Buku Pedoman Hki

75
Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya buku panduan Manajemen Hak kekayaan Intelektual (HKI) dapat diselesaikan. Buku panduan ini disusun atas dasar keprihatinan terhadap aktivitas penelitian yang dilakukan oleh sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam menggali, mengembangkan, dan menemukan/menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya (IPTEKSB) yang hanya berujung pada laporan penelitian. Karena sifatnya yang lebih administrartif, laporan penelitian memang diperlukan sebagai bentuk pertanggung- jawaban atas pelaksanaan penelitian, namun kurang dapat memberikan makna dalam memecahkan segala persoalan yang tengah dihadapi bangsa saat ini. Sesungguhnya, hasil penelitian yang tertuang dalam laporan penelitian dapat diupayakan memiliki dampak, baik dari sisi transfer ilmu pengetahuan untuk kepentingan sosial-pendidikan maupun untuk kepentingan kemajuan teknologi yang bernilai ekonomis. Dampak baik ini dapat diraih melalui pemerolehan HKI yang terdiri atas Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Dikhawatirkan bahwa pemahaman para peneliti terhadap Manajemen HKI masih kurang, sehingga penyusunan buku panduan ini ditujukan untuk menyediakan informasi dan membimbing para peneliti tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen HKI. Selamat melakukan penelitian dan selamat berjuang untuk memperoleh HKI, semoga Tuhan Yang Mahaesa memberi kemudahan bagi kita semua dalam mencapai tujuan. A...mi...n. Bandung, November 2014 Ketua LPPM UPI Ttd. Prof. Dr. H. Sumarto, MSIE

Transcript of Buku Pedoman Hki

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 i

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT karena

atas karunia dan rahmat-Nya buku panduan Manajemen Hak kekayaan Intelektual (HKI) dapat diselesaikan. Buku panduan ini disusun atas dasar keprihatinan terhadap aktivitas penelitian yang dilakukan oleh sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam menggali, mengembangkan, dan menemukan/menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya (IPTEKSB) yang hanya berujung pada laporan penelitian. Karena sifatnya yang lebih administrartif, laporan penelitian memang diperlukan sebagai bentuk pertanggung- jawaban atas pelaksanaan penelitian, namun kurang dapat memberikan makna dalam memecahkan segala persoalan yang tengah dihadapi bangsa saat ini. Sesungguhnya, hasil penelitian yang tertuang dalam laporan penelitian dapat diupayakan memiliki dampak, baik dari sisi transfer ilmu pengetahuan untuk kepentingan sosial-pendidikan maupun untuk kepentingan kemajuan teknologi yang bernilai ekonomis. Dampak baik ini dapat diraih melalui pemerolehan HKI yang terdiri atas Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Dikhawatirkan bahwa pemahaman para peneliti terhadap Manajemen HKI masih kurang, sehingga penyusunan buku panduan ini ditujukan untuk menyediakan informasi dan membimbing para peneliti tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen HKI. Selamat melakukan penelitian dan selamat berjuang untuk memperoleh HKI, semoga Tuhan Yang Mahaesa memberi kemudahan bagi kita semua dalam mencapai tujuan. A...mi...n.

Bandung, November 2014 Ketua LPPM UPI

Ttd.

Prof. Dr. H. Sumarto, MSIE

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 ii

DAFTAR ISI

BAB I INFORMASI UMUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ....................... 1 A. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 B. PENGERTIAN, PERANAN, DAN MANFAAT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) .............................................................................. 3

1. Pengertian HKI ....................................................................... 3 2. Peranan HKI dalam Kehidupan .............................................. 4 3. Manfaat Mengajukan HKI ...................................................... 4

C. IMPLIKASI HKI BAGI HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 5 D. LEMBAGA PENGELOLA DAN SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN HKI DI INDONESIA ............................................................................... 7

1. Lembaga Pengelola dan UU HKI di Indonesia ....................... 7 2. Perjanjian internasional tentang HKI yang diratifikasi di Indonesia ........................................................................................ 8

BAB II PENELITIAN DAN LANDASAN HUKUM TENTANG ALIH TEKNOLOGI, KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN PENDAPATAN SEBAGAI AKIBAT DARI HASIL PENELITIAN ................ Error! Bookmark not defined.

A. PENELITIAN, INVENSI, DAN INOVASIError! Bookmark not defined. B. LANDASAN HUKUM TENTANG ALIH TEKNOLOGI, KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN PENDAPATAN SEBAGAI AKIBAT DARI HASIL PENELITIAN ........................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III JENIS DAN PROSEDUR PENGAJUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) .................................... Error! Bookmark not defined.

A. JENIS, RUANG LINGKUP, DAN PROSEDUR PENGAJUAN HKIError! Bookmark not defined.

1. Hak Cipta ................................. Error! Bookmark not defined. 2. Paten ........................................ Error! Bookmark not defined. 3. Merek ...................................... Error! Bookmark not defined. 4. Desain Industri ......................... Error! Bookmark not defined. 5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)Error! Bookmark not defined. 6. Rahasia Dagang........................ Error! Bookmark not defined. 7. Indikasi Geografis ................................................................ 36

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 iii

8. Perlindungan Varietas TanamanError! Bookmark not defined.

B. PROSEDUR PENGAJUAN PERLINDUNGAN HKI MELALUI SENTRA

HKI LPPM UPI ...................................... Error! Bookmark not defined.3

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1 Siklus Pengembangan Kekayaan Intelektual 7

Gambar 3.1 Skema Pendaftaran Hak Cipta 21

Gambar 3.2 Skema Permohonan Paten 25

Gambar 3.3 Skema Pendaftaran Merek 27

Gambar 3.4 Skema Pendaftaran Desain Industri 31

Gambar 3.5 Skema pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

34

Gambar 3.6 Prosedur pengajuan perlindungan HKI melalui LPPM UPI

44

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 iv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 Contoh Bukti Permohonan Pendaftaran Hak Cipta

46

Lampiran 2 Contoh Surat Pengalihan Hak Kepemilikan 47

Lampiran 3 Contoh Surat Kuasa 48

Lampiran 4. Deskripsi Paten 49

Lampiran 5 Contoh Surat Kesepakatan Bersama Kepemlikan Paten

65

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 1

BAB I INFORMASI UMUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. PENDAHULUAN Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang

dosen tidaklah dapat melepaskan diri dari kewajiban tridharma perguruan tinggi: pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga komponen tri dharma perguruan tinggi tersebut dapat dilaksanakan secara sinergis untuk meningkatkan pengetahuan, penghargaan, dan penerapan di lapangan yang pada akhirnya dapat mengembangkan karir dan meningkatkan kesejahteraan dosen itu sendiri.Penelitian yang dilakukan dosen, dapat berasal dari permasalahan yang terjadi di lapangan/masyarakat dan hasil dari penelitian itu dapat diterapkan di masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk memecahkan permasalahan yang ada. Demikian juga, latar belakang pengetahuan dan metodologi yang dimiliki dosen karena pendidikan-nya dapat menjadi modal berharga dalam melakukan penelitian. Sebagai dampaknya, penelitian yang dihasilkan dapat menjadi rujukan atau bahan ajar baru dalam melakukan pengajaran. Hal yang sama juga terjadi pada keterkaitan antara pendidikan dengan pengabdian kepada masyarakat, melalui pendidikan kemasyarakatan, dosen dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk turut serta memecahkan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 2

Khusus untuk penelitian, dosen diwajibkan melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas intelektualnya, menghasilkan sebuah teori/model/teknologi baru yang dapat diaplikasikan untuk menjawab perubahan/tantangan zaman, serta meningkatkan kualitas pengajaran. Hasil-hasil penelitian tersebut seyogyanya tidak hanya dipublikasikan dalam bentuk laporan penelitian, melainkan juga dipublikasikan dalam bentuk seminar ilmiah dan penulisan paper dalam jurnal ilmiah. Tujuannya adalah agar hasil-hasil penelitian tersebut dapat diketahui lebih luas oleh masyarakat dan dapat dijadikan rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian lanjutan sehingga dapat memberi manfaat bagi penyelesaian persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan.

Namun demikian, tidak jarang ada pihak yang tidak bertanggung jawabyangmenyalahgunakan hasil-hasil penelitian terpublikasi untuk kepentingan komersial tanpa memperhatikan hak penemu/inventor.Oleh karena itu, perludilakukan sebuah upaya untuk melindungi hasil-hasil penelitian melalui perolehan hak kekayaan intelektual (HKI). Perlindungan HKI penting dilakukan untuk:1) mencegah pihak lain mengeksploitasi potensi ekonomi dari hasil penelitian, dan 2) mencegah pihak lain melakukan pengembangan hasil penelitian tanpa izin (lisensi), atau tanpa mengikutsertakan pihak yang pertama kali menghasilkan suatu teknologi.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 3

B. PENGERTIAN, PERANAN, DAN MANFAAT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)

1. Pengertian HKI

HKI atau Intellectual Property Rights adalah“Hak yang timbul dari hasil olah pikir, karsa, dan rasa manusia yang menghasilkan suatu proses atau produk barang dan/atau jasa yang berguna bagi manusia itu sendiri”.Sifat atau karakteristik yang melekat pada HKI adalah: a. hak eksklusif diberikan oleh Negara (Granted

by the State) kepada individu untuk mendapatkan perlindungan atas nilai prestise maupun nilai ekonomi yang mengikuti HKI.

b. bersifat teritoratif, artinya HKI hanya berlaku pada daerah/negara yang mengeluarkan bukti kepemilikan HKI, sedangkan daerah/negara lain yang tidak dimintakan perlindungannya bebas menggunakan produk/teknologi hasil penelitian.

c. HKI memiliki batas waktu perlindungan, misalnya hasil penelitian yang dipatenkan memiliki masa perlindungan selama 20 tahun. setelah masa perlindungan itu berakhir, maka produk/teknologi tersebut menjadi milik publik.

