasi
Parameter populasi ternak menggunakan ukuran proporsi yang diambil dari mutasi
ternak yang diusahakan rumah tangga selama setahun, yakni persentase setiap unsur
mutasi ternak terhadap stok awal. kecuali untuk ayam ras pedaging proporsi/persentase
diambil dari setiap unsur mutasi terhadap total ternak yang dusahakan selama setahun.
Estimasi Populasi Ternak yang diusahakan rumah tangga dapat dihitung melalui
pergerakan mutasi ternak selama satu tahun dengan formula sbb:
AdBrByRdDtAmSltPtP 11
Pt+1 = Populasi ternak tahun ke-(t+1)
Pt = Populasi Ternak Tahun ke-t (populasi ternak stok awal)
Sl = Parameter Penjualan
Am = Parameter Pemotongan
Dt = Parameter Kematian
Rd = Parameter Pengurangan Lain
By = Parameter Pembelian
Br = Parameter Kelahiran atau Penetasan
Ad = Parameter Penambahan Lain
102 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Data peternakan merupakan salah satu data yang cukup sulit untuk dikumpulkan
mengingat sifat ternak yang dinamis dan mobilitas tinggi. Disamping itu setiap daerah
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga pengumpulan data populasi ternak
dengan pendekatan rumah tangga sangat sulit dilakukan setiap tahun. Untuk memenuhi
kebutuhan estimasi populasi ternak di rumah tangga setiap tahun dilakukan dengan
memanfaatkan parameter hasil SPN08.
b. Parameter Produksi
Produksi hasil peternakan dapat berupa telur, susu, dan atau daging. Dengan
parameter yang dihasilkan SPN08 produksi hasil peternakan pada tahun t+1, dapat
diperkirakan. Untuk menghitung telur atau susu menggunakan parameter produktivitas,
untuk menghitung produksi daging menggunakan parameter (proporsi) ternak betina
produktif. Parameter produktivitas ternak per ekor menggunakan ukuran rata-rata
sedangkan proporsi betina produktif menggunakan ukuran persentase. Proporsi ternak
betina produktif adalah persentase jumlah ternak betina dewasa terhadap total ternak yang
diusahakan rumah tangga.
Parameter produksi ternak yang diperoleh dari SPN08 adalah produksi susu sapi
perah per ekor per tahun, produksi telur per ekor per tahun (untuk ayam buras, ayam ras
petelur, itik, dan itik-manila), dan proporsi ternak betina produktif per tahun.
Estimasi produksi ternak diusahakan rumah tangga dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
- Produksi susu per tahun (PS(rt)):
PS(rt) = (Populasi Sapi Perah) x (% Betina Produktif) x (Produksi susu per Ekor per
Tahun)
- Produksi telur per tahun (PT(rt)):
PT(rt) = (Populasi unggas) x ( % Betina Produktif) x (Produksi telur per Ekor per
Tahun)
- Produksi daging per tahun (PD(rt)):
PD(rt) = (Berat karkas) x (Jumlah pemotongan ternak yang tidak dilaporkan)
Total produksi hasil peternakan disuatu wilayah diperoleh dengan cara
menjumlahkan produksi hasil peternakan yang diusahakan oleh rumah tangga ditambah
dengan hasil produksi di luar rumah tangga. Sehingga rumus produksi susu, telur, atau
daging di suatu wilayah adalah:
- Produksi Susu (PS) = PS(rt) + Produksi Susu selain dari rumah tangga
- Produksi Telur (PT) = PT(rt) + Produksi Telur selain dari rumah tangga
- Produksi Daging (PD) = PD(rt) + Produksi Daging dari RPH dan keurmaster
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 103
Dalam penghitungan estimasi produksi dalam satuan ton digunakan angka konversi
hasil SPN07. Angka konversi nasional hasil SPN07 adalah sebagai berikut:
Konversi telur (butir ke Kg)
Ayam Buras : 19,62 butir = 1 Kg
Ayam Ras Petelur : 16,39 butir = 1 Kg
Itik/Itik Manila : 13,59 butir = 1 Kg
Konversi susu (liter ke kg)
1 liter = 1,0028 Kg
7.4 PENETAPAN PARAMETER SPN08
a. Populasi Awal (Po)
- Populasi hasil SPN08 merupakan hasil listing, yaitu setiap rumah tangga dalam
blok sensus terpilih dicacah secara door to door dan dicatat jumlah ternak yang
dipelihara tanpa melihat tujuan pemeliharaan. Khusus ternak dagangan yang
dicakup hanya ternak dagangan yang dilakukan pemeliharaan lebih dari 3 bulan.