2. Peranan HKI dalam Kehidupan

Kehidupan di era modern seperti saat ini menuntut adanya tiga komponen: (1) kecepatan dalam melakukan sebuah aktivitas, (2) ketepatan dalam menyelesaikan suatu masalah, dan (3)

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 4

kenyamanan dalam menggunakan fasilitas dan menjalani kehidupan. Ketiga komponen tersebut telah dapat dipenuhi melalui dukungan metode dan produk-produk teknologi, misalnya telefon selular, komputer dan perangkat lunaknya, serta pesawat terbang. Produk-produk teknologi tersebut akan memiliki nilai yang lebih tinggi bila mendapatkan perlindungan HKI, sebab HKI memiliki fungsi: (a) sebagai salah satu mesin penggerak ekonomi teknologi tinggi, (b) sebagai sebuah kekuatan untuk pertumbuhan ekonomi, (c) sebagai salah satu kekuatan penggerak industri, (d) sebagai salah satu alat untuk memperkuat daya saing bangsa, dan (e) sebagai salah satu mesin baru pertumbuhan (new engineof growth) untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi (Razilu: 2010-b).

3. Manfaat Mengajukan HKI

Selain peranan yang dimiliki HKI, jika peneliti mengajukan perolehan HKI maka manfaat yang akan diperolehnya adalah sebagai berikut(Razilu: 2011): a. Mencegah pihak lain mengeksploitasi potensi

ekonomi dari hasilRnD(Research and Development).

b. Mencegah pihak lain melakukan pengembangan hasil RnD tanpa izin (lisensi), atau tanpa mengikutsertakan pihak yang pertama kali menghasilkan suatu teknologi;

c. Mencegah pihak lain lebih dulu mematenkan hasil RnD sehingga bebas melakukan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 5

penggunaan ataupengembangan terhadapteknologi/invensi itu tanpa mendapat hambatan dari pihak inventor;

d. Menjadi sarana iklan yang bersifat global; e. Meningkatkan prestise atau nilai jual pihak

penghasil teknologi karena memiliki banyak paten;

f. Memiliki hak eksklusif untuk melarang dan/atau memberi izin kepada pihak lain untuk melakukan upaya komersial dari paten yang dimilikinya (aset bisnis intangible);

g. Kemudahan/keamanan dalam pengembangan pasar;

h. Peringatan bagi yang berniat melanggar; i. Bukti kepemilikan yang akan memudahkan

dalam perjanjian lisensi.

C. IMPLIKASI HKI BAGI HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Banyak temuan/luaranpenelitian yang telah dihasilkan oleh para peneliti, baik peneliti yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, masyarakat umum, mahasiswa, maupun dunia usaha dan industri. Temuan/luaran penelitian tersebut pada umumnya berupa suatu ide atau konsep yang kreatif, namun masih memiliki kelemahan, diantaranya: (1) masih berupa teknologi unggulan skala laboratorium yang belum cukup kuat untuk diaplikasikan dalam skala produksi massal, dan (2) masih belum memperhitungkan nilai presisi atau

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 6

efisiensi. Selain itu, hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan masih berupa data unggulan yang disajikan dalam bentuk data/tabel yang kurang mudah difahami oleh khalayak umum. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan resiko yang tinggi dalam pengaplikasian di lapangan, sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak ada mitra lembaga penelitian dan pengembangan dari kalangan investor yang mau berkontribusi terhadap keberlangsungan kegiatan penelitian dan pengembangan.

Untuk pihak lembaga penelitian dan pengembangan telah mengalokasikan dana penelitian untuk keberlangsungan kegiatan penelitian, namun dana yang dialokasikan tersebut biasanya kurang mencukupi sampai didapatkan hasil penelitian yang dapat menghasilkan profit untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Khusus untuk perguruan tinggi, untuk menjaga kesinambungan penelitian tersebut perlu dilakukan upaya untuk memajukan penelitian yang tidak bergantung pada anggaran perguruan tinggi atau APBN. Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalui pemerolehan HKI. HKI dipilih sebagai alat untuk memajukan penelitian di universitas karena : a. HKI dapat digunakan sebagai sumber penghasilan

melalui pemberian lisensi; b. Perguruan tinggi akan menjadi kaya dengan

pendapatan/penghasilan dari pemberian lisensi, yang pada gilirannya dapat mendanai kegiatan penelitian lebih lanjut, sehingga perguruan tinggi itu akan menjadi pusat sebuah lingkaran/sirkulasi bagi kegiatan penelitian yang bersifat dinamis.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 7

Siklus penelitian yang mendapatkan HKI dan keberlangsungan penelitian ditunjukkan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Siklus Pengembangan Kekayaan

Intelektual

D. LEMBAGA PENGELOLA DAN SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN HKI DI INDONESIA

1. Lembaga Pengelola dan UU HKI di Indonesia

Seperti yang akan diuraikan pada bab III, HKI terdiri dari hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Hak kekayaan Industri terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit terpadu, Paten, Merek, dan Perlindungan Varietas Tanaman. Sebagai bentuk perlindungan atas penggunaan

PENELITI HASIL PENELITIAN & PENGEMBANGAN

KEKAYAAN

INTELEKTU

PERLINDUNGAN/ BENEFIT YANG

DIPEROLEH DARI HKI

(1) Kepercayaan masyarakat

akan kualitas produk/proses,

(2) Insentif, (3) Investasi & Alih

Teknologi, (4) Lapangan Kerja.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 8

HKI, pemerintah telah menetapkan Lembaga pengeloladan Undang-undang HKI yang menyertainya sebagai berikut: a. Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia-

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual; 1) Undang-Undang Republik Indonesia No.30

tahun 2000 tentang Rahasia Dagang; 2) Undang-Undang Republik Indonesia No.31

tahun 2000 tentang Desain Industri; 3) Undang-Undang Republik Indonesia No.32

tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;

4) Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2001 tentang Paten;

5) Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 2001 tentangMerek;

6) Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2014 sebagai pengganti Undang-Undang No.19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

7) Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2007 tentang Indikasi Geografis

b. Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal Pusat Perlindungan Varietas Tanaman 8) Undang-Undang Republik Indonesia No.29

tahun 2000 tentang PerlindunganVarietas Tanaman

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 9

2. Perjanjian internasional tentang HKI yang diratifikasi di Indonesia

a. Agreement Estabilishing the World Trade Organization (UU No. 7/1994);

b. Paris Convention for the Protect of Industrial Property dan Convention Estabilishing the World Intellectual Property Organization (Keppres No. 15/1997) tentang Perubahan atas Keppres No. 24/1979;

c. Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulations under the PCT (Keppres No. 16/1997);

d. Trademark Law Treaty (Keppres No. 17/1997); e. Berne Convention for the Protection of Literary

and Artistic Work (Keppres No. 18/1997); f. World Intellectual Property Organization

(WIPO)Copyright Treaty (Keppres No. 19/1997);

g. WIPO Performances and Phonograms Treaty (WPPT) (Keppres No. 74/2004).

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 10

BAB II PENELITIAN DAN LANDASAN HUKUM TENTANG ALIH TEKNOLOGI, KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN PENDAPATAN SEBAGAI

AKIBAT DARI HASIL PENELITIAN

A. PENELITIAN, INVENSI, DAN INOVASI Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,

setiap dosen tentunya diwajibkan melakukan penelitian. Berbagai penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau menemukan sesuatu yang baru. Jenis penelitian yang dilakukan para peneliti, dapat dikelompokkan sebagai berikut (Muhtadi, 2010): 1. Teaching; penelitian pembelajaran. Hasil

penelitian ditujukan untuk menghasilkan bahan ajar atau model pembelajaran serta media pembelajaran yang menarik, sehingga dapat menghindari kebosanan siswa dan guru, dan juga dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalam hasil penelitian pembelajaran.

2. Discovery; penelitian dasar untuk proses penemuan/penjelasan hukum/teori/konsep. Penelitian dasar bukan berarti penelitian sederhana. Contoh penelitian dasar adalah penelitian fenomena alam; seperti penelitian gaya gravitasi dengan melemparkan batu ke udara dan jatuh ke bumi. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat dalam menjelaskan fenomena yang terjadi secara alamiah.

3. Application;penelitian penerapan. Sesudah fenomena alam dimengerti dan didapatkan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 11

formulanya, hasil penelitian diterapkan untuk kebutuhan. Contoh hasil penelitian sifat listrik, sifat optik, dan sifat mekanik dari suatu material semikonduktor dapat diaplikasikan dalam teknologi informasi dan komunikasi, misalnya dalam pembuatan dioda laser.

4. Integration. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu/kelompok dalam multidisiplin. Misal dalam bidang mikrobiologi dilakukan penelitian tentangmicrobial enhanced oil recovery (MEOR), tentunya diperlukan integrasi disiplin ilmu antara bilogi dan teknik pertambangan/ teknik perminyakan.

5. Engagement.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban dan solusi atas pertentangan yang tejadi dalam interaksi masyarakat dengan hasil penelitian, agar diperoleh nilai tambah yang bermanfaat secara akademik, ekonomi, dan nilai sosial. Contoh, handphone yang digunakan oleh khalayak ramai adalah sebagai sebuah hasil riset engagement. Dalam handphone, terdapat banyak tombol/fasilitas yang memandu dan memudahkan pengguna (user) untuk mengggunakannya secara optimal.

Pada umumnya, peneliti hanya melakukan penelitian untuk mencapai tujuan akhir dari kelima jenis penelitian tersebut di atas. Jarang sekali peneliti yang menyadari bahwa hasil-hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat yang lebih besar. Oleh karena itu, konsep from idea to invention (dari gagasan menjadi penemuan/invensi) dan from invention to

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 12

innovation (dari penemuan menjadi pembaharuan/inovasi) perlu dilaksanakan oleh para peneliti secara maksimal. Inovasi yang dihasilkan dari penelitian dapat dipastikan mampu menciptakan suatu alat/metode untuk memecahkan permasalahan secara teknis dan sekaligus dapat mendatangkan keuntungan secara finasial (bernilai komersial).