- Populasi hasil SPN08 adalah populasi ternak antar sensus yang merupakan
benchmark data peternakan dapat digunakan sebagai populasi awal (Po) untuk
populasi ternak di rumah tangga, sampai diperoleh data populasi ditingkat rumah
tangga yang lebih lengkap yaitu hasil Sensus Pertanian 2013 .
- Penggunaan Populasi Awal (Pt) dari SPN08 dapat diganti dengan angka populasi
yang diperoleh dari hasil survei yang lebih lengkap dan terkini dari hasil SPN08,
contohnya: untuk Provinsi NAD Populasi Awal (Pt) dapat menggunakan data
populasi dari hasil Pendataan Lengkap Usaha Tani 2009 (PLUT09).
b. Parameter Kelahiran dan Kematian
- Dalam penetapan parameter perlu dilakukan pembahasan dan pengujian
kelayakan parameter untuk digunakan sampai tahun 2013.
- Parameter kelahiran dan kematian dapat dilihat dari tahun ketahun relatif sama
yang menunjukkan pola pemeliharaan ternak oleh rumah tangga statis (Tabel 3).
Berdasarkan hal tersebut maka parameter kelahiran dan kematian hasil SPN08
mencerminkan pertumbuhan ternak di rumah tangga dan dapat digunakan untuk
estimasi populasi ternak di rumah tangga dalam satu wilayah. Dari Tabel 4 dapat
dikatakan bahwa parameter kelahiran ternak besar dari tahun ketahun tidak
berbeda nyata.
104 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Tabel 3. Parameter Kelahiran dan Kematian Ternak (%)
Jenis Ternak Kelahiran Kematian
SPN06 SPN07 SPN08 SPN06 SPN07 SPN08
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sapi Potong 15.81 21.80 22.38 1.51 1.28 1.93
Sapi Perah 23.80 34.41 25.85 1.57 1.25 1.53
Kerbau 15.91 17.65 17.93 1.85 1.49 1.87
Kambing 47.14 44.42 46.09 2.04 2.17 5.35
Domba 31.82 50.16 24.77 3.02 5.55 3.12
Babi 65.13 73.24 95.12 19.07 16.95 19.59
Kuda 21.33 15.19 16.60 2.38 4.93 2.10
Ayam Buras 101.34 189.42 152.40 24.55 31.58 24.59
Ayam Petelur 0.05 00.00 00.00 2.33 5.99 2.95
Ayam Pedaging 00.00 00.00 00.00 5.87 5.13 4.44
Itik 33.52 32.77
18.32 7.73 14.01
5.59
Itik Manila 52.92 17.77
Tabel 4. Hasil Uji Kesamaan Kelahiran dan Kematian Selama Tiga Tahun
2006 v.s. 2007 2007 v.s. 2008 2006 v.s. 2008 2006 v.s. 2007 2007 v.s. 2008 2006 v.s. 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kerbau 0,4471 0,3842 0,0958 0,69856 0,08673 0,41037
Kuda 0,6673 0,3494 0,4553 0,08691 0,01720 0,87164
Sapi Potong 0,0194 0,1224 0,0000 0,70061 0,07879 0,32983
Sapi Perah 0,5211 0,1481 0,4241 0,58916 0,29342 0,14088
Babi 0,7437 0,0338 0,0161 0,73996 0,08373 0,38388
Domba 0,0270 0,0000 0,0044 0,26420 0,03890 0,31951
Kambing 0,0099 0,6600 0,0010 0,18476 0,00001 0,00000
Ayam Buras 0,0000 0,0002 0,0033 0,00008 0,00044 0,27826
Ayam Pedaging - - - 0,00306 0,66173 0,00065
Ayam Petelur - - - 0,95560 0,00011 0,07248
Itik 0,5341 0,0002 0,0001 0,00564 0,00000 0,00978
Itik Manila 0,5341 0,2132 0,0150 0,00564 0,97549 0,00257
Jenis Ternak Nilai Kritis Uji Parameter Kelahiran ( Sig. (2-tailed ) ) Nilai Kritis Uji Parameter Kematian ( Sig. (2-tailed) )
c. Parameter Penjualan dan Pembelian
Parameter penjualan dan pembelian dari tahun ketahun sangat besar perubahannya
(Tabel 5). Dapat dipahami bahwa rumah tangga yang melakukan penjualan dan pembelian
ternak sangat tergantung pada kebutuhan rumah tangga. Kecuali untuk ternak sapi perah
dan ayam petelur, pembelian dan penjualan merupakan penambahan dan pengurangan
barang modal yang kondisinya dipengaruhi produktivitas ternak. Dari Tabel 7, dapat dilihat
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 105
penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh rumah tangga umumnya masih di lingkup
provinsi. Dapat dikatakan penjualan dan pembelian ternak oleh rumah tangga tidak
mencerminkan penambahan dan pengurangan ternak di provinsi (kecuali untuk ayam
ras pedaging).