Invensi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Sedangkan inovasi berarti (dalam Supangkat: 2010): (1) The process of making improvements by introducing something new; (2) The act of introducing something new: something newly introduced (The American Heritage Dictionary); (3) The process of translating new ideas into tangible societal impact (Krisztina Holly, Vice Provost, University of Southern California, and Executive Director of USC Stevens Institute for Innovation); (4) The introduction of something new. (Merriam-Webster Online); (5) a new idea, method or device. (Merriam-Webster Online); (6) The successful exploitation of new ideas (Department of Trade and Industry, UK); (7) Change that creates a new dimension of performance (Hesselbein, 2002); (8) A creative idea that is realized [(Frans Johansson)] (Harvard Business School Press, 2004); (9) The capability of continuously realizing a desired future state([John Kao, The Innovation Manifesto, 2005]). Fagerberg, dkk. (2004) menyebutkan perbedaaan antara invensi dan inovasi secara jelas, yaitu bahwa

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 13

invensi adalah the first occurrence of an idea for a new product or process(ide awal untuk menghasilkan produk atau proses yang baru), sedangkan inovasi adalahthe first attempt to carry it out into practice(usaha pertama untuk menghasilkan sesuatu dan dilaksanakan dalam kegiatan praktis).Inovasi dan kreativitas kadang digunakan dengan pengertian sama namun bisa diartikan berbeda: Kreativitas adalah sesuatu yang menimbulkan kebaruan, tetapi kalau inovasi adalah kreativitas yang menghasilkan suatu nilai dalam kehidupan.

B. LANDASAN HUKUM TENTANG ALIH TEKNOLOGI, KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN PENDAPATAN SEBAGAI AKIBAT DARI HASIL PENELITIAN

Implikasi dari hasil penelitian yang berujung pada inovasi tentunya akan mendatangkan berbagai konsekuensi, diantaranya bagaimana mengatur alih teknologi dari inventor kepada pengguna, siapa yang berhak mendapatkan hak kepemilikan atas invensi, dan bagaimana cara untuk menggunakan pendapatan yang diakibatkan inovasi tersebut. Hal tersebut dapat dijawab dengan UU Nomor 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sebagai berikut:

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 14

ALIH TEKNOLOGI, PERJANJIAN, DAN PENDAPATAN Pasal 16. 1. Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan (litbang) wajib mengusahakan alih teknologi yang dibiayai oleh pemerintah.

2. Kegiatan litbang yang dibiayai oleh selain pemerintah, dilaksanakan berdasarkan perjanjian.

3. Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang Pemerintah berhak menggunakan pendapatan yang diperolehnya dari hasil alih teknologi dan/atau pelayanan jasa IPTEK untuk mengembangkan diri.

4. Ketentuan di atas diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

KEPEMILIKAN Pasal 5 1. Kekayaan intelektual serta hasil penelitian

litbang yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah dan/atau Pemda merupakan milik Pemerintah dan/atau Pemda.

2. Pembiayaan kegiatan litbang yang dibiayai sebagian oleh Pemerintah dan/atau Pemda dan sebagian oleh pihak lain yang bersangkutan secara bersama.

3. Pemilikan secara bersama atas kekayaan intelektual serta hasil kegiatan litbang dilaksanakan melalui perjanjian bersama perguruan tinggi dan lembaga litbang dengan pihak lain yang membiayai sebagian kegiatan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 15

penelitian dan pengembangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

KONSEKUENSI PENGATURAN KEPEMILIKAN 1. Kepemilikan kekayaan intelektual dan hasil

kegiatan litbang milik pemerintah tidak dapat dialihkan - Pasal 6

2. Adanya kewenangan pemerintah untuk menentukan dan mengatur pemanfaatan kekayaan intelektual dan hasil kegiatan litbang – Pasal 8

3. Pemilikan bersama menimbulkan adanya proporsi kontribusi di dalam pemanfaatan kekayaan intelektual dan hasil kegiatan litbang – Pasal 9

4. Pengelolaan dilimpahkan kepada perguruan tinggi dan lembaga litbang – Pasal 10

5. Pelaporan kepada Menteri Ristek dan diatur lebih lanjut oleh Menteri (Kepmen) – Pasal 12

ALIH TEKNOLOGI 1. Dapat dilakukan secara komersial dan non

komersial. Alih teknologi non komersial diarahkan pada: a. mendorong penguasaan dan pemanfaatan

IPTEK b. mendorong terciptanya temuan-temuan

IPTEK c. mendorong perkembangan badan usaha

kecil dan menengah –pasal 14 & 15 2. Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang wajib

membentuk unit kerja yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pengelolaan alih teknologi –

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 16

Pasal 16 3. Mekanisme alih teknologi - Pasal 20:

a. Lisensi b. Kerjasama c. Pelayanan jasa IPTEK, dan atau d. Publikasi

4. Pembiayaan alih teknologi serta hasil kegiatan litbang dibebankan kepada penerima teknologi – Pasal 35

5. Pemerintah dapat membiayai pelaksanaan alih teknologi serta hasil kegiatan litbang sesuai Peraturan Per-Undang-undangan – Pasal 36

PENGGUNAAN PENDAPATAN Pasal 38 1. Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang

Pemerintah berhak menggunakan pendapatan yang diperolehnya untuk mengembangkan diri.

2. Pendapatan dapat langsung digunakan untuk: a. Meningkatkan anggaran litbang b. Memberikan insentif di lingkungannya c. Memperkuat kemampuan pengelolaan dan

alih teknologi d. Melakukan investasi untuk memperkuat

sumber daya IPTEK e. Meningkatkan kualitas dan memperluas

jangkauan alih teknologi f. Memperluas jaringan kerja dengan

lembaga-lembaga lain.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 17

BAB III JENIS DAN PROSEDUR PENGAJUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)

A. JENIS, RUANG LINGKUP, DAN PROSEDUR PENGAJUAN HKI

Beberapa jenis HKI yang dimungkinkan dihasilkan oleh sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, diantaranya adalah Hak Cipta dan hak Kekayaan Industri. Hak kekayaan Industri terbagi lagi menjadi beberapa jenis HKI, yaitu: Paten, merek, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, indikasi geografis, dan perlindungan varietas tanaman. Berikut akan dijelaskan definisi, ruang lingkup, dan prosedur pengajuan permohonan jenis-jenis HKI yang telah disebutkan.

1. Hak Cipta Definisi Menurut UU No. 28 tahun 2014, Hak Cipta adalah Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ruang Lingkup Ciptaan yang dilindungi ialah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra meliputi karya: 1. buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya; 2. ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain;

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 18

3. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

4. lagu atau musik dengan atau tanpa teks; 5. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan,

dan pantomim; 6. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan,

gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

7. karya arsitektur; 8. peta; 9. karya seni batik atau seni motif lain; 10. karya fotografi; 11. potret; 12. karya sinematografi; 13. permainan video; 14. program komputer; 15. perwajahan karya tulis; 16. terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis

data, adaptasi, aransemen, modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi;

17. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;

18. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer atau media lainnya; dan

19. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

Perlindungan hak cipta bagi ciptaan nomor 1-9 berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia, terhitung mulai

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 19

tanggal 1 Januari tahun berikutnya (Pasal 58 ayat (1) UU No. 28 tahun 2014), sedangkan untuk ciptaan nomor 10-19, hanya berlaku perlindungan selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman (Pasal 59 ayat (1) UU No. 28 tahun 2014).

Prosedur Pengajuan Permohonan Prosedur pengajuan permohonan perlindungan Hak Cipta dilukiskan pada gambar 3.1, dengan uraian langkah sebagai berikut: 1. Permohonan pendaftaran ciptaan dilakukan dengan cara

mengisi formulir yang disediakan untuk itu (dapat diunduh dari www.dgip.go.id) dalam Bahasa Indonesia dan diketik rangkap 3 (tiga).

2. Pemohon wajib melampirkan: a. Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan

melalui kuasa; b. Contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut:

Buku dan karya tulis lainnya: 2 (dua) buah yang telah dijilid dengan edisi terbaik;

Apabila suatu buku berisi foto seseorang harus dilampirkan surat tidak keberatan dari orang yang difoto atau ahli warisnya.

Program komputer: 2 (dua) buah disket/cd disertai buku petunjuk pengoperasian dari program komputer tersebut;

CD/VCD/DVD: 2 (dua) buah disertai dengan uraian ciptaannya;

Alat peraga: 1 (satu) buah disertai dengan buku petunjuknya;

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 20

Lagu: 10 (sepuluh) buah berupa notasi dan atau syair;

Drama: 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya;

Tari (koreografi): 10 (sepuluh) buah gambar atau 2 (dua) buah rekamannya;

Pewayangan: 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya;

Pantomim: 10 (sepuluh) buah gambar atau 2 (buah) rekamannya;

Karya pertunjukkan: 2 (dua) buah rekamannya;

Karya siaran: 2 (dua) buah rekamannya;

Seni lukis, seni motif, seni batik, seni kaligrafi, logo, dan gambar: masing-masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto;

Arsitektur : 1 (satu) buah gambar arsitektur;

Peta: 1 (satu) buah;

Fotografi: (10 (sepuluh) lembar;

Sinematografi: 2 (dua) buah rekamannya;

Terjemahan: 2 (dua) buah naskah yang disertai izin dari pemegang hak cipta;

Tafsir, saduran, dan bunga rampai: 2 (dua) buah naskah;

c. Salinan resmi serta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisir notaris, apabila pemohon badan hukum;

d. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk;dan e. Bukti pembayaran biaya permohonan

3. Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan pemegang hak ciptanya bukan di pencipta sendiri, pemohon wajib melampirkan bukti pengalihan hak

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 21

cipta tersebut. Contoh bukti pendafataran hak cipta dan contoh pengalihan hak cipta berturut-turut dilampirkan pada lampiran 1 dan lampiran 2.

Gambar 3.1. Skema Pendaftaran Hak Cipta

PERMOHONAN PENDAFTARAN

HAK CIPTA

MENGISI FORMULIR PENDAFTARAN;

MELAMPIRKAN CONTOH CIPTAAN & URAIAN ATAS CIPTAAN YANG DIMOHONKAN;

MELAMPIRKAN BUKTI KEWARGANEGARAAN PENCIPTA ATAU PEMEGANG HAK CIPTA;

MELAMPIRKAN BUKTI BADAN HUKUM BILA PEMOHON ADALAH BADAN HUKUM;

MELAMPIRKAN SURAT KUASA BILA MELALUI KUASA;

MEMBAYAR BIAYA PERMOHONAN

PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF

EVALUASI

DIDAFTARKAN

PEMBERIAN SURAT PENDAFTARAN CIPTAAN

LENGKAP

DILENGKAPI TIDAK LENGKAP

MAX 3 BLN

DITOLAK

YA TIDAK

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 22

2. Paten

Definisi Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya dibidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Paten merupakan invensi di bidang teknologi yang dapat memecahkan masalah, yang memiliki sifat: kebaruan (Novelty), langkah inventif (Inventif Step), dan keterterapan dalam industri. Lingkup Paten Paten terdiri dari dua jenis, yaitu paten sederhana dan paten. Paten sederhana adalah satu invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum. Paten adalah invensi yang terdiri dari beberapa invensi: dalam permohonan paten dapat diajukan satu invensi, atau beberapa invensi akan tetapi harus merupakan satu kesatuan invensi. Masa perlindungan paten adalah selama 10 tahun sedangkan masa perlindungan paten adalah 20 tahun. Prosedur Permohonan Paten Prosedur pengajuan permohonan perlindungan Paten dapat dilihat pada gambar 3.2.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 23

Permohonan Paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan dalam Bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat). Pemohon wajib melampirkan: 1. Surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan

oleh pihak lain yang bukan penemu (contoh diberikan pada lampiran 2);

2. Surat kuasa khusus apabila permohonan diajukan melalui konsultan paten terdaftar selaku kuasa (contoh diberikan pada lampiran 3);

3. Deskripsi, klaim, abstrak: masing-masing rangkap 3; 4. Gambar, apabila ada: rangkap 3; 5. Foto copy Kartu Tanda Penduduk masing-masing

pemohon dan pemilik invensi; 6. bukti prioritas asli dan terjemahan halaman depan

dalam Bahasa Indonesia rangkap 4 (empat) apabila diajukan dengan hak prioritas;

7. bukti pembayaran biaya permohonan.

Disamping persyaratan administratif, dokumen permohonan paten juga harus memenuhi persyaratan fisik mengenai penulisan deskripsi, klaim dan abstrak serta pembuatan gambar (contoh diberikan pada lampiran 4), dengan penjelasan untuk masing-masing bagian adalah sebagai berikut: Deskripsi adalah uraian lengkap tentang invensi yang dimintakan paten. Uraian tersebut mencakup:

Judul invensi

Bidang teknik invensi

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 24

Latar belakang invensi; berisi invensi terdahulu, kelemahannya dan cara mengatasi kelemahan

Uraian singkat invensi; menguraikan secara ringkas dari fitur-fitur klaim mandiri

Uraian singkat gambar (bila ada)

Uraian lengkap invensi

Klaim adalah bagian dari permohonan yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan perlindungan hukum, yang harus diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi. Penulisan klaim tidak boleh berisi gambar atau grafik tetapi boleh berisi tabel, rumus matematika atau rumus kimia. Selain itu, klaim tidak boleh berisi kata-kata yang sifatnya meragukan. Abstrak adalah bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan dalam lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian lengkap penemuan, yang ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Abstrak ditulis tidak lebih dari 200 kata.

Permohonan Pemeriksaan Substantif Diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu dengan melampirkan bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 2.000.000,- untuk paten, sedangkan paten sederhana sebesar Rp. 350.000,-

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 25

Gambar 3.2. Skema Permohonan Paten

3. Merek

Definisi Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 26

Lingkup Merek Merek tidak dapat didaftarkan jika merek tersebut: 1. Didaftarkan oleh pemohon yang tidak beritikad baik; 2. Bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, moralitas keagamaan, kesusilaan, atau ketertiban umum;

3. Tidak memiliki daya pembeda; 4. Telah menjadi milik umum; atau 5. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan

barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya Prosedur Pengajuan Permohonan Pendaftaran Merek Prosedur pengajuan permohonan perlindungan Merek dilukiskan pada gambar 3.3, dengan uraian langkah sebagai berikut: 1. Permohonan pendaftaran merek diajukan dengan

cara mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu. Dalam Bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat)

2. Pemohon wajib melampirkan:

Surat pernyataan di atas kertas bermaterai cukup yang ditandangani oleh pemohon (bukan kuasanya) yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah miliknya;

Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa ;

Salinan resmi akte pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisir oleh notaris, apabila permohonan badan hukum;

24 lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak di atas kertas;

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 27

Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Pemohon;

Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, apabila digunakan dengan hak prioritas, dan;

Bukti pembayaran biaya permohonan

Gambar 3.3. Skema Pendaftaran Merek

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 28

4. Desain Industri

Definisi Desain industri adalah suatu kreasi tentang suatu bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna atau gabungan daripadanya, yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Lingkup Desain Industri Desain industri yang mendapat perlindungan adalah: 1. Desain industri

Desain industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan, desain industri tersebut tidak sama atau berbeda dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya, meskipun terdapat kemiripan.Pengungkapan sebelumnya sebagaimana dimaksud adalah pengungkapan desain industri yang sebelum: a. tanggal penerimaan; atau b. tanggal prioritas apabila permohonan diajukan

dengan hak prioritas; c. telah diumumkan atau digunakan di Indonesia

atau luar Indonesia. 2. Suatu desain industri tidak dianggap telah

diumumkan apabila dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sebelum tanggal penerimaannya, desain industri tersebut:

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 29

a. telah dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional mapun internasional di Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau telah digunakan di Indonesia oleh pendesain dalam rangka percobaan dengan tujuan pendidikan, penelitian , atau pengembangan.

b. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.

3. Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana dimaksud dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkann dalam Berita Resmi Desain Industri.

Prosedur Pengajuan Permohonan Prosedur pengajuan permohonan perlindungan Desain Industri dapat dilihat pada gambar 3.4, dengan uraian langkah sebagai berikut: 1. Mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu

dalam Bahasa Indonesia dan diketik rangkap 3 (tiga); dapat diunduh pada lppm.upi.edu/sentra HKI/

2. Pemohon wajib melampirkan:

Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan;

Nama, alamat lengkap, dan kewarganeganegaran pemohon;

Nama dan alamat lengkap Kuasa apabila permohonan diajukan melalui Kuasa ; dan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 30

Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.

3. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau Kuasa serta dilampiri dengan:

Contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari Desain Industri yang dimohonkan pendaftarannya (untuk mempermudah proses pengumuman sebaiknya gambar atau foto tersebut dapat di scan atau dalam bentuk CD/DVD dengan program sesuai).

Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui Surat Kuasa; Surat kuasa hanya bisa diberikan kepada konsultan yang telah memiliki sertifikat dari kantor Dirjen HKI (lihat Lampiran I).

Surat pernyataan bahwa Desain Industri yang dimohonkan pendaftarannya adalah milik pemohon atau pendesain (Lampiran II).

4. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh satu pemohon dengan melampirkan persetujuan tertulis dari pemohon lain.

5. Dalam hal permohonan diajukan bukan oleh pendesain, permohonan harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas desain industri yang bersangkutan.

6. Membayar biaya permohonan sebesar p. 300.000,- untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sebesar

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 31

Rp. 600.000,- untuk non UKM untuk setiap permohonan.

Gambar 3.4. Skema Pendaftaran Desain Industri

5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST) Definisi Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuaannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 32

Lingkup DTLST DTLST yang mendapat perlindungan: 1. Hak DTLST diberikan untuk Desain yang orisinal. 2. DTLST dinyatakan orisinal jika desain tersebut hasil

karya mandiri pendesain dan pada saat DTLST tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu yang umum bagi para pendesain.

Permohonan Pendaftaran DTLST Prosedur pengajuan permohonan perlindungan DTLST dilukiskan pada gambar 3.5, dengan uraian sebagai berikut: 1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa

Indonesia ke Direktorat Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Pemohon atau Kuasanya.

3. Permohonan harus memuat: a. tanggal, bulan dan tahun surat permohonan; b. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan

pendesain; c. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan

pemohon; d. nama dan alamat lengkap kuasa apabila

permohonan diajukan oleh kuasa; dan e. tanggal pertama kali dieksploitasi secara

komersial apabila sudah pernah dieksploitasi sebelum permohonan diajukan;

4. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dilampiri dengan:

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 33

a. gambar atau foto serta uraian dari DTLST yang dimohonkan pendaftarannya;

b. surat kuasa khusus dalam hal permohonan diajukan melalui Kuasa;

c. surat pernyataan bahwa DTLST yang dimohonkan pendaftarannya adalah miliknya;

d. surat keterangan yang menjelaskan mengenai tanggal sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 (huruf e);

e. dalam hal permohonan diajukan bukan oleh pendesain, permohonan harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang bersangkutan;

5. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemohon, permohonan tersebut ditandatangai oleh salah satu pemohon dengan dilampiri persetujuan tertulis dari para pemohon lain;

6. Ketentuan tentang tata cara permohonan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 34

Gambar 3.5. Skema pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

6. Rahasia Dagang

Definisi Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi dan/atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

PERMOHONAN

PEMERIKSAAN PERSYARATAN

ADMINISTRASI

LENGKA

P? DILENGK

API?