Tabel 5. Parameter Penjualan dan Pembelian Ternak (%)
Jenis Ternak Penjualan Pembelian
SPN06 SPN07 SPN08 SPN06 SPN07 SPN08
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sapi Potong 21.88 31.54 19.10 15.10 26.09 13.67
Sapi Perah 21.22 31.10 18.21 7.58 11.63 7.03
Kerbau 12.31 15.56 14.24 5.05 9.48 7.34
Kambing 27.38 33.92 27.75 9.80 20.29 11.17
Domba 28.63 35.02 31.04 6.46 10.39 30.98
Babi 45.32 51.26 58.89 22.08 22.43 23.41
Kuda 11.34 11.73 14.69 4.31 5.06 6.81
Ayam Buras 35.02 99.80 104.51 5.21 11.08 22.00
Ayam Petelur 11.57 16.72 23.52 22.04 25.72 30.45
Ayam Pedaging 210.70 93.57 89.39 166.58 0.00 0.00
Itik 39.08 41.04
48.70 41.18 47.18
54.43
Itik Manila 78.94 50.17
Tabel 6. Hasil Uji Kesamaan Variabel Penjualan dan Pembelian Selama Tiga Tahun
Jenis Ternak Nilai Kritis Uji Parameter Penjualan Nilai Kritis Uji Parameter Pembelian
2006 vs 2007 2007 vs 2008 2006 vs 2008 2006 vs 2007 2007 vs 2008 2006 vs 2008
Kerbau 0,940 0,324 0,303 0,032 0,414 0,052
Kuda 0,034 0,483 0,038 0,763 0,033 0,036
Sapi Potong 0,651 0,001 0,216 0,000 0,006 0,000
Sapi Perah 0,134 0,424 0,282 0,969 0,871 0,871
Babi 0,996 0,068 0,044 0,058 0,776 0,012
Domba 0,411 0,182 0,034 0,430 0,010 0,003
Kambing 0,345 0,777 0,397 0,095 0,157 0,686
Ayam Buras 0,000 0,723 0,000 0,021 0,388 0,010
Ayam Pedaging 0,002 0,532 0,002 0,004 0,168 0,006
Ayam Petelur 0,038 0,108 0,257 0,861 0,086 0,409
Itik 0,750 0,060 0,059 0,705 0,048 0,017
Itik Manila 0,750 0,000 0,000 0,705 0,144 0,070
106 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Tabel 7. Parameter Penjualan Menurut Tempatnya (%)
Jenis Ternak Tempat Penjualan
Dalam Provinsi Luar Provinsi
(1) (2) (3)
Sapi Potong 14,03 0,21
Sapi Perah 14,63 0,00
Kerbau 19,30 0,14
Kambing 18,92 0,16
Domba 58,16 0,12
Babi 31,16 0,12
Kuda 27,29 0,12
Ayam Buras 106,30 0,45
Ayam Petelur 75,98 13,66
Ayam Pedaging 23,78 0,24
Itik 50,09 0,28
Itik Manila 76,73 0,43
d. Parameter Penambahan dan Pengurangan Lain
Parameter penambahan adalah ternak yang diperoleh karena pemberian dari pihak
lain sedangkan pengurangan lain adalah ternak yang hilang atau diberikan pada pihak
lain.
Parameter penambahan dan pengurangan dalam rumah tangga dapat dikatakan
sangat kecil sekali persentasenya, dan tidak terjadi secara rutin setiap tahun. Dapat
dikatakan parameter penambahan dan pengurangan tidak mencerminkan penambahan
pengurangan populasi di suatu wilayah.