DIANGGAP DITARIK KEMBALI

TIDAK

TIDAK

YA

DICATAT DALAM DAFTAR UMUM DESAIN

TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DAN

DIMUMKAN DALAM BERITA RESMI

DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

≤ 2 BULAN

PEMBERIAN SERTIFIKAT DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

YA

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 35

Lingkup Rahasia Dagang Lingkup Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Permohonan Pencatatan Rahasia Dagang Yang “wajib dicatatkan” pada DJHKI hanyalah mengenai data yang bersifat administratif dari dokumen pengalihan hak dan tidak mencakup substansi rahasia dagang yang diperjanjikan. Lama Perlindungan Beberapa alasan/keuntungan penerapan Rahasia Dagang dibandingkan Paten adalah karya intelektual tidak memenuhi persyaratan paten, masa perlindungan yang tidak terbatas, proses perlindungan tidak serumit dan semahal paten, lingkup dan perlindungan geografis lebih luas. Pelanggaran dan Sanksi Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan dan mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan, atau pihak lain yang memperoleh/menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 36

denda paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Prosedur Perlindungan Untuk mendapat perlindungan Rahasia Dagang tidak perlu diajukan pendaftaran (berlangsung secara otomatis), karena undang-undang secara langsung melindungi Rahasia Dagang tersebut apabila informasi tersebut bersifat rahasia, bernilai ekonomis dan dijaga kerahasiaannya, kecuali untuk lisensi Rahasia Dagang yang diberikan. Lisensi Rahasia Dagang harus dicatatkan ke DJHKI – Kementerian Hukum dan HAM.

7. Indikasi Geografis

Definisi Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis, termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. Ruang Lingkup Indikasi Geografis Indikasi geografis pada dasarnya memuat empat dasar yaitu : a. Penentuan wilayah penghasil produk b. Spesifikasi metode produksi c. Spesifikasin kualitas produk d. Nama dan spesifikasi tertentu yang membedakan dari

produk sejenis

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 37

Permohonan Pendaftaran Indikasi Geografis Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2007 sebagai aturan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 yang mengatur perlindungan Indikasi-Geografis, memuat ketentuan-ketentuan mengenai tatacara pendaftaran Indikasi-Geografis, dengan tahapan seperti dilukiskan seperti gambar 3.6, dengan uraian sebagai berikut (dikutip langsung dari http://www.dgip.go.id/indikasi-geografis/prosedur-pendaftaran-indikasi-geografis):

I. Tahap Pertama : Mengajukan Permohonan

Setiap Asosiasi, produsen atau organisasi yang mewakili produk Indikasi Geografis dapat mengajukan permohonan dengan memenuhi persyaratan–persyaratan yaitu dengan melampirkan :

1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia oleh Pemohon atau melalui Kuasanya dengan mengisi formulir dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direktorat Jenderal

2. surat kuasa khusus, apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa;

3. bukti pembayaran biaya 4. Buku Persyaratan yang terdiri atas:

i. nama Indikasi-geografisdimohonkan pendaftarannya;

ii. nama barang yang dilindungi oleh Indikasi-geografis;

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 38

iii. uraian mengenai karakteristik dan kualitas yang membedakan barang tertentu dengan barang lain yang memiliki kategori sama, dan menjelaskan tentang hubungannya dengan daerah tempat barang tersebut dihasilkan;

iv. uraian mengenai lingkungan geografis serta faktor alam dan faktor manusia yang merupakan satu kesatuan dalam memberikan pengaruh terhadap kualitas atau karakteristik dari barang yang dihasilkan;

v. uraian tentang batas -batas daerah dan/atau peta wilayah yang dicakup oleh Indikasi-geografis;

vi. uraian mengenai sejarah dan tradisi yang berhubungan dengan pemakaian Indikasi-geografis untuk menandai barang yang dihasilkan di daerah tersebut, termasuk pengakuan dari masyarakat mengenai Indikasi-geografis tersebut;

vii. uraian yang menjelaskan tentang proses produksi, proses pengolahan, dan proses pembuatan yang digunakan sehingga memungkinkan setiap produsen di daerah tersebut untuk memproduksi, mengolah, atau membuat barang terkait;

viii. uraian mengenai metode yang digunakan untuk menguji kualitas barang yang dihasilkan; dan

ix. label yang digunakan pada barang dan memuat Indikasi-geografis.

5. Uraian tentang batas-batas daerah dan/atau peta wilayah yang dicakup oleh Indikasi-geografis yang mendapat rekomendasi dari instansi yang berwenang.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 39

II. Tahap Kedua : Pemeriksaan Administratif

Pada tahap ini pemeriksa melakukan pemeriksaan secara cermat dari permohonan untuk melihat apabila adanya kekurangan-kekurangan persyaratan yang diajukan. Dalam hal adanya kekurangan Pemeriksa dapat mengkomunikasikan hal ini kepada pemohon untuk diperbaiki dalam tenggang waktu 3 (tiga) bulan dan apabila tidak dapat diperbaiki maka permohonan tersebut ditolak.

III. Tahap Ketiga : Pemeriksaan Substansi

Pada tahap ini permohonan diperiksa. Permohonan Indikasi geografis dengan tipe produk yang berbeda-beda, Tim Ahli yang terdiri dari para pemeriksa yang ahli pada bidangnya memeriksa isi dari pernyataan-pernyataan yang yang telah diajukan untuk memastikan kebenarannya dengan pengkoreksian, setelah dinyatakan memadai maka akan dikeluarkan Laporan Pemeriksaan yang usulannya akan disampaikan kepada Direktorat Jenderal.

Dalam Permohonan ditolak maka pemohon dapat mengajukan tanggapan terhadap penolakan tersebut, Pemeriksaan substansi dilaksanakan paling lama selama 2 Tahun.

IV. Tahap Keempat : Pengumuman

Dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari sejak tanggal disetujuinya Indikasi-geografis untuk didaftar maupun ditolak, Direktorat Jenderal mengumumkan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 40

keputusan tersebut dalam Berita Resmi Indikasi-geografis selama 3 (tiga) bulan.

Pengumuman akan memuat hal-hal antara lain: nomor Permohonan, nama lengkap dan alamat Pemohon, nama dan alamat Kuasanya, Tanggal Penerimaan, Indikasi-geografis dimaksud, dan abstrak dari Buku Persyaratan.

V. Tahap Ke Lima : Oposisi Pendaftaran.

Setiap orang yang memperhatikan Berita Resmi Indikasi geografis dapat mengajukan oposisi dengan adanya Persetujuan Pendaftaran Indikasi Geografis yang tercantum pada Berita Resmi Indikasi Geografis. Oposisi diajukan dengan membuat keberatan disertai dengan alasan-alasannya dan pihak pendaftar / pemohon Indikasi geografis dapat mengajukan sanggahan atas keberatan tersebut.

VI. Tahap Ke Enam : Pendaftaran

Terhadap Permohonan Indikasi Geografis yang disetujui dan tidak ada oposisi atau sudah adanya keputusan final atas oposisi untuk tetap didaftar. Tanggal pendaftaran sama dengan tanggal ketika diajukan aplikasi. Direktorat Jenderal kemudian memberikan sertifikat Pendaftaran Indikasi Geografis, Sertifikat dapat diperbaiki apabila terjadi kekeliruan.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 41

VII. Tahap Ketujuh : Pengawasan terhadap Pemakaian Indikasi-Geografis

Pada Tahap ini Tim Ahli Indikasi-geografis mengorganisasikan dan memonitor pengawasan terhadap pemakaian Indikasi-geografis di wilayah Republik Indonesia. Dalam hal ini berarti bahwa Indikasi Geografis yang dipakai tetap sesuai sebagaimana buku persyaratan yang diajukan.

VIII. Tahap Kedelapan : Banding

Permohonan banding dapat diajukan kepada Komisi Banding Merek oleh Pemohon atau Kuasanya terhadap penolakan Permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga Bulan) sejak putusan penolakan diterima dengan membayar biaya yang telah ditetapkan.

8. Perlindungan Varietas Tanaman

Definisi Perlindungan Varietas Tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman”. Menurut definisi tersebut, UU PVT memberikan kepastian hukum terhadap obyek dan subyek hukum atas penggunaan hasil kekayaan intelektual dalam bentuk varietas tanaman oleh pihak lain secara ilegal. Kata “perlindungan” dalam konteks sumberdaya genetik (SDG) mengacu pada pelestarian dan tindakan pemberian izin akses pemanfaatan SDG atas permohonan pihak lain serta pembagian insentif atas pemanfataannya kepada pemilik SDG sesuai ketentuan konvensi internasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam negeri.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 42

Subjek Perlindungan Varietas Tanaman 1) Pemegang hak PVT adalah pemulia atau orang atau

badan hukum, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak PVT dari pemegang hak PVT sebelumnya.

2) Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan perjanjian kerja, maka pihak yang memberi pekerjaan itu adalah pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia.

3) Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan pesanan, maka pihak yang memberi pesanan itu menjadi pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia.

Lama Perlindungan Jangka waktu perlindungan PVT adalah 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. Prosedur Perlindungan Pendaftaran PVT dari dalam negeri bisa langsung mengajukan ke Pusat Perlindungan Varietas Pertanian dan Perijinan Pertanian (PVTPP)-Kementerian Pertanian republik Indonesia atau melalui jasa Konsultan PVT terdaftar. Adapun pendaftaran PVT yang tidak bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di wilayah Indonesia harus melalui Konsultan Perlindungan Varietas Tanaman di Indonesia selaku kuasa.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 43

B. PROSEDUR PENGAJUAN PERLINDUNGAN HKI MELALUI SENTRA HKI LPPM UPI

Sivitas akademika UPI yang mempunyai jenis HKI yang akan dilakukan perlindungannya dan sudah menulis drafting nya yang sesuai dengan rambu-rambu seperti tertulis pada bagian terdahulu, dapat mengajukan perlindungan HKI melalui SH LPPM UPI dengan mekanisme seperti terlukis pada gambar 3.7 dengan uraian sebagai berikut :

1. Pemohon mengajukan permohonan perlindungan HKI dengan mengisi formulir yang sudah disediakan, dengan melengkapi dokumen yang diperlukan sesuai dengan jenis HKI yang akan dimintakan perlindungannya.

2. Sentra HKI UPI menilai kelayakannya untuk diproses sesuai langkah berikutnya, seperti pada Gambar 3.7.

Dokumen yang diperlukan untuk pengajuan HKI melalui Sentra HKI LPPM UPI dapat diunduh pada website Sentra HKI UPI, atau melalui www.lppm.upi.edu

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 44

Gambar 3.7. Prosedur pengajuan perlindunganHKI melalui LPPM UPI

PEMOHON

KEPUTUSAN DARI DJHKI ATAS HKI YANG

DIMINTAKAN PERLINDUNGANNYA

DOKUMEN SERTIFIKAT HKI PADA SENTRA HKI

DITOLAK

PENGAJUAN PERMOHONAN

PERLINDUNGAN HKI

PENILAIAN KELAYAKAN

PENANDATANGAN PERJANJIAN DENGAN

INSTITUSI (LPPM)

LAYAK TIDAK LAYAK

DIKEMBALIKAN KEPADA

PEMOHON

PEMBUATAN PERSIAPAN KELENGKAPAN DOKUMEN

PERLINDUNGAN HKI

PENDAFTARAN KE DITJEN KEMHUK & HAM RI

DITERIMA

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 45

DAFTAR PUSTAKA

Razilu (2010). Pemanfaatan Sistem HKI dan Sistem Paten

dalam kegiatan Penelitian dan Pengembangan (disampaikan dalam kegiatan Pelatihan dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kreativitas Mahasiswa Berpotensi Paten, Bandung, 7-9 april 2010).

Razilu (2011). Pemanfaatan Sistem Hak kekayaan

Intelektual dan Paten dalam kegiatan R n D (disampaikan dalam kegiatan Seminar dan Workshop DraftingPaten, Surabaya, 20 April 2011).

Muhtadi, Tien R. (2010). Sistem nasional Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan IPTEKS (disampaikan dalam kegiatan Pelatihan dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kreativitas Mahasiswa Berpotensi Paten, Bandung, 7-9 April 2010).

Supangkat, S. H. (2010). Riset dan Inovasi: Meumbuhkan

Budaya Inovasi (disampaikan dalam kegiatan Seminar dan Workshop Drafting Paten, Bandung, 27 Oktober 2010).

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 46

Lampiran 1 .Contoh Bukti Permohonan Pendaftaran Hak Cipta

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 47

Lampiran 2. Contoh Surat Pengalihan Hak Kepemilikan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 48

Lampiran 3. Contoh Surat Kuasa

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 49

Lampiran 4. Deskripsi Paten

Deskripsi

ELEKTROLISER AIR SEBAGAI PIRANTI 5 PENGHEMAT BBM DAN PEREDUKSI GAS BUANG

PADA KENDARAAN BERMOTOR

Bidang Teknik Invensi

10 Invensi ini berhubungan dengan

dengan sebuah piranti/alat yang

menggunakan proses elektrolisis air yang

menghasilkan gas hidrogen dan oksigen

yang dapat dimanfaatkan dalam proses 15 pembakaran pada kendaraan bermotor

sehingga terjadi penghematan bahan

bakar. Selain itu, invensi ini

berhubungan dengan unjuk kerja

elektroliser air yang dapat mereduksi 20 gas buang sebagai sisa hasil pembakaran

kendaraan bermotor yang dapat

memilimalisir polusi udara.

Latar Belakang Invensi 25

Kemajuan teknologi yang telah

dicapai saat ini telah berimbas pada

perubahan di berbagai sektor, misalnya

pembangunan gedung-gedung pencakar 30 langit, perkembangan industri otomotif,

dan perluasan wilayah perkotaan.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 50

Kemajuan tersebut mau tidak mau telah

memaksa para penikmat jasa teknologi

untuk mengkonsumsi sumber energi secara

besar-besaran. Saat ini, konsumsi energi

untuk transportasi masih didominasi oleh 5 bahan bakar yang berasal dari fosil,

yaitu bensin, solar, pertamax dan

bensol. Gas buangan dari bahan bakar

yang berasal dari fosil tersebut pada

umumnya berbahaya bagi lingkungan dan 10 kesehatan manusia, oleh karena itu

diperlukan usaha yang tepat untuk

meminimalisir permasalahan melalui

penggunaan sumber energi yang ramah

lingkungan. Salah satu upaya yang 15 menjanjikan untuk tujuan ini adalah

memproduksi gas hidrogen sebagai sumber

energi ramah lingkungan dan terbarukan

melalui proses elektrolisi air.

Hidrogen sebagai sumber energi 20 alternatif merupakan salah satu pilihan

yang menjanjikan untuk mengantisipasi

menipisnya cadangan bahan bakar yang

berasal dari fosil. Melalui

elektrolisis, molekul air diuraikan 25 menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan

memanfaatkan energi listrik atau energi

panas. Teknologi hidrogen sebagai bahan

bakar alternatif memiliki keunggulan

dibandingkan dengan bahan bakar fosil, 30 yaitu: (1) lebih ramah lingkungan,

karena tidak menghasilkan gas sisa hasil

reaksi yang beracun; sisa hasil reaksi

elektrolisis hanya berupa uap air, (2)

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 51

biaya untuk membuat elektroliser air

cukup mudah dan murah, karena komponen

pembentuk elektroliser harganya

terjangkau, dan (3) energi hidrogen

merupakan sumber energi yang terbarukan 5 karena berbahan dasar air dimana

ketersediaan air di muka bumi ini

melimpah ruah.

Gas hidrogen dan oksigen yang

dihasilkan dari proses elektrolisis akan 10 terisap ke dalam intake manifold dan

bercampur dengan BBM (bensin atau solar)

yang selanjutnya terjadi proses

pembakaran pada ruang bakar. Untuk

melakukan pembakaran pada ruang bakar 15 diperlukan udara yakni oksigen yang

didapat dari udara luar. Dapat

diprediksi bahwa udara luar ini

mengandung berbagai unsur seperti O2, N2,

CO2, Ar, Ne, He, CH4, SO2, NO2, Xe, dan O3 20 sehingga sisa hasil pembakaran

menimbulkan emisi gas buang yang

menimbulkan masalah pada lingkungan.

Untuk meningkatkan efisiensi

pembakaran, oksigen dari udara luar ini 25 diganti dengan O2 dari hasil

elektrolisis, sehingga tidak ada hasil

elektrolisis yang terbuang percuma dan

kadar emisi gas buang menjadi menurun.

Secara teori, gas hidrogen memiliki 30 nilai oktan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan bensin dan solar,

sehingga tambahan hidrogen pada ruang

bakar ini akan meningkatkan kalori bahan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 52

bakar yang akhirnya akan membakar habis

bensin atau solar tanpa tersisa

(pembakaran sempurna). Semakin tinggi

nilai oktan suatu bahan bakar, semakin

besar daya ledak yang akan dihasilkan, 5 sehingga tenaga mesin akan meningkat dan

konsumsi BBM menjadi lebih irit. Selain

itu, penambahan hidrogen pada BBM akan

menurunkan kadar emisi gas buang

kendaraan karena sisa hasil reaksi dari 10 proses elektrolisis hanya berupa uap

air.

Sejauh ini, masih sering terjadi

ketidakefektifan penghematan bahan bakar

yang diakibatkan oleh kesalahan teknis 15 pemasangan dan ketidaksempurnaan proses

elektrolisis. Ketidakefektifan

pemanfaatan gas hidrogen hasil

elektrolisis ini diakibatkan karena para

pembuat elektroliser air tidak melakukan 20 kajian mendalam (melalui penelitian)

mengenai hal-hal yang berpengaruh

terhadap proses dan produk elektrolisis

air. Selain itu, gas hidrogen mudah

terbakar dan meledak bila terkena 25 percikan api, sehingga faktor kemanan

dalam membuat elektroliser air menjadi

salah satu hal yang patut diperhatikan.

Oleh karena itu, melalui penelitian ini

akan dirancang dan dibangun sebuah 30 protoptipe elektroliser air melalui

suatu analisis yang ditinjau dari sudut

ekonomi dan teknologi hingga dihasilkan

sebuah elektrolisier air sebagai piranti

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 53

penghemat bahan bakar minyak pada

kendaraan bermotor yang memiliki unjuk

kerja tinggi dan tingkat keamanan yang

tinggi pula.

Pemilihan hidrogen sebagai bahan 5 bakar alternatif bukanlah sesuatu hal

yang baru. Teknologi hidrogen ditemukan

sejak abad ke-17 ketika Isaac de Rivaz

(1752-1828) berhasil mendisain dan

membuat mesin pembakaran dalam yang 10 dijalankan dengan hidrogen hasil

elektrolisis air. Pemanfaatan gas

hidrogen yang berasal dari elektrolisis

air pada kendaraan bermotor telah banyak

dilakukan, khususnya pada kendaraan 15 bermesin karburator, diesel dan EFI

(electric fuel injection). Sebagai

ilustrasi, dapat digambarkan bahwa

pengguna kendaraan bermesin karburator

jenis sepeda motor di Indonesia 20 sangatlah banyak, sehingga keberhasilan

penelitian ini dapat berkontribusi

positif terhadap penghematan cadangan

BBM di Indonesia.. Tujuan invensi ini adalah 25

menyediakan sebuah elektroliser air

berbahan dasar acrilic dengan larutan

elektrolit KOH dan elektrode yang

terbuat dari stainless steel ST306L yang

dapat digunakan sebagai piranti tambahan 30 pada mesin berjenis karburator dan EFI

untuk menghemat bahan bakar dan

mereduksi gas buang.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 54

Ringkasan Invensi

Invensi ini menyediakan sebuah 5 elektroliser air berbahan dasar acrilic

dengan larutan elektrolit KOH dan

elektrode yang terbuat dari stainless

steel ST306L yang dapat digunakan

sebagai piranti tambahan pada mesin 10 berjenis karburator dan EFI untuk

menghemat bahan bakar dan mereduksi gas

buang. Elektroliser air sesuai invensi

ini terdiri dari komponen peralatan dan

unjuk kerja sebagai berikut: 15 a. Material anoda dan katoda

Material anoda dan katoda yang

digunakan dalam elektroliser air

ini adalah stainless steel ST

306L; 20 b. Larutan elektrolit

Bahan kimia yang digunakan sebagai

larutan elektrolit adalah larutan

KOH dengan pertimbangan bahwa

larutan ini relative aman bila 25 dalam pembuatan larutan terjadi

kesalahan kerja;

c. Variasi Kuat arus listrik Kuat arus listrik yangdivariasikan

dalam pengukuran efisiensi 30 elektroliser air pada tiga kondisi

kuat arus yang berbeda, yaitu: 5A,

10 A, dan 15 A;

d. Penghematan BBM

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 55

BBM yang telah berhasil dihemat

melalui pengujian mesin dengan

putaran 3000-4000 rpm adalah

sebesar 10-30%;

e. Reduksi Gas Buang 5 Gas buang Nox, CO, dan CO2 yang

telah berhasil direduksi melalui

penggunaan elektroliser air adalah

sebesar 6-23%;

10 Uraian Singkat Gambar

Untuk memudahkan pemahaman mengenai

inti invensi ini, selanjutnya akan

diuraikan perwujudan inti invensi 15 melalui gambar-gambar terlampir.