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 107
Tabel 8. Parameter Penambahan dan Pengurangan Ternak (%)
Jenis Ternak Penambahan Lain Pengurangan Lain
SPN06 SPN07 SPN08 SPN06 SPN07 SPN08
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sapi Potong 2.95 3.19 1.50 0.86 1.88 5.60
Sapi Perah 0.71 1.31 0.68 1.29 1.86 1.16
Kerbau 1.80 3.02 0.64 0.67 1.58 0.77
Kambing 1.71 3.47 1.03 1.43 4.94 5.07
Domba 2.01 2.72 1.09 1.04 1.18 3.54
Babi 1.86 12.15 2.60 2.90 5.78 7.02
Kuda 4.49 3.96 1.58 4.25 2.76 1.52
Ayam Buras 0.63 1.72 0.76 5.48 7.58 9.88
Ayam Petelur 0.19 0.09 0.05 0.10 0.13 0.32
Ayam Pedaging 3.19 0.16 0.27 1.15 0.79 0.41
Itik 0.87 1.64
0.26 1.68 2.76
1.90
Itik Manila 1.24 4.85
e. Parameter Pemotongan Ternak
Parameter pemotongan hasil SPN hanya menggambarkan pemotongan ternak oleh
rumah tangga peternakan, tidak mewakili parameter pemotongan di suatu wilayah.
Parameter pemotongan di suatu wilayah adalah parameter pemotongan tercatat dan tidak
tercatat. Parameter pemotongan tercatat di suatu wilayah diperoleh dari RPH dan
Keurmaster (Survei triwulanan BPS). Parameter pemotongan tidak tercatat oleh rumah
tangga dapat terwakili oleh parameter pemotongan tidak tercatat hasil SPN.
Tabel 9. Parameter Pemotongan Hasil SPN (%)
Jenis Ternak
Pemotongan di RPH/TPH Pemotongan di Luar RPH/TPH
SPN06 SPN07 SPN08
Dilaporkan ke
Keurmaster
Tidak Dilaporkan ke
Keurmaster
SPN06 SPN07 SPN08 SPN06 SPN07 SPN08
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Sapi Potong 0.03 0.10 1.60 0.06 0.15 0.05 0.69 0.63 0.58
Sapi Perah 0.00 0.05 0.66 0.20 0.03 0.01 0.27 0.18 0.21
Kerbau 0.01 0.01 1.70 0.27 0.10 0.09 0.51 1.44 0.71
Kambing 0.02 0.06 2.67 0.12 0.03 0.03 2.43 4.80 2.21
Domba 0.01 0.07 0.73 0.40 0.02 0.05 0.95 2.08 1.80
Babi 0.02 0.37 4.77 0.55 0.21 0.18 9.55 11.72 8.54
Kuda 0.00 0.98 1.44 0.00 0.17 0.01 0.61 1.34 0.65
108 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Tabel 10. Estimasi Pemotongan Ternak Suatu Wilayah
Jenis Ternak
Pemotongan Ternak
Tidak Tercatat
Oleh Rumah
Tangga
Peternakan
(Estimasi dari
Parameter SPN X
Populasi)
Dari Laporan di
RPH &
Keurmaster
(Survei
Triwulanan BPS)
Tidak Tercatat
Selain Rumah
Tangga dan
Laporan RPH
(?)
Jumlah
Kol (2 + 3 + 4)
(1) (2) (3) (4) (5)
Sapi Potong 8.851 1.194.474 ? 1.203.325
Sapi Perah 1.109 0 ? 1.109
Kerbau 10.247 91.159 ? 101.406
Kambing 281.569 636.515 ? 918.084
Domba 100.988 272.917 ? 373.905
Babi 493.947 777.478 ? 1.271.425
Kuda 1.908 3.420 ? 5.328
7.5 ESTIMASI POPULASI TERNAK SUATU WILAYAH
Populasi ternak di satu wilayah tidak hanya berasal dari ternak yang ada di rumah
tangga melainkan termasuk juga ternak yang diusahakan selain oleh rumah tangga yaitu
dari perusahaan, yayasan, pesantren, dan lainnya. Untuk itu dalam melakukan estimasi
populasi ternak di satu wilayah tidak hanya melakukan estimasi ternak di rumah tangga
tetapi juga perlu melakukan estimasi ternak selain yang ada di rumah tangga. Untuk ternak
yang diusahakan oleh perusahaan dalam satu wilayah maka dapat dimanfaatkan data
populasi ternak hasil survei tahunan perusahaan peternakan yang dilakukan BPS.
Demikian pula untuk jumlah ternak yang dipotong sangat mempengaruhi populasi
ternak yang ada. Estimasi pemotongan ternak dapat dilakukan dengan memanfaatkan
parameter pemotongan SPN08 dan laporan triwulanan pemotongan ternak pada RPH dan
Keurmaster .