Gambar 1, adalah schematic diagram

elektroliser air

Gambar 2, adalah bagian-bagian

elektroliser air 20

Uraian Lengkap Invensi

Uraian lengkap tentang invensi ini akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Material anoda dan katoda 25 Material anoda dan katoda yang

digunakan dalam elektroliser air ini

adalah stainless steel ST 306L yang

memenuhi standar Amerika (ASTM =

American Standard Test Material). 30 Material ini dipilih karena memiliki

sifat tahan korosi dan mudah untuk

dialiri listrik. Sifat tahan korosi

dari material anoda dan katoda

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 56

diperlukan karena kedua elemen ini

selalu berada dalam keadaan tercelum

dalam larutan elektrolit, sedangkan

sifat mudah untuk dialiri listrik

diperlukan karena anoda dan katoda 5 akan berfungsi untuk menangkap ion

positif dan negatif sebagai hasil

elektrolisis air ketika elektroliser

bekerja;

b. Larutan elektrolit 10 Larutan elektrolit memberikan gejala

berupa menyalanya lampu atau

timbulnya gelembung gas dalam

larutan. Larutan elektrolit

mengandung partikel-partikel yang 15 bermuatan (kation dan anion).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan

oleh Michael Faraday, diketahui bahwa

jika arus listrik dialirkan ke dalam

larutan elektrolit akan terjadi 20 proses elektrolisis yang menghasilkan

gas. Gelembung gas ini terbentuk

karena ion positif mengalami reaksi

reduksi dan ion negatif mengalami

oksidasi. Contoh, pada larutan KOH 25 terjadi reaksi elektrolisis yang

menghasilkan gas hidrogen sebagai

berikut.

KOH(aq)→ K+(aq) + OH

-(aq) 30

Reaksi reduksi : 2K+(aq) + 2e

-

→ K2(g)

Reaksi oksidasi : 2OH-

(aq) → O2(g) +H2 (g) + 2e-

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 57

Larutan elektrolit terdiri dari

larutan elektrolit kuat contohnya

HCl, H2SO4, dan KOH. larutan

elektrolit lemah contohnya CH3COOH, 5 NH3, H2S.

Larutan elektrolit dapat bersumber

dari senyawa ion (senyawa yang

mempunyai ikatan ion) atau senyawa

kovalen polar (senyawa yang mempunyai 10 ikatan kovalen polar). Dalam

penelitian ini, yang digunakan

sebagai larutan elektrolit adalah

larutan KOH dengan pertimbangan bahwa

larutan ini relative aman bila dalam 15 pembuatan larutan terjadi kesalahan

kerja;

c. Variasi Kuat arus listrik 20 Kuat arus listrik total yang

disediakan mobil maks.60 ampere. Kuat

arus listrik yang tersedia ini

digunakan oleh mesin mobil dan

berbagai aksesoris yang melengkapi 25 mobil (misalnya air conditioning,

tape recorder, lampu send, dan

televisi). Semakin kecil kuat arus

yang dibutuhkan aksesoris, semakin

efisien aksesoris tersebut, karena 30 memberi kesempatan kepada komponen

mesin lain untuk bekerja secara

optimal. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini, dilakukan pengukuran

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 58

efisiensi elektroliser air pada tiga

kondisi kuat arus yang berbeda,

yaitu: 5A, 10 A, dan 15A;

d. Unjuk Kerja/efisiensi elektroliser

air 5 Pengujian efisiensi elektroliser

air dilakukan di laboratorium Motor

Bakar, lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia-Bandung, pada mesin mobil

berjenis Toyota Kijang 5K-1500 cc-tahun 10 1990. Langkah pertama yang dilakukan

adalah mengukur penggunaan massa bahan

bakar yang dikonsumsi oleh mesin standar

pada putaran mesin tertentu dengan nilai

putaran yang dinaikkan secara berkala 15 (2000, 2500,3000, 3500, 4000, dan 4500

rpm). Kemudian dilakukan pengukuran

massa bahan bakar yang dikonsumsi oleh

mesin yang dilengkapi elektroliser air

dengan konsumsi arus berbeda (5A, 10 A, 20 dan 15 A) dengan putaran mesin yang sama

seperti mesin standar.

1. Penghematan BBM Pengujian efisiensi elektroliser air

yang dilakukan di laboratorium Motor 25 Bakar, lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia, menggunakan alat uji Fuel

Balance-AVL 733. Konsumsi bahan bakar

diukur terhadap putaran mesin pada empat

kondisi yang berbeda: (a) menggunakan 30 elektroliser air yang dijalankan pada

kuat arus 5 A, (b) menggunakan

elektroliser air yang dijalankan pada

kuat arus 10 A, (c) menggunakan

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 59

elektroliser air yang dijalankan pada

kuat arus 15 A, dan (d) tanpa

menggunakan elektroliser air (mesin

standar).

Pada putaran mesin yang relatif 5 kecil (kurang dari 3500 rpm), massa

bahan bakar yang digunakan untuk keempat

kondisi berbeda adalah relatif sama.

Tetapi untuk putaran mesin mulai dari

3500 rpm, pemasangan elektroliser air 10 pada mesin mulai menunjukkan perbedaaan

konsumsi bahan bakar. Perbedaan

tertinggi konsumsi bahan bakar antara

mesin standar dengan mesin yang

dilengkapi elektroliser air terjadi pada 15 mesin yang menggunakan elektroliser air

pada kuat arus 10 A dengan putaran mesin

4000 rpm. Pada kondisi ini, perbedaan

konsumsi bahan bakar yang terjadi

adalah sebesar 0.620 kg/jam, sehingga 20 penghematan bahan bakarnya adalah

sebesar 10 %. Pengujian yang dilakukan

secara on the road di jalan tol pada

mobil Suzuki Katana tahun 1990 berjenis

karburator, menghasilkan efisiensi 25 sebesar 30%.

2. Kadar Emisi gas Buang Gas buang yang dapat terukur pada

pengujian mesin ini adalah gas buang

NOx, CO, dan CO2. Ketiga gas buang ini 30 merupakan bagian dari polusi udara yang

dapat membahayakan kesehatan bila

melebihi kadar emisi dengan takaran

tertentu. Kadar emisi semua gas buang

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 60

(NOx, CO, dan CO2) yang diukur semuanya

dilakukan pada empat kondisi yang

berbeda: (a) menggunakan elektroliser

air yang dijalankan pada kuat arus 5 A,

(b) menggunakan elektroliser air yang 5 dijalankan pada kuat arus 10 A, (c)

menggunakan elektroliser air yang

dijalankan pada kuat arus 15 A, dan (d)

tanpa menggunakan elektroliser air

(mesin standar). 10 a. Gas buang Nitrogen Oksida (NOx)

Hasil pengujian pada kadar buang

gas nitrogen oksida, menggunakan alat

uji NOx meter-Horiba Mexa 720. Mesin

yang dilengkapi elektroliser air 15 menghasilkan kadar emisi gas buang NOx

yang lebih rendah dibandingkan dengan

dengan mesin standar pada semua kondisi

putaran mesin. Namun demikian, perbedaan

yang cukup signifikan terjadi pada 20 putaran mesin 3500 rpm antara mesin yang

dilengkapi elektroliser air 15 A dengan

mesin standar. Perbedaan kadar emisi gas

buang ini adalah sebesar 118,6 ppm,

sehingga menghasilkan reduksi gas buang 25 sebesar 23 % .

b. Gas Buang Karbon Monoksida (CO)

Berbeda dengan hasil pengukuran gas

buang NOx, kadar emisi gas buang CO

terukur (menggunakan alat uji Gasoline 30 Emission Tester-Sukyoung GA-401)

mengalami fluktuasi pada berbagai nilai

putaran mesin. Secara umum, kadar emisi

gas buang yang dihasilkan mesin standar

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 61

lebih kecil dibandingkan dengan kadar

emisi gas buang dari mesin yang

dilengkapi elektroliser air. Namun

demikian, pada nilai putaran mesin

tertentu (3000 dan 4500 rpm), kadar 5 emisi gas buang dari mesin yang

dilengkapi elektroliser air lebih rendah

dari kadar emisi gas buang mesin

standar. Perbedaan tertinggi kadar emisi

gas buang ini terjadi pada mesin dengan 10 elektroliser air 5 A pada putaran 3000

rpm, yaitu sebesar 0.7 ppm atau

mereduksi kadar emisi gas buang CO

sebesar 6 %.

c. Gas Buang Karbon Dioksida (CO2) 15

Dibandingkan dengan kadar emisi gas

buang NOx yang cenderung mengalami

peningkatan bila putaran mesin

dinaikkan, kadar emisi gas buang CO2

yang diukur menggunakan alat uji 20 Gasoline Emission Tester-Sukyoung GA-401

akan mengalami penurunan bila putaran

mesin dinaikkan. Kecuali untuk mesin

yang dilengkapi dengan elektroliser 15

A, kadar emisi gas buang CO2 yang 25 dihasilkan mesin yang dilengkapi

elektroliser cenderung lebih rendah

dibandingkan dengan kadar emisi gas

buang CO2 yang dihasilkan mesin standar.