Dengan memanfaatkan parameter hasil SPN08, hasil Survei Perusahaan
Peternakan, RPH, dan Keurmaster maka estimasi populasi ternak di satu wilayah dapat
dilakukan sebagai berikut:
Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan 109
Estimasi populasi ternak di wilayah:
1. Estimasi populasi ternak di rumah tangga.
Populasi ini dapat digunakan sebagai Populasi Awal (Pt) pada rumus estimasi
populasi ternak di rumah-tangga dengan parameter mutasi untuk tahun berikutnya.
Penggunaan Populasi Awal (Pt) dari SPN08 dapat diganti dengan angka populasi
yang diperoleh dari hasil survei yang lebih lengkap dan terkini dari hasil SPN08,
contohnya: untuk Provinsi NAD Populasi Awal (Pt) dapat menggunakan data
populasi dari hasil Pendataan Lengkap Usaha Tani 2009 (PLUT09).
2. Estimasi populasi selain rumah tangga
a. Survei perusahaan peternakan untuk ternak yang diusahakan perusahaan
b. Selain perusahaan seperti asrama, pesantren dan lainnya dapat dilakukan
pencacahan tersendiri karena jumlah dan sebarannya tidak besar yaitu dari
asrama, pesantren, dll.).
3. Estimasi Pemotongan Ternak Wilayah
a. Survey RPH dan keurmaster untuk pemotongan tercatat
b. Data pemotongan ternak tidak tercatat di rumah tangga hasil SPN
c. Data pemotongan ternak tidak tercatat selain di rumah tangga
3. Keluar dan masuk ternak dalam satu wilayah yaitu memanfaatkan produk
administrasi (pencatatan yang dilakukan) di setiap wilayah.
Dengan telah dilakukannya pengumpulan data peternakan melalui survei rumah
tangga maupun survey perusahaan peternakan, RPH dan Keurmaster, maka data
peternakan sudah masuk dalam sistem perstatistikan nasional dan merupakan statisik
dasar yang pengumpulan datanya menjadi tanggungjawab BPS.
Tabel 11. Formulasi Estimasi Populasi Ternak di Suatu Wilayah
Oleh Ruta
(SPN) Selain Ruta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Jumlah
Provinsi/ Kab/Kota Keluar Masuk Lainnya
Tercatat (RPH+ Keur-
master)
Estimasi Populasi ( t+1 ) Populasi Tahun 2008
Lainnya Jumlah Ruta (Pt+
Lahir+ Mati)
Peru- sahaan
Tak Tercatat Perpindahan
Populasi Kolom
(9+10+11-12- 13-14-15+16)
Kela- hiran
Kema- tian
Pemo- tongan
(tercatat) Ruta
(SPN08) Pt
Peru- sahaan
Populasi Pemotongan Parameter SPN08
110 Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Statistik Peternakan
Dalam menetapkan angka populasi dan produksi dengan menggunakan parameter,
maka diperlukan faktor koreksi untuk parameter yang digunakan. Disamping itu BPS
sebagai penanggungjawab kegiatan survei perlu melakukan pembahasan dalam
penetapan angka estimasi populasi. Penetapan angka dilakukan dua tahap yaitu pada
awal tahun sebagai angka sementara dan pertengahan tahun sebagai angka tetap.
Pembahasan dilakukan antara BPS Provinsi dengan dinas yang menangani fungsi
peternakan di provinsi. Hasil estimasi populasi dan produksi akan menjadi angka tetap
setelah dilakukan verifikasi dan validasi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian.
Parameter mutasi ternak yang berasal dari SPN08 perlu dikoreksi setiap waktu. Hal
ini dilakukan supaya faktor eksternal yang mempengaruhi usaha peternakan dapat
diakomodir. Koreksi parameter dilakukan dengan mengambil sampel mutasi ternak
terhadap rumah tangga usaha peternakan pada setiap desa/kelurahan. Jumlah sampel
diusahakan dapat memperoleh semua angka dari komponen mutasi ternak. Kuesioner
dapat menggunakan Daftar PAR‟10-S berikut ini:
Dengan tersedianya data peternakan secara kontinyu, pemerintah dapat
mengembangkan dengan lebih tepat sasaran. Data yang disajikan tetap harus dijaga
kualitasnya, salah satu alat yang dapat digunakan adalah supply and used table
(konsumsi, ekspor, industri, dll.)