Perbedaan tertinggi kadar emisi gas 30 buang ini terjadi pada mesin dengan

elektroliser air 10 A pada putaran 2500

rpm, yaitu sebesar 1.61 ppm atau

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 62

mereduksi kadar emisi gas buang CO

sebesar 23 %.

Klaim

5

1. Suatu alat/piranti bernama

elektroliser air untuk menghemat

bahan bakar minyak dan mereduksi

kadar emisi gas buang pada kendaraan

bermotor. 10 2. Alat sesuai dengan kalim

1,dimanawadah elektroliser terbuat

dari material acrilic.

3. Alat sesuai dengan kalim 1, dimana

larutan elektrolit yang digunakan 15 adalah KOH.

4. Alat sesuai dengan kalim 1, dimana

material yang digunakan adalah

stainless steel ST306L.

5. Alat sesuai dengan kalim 1, dimana 20 kuat arus listrik yang digunakan

untuk terjadinya proses elektrolisis

dalam rentang 5-15 A.

6. Alat sesuai dengan kalim 1, dimana

penghematan bahan bakar yang dapat 25 dicapai sebesar 30%.

7. Alat sesuai dengan kalim 1, dimana

reduksi kadar emisi gas buang Nox,

Co, dan CO2 sebesar 23%.

30

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 63

Abstrak

ELEKTROLISER AIR SEBAGAI PIRANTI

PENGHEMAT BBM DAN PEREDUKSI GAS BUANG

PADA KENDARAAN BERMOTOR 5

Invensi ini berhubungan dengan penemuan

sebuah piranti bernama elektroliser air

yang dapat menghemat penggunaan bahan

bakar minyak dan mereduksi kadar emisi 10 gas buang pada kendaraan bermotor. Lebih

khusus, invensi ini berhubungan dengan

klaim terhadap elektroliser air yang

meliputi struktur elektroliser air,

material yang digunakan sebagai wadah 15 elekrolisis, material yang digunakan

sebagai elektroda, komposisi larutan

elektrolit, dan variasi kuat arus yang

digunakan. Elektroliser air yang

berhasil dibuat dalam invensi ini 20 memiliki unjuk kerja dalam penghematan

BBM sebesar 10-30% dan dapat mereduksi

gas buang NOx, CO, dan CO2 sebesar 6-

23%.

25

30

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 64

5

Gambar 1

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 65

Lampiran 5. Contoh Surat Kesepakatan Bersama Kepemlikan Paten

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

INVENTOR ELEKTROLISER AIR SEL KERING DENGAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TENTANG

PEMEGANG HAK PATEN SEDERHANA DAN PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BAGI INVENTOR

NOMOR: /UN40/HK/2011

Pada hari ini, Jum’at tanggal dua puluh empat bulan enam tahun dua ribu sebelas (24-06-2011), bertempat di gedung Partere Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Dr. Ida Hamidah, M.Si. : Peneliti/ Dosen/ Inventor

Universitas Pendidikan Indonesia yang berdomisili hukum di Universitas Pendidikan Indonesia - Jl. Dr.Setiabudhi No.229 Bandung 40154; dalam hal ini bertindak atas nama Para Inventor untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. : Rektor Universitas Pendidikan Indonesia yang berdomisili hukum di Jl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154;

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 66

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Universitas Pendidikan Indonesia, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK telah sepakat membuat kesepakatan bersama tentang Pemegang Hak Paten Sederhana dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi Inventor dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1 Definisi

(1) Yang dimaksud dengan Pemegang Hak Paten Sederhana

dalam kesepakatan ini adalah PIHAK KEDUA yang menerima lebih lanjut hak tersebut dari PIHAK PERTAMA atas invensi yang dipatenkan dan terdaftar dalam Daftar Umum Paten-Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual-Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia, yang terkait dengan invensi “Elekstroliser Air Sel Kering sebagai Piranti Penghemat BBM dan Pereduksi Gas Buang”.

(2) Yang dimaksud dengan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi Inventor dalam kesepakatan ini adalah perlindungan hukum yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA atas nilai kegunaan yang diperoleh dari Paten Sederhana yang terdaftar pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual-Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia.

(3) Yang dimaksud dengan Paten Sederhana adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang memiliki nilai kegunaan praktis daripada invensi sebelumnya dan bersifat kasat mata atau berwujud (intangible).

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 67

(4) Pemegang Hak Paten Sederhana seperti tercantum dalam ayat (1) memiliki kekuatan hukum yang sah dengan bukti Surat Pernyataan Pengalihan Hak atas Kepemilikan Paten Sederhana yang bermaterai cukup dan ditandatangani oleh PARA PIHAK, yang dilakukan terpisah namun merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Kesepakatan bersama ini.

Pasal 2

Pembiayaan

(1) PIHAK KEDUA setuju dan bersedia menyediakan biaya pendaftaran serta pemeriksaan paten sederhana sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah).

(2) PIHAK KEDUA setuju dan bersedia menyediakan biaya pemeriksaan substantif Paten Sederhana yang didaftarkan sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah).

(3) PIHAK KEDUA setuju dan bersedia menyediakan biaya penerbitan Sertifikat Paten Sederhana sebesar Rp 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

(4) PIHAK KEDUA setuju dan bersedia menyediakan biaya pemeliharaan Paten Sederhana selama 10 (sepuluh) tahun, sesuai dengan Tarif Pemeliharaan Paten Sederhana pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual-Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia, dengan rincian sebagai berikut:

a. Tahun pertama, sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).

b. Tahun Kedua sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).

c. Tahun Ketiga sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).

d. Tahun Keempat sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 68

e. Tahun Kelima sebesar Rp. 2.750.000,- (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

f. Tahun Keenam sebesar Rp. 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah).

g. Tahun Ketujuh sebesar Rp. 4.750.000,- (empat juta tujuh ratu lima puluh ribu rupiah).

h. Tahun Kedelapan ebesar Rp. 5.500.000,- (lima juta lima ratus ribu rupiah).

i. Tahun Kesembilan sebesar Rp. 7.250.000,- (tujuh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).

j. Tahun Kesepuluh sebesar Rp. 8.250.000,- (delapan juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).

(5) Apabila ada perubahan biaya dari Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia seperti yang disebutkan pada ayat (4), PIHAK KEDUA setuju dan bersedia untuk membayar biaya pemeliharaan sesuai dengan Tarif Pemeliharaan Paten Sederhana yang berlaku.

Pasal 3 Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA

(1) Memperoleh perlindungan hukum atas penyalahgunaan

invensi Paten Sederhana oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA

(2) Memperoleh manfaat ekonomi dan manfaat non-ekonomi atas pemanfaatan Paten Sederhana oleh PIHAK KETIGA melalui PIHAK KEDUA.

(3) Dalam hal memperoleh hak seperti tercantum dalam ayat (1) dan (2), pihak PERTAMA wajib menyetujui permintaan PIHAK KEDUA untuk memanfaatkan Invensi Paten Sederhana seperti tercantum dalam Pasal 4 ayat (1), sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 69

Pasal 4 Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA

(1) Sehubungan dengan statusnya sebagai pemegang Hak Paten

Sederhana, PIHAK KEDUA berhak untuk: - Membuat; - Menggunakan; - Menjual; - Mengekspor; - Menyewakan; - Menyerahkan; atau - Menyediakan untuk dijual; atau - Disewakan; atau - Diserahkan atas Paten Sederhana yang telah diakui/diberi sertifikat Granted oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual-Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia.

(2) PIHAK KEDUA berhak memberikan peluang kepada PIHAK KETIGA untuk menggunakan invensi Paten Sederhana untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, analaisa, atau bentuk pengujian lainnya, sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari PIHAK KEDUA, dengan memberitahukan PIHAK PERTAMA. Yang dimaksud dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar adalah PIHAK KETIGA tidak melakukan ekploitasi terhadap invensi Paten sederhana yang mengarah kepada kepentingan komersial sehingga dapat merugikan atau bahkan menjadi kompetitor bagi PIHAK KEDUA.

(3) Dalam hal PIHAK KEDUA menggunakan hak nya sebagaimana tercantum pada ayat (1), PIHAK KEDUA wajib memberitahukan halnya kepada dan mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 70

(4) Dalam hal perolehan manfaat atas Paten Sederhana yang digunakan oleh PIHAK KETIGA, PARA PIHAK wajib tunduk terhadap pembagian manfaat yang diuraikan dalam bagian terpisah dari kesepakatan bersama ini.

Pasal 5

Jangka Waktu Kesepakatan Bersama

Perjanjian ini terhitung efektif sejak penandatangan surat kesepakatan bersama ini dan berakhir saat masa perlindungan Paten Sederhana berakhir.

Pasal 6 Berkahirnya Kesepakatan Bersama

Dengan mengesampingkan keberlakuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Kesepakatan Bersama ini akan berakhir apabila terjadi keadaan atau peristiwa sebagai berikut: (1) Kesepakatan Bersama telah habis masa berlakunya; atau (2) Salah satu pihak tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih

kewajiban dan atau prosedur yang ditetapkan dalam Kesepakatan Bersama ini.,

Pasal 7

Penyelesaian Perselisihan

(1) Surat Kesepakatan Bersama ini dan segala akibat hukumnya, hanya tunduk pada hukum dan ketentuan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(2) Apabila terjadi perselisihan atas penafsiran dan atau pelaksanaan atas Surat Kesepakatan Bersaman ini maka diselesaikan secara musyawarah mufakat.

Manajemen Hak Kekayaan Intelektual-2014 71

(3) Dalam hal perselisihan-perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) pasal ini tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan dengan pihak-pihak yang berwenang untuk memperoleh kepastian hukum.

Pasal 8 Penutup

Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat oleh PARA PIHAK dalam keadaan sadar, sehat jasmani dan rohani serta tanpa tekanan dari pihak mana pun, dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum sama.

PIHAK PERTAMA

(Dr. Ida Hamidah, M.Si.)

PIHAK KEDUA

(Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.